Kerangka Kerja Kemitraan Negara Indonesia 2016

advertisement
Kerangka Kerja Kemitraan
Negara Indonesia 2016-2020
SIAPA KAMI
Dibentuk tahun 1944.
Kantor pusat di Washington D.C.
Kelompok Bank
Dunia terdiri dari
lima institusi yang
dikelola oleh 188
negara anggota
Lebih dari 10,000 karyawan di lebih dari 120 kantor di berbagai negara
TUJUAN KAMI
KEMITRAAN ENAM DEKADE
Proyek
percontohan
membentuk
800 pusat
nutrisi
Presiden Bank Dunia
Robet McNamara
membuka
kantor cabang Bank
Dunia pertama di Jakarta.
Bank Dunia memberikan
kredit IDA pertama
senilai $5 juta untuk
proyek irigasi
Dalam kunjungan
ke Indonesia
Presiden Bank Dunia
Jim Wolfensohn
menyarankan
Presiden SoehartO
menangani masalah
tata pemerintahan dan
korupsi
Bank Dunia
mendukung
perluasan program
pembangunan
masyarakat
nasional PNPM
hingga mencapai
65.000 desa
Pasca Krisis 1997,
Bank Dunia
mengalihkan
program di Indonesia
dengan portfolio
sederhana dan fokus
menangani korupsi
dan pembangunan
masyarakat
Bank Dunia menambah
dana $250 juta
untuk rekonstruksi
di Indonesia, Sri Lanka,
Maladewa
pasca tragedi tsunami
POTENSI INDONESIA
Kerangka Kemitraan Negara –
Apa Tujuannya
Systematic
Country
Diagnostic
Country
Partnership
Framework
Performance
& Learning
Review
Completion
& Learning
Review
• Kerangka Kemitraan Negara membutuhkan adanya Systematic Country
Diagnostic (SCD) yang menganalisa tantangan dan kesempatan negara
dalam upayanya untuk mengentaskan kemiskinan dan memperluas
kesejahteraan bersama.
• Fondasi SCD untuk Indonesia adalah analisa Bank Dunia terhadap
pembangungan di Indonesia, berjudul The Development Policy Review:
Avoiding the Trap. Riset tersebut berlangsung selama 1 tahun dan
melibatkan konsultasi dengan pemerintah, lembaga pendidikan serta
pakar-pakar media.
• CPF adalah bagian dari kemitraan, bukan diagnosa. CPF menyesuaikan
tujuannya denga tujuan negara dan pemerintah.
• Selektivitas dalam program dan pendekatan adalah penting.
6
MENUJU PEMBERANTASAN
KEMISKINAN DAN
Selectivity:
KESEJAHTERAAN BERSAMA
PATH 1
Economic
growth
Job
Creation
PATH 2
Service Deliveries,
Opportunities for all
Taxes& Gov.
Spending
7
PATH 3
Natural Resource
Management (e.g.
forests, coastal resources)
Poverty Reduction &
Shared prosperity
Kelompok Bank Dunia
Kelompok Bank Dunia terdiri dari tiga lembaga dengan fungsi berbeda:
IBRD (International Bank for Reconstruction and Development, dikenal sebagai
Bank Dunia), IFC (International Finance Corporation), dan MIGA.
IBRD
IFC
MIGA
Portofolio:
25 proyek
berjumlah
US$6,740 milyar,
termasuk Trust
Fund dan
Contingency
Financing
Portofolio:
31 klien dan
program,
berjumlah
US$2,24 milyar
Portofolio:
US$400 juta
untuk dua
proyek aktif
dalam bidang
energi dan
industri
ekstraktif
Country
Partnership
Framework 2016-2020
KERANGKA
KERJA KEMITRAAN
NEGARA
Tujuan:
Membangun dukungan
operasional Kelompok Bank
Dunia untuk Pemerintah
Indonesia demi
mengentaskan kemiskinan,
meningkatkan
kesejahteraaan, dan
membaginya secara lebih
merata kepada seluruh
masyarakat.
9
PENERAPAN
KERANGKA KERJA KEMITRAAN NEGARA
10
•
Mencakup periode lima tahun dari tahun Fiskal 2016-2020.
•
Sesuai dengan RPJMN, dan tercermin dalam Blue Book.
•
Menggunakan berbagai alat pembangunan, termasuk
kemitraan dengan donor.
•
Melakukan konsultasi dengan pemangku kepentingan
(lembawa masyarakat sipil, mitra pembangunan, sektor
swasta).
•
Akan dikaji ulang dan direvisi tiap 2 tahun bila diperlukan.
Selectivity:
SELEKSI
11
BIDANG KETERLIBATAN
Bidang keterlibatan CPF
sesuai dengan tiga prioritas
within RPJMN:
Dimensi
Perkembangan
Sumber
Daya
Manusia:
delivery
of
local
infrastructure and services
Dimensi
Sektor
Utama:
delivery
of
national
infrastructure; energy for
all; and
maritime and
connectivity
Dimensi territory dan
pemerataan: sustainable
landscape management;
collecting more and
spending better; delivery of
local infrastructure and
services, and shared
prosperity and inclusion
12
Iklim usaha dan fungsi pasar
berperan dalam semua area
BIDANG KETERLIBATAN 1:
MENYEDIAKAN INFRASTURKTUR NASIONAL
Kurangnya investasi infrastruktur
selama satu dekade = 'celah
infrastruktur' yang besar.
Total investasi infrastruktur RI rata-rata
3-4 persen PDB, dibandingkan dengan
Tiongkok (10%) dan India (7,5%).
Empat dari enam bidang keterlibatan
terkait dengan infrastruktur.
Dua terkait tantangtan terbesar dan
menjadi prioritas pemerintah – energy
serta maritime dan logistik – dan dua
untuk mengatasinya dari ‘titik
penyediaan’, yaitu infrastruktur tingkat
nasional dan infrastruktur di tingkat
lokal.
13
Di tingkat nasional, kita akan
berupaya bekerja di sektor-sektor
yang dapat memberikan dampak
lewat kerjasama dengan
pemerintah dan mitra
pembangunan untuk mencapai
skala yang lebih besar, dan
apabila relevan, juga sektor
swasta melalui potensi kerja
sama pemerintah-swasta yang
kemungkinan besar
terkonsentrasi di bidang:
• Mendukung kerja sama
pemerintah-swasta ntuk
infrastruktur;
• Air dan sanitasi;
• Pariwisata yang terintegrasi;
• Irigasi dan bendungan;
• Perumahan yang terjangkau.
BIDANGAreas
KETERLIBATAN
2: for All
Engagement
2 : Energy
ENERGI UNTUK SEMUA
• Defisit lebih dari $50, 60 juta
penduduk tanpa akses yang
handal, terlalu bergantung pada
batubara.
• Komitmen Pemerintah
Indonesia:
i. Mengurangi/menyasar subsidi
energy untuk meningkatkan
efisiensi alokasi sumberdaya.
ii. memperluas akses.
iii. meningkatkan porsi energi
terbarukan menjadi 23%.
iv. Memberi insentif bagi
industri untuk beralih ke
teknologi energi lebih
efisien.
14
• Keterlibatan Kelompok Bank Dunia
akan menggunakan berbagai
intervensi termasuk pinjaman
investasi, Pinjaman Kebijakan
Pembangunan; investasi IFC dan
jaminan MIGA, layanan
pengetahuan untuk:
i. Memperkuat tata pemerintahan
dan kesinambungan sektor.
ii. Mendukung energy terbarukan
dan pembangunan rendah
karbon.
iii. Memperluas akses layanan
energi modern melalui
pembangkit non-batubara,
transmisi dan distribusi.
iv. Mendukung formulasi kebijakan
dan rencana investasi sektor
gas.
BIDANG KETERLIBATAN 3:
Engagement Areas 3 : Maritime and Connectivity
MARITIM DAN PERHUBUNGAN
• Kurangnya investasi sebesar
$50 milyar, bila biaya logistic
sama dengan Thailand (16% vs
24% dari PDB), Indonesia bisa
menghemat $70 milyar tiap
tahun, yang bisa dipakai
secara lebih produktif.
Keterlibatan Bank Dunia yang sedang
dipertimbangkan termasuk gabungan
antara pinjaman investasi, DPL,
kemungkinan investasi IFC, jaminan
MIGA, dan layanan pengetahuan, guna
mendukung:
• Pemerintah telah membuat
‘Bangsa Maritim’ sebagai pilar
agenda pembangunan.
• Terciptanya regulasi yang lebih
baik dan lingkungan iperasi yang
menduung invesasi baik oleh
pemerintah maupun swasta.
• Pembangunan dan operasi
pelabuhan.
• Perhubungan pelabuhan di daerah
pelosok, termasuk transportasi
darat dan udara.
• Pengembangan ekonomi biru.
• Namun belum banyak
kemajuan terlihat hingga saat
ini karena kurangnya
koordinasi respons di aspek
regulasi, kegiatan dan
investasi, serta adanya
mandat yang tumpang tindih.
15
BIDANG KETERLIBATAN 4:
INFRASTRUKTUR DAN LAYANAN LOKAL
•
•
•
Sepertiga ketimpangan
diakibatkan oleh kurangnya
peluang dan akses pada
infrastruktur, layanan
kesehatan dan pendidikan.
Setengah belanja
pemerintah dilakukan di
tingkat daerah, dimana
kurangnya kapasitas dan
akuntabilitas merugikan
masyarakat miskin dan
rentan.
Solusinya tidak spesifik di
satu sektor, tapi dengan
meningkatkan bagaimana
pemerintah pusat, provinsi,
kabupaten, dan desa
bekerjasama menyediakan
layanan dan akuntabel.
16
•
Keterlibatan dikelompokkan dalam 2 pilar
menggunakan layanan investasi dan pengetahuan.
1. Memperkuat kerangka kerja desentralisasi untuk
memperbaiki penyediaan layanan:
•
Sistem transfer fiskal berbasis kinerja,
terutama untuk sektor prioritas (kesehatan
dan pendidikan).
•
Meningkatkan kemampuan pemerintah pusat
untuk mendukung dan mengawasi pemerintah
daerah; kapasitas pemerintah daerah,
termasuk desa, untuk menyediakan instrumen
bagi masyarakat untuk memantau.
2. Pendekataan yang berbeda untuk penyediaan
layanan di kota dan desa yang akan mendukung:
•
Jakarta dan Surabaya menjadi kota kelas dunia
•
Urbanisasi berkelanjutan kota-kota kelas dua
•
Penyediaan layanan air, sanitasi, pendidikan,
dan kesehatan di daerah desa tertinggal untuk
mengatasi ketimpangan peluang
BIDANG KETERLIBATAN 5:
MANAJEMEN LANSKAP YANG BERKELANJUTAN
Sekitar 20 persen pemasukan
masyarakat desa bersumber
dari sumberdaya alam.
Ketidakpastian dalam hal
akses tanah dan sumberdaya
menjadi penyebab besar
kemiskinan pada desa.
Sebab utama deforestasi dan
penggunaan tanah yang tidak
efisien adalah:
•
tata pemerintahan yang
lemah
•
rencana dan administrasi
penggunaan lahan yang
buruk
•
insentif finansial dan
fiskal yang tidak sesuai.
17
Pemerintah Indonesia telah melakukan
sejumlah inisiatif besar dan memulai
proses perubahan beberapa regulasi; yang
apabila berhasil dijalankan, dapat mulai
mengatasi banyak masalah tersebut.
Bantuan Kelompok Bank Dunia akan
mencakup dukungan perencanaan dan
implementasi Program Lanskap yang
difokuskan pada peningkatan manajemen
dan manfaat aset pertanahan.
Akan ada penekanan khusus untuk
mendukung Manajemen Lahan dan
Perencanaan Spasial dalam mengurangi
hambatan yang diciptakan oleh adanya
dua sistem manajemen tanah di
Indonesia.
BIDANG KETERLIBATAN 5:
MANAJEMEN LANSKAP YANG BERKELANJUTAN
•
•
•
•
18
Seperlima penduduk miskin
tinggal di kawasan pesisir dan
hutan. 140 juta penduduk
bergantung pada sumberdaya
hutan dan laut.
Tidak pastinya akses lahan dan
ekploitasi berlebih serta
degradasi sumberdaya alam
berdampak pada kemiskinan.
Pemerintah telah mengadakan
beberapa inisiatif dan perubahan
regulasi, namun dengan
pendekatan sepotong-sepotong,
kapasitas yang lemah, lemahnya
institusi dan tata pemerintahan.
Berarti degradasi hutan,
gambut, terumbu karang,
persediaan ikan terus
diabagaikan.
Kelompok Bank Dunia akan berfokus
kepada pengelolaan lanskap melalui
perencanaan spasial yang lebih baik
dan alokasi lahan, misalnya:
•
Mendukung perancangan dan
implementasi program guna
meningkatkan manajemen dan
manfaat aset terrestrial alam.
•
Mendukung manajemen lahan dan
perencanaan spasial dalam
mengurangi hambatan yang
diciptakan oleh adanya dua sistem
manajemen tanah.
•
Dengan sektor swasta, merancang
model pembangunan
berkelanjutan menggunakan
sumberdaya alam.
•
Manajemen, mitigasi, dan
kesiapsiagaan bencana.
BIDANG KETERLIBATAN 6:
MASUKAN LEBIH BANYAK, BELANJA LEBIH BAIK
Rasio pemasukan-GDP
(15,2% pada 2014) dan
pajak-GDP (11,3%)
Indonesia termasuk
rendah dan menurun.
Banyak tantangan dalam
eksekusi anggaran.
Pemerintah berupaya
meningkatkan
pemasukan,
memperkuat Direktorat
Jenderal Pajak, dan
meningkatkan komposisi
dan efektivitas belanja
publik.
19
Keterlibatan akan menggunakan investasi dan
pinjaman berbasis kebijakan serta layanan
pengetahuan guna mendukung pemerintah dalam:
1) Pemasukan:
• Mendukung revisi kebijakan pajak selektif.
• Mendukung reformasi untuk meningkatkan
ketaatan pajak dan memperkuat dan
mengarusutamakan administrasi pemasukan bukan
pajak (misal, pertambangan yang bukan pajak).
2) Memperbaiki belanja melalui:
•
Memajukan reformasi subsidi energy (BBM dan
listrik).
•
Mutu yang lebih baik melalui alokasi yang efisien,
efektif, implementasi di bidang utama.
•
Memperkuat
kapasitas
institusional
untuk
memodernisasi manajemen pengadaan dan
kontrak
serta
meningkatkan
lingkungan
pengendali.
BIDANG PENDUKUNG 1:
IKLIM USAHA DAN PASAR YANG BERGERAK
•
•
•
20
Pertumbuhan, lapangan kerja
dan pengentasan kemiskinan
sangat bergantung pada
strategi pertumbuhan yang
didukung oleh sektor swasta.
Pertumbuhan sektor swasta
bergantung pada regulasi
yang mendukung dan
terprediksi, adanya
infrastruktur, dan kondisi
pasar yang baik.
Kebutuhan untuk
memperbaiki lingkungan
usaha dan keuangan
merupakan faktor lintas
sektor ekonomi, dan
berdampak pada efisiensi
solusi pembangunan.
•
Pendekatan Kelompok Bank Dunia adalah
bekerja di dalam area keterlibatan serta
melalui dukungan terpisah untuk:
•
Mempertemukan modal swasta agar
mendukung kebijakan publik melalui
investasi (IIF), dukungan kerjasama
pemerintah-swasta, layanan pengetahuan
dan bantuan teknis.
•
Mendukung perusahaan swasta melalui
dukungan Bank Dunia bagi wirausahawan
dan inovasi, pendanaan dan konsultasi IFC
di wilayah tertantu, serta produk jaminan
MIGA.
•
Bantuan teknis yang luas menuju
reformasi regulasi, upaya OSS, dan pasar
yang berfungsi dengan lebih baik.
•
Inklusi keuangan.
BIDANG PENDUKUNG 2:
KESEJAHTERAAN BERSAMA, KESETARAAN & INKLUSI
•
Pengentasan kemiskinan
dan mengurangi
ketimpangan baik
kedepan dan saat ini
adalah prioritas Kelompok
Bank Dunia, agar
melindungi masyarakat
miskin dan rentan dan
membantu mereka
menjalankan hidup yang
lebih produktif.
•
Kelompok Bank Dunia
mendukung pembuatan
kebijakan berbasis bukti
bagi pengembangan dan
implementasi kebijakan
yang melindungi
masyarakat miskin dan
rentan.
21
•
Bidang Pendukung ini akan dijalankan melalui
layanan pengetahuan, guna:
• Meningkatkan fokus kemiskinan dan
ketimpangan pada kebijakan yang
didukung Kerangka Kerja Kemitraan
Negara.
• Memperkuat jaring pengaman.
• Mengembangkan program kelulusan bagi
masyarakat miskin dan dukungan terkait.
• Meningkatkan SJSN untuk memberi
perlindungan efektif bagi seluruh
masyarakat (kesehatan) dan pekerja
(program karyawan).
• Intervensi Kelompok Bank Dunia di sektor
swasta akan difokuskan pada menciptakan
lapangan kerja produktif melalui
kerjasama dengan beberapa perusahaan,
serta aktivitas keuangan inklusif.
TIMELINE CPF
•
Peluncuran dengan pemerintah : September 10, 2015
•
•
•
Konsultasi dengan stakeholder lain:
1) Development partners: September 16
2) LSM dan akademia:
• September 21 (Jakarta)
• September 29 (Makassar)
• October 8 (Yogyakarta)
• October 12 (Jakarta)
3) Sektor Swasta: September 23
• Finalisasi draft CPF: November 2
• Board meeting untuk CPF: December 3, 2015
22
TERIMA KASIH
23
PORTFOLIO INVESTASI IBRD SAAT INI
US$6.740,
termasuk
Trust Fund
dan
Contingency
Financing
25 proyek di
sektor-sektor
berikut:
24
PROGRAM IBRD YANG BERJALAN
*) Blended IDA+IBRD project
25
INVESTASI IFC
Antara tahun fiskal 2006-2015, IFC Indonesia memberikan komitmen lebih dari
US$4,2 milyar untuk 80 proyek (US$1,5 milyar sudah dimobilisasi).
Portfolio total = sekitar US$2,24 milyar untuk 31 klien, per Juni 2015.
Investasi IFC termasuk:
• pasar keuangan
• industri kimia
• pembangkit listrik
• industri makanan dan
minuman
• pertanian dan kehutanan
• minyak, gas, & tambang
• penyediaan sarana umum
• industri plastik & karet
• transportasi & gudang
• konstruksi & real estate
• industri manufaktur dan
sektor pelatihan.
.
Aktivitas penasihat termasuk:
• tata kelola korporasi
• pendanaan berkelanjutan
(perbankan hijau)
• pendanaan pertanian
• kehutanan dan agribisnis
• jasa non-finansial untuk bank
• penyederhanaan prosedur
memulai usaha dan izin
bangunan
• memberi nasihat transaksi
untuk kerjasama infrastruktur
oleh pemerintah-swasta.
JAMINAN MIGA
MIGA memberikan jaminan dengan nilai lebih dari
US$400 juta untuk dua proyek aktif dalam bidang energi
dan industri ekstraktif.
Proyek Weda Bay Nickel
($207M at issuance)
mendukung fase
ekplorasi untuk
tambang kobalt-nikel
dengan tempat
pemrosesan
hidrometalurgi.
Proyek Rajamandala
Hydropower ($200M at
issuance) bertujuan
membangun kapasitas energi
Indonesia untuk
mempertahankan kemajuan
ekonomi serta meninggalkan
ketergantungan pada
pembangkit bahan bakar
minyak yang mahal.
Download