akuntansi sosial dan lingkungan, perlu atau tidak

advertisement
Volume 1. No. 1 Desember 2013
AKUNTANSI SOSIAL DAN LINGKUNGAN, PERLU ATAU TIDAK ?
(TINJAUAN KONSEP DAN IMPLEMENTASINYA PADA PERUSAHAANPERUSAHAAN DI INDONESIA)
Agus Sugiono
Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Islam Madura
Abstract
Can not be denied the existence of the company is to bring a positive impact on economic
growth, however, on the other hand will have a negative impact on social and
environment. Phenomenon that underlies the need to develop social and environmental
accounting (social and environmental Accounting) and a claim against the expansion of
corporate responsibility. Social and environmental accounting suggest that a business
entity can not be separated from the social environment in which the entity is located, so
that the interaction between the two needs to be accommodated in the techniques and
methods of accounting. This paper discusses the theoretical basis of social and
environmental accounting and its application in Indonesia with the conclusion that the
application of social and environmental accounting in Indonesia is still very low and the
role of social and environmental accounting to be relevant as a solution to social
problems faced by companies in Indonesia.
Keywords : Corporate Responbility, Social and Environmental Accounting
dan kreditur dengan mencapai tingkat laba
PENDAHULUAN
Pergeseran
filosofis
pengelolaan maksimum telah bergeser dengan adanya
organisasi entitas bisnis yang mengalami konsep
manajemen
modern,
dimana
perubahan dari pandangan manajemen orientasi perusahaan dalam mencapai laba
klasik ke manajemen modern khususnya di maksimum perlu dihubungkan dengan
beberapa negara industri seperti Amerika tanggung jawab sosial perusahaan kearah
dan
Eropa
telah
melahirkan
sebuah keseimbangan antara tuntutan para pemilik
orientasi baru tentang tanggung jawab perusahaan,
kebutuhan
para
pegawai,
perusahaan. Pandangan Manajemen klasik pelanggan, pemasok, lingkungan dan juga
tentang tanggung jawab perusahaan yang masyarakat
umum,
karena
menurut
hanya beorientasi kepada pemilik modal pandangan manajemen modern perusahaan
45
Volume 1. No. 1 Desember 2013
dalam menjalankan operasionalnya harus aktivitas sosial dan perlindungan terhadap
berinteraksi dengan lingkungan sosialnya lingkungan kepada stakeholder perusahaan.
dan
sumber-sumber
ekonomi
yang Perusahaan tidak hanya menyampaikan
digunakan oleh perusahaan semuanya informasi mengenai keuangan kepada
berasal dari lingkungan sosial dimana investor dan kreditor yang telah ada serta
perusahaan itu berada. Oleh karena itu calon investor atau kreditor perusahaan,
perusahaan sebagai organisasi bisnis harus tetapi
juga
perlu
memperhatikan
mampu merespon apa yang dituntut oleh kepentingan sosial di mana perusahaan
lingkungan sosialnya, sehingga entitas beroperasi.
Bentuk
tanggung
jawab
bisnis dan entitas sosial dapat saling perusahaan dan kepada siapa perusahaan
berinteraksi dan berkomunikasi untuk bertanggung jawab dapat dijelaskan oleh
beberapa teori. Dengan demikian, tanggung
kepentingan bersama.
Seiring
perkembangan jawab
dengan
perusahaan
tidak
hanya
konsep manajemen tersebut, para akuntan kepada investor atau kepada kredior tetapi
juga
bagaimana juga kepada pemangku kepentingan lain
membicarakan
permasalahan tanggung jawab sosial ini misalnya
karyawan,
dapat diadaptasikan dalam ruang lingkup suplier,
konsumen,
pemerintah, masyarakat, media,
akuntansi (Hines, 1988) dalam Maksum organisasi
industri,
dan
(1991), sehingga tujuan utama pelaporan kelompok kepentingan lainnya.
keuangan guna memberikan informasi
Berdasarkan uraian diatas
dapat
kepada para pemegang saham dan kreditur dipahami bahwa ide dasar yang melandasi
menjadi
ikut
bergeser
pula
kearah perlunya dikembangkan akuntansi sosial
kecenderungan bahwa perlunya pelaporan dan lingkungan (social and environmental
yang
bersifat
dari
luar
organisasi Accounting), secara umum sebenarnya
perusahaan (externality) dalam rangka adalah
tuntutan
terhadap
perluasan
memberikan informasi kepada beberapa tanggung jawab perusahaan.
kelompok orang luar yang berkepentingan
Sejak dekade tahun 70-an, masalah
terhadap perusahaan. Akuntansi sosial dan externality ini terus menjadi isu penting
lingkungan
telah
lama
menjadi dikalangan profesi
akuntan. Beberapa
perhatian akuntan. Akuntansi ini menjadi penulis seperti Estes (1973), Bowman dan
penting
karena
perusahaan Mason (1976), K.Most (1977), Carrol AB
perlu menyampaikan informasi mengenai (1984), Henderson (1984) dan Chua (1990)
46
Volume 1. No. 1 Desember 2013
dalam
(1991), tersebut tentunya dapat dipahami karena
Sawardjono
menggambarkan beberapa contoh kongkrit kelompok yang mendukung maupun yang
yang dapat dianggap sebagai externality, tidak mendukung punya alasan keinginan
antara lain seperti melaporkan jumlah terhadap kepentingan serta argumentasinya
karyawan, jaminan kesehatan, informasi masing-masing.
Di Indonesia sendiri, permasalahan
tentang upaya pencegahan pencemaran
lingkungan, standar kualitas, pengepakan akuntansi sosial dan lingkungan memang
produk ramah lingkungan, penyaluran bukanlah hal yang baru, para pakar
beasiswa pendidikan, kesempatan magang, akuntansi
di
Indonesia
juga
telah
pelatihan kerja bagi mahasiswa, dan melakukan analisis dan studi tentang
kepedulian
sosial
masyarakat kemungkinan penerapan akuntansi sosial
kepada
sekitar industri. Permasalahan penting dan lingkungan di Indonesia (Harahap,
lainnya yang menjadi isu dikalangan para 1988);
lihat
juga
Sudibyo (1988);
akuntan sehubungan externality adalah Hadibroto (1988) dalam Suadi (1988),
mengenai seberapa jauh perusahaan harus hanya saja akuntansi sosial dan lingkungan
bertanggung jawab terhadap sosial ekonomi menjadi
seluruhnya, dan
akuntansi
kurang
populer
karena
bagaimana perlakuan kemungkinan perusahaan-perusahaan di
yang
untuk Indonesia memanfaatkan laporan tahunan
tepat
menggambarkan transaksi yang terjadi hanya sebagai laporan kepada Shareholders
antara
perusahaan
dengan
lingkungan dan Debtholders atau sebagai informasi
bagi calon investor (Utomo, 2000). Sebuah
sosialnya tersebut.
(1988;1993;2001) analisis yang dilakukan oleh Sudibyo
Harahap
mengemukakan bahwa persoalan apakah (1988) dalam Suadi (1988) menyimpulkan
perusahaan perlu mempunyai tanggung bahwa terdapat dua hal yang menjadi
jawab sosial atau tidak, sampai saat ini kendala sulitnya penerapan akuntansi sosial
masih terus merupakan perdebatan ilmiah dan
lingkungan
dalam sistem ekonomi kapitalis. Lebih jauh (1)
lemahnya
Harahap
(2002)
menyebutkan
di
Indonesia,
tekanan
sosial
yaitu
yang
bahwa menghendaki pertanggungjawaban sosial
fenomena ini merupakan bentuk dari perusahaan, dan (2) rendahnya kesadaran
penyadaran kapitalis terhadap tanggung perusahaan di Indonesia tentang pentingnya
jawab sosial perusahaan melalui penyajian pertanggung jawaban sosial. Sementara itu
informasi
akuntansi.
Pro
dan
kontra artikel yang ditulis oleh Harahap (1988)
47
Volume 1. No. 1 Desember 2013
merekomendasikan perlunya dikembang- terciptanya
tanggung
jawab
sosial
kan konsep Sosio Economic Accounting perusahaan pada kondisi bisnis sekarang
(SEA) di Indonesia karena lebih dekat ini?”
dengan falsafah bangsa Indonesia yang
berlandaskan pada Pancasila dan UUD KAJIAN PUSTAKA
1945.
Definisi
Perkembangan
yang
demikian
mendorong
lingkungan
pesat
saat
Akuntansi
Sosial
dan
bisnis Lingkungan
ini
telah
perusahaan-perusahaan
Istilah
Akuntansi
Sosial
dan
di lingkungan (Social and environmental
Indonesia menuju kearah kesadaran akan Accounting) sebenarnya bukan merupakan
pentingnya
sehingga
pertanggungjawaban
perlu
dianalisis
sosial, istilah baku dalam akuntansi. Para pakar
kembali akuntansi membuat istilah masing-masing
penerapan akuntansi sosial dalam situasi untuk menggambarkan transaksi antara
dan
kondisi
perekonomian
Indonesia perusahaan
dengan
lingkungannnya.
sekarang ini. Perusahaan sebagai salah satu Ramanathan (1976) dalam Suadi (1988)
pelaku
pembangunan
dituntut
untuk mempergunakan istilah Social Accounting
menjaga kelestarian lingkungan dan sosial dan mendefinisikannya sebagai proses
masyarakat. Dalam menganalisis rencana pemilihan
variabel-variabel
investasi modal maka perusahaan perlu menentukan
tingkat
prestasi
yang
sosial
mempertimbangkan biaya sebagai dampak perusahaan baik secara internal maupun
sosial dan lingkungannya.
eksternal.
(1988)
menggunakan
Responsibility
Rumusan masalah
Berangkat
Parker (1986) dalam Suadi
dari
istilah
Accounting,
Sosial
yang
berkembangnya merupakan cabang dari ilmu akuntansi.
tuntutan dan kesadaran tanggungjawab Sementara itu Belkoui dalam Harahap
sosial perusahaan, pro dan kontra terhadap (1993) membuat suatu terminologi Socio
konsep akuntansi sosial dan lingkungan Economic Accounting (SEA) yang berarti
(social and environmental Accounting), dan proses
pengukuran,
pengaturan
dan
pengembangannya di Indonesia (Harahap, pengungkapan dampak pertukaran antara
1988), maka timbullah suatu permasalahan: perusahaan dengan lingkungannya.
“Perlukah penerapan akuntansi sosial dan
Akuntansi sosial dan lingkungan
lingkungan di Indonesia dalam mendorong merupakan ilmu akuntansi yang bekerja
48
Volume 1. No. 1 Desember 2013
dalam
ruang
Environmental dalam mendefinisikan biaya lingkungan,
lingkup
Management System. Pendapat lain juga hal ini tergantung pada seberapa besar
mengatakan
bahwa
akuntansi
sosial informasi yang dipergunakan dan skala
lingkungan mengidentifikasi, menilai, dan serta lingkup pengujiannya (Astuti, 2002).
mengukur aspek penting dari kegiatan
Hadibroto dan Sudibyo dalam suadi
sosial ekonomi perusahaan dan negara (1988) dan para pakar akuntansi di
dalam
memelihara
kualitas
hidup Indonesia menggunakan istilah Akuntansi
masyarakat sesuai dengan tujuan yang telah Pertanggungjawaban Sosial (APS) sebagai
ditetapkan (Haniffa, 2002). Sedangkan akuntansi
akuntansi
sosial
lingkungan
yang
yang mengenai
memerlukan
terlaksananya
laporan
pertanggung-
didefinisikan oleh Ramanathan (1996) jawaban sosial perusahaan. Hendriksen
adalah proses seleksi variabel-variabel (1994), menggambarkan akuntansi sosial
kinerja sosial tingkat perusahaan, ukuran dan lingkungan sebagai suatu pernyataan
dan prosedur pengukuran, yang secara tujuan, serangkaian konsep sosial dan
sistematis mengembangkan formasi yang metode pengukurannya, struktur pelaporan
bermanfaat untuk mengevaluasi kinerja dan komunikasi informasi kepada pihak–
sosial perusahaan dan mengkomunikasikan pihak yang berkepentingan. Pernyataan
informasi kepada kelompok sosial yang Hendriksen (1994) tersebut memberikan
tertarik baik di dalam maupun di luar gambaran tentang hubungan mendasar
perusahaan. Gray (1998) menjelaskan antara
konsep
bahwa akuntansi pertangunsg jawaban lingkungan
sosial
adalah
"accounting
for dihasilkan,
akuntansi
dengan
sehingga
sosial
informasi
secara
dan
yang
kongkrit
environmental degradation and reducing informasi tersebut dapat dijadikan bahan
effects of our society an future generation". pertimbangan
dalam
pengambilan
Sedangkan Akuntansi biaya lingkungan keputusan.
menurut Julius (1999) adalah identifikasi,
pengukuran
dan
alokasi
Berdasarkan beberapa uraian diatas,
biaya-biaya pada dasarnya definisi yang diberikan oleh
lingkungan hidup dan pengintegrasian para pakar akuntansi mengenai akuntansi
biaya-biaya ini ke dalam pengambilan sosial
dan
lingkungan
memiliki
keputusan usaha serta pengkomunikasian karakteristik yang sama, sebagaimana yang
hasilnya
perusahaan.
para
stakeholders dikemukakan oleh Ramanathan (1976)
Perusahaan
berbeda-beda dalam Suadi (1988), yaitu Akuntansi sosial
kepada
49
Volume 1. No. 1 Desember 2013
berkaitan
erat
dengan
Akuntansi sosial dan lingkungan
masalah:
(1) Penilaian dampak sosial dari kegiatan dipertimbangkan karena akan menjadi
entitas bisnis, (2) mengukur kegiatan perhatian bagi pemegang saham dengan
tersebut (3) melaporkan tanggungjawab cara mengurangi biaya yang berhubungan
sosial perusahaan, dan (4) sistem informasi dengan lingkungan sehingga diharapkan
internal
dan
eksternal
penilaian dengan pengurangan biaya sosial dan
atas
terhadap sumber-sumber daya perusahaan lingkungan tersebut akan menciptakan
kualitas sosial dan lingkungan yang lebih
dan dampaknya secara sosial ekonomi.
Setelah melihat beberapa defenisi baik. Selain itu, tujuan akuntansi sosial dan
tentang akuntansi sosial dan lingkungan di lingkungan
juga
untuk
menjembatani
atas, selanjutnya kita lihat beberapa alasan kepentingan perusahaan dengan pemangku
mengapa
menginginkan kepentingan
manajer
implementasi
akuntansi
sosial
dan tersebut
secara
untuk
menyeluruh.
mengetahui
Hal
kegiatan
lingkungan ini berhasil (EPA, 1995), perusahaan dalam menangani pencemaran
lingkungan serta kewajiban perusahaan atas
diantaranya:
1. Akuntansi
sosial
memerlukan
cara
memandang
lingkungan masalah tersebut melalui laporan keuangan
dan
dalam perusahaan. Selain itu, hal tersebut juga
baru
lingkungan bertujuan
biaya
untuk
memenuhi
tuntutan
perusahaan, kinerja, dan keputusan terhadap undang-undang yang menyangkut
perusahaan. Top management akan kewajiban
memperhitungkan keuntungan
diperoleh
apabila
lingkungan
(environmental
yang liabilities).
mengadopsi
akuntansi sosial dan lingkungan.
Keterlibatan Akuntan dalam Penerapan
2. Akuntansi sosial dan lingkungan bukan Akuntansi Sosial dan Lingkungan
semata-mata permasalahan akuntansi
Gray
dan
Walters
(1993)
dan informasi diperlukan oleh semua mengemukakan ada dua alasan yang
kelompok
entitas,
desainer, mendorong akuntan terlibat pada masalah
baik
chemists, engineers, manajer produksi, sosial dan lingkungan yaitu:
operator,
staf
keuangan,
manajer 1. Masalah sosial dan lingkungan pada
lingkungan maupun akuntan sehingga
dasarnya merupakan masalah bisnis.
diperlukan
Hal ini dapat berakibat pada perubahan
untuk
menyatukan
pasar dan akan membawa dampak pada
pandangan antar kelompok.
50
Volume 1. No. 1 Desember 2013
7) Pengembangan
dunia bisnis dan akuntan dituntut untuk
teknik-teknik
memberikan perhatian dan berperan
akuntansi yang mengekspresikan
serta mulai dari penentuan biaya,
harta,
penetapan nilai aset sampai dengan
bernuansa ekologi.
penghitungan
tingkat
resiko
utang
dan
biaya
yang
yang Dengan memperhatikan lingkup pekerjaan
disebabkan oleh kerusakan lingkungan akuntan tersebut membawa konsekuensi
sebagai akibat dari kegiatan bisnis.
2. Masalah
lingkungan
perubahan bagi tugas akuntan yaitu:
membutuhkan Akuntan Keuangan
kegiatan audit (dalam bahasa teknis Keterlibatan akuntansi keuangan meliputi:
akuntansi, audit antara lain diartikan 1. Menyusun neraca yang didalamnya
sebagai prosedur pemeriksaan laporan
mencakup
keuangan,
Penetapan nilai aset; Hutang; Biaya tak
mulai
dari
pengkajian
dokumen sampai dengan pemberian
akun-akun
berikut:
terduga;
rekomendasi). Selanjutnya Gray dan 2. Menyusun laporan keuangan yang
Walters (1993) memaparkan bahwa
didalamnya
Akuntansi lingkungan mencakup tujuh
yang berkaitan dengan pengelolaan
hal berikut ini:
limbah/
1) Akuntansi untuk resiko
lingkungan;
sampah
2) Akuntansi untuk penilaian kembali 3. Menyusun
aset dan proyeksi modal
mencakup
3) Analisis biaya terutama untuk area
kunci
(key
areas)
perusahaan
seperti
mencakup
laporan
biaya-biaya
dan
kebersihan
tahunan
gambaran
untuk
yang
kinerja
sosial
dan
lingkungan;
energi,limbah, dan perlindungan 4. Menyusun laporan kerjasama dengan
lingkungan
4) Investasi
bank, manajer lembaga keuangan,dan
yang
didalamnya
menyangkut faktor lingkungan
lembaga asuransi.
Akuntan manajemen
5) Pengembangan system informasi Dalam hal ini akuntan manajemen bertugas:
akuntansi (SIA) baru
6) Mengukur
terhadap
cost
1. Menyusun rencana bisnis termasuk
and
benefits
program-program
pengembangan lingkungan
51
munculnya
biaya-biaya
baru
menyangkut masalah lingkungan;
yang
Volume 1. No. 1 Desember 2013
2. Membuat cost and benefits analysis karena itu, pelaporan informasi akuntansi
dengan
pengembangan sosial dan lingkungan mencakup informasi
adanya
akuntansi tentang kontribusi lingkungan
lingkungan;
3. Menyusun analisis biaya dan efisiensi alam,
dengan
adanya
energi,
sumber
daya
manusia
program-program (karyawan) dan keterlibatan masyarakat
terhadap aktivitas bisnis dan kinerja
pengembangan lingkungan.
keuangan
Akuntan sistem
perusahaan,
dampak-dampak
Sedangkan akuntan sistem berperan untuk: ekonomis, sosial, dan ekologis yang positif
1. Merencanakan
berbagai
perubahan dan negatif dari aktivitas bisnis perusahaan
pada system informasi manajemen terhadap
lingkungan
karyawan
(MIS);
2. Merencanakan
berbagai
dan
perusahaan
energi,
masyarakat
lainnya,
perubahan shareholders
pada system pelaporan keuangan.
alam,
untuk
serta
kontribusi
mengatasi
masalah
masalah sosial, ekonomis, dan ekologis.
Pengungkapan Lingkungan Hidup
(Andreas
Lako
2003).
Selanjutnya
Menurut Belkaoui (1980), konsep Saudagaran (2001) menyarankan tiga tipe
akuntansi
sosial
mengharuskan
dan
lingkungan pengungkapan dari lingkungan, yaitu: 1)
untuk environmental disclosure; 2) employee
perusahaan
melaporkan interaksi ekonomis dan sosial disclosure; 3) value added statements.
antara perusahaan dengan lingkungannya. Seiring
Hal
itu
dikarenakan
dengan
perusahaan Akuntansi
Pernyataan
Keuangan
Standar
No.1
(PSAK)
memperoleh nilai tambah karena kontribusi paragraf kesembilan dinyatakan bahwa
masyarakat sekitar termasuk lingkungan perusahaan dapat pula menyajikan laporan
hayati. Rusaknya lingkungan hayati berarti tambahan
seperti
laporan
mengenai
menimbulkan biaya sosial yang harus lingkungan hidup dan laporan nilai tambah
ditanggung oleh masyarakat termasuk (value added statement), khususnya bagi
perusahaan sebagai bagian dari masyarakat. industri dimana faktor-faktor lingkungan
Pelaporan atau pengungkapan informasi hidup memegang peranan penting dan bagi
akuntansi sosial dan lingkungan terkait industri yang menganggap pegawai sebagai
dengan
aspek-aspek
interaksi
antara kelompok
pengguna
laporan
organisasi perusahaan dengan lingkungan memegang
peranan
penting.
sosial dan lingkungan fisiknya (alam). Oleh Suhendah
(2005),
bentuk
52
yang
Menurut
pelaporan
Volume 1. No. 1 Desember 2013
akuntansi sosial lingkungan dikenal dengan akuntansi
sosial
yaitu:
istilah triple bottom line reporting yang mengidentifikasikan
dan
(1)
mengukur
mencakup dimensi ekonomi, sosial, dan kontribusi sosial neto periodik suatu
lingkungan
yang
berbeda
dan
satu perusahaan, yang meliputi bukan hanya
perusahaan ke perusahaan lainnya karena manfaat
dan
biaya
sosial
yang
di
internalisasikan keperusahaan, namun juga
perbedaan budaya dan negara.
FASB (1999) di dalamnya memuat timbul
dari
eksternalitas
yang
bahwa semua informasi yang tidak bisa mempengaruhi segmen-segmen sosial yang
dikategorikan dalam laporan keuangan berbeda, (2) membantu menentukan apakah
utama bisa dimasukkan dalam media strategi dan praktik perusahaan yang secara
pelaporan yang lain. Hal ini juga berlaku langsung
mempengaruhi
untuk informasi biaya-biaya berkaitan sumberdaya
dan
status
relatifitas
individu,
dengan lingkungan yang bisa dirangkum masyarakat dan segmen-segmen sosial
dalam suatu wujud pelaporan akuntansi adalah konsisten dengan prioritas sosial
lingkungan hidup menjadi pelengkap bagi yang diberikan secara luas pada satu pihak
laporan keuangan (Satriawan dan Djasuli, dan aspirasi individu pada pihak lain, (3)
2001). Di Indonesia, hal ini juga sudah memberikan dengan cara yang optimal,
diatur di PSAK (2007) khususnya di PSAK kepada semua kelompok sosial, informasi
33 mengenai Akuntansi Pertambangan yang relevan tentang tujuan, kebijakan,
Umum yang sudah mewajibkan perusahaan program, strategi dan kontribusi suatu
pertambangan untuk melaporkan biaya perusahaan terhadap tujuan-tujuan sosial
pengelolaan
lingkungan
hidup
dalam perusahaan. Berdasarkan tujuan akuntansi
sosial yang diuraikan diatas dapat dipahami
laporan keuangan.
bahwa akuntansi sosial berperan dan
Tujuan akuntansi sosial dan lingkungan menjalankan fungsinya sebagai bahasa
Adapun tujuan akuntansi sosial dan bisnis yang mengakomodasi masalahlingkungan menurut Hendriksen (1994) masalah
sosial
yang
dihadapi
oleh
adalah untuk memberikan informasi yang perusahaan, sehingga pos-pos biaya sosial
memungkinkan
pengaruh
kegiatan yang dikeluarkan kepada masyarakat dapat
perusahaan terhadap masyarakat dapat di menunjang operasional dan pencapaian
evaluasi. Ramanathan (1976) dalam Suadi tujuan jangka panjang perusahaan.
(1988) juga menguraikan tiga tujuan dari
53
Volume 1. No. 1 Desember 2013
Pengukuran
akuntansi
dan pengukuran yang dapat diapakai, antara
sosial
lain: (1) Penilaian pengganti, yaitu jika nilai
lingkungan
Dalam pertukaran yang terjadi antara dari
perusahaan
dan
lingkungan
sesuatu
tidak
dapat
langsung
sosialnya ditentukan, maka dapat mengetimasikannya
terdapat dua dampak yang timbul yaitu dengan nilai pengganti (2) Teknik survey,
dampak positif atau yang disebut juga yaitu
mencakup
cara-cara
untuk
dengan manfaat social (Social benefit) dan mendapatkan informasi dari kelompok
dampaknegatif
yang
dengan masyarakat tentang pengukuran aktifitas
disebut
pengorbanan sosial (Social Cost). Masalah sosial perusahaan (3) Biaya perbaikan dan
yang timbul adalah bagaimana mengukur pencegahan, yaitu biaya-biaya perbaikan
kedua dampak tersebut. Menurut Harahap yang
dikeluarkan
(1993), masalah pengukuran akuntansi sebuhubungan
sosial
memang
rumit,
jika sosialnya
karena
langsung dapat dicatat dan mempengaruhi wewnang
perusahaan
dengan
(4)
dibandingkan dengan transaksi biasa yang independen,
oleh
Penilaian
yaitu
kepada
lingkungan
dari
penilai
memberikan
suatu
pihak
untuk
luar
posisi keuangan, maka dalam akuntansi mengukur aktifitas sosial perusahaan (5)
sosial terlebih dahulu harus diukur dampak Putusan pengadilan, yaitu dengan suatu
positif
dan
dampak
yang keputusan
negatif
jauh
Harahap
kekuatan
hukum.
ditimbulkan oleh perusahaan.
Lebih
yang mempunyai
Secara empiris beberapa perusahaan
(1993)
menguraikan beberapa metode yang biasa di Amerika seperti IBM, Chase Manhattan
dipakai dalam pengukuran Akuntansi sosial corporation, Bank of Minneapolis telah
yaitu; (1) Menggunakan penilaian dengan memaparkan
informasi
sosial
secara
menghitung Opportunity cost approach (2) kuantitatif dalam laporan keuangannya,
Menggunakan
daftar
kuesioner
(3) yang menunjukkan pengukuran atas praktik
Menggunakan hubungan antara kerugian pengukuran dampak sosial perusahaan
massal dengan permintaan untuk barang mereka ( Sonhadji, 1989).
perorangan dalam menghitung kerugian
masyarakat (4) Menggunakan reaksi pasar Pelaporan, pengungkapan (disclosure)
dalam menentukan harga.
Zulfikar
(1989)
(1987)
memberikan
akuntansi sosial dan lingkungan
dalam
beberapa
Sonhadji
Menurut Belkoui (1985) yang dikutip
teknik oleh Harahap (1993), pelaporan dalam
54
Volume 1. No. 1 Desember 2013
akuntansi sosial, berarti memuat informasi modal, calon investor dan pihak-pihak luar
yang menyangkut dampak positif atau (stakeholders)
lainnya
dampak negatif yang ditimbulkan oleh berkepentingan.
Praktik
yang
juga
pengungkapan
perusahaan. Pelaporan ini menurut Belkoui sosial (social disclosure) dalam laporan
(1980) dalam Sawardjono (1991) didasari tahunan
perusahaan
telah
dilakukan
relevan atau tidaknya informasi tersebut, dinegara negara Eropa barat, Amerika
dan relevansi ini tergantung pada para Serikat,
Australia,
Selandia
Baru,
pemakai informasi. Menurut Sawardjono Singapura dan Malaysia. Keadaan ini turut
(1991), peningkatan kebutuhan informasi mendorong perusahaan-perusahaan untuk
ini dapat dilihat dari semakin banyaknya mengungkapkan secara sukarela untuk
perusahaan
yang
telah
melaporkan setiap
periode
mengenai
lingkungan
tanggungjawab sosialnya. Di negara-negara sosialnya, sehingga dapat menunjukkan
maju seperti Amerika, Kanada, Inggris, kepada
kepada
pihak-pihak
yang
Australia dan Jepang, pelaporan ini sudah berkepentingan terhadap laporan tahunan
merupakan hal yang lazim. Estes (1976) perusahaan
yang
dapat
menjelaskan
dalam Sondhaji (1989) menggambarkan kepedulian dan kepekaan sosial suatu
Praktik pelaporan akuntansi sosial yang entitas bisnis.
terdiri dari : (1) Praktik yang sederhana,
Di negara Amerika Serikat praktik
yaitu laporan terdiri dari uraian akuntansi pengungkapan sosial ini sudah dimulai
sosial yang tidak disertai dengan data sejak tahun 1970-an dan sampai saat ini
kuantitaif, baik satuan uang maupun satuan FASB telah banyak merekomendasikan
yang lainnya (2) Praktik yang lebih maju, secara lebih spesifik tentang standar
yaitu laporan terdiri dari uraian akuntansi pelaporan externalities. Davidson (1993)
sosial dan disertai dengan data kuantitatif memberikan contoh FAS No. 5 yang
(3) Praktik yang paling maju, yaitu laporan mengatur tentang penyajian dampak sosial
dalam bentuk kualitatif, perusahaan juga khususnya mengenai dampak lingkungan.
menyusun laporannya dalam bentuk neraca Davidson (1993) seorang direktur yang
Selanjutnya
dengan
semakin menangani urusan lingkungan di Ernst dan
berkembangnya pasar modal, perusahaan- Young consulting Washington, mengatakan
perusahaan
melaporkan
dan bahwa saat ini SEC (Stock Exchange
mengungkapkan aktifitas sosial untuk Commission) telah menerapkan review bagi
memberikan informasi kepada pemilik perusahaan-perusahaan yang mengungkap-
55
Volume 1. No. 1 Desember 2013
kan dampak lingkungan dalam laporan kecenderungan perusahaan mengungkapkan informasi positif daripada informasi
tahunan mereka.
Namun
pengungkapan negatif.
demikian,
informasi sosial di Amerika Serikat sampai
saat ini masih bersifat kerelaaan (Voluntary TINJAUAN PENERAPAN
Disclosure) dan bukan merupakan suatu AKUNTANSI SOSIAL DAN
kewajiban (Mandatory Disclosure), tetapi LINGKUNGAN DI INDONESIA
kecenderungan
yang
terjadi
Untuk
adalah
membahas
permasalahan
perusahaan mengungkapkan aktifitas sosial bagaimana penerapan akuntansi sosial dan
tersebut untuk mendeskripsikan lebih jauh lingkungan di Indonesia, maka akan
tentang kiprah suatu perusahaan dalam diuraikan terlebih dahulu tentang krisis
ekonomi
menjalankan fungsi-fungsi sosialnya.
yang dihadapi oleh bangsa
Disamping itu penelitian-penelitian Indonesia
yang
dilakukan
diluar
negeri
dan
kaitannya
dengan
juga permasalahan sosial yang terjadi pada
menunjukkan bahwa di Inggris Ince dan beberapa perusahaan. Kemudian akan di
Davut (1997), Tsang dan Eric WK (1998) bahas
peran
akuntansi
sosial
dan
di Singapura, Hackson dan Milne (1996) di lingkungan dalam mendorong terciptanya
Selandia Baru, Adam et.al (1997) di enam tanggungjawab sosial perusahaan pada
negara Eropa
(Prancis, Jerman, Swiss, kondisi bisnis sekarang ini, yang didasarkan
Inggris, dan Belanda) dan penelitian pada uraian teoritis sebelumnya.
Andrew et.al (1989) di Malaysia dan
Singapura membuktikan pengungkapan Krisis Ekonomi Di Indonesia
Krisis ekonomi di Indonesia yang
sosial perusahaan sudah menjadi hal yang
lazim dilaksanakan dengan penekanan berkepanjangan sejak tahun 1997 telah
bahwa perusahaan besar lebih banyak mendongkrak bangsa ini pada posisi krisis
mengungkap
informasi
sosialnya multi dimensi pada hampir seluruh aspek
dibandingkan dengan perusahaan kecil.
kehidupan. Khususnya jika dilihat secara
Deegan dan Gordon (1991) dalam lebih rinci pada aspek ekonomi, sendi-sendi
Heny dan Murtanto (2001) mengemukakan perekonomian (Investasi, produksi dan
bahwa sebagian besar pengungkapan yang distribusi) lumpuh sehingga menimbulkan
dilakukan
masih
oleh
bersifat
perusahaan-perusahaan kebangkrutan dunia usaha, meningkatnya
kualitatif,
dan jumlah korban PHK, tingginya angka
56
Volume 1. No. 1 Desember 2013
Upaya-upaya pemerintah menyakin-
pengangguran, menurunnya pendapatan
perkapita dan daya beli masyarakat, dan kan dunia Internasional akan stabilitas
akhirnya bermuara pada bertambahnya sosial
politik
dan
keamanan
belum
angka-angka jumlah peduduk yang berada menunjukkan tanda-tanda yang berarti
dibawah
garis
Dengan karena tidak didukung oleh data dan fakta
kemiskinan.
tingginya suku bunga diatas enam puluh yang sebenarnya, bahkan beberapa investor
persen pada puncak krisis saat itu, sangat asing berencana melakukan relokasi bisnis
sulit
bagi
sektor
perbankan
untuk dan investasinya ke negara Asia Tenggara
menggulirkan kredit, ditambah ketatnya lainnya seperti ke Vietnam,Thailand dan
aturan likuiditas disektor perbankan sebagai Kamboja yang dianggap lebih kondusif
akibat dari akumulasi kredit macet grup untuk berinvestasi seperti kasus pabrik
Konglomerat dan anak perusahaan dari sepatu di Tangerang, Banten dan Sidoarjo,
bank-bank
pemerintah
mendorong Jawa Timur.
bermasalah
melakukan
Dengan demikian dapat disimpulkan
likuidasi,
restrukturisasi dan rekapitalisasi perbankan. bahwa krisis ekonomi dan krisis sosial di
Menurut
Ramli
(1998),
krisis Indonesia sampai saat ini masih menjadi
ekonomi yang melanda bangsa Indonesia dua sisi yang tidak dapat dipisahkan, dan
mengakibatkan timbulnya berbagai hal pengaruhnya terhadap dunia bisnis sangat
yang tidak pasti, sehingga indikator- signifikan, sehingga perusahaan yang ingin
indikator ekonomi seperti tingkat suku menjalankan
operasional
bisnisnya
di
bunga, laju inflasi, nilai tukar, indeks harga Indonesia tidak dapat melepaskan diri dari
saham gabungan, dan sebagainya sangat permasalahan sosial yang sedang dihadapi
rentan terhadap isu-isu sosial. Hal ini oleh bangsa ini. Permasalahan sosial bagi
membuktikan bahwa aspek sosial dan aspek perusahaan memang bukan menjadi target
politik dapat mengundang sentimen pasar utama, karena banyak faktor-faktor lain
yang bemuara pada instabilitas ekonomi. seperti investasi, permodalan, produksi,
Kondisi seperti ini tentunya berdampak pemasaran yang berkaitan langsung dengan
sangat buruk bagi peta bisnis dan iklim aktifitas normal sebuah perusahaan, tetapi
investasi di Indonesia terutama untuk konsekuensi
dari
interaksi
antara
mendapatkan kepercayaan investor asing perusahaan dengan lingkungan yang sedang
yang ingin menanamkan modalnya di mengalami krisis sosial menjadi tidak dapat
Indonesia.
dihindari.
57
Volume 1. No. 1 Desember 2013
Kasus sosial dan lingkungan diatas
Permasalahan sosial dalam dunia bisnis
sebenarnya masih banyak kasus-kasus lain
di Indonesia
yang dihadapi oleh perusahaan-perusahaan
Permasalahan sosial seringkali timbul di Indonesia. Tentunya gambaran ini
dalanm dunia bisnis di Indonesia. Hal ni semakin menunjukkan betapa dunia usaha
seringkali dikibatkan kurangnya perhatian sangat rentan dengan berbagai masalah
pihak perusahaaan terhadap keberadaan sosial dan lingkungan. Beberapa kasus
lingkungan sosial dan sekitarnya. Adanya maraknya aksi demo buruh, penjarahan
konsep Corporate Sosial Responbility gudang, perusakan gedung kantor dan
(CSR) sangat perlu dikembangkan untuk pabrik, dan penggarapan lahan perusahaan
mengatasi masalah ini. Tabel. Berikut ini karena masyarakat menyakini tanah rakyat
beberapa kasus sosial dan lingkungan yang dan hak-hak rakyat yang dirampas oleh
dihadapi oleh perusahaan di Indonesia.
Kasus Sosial dan Lingkungan pada
Dunia Bisnis di Indonesia
penguasa
pada
masa
lalu,
semakin
menguatkan fakta tentang stabilitas sosial
dan lingkungan mempengaruhi entitas
bisnis.
Peran Akuntansi Sosial dan Lingkungan
Situasi dan kondisi seperti yang telah
diuraikan diatas menuntut suatu entitas
bisnis
untuk
mampu
mengakses
kepentingan lingkungan sosialnya yang
diikuti
pelaporan
dengan
dan
pihak-pihak
yang
kepada
berkepentingan
sebuah
pengungkapan
sehingga
laporan
melahirkan
(output)
yang
mendeskripsikan segala aspek yang dapat
mendukung kelangsungan hidup sebuah
entitas.
Disinilah
peran
akuntansi
diharapkan dapat merespon lingkungan
sosialnya sebagai perwujudan kepekaan
dan kepedulian entitas bisnis terhadap
lingkungan sosialnya.
58
Volume 1. No. 1 Desember 2013
Akuntansi sosial dan lingkungan khususnya pada prinsip Responsibility yang
secara teoritis mensyaratkan perusahaan berbicara tentang bagaimana entitas bisnis
harus melihat lingkungan sosialnya antara bertanggung jawab kepada stakeholders
lain
masyarakat,
pekerja, dan juga lingkungan, Satyo (2001) menulis
konsumen,
pemerintah dan pihak lain yang dapat bahwa prinsip dasar Good Corporate
menjadi pendukung jalannya operasional Governance (pengelolaan yang baik), ini
karena
pergeseran
jawab mengharuskan
tanggung
perusahaan
untuk
perusahaan. Untuk mendapatkan gambaran memberikan laporan bukan hanya kepada
inilah perusahaan harus mampu mengakses pemegang saham, calon investor, kreditur
lingkungan sosialnya, setelah itu untuk dan pemerintah semata tetapi juga kepada
menindak lanjuti dan mengukur kepekaan stakeholders lainnya, seperti masyarakat
tersebut perusahaan memerlukan informasi umum, konsumen, serikat pekerja dan
secara periodikal, sehingga informasi ini karyawan perusahaan secara individu.
Saat
diharapkan dapat memberikan kontribusi
yang
bermanfaat
bagi
semua
ini
tuntutan
pengelolaan
pihak perusahaan dengan baik (Good Corporate
(Shareholders, stakeholders, debtholders). Governance) juga telah menjadi issue
Akuntansi sosial dilaksanakan atas dasar global,
dimana
aktifitas sosial yang dijalankan oleh suatu multinasional
entitas
bisnis,
selanjutnya
perusahaan-perusahaan
yang
menjalankan
diproses operasionalnya di Indonesia selalu berusaha
berdasarkan prinsip, metode dan konsep meningkatkan
transparansi
dan
akuntansi untuk diungkapkan bagi pihak- akuntabilitas publik, sehingga perusahaan
pihak yang berkepentingan, kemudian dari tidak hanya mementingkan motif bisnisnya
informasi
yang
informasi
akan
pengguna saja, tetapi juga harus memperhatikan aspek
dihasilkan
menentukan lingkungan
dapat
dan
masyarakat.
Harahap
kebijakan selanjutnya untuk aktifitas sosial (1993) memberikan contoh bagaimana
dan kebijakan bagi lingkungan sosial penerapan kepedulian sosial perusahaanperusahaan di Indonesia yang ditunjukkan
entitas bisnis yang dijalankan.
Kemudian
jika
permasalahan dalam
akuntansi sosial ini dikaitkan dengan kegiatan
bentuk
partisipasi
keagamaan
prinsip dasar Good Corporate Governance beasiswa pendidikan.
(GCG)
yang
menjadi
isu
penting
pengelolaan perusahaan saat sekarang ini,
59
dan
sponsorship
penyaluran
Volume 1. No. 1 Desember 2013
Untuk melihat lebih jauh praktik
Praktik pengungkapan sosial (Social
pengungkapan sosial lingkungan dalam
Disclosure) di Indonesia
Praktik pengungkapan sosial bagi laporan tahunan perusahaan di Indonesia,
perusahaan
di
Indonesia
mengungkapkan
yang
ingin para peneliti akuntansi telah melakukan
sosialnya berbagai penelitian seperti yang dilakukan
lingkungan
dapat berpedoman kepada standar yang oleh Utomo (2000); Heny dan Murtanto
telah dikeluarkan dan diatur oleh Ikatan (2001). Hasil riset tersebut menemukan
Akuntan Indonesia, dimana secara implisit bahwa
telah
mengakomodasi
perusahaan
di
Indonesia
tersebut. mengungkapkan 3 (tiga) tema utama dalam
hal
Sebagaimana tertulis pada Pernyataan pengungkapan
sosialnya,
yaitu
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) NO 1 ketenagakerjaan, produk dan konsumen dan
(Revisi 1998). Paragraf 9 yang berbunyi tema kemasyarakatan.
sebagai berikut: “Perusahaan dapat pula
menyajikan
laporan
tambahan
Penelitian
nilai
tambah
(value
dilakukan
oleh
seperti Utomo (2000) tersebut juga menyimpulkan
laporan mengenai lingkungan hidup dan bahwa
laporan
yang
pengungkapan
sosial
oleh
added perusahaan-perusahaan di Indonesia relatif
statement), khususnya bagi industri dimana masih
sangat
rendah,
dan
diduga
faktor-faktor lingkungan hidup memegang perusahaan tidak memanfaatkan laporan
peranan penting dan bagi industri yang tahunan sebagai media komunikasi antara
menganggap pegawai sebagai kelompok perusahaan
dan
Stakeholders
lainnya.
pengguna laporan yang memegang peranan Sementara penelitian Heny dan Murtanto
penting”.
Berdasarkan
PSAK
diatas, (2001)
menunjukkan
bahwa
tingkat
perusahaan-perusahaan di Indonesia dapat pengungkapan sosial di Indonesia masih
melaporkan
kegiatan
lingkungannya
untuk
sosial
dan relatif rendah yaitu 42,32 %. Pengungkapan
dikomunikasikan sosial
lingkungan
dilakukan
oleh
kepada pihak luar dalam bentuk laporan perusahaan paling banyak ditemui pada
nilai tambah, sehingga dapat dipahami bagian catatan atas laporan keuangan dan
bahwa
upaya
tanggungjawab
untuk
sosial
pelaporan tipe pengungkapan yang paling banyak
lingkungan digunakan adalah tipe naratif kualitatif.
perusahaan sudah diakomodir oleh profesi
akuntan di Indonesia.
60
Volume 1. No. 1 Desember 2013
perusahaan
SOLUSI PERMASALAHAN
untuk
mendeteksi
secara
Berdasarkan penjabaran dan uraian langsung stabilitas lingkungan sosial dan
yang
telah
menunjukkan
sebelumnya, hubungannya dengan kelangsungan hidup
dikemukakan
bahwa
dunia
usaha
di perusahaan, dan disinilah peran akuntansi
Indonesia saat ini sedang menghadapi sosial
lingkungan
mengkomunikasikan
berbagai masalah sosial dan lingkungan. hubungan antara entitas bisnis dengan
Berbagai masalah sosial dan lingkungan entitas sosial melalui pengungkapan sosial
yang
timbul
disebabkan
memang
oleh
bukan
disclosure)
perusahaan
secara
responsifnya periodik, sehingga dapat menjembatani dan
tidak
perusahaan-perusahaan
mutlak (sosial
Indonesia meminimalisir permasalahan-permasalahan
di
terhadap lingkungan sosial, tetapi turut sosial yang muncul pada dunia usaha
dipengaruhi faktor-faktor makro lainnya. (entitas bisnis) di Indonesia.
Penerapan
Namun demikian beberapa kasus yang
pengungkapan
sosial
diuraikan tersebut diatas membuktikan lingkungan di Indonesia masih sangat
bahwa dunia bisnis di Indonesia sangat rendah dibuktikan oleh hasil penelitian
rentan dengan konflik sosial lingkungan, Utomo (2000); Heny dan Murtanto (2001)
dan ini tidak terlepas dari perubahan yang mengindikasikan pula bahwa praktik
lingkungan sosial seperti peta politik dan akuntansi sosial lingkungn di Indonesia
era reformasi. Permasalahan-permasalahan masih sangat rendah, sehingga kesimpulan
sosial yang dihadapi oleh perusahaan di analisis Sudibyo (1988) dalam Arief Suadi
Indonesia juga terjadi karena lemahnya (1988) yang menyatakan bahwa kesadaran
penegakan peraturan tentang tanggung akan pertanggungjawaban sosial lingkungn
jawab
sosial
lingkungan
perusahaan, perusahaan di Indonesia sangat rendah
misalnya tentang aturan ketenagakerjaan, sampai saat ini secara umum masih dapat
pencemaran lingkungan, perimbangan bagi diterima
dengan
hasil suatu industri dalam era otonomi empiris
penerapan
melihat
bukti-bukti
akuntansi
sosial
lingkungan bagi perusahaan-perusahaan di
daerah.
Perlunya informasi lengkap untuk Indonesia.
mengetahui masalah sosial lingkungan
yang
berkenaan
langsung
Rekomendasi
Harahap
(1993)
dengan tentang perlunya pengembangan akuntansi
lingkungan sosial lingkungan suatu entitas sosial dan lingkungan di Indonesia dinilai
bisnis dapat menjadi pertimbangan bagi masih relevan untuk dapat menciptakan
61
Volume 1. No. 1 Desember 2013
suatu
kondisi
stabilitas
sosial
dari akuntansi sosial dan lingkungan serta
lingkungan sosial suatu entitas bisnis, penerapannya
sehingga
diperlukan
kepedulian
di
Indonesia
diuraikan
dan sebagai berikut :
kepekaan suatu entitas bisnis terhadap 1. Akuntansi Sosial dan lingkungan masih
permasalahan sosial dan lingkungan yang
menjadi pro dan kontra di dunia
turut
terciptanya
akuntansi sampai saat ini mengingat
lingkungan
masih terdapatnya pro dan kontra
mendukung
tanggungjawab
sosial
dan
tentang sejauh mana perusahaan harus
perusahaan di Indonesia.
Dengan
demikian
makalah
ini
merekomendasikan pengungkapan sosial
bertanggung jawab kepada lingkungan
sosialnya;
dan lingkungan pada laporan tahunan 2. Akuntansi
perusahaan
hendaknya
bukanlah
merupakan pengungkaapan secara sukarela
(Voluntary
disclosure),
tetapi
dapat
Sosial
dan
lingkungan
didefinisikan oleh para pakar akuntansi
sebagai
proses
untuk
mengukur,
mengatur dan melaporkan dampak
dipikirkan untuk menjadi suatu keharusan
interaksi
antra
perusahaan
(Mandatory disclosure). Disinilah peran
lingkungan sosialnya;
dengan
organisasi dan profesi akuntan dituntut 3. Untuk mengukur manfaat social (Social
untuk merespon perkembangan lingkungan
Benefit) maupun pengorbanan social
dunia bisnis di Indonesia yang senantiasa
(Social Cost) dapat dipergunakan cara
berubah dengan sangat cepat.
penilaian pengganti, teknik survey dan
keputusan
dari
pengadilan,
dan
pengungkapan sosial bagi setiap entitas
beberapa
teknik
lainnya
yang
pelaku bisnis di Indonesia diharapkan
direkomendasikan oleh para ahli dan
mampu
bukti-bukti empiris praktik akuntansi
Selanjutnya
implementasi
menciptakan
informasi
dari
yang
bermanfaat, sehingga entitas bisnis tidak
sosial di Amerika;
rentan terhadap masalah–masalah diluar 4. Pelaporan dan pengungkapan sosial di
perekonomian (misalnya masalah sosial
beberapa negara maju sudah lazim
dan politik).
dilakukan oleh perusahaan-perusahaan
besar
kepedulian
KESIMPULAN
Beberapa kesimpulan yang dapat
ditarik
berdasarkan
uraian
tentang
62
untuk
sosial
mendeskripsikan
lingkungannya
kepada para pemakai laporan keuangan;
Volume 1. No. 1 Desember 2013
5. Penerapan
akuntansi
sosial
dan 7. Peran dan penerapan akuntansi sosial
lingkungan di negara Indonesia masih
lingkungn
mengalami kendala-beberapa kendala,
Indonesia untuk dapat mendorong
diantaranya kesadaran dunia bisnis
terciptanya
tanggungjawab
sosial
yang masih rendah dan kurangnya
lingkungan
perusahaan
yang
penegakan
diharapkan
aturan
tentang
perlu
dikembangkan
mampu
di
meminimalisir
tanggungjawab sosial perusahaan di
permasalahan-permasalahan
sosial
Indonesia;
lingkungan yang dihadapi oleh entitas
sosial
bisnis di Indonesia, sehingga terjadinya
perusahan-perusahaan di Indonesia juga
iklim investasi yang sehat dan stabilitas
masih sangat rendah karena diduga
ekonomi yang tangguh.
6. Praktik
pengungkapan
perusahaan masih berorientasi kepada
para Shareholder dan Debtholders saja;
63
Volume 1. No. 1 Desember 2013
DAFTAR PUSTAKA :
Adam, Carol, A, Coorporate Sosial Reporting Practices in Western Europe 1989:
Legitimating Corporate behavior, Working Paper, Departement of
Accounting and Finance, University of Glasglow, England.
Adrew, BH. FA. Gaul, et.al, 1989. A Note of Corporate Sosial Disclosure Practise in
Developing Cotries : The Cases of Malaysia and Singapore, British
Accounting Review, Vol.21 pp. 371-376.
Astuti, Sri , 2002. “Akuntansi Biaya Lingkungan. Suatu Konsep dan Permasalahannya”.
Media Akuntansi, Tahun IX (28) hal 58-62.
Belkaoui, Ahmed dan Philip G. Karpik , 1989. Deteminants of The Corporate Decision
to Decision to Disclosee Social Information. Accounting, Auditing and
Accountability Journal, Vol 2 (17), Page 36-51
Davidson, 1993. Environmental Financial disclosure : What to say and where to say it,
Chemical Week, December edition, USA: published by UMI database
Journal.
Gray.Rob, Jan Bebbington, Diane Walter. 1993. Accounting For the EnvironmentPublished in Association with the Chartered Association of Certified
Accountant. London: Paul Chapman Publishing Ltd.
Hackston, David and Markus J Milne, 1996. Some Determinant of Sosial and
Enviromental Disclosures in New Zealand Companies, Accounting, Auditing
ad Accountability Journal, Vol.9. No 1 pp.77-108.
Haniffa, R.M and Cooke, T.E. 2002. “Culture, Corporate Governance and Disclosure in
Malaysian Corporatioan” ABACUS, 38 (3), 317-350.
Harahap Sofyan Safri. 1988.Sosio Economic Accounting (SEA) : Menyoroti etika dan
tanggung jawab social perusahaan, Majalah Akuntansi No. 3 bulan Maret.
Harahap Sofyan Safri. 2002. Teori Akuntansi, edisi satu, cetakan ke dua, Jakarta:
Rajawali Press.
Harahap Sofyan Safri. 2001. Menuju perumusan Teori Akuntansi Islam, Jakarta: Pustaka
Quantum.
Hendriksen Eldon.S. 1994. Accounting Theory, USA: Third Edition, Mc.Hill.
Heny dan Murtanto. 2001. Analisis pengungkapan social pada Laporan Tahunan, Jurnal
Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi, Jakarta: Universitas
Trisakti.
64
Volume 1. No. 1 Desember 2013
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 1999. Standar Akuntansi Keuangan, buku satu, Jakarta:
Salemba empat diterbitkan untuk IAI .
Ikhsan, A dan Ishak, M. 2005. Akuntansi keprilakuan, Jakarta: Salemba Empat.
Ince, Davult. 1997. Determinant of Sosial and environmental Discolusre of UK
Company, paper , Interdiciplinary Perspective o Accounting Conference,
Manchester, England.
Kholis, Azizul (2003). Analisis Tentang Pentingnya Tanggung Jawab Dan Akuntansi
Sosial Perusahaan.Media Riset Akuntansi, Auditing Dan Informasi, Vol 3
No. 2. Agustus 2003 : 101-132.
Lako, Andreas, 2003. Problema Internasional dalam Pelaporan Informasi Akuntansi
Sosial Lingkungan “Media Akuntansi, Tahun X (31) hal 52-58.
Maksum Azhar, 1991. Pengaruh Kebudayaan atas beberapa aspek akuntansi, majalah
akuntansi, no. 4 bulan April.
Ramli, Rizal, 1999. Masa Depan Ekonomi Indonesia, makalah, disampaikan Pada
seminar nasional sehari Pemulihan Ekonomi Indonesia, ISEI cabang Medan,
13 Pebruari 1999, di Medan.
Satyo. 2001. Pengungkapan Sosial dalam Laporan tahunan, artikel, Media Akuntansi,
Edisi 17/April Mei,2001, Jakarta: PT.Intama Artha Indonesia.
Saudagaran, Sharokh , 2001. International Accounting: A User Perspektive ?. Thomson
Learning.
Satriawan Bambang dan Mohammad Djasuli. 2001. Penerapan Akuntansi Keuangan
Terhadap Masalah Lingkungan Indonesia, Jurnal Bisnis dan Akuntansi,
Vol.3 Hal 577-581.
Sawardjono. 1991. Pencantuman Kegiatan Eksternal ke dalam Laporan Keuangan,
Akuntansi, No 4 April.
Sonhadji Ahmad, 1989. Akuntansi Sosial : Perananya dalam mengukur tanggung jawab
social perusahaan, suatu tinjauan analitis, majalah akuntansi, no. 10 bulan
Oktober.
Suadi Arief. 1988. Akuntansi Sosial : Implikasi dan Kemungkinan Pengembangan di
Indonesia, majalah akuntansi, no. 11 bulan Nopember.
Suhendah, Rousilita (2005). Social Environmental Accounting, Sustainability dan Triple
Bottom Line Reporting. Jurnal Akuntansi, Tahun IX (01).
65
Volume 1. No. 1 Desember 2013
Tsang, Eric, WK., 1998. A Longitudinal Study of Corporate Sosial Reporting in
Singapore : The Cases of Banking, Food and Beverages and Hotel Industries,
Accounting, Auditing and Accountability journal, Vol.11 No 5,pp. 624-635.
US.EPA. (1995). Process Design Manual: Land Application of Sewage Sludge and
Domestic Septage, Septage, Office of Research and Development.
EPA/625/R-95/001.US.EPA Washington, D.C.
Utomo Muslim, 2000. Praktik pengungkapan sosial pada laporan tahunan perusahaan
di Indonesia,Lapora penelitian, Simposium Nasional Akuntansi III, IAI
Kompertemen Akuntan Pendidik , Jakarta.
66
Download