Peninggalan Nabi Sulaiman?

advertisement
situs
B3
WIKIMEDIA
REPUBLIKA ● AHAD, 26 SEPTEMBER 2010
Banyak bukti dan data
yang identik dengan
kisah Sulaiman dan Ratu
Saba di Borobudur dan
wilayah se-kitarnya.
BOROBUDUR
Peninggalan Nabi Sulaiman?
SYAHRUDDIN EL-FIKRI/REPUBLIKA
Oleh Syahruddin El-Fikri
M
Seandainya
Relief
Bisa Bicara
Oleh Syahruddin El-Fikri
ukti-bukti kesejarahan biasanya
bisa diungkapkan melalui
prasasti, bukti arkeologi,
penelitian yang komprehensif,
prasasti, atau relief-relief yang tertulis
pada sebuah bangunan.
KH Fahmi Basya, dalam bukunya
Matematika Islam 3, menyatakan
bahwa Borobudur merupakan peninggalan Nabi Sulaiman. Selain bukti-bukti
peninggalan yang telah diungkapkan di
atas, Fahmi Basya juga menunjukkan
bukti autentik dari relief-relief yang terlukiskan di dinding-dinding Candi
Borobudur.
Wakil Kepala Unit Taman Wisata Borobudur, Magelang, Jateng, Suhartoto
Endi Subianto, menyatakan, relief-relief
yang ada di Borobudur diambil dari
kitab Lalitawistara. Hal yang sama juga
disebutkan oleh AIAZ Rajasa dalam
bukunya Candi Borobudur, Candi
Pawon, dan Candi Mendut.
Menurut Suhartoto, relief-relief itu
menceritakan perjalanan Sidharta
Gautama, sebelum hingga menjadi
seorang Buddha. Relief-relief itu tertulis
lengkap mulai dari level pertama
sampai level ketiga.
Seperti diketahui, Borobudur memiliki 10 undakan. Undakan pertama dan
kedua berada pada level pertama yang
disebut dengan level Kamadhatu.
Sedangkan relief kelahiran Sidharta
hingga menjadi Buddha terletak pada
level kedua yang disebut dengan
Rupadhatu. Level ini terletak pada
undakan ketiga hingga keenam.
Dan level terakhir, yakni yang ketiga,
disebut dengan level Arupadhatu. Level
ini ada pada undakan ketujuh hingga
ke-10, tempat stupa induk yang menjadi
puncak Candi Borobudur.
Tentu saja, butuh penelitian yang
lebih mendalam untuk membuktikan
Candi Borobudur sebagai peninggalan
Nabi Sulaiman dan sejumlah wilayah
yang ada di sekitarnya sebagai
kawasan wilayah Saba.
Yang tak kalah pentingnya, tentu saja
membaca ulang relief-relief yang ada di
Borobudur. Andai saja relief-relief itu
bisa bicara maka tak akan kesulitan
untuk membuktikan kebenaran
Borobudur sebagai peninggalan
Sulaiman. Wallahu A’lam. ■
B
embaca judul diatas,
tentu banyak orang yang
akan mengernyitkan dahi,
sebagai tanda ketidakpercayaannya. Bahkan,
mungkin demikian pula
dengan Anda. Sebab,
Nabi Sulaiman AS adalah
seorang utusan Allah yang diberikan keistimewaan
dengan kemampuannya menaklukkan seluruh
makhluk ciptaan Allah, termasuk angin yang
tunduk di bawah kekuasaannya atas izin Allah.
Bahkan, burung dan jin selalu mematuhi perintah
Sulaiman.
Menurut Sami bin Abdullah al-Maghluts, dalam
bukunya Atlas Sejarah Nabi dan Rasul, Nabi
Sulaiman diperkirakan hidup pada abad ke-9
Sebelum Masehi (989-931 SM), atau sekitar 3.000
tahun yang lalu.
Sementara itu, Candi Borobudur sebagaimana
tertulis dalam berbagai buku sejarah nasional,
didirikan oleh Dinasti Syailendra pada akhir abad
ke-8 Masehi atau sekitar 1.200 tahun yang lalu.
Karena itu, wajarlah bila banyak orang yang
mungkin tertawa kecut, geli, dan geleng-geleng
kepala bila disebutkan bahwa Candi Borobudur
didirikan oleh Nabi Sulaiman AS.
Pendapat senada juga diungkapkan R Soekmono
dalam bukunya Pengantar Sejarah Kebudayaan
Indonesia (1975), AIAZ Rajasa dalam Candi
Borobudur, Candi Pawon, dan Candi Mendut
(2007), serta Umaedi dalam Candi Borobudur; The
World Heritage Site. Menurut R Soekmono, Candi
Borobudur didirikan pada tahun akhir abad ke-8
dan merupakan candi Buddha.
Berdekatan dengan Candi Borobudur adalah
Candi Pawon dan Candi Mendut. Beberapa kilometer dari Candi Borobudur, terdapat Candi
Prambanan, Candi Kalasan, Candi Sari, Candi
Plaosan, dan lainnya. Candi-candi di dekat
Prambanan ini merupakan candi Buddha yang
didirikan sekitar tahun 772 dan 778 Masehi.
Lalu, apa hubungannya dengan Sulaiman?
Benarkah Candi Borobudur merupakan peninggalan Nabi Sulaiman yang hebat dan agung itu?
Apa bukti-buktinya? Benarkah ada jejak-jejak
Islam di candi Buddha terbesar itu? Tentu perlu
penelitian yang komprehensif dan melibatkan
berbagai pihak untuk membuktikan validitas dan
kebenarannya.
Namun, bila pertanyaan di atas diajukan kepada
KH Fahmi Basya, ahli matematika Islam itu akan
menjawabnya; benar. Borobudur merupakan peninggalan Nabi Sulaiman yang ada di tanah Jawa.
Dalam bukunya, Matematika Islam 3 (Republika,
2009), KH Fahmi Basya menyebutkan beberapa
ciri-ciri Candi Borobudur yang menjadi bukti
sebagai peninggalan putra Nabi Daud tersebut. Di
antaranya, hutan atau negeri Saba, makna Saba,
nama Sulaiman, buah maja yang pahit, dipindahkannya istana Ratu Saba ke wilayah kekuasaan
Nabi Sulaiman, bangunan yang tidak terselesaikan
oleh para jin, tempat berkumpulnya Ratu Saba,
dan lainnya.
Dalam Alquran, kisah Nabi Sulaiman dan Ratu
Saba disebutkan dalam surah An-Naml [27]: 15-44,
Saba [34]: 12-16, al-Anbiya [21]: 78-81, dan
lainnya. Tentu saja, banyak yang tidak percaya bila
Borobudur merupakan peninggalan Sulaiman.
Di antara alasannya, karena Sulaiman hidup
pada abad ke-10 SM, sedangkan Borobudur dibangun pada abad ke-8 Masehi. Kemudian, menurut
banyak pihak, peristiwa dan kisah Sulaiman itu
terjadi di wilayah Palestina, dan Saba di Yaman
Selatan, sedangkan Borobudur di Indonesia.
Tentu saja hal ini menimbulkan penasaran.
Apalagi, KH Fahmi Basya menunjukkan buktibuktinya berdasarkan keterangan Alquran. Rasa
penasaran ini membuat Republika sengaja datang,
untuk mengecek kebenaran pendapat Fahmi Basya,
termasuk memperhatikan relief-relief yang ada di
Borobudur.
“Rasanya mustahil bila Borobudur merupakan
peninggalan Nabi Sulaiman,” ujar Suhartoto Endi
Subianto, wakil kepala unit Taman Wisata
Borbudur, Magelang, Jateng, kepada Republika,
saat ditemui di Borobudur pada awal Syawal 1431
H lalu.
“Bila dihubung-hubungkan, silakan saja. Dalam
bahasa Jawa istilahnya di-utak atik gathuk
(dicocok-cocokkan),” ujar Suhartoto. Sebab, kata
dia, berdasarkan catatan sejarah, Borobudur
dibangun pada abad ke-8 Masehi. “Terlalu jauh
jarak waktunya,” katanya menegaskan.
Namun, lanjut Toto—sapaan akrab Suhartoto—
sah-sah saja bila ada orang yang berpendapat
demikian, selama bisa membuktikan kebenarannya. “Yang pasti dan sudah diyakini selama sekian
abad, termasuk tercatat dalam berbagai buku
sejarah, Borobudur dibangun pada abad ke-8
Masehi,” pungkasnya.
Apa yang dikatakan Toto ini tentu diamini pula
oleh banyak pihak. Sebab, memang demikian tertulis dalam buku sejarah. Akan tetapi, tak ada
salahnya untuk meneliti kembali kebenarannya.
Lalu, apa bukti sahih andai Borobudur merupakan peninggalan Sulaiman atau bangunan yang
pembuatannya merupakan perintah Sulaiman?
Menurut Fahmi Basya, dan seperti yang penulis
lihat melalui relief-relief yang ada, memang terdapat beberapa simbol, yang mengesankan dan
identik dengan kisah Sulaiman dan Ratu Saba,
sebagaimana keterangan Alquran.
Pertama adalah tentang tabut, yaitu sebuah
kotak atau peti yang berisi warisan Nabi Daud AS
kepada Sulaiman.
SYAHRUDDIN EL-FIKRI/REPUBLIKA
Konon, di dalamnya terdapat kitab
Zabur, Taurat, dan
Tingkat Musa,
serta memberikan
ketenangan. Pada
relief yang terdapat di Borobudur,
tampak peti atau
● Tabut
tabut itu dijaga
oleh seseorang.
“Dan Nabi
mereka mengatakan kepada mereka:
‘Sesungguhnya tanda ia akan menjadi raja, ialah
kembalinya tabut kepadamu, di dalamnya terdapat
ketenangan dari Tuhanmu dan sisa
dari peninggalan keluarga Musa dan
keluarga Harun; tabut itu dibawa
malaikat. Sesungguhnya pada yang
demikian itu terdapat tanda bagimu, jika kamu orang yang beriman’.” (QS Al-Baqarah [2]: 248).
Kedua, pekerjaan jin yang
tidak selesai ketika mengetahui
Sulaiman telah wafat. (QS Saba
[34]: 14). Saat mengetahui
Sulaiman wafat, para jin
pun menghentikan peker● Unfinishes Buddha
jaannya. Di Borobudur, terdapat patung yang belum tuntas diselesaikan.
Patung itu disebut dengan Unfinished
Buddha/Solomon.
TRAVEL.EARTH.COM
Ketiga, para jin diperintahkan membangun gedung
yang tinggi dan membuat
patung-patung. (QS Saba
[34]: 13). Seperti diketahui,
banyak patung Buddha yang
ada di Borobudur.
Sedangkan gedung atau
bangunan yang tinggi itu
adalah Candi Prambanan.
Keempat, Sulaiman
● Prambanan
berbicara dengan burungburung
SYAHRUDDIN/REPUBLIKA
dan hewan-hewan. (QS AnNaml [27]: 20-22). Reliefnya
juga ada. Bahkan, sejumlah
frame relief Borobudur bermotifkan bunga dan burung.
Terdapat pula sejumlah relief
hewan lain, seperti gajah,
kuda, babi, anjing, monyet,
dan lainnya.
● Nobrol dengan
burung
Kelima, kisah Ratu Saba
dan rakyatnya yang menyembah
SYAHRUDDIN EL-FIKRI/REPUBLIKA
matahari dan bersujud
kepada sesama manusia.
(QS An-Naml [27]: 22).
Menurut Fahmi Basya,
Saba artinya berkumpul
atau tempat berkumpul.
Ungkapan burung Hud● Sujud
hud tentang Saba,
karena burung tidak mengetahui nama daerah itu.
“Jangankan burung, manusia saja ketika berada di
atas pesawat, tidak akan tahu nama sebuah kota
atau negeri,” katanya menjelaskan.
Ditambahkan Fahmi Basya, tempat berkumpulnya manusia itu adalah di Candi Ratu Boko yang
terletak sekitar 36 kilometer dari Borobudur. Jarak
ini juga memungkinkan
FRIENDSTER.COM
burung menempuh perjalanan dalam sekali
terbang.
Keenam, Saba ada di
Indonesia, yakni
Wonosobo. Dalam
Alquran, wilayah Saba
ditumbuhi pohon yang
sangat banyak. (QS Saba
[34]: 15). Dalam kamus
bahasa Jawi Kuno, yang
disusun oleh Dr Maharsi,
kata ‘Wana’ bermakna
hutan. Jadi, menurut Fahmi, wana saba atau
Wonosobo adalah hutan Saba.
Ketujuh, buah ‘maja’ yang pahit. Ketika banjir
besar (Sail al-Arim)
WIKIMEDIA
menimpa wilayah
Saba, pepohonan
yang ada di sekitarnya menjadi
pahit sebagai azab
Allah kepada
orang-orang yang
mendustakan ayat● Buah Maja
ayat-Nya.
“Tetapi, mereka
berpaling maka Kami datangkan kepada mereka
banjir yang besar dan Kami ganti kedua kebun
mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohonpohon) yang berbuah pahit, pohon Atsl dan sedikit
dari pohon Sidr.” (QS Saba [34]: 16).
Kedelapan, nama Sulaiman menunjukkan
sebagai nama orang Jawa. Awalan kata ‘su’merupakan nama-nama Jawa. Dan, Sulaiman adalah
satu-satunya nabi dan rasul yang 25 orang, yang
namanya berawalan ‘Su’.
Kesembilan, Sulaiman berkirim surat kepada
Ratu Saba melalui burung Hud-hud. “Pergilah
kamu dengan
membawa
suratku ini.”
● Isi surat
(QS An-Naml
[27]: 28).
Menurut Fahmi, surat itu ditulis di atas pelat emas
sebagai bentuk kekayaan Nabi Sulaiman.
Ditambahkannya, surat itu ditemukan di sebuah
kolam di Candi Ratu Boko.
Kesepuluh, bangunan yang tinggal sedikit
(Sidrin qalil). Lihat surah Saba [34] 16). Bangunan
yang tinggal sedikit itu adalah wilayah Candi Ratu
Boko. Dan di sana
terdapat sejumlah
stupa yang tinggal
sedikit. “Ini membuktikan bahwa
Istana Ratu Boko
adalah istana Ratu
Saba yang dipindahkan atas perin● Istana Ratu Boko
tah Sulaiman,”
kata Fahmi menegaskan.
Selain bukti-bukti di atas, kata Fahmi, masih
banyak lagi bukti lainnya yang menunjukkan
bahwa kisah Ratu Saba dan Sulaiman terjadi di
Indonesia. Seperti terjadinya angin Muson yang
bertiup dari Asia dan Australia (QS Saba [34]: 12),
kisah istana yang hilang atau dipindahkan, dialog
Ratu Bilqis dengan para pembesarnya ketika
menerima surat Sulaiman (QS An-Naml [27]: 32),
nama Kabupaten Sleman, Kecamatan Salaman,
Desa Salam, dan lainnya.
Dengan buktibukti di atas, Fahmi Basya meyakini
bahwa Borobudur
merupakan peninggalan Sulaiman. Bagaimana
dengan pembaca?
Hanya Allah yang
mengetahuinya.
● Sisa-sisa Istana Ratu Boko
Wallahu A’lam. ■
Download