PDF - Jurnal UNESA

advertisement
MATHEdunesa
Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume3 No.5 Tahun 2016
ISSN : 2301-9085
PERANCANGAN PEMBELAJARAN DENGAN KERANGKA KERJA ELPSA (EXPERIENCE,
LANGUAGE, PICTORIAL, SYMBOL, AND APPLICATION) PADA MATERI PRISMA KELAS VIII SMP
Ismiyatul Laili
PendidikanMatematika, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya, e-mail :[email protected]
Ismail
PendidikanMatematika, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya, e-mail : [email protected]
Abstrak
Perancangan atau perencanaan pembelajaran merupakan tahap awal dalam pembelajaran.
Perencanaan pembelajaran merupakan hal yang penting untuk diperhatikan karena merupakan awal dari
perbaikan kualitas pembelajaran. Oleh karena itu dibutuhkan suatu perancangan pembelajaran yang
nantinya dapat diimplementasikan untuk menciptakan pembelajaran yang berkualitas. Salah satu kerangka
kerja dalam merancang pembelajaran matematika yang dapat digunakan adalah kerangka kerja ELPSA
(Experience, Language, Pictorial, Symbol, and Application). Kerangka kerja ini memfasilitasi siswa untuk
dapat membangun pengetahuannya sendiri, memaknai matematika secara komprehensif, serta dapat
menerapkannya dalam memecahkan permasalahan yang lebih kompleks.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perancangan pembelajaran dengan kerangka kerja
ELPSA pada materi prisma oleh subjek penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang
menggunakan metode pengamatan, validasi, dan wawancara.
Hasil penelitian yang diperoleh yaitu subjek pertama melakukan perancangan pembelajaran dengan
kerangka kerja ELPSA pada materi prisma dengan mengaji silabus untuk mendapatkan informasi mengenai
KI, KD, alokasi waktu, dan kegiatan pembelajaran yang dapat dilakukan guru; mengiidentifikasi materi
pembelajaran berdasarkan KD; menyusun indikator berdasarkan KD dengan memperhatikan karakteristik
siswa dan pembelajaran yang dirancang serta menyusun tujuan pembelajaran berdasarkan indikator
tersebut; menentukan pendekatan dan model pembelajaran yang digunakan dengan memperhatikan
karakteristik kerangka kerja ELPSA dan siswa; mengembangkan kegiatan pembelajaran berkerangka ELPSA
dengan membuat pertanyaan untuk memanggil kembali pengetahuan siswa dan mengaitkannya dengan
materi prisma, mendaftar istilah matematika yang digunakan serta menyusun langkah-langkah
pembelajaran menggunakan istilah tersebut, menggunakan gambar untuk membantu pemahaman siswa,
menjelaskan kepada siswa tentang suatu istilah kemudian menuliskannya dalam bentuk simbol, dan
membuat soal cerita mengenai penerapan materi prisma; menjabarkan jenis dan instrumen penilaian yang
digunakan; menentukan alokasi waktu; serta menentukan sumber belajar dan media pembelajaran yang
digunakan. Perancangan pembelajaran oleh subjek pertama menghasilkan RPP dengan kategori valid.
Sedangkan subjek kedua merancang pembelajaran dengan mengaji silabus untuk mengetahui
alokasi waktu dan KI; mengidentifikasi materi pembelajaran berdasarkan buku siswa dan pengetahuannya
sendiri; menyusun indikator berdasarkan kompetensi dasar namun tidak menyusun tujuan pembelajaran;
menentukan metode pembelajaran yang digunakan; mengembangkan kegiatan pembelajaran berkerangka
ELPSA dengan membuat pertanyaan untuk memanggil kembali pengetahuan siswa dan mengaitkannya
dengan materi prisma, mendaftar istilah matematika yang digunakan serta menyusun langkah-langkah
pembelajaran dengan istilah tersebut, menggunakan gambar dan alat peraga untuk membantu pemahaman
siswa, meminta siswa menuliskan pengetahuannya dalam bentuk simbol, dan membuat soal kontekstual
mengenai penerapan materi prisma; menjabarkan jenis dan instrumen penilaian; menentukan alokasi waktu;
serta menentukan sumber belajar dan media pembelajaran yang digunakan. Perancangan pembelajaran oleh
subjek kedua menghasilkan RPP dengan kategori valid.
Kata kunci: Perancangan pembelajaran, kerangka kerja ELPSA, prisma
Abstract
Designing a lesson plan is the first step in learning process. Designing a lesson plan is essential to be concern
because it is the beginning of the learning improvement. Therefore, applicable lesson plan is needed to create qualified
teaching-learning process. One of mathematics lesson design frameworks which may be used is ELPSA (Experience,
Language, Pictorial, Symbol, and Application). This framework facilitates students to get their knowledge by
Volume3 No. 5 Tahun 2016
themselves. Furthermore, it may also help them to comprehend mathematics comprehensively and it may be
implemented in solving complicated problems.
This research aimed to describe the designing of lesson plan using ELPSA framework of prism material of
grade VIII of junior high school. Descriptive research was exerted in this study and the exerted method were
observation, interview and validation.
The result of this research shows that the first subject reviews the syllabus to get the information about core
competence, basic competence, time allocation, and learning activities; indentifies the learning material to base on the
basic competence; arranges the indicators based on the student characteristics and develop learning goals based on these
indicators; determine the approach and learning model to base on the ELPSA framework and the students
characteristics; develop learning activities using ELPSA framework by having some questions to recall students
knowledge, links it with the prism material, makes a list of math terms and arranges the learning stages by using them,
uses picture to help students easier comprehending the lesson, explains certain term which writes in form of symbol;
makes an illustration problem for the implementation of prism. The assessment instrument, time allocation, sources,
and media are also described. The lesson plan of the first subject is valid.
Meanwhile, second subject reviews the syllabus to determine the time allocation and core competence;
identifies learning material based on students handbook and her knowledge; arranges the indicator based on basic
competence without the learning goals; determine the learning method; develop the learning activities based on ELPSA
framework by having some questions to recall the students knowledge and relate it with prism, makes list of terms used
and arrange the learning stages using the terms, uses pictures and media to help students comprehending the material,
asks the students to write symbol, make contextual question about prism; describe type of assessment instrument;
determine the time allocation, sources, and media. The lesson plan of the second subject is valid.
Keywords: Designing lesson plan, ELPSA framework, prism
PENDAHULUAN
Sumber Daya Manusia (SDM) yang
berkualitas merupakan salah satu komponen utama
dalam mewujudkan negara yang maju.Dengan
sumber daya manusia yang berkualitas, Indonesia
diharapkan dapat bersaing dan tidak tertinggal oleh
negara-negara di dunia, terutama dalam bidang
ilmu pengetahuan dan teknologi.Pendidikan
memiliki peran penting dalam menghasilkan
sumber daya manusia yang berkualitas tersebut.Hal
itu sejalan dengan salah satu prinsip belajar
mengajar baru yaitu pendidikan bertujuan untuk
memperbaiki kualitas kehidupan dalam rangka
pengembangan sumber daya manusia yang
bermutu (Hamalik, 2014). Lebih lanjut, dalam UU
RI
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 (1) tertulis:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.
Berdasarkan rumusan tersebut, dapat
disimpulkan bahwa pendidikan merupakan upaya
yang dilakukan untuk mengembangkan potensi
dan meningkatkan kualitas peserta didik melalui
proses pembelajaran. Oleh karena itu, lembaga
pendidikan
beserta
pemerintah
hendaknya
senantiasa memperbaiki kualitas pendidikan di
Indonesia dalam rangka peningkatan kualitas
sumber daya manusia.
Dalam menghadapi tantangan di era
globalisasi ini, dibutuhkan sumber daya manusia
yang handal serta memiliki pemikiran yang kritis,
logis, kreatif, sistematis, dan objektif.Salah satu
mata pelajaran di sekolah yang dapat digunakan
untuk mencapai tujuan tersebut adalah matematika.
Matematika dijuluki sebagai ratu ilmu
pengetahuan dan pelayan ilmu pengetahuan.
Matematika sebagai ratu ilmu pengetahuan berarti
matematika merupakan sumber dari ilmu yang lain.
Sedangkan yang dimaksud dengan pelayan ilmu
adalah selain berkembang untuk dirinya sendiri
sebagai suatu ilmu, matematika juga sebagai
penyedia jasa layanan untuk pengembangan ilmuilmu yang lain (Suherman dkk, 2001).Karena itu,
matematika merupakan ilmu yang sangat
penting.Hal tersebut juga dapat dibuktikan dengan
adanya mata pelajaran matematika dari sekolah
dasar hingga perguruan tinggi.
Matematika merupakan ilmu yang terdiri
dari konsep-konsep abstrak dan bersifat hierarki.
Hal tersebut berarti bahwa ketidakpahaman
191
Volume 3 No.5 Tahun 2016
terhadap suatu konsep akan menimbulkan
kesulitan bagi siswa dalam mempelajari konsepkonsep lanjutannya. Oleh karena itu, dalam setiap
pembelajaran matematika di sekolah diharapkan
siswa dapat memahami konsep-konsep matematika
yang diajarkan secara komprehensif.
Keberhasilan siswa dalam memahami
konsep-konsep matematika tentu tidak terlepas dari
peran guru. Menurut Slameto (2003), selain sebagai
pengajar, peran guru dalam proses pembelajaran
adalah sebagai direktur pengarah belajar yang ke
dalamnya termasuk fungsi guru sebagai perencana
pengajaran. Sebagai perencana pengajaran, guru
diharapkan mampu merencanakan kegiatan
pembelajaran sehingga setiap siswa dapat belajar
secara efektif dan efisien. Di sisi lain, Widoyoko
berpendapat
bahwa
untuk
mengevaluasi
keberhasilan program pembelajaran juga perlu
melihat desain dari pembelajaran tersebut. Sejalan
dengan hal tersebut, Uno (2014) menyatakan bahwa
perencanaan pembelajaran merupakan awal dari
perbaikan
kualitas
pembelajaran.
Hal
ini
dimungkinkan
karena
dalam
perencanaan
pembelajaran, tahapan yang akan dilakukan guru
telah terancang dengan baik, mulai dari
menganalisis tujuan pembelajaran sampai dengan
pelaksanaan evaluasi untuk mengukur ketercapaian
tujuan
pembelajaran
tersebut.
Berdasarkan
pendapat-pendapat tersebut, dapat disimpulkan
bahwa perencanaan pembelajaran merupakan hal
yang penting untuk diperhatikan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(2002), perencanaan diartikan sebagai proses, cara,
perbuatan merencanakan. Sedangkan perancangan
diartikan
sebagai
proses,
cara,
perbuatan
merancang. Sementara itu, merencanakan juga
diartikan sebagai merancang sehingga perencanaan
pembelajaran
dapat
pula
disebut
sebagai
perancangan
pembelajaran.Perencanaan
pembelajaran
diwujudkan
dengan
kegiatan
penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP).
Salah satu kerangka kerja yang dapat
digunakan
untuk
merancang
pembelajaran
matematika adalah kerangka kerja ELPSA
(Experience, Language, Pictorial, Symbol, and
Application). Sesuai namanya, kerangka ELPSA
memiliki lima komponen yaitu Experience
(pengalaman),
Language
(bahasa),
Pictorial
(gambar),Symbol (simbol),dan Application (aplikasi).
Lowrie dan Patahudin (2015b) menyatakan bahwa
kelima komponen ELPSA sangat penting untuk
dipikirkan dalam proses perancangan pembelajaran
matematika jika mengharapkan siswa dapat
memahami
matematika
secara
lebih
komprehensif.Selain itu, Lowrie dan Patahudin
(2015b) juga menjelaskan bahwa kerangka ELPSA
melihat pembelajaran sebagai suatu proses aktif
dimana siswa mengkonstruksi sendiri caranya
dalam memahami sesuatu melalui proses berpikir
secara individu dan interaksi sosial dengan orang
lain. Karena itu, kerangka kerja ELPSA dapat
dijadikan sebagai acuan untuk merancang
pembelajaran matematika yang berkualitas.
Salah satu materi matematika yang dekat
dengan kehidupan siswa yaitu prisma.Banyak
benda-benda berbentuk prisma yang dapat
dijumpai dalam keseharian. Materi prisma dipilih
karena dalam pembelajarannya dapat dirancang
berdasarkan kelima komponen ELPSA, misalnya
dengan mengaitkan antara pengetahuan siswa
tentang bangun datar dengan prisma atau tentang
balok dengan prisma, menggunakan istilah atau
bahasa matematika tertentu, menggunakan gambar
dan alat peraga prisma, menggunakan representasi
simbol, serta menyelesaikan masalah sehari-hari
yang berkaitan dengan luas permukaan dan volume
prisma. Selain itu, berdasarkan keterangan dari
guru matematika di salah satu SMP negeri di
Surabaya, salah satu kesulitan siswa dalam
mempelajari prisma adalah menentukan sisi alas
dan sisi tutup prisma jika posisi gambarnya
dibolak-balik.Hal tersebut dapat dihindari dengan
menekankan
pemaknaan
terhadap
istilah
matematika yang digunakan dengan bantuan
representasi
visual
dan
melatih
siswa
mengaplikasikan pengetahuannya tersebut, yang
dalam kerangka kerja ELPSA berkaitan dengan
beberapa komponennya.
Berdasarkan uraian di atas, pertanyaan dalam
penelitian ini yaitu bagaimanakah perancangan
pembelajaran dengan kerangka kerja ELPSA pada
materi prisma kelas VIII SMP oleh guru/calon guru
matematika.Dari pertanyaan penelitian tersebut,
tujuan dari penelitian iniyaitu mendeskripsikan
perancangan pembelajaran dengan kerangka kerja
ELPSA pada materi prisma kelas VIII SMP oleh
guru/calon guru matematika.
192
Volume 3 No.5 Tahun 2016
METODE
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif.
Pendekatan penelitian yang digunakan yaitu
pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan
kualitatif digunakan karena data dalam penelitian
ini berupa data hasil pengamatan proses
perancangan pembelajaran dan wawancara.
Sedangkan pendekatan kuantitatif
digunakan
karena dalam penelitian ini juga menggunakan
rumus perhitungan tertentu untuk diambil hasil
akhirnya,
kemudian
hasil
akhir
tersebut
dideskripsikan sesuai dengan apa adanya.
Subjek penelitian sebanyak dua orang yang
merupakan guru matematika pada sekolah
menengah atau calon guru matematika yang telah
menerima dan dinyatakan lulus dalam mata kuliah
pengembangan perangkat pembelajaran II serta
berjenis kelamin perempuan.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu Lembar Pengamatan Proses Perancangan
Pembelajaran (PPPP) yang digunakan untuk
mengamati langkah-langkah yang dilakukan subjek
penelitian dalam proses perancangan pembelajaran
dengan kerangka kerja ELPSA pada materi prisma,
Lembar Penilaian Kevalidan Hasil Perancangan
Pembelajaran (KHPP) yang digunakan untuk
mengetahui
kevalidan
hasil
perancangan
pembelajaran (RPP) dengan kerangka kerja ELPSA
pada materi prisma, dan pedoman wawancara yang
digunakan sebagai arahan dalam wawancara.
Untuk memperoleh data yang diperlukan
dalam penelitian ini, maka digunakan beberapa
teknik pengumpulan data yaitu pengamatan,
validasi, dan wawancara. Pengamatan dilakukan
oleh
peneliti
selama
proses
perancangan
pembelajaran berlangsung. Validasi dilakukan
untuk mendapatkan data tentang kevalidan
rancangan pembelajaran yang telah dibuat oleh
subjek penelitian.Penilaian kevalidan rancangan
pembelajaran ini dilakukan oleh tiga orang
validator. Sementara itu, wawancara dilakukan
untuk menggali lebih dalam tentang langkahlangkah atau proses perancangan pembelajaran
yang dilakukan oleh subjek penelitian. Wawancara
dilakukan setelah proses perancangan pembelajaran
dilaksanakan.
Teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini meliputi:
1. Analisis Data Hasil PPPP
2.
Data hasil PPPP dianalisis dengan
memperhatikan langkah-langkah apa saja yang
dilakukan subjek penelitian dalam proses
perancangan pembelajaran dan kemudian
dideskripsikan sesuai dengan apa adanya.
Analisis Data KHPP
Data
kevalidan
hasil
perancangan
pembelajaran (KHPP) dianalisis dengan
langkah-langkah berikut.
a. Merekapitulasi penilaian semua validator.
b. Menentukan skor akhir setiap kriteria
dengan ketentuan berikut.
1) Skor akhir kriteria merupakan modus
dari skor ketiga validator.
2) Jika ketiga validator memberikan skor
yang berbeda-beda (tidak dapat
ditentukan modusnya), maka skor
akhir kriteria merupakan skor pada
urutan kedua setelah ketiga skor
tersebut diurutkan dari terkecil ke
terbesar.
c. Menentukan skor akhir dari setiap aspek
dengan ketentuan berikut.
1) Skor akhir aspek merupakan modus
dari skor akhir kriteria pada aspek
tersebut.
2) Jika tidak dapat ditentukan modusnya,
maka diatur berdasarkan ketentuan
berikut.
a) Jika banyaknya skor akhir kriteria
pada aspek tersebut adalah 2, maka
skor
akhir
aspek
ditentukan
berdasarkan kombinasi skor akhir
kriteria yang diperoleh.
Tabel 1 Konversi Skor Akhir
Kriteria ke Skor Akhir Aspek
Kombinasi Skor
Akhir Kriteria
3 dan 4
2 dan 3, 2 dan 4
1 dan 3, 1 dan 4
1 dan 2
Skor Akhir
Aspek
4
3
2
1
b) Jika banyaknya skor akhir kriteria
pada aspek tersebut adalah 3, maka
skor akhir aspek merupakan skor
pada urutan kedua setelah skor
akhir kriteria pada aspek tersebut
diurutkan dari terkecil ke terbesar.
c) Jika banyaknya skor akhir kriteria
pada aspek tersebut adalah 6, maka
193
Volume 3 No.5 Tahun 2016
skor akhir aspek merupakan skor
pada urutan keempat setelah skor
akhir kriteria pada aspek tersebut
diurutkan dari terkecil ke terbesar.
d. Menentukan kategori kevalidan rancangan
pembelajaran (RPP), yaitu dinyatakan valid
jika ada minimal empat aspek yang
mendapat skor minimal 3. Sedangkan
dinyatakan tidak valid jika tidak memenuhi
ketentuan tersebut.
3. Analisis Data Hasil Wawancara
Analisis data hasil wawancara dilakukan
dengan reduksi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan.
mendukung.Sementara itu, diskusi yang dilakukan
dengan S2 mengenai penerapan komponen
experience dan application dalam pembelajaran.
Perancangan Pembelajaran dengan Kerangka
Kerja ELPSA Pada Materi Prisma Oleh Subjek
Pertama (S1)
1. Mengaji silabus
Berdasarkan hasil pengamatan dan
wawancara diketahui bahwa S1 mengaji
silabus.Hal tersebut dilakukan S1 untuk
mengetahui
kompetensi
inti
(KI)
dan
kompetensi dasar (KD) yang nantinya
digunakan
untuk
mengembangkan
indikator.Selain itu, dari silabus tersebut S1 juga
melihat alokasi waktu pembelajaran materi
prisma dan kegiatan pembelajaran yang
dilakukan. S1 membagi waktu yang telah
ditetapkan tersebut untuk masing-masing sub
materi yang ada, yaitu balok, kubus, limas, dan
prisma. S1 juga melihat deskripsi kegiatan
pembelajaran pada silabus sebelum mulai
merancang
kegiatan
pembelajarannya
nanti.Namun, S1 tidak merujuk silabus untuk
menentukan penilaian, materi pembelajaran,
dan sumber belajar.Jadi, dapat disimpulkan
bahwa S1 mengaji silabus yang ia dapatkan dari
pemerintah.
Pengkajian
silabus
tersebut
bertujuan untuk melihat kompetensi inti (KI),
kompetensi dasar (KD), alokasi waktu, dan
kegiatan pembelajaran yang dapat dilakukan
guru.
2. Mengidentifikasi materi pembelajaran
Dari
hasil
pengamatan,
S1
tidak
mengidentifikasi materi pembelajaran. Namun
berdasarkan hasil wawancara, ternyata S1
menentukan topik pembelajaran berdasarkan
kompetensi dasar (KD) terkait. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa S1 mengiidentifikasi materi
pembelajaran berdasarkan KD
3. Menyusun indikator dan tujuan pembelajaran
berdasarkan kompetensi dasar
Berdasarkan hasil pengamatan dan
wawancara, S1 mengembangkan beberapa
indikator dari satu kompetensi dasar pada aspek
pengetahuan yang berkaitan dengan materi
prisma. Kemudian S1 mempertimbangkan
apakah indikator tersebut cocok dengan
siswanya. Sedangkan pada aspek sikap, S1
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pemilihan subjek dilakukan sesuai dengan
kriteria yang telah ditentukan yaitu guru
matematika pada sekolah menengah atau calon
guru matematika yang telah menerima dan
dinyatakan lulus dalam mata kuliah pengembangan
perangkat pembelajaran II serta berjenis kelamin
perempuan hingga diperoleh dua orang subjek
penelitian. Subjek penelitian terpilih dan kodenya
disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 2 Subjek Penelitian Terpilih
Nmr.
Nama
a.
1
ARL
b.
c.
a.
2
RT
b.
Keterangan
Guru matematika kelas
VIII dan IX di SMP
Kartika IV-11 Surabaya
Mengajar sejak tahun
2015
Pendidikan terakhir: S1
Pendidikan Matematika
Calon guru matematika
yang telah lulus mata
kuliah pengembangan
perangkat pembelajaran
II
Lulusan S1 Pendidikan
Matematika tahun 2016
Kode
S1
S2
Subjek penelitian kemudian diberi referensi
atau sumber bacaan mengenai kerangka kerja
ELPSA.Sebelum
perancangan
pembelajaran
dilakukan, subjek penelitian berdiskusi dengan
peneliti guna memperdalam pemahaman mengenai
kerangka kerja ELPSA.Hal-hal yang didikusikan
peneliti dengan S1 yaitu mengenai karakteristik dari
kerangka kerja ELPSA, penerapan komponen
application dalam pembelajaran, ciri khas dari
kerangka kerja ELPSA, dan sumber belajar yang
194
Volume 3 No.5 Tahun 2016
mengembangkan indikator sikap bekerja sama
dan bertanggung jawab karena menggunakan
pembelajaran diskusi. Dari penjelasan S1, dapat
diketahui bahwa S1 hanya menyusun indikator
yang berkaitan dengan KI 2 (aspek sikap sosial)
dan KI 3 (aspek pengetahuan).Selanjutnya, S1
mengembangkan tujuan pembelajaran dari
indikator yang telah ia buat tadi dengan
memperhatikan pembelajaran yang ia rancang.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa S1 menyusun
indikator yang dikembangkan dari kompetensi
dasar dengan memperhatikan karakteristik
siswa dan pembelajaran yang dirancang, serta
menyusun tujuan pembelajaran berdasarkan
indikator tersebut.
4. Menentukan metode, model, atau pendekatan
pembelajaran yang digunakan
Subjek S1 menggunakan pendekatan
saintifik dan model pembelajaran kooperatif
karena model pembelaran kooperatif sesuai
dengan karakteristik kerangka kerja ELPSA
yaitu mengajak siswa aktif membangun
pengetahuan. Selain itu, S1 menyatakan bahwa
dalam model pembelajaran kooperatif ia masih
dapat memberikan bantuan sedikit demi sedikit
kepada
siswanya
dalam
membangun
pengetahuan
untuk
meminimalisasi
kebingungan siswa. Jadi, dapat disimpulkan
bahwa S1 menentukan pendekatan dan model
pembelajaran
yang
digunakan
dengan
memperhatikan karakteristik dari kerangka
kerja ELPSA dan karakteristik siswanya.
5. Mengembangkan
kegiatan
pembelajaran
berdasarkan kerangka kerja ELPSA
S1 menggunakan tayangan powerpoint
untuk menampilkan gambar benda-benda
kemudian melakukan tanya jawab dengan siswa
untuk memunculkan komponen experience.
Kemudian, S1 mengenalkan istilah matematika
yaitu prisma, prisma segitiga, dan prisma
segilima dalam pembelajaran dengan bantuan
gambar. Dengan kata lain, S1 memunculkan
komponen language bersamaan dengan pictorial.
Selanjutnya untuk memunculkan komponen
symbol, S1 akan menjelaskan tentang alas prisma,
tinggi prisma, luas permukaan prisma, dan
volume prisma dari gambar tersebut kemudian
menuliskannya dalam bentuk simbol. Kemudian
S1 akan meminta siswa mengerjakan soal cerita
6.
7.
8.
9.
195
yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari
setelah membangun pengetahuan melalui
pengerjaan LKS untuk memunculkan komponen
application. Jadi, dapat disimpulkan bahwa S1
mengembangkan kegiatan pembelajaran dengan
kerangka kerja ELPSA pada materi prisma
dengan membuat pertanyaan untuk memanggil
kembali pengetahuan siswa dan mengaitkannya
dengan materi prisma, mendaftar istilah
matematika yang digunakan serta menyusun
langkah-langkah pembelajaran menggunakan
istilah tersebut, menggunakan bantuan gambar
untuk
membantu
pemahaman
siswa,
menjelaskan kepada siswa tentang suatu istilah
kemudian menuliskannya dalam bentuk simbol,
dan membuat soal cerita yang berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari mengenai penerapan
materi prisma.
Menjabarkan jenis dan instrumen penilaian
Dari hasil pengamatan dan wawancara
dapat diketahui S1 menyusun lembar penilaian
untuk menilai sikap dan pengetahuan siswa. S1
juga telah menentukan pedoman pengskoran.
Penilaian sikap dilakukan dengan teknik
pengamatan. Sedangkan penilaian pengetahuan
menggunakan
teknik
tes.Jadi,
dapat
disimpulkan bahwa S1 menjabarkan jenis dan
instrumen penilaian yang digunakan.
Menentukan alokasi waktu
S1 menentukan jumlah pertemuan beserta
durasi untuk masing-masing pertemuan dan
durasi setiap kegiatan pembelajaran dengan cara
mengira-ngira
berdasarkan
kemampuan
siswanya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa S1
menentukan alokasi waktu yang digunakan.
Menentukan sumber belajar atau media
pembelajaran
Subjek S1 menggunakan LKS dan buku
siswa sebagai sumber belajar serta tayangan
powerpoint sebagai media pembelajaran. Jadi,
dapat disimpulkan bahwa S1 telah menentukan
sumber belajar dan media pembelajaran yang
digunakan sesuai yang telah ditetapkan dalam
langkah pembelajaran.
Kevalidan hasil perancangan pembelajaran
Penilaian validitas terhadap RPP yang
dirancang S1 diperoleh skor 3 untuk aspek
tujuan, 4 untuk aspek langkah pembelajaran, 4
untuk aspek waktu, 4 untuk aspek bahasa, 4
Volume 3 No.5 Tahun 2016
untuk aspek LKS, dan 4 untuk aspek soal.
Berdasarkan data tersebut, keenam aspek
mendapat nilai minimal 3 sehingga validitas
RPP dinyatakan valid.
Subjek S2 menggunakan metode tugas,
diskusi, dan penemuan dalam pembelajaran
yang dirancang. Pemilihan metode tersebut
dikarenakan S2 ingin mengajak siswanya untuk
berdiskusi serta menemukan kembali rumus
luas permukaan dan volume prisma. Dengan
kata lain, S2 merancang pembelajaran yang
pembelajaran yang mengajak siswa untuk aktif
membangun
sendiri
pengetahuannya
berdasarkan pemikiran sendiri dan interaksi
dengan orang lain. Jadi, dapat disimpulkan
bahwa S2 menentukan metode pembelajaran
yang digunakan dalam pembelajaran dengan
cara memilih metode yang sesuai dengan gaya
pembelajaran yang dirancang.
5. Mengembangkan
kegiatan
pembelajaran
berdasarkan kerangka kerja ELPSA
S2 menggunakan tayangan powerpoint
untuk menampilkan gambar bangun datar,
kemudian menanyakan kepada siswa apa nama
bangun datar tersebut beserta rumus luasnya
untuk memunculkan komponen experience.
Selanjutnya S2 menggunakan bantuan gambar
untuk mengenalkan istilah matematika yang
digunakan, yaitu mengenai prisma dan alas
prisma. Dalam hal ini, S2 memunculkan
komponen experience, language, dan pictorial
secara bersamaan. Selanjutnya S2 juga
menggunakan alat peraga yaitu bungkus cokelat
yang berbentuk prisma untuk membantu siswa
memperoleh pemahamannya mengenai sisi-sisi
prisma. Kemudian S2 meminta siswa untuk
memberi nama terhadap sisi-sisi tersebut dan
menuliskannya dalam bentuk symbol untuk
memunculkan komponen symbol. Berdasarkan
hasil wawancara dapat diketahui bahwa S2
meminta siswa mengerjakan soal setelah selesai
mengerjakan
LKS
untuk
memunculkan
komponen application. Jadi, dapat disimpulkan
bahwa
S2
mengembangkan
kegiatan
pembelajaran dengan kerangka kerja ELPSA
pada
materi
prisma
dengan
membuat
pertanyaan
untuk
memanggil
kembali
pengetahuan siswa dan mengaitkannya dengan
materi prisma, mendaftar istilah matematika
yang digunakan serta menyusun langkahlangkah pembelajaran menggunakan istilah
tersebut, menggunakan bantuan gambar dan
alat peraga untuk membantu pemahaman siswa,
Perancangan Pembelajaran dengan Kerangka
Kerja ELPSA Pada Materi Prisma Oleh Subjek
Kedua (S2)
1. Mengaji silabus
Berdasarkan hasil pengamatan dan
wawancara, S2 mempelajari silabus untuk
melihat alokasi waktu yang tersedia sehingga S2
dapat menentukan jumlah pertemuan untuk
materi prisma. Selain itu, S2 juga menggunakan
silabus sebagai sumber rujukan untuk
menyantumkan kompetensi inti (KI). Namun, S2
tidak merujuk silabus untuk menentukan materi
pembelajaran, proses pembelajaran, penilaian,
dan sumber belajar.Jadi, dapat disimpulkan
bahwa S2 mengaji silabus untuk mengetahui
alokasi waktu yang tersedia dan mendapatkan
informasi mengenai KI.
2. Mengidentifikasi materi pembelajaran
Dari hasil pengamatan, dapat diketahui
bahwa
S2
mengidentifikasi
materi
pembelajaran.Berdasarkan hasil wawancara, S2
menentukan topik pembelajaran berdasarkan
buku siswa dan pengetahuannya sendiri. Subjek
S2 juga menyantumkan ringkasan materi yang
diajarkan pada RPP yang dibuat. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa S2 mengidentifikasi materi
pembelajaran dengan menggunakan buku siswa
sebagai sumber rujukan dan berdasarkan
pengetahuannya sendiri.
3. Menyusun indikator dan tujuan pembelajaran
berdasarkan kompetensi dasar
Berdasarkan hasil pengamatan dan
wawancara, dapat diketahui S2 menyusun tujuh
indikator berdasarkan kompetensi dasar dengan
cara memilih sikap atau kompetensi yang ingin
dimunculkan dalam pembelajaran berkaitan
dengan materi prisma. Namun, S2 tidak
menyusun tujuan pembelajaran karena menurut
S2 tujuan pembelajaran telah terjawab di
indikator. Jadi, dapat disimpulkan bahwa S2
menyusun indikator berdasarkan kompetensi
dasar dan tidak menyusun tujuan pembelajaran.
4. Menentukan metode, model, atau pendekatan
pembelajaran yang digunakan
196
Volume 3 No.5 Tahun 2016
6.
7.
8.
9.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan
hasil
analisis
data
dan
pembahasan diperoleh simpulan sebagai berikut.
1. Subjek pertama melakukan perancangan
pembelajaran dengan kerangka kerja ELPSA
pada materi prisma dengan mengaji silabus
untuk mendapatkan informasi mengenai
kompetensi inti (KI), kompetensi dasar (KD),
alokasi waktu, dan kegiatan pembelajaran yang
dapat dilakukan guru; mengidentifikasi materi
pembelajaran berdasarkan KD; menyusun
indikator yang dikembangkan dari KD dengan
memperhatikan
karakteristik
siswa
dan
pembelajaran yang dirancang, serta menyusun
tujuan pembelajaran berdasarkan indikator
tersebut; menentukan pendekatan dan model
pembelajaran
yang
digunakan
dengan
memperhatikan
karakteristik
siswa
dan
karakteristik dari kerangka kerja ELPSA, yaitu
mengajak siswa aktif membangun pengetahuan;
mengembangkan kegiatan pembelajaran dengan
kerangka kerja ELPSA dengan membuat
pertanyaan
untuk
memanggil
kembali
pengetahuan siswa dan mengaitkannya dengan
materi prisma untuk komponen experience,
mendaftar istilah matematika yang digunakan
serta menyusun langkah-langkah pembelajaran
menggunakan istilah tersebut untuk komponen
languange, menggunakan bantuan gambar untuk
membantu pemahaman siswa pada komponen
pictorial, menjelaskan kepada siswa tentang
suatu istilah kemudian menuliskannya dalam
bentuk simbol untuk komponen symbol, dan
membuat soal cerita yang berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari mengenai penerapan
materi prisma untuk komponen application;
menjabarkan jenis dan instrumen penilaian yang
digunakan, yaitu teknik pengamatan dengan
instrumen lembar penilaian sikap untuk aspek
sikap dan teknik tes dengan instrumen lembar
penilaian
untuk
aspek
pengetahuan;
menentukan alokasi waktu yang digunakan
dengan perkiraan berdasarkan kemampuan
siswa; serta menentukan sumber belajar dan
media
pembelajaran
yang
digunakan.
Perancangan pembelajaran oleh subjek pertama
menghasilkan RPP dengan kategori valid.
meminta siswa menuliskan pengetahuannya
dalam bentuk simbol, dan membuat soal
kontekstual mengenai penerapan materi prisma.
Menjabarkan jenis dan instrumen penilaian
Dari hasil pengamatan dan wawancara
dapat diketahui S2 menyusun instrumen
penilaian untuk aspek sikap dan pengetahuan.
Pada aspek sikap, S2 menggunakan teknik
pengamatan untuk menentukan nilai sikap
siswa dengan bantuan kisi-kisi yang telah
dibuat.
Pada
aspek
pengetahuan,
S2
menggunakan LKS dan soal berbentuk uraian
sebagai instrumen penilaian. Hal ini berarti S2
menggunakan teknik tes dalam menilai aspek
pengetahuan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa S2
telah menjabarkan jenis dan instrumen penilaian
yang digunakan.
Menentukan alokasi waktu
Berdasarkan hasil pengamatan dan
wawancara, S2 menentukan jumlah pertemuan
dan pembagian waktu setiap kegiatan pada
masing-masing
pertemuan
dengan
mempertimbangkan metode pembelajaran yang
digunakan dan jumlah indikator yang harus
tercapai. Jadi, S2 telah menentukan alokasi
waktu yang digunakan.
Menentukan sumber belajar atau media
pembelajaran
Berdasarkan hasil pengamatan dan
wawancara, S2 menggunakan LKS dan buku
siswa sebagai sumber belajar serta tayangan
powerpoint, alat peraga dari karton, dan
bungkus cokelat yang berbentuk prisma sebagai
media pembelajaran. Jadi, dapat disimpulkan
bahwa S2 telah menentukan sumber belajar dan
media pembelajaran yang digunakansesuai
dengan yang telah ditetapkan dalam langkah
pembelajaran.
Kevalidan hasil perancangan pembelajaran
Penilaian validitas terhadap RPP yang
dirancang S2 diperoleh skor 3 untuk aspek
tujuan, 4 untuk aspek langkah pembelajaran, 4
untuk aspek waktu, 4 untuk aspek bahasa, 4
untuk aspek LKS, dan 4 untuk aspek soal.
Berdasarkan data tersebut, keenam aspek
mendapat nilai minimal 3 sehingga validitas
RPP dinyatakan valid.
197
Volume 3 No.5 Tahun 2016
2. Subjek
kedua
melakukan
perancangan
pembelajaran dengan kerangka kerja ELPSA
pada materi prisma dengan mengaji silabus
untuk mengetahui alokasi waktu yang tersedia
dan mendapatkan informasi mengenai KI;
mengidentifikasi materi pembelajaran dengan
menggunakan buku siswa sebagai sumber
rujukan dan berdasarkan pengetahuannya
sendiri; menyusun indikator berdasarkan KD
dengan cara memilih sikap atau kompetensi
yang ingin dimunculkan dalam pembelajaran
dan tidak menyusun tujuan pembelajaran;
menentukan
metode
pembelajaran
yang
digunakan dalam pembelajaran dengan cara
memilih metode yang sesuai dengan gaya
pembelajaran yang dirancang, yaitu metode
tugas, diskusi, dan penemuan; mengembangkan
kegiatan pembelajaran dengan kerangka kerja
ELPSA dengan membuat pertanyaan untuk
memanggil kembali pengetahuan siswa dan
mengaitkannya dengan materi prisma untuk
komponen
experience,
mendaftar
istilah
matematika yang digunakan serta menyusun
langkah-langkah pembelajaran menggunakan
istilah tersebut untuk komponen language,
menggunakan bantuan gambar dan alat peraga
untuk membantu pemahaman siswa pada
komponen pictorial, meminta siswa menuliskan
pengetahuannya dalam bentuk simbol untuk
komponen
symbol,
dan
membuat
soal
kontekstual mengenai penerapan materi prisma
untuk komponen application; menjabarkan jenis
dan instrumen penilaian yang digunakan, yaitu
teknik pengamatan dengan terlebih dahulu
membuat kisi-kisi penilaian sikap dan teknik tes
dengan instrumen soal uraian untuk penilaian
aspek pengetahuan; menentukan alokasi waktu
yang digunakan dengan mempertimbangkan
metode pembelajaran yang digunakan dan
jumlah indikator yang harus tercapai; serta
menentukan sumber belajar dan media
pembelajaran yang digunakan. Perancangan
pembelajaran oleh subjek kedua menghasilkan
RPP dengan kategori valid.
3. Perbedaan perancangan pembelajaran yang
dilakukan kedua subjek penelitian yaitu dalam
penyusunan
tujuan
pembelajaran
dan
pengembangan
kegiatan
pembelajaran
berdasarkan kerangka kerja ELPSA. Subjek
pertama menyusun tujuan pembelajaran dan
hanya
menggunakan
gambar
untuk
memperkenalkan
komponen
pictorial.
Sedangkan subjek kedua tidak menyusun tujuan
pembelajaran karena sudah terjawab dalam
indikator dan tidak hanya menggunakan
gambar untuk memunculkan komponen
pictorial, tetapi juga alat peraga dari karton, dan
bungkus cokelat berbentuk prisma.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan diskusi,
peneliti memberikan saran sebagai berikut.
1. Bagi guru yang akan merancang pembelajaran
dengan kerangka kerja ELPSA, pada komponen
experience
sebaiknya
menggunakan
pertanyaan/soal/permasalahan
mengenai
materi yang diajarkan tapi sekaligus dapat
memanggil
kembali
pengalaman
siswa.
Sehingga siswa akan lebih siap dalam menerima
materi yang diajarkan.
2. Bagi peneliti lain yang ingin melakukan
penelitian sejenis sebaiknya:
a. Menggunakan kalimat yang dapat langsung
diukur melalui pengamatan dan lebih
spesifik apabila menggunakan lembar
pengamatan untuk mengetahui proses
perancangan pembelajaran.
b. Menggunakan
ketiga
aspek
untuk
menentukan kualitas suatu perangkat, yaitu
validitas (validity), kepraktisan (practically),
dan keefektifan (effectiveness)agar kualitas
perangkat yang dihasilkan dapat diketahui
secara mendalam hingga diujicobakan di
kelas.
c. Lebih spesifik dalam menilai kevalidan
rancangan pembelajaran, misalnya dengan
menyertakan penilaian terhadap ketepatan
pemilihan pertanyaan/soal yang dapat
memanggil kembali pengalaman siswa,
ketepatan penggunaan istilah matematika,
ketepatan pemilihan gambar atau alat
peraga, ketepatan penggunaan simbol, dan
ketepatan pemilihan soal.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan Nasional.2002. Kamus Besar
Bahasa Indonesia.Edisi Ketiga. Jakarta:
Balai Pustaka.
198
Volume 3 No.5 Tahun 2016
Departemen Pendidikan Nasional. 2003. UndangUndang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Jakarta.
Hamalik, Oemar. 2014. Kurikulum dan Pembelajaran.
Jakarta: Bumi Aksara.
Lowrie, T. dan Patahudin, S. M. 2015b. “ELPSA –
Kerangka
Kerja
untuk
Merancang
Pembelajaran Matematika”. Jurnal Didaktik
Matematika (online) Volume 2 Nomor 1
(http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/DM/articl
e/view/2390/2256, diakses 6 Oktober 2015).
Uno, Hamzah. 2014. Perencanaan Pembelajaran.
Jakarta: Bumi Aksara.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang
Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Suherman, E., Turmudi, Suryadi, D., Herman, T.,
Suhendra, Prabawanto, S., Nurjanah, dan
Rohayati, Ade. 2001. Strategi Pembelajaran
Matematika Kontemporer. Bandung: JICA.
Widoyoko, S. E. P. Tanpa Tahun. “Evaluasi
Program
Pembelajaran”.
(online).
(http://www.umpwr.ac.id/download/publi
kasiilmiah/Evaluasi%20Program%20Pembelajara
n.pdf, diakses 8 Januari 2016).
199
Download