PKM-PE Optimasi Formulasi Sediaan Effervescent Daun

advertisement
PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
OPTIMASI FORMULASI SEDIAAN EFFERVESCENT DAUN
BINAHONG SEBAGAI MINUMAN TINGGI ANTIOKSIDAN
BIDANG KEGIATAN:
PKM PENELITIAN
Diusulkan Oleh:
AJI RAHMAN SYAH
2013430118 / 2013
FAUZIA ABDURROCHMAN
2013430134 / 2013
AHMAD AZZAM FUADIE
2014430066 / 2014
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
JAKARTA
2016
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. v
DAFTAR TABEL ................................................................................................... v
BAB 1. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1
1.2
Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3 Tujuan ............................................................................................................ 2
1.4 Kegunaan ....................................................................................................... 2
1.5 Luaran ............................................................................................................ 2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 3
2.1 Tanaman Binahon (Anredera cordifolia) ..................................................... 3
2.2
Ekatraksi Senyawa Aktif (Metabolit Sekunder) ....................................... 3
2.3
Granul Effervescent .................................................................................. 4
BAB 3. METODE PENELITIAN........................................................................... 5
3.1 Alat dan Bahan .............................................................................................. 5
3.1.1 Alat.......................................................................................................... 5
3.1.2 Bahan ...................................................................................................... 5
3.2 Metode Penelitian .......................................................................................... 5
3.2.1
Pembuatan Ekstrak Daun Binahong.................................................. 5
3.2.2
Pembuatan Granul Effervescent ........................................................ 5
3.3
Metode Analisa ......................................................................................... 6
3.4
Metode Analisa Data ................................................................................ 7
3.4.1
Penentuan Persen Peredaman ............................................................ 7
3.4.2
Penentuan Nilai IC50 ........................................................................ 7
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ...................................................... 9
4.1 Anggaran Biaya ............................................................................................. 9
4.2 Jadwal Kegiatan ............................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 10
LAMPIRAN-LAMPIRAN.................................................................................... 10
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pembimbing ....................... 10
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan ..................................................... 16
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas ............ 18
iii
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti .................................................. 19
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1: Tanaman Binahong ................................................................................3
DAFTAR TABEL
Tabel 3.2.1: Variabel Ekstraksi Daun Binahong......................................................5
Tabel 3.2.2: Rancangan formula granul effervescent ekstrak daun binahong .........6
Table 4. 1 : Ringkasan Anggaran Biaya PKM-P .....................................................9
Table 4. 2 : Jadwal Kegiatan PKM-P .......................................................................9
v
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Masyarakat Indonesia sejak dahulu sudah melakukan pengobatan secara
tradisional hingga sekarang. Kekayaan tumbuhan Indonesia yang berkhasiat
sebagai tanaman obat sangat berlimpah dan banyak digunakan sebagai obat
tradisional, maka obat tradisional perlu dikembangkan karena banyak kandungan
zat aktif yang menguntungkan. Seiring berkembangnya prinsip back to nature
,masyarakat sekarang ini semakin menyukai dan menyenangi ramuan bahan alami
dibandingkan obat kimia. Hal ini karena ramuan bahan alami lebih
ekonomis,mudah didapat dan tidak menimbulkan efek samping yang sangat
toksik.Pengembangan obat alami ini memang patut mendapatkan perhatian yang
lebih besar bukan saja disebabkan potensi pengembangannya yang terbuka, tetapi
juga permintaan pasar akan tradisional ini terus meningkatWalaupun demikian,
perlu pembuktian melalui penelitian dan pengkajian ilmiah oleh pakar
farmakognosi (ahli obat alam) perihal khasiat kandungan dan keamanannya pada
manusia.
Yang dimaksud dengan obat alami adalah sediaan obat, baik berupa obat
tradisional, fitofarmaka dan farmasetik, dapat berupa simplisia (bahan segar atau
yang dikeringkan), ekstrak, kelompok senyawa atau senyawa murni yang berasal
dari alam.Salah satunya adalah Daun binahong (Anredera cordifolia (Ten.),
Tanaman ini banyak terdapat tumbuh liar dialam pada 1-500 mdpl, namun dapat
dikembangbiakkan dengan cara stek batang, atau biji, termasuk golongan tanaman
sukulen (mengandung banyak air), bercabang, aroma lembut, berlendir, tipe
batang basah (herbaceous) yang merambat. Memiliki Batang yang keunguan
atau hijau, dengan panjang 2 sampai 19 cm, lebar 2 sampai 16 cm, memiliki daun
berwarna hijau, tebal, melengkung, dengan bentuk bagian yang dekat dengan
batang menyerupai hati. Dengan bentuk bunga merah keunguan diujung dan putih
di dasar akan keluar pada ketiak daun. Di beberapa negara, seperti Tiongkok,
secara umum mempunyai kandungan zat antioksidan untuk menangkal radikal
bebas, zat alkaloid yang berfungsi menurunkan gula darah pada tubuh, dan
saponin yang dapat menurunkan kadar kolesterol dan menyehatkan jantung.
Dalam penelitianini, pemanfaatan daun dikaji untuk dimanfaatkan sebagai obat
dengan berbagai manfaat, diantaranya untuk mengobati kencing manis, menjaga
sistem imun, ambeien dan lain – lain.
Produk olahan daun binahong biasanya banyak berbentuk kapsul, namun
pada kajian penelitian ini ekstrak daun binahong di olah dalam bentuk granul
effervescent, sediaan granul effervescent dapat digunakan untuk keperluan yang
kebih praktis, dengan cara mencampurkan granul effervescent ke dalam air. Gas
yang dihasilkan saat pelarutan granul effervescent adalah karbon dioksida,
sehinggga dapat memberikan efek rasa seperti air soda. angan di buat menjadi
effervescent diharapkan memliki nilai tambah di masyarakat, pembuatan granul
effervescent dibuat dengan menggunakan metode granulasi basah.
2
1.2 Rumusan Masalah
Apakah granul effervescent ekstrak daun binahong yang kaya antioksidan
mampu menyaingi effervescent sintetik?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui kadar antioksidan granul effervescent ekstrak daun binahong.
2. Mengetahui konsentrasi komposisi granul effervescent ekstrak daun
binahong yang dapat memberikan kadar antioksidan secara optimal.
1.4 Kegunaan
1. Sebagai pedoman acuan bahan dasar dalam pembuatan effervesen
berbahan dasar alam.
2. Diharapkan effervesen ekstrak binahong memiliki antioksidan lebih tinggi
di banding effervesen sintetik.
1.5 Luaran
1. Effervesen yang dihasilkan dari ekstrak daun binahong memiliki
antioksidan tinggi
2. Mendapatkan formula effervesen optimum dari ekstrak daun binahong
3. Artikel ilmiah :
3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Binahon (Anredera cordifolia)
Binahong atau Anredera cordifolia (Ten.) Steenis merupakan tanaman
yang memiliki nama genus Anredera dan tergolong Famili Basellaceae (Walters,
1989 dalam Rahmawati dkk, 2012). Binahong adalah tanaman obat dari daratan
Tiongkok yang dikenal dengan nama asli dheng san chi, sedangkan di dunia
intrnasional binahong dikenal dengan nama hearthleaf madeiravine (Suseno,
2013).Di Indonesia tanaman ini dikenal sebagai gendola yang sering digunakan
sebagai gapura yang melingkar di atas jalan taman. Tanaman merambat ini perlu
dikembangkan dan diteliti lebih jauh.Terutama untuk mengungkapkan khasiat dari
bahan aktif yang dikandungnya. Berbagai pengalaman yang ditemui di
masyarakat, binahong dapat dimanfaatkan untuk membantu proses penyembuhan
penyakit-penyakit berat (Manoi, 2009 dalam Rahmawati dkk, 2012).
Dengan demikian, tanaman binahong atau di Indonesia dikenal sebagai
gendola adalah tanaman yang tumbuh menjalar yang dapat berfungsi sebagai
tanaman hias sekaligus tanaman obat yang perlu diteliti lebih lanjut untuk
mengungkap khasiat yang dikandungnya.
Gambar 1: Tanaman Binahong
2.2 Ekatraksi Senyawa Aktif (Metabolit Sekunder)
Ekstraksi pelarut adalah metode pemisahan komponen dari suatu
campuran dengan menggunakan suatu pelarut dan bertujuan untuk menarik
komponen kimia yang terdapat dalam sampel. Ekstraksi membuat komponenkomponen kimia dalam sampel ditarik oleh pelarut kimia yang cocok yakni
didasarkan pada kemampuan melarutkan zat aktif dalam jumlah yang maksimum,
sehingga terbentuklah ekstrak (hasil ekstraksi yang mengandung berbagi
komponen kimia). Prinsip metode ini didasarkan pada distribusi zat terlarut
dengan perbandingan tertentu antara dua pelarut yang tidak saling bercampur
(Khopkar, 1990). Salah satu metode ekstraksi pelarut yang sering digunakan
adalah maserasi. Ekstraksi secara maserasi merupakan cara penyarian yang paling
sederhana yang dilakukan dengan cara merendam sampel dalam cairan penyari.
Rendaman tersebut disimpan terlindung dari cahaya langsung (mencegah reaksi
yang dikatalisis cahaya atau perubahan warna) dan dikocok kembali. Waktu
lamanya maserasi berbeda-beda antara 4-10 hari. Semakin besar perbandingan
cairan pengekstraksi terhadap sample, akan semakin banyak hasilyang diperoleh.
Senyawa metabolit adalah senyawa yang digolongkan berdasarkan
biogenesisnya, artinya berdasarkan sumber bahan baku dan jalur biosintesisnya.
Terdapat 2 jenis metabolit yaitu metabolit primer dan sekunder. Metabolit primer
4
(polisakarida, protein, lemak dan asam nukleat) merupakan penyusun utama
makhluk hidup, sedangkan metabolit sekunder meski tidak sangat penting bagi
eksistensi suatu makhluk hidup tetapi sering berperan menghadapi spesies-spesies
lain (Manitto, 1981 dalam Rustaman dkk, 2007).
Senyawa metabolit sekunder merupakan senyawa yang disintesis oleh
suatu makhluk hidup bukan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya, akan tetapi
untuk mempertahankan eksistensinya dalam berinteraksi dengan ekosistem.
Dalam proses interaksi dengan lingkungan hidupnya, seringkali kadar metabolit
sekunder yang disintesis berubah-ubah. Secara khusus, senyawa metabolit
sekunder mempunyai fungsi umum yaitu sebagai alat pengikat (attactant) bagi
serangga atau hewan lainnya untuk membantu penyerbukan, sebagai alat penolak
(repellant) terhadap gangguan hama atau hewan pemangsanya, dan sebagai alat
pelindung (protectant) terhadap kondisi lingkungan fisik yang ekstrim.
Persyaratan untuk mengekstraksi bahan kandungan tumbuhan adalah
tingkat kehalusan yang cocok dari material awal, dengan meningkatnya tingkat
kehalusan, maka luas permukaan yang terkena cairan ekstraksi akan semakin
besar. Serbuk dengan penghalusan yang tinggi kemungkinan sel-sel yang rusak
juga semakin besar, sehingga memudahkan pengambilan bahan kandungan
langsung oleh bahan pelarut (Octavia, 2009 dalam Sriwahyuni, 2010).
2.3 Granul Effervescent
Pengolahan granul effervescent dapat diolah dengan metode granulasi
basah dan metode granulasi kering, serta pencampuran dengan cairan nonreaktif.
Granulasi sendiri diartikan sebagai pembentukan partikel-partikel granul dengan
mekanisme pengikatan tertentu (Anonim, 1979).Granul effervescent adalah salah
satu bentuk sediaan farmasi yang diolah dari zat aktif, campuran asam-asam
organik dan natrium bikarbonat. Apabila granul ini dimasukan dalam air akan
membentuk reaksi asam dan basa yang akan langsung membebaskan
karbondioksida yang ditandai dengan timbulnya buih, keuntungannya akan
menghasilkan sensasi menyegarkan oleh reaksi karbondioksida, serta mampu
menutupi rasa pahit dari bahan obat. CO2 yang dihasilkan dapat mempercepat
penyerapan bahan obat didalam lambung (Scoville, 1957). Reaksi antara asam
sitrat dengan natrium bikarbonat, serta asam tartrat dengan natrium bikarbonat
dapat dilihat sebagai berikut:
H3C6H5O7H2O + 3NaHCO3 → Na3C6H5O7 + 4H2O + 3CO2
(Na Sitrat) (Air) (Karbondioksida) (Asam sitrat) (Na Bikarbonat)
H2C4H4O6 + 2NaHCO3 → Na2C4H4O6 + 2H2O + 2CO2
(Na Tartrat) (Air) (Karbondioksida) (Asam tartrat) (Na bikarbonat)
Reaksi diatas menjelaskan bahwa dibutuhkan 3 molekul natrium
bikarbonat untuk menetralkan 1 molekul asam sitrat dan dibutuhkan 2 molekul
natrium bikarbonatuntuk menetralisasi 1 molekul asam tartrat (Ansel, 1989).
Reaksi ini akan memberikan efek sparkle atau rasa seperti minuman soda yang
berlangsung cukup cepat, umumnya selesai dalam waktu kurang dari lima menit
dan menghasilkan larutan yang jernih (Pulungan dkk, 2004).
5
BAB 3. METODE PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
1. Alat yang digunakan untuk pembuatan ekstrak : maserator, waterbath,
blender, evaporator, timbangan, kain saring.
2. Alat yang digunakan untuk pembuatan granul effervescent: oven, mortir,
mixer, ayakan no. 8, no. 10 dan no. 16
3. Alat yang digunakan untuk pengujian : timbangan, labu ukur, pipet volum
dan spektrofotometer
3.1.2 Bahan
1. Bahan yang digunakan untuk pembuatan ekstraksi : daun binahong, etanol,
dan aquadest.
2. Bahan yang digunakan untuk pembuatan granul effervescent: PGE 800,
natrium bikarbonat, asam sitrat, asam tartrat, essence, dan pemanis.
3. Bahan yang digunakan untuk pengujian : DPPH, methanol
3.2 Metode Penelitian
3.2.1 Pembuatan Ekstrak Daun Binahong
Pembuatan ekstrak daun Binahong dilakukan dengan metode maserasi,
yaitu daun binahong dibersihkan, ditiriskan dan dipotong-potong, ditimbang lalu
diekstraksi dengan menggunakan etanol dengan cara maserasi selama beberapa
hari yang setiap harinya dikocok. Ekstrak kemudian disaring menggunakan kertas
saring didapat filtrate 1, kemudian residu diekstraksi kembali selama 2 hari
menggunakan etanol didapat filtrat 2 dan seterusnya. Selanjutnya filtrat
dikumpulkan, diuapkan menggunakan evaporator pada suhu 50°C sampai
volumenya menjadi ¼ dari volume awal, dan dilanjutkan dengan pengentalan
yang dilakukan dengan menggunakan waterbath dengan suhu 60oC sampai
menjadi ekstrak kental.
Tabel 3.2.1: Variabel Ekstraksi Daun Binahong
Konsentrasi
Hari
96%
Variable I
86% 76% 66%
5
56%
3
Variable II
76%
4
5
6
7
3.2.2 Pembuatan Granul Effervescent
Langkah awal pengolahan granul effervescent adalah penentuan formula
yang tepat. Formula acuan granul effervescent ekstrak Daun Binahong sebagai
berikut :
Ekstrak ……………………………........7,4 %
Natrium Bikarbonat …………………..48,1 %
Asam Tartrat ………………………….25,6 %
Asam Sitrat …………………………...16,6 %
6
Aspartam ………………………………1,4 %
PGE 8000.....…………………………...0,9 %
Essense …..……………………………..qs
Tabel 3.2.2: Rancangan formula granul effervescent ekstrak daun binahong
Formula 1
Formula 2
Formula 3
Ekstrak
7,4%
Ekstrak
14,8% Ekstrak
22,2%
Na-Bikarbonat 48,1%
Na-Bikarbonat 48,1% Na-Bikarbonat
40,8%
Asam Tartrat 25,6%
Asam Tartrat
21,9% Asam Tartrat
21,9%
Asam Sitrat
16,6%
Asam Sitrat
12,9% Asam Sitrat
12,9%
Aspartam
1,4%
Aspartam
1,4% Aspartam
1,4%
PGE 8000
0,9%
PGE 8000
0,9% PGE 8000
0,9%
Essense
qs
Essense
qs
Essense
qs
Ekstrak kental daun Binahong digranulasi basah dengan cara penambahan
PGE 8000 hingga menjadi granul yang diinginkan, selanjutnya diayak dengan
ayakan no 16 dan di panaskan dalam oven selama 3 jam dengan suhu 600C.
Komponen ini selanjutnya disebut komponen ekstrak daun Binahong.
Komponen ekstrak daun Binahong, natrium bikarbonat, asam tartrat, asam
sitrat, dan pemanis (aspartam) ditimbang sesuai dengan kebutuhan konsentrasi
tiap formula. Kemudian Granul ekstrak Binahong ditambahkan asam sitrat, asam
tartrat, dan aspartam dicampurkan dalam satu wadah dan disemprot dengan
larutan essence dalam etanol (1:4). Campuran tersebut kemudian diayak dengan
ayakan no. 8 kemudian granul dikeringkan dalam ovenpada suhu 40-50 0C selama
3 jam. Granul yang sudah kering diayak kembali dengan ayakan no. 10,
selanjutnya hasil ayakan ini disebut komponen asam.
Dalam wadah lain, natrium bikarbonat disemprot dengan essence dalam
etanol (1:4). Campuran tersebut kemudian diayak dengan ayakan no.8, kemudian
granul yang didapat dikeringkan dalam oven pada suhu 400C selama 3 jam.Granul
yang sudah kering diayak kembali dengan ayakan no. 10, selanjutnya hasil ayakan
ini disebut komponen basa.
Komponen asam dan komponen basa digranulasi dalam sebuah lumpang
hingga homogen. Hasilnya ialah granul effervescent ekstrak daun Binahong
ditimbang sebagai volume awal. Granul effervescent ekstrak Daun Binahong
kembali dioven hingga mendapat volume yang tetap selama 7 jam setelah itu
ditimbang sebagai berat granul kering. Sebelum dikemas, untuk menghindari
penyerapan kelembaban dari udara, granul effervescent dimasukkan dalam
desikator berisi silica gel selama 1 jam. Dilakukan evaluasi granul effervescent,
setelah dilakukan evaluasi granul, dipindahkan ke wadah lalu disegel secara cepat
dan rapat.
3.3
Metode Analisa
Pengujian Kemampuan Antioksidan dengan Spektrofotometer UV- Visible
1. Prinsip metode pemerangkapan radikal bebas DPPH
Kemampuan sampel uji dalam meredam proses oksidasi radikal bebas
DPPH dalam larutan metanol (sehingga terjadi perubahan warna DPPH dari ungu
menjadi kuning) dengan nilai IC50 (konsentrasi sampel uji yang memerangkap
7
radikal bebas 50%) sebagai parameter menentukan aktivitas antioksidan sampel
uji tersebut.
2. Pembuatan Larutan DPPH 0,5 mM
DPPH ditimbang 20 mg dan dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml
dicukupkan volumenya dengan metanol sampai garis tanda (Konsentrasi 200
ppm).
3. Pembuatan Larutan Blanko
Larutan DPPH 0,5 mM (konsentrasi 200 ppm) dipipet sebanyak 5 ml,
kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 25 ml, dicukupkan volumenya dengan
metanol sampai garis tanda (konsentrasi 40 ppm).
4. Penentuan panjang gelombang serapan maksimum dan Penentuan
Operating Time
Larutan DPPH konsentrasi 40 ppm dihomogenkan dan diukur serapannya
pada panjang gelombang 400-800 nm. Pengukuran dilajutkan untuk menentukan
operating time larutan DPPH dalam metanol dari menit 0 sampai menit 60 (1 jam)
5. Pembuatan Larutan Induk
Sebanyak 25 mg sample ditimbang kemudian dilarutkan dalam labu ukur
25 ml dengan metanol lalu volumenya dicukupkan dengan metanol sampai garis
tanda (konsentrasi 1000 ppm).
6. Pembuatan Larutan Uji
Larutan induk dipipet sebanyak 1 ml; 1,5 ml; 2 ml; 2,5 ml kemudian
masing-masing dimasukkan ke dalam labu ukur 25 ml (untuk mendapatkan
konsentrasi 40 ppm, 60 ppm, 80 ppm, 100 ppm), kemudian dalam masing-masing
labu ukur ditambahkan 5 ml larutan DPPH 0,5 mM (konsentrasi 200 ppm) lalu
volume dicukupkan dengan metanol sampai garis tanda, didiamkan di tempat
gelap, lalu diukur serapannya dengan spektrofotometer sinar tampak pada panjang
gelombang 516 nm, tiap 10 menit pada waktu mulai 0 menit hingga 60 menit.
3.4
Metode Analisa Data
3.4.1 Penentuan Persen Peredaman
Penentuan persen pemerangkapan radikal bebas oleh sampel uji ekstrak etanol
daun binahong menggunakan metode pemerangkapan radikal bebas 1,1-diphenyl2-picrylhydrazil (DPPH), yaitu dihitung dengan menggunakan rumus:
% π‘ƒπ‘’π‘Ÿπ‘’π‘‘π‘Žπ‘šπ‘Žπ‘› =
A Kontrol − A Sample
π‘₯ 100%
𝐴 πΎπ‘œπ‘›π‘‘π‘Ÿπ‘œπ‘™
Keterangan:
A kontrol = Absorbansi tidak mengandung sampel
A sampel = Absorbansi sampel
(Andayani, et al., 2008).
3.4.2
Penentuan Nilai IC50
Nilai IC50 merupakan bilangan yang menunjukkan konsentrasi sampel uji
(μg/ml) yang memberikan peredaman DPPH sebesar 50% (mampu meredam
proses oksidasi DPPH sebesar 50%). Nilai 0% berarti tidak mempunyai aktivitas
antioksidan, sedangkan nilai 100% berarti peredaman total dan pengujian perlu
8
dilanjutkan dengan pengenceran larutan uji untuk melihat batas konsentrasi
aktivitasnya. Hasil perhitungan dimasukkan ke dalam persamaan regresi
(Y=AX+B) dengan konsentrasi ekstrak (ppm) sebagai absis (sumbu X) dan nilai
% peredaman (antioksidan) sebagai kordinatnya (sumbu Y). Persamaan tersebut
digunakan untuk menentukan IC50 masing-masing sampel dinyatakan dengan
nilai y sebesar 50 dan nilai x yang diperoleh sebagai IC50.
Secara spesifik, suatu senyawa dikatakan sebagai antioksidan sangat kuat
jika nilai IC50 kurang dari 50 ppm, kuat untuk IC50 bernilai 50-100 ppm, sedang
jika IC50 bernilai 100-150 ppm, dan lemah jika IC50 bernilai 151- 200 ppm
(Mardawati, et al., 2008).
9
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya
Table 4. 1 : Ringkasan Anggaran Biaya PKM-P
No.
1
2
3
4
Jenis Pengeluaran
Peralatan penunjang
Bahan habis pakai
Perjalanan
Lain-lain
Jumlah
Biaya (Rp.)
2.750.000
4.400.000
2.750.000
1.100.000
11.000.000
4.2 Jadwal Kegiatan
Table 4. 2 : Jadwal Kegiatan PKM-P
No.
Kegiatan
2
Persiapan Bahan dan
Alat
Penelitian
3
Analisa Hasil
4
Pembuatan Laporan
1
Bulan ke-1
Bulan ke-2
Bulan ke-3
Bulan ke-4
10
DAFTAR PUSTAKA
Akbarians. 2011, potensi binahong Anrederacodifolia. http://farmasiklopedia,
blogspot.com/2011/02/potensi-binahong-anredera-cordifolia.html. Diakses
pada 25 Oktober 2016
Anwar, Khoerul. Formula Sediaan Tablet Effervescent dari ekstrak kunyit
Ayu, Tyas. 2013. Identifikasi Asam Fenolat Dari ekstraks etanol Daun Binahong (
Andredera cordifolia ( Ten .) Stennis ) Dan Uji Aktivitas Antioksidan.
Ionita, P. 2005. Is DPPH Stable Free Radical a Good Scavenger for Oxygen
Active Species?. Bucharest. Chemical Paper. 59(1). Hal. 11-16.
Isnindar., Subagus Wahyuono., dan Erna Prawita Setyowati. 2011. Isolasi dan
Identifikasi Senyawa Antioksidan Daun Kesemek (Dipspyros kaki Thunb.)
Dengan Metode DPPH ( 2,2-difenil-1-1-pikrilhidrazil). Majalah Obat
Tradisional. Vol. 16. No. 3. Hlm. 157-164.
Manoi, Feri, 2009, Binahong (Anredera cordifolia) sebagai Obat, Majalah Warta
Vol.15, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Molyneux, P. 2004. The Use of the Stable Free Radical Diphenylpicrylhydrazyl
(DPPH) for Estimating Antioxidant Activity. Songklanakarin J. Sci. Technol
26(2): 214-215.
Prior, R. L., Wu, X., & Schaich, K. 2005. Standardized methods for the
determination of antioxidant capacity and phenolics in foods and dietary
supplements. Journal of Agricultural and Food Chemistry. 53: 4290-4302.
Rachmawati, S., 2008, Study Makroskopi, Mikroskopi dan Skrining Fitokimia
Daun Anredera cordifolia (Ten.) Steenis, Thesis, Airlangga University,
Surabaya.
Selawa Widya. 2013. Kandungan Flavonoid Dan Kapasitas AntioksidanTotal
Ekstrak Etanol Daun Binahong [Anrederacordifolia(Ten.)Steenis.].95115
Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No 01.
Suryanti, M. 2010. Analisis kandungan polifenol, flavonoid, dan aktivitas
antioksidanpada tanaman Bangun-bangun (Coleus amboinicus) dengan
perawatanmenggunakan ekstrak tanaman terfermentasi. Skripsi, Jurusan
Kimia FMIPA UR.
Timmatimmi. 2014. Ekstraksi daun cermai metode maserasi.
11
12
13
14
Biodata Dosen Pembimbing
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap
2 Jenis Kelamin
3 Program Studi
4 NIDN
5 Tempat dan Tanggal Lahir
6 E-mail
7 Nomor Telepon/HP
Dr. Tri Yuni Hendrawati,ST, MSi
Perempuan
Teknik Kimia
0311066902
Klaten, 11 Juni 1969
[email protected]
08161414153
B. Riwayat Pendidikan
Nama Institusi
S1
Universitas
Gajah Mada
Jurusan
Teknik Kimia
Tahun Masuk-Lulus
1987 - 1992
S2
Institut Pertanian
Bogor
Teknologi Industri
Pertanian (Proses)
1998-2001
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
Nama Pertemuan Ilmiah /
Judul Artikel
No.
Seminar
Ilmiah
1
2
3
S3
Institut Pertanian
Bogor
Teknologi Industri
Pertanian
2001-2006
Waktu dan
Tempat
Seminar Teknik Kimia UNPAR
Pemanfaatan
Biomassa untuk
Pangan, Energi dan
Bahan Kimia
2010, Teknik
Kimia, UNPAR,
Bandung
Seminar Nasional Tjipto Utomo
Sumber Daya Alam
Indonesia: Peranan
Pendidikan dan
Teknologi Kimia
dalam
pemanfaatannya
secara
berkelanjutan
2010, ITENAS,
Bandung
Seminar Nasional Teknik Kimia
Indonesia dan Musyawarah
Nasional APTEKINDO
The Challenge of
Chemical
Engineering
Institutions in
Product Innovation
for a Sustainable
Future
2012,
APTEKINDO UI
15
16
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan
1. Peralatan penunjang
Material
Erlenmeyer
Labu ukur 100ml
Labu ukur 25ml
Spatula
Maserator
Pisau
Kertas saring
Saringan
Gelas ukur
Pipet volum
Pipet
Cawan
Penguapan
Mortar
Sewa Lab
(Di Bogor)
Justifikasi
Kuantitas
Pemakaian
Wadah sample
5
Larutan Standar
2
Larutan uji
6
Pengambil bahan
2
Proses maserasi
5
Memotong
2
sample
Untuk menyaring
3
Untuk menyaring
2
Menakar larutan
1
Untuk memipet
1
Untuk memipet
1
Penguapan
2
sample
Menghaluskan
2
granul
Untuk alat
Neraca,
Desikator,
Waterbath,
1
Evaporator, Oven,
Ayakan,
Spektrofotometer
SUB TOTAL (Rp)
Harga
Satuan (Rp)
65.000
50.000
30.000
10.000
28.000
Jumlah
(Rp)
325.000
100.000
180.000
20.000
140.000
Keterangan
25.000
50.000
Beli
30.000
50.000
100.000
35.000
20.000
90.000
100.000
100.000
35.000
20.000
Beli
Beli
Beli
Beli
Beli
20.000
40.00
Beli
25.000
50.000
Beli
1.500.000
1.500.000
Beli
Beli
Beli
Beli
Beli
1,5 Bulan
2.750.000
2. Bahan Habis Pakai
Material
Daun Binahong
Etanol
Asam Sitrat
Asam Tartrat
Natrium
Bikarbonat
Pemanis
PGE 8000
Essence
Aquades
Metanol
Justifikasi
Pemakaian
Bahan baku
Bahan baku
Bahan baku
Bahan baku
Bahan baku
Kuantitas
1,5 Kg
15 L
4 Kg
6 Kg
11 Kg
Bahan baku
Bahan baku
Bahan
tambahan
Pembilas
Pelarut
Harga Satuan
Jumlah (Rp)
Keterangan
150.000/kg
37.000/L
60.000/kg
140.000/kg
100.000/kg
225.000
555.000
240.000
840.000
1.100.000
Beli
Beli
Beli
Beli
Beli
0.35 Kg
300 gr
100 ml
400.000/kg
2.000/gr
140.000
600.000
Beli
Beli
Beli
40L
7L
32.500/10L
10.000/L
130.000
70.000
Beli
Beli
17
DPPH
Bahan
50 mg
tambahan
SUB TOTAL (Rp)
10.000/mg
500.000
Beli
Justifikasi
Pemakaian
Pencarian
bahan baku
Harga
Satuan (Rp)
Jumlah
(Rp)
3 orang
200.000/orang
600.000
Pulang –
Pergi
3 orang
600.000/orang
1.800.000
Pulang –
Pergi (1,5
Bulan)
4.400.000
3. Perjalanan
Material
Perjalanan ke
supplier alat dan
bahan kimia
Perjalanan ke lab
(Di Bogor)
Kuantitas
Penelitian
Perjalanan mencari
literatur
3 orang
Keterangan
350.000
SUB TOTAL (Rp)
2.750.000
4. Lain-lain (administrasi, publikasi, seminar, laporan, lainnya)
Material
Justifikasi
Pemakaian
ATK
Pembuatan proposal
dan laporan
Seminar
Publikasi
Print, copy
laporan
Kuantitas
1 set
Harga
Satuan
(Rp)
25.000
1 paket
350.000
350.000
1
1
500.000
225.000
500.000
225.00
1.100.000
11.000.000
SUB TOTAL (Rp)
TOTAL (KESELURUHAN) (Rp.)
Jumlah
(Rp)
25.000
Keterangan
18
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas
1
Aji Rahman
Syah
/2013430118
Teknik
Kimia
Teknik
Kimia
2
Fauzia
Abdurrochman
/2013430134
Ahmad Azzam
Fuadie
/2014430066
Teknik
Kimia
Teknik
Kimia
Alokasi
Waktu
Uraian Tugas
(jam/minggu)
10
-Persiapan bahan baku
Jam/minggu dan proses
-Perencanaan dan
perhitungan formulasi
produk
10
-Pengujian antioksidan
Jam/minggu
Teknik
Kimia
Teknik
Kimia
10
Jam/minggu
No
3
Nama /NIM
Program
Studi
Bidang
Ilmu
-Blending
-Evapotasi
-Pengeringan
Download