12 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Teori Dasar 2.1.1 Definisi

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Teori Dasar
2.1.1 Definisi komunikasi
Komunikasi berasal dari bahasa Latin communicatio yang berarti
‘pemberitahuan’ atau ‘pertukaran pikiran ’ . Jadi , secara garis besar ,suatu proses
komunikasi haruslah terdapat unsur-unsur kesamaan makna agar terjadi suatu
pertukaran pikiran dan pengertian antara komunikator (penyebar pesan) dan
komunikan (penerima pesan) .
Proses komunikasi dapat diartikan sebagai ‘transfer informasi’ atau pesan
(message) dari pengirim pesan sebagai komunikator dan kepada penerima
sebagai komunikan. Dalam proses komunikasi tersebut bertujuan untuk
mencapai saling pengertian (mutuan understanding) antara kedua pihak yang
terlibat dalam proses komunikasi. Dalam proses komunikasi , komunikator
mengirimkan pesan / informasi kepada komunikan sebagai sasaran komunikasi .
Adapun beberapa definisi komunikasi dari pakar , sebagai berikut :
1. Komunikasi adalah proses yng menggambarkan siapa mengatakan
apa dengan cara apa , kepada siapa dengan efek apa ( Laswell)
2. Komunikasi merupakan rangkaian proses pengalihan informasi dari
satu orang kepada orang lain dengan maksud tertentu .
3. Komunikasi adalah proses yang melibatkan seseorang untuk
menggunakan tanda-tanda (alamiah atau universal berupa simbol –
12
13
simbol berdasarkan perjanjian manusia ) verbal atau nonverbal yang
didasari atau tidak disadari bertujuan untuk mempengaruhi sikap
orang lain.
4.
Komunikasi adalah proses di mana seseorang individu atau
komunikator mengoperkan stimulan biasanya dengan lambanglambang bahasa ( verbal maupun non-verbal ) untuk megubah tingkah
laku orang lain . (Carl I. Hovland).
5. Komunikasi adalah penyebaran informasi , ide-ide sebagai sikap atau
emosi dari seseorang kepada orang lain terutama melalui simbolsimbol (Theodorson dan Thedorson ).
6. Komunikasi adalah seni menyampaikan informasi , ide dan sikap
seseorang kepada orang lain (Edwin Emery) .
7. Komunikasi adalah suatu proses interaksi yang mempunyai arti antara
sesama manusia (Delton E, Mc Farland)
8. Komunikasi adalah proses sosial , dalam arti pelempran pesan
/lambang yang mana mau tidak mau akan menumbuhkan pengaruh
pada semua proses dan berakibat pada bentuk perilaku manusia dan
adat kebiasaan . (William Albig).
9. Komunikasi berarti suatu mekanisme suatu hubungan antarmanusia
dilakukan dengan mengartikan simbol secara lisan dan membacanya
melalui ruang dan menyimpan dalam waktu (Charles H. Cooley).
14
10. Komunikasi merupakan proses pengalihan suatu maksud dari sumber
kepada penerima , proses tersebut merupakan suatu seri aktivitas,
rangkaian atau tahap-tahap yang memudahkan peralihan maksud
tersebut (A.Winnet) .
11. Komunikasi merupakan interaksi antarpribadi yang menggunakan
sistem simbol lingustik , seperti sistem simbol verbal (kata-kata) dan
nonverbal. Sistem ini dapat disosialisasikan secara langsung / tatap
muka atau melalui media lain (tulisan , oral, dan visual) (Karlfried
Knapp).
Dari beberapa definisi tersebut, maka dapat kita golongkan ada tiga
pengertian utama komunikasi , yaitu pengertian secara etimologis , terminologis ,
dan paradigmatis.
1. Secara etimologis , komunikasi dipelajari menurut asal-usul kata ,
yaitu komunikasi berasal dari bahasa Latin ‘communicatio’ dan
perkataan ini bersumber pada kata ‘communis’ yang berarti sama
makna mengenai sesuatu hal yang dikomunikasikan.
2. Secara terminologis , komunikasi berarti proses penyampaian
suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain.
3. Secara paradigmatis , komunikasi berarti pola yang meliputi
sejumlah komponen berkorelasi satu sama lain secara fungsional
untuk mencapai suatu tujuan tertentu . contohnya adalah ceramah
, kuliah, dakwah , diplomasi , dan sebagainya. Demikian pula
15
pemberitahuan surat kabar dan majalah , penyiaran radio dan
televisi atau pertunjukan film di gedung bioskop , dan lain-lain.
2.1.2 Proses Komunikasi
Proses komunikasi adalah setiap langkah mulai dari saat menciptakan
informasi sampai dipahami oleh komunikan . Komunikasi adalah sebuah proses ,
sebuah kegiatan yang berlangsung kontiniu . Dalam aplikasinya , langkah –
langkah dalam proses komunikasi adalah sebagai berikut :
Gambar 1 Proses komunikasi
1.Langkah pertama , ide / gagasan diciptakan oleh sumber / komunikator.
2. Langkah kedua , ide yang diciptakan tersebut kemudian dialihbentukan
menjadi lambang-lambang komunikasi yang mempunyai makna dan
dapat dikirman.
3. Langkah ketiga , pesan yang telah di-encoding tersebut selanjutnya
dikirimkan melalui saluran / media yang sesuai dengan karakteristik
lambang –lambang komunikasi ditujukan kepada komunikan.
16
4. Langkah keempat , penerima menafsirkan isi pesan sesuai dengan
persepsinya untuk mengartikan maksud pesan tersebut.
5. Langkah kelima , apabila pesan tersebut telah berhasil di –decoring ,
khalayak akan mengirim kembali pesan tersebut ke komunikator.
Dengan demikian , sejak ide itu diciptakan sampai dengan
dipahaminya pesan komunikasi yang menimbulkan umpan balik
merupakan suatu proses komunikasi. Lima tahap terjadinya proses
komunikasi memiliki 5 unsur komunikasi. Wilbur Schramm mengatakan
bahwa untuk terjadinya proses komunikasi paling sedikit harus memiliki
3 unsur komunikasi , yaitu komunikator , pesan, dan komunikan .
Harold D Laswell memperkenalkan 5 formula komunikasi untuk
terjadinya suatu proses komunikasi, yaitu
•
Who, yakni berkenan dengan siapa yang mengatakan.
•
Says What , yakni berkenaan dengan saluran apa.
•
In Which Channel , yakni berkenaan dengan saluran apa.
•
To Whom , yakni berkenaan dengan ditujukan kepada siapa.
•
With What Effect , yakni berkenaan dengan pengaruh apa.
Berdasarkan formula Laswell , maka terdapat lima komponen
komunikasi agar dapat terjadi proses komunikasi , yaitu
•
KOMUNIKATOR
•
PESAN
17
•
MEDIA
•
KOMUNIKAN
•
PENGARUH
Esensi dalam proses komunikasi adalah untuk memperoleh
kesamaan makna di antara orang yang terlibat dalam proses komunikasi
antarmanusia. Melalui proses ini, individu menyesuaikan dirinya dengan
orang lain melalui proses yang disebut pengiriman (transmitting) dan
penerimaan (receiving ) .
Dalam model transaksional , bukan sekedar seseorang berbuat
sesuatu kepada orang lain, melainkan perbedaan antara sumber dan
penerima yang berubah ubah dapat mempengaruhi proses komunikasi .
Sumber asal dapat mempengaruhi sumber. Sebagai contoh, pengaruh
pemikiran khalayak terhadap program mempengaruhi programer televisi
dalam merancang acara televisi .
2.1.3. Efek Komunikasi
Setiap komunikasi pasti memiliki efek . Dalam konsep komunikasi
paradigmatis disebutkan bahwa komunikasi merupakan sebuah pola yang
meliputi sejumlah komponen (unsur ) serta memiliki dampak-dampa tertentu .
Adapun pola-pola komunikasi memiliki dampak, anatar lain penyuluhan ,
penerangan , propaganda, kampanye , pendidikan , acara radio/ televisi ,
pemutaran film /video , dan diplomasi.
18
Pada dasarnya komunikasi memiliki 3 dampak , yaitu
1. Memberikan informasi , meningkatkan pengetahuan , menambah
wawasan. Tujuan ini sering disebut tujuan kognitif.
2. Menumbuhkan perasaan tertentu , menyampaikan pikiran , ide atau
pendapat. Tujuan ini sering disebut tujuan afektif.
3. Mengubah sikap, prilaku dan perbuatan . Tujuan ini sering disebut
tujuan konatif atau psikomotorik.
Untuk mencapai tujuan tersebut , maka diperlukan pola komunikasi yang
sesuai dengan yang menjadi tujuan komunikasi. Seperti yang dijelaskan
berikut ini.
No
Dampak
01
Kognitif
02
Afektif
Pola Komunikasi
Fungsi
1. kesadaran
Menjelaskan tentang sesuatu hal agar
2. pengetahuan
sesuatu
3.
dipahami.
pengamatan
itu dapat dimengerti dan
1. Perasaan / emosi Menumbuhkan perasaan tertentu agar
2. Sikap
mudah dihayati
3. Perbuatan
03
Psikomotor
1. Prilaku
Menimbulkan perubahan sikap, agar
2. tindakan
berperilaku
langsung
3. aksi
sesuai
dengan
diinginkan oleh komunikator.
yang
19
Tabel 1 Pola Komunikasi (Marhaeni Fajar, 2009 : 38)
2.1.4 Karakteristik komunikasi
Karakteristik saluran komunikasi dibagi menjadi tiga , yaitu :
1. Media Cetak
Dengan adanya teknologi komunikasi baru , publikasi cetak masih menjadi
media utama untuk komunikasi internal di kebanyakan organisasi.
Bayangkan bagaimana persaingan menarik perhatian pada publikasi ini harus
diatasi saat publikasi itu sampai dirumah karyawan dan keluarganya
Terdiri dari : majalah , koran , surat , newsletter.
2. Media elektronik
Menyediakan informasi dalam bentuk Audible , Visual , dan Audio Visual
terdiri dari : radio , televisi , satelit, display, video , telekonferensi, hotline ,
dan internet
3. Komunikasi tatap muka
Komunikasi langsung dengan personal , teman , keluarga , mitra kerja , dll.
(Marhaeni Fajar , 2009 : 59)
2.1.5 Hambatan Komunikasi
1. Hambatan dari proses komunikasi
a. Hambatan dari pengirim pesan
20
b. Hambatan dalam penyandian / simbol.
c. Hambatan media
d. Hambatan dalam bahasa sandi.
e. Hambatan dari penerima pesan.
f. Hambatan dalam memberikan balikan.
2. Hambatan fisik
Hambatan fisik dapat menggangu komunikasi yang efektif , cuaca gangguan
alat komunikasi , dan lain-lain. Misalnya :
a) Gangguan kesehatan
b) Gangguan alat komunikasi
c) Kelainan pada bentuk tubuh
3
Hambatan Semantik
Kata –kata yang dipergunakan dalam komunikasi kadang-kadang mempunyai
arti mendua yang berbeda , tidak jelas atau berbelit-belit antara pemberi
pesan dan penerima , dengan kata lain bahasa yang digunakan berbeda.
4. Hambatan Psikologis
Hambatan yang berasal dari sikap dan perbuatan yang tidak mendukung
proses komunikasi , seperti trauma , dll. (Marhaeni Fajar , 2009 : 62)
2.2 Komunikasi Massa
21
2.2.1 Pengertian Komunikasi Massa
Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh
Bittner (Rakhmat , 2003 :188), yakni : Komunikasi massa adalah pesan yang
dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (mass
communication is messages communicated through a mass medium to a large
number of people). Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi
massa itu harus menggunakan media massa. Media komunikasi yang termasuk
media massa adalah : radio siaran , dan televisi – keduanya dikenal sebagai
media elektronik ; surat kabar dan film sebagai media komunikasi massa adalah
film bioskop. Hal tersebut didukung oleh Gerbner (Rakhmat , 2003: 188) bahwa
komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi
dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang
dalam masyarakat industri.
Ahli komunikasi lainnya , Joseph A. Devito merumuskan definisi
komunikasi massa yang pada intinya merupakan penjelasan tentang pengertian
massa serta tentang media yang digunakannya. Ia mengemukakan definisinya
dalam dua item , yakni :” Pertama , komunikasi massa adalah komunikasi yang
ditujukan kepada massa , kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak
berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang
menonton televisi , tetapi ini berarti bahwa khalayak
Maka dari itu , komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi
yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar , heterogen , dan anonim
melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima
secara serentak dan sesaat. ( Rakhmat , 2003: 189)
22
2.2.2 Fungsi Komunikasi Massa
Komunikasi massa memiliki beberapa fungsi, yaitu: (Nurudin, 2007: 66-90)
1. Informasi.
Fungsi informasi merupakan fungsi paling penting yang terdapat dalam
komunikasi massa. Komponen paling penting untuk mengetahui fungsi informasi
ini adalah berita-berita yang disajikan. Fakta-fakta yang dicari wartawan di
lapangan kemudian dituangkannya dalam tulisan juga merupakan informasi.
Dalam istilah jurnalistik, fakta-fakta tersebut bisa diringkas dalam istilah 5W +
1H. Fungsi pers adalah melaporkan peristiwa di dalam masyarakat yang lebih
kompleks dan memberikan makna terhadap peristiwa-peristiwa tersebut.
2. Hiburan
Fungsi hiburan untuk media elektronik menduduki posisi yang paling
tinggi dibandingkan dengan fungsi-fungsi yang lain, karena masyarakat
menjadikan televisi sebagai media hiburan. Selain itu, Charles R.Wright
membuat tabel untuk memperjelas fungsi hiburan:
Masyarakat
Individu
Subkelompok
tertentu
Fungsi
Pelepasan lelah
Pelepasan lelah
Memperluas
bagi kelompok-
kekuasaan,
kelompok
mengendalikan
massa
bidang kehidupan
Kebudayaan
23
Disfungsi
Mengalihkan
Meningkatkan kepastian,
Memperlemah
publik
memperendah cita rasa,
estetik “budaya
menghindarkan
memungkinkan pelarian /
pop”
aksi sosial
pengasingan diri
Tabel 2 Fungsi Hiburan
3. Persuasi
Fungsi persuasif komunikasi massa tidak kalah pentingnya dengan fungsi
informasi dan hiburan. Banyak hal yang dibaca, didengar, dan dilihat khalayak
penuh dengan kepentingan persuasif. Menurut Josep A. Devito (1997) fungsi
persuasi dianggap sebagai fungsi paling penting dari komunikasi massa. Persuasi
bisa daang dari berbagai macam bentuk:
a. Mengukuhkan atau memperkuat sikap, kepercayaan, atau nilai
seseorang.
b. Mengubah sikap, kepercayaan, atau nilai seseorang.
c. Menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu.
d. Memperkenalkan etika, atau menawarkan sistem nilai tertentu.
Media massa juga mampu menggerakkan seseorag untuk berbuat sesuatu
hal dan tidak berbuat hal lain. Selain itu, media massa dalam beberapa kasus
dapat menunjukkan sebuah etika, dimana menunjukkan etika yang baik dan
mana yang tidak baik.
4. Transmisi Budaya
Transmisi budaya merupakan salah satu fungsi komunikasi massa yang
paling luas, meskipun paling sedikit dibicarakan. Transmisi budaya tidak dapat
dielakkan selalu hadir dalam berbagai bentuk komunikasi yang mempunyai
24
dampak pada penerimaan individu. Transmisi budaya mengambil tempat dalam
dua tingkatan, kontemporer dan historis. Dalam tingkatan kontemporer, media
massa memperkuat konsensus nilai masyarakat, dengan selalu memperkenalkan
bibit perubahan secara terus-menerus.
5. Mendorong Kohesi Sosial
Di dalam fungsi ini, media massa mendorong masyarakat untuk bersatu,
dimana media massa merangsang masyarakat untuk memikirkan dirinya bahwa
bercerai-berai bukan keadaan yang baik bagi kehidupan mereka. Media massa
yang memberitakan arti pentingnya kerukunan hidup umat beragama, sama saja
media massa itu mendorong kohesi sosial. Paul Lazarfeld dan Robert K. Merton
mengatakan bahwa media juga mempunyai fungsi narcotising dysfunction (racun
pembius), yaitu dimana media massa tidak dikelola secara bijak atau bahkan
hanya mengejar keuntungan materi bisa menjadi “racun” bagi masyarakat.
6. Pengawasan
Menurut Laswel, komunikasi massa mempunyai fungsi pengawasan yang
artinya, menunjuk pada pengumpulan dan penyebaran infromasi mengenai
kejadian-kejadian yang ada di sekitar kita. Fungsi pengawasan dibagi menjadi
dua, yaitu pengawasan peringatan dan pengawasan instrumental.
7. Korelasi
Fungsi korelasi yang dimaksud adalah fungsi yang menghubungkan
bagian-bagian dari masyarakat agar sesuai dengan lingkungannya. Erat kaitannya
dengan fungsi ini adalah peran media massa sebagai penghubung antara berbagai
komponen masyarakat. Sebuah berita disajikan oleh seorang reporter akan
menghubungkan antara narasumber dengan pembaca surat kabar. Menurut
25
Charles R. Wright fungsi korelasi juga termasuk menginterpretasikan pesan yang
menyangkut lingkungan dan tingkah laku tertentu dalam mereaksi kejadiankejadian.
8. Pewarisan Sosial
Menurut fungsi ini, media massa berfungsi sebagai seorang pendidik,
baik yang menyangkut pendidikan formal maupun informal yang mencoba
meneruskan atau mewariskan suatu ilmu pengetahuan, nilai, norma, pranata, dan
etika dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Jay Black dan Frederick C.
Whitney mengatakan fungsi pewarisan sosial dengan transmisi budaya. Menurut
mereka, transmisi budaya media massa bisa memperkuat kesepakatan nilai-nilai
sosial yang ada dalam masyarakat. Selain itu, media juga berperan untuk selalu
memperkenalkan ide-ide perubahan yang perlu dilakukan masyarakat secara
terus-menerus.
9. Melawan Kekuasaan dan Kekuatan Represif
Komunikasi massa bisa menjadi sebuah alat untuk melawan kebebasan
dan kekuatan represif. Komunikasi massa berperan memberikan informasi, tetapi
informasi yang diungkapkan mempunyai motif-motif tertentu untuk melawan
kemapanan. Diakui bahwa komunikasi massa juga bisa berperan untuk
memperkuat kekuasaan, tetapi bisa juga sebaliknya.
10. Menggugat Hubungan Trikotomi
Hubungan trikotomi adalah hubungan yang bertolak belakang antara tiga
pihak. Dalam kajian komunikasi hubungan trikotomi melibatkan pemerintah,
pers, dan masyarakat, dimana ketiga pihak tersebut dianggap tidak pernah
mencapai sepakat karena perbedaan kepentingan masing-masing. Pemerintah
26
memiliki posisi yang paling berkuasa dan menentukan atas masyarakat dan pers.
Hubungan trikotomi tersebut tidak bersifat demokratis. Di dalam fungsi ini,
komunikasi massa melalui media massa memiliki tugas penting untuk mengubah
hubungan trikotomi yang tidak adil.
2.2.3 Efek Komunikasi Massa
Efek diartikan sebagai semua jenis perubahan yang terjadi di dalam diri
seseorang setelah menerima sesuatu pesan komunikasi dari suatu sumber.
Perubahan yang dimaksud dapat meliputi perubahan pengetahuan, sikap, dan
perilaku nyata. Jenis dan sifat efek komunikasi massa terhadap khalayak
ditentukan oleh bekerjanya sejumlah faktor. Faktor-fakor tersebut, menurut
Wilbur Schramm adalah pesan, situasi, kepribadian audiens serta kelompok,
ketika audiens menjadi anggotanya. Menurut Bernard Berelson faktor-faktor itu
berupa jenis saluran komunikasi, persoalannya, orang yang menjadi sasaran serta
kondisi ketika komunikasi itu berlangsung menurut Wiryanto di Teori
Komunikasi Massa . Dan menurut Keith R. Stamm dan John E. Bowes, efek
komunikasi massa dibagi menjadi dua bagian dasar: (Nurudin, 2007: 206-213).
1. Efek Primer
Efek primer meliputi terpaan, perhatian, dan pemahaman. Secara sederhana,
efek primer terjadi jika ada orang yang mengatakan telah terjadi proses
komunikasi terhadap objek yang dilihatnya. Ketika sebuah pesan diterima oleh
audience dan menyita perhatiannya, terkadang masih sulit untuk dimengerti.
Sebagaimana komunikator dalam komunikasi antarpersona, ia dapat langsung
mengetahui bahwa pesannya tidak bisa dimengerti. Tetapi, dalam komunikasi
27
massa serimg kali komunikator tidak mengetahui apakah pesannya bisa
dimengerti atau tidak. Hal ini disebabkan umpan balik dalam komunikasi massa
sangat terbatas dan tidak ada cara praktis untuk mengecek apakah pesan yang
disiarkan bisa dipahami. Untuk mengurangi dampak ketidakpahaman,
komunikator dalam komunikasi massa terkadang melakukan berbagai cara
untuk memahamkan pesan-pesannya. Bentuk penelitian yang dilakukan agar
pesan-pesan yang disampaikan saluran komunikasi massa bisa dipahami adalah
dengan menggunakan “formula menarik” yang bisa digunakan unuk
meramalkan seberapa jauh pemahaman audience terhadap suatu pesan.
2. Efek Sekunder
Efek sekunder meliputi perubahan tingkat kognitif (perubahan pengetahuan dan
sikap), dan perubahan perilaku (menerima dan memilih). Menurut pendapat
Swanson (1979) ide dasar yang melatarbelakangi efek ini adalah bahwa
“audience” aktif di dalam memanfaatkan media massa. Dimana individu
menggunakan isi media untuk memenuhi tujuan mereka di dalam usaha
menikmati media massa. Tujuan tersebut akan disesuaikan dengan kebutuhan
dan keinginan individu masing-masing. Jika kebutuhan sudah memenuhi saluran
komunikasi massa, berarti individu mencapai tingkat “kepuasan” (Keith
R.Stamm dan John E. Bowes, 1990). Menurut John R. Bittner (1996), fokus
utama efek ini adalah tidak hanya bagaimana media mempengaruhi audience,
tetapi juga bagaimana audience mereaksi pesan-pesan media yang sampai pada
dirinya.
Media yang mampu digunakan untuk komunikasi massa, yaitu media
massa, baik yang berupa media cetak, audio, audio visual, film dan media luar
28
ruang. Media adalah kata yang berasal dari bahasa latin medius, yang berarti
perantara. Media massa adalah media yang mampu meraih banyak pembaca atau
penonton tanpa mengetahui identitasnya (Rosmawaty, 2010: 123-128).
1. Media Cetak
Media cetak adalah suatu media yang statis dan mengutamakan pesan-pesan
visual. Media ini terdiri dari lembaran dengan sejumlah kata, gambar, atau
foto, dalam tata warna dan halaman putih. Fungsi utamanya, adalah memberi
informasi dan menghibur. Media cetak adalah suatu dokumen atas segala hal
yang dikatakan orang lain dan rekaman peristiwa yang ditangkap oleh sang
jurnalis dan diubah dalam bentuk kata-kata, gambar, foto dsb.
2. Media televisi
Mulai dikenal di Indonesia pada tahun 1962, ketika Presiden Soekarno
menginstruksikan kepada Direktorat Perfilman Negara dan Direktur Teknik
Jawatan Radio untuk mendukung penyelenggaraan Asian Games IV di
Jakarta.
3. Media Radio
Menurut David Lerner, The Passing of The Traditional Society, karena media
radio dalam perkembangannya sangat akrab dengan masyarakat tradisional
dan kaum muda. Media radio memiliki kemampuan sebagai berikut:
a. Mampu menjangkau khalayak sasaran yang besar pada waktu yang
bersamaan.
b. Mampu menjangkau individu atau kelompok masyarakat yang hidup
terpencil dan terpencar-pencar seperti kehidupan masyarakat agraris pada
umumnya.
29
c. Cepat menyampaikan pesan sehingga dapat memberikan informasi
mutakhir yang berguna.
d. Mengatasi berbagai kendala geografis.
e. Mudah dimengerti , tidak memerlukan kemampuan membaca.
f. Tidak memerlukan konsentrasi yang tinggi ,dapat didengar sambil lalu.
2.3
Teori Teori Khusus
2.3.1
Uses and Gratification Theory (Teori Kegunaan dan Gratifikasi)
Teori ini pertama kali diperkenalkan oleh Herbert Blumer dan Eliha Katz,
dimana teori ini mengatakan bahwa pengguna media memainkan peran aktif
dalam memilih dan menggunakan media. Dengan kata lain, pengguna media
memainkan peran aktif dalam memilih dan menggunakan media, dimana
pengguna media berusaha untuk mencari sumber media yang paling baik di
dalam usaha memenuhi kebutuhannya (Nurudin, 2007: 191-192).
Teori uses and gratifications lebih menekankan pada pendekatan
manusiawi dalam melihat media massa, dimana manusia mempunyai otonomi,
wewenang untuk memperlakukan media. Teoretikus kegunaan dan gratifikasi
menganggap orang aktif karena mereka mampu untuk mempelajari dan
mengevaluasi berbagai jenis media untuk mencapai tujuan komunikasi.
Teori kegunaan dan gratifikasi memberikan sebuah kerangka untuk
memahami kapan dan bagaimana konsumen media individu menjadi lebih atau
kurang aktif dan konsekuensi dari keterlibatan yang meningkat atau menurun.
30
Banyak asumsi kegunaan dan gratifikasi secara jelas dinyatakan oleh para
pencetus pendekatan ini (katz, blumler, & guretvitch, 1974). Mereka menyatakan
bahwa terdapat lima asumsi dasar teori ini: (West & Turner, 2008: 104)
‐
Khalayak aktif dan pengguna medianya berorientasi pada tujuan
‐
Inisiatif dalam menghubungkan kepuasan kebutuhan pada pilihan media
tertentu terdapat pada anggota khalayak.
‐
Media berkompetisi dengan sumber lainnya untuk kepuasan kebutuhan
‐
Orang mempunyai cukup kesadaran diri akan penggunaan media mereka,
minat, dan motif sehingga dapat memberikan sebuah gambaran yang
akurat mengenai kegunaan tersebut kepada para peneliti.
‐
Penilaian mengenai nilai isi media hanya dapat dinilai oleh khalayak.
Teori uses and gratification seperti dirintis oleh Jack M. Leod dan Lee B.
Becker (1981:69) memberikan penekanan pada kecenderungan audien yang aktif
dalam mengkonsumsi media, yakni bahwa the person follows his/her interests,
choosing media content according to needs and synthesize content to satisfy
rhose/those needs (Pawito, 2007: 207).
Teori ini merupakan kebalikan dari teori peluru, dimana dalam teori
peluru media sangat aktif dan all powerfull, sementara audience berada di pihak
yang pasif. Teori uses and gratifications lebih menekankan pada pendekatan
manusiawi dalam melihat media massa, dimana manusia mempunyai otonomi,
wewenang untuk memperlakukan media (Nurudin, 2007: 192).
Teori ini mendasarkan asumsinya pada gagasan bahwa konsumen atau
audiens media bersifat aktif. Hal ini berarti adanya sifat sukarela sera pilihan
31
selektif audiens terhadap proses komunikasi. Jay G. Blumler (1979)
mengemukakan sejumlah gagasan menggunakan media, yang mencakup:
(Morrison, Wardhani, Hamid, 2010: 80-81)
1. Kegunaan: media memiliki kegunaan dan orang dapat memanfaatkan
kegunaan media.
2. Kehendak: motivasi menentukan konsumsi media, dimana ketika orang
membutuhkan hiburan dari televisi maka mereka mencari program komedi.
3. Seleksi: penggunaan media oleh audiens mencerminkan ketertarikan atau
preferensinya.
4. Tidak terpengaruh hingga terpengaruh: audiens menciptakan makna terhadap
isi media yang akan mempengaruhi apa yang mereka pikirkan dan kerjakan,
namun mereka juga secara aktif sering menghindar terhadap jenis pengaruh
media tertentu.
Schramm berusaha menegaskan bahwa audiens media massa menilai
tingkat hasil (level of reward) atau kepuasan (gratification) yang mereka
harapkan
dari
media
dan
pesan
yang
disampaikan
dengan
cara
membandingkannya dengan banyaknya pengorbanan yang harus diberikan untuk
mendapatkan hasil (Morrison, Wardhani, Hamid, 2010: 83).
Teori uses and gratifications mendapat pijakan yang semakin kokoh
dengan munculnya teori hierarki kebutuhan dan motivasi dari Abraham Maslow
(1970).
32
Gambar 2 Uses and Gratification Model
Sumber: Richard West & Lynn H. Turner, 2004: 394
Teori hierarki kebutuhan dan motivasi menyatakan bahwa orang akan
selalu berupaya secara aktif untuk memuaskan hierarki kebutuhannya, dan orang
yang berhasil mencapai satu tingkatan pada hierarki akan berupaya mencapai
tingkatan yang lebih tinggi. Berdasarkan gagasan Maslow, bahwa manusia secara
aktif mencari segala hal yang dapat memenuhi kebutuhannya sangat sesuai
dengan gagasan dari Katz, Blumler, dan Gurevitch mengenai bagaiman orang
mengonsumsi komunikasi massa. Manusia dapat dan secara aktif ikut serta
dalam proses komunikasi massa (Morrison, Wardhani, Hamid , 2010: 83-84).
Teori uses and gratifications beroperasi dalam beberapa cara yang bisa
dilihat dalam bagan dibawah ini.
Sumber pemuasan
kebutuhan yang
berhubungan dengan
non media:
1. Keluarga, temanteman
2. Komunikasi
interpersonal
33
Gambar 3 Teori Uses and Gratification
Kebutuhan kognitif adalah kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan
informasi, pengetahuan, dan pemahaman mengenai lingkungan. Kebutuhan ini
didasarkan pada hasrat untuk memahami dan menguasai lingkungan, juga
memuaskan rasa penasaran kita dan dorongan untuk penyelidikan kita.
Kebutuhan afektif adalah kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan
pengalaman-pengalaman
yang
estetis,
menyenangkan,
dan
emosional.
Kebutuhan pribadi secara integratif adalah kebutuhan yang berkaitan dengan
peneguhan
kredibilitas,
kepercayaan,
stabilitas,
dan
status
individual.
Kebutuhan sosial secara integratif adalah kebutuhan yang berkaitan dengan
34
peneguhan kontak dengan keluarga , teman , dan dunia. Hal tersebut didasarkan
pada hasrat untuk berafiliasi. Sementara itu, kebutuhan pelepasan adalah
kebutuhan yang berkaitan dengan upaya menghindarkan tekanan , ketegangan ,
dan hasrat akan keanekaragaman . (Nurudin, 2007: 194-195).
2.3.2 Konsep Minat
Banyak pendapat yang menyebutkan bahwa keputusan seseorang untuk
melakukan atau tidak melakukan sesuatu didasarkan kepada minat orang tersebut.
Hardjana mengartikan minat sebagai suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan
pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Menurut Hardjana , Minat
pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan
suatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat
Menurut Hafied Cangara (2002: 65) , minat berarti perhatian , kesukaan ,
hasrat terhadap suatu keinginan. Menurut Effendy dalam buku Ilmu Teori dan
Filsafat Komunikasi (2000:13) , minat adalah kelanjutan perhatian yang merupakan
titik tolak timbulnya hasrat untuk melakukan tindakan yang diharapkan. Sedangkan
menurut Kamus Basar Bahasa Indonesia ( 1998:583), minat diartikan sebagai
perhatian , ketertarikan , kecenderungan hati , yang dimiliki oleh individu secara
mendalam untuk mendapat sesuatu yang diinginkan dengan cara membayar
pengorbanan atau pengorbanan lainnya.
Minat bukanlah sesuatu yang dibawa sejak lahir, minat merupakan suatu
hasil belajar, mempengaruhi proses belajar selanjutnya, serta mempengaruhi
penerimaan minat-minat baru. Proses belajar dipengaruhi oleh minat karena dengan
35
adanya minat, seseorang akan memberikan perhatian yang lebih besar terhadap
subjek tertentu. Perhatian yang lebih besar ini membuat seseorang lebih giat dan
mudah untuk mempelajari sesuatu. Minat merupakan motivator yang kuat untuk
melakukan suatu aktivitas (Sandjaja, 2004:2).
Minat merupakan suatu keadaan dalam diri individu yang mampu
mengarahkan perhatiannya untuk objek tertentu , yang dianggap penting yang
mampu mendorong mereka untuk cenderung mencari objek yang disenangi tersebut.
Adapun ciri-ciri minat dapat dilihat dari :
1. Minat timbul dari perhatian terhadap suatu objek
2. Setiap orang mempunyai kesukaan terhadap objek yang diminati
3. Minat memunculkan kecenderungan hati untuk melakukan suatu
kegiatan.
Minat berkembang karena 3 aspek yaitu :
1. Efek kognitif yaitu berhubungan dengan pikiran atau penalaran , sehingga
khalayak yang semula tidak tahu , yang tadinya tidak mengerti yang
tadinya bingung menjadi merasa jelas.
2. Efek afektif yaitu berkaitan dengan perasaan . akibat dari membaca surat
kabar, mendengarkan radio , menonton televisi atau bioskop dapat
menimbulkan perasaan tertentu pada khalayak.
3. Efek behavioral , efek yang dihasilkan dalam perilaku seseorang yaitu
memiliki kemampuan yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain.
36
Ketiga kondisi tersebut adalah proses timbulnya minat terhadap stimulus.
Tetapi kondisi tersebut belum sampai pada tahap timbulnya minat terhadap objek.
Objek yang dimaksud dalam penelitian ini adalah program acara Masterchef US .
Dari penjelasan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa minat merupakan
keadaan dalam diri seseorang yang mempunyai perhatian terhadap suatu objek dan
menyukai objek tersebut sehingga cenderung selalu mencari objek yang disukainya.
2.3.2.1 Faktor Timbulnya Minat
Berdasarkan teori ”Acceptance Rejection” yang dikemukakan
Fryer, bahwa keberadaan minat itu berdasarkan pada orientasi suka dan
tidak sukanya individu terhadap objek, subjek atau aktivitas. Orientasi ini
pada gilirannya akan mempengaruhi penerimaan individu. Jika individu
suka terhadap objek,subjek atau aktivitas tersebut, maka individu akan
menerimanya. Jika individu tidak suka kepada objek, subjek atau aktivitas
tersebut, maka ia akan menolaknya. Penentuan minat ini didasarkan pada
reaksi individu (menolak menerima). Jika ia menerima berarti ia berminat,
dan jika menolak berarti ia tidak berminat (Sarwono S.W, 2003: 71).
Faktor timbulnya minat, menurut Crow and Crow (1982), terdiri
dari tiga faktor (Sarwono S.W, 2003: 76) :
a. Faktor dorongan dari dalam, yaitu rasa ingin tahu atau dorongan untuk
menghasilkan sesuatu yang baru dan berbeda. Dorongan ini dapat
membuat seseorang berminat untuk mempelajari ilmu mekanik,
melakukan penelitian ilmiah, atau aktifitas lain yang menantang.
37
b. Faktor motif sosial, yakni minat dalam upaya mengembangkan
diri dari dan dalam ilmu pengetahuan, yang mungkin diilhami oleh hasrat
untuk mendapatkan kemampuan dalam bekerja, atau adanya hasrat untuk
memperoleh penghargaan dari keluarga atau teman.
c. Faktor emosional, yakni minat yang berkaitan dengan perasaan
dan emosi. Misalnya, keberhasilan akan menimbulkan perasaan puas dan
dapat meningkatkan minat, sedangkan kegagalan dapat menghilangkan
minat seseorang.
2.3.2.2 Aspek – Aspek atau Kategori Minat
Taksonomi
afektif
Bloom
ini
meliputi
lima
kategori
(Atkinson,Hilgard, Pengantar Psikologi, 2000) :
1. Penerimaan (receiving) yang terdiri dari sub-kesadaran kemauan
untuk menerima perhatian yang terpilih. Di dalam penelitian ini
adalah bagaimana penonton menerima isi program yang berupa
presenter, tokoh, alur cerita dan musik/sound effect
2. Menanggapi
(responding)
yang
terdiri
dari
sub-kategori
persetujuan untuk menanggapi kemauan dan kepuasan.
3. Penilaian (valuing) yang terdiri dari sub-kategori penerimaan,
pemilihan dan komitmen terhadap nilai – nilai tertentu.
4. Organisasi
(organization)
yang
terdiri
dari
sub-kategori
penggambaran dan pengorganisasian terhadap nilai.
5. Pencirian (characterization) yang terdiri dari sub-kategori
pencirian dan pemasyarakatan nilai.
38
Di dalam penelitian, dimensi yang digunakan adalah minat.
Download