Pengaruh Kecakapan Manajerial, Set Kesempatan

advertisement
26
Jurnal Akuntansi Keuangan dan Bisnis Vol.6, Desember 2013, 26-35
Pengaruh Kecakapan Manajerial, Set Kesempatan Investasi dan
Kepemilikan Pemerintah Terhadap Tarif Pajak Efektif
Desi Handayani
[email protected]
Politeknik Caltex Riau
Jl. Umbansari 1 Rumbai 28265 – Pekanbaru, Riau
Abstrak
Pajak merupakan beban bagi wajib pajak sehingga mereka akan berusaha untuk menghindar dari beban
pajak tersebut. Namun karena beban pajak merupakan beban wajib yang pengenaannya diatur dengan
undang-undang, maka wajib pajak hanya bisa berusaha untuk membuat beban pajak tersebut menjadi
lebih kecil. Berbagai cara dilakukan oleh wajib pajak untuk mengurangi beban pajaknya. Cara-cara
untuk menghindari pajak ini membutuhkan keahlian manajerial wajib pajak. Seiiring dengan semakin
berkembangnya perusahaan, maka beban pajak mereka juga akan semakin besar. Sehingga pertumbuhan
akan ikut mempengaruhi beban pajak perusahaan. Kepemilikan pemerintah diperkirakan juga
berpengaruh terhadap beban pajak perusahaan. Kepemilikan pemerintah pada perusahaan akan
menimbulkan dual fungsi pemerintah sehingga akan menimbulkan konflik kepentingan yaitu sebagai
pemilik dan sebagai pemerintah yang bertugas menyelenggarakan tugas sosial. Sehingga kepemilikan
pemerintah juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi beban pajak. Beban pajak perusahaan ini
dapat diukur dari tarif pajak efektif perusahaan. Tarif pajak efektif bukanlah tarif yang ditetapkan oleh
peraturan pemerintah, namun karena adanya pengaruh karakteristik atau faktor-faktor pada perusahaan.
Sehingga tarif ini lebih mencerminkan beban perusahaan dibandingkan statutory tax rate.
Kata kunci : Tarif Pajak Efektif, Kecakapan Manajerial, Set Kesempatan Investasi, Kepemilikan
Pemerintah, Statutory Tax Rate
Abstract
Tax is an obligation to the taxpayers, so that they will try to keep off the tax expense. Since it is a
mandatory that is ruled by the constitution, the tax payers can only try to minimize their tax expense.
There are several ways the tax payers do to minimize it, and it requires managerial competence. Along
with the development of a corporation, its tax expense also increases. The government ownership is also
considered to influence the tax expense. It generates government’s dual functions that will evoke an
interest conflict namely as the owner and the social controller. The government’s ownership becomes one
of the factors that influence tax expense. The company’s tax expense can be measured from the corporate
effective tax rates. The effective tax rate is not appointed by the government regulations, however it is
appointed by the characteristic influence or the factors in the corporation. Therefore, this rate reflects the
corporate expense more than the statutory tax rate.
Keywords: Effective Tax Rate, Managerial Skills, Investment Opportunity Set, Government Ownership,
Statutory Tax Rate
1. Pendahuluan
Beban pajak merupakan utang pajak yang harus dibayar oleh wajib pajak, baik yang telah
dipotong pihak lain maupun yang harus dibayar sendiri oleh wajib pajak. Bagi pelaku bisnis,
beban pajak akan menjadi pengurang laba. Sehingga mereka akan melakukan berbagai cara
untuk mengurangi beban pajak perusahaan.
Usaha-usaha untuk mengurangi beban pajak tersebut membutuhkan keahlian manajerial dari
pengelola perusahaan yang dalam hal ini adalah manajer. Usaha untuk mengurangi beban pajak
ini merupakan bagian dari perencanaan yang merupakan fungsi manajer. Untuk bisa
menjalankan fungsi perencanaan ini manajer dituntut untuk membuat kebijakan strategis atau
strategi bisnis yang dapat meminimalkan beban pajak dan mengoptimalkan laba. Kebijakan
Pengaruh Kecakapan Manajerial, Set Kesempatan Investasi dan Kepemilikan…
27
strategis yang menguntungkan memerlukan keahlian dan kecakapan dari si pembuat strategi
atau kebijakan.
Dyreng, Hanlon dan Maydew [14] menemukan bahwa eksekutif perusahaan-perusahaan yang
terdaftar di database ExecuComp pada tahun 1992-2006 di Amerika sangat berperan dalam
kegiatan penghindaran pajak perusahaan. Peran mereka terlihat dari kebijakan dalam
menempatkan orang-orang pada bagian tertentu yang mempengaruhi aktivitas perpajakan
perusahaan.
Di Indonesia penelitian terkait pengaruh kecakapan manajerial terhadap beban pajak yang
diukur dari tarif pajak efektif pernah dilakukan oleh Ruba’i [23]. Ruba’i menemukan bahwa
kecakapan manajerial berpengaruh negatif terhadap tarif pajak efektif perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2006-2009.
Selain manajer yang cakap, faktor pertumbuhan perusahaan juga diperkirakan berpengaruh
terhadap beban pajak perusahaan. Perusahaan yang tumbuh merupakan perusahaan yang
memiliki pilihan-pilihan investasi di masa yang akan datang. Kondisi ini dikenal dengan set
kesempatan investasi. Set kesempatan investasi (IOS) merupakan proksi pertumbuhan
perusahaan yang pertama kali diperkenalkan oleh Myers [19]. Menurut Myers [19], perusahaan
yang tumbuh cenderung untuk menggunakan pendanaan internal dan sedikit memanfaatkan
pendanaan dari pihak ketiga (utang).
Kondisi dimana perusahaan lebih cenderung untuk memanfaatkan pendanaan internal akan
menghilangkan kesempatan perusahaan untuk melakukan penghematan pajak melalui beban
bunga atas pinjaman. Sehingga perusahaan yang tumbuh memiliki beban bunga kecil dan
memiliki beban pajak lebih besar. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Ruba’i [23] yang
menemukan bahwa IOS berpengaruh positif terhadap beban pajak perusahaan yang tercermin
dari nilai ETR.
Faktor lain yang berdasarkan hasil penelitian juga berpengaruh terhadap tarif pajak efektif
perusahaan adalah kepemilikan pemerintah. Wu et al [29]meneliti pada perusahaan di China dan
menemukan bahwa perusahaan besar yang porsi kepemilikan pemerintahnya tinggi memiliki
beban pajak lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan yang porsi kepemilikan
pemerintahnya kecil. Sedangkan penelitian yang dilakukan Wibowo [27] di Indonesia
menemukan bahwa terdapat pengaruh negatif antara kepemilikan pemerintah terhadap tarif
pajak efektif perusahaan. Semakin besar kepemilikan publik maka akan semakin kecil tarif
pajak efektif perusahaan.
Kepemilikan pemerintah atas perusahaan akan memberikan pengaruh terhadap beban pajak
perusahaan yang dinilai dari tarif pajak efektif karena adanya peran pemerintah dalam membuat
kebijakan atau peraturan perpajakan. Pemerintah sebagai pelaksana kegiatan negara tentu akan
berusaha agar mengalirnya kas ke negara semakin besar. Ketika pemerintah sebagai pemilik
perusahaan, mereka akan berusaha agar kinerja perusahaan baik dan salah satunya dengan
menekan pajak. Sehingga akan timbul konflik kepentingan pada diri pemerintah.
Berdasarkan faktor-faktor yang telah diuraikan tersebut, maka penelitian ini berusaha untuk
menemukan bukti tentang pengaruh kecakapan manajerial, set kesempatan investasi dan
kepemilikan pemerintah terhadap tarif pajak efektif perusahaan.
Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, maka permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini
adalah apakah terdapat pengaruh kecakapan manajerial, set kesempatan investasi, dan
kepemilikan pemerintah terhadap tarif pajak efektif perusahaan.
28
Desi Handayani
2. Landasan Teoritis
Tarif Pajak Efektif
Besarnya beban pajak dihitung dari dasar pengenaan pajak dikalikan dengan tarif pajak yang
berlaku. Tarif pajak yang berlaku adalah berdasrakan tarif pajak yang telah ditetapkan oleh
pemerintah dalam aturan perpajakan. Tarif pajak yang ditetapkan dalam aturan perpajakan ini
dikenal dengan Statutory Tax Rate (STR).
Sedangkan tarif pajak efektif (ETR) merupakan tarif pajak yang tidak ditetapkan dalam aturan
perpajakan. PricewaterhouseCoopers (PWC) merumuskan tarif pajak efektif sebagai total pajak
penghasilan terutang dibagi dengan penghasilan sebelum pajak. Total pajak penghasilan
terutang merupakan beban pajak yang dibayarkan pada tahun berjalan.
Nicodeme [20] mengatakan bahwa terdapat perbedaan yang besar antara STR dan ETR. STR
tidak mencerminkan beban pajak perusahaan dengan sempurna. Sedangkan ETR akan
memperlihatkan insentif pajak dari pemerintah. ETR juga dapat digunakan untuk
membandingkan perbedaab perlakuan pajak antar perusahaan dan antar Negara.
ETR dapat membantu wajib pajak untuk mengetahui berapa bagian dari penghasilan yang
sebenarnya kita bayarkan untuk pajak. GAO [15] menyatakan bahwa rata-rata tarif pajak efektif
yang diukur dari pajak penghasilan yang dibayar dibagi dengan penghasilan sebelum pajak,
sangat berguna untuk mengukur beban pajak yang sebenarnya.
Deviani [12]dalam penelitiannya membedakan beban pajak perusahaan atas beban pajak kini
dan beban pajak tangguhan. Beban pajak tangguhan mencerminkan besarnya beda waktu yang
dikalikan dengan suatu tarif pajak marginal. Beban pajak tangguhan ini muncul karena adanya
perbedaan waktu pengakuan penghasilan menurut akuntansi dan pajak. Beban pajak kini
mencerminkan adanya perbedaan waktu dan perbedaan tetap sebagai akibat adanya perbedaan
aturan perpajakan dengan standar akuntansi. Wibowo [27] menggunakan beban pajak kini
dibagi dengan laba akuntansi sebelum bunga dan pajak untuk menghitung tarif pajak efektif
perusahaan.
Kecakapan Manajerial
Manajer merupakan agen di dalam perusahaan yang bertugas untuk melaksanakan fungsi
manajemen dalam rangka meningkatkan nilai perusahaan untuk meningkatkan nilai pemegang
saham. Agar bisa melaksanakan peran tersebut, manajer dituntut untuk memiliki kemampuan
dan keahlian yang dikenal dengan kecakapan manajerial. Djuitaningsih dan Rahman [13]
memaparkan bahwa kecakapan manajerial merupakan suatu keterampilan atau karakteristik
personal yang membantu tercapainya kinerja yang tinggi dalam tugas manajemen.
Kecakapan manajerial yang dimiliki manajemen akan sangat mempengaruhi setiap keputusan
dan kebijakan yang dibuat. Bertrand dan Schoar [6] mengatakan bahwa manajer memberikan
pengaruh yang luas atas keputusan perusahaan. Demerjian et al [11] mengatakan bahwa
kecakapan manajerial dalam mencapai efisiensi perusahaan sangat mempengaruhi kualitas laba.
Staniec [24] mengatakan bahwa efisiensi dan efektifitas yang dijalankan oleh perusahaan tidak
semata-mata diperoleh dari intuisi manajer, tapi harus dipelajari. Robert L Katz dalam Staniec
[24] mengatakan bahwa seorang manajer harus memiliki tiga keahlian dasar yaitu technical
skill, social-interpersonal skill, conceptual skill. Keahlian tersebut akan membantu manajer
dalam menjalankan fungsi manajemen termasuk di dalamnya melakukan perencanaan pajak.
Perencanaan pajak yang dibuat manajemen sejalan dengan strategi bisnis perusahaan. Higgins,
Omer dan Phillips [17] menyatakan bahwa strategi bisnis perusahaan berasosiasi dengan strategi
perencanaan pajak perusahaan.
Pengaruh Kecakapan Manajerial, Set Kesempatan Investasi dan Kepemilikan…
29
Kecakapan manajerial dalam mencapai efisiensi perusahaan dapat diukur dengan menggunakan
Data Envelopment Analysis (DEA). DEA merupakan pendekatan untuk mengevaluasi kinerja
(efisiensi) seperangkat entitas yang disebut sebagai Decision Making Units (DMUs) dengan
cara mengubah banyak input menjadi banyak output. DEA pertama kali diperkenalkan oleh
Charnes, Cooper dan Rhodes. DEA telah banyak digunakan untuk mengukur efisiensi dan
merupakan metode yang sangat bagus dan mudah digunakan untuk mengevaluasi kinerja.
Set Kesempatan Investasi (IOS)
Set Kesempatan Investasi (IOS) merupakan pilihan investasi yang dimiliki perusahaan dimasa
yang akan dating. IOS pertama kali diperkenalkan oleh Myers pada tahun 1976. Konsep IOS
beranjak dari pemikiran bahwa perusahaan yang tumbuh adalah perusahaan yang memiliki
peluang atau kesempatan investasi yang menguntungkan di masa yang akan dating. Perusahaan
yang memiliki IOS tinggi ini cenderung untuk tidak menggunakan pendanaan dari pihak ketiga
dalam bentuk utang. Perusahaan tersebut lebih memilih untuk menggunakan pendanaan internal
sehingga keuntungan dari investasi yang diperolah akan lebih memaksimalkan nilai pemegang
saham.
Jika menggunakan pendanaan dalam bentuk utang, maka keuntungan investasi akan terlebih
dahulu mengalir ke kreditor sehingga keuntungan untuk pemegang saham tidak dapat
dimaksimalkan. Meskipun dengan adanya pinjaman dalam bentuk utang akan mengurangi
beban pajak karena adanya beban bunga, namun tidak semua beban bunga itupun dapat
dimanfaatkan untuk menjadi pengurang pajak. Sebab terdapat aturan perpajakan yang mengatur
besarnya beban bunga yang dapat dijadikan pengurang. Sehingga manfaat pengurangan pajak
yang didapatkan dari beban bunga juga tidak maksimal.
IOS bukanlah sesuatu yang mudah untuk diobservasi sebab pilihan dan keputusan investasi
yang dibuat oleh perusahaan akan berbeda-beda. Oleh karena itu untuk menentukan nilai IOS,
peneliti menggunakan proksi-proksi yang mewakili IOS. Secara umum menurut Kallapur dan
Trombley [18], terdapat empat tipe proksi IOS yaitu :
a. Proksi berbasis pada harga, dapat berupa rasio market to book value of asset, market to
book value of equity, earning to price rasio.
b. Proksi berbasis investasi, berupa R&D to asset ratio, R&D to sales ratio, investment
intensity, capital expenditure to book value of asset.
c. Proksi berbasis varian, berupa variance of return, asset betas, variance of assets deflated
sales
d. Proksi gabungan dari proksi individual, dengan menggabungkan proksi-proksi sebelumnya
dan kemudian dilakukan anlisis factor untuk memperoleh satu nilai tunggal.
Kepemilikan Pemerintah
Biasanya pengendalian kepemilikan pada perusahaan diperoleh secara langsung dengan
memperoleh hak mayoritas (lebih dari 50%) atas saham berhak suara (Beams, Brozovsky dan
Shoulders, [5]). Kepemilikan pemerintah berarti pemerintah sebagai pemegang saham mayoritas
atas sebuah perusahaan. Kepemilikan mayoritas jika pemerintah memiliki saham atas
perusahaan >50%.
Keterlibatan pemerintah atas perusahaan sudah mulai menjadi perdebatan sejak intervensi luas
pemerintah pada saat terjadinya krisis keuangan. Keterlibatan pemerintah bertujuan untuk
menjaga kestabilan ekonomi negara. Keterlibatan pemerintah terutama pada bisnis yang
menyangkut kepentingan masyarakat luas, seperti perbankan, pertanian, perkebunan,
pertambangan dan manufaktur. Pemerintah biasanya menjadi pemegang saham terbesar untuk
industri-industri yang menyangkut hajat hidup masyarakat tersebut sehingga bisa mengontrol
perusahaan tersebut.
30
Desi Handayani
Borisova et al [7]menemukan bahwa kepemilikan pemerintah atas perusahaan berpengaruh
terhadap rendahnya kualitas tata kelola perusahaan. Cornett et al [9]menemukan bahwa bank
yang dikelola oleh pemerintah memiliki laba rendah, modal inti kecil, dan memiliki risiko kredit
lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang dikelola oleh swasta.
Wu et al [29]menemukan bahwa perusahaan besar di China yang dimiliki pemerintah memiliki
beban pajak lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan besar yang kepemilikan
pemerintahnya kecil. Sementara di Indonesia, Wibowo [27] menemukan adanya pengaruh
negatif antara kepemilikan pemerintah dengan beban pajak perusahaan yang diukur dari tarif
pajak efektif perusahaan.
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan landasan teoritis dan penelitian-penelitian yang telah diuraikan maka dirumuskan
hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut :
H01
H02
H03
: Kecakapan manajerial berpengaruh terhadap tarif pajak efektif perusahaan.
: Set kesempatan investasi berpengaruh terhadap tarif pajak efektif perusahaan.
: Kepemilikan pemerintah berpengaruh terhadap tarif pajak efektif perusahaan.
3. Metode Penelitian
Sampel penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data cross section. Penelitian ini mengambil
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2011 sebagai
sampel penelitian. Dengan kriteria sampel adalah :
a. Sudah terdaftar di BEI per 31 Desember 2008 dan tetap listing hingga 31 Desember 2011.
b. Mempublikasikan laporan keuangan auditan tahun 2009 – 2011
c. Tahun pembukuan berakhir 31 Desember
d. Tidak memiliki laba sebelum pajak yang bernilai negatif (rugi).
Defenisi dan Pengukuran Variabel
Variabel Dependen
Variabel dependen adalah tarif pajak efektif (ETR), yaitu besarnya beban pajak penghasilan
terutang dibagi dengan penghasilan sebelum pajak (PWC [22]). Beban pajak terutang yang
digunakan adalah beban pajak kini seperti yang digunakan oleh Wibowo [27]. Sehingga
berdasarkan definisi tersebut maka ETR dapat dirumuskan sebagai berikut :
ETR =
(3)
Perusahaan yang memiliki beban pajak negatif yang mengakibatkan tarif pajak efektif bernilai
negatif akan diberi nilai 0 (nol) dan perusahaan yang memiliki tarif pajak efektif di atas 100%
akan diberi nilai 100 (Gupta dan Newberry [16]; Buijink et al, 2002; Noor, Mastuki dan Bardai
[21] ; dan Ruba’I [23]).
Variabel Independen
Kecakapan Manajerial
Kecakapan manajerial didefinisikan sebagai kemampuan manajemen dalam melakukan efisiensi
dengan menggunakan sumber daya yang ada dalam perusahaan (Demerjian et al, [11]).
Kecakapan manajerial diukur dengan menggunakan DEA (Demerjian, Lev, dan McVay, [10]
Demerjian et al, [11]). Rumus DEA (Budi [8]) adalah sebagai berikut :
Pengaruh Kecakapan Manajerial, Set Kesempatan Investasi dan Kepemilikan…
∑
Max Em = ∑
∑
0≤∑
31
(1)
≤ 1; n=1,2,K,N
(2)
Vjm, Uim, ≥ i =1, 2, K, l; j=1, 2, K, J
Em = efisiensi dari DMU ke m
Yjm = output ke j dari DMU ke m
Vjm = bobot dari output j dari DMU ke m
Xim = input ke i dari DMU ke m
Uim = bobot dari input ke i dari DMU ke m
Yjn dan Xin adalah output ke j dan input ke i, berturut-turut, dari DMU ke n
n = 1, 2, N
Skor DEA atau perbandingan output terhadap input untuk setiap unit dinyatakan dinyatakan
dalam nilai 0-1 atau 0% - 100% (Wulansari, [28]). DMU mencapai efisiensi penuh ketika
bernilai 1 atau 100% (Baltagi, [4]). Dalam pengolahan nilai DEA ini, penulis menggunakan
program komputer untuk DEA.
Set Kesempatan Investasi (IOS)
Set kesempatan investasi merupakan nilai sekarang atas pilihan investasi di masa yang akan
datang (Myers, 1976). IOS diukur dengan menggunakan rasio market to book value of asset.
Pemilihan rasio ini sesuai dengan hasil penelitian Adam dan Goyal ([1], [2] dan [3]) serta
Trombley [26] yang mengatakan bahwa rasio ini merupakan proksi terbaik untuk menjelaskan
IOS.
Kepemilikan Pemerintah
Kepemilikan pemerintah berarti pemerintah sebagai pemegang saham mayoritas atas sebuah
perusahaan. Kepemilikan mayoritas jika pemerintah memiliki saham atas perusahaan >50%.
Untuk mengoperasikan variabel ini maka digunakan angka dummy. Jika pemilikan pemerintah
atas sebuah perusahaan >50%, maka ditandai dengan angka 1. Sedangkan jika pemilikan
pemerintah atas saham perusahaan ≤ 50% maka diberi tanda 0.
Variabel Kontrol
Agar hasil penelitian ini lebih optimal maka digunakan variable kontrol, yaitu :
a. Ukuran perusahaan = ln(total asset)
b. Debt ratio =
(5)
c. ROA =
d. Capital Intensity =
(4)
(6)
(7)
e. Inventory Intensity =
(8)
f. Perusahaan multinasional dengan menggunakan dummy variabel, yaitu bernilai 1 jika
melaporkan asset luar negeri dan 0 jika tidak memiliki asset luar negeri.
Analisis Data
Data dianalisis dengan menggunakan regresi linier berganda. Model regresi dinyatakan dalam
bentuk persamaan sebagai berikut :
32
Desi Handayani
ETRit = α + β1MGABit + β2IOSit + β3GOVit + β4SIZEit + β5LEVit + β6ROAit + β7CAPINit +
β8INVINit + β9MULTit + e
(9)
Pengaruh individu menggunakan uji t dengan tingkat signifikansi 5%. Sedangkan pengaruh
secara keseluruhan menggunakan uji F dengan tingkat signifikansi 5%. Tingkat pengaruh
seluruh variable independen terhadap variable dependen dengan menggunakan R2 dan adjusted
R2 .
4. Pembahasan
Pengolahan data menggunakan analisis regresi data panel dengan menggunakan tools statistic
eviews 6. Metode yang digunakan adalah fixed effect methods. Berdasarkan hasil regresi data
panel diperoleh gambaran statistik data seperti terlihat pada tabel 1 berikut :
Tabel 1 : Statistic Descriptive
Max
ETR
MA
IOS
GOV
SIZE
LEV
ROA
CAPIN
INVIN
MULTI
Min
Mean
0.589 0.00
0.265
100
88.55 99.33
15.00 0.617 1.914
1
0
0.032
30.21 11.94 23.01
0.903 0.073 0.449
0.600 0.000 0.121
0.756 0.034 0.331
0.479 0.045 0.211
1
0
0.258
Sumber : Data olahan
Std
Dev
0.117
2.283
2.529
0.177
5.435
0.185
0.104
0.178
0.101
0.438
Hasil uji regresi data panel untuk melihat pengaruh setiap variable independen terhadap variable
dependen dapat dilihat pada tabel 2 berikut :
Var
C
MA
IOS
GOV
SIZE
LEV
ROA
CAPIN
INVIN
MULTI
Tabel 2 : Uji t
Coeff Erro t-stat
r
1.272 0.196 6.484
-0.009 0.001 -4.91
-0.004 0.002 -1.51
0.196 0.043 4.551
-0.002 0.000 -4.25
-0.117 0.027 -4.36
0.167 0.078 2.127
-0.025 0.036 -0.68
0.147 0.039 3.693
0.058 0.015 3.783
Sumber : data olahan
Prob
0.000
0.000
0.132
0.000
0.000
0.000
0.034
0.495
0.000
0.000
Pengaruh Kecakapan Manajerial Terhadap Tarif Pajak Efektif
Berdasarkan hasil uji regresi data panel dengan menggunakan fixed effect method seperti yang
terdapat pada tabel 2. Nilai t hitung kecakapan manajerial terhadap tarif pajak efektif adalah 4.91 dengan signifikansi 0.000. Nilai signifikansi 0.000 lebih kecil dari 0.05, dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh negative antara kecakapan manajerial terhadap tarif
Pengaruh Kecakapan Manajerial, Set Kesempatan Investasi dan Kepemilikan…
33
pajak efektif. Semakin tinggi kecakapan manajerial maka akan semakin rendah tarif pajak
efektif. Dengan demikian hipotesis H01 diterima.
Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Ruba’i [23] dan mendukung hasil temuan
Dyreng, Hanlon dan Maydew [14] bahwa eksekutif memegang peranan penting dalam aktivitas
penghindaran pajak perusahaan.
Pengaruh Set Kesempatan Investasi Terhadap Tarif Pajak Efektif Perusahaan
Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 2, diperoleh nilai t hitung adalah sebesar -1.51
dengan tingkat signifikansi 0.132. Nilai signifikansi ini lebih besar dari 5% atau 0.05. Sehingga
berdasarkan nilai tersebut dinyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh set kesempatan investasi
terhadap tarif pajak efektif perusahaan. Sehingga hipotesis H02 ditolak.
Hasil ini bertolak belakang dengan hasil penelitian Ruba’i [23] yaitu IOS berpengaruh positif
terhadap ETR. Perbedaan ini bisa saja terjadi karena adanya perbedaan tahun penelitian serta
adanya perubahan peraturan perpajakan pada tahun 2009. Perubahan peraturan perpajakan telah
mengakibatkan perubahan STR atas badan di Indonesia yang semula menggunakan tarif
progresif menjadi tarif proporsional. Kemungkinan lain yang menjadi penyebab tidak
berpengaruhnya IOS terhadap ETR karena hanya menggunakan satu rasio sebagai proksi IOS.
Ruba’i [23] dalam penelitiannya menggunakan 5 proksi IOS.
Pengaruh Kepemilikan Pemerintah Terhadap Tarif Pajak Efektif Perusahaan
Berdasarkan hasil pengolahan data variable kepemilikan pemerintah terhadap tarif pajak efektif
perusahaan, nilai t hitung adalah sebesar 4.551 dengan tingkat signifikansi 0.000. Artinya
terdapat pengaruh positif antara kepemilikan pemerintah terhadap tarif pajak efektif. Semakin
besar kepemilikan pemerintah pada sebuah perusahaan maka akan semakin besar tarif pajak
efektif perusahaan. Berdasarkan hasil ini maka hipotesis H03 diterima.
Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Wibowo [27] yaitu semakin besar
kepemilikan public maka akan semakin rendah tarif pajak efektif perusahaan dan sebaliknya.
Tapi hasil penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan Wu et al [29]di
China.
Tabel 3 : Weighted Statistic
R-squared (R2)
0.728
Adjusted R-squared
0.573
F-Stat
4.7030
Prob (F-Stat)
0.0000
Sumber : Data olahan
Berdasarkan hasil uji F diperoleh nilai F hitung sebesar 4.7030 dengan tingkat signifikansi
0.000. Berdasarkan nilai ini dinyatakan bahwa terdapat pengaruh variable independen terhadap
variable dependen. Variabel independen dapat menjelaskan variable dependen sebesar R2 yaitu
72.8%. Setiap penambahan satu variable independen maka akan mempengaruhi variable
dependen sebesar adjusted R2 yaitu 57.3%. Sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variable lain.
Hasil penelitian ini juga telah mempertimbangkan variable kontrol yang juga merupakan faktorfaktor yang memperngaruhi tarif pajak efektif.
5. Penutup
Kesimpulan
a. Secara bersama-sama terdapat pengaruh kecakapan manajerial, set kesempatan investasi
dan kepemilikan pemerintah terhadap tarif pajak efektif perusahaan. Hal ini ditandai dengan
34
Desi Handayani
hasil uji F sebesar 4.7030 dan tingkat signifikansi 0.000. Penagruh variable independen
dapat menjelaskan variable dependen sebesar 72.8%.
b. Secara individu, variable kecakapan manajerial dan kepemilikan pemerintah berpengaruh
terhadap tarif pajak efektif. Sementara set kesempatan investasi tidak berpengaruh terhadap
tarif pajak efektif.
Saran
a. Penelitian ini hanya menggunakan satu rasio untuk mengukur nilai IOS, sebaiknya
penelitian berikutnya menggunakan beberapa rasio atau gabungan beberapa proksi. Bisa
jadi tidak berpengaruhnya IOS terhadap ETR pada penelitian ini karena hanya
menggunakan satu rasio sebagai proksi IOS.
b. Menambahkan variabel lain dalam penelitian ini seperti adanya aktivitas atau transaksi di
luar negeri dan transaksi perusahaan afiliasi. Sebab aktivitas transaksi di luar negeri dan
transaksi perusahaan afiliasi merupakan salah satu cara yang dimanfaatkan perusahaan
untuk menghindari pajak yaitu melalui transfer pricing.
Daftar Pustaka
[1] Adam, Tim dan Vidhan K. Goyal. 2000. The Investment Opportunity Set and Its Proxy
Variables. The University of Oregon and The Hong Kong University of Science and
Technology. Working Paper.
[2] Adam, Tim dan Vidhan K. Goyal. 2004. The Investment Opportunity Set and Its Proxy
Variables. The University of Oregon and The Hong Kong University of Science and
Technology. Working Paper.
[3] Adam, Tim dan Vidhan K. Goyal. 2007. The Investment Opportunity Set and Its Proxy
Variables. The University of Oregon and The Hong Kong University of Science and
Technology. Working Paper.
[4] Baltagi, Badi H. 2005. Econometric Analysis of Panel Data. Edisi 3. John Wiley & Sons,
Ltd.
[5]Beams, Floyd A., John A Brozovsky, dan Craig D Shoulders. 2002. Akuntansi Lanjutan.
Edisi Tujuh. Jilid 1. Penterjemah : Kaharudin. Jakarta : PT Prenhallindo.
[6] Bertrand, Marianne and Antoinette Schoar. 2002. Managing With Style : the Effect of
Managers on Firm Policies. MIT Sloan School of Management. Working Paper 4280-02.
http://ssrn.com/abstract=376880
[7] Borisova et al. 2012. Government Ownership and Corporate Governance : Evidence from
The EU. http://ssrn.com/abstract=1533854
[8]Budi, Daniel Setyo. 2010. Pengukuran Efisiensi Relatif. Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia.
[9] Cornett et al. 2008. The Impact of State Ownership on Performance Differences in
Privately-Owned Versus State Own Banks : An International Comparison.
http://ssrn.com/abstract=1268989
[10] Demerjian, Peter, Baruch Lev, and Sarah McVay. 2011. Quantifying Managerial Ability :
A New Measure and Validity Test. Management Science, forthcoming.
http://ssrn.com/abstract=1266974
[11]Demerjian, Peter, et al. 2012. Managerial Ability and Earnings Quality.
http://ssrn.com/abstract=1650309
[12]Deviana SP, Birgita. 2009. Kemampuan Beban Pajak Tangguhan dan Beban Pajak Kini
dalam Deteksi Manajemen Laba Pada Saat Seasoned Equity Offerings. Universitas
Diponegoro.
[13]Djuitaningsih, Tita dan Aulia Rahman. 2011. Pengaruh Kecakapan Manajerial Terhadap
Kinerja Keuangan Perusahaan. Media Riset Akuntansi. Vol. 1. No.2 Agustus 2011.
[14] Dyreng, Scott D, Michelle Hanlon, and Edward L Maydew. 2009. The Effects of Executives
on Corporate Tax Avoidance. http://ssrn.com/abstract=1158060
Pengaruh Kecakapan Manajerial, Set Kesempatan Investasi dan Kepemilikan…
35
[15] Government Accountability Office. 2008. U.S Multinational Corporations : Effective Tax
Rate are Correlated with Where Income Is Reported. United States Government
Accountability Office. Report to The Committee on Finance, U.S Senate.
[16] Gupta, Sanjay dan Kaye Newberry. 1997. Determinants of The Variability in Corporate
Effective Tax Rates : Evidence from Longitudinal Data. Journal of Accounting and Public
Policy. Vl 16, Issues 1, pages 1-34.
[17] Higgins, Danielle M., Thomas C Omer, dan John D Phillips. 2012. Tax Avoidance Versus
Aggressiveness
:
The
Influence
of
a
Firm’s
Business
Strategy.
http://ssrn.com/abstract=1727592
[18]Kallapur, Sanjay dan Mark A. Trombley. 1999. The Association Between Investment
Opportunity Set Proxies and Realized Growth. Journal of Business Finance & Accounting.
Vo. 26. Issue 3-4, Pages 505-519.
[19]Myers, Stewart C. 1976. Determinants of Corporate Borrowing. Sloan School of
Management. Massachusetts Institute of Technology. WP 875-76. September 1976.
[20]Nicodeme, Gaetan. 2001. Computing Effective Corporate Tax Rates : Comparisons and
Results. Economic Papers No 153 and MPRA Paper No. 3808.
[21]Noor, Rohaya Md., Nor’Azam Mastuki, dan Barjoyai Bardai. 2008. Corporate Effective
Tax Rate : A Study on Malaysian Public Listed Companies. Malaysian Accounting
Review, 7, 1.
[22] Price Water House Cooper. 2011. Global Effective Tax Rates. Price Water House Cooper.
[23] Ruba’i, Ahmad. 2009. Pengaruh Kecakapan Manajerial dan Set Kesempatan Investasi
(IOS) Terhadap Tarif Pajak Efektif. Tesis. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada.
[24] Staniec, Iwona. 2010. Features and Skills That Determinate The Work of Risk Managers.
Philippines : 2010 International Conference on Economics, Business and Management.
IPEDR vol. 2.
[25] Tian, Lihui dan Saul Estrin. 2005. Retained State Shareholding in Chinese PLCs : Does
Government Ownership Reduce Corporate Value? Discussion Paper Series The Institute
for The Study of Labor (IZA) DP No. 1493.
[26] Trombley, Mark A. 1998. The Use of Investment Opportunity Set and Policy Variables as
Surrogates for Analysts’ Earnings Growth Expectations. Working Paper Series.
http://ssrn.com/abstract=55446
[27] Wibowo, Adi. 2012. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tarif Pajak Efektif (Studi Pada
Perusahaan Publik di Indonesia). Tesis. Universitas Gadjah Mada.
[28]Wulansari, Retno RR. 2010. Pengukuran Efisiensi Relatif. Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia.
[29] Wu, Liansheng, et al. 2012. State Ownership, Tax Status, and Size Effect of Effective Tax
Rate in China. Accounting and Business Research, Vol. 42, Issue 2, 2012.
Download