LAPORAN PRAKTIKUM PSIKOLOGI FAAL Nama Mahasiswa : Adam Nur F NPM : 10514169 Nama Asisten : Pradipta Windaru Tanggal Pemeriksaan : 15 April 2015 1. Percobaan Paraf Asisten : : Indra Penglihatan. Nama Percobaan : Refleks (Reaksi Pupil). Nama Subjek Percobaan : Dhani Rahmad Riyadi Tempat Percobaan : Laboratorium Psikologi Faal. a. Tujuan Percobaan : Mengetahui dan memahami reaksi pupil mata b. Dasar Teori : Mata adalah bagian organ tubuh manusia yang berfungsi untuk penglihatan, di dalam mata tersebut ada berbagai macam syaraf dan bagiannya. Salah satunya iris, Iris adalah bangunan berbentuk sirkuler yang berfungsi sebagai diafragma terletak disebelah depan lensa mata. Piringan bebas iris membentuk pupil berupa lingkaran ditengah yang juga mengatur banyaknya sinar yang masuk. Iris dilapisi pigmen yang menyebabkan gambaran warna mata yang bervariasi. Dengan adanya kemampuan kontraksi pada iris, pupil dapat melebar dan ditempat terang pupil menyempit. Ditempat gelap dan malam hari pupil melebar dan ditempat terang pupil menyempit. Pupil yang melebar terlihat juga pada seseorang sedang marah sehingga matanya terlihat mereh. Warna merah merupakan gambaran lapisan retina yang menjadi jelas akibat pelebaran pupil. c. Alat yang Digunakan : Cermin, senter, dan sedotan. d. Jalannya Pecobaan : 1.1Reaksi langsung dengan salah satu mata Subjek disorot dengan menggunakan senter. Setelah itu perhatikan pupil mata yang terkena sinar senter tersebut. 1.2 Reaksi tidak langsung melalui sedotan dengan salah satu mata subjek disorot dengan mengugunakan senter dengan menggunakan perantara sedotan. Kemudian, perhatikan pupil mata yang terkena sinar senter. 1.3 Reaksi tidak langsuung melalui cermin dengan salah satu mata objek disoroti senter dari pantulan cahaya di cermin e. Hasil Percobaan : 1.1Reaksi langsung yang terjadi adalah Pupil akan mengecil. 1.2Reaksi tidak langsung melalui sedotan yang terjadi adalah Pupil akan membesar. 1.3Reaksi tidak langsung melalui cermin yang terjadi adalah Pupil akan mengecil secara perlahan-lahan. f. Hasil Sebenarnya : 1.1Reaksi langsung yang terjadi adalah Pupil akan mengecil dengan cepat. 1.2Reaksi tidak langsung melalui sedotanyang terjadi adalah pupil akan mengecil secara perlahan. 1.3Reaksi tidak langsung melalui cermin yang terjadi adalah pupil akan mengecil secara perlahan-lahan. g. Kesimpulan : Refleks pada mata yaitu reaksi mata terhadap rangsangan dan terjadi di luar kesadaran. Bahwa cahaya yang masuk kedalam mata mempengaruhi bentuk pupil. Yang disebabkan oleh intensitas cahaya yang masuk kedalam mata. Jika cahaya yang masuk sangat terang maka pupil akan mengecil, dan jika tidak ada cahaya yang masuk maka pupil akan membesar. Refleks pada mata yaitu reaksi mata terhadap rangsang dan terjadi di luar kesadaran. h. Daftar Pustaka : Santoso,Imam.1997.IPABiologi.Jakarta:Yudhistira. Hadiat, Departement Pendidikan Dan Kebudayaan. 1996. Alam Sekitar.Cet-4. Jakarta: Perum Balai Pustaka Chietra. 2008. Laporan Pratikum Reaksi Pupil. http://one.indoskripsi.com/node/6233. 20 Februari 2010 2. Nama Percobaan : Aliran darah pada retina (Peristiwa Entropis). Nama Subjek Percobaan : Dhani Rahmad Riyadi. Tempat Percobaan : Laboratorium Psikologi Faal. a. Tujuan Percobaan : Untuk melihat bahwa pada mata terdapat entrosit yang berjalan sepanjang pembuluh darah arteri/vena. b. Dasar Teori : Retina mempunyai pembuluh – pembuluh darah. Di tengah – tengah retina adalah saraf optik, sebuah edaran kepada daerah putih berbentuk oval berukuran 2 x 1.5 mm. Dari pusat saraf optik memancarkan pembuluh darah utama dari retina. Sekitar 17 derajat (4, 5-5 mm), atau dua setengah diameter disk di sebelah kiri dari disk. Retina dibelakang mata memerlukan pasokkan darah konstan. Retina mengandung sel saraf yang sensitif terhadap cahaya, batang dan kerucut, yang mengirim impuls saraf sepanjang saraf optik ke otak dengan jaringan yang menghubungakan dan mengintegrasikan sel-sel. Ada dua sumber suplai darah keretina yaitu arteri retina pusat dan pembuluh darah choroidal. Koroid menerima aliran darah yang terbesar dan sangat penting untuk pemeliharaan retina luar. Arteri retina sentral memiliki 4 cabang utama di retina manusia. Cabang-cabang arteri intraretinal kemudian memasok tiga lapisan jaringan kapiler. Entoptic adalah efek visual yang sumbernya adalah dalam mata itu sendiri. Sesuai dengan kondisi cahaya yang jatuh pada mata dapat membuat obyek tertentu terlihat dalam mata iru sendiri. Gambar entoptic memiliki dasar fisik di cor gambar pada retina. Oleh karena itu, efek persepsi yang muncul dari interpretasi gambar otak . Karena dalam gambar entoptic disebabkan oleh fenomena dalam mata pengamat sendiri, mereka berbagi satu fitur dengan ilusi optic dan halusinasi . Pengamat tidak dapat berbagi pandangan langsung dan spesifik dari fenomena dengan orang lain. c. Alat yang Digunakan : Senter, kaca reben, dan kaca mata hitam. d. Jalannya Pecobaan : 2.1Secara langsung yang terjadi adalah Salah satu mata subjek disoroti cahaya secara tiba-tiba dari samping. Mintalah kepada subjek tersebut untuk melirik ke kanan/kiri sesuai dengan cahaya dari senter.Lalu lihatlah aliran darah pada retina. 2.2Secara tidak langsung melalui kaca reben yang terjadi adalah salah satu mata subjek di soroti cahaya yang telah terhalang oleh kaca reben.Kemudian mintalah kepada subjek untuk melirik.Lalu lihatlah aliran darah pada retina. e. Hasil Percobaan :2.1Secara langsung yang terjadi adalah Terlihat sangat jelas pembuluh darah pada retina dan berjalan dengan cepat. 2.2Secara tidak langsung melalui kaca reben yang terjadi adalah pembuluh darah pada retina berjalan perlahan. f. Hasil Sebenarnya :2.1Secara langsung yang terjadi adalah pembuluh darah pada retina berlangsung cepat. 2.2Secara tidak langsung melalui kaca reben yang terjadi adalah pembuluh darah pada retina berjalan perlahan. g. Kesimpulan : Retina di sebut juga selaput jala, yaitu selaput tipis yang berfungsi sebagai penjuru cahaya menjadi sinyal syaraf dan sebagai penghasil persepsi secara visual. Pada retina terdapat dua jenis sel reseptor, yaitu sel batang (bacillus) dan sel kerucut (korus). Kedua jenis sel tersebut merupakan dua tipe reseptor yang berbeda strukturnya Masing-masing maupun memiliki penting dalam penglihatan. fungsinya. peranan yang h. Daftar Pustaka : Atkinson, R.L dan Atkinson R.C & Hilgard , E.R . 1996 . Pengantar Psikologi I . Jilid I . Edisi VII Jakarta : Penerbit Erlangga . Nobackc, R Charles .1982. Anatomi Susunan Syaraf Manusia. Edisi Ke2. Jakarta Utara : CV, EEC Penerbit Buku Kedokteran Guyton , A.C . 1990 . Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit . Jakarta : CV. EGC 3. Nama Percobaan : Visus (Ketajaman Mata). Nama Subjek Percobaan : Adam Nur Fauzan Tempat Percobaan : Laboratorium Psikologi Faal. a. Tujuan Percobaan : Untuk mengetahui ketajaman penglihatan seseorang. b. Dasar Teori : Visus adalah ketajaman atau kejernihan penglihatan , sebuah bentuk yang khusus dimana tergantung dari ketajaman fokus retina dalam bola mata dan sensitifitas dari interpretasi otak. Visus adalah sebuah ujuran kuantitas suatu kemampuan untuk mengidentifikasi simbol – simbol berwarna hitam dengan latar belakang putih dengan jarak yang telah di standarisasikan serta ukuran dari simbol yang bervariasi . Ini adalah pengukuran fungsiu visual yang sering di gunakan dalam klinik . Untuk menghasilkan detail penglihatan , sistem optik mata harus memproyeksikan gambaran yang fokus pada fovea , sebuah daerah di dalam makula yang memiliki densitas tertinggi akan fotoreseptor konsus / kerucut sehingga memiliki revolusi tinggi dan penglihatan warna terbaik . Istilah “visus 20 / 20” adalah suatu bilangan yang menyatakan jarak dalam satuan kaki yang mana seseorang dapat membedakan sepasang benda . Satuan lain dalam meter di nyatakan sebagai visus 6 / 6 . Duapuluh kaki di anggap sebagai tak terhinggs dalam perspektif optikal (perbedaan dalam kekuatan optis yang dibutuhkan untuk memfokuskan jarak duapuluh kaki terhadap tak terhingga hanya 0,164 dioptri) . Untuk alasan tersebut , visus 20 / 20 dapat di anggap sebagai performa nominal untuk jarak penglihatan manusia . Rumus Visus yaitu : 𝑑 V=𝐷 Keterangan: V= Visus. d= Jarak antara optotype dengan subjek yang di periksa. D= Jarak sejauh mana huruf-hurf masih dapat di baca Mata normal. c. Alat yang Digunakan : Optotype snellen. d. Jalannya Pecobaan : Subjek berdiri dari optotype sejauh 3,5 m,oleh pemerika ditunjukkan optotype satu demi satu dari optotype yang besar hingga yang kecil dan sampai yang sangat kecil.Untuk mengetahui apakah mata subjek tersebut itu normal atau tidak. e. Hasil Percobaan : 3.1 Kiri → 3,5 ÷ 25 = 0,14 Kanan → 3,5 ÷ 20 = 0,175 f. Hasil Sebenarnya : 3.1 Kiri → 3,5 ÷ x = … Kanan → 3,5 ÷ x = … g. Kesimpulan : Setelah melakukan percobaan visus dapat disimpulkan bahwa orang percobaan dapat melihat jelas dengan tepat dari optotyp – optotyp yang ditunjukkan oleh pelaku percobaan , maka mata orang percobaan memiliki ketajaman yang baik juga normal . Visus juga biasanya digunakan dalam tes seleksi semi militer seperti polisi . Selain itu juga digunakan oleh para dokter spesialis mata guna mengetes ketajaman mata seseorang . Bagian optik juga menggunakan visus guna mengetes mata seseorang . h. Daftar Pustaka : Syarif, Muhammad .(2009). Sistem Saraf dan Indera Manusia. Jakarta : Erlangga Syamsuri, Istamar. (2007). Biologi-Untuk SMA Kelas XI semester 2. Jakarta: Erlangga. Evelyn C Pearce .(2000). Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta : PT. Gramedia b 4. Nama Percobaan : Membedakan warna dan pencampuran warna Nama Subjek Percobaan : Adam Nur Fauzan Tempat Percobaan : Laboratorium Psikologi Faal a. Tujuan Percobaan : Untuk mengetahui apakah seseorang dapat membedakan warna/buta warna. b. Dasar Teori : Buta warna adalah suatu kondisi ketika sel – sel retina tidak mampu merespon warna dengan semestinya . Sel – sel kerucut didalam retina mata mengalami perlemahan atau kerusakan . Buta warna merupakan kelainan genetik / bawaan yang diturunkan dari orang tua kepada anaknya , karena kelainan ini dibawa oleh kromosom x . Artinya kromosom Y tidak membawa faktor buta warna Buta warna ada 2 macam, yaitu : (1). Mata dikromat, bila hanya memiliki dua macam sel konus yang normal. Dengan demikian akan didapatkan buta warna merah (protanopia), buta warna hijau (deuteranopia), dan buta warna biru (tritanopi). (2). Mata monokromat, yaitu bila hanya memiliki satu macam sel konus yang normal. Orang yang demikian hanya dapat membedakan warna hitam dan putih. c. Alat yang Digunakan : Kaca biasa,benang wol berbagai warna,kertas warna merah, biru, dan kuning. d. Jalannya Pecobaan : 4.1Mencocokan 5 warna benang wool dengan cara mintalah kepada subjek anda untuk mengacak-acak berbagai warna benang wool, lalu ambil 5 warna berbeda, setelah itu anda menyocokkan ke 5 warna dari benang wool yang telah diambil sebelumnya. 4.2Pencampuran warna dengan cara ambil kertas berwarna kuning dan biru yang ditengah-tengahnya disisipkan kaca hitam lalu tebaklah warna yang yang tersisipkan dikaca hitam tersebut, selanjutnya dengan cara yang sama tetapi dengan kertas berwarna yang berbeda yaitu merah dan biru serta merah dan kuning e. Hasil Percobaan : 4.1Kaca rebben&kertas warna Merah + biru = Hijau Kuning + Biru = Biru tua Merah + Orange = Kuning 4.2Benang Wol Benar = 5 Salah =0 f. Hasil Sebenarnya : 4.1 Kaca rebben&kertas warna Merah + Biru = Hijau Kuning + Biru = Biru Tua Merah + Orange = Kuning 4.2 Benang Wol g. Kesimpulan Benar = …….. Salah = …….. : Buta warna disebabkan karena adanya kelainan atau gangguan dan ataupun kerusakan pada sel kerucut didalam retina. Buta warna adalah ketidak mampuan seseorang mengenali dengan cara biasa, baik satu atau pun seluruh warna. Test Istihara dapat menunjukan bahwa anda menderita buta warna atau tidak. Semakin banyak Anda dapat menyebutkan angka, maka semakin baik kondisi mata Anda dan sebaliknya h. Daftar Pustaka : Syarif, Muhammad .(2009). Sistem Saraf dan Indera Manusia. Jakarta : Erlangga Psikologi Universitas Ahmad Dahlan . 1997 . Buku Pedoman Praktikum Psikologi Fa’al II . Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan . Guyton and Hall . 1997 . Fisiologi Kedokteran . Jakarta : CV. EGCFirmansyah, Rikky .(2007). Mudah dan Aktif Dalam Belajar Biologi. Bandung : PT.Setia Purna Invez