BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan normal adalah

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persalinan normal adalah proses pengeluaran yang terjadi pada kehamilan cukup
bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung
dalam waktu 18-24 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin. Persalinan
adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun ke jalan lahir. Bentukbentuk Persalinan:Persalinan Spontan, PersalinanBantuan, Persalinan Anjuran (Sumarah,
dkk.,2009). Persalinan (partus spontan) adalah proses lahirnya bayi pada letak belakang
kepalayang dapat hidup dengan tenaga ibu sendiri dan uri, tanpa alat serta tidak melukai
ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang lebih 24 jam melalui jalan lahir (Depkes
RI, 2001).
Pada tahun 2000 pemerintah merancangkan Making PregnancySafer (MPS) yang
merupakan strategi sektor kesehatan secara terfokus pada pendekatan dan perencanaan
yang sistematis dan terpadu. Salah satu strategi making pregnancy safer (MPS) adalah
mendorong pemberdayaan perempuan dan keluarga. Output yang diharapkan dari
strategi tersebut adalah menetapkan keterlibatan suami dalam mempromosikan kesehatan
ibu dan meningkatkan peran aktif keluarga dalam kehamilan dan persalinan (Depkes
RI,2001).
Kelahiran bayi merupakan suatu peristiwa penting yang dinantikan oleh sebagian
besar perempuan karena membuat ibu menjadi seorang perempuan yang telah berfungsi
utuh dalam kehidupannya. Beberapa penyesuaian dibutuhkan oleh beberapa wanita
dalam menghadapi aktivitas dan peran baru sebagai ibu pada minggu-minggu pertama
setelah melahirkan baik segi fisik maupun psikologis (Fatimah, 2009). Dibutuhkan
partisipasi suami menghadapi istri dari mulai kehamilan sampai persalinan antara lain:
memberikan perhatian dan kasih sayang kepada istri,mendorong dan mengantar istri
untuk memeriksakan kehamilan kesehatan terdekatminimal 4 kali selama kehamilan,
memenuhi gizi bagi istri agar tidak terjadi kekurangan gizi (BKKBN, 2000).
Selama tahun 1970-an,berbagai organisasi wanita mulai menyampaikan agar pria
diperbolehkan menemani pasangannya selama persalinan. Kebutuhan akan dukungan
bagi calon ibu selama persalinan terjadi bersamaan kebutuhan para pria untuk
mengambil bagian lebih besar didalam kehidupan keluarga. Berkembangnya peran baru
pria sebagai anggota aktif didalam kehidupan keluarga, dan bukan sekedar pencari
nafkah, telah diperluas dengan perannya didalam membantu kelahiran anak-anaknya.
Tidaklah mudah untuk mengubah system rumah sakit yang tadinya melarang pria
memasuki ruang bersalin. Namun kampanye tersebut ternyata sangat berhasil sampai
sekarang, malahan sekarang ini banyak sekali penekanan pada suami untuk mendukung
pasangannya selama persalinan sehingga suami dapat menjalankan peran ini(Nolan,
2004).
Orang yang menderita gangguan kecemasan umum mungkin juga mengalami
serangan panik (eposide ketakutan yang berat dan mendadak atau teror). Orang yang
mengalami kecemasan umum dan gangguan panik mungkin tidak mengetahui dengan
jelas mengapa mereka merasa ketakutan (Lukluk, 2011). Sekitar 11-65% suami
mengalami gejala-gejala yang mirip seperti yang dialami oleh ibu hamil, misalnya: kram
pada kaki, mual-mual, dan mengidam atau disebut juga couvades. Sebenarnya, semua
gejala itu bersumber dari perasaan cemas dan kadang kala juga perasaan takut yang
dialami suami (Nolan, 2004).
Cemas secara fisik menurut penelitian terkini berfokus pada penyebab biologis
terjadi ansietas yang berlawanan dengan penyebab psikologis, salah satu faktor penyebab
secara fisik yaitu adanya gangguan atau ketidakseimbangan pada fisik seseorang
(Sullivan, 2000). Cemas secara psikologis dan emosional terwujud dalam gejala-gejala
kejiwaan seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkontraksi, perasaan tidak menentu
dan sebagainya. Sedangkan secara fisiologis terwujud dalam gejala-gejala fisik terutama
pada sistem saraf misalnya tidak dapat tidur, jantung berdebar-debar, gemetar, perut
mual-muntah, diare, nafas sesak disertai tremor pada otot. Kecemasan dapat dilihat
dalam rentang ringan, sedang, berat sampai panik, setiap tingkat menyebabkan
perubahan fisiologis dan emosional pada individu(Videbeck, 2008).
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka permasalahan yang dapat
dirumuskan adalah ”Bagaimana Gambaran Kecemasan Dengan Tingkat Kecemasan
Suami Menghadapi Istri Yang Bersalin Normal di Rumah Sakit Bersalin Sundari Tahun
2015”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk Mengidentifikasi kecemasan suami menghadapi istri bersalin normal di
Rumah Sakit Bersalin Sundari Medan tahun 2015.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengidentifikasi data demografi kecemasan suami menghadapi istri
bersalin normal di Rumah Sakit Bersalin Sundari Medan tahun 2015.
b. Untuk mengidentifikasi kecemasan suami menghadapi istri bersalin normal
di Rumah Sakit Bersalin Sundari Medan tahun 2015.
c. Untuk mengidentifikasi berdasarkan usia kecemasan suami menghadapi istri
bersalin normal di Rumah Sakit Bersalin Sundari Medan tahun 2015.
d. Untuk mengidentifikasi berdasarkan tingkat pendidikan kecemasan suami
menghadapi istri bersalin normal di Rumah Sakit Bersalin Sundari Medan
tahun 2015.
e. Untuk mengidentifikasi berdasarkan pekerjaan kecemasan suami menghadapi
istri bersalin normal di Rumah Sakit Bersalin Sundari Medan tahun 2015.
f. Untuk mengidentifikasi berdasarkan suku kecemasan suami menghadapi istri
bersalin normal di Rumah Sakit Bersalin Sundari Medan tahun 2015.
D. Manfaat Penelitian
a. Bagi Suami
Sebagai sumber informasi untuk menambah pengetahuan tentang persalinan.
c. Bagi Tenaga Kesehatan
Diharapkan dapat menjadi masukan bagi rumah sakit dalam memberikan pendidikan
kesehatan kepada pasangan suami istri khususnya suami dimana istrinya akan
menghadapi proses persalinan.
Download