struktur organisasi dan cross functional organization

advertisement
STRUKTUR ORGANISASI DAN CROSS
FUNCTIONAL ORGANIZATION
STRUKTUR ORGANISASI
 Organisasi pada hakikatnya adalah sekelompok orang yang memliki saling ketergantungan
satu dengan yang lainnya, yang secara bersama-sama memfokuskan usaha mereka untuk
mencapai tujuan tertentu, untuk menyelesaikan tugas tertentu. Ada dua pendekatan
masyarakat oleh masyarakat untuk mengorganisasikan modal manusia :
(1) pendekatan fungsional hirarkhis (functional hierarchical approach),
(2) pendekatan kepemilikan system ( system ownership approach).
PENDEKATAN HIERARKIS
 Pendekatan fungsional hierarkis dapat dirunut kembali ke masa revolusi industri di inggris.
Berdasarkan ajaran “division of labor” adam smith, untuk menyelesaikan tugas tertentu
atau tujuan tertentu, pekerjaan perlu di pecah ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil dan
terspesialisasi untuk mecapai produktivitas tinggi. Melalui division of labor ini, diyakini
bahwa organisasi akan dapat memanfaatkan secara optimal tenaga kerja manusia dan
sumber daya lain dalam menyelesaikan tugas dan tujuan tertentu.
TREN KONDISI LINGKUNGAN BISNIS DAN
SIFAT PEKERJAAN
Ada empat tren yang bedampak mendasar terhadap pendekatan pengorganisasian modal
manusia :
1. Pergeseran kendali bisnis ke tangan customer.
2. kecepatan perubahan.
3. peningkatan persaingan.
4. Pergeseran ke Knowladge-Based Works
PERGESERAN PARADIGMA TERHADAP
ORGANISASI
 Sebagian akibat dari pemanfaatan secara ekstensif smart technology teknologi dalam
bisnis, dan pergeseran pekerjaan ke knowledge-based works, telah terjadi pergeseran
paradigm terhadap organisasi berikut ini :
1. Destabilizer.
2. Shared competencies and resources.
3. Information era.
4. Trust-based relantionship.
5. Focus strategy.
6. Wealth-creating institution.
7. System thingking.
PERWUJUDAN SYSTEM OWNERSHIP
APPROACH DALAM STRUKTUR SPPM
 Penerapan system ownership approach ke dalam sistem manajemen sedang mengalami
perkembangan pesat. Berikut ini disajikan beberapa contoh perwujudan system ownership
approach kedalam struktur SPPM :
1. Cellular manufactur system
2. Sistem lintas fungsional dalam JIT purchasing and
3. Customer-driven innovation
4. customer focus service
manufacturing
CROSS FUNCTIONAL ORGANIZATION
 Cross-functional organization adalah suatu paradigma, keyakinan dasar, dan nilai dasar yang melandasi kerja
tim lintas fungsional.
 Organisasi lintas fungsional dibangun melalui langka-langka berikut:
1.
Definisikan sistem yang digunakan oleh organisasi untuk menghasilkan produk dan jasa bagi customer,
baik intern maupun eksten.
2.
Tetapkan tujuan sistem, apakah bersifat sementara atau jangka panjang
3.
Bentuk organisasi fungsional utama dan organisasi fungsional pendukung.
4.
Bentuk tim lintas fungsional permanen untuk sistem yang bertujuan jangka panjang, dan tim ad hoc untuk
sistem yang bertujuan jangka pendek
5.
Tujuan cas manager yang bertanggung jawab untuk memiliki sistem dan melakukan improvement
berkelanjutan terhadap sistem
6.
Untuk tim lintas fungsional yang bersifat permanen, tugas case manager untuk menarik anggota tim yang
memiliki kompetensi sesuai dengan yang di butuhkan untuk mewujudkan tim.
7.
Bangun stuktur organisasi untuk menggambarkan organisasi lintas fungsional yang bersifat permanen.
TUGAS DARI CROSS FUNCTIONAL ORGANIZATION
 Dalam tim lintas fungsional yang bersifat permanen keanggotaan personal dalam tim dapat
bersifat permanen atau bersifat sementara. Dalam tim lintas fungsional yang bersifat
permanen atau bersifat sementara.
 Tugas anggota tim lintas fungsional :
1.
Memberikan kontribusi keahlian spesialisasinya atau memberikan kontribusi produk
2.
Memberikan kontribusi berupa akses ke mesin
3.
Mendorong terwujudnya kerjasama tim sehingga menghasilkan sinergi
4.
Memberikan kontribusi dalam melakukan improvement secara berkelanjutan terhadap
sistem yang menjadi tanggung jawab timnya.
5.
Melakukan information sharing dengan anggota lain dalam satu tim untuk
memungkinkan terlaksanakan proses pembelajaran.
KESIMPULAN
 Pembagian kerja dalam dalam suatu organisasi harus lebih jelas agar bisa
terciptanya lingkungan kerja yang teratur dan mengetahui tugasnya masingmasing. Adapun factor keberhasilan suatu organisasi dalam mewujudkan
tujuannya adalah pendekatan yang digunakan oleh manajemen di dalam
mengorganisasikan modal manusia untuk memanfaatkan sumber daya lain.
 Tim
lintas
fungsional
memiliki
stakeholderspihak-pihak
yang
menaruhkepentingan terhadap tim tersebut: manajer fungsional utama, customer,
manajemen senior, dan manajemen fungsional pendukung. Untuk membangun
komitmen anggota tim lintas fungsional, perlu dirumuskan secara jelas misi
tersebut ke dalam serangkaian tujuan kinerja yang jelas, spesifik, dan terukur,
perlu ditetapkan peran setiap anggota tim dalam mewujudkan tujuan kinerja tim,
dan perlu dirumuskan rencana kerja untuk mewujudkan tujuan kinerja tim.
TERIMA KASIH
Download