pemerintah kabupaten nunukan - BPK RI Perwakilan Propinsi

advertisement
PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN
NOMOR
22
TAHUN 2008
TENTANG
PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA
LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN NUNUKAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI NUNUKAN
Menimbang : a.
bahwa
dalam
pemerintahan
rangka
yang
penyelenggaraan
menjadi
kewenangan
urusan
pemerintah
kabupaten, perlu dibentuk organisasi satuan kerja perangkat
daerah secara proporsional sesuai kebutuhan dengan lebih
menekankan pada prinsip efisiensi dan efektivitas serta
memperhatikan potensi dan karakteristik daerah;
b. bahwa Peraturan Daerah Kabupaten Nunukan Nomor .....
Tahun 2007 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan
Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Nunukan sudah
tidak sesuai dengan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor
41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah sehingga
perlu dicabut dan dibentuk Peraturan Daerah yang baru;
c. bahwa
berdasarkan
pertimbangan
sebagaimana
dimaksud pada huruf a dan huruf b, dipandang perlu untuk
menetapkan Peraturan Daerah tentang Pembentukan, Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten
Nunukan.
Mengingat
: 1. Undang-Undang Nomor
Pokok
Kepegawaian
8 Tahun 1974
sebagaimana
telah
tentang Pokokdiubah
dengan
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok
Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3890);
2. Undang – Undang
Pembentukan
Nomor
Kabupaten
47
Tahun
Nunukan,
1999
tentang
Kabupaten
Malinau,
Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Timur dan Kota
Bontang sebagaimana telah diubah dengan Undang – Undang
Nomor 7 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2000 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3962);
3. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 137, Tambahan
Lembaran Republik Indonesia Negara Nomor 4250);
4.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 74, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Negara
Nomor 4289);
5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4355);
6. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4389);
7.
Undang - Undang
Sistem
Nomor
Perencanaan
25
Tahun 2004
Pembangunan
Nasional
tentang
(Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
8. Undang - Undang
Nomor
32
Tahun 2004
tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4437);
2
9.
Undang - Undang
Perimbangan
Nomor
Keuangan
33
antara
Tahun
2004
Pemerintah
tentang
Pusat
dan
Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
ahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4422);
10. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3
Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor
32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi UndangUndang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4548);
11. Undang-Undang
Nomor
26
Tahun
2007
tentang
Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4725);
12. Peraturan Pemerintah
Nomor 30 Tahun 1980 tentang
Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1980 Nomor ………, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor ……….);
13. Peraturan Pemerintah
Nomor 100 Tahun 2000
tentang
Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 13 Tahun 2002 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2002 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4194);
14. Peraturan Pemerintah
Nomor 9 Tahun 2003 tentang
Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian
Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4263);
15. Peraturan Pemerintah
Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005
Nomor 140, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
3
16. Peraturan Pemerintah
Nomor 79 Tahun 2005 tentang
Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005
Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4593);
17. Peraturan Pemerintah
Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian
Urusan
Pemerintahan
Antara
Pemerintah
Daerah
Propinsi
Pemerintah
dan
Pemerintah,
Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4737);
18. Peraturan Pemerintah
Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007
Nomor 89, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4741);
19. Peraturan Daerah Kabupaten Nunukan Nomor 18 Tahun 2008
tentang Urusan Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan
Pemerintah Kabupaten Nunukan (Lembaran Daerah Kabupaten
Nunukan Tahun 2008 Nomor 18 Seri D Nomor 05);
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN NUNUKAN
dan
BUPATI NUNUKAN
MEMUTUSKAN :
Menetapkan
:
PERATURAN
DAERAH
KABUPATEN
NUNUKAN
TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN
TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN
NUNUKAN.
4
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan :
1. Kabupaten Nunukan adalah daerah otonom sebagaimana dimaksud UndangUndang Nomor 47 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Nunukan,
Kabupaten Malinau, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Timur dan Kota
Bontang sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun
2000 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 47 Tahun 1999.
2. Pemerintah Kabupaten adalah Pemerintah Kabupaten Nunukan.
3. Bupati adalah Bupati Nunukan.
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Nunukan.
5. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh
pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan
dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara
Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
6. Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah
kepada Daerah Otonom dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
7. Kewenangan Pemerintah Daerah adalah hak dan kekuasaan Pemerintah Daerah
untuk
menentukan
atau
mengambil
kebijaksanaan
dalam
rangka
penyelenggaraan pemerintahan umum, pembangunan daerah dan pembinaan
kemasyarakatan.
8. Daerah Otonom, selanjutnya disebut Daerah adalah kesatuan masyarakat hukum
yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi
masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
9. Otonomi Daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
10. Urusan pemerintahan adalah fungsi-fungsi pemerintahan yang menjadi hak dan
kewajiban setiap tingkatan dan/atau susunan pemerintahan untuk mengatur dan
mengurus fungsi-fungsi tersebut yang menjadi kewenangannya dalam rangka
melindungi, melayani, memberdayakan dan menyejahterakan masyarakat.
5
11. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Nunukan.
12. Lembaga Teknis Daerah adalah Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Nunukan
berbentuk Badan, Inspektorat Daerah, Kantor dan Rumah Sakit Umum Daerah
yang merupakan unsur pelaksana tugas tertentu, yang karena sifatnya tidak
tercakup oleh Sekretariat Daerah dan Dinas-Dinas Daerah.
13. Kepala Lembaga Teknis Daerah adalah Inspektur, Kepala Badan, Kepala Kantor
dan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah yang diangkat dan diberhentikan oleh
Bupati dari Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi syarat sesuai peraturan
perundang-undangan.
14. Unit Pelaksana Teknis Badan yang selanjutnya disebut UPT Badan adalah Unit
Pelaksana Teknis Badan di lingkungan pemerintah Kabupaten Nunukan yang
dibentuk atas usul Kepala Badan berdasarkan kebutuhan dan analisis beban
kerja untuk melaksanakan kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis
penunjang yang mempunyai wilayah kerja satu atau beberapa kecamatan.
BAB II
PEMBENTUKAN
Pasal 2
Dengan Peraturan Daerah ini dibentuk organisasi dan tata kerja Lembaga Teknis
Daerah Kabupaten Nunukan.
Pasal 3
Organisasi Lembaga Teknis Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 terdiri
dari :
1. Inspektorat;
2. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah;
3. Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah;
4. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa;
5. Badan Lingkungan Hidup Daerah;
6. Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Daerah;
7. Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat;
8. Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Daerah;
9. Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi;
10. Kantor Penanaman Modal Daerah;
11. Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu; dan
12. Rumah Sakit Umum Daerah.
6
BAB III
KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN SUSUNAN ORGANISASI
Bagian Kesatu
Inspektorat
Paragraf 1
Kedudukan
Pasal 4
(1) Inspektorat merupakan unsur pengawas penyelenggaraan pemerintahan daerah
kabupaten.
(2) Inspektorat dipimpin oleh seorang Inspektur yang dalam melaksanakan tugasnya
bertanggung jawab langsung kepada Bupati dan secara teknis administratif
mendapat pembinaan dari Sekretaris Daerah.
Paragraf 2
Tugas
Pasal 5
Inspektorat mempunyai tugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan
pemerintahan daerah kabupaten, pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan
pemerintahan desa dan pelaksanaan urusan pemerintahan di desa.
Paragraf 3
Fungsi
Pasal 6
Inspektorat dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
menyelenggarakan fungsi :
a. perumusan kebijakan teknis di bidang pengawasan sesuai dengan rencana
strategis yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah;
b. pemberian dukungan atas perencanaan, pembinaan dan pengendalian kebijakan
teknis di bidang pengawasan penyelenggaraan pemerintahan daerah;
c. pemeriksaan, pengusutan, pengujian, dan penilaian tugas pengawasan bidang
pemerintahan;
d. pemeriksaan, pengusutan, pengujian, dan penilaian tugas pengawasan bidang
pembangunan;
7
e. pemeriksaan, pengusutan, pengujian, dan penilaian tugas pengawasan bidang
kemasyarakatan;
f.
penyelenggaraan urusan kesekretariatan;
g. pembinaan kelompok Jabatan Fungsional; dan
h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Paragraf 4
Susunan Organisasi
Pasal 7
(1) Susunan organisasi Inspektorat terdiri dari :
a. Inspektur;
b. Sekretariat yang terdiri dari :
1) Sub Bagian Perencanaan Program;
2) Sub Bagian Umum;
3) Sub Bagian Keuangan;
c. Inspektur Pembantu Wilayah I yang terdiri dari :
1) Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pemerintahan;
2) Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pembangunan;
3) Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Kemasyarakatan;
d. Inspektur Pembantu Wilayah II yang terdiri dari :
1) Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pemerintahan;
2) Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pembangunan;
3) Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Kemasyarakatan;
e. Inspektur Pembantu Wilayah III yang terdiri dari :
1) Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pemerintahan;
2) Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pembangunan;
3) Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Kemasyarakatan;
f. Inspektur Pembantu Wilayah IV yang terdiri dari :
1) Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pemerintahan;
2) Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pembangunan;
3) Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Kemasyarakatan; dan
g. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Bagan susunan organisasi Inspektorat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
seperti tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Daerah ini.
8
Bagian Kedua
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Paragraf 1
Kedudukan
Pasal 8
(1) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah merupakan unsur perencana
penyelenggaraan pemerintahan kabupaten.
(2) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Badan
yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui
Sekretaris Daerah.
Paragraf 2
Tugas
Pasal 9
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah mempunyai tugas menyusun dan
melaksanakan kebijakan daerah di bidang perencanaan pembangunan dan
penelitian pengembangan daerah.
Paragraf 3
Fungsi
Pasal 10
Badan
Perencanaan
Pembangunan
Daerah
dalam
melaksanakan
tugas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 menyelenggarakan fungsi :
a. perumusan kebijakan teknis di bidang perencanaan pembangunan daerah sesuai
dengan rencana strategis yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah;
b. pemberian dukungan atas perencanaan, pembinaan dan pengendalian kebijakan
teknis di bidang perencanaan pembangunaan daerah;
c. perumusan, perencanaan, pembinaan, koordinasi dan pengendalian teknis
bidang ekonomi;
d. perumusan, perencanaan, pembinaan, koordinasi dan pengendalian teknis
bidang sosial budaya;
e. perumusan, perencanaan, pembinaan, koordinasi dan pengendalian teknis
bidang prasarana dan pengembangan wilayah;
9
f. perumusan, perencanaan, pembinaan, koordinasi dan pengendalian teknis
bidang pendataan, kerjasama pembangunan dan litbang;
g. penyelenggaraan urusan kesekretariatan;
h. pembinaan Kelompok Jabatan Fungsional; dan
i.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Paragraf 4
Susunan Organisasi
Pasal 11
(1) Susunan organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah terdiri dari :
a. Kepala Badan;
b. Sekretariat yang terdiri dari :
1) Sub Bagian Perencanaan Program;
2) Sub Bagian Umum;
3) Sub Bagian Keuangan;
c. Bidang Ekonomi yang terdiri dari :
1) Sub Bidang SDA dan Lingkungan Hidup;
2) Sub Bidang Pengembangan Dunia Usaha dan Pariwisata ;
d. Bidang Sosial Budaya yang terdiri dari :
1) Sub Bidang SDM dan Kebudayaan;
2) Sub Bidang Sosial dan Pemerintahan;
e. Bidang Prasarana dan Pengembangan Wilayah yang terdiri dari :
1) Sub Bidang Prasarana Wilayah;
2) Sub Bidang Pengembangan Wilayah;
f. Bidang Pendataan, Kerjasama Pembangunan dan Litbang yang terdiri dari :
1) Sub Bidang Pendataan dan Pelaporan;
2) Sub Bidang Kerjasama Pembangunan;
3) Sub Bidang Litbang dan Teknologi; dan
g. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Bagan
susunan
organisasi
Badan
Perencanaan
Pembangunan
Daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) seperti tercantum dalam lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
10
Bagian Ketiga
Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah
Paragraf 1
Kedudukan
Pasal 12
(1) Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah merupakan unsur pendukung tugas
Bupati.
(2) Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Badan
yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui
Sekretaris Daerah.
Paragraf 2
Tugas
Pasal 13
Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah mempunyai tugas menyusun dan
melaksanakan kebijakan daerah di bidang kepegawaian dan pendidikan pelatihan
aparatur daerah.
Paragraf 3
Fungsi
Pasal 14
Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 13 menyelenggarakan fungsi :
a. perumusan kebijakan teknis di bidang kepegawaian dan Diklat daerah sesuai
dengan rencana strategis yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah;
b. pemberian dukungan atas perencanaan, pembinaan dan pengendalian kebijakan
teknis di bidang kepegawaian dan diklat daerah;
c. perumusan, perencanaan, pembinaan, koordinasi dan pengendalian teknis
bidang informasi kepegawaian;
d. perumusan, perencanaan, pembinaan, koordinasi dan pengendalian teknis
bidang mutasi pegawai;
11
e. perumusan, perencanaan, pembinaan, koordinasi dan pengendalian teknis
bidang pengembangan dan kedudukan hukum pegawai;
f.
perumusan, perencanaan, pembinaan, koordinasi dan pengendalian teknis
bidang pendidikan dan pelatihan aparatur;
g. penyelenggaraan urusan kesekretariatan;
h. pembinaan Kelompok Jabatan Fungsional; dan
i.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Paragraf 4
Susunan Organisasi
Pasal 15
(1) Susunan organisasi Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah terdiri dari :
a. Kepala Badan;
b. Sekretariat yang terdiri dari :
1) Sub Bagian Perencanaan Program;
2) Sub Bagian Umum;
3) Sub Bagian Keuangan;
c. Bidang Informasi Kepegawaian, terdiri dari :
1) Sub Bidang Pengolahan Data Kepegawaian;
2) Sub Bidang Informasi dan Dokumentasi;
d. Bidang Mutasi Pegawai, terdiri dari :
1) Sub Bidang Mutasi Struktural;
2) Sub Bidang Mutasi dan Fungsional;
e. Bidang Pengembangan dan Kedudukan Hukum Pegawai, terdiri dari :
1) Sub Bidang Pengadaan dan Pengembangan Pegawai;
2) Sub Bidang Kesejahteraan dan Kedudukan Hukum Pegawai;
f. Bidang Pendidikan dan Latihan, terdiri dari :
1) Sub Bidang Diklat Kepemimpinan dan Karier;
2) Sub Bidang Diklat Fungsional dan Prajabatan; dan
g. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Bagan susunan organisasi Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) seperti tercantum dalam lampiran yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
12
Bagian Keempat
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa
Paragraf 1
Kedudukan
Pasal 16
(1) Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa merupakan unsur
pendukung tugas Bupati.
(2) Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa dipimpin oleh
seorang Kepala Badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab
kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Paragraf 2
Tugas
Pasal 17
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa mempunyai tugas
menyusun
dan
melaksanakan
kebijakan
daerah
di
bidang
pemberdayaan
masyarakat dan pemerintahan desa sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Paragraf 3
Fungsi
Pasal 18
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa dalam melaksanakan
tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 menyelenggarakan fungsi :
a. perumusan
kebijakan
teknis
di
bidang
pemberdayaan
masyarakat
dan
pemerintahan desa sesuai dengan rencana strategis yang telah ditetapkan oleh
Pemerintah Daerah;
b. pemberian dukungan atas perencanaan, pembinaan dan pengendalian kebijakan
teknis di bidang pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa;
c. perumusan, perencanaan, pembinaan, koordinasi dan pengendalian teknis
bidang pengembangan desa;
d. perumusan, perencanaan, pembinaan, koordinasi dan pengendalian teknis
bidang ketahanan masyarakat;
13
e. perumusan, perencanaan, pembinaan, koordinasi dan pengendalian teknis
bidang usaha ekonomi dan pemukiman;
f. penyelenggaraan urusan kesekretariatan;
g. pembinaan Kelompok Jabatan Fungsional; dan
h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Paragraf 4
Susunan Organisasi
Pasal 19
(1) Susunan organisasi
Badan Pemberdayaan
Masyarakat
dan Pemerintahan
Desa terdiri dari :
a. Kepala Badan;
b. Sekretariat, terdiri dari :
1) Sub Bagian Perencanaan Program;
2) Sub Bagian Umum;
3) Sub Bagian Keuangan;
c. Bidang Pengembangan Desa yang terdiri dari :
1) Sub Bidang Pendataan dan Evaluasi UDKP;
2) Sub Bidang Pendayagunaan Teknologi Tepat Guna;
d. Bidang Ketahanan Masyarakat yang terdiri dari :
1) Sub Bidang Pemerintahan Desa dan Pengembangan Kelembagaan
Masyarakat Desa/Kelurahan;
2) Sub Bidang Sarana dan Prasarana;
e. Bidang Usaha Ekonomi dan Pemukiman yang terdiri dari :
1) Sub Bidang Bantuan Pembangunan Desa;
2) Sub Bidang Tata Pemukiman Desa; dan
f. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Bagan susunan organisasi Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan
Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) seperti tercantum dalam lampiran
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
14
Bagian Kelima
Badan Lingkungan Hidup Daerah
Paragraf 1
Kedudukan
Pasal 20
(1) Badan Lingkungan Hidup Daerah merupakan unsur pendukung tugas Bupati.
(2) Badan Lingkungan Hidup Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris
Daerah.
Paragraf 2
Tugas
Pasal 21
Badan Lingkungan Hidup Daerah mempunyai tugas menyusun dan melaksanakan
kebijakan daerah di bidang pengelolaan lingkungan hidup daerah sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
Paragraf 3
Fungsi
Pasal 22
Badan Lingkungan Hidup Daerah dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 21 menyelenggarakan fungsi :
a. perumusan kebijakan teknis di bidang lingkungan hidup daerah sesuai dengan
rencana strategis yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah;
b. pemberian dukungan atas perencanaan, pembinaan dan pengendalian kebijakan
teknis di bidang lingkungan hidup daerah;
c. perumusan, perencanaan, pembinaan, koordinasi dan pengendalian teknis
bidang pengawasan dan penyuluhan;
d. perumusan, perencanaan, pembinaan, koordinasi dan pengendalian teknis
bidang peningkatan kapasitas dan penegakan hukum;
e. perumusan, perencanaan, pembinaan, koordinasi dan pengendalian teknis
bidang
peningkatan
dan
konservasi
lingkungan;
15
SDA
dan
pengendalian
kerusakan
f. penyelenggaraan urusan kesekretariatan;
g. pembinaan Kelompok Jabatan Fungsional; dan
h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Paragraf 4
Susunan Organisasi
Pasal 23
(1) Susunan organisasi Badan Lingkungan Hidup Daerah Daerah, terdiri dari :
a. Kepala Badan.
b. Sekretariat yang terdiri dari :
1) Sub Bagian Penyusunan Program;
2) Sub Bagian Umum;
3) Sub Bagian Keuangan;
c. Bidang Pengawasan dan Penyuluhan yang terdiri dari :
1) Sub Bidang Penyuluhan Pengendalian dan Pencemaran Lingkungan;
2) Sub Bidang AMDAL;
d. Bidang Peningkatan Kapasitas dan Penegakan Hukum yang terdiri dari :
1) Sub Bidang Peningkatan Kapasitas Kelembagaan;
2) Sub Bidang Penegakan Hukum;
e. Bidang Peningkatan dan Konservasi SDA dan Pengendalian Kerusakan
Lingkungan yang terdiri dari :
1) Sub Bidang Pemulihan Kualitas dan Kerusakan Lingkungan;
2) Sub Bidang Pengendalian Kerusakan dan Pencemaran Lingkungan; dan
f. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Bagan susunan organisasi Badan Lingkungan Hidup Daerah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) seperti tercantum dalam lampiran yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
16
Bagian Keenam
Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Daerah
Paragraf 1
Kedudukan
Pasal 24
(1) Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Daerah merupakan unsur pendukung
tugas Bupati.
(2) Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Daerah dipimpin oleh seorang Kepala
Badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati
melalui Sekretaris Daerah.
Paragraf 2
Tugas
Pasal 25
Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Daerah mempunyai tugas menyusun
dan melaksanakan kebijakan daerah di bidang ketahanan pangan dan penyuluhan
daerah sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Paragraf 3
Fungsi
Pasal 26
Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Daerah dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 menyelenggarakan fungsi :
a. perumusan kebijakan teknis ketahanan pangan dan penyuluhan daerah sesuai
dengan rencana strategis yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah;
b. pemberian dukungan atas perencanaan, pembinaan dan pengendalian kebijakan
teknis di bidang ketahanan pangan dan penyuluhan daerah;
c. perumusan, perencanaan, pembinaan, koordinasi dan pengendalian teknis bidang
ketahanan pangan;
d. perumusan, perencanaan, pembinaan, koordinasi dan pengendalian teknis bidang
ketenagaan dan sarana prasarana penyuluhan;
e. perumusan, perencanaan, pembinaan, koordinasi dan pengendalian teknis bidang
pengembangan kelembagaan dan bina usaha petani;
17
f. penyelenggaraan urusan kesekretariatan;
g. pembinaan Unit Pelaksana Teknis;
h. pembinaan Kelompok Jabatan Fungsional; dan
i. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Paragraf 4
Susunan Organisasi
Pasal 27
(1) Susunan organisasi Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Daerah terdiri
dari :
a. Kepala Badan;
b. Sekretariat yang terdiri dari :
1) Sub Bagian Perencanaan Program;
2) Sub Bagian Umum;
3) Sub Bagian Keuangan;
c. Bidang Ketahanan Pangan yang terdiri dari :
1) Sub Bidang Ketersediaan dan Distribusi Pangan;
2) Sub Bidang Konsumsi dan Kerawanan Pangan;
d. Bidang Ketenagaan dan Sarana Prasarana Penyuluhan yang terdiri dari :
1) Sub Bidang Pengembangan SDM Penyuluhan;
2) Sub Bidang Sarana Prasarana Penyuluhan;
3) Sub Bidang Informasi, Teknologi dan Metodologi Penyuluhan;
e. Bidang Pengembangan Kelembagaan dan Bina Usaha Petani yang terdiri dari :
1) Sub Bidang Kelembagaan Petani;
2) Sub Bidang Bina Usaha Petani;
f. Unit Pelaksana Teknis; dan
g. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Bagan susunan organisasi Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) seperti tercantum dalam lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
18
Bagian Ketujuh
Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat
Paragraf 1
Kedudukan
Pasal 28
(1) Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat merupakan unsur
pendukung tugas Bupati.
(2) Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat dipimpin oleh
seorang Kepala Badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab
kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Paragraf 2
Tugas
Pasal 29
Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat mempunyai tugas
menyusun dan melaksanakan kebijakan daerah di bidang pembinaan kesatuan
bangsa, politik dalam negeri dan perlindungan masyarakat sesuai dengan peraturan
yang berlaku.
Paragraf 3
Fungsi
Pasal 30
Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat dalam melaksanakan
tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 menyelenggarakan fungsi :
a. perumusan kebijakan teknis di bidang pembinaan kesatuan bangsa, politik dalam
negeri dan perlindungan masyarakat sesuai dengan rencana strategis yang telah
ditetapkan oleh Pemerintah Daerah;
b. pemberian dukungan atas perencanaan, pembinaan dan pengendalian kebijakan
teknis di bidang kesatuan bangsa, politik dalam negeri dan perlindungan
masyarakat;
c. perumusan, perencanaan, pembinaan, koordinasi dan pengendalian teknis
bidang hubungan antar lembaga;
19
d. perumusan, perencanaan, pembinaan, koordinasi dan pengendalian teknis
bidang pembinaan ideologi dan wawasan kebangsaan;
e. perumusan, perencanaan, pembinaan, koordinasi dan pengendalian teknis
bidang perlindungan masyarakat;
f.
penyelenggaraan urusan kesekretariatan;
g. pembinaan Kelompok Jabatan Fungsional; dan
h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Paragraf 4
Susunan Organisasi
Pasal 31
(1) Susunan organisasi Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan
Masyarakat, terdiri dari :
a. Kepala Badan;
b. Sekretariat yang terdiri dari :
1) Sub Bagian Perencanaan Program;
2) Sub Bagian Umum;
3) Sub Bagian Keuangan;
c. Bidang Hubungan Antar Lembaga yang terdiri dari :
1) Sub Bidang Hubungan Ormas dan Kelembagaan;
2) Sub Bidang Lembaga Perwakilan Parpol dan Pemilu;
d. Bidang Bina Ideologi dan Wawasan Kebangsaan yang terdiri dari :
1) Sub Bidang Ideologi Negara dan Wasbang;
2) Sub Bidang Ketahanan Bangsa;
e. Bidang Perlindungan Masyarakat yang terdiri dari :
1) Sub Bidang Kesiapsiagaan, Ketenteraman dan Pengembangan SDM
Linmas;
2) Sub Bidang Potensi Konflik Sosial dan Penanggulangan Bencana; dan
f. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Bagan susunan organisasi Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan
Masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) seperti tercantum dalam
lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
20
Bagian Kedelapan
Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Daerah
Paragraf 1
Kedudukan
Pasal 32
(1) Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Daerah merupakan
unsur pendukung tugas Bupati.
(2) Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Daerah dipimpin
oleh seorang Kepala Kantor yang berkedudukan di bawah dan bertanggung
jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Paragraf 2
Tugas
Pasal 33
Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Daerah mempunyai
tugas menyusun dan melaksanakan kebijakan daerah di bidang pemberdayaan
perempuan dan keluarga berencana daerah sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Paragraf 3
Fungsi
Pasal 34
Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Daerah dalam
melaksanakan
tugas
pokok
sebagaimana
dimaksud
dalam
Pasal
33
menyelenggarakan fungsi :
a. perumusan kebijakan teknis di bidang pemberdayaan perempuan dan keluarga
berencana daerah sesuai dengan rencana strategis yang telah ditetapkan oleh
Pemerintah Daerah;
b. pemberian dukungan atas perencanaan, pembinaan dan pengendalian kebijakan
teknis di bidang pemberdayaan perempuan dan keluarga berencana daerah;
c. perumusan, perencanaan, pembinaan, koordinasi dan pengendalian teknis
bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak;
d. perumusan, perencanaan, pembinaan, koordinasi dan pengendalian teknis
bidang keluarga berencana;
21
e. perumusan, perencanaan, pembinaan, koordinasi dan pengendalian teknis
bidang bina keluarga sejahtera;
f. penyelenggaraan urusan ketatausahaan;
g. pembinaan Kelompok Jabatan Fungsional; dan
h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Paragraf 4
Susunan Organisasi
Pasal 35
(1) Susunan organisasi Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana
Daerah, terdiri dari :
a. Kepala Kantor;
b. Sub Bagian Tata Usaha;
c. Seksi Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak;
d. Seksi Keluarga Berencana;
e. Seksi Bina Keluarga Sejahtera; dan
f. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Bagan susunan organisasi Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga
Berencana Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) seperti tercantum dalam
lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
Bagian Kesembilan
Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi
Paragraf 1
Kedudukan
Pasal 36
(1) Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi merupakan unsur pendukung
tugas Bupati.
(2) Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi dipimpin oleh seorang kepala yang
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris
Daerah.
22
Paragraf 2
Tugas
Pasal 37
Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi mempunyai tugas menyusun dan
melaksanakan kebijakan daerah di bidang pembinaan perpustakaan, kearsipan dan
dokumentasi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Paragraf 3
Fungsi
Pasal 38
Kantor Perpustakaan,
Arsip
dan
Dokumentasi dalam melaksanakan
tugas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 menyelenggarakan fungsi :
a. perumusan kebijakan teknis di bidang pembinaan perpustakaan, kearsipan dan
dokumentasi sesuai dengan rencana strategis yang telah ditetapkan oleh
Pemerintah Daerah;
b. pemberian dukungan atas perencanaan, pembinaan dan pengendalian kebijakan
teknis di bidang perpustakaan, kearsipan dan dokumentasi;
c. perumusan, perencanaan, pembinaan, koordinasi dan pengendalian teknis
bidang pembinaan dan pelayanan perpustakaan;
d. perumusan, perencanaan, pembinaan, koordinasi dan pengendalian teknis
bidang pelayanan dan penyimpanan arsip;
e. perumusan, perencanaan, pembinaan, koordinasi dan pengendalian teknis
bidang dokumentasi daerah;
f. penyelenggaraan urusan ketatausahaan;
g. pembinaan Kelompok Jabatan Fungsional; dan
h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Paragraf 4
Susunan Organisasi
Pasal 39
(1) Susunan organisasi Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi, terdiri dari :
a. Kepala Kantor;
b. Sub Bagian Tata Usaha;
23
c. Seksi Pembinaan dan Pelayanan Perpustakaan;
d. Seksi Pelayanan dan Penyimpanan Arsip;
e. Seksi Dokumentasi; dan
f. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Bagan susunan organisasi Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) seperti tercantum dalam lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
Bagian Kesepuluh
Kantor Penanaman Modal Daerah
Paragraf 1
Kedudukan
Pasal 40
(1) Kantor Penanaman Modal Daerah merupakan unsur pendukung tugas Bupati.
(2) Kantor Penanaman Modal Daerah
dipimpin oleh seorang kepala
yang
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris
Daerah.
Paragraf 2
Tugas
Pasal 41
Kantor Penanaman Modal Daerah mempunyai tugas menyusun dan melaksanakan
kebijakan daerah di bidang penanaman modal daerah sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
Paragraf 3
Fungsi
Pasal 43
Kantor Penanaman Modal Daerah dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 42 menyelenggarakan fungsi :
a. perumusan kebijakan teknis di bidang penanaman modal daerah sesuai dengan
rencana strategis yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah;
b. pemberian dukungan atas perencanaan, pembinaan dan pengendalian kebijakan
teknis di bidang penanaman modal daerah;
24
c. perumusan, perencanaan, pembinaan, koordinasi dan pengendalian teknis bidang
promosi dan kerjasama penanaman modal;
d. perumusan, perencanaan, pembinaan, koordinasi dan pengendalian teknis bidang
pelayanan dan pengendalian penanaman modal;
e. perumusan, perencanaan, pembinaan, koordinasi dan pengendalian teknis bidang
pengelolaan data dan sistem informasi penanaman modal;
f. penyelenggaraan urusan ketatausahaan;
g. pembinaan Kelompok Jabatan Fungsional; dan
h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Paragraf 4
Susunan Organisasi
Pasal 44
(1) Susunan organisasi Kantor Penanaman Modal Daerah, terdiri dari :
a. Kepala Kantor;
a. Sub Bagian Tata Usaha;
b. Seksi Promosi dan Kerjasama Penanaman Modal;
c. Seksi Pelayanan dan Pengendalian Penanaman Modal;
d. Seksi Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Penanaman Modal; dan
e. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Bagan susunan organisasi Kantor Penanaman Modal Daerah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) seperti tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
Bagian Kesebelas
Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu
Paragraf 1
Kedudukan
Pasal 45
(1) Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu merupakan unsur pendukung tugas Bupati.
(2) Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
didukung oleh Sekretariat yang dipimpin oleh seorang Kepala.
25
(3) Kepala Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) karena jabatannya
adalah sebagai Kepala Kantor yang berkedudukan di bawah dan bertanggung
jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Paragraf 2
Tugas
Pasal 46
Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu mempunyai tugas melaksanakan koordinasi
dan menyelenggarakan pelayanan administrasi di bidang perijinan secara terpadu
dengan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi, simplifikasi, keamanan dan
kepastian.
Paragraf 3
Fungsi
Pasal 47
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46, Kantor
Pelayanan Perijinan Terpadu menyelenggarakan fungsi :
a. perumusan kebijakan teknis di bidang pelayanan perijinan sesuai dengan
rencana strategis yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah;
b. pemberian dukungan atas perencanaan, pembinaan dan pengendalian kebijakan
teknis di bidang pelayanan perijinan;
c. perumusan, perencanaan, pembinaan, koordinasi dan pengendalian teknis
pelayanan perijinan pemerintahan dan kemasyarakatan;
d. perumusan, perencanaan, pembinaan, koordinasi dan pengendalian teknis
pelayanan perijinan perekonomian;
e. perumusan, perencanaan, pembinaan, koordinasi dan pengendalian teknis
pelayanan perijinan pembangunan;
f. penyelenggaraan urusan ketatausahaan;
g. pembinaan Tim Teknis;
h. pembinaan Kelompok Jabatan Fungsional; dan
i.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
26
Paragraf 4
Kewenangan
Pasal 48
(1) Kepala
Kantor
Pelayanan
Perijinan
Terpadu
mempunyai
kewenangan
menandatangani perijinan atas nama Bupati berdasarkan pendelegasian
wewenang dari Bupati.
(2) Pendelegasian wewenang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dan
ditetapkan dengan Peraturan Bupati selambat-lambatnya 1 (satu) tahun sesudah
diundangkannya Peraturan Daerah ini.
Paragraf 5
Susunan Organisasi
Pasal 49
Susunan organisasi Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu terdiri dari :
a. Sekretariat;
b. Sub Bagian Tata Usaha;
c. Seksi Pelayanan Perijinan Pemerintahan dan Kemasyarakatan;
d. Seksi Pelayanan Perijinan Perekonomian;
e. Seksi Pelayanan Perijinan Pembangunan;
f. Tim Teknis; dan
g. Kelompok Jabatan Fungsional.
Bagian Keduabelas
Rumah Sakit Umum Daerah
Paragraf 1
Kedudukan
Pasal 50
(1) Rumah Sakit Umum Daerah yang selanjutnya disebut RSUD merupakan unsur
pendukung tugas Bupati.
(2) Rumah Sakit Umum Daerah dipimpin oleh seorang Direktur yang berkedudukan di
bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
27
Paragraf 2
Tugas
Pasal 51
Rumah Sakit Umum Daerah mempunyai tugas menyusun dan melaksanakan
kebijakan daerah dibidang pelayanan kesehatan sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
Paragraf 3
Fungsi
Pasal 52
Rumah Sakit Umum Daerah dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 51 menyelenggarakan fungsi :
a. perumusan kebijakan teknis di bidang pelayanan kesehatan sesuai dengan
rencana strategis yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah;
b. pemberian dukungan atas perencanaan, pembinaan dan pengendalian kebijakan
teknis di bidang pelayanan kesehatan;
c. perumusan, perencanaan, pembinaan, koordinasi dan pengendalian teknis
keperawatan;
d. perumusan, perencanaan, pembinaan, koordinasi dan pengendalian teknis
pelayanan medik;
e. perumusan, perencanaan, pembinaan, koordinasi dan pengendalian teknis litbang
dan pengawasan;
f. penyelenggaraan urusan ketatausahaan;
g. pembinaan Kelompok Jabatan Fungsional; dan
h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Paragraf 4
Susunan Organisasi
Pasal 53
(1) Susunan organisasi Rumah Sakit Umum Daerah terdiri dari :
a. Direktur;
b. Bagian Tata Usaha yang terdiri dari :
1) Sub Bagian Perencanaan Program;
2) Sub Bagian Umum;
28
3) Sub Bagian Keuangan;
c. Bidang Keperawatan yang terdiri dari :
1) Seksi Keperawatan I;
2) Seksi Keperawatan II;
d. Bidang Pelayanan Medik yang terdiri dari :
1) Seksi Pelayanan Medik I;
2) Seksi Pelayanan Medik II;
e. Bidang Litbang dan Pengawasan yang terdiri dari :
1) Seksi Penelitian dan Pengembangan;
2) Seksi Pengawasan dan Pengendalian; dan
f. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Bagan susunan organisasi Rumah Sakit Umum Daerah sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) seperti tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
BAB VI
UNIT PELAKSANA TEKNIS
Pasal 54
(1) Pada lembaga teknis daerah yang berbentuk Badan dapat dibentuk Unit
Pelaksana Teknis tertentu untuk melaksanakan kegiatan teknis operasional
dan/atau kegiatan teknis penunjang yang mempunyai wilayah kerja satu atau
beberapa kecamatan.
(2) Pembentukan Unit Pelaksana Teknis Badan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilaksanakan atas usul Kepala Badan sesuai dengan kebutuhan dan analisis
beban kerja yang ditetapkan lebih lanjut dalam Peraturan Bupati.
BAB V
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
Pasal 55
(1) Di lingkungan lembaga teknis daerah dapat ditetapkan jabatan fungsional tertentu
berdasarkan keahlian dan spesialisasi yang dibutuhkan sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
(2) Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melaksanakan kegiatan teknis
sesuai bidang keahliannya masing-masing.
29
(3) Kelompok jabatan fungsional dikoordinir oleh seorang tenaga fungsional senior
yang diangkat dan diberhentikan oleh Bupati dari Pegawai Negeri Sipil yang
memenuhi syarat atas usul Inspektur, Kepala Badan, Kepala Kantor dan Direktur
melalui Sekretaris Daerah.
(4) Jumlah tenaga fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan dan analisis beban
kerja.
(5) Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melaksanakan kegiatan teknis
sesuai bidang dan keahliannya masing-masing.
(6) Jenis dan jenjang jabatan fungsional diatur berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
BAB VI
KEPEGAWAIAN
Pasal 56
(1) Inspektur, Kepala Badan, Kepala Kantor dan Direktur Rumah Sakit Umum
Daerah diangkat dan diberhentikan oleh Bupati dan Pegawai Negeri Sipil yang
memenuhi syarat sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(2) Inspektur Pembantu, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian, Kepala
Seksi, Kepala UPT Badan dan Kepala Sub Bagian Tata Usaha pada UPT Badan
serta Pejabat Fungsional di lingkungan lembaga teknis daerah, diangkat dan
diberhentikan oleh Bupati dari Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi syarat atas
usul Sekretaris Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku.
BAB VII
ESELONERING
Pasal 57
(1) Inspektur dan Kepala badan adalah jabatan struktural eselon II b.
(2) Kepala Kantor, Sekretaris, Inspektur Pembantu dan Direktur Rumah Sakit Umum
Daerah adalah jabatan struktural eselon III a.
(3) Kepala Bidang pada Badan Daerah adalah jabatan struktural eselon III b;
(4) Kepala Bagian dan Kepala Bidang pada Rumah Sakit Umum Daerah adalah
jabatan struktural eselon III b.
(5) Kepala Sub Bagian, Kepala Sub Bidang dan kepala Seksi serta Kepala Unit
Pelaksana Teknis Badan adalah jabatan struktural eselon IV a.
(6) Kepala Sub Bagian Tata Usaha pada Unit Pelaksana Teknis Badan adalah
jabatan struktural eselon IV b.
30
BAB VIII
PEMBIAYAAN
Pasal 58
Segala biaya yang diperlukan akibat ditetapkannya Peraturan Daerah ini dibebankan
pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Nunukan.
BAB IX
TATA KERJA
Pasal 59
Dalam melaksanakan tugasnya, setiap pimpinan unit organisasi dan kelompok
jabatan fungsional di lingkungan lembaga teknis daerah wajib menerapkan prinsip
koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi baik di lingkungan masing-masing
maupun antar satuan organisasi di lingkungan pemerintah Kabupaten Nunukan
serta dengan instansi lainnya di luar lingkungan pemerintah Kabupaten Nunukan
sesuai dengan kedudukan dan tugas masing-masing.
Pasal 60
Setiap pimpinan satuan organisasi di lingkungan lembaga teknis daerah wajib
mengawasi pelaksanaan tugas bawahannya masing-masing dan apabila terjadi
penyimpangan agar segera mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 61
Setiap pimpinan satuan organisasi di lingkungan lembaga teknis daerah bertanggung
jawab
memimpin
dan
mengkoordinasikan
bawahannya
masing-masing
dan
memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya.
Pasal 62
Setiap pimpinan satuan organisasi di lingkungan lembaga teknis daerah wajib
mengikuti dan mematuhi petunjuk atasan masing-masing serta bertanggung jawab
menyampaikan laporan secara berkala tepat pada waktunya termasuk laporan
akuntabilitas kinerja instansi pada setiap akhir tahun.
31
Pasal 63
Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasi dari bawahannya,
wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan untuk penyusunan laporan lebih lanjut
dan untuk memberikan petunjuk kepada bawahan.
Pasal 64
Dalam menyampaikan laporan kepada atasan, tembusan laporan wajib disampaikan
pula kepada satuan organisasi lainnya yang secara fungsional mempunyai hubungan
kerja.
Pasal 65
Dalam melaksanakan tugasnya, setiap pimpinan satuan organisasi dibantu oleh
kepala satuan organisasi di bawahnya dan dalam rangka bimbingan kepada
bawahannya, setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengadakan rapat secara
berkala.
BAB X
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 66
(1) Bagi pejabat yang telah menduduki jabatan struktural eselon III a, apabila
dimutasikan menjadi pejabat struktural eselon III b baik pada lembaga teknis
daerah maupun satuan kerja perangkat daerah lain di lingkungan pemerintah
Kabupaten Nunukan berdasarkan Peraturan Daerah ini tetap diberikan hak
kepegawaian dan hak administrasi lainnya dalam jabatan struktural eselon III a.
(2) Jabatan struktural eselon III b seperti yang diatur dalam Peraturan Daerah ini,
efektif diberlakukan bagi pejabat yang baru dipromosikan untuk memangku
jabatan tersebut berdasarkan Peraturan Daerah ini.
Pasal 67
(1) Dalam rangka optimalisasi dan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan, RSUD
dapat melaksanakan pola pengelolaan keuangan dengan sistem badan layanan
umum (BLU).
(2) Pola pengelolaan keuangan dengan sistem badan layanan umum (BLU)
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diatur dan ditetapkan lebih lanjut dengan
Peraturan Bupati berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
32
Pasal 68
Ketentuan lebih lanjut tentang penjabaran tugas dan fungsi Lembaga Teknis Daerah
akan diatur dan ditetapkan dengan Peraturan Bupati.
BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 69
Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka :
1. Peraturan Daerah Kabupaten Nunukan Nomor 04 Tahun 2001 tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten
Nunukan (Lembaran Daerah Kabupaten Nunukan Tahun 2001 Nomor 04 Seri D
Nomor 04);
2. Peraturan Daerah Kabupaten Nunukan Nomor 16 Tahun 2003 tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan Kependudukan, Catatan Sipil dan
Keluarga Berencana Daerah Kabupaten Nunukan (Lembaran Daerah Kabupaten
Nunukan Tahun 2003 Nomor 16 Seri D Nomor 06);
3. Peraturan Daerah Kabupaten Nunukan Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah
Kabupaten Nunukan (Lembaran Daerah Kabupaten Nunukan Tahun 2003 Nomor
19 Seri D Nomor 09);
4. Peraturan Daerah Kabupaten Nunukan Nomor 18 Tahun 2003 tentang
Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Kabupaten
Nunukan (Lembaran daerah Kabupaten Nunukan Tahun 2003 Nomor 20 Seri D
Nomor 10); dan
5. Peraturan Daerah Kabupaten Nunukan Nomor 11 Tahun 2005 tentang
Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengelola Keuangan
dan Kekayaan Daerah Kabupaten Nunukan (Lembaran Daerah Kabupaten
Nunukan Tahun 2005 Nomor 11 Seri D Nomor 01) dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.
33
Pasal 70
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah
ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Nunukan.
Ditetapkan di Nunukan
pada tanggal 16 Juli 208
BUPATI NUNUKAN,
H. ABDUL HAFID ACHMAD
Diundangkan di Nunukan
pada tanggal 17 Juli 2008
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN NUNUKAN,
ttd
ZAINUDDIN HZ
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN TAHUN 2008 NOMOR 17 SERI
E NOMOR 11
SALINAN SESUAI DENGAN ASLINYA
KEPALA BAGIAN HUKUM
SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN NUNUKAN
MUHAMMAD AMIN, SH
34
Download