1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

advertisement
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING
(PjBL) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN METAKOGNITIF
DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X4 SMAI MA’ARIF
SINGOSARI - MALANG - JAWA TIMUR
Humila Ainun Nadhiroh, Murni Saptasari, Sunarmi
Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang
Email: [email protected]
[email protected]
[email protected]
ABSTRAK: Tujuan penelitian untuk meningkatkan keterampilan
metakognitif dan hasil belajar siswa kelas X4 SMA Islam Al Ma’arif
Singosari melalui model pembelajaran Project Based Learning (PjBL).
Subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas X4 SMA Islam Al Ma’arif
Singosari tahun ajaran 2015/2016. Jenis penelitian yaitu penelitian
tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus, setiap siklus tediri dari empat
tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
Pengumpulan data dilakukan menggunakan teknik tes dan non tes.
Teknik tes diperoleh dari hasil ulangan berupa soal objektif pilihan ganda
dan tes Essay. Teknik non tes diperoleh berdasarkan analisis deskriptif
lembar kuesioner metakognitif, tes Essay menggunakan rubrik
metakognitif, lembar observasi, wawancara, catatan lapangan, serta hasil
dokumentasi penelitian. Hasil penelitian menunjukkan model
pembelajaran PjBL meningkatkan keterampilan metakognitif dan hasil
belajar siswa. Perlu banyak waktu untuk meningkatkan keterampilan
metakognitif, sehingga harus dilakukan secara berkesinambungan agar
memperoleh hasil belajar yang memuaskan.
Kata Kunci: PjBL, Metakognitif, Hasil Belajar.
ABSTRACT: The purpose of this study to improve metacognitive skills
and student learning outcomes in X4 grade of SMA Islam Al Ma’arif
Singosari through Project Based Learning (PjBL) learning model. The
subject of this research is all students in X4 grade of SMA Islam Al
Ma’arif Singosari batch 2015/2016. This type of research is a classroom
action research (PTK) as much as two cycles consist four steps, planning,
doing, observation, and reflection. Data is collected using test and non
test technique. Mechanical tests obtained from test results in the form of
objective multiple choice questions and Essay test. Mechanical non test
is obtained by descriptive analysis metacognitive questionnaire, Essay
tests using metacognitive rubric, observation sheets, interviews, field
notes, as well as documentation of the results of research activities. The
results showed that the PjBL learning model can enhance metacognitive
skills and learning outcomes. Need more chance to improve
metacognitive skill as metacognitive training basic, that’s why student
thinking proceess have to do continous. This effect to students learning
outcomes.
Keywords: PjBL, Metacognitive, Learning Outcomes.
1
Pendidikan merupakan salah satu hal yang berpengaruh terhadap
keberhasilan suatu negara. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI
melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan pembangunan dan kualitas
pendidikan di Indonesia, salah satunya dengan memberlakukan kurikulum 2013.
Harapan diberlakukan kurikulum 2013 yaitu siswa tidak hanya pandai secara
kognitif, tetapi juga memiliki keterampilan dan berakhlak mulia. Proses
pembelajaran yang berlangsung diharapkan mampu melatih keterampilan dan
proses berpikir siswa agar menjadi pebelajar mandiri dan telah siap menghadapi
persaingan di abad 21. Mata pelajaran Biologi dikembangkan melalui kerja ilmiah
dalam pengamatan dan percobaan untuk menyelesaikan permasalahan, sehingga
proses pembelajaran yang berlangsung seharusnya sesuai dengan teori
konstruktivisme dan pendekatan saintifik yang berpusat pada siswa (Student
Center Learning).
Berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan angket yang dilakukan di
kelas X4 SMA Islam Ma’arif Singosari, diketahui bahwa dalam proses
pembelajaran Biologi masih terfokus pada guru dan belum menggunakan
pembelajaran yang berbasis masalah. Proses pembelajaran yang belum
menggunakan model pembelajaran berbasis masalah menyebabkan keterampilan
proses berpikir siswa lemah, sehingga keterampilan metakognitif siswa belum
berkembang. Keterampilan metakognitif merupakan kesadaran proses berpikir
siswa tentang cara belajar serta kemajuan yang telah dicapai. Kurangnya
keterampilan metakognitif siswa berdampak pada rendahnya hasil belajar.
Berdasarkan hasil ulangan harian materi sebelumnya diketahui sebanyak 22 dari
32 siswa berada di bawah batas minimal nilai KKM atau sekitar 68,75% siswa
dikatakan tidak tuntas.
Keterampilan
metakognitif
sangat
dibutuhkan
oleh
siswa
untuk
mengetahui perkembangan hasil belajar yang telah dicapai. Keterampilan
metakognitif membantu siswa memantau proses kognitifnya melalui kesadaran
proses berpikir, sehingga berpengaruh pada pencapaian hasil belajar yang
memuaskan. Hal ini sesuai dengan pernyataan (Peters dalam Corebima, 2006)
mendefinisikan keterampilan metakognitif sebagai kemampuan yang harus
dimiliki siswa untuk menyadari dan memonitor proses pembelajarannya.
2
Penyelesaian masalah di kelas X4 SMA Islam Ma’arif dapat dilakukan
dengan meningkatkan keterampilan metakognitif dan hasil belajar siswa melalui
pemilihan model pembelajaran yang tepat dan efektif. Pemilihan model
pembelajaran berbasis proyek atau Project Based Learning (PjBL) dapat
diterapkan untuk mengatasi permasalahan lemahnya pemberdayaan pola berpikir
siswa, sehingga terjadi peningkatan keterampilan metakognitif dan hasil belajar
siswa. Keterampilan metakognitif siswa dapat dioptimalkan melalui sintaks PjBL
seperti merencanakan, melaksanakan, menyimpulkan, dan mengevaluasi produk.
PjBL
juga
mengajarkan
siswa
untuk
membangun
sendiri
pengetahuannya,sehingga penerapan pembelajaran PjBL diharapkan dapat
meningkatkan keterampilan metakognitif dan hasil belajar siswa kelas X4 SMA
Islan Ma’arif Singosari. Hellstrom (2009) menjelaskan bahwa keterampilan
metakognitif selain membantu siswa dalam bidang akademik juga berperan untuk
menentukan masa depan dalam dunia kerja dan bermasyarakat.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) dengan dua
siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap penelitian, yaitu perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Pendekatan yang digunakan yaitu
deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas X4 SMA Islam
Ma’arif Singosari Kabupaten Malang tahun ajaran 2015/2016. Pengumpulan data
dilakukan menggunakan teknik tes dan non tes. Data yang diperoleh dalam
penelitian ini adalah data keterlaksanaan model pembelajaran PjBL oleh guru dan
siswa, keterampilan metakognitif dan hasil belajar siswa ranah pengetahuan, sikap
dan keterampilan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu lembar
observasi keterlaksanaan model pembelajaran PjBL guru dan siswa, catatan
lapangan, butir kuesioner metakognitif oleh O’Neil dan Abedi, Tes Essay
menggunakan rubrik metakognitif oleh Corebima, butir soal tes pilihan ganda dan
Essay, lembar penilaian produk, lembar penilaian sikap, serta lembar asesmen
kinerja proyek. Penelitian ini dibantu oleh observer yang berperan mengamati
kegiatan pembelajaran sesuai dengan sintaks PjBL. Analisis data dilakukan secara
deskriptif kualitatif. Analisis data kualitatif dilakukan menggunakan teknik
triangulasi data.
3
HASIL DAN PEMBAHASAN
Perbandingan data hasil keterlaksanaan model pembelajaran PjBL siklus I
dan II oleh guru ditunjukkan pada Tabel 1. Perbandingan data hasil
keterlaksanaan model pembelajaran PjBL siklus I dan II oleh siswa ditunjukkan
pada Tabel 2. Perbandingan data hasil keterampilan metakognitif siswa siklus I
dan II dengan kuesioner ditunjukkan pada Tabel 3. Perbandingan data hasil
keterampilan metakognitif siswa siklus I dan II dengan tes Essay menggunakan
rubrik metakognitif ditunjukkan pada Tabel 4. Perbandingan data hasil ketuntasan
belajar klasikal siswa siklus I dan II ranah pengetahuan, sikap, dan keterampilan
ditunjukkan pada Tabel 5.
Tabel 1. Perbandingan Keterlaksanaan Model Pembelajaran PjBL Siklus I dan siklus II oleh
Guru
No.
1.
2.
Tinda
kan
Tingkat
Keterlaksanaan
Tindakan (%)
Siklus I 84,05%
Siklus II 91,30%
Peningkatan
Tingkat Ketidak
Terlaksanaan
Tindakan (%)
15.95%
8,70%
Tingkat
Keberhasilan
Keterangan
Sangat Baik
Sangat Baik
Meningkat
7,25%
Tabel 2. Perbandingan Keterlaksanaan Model Pembelajaran PjBL Siklus I dan siklus II oleh
Siswa
No.
1.
2.
Tindak
an
Tingkat
Keterlaksanaan
Tindakan (%)
Siklus I 78,26%
Siklus II 81,11%
Peningkatan
Tingkat Ketidak
Terlaksanaan
Tindakan (%)
21,74%
18,84%
Tingkat
Keberhasilan
Keterangan
Baik
Sangat Baik
Meningkat
2,90%
Data yang disajikan pada Tabel 1 dan 2 menunjukkan keterlaksanaan
model pembelajaran PjBL oleh guru dan siswa. Pada Tabel terlihat bahwa terjadi
peningkatan keterlaksanaan model pembelajaran PjBL di siklus II, baik oleh guru
maupun siswa.
Tabel 3. Perbandingan Keterampilan Metakognitif Siswa Sisklus I dan Siklus II
berdasarkan Kuesioner
N
o.
1.
2.
Keterampilan
Metakognitif Siswa
Siklus I
Siklus II
Peningkatan
Tingkat Ketercapaian
Metakognitif (%)
65,04%
69,18%
Tingkat
Keberhasilan
Cukup (C)
Baik (B)
Keterangan
Meningkat
4,14%
4
Tabel 4. Perbandingan Keterampilan Metakognitif Siswa Sisklus I dan Siklus II
berdasarkan Tes Essay Menggunakan Rubrik
N
o.
1.
2.
Keterampilan
Metakognitif Siswa
Siklus I
Siklus II
Peningkatan
Tingkat Ketercapaian
Metakognitif (%)
56.68%
60,42%
Tingkat
Keberhasilan
Cukup (C)
Cukup (C)
Keterangan
Meningkat
3,74%
Data yang disajikan pada Tabel 3 dan 4 menunjukkan perbandingan
keterampilan metakognitif siswa siklus I dan II yang diukur menggunakan
kuesioner O’Neil & Abedi, dan tes essay menggunaka rubrik metakognitif oleh
Corebima. Tabel tersebut menunjukkan adanya peningkatan keterampilan
metakognitif di siklus II baik yang diukur menggunakan kuesioner ataupun tes
essay dengan rubrik metakognitif melalui penerapan model pembelajaran PjBL.
Tabel 5. Perbandingan Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Klasikal Siklus I dan Siklus II
N
o.
Hasil Belajar
Siswa
1.
2.
3.
Ranah Pengetahuan
Ranah Sikap
Ranah Keterampilan
Tingkat
Ketercapaia
n Siklus I
(%)
56,25%
75,00%
75,00%
Tingkat
Ketercapaian
Siklus I (%)
Keterangan
Peningkatan
(%)
75,00%
81,25%
84,37%
Meningkat
Meningkat
Meningkat
18,75%
6,25%
9,37%
Data yang disajikan pada Tabel 5 menunjukkan terjadi peningkatan hasil
belajar klasikal siswa ranah pengetahuan, sikap, dan keterampilan dari siklus I ke
siklus II melalui model pembelajaran PjBL.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterlaksanaan model pembelajaran
PjBL guru meningkat sebesar 7,25%, sedangkan keterlaksanaan pembelajaran
oleh siswa meningkat sebesar 2,90% di siklus II. Pada siklus II, terjadi
peningkatan yang dilakukan oleh guru. Hal ini membuktikan bahwa penerapan
kegiatan pembelajaran berdasarkan sintaks model PjBL sudah dapat terlaksana
lebih baik dibandingkan siklus I, meskipun masih ada beberapa langkah yang
belum terlaksana dengan optimal. Hal ini menunjukkan bahwa sebenarnya guru
telah berusaha memperbaiki kekurangan yang ditemukan selama kegiatan
pembelajaran siklus I berlangsung. Hamalik (2010) menyatakan, proses
pembelajaran dapat mengalami peningkatan yang ditentukan oleh peran guru.
Kemampuan serta kesiapan guru dalam menyampaikan meteri memegang peranan
penting bagi keberhasilan proses belajar siswa.
5
Keterlaksanaan pembelajaran siswa hanya mengalami sedikit peningkatan
di siklus II. Hal ini dikarenakan siswa belum terbiasa melakukan kerja ilmiah
berbasis masalah seperti model pembelajaran PjBL pada kegiatan pembelajaran
sebelumnya,
sehingga
kemampuan
kerja
ilmiah
siswa
belum
terlatih.
Keterampilan kerja ilmiah siswa dapat dilatih dengan baik namun memerlukan
waktu yang lebih lama disertai penerapan model pembelajaran relevan secara
kontinyu. Peningkatan keterlaksanaan pembelajaran siswa pada siklus II meskipun
dengan persentase yang sedikit, cukup menunjukkan bahwa telah terjadi
perubahan proses belajar siswa dalam menerapkan kerja proyek. Siswa perlahan
menunjukkan kemampuan bekerja sesuai dengan sintaks pembelajaran PjBL.
Peningkatan angka keberhasilan siswa dalam menerapkan model
pembelajaran PjBL dari siklus I ke sikus II merupakan respon positif siswa
terhadap perlakuan yang diberikan secara berulang. Dimyati dan Mudjiono (2006)
menyatakan bahwa proses pembelajaran memerlukan adanya latihan atau
pembiasaan untuk melatih kemampuan dan keterampilan siswa. Kerja proyek
dapat dikatakan memenuhi kriteria pembelajaran berbasis proyek apabila aktivitas
inti dari model PjBL terpenuhi. Tujuan penerapan model pembelajaran PjBL
meliputi transformasi dan konstruksi pengetahuan. Siswa mendapat pengertian
dan pemahaman baru atau keterampilan baru melalui model pembelajaran PjBL
yang telah diterapkan (Bereiter & Scardamalia, 1999). Tujuan penerapan PjBL
pada penelitiann ini sudah dapat dikatakan berhasil. Terbukti dengan peningkatan
keterlaksanaan pembelajaran PjBL oleh guru dan siswa di siklus II serta
perubahan keterampilan siswa dalam bekerja ilmiah.
Pembelajaran berbasis proyek atau Project Based Learning (PjBL) merupakan
model pembelajaran yang melibatkan penugasan proyek dalam proses pembelajaran.
Siswa diminta untuk menghasilkan sebuah produk sebagai bukti hasil pengalaman
belajar. Produk tersebut kemudian disusun dalam bentuk laporan tertulis dan
dipresentasikan di depan kelas. Penerapan model pembelajaran berbasis proyek atau
Project Based Learning (PjBL) memiliki sintaks yang berorientasi pada
pemecahan masalah. Sintaks PjBL meliputi kegiatan yang diawali dengan
pertanyaan pokok (starts with the essential question), merencanakan pelaksanaan
kegiatan proyek (design a plan
for the project), mengatur jadwal pelaksanaan
(creates a schedule), memantau perkembangan proyek (monitor the students and
6
progress of the project), menilai produk (assess the outcome), mengevaluasi
pengalaman belajar (evaluate the experience). Penelitian ini menunjukkan adanya
peningkatan keterampilan metakognitif dan hasil belajar siswa di kelas X4 SMA
Islam Ma’arif Singosari tahun ajaran 2015/2016.
Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) untuk
Meningkatkan Keterampilan Metakognitif Siswa
Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan di kelas X4 SMA Islam
Ma’arif Singosari, diketahui bahwa keterampilan metakognitif siswa meningkat
melalui model pembelajaran PjBL pada siklus II. Keterampilan metakognitif
menurut Gardner (2004) memegang peranan penting pada banyak tipe aktivitas
kognitif termasuk pemahaman, komunikasi, perhatian, ingatan, dan pemecahan
masalah. Risnanosanti (2008) menambahkan bahwa cara berpikir siswa juga
merupakan
suatu
peningkatan
dari
pengetahuan
metakognisi.
Sintaks
pembelajaran PjBL mengakomodasi pemberdayaan proses berpikir siswa. Hal ini
akan menumbuhkan dan mengembangkan proses mengetahui dan proses berpikir
siswa. Proses mengetahui dan proses berpikir disebut juga dengan metakognitif.
Arends (2008) menjelaskan bahwa penerapan model pembelajaran PjBL dapat
meningkatkan keterampilan metakognitif siswa. Proses pembelajaran PjBL
berbasis konstruktivis berawal dari permasalahan dan diselesaikan dengan
penyelidikan.
Analisis data menunjukkan peningkatan keterampilan metakognitif siswa
yang masih rendah. Hal ini dikarenakan pada pembelajaran sebelumnya,
pemberdayaan proses berpikir siswa yang mendasari terbentuknya keterampilan
metakognitif kurang dilatih dan dikembangkan. Special Education Support
Service (2009) menjelaskan bahwa usaha yang dibutuhkan untuk meningkatkan
keterampilan metakognitif siswa bukan merupakan hal yang mudah dilakukan.
Usaha tersebut membutuhkan waktu yang tidak sebentar, sehingga untuk
meningkatkan keterampilan metakognitif dibutuhkan usaha perbaikan yang
berkesinambungan. Keterampilan metakognitif merupakan kesadaran belajar
siswa tentang bagaimana cara belajar. Kesadaran metakognitif siswa agar lebih
baik tentu membutuhkan proses yang berkesinambungan dan waktu yang lebih
panjang agar keterampilan metakognitif siswa dapat meningkat secara signifikan.
7
Pemilihan model pembelajaran PjBL dengan alasan sintaks pembelajaran
PjBL menekankan keterampilan siswa bekerja dalam kelompok melalui strategi
kooperatif agar dapat memecahkan permasalahan dan menghasilkan produk.
Penerapan sintaks PjBL akan melatih keterampilan metakognitif siswah. Lee dan
Baylor (2006) dalam Muftahroyin (2009) menjelaskan bahwa metakognisi harus
dilatih agar menjadi keterampilan yang menuntun siswa belajar dan menemukan
pengetahuan sendiri. Siswa dengan tingkat metakognisi tinggi akan menunjukkan
aspek keterampilan metakognitif yang baik, seperti merencanakan (planning)
proses belajar, memonitor (monitoring) proses belajar, dan mengevaluasi
(evaluation) kognisi. Keterampilan metakognitif dapat dilatih dan ditingkatkan
melalui penerapan sintaks model pembelajaran PjBL. Keterampilan metakognitif
merupakan faktor penting dalam proses pembelajaran, sehingga harus dimiliki
oleh seluruh siswa.
Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa
Berdasarkan hasil analisis data, dapat diketahui adanya peningkatan hasil
belajar siswa pada siklus II melalui model pembelajaran PjBL. Pada dasarnya
model pembelajaran PjBL merupakan model pembelajaran yang menuntut siswa
untuk menghasilkan produk serta turut berperan aktif dalam kegiatan mengamati,
mengumpulkan data, menyimpulkan, dan mengomunasikan. Selanjutnya guru
akan melakukan penilaian terhadap produk yang dihasilkan. Siswa akan merasa
lebih antusias terhadap apa yang dipelajarinya dan termotivasi untuk
mengembangkan informasi yang telah diperoleh. Melalui kegiatan PjBL, siswa
melaksanakan kegiatan pembelajaran secara langsung sehingga memperoleh
pengalaman belajar nyata. Guru berperan sebagai fasilitator yang membimbing
dan mengarahkan proses belajar siswa.
Selama mengerjakan proyek, siswa dituntut untuk berperan aktif dalam
berbagai kegiatan. Siswa secara langsung dapat mengaitkan unsur pengetahuan
dan keterampilan dalam pembelajaran, merencanakan suatu kegiatan, pemecahan
masalah, dan komunikasi hasil kegiatan atau produk. Siswa selain menguasai
konten dari suatu mata pelajaran juga memperoleh berbagai pengalaman belajar
melalui pelaksanaan kerja ilmiah. Kegiatan pembelajaran yang demikian tentu
8
akan berdampak baik pada hasil belajar siswa. Asan & Haliloglu (2005) yang
menyatakan adanya keterlibatan langsung siswa dalam kegiatan proyek berupa
penyelidikan dan presentasi dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap
materi yang diberikan, sehingga hasil belajar yang diperoleh menjadi lebih baik.
Thomas (2000) yang mengungkapkan bahwa model pembelajaran PjBL
menekankan pada proses pembelajaran yang berpusat pada siswa, memberi
kesempatan siswa untuk berkolaboratif dan mengintegrasikan masalah nyata
secara praktis. Proses pembelajaran dengan model PjBL dinilai efektif untuk
membangun pengetahuan dan meningkatkan hasil belajar siswa.
Pada penelitian ini, ketuntasan klasikal siswa tidak mencapai batas
minimal kriteria yang telah ditentukan. Kemungkinan dikarenakan hal yang
berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar siswa, di antaranya kemampuan
siswa yang berbeda, gaya belajar siswa yang berbeda satu sama lain, faktor
internal maupun esksternal siswa dalam mengikuti pembelajaran. Guru Biologi
kelas X4 SMA Islam Ma’arif Singosari Tahun Ajaran 2015/2016 melalui
wawancara menyebutkan bahwa sekitar 31,25% siswa kurang berminat mengikuti
pembelajaran IPA, salah satunya yaitu Biologi. Hal ini karena selain siswa kurang
memiliki kemampuan pemahaman materi dengan baik, juga karena siswa tidak
berminat untuk mengambil kejuruan bidang IPA di tahun pelajaran berikutnya.
Winkle (2007) menyebutkan bahwa tingkat kemampuan siswa dalam memahami
pelajaran dan mencapai keberhasilan belajar sudah pasti berbeda. Ada siswa yang
lebih cepat mengerti, sedang, dan ada pula siswa yang sangat lambat dalam
menerima informasi.
PENUTUP
Kesimpulan
1. Persentase keterlaksanaan pembelajaran Project Based Learning (PjBL) oleh
guru dan siswa mengalami peningkatan. Keterlaksanaan pembelajaran pada
siklus II oleh guru meningkat sebanyak 7,25%. Keterlaksanaan pembelajaran
pada siklus II oleh guru meningkat sebanyak 2,90%.
2. Penerapan
model
pembelajaran
PjBL
meningkatkan
keterampilan
metakognitif siswa kelas X4 SMA Islam Al Ma’arif Singosari pada siklus II.
9
Perhitungan hasil kuesioner metakognitif siswa meningkat sebanyak 4,14%
pada siklus II. Perhitungan hasil tes Essay menggunakan rubrik metakognitif
meningkat sebanyak 3,74% pada siklus II.
3. Penerapan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) meningkatkan
hasil belajar siswa kelas X4 SMA Islam Al Ma’arif Singosari yang meliputi
ranah pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Ketuntasan klasikal ranah
pengetahuan siswa meningkat sebesar 18,75%, ranah sikap meningkat sebesar
6,25%, ranah keterampilan meningkat sebesar 9,37% di siklus II.
DAFTAR RUJUKAN
Arends, R.I. 2008. Learning to Teach Terjemahan: Belajar untuk Mengajar.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Asan, A & Haliloglu, Z. 2005. Implementing Project Based Learning In Computer
Classroom. The Turkish Online Journal of Educational TechnologyTOJET, 4(2): 1-12 (Online), (http://www.tojet.net), diakses pada tanggal
25 Mei 2016.
Bereiter, C. & Scardamalia, M. 1999. Process and Product in PBL Research.
Toronto: University of Toronto.
Corebima, A.D. 2006. Metakognisi: Satu Ringkasan Kajian. Makalah
disampaikan pada Pelatihan Strategi Metakognitif pada Pembelajaran
Biologi untuk Guru-guru Biologi SMA. Palangkaraya, 23 Agustus 2006.
Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Gardner, H. 2004. Kecerdasan Majemuk. Terjemahan Alexander Sindoro. Batam
Center: Interaksara.
Hamalik. 2010. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta:
PT. Bumi Aksara.
Hellstrom, D., Nilsson, F. & Olsson, A. 2009. Group Assessment Challenges in
Project-Based Learning: Perceptions from Students in Higher
Engineering Courses. Utvecklings.
Muftahroyin. 2009. Laras Bahasa: Pentingnya Metakognisi dalam Pendidikan
dan Pembelajaran. (Online). Universitas Muhammadiyah Metro. Dosen
FKIP.
10
Risnanosanti. 2008. Kemampuan Metakognitif Siswa dalam Pembelajaran
Matematika. Jurnal Pythagoras.vol
4, No
1: 88-95. (Online),
(http://journal.uny.ac.id). Diakses pada tanggal 7 Juni 2016.
Special Education Support Service. 2009. Metacognition for the Classroom and
Beyond: Differentiation and Support for Learners. Equality of Challenge
Initiative. Version I.
Thomas, J.W. (2000). A Review of Research on Project Based Learning. (Online),
(http://www.autodesk.com). Diakses pada tanggal 6 Juni 2016.
Winkle, W.S. 2007. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi.
11
Download