hubungan antara hasil belajar sosiologi dengan

advertisement
HUBUNGAN ANTARA HASIL BELAJAR SOSIOLOGI
DENGAN SIKAP SISWA TERHADAP LINGKUNGAN SOSIAL
(Studi Penelitian di SMA PGRI 56 Ciputat)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan IPS
Disusun Oleh:
SUTARSIH
1050 15000 656
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2010 M/1430 H
ABSTRAK
SUTARSIH. Hubungan Antara Hasil Belajar Sosiologi Dengan Sikap Siswa
Terhadap Lingkungan Sosial. Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang
signifikan (positif) antara hasil belajar sosiologi dengan sikap siswa terhadap
lingkungan sosial. Penelitian ini dilaksanakan di SMA PGRI 56 Ciputat selama
bulan Januari 2009 dan penelitian ini dilakukan terhadap 30 orang siswa kelas XI
IPS.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dengan teknik
korelasional. Untuk skor hasil belajar Sosiologi diperoleh dari hasil ujian semester
1 dan untuk skor sikap siswa terhadap lingkungan sosial diperoleh dari hasil
penyebaran kuesioner dengan penskoran 1-4 disusun menurut skala Likert.
Sebelum instrument penelitian digunakan dalam penelitian terlebih dahulu di uji
cobakan. Jumlah pernyataan pada waktu uji coba sebanyak 30 butir dan pada
waktu penelitian jumlahnya sebanyak 20 butir. Teknik analisis data yang
digunakan analisis satu variabel dan uji korelasi. Dari hasil penelitian dengan uji
hipotesis diperoleh rxy=0,571.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan cukup signifikan atau
searah (positif) antara hasil belajar sosiologi dengan sikap siswa terhadap
lingkungan sosial dan variansi hasil belajar sosiologi dapat memberi kontribusi
kepada sikap siswa terhadap lingkungan sosial sebesar 33 %.
Kata kunci: hasil belajar sosiologi, sikap siswa, lingkungan sosial.
ABSTRACT
SUTARSIH. Relationship Between Learning Outcomes Sociology With Student
Attitudes Against Social Environment. Department of Social Sciences Education,
Faculty of Science and Teacher Training Tarbiyah, Syarif Hidayatullah State
Islamic University Jakarta.
This study aimed to determine whether there was a significant (positive) between
the results of the sociology of learning with students' attitude towards the social
environment. This research was conducted at the high school during the month of
Ciputat PGRI 56 January 2009, and the research was conducted on 30 students of
grade XI IPS.
The research method used is survey method with correlation techniques. To score
the results obtained from studying sociology first semester exam results and to
score students' attitude towards the social environment resulting from the spread
of the questionnaire by scoring 1-4 were prepared according to the Likert scale.
Before the research instrument used in prior studies was tested. The number of
questions during the trial as many as 30 points and at the time of research in
number as many as 20 points. Data analysis techniques used in the analysis and
correlation test one variable. From the results of research by testing hypotheses
rxy = 0.571.
The conclusion of this study is that there is a significant relationship or the
direction (positive) between the results of the sociology of learning with students
'attitude towards social and environmental variance, the results of the sociology of
learning can contribute to students' attitude towards the social environment of
33%.
Keywords: Sociology
environment.
learning
outcomes,
student
attitudes,
social
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
limpahan karunia dan rahmat yang telah diberikan, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada
panutan kita semua yakni Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabat serta
kita sebagai ummatnya.
Adapun tujuan dari penyusunan skripsi ini adalah sebagai salah satu
persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Strata Satu (S1) pada UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Meskipun skripsi ini jauh dari kesempurnaan, ini merupakan hasil usaha
maksimal yang dapat penulis lakukan. Penulis sepenuhnya menyadari, bahwa
penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa adanya bantuan, bimbingan, dan
dukungan yang penuh ketulusan, baik secara moril maupun materil dari semua
pihak.
Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Prof. Dr. Rusmin Tumanggor, MM, Selaku Dosen Pembimbing. Berkat
jasa beliau, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Drs. H. Nurochim, MM, Ketua Program Studi Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah mendidik dan memberikan bekal ilmu
pengetahuan kepada penulis.
5. Bapak Drs. Asep Setiadi, M. Pd, Kepala SMA PGRI 56 Ciputat, yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian serta sarannya
pada saat penulis melakukan penelitian ini.
6. Keluarga Besar SMA PGRI 56 Ciputat, yang tidak bisa disebutkan namanya
satu persatu yang telah banyak membantu penulis dalam proses penelitian.
i 7. Teruntuk Ayahanda dan Ibundaku tercinta, segala pengorbanan, kasih sayang
dan do’a yang telah diberikan, ananda ucapkan terima kasih yang tak terhingga
atas jasa-jasa kalian yang tiada tara serta tulus ikhlas.
8. Kakak-kakaku dan adikku tersayang, yang senantiasa memberikan semangat
dan dukungan serta do’a yang tulus untuk penulis.
9. Bapak Sholeh Amrullah, yang telah banyak memberi bimbingan spiritual,
dukungan dan do’a yang tulus serta yang telah mengajari arti kehidupan
kepada penulis.
10. Sahabat-sahabatku, Ello, Lilis, Wije, Diah, Nungse, Hilda, Pipit, Dede, Zeki,
Arfah, Viva, Yeyen.
11. Teman-temanku anak-anak IPS angkatan 2005, yang telah memberikan
pengalaman yang berharga untuk penulis.
12. Keluarga besar IMM Cabang Ciputat, immawan & Immawati, serta kawankawanku seperjuangan, Yuna, Sita, Ningsih, Toto, Ifin, Rijal, Indra, Amir,
Hasbi dan yang lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, yang
telah memberikan banyak inspirasi dan pengalaman yang sangat berharga
untuk penulis.
13. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas segala
bantuan dan do’anya dalam menyelesaikan skripsi ini.
Akhirnya, tiada untaian kata yang terindah kecuali rasa syukur atas segala
Rahmat, Karunia dan Ridho-Nya Allah SWT. Dan penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya atas kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini, dan dengan
segala kerendahan hati penulis menerima kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Besar harapan penulis semoga
skripsi ini bermanfaat khusunya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.
Amin.
Jakarta, 18 April 2010
Penulis
Sutarsih
ii DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………. i
DAFTAR ISI……………………………………………………………… iii
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………... vi
DAFTAR TABEL………………………………………………………… vii
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………… viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah……………………………………… 1
B. Identifikasi Masalah…………………………………………. 8
C. Pembatasan Masalah…………………………………………. 9
D. Perumusan Masalah…………………………………………... 9
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian……………………………… 10
BAB II PENYUSUNAN KERANGKA TEORITIK DAN
PENGAJUAN HIPOTESIS.
A. Konsep Tentang Belajar dan Hasil Belajar…………………... 11
1. Hakikat Belajar…………………………………………… 11
2. Hakikat Hasil belajar…………………………………….. 13
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar....................... 15
4. Teori-Teori Belajar.............................................................. 18
a. Behaviorisme………………………………………….. 18
b. Kognitivisme.................................................................. 19
c. Teori Belajar Psikologi Sosial........................................ 21
d. Teori Belajar Gagne....................................................... 21
B. Konsep Tentang Pelajaran Sosiologi………………………… 22
1. Pengertian Sosiologi……………………………………… 22
2. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Sosiologi……………….. 23
3. Tujuan Mata Pelajaran Sosiologi......................................... 24
4. Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran Sosiologi..... 24
iii
C. Konsep Tentang Sikap……………………………………….. 25
1. Pengertian dan Komponen-Komponen Sikap....................... 25
2. Pembentukan dan Perubahan Sikap...................................... 27
3. Fungsi dan Sumber Sikap...................................................... 27
4. Sikap Sosial dan Individual.................................................. 28
5. Hubungan Sikap dan Pendapat.............................................. 29
6. Pengukuran (Skala) Sikap...................................................... 29
D. Konsep Tentang Lingkungan Sosial………………………….. 30
1. Keluarga………………………………………………….. 31
2. Sekolah………………………………………………….... 32
3. Masyarakat……………………………………………….. 33
E. Kerangka Berpikir……………………………………………. 34
F. Hipotesis Penelitian…………………………………………... 36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian……………………………….. 37
B. Metode Penelitian…………………………………………… 37
C. Populasi dan Sampel………………………………………… 38
D. Teknik Pengumpulan Data…………………………………... 38
E. Variabel Penelitian…………………………………………… 40
F. Instrumen Penelitian………………………………………… 40
G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data……………………..... 41
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMA PGRI 56 Ciputat…………………… 46
1. Sejarah Berdirinya SMA PGRI 56 Ciputat……………… 46
2. Visi, Misi dan Tujuan SMA PGRI 56 Ciputat………….. 47
3. Tujuan Sekolah…………………………………………… 47
4. Keadaan Guru, Siswa dan Karyawan……………………. 48
5. Kegiatan Ekstra Kurikuler……………………………….. 52
iv
6. Pelaksanaan Pembelajaran Sosiologi.................................. 52
7. Struktur Organisasi………………………………………. 53
B. Deskripsi Data………………………………………………. 54
C. Analisis Data………………………………………………… 71
1. Analisis Data melalui teknik korelasi Product Moment..... 71
2. Analisis Hasil Wawancara……………………………….. 72
D. Interpretasi Data…………………………………………….. 74
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………. 76
B. Saran…………………………………………………………. 77
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 78
LAMPIRAN
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar. 2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar..................... 17
Gambar. 4.1 Bagan Struktur Organisai SMA PGRI 56 CIPUTAT……… 53
Gambar. 4.2 Histogram Hasil Belajar Sosiologi siswa…………………… 56
Gambar. 4.3 Histogram Sikap siswa terhadap lingkungan Sosial................ 57
vi DAFTAR TABEL
Tabel. 3.1
Tabel. 3.2
Tabel. 4.1
Tabel. 4.2
Kisi-kisi Sikap siswa Terhadap Lingkungan Sosial.................. 41
Angka Indeks Korelasi Product Moment................................. 44
Daftar Nama Guru SMA PGRI 56 Ciputat………………...... 48
Keadaan Siswa SMA PGRI 56 Ciputat Tahun
Ajaran 2009/2010….................................................................. 50
Tabel. 4.3 Sarana Prasarana SMA PGRI 56 Ciputat
Tahun Ajaran2009/2010.............................................................. 51
Tabel. 4.4 Rangkuman Skor Hasil Belajar Sosiologi Siswa dan
Sikap siswa terhadap lingkungan Sosial di SMA PGRI
56 Ciputat……………………………………………………… 54
Tabel. 4.5 Distribusi frekuensi hasil belajar sosiologi siswa
SMA PGRI 56 Ciputat……………………………………… 55
Tabel. 4.6 Distribusi frekuensi sikap siswa terhadap lingkungan sosial di
SMA PGRI 56 Ciputat……………………………………….. 56
Tabel. 4.7 Peranan keluarga sangat penting……………………………… 58
Tabel. 4.8 Peranan keluarga tidak penting……………………………….. 58
Tabel. 4.9 Tidak merasa malu sedikitpun ketika bolos sekolah………….. 59
Tabel. 4.10 Bebas bertindak sesuka hati…………………………………… 59
Tabel. 4.11 Patuh dan selalu mendengarkan nasihat orang tua…………… 60
Tabel. 4.12 Tidak pernah mendengarkan nasehat siapapun termasuk orang
tua sendiri……………………………………………………... 61
Tabel.4.13 Lingkungan sekolah sangat kumuh…………………………… 61
Tabel.4.14 Merasa malu ketika datang terlambat apalagi bolos sekolah…. 62
Tabel.4.15 Setelah belajar sosiologi akhirnya memahami
cara bermasyarakatyang baik………………………………….. 63
Tabel.4.16 Telah belajar Sosiologi tapi tidak memahami
cara bermasyarakat yang baik………………………………… 63
Tabel.4. 17 Lingkungan sekolah sangat bersih……………………………. 64
Tabel.4. 18 Menolak ketika diajak teman untuk bolos sekolah…………… 65
Tabel.4. 19 Merasa gengsi ketika tidak mengikuti teman
yang bolos sekolah …………………………………………… 65
Tabel.4. 20 Hidup bermasyarakat harus saling menghormati dan
saling tolong- menolong ……………………………………... 66
Tabel.4. 21 Hidup bermasyarakat tidak harus saling tolong-menolong
dan saling menghormati………………………………………..67
Tabel.4. 22 Komunikasi yang baik belum tentu hidup masyarakat
Harmonis……………………………………………………… 67
Tabel.4. 23 Malas untuk membantu orang lain…………………………….68
Tabel.4. 24 Selalu berhati-hati ketika bertingkah laku
terhadap orang lain……………………………………………. 69
Tabel.4. 25 Bertingkah laku sesuka hati sendiri…………………………... 69
Tabel.4. 26 Tawuran termasuk gaya hidup modern……………………….. 70
vii DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
Lampiran 10
Lampiran 11
Lampiran 12
Lampiran 13
Lampiran 14
Lampiran 15
Lampiran 16
Lampiran 17
Lampiran 18
Lampiran 19
Lampiran 20
Lampiran 21
Angket mengenai sikap siswa terhadap lingkungan
Hasil Angket sikap siswa
Uji Coba Validitas butir pertanyaan angket “Correlations”
Uji Reliabilitas
Hasil uji coba validitas
Instrument Kisi-kisi Sikap Siswa Terhadap Lingkungan Sosial
Nilai rapor siswa semester 1
Perhitungan untuk variabel X dan Variabel Y
Data skor Hasil Belajar Sosiologi (variabel X) dan Skor Sikap
Siswa Terhadap Lingkungan Sosial di SMA PGRI 56 Ciputat
(variabel Y)
Uji korelasi antara variabel X dengan Variabel Y
Tabel Statistik Nilai–Nilai r Product Moment
Hasil berita wawancara dengan kepala sekolah SMA PGRI 56
ciputat
Hasil berita wawancara dengan guru mata pelajaran Sosiologi
Hasil berita wawancara dengan siswa-siswi kelas XI IPS
SMA PGRI 56 ciputat
Hasil berita wawancara dengan siswa-siswi kelas XI IPS
SMA PGRI 56 ciputat
Hasil berita wawancara dengan siswa-siswi kelas XI IPS
SMA PGRI 56 ciputat
Hasil berita wawancara dengan orang tua siswa-siswi
kelas XI IPS SMA PGRI 56 Ciputat
Hasil berita wawancara dengan orang tua siswa-siswi
kelas XI IPS SMA PGRI 56 Ciputat
Hasil berita wawancara dengan orang tua siswa-siswi
kelas XI IPS SMA PGRI 56 ciputat
Wawancara bersama Kepala Sekolah SMA PGRI 56 Ciputat
Gambar Siswa-siswi sedang mengisi angket dikelas.
viii BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMA PGRI 56 Ciputat
1. Sejarah berdirinya SMA PGRI 56 Ciputat
SMA PGRI 56 Ciputat merupakan salah satu lembaga pendidikan
perjuangan bangsa yang dinaungi oleh Organisasi Persatuan Guru
Republik Indonesia (PGRI). SMA PGRI Ciputat sangat konsisten dengan
tujuannya, yaitu: menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dan
terjangkau oleh semua lapisan masyrakat.
Sekolah Menengah Atas (SMA) PGRI 56 Ciputat terletak di jalan
Pendidikan
no.30
0217409808,
Ciputat
E-mail.
kota
Tangerang
Selatan
[email protected].
15411,
Sekolah
Tlp.
ini
didirikan pada tahun 1982 yang berdasarkan Surat Keputusan akreditasi
lama /SK No. 086/102.Kep/E.84/16 Maret 1984, dan akreditasi baru yaitu
/SK No. Ma. 002937/28.00.Ma.0003.06/ 27 Juni 2006, yang berdiri diatas
lahan tanah seluas 1777 m2, yang dipergunakan untuk bangunan seluas
877 m2, halaman seluas 300 m2, dan untuk lapangan olahraga seluas 600
m2. Lahan tanah yang dipergunakan oleh SMA PGRI 56 Ciputat ini milik
tentara ABRI 203 yang diwakafkan untuk pendidikan. SMA PGRI 56
Ciputat dikepalai oleh Drs. Asep Setiadi, M.Pd dan Novia Roza, M.Pd
sebagai wakil kepala sekolah.
2. Visi, Misi dan Tujuan SMA PGRI 56 Ciputat
a. Visi
Menjadikan SMA PGRI 56 Ciputat sebagai pusat pengembangan
Pendidikan, kebanggaan masyarakat yang menghasilkan kader-kader
bangsa yang berkualitas yang unggul dalam Iptek dan imtaq”
b. Misi
Berisi
langkah-langkah
yang
mewujudkan visi di atas melalui:
46
harus
dilakukan
dalam
rangka
47
1) Menyelenggarkan pendidikan umum yang bersifat nasional
2) Menghasilkan tamatan yang kompeten, terampil, dan bermutu
3) Menghasilkan tamatan yang berguna bagi dirinya, bangsa, dan
negara
4) Menjadikan lembaga pendidikan kebanggaan masyarakat Ciputat
dan sekitarnya
5) Menyelenggarakan pendidikan yang berorientasi kepada
pengembangan potensi siswa dalam membentuk manusia seutuhnya.
3. Tujuan Sekolah
a. Tujuan jangka panjang: berisi tujuan jangka panjang sekolah (5
tahun kedepan)
b. Tujuan jangka pendek: berisi serangkaian tujuan jangka pendek yang
mewujudkan dalam tahunan seperti:
1) Membentuk pokja/Tim kecil sebagai pionir dalam
mengimplementasikan budaya profesional
2) Menjaring calon siswa yang berkualitas
3) Menganalisa dan mensinkronkan kurikulum dengan tuntutan
Standar Kompetensi Nasional dan Internasional
4) Meningkatkan kompetensi guru melalui sertifikasi kompetensi
5) Menjalin kerjasama dengan lembaga/PP instansi terkait, dan
masyarakat dalam rangka perkembanngan IPTEK
6) Meningkatkan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler unggulan
yang sesuai dengan minat siswa
7) Meningkatkan upaya pemenuhan kebutuhan prasarana dan sarana
serta program pendidikan untuk mendukung KBM dan hasil
belajar siswa. 1
1
Setiadi, Asep, Wawancara, Ciputat, 15 Januari 2010
48
4. Keadaan Guru, Siswa dan Karyawan
a. Guru
Dalam proses belajar mengajar, sangat dibutuhkan tenaga yang
profesional agar tercipta generasi yang berkompeten dan mempunyai
skill yang memadai.
Kondisi guru-guru di SMA PGRI 56 Ciputat, apabila dilihat pada
standar kompetensinya, pendidikan tenaga pengajar pada umumnya
sesuai dengan bidangnya atau dengan kata lain sesuai dengan disiplin
keilmuannya.
Adapun tenaga pengajar yang ada di SMA PGRI 56 Ciputat tahun
ajaran 2008/2009, dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel. 4.1
Daftar Nama Guru SMA PGRI 56 Ciputat
No Nama
1
Drs. Asep Setiadi,
L/P
Status
Pendidikan
Mata
Pegawai
Terakhir
Pelajaran
S.2. Adm. Manj
L
DPK
Novia Roza, M.Pd
P
DPK
Siti Aisyah, M.Pd
P
PNS
4
Dra. Ulfiati R
P
PNS
S.1 Pend. B.Indo
B. Indo
5
Drs. Tatang
L
GTT
S.1. MIPA
Matematika
M.Pd
2
3
Gunawan
Pend.
S.2. Adm. Manj
Pend
S.2. Adm. Manj
Pend.
Fisika
B.Inggris
Ekonomi
6
Drs. Junaedi
L
GTT
S.2. PDU
Ekonomi
7
Dra. Ecin K
P
GTT
S.1. B.Indo
B.Indonesia
8
H. Hasan HB,
L
GTT
L
GTT
M.Pd
9
Drs. Sidup Usman
S.1. Adm. Manj
Pend.
S.1. B.Indo
Sosiologi
B.Indonesia
49
10
Drs.Tatang
Setiawan
11
M. Zaenudin ZM,
S.pd
12
Dra. Tinelfia
13
Tatan. ZM, S.Ag,
M.pd
L
GTT
S.1. Biologi
Biologi
L
GTT
S.1 Tata Niaga
Penjaskes
P
GTT
S.1. Kimia
Fisika
L
GTT
S.2. Adm. Manj
Pend
Geografi
14
Komariah S.Pd
P
GTT
S.1. B.Indo
B.Indonesia
15
Buyung Tarmizi
L
GTT
S.1. Pend. IPS
Sejarah
16
Abdul Rochim,
L
GTT
S.1. Biologi
Biologi
S.Pd
17
Yunita N, S.Hum
P
GTT
S.1. Hum
Sosiologi
18
Cucu PAlam, S.Pd
L
GTT
S.1. Kesenian
Senibudaya
19
Heru Sutanto,
L
GTT
S.1. MIPA
Geografi
S.Pd
20
Budiyanto S.Pd
L
GTT
S.1. P.IPS
Sejarah
21
Yusep K.S, SE
L
GTT
S.1. Manajemen
TI K
22
Drs. Hartono
L
GTT
S.1. MIPA
Fisika
23
Eko Sulistiyo
L
GTT
S.1. Manajemen
TIK
24
Even Apriansyah
L
GTT
25
Eka R.,S.Pd
P
GTT
S1. Pend. Mtk
Matematika
26
Agus S, S.Pd.I
L
GTT
S.1. PAI
PAI
Rindu Harahap
L
GTT
27
SB
Agama
Kristen
Sumber : Dokumen Tata Usaha
b. Siswa
Siswa merupakan salah satu komponen sekolah yang sangat penting dan
berhak mendapatkan pendidikan, pengajaran, bimbingan dan pelatihan.
Siswa di SMA PGRI 56 Ciputat Berjumlah 270 orang dengan jumlah
50
rombel sebanyak tujuh, hal ini membuktikan antusias masyarakat untuk
menyekolahkan anaknya ke SMA PGRI 56 Ciputat ini cukup tinggi.
Adapun jumlah siswa di SMA PGRI 56 Ciputat tahun 2009/2010, yaitu
sebagai berikut:
Tabel. 4.2
Keadaan Siswa SMA PGRI 56 Ciputat
Tahun Ajaran 2009/2010
No Program
Kelas X
RB
Siswa
L
P
RB
Siswa
L
Kelas XII
RB
P
Siswa
L
P
RB
Siswa
L
P
2
40
38
Umum
2
IPA
2
25 32
1
17 28
3
42
60
3
IPS
1
27
8
1
32 13
2
69
21
3
52 40
2
49 41
7
151 119
2
40 38
Jumlah
1
Jumlah
2
Kelas XI
40 38
Sumber : Dokumen Tata Usaha
c. Karyawan
Selain tenaga pendidik dan peserta didik, komponen penting lainnya
untuk mendukung proses pelaksanaan KBM adalah karyawan.
Karyawan di SMA PGRI 56 Ciputat berjumlah 7 orang. Yang terdiri
dari 1 orang satpam, 1 orang kebersihan, 1 orang penjaga
perpustakaan, 4 orang petugas Tata Usaha (TU).
d. Sarana dan Prasarana Sekolah
Sarana dan prasarana merupakan hal yang penting untuk menunjang
dalam porses pelaksanaan pembelajaran. Untuk mendukung kegiatan
belajar mengajar di SMA PGRI 56 Ciputat tersedianya fasilitasfasilitas. Adapun saran prasarana yang ada di SMA PGRI 56 Ciputat
dapat dilihat pada tabel berikut ini;
51
Tabel 4.3
Keadaan Sarana Prasarana SMA PGRI 56 Ciputat
Tahun Ajaran 2009/2010
Jenis ruang
Jumlah
Kondisi
Lab. Komputer
1
baik
Lab. Bahasa
1
baik
Lab. Multimedia
1
baik
Laboratorium IPA
1
baik
Lapangan Olahraga
1
baik
Ruang Perpustakaan
1
baik
Ruang Belajar/Kelas
10
baik
Ruang Kepala Sekolah
1
baik
Ruang Guru
1
baik
Ruang BP/ BK
1
baik
Ruang TU
1
baik
Kamar Mandi/ WC Guru
1
baik
Kamar Mandi / WC Siswa
1
baik
Gudang
1
baik
Rumah Ibadah
1
baik
Sumber: Dokumen Tata Usaha
5. Kegiatan Ekstra Kurikuler
Untuk mendukung hasil kegiatan belajar mengajar dan pengembangkan
bakat serta kreatifitas siswa, maka berbagai kegiatan ekstra kurikuler
diadakan disekolah ini. Diantaranya yaitu Pramuka, PMR, UKS, ROHIS,
Tari Saman, dan futsal putra/putri. Yang kesemuanya ini tujuannya adalah
untuk menyalurkan minat, bakat dan kreatifitas siswa dan siswi SMA
PGRI 56 Ciputat.
52
6. Pelaksanaan Pembelajaran Sosiologi
Kurikulum untuk pelajaran Sosiologi yang dpakai adalah kurikulum
2006 atau dikenal dengan istilah KTSP dan waktu belajarnya selama
empat jam pelajaran dalam satu minggu. Dalam penyampaian materi
pelajaran sosiologi guru menggunakan berbagai metode yang disesuaikan
dengan materi yang dipelajari, walaupun tidak sesempurna yang
diinginkan. Diantaranya metode ceramah, tanya jawab, diskusi, dan
penugasan. Seluruh metode tersebut digunakan secara bervariasi dan
terpadu. Selain itu kegiatan belajar tidak selalu dilaksanakan didalam
ruang kelas melainkan juga diluar kelas baik, di lingkungan sekolah
maupun dilingkungan masyarakat dengan cara guru meberi tugas
kelompok yang langsung terjun kemasyarakat. Hal ini disesuaikan dengan
materi yang dipelajari, dengan tujuan agar siswa mampu untuk memahami
dan menghayati terhadap apa yang telah mereka pelajari. Sehingga mereka
benar-benar faham dan mengerti, serta mampu memperaktikannya dengan
nyata dalam kehidupannya masing-masing. 2
2
Yunita, S. Hum, Guru Mata Pelajaran Sosiologi SMA PGRI 56, Ciputat,
Wawancara Pribadi, Ciputat , 14 Januari 2010.
53
7. Struktur Organisasi
Gambar. 4.1
Bagan Struktur Organisasi
SMA PGRI 56 CIPUTAT
Kepala Sekolah
Drs, Asep Setiadi, M.Pd
Wakil Kepala Sekolah
Novia Roza, M. Pd
Bendahara
Dra. Novia Roza, M.
Wk. Kurikulum
Tatan ZM, S.Pd, M.Pd
Tata Usaha
Drs. Duduh
Wk. Kesiswaan
Sidup Usman,S.Pd
Wk. Sarana
Drs. Junaedi,M,Pd
Dewan Guru
Siswa
Wk. Humas
Drs.Siti Aisyah
54
B. Deskripsi Data
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu hasil belajar sosiologi
siswa sebagai variable X dan sikap siswa terhadap lingkungan sosial
sebagai variable Y. Data yang dideskripsikan sebagai variable X
merupakan data hasil belajar yang diperoleh dari nilai raport sebanyak 30
orang siswa. Sedangkan data yang dideskripsikan sebagai variable Y
merupakan data yang diperoleh dari hasil pengisian angket yang telah
penulis sebarkkan kepada 30 orang siswa, dengan jumlah butir soal 20
item dan masing-masing item mempunyai skor tertentu yang kemudian
ditotalkan pada msing-masing siswa, dan hasilnya akan penulis
deskripsikan dalam bentuk tabel distribusi.
Tabel 4.4
Rangkuman Skor Hasil Belajar Sosiologi Siswa dan sikap siswa
terhadap lingkungan Sosial di SMA PGRI 56 Ciputat
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Parameter
Skor terendah
Skor tertinggi
Rentang (Range)
Banyak Kelas (K)
Panjang Kelas (P)
Rerata (Mean)
Median (Me)
Modus (Mo)
Standar Deviasi (SD)
Variants/Simpangan (S)
X
Y
50
80
30
6
6
65,7
65,7
64,9
8,25
68,2
56
72
16
6
3
64,2
64,9
66,3
5,88
34,62
1. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran Sosiologi.
Hasil belajar siswa yang dimaksud adalah nilai siswa smesester 1
(diambil dari nilai raport siswa) pada mata pelajaran Sosiologi di SMA
PGRI 56 Ciputat yang dipilih secara acak.
55
Untuk menggambarkan distribusi frekuensi hasil belajar siswa, maka
nilai/skor diambil dari nilai raport, sebagaimana terlihat dalam table
berikut:
Tabel. 4.5
Distribusi frekuensi hasil belajar sosiologi siswa SMA PGRI 56 Ciputat
Interval
Fi
X
Fi.X
50 - 55
56 - 61
62 - 67
68 - 73
74 - 79
80 - 85
∑
5
3
10
6
5
1
30
52,5
58,5
64,5
70,5
76,5
82,5
262,5
175,5
645
423
382,5
82,5
1971
Batas
Bawah
49,5
55,5
61,5
67,5
73,5
79,5
Batas
Atas
55,5
61,5
67,5
73,5
79,5
85,5
FKb
Fka
5
8
18
24
29
30
30
25
22
12
6
1
Jika nilai siswa pada mata pelajaran sosiologi semester 1 yang diambil
dari nilai raport dikategorikan sebagai berikut: 50-55 adalah rendah/cukup,
62-73 adalah sedang/baik, dan 74-85 adalah tinggi/sangat baik, maka dapat
disimpulkan bahwa nilai siswa pada mata pelajaran sosiologi semester 1
yang diambil dari nilai raport termasuk kategori sedang/baik. Hal ini juga
dapat dibuktikan bahwa kebanyakan siswa memiliki hasil belajar pada
kategori sedang yaitu 22 orang dari 30 orang siswa dari keseluruhan siswa
yang diteliti.
56
12
10
8
6
4
2
0
50 ‐ 55
56 ‐ 61
62 ‐ 67
68 ‐ 73
74 ‐ 79
80 ‐ 85
Gambar 4.2
Histogram Hasil Belajar Sosiologi Siswa
2. Hasil penelitian tentang sikap siswa terhadap lingkungan sosial
Tabel distribusi frekuensi dari nilai/skor sikap siswa dibuat dengan cara
mengelompokkan data table distribusi.
Tabel.4.6
Distribusi frekuensi sikap siswa terhadap lingkungan sosial di SMA
PGRI 56 Ciputat
Interval
Fi
X
Fi.X
Batas
Bawah
55,5
58,5
61,5
64,5
67,5
70,5
Batas
Atas
58,5
61,5
64,5
67,5
70,5
73,5
FKb
Fka
56 - 58
5
57
285
5
30
59 - 61
4
90
240
9
25
62 - 64
5
63
315
14
21
65 - 67
8
66
528
22
16
68 - 70
6
69
414
28
8
71 - 73
2
72
144
30
2
∑
30
1926
Jika sikap siswa terhadap lingkungan sosial berdasarkan angket
dikategorikan sebagai berikut: 56-61 adalah rendah/cukup, 62-67 adalah
sedang/baik, dan 68-73 adalah tinggi/sangat baik, maka dapat disimpulkan
bahwa sikap siswa terhadap lingkungan sosial termasuk kategori
sedang/baik. Hal ini juga dapat dibuktikan bahwa kebanyakan siswa
57
mem
miliki jawabban skor haasil angket pada kateggori sedangg dengan ju
umlah
respponden 16 orang dari 300 orang jum
mlah respondden keseluruuhannya.
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
56 ‐‐ 58
59 ‐ 61
6
62 ‐ 64
65 ‐ 67
68 ‐ 70
71 ‐ 73
Gamb
bar 4.3
Histogram sik
kap siswa teerhadap lin
ngkungan ssosial
Saalah satu tekknik pengum
mpulan dataa yang diguunakan dalaam penelitiaan ini
adallah dengan menggunaakan angkeet yang disebarkan keepada respo
onden
yangg telah dippilih secara acak seb
bagai samppel. Kemuudian data yang
dipeeroleh diolaah dalam beentuk tabel distribusi yang dilenggkapi perseenatse
denggan mengguunakan rum
mus:
P= F
N
x 100 %
Keterrangan:
F = Frekuensi
F
yaang sedang dicari preseentasenya
N = Number
N
of cases
c
(jumlaah frekuensii/banyaknyaa individu)
P = Angka
A
preseentase
k
d
dimasukkan
ke dalam taabulasi, yanng merupakaan
Haasil angket kemudian
proses data-data instrument pengumpullan data (angket) menjaadi table-tab
bel
angkaa dalam pressentase yanng dapat diliihat pada tabble-tabel beerikut:
58
Tabel.4.7
Peranan keluarga sangat penting
Keterangan
Frekuensi
Presentase
Sangat setuju
25
83%
Setuju
5
17%
Tidak setuju
0
0%
Sangat tidak setuju
0
0%
Total
30
100%
Butir pertanyaan ini adalah butir pertanyaan favorabel atau butir
pertanyaan yang mengharapkan responden menjawab sangat setuju atau
setuju karena artinya siswa menyetujui bahwa peranan keluarga sangat
penting.
Pada pertanyaan no 1 dapat diketahui sebanyak 25 siswa atau 83%
menjawab sangat setuju, 5 siswa atau 17% menjawab setuju, dan dari 30
siswa tidak ada yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju. Ini
menunjukkan bahwa sebagian besar siswa menganggap bahwa peranan
keluarga sangat penting.
Tabel.4.8
Peranan keluarga bagi saya tidak penting
Keterangan
Frekuensi
Presentase
Sangat setuju
0
0%
Setuju
0
0%
Tidak setuju
9
30%
Sangat tidak setuju
21
70%
Total
30
100%
Butir pertanyaan ini adalah butir pertanyaan unfavorabel atau butir
pertanyaan yang mengharapkan responden menjawab sangat tidak setuju
atau tidak setuju karena artinya siswa menganggap peranan keluarga tidak
penting.
59
Pada pertanyaan no 2 dapat diketahui sebanyak 21 siswa atau 70%
menjawab sangat tidak setuju, 9 siswa atau 30% menjawab tidak setuju,
dan dari 30 siswa tidak ada yang menjawab setuju dan sangat setuju. Ini
menunjukkan sebagian besar siswa menyatakan peranan keluarga
penting.
Tabel.4.9
Tidak merasa malu sedikitpun ketika bolos sekolah
Keterangan
Frekuensi
Presentase (%)
Sangat setuju
3
10
Setuju
1
3
Tidak setuju
15
50
Sangat tidak setuju
11
37
Total
30
100
Butir pertanyaan ini adalah butir pertanyaan unfavorabel atau butir
pertanyaan yang mengharapkan responden menjawab sangat tidak setuju
atau tidak setuju karena artinya siswa tidak merasa malu sedikitpun ketika
bolos sekolah.
Pada pertanyaan ini dapat diketahui sebanyak 11 siswa atau 37%
menjawab sangat tidak setuju, 15 siswa atau 50%, menjawab tidak setuju,
dan 1 siswa menjawab setuju dan 3 siswa sangat setuju. Ini menunjukkan
sebagian besar siswa merasa malu ketika bolos sekolah.
Tabel.4.10
Bebas bertindak sesuka hati
Keterangan
Frekuensi
Presentase (%)
Sangat setuju
1
3,3
Setuju
4
13,3
Tidak setuju
16
53,3
Sangat tidak setuju
9
30
Total
30
100
60
Butir pertanyaan ini adalah butir pertanyaan unfavorabel atau butir
pertanyaan yang mengharapkan responden menjawab sangat tidak setuju
atau tidak setuju karena artinya siswa menyatakan tidak setuju bertindak
sesuka hati.
Pada pertanyaan ini dapat diketahui sebanyak 9 siswa atau 30%
menjawab sangat tidak setuju, 16 siswa atau 53,3% menjawab tidak setuju,
4 siswa menjawab setuju dan 1 siswa menjawab sangat setuju. Ini
menunjukkan sebagian besar siswa menyatakan tidak setuju bertindak
sesuka hati.
Tabel.4.11
Patuh dan selalu mendengarkan nasihat orang tua
Keterangan
Frekuensi
Presentase (%)
Sangat setuju
3
10
Setuju
23
77
Tidak setuju
3
10
Sangat tidak setuju
1
3
Total
30
100
Butir pertanyaan ini adalah butir pertanyaan favorabel atau butir
pertanyaan yang mengharapkan responden menjawab sangat setuju atau
setuju karena artinya siswa menyetujui saya termasuk anak penurut dan
selalu mendengarkan nasihat orang tua saya.
Pada pertanyaan no 5 dapat diketahui sebanyak 3 siswa atau 10%
menjawab sangat setuju, 23 siswa atau 77% menjawab setuju, 3 siswa
menjawab tidak setuju dan 1 siswa menjawab sangat tidak setuju. Ini
menunjukkan bahwa sebagian besar siswa menyatakan setuju bahwa dia
adalah penurut dan selalu mendengarkan nsihat orang tua.
61
Tabel.4.12
Tidak pernah mendengarkan nasehat siapapun termasuk orang tua
sendiri
Keterangan
Frekuensi
Presentase (%)
Sangat setuju
1
3
Setuju
1
3
Tidak setuju
15
50
Sangat tidak setuju
13
43,3
Total
30
100
Butir pertanyaan ini adalah butir pertanyaan unfavorabel atau butir
pertanyaan yang mengharapkan responden menjawab sangat tidak setuju
atau tidak setuju karena artinya siswa tidak pernah mendengarkan nasihat
siapapun termasuk orang tua sendiri.
Pada pertanyaan ini dapat diketahui sebanyak 13 siswa atau 43,3%
menjawab sangat tidak setuju, 15 siswa atau 50% menjawab tidak setuju, 1
siswa menjawab setuju dan 1 siswa menjawab sangat setuju. Ini
menunjukkan sebagian besar siswa menyatakan tidak setuju bahwa siswa
tidak pernah mendengarkan nasihat siapapun termasuk orang tua sendiri.
Tabel.4.13
Lingkungan sekolah sangat kumuh
Keterangan
Frekuensi
Presentase (%)
Sangat setuju
2
7
Setuju
5
17
Tidak setuju
16
53
Sangat tidak setuju
7
23
Total
30
100
Butir pertanyaan ini adalah butir pertanyaan unfavorabel atau butir
pertanyaan yang mengharapkan responden menjawab sangat tidak setuju
atau tidak setuju karena artinya siswa menganggap lingkungan belajar
62
(sekolah) sangat kumuh sehingga tidak mendukung untuk kegiatan belajar
mengajar.
Pada pertanyaan ini dapat diketahui sebanyak 7 siswa atau 23%
menjawab sangat tidak setuju, 16 siswa atau 53% menjawab tidak setuju, 5
siswa menjawab seuju dan 2 siswa yang menjawab sangat setuju. Ini
menunjukkan sebagian besar siswa tidak setuju bahwa lingkungan belajar
(sekolah) kumuh sehingga tidak mendukung untuk kegiatan belajarmengajar..
Tabel.4.14
Merasa malu ketika datang terlambat apalagi bolos sekolah
Keterangan
Frekuensi
Presentase (%)
Sangat setuju
11
37
Setuju
18
60
Tidak setuju
0
0
Sangat tidak setuju
1
3
Total
30
100
Butir pertanyaan ini adalah butir pertanyaan favorabel atau butir
pertanyaan yang mengharapkan responden menjawab sangat setuju atau
setuju karena artinya siswa merasa malau ketika datang kesekolah
terlambat apalagi bolos sekolah.
Pada pertanyaan no 8 dapat diketahui sebanyak 11 siswa atau 37%
menjawab sangat setuju, 18 siswa atau 60% menjawab setuju, dan dari 30
siswa tidak ada yang menjawab tidak setuju dan 1 siswa yang menjawab
sangat tidak setuju. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa merasa
malu ketika datang kesekolah terlambat apalagi bolos sekolah.
63
Tabel.4.15
Belajar sosiologi bisa memahami cara bermasyarakat yang baik.
Keterangan
Frekuensi
Presentase (%)
Sangat setuju
10
33
Setuju
18
60
Tidak setuju
2
7
Sangat tidak setuju
0
0
Total
30
100
Butir pertanyaan ini adalah butir pertanyaan favorabel atau butir
pertanyaan yang mengharapkan responden menjawab sangat setuju atau
setuju karena artinya siswa menyetujui bahwa setelah belajar sosiologi
akhirnya dapat memahami cara bermasyarakat yang baik.
Pada pertanyaan no 9 dapat diketahui sebanyak 10 siswa atau
33% menjawab sangat setuju, 18 siswa atau 60% menjawab setuju, 2
siswa atau 7 % menjawab tidak setuju dan dari 30 siswa tidak ada yang
menjawab sangat tidak setuju. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar
siswa menyetujui bahwa setelah belajar sosiologi dapat memahami cara
bermasyarakat yang baik.
Tabel.4.16
Telah belajar sosiologi tapi tidak memahami cara bermasyarakat
yang baik
Keterangan
Frekuensi
Presentase (%)
Sangat setuju
3
10
Setuju
7
23
Tidak setuju
17
57
Sangat tidak setuju
3
10
Total
30
100
Butir pertanyaan ini adalah butir pertanyaan unfavorabel atau butir
pertanyaan yang mengharapkan responden menjawab sangat tidak setuju
64
atau tidak setuju karena artinya siswa menganggap walaupun telah belajar
sosiologi tapi siswa tidak memahami cara bermasyarakat yang baik..
Pada pertanyaan ini dapat diketahui sebanyak 3 siswa atau 10%
menjawab sangat tidak setuju, 17 siswa atau 57% menjawab tidak setuju, 7
siswa atau 23% menjawab setuju dan 3 siswa atau 10% yang menjawab
sangat setuju. Ini menunjukkan sebagian besar siswa tidak setuju telah
belajar sosiologi tapi siswa tidak memahami cara bermasyarakat yang baik.
Tabel.4.17
Lingkungan sekolah saya sangat bersih
Frekuensi
Presentase (%)
Sangat setuju
10
33
Setuju
16
53,3
Tidak setuju
3
10
Sangat tidak setuju
1
3
Total
30
100
Keterangan
Butir pertanyaan ini adalah butir pertanyaan favorabel atau butir
pertanyaan yang mengharapkan responden menjawab sangat setuju atau
setuju karena artinya siswa menyetujui bahwa lingkungan sekolah saya
sangat bersih, sehingga mendukung untuk kegiatan belajar
Pada pertanyaan no 11 dapat diketahui sebanyak 10 siswa atau 33%
menjawab sangat setuju, 16 siswa atau 53,3% menjawab setuju, 3 siswa
menjawab tidak setuju dan 1 siswa yang menjawab sangat tidak setuju.
Ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa menganggap bahwa
lingkungan sekolah saya sangat bersih sehingga mendukung untuk
kegiatan belajar.
65
Tabel.4.18
Menolak ketika diajak teman untuk bolos sekolah
Keterangan
Frekuensi
Presentase (%)
Sangat setuju
11
37
Setuju
16
53
Tidak setuju
1
3
Sangat tidak setuju
2
7
Total
30
100
Butir pertanyaan ini adalah butir pertanyaan favorabel atau butir
pertanyaan yang mengharapkan responden menjawab sangat setuju atau
setuju karena artinya siswa setuju walaupun teman memaksa mengajak
untuk bolos, tapi sya tetap menolaknya.
Pada pertanyaan no 12 dapat diketahui sebanyak 11 siswa atau 37%
menjawab sangat setuju, 16 siswa atau 53% menjawab setuju, 1 siswa
menjawab tidak setuju dan 2 siswa yang menjawab sangat tidak setuju.
Ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa menganggap bahwa
Walaupun teman saya memaksa mengajak saya untuk bolos, tapi saya
tetap menolaknya.
Tabel.4.19
Merasa gengsi ketika tidak mengikuti teman yang bolos sekolah
Keterangan
Frekuensi
Presentase (%)
Sangat setuju
1
3
Setuju
0
0
Tidak setuju
19
63,3
Sangat tidak setuju
10
33
Total
30
100
Butir pertanyaan ini adalah butir pertanyaan unfavorabel atau butir
pertanyaan yang mengharapkan responden menjawab sangat tidak setuju
66
atau tidak setuju karena artinya siswa merasa gengsi ketika diajak oleh
teman untuk bolos sekolah, maka akhirnya mengikutinya.
Pada pertanyaan no 13 dapat diketahui sebanyak 10 siswa atau 33%
menjawab sangat tidak setuju, 19 siswa atau 63,3% menjawab sangat
tidak setuju, dan dari 30 siswa tidak ada yang menjawab setuju dan 1
siswa yang menjawab sangat setuju. Ini menunjukkan sebagian besar
siswa tidak setuju merasa gengsi ketika tidak mengikuti teman yang
bolos sekolah.
Tabel.4.20
Hidup bermasyarakat harus saling menghormati dan saling tolongmenolong
Keterangan
Frekuensi
Presentase (%)
Sangat setuju
26
87
Setuju
3
10
Tidak setuju
1
3
Sangat tidak setuju
0
0
Total
30
100%
Butir pertanyaan ini adalah butir pertanyaan favorabel atau butir
pertanyaan yang mengharapkan responden menjawab sangat setuju atau
setuju karena artinya siswa menyetujui bahwa hidup bermasyarakat harus
saling menghormati dan saling tolong-menolong karena kita makhluk
sosial.
Pada pertanyaan no 14 dapat diketahui sebanyak 26 siswa atau 87%
menjawab sangat setuju, 3 siswa atau 10% menjawab setuju,1 siswa atau
3% menjawab tidak setuju dan dari 30 siswa tidak ada yang menjawab
sangat tidak setuju. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa
menyetujui bahwa hidup bermasyarakat harus saling menghormati dan
saling tolong-menolong karena kita makhluk sosial.
67
Tabel.4.21
Hidup bermasyarakat tidak harus saling tolong-menolong dan saling
menghormati
Keterangan
Frekuensi
Presentase (%)
Sangat setuju
2
7
Setuju
1
3
Tidak setuju
14
47
Sangat tidak setuju
13
43
Total
30
100
Butir pertanyaan ini adalah butir pertanyaan unfavorabel atau butir
pertanyaan yang mengharapkan responden menjawab sangat tidak
setuju atau tidak setuju karena artinya siswa menganggap hidup
bermasyarakat tidak harus saling menghormati dan saling tolongmenolong karena hidup ini tidak butuh bantuan oang lain.
Pada pertanyaan no 15 dapat diketahui sebanyak 13 siswa atau 43%
menjawab sangat tidak setuju, 14 siswa atau 47% menjawab tidak
setuju, 1 siswa atau 3 % menjawab setuju dan 2 siswa atau 7% yang
menjawab sangat setuju. Ini menunjukkan sebagian besar siswa tidak
setuju bahwa hidup bermasyarakat tidak harus saling tolong-menolong
dan saling menghormati karena hidup ini tidak butuh bantuan orang
lain.
Tabel.4.22
Walaupun sudah terjalin komunikasi yang baik belum tentu hidup
masyarakat harmonis
Keterangan
Frekuensi
Presentase (%)
Sangat setuju
2
7
Setuju
21
70
Tidak setuju
6
20
Sangat tidak setuju
1
3
Total
30
100
68
Butir pertanyaan ini adalah butir pertanyaan unfavorabel atau butir
pertanyaan yang mengharapkan responden menjawab sangat tidak setuju
atau tidak setuju karena artinya siswa menganggap peranan keluarga
tidak penting.
Pada pertanyaan 16 dapat diketahui sebanyak 1 siswa atau 3%
menjawab sangat tidak setuju, 6 siswa atau 20% menjawab sangat tidak
setuju, 21 siswa atau 70% menjawab setuju dan 2 siswa atau 7% yang
menjawab
sangat setuju. Ini menunjukkan sebagian besar siswa
menyatakan setuju walaupun sudah terjalin komunikasi yang baik belum
tentu hidup masyarakat harmonis.
Tabel.4.23
Malas untuk membantu orang lain
Keterangan
Frekuensi
Presentase (%)
Sangat setuju
1
3
Setuju
3
10
Tidak setuju
19
63,3
Sangat tidak setuju
7
23
Total
30
100
Butir pertanyaan ini adalah butir pertanyaan unfavorabel atau butir
pertanyaan yang mengharapkan responden menjawab sangat tidak setuju
atau tidak setuju karena artinya siswa malas untuk membantu orang lain
karena orang lain pun tidak peduli dengan saya.
Pada pertanyaan no 17 dapat diketahui sebanyak 7 siswa atau 23%
menjawab sangat tidak setuju, 19 siswa atau 63,3% menjawab tidak setuju,
dan 1 siswa yang menjawab sangat setuju. Ini menunjukkan sebagian besar
siswa menyatakan tidak setuju saya malas untuk membantu orang lain,
karena orang lain pun tidak peduli dengan saya.
69
Tabel.4.24
selalu berhati-hati ketika bertingkah laku terhadap orang lain
Keterangan
Frekuensi
Presentase (%)
Sangat setuju
11
37
Setuju
18
60
Tidak setuju
1
3
Sangat tidak setuju
0
0
Total
30
100
Butir pertanyaan ini adalah butir pertanyaan favorabel atau butir
pertanyaan yang mengharapkan responden menjawab sangat setuju atau
setuju karena artinya siswa setuju bahwa saya selalu berhati-hati ketika
bertingkah laku terhadap orang lain
Pada pertanyaan no 18 dapat diketahui sebanyak 11 siswa atau 37%
menjawab sangat setuju, 18 siswa atau 60% menjawab setuju, 1 siswa
atau 3% menjawab tidak setuju dan dari 30 siswa tidak ada yang
menjawab sangat tidak setuju. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar
siswa setuju selalu berhati-hati ketika bertingkah laku terhadap orang
lain.
Tabel.4.25
Bertingkah laku sesuka hati sendiri
Keterangan
Frekuensi
Presentase
Sangat setuju
2
7
Setuju
7
23
Tidak setuju
15
50
Sangat tidak setuju
6
20
Total
30
100%
Butir pertanyaan ini adalah butir pertanyaan unfavorabel atau butir
pertanyaan yang mengharapkan responden menjawab sangat tidak setuju
atau tidak setuju karena artinya siswa bertingkah laku sesuka hati sendiri.
70
Pada pertanyaan 19 dapat diketahui sebanyak 6 siswa atau 20%
menjawab sangat tidak setuju, 15 siswa atau 50% menjawab tidak setuju, 7
siswa atau 23% dan 2 siswa atau 7% menjawab sangat setuju. Ini
menunjukkan sebagian besar siswa menyatakan tidak setuju siswa
bertingkah laku sesuka hati sendiri.
Tabel.4.26
Tawuran termasuk gaya hidup modern
Keterangan
Frekuensi
Presentase
Sangat setuju
2
7
Setuju
1
3
Tidak setuju
13
43
Sangat tidak setuju
14
47
Total
30
100%
Butir pertanyaan ini adalah butir pertanyaan unfavorabel atau butir
pertanyaan yang mengharapkan responden menjawab sangat tidak setuju
atau tidak setuju karena artinya siswa menganggap tawuran wajar terjadi
dikalangan remaja karena twuran itu adalah bagian dari gaya hidup
modern.
Pada pertanyaan 20 dapat diketahui sebanyak
14 siswa atau 47%
menjawab sangat tidak setuju, 13 siswa atau 43% menjawab tidak setuju,1
siswa atau 3% menjawab setuju dan 2 siswa atau 7% yang menjawab
sangat setuju. Ini menunjukkan sebagian besar siswa menyatakan sangat
tidak setuju Tawuran wajar terjadi di usia remaja karena menurut saya
tawuran termasuk gaya hidup modern.
71
C. Analisis Data
1. Analisis Data melalui teknik korelasi Product Moment.
Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara hasil belajar sosiologi
dengan sikap siswa terhadap lingkungan sosial di SMA PGRI 56 Ciputat,
maka penulis mencari hubungan antara kedua variabel
yang berbeda
tersebut (variabel X dan variabel Y). Adapun teknik yang penulis gunakan
yaitu korelasi product moment.
rxy =
rxy =
N .(∑ XY ) − (∑ X ).(∑ Y )
{N .∑ X
2
}{
− (∑ X ) 2 . N .∑ Y 2 − (∑ Y ) 2
}
30.128143 − (1978)(1932)
{30.(133253) − (1978) }{. 30.(125044 − (1932) )}
2
rxy =
3844290 − 3821496
(3997590 − 3912484)(3751320 − 3732624)
rxy =
22794
(85106)(18696)
rxy =
22794
1591141776
rxy =
2
22794
39889,11852
rxy = 0,5714340363 rxy = 0,571 Setelah dilakukan penghitungan secara keseluruhan, hasil yang
didapatkan adalah antara hasil belajar sosiologi siswa dengan sikap siswa
terhadap lingkungan sosial (keluarga, sekolah dan masyarakat) di SMA
PGRI 56 Ciputat diperoleh angka korelasi ”r” product moment 0,571.
72
2. Analisis Hasil Wawancara
Setelah ditemukan hasil penghitungan korelasi antara hasil belajar
sosiologi dengan sikap siswa terhadap lingkungan masyarakat yang
menunjukkan terdapat hubungan yang sedang atau cukup antara kedua
variabel tersebut. Ini artinya ternyata ada hubungan antara hasil belajar
sosiologi dengan sikap siswa terhadap lingkungan sosial. Walaupun
hubungan tersebut tidak terlalu kuat hubungannya.
Menurut Bapak Kepala Sekolah SMA PGRI 56 Ciputat, Pak Asep
Setiadi, M.Pd, bahwa terdapat hubungan antara hasil belajar sosiologi
dengan sikap siswa terhadap lingkungan sosial. Hal ini bisa dilihat dari
kebiasaan anak sehari-hari, baik di sekolah (ketika berada didalam kelas)
maupun dilingkungan masyarakat. Biasanya anak yang prestasinya baik
cenderung sikapnya akan baik pula, begitupun sebaliknya, anak yang
prestasinya rendah pada umumnya sikapnya cenderung kurang baik pula.
Walaupun tidak setiap anak yang prestasinya jelek selalu jelek pula
sikapnya, akan tetapi pada umumnya seperti itu yang terjadi di masyarakat.
Selain itu, telah kita ketahui bersama bahwa materi yang dipelajari dalam
mata pelajaran sosiologi adalah seputar kehidupan bermasyarakat. Selain
itu tugas guru disini tidak hanya untuk menyampaikan materi saja akan
tetapi untuk mendidik agar terbentuk manusia-manusia yang cerdas dan
bersikap baik, sopan dan beretika. 3 Bu Yunita S. Hum 4 (Guru Sosiologi)
mengatakan bahwa terdapat hubungan yang erat antara hasil belajar
sosiologi dengan sikap siswa. Karena hal ini bisa dilihat dari prestasi
mereka dan keperibadian masing-masing anak ketika sedang dikelas dan
cara mereka bergaul dengan temannya, serta cara mereka bersikap. Selain
itu dalam pembelajaran sosiologi mereka mempelajari materi sosialisasi,
interaksi, perilaku menyimpang yang sering terjadi dilingkungan sosial,
baik itu dilingkungan sekolah, keluarga, maupun lingkungan masyarakat.
3
4
Setiadi, Asep, Wawancara, Ciputat, 15 Januari 2010.
S, Yunita, Wawancara, Ciputat, 14 Januari 2010
73
Kemudian peneliti juga mewawancarai beberapa orang siswa,
diantaranya siswa yang nilai Sosiologinya tertinggi, siswa yang memiliki
nilai sedang dan siswa yang nilainya terendah. Kesimpulan dari tiap-tiap
wawancara tersebut, ternyata anak yang nilai sosiologinya baik mereka
cenderung sikapnya baik pula hal ini dilatarbelakangi oleh motivasi dari
diri sendiri dan besarnya perhatian orang tua terhadap anak tersebut.
Sedangkan mereka yang prestasinya sedang, dilatarbelakangi oleh adanya
motivasi dari diri mereka sendiri, dan nilainya yang terndah mereka
cenderung malas belajar dan sikapnya acuh tak acuh dan selain itu
dilatarbelakangi oleh kurangnya perhatian orang tua sehingga mereka
berulah untuk menarik perhataian orang lain, khususnya orang tuanya
sendiri.
Untuk mewawancarai orang tua siswa, peneliti mengambil beberapa
orang tua siswa sesuai dengan jumlah siswa yang telah diwawancarai
peneliti. Pandangan semua orang tua siswa pada umumnya sama. Mereka
sangat
memperhatikan
kebutuhan
sehari-hari
anaknya
terutama
pendidikannya. Mereka berusaha mati-matian demi masa depan anakanaknya walaupun terkadang harus meminjam sana meminjam sini. Dan
dari pengakuan beberapa orang tua, mereka juga sangat khawatir dengan
faktor lingkungan dan pergaulan anak-anak mereka ketika sedang berada
diluar rumah. Oleh karena itu mereka (para orang tua) berharap agar pihak
sekolah khususnya para guru selalu membimbing dan membina anakanaknya disekolah.
74
D. Interpretasi Data
1. Memberikan interpretasi terhadap rxy, yaitu:
a. Interpretasi secara sederhana/kasar
Dari perhitungan rxy diatas, ternyata angka korelasi antara variabel X
(hasil belajar sosiologi) dengan variabel Y (sikap siswa terhadap
lngkungan sosial) tidakk bertanda negatif, berarti diantara kedua
variabel tersebut terdapat korelasi positif (korelasi yang berjalan
searah).
Dengan memperhatikan besarnya rxy yang dihasilkan yaitu 0,571 yang
berada pada rentang 0,571-0,70 berarti korelasi positif antara variabel
x dan y itu adalah termasuk korelasi positif yang sedang atau cukup.
b. Interpretasi dengan menggunakan table nilai “t” product moment
Untuk mengetahui signifikansi rxy melalui tabel “r” product moment,
langkah pertama yang harus ditempuh adalah dengan mencari df
(degree of freedom) atau derajat bebasnya terlebih dahulu. Dalam
penelitian ini, sampel yang diteliti sebanyak 30 orang, berarti N = 30.
Variabel yang diteliti korelasinya adalah sebanyak dua variabel, yaitu
variabel x dan variabel y, jadi nr = 2. Dengan demikian dapat
diketahui df-nya adalah df = 30 - 2 = 28.
Setelah diketahui df = 28 kemudian berkonsultasi pada tabel nilai
“r” product moment pada taraf signifikansi 5 % = 0,361 karena rxy atau
ro (0,571) pada taraf signifikansi 5 % lebih besar daripada tabel
(0,361), maka hipotesis alternatif (Ha) diterima, sedangkan hipotesis
nol (Ho) ditolak yang menunjukkan arti bahwa pada taraf signifikansi
5 % tersebut terdapat hubungan yang cukup signifikansi antara
variabel x (hasil belajar sosiologi siswa) dengan variabel y (sikap
siswa terhadap lingkungan sosial), begitu juga pada taraf signifkansi
1 % nilai rxy ro (0,571) lebih besar daripada rt (0,463) maka hipotesis
alternatif (Ha) diterima, sedangkan Hipotesis nol (Ho) ditolak yang
menunjukkan arti bahwa pada taraf signifikansi 1 % tersebut terdapat
hubungan yang cukup signifikan antara variabel x dengan variabel y.
75
2. Menghitung koefisien determinasi, dengan rumus:
KD = r2x100 %
= (0,571)2x100 %
= 0,326041 x 100 %
= 32,6041 % (33 %)
Menghitung koefisien determinasi dimaksudkan untuk mengetahui
besarnya kontribusi yang diberikan oleh hasil belajar sosiologi terhadap
sikap siswa pada lingkungan sosial. Dari perhitungan diatas, maka telah
diketahui bahwa hubungan hasil belajar Sosiologi dengan sikap siswa
terhadap lingkungan sosial di SMA PGRI 56 Ciputat Tangerang Selatan
sebesar 32,60 atau dalam persentase dibulatkan= 33 %. Hal ini
menjelaskan atau memberikan kontribusi atau variasi perubahan pada
sikap siswa sebesar 33 %. Dan sisanya 67,3959 atau dalam persentase
di bulatkan 67 % ditentukan oleh variabel lain.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Secara umum, pendidikan merupakan segala pengalaman belajar yang
berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Secara khusus,
pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan
pemerintah, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan, yang
berlangsung di dalam dan luar sekolah sepanjang hayat, untuk mempersiapkan
peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup
secara tepat di masa yang akan datang. 1
Menurut Y.B. Mangunwijaya, “Pendidikan mengantar dan menolong
peserta didik untuk mengenali dan mengembangkan potensi-potensi dirinya
agar menjadi manusia yang mandiri, dewasa, dan utuh; manusia merdeka
sekaligus peduli dan solider dengan sesama manusia lain dalam ikhtiar meraih
kemanusaiaan yang semaikn sejati dengan jati diri dan citra diri yang semaikn
utuh, harmonis, dan integral”. 2
Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara pendidik dengan
peserta didik, untuk mencapai tujuan pendidikan yang berlangsung dalam
lingkungan pendidikan tertentu. Pendidikan berfungsi membantu peserta didik
dalam pengembangan dirinya, yaitu pengembangan semua potensi, kecakapan,
serta karakteristik pribadinya kearah posistif, baik bagi dirinya maupun
lingkungannya.
Pendidikan di Indonesia ditinjau dari landasan sejarahnya, memiliki sejarah
yang cukup panjang. Hal ini sesuai dengan pendapat Redja Mudyahardjo,
yang
mengatakan
bahwa,
“Pendidikan
itu
telah
ada
sejak
zaman
1
Redja Mudyahardjo. Pengantar Pendidikan: Sebuah Studi Awal tentang Dasar-Dasar
Pendidikan pada Umumnya dan Pendidikan di indonesia. (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,
2008). h.3& 11
2
A. Ferry T. Indratno, Kurikulum yang Mencerdaskan Visi 2030 dan Pendidikan
Alternatif, (Jakarta:PT Kompas Media Nusantara 2007), h. 191 1 2
kuno/tradisional yang dimulai dengan zaman pengaruh agama Hindu dan
Budha, zaman pengaruh Islam, zaman penjajahan, dan zaman kemerdekaan”. 3
Pendidikan bagi anak-anak Indonesia semula terbatas pada pendidikan
rendah, akan tetapi kemudian berkembang secara vertikal sehingga anak-anak
Indonesia, melalui pendidikan menengah dapat mencapai pendidikan tinggi
sekalipun melalui jalan yang sulit dan sempit. 4
Dasar pendidikan di negara Indonesia adalah falsafah negara Pancsila. 5
Pancasila yang dimaksud adalah Pancasila yang tertuang dalam pembukaan
UUD 1945, yaitu; 1) Ketuhanan yang Maha Esa, 2). Kemanusiaan yang Adil
dan beradab, 3). Persatuan Indonesia, 4). Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, 5). Keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia. Kelima sila ini merupakan sebuah sistem nilainilai dasar yang menjadi sumber hukum dari segala penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan, termasuk penyelenggaraan sistem pendidikan
nasional. Oleh karena itu pancasila disebut dasar Sistem Pendidikan Nasional
Indonesia. 6 Adapun tujuan pendidikan berdasarkan pasal 3 UU no.20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikn Nasional adalah:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.” 7
Reformasi
di
bidang
pendidikan
sangat
penting
terutama
sejak
diberlakukannya KTSP tahun 2006 yang secara subtansial sama dengan KBK
3
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2003), hal. 3 - 4
4
Nasution M.A. Sejarah Pendidikan Indonesia. (Bandung: Jemmars, 1987), h. 1
5
Redja Mudyahardjo. Pengantar Pendidikan: Sebuah Studi Awal Tentang Dasar-Dasar
Pendidikan pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia. (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,
2006), h. 422 6
Redja Mudyahardjo. Pengantar Pendidikan: Sebuah Studi Awal…..,h.354
7
Nana Supriatna, dkk, Pendidikan IPS SD, (Bandung: UPI Press, 2007). Cet.1, h.19 3
yang ditetapkan tahun 2004. Dalam kurikulum 2006, guru dan pihak sekolah
bebas untuk menentukan sendiri materi, kegiatan pembelajaran dan indikator
pencapaian yang harus dicapai oleh siswa. Dengan demikian pendidikan tak
terlepas dari sejumlah permasalahan.
Masalah pendidikan merupakan masalah yang cukup kompleks, karena
terkait dengan masalah kuantitas, masalah relevansi, masalah efektivitas dan
masalah kualitas. Masalah kuantitas timbul sebagai akibat hubungan antara
pertumbuhan sistem pendidikan dan pertumbuhan penduduk.
Sedangkan masalah relevansi timbul dari hubungan antara sistem
pendidikan dan pembangunan nasional, dan harapan masyarakat tentang
peningkatan output pendidikan. Masalah efektivitas merupakan masalah
kemampuan pelaksanaan pendidikan. Sedangkan masalah efisiensi pada
hakekatnya juga merupakan masalah pengelolaan pendidikan.
Sehubungan dengan aspek permasalahan di atas pemerintah telah banyak
melakukan serangkaian kegiatan secara terus menerus melalui tahapan
pembangunan di bidang pendidikan. Semuanya diarahkan pada pencapaian
peningkatan mutu pendidikan atau menyangkut aspek kualitas pendidikan.
Pada sisi lain, upaya pembaruan pendidikan ini juga berkiblat pada visi dan
misi pembangunan pendidikan nasional yang telah dirumuskan sebelumnya,
yaitu sebagai berikut. Pertama, meningkatkan pemerataan dan perluasan
kesempatan
untuk
memperoleh
pendidikan
yang
bersamaan
dengan
peningkatan mutu. Hal ini sesuai dengan UUD 1945 sebagai landasan yuridis
pendidikan nasional, Pasal 31 ayat (1) : “Setiap warga negara berhak
mendapat pendidikan”dan UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, pasal 5 Ayat (1) : “Setiap warga negara mempunyai hak yang sama
untuk memperoleh pendidikan yang bermutu”. Kedua, mengembangkan
wawasan persaingan dan keunggulan bangsa Indonesia sehingga dapat bersaing
secara global. Ketiga, memperkuat keterkaitan pendidikan agar sepadan dengan
kebutuhan pembangunan. Keempat, mendorong terciptanya masyarakat belajar.
Kelima, merupakan sarana untuk menyiapkan generasi masa kini dan sekaligus
masa depan. Keenam, merupakan sarana untuk memperkuat jati diri dalam
4
proses industrialisasi dan mendorong terjadinya perubahan masyarakat
Indonesia dalam memasuki era globalisasi di abad ke-21. 8
Adapun masalah kualitas adalah masalah bagaimana meningkatkan
kemampuan sumber daya manusia. Masalah kualitas pendidikan merupakan
masalah yang cukup serius di dalam rangka kelangsungan hidup berbangsa dan
bernegara, dalam konteks hubungan bangsa dengan peradaban dunia. Dalam
peningkatan kualitas pendidikan salah satunya adalah penyempurnaan
kurikulum berbasis kompetensi (KBK) menjadi tingkat satuan pendidikan
(KTSP) yang telah disinggung diatas tadi. Dalam penerapan KTSP ini, siswa
harus mencapai setiap indikator yang terdapat dalam kompetensi dasar melalui
pengalaman belajar yang harus dilakukan oleh siswa. Dengan kompetensi yang
dimiliki diharapkan siswa menjadi peserta aktif dalam masyarakat.
Dalam KTSP ini, peran guru mengalami pergeseran. Guru tidak hanya
sebagai sumber informasi tetapi juga menajdi fasilitator yang membelajarkan
peserta didik. Sebagai fasilitator, guru harus menciptakan lingkungan belajar
yang menyenangkan dan membimbing peserta didik untuk aktif dalam proses
pembelajaran, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan
menghasilkan perubahan dalam diri peserta didik, baik dalam pengetahuan
(kognitif), sikap (apektif), dan keterampilan (psikomotorik). Seperti yang
diungkapkan oleh W. S Winkel tentang belajar yaitu” suatu aktifitas mental
atau psikis yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungan yang
menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, sikap, pemahaman,
serta keterampilan dan perubahan itu bersikap relatif konstan dan berbekas”. 9
Guru sebagai pengelola kegiatan belajar mengajar memiliki tugas yang
tidak mudah karena ia merupakan faktor yang besar pengaruhnya terhadap
pencapaian proses belajar mengajar. Oleh karena itu guru dituntut untuk
memiliki sejumlah kemampuan, keterampilan di bidangnya, serta memiliki
pengetahuan dan wawasan yang luas. Banyak sekali bentuk kemampuan,
8
Masnur Muslich, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, (Jakarta:
PT Bumi Aksara, 2008), cet.Ke-3, h. 5
9
W. S Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: Grasindo, 1996), hal. 53
5
keterampilan, dan keahlian yang harus dimiliki seorang guru yang profesional,
karena guru merupakan fasilitator maupun motivator bagi siswa.
Di antara kemampuan, keterampilan dan keahlian yang harus dimiliki oleh
sosok guru adalah kemampuan untuk menyusun bahan pelajaran dan
keterampilan menyajikan bahan untuk mengkondisikan keaktifan belajar siswa
serta mengevaluasi keberhasilan siswa untuk mengetahui pencapaian
belajarnya. Karena evalusi atau penilaian merupakan salah satu komponen
penting dari kegiatan belajar mengajar untuk mengetahui keberhasilan dalam
mencapai tujuan dari kegiatan belajar mengajar tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, maka pembangunan pendidikan sekarang harus
mengalami perubahan. Misalnya penyampaian pelajaran tidaklah cukup dengan
mengutarakan secara tulisan saja. Ini berarti bahwa sistem intruksional
menghendaki para pengajar berusaha menjadikan keterlibatan mental maupun
fisik siswa dalam proses pengajaran. Sehingga pengajaran yang efektif dapat
menunjang untuk pencapaian tujuan. Hal ini menuntut pihak pengajar sedapat
mungkin mencari pola organisasi pengajaran yang tepat sebagai alternatif yang
sesuai dengan karakteristik materi yang diajarkan. Salah satu acuannya adalah
analisis materi atau strukturisasi konsep.
Dalam hal ini, sudah barang tentu perubahan-perubahan yang diharapkan
terjadi adalah perubahan yang bercorak positif, yaitu perubahan yang semakin
mengarah ke taraf kedewasaan. Hal ini kelihatannya sudah jelas dengan
sendirinya, namun ternyata perlu dikaji lebih lanjut. Suatu proses belajar juga
dapat menghasilkan suatu perubahan dalam sikap atau tingkah laku yang
dipandang bercorak negatif. Misalnya seorang anak sekolah SMA yang sering
melakukan tawuran di lingkungannya sendiri dan kiranya akan menimbulkan
kesulitan dalam hidup bermasyarakat kelak. Oleh karena itu, masyarakat
mutlak perlu mendampingi anak dalam belajarnya di berbagai aspek
kehidupan, sehingga nampaklah peruhan-perubahan yang semakin membuat
anak semakin dewasa, sesuai dengan norma-norma hidup bermasyarakat. Maka
lahirlah lingkungan-lingkungan pedagogik (pendidikan) yang bertugas
6
mendidik anak dan mengarahkan semua pengalaman belajar, sehingga proses
perkembangan berlangsung sebagaimana mestinya.
Demikian pula untuk mendukung terwujudnya suasana belajar mengajar
yang aktif dan konstruktif, dalam mata pelajaran Sosiologi diperlukan
dukungan dan kerjasama masyarakat. Pembelajaran sosiologi ditujukan untuk
memberikan
kompetensi kepada peserta didik dalam memahami konsep-
konsep sosiologi seperti sosialisasi, kelompok sosial, struktur sosial, lembaga
sosial, perubahan sosial, interaksi soial, perilaku menyimpang dan konflik
sampai pada terciptanya integrasi sosial.
Dalam kedudukannya sebagai sebuah disiplin ilmu sosial yang sudah
relatif lama berkembang di lingkungan akademika, secara teoretis sosiologi
memiliki posisi strategis dalam membahas dan mempelajari masalah-masalah
sosial-politik dan budaya yang berkembang di masyarakat dan selalu siap
dengan pemikiran kritis dan alternatif menjawab tantangan yang ada. Melihat
masa depan masyarakat kita, sosiologi dituntut untuk tanggap terhadap isu
globalisasi yang di dalamnya mencakup demokratisasi, desentralisasi dan
otonomi, penegakan HAM, good governance (tata kelola pemerintahan yang
baik), emansipasi, kerukunan hidup beragama, dan masyarakat yang
demokratis.
Pembelajaran sosiologi dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan
pemahaman fenomena kehidupan sehari-hari. Materi pelajaran mencakup
konsep-konsep dasar, pendekatan, metode, dan teknik analisis dalam
pengkajian berbagai fenomena dan permasalahan yang ditemui dalam
kehidupan nyata di masyarakat. Mata pelajaran
sosiologi diberikan pada
tingkat pendidikan dasar sebagai bagian integral dari IPS, sedangkan pada
tingkat pendidikan menengah diberikan sebagai mata pelajaran tersendiri.
Pentingnya peranan sosiologi dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat,
malah dianggap sebaliknya oleh siswa. Dari apa yang penulis amati dan
pengakuan beberapa siswa, mereka menganggap bahwa mata pelajaran IPS
yang diantaranya sosiologi merupakan mata pelajaran yang kurang disukai atau
diminati. Persepsi-persepsi negatif telah menjadi milik sejumlah siswa SMA,
7
ilmu-ilmu sosial itu membosankan karena sajiannya yang bertele-tele dan
untuk menguasainya dibutuhkan kemampun untuk menghafal yang luar biasa.
Selama ini Sosiologi dianggap sebagai pelajaran masa lampau yang dalam
penyajiannya tidak relevan dengan konteks sosial siswa. Ketidaktahuan peserta
didik mengenai kegunaan sosiologi dalam kehidupan sehari-hari dimasyarakat
menjadi penyebab mereka lekas bosan dan tidak tertarik pada pelajaran
sosiologi, di samping pengajar sosiologi yang monoton dalam mengajar,
metode pebelajaran yang kurang bervariasi dan hanya berpegang pada sebatas
LKS atau buku-buku paket saja. Sehingga anak didik pun tidak belajar dengan
sungguh-sungguh dan tidak memiliki semangat untuk belajar. Sehingga bolos
sekolah merupakan salah satu cara untuk melewati kebosanan dalam belajar.
Yang pada akhirnya siswa sering melakukan tauran dan kenakalan-kenakalan
lainnya, hal ini dikarenakan kesibukan belajarnya berkurang.
Walaupun demikian tidak semua siswa menganggap pelajaran sosiologi
membosankan, misalnya ada beberapa anak yang mengaku bahwa setelah
mempelajari sosiologi mereka jadi memahami kehidupan masyarakat yang
sesungguhnya. Sehingga perilaku mereka tidak menyimpang dari norma-norma
yang berlaku di masyarakat dan mereka dibanggakan ditengah-tengah
lingkungan masyarakat. Dengan demikian sikap pelajar bervariasi, ada yang
positif dan ada yang negatif. Hal ini tergantung dengan pola pikir dan
pandangan mereka masing-masing.
Profesionalitas guru dalam pengajaran sosiologi juga sangat berpengaruh
dalam mengubah pandangan siswa yang semula menganggap sosiologi sebagai
mata pelajaran yang membosankan menjadi mata pelajaran yang menarik dan
menyenangkan. Untuk mengubah pandangan tersebut, seorang guru harus
memiliki pengetahuan yang mendalam tentang materi-materi yang akan
disampaikan serta mampu mengolah materi dengan baik. Seorang guru juga
harus memiliki strategi belajar mengajar yang tepat, sehingga proses
pembelajaran dapat berjalan dengan baik, salah satu di antaranya adalah
pemilihan dan penggunaan media yang tepat dalam proses pembelajaran.
8
Penyajian materi dan pemilihan media yang tepat dalam proses
pembelajaran sangat penting dalam menarik minat dan perhatian siswa. Media
pembelajaran berfungsi sebagai penunjang dan daya dukung terjadinya
keefektifan proses pembelajaran, sehingga dapat mempermudah siswa dalam
belajar.
Mengingat bervariasinya sikap siswa di tengah-tengah masyarakat, maka
perlu diteliti apakah ada kaitannya dengan hasil belajar sosiologi di sekolah.
Dalam upaya untuk mengetahui ada tidaknya hubungan hasil belajar sosiologi
dengan sikap siswa, maka peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian
dengan judul “HUBUNGAN ANTARA HASIL BELAJAR SOSIOLOGI
DENGAN SIKAP SISWA TERHADAP LINGKUNGAN SOSIAL (Studi
Penelitian di SMA PGRI 56 Ciputat)”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan judul penelitian yang telah
dikemukakan di atas, maka peneliti berusaha mengidentifikasi beberapa
masalah yang terkait, meliputi:
1. Sikap negatif siswa yang sering meresahkan lingkungan masyarakatnya
2. Siswa mempunyai inteligensi yang berbeda-beda sehingga mempunyai
kecepatan yang berbeda-beda dalam menangkap pelajaran. Hal ini
mempengaruhi kemampuan belajar siswa.
3. Lingkungan sosial siswa yang kurang baik akan membuat kemampuan
siswa dalam belajar menjadi kurang baik pula.
4. Ketidakseriusan siswa dalam belajar akan membentuk sikap yang negatif
demikian pula sebaliknya.
5. Anak sekolah yang sering melakukan tawuran dilingkungannya sendiri
menimbulkan setereotif yang negatif.
6. Hubungan antara hasil belajar sosiologi dengan sikap siswa terhadap
lingkungan sosial.
9
C. Pembatasan Masalah
Masalah yang timbul dalam identifikasi masalah demikian banyaknya,
sehingga pada kesempatan ini sulit untuk diteliti semuanya disebabkan
terbatasnya dana dan tenaga peneliti. Oleh karena itu, penelitian ini dibatasi
pada masalah apakah ada hubungan antara hasil belajar sosiologi dengan sikap
siswa terhadap lingkungan sosial.
D. Perumusan Masalah
Dari pembatasan masalah di atas, penulis merumuskan permasalahan ini
yakni; “Apakah ada hubungan yang signifikan antara hasil belajar sosiologi
dengan sikap siswa terhadap lingkungan sosial di SMA PGRI 56 Ciputat kelas
XI IPS tahun ajaran 2009/2010 dan seberapa eratkah hubungan antara
keduanya?”
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara
hasil belajar Sosiologi dengan sikap siswa terhadap lingkungan sosial di
SMA PGRI 56 Ciputat.
2. Kegunaan
Adapun kegunaan hasil penelitian ini adalah:
™ Bagi Sekolah, agar menjadi acuan dan bahan evaluasi bagi sekolah
™ Bagi guru, diharapkan dapat meningkatkan kinerja guru dalam
mentransfer ilmu pengetahuan terhadap siswa sehingga menjadi guru
yang profesional.
™ Bagi siswa, dapat membangun motivasi belajar, melatih keterampilan,
bertanggung jawab pada setiap tugasnya, mengembangkan kemampuan
berfikir dan berpendapat positif, menumbuhkan serta meningkatkan
kepedulian terhadap masalah-masalah sosial atau masalah kehidupan
masyarakat.
BAB II
PENYUSUNAN KERANGKA TEORITIK DAN PENGAJUAN
HIPOTESIS
A. Konsep Tentang Hakikat Belajar dan Hasil Belajar
1. Hakikat Belajar
Meskipun istilah belajar tidak asing lagi bagi kita, namun dipandang
perlu untuk mengkaji kembali secara lebih mendalam agar kita dapat
menemukan esensial belajar, sekaligus pula mengklarifikasi apakah
kegiatan-kegiatan yang selama ini kita sebut belajar, sudah sesuai dengan
hakikat belajar sesungguhnya. Pengertian belajar dapat kita temukan
dalam berbagai sumber atau literatur. Meskipun ada banyak perbedaanperbedaan didalam rumusan pengertian belajar tersebut dari masingmasing ahli, namun pada prinsipnya ada kesamaan-kesamaan, diantaranya;
Menurut Burton, “Belajar adalah sebagai perubahan tingkah laku pada
diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan
individu dengan lingkungannnya sehingga mereka mampu berinteraksi
dengan lingkungannnya. Belajar adalah proses perubahan perilaku tersebut
dilakukan secara sadar dan bersifat menetap, perubahan perilaku tersebut
meliputi perubahan dalam hal kognitif, afektif, dan psikomotor. 1
Sedangkan menurut James, O. Whittaker, “Belajar adalah proses
dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau
pengalaman.” Menurut Abdillah, belajar adalah suatu usaha sadar yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku baik
melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek kognitif, afektif
dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu 2 .
1
Asep Herry Hernawan, dkk, Belajar dan Pembelajaran SD, (Bandung: UPI
Press.2007). Cet.ke 1, h.2
2
Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran. (Bandung: Alfabeta. 2009). Cet ke 2.h. 35
11
12
Menurut pendapat Zikri Neni Iska, “Belajar atau yang disebut juga
learning, adalah perubahan yang secara relatif berlangsung lama pada
perilaku yang diperoleh dari pengalaman-pengalaman”. 3
Perubahan yang terjadi karena pengalaman ini membedakan dengan
perubahan-perubahan lain yang disebabkan oleh kerusakan fisik, baik
karena pengaruh obat-obat berbahaya maupun karena kecelakaan atau
penyakit tertentu.
”Belajar merupakan salah satu bentuk perilaku yang amat penting bagi
kelangsungan hidup manusia. Belajar membantu manusia menyesuaikan
diri (adapatsi) dengan lingkungan. Dengan adanya proses belajar inilah
manusia bertahan hidup (survived)”. 4
Dalam buku Educational Psyichology. Witherington menyatakan
bahwa, ”Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang
menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa
kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian”. 5
”Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya”. 6
”Belajar merupakan suatu proses dari seorang individu yang berupaya
mencapai tujuan belajar atau yang disebut hasil belajar, yaitu suatu bentuk
perubahan perilaku yang relatif menetap.” 7
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya
belajar bukan suatu tujuan tetapi merupakan suatu proses untuk mencapai
suatu tujuan.
3
Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan. (Jakarta: Kizi
Brother’s). 2006, h. 76.
4
Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman... h.76 5
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007),
Cet. 22, h. 84.
6
Slameto, Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit Semester (SKS), (Jakarta:
Bumi Aksara, 1991), Cet. 1, h. 78.
7
Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: PT
Rieneka Cipta, 1999), Cet. 1, h. 78.
13
2. Hakikat Hasil belajar
Hasil adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjuk sesuatu yang
dicapai seseorang setelah melakukan usaha. Bila dikaitkan dengan belajar
berarti hasil menunjuk sesuatu yang dicapai oleh seseorang yang belajar
dalam selang waktu tertentu.
Soedjiarto (1993:49) menyatakan bahwa, “Hasil belajar adalah tingkat
penguasaan yang dicapai oleh pelajar dalam mengikuti program belajar
mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan”. 8
Hasil belajar merupakan tingkah laku siswa yang diperoleh setelah
melalui proses belajar. Hasil Belajar adalah hasil akhir setelah mengalami
proses belajar, dimana tingkah laku itu dalam bentuk perbuatan yang dapat
diamati dan di ukur.
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Horward Kingsley, membagi
tiga macam hasil belajar, yakni (a) keterampilan dan kebiasaan, (b)
pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita. Masing-masing jenis
hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan dalam
kurikulum. Sedangkan Gagne, “membagi lima kategori hasil belajar, yakni
informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, sikap dan
keterampilan motoris”. 9
Menurut A.J. Romiszowski, “Hasil belajar merupakan keluaran
(outputs) dari suatu sistem pemerosesan masukan (inputs). Masukan dari
sistem
tersebut
berupa
bermacam-macam
informasi
sedangkan
keluarannya adalah perbuatan atau kinerja (performance)”. 10
Townsend menjelaskan bahwa, ”Hasil belajar mencakup karakteristik
personal siswa mengacu pada tujuan pendidikan di sekolah yang terdiri
dari empat unsur, yaitu: (1) kemampuan akademik, (2). Perilaku dan
8
Jurnal pendidikan dan kebudayaan, edisi khusus, Desember 2006, h. 3
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2009). Cet. Ke 13. H. 22 10
Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: PT
Rieneka Cipta, 1999), Cet. 1, h. 38
9
14
kehadiran, (3).Kemampuan non akademik seperti konsep diri, kemampuan
kewarganegaraan, dan kemampuan kerja, dan (4). Pengembangan fisik,
susila, emosi, dan spiritual siswa”. 11
Hasil belajar merupakan peristiwa yang bersifat internal dalam arti
sesuatu yang terjadi pada diri seseorang. Peristiwa tersebut mulai dari
adanya perubahan kognitif atau pengalaman untuk kemudian berpengaruh
pada perilaku. Dengan demikian, perilaku belajar seseorang didasarkan
pada tingkat pengalaman terhadap sesuatu yang dipelajari yang kemudian
dapat diketahui melalui test dan pada akhirnya memunculkan hasil belajar
dalam bentuk nilai riel atau non riel.
Sedangkan menurut Soedijarto, faktor-faktor yang mempengaruhi mutu
belajar adalah sebagai berikut: (1). Latar belakang sosial ekonomi, (2).
Lingkungan belajar dirumah, (3). Latar belakang kemampuan kognitif dan
kuantitatif, (4). Sikap pelajar terhadap pendidikan, (5). Tingkat partisipasi
pelajar, (6). Bentuk tes yang digunakan dan cara guru berperan dalam
proses belajar-mengajar. 12
Hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada
diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan
pengetahuan sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan
terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan
dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, sikap kurang
sopan menjadi sopan, dan sebagainya.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
perubahan perilaku siswa akibat belajar. Perubahan perilaku disebabkan
karena dia mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan
dalam proses belajar mengjar. Pencapaian itu didasarkan atas tujuan
11
Wayan Koster. “Pengaruh Input Sekolah Terhadap Outcom Sekolah Survai di SLTP
Negeri DKI Jakarta”. http://www.google.com. 22 September 2009.
12
Oemar Hamlik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem,
(Jakarta: Bumi Aksara, h. 155
15
pengajaran yan telah ditetapkan. Hasil itu dapat berupa perubahan dalam
aspek kognitif, apektif, maupun psikomotorik.
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar
Secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat
kita bedakan menjadi tiga macam, 13 diantaranya:
a. Faktor Internal Siswa
Adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang
meliputi dua aspek, yakni: 1) aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah)
yang menyangkut keadaan jasmani individu, yaitu kedaan jasmani,
kedaan fungsi-fungsi jasmani tertenu terutama panca indera; 2) aspek
psikologis (yang bersifat rohaniah) yang berasal dari dalam diri siswa
seperti kecerdasan/ intelegensi, bakat, minat, sikap dan motivasi siswa.
b. Faktor Eksternal Siswa (Faktor dari luar siswa)
Seperti halnya faktor internal siswa, faktor eksternal siswa juga
terdiri dari atas dua macam, yakni faktor lingkungan sosial dan faktor
lingkungan nonsosial. Faktor sosial adalah hubungan antar manusia
yang terjadi dalam berbagai situasi sosial, diantaranya; keluarga,
sekolah, teman dan masyarakat pada umumnya. Sedangkan faktor non
sosial yaitu lingkungan alam dan fisik seperti keadaan gedung dan
letaknya, rumah, ruang belajar, fasilitas belajar, buku-buku sumber dan
sebagainya.
Selain itu diantara beberapa faktor eksternal yang mempengaruhi
hasil belajar yang tak kalah pentingnya adalah faktor kurikulum. Dalam
sistem pendidikan yang berlaku dewasa ini, peranan kurikulum
pendidikan menempati posisi yang paling penting. Karena dalam hal
pelaksanaan kegiatan pendidikan tak akan berjalan dengan baik tanpa
adanya pedoman atau kurikulum yang baik dan sesuai dengan
kebutuhan yang ada pada masyarakat.
13
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2006. Cet.ke 12, h. 132.
16
Evaluasi hasil belajar adalah keseluruhan kegiatan pengukuran
(pengumpulan data dan informasi), pengolahan, penafsiran, dan
pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar
yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam
upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Alat
pengukuran hasil belajar dapat berbentuk tes. 14 Jadi pada hakikatnya
hasil belajar adalah perubahan tingkah laku atau perubahan perilaku
siswa setelah terjadinya proses pembelajaran.
Kesimpulannya, berhasil atau tidaknya seseorang dalam pencapaian
hasil belajar disebabkan oleh banyak faktor, baik yang berasal dari
dalam diri siswa maupun yang berasal dari luar dirinya. Untuk
memudahkan pembahasan dapat diklasifikasikan sebagaimana bagan
berikut:
14
Hal.159 Oemar Hamalik. “Kurikulum dan Pembelajaran”. Jakarta: Bumi Aksara, 2003.
17
Gambar.2.1
Faktor-faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar
Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Hasil Belajar
Faktor Internal
Dari dalam siswa
Aspek Psiologis
Kesehatan
Keadaan
fungsi-fungsi jasmani(telinga & mata Faktor Eksternal
Dari luar siswa Faktor
Lingkungan
Aspek
Psikologis
Intelegensi
Bakat
Minat
motivasi
Lingkungan Sosial
Keluarga; orang tua, saudara
Sekolah; guru, teman, dll
Masyarakat; tetangga, teman
sepermainan
Faktor Metode
Metode
mengajar
Metode belajar
Lingkungan Non Sosial
Suhu
Cuaca
Waktu
Tempat belajar
Alat-alat belajar
Kurikulum
18
4. Teori-Teori Belajar
Teori adalah pendapat yang dikemukakan oleh seorang ahli, dan
biasanya berisi tentang konsep dan prinsip. Secara pragmatis teori belajar
dapat dipahami sebagai prinsip umum atau kumpulan prinsip yang saling
berhubungan dan merupakan penjelasan atas sejumlah fakta dan penemuan
yang berkaitan dengan pristiwa belajar. 15
Beberapa tokoh psikologi belajar memiliki persepsi dan penekananpenekanan tersendiri tentang hakikat belajar dan proses kearah perubahan
sebagai hasil belajar. Berikut ini adalah beberapa kelompok teori yang
memberikan pandangan khusus tentang belajar, diantaranya; behaviorisme,
kognitivisme, teori belajar psikologi sosial dan teori belajar Gagne 16 .
a. Behaviorisme
Para penganut behaviorisme meyakini bahwa manusia sangat
dipengaruhi oleh kejadian-kejadian di dalam lingkungannya yang
memberikan
pengalaman-pengalaman
tertentu
kepadanya.
Behaviorisme menekankan pada apa yang dilihat , yaitu tingkah laku,
dan kurang memperhatikan apa yang terjadi didalam pikiran karena
tidak dapat dilihat. Menurut aliran psikologi ini proses belajar lebih
dianggap sebagai suatu proses yang bersifat mekanistik dan otomatik
tanpa membicarakan apa yang terjadi selama itu didalam diri siswa
yang belajar.
Sebagaimana pada kebanyakan aliran psikoligi belajar lainnya,
behaviorisme juga melihat bahwa belajar adalah merupakan perubahan
tingkah laku.Ciri yang paling mendasar dari aliran ini adalah bahwa
perubahan tingkah laku yang terjadi adalah berdasarkan paradigma S-R
(Stimulus Respon), yaitu suatu proses yang memberikan respons
tertentu terhadap sesuatu yang datang dari luar.
15
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung:PT
remaja Rosda Karya, 2007), Cet.ke-13, h.105 16 Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran. (Bandung: Alfabeta, 2009). Cet ke 2.h.
39-46 19
Tokoh aliran behaviorisme adalah Thordike. Ia merupakan orang
pertama yang menerangkan hubungan S-R ini. Beberapa macam teori
behaviorisme yang terkenal adalah;
1) Classical Conditioning (Pavlov)
Teori ini didasarkan atas reaksi sistem tak terkontrol didalam diri
seseorang dan reaksi emosional yang dikontrol oleh sistem urat syaraf
otonom serta gerak refleks setelah menerima stimulus dari luar.
Stimulus tidak terkontrol
Respon tidak terkontrol
(US)
(UR)
Stimulus tidak terkontrol atau tidak terkondisi (US) merupakan
stimulus yang secara biologis dapat menyebabkan adanya respons
dalam dalam bentuk refleks (UR). Disni respons dapat terbentuk tanpa
adanya proses belajar.
2) Operant Conditioning (Skiner)
Menurut teori Skiner,
setiap kali memperoleh stimulus maka
seseorang akan memberikan respons berdasarkan hubungan
S-R.
Respons yang diberikan ini dapat sesuai ”R”(benar) atau tidak sesuai
”F” (salah) seperti apa yang diharapkan. Respons yang benar perlu
diberikan penguatan (reinforcement) agar orang terdorong untuk
melakukannya kembali. Karena itu pemberian penguatan terhadap
respons dapat diberikan secara kontinue (contineous reinforcement),
dan
dapat
dilakukan
secara
berselang-seling
(intermitten
reinforcement).
b. Kognitivisme
Kognitivisme merupakan salah satu teori belajar yang dalam
berbagai pembahasan juga sering disebut model kognitif (cognitive
model) atau model perseptual (perceptual model). Menurut teori belajar
ini
tingkah
laku
seseorang
ditentukan
oleh
persepsi
atau
pemahamannnya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan-
20
tujuannya. Karena itu belajar menurut kognitivisme diartikan sebagai
perubahan persepsi dan pemahaman. Teori ini menekankan bahwa
bagian-bagian suatu situasi saling berhubungan dengan konteks
perubahan seluruh situasi tersebut.
Karena teori ini lebih menekankan kebermaknaan keseluruhan
sesuatu dari pada bagian-bagaian, maka belajar dipandang seabagai
proses internal yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi,
emosi dan faktor-faktor lain. Proses belajar disini mencakup antara lain
pengaturan stimulus yang diterima dan menyesuaikannya dengan
struktur kognitif yang terbentuk didalam fikiran seseorang berdasarkan
pengalaman-pengalaman sebelumnya.
Kognitivisme memberikan pengaruh dalam pengembangan prinsipprinsip pembelajaran sebagai berikut;
1) Peserta didik akan lebih mampu mengingat dan memahami sesuatu
apabila pelajaran tersebut disusun berdasarkan pola dan logika
tertentu .
2) Penyususnan materi pelajaran harus dari sederhana ke kompleks.
Untuk dapat menyelesaikan tugas-tugas dengan baik peserta didik
harus terlebih dahulu telah mengetahui tugas-tugas yang bersifat
lebih sederhana dan mudah.
3) Belajar dengan memahami lebih baik daripada dengan hanya
menghafal, apalaagi tanpa pengertian. Sesuatu yang baru harus
disesuaikan dengan apa yang telah diketahui peserta didik
sebelumnya. Karena itu tugas guru adalah menunjukan hubungan
anatara apa yang akan dipelajari dengan apa yang telah diketahui
sebelumnya.
4) Adanya perbedaan individual pada peserta didik perlu diperhatikan,
karena faktor ini sangat mempengaruhi proses belajar peserta didik.
21
c. Teori Belajar Psikologi Sosial
Pandangan psikologi sosial secara mendasar mengungkapkan bahwa
belajar pada hakikatnya merupakan suatu proses alami. Semua orang
mempunyai keinginan untuk belajar tanpa dapat dibendung oleh orang
lain. Hal ini pada dasarnya disebabkan karena setiap orang memiliki rasa
ingin tahu, ingin menyerap informasi, ingin mengambil keputusan serta
ingin memecahkan masalah.
Menurut teori
belajar psikologi sosial proses belajar jarang sekali
merupakan proses yang terjadi dalam keadaan menyendiri, akan tetapi
melalui interaksi-interaksi. Interaksi tersebut dapat; (1) Searah (one
directional), yaitu bilamana ada adanya stimuli dari luar menyebabkan
timbulnya respons, (2) dua arah, yaitu apabila tingkah laku yang terjadi
merupakan
hasil
interaksi
antara
individu
yang
belajar
dengan
lingkungnnya, atau sebaliknya.
d. Teori Belajar Gagne
Teori belajar yang disusun Gagne merupakan perpaduan yang seimbang
antara behaviorisme dan kognitivisme yang berpangkal pada teori
pengolahan informasi. Menurut Gagne cara berfikir seseorang tergantung
pada; keterampilan apa yang telah dimilikinya, keterampilan serta hirarki
apa yang diperlukan untuk mempelajari suatu tugas. Dengan demikian
menurut Gegne didalam proses belajar terdapat dua fenomena, yaitu;
meningkatnya keterampilan intelektal sejalan dengan meningktnya umur
serta latihan yang diperoleh individu, dan belajar akan lebih cepat
bilamana strategi kognitif dapat dipakai dalam memecahkan masalah
secara lebih efisien. 17
17
46
Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran. (Bandung: Alfabeta, 2009). Cet ke-2.h. 39-
22
B. Konsep Tentang Pelajaran Sosiologi
1. Pengertian Sosiologi
Secara terminologi Sosiologi berasal dari bahasa Yunani, yakni Socius
dan Logos. Socius yang berarti kawan, berkawan, atau bermasyarakat.
Sedangkan logos berarti ilmu atau dapat juga berbicara tentang sesuatu.
Dengan demikian secara istilah sosiologi dapat diartikan ilmu tentang
masyarakat. 18
Terdapat berbagai macam definisi Sosiologi menurut para ahli,
diantaranya;
Menurut Selo Soemardjan dan Soeleman Soemardi;
Sosiologi atau ilmu masyarakat ialah ilmu yang mempelajari
struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahanperubahan sosial. Struktur sosial adalah keseluruhan jalinan antara
unsur-unsur sosial yang pokok, yaitu kaidah-kaidah sosial (normanorma sosial), lembaga-lembaga sosial, kelompok-kelompok serta
lapisan-lapisan sosial. Proses sosial adalah pengaruh timbal balik
antara segi kehidupan ekonomi dengan segi kehidupan politik,
antara segi kehidupan hukum dengan segi kehidupan agama, antara
segi kehidupan agama denga segi kehidupan ekonomi dan lain
sebagainya. 19
Menurut Horton dan Hunt (1987;41), sosiologi pada hakikatnya
bukanlah semata-mata karena ilmu murni (pure science) yang hanya
mengembangkan ilmpu pengetahuan secara abstrak demi usaha
peningkatan kualitas itu sendiri, namun sosiologi bisa juga menjadi ilmu
terapan
(applied
science)
yang
menyajikan
cara-cara
untuk
mempergunakan pengetahuan ilmiahnya guna memecahkan masalah
praktis atau masalah sosial yang perlu di tanggulangi. 20
Ditinjau dari segi pengertian, Sosiologi mempunyai dua pengertian
dasar yaitu sebagai ilmu dan sebagai metode. Sebagai ilmu, sosiologi
merupakan kumpulan pengetahuan tentang masyarakat dan kebudayaan
yang disusun secara sistematis berdasarkan analisis berpikir logis.
18
Dadang Supardan, Pengantar Ilmu Sosial: Sebuah Kajian Pendekatan Struktural,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Cet. 1, h. 69.
19
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,
2006), h. 18
20
J. Dwi Nurwoko dan Bagong, Suyanto, Sosiologi: Teks Pengantar dan Terapan,
(Jakarta: Pernada Media Group, 2007), Cet. 3, h. 2.
23
Sebagai metode, sosiologi adalah cara berpikir untuk mengungkapkan
realitas sosial yang ada dalam masyarakat dengan prosedur dan teori
yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. 21
2. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Sosiologi
Pembelajaran Sosiologi dimaksudkan untuk memberikan kompetensi
kepada peserta didik dalam memahami konsep-konsep sosiologi seperti
sosialisasi, interaksi sosial, kelompok sosial, struktur sosial, lembaga
sosial, perubahan sosial, dan konflik sampai pada terciptanya integrasi
sosial.
Selain
itu,
pembelajaran
sosiologi dimaksudkan
untuk
mengembangkan kemampuan pemahaman fenomena kehidupan seharihari siswa. Materi pelajaran mencakup konsep-konsep dasar, pendekatan,
metode, dan teknik analisis dalam pengkajian berbagai fenomena dan
permasalahan yang ditemui dalam kehidupan nyata di masyarakat. Mata
pelajaran Sosiologi diberikan pada tingkat pendidikan dasar sebagai
bagian integral dari IPS, sedangkan pada tingkat pendidikan menengah
diberikan sebagai mata pelajaran tersendiri.
Adapun Ruang lingkup mata pelajaran Sosiologi meliputi aspek-aspek
sebagai berikut: 1) Proses sosial, 2) Struktur sosial, 3) Perubahan sosial,
dan 4) Lembaga dan pranata sosial.
21
http://id.wikipedia.org/wiki/Sosiologi, 25 Agustus 2009 24
3. Tujuan Mata Pelajaran Sosiologi
Mata pelajaran sosiologi bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut:
a) Memahami konsep-konsep sosiologi seperti sosialisasi, kelompok
sosial, struktur sosial, lembaga sosial, pranata sosial, perubahan
sosial, dan konflik sampai dengan terciptanya integrasi sosial.
b) Memahami berbagai peran sosial dalam kehidupan bermasyarakat
c) Menumbuhkan sikap, kesadaran dan kepedulian sosial serta saling
menghargai dalam kehidupan bermasyarakat yang multikultural
e. Melangsungkan komunikasi sosial untuk mencapai kemandirian
dalam keterampilan hidup di masyarakat.
4. Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran Sosiologi
Adapun Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran Sosiologi,
meliputi;
a) Memahami sosiologi sebagai ilmu yang mengkaji hubungan
masyarakat dan lingkungan
b) Memahami proses interaksi sosial di dalam masyarakat dan norma
yang mengatur hubungan tersebut serta kaitannya dengan dinamika
kehidupan sosial
c) Mengidentifikasi kegiatan bersosialisasi sebagai proses
membentukan kepribadian
d) Mengidentifikasi berbagai perilaku menyimpang dan anti sosial
dalam masyarakat
e) Menganalisis hubungan antara struktur dan mobilitas sosial dalam
kaitannya dengan konflik sosial
f) Mendeskripsikan
berbagai
bentuk
kelompok
sosial
dan
perkembangannya dalam masyarakat yang multikutural
g) Menjelaskan proses perubahan sosial pada masyarakat dan
dampaknya terhadap kehidupan masyarakat
25
h) Menjelaskan hakikat dan tipe-tipe lembaga sosial dan fungsinya
dalam masyarakat.
i) Melakukan
penelitian
sosial
secara
sederhana
dan
mengkomunikasikan hasilnya dalam tulisan dan lisan. 22
C. Konsep Tentang Sikap
1) Pengertian dan Komponen-Komponen Sikap
Secara historis istilah sikap (attitude) digunakan pertama kali oleh
Herbert Spencer tahun 1862 yang pada saat itu diartikan olehnya sebagai
status mental seseorang. Di masa-masa awal itu pula penggunaan konsep
sikap sering dikaitkan dengan konsep mengenai postur fisik atau posisi
tubuh. 23 Sikap dapat diekspresikan dengan berbagai cara, dengan kata-kata
yang berbeda.
Menurut Sarlito Wirawan, “Sikap adalah kesiapan pada seseorang
untuk bertindak secara tertentu terhadap hal-hal tertentu. Sikap ini dapat
bersifat positif dan dapat pula bersifat negatif. Dalam sikap positif,
kecendrungan tindakan adalah mendekati, menyenangi, mengharapkan
obyek tertentu; sedangkan dalam sikap negatif terdapat kecendungan untuk
menjauhi, menghindari, membenci, tidak menyukai obyek tertentu”. 24
Menurut Nana Sudjana, “Sikap pada hakikatnya adalah kecendrungan
berperilaku pada seseorang. Sikap juga dapat diartikan reaksi seseorang
terhadap stimulus yang datang kepada dirinya. Ada tiga komponen sikap,
yakni kognisis, afeksi, dan konasi. Kognisi berkenaan dengan pengetahuan
seseorang tentang objek atau stimulus yang dihadapinya, afeksi berkenaan
dengan perasaan dalam menanggapi objek tersebut, sedangkan konasi
berkenaan dengan kecendrungan berbuat terhadap objek tersebut. Oleh
Sebab itu, sikap selalu bermakna bila dihadapkan kepada objek tertentu”. 25
22
http://id.wikipedia.org/wiki/Sosiologi, 25 Agustus 2009
Saifuddin Azwar, Sikap Manusia. Teori dan Pengukurannya, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 1995). edisi kedua, h.3-4
24
Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, Jakarta: Bulan Bintang, 2000),
h. 94
25
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2009). Cet. Ke 13, h. 80
23
26
Fishbein (1975) mengatakan, “Sikap adalah predisposisi emosional
yang dipelajari untuk merespons secara konsisten terhadap suatu objek.
Sikap merupalkan variabel laten yang mendasari, mengarahkan dan
mempengaruhi perilaku”. 26
Sikap tidak identik dengan respons dalam bentuk perilaku, tidak dapat
diamati secara langsung tetapi dapat disimpulkan dari konsistensi perilaku
yang dapat diamati.
Sementara menurut Azwar, 27 ;
Sikap dapat dikategorikan ke dalam tiga orientasi pemikiran, yaitu:
yang berorientasi pada respon, yang berorientasi pada kesiapan respon,
dan yang berorientasi pada skema triadik. Pertama, yang berorientasi
pada respon. Dalam pandangan ini, sikap adalah suatu bentuk atau
reaksi perasaan. Secara lebih operasional sikap terhadap suatu objek
adalah perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun
perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorable) terhadap
objek tersebut. Kedua, yang berorientasi pada kesiapan respon.
Menurut pandangan orientasi ini, sikap merupakan kesiapan untuk
bereaksi terhadap objek dengan cara-cara tertentu. Kesiapan ini berarti
kecenderungan potensial untuk bereaksi dengan cara tertentu apabila
individu dihadapkan kepada suatu stimulus yang menghendaki adanya
respons. Secara sederhana sikap adalah respons terhadap stimuli sosial
yang telah terkondisikan. Ketiga, yang berorientasi pada skema triadik.
Menurut pandangan orientasi ini, sikap merupakan konstelasi
komponen-komponen kognitif, afektif, dan konatif yang saling
berinteraksi dalam memahami, merasakan, dan berperilaku terhadap
suatu objek”.
Secord dan Backman mendefinisikan sikap sebagai keteraturan tertentu
dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi), dan predisposisi tindakan
(konasi) seseorang terhadap suatu aspek lingkungan sekitarnya. Jadi pada
perinsipnya komponen sikap menurut para ahli memiliki kesamaan.
26
Mohammad Ali, Psikologi Remaja: Perkembangan Peserta Didik, (Bandung: Bumi
Aksara,), h. 141
27
Saifuddin Azwar, Sikap Manusia. Teori dan Pengukurannya, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 1995). edisi kedua, h.
27
2) Pembentukan dan Perubahan Sikap
Sebagaian orang berpendapat bahwa faktor-faktor genetik berpengaruh
pada terbentuknya sikap. Meskipun demikian, sebagian besar ahli
psikologi sosial berpendapat bahwa sikap terbentuk dari pengalaman,
melalui proses belajar. Pandangan ini mempunyai dampak terapan, yaitu
bahwa berdasarkan pendapat ini, bisa disusun berbagai upaya (pendidikan,
pelatihan, komunikasi, penerangan dan sebagainya) untuk mengubah
seseorang. 28
Pemebentukan sikap tidak terjadi demikian saja, melainkan melalui
suatu proses tertentu, melalui kontak sosial terus-menerus antara individu
dengan individu-individu lain disekitarnya.
Pada dasarnya, pembentukan sikap tidak terjadi dengan semabarangan.
Pembentukannya senantiasa berlangsung dalam interaksi manusia dan
berkenaan dengan objek tertentu. Interaksi sosial mengandung arti lebih
dari sekedar adanya kontak sosial dan hubungan antar individu sebagai
anggota kelompok sosial. Dalam interaksi sosial, terjadi hubungan saling
memengaruhi antara individu yang satu dengan yang lain; terjadi
hubungan timbal balik yang turut memengaruhi pola perilaku masingmasing individu sebagai anggota masyarakat. Lebih lanjut interaksi sosial
itu meliputi hubungan anatara individu dengan lingkungan fisik maupun
lingkungan psikologis disekelilingnya. Interaksi sosial didalam kelompok
maupun diluar kelompok bisa mengubah sikap atau membentuk sikap
yang baru.
28
Alex Sobur, Psikologi Umum, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2003), h. 362
28
3). Fungsi dan Sumber Sikap
Rita
L Atkinson, dkk,
menyebutkan ada lima fungsi sikap,
diantaranya 29 ;
a. Fungsi Instrumental
Sikap yang kita pegang karena alasan praktis atau manfaat. Sikap ini
semata-mata mengekspresikan keadaan spesifik keinginan umum kita
untuk mendapatkan manfaat atau hadiah dan menghindari hukuman.
b. Fungsi Pengetahuan
Sikap ini, sikap yang membantu kita memahami dunia, yang membawa
keteraturan bagi berbagai informasi yang harus kita asimilasikan dalam
kehidupan sehari-hari. Sikap ini adalah skema penting yang
memungkinkan kita mengorganisasikan dan mengolah berbagai
informasi secara efisien tanpa harus memperhatikan detailnya.
c. Fungsi Nilai-Ekpresif
Sikap yang mengekspresikan nilai-nilai kita atau mencerminkan konsep
diri kita. Karena sikap ini berasal dari nilai atau konsep dasar seseorang,
mereka cenderung konsisten satu sama lain.
d. Fungsi Pertahanan Ego
Sikap yang melindungi kita dari ancaman dan kecemasan bagi harga
diri kita.konsep pertahanan ego berasal dari teori psikoanalisis freud.
e. Fungsi Penyesuaian Sosial
Sikap yang membantu kita merasa menjadi bagian dari komunitas.
4). Sikap Sosial dan Individual
Sikap sosial dinyatakan oleh cara-cara kegiatan yang sama dan
berulang-ulang terhadap objek sosial. Sedangkan Sikap Individual dimiliki
oleh seorang demi seorang saja. Sikap individual berkenaan dengan objekobjek yang bukan merupakan objek perhatian sosial.
29
Alex Sobur, Psikologi Umum…, h. 362
29
Menurut Wuryo & Sjaifullah, 30 masalah sikap erat hubungannya dengan
norma dan sistem nilai yang terdapat dalam kelompok, tempat individu
tertentu menjadi anggota atau berhasrat mengadakan hubungan struktural
organisatoris dan atau berhasrat mengadakan hubungan psikologis.
5). Hubungan Sikap dan Pendapat
Tidak jarang dijumpai pemakaian istilah sikap dan pendapat disamakan
atau dipertukarkan artinya. Namun sebenarnya, kedua istilah tersebut tidak
sama prsis maknanya atau memiliki arti yang berbeda. Menurut Cultip dan
Center dalam Sobur (2003), pendapat/opini adalah suatu ekspresi tentang
sikap mengenai suatu masalah yang bersifat kontroversial. Sikap/Opini
timbul sebagai hasil pembicaraan tentang masalah yang kontroversial,
yang menimbulkan pendapat yang berbeda-beda. Sedangkan sikap adalah
kecendrungan untuk memberikan respon terhadap masalah atau situasi
tertentu. Meskipun antara sikap dan pendapat terdapat pengertian yang
berbeda, namun diantara keduanya terdapat interaksi yang kontinyu.
6). Pengukuran (Skala) Sikap
Sikap pada dasarnya tidak bisa dilihat secara langsung. Guna
mengetahui sikap seseorang terhadap objek sikap tertentu, kita harus
melihatnya melalui ketiga komponen sikap, yaitu pengetahuan (kognisi),
perasaan (afeksi), dan perilakunya (konasi).
Skala sikap digunakan untuk mengukur sikap seseorang terhadap objek
tertentu. Hasilnya berupa kategori sikap, yakni mendukung (positif),
menolak (negatif), dan netral. Skala ikap dinyatakan dalam bentuk
pernyataan untuk dinilai oleh responden, apakah pernyataan itu didukung
atau ditolaknya, melalui rentangan nilai tertentu. Oleh sebab itu,
pernyataan yang diajukan dibagi kedalam dua kategori, yakni pernyataan
positif dan negatif
30
Alex Sobur, Psikologi Umum, (Bandung: Cv Pustaka Setia, 2003), h. 371
30
Menurut Sax, 31 Pengukurn dan pemahaman terhadap sikap, harus
mencakup semua dimensi yang meliputi; arah, intensitas, keluasan,
konsistensi dan spontanitas sikap. Namun, tampaknya hal itu mustahil
dilakukan. Dan memang harus kita akui bahwa tidak akan pernah ada
instrumen pengukuran sikap
Menurut beberapa ahli, sikap dapat diukur dengan menggunakan suatu
alat yang dinamakan skala sikap. Di antara banyak skala sikap yang
dikenal, ada dua skala sikap yang cukup banyak digunakan yaitu skala
sikap dari R. Likert dan L.L. Thurstone. Bentuk kedua skala itu hampir
serupa, hanya pembuatannya yang berbeda. Jika pada pembauatn R. skala
Likert, daftar calon-calon pernyataan yang akan dijadikan pengukur
dujikan dahulu kepada sejumlah responden yang ciri-cirinya mirip dengan
sampel yang akan diselidiki, sedangkan pada pembuatan skala Thrustone
calon-calon pernyataan itu diujikan dahulu kepada sejumlah ahli yang
mengetahui betul permasalahan yang sedang diselidiki. 32
D. Konsep Tentang Lingkungan Sosial
Manusia adalah makhluk hidup yang dapat dilihat dari dua sisi, yaitu
sebagai makhluk biologis dan makhluk sosial. Sebagai makhluk biologis,
makhluk manusia atau “homo sapiens”, sama seperti makhluk hidup lainnya
yang mempunyai peran masing-masing dalam menunjang sistem kehidupan.
Sebagai makhluk sosial, manusia merupakan bagian dari sistem sosial
masyarakat secara berkelompok membentuk budaya.
Manusia sebagai mahluk sosial, tidak dapat hidup secara individu, selalu
berkeinginan untuk tinggal bersama dengan individu-individu lainnya.
Keinginan hidup bersama ini terutama berhubungan dalam aktivitas hidup
pada lingkungannya. Manusia mempunyai kedudukan khusus terhadap
31
Alex Sobur, Psikologi Umum, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2003), h. 381 Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: Bulan Bintang,
2000), h. 98
32
31
lingkungannya dibandingkan dengan mahluk hidup lainnya, yaitu sebagai
khalifah atau pengelola di atas bumi.
Meskipun lingkungan tidak bertanggung jawab terhadap kedewasaan anak
didik, namun merupakan faktor yang sangat menentukan yaitu pengaruhnya
yang sangat besar terhadap anak didik, sebab bagaimanapun anak tinggal
dalam satu lingkungan yang disadari atau tidak pasti akan mempengaruhi
anak. Pada dasarnya lingkungan mencakup lingkungan fisik, lingkungan
budaya, dan lingkungan sosial.
Lingkungan sekitar yang dengan sengaja digunakan sebagai alat dalam
proses pendidikan (pakaian, keadaan rumah, alat permainan, buku-buku, alat
peraga, dll) dinamakan lingkungan pendidikan. Secara umum fungsi
lingkungan pendidikan adalah membantu peserta didik dalam interaksi
dengan berbagai lingkungan sekitarnya, utamanya berbagai sumber daya
pendidikan yang tersedia, agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang
optimal.
Dilihat dari segi anak didik, tampak bahwa anak didik secara tetap hidup
di dalam lingkungan masyarakat tertentu tempat ia mengalami pendidikan.
Menurut Ki Hajar Dewantara 33 lingkungan tersebut meliputi lingkungan
keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat, yang disebut
tripusat pendidikan.
1) Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama
bersifat informal, yang dialamai oleh anak dan orang tua bertanggung
jawab memelihara, merawat, melindungi, dan mendidik anak agar tumbuh
dan berkembang dengan baik.
Keluarga adalah lembaga sosial resmi yang terbentuk setelah adanya
ikatan perkawinan. Menurut pasal 1 UU Perkawinan no.1 tahun 1974,
menjelaskan bahwa”perkawianan adalah ikatan lahir batin antara seorang
33
H.M. Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1999), h. 14
32
pria dan wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga
yang bahagia dan sejahtera bedasarkan ketuhanan yang maha Esa”. 34
Anggota keluarga terdiri dari suami, isteri, atau orang tua serta anakanak. Ikatan dalam keluarga tersebut didasarkan kepada cinta kasih sayang
anatara suami istri yang melahirkan anak-anak. Oleh karena itu hubungan
pendidikan dalam keluarga adalah didasarkan atas adanya hubungan
kodrati antara orang tua dan anak.
Pendidikan dalam keluarga dilaksanakan atas dasar cinta kasih sayang
yang kodrati, rasa kasih sayang yang murni, yaitu rasa kasih sayang orang
tua terhadap anaknya. Rasa kasih sayang inilah yang menjadi pendorong
orang tua untuk tidak jemu-jemunya membimbing dan memberikan
pertolongan yang dibutuhkan anak-anak.
Menurut ST. Vembriarto fungsi keluarga dalam hubungannya dengan
kehidupan seorang anak, diantaranya;
1) fungsi biologis; yaitu keluarga merupakan tempat lahirnya anakanak, 2) fungsi afeksi; yaitu keluarga merupakan tempat terjadinya
hubungan sosial yang penuh dengan kemesraan dan afeksi (penuh
kemesraan dan penuh kasih sayang dan rasa aman), 3) fungsi
sosialisasi; yaitu fungsi keluarga dalam membentuk keperibadian
anak, 4) fungsi penddidikan yaitu keluarga sejak dahulu mrupakan
institui pendidikan, 5) fungsi rekreasi; yaitu tempat rekreasi bagi
anggotanya untuk memperoleh afeksi, ketenangan dan kegembiraan,
6) fungsi keagamaan yaitu keluaraga merupakan pusat keagamaan,
dan 7) fungsi perlindungan yaitu memelihara dan, merawat, dan
melindungi anak baik fisik maupun sosialnya. 35
Dari ketujuh fungsi keluarga tersebut sangat besar perananya bagi
kehidupan dan perkembangan kepribadian si anak. Oleh karena itu harus
diupayakan oleh para orang tua sebagai realisasi tugas dan tanggung
jawabnya sebagai seorang pendidik primer/kodrat.
2) Sekolah
34
35
H.M. Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan…,h. 14
H.M. Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1999), h14-15 33
Sekolah sebagai suatu konsep mempunyai dua pengertian , yaitu; 1)
sekolah dalam arti sebuah bangunan dengan segala perelngkapannya
sebagai lembaga pendidikan, 2) sekolah sebagai proses atau kegiatan
belajar mengajar.
Sebagai lembaga pendidikan sekolah mempunyai pengertian; yaitu; a)
sekolah merupakan lembaga sosial formal yang berdasarkan UU Negara
sebagai lingkungan pendidikan, b) sekoalah adalah lembaga pendidikan
yang mempunyai organisasi yang tersusun
rapi, c) sekolah sebagai
perangkat /institusi masyarakat ditata dan dikelola secara formal,
mengikuti haluan yang pasti yang tercermin didalam falsafah dan tujuan,
penjengjangan, kurikulum, pengadministrasian dan penelolaannya. 36
Tidak semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam
keluarga, terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam
keterampilan. Oleh karena itu anak dikirimkan ke sekolah. Sekolah
bertanggung jawab atas pendidikan anak-anak selama mereka diserahkan
kepadanya. Karena itu sebagai sumbangan sekolah sebagai lembaga
terhadap pendidikan, diantaranya sebagai berikut;
a) Sekolah membantu orang tua mengerjakan kebiasaan-kebiasaan yang
baik serta menanamkan budi pekerti yang baik
b) Sekolah memberikan pendidikan untuk kehidupan di dalam masyarakat
yang sukar atau tidak dapat diberikan di rumah.
c) Sekolah melatih anak-anak memperoleh kecakapan-kecakapan seperti
membaca, menulis, berhitung, menggambar serta ilmu-ilmu lain
sifatnya mengembangkan kecerdasan dan pengetahuan.
d) Di
sekolah
diberikan
pelajaran
etika,
keagamaan,
estetika,
membenarkan benar atau salah, dan sebagainya.
36
H.M. Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1999), h.18
34
3). Masyarakat
“Masyarakat adalah sekumpulan orang atau kelomok manusia yang
hidup bersama disuatu wilayah dengan tata cara berfikir dan bentuk
relatif sama yang membuat warga masyarakat itu menyadari diri mereka
sebagai sutu kelompok”. 37
Dalam konteks pendidikan, masyarakat merupakan lingkungan
keluarga dan sekolah. Pendidikan yang dialami dalam masyarakat ini,
telah mulai ketika anak-anak untuk beberapa waktu setelah lepas dari
asuhan keluarga dan berada di luar pendidikan sekolah. Dengan
demikian, berarti pengaruh pendidikan tersebut tampaknya lebih luas.
Corak dan ragam pendidikan yang dialami seseorang dalam
masyarakat banyak sekali, ini meliputi segala bidang, baik pembentukan
kebiasaan-kebiasaan, pembentukan pengertia-pengertian (pengetahuan),
sikap dan minat, maupun pembentukan kesusilaan dan keagamaan.
E. Kerangka Berpikir
Mata pelajaran Sosiologi diberikan pada tingkat pendidikan dasar sebagai
bagian integral dari IPS, sedangkan pada tingkat pendidikan menengah
diberikan sebagai mata pelajaran tersendiri. Sosiologi mempunyai dua
pengertian dasar yaitu sebagai ilmu dan sebagai metode. Sebagai ilmu,
Sosiologi merupakan kumpulan pengetahuan tentang masyarakat dan
kebudayaan yang disusun secara sistematis berdasarkan analisis berpikir
logis. Sebagai metode, Sosiologi adalah cara berpikir untuk mengungkapkan
realitas sosial yang ada dalam masyarakat dengan prosedur dan teori yang
dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Pembelajaran Sosiologi dimaksudkan untuk memberikan kompetensi
kepada peserta didik dalam memahami konsep-konsep Sosiologi seperti
sosialisasi, interaksi sosial, kelompok sosial, struktur sosial, lembaga sosial,
perubahan sosial, dan konflik sampai pada terciptanya integrasi sosial.
37
H.M. Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan…,. h. 20 35
Selain itu, pembelajaran sosiologi dimaksudkan untuk mengembangkan
kemampuan pemahaman fenomena kehidupan sehari-hari siswa. Materi
pelajaran mencakup konsep-konsep dasar, pendekatan, metode, dan teknik
analisis dalam pengkajian berbagai fenomena dan permasalahan yang ditemui
dalam kehidupan nyata di masyarakat.
Untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran sosiologi di sekolah,
sebagai alat ukurnya adalah dengan melihat hasil belajar sosiologi siswa.
Pengajaran dikatakan berhasil jika pelajaran tahan lama dan dipergunakan
dalam kehidupan siswa. Jadi disini terdapat transfer belajar, yaitu pemindahan
suatu hasil belajar dari suatu bidang studi kehidupan sehari-hari. Transfer
lebih sering terjadi pada siswa yang memiliki hasil belajar tinggi dan ini akan
menimbulkan perubahan-perubahan dalam bidang pengetahuan, pemahaman,
keterampilan, nilai dan sikap.
Adanya komponen pengetahuan dalam sikap memberikan pengertian
bahwa sikap seseorang dapat terbentuk karena adanya pengetahuan.
Demikian pula halnya dengan pengetahuan Sosiologi, merupakan suatu
pengetahuan yang dapat menimbulkan perubahan pada sikap seseorang. Hal
ini disebabkan karena di dalam pembelajaran Sosiologi mengandung suatu
harapan yang berguna bagi kehidupan siswa dan Sosiologi juga telah
mempengaruhi kehidupan masyarakat.
Keadaan ini tidak mustahil terjadi pada siswa SMA karena pada tingkat
usia ini mereka sedang mengalami pencarian jati diri. Melalui peningkatan
pengetahuan
tentang
kehidupan
sosial
akan
mengembangkan
sikap
memahami dan menyesuaikan diri dilingkungan sosial.
Adapun hubungan antara hasil belajar Sosiologi dengan sikap siswa
terhadap lingkungan sosial, salah satunya adalah siswa dapat menyesuaikan
diri dengan lingkungan sosialnya, dimana suatu sikap yang dibentuk dan
dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan siswa terhadap lingkungan sosial yang
dapat diperolehnya melalui proses belajar sosiologi di sekolah. Adanya hasil
belajar Sosiologi menunjukkan adanya perbedaan pengetahuan Sosiologi
pada siswa. Dimana hasil belajar sosiologi yang tinggi menimbulkan dugaan
36
adanya sikap yang positif terhadap lingkungan sosial, tetapi sebaliknya jika
terdapat hasil belajar Sosiologi yang rendah akan menimbulkan suatu dugaan
adanya sikap yang negatif dalam siswa tersebut terhadap lingkungan sosial.
Sehingga akan diteliti ada tidaknya hubungan antara hasil belajar sosiologi
dengan sikap siswa terhadap lingkungan sosial.
F. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian dan kerangka teori diatas, maka hipotesis penelitian
terdiri atas hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha) dapat dirumuskan
sebagai berikut:
Ho : Tidak terdapat korelasi yang signifikan antara hasil belajar Sosiologi
dengan sikap siswa terhadap lingkungan sosial siswa SMA PGRI 56
Ciputat
Ha : Terdapat korelasi yang signifikan antara hasil belajar sosiologi
dengan sikap siswa terhadap lingkungan sosial di SMA PGRI 56
Ciputat.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA PGRI 56 Ciputat, yang alamatnya di
Jalan Pendidikan No 30 Ciputat, Tangerang Selatan.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama bulan Januari 2010.
3. Sumber Data Penelitian
Responden sebagai sumber data adalah kepala sekolah, guru Sosiologi,
orang tua siswa, dan para siswa kelas XI IPS SMA PGRI 56 Ciputat.
Menurut Arikunto, sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana
data dapat diperoleh. Apabila penelitian menggunakan kuesioner atau
wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut
responden yaitu orang yang merespon.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode korelasional dengan prosedur survei
melalui instrument kuesioner untuk melihat pengaruh dan fenomena yang
berkembang pada setiap variabel dan subjek penelitian. Sebagaimana
dikemukakan oleh Vandalen, bahwa survei merupakan bagian dari studi
deskriptif yang bertujuan untuk mencari kedudukan (status) fenomena (gejala)
dan menentukan kesamaan status dengan cara melihat pengaruh antara variabel
X dan variabel Y dengan standar yang sudah ditentukan. 1 Maka prosedur
pemecahan masalah yang digunakan dengan menggambarkan atau melukiskan
keadaan objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta dan data 1
Suharismi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik , (Jakarta: Rieneka
Cipta, 1998), edisi revisi IV, h.14
37 38 data yang ada atau sebagaimana adanaya, kemudian data-data tersebut
dianalisis, dinterpretasikan dan disimpulkan.
C. Populasi dan Sampel
Populasi
menurut
Suharsimi
Arikunto
adalah
keseluruhan
subjek
penelitian. 2 Maka dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh siswa SMA
PGRI
56 Ciputat tahun ajaran 2009/2010 yang telah mempelajari mata
pelajaran Sosiologi.
Mengenai sampel, Suharsimi berpendapat bahwa sampel adalah sebagian
atau wakil populasi yang diteliti.3 Dengan kata lain sampel, adalah bagian yang
diambil dari populasi. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan teknik
purposive sampling, yakni sampel diambil satu kelas yaitu kelas XI.IPS tahun
ajaran 2009/2010 sebanyak 30 orang siswa sebagai objek penelitian.
D. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian lapangan ini penulis berusaha menganalisis data yang ada
dilapangan, sehingga antara pengertian dan teori yang ada dapat dibuktikan
relevansinya. Untuk memperoleh data-data lapangan penulis menggunakan
beberapa teknik pengumpulan data , yaitu:
1. Observasi
Observasi dilakukan oleh peneliti pada awal penelitian untuk mengetahui
apakah dilokasi tersebut peneliti dapat memperoleh data-data penelitian
yang sesuai. Kemudian penulis mengadakan pengamatan dengan seksama
terhadap pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang dilakukan dilokasi penelitian
juga mengamati keadaan lingkungan sekolah seperti fasilitas, kedaaan guru
dan siswa, sarana dan perasarana dan lain-lain.
2. Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab secara langsung atau sambil bertatap
2
3
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian…., hal. 112 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian…., hal 117 39 muka antara pewawancara dengan responden dengan menggunakan
panduan wawancara. Dalam hal ini penulis mengadakan wawancara
dengan kepala sekolah, guru sosiologi, para siswa/i, orang tua dan siswa,
guna mendapatkan informasi tentang segala hal yang berkaitan dengan
masalah yang akan diteliti. Adapun pedoman wawancara terlampir.
3. Angket
Angket/kuesioner yaitu daftar pertanyaan yang setiap pertanyaan
sudah disediakan jawabannya untuk dipilih, atau disediakan tempat untuk
mengisi jawabnnya. Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data
penelitian digunakan skala Likert. Penskoran nilai terhadap pernyataan
dibagi kedalam empat kategori, yaitu:
a. Sangat Setuju (SS)
b. Setuju (S)
c. Tidak setuju (TS)
d. Sangat tidak setuju (STS)
Melalui angket ini peneliti dapat memperoleh data tentang sikap siswa
terhadap lingkungan sosial yang diambil diSMA PGRI 56 Ciputat kelas
XI.IPS
4. Dokumentasi
Studi Dokumentasi dimaksudkan sebagai cara untuk memperoleh data
dengan jalan mengumpulkan catatan tertentu yang nyata, yang sudah
tersedia sebagai sumber penyelidikan. Diambil nilai raport siswa pada
semester 1 mata pelajaran Sosiologi tahun ajaran 2009-2010.
40 E. Variabel Penelitian
Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu
penelitian. 4 Dalam penelitian ini melibatkan dua variabel yaitu:
1. Variabel Hasil Belajar. Variabel ini menduduki posisi sebagai variabel
independen (bebas) yakni masukan yang memberi pengaruh terhadap hasil
variabel ini disimbolkan dengan huruf (X)
2. Variabel Sikap Siswa Terhadap Lingkungan Sosial. Variabel ini menduduki
posisi sebagai variabel dependen (terikat) yakni hasil sebagai pengaruh
variabel independen dan variabel ini disimbolkan dengan huruf (Y).
F. Instrumen Penelitian.
Instrumen
yang
digunakan
dalam
penelitian
ini
adalah
dengan
menggunakan tes objektif bentuk tes skala sikap. Untuk hasil belajar peneliti
ambil dari raport siswa semester 1 dan untuk tes skala sikap dibuat angket,
jumlah soalnya ada 30 butir pertanyaan. Sebelum digunakan, tes angket di uji
cobakan terlebih dahulu dengan maksud untuk mengetahui apakah soal tes
tersebut memenuhi persyaratan validitas dan reliabilitas dengan menggunakan
bantuan shofware SPSS versi 13,0 For Windows. (lampiran ).
4 Suharismi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: 2002),
Cet. VI, hal. 104 41 Tabel. 3.1
Kisi-kisi Sikap siswa Terhadap Lingkungan Sosial
No
1
Aspek
Lingkungan
Keluarga
2
Komponen Sikap
Kognisi
Apeksi
Konasi
1, 2
3*, 4*, 5,6
8, 9
8
15, 17
8
Lingkungan
Sekolah
Jumlah
7*,
10,14
11,16*,18
*
3
Lingkungan
12, 13, 19, 20,
Masyarakat
21*, 22, 29*,
25*,26*
30
Jumlah
12
10
23*, 24,
27, 28
8
Keterangan : * Pada tabel 3.1 diatas soal dibuang
G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ¸
1. Teknik Pengolahan Data
Dari jawaban yang telah diberikan oleh responden kemudian dikompilasi
secara sistematik sesuai dengan metode statistik, tentang judul skripsi yang
penulis buat ini yang terdiri dari stau variabel yaitu yang berkenaan dengan
sikap siswa terhadap lingkungan sosial dengan jumlah pertanyaan 20 soal,
sedangkan hasil belajar siswa diperoleh dari daftar nilai siswa yang
diperoleh dari hasil raport.
Angka-angka yang diperoleh diperhitungkan jumlah skor yang telah
ditentukan tersebut kemudian penulis susun dalam daftar nilai. Dari nilainilai yang ada, penulis membagi dua menjadi nilai variabel (X) hasil belajar
sosiologi siswa dan nilai variabel (Y) adalah sikap siswa terhadap
lingkungan sosial. Nilai variabel X dan Y kemudian diolah dan disajikan
dalam bentuk susunan angka-angka statistik.
14
30
42 2. Teknik Analisis Data
Untuk menganalisis data dalam penelitian ini, penulis melakukan
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Editing
Dalam menganalisis data yang pertama kali harus dilakukan adalah
editing, pada tahap ini dilakukan pengecekkan terhadap pengisian angket.
Setiap angket harus diteliti satu persatu mengenai kelengkapan, kejelasan
dan kebenaran pengisian angket tersebut agar terhindar dari kekeliruan,
kesalahan dalam menetapkan informasi sehingga dapat diperoleh data
yang akurat.
b. Skoring
Skoring merupakan tahap pemberian skor terhadap butir-butir
pertanyaan yang terdapat dalam angket. Dalam setiap pertanyaan
(angket) diberi skor berdasarkan kriteria penilaian yang telah ditentukan
yaitu sebagai berikut:
- Untuk Pernyataan Positif
1. Untuk jawaban Sangat Setuju, diberi nilai 4
2. Untuk jawaban Setuju, diberi nilai 3
3. Untuk jawaban Tidak Setuju, diberi nilai 2
4. Untuk jawaban Sangat Tidak Setuju, diberi nilai 1
- Sedangkan untuk pernyataan negatif, sebagai berikut;
1. Untuk jawaban Sangat Setuju, diberi nilai 1
2. Untuk jawaban Setuju, diberi nilai 2
3. Untuk jawaban Tidak Setuju, diberi nilai 3
4. Untuk jawaban Sangat Tidak Setuju, diberi nilai 4
43 c. Analisis Satu Variabel
Untuk menganalisis setiap variabel digunakan teknik analisa secara
deskriptif, dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
P = ____F____ x 100 %
N
Keterangan:
P = Prosentase untuk setiap kategori jawaban
F = Frekuensi jawaban responden
N = Number of Cases (jumlah frekuensi/ banyaknya individu). 5
Sedangkan untuk menganalisis hubungan kedua variabel tersebut
digunakan teknik analisa korelasional dengan rumus product moment.
Rumus tersebut sebagai berikut:
N .(∑ XY ) − (∑ X ).(∑ Y )
rxy =
{N .∑ X
2
}{
− (∑ X ) 2 . N .∑ Y 2 − (∑ Y ) 2
}
Keterangan:
rxy
: Kooefisien korelasi antara nilai hasil belajar Sosiologi
dengan sikap siswa terhadap lingkungan
N.
: Jumlah frekuensi dalam distribusi
∑XY
: Jumlah perkalian dari skor nilai hasil belajar Sosiologi
dengan sikap siswa.
∑X
: Jumlah skor nilai hasil belajar sosiologi siswa
∑Y
: Jumlah skor sikap siswa terhadap lingkungan sosial
5
Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan. (Jakarta; PT. Raja Grapindo Persada,
2007), Cet. Ke-17, h. 43
44 Kemudian setelah menganalisis hubungan antara kedua variabel di atas,
penulis memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi ”r”
product moment serta menarik kesimpulan yang dilakukan dengan dua
cara:
a. Memberikan interpretasi secara kasar/sederhana dengan pedoman:
Tabel. 3.2
Angka Indeks Korelasi Product Moment
A
Besarnya ”r”
Interpretasi
Product Moment (rxy)
0,00-0,20
Antara variabel X dan Variabel Y terdapat
korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat lemah
atau sangat rendah. Sehingga kolerasi itu
diabaikan atau dianggap tidak ada korelasi
antara variabel X dan Y
0,20-0,40
Antara variabel X dan varibel Y terdapat
korelasi yang lemah atau rendah
0,40-0,70
Antara variabel X dan variabel Y terdapat
korelasi yang sedang atau cukup
0,70-0,90
Antara variabel X dan variabel Y terdapat
korelasi yang kuat
0,90-1,00
Antara variabel X dan variabel Y terdapat
korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi.
45 b. Memberikan interpretasi dengan cara berkonsultasi pada tabel nilai ”r”
product moment.
Untuk lebih memudahkan intrpretasi terhadap angka indeks korelasi
”r” product moment dapat ditempuh dengan jalan berkonsultasi pada
tabel nilai ”r” product moment, prosedurnya adalah sebagai berikut:
1. Merumuskan hipotesa alternatif (Ha) dan hipotesa nihil (Ho)
2. Menguji kebenaran/kepalsuan dari hipotesa yang telah diajukan
dengan jalan membandingkan besarnya ”r” product moment dengan ”r”
yang tercantum dalam tabel nilai (rt), dengan terlebih dahulu mencari
derajat bebasnya (db) atau degrees of freedomnya (df) yang rumusnya
adalah sebaga berikut:
Df = N – nr.
Keterangan:
df = Degrees of freedom
n = Number of Class
nr = Banyaknya Variabel yang dikorelasikan 6
Untuk mencari kontribusi variabel X terhadap Variabel Y penulis
menggunakan rumus sebagai berikut:
KD = r2 X 100%
Keterangan:
KD = Kontribusi Variabel X terhadap Variabel Y
r2 = Koefisien korelasi antar variabel X terhadap variabel Y.
6
206-211
Anas Sudjiono, Pengantar Statistic Pendidikan, (Jakarta:Rajagrafindo Persada, 2008),h.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil penelitian dan analisa yang telah penulis
uraikan pada bab-bab sebelumnya mengenai hubungan antara hasil belajar
sosiologi dengan sikap siswa terhadap lingkungan sosial di SMA PGRI 56
Ciputat, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Hubungan antara hasil belajar sosiologi dengan sikap siswa terhadap
lingkungan sosial adalah 0,571. Artinya hubungan tersebut tergolong
hubungan yang cukup atau sedang. Kemudian rxy dibandingkan dengan
r
tabel
, dan r
tabel
yang diperoleh yaitu sebesar 0,361 pada taraf 5 % dan
0,463 pada taraf 1 %. Dengan demikian rxy lebih besar daripada r
tabel
baik pada taraf 5 % ataupun pada taraf 1 %. Ini berarti terdapat
hubungan yang cukup atau sedang antara variabel hasil belajar sosiologi
dengan sikap siswa terhadap lingkungan sosial di SMA PGRI 56
Ciputat Tangerang Selatan.
2. Kondisi hasil belajar sosiologi siswa kelas XI IPS di SMA PGRI 56
Ciputat cukup bervariasi. Ada yang tinggi, ada yang sedang, dan ada
yang rendah. Ini berarti semua siswa kelas XI IPS SMA PGRI 56
Ciputat tahun Ajaran 2009/2010 hasil belajar sosiologi berpengaruh
terhadap sikap siswa.
3. Kondisi sikap siswa terhadap lingkungan sosial di SMA PGRI 56
Ciputat cukup baik.
76
77
B. Saran-Saran
1. Hendaknya setiap lembaga pendidikan selalu memperhatikan hasil
belajar peserta didik. Karena hasil belajar merupakan salah satu unsur
penting yang harus selalu diperhatikan dalam kegiatan belajar
mengajar, hal ini dimaksudkan untuk mengevaluasi sejauhmana
kemampuan siswa, guna mencapai tujuan dari KBM tersebut.
2. Walaupun hubungan antara hasil belajar sosiologi tidak terlalu kuat,
namun hal ini perlu diperhatikan oleh pihak sekolah karena hasil belajar
sosiologi turut berpengaruh terhadap sikap siswa.
3. Khusus untuk guru Sosiologi, hendaknya selain bisa membangkitkan
semangat belajar, membina dan mengembangkan kreatifitas siswa, juga
dapat menjadi suri tauladan sikap yang baik serta menjadi contoh yang
konkrit bagi siswa yang bisa dibanggakan, dalam melaksanakan
kehidupan sehari-hari.
78
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohammad, Psikologi Remaja: Perkembangan Peserta Didik, Bandung: Bumi Aksara.
Arikunto, Suharismi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik , edisi revisi
IV, Jakarta: Rieneka Cipta, 1998.
Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta, 2009.
Azwar, Saifuddin, Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 1995.
Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2003.
______, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem,
Jakarta:
Bumi Aksara, 2000
Hernawan , Asep, Herry, dkk, Belajar dan Pembelajaran SD, Bandung: UPI
Press, 2007.
Indratno, A. Ferry, T, Kurikulum yang Mencerdaskan Visi 2030 dan Pendidikan
Alternatif, (Jakarta: PT Kompas Media Nusantara 2007.
Iska , Zikri. Neni, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan.
Jakarta: Kizi Brother’s. 2006.
Mudyahardjo, Redja, Pengantar Pendidikan: Sebuah Studi Awal Tentang Dasar
Dasar Pendidikan Pada Umumnya dan Pendidikan di Indones, Jakarta:
PT. RajaGrafindo Persada, 2008.
Muslich, Masnur. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual,
Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008.
79
Nasution, Sejarah Pendidikan Indonesia, Bandung: Jemmars, 1987.
Nurwoko, J. Dwi dan Suyanto, Bagong, Sosiologi: Teks Pengantar dan Terapan,
(Jakarta: Pernada Media Group, 2007
Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2007, Cet. 22.
Sabri, M, Alisuf , Ilmu Pendidikan, Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1999.
Sarwono, Sarlito. Wirawan, Pengantar Umum Psikologi, Jakarta: Bulan Bintang,
2000.
Slameto, Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit Semester (SKS), Jakarta:
Bumi Aksara, 1991.
Sobur, Alex. Psikologi Umum, Bandung: CV Pustaka Setia, 2003.
Soekanto, Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada, 2006.
Sudjiono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta; PT. Raja Grapin
Persada, 2007.
Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2009.
Sugiono, Statistik Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2004.
80
Sukmadinata, Nana. Syaodih, Landasan Psikologi Pendidikan, Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2003.
Supardan, Dadang, Pengantar Ilmu Sosial: Sebuah Kajian Pendekatan
Struktural, Jakarta: Bumi Aksara, 2008
Supriatna, Nana, dkk, Pendidikan IPS SD, Bandung: UPI Press, 2007.
Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2006.
Winkel, W. S. Psikologi Pengajaran, Jakarta: Grasindo, 1996.
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Edisi Khusus, Desember 2006
Koster, Wayan, “Pengaruh Input Sekolah Terhadap Outcom Sekolah Survai di
SLTP Negeri DKI Jakarta”. http://www.google.com. 22 September 2009.
http://id.wikipedia.org/wiki/Sosiologi, 25 Agustus 2009
Lampiran 2
hasil Angket sikap siswa
Butir pertanyaan
Res
Skor
item
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25 6
27
28
29
30
1
3
3
3
1
4
3
3
3
3
4
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
89
2
4
3
4
3
3
2
3
3
3
2
3
3
3
2
2
2
3
3
3
3
4
1
3
3
3
3
2
2
3
2
83
3
3
4
3
3
4
4
4
2
3
3
4
4
3
3
4
3
4
3
4
4
3
3
3
3
3
3
4
3
4
3
101
4
4
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
4
4
92
5
3
4
3
4
4
3
4
4
4
3
4
4
3
4
4
1
4
4
4
4
4
2
3
4
4
4
4
3
4
4
108
6
4
4
4
4
4
4
4
3
4
2
3
3
3
2
3
3
4
3
4
4
3
3
2
3
3
2
3
2
4
3
97
7
4
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
92
8
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
2
9
4
4
3
3
2
1
4
1
3
1
2
2
3
1
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
88
3
3
3
1
3
3
3
3
3
2
4
3
78
10
3
4
4
4
4
4
4
3
3
4
3
3
3
3
3
3
4
2
4
4
4
3
3
3
4
2
4
3
4
4
103
11
4
4
3
3
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
4
4
4
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
4
101
12
3
4
4
4
4
3
4
3
3
3
4
2
3
3
4
3
4
3
4
4
4
2
3
4
3
4
4
3
4
4
104
13
4
3
3
3
3
3
4
3
3
2
3
4
3
3
3
3
3
3
4
3
4
2
3
3
4
3
4
3
4
2
95
14
2
3
3
4
2
4
3
2
1
1
2
2
2
2
2
3
2
2
4
3
4
1
3
3
4
4
4
3
4
4
83
15
3
4
3
3
4
3
3
3
4
3
3
3
4
3
3
3
4
3
4
4
4
3
3
4
4
3
4
3
4
4
103
16
4
4
4
3
4
4
4
3
4
3
4
17
3
4
3
3
4
3
4
3
3
2
4
3
4
3
4
3
4
3
4
4
4
3
3
4
3
4
3
4
4
4
109
3
4
2
3
3
3
2
4
3
4
4
3
3
3
3
3
2
3
3
94
18
3
4
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
2
3
3
3
3
4
4
4
3
2
3
3
3
3
3
4
4
95
19
3
4
4
4
4
4
4
3
4
2
4
4
4
3
3
3
3
3
4
4
4
3
3
4
4
4
5
4
4
1
4
106
Total
64
69
63
61
66
61
71
55
62
51
61
57
59
50
58
54
64
55
70
66
68
47
54
62
63 9
64
55
67
65
1821
Lampiran 3
Uji Coba Validitas butir pertanyaan angket
Correlations
a1
a2
a3
a4
Pea
rson
Corr
elati
on
Sig.
(2taile
d)
N
Pea
rson
Corr
elati
on
Sig.
(2taile
d)
N
Pea
rson
Corr
elati
on
Sig.
(2taile
d)
N
Pea
rson
Corr
elati
a1
4
a1
5
a1
6
a1
7
a1
8
a1
9
a2
0
a2
1
a2
2
a
2
3
a2
4
a2
5
a2
6
a2
7
a2
8
a2
9
a3
0
VA
R00
023
,0
8
9
,3
43
,2
05
,4
42
,3
42
,1
43
,1
06
,5
28
(*)
,3
56
,1
67
,3
53
,0
62
,0
21
,1
57
,0
99
,5
49
(*)
,0
1
3
,1
22
,1
79
,1
98
,3
53
,0
62
,0
99
,0
65
,57
2 (*)
,2
56
,7
1
8
,1
50
,3
99
,0
58
,1
51
,5
59
,6
65
,0
20
,1
35
,4
95
,1
38
,8
01
,9
32
,5
22
,6
87
,0
15
,9
5
7
,6
19
,4
64
,4
15
,1
38
,8
01
,6
87
,7
91
,11
7
19
19
1
9
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
1
9
19
19
19
19
19
19
19
19
,1
50
,5
34
(*)
,2
10
,2
8
7
,0
45
,5
87
(**
)
,1
00
,4
40
,1
68
,5
41
(*)
,0
69
,4
27
,0
20
,6
72
(**
)
,2
50
,4
20
,7
25
(**
)
,2
33
,4
42
,3
3
1
,4
56
(*)
,0
49
,1
26
,2
96
,0
52
,2
09
,4
77
(*)
,61
5(**
)
,0
02
,5
41
,0
19
,3
89
,2
3
4
,8
55
,0
08
,6
84
,0
60
,4
91
,0
17
,7
79
,0
68
,9
37
,0
02
,3
03
,0
73
,0
00
,3
38
,0
58
,1
6
7
,0
49
,8
41
,6
09
,2
18
,8
33
,3
90
,0
39
,00
5
19
19
19
19
1
9
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
1
9
19
19
19
19
19
19
19
19
1
,2
63
,1
41
,1
87
,1
0
8
,1
12
,0
92
,2
49
,2
33
,0
00
,1
30
,2
06
,0
59
,1
83
,2
36
,0
76
,2
69
,4
18
,3
38
,0
22
,2
9
4
,1
49
,0
26
,2
89
,0
41
,1
30
,1
21
,2
56
,23
4
,2
77
,5
66
,4
44
,6
5
9
,6
49
,7
09
,3
04
,3
37
1,
00
0
,5
97
,3
98
,8
10
,4
53
,3
31
,7
58
,2
65
,0
75
,1
57
,9
29
,2
2
2
,5
43
,9
17
,2
31
,8
68
,5
97
,6
23
,2
89
,33
4
a4
,5
87
(**
)
a5
,6
63
(**
)
a6
1
,1
52
,1
79
,2
74
,5
35
,4
64
,0
08
,0
02
19
19
19
1
,6
55
(**
)
,5
35
a1
3
a9
a3
,1
52
a1
2
a8
a2
19
a1
1
a1
0
a1
a
7
19
19
,1
79
,6
55
(**
)
,4
64
,0
02
19
19
19
19
19
19
1
9
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
1
9
19
19
19
19
19
19
19
19
,5
87
(**
,1
50
,2
63
1
,3
52
,3
98
,1
5
1
,0
09
,2
41
,0
19
,3
25
,0
00
,2
01
,2
67
,2
57
,0
76
,0
57
,3
72
,2
63
,2
67
,0
45
,2
91
,1
6
7
,0
88
,1
91
,0
09
,4
20
,0
10
,1
69
,1
23
,23
8
on
Sig.
(2taile
d)
N
a5
a6
a7
a8
Pea
rson
Corr
elati
on
Sig.
(2taile
d)
N
Pea
rson
Corr
elati
on
Sig.
(2taile
d)
N
Pea
rson
Corr
elati
on
Sig.
(2taile
d)
N
Pea
rson
Corr
elati
on
)
,1
40
,0
91
,5
3
7
,9
72
,3
20
,9
37
,1
74
1,
00
0
,4
09
,2
70
,2
88
,7
58
,8
16
,1
17
,2
77
,2
70
,8
55
,2
26
,4
9
3
,7
20
,4
34
,9
72
,0
73
,9
67
,4
90
,6
15
,32
6
19
19
19
1
9
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
1
9
19
19
19
19
19
19
19
19
,1
41
,3
52
1
,5
17
(*)
,2
4
1
,6
00
(**
)
,6
12
(**
)
,6
16
(**
)
,7
72
(**
)
,3
59
,5
70
(*)
,6
20
(**
)
,7
09
(**
)
,1
88
,7
59
(**
)
,2
74
,3
08
,5
81
(**
)
,1
24
,7
33
(**
)
,1
2
3
,4
64
(*)
,0
26
,0
06
,2
25
,2
74
,3
47
,2
55
,81
7(**
)
,0
19
,5
66
,1
40
,0
23
,3
2
0
,0
07
,0
05
,0
05
,0
00
,1
31
,0
11
,0
05
,0
01
,4
40
,0
00
,2
57
,2
00
,0
09
,6
13
,0
00
,6
1
5
,0
45
,9
15
,9
79
,3
55
,2
57
,1
45
,2
93
,00
0
19
19
19
19
19
19
1
9
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
1
9
19
19
19
19
19
19
19
19
,2
74
,2
10
,1
87
,3
98
,5
17
(*)
1
,1
6
4
,3
67
,0
91
,3
40
,3
53
,3
18
,0
72
,4
62
(*)
,4
30
,5
43
(*)
,2
98
,0
72
,4
82
(*)
,4
27
,0
95
,5
12
(*)
,2
5
8
,1
48
,2
57
,0
62
,4
17
,5
50
(*)
,0
95
,4
40
,65
4(**
)
,2
56
,3
89
,4
44
,0
91
,0
23
,5
0
2
,1
22
,7
11
,1
55
,1
38
,1
85
,7
69
,0
47
,0
66
,0
16
,2
15
,7
69
,0
37
,0
68
,6
98
,0
25
,2
8
7
,5
46
,2
89
,8
01
,0
76
,0
15
,6
98
,0
60
,00
2
19
19
19
19
19
19
1
9
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
1
9
19
19
19
19
19
19
19
19
,0
89
,2
87
,1
08
,1
51
,2
41
,1
64
1
,0
88
,2
20
,0
58
,4
00
,3
68
,1
14
,2
08
,4
47
,0
43
,3
79
,1
03
,1
08
,0
88
,2
68
,2
00
,0
6
9
,0
86
,1
08
,0
88
,1
73
,1
03
,0
25
,0
19
,32
6
,7
18
,2
34
,6
59
,5
37
,3
20
,5
02
,7
19
,3
65
,8
12
,0
90
,1
21
,6
42
,3
93
,0
55
,8
61
,1
10
,6
76
,6
59
,7
20
,2
68
,4
12
,7
7
9
,7
27
,6
59
,7
19
,4
78
,6
76
,9
18
,9
40
,17
3
19
19
19
19
19
19
1
9
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
1
9
19
19
19
19
19
19
19
19
,3
43
,0
45
,1
12
,0
09
,6
00
(**
)
,3
67
,0
8
8
1
,5
21
(*)
,6
08
(**
)
,4
58
(*)
,3
80
,1
80
,6
50
(**
)
,4
22
,0
96
,3
87
,4
15
,0
65
,1
56
,1
93
,3
96
,2
9
7
,2
85
,1
12
,0
27
,0
37
,2
66
,3
07
,2
25
,55
6(*)
,0
08
,5
41
,2
77
19
19
19
,6
63
(**
)
,5
34
(*)
,0
02
Sig.
(2taile
d)
N
a9
a10
a11
a12
Pea
rson
Corr
elati
on
Sig.
(2taile
d)
N
Pea
rson
Corr
elati
on
Sig.
(2taile
d)
N
Pea
rson
Corr
elati
on
Sig.
(2taile
d)
N
Pea
rson
Corr
elati
on
Sig.
(2-
,1
50
,8
55
,6
49
,9
72
,0
07
,1
22
,7
1
9
,0
22
,0
06
,0
49
,1
09
,4
60
,0
03
,0
72
,6
96
,1
02
,0
77
,7
91
,5
24
,4
29
,0
93
,2
1
8
,2
37
,6
49
,9
13
,8
80
,2
70
,2
02
,3
55
,01
3
19
19
19
19
19
19
1
9
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
1
9
19
19
19
19
19
19
19
19
,2
05
,5
87
(**
)
,0
92
,2
41
,6
12
(**
)
,0
91
,2
2
0
,5
21
(*)
1
,3
92
,4
74
(*)
,4
54
,5
97
(**
)
,3
15
,4
56
(*)
,0
26
,6
54
(**
)
,6
04
(**
)
,0
92
,5
36
(*)
,0
16
,5
07
(*)
,4
4
7
,4
49
,0
92
,0
61
,1
07
,2
04
,1
34
,2
07
,59
9(**
)
,3
99
,0
08
,7
09
,3
20
,0
05
,7
11
,3
6
5
,0
22
,0
97
,0
40
,0
51
,0
07
,1
89
,0
50
,9
14
,0
02
,0
06
,7
09
,0
18
,9
49
,0
27
,0
5
5
,0
54
,7
09
,8
05
,6
63
,4
03
,5
86
,3
95
,00
7
19
19
19
19
19
19
1
9
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
1
9
19
19
19
19
19
19
19
19
,4
42
,1
00
,2
49
,0
19
,6
16
(**
)
,3
40
,0
5
8
,6
08
(**
)
,3
92
1
,3
25
,0
94
,0
70
,6
23
(**
)
,5
37
(*)
,3
18
,5
48
(*)
,2
62
,1
18
,2
25
,1
89
,5
10
(*)
,1
5
9
,0
80
,1
45
,2
26
,0
22
,3
73
,0
65
,3
20
,50
2(*)
,0
58
,6
84
,3
04
,9
37
,0
05
,1
55
,8
1
2
,0
06
,0
97
,1
75
,7
01
,7
76
,0
04
,0
18
,1
84
,0
15
,2
78
,6
32
,3
54
,4
39
,0
26
,5
1
6
,7
44
,5
53
,3
52
,9
28
,1
16
,7
91
,1
82
,02
8
19
19
19
19
19
19
1
9
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
1
9
19
19
19
19
19
19
19
19
,3
42
,4
40
,2
33
,3
25
,7
72
(**
)
,3
53
,4
0
0
,4
58
(*)
,4
74
(*)
,3
25
1
,5
29
(*)
,5
56
(*)
,5
76
(**
)
,8
21
(**
)
,0
54
,5
20
(*)
,2
21
,4
17
,5
33
(*)
,2
93
,5
35
(*)
,1
4
9
,5
74
(*)
,0
49
,3
45
,2
25
,3
76
,4
02
,1
67
,78
5(**
)
,1
51
,0
60
,3
37
,1
74
,0
00
,1
38
,0
9
0
,0
49
,0
40
,1
75
,0
20
,0
13
,0
10
,0
00
,8
27
,0
22
,3
64
,0
75
,0
19
,2
24
,0
18
,5
4
4
,0
10
,8
44
,1
48
,3
54
,1
13
,0
88
,4
93
,00
0
19
19
19
19
19
19
1
9
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
1
9
19
19
19
19
19
19
19
19
,1
43
,1
68
,0
00
,0
00
,3
59
,3
18
,3
6
8
,3
80
,4
54
,0
94
,5
29
(*)
1
,2
94
,4
87
(*)
,4
02
,1
38
,2
79
,2
94
,3
49
,3
25
,1
64
,2
97
,0
0
0
,1
84
,3
49
,0
00
,2
79
,2
94
,1
64
,1
20
,51
9(*)
,5
59
,4
91
1,
00
1,
00
,1
31
,1
85
,1
2
,1
09
,0
51
,7
01
,0
20
,2
22
,0
34
,0
88
,5
72
,2
47
,2
22
,1
43
,1
75
,5
02
,2
17
1,
0
,4
50
,1
43
1,
00
,2
47
,2
22
,5
02
,6
24
,02
3
taile
d)
N
a13
a14
a15
a16
Pea
rson
Corr
elati
on
Sig.
(2taile
d)
N
Pea
rson
Corr
elati
on
Sig.
(2taile
d)
N
Pea
rson
Corr
elati
on
Sig.
(2taile
d)
N
Pea
rson
Corr
elati
on
Sig.
(2taile
d)
0
0
1
19
19
19
19
19
19
1
9
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
,1
06
,5
41
(*)
,1
30
,2
01
,5
70
(*)
,0
72
,1
1
4
,1
80
,5
97
(**
)
,0
70
,5
56
(*)
,2
94
1
,1
06
,2
99
,0
51
,3
71
,2
09
,3
35
,3
92
,3
56
,4
72
(*)
,6
65
,0
17
,5
97
,4
09
,0
11
,7
69
,6
4
2
,4
60
,0
07
,7
76
,0
13
,2
22
,6
67
,2
14
,8
35
,1
18
,3
90
,1
61
,0
97
,1
35
19
19
19
19
19
19
1
9
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
,5
28
(*)
,0
69
,2
06
,2
67
,6
20
(**
)
,4
62
(*)
,2
0
8
,6
50
(**
)
,3
15
,6
23
(**
)
,5
76
(**
)
,4
87
(*)
,1
06
1
,7
02
(**
)
,0
14
,4
87
(*)
,3
24
,3
04
,0
20
,7
79
,3
98
,2
70
,0
05
,0
47
,3
9
3
,0
03
,1
89
,0
04
,0
10
,0
34
,6
67
,0
01
,9
54
,0
35
,1
76
19
19
19
19
19
19
1
9
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
,3
56
,4
27
,0
59
,2
57
,7
09
(**
)
,4
30
,4
4
7
,4
22
,4
56
(*)
,5
37
(*)
,8
21
(**
)
,4
02
,2
99
,7
02
(**
)
1
,0
23
,1
35
,0
68
,8
10
,2
88
,0
01
,0
66
,0
5
5
,0
72
,0
50
,0
18
,0
00
,0
88
,2
14
,0
01
19
19
19
19
19
19
1
9
19
19
19
19
19
19
19
19
,1
67
,0
20
,1
83
,0
76
,1
88
,5
43
(*)
,0
4
3
,0
96
,0
26
,3
18
,0
54
,1
38
,0
51
,0
14
,0
23
,4
95
,9
37
,4
53
,7
58
,4
40
,0
16
,8
6
1
,6
96
,9
14
,1
84
,8
27
,5
72
,8
35
,9
54
,9
24
0
0
1
9
0
19
19
19
19
19
19
19
19
,0
8
3
,5
36
(*)
,0
76
,2
66
,0
43
,2
09
,4
17
,1
64
,52
9(*)
,0
41
,7
3
7
,0
18
,7
58
,2
70
,8
61
,3
90
,0
76
,5
03
,02
0
19
19
1
9
19
19
19
19
19
19
19
19
,3
67
,1
69
,3
20
,1
9
4
,5
10
(*)
,3
76
,2
14
,4
87
(*)
,6
11
(**
)
,3
12
,2
28
,72
2(**
)
,2
05
,1
23
,4
90
,1
81
,4
2
6
,0
26
,1
13
,3
78
,0
35
,0
05
,1
94
,3
47
,00
0
19
19
19
19
19
1
9
19
19
19
19
19
19
19
19
,6
93
(**
)
,3
32
,4
34
,6
15
(**
)
,0
74
,4
81
(*)
,0
3
8
,5
41
(*)
,0
59
,2
58
,3
94
,4
90
(*)
,1
02
,3
33
,82
4(**
)
,9
24
,0
01
,1
65
,0
64
,0
05
,7
63
,0
37
,8
7
8
,0
17
,8
10
,2
87
,0
95
,0
33
,6
78
,1
64
,00
0
19
19
19
19
19
19
19
1
9
19
19
19
19
19
19
19
19
1
,0
16
,2
14
,0
10
,1
04
,2
30
,4
85
(*)
,3
6
3
,2
47
,2
03
,2
36
,0
16
,2
74
,3
16
,1
68
,14
7
,9
47
,3
79
,9
67
,6
71
,3
44
,0
35
,1
2
7
,3
08
,4
04
,3
30
,9
47
,2
56
,1
88
,4
91
,54
8
N
a17
a18
a19
a20
Pea
rson
Corr
elati
on
Sig.
(2taile
d)
N
Pea
rson
Corr
elati
on
Sig.
(2taile
d)
N
Pea
rson
Corr
elati
on
Sig.
(2taile
d)
N
Pea
rson
Corr
elati
on
Sig.
(2taile
d)
N
19
19
19
19
19
19
1
9
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
1
9
19
19
19
19
19
19
19
19
,3
53
,6
72
(**
)
,2
36
,0
57
,7
59
(**
)
,2
98
,3
7
9
,3
87
,6
54
(**
)
,5
48
(*)
,5
20
(*)
,2
79
,3
71
,4
87
(*)
,6
93
(**
)
,0
16
1
,4
49
,2
36
,6
68
(**
)
,0
10
,4
07
,2
2
2
,4
44
,0
41
,1
04
,2
21
,1
21
,1
93
,2
76
,69
2(**
)
,1
38
,0
02
,3
31
,8
16
,0
00
,2
15
,1
1
0
,1
02
,0
02
,0
15
,0
22
,2
47
,1
18
,0
35
,0
01
,9
47
,0
54
,3
31
,0
02
,9
69
,0
83
,3
6
1
,0
57
,8
68
,6
71
,3
63
,6
22
,4
29
,2
53
,00
1
19
19
19
19
19
19
1
9
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
1
9
19
19
19
19
19
19
19
19
,0
62
,2
50
,0
76
,3
72
,2
74
,0
72
,1
0
3
,4
15
,6
04
(**
)
,2
62
,2
21
,2
94
,2
09
,3
24
,3
32
,2
14
,4
49
1
,1
30
,1
81
,1
63
,1
23
,3
4
4
,3
30
,0
76
,3
29
,0
43
,1
36
,0
30
,1
19
,33
4
,8
01
,3
03
,7
58
,1
17
,2
57
,7
69
,6
7
6
,0
77
,0
06
,2
78
,3
64
,2
22
,3
90
,1
76
,1
65
,3
79
,0
54
,5
97
,4
59
,5
06
,6
17
,1
4
9
,1
67
,7
58
,1
69
,8
61
,5
78
,9
01
,6
27
,16
2
19
19
19
19
19
19
1
9
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
1
9
19
19
19
19
19
19
19
19
,0
21
,4
20
,2
69
,2
63
,3
08
,4
82
(*)
,1
0
8
,0
65
,0
92
,1
18
,4
17
,3
49
,3
35
,3
04
,4
34
,0
10
,2
36
,1
30
1
,6
45
(**
)
,5
67
(*)
,2
55
,0
1
6
,4
06
,4
62
(*)
,2
89
,6
25
(**
)
,2
81
,3
50
,2
56
,56
2(*)
,9
32
,0
73
,2
65
,2
77
,2
00
,0
37
,6
5
9
,7
91
,7
09
,6
32
,0
75
,1
43
,1
61
,2
05
,0
64
,9
67
,3
31
,5
97
,0
03
,0
11
,2
93
,9
4
7
,0
85
,0
47
,2
31
,0
04
,2
44
,1
42
,2
89
,01
2
19
19
19
19
19
19
1
9
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
1
9
19
19
19
19
19
19
19
19
,1
57
,7
25
(**
)
,4
18
,2
67
,5
81
(**
)
,4
27
,0
8
8
,1
56
,5
36
(*)
,2
25
,5
33
(*)
,3
25
,3
92
,3
67
,6
15
(**
)
,1
04
,6
68
(**
)
,1
81
,6
45
(**
)
1
,3
82
,3
52
,1
6
7
,6
30
(**
)
,2
63
,1
73
,4
87
(*)
,3
72
,2
58
,5
02
(*)
,75
4(**
)
,5
22
,0
00
,0
75
,2
70
,0
09
,0
68
,7
2
0
,5
24
,0
18
,3
54
,0
19
,1
75
,0
97
,1
23
,0
05
,6
71
,0
02
,4
59
,0
03
,1
06
,1
39
,4
9
3
,0
04
,2
77
,4
78
,0
35
,1
17
,2
85
,0
28
,00
0
19
19
19
19
19
19
1
9
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
1
9
19
19
19
19
19
19
19
19
19
a21
a22
a23
a24
a25
Pea
rson
Corr
elati
on
Sig.
(2taile
d)
N
Pea
rson
Corr
elati
on
Sig.
(2taile
d)
N
Pea
rson
Corr
elati
on
Sig.
(2taile
d)
N
Pea
rson
Corr
elati
on
Sig.
(2taile
d)
N
Pea
rson
,0
99
,2
33
,3
38
,0
45
,1
24
,0
95
,2
6
8
,1
93
,0
16
,1
89
,2
93
,1
64
,3
56
,1
69
,0
74
,2
30
,0
10
,1
63
,5
67
(*)
,3
82
,6
87
,3
38
,1
57
,8
55
,6
13
,6
98
,2
6
8
,4
29
,9
49
,4
39
,2
24
,5
02
,1
35
,4
90
,7
63
,3
44
,9
69
,5
06
,0
11
,1
06
19
19
19
19
19
19
1
9
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
,5
49
(*)
,4
42
,0
22
,2
91
,7
33
(**
)
,5
12
(*)
,2
0
0
,3
96
,5
07
(*)
,5
10
(*)
,5
35
(*)
,2
97
,4
72
(*)
,3
20
,4
81
(*)
,4
85
(*)
,4
07
,1
23
,2
55
,3
52
,0
27
,0
15
,0
58
,9
29
,2
26
,0
00
,0
25
,4
1
2
,0
93
,0
27
,0
26
,0
18
,2
17
,0
41
,1
81
,0
37
,0
35
,0
83
,6
17
,2
93
,1
39
,9
11
19
19
19
19
19
19
1
9
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
,0
13
,3
31
,2
94
,1
67
,1
23
,2
58
,0
6
9
,2
97
,4
47
,1
59
,1
49
,0
00
,0
83
,1
94
,0
38
,3
63
,2
22
,3
44
,0
16
,1
67
,9
57
,1
67
,2
22
,4
93
,6
15
,2
87
,7
7
9
,2
18
,0
55
,5
16
,5
44
1,
00
0
,7
37
,4
26
,8
78
,1
27
,3
61
,1
49
,9
47
19
19
19
19
19
19
1
9
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
,1
22
,4
56
(*)
,1
49
,0
88
,4
64
(*)
,1
48
,0
8
6
,2
85
,4
49
,0
80
,5
74
(*)
,1
84
,5
36
(*)
,5
10
(*)
,5
41
(*)
,2
47
,4
44
,6
19
,0
49
,5
43
,7
20
,0
45
,5
46
,7
2
7
,2
37
,0
54
,7
44
,0
10
,4
50
,0
18
,0
26
,0
17
,3
08
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
,1
,0
49
,0
,1
91
,0
26
,2
57
,1
12
,0
,1
,0
,3
49
,0
76
,3
76
,0
1
9
,1
,0
27
,2
1
5
,5
10
(*)
,5
79
(**
)
,4
73
(*)
,3
57
,2
24
,5
11
(*)
,2
16
,33
7
,9
11
,3
7
6
,0
26
,0
09
,0
41
,1
33
,3
57
,0
25
,3
73
,15
8
19
1
9
19
19
19
19
19
19
19
19
1
,2
7
8
,0
92
,1
16
,2
96
,0
76
,2
27
,0
27
,2
11
,59
2(**
)
,2
4
9
,7
07
,6
35
,2
19
,7
58
,3
50
,9
11
,3
86
,00
8
19
1
9
19
19
19
19
19
19
19
19
,2
15
,2
78
1
,2
59
,2
94
,2
97
,2
74
,1
79
,3
69
,1
58
,09
4
,4
93
,3
76
,2
49
,2
85
,2
22
,2
18
,2
56
,4
64
,1
20
,5
19
,70
1
19
19
19
19
1
9
19
19
19
19
19
19
19
19
,3
30
,4
06
,6
30
(**
)
,5
10
(*)
,0
92
,2
5
9
1
,3
65
,6
48
(**
)
,4
44
,5
47
(*)
,4
59
(*)
,5
13
(*)
,68
3(**
)
,0
57
,1
67
,0
85
,0
04
,0
26
,7
07
,2
8
5
,1
24
,0
03
,0
57
,0
15
,0
48
,0
25
,00
1
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
,2
,0
,0
,4
62
,2
63
,5
79
,1
,3
65
1
,2
42
,7
38
,3
35
,3
,2
48
,28
5
1
1
9
,2
9
Corr
elati
on
Sig.
(2taile
d)
N
a26
a27
a28
a29
Pea
rson
Corr
elati
on
Sig.
(2taile
d)
N
Pea
rson
Corr
elati
on
Sig.
(2taile
d)
N
Pea
rson
Corr
elati
on
Sig.
(2taile
d)
N
Pea
rson
Corr
elati
79
26
0
8
92
45
49
59
03
41
76
(*)
(**
)
16
4
(**
)
,4
64
,8
41
,9
17
,4
34
,9
15
,2
89
,6
5
9
,6
49
,7
09
,5
53
,8
44
,1
43
,7
58
,1
13
,8
10
,4
04
,8
68
,7
58
,0
47
,2
77
,0
09
,6
35
,2
2
2
,1
24
19
19
19
19
19
19
1
9
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
1
9
19
,1
98
,1
26
,2
89
,0
09
,0
06
,0
62
,0
8
8
,0
27
,0
61
,2
26
,3
45
,0
00
,2
66
,2
14
,2
58
,2
36
,1
04
,3
29
,2
89
,1
73
,4
73
(*)
,2
96
,2
9
7
,4
15
,6
09
,2
31
,9
72
,9
79
,8
01
,7
1
9
,9
13
,8
05
,3
52
,1
48
1,
00
0
,2
70
,3
78
,2
87
,3
30
,6
71
,1
69
,2
31
,4
78
,0
41
,2
19
19
19
19
19
19
19
1
9
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
,3
53
,2
96
,0
41
,4
20
,2
25
,4
17
,1
7
3
,0
37
,1
07
,0
22
,2
25
,2
79
,0
43
,4
87
(*)
,3
94
,0
16
,2
21
,0
43
,6
25
(**
)
,4
87
(*)
,1
38
,2
18
,8
68
,0
73
,3
55
,0
76
,4
7
8
,8
80
,6
63
,9
28
,3
54
,2
47
,8
61
,0
35
,0
95
,9
47
,3
63
,8
61
,0
04
19
19
19
19
19
19
1
9
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
,0
62
,0
52
,1
30
,0
10
,2
74
,5
50
(*)
,1
0
3
,2
66
,2
04
,3
73
,3
76
,2
94
,2
09
,6
11
(**
)
,4
90
(*)
,2
74
,1
21
,8
01
,8
33
,5
97
,9
67
,2
57
,0
15
,6
7
6
,2
70
,4
03
,1
16
,1
13
,2
22
,3
90
,0
05
,0
33
,2
56
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
,0
99
,2
09
,1
21
,1
69
,3
47
,0
95
,3
07
,1
34
,0
65
,4
02
,1
64
,4
17
,3
12
,1
02
1
9
,0
2
5
38
,3
18
,0
00
,1
61
,1
57
,3
07
,23
7
19
19
19
19
19
19
19
,6
48
(**
)
,2
42
1
,3
20
,4
78
(*)
,1
93
,3
85
,32
7
,2
1
8
,0
03
,3
18
,1
82
,0
38
,4
29
,1
03
,17
2
19
1
9
19
19
19
19
19
19
19
19
,3
57
,0
76
,2
7
4
,4
44
,7
38
(**
)
,3
20
1
,4
49
,1
93
,4
10
,51
7(*)
,0
35
,1
33
,7
58
,2
5
6
,0
57
,0
00
,1
82
,0
54
,4
29
,0
81
,02
3
19
19
19
19
1
9
19
19
19
19
19
19
19
19
,1
36
,2
81
,3
72
,2
24
,2
27
,1
7
9
,5
47
(*)
,3
35
,4
78
(*)
,4
49
1
,0
30
,5
44
(*)
,64
5(**
)
,6
22
,5
78
,2
44
,1
17
,3
57
,3
50
,4
6
4
,0
15
,1
61
,0
38
,0
54
,9
01
,0
16
,00
3
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
,3
16
,1
93
,0
30
,3
50
,2
58
,5
11
(*)
,0
27
,4
59
(*)
,3
38
,1
93
,1
93
,0
30
1
,1
00
,28
0
1
9
,3
6
9
on
Sig.
(2taile
d)
N
a30
VA
R00
023
Pea
rson
Corr
elati
on
Sig.
(2taile
d)
N
Pea
rson
Corr
elati
on
Sig.
(2taile
d)
N
,6
87
,3
90
,6
23
,4
90
,1
45
,6
98
,9
1
8
,2
02
,5
86
,7
91
,0
88
,5
02
,0
76
,1
94
,6
78
,1
88
,4
29
,9
01
,1
42
,2
85
,0
25
,9
11
,1
2
0
,0
48
,1
57
,4
29
,4
29
,9
01
19
19
19
19
19
19
1
9
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
1
9
19
19
19
19
19
,0
65
,4
77
(*)
,2
56
,1
23
,2
55
,4
40
,0
1
9
,2
25
,2
07
,3
20
,1
67
,1
20
,1
64
,2
28
,3
33
,1
68
,2
76
,1
19
,2
56
,5
02
(*)
,2
16
,2
11
,1
5
8
,5
13
(*)
,2
48
,3
85
,4
10
,7
91
,0
39
,2
89
,6
15
,2
93
,0
60
,9
4
0
,3
55
,3
95
,1
82
,4
93
,6
24
,5
03
,3
47
,1
64
,4
91
,2
53
,6
27
,2
89
,0
28
,3
73
,3
86
,5
1
9
,0
25
,3
07
,1
03
19
19
19
19
19
19
1
9
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
1
9
19
19
,5
72
(*)
,6
15
(**
)
,2
34
,2
38
,8
17
(**
)
,6
54
(**
)
,3
2
6
,5
56
(*)
,5
99
(**
)
,5
02
(*)
,7
85
(**
)
,5
19
(*)
,5
29
(*)
,7
22
(**
)
,8
24
(**
)
,1
47
,6
92
(**
)
,3
34
,5
62
(*)
,7
54
(**
)
,3
37
,5
92
(**
)
,0
9
4
,6
83
(**
)
,1
17
,0
05
,3
34
,3
26
,0
00
,0
02
,1
7
3
,0
13
,0
07
,0
28
,0
00
,0
23
,0
20
,0
00
,0
00
,5
48
,0
01
,1
62
,0
12
,0
00
,1
58
,0
08
,7
0
1
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
1
9
1
19 19
9
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
19
19
19
19
19
19
,6
84
,24
5
19
19
19
,5
44
(*)
,1
00
1
,56
3(*)
,0
81
,0
16
,6
84
19
19
19
19
19
19
,2
85
,3
27
,5
17
(*)
,6
45
(**
)
,2
80
,5
63
(*)
1
,0
01
,2
37
,1
72
,0
23
,0
03
,2
45
,0
12
19
19
19
19
19
19
19
,01
2
19
Lampiran 4
Uji Reliabilitas
Case Processing Summary
Cases
Valid
N
%
19
100,0
Exclude
0
d(a)
,0
Total
100,0
19
a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of
Items
,855
20
Lampiran 1
Angket mengenai sikap siswa terhadap lingkungan
Dengan Hormat,
Dalam rangka penelitian mengenai hubungan antara hasi belajar sosiologi
dengan sikap siswa terhadap lingkungan sosial, maka saya mahasiswi Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan ingin bekerjasama dengan sdr/sdri, untuk mengisi
angket ini yang berhubungan dengan judul Skripsi diatas.
Dengan ini saya memohon bantuan dan kesediaan saudara/i untuk mengisi
angket ini.
Petunjuk Pengisian Angket:
1. Dibawah ini terdapat pertanyaan-pertanyaan, berilah tanda Cheklist (√)
atau tanda silang (X) untuk jawaban yang sesuai dengan diri anda.
2. peneliti berharap kejujuran saudara/i dalam menjawab setiap pertanyaan.
3. Identitas pengisisan angket ini kami jamin kerahasiaannya
4. Pertanyaan ini tidak ada hubungannya dengan penilaian belajar anda
5. Atas kesediaan dan kerjasama saudara/i saya ucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya.
No
Pertanyaan
1
Menurut saya lingkungan keluarga sangat penting karena
tempat pertama kita bersosialisasi
Lingkungan keluarga menurut saya tidak penting karena
tidak berpengruh apa-apa bagi saya
Keluarga saya adalah keluarga yang tidak harmonis yang
selalu membuat saya tidak nyaman tingal dirumah
Menurut saya keluarga saya adalah keluarga yang harmonis
sehingga membuat saya nyaman tingal dirumah
2
3
4
5
6
7
8
Saya tidak pernah malu sedikitpun ketika datang terlambat
kesekolah
Karena orang tua tidak memperdulikan saya maka saya
bebas berkehendak apapun
Saya sangat menyayangi dan menghormati kedua orang tua
saya karena mereka adalah orang yang berarti dalam hidup
saya
Saya termasuk anak yang penurut dan selalu mendengarkan
nasihat orang tua saya
SS
S
TS
STS
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
Saya tidak pernah mendengarkan nasehat siapapun termasuk
orang tua saya sendiri
Lingkungan sekolah tempat saya belajar sangat kumuh
sehingga tidak mendukung untuk belajar-mengajar
Saya merasa malu ketika datang terlambat kesekolah
apalagi bolos sekolah
Setelah saya belajar sosiologi, saya memahami bagaimana
cara bermasyarakat yang baik.
Walaupun telah belajar sosiologi tapi saya tidak memahami
cara bermasyarakat yang baik
Menurut saya lingkungan sekolah saya sangat bersih,
sehingga mendukung untuk kegiatan belajar
Walaupun teman saya memaksa mengajak saya untuk bolos,
tapi saya tetap menolaknya
Bagi saya belajar sosiologi sangat menyenangkan karena
mempelajari kehidupan kita sehari-hari
Karena gengsi ketika saya diajak oleh teman untuk bolos
sekolah maka akhirnya saya mengikutinya
Bagi saya belajar sosiologi sangat membosankan sehingga
saya malas untuk mempelajarinya
Menurut saya hidup bermasyarakat harus saling
menghormati dan saling tolong-menolong
Menurut saya hidup bermasyarakat tidak harus saling
menghormati dan saling tolong-menolong
Hidup bermasyarakat akan harmonis jika ada komunikasi
yang baik antar sesama
Walaupun sudah terjalin komunikasi yang baik belum tentu
hidup masyarakat harmonis
Saya selalu menolong orang yang sedang membutuhkan
pertolongan
Saya malas untuk membantu orang lain, karena orag lain
pun tidak peduli dengan saya
Saya senang bergaul dengan tetangga sekitar
Saya malas bergaul dengan tetangga saya karena tetanga
saya pun tidak peduli dengan saya
Saya selalu berhati-hati ketika bertingkah laku terhadap
orang lain
Saya bertingkah laku sesuka hati saya sendiri
29
Menurut saya tawuran adalah perbuatan yang tercela yang
dapat merugikan diri sendiri dan orang lain
30
Tawuran wajar terjadi di usia remaja karena menurut saya
tawuran termasuk gaya hidup modern
Lampiran 5
Hasil uji coba validitas
Butir Soal
rhitung
rtabel
Keterangan
1
0,572
456
valid
2
0,615
456
valid
3
0,234
456
gugur
4
0,238
456
gugur
5
0,817
456
valid
6
0,654
456
valid
7
0,326
456
gugur
8
0,556
456
valid
9
0,599
456
valid
10
0,502
456
valid
11
0,785
456
valid
12
0,519
456
valid
13
0,529
456
valid
14
0,722
456
valid
15
0,824
456
valid
16
0,147
456
gugur
17
0,692
456
valid
18
0,334
456
gugur
19
0,562
456
valid
20
0,754
456
valid
21
0,337
456
gugur
22
0,592
456
valid
23
0,094
456
gugur
24
0,683
456
valid
25
0,285
456
gugur
26
0,327
456
gugur
27
0,517
456
valid
28
0,645
456
valid
29
0,280
0,563
456
gugur
456
valid
30
Lampiran 6
Instrument Kisi-kisi Sikap siswa Terhadap Lingkungan Sosial
No
1
Aspek
Lingkungan
Keluarga
Komponen Sikap
Jml
Kognisi
Apeksi
Konasi
1, 2
3*, 4*, 5,6
8, 9
8
10,14
7*, 11,16*,18
15, 17
8
2
Lingkungan Sekolah
3
Lingkungan
12, 13, 19,
Masyarakat
20,
21*, 22,
25*,26*
23*, 24, 27,
28
14
29*, 30
Jumlah
12
10
8
30
Lampiran 7
Nilai rapor siswa semester 1
DAFTAR NILAI RAPOR SEMESTER I
SMA PGRI 56 CIPUTAT-TANGERANG SELATAN
TAHUN AJARAN 2009-2010
KELAS: XI.IPS
NO.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16
17
18
19
20
21
22
23
24.
NOMOR
INDUK
BID. STUDI: SOSIOLOGI
NAMA SISWA
ANDIKA DWI S
ANDIKA EFFEL M
ALDO WILHAR NOOH
ARIF JAUHARI
DEDI ISKANDAR
DEDE TRIYADI
DIANA
DARMA DAYANA N. P
DAPRIAN NUGROHO
DJANDRIANSYAH
EDWAR MAULANA
FIQIH FADILAH
GIAN CARLO
HENDRA SUTRISNO
HERIE AZHARIE
MUHAMMAD YUSUF HELMI
NOVAN N. S
OKTA EMILIA
PIMA PRIANA
RIKI SEPTIAN
RUDIANTO
RIYAN S
SILA FRANSISKA
SITI MAULAWATI
NILAI
77
80
74
76
55
69
75
67
72
77
66
54
69
53
65
60
70
65
67
56
61
65
65
70
25.
26.
27.
28.
29.
30.
SYAHRULLAH ADAM
SUTAN ARIFIN
TATAM TAMAZI
VERONICA NAINGGOLAN
WINDI DIANA
YOGI TRILAKSONO
65
65
55
70
65
50
Mengetahui,
Guru Bid.Studi Sosiologi
Yunita, S. Hum
Lampiran 8
Perhitungan untuk variabel X dan Variabel Y
I. Data Statistik Hasil Belajar Sosiologi (variabel X)
Distribusi Frekuensi hasil belajar Sosiologi
a. Nilai Hasil Belajar Sosiologi Siswa
77
69
66
60
61
65
80
75
53
70
65
55
74
67
69
65
65
70
76
72
53
67
70
65
55
77
65
56
65
50
b. Nilai Tertinggi (H) dan Nilai terendah (L)
H= 80
L= 50
c. Range (R)
R= H - L
H = 80
L = 50
R= 80-50 = 30+1
d. Banyaknya Kelas (K)
K= 1+3.3 Log N
= 1+3.3 Log 30
= 1+4,87
= 5,87
=6
e. Interval
I =
=
= 5,16 = 6
Tabel
Interval
Fi
X
Fi.X
50 - 55
56 - 61
62 - 67
68 - 73
74 - 79
80 - 85
∑
5
3
10
6
5
1
30
52,5
58,5
64,5
70,5
76,5
82,5
262,5
175,5
645
423
382,5
82,5
1971
1. Mean (X)
X =
∑
. X
N
=
= 65,7
2. Median (Md)
Md
=l+
.
= 61,5 +
.I
.
.6
.6
= 61,5 +
= 61,5 +
.6
= 61,5 +
= 61,5+4,2
= 65,7
Batas
Bawah
49,5
55,5
61,5
67,5
73,5
79,5
Batas
Atas
55,5
61,5
67,5
73,5
79,5
85,5
FKb
Fka
5
8
18
24
29
30
30
25
22
12
6
1
3. Mode (Mo)
Mo
=l+
.I
= 61,5 +
= 61,5 +
.6
.6
= 61,5 + 3,4
= 64,9
4. Variants
Interval
50 – 55
fi
5
X
52,5
X– 13
169
845
56 – 61
3
58,5
– 7
49
147
62 – 67
10
64,5
1
10
68 – 73
60
70,5
– 1
5
25
150
74 – 79
5
76,5
11
121
605
80 – 85
1
82,5
17
289
289
30
SD2
=
∑f X
=
. 2046
=
= 68,2
5. Standar Deviasi
SD
=√
= √68,2
= 8,25
fi
2046
X
II. Data Statistik Sikap Siswa Terhadap Lingkungan Sosial
Distribusi Frekuensi
a. Nilai Sikap Siswa terhadap lingkungan Sosial
59
68
70
64
62
66
70
56
66
65
61
69
57
66
58
65
72
60
70
58
65
72
60
70
58
64
66
67
63
64
b. Nilai Tertinggi (H) dan Nilai terendah (L)
H= 72
L= 56
c. Range( R )
R=H-L
H = 72
L = 56
R= 72 - 56
= 16
d. Banyaknya Kelas (K)
K= 1+3.3 Log N
= 1+3.3 Log 30
= 1+4,87
= 5,87
=6
e. Interval
I
=
I
=
= 2,6
=3
Tabel
Interval
Fi
X
Fi.X
56 - 58
59 - 61
62 - 64
65 - 67
68 - 70
71 - 73
∑
5
4
5
8
6
2
30
57
90
63
66
69
72
285
240
315
528
414
144
1926
f. Mean (X)
X =
∑
. X
N
=
= 64,2
g. Median (Md)
Md = l +
.
= 64,5 +
.I
.
.3
= 64,5 +
.3
= 64,5 + .3
= 64,5 + = 64,5+0,4
= 64,9
h. Modus (Mo)
Mo = l +
.I
= 64,5 +
.3
= 64,5 + . 3
= 64,5 + 1,8
= 66,3
Batas
Bawah
55,5
58,5
61,5
64,5
67,5
70,5
Batas
Atas
58,5
61,5
64,5
67,5
70,5
73,5
FKb
Fka
5
9
14
22
28
30
30
25
21
16
8
2
Varians
Interval
56 – 58
fi
5
X
57
X– 7,2
5,184
25.92
59 – 61
4
60
– 4,2
1,764
7.056
62 – 64
5
63
144
720
65 – 67
8
66
– 1,2
1,8
3,24
25.92
68 – 70
6
69
4,8
23,04
138.24
71 – 73
2
72
7,8
60,84
121.68
30
SD2
1038.816
=
∑f X
=
. 1038.816
=
.
= 34,62
i. Standar Deviasi
SD = √
= √34,62
= 5,88
fi
X
Lampiran 9
Data skor Hasil Belajar Sosiologi (variabel X) dan Skor Sikap siswa terhadap
lingkungan Sosial di SMA PGRI 56 Ciputat (variabel Y)
No
Res
1
1
2
2
3
3
4
4
5
5
6
6
7
7
8
8
9
9
10
10
11
11
12
12
13
13
14
14
15
15
16
16
17
17
18
18
19
19
20
20
21
21
22
22
23
23
24
24
25
25
26
26
27
27
28
28
29
29
30
30
Jumlah
X
Y
XY
X2
Y2
77
80
74
76
50
69
75
67
72
77
66
54
69
53
65
60
70
65
67
56
61
65
65
70
65
65
55
70
65
55
1978
59
68
70
64
62
66
70
56
66
65
61
69
57
66
58
65
72
60
70
58
64
66
67
63
64
56
66
72
68
64
1932
4543
5440
5180
4864
3100
4554
5250
4355
4752
5005
4026
3726
3933
3498
3770
3900
5040
3900
4690
3248
3904
4290
4355
4410
4160
3640
3630
5040
4420
3520
128143
5929
6400
5476
5776
2500
4761
5625
4489
5184
5929
4356
2916
4761
2809
4225
3600
4900
4225
4489
3136
3721
4225
4225
4900
4225
4225
3025
4900
4225
4096
133253
3481
4624
4900
4096
3844
4356
4900
3136
4356
4225
3721
4761
3249
4356
3364
4225
5184
3600
4900
3364
4096
4356
4489
3969
4096
3136
4356
5184
4624
4096
125044
Lampiran 10
Uji korelasi antara variabel X dengan Variabel Y
rxy =
rxy =
N .(∑ XY ) − (∑ X ).(∑ Y )
{N .∑ X
2
}{
− (∑ X ) 2 . N .∑ Y 2 − (∑ Y ) 2
}
30.128143 − (1978)(1932)
{30.(133253) − (1978) }{. 30.(125044 − (1932) )}
2
rxy =
3844290 − 3821496
(3997590 − 3912484)(3751320 − 3732624)
rxy =
22794
(85106)(18696)
rxy =
22794
1591141776
rxy =
22794
39889,11852
rxy = 0,5714340363
rxy = 0,571
2
Lampiran 11
Statistik
Tabel
Statistik Nilai–Nilai r Product Moment
3
4
5
Taraf Signifikan
5%
1%
0,997
0,999
0,950
0,990
0,878
0,959
6
7
8
9
10
0,811
0,754
0,707
0,666
0,632
0,917
0,874
0,834
0,789
0,765
30
31
32
33
34
0,361
0,355
0,349
0,344
0,339
0,463
0,456
0,449
0,442
0,436
70
75
80
85
90
0,235
0,227
0,220
0,213
0,207
0,306
0,296
0,286
0,278
0,270
11
12
13
14
15
0,602
0.576
0,553
0,532
0,514
0,735
0,708
0,684
0,661
0,641
35
36
37
38
39
0,334
0,329
0,325
0,320
0,316
0,430
0,424
0,418
0,413
0,408
95
100
125
150
175
0,202
0,195
0,176
0,159
0,148
0,263
0,256
0,230
0,210
0,194
16
17
18
19
20
0,497
0,482
0,468
0,456
0,444
0,623
0.606
0,590
0,575
0,561
40
41
42
43
44
0,312
0,308
0,304
0,301
0,297
0,403
0,398
0,393
0,389
0,384
200
300
400
500
600
0,138
0,113
0,098
0,088
0,080
0,181
0,148
0,128
0,115
0,105
21
22
23
24
25
26
0,433
0,423
0,413
0,404
0,396
0,388
0,549
0,537
0,526
0,515
0,505
0,496
45
46
47
48
49
50
0,294
0,291
0,288
0,284
0,281
0,279
0,380
0,376
0,372
0,368
0,364
0,361
700
800
900
1000
0,074
0,070
0,065
0,062
0,097
0,091
0,086
0,081
No
27
28
29
Taraf Signifikan
5%
1%
0,381
0,487
0,374
0,478
0,367
0,470
55
60
65
Taraf Signifikan
5%
1%
0,266
0,345
0,254
0,330
0,244
0,317
N
N
Sumber: Sugiono, Statistik Untuk Penelitian, (Bandung:Alfabeta, 2004), h.288
Lampiran 12
HASIL BERITA WAWANCARA DENGAN KEPALA SEKOLAH
SMA PGRI 56 CIPUTAT
Hari/ Tgl Wawancara
Tempat
Waktu
Nama yang diwawancarai
Jabatan
Yang Mewawancarai
: Jum’at, 15 Januari 2010
: Kantor Kepsek SMA PGRI 56 Ciputat
: 09.22 s.d selesai
: Drs. Asep setiadi, M.Pd
: Kepala SMA PGRI 56 Ciputat
: Sutarsih
Pertanyaan: Jelaskan secara garis besar, bagaimana sejarah berdirinya SMA
PGRI 56 Ciputat?
Jawaban: Sekolah ini didirikan pada tahun 1982 yang berdasarkan Surat
Keputusan akreditasi lama /SK No. 086/102.Kep/E.84/16 Maret 1984, dan
akreditasi baru yaitu /SK No. Ma. 002937/28.00.Ma.0003.06/ 27 Juni 2006, yang
berdiri diatas lahan tanah seluas 1777 m2, yang dipergunakan untuk bangunan
seluas 877 m2, halaman seluas 300 m2, dan untuk lapangan olahraga seluas 600
m2. Lahan tanah yang dipergunakan oleh SMA PGRI 56 Ciputat ini milik tentara
ABRI 203 yang di wakafkan untuk pendidikan.
Pertanyaan: Apa Misi dan Visi serta tujuan Sekolah SMA PGRI 56 Ciputat?
Jawaban : Visi SMA PGRI 56 Ciputat adalah menjadikan SMA PGRI 56
Ciputat sebagai pusat pengembangan Pendidikan, kebanggaan masyarakat yang
menghasilkan kader-kader bangsa yang berkualitas yang unggul dalam Iptek dan
imtaq, Sedangkan Misinya adalah Berisi langkah-langkah yang harus dilakukan
dalam rangka mewujudkan visi di atas melalui: Menyelenggarkan pendidikan
umum yang bersifat nasional, Menghasilkan tamatan yang kompeten, terampil,
dan bermutu, Menghasilkan tamatan yang berguna bagi dirinya, bangsa, dan
negara,Menjadikan lembaga pendidikan kebanggaan masyarakat Ciputat dan
sekitarnya, dan Menyelenggarakan pendidikan yang berorientasi kepada
pengembangan potensi siswa dalam membentuk manusia seutuhnya. Tujuannya
yaitu meliputi tujuan jangka panjang dan pendek. Tujuan jangka panjang berisi
tujuan sekolah (5 tahun kedepan). Tujuan jangka pendek berisi serangkaian tujuan
jangka pendek. yang mewujudkan dalam tahunan seperti: Membentuk pokja/Tim
kecil sebagai pionir dalam mengimplementasikan budaya profesional, menjaring
calon siswa yang berkualitas, menganalisa dan mensinkronkan kurikulum dengan
tuntutan, Standar Kompetensi Nasional dan Internasional, Meningkatkan
kompetensi guru melalui sertifikasi kompetensi, Menjalin kerjasama dengan
lembaga/PP instansi terkait, dan masyarakat dalam rangka perkembanngan
IPTEK, meningkatkan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler unggulan yang sesuai
dengan minat siswa, serta meningkatkan upaya pemenuhan kebutuhan prasarana
dan sarana serta program pendidikan untuk mendukung KBM dan hasil belajar
siswa.
Pertanyaan: Upaya apa yang dilakukan pihak sekolah agar pelaksanaan KBM
berjalan kondusif dan menarik bagi siswa?
Jawaban:
Pertama
yang
harus
diperhatikan
adalah
kontinyuitas
dan
perkembangan silabus serta kurikulum sekolah, Kedua melengkapi sarana dan
prasarana pembelajaran yang menunjang proses KBM, Ketiga memilih guru yang
memiliki kompetensi yang sesuai dibidangnya, Empat proses KBM tidak harus
dilaksanakan didalam kelas tetapi bisa dilakukan diluar kelas, karena biasanya
anak lebih senang belajar di alam bebas. Apalagi mata pelajaran Sosiologi sangat
cocok belajar dilingkungan sosial.
Pertanyaan: Menurut bapak, Apakah ada kendala dalam proses KBM
disekolah, khususnya mata pelajaran Sosiologi?Mengapa?
Jawaban: Ada, diantaranya; Pertama, kurangnya guru bidang studi yang sesuai
dengan jurusannya sehingga kurang menguasai metode pembelajaran yang
digunakan. Kedua, murid pada umumnya beranggapan bahwa mata pelajaran
sosiologi kurang penting bagi dirinya, sehingga siswapun tidak memiliki motivasi
untuk belajar. Ketiga, sarana dan prasarana pembelajaran yang kurang
mendukung.
Pertanyaan: Usaha apa yang dilakukan oleh pihak sekolah dalam mengatasi
kendala tersebut?
Jawaban: Usaha yang telah kami lakukan sampai saat ini adalah mencari guru
yang sesuai dengan bidangnya, kemudian memfasilitasi sarana dan prasarana
pembelajaran yang sesuai dan memadai.
Pertanyaan: Bagaimana sikap siswa/i di lingkungan sekolah?
Jawaban: Selama ini secara keseluruhan sudah cukup baik, walaupun masih ada
kekurangannya. Hal ini berdasarkan pengamatan saya secara pribadi baik
dilingkungan sekolah maupun diluar sekolah.
Pertanyaan: Apakah Sekolah yang Bapak pimpin telah
mengalami
perkembangan?
Jawaban : Dari segi fisik (bangunan dan sarana perasarana) telah mengalmai
peningkatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal ini bisa dibuktikan
dengan adanya ruang laboratorium IPA, bahasa, komputer, perpustakaan, dll.
Selain itu juga perestasi siswa pun telah mengalami kemajuan, misalnya dengan
sering mendapatkan juara dari setiap perlombaan yang sering diikuti. Tetapi tidak
bisa dipungkiri juga dari sisi lain reward terhadap guru masih belum memadai
sehingga hal ini telah menjdi PR bagi saya untuk mengupayakan bagaimana
caranya agar kesejahteraan guru dapat terpenuhi.
Pertanyaan : Prestasi apa saja yang telah diperoleh siswa/i di sekolah ini?
Jawaban : Alhamdulillah dari sekolah kami ini telah banyak mengikuti kegiatan
lomba-omba, diantaranya lomba debat bahasa inggris, olimpiade Kimia,
olimpiade fisika, lomba karya ilmiah, olah raga futsal, dan alhamdulilah selalu
dapat juara 1, 2, dan 3.
Pertanyaan: Apa saja Program Ekstrakurikuler yang ada
disekolah
ini?Mengapa?
Jawaban : Banyak sekali program ekstrakurikuler yang kita sediakan,
diantaranaya ada Pramuka, PMR, ROHIS, Futsal Putra dan Putri, Tari Saman,
KIR (Karya Ilmiah Remaja), ROHIS, dll.
Pertanyaan: Apakah sarana dan prasarana sudah menunjang terhadap proses
KBM?Mengapa?
Jawaban: Saat ini sudah cukup memadai, karena hal ini bisa dilihat dengan telah
tersedianya sarana dan prasarananya, misalnya penyediaan laboratorium IPA,
sarana olah raga, media pembelajaran seperti proyektor, dll.
Pertanyaan: Bagaimana tanggapan bapak terhadap anak yang sering
melakukan tawuran baik dilingkungan sekolah maupun di luar sekolah?
Jawaban : Menurut saya pada dasarnya usia anak SMA adalah masa mencari
identitas diri, dimana pada usia remaja tersebut sangat rentan dengan perilaku
yang negatif. Selain itu tingkah laku tersebut adalah dampak dari ketidaksetabilan
sosial dimasyarakat, banyak waktu luang yang sia-sia, perhatian keluarga dan
masyarakat yang kurang terhadap anak, sehingga anak merasa tidak diperdulikan
sehingga mereka mencari perhatin melalui perbuatan yang dianggap tidak wajar.
Selain itu, sarana prasarana sekolah kurang memadai yang menyebabkan anak
tidak memiliki kreativitas, kontinyuitas pembelajaran yang tidak setabil sehingga
anak melampiaskannya dengan perilaku yang sedikit nyeleneh.
Pertanyaan. Pernahkah siswa-siswi bapak
tawuran disekolah atau diluar
sekolah?
Jawab : Alhamdulillah sampai saat ini disini belum terjadi tawuran, tapi diluar
pernah ada satu dua orang anak yang pernah ikut terlibat dalam tawuran akan
tetapi itu semua tidak berlanjut dan dapat ditangani pihak sekolah.
Pertanyaan: Kemudian upaya apa yang dilakukan pihak sekolah terhadap anak
yang terlibat tawuran tersebut?
Jawab: Memberi peringatan dan sanksi, serta memberi nasihat kemudian apabila
tidak berhasil memanggil orang tuanya untuk membuat surat perjanjia tidak
melakukan perbuatan yang keluar dari norma. Selain itu kita memberi binaan
melalui mata pelajaran pengembangan diri dikelas dan upaya lainnya adalah
mewajibkan siswa untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler disekolah sesuai
dengan minat mereka masing-masing agar waktu luang tidak sia-sia begitu saja.
Pertanyaan: Menurut Bapak apakah ada hubungan antara hasil belajar
sosiologi dengan sikap siswa terhadap lingkungan sosial?
Jawab: Menurut saya ada. Hal ini bisa dilihat dari kebiasaan anak sehari-hari,
baik di sekolah (ketika berada didalam kelas) maupun dilingkungan masyarakat.
Menurut pendapat saya, biasanya anak yang prestasinya baik cenderung sikapnya
akan baik pula, begitupun sebaliknya, anak yang prestasinya rendah pada
umumnya sikapnya cenderung kurang baik pula. Akan tetapi tidak semua seperti
itu.
Ciputat, Jum’at 15 Januari 2010
Narasumber
Kepala SMA PGRI 56 Ciputat
Drs. Asep Setiadi, M. Pd
NIP: 19571031 198403 1 003
Lampiran 13
Hasil wawancara dengan guru mata pelajaran Sosiologi
HASIL BERITA WAWANCARA DENGAN GURU MATA PELAJARAN
SOSIOLOGI KELAS XI IPS SMA PGRI 56 CIPUTAT
Hari/ Tgl Wawancara
Tempat
Waktu
Nama yang diwawancarai
Jabatan
Yang Mewawancarai
: Kamis, 14 Januari 2010
: Kantor Guru SMA PGRI 56 Ciputat
: 10.00 s.d selesai
: Yunita N, S. Hum
: Guru Bidang Studi Sosiologi
: Sutarsih
Pertanyaan: Bagaimana proses KBM Sosiologi di SMA PGRI 56Ciputat?
Jawab: Cukup baik, pada saat mereka diberikan tugas mereka mengerjakannya.
Pertanyaan: Metode apa sajakah yang digunakan oleh Ibu dalam KBM
Sosiologi?
Jawab: Metode yang digunakan dalam proses KBM cukup beragam, seperti
ceramah, tanya jawab, diskusi dan mereka cukup antusias.
Pertanyaan: Apakah nilai sosiologi siswa/i sudah baik?Mengapa?
Jawab : Sudah cukup baik, karena nilai rata-rata pelajaran sosiologi siswa sudah
sesuai dengan KKM.
Pertanyaan: Kesulitan atau kendala apa saja yang Ibu hadapi ketika sedang
KBM?
Jawab: Saat semangat belajar siswa menurun, kecuali diberi stimulus atau
motivasi terlebih dahulu.
Pertanyaan: Jelaskan bagaimana sikap siswa di kelas ketika proses KBM?
Mengapa?
Jawab: Sikap siswa ketika sedang berada di kelas khususnya kelas XI IPS sangat
interaktif dan sopan terhadap guru
Pertanyaan: Apakah sebagai guru sosiologi ibu memberikan himbauan dan
ajakan
kepada siswa/i untuk bersikap positif terhadap lingkungan sosial,
kemudian bagaimana reaksi mereka terhadap ajakan tersebut?
Jawab: Iya saya selalu memberikan arahan dan ajakan kepada mereka agar selalu
bersikap baik, baik di sekolah maupun diluar sekolah. Terkadang disesuaikan
dengan materi yang berkaitan dengan perilaku, contoh bahaya perilaku
menyimpang, interaksi antar individu dan masyarakat, dll. Reaksi mereka cukup
antusias.
Pertanyaan: Strategi yang seperti apa yang Ibu lakukan dalam memotivasi
siswa untuk semangat belajar sosiologi?
Jawab: Dengan cara memberi tugas, dan siswa diberi nilai, dengan demikian
siswa termotivasi untuk belajar.
Pertanyaan: Bagaimanakah sikap siswa terhadap temannya sendiri, guru, dan
masyarakat disekitarnya?.
Jawab: Sebagaian besar cenderung baik dan masih ada dalam batas kewajaran,
terhadap guru sopan dan menghormati.
Pertanyaan: Menurut Ibu apakah ada hubungannnya antara nilai hasil belajar
sosiologi dengan sikap siswa terhadap lingkungan sosial, khususnya di
lingkungan sekolah?Mengapa?
Jawab: Jelas ada, karena hal ini bisa dilihat dari prestasi mereka dan keperibadian
masing-masing anak ketika sedang dikelas dan cara mereka bergaul dengan
temannya.
Ciputat, Kamis, 14 Januari 2010
Narasumber
Guru Bidang Studi Sosiologi
Yunita S. Hum
NIP.
Lampiran 14
HASIL BERITA WAWANCARA DENGAN SISWA-SISWI KELAS XI IPS
SMA PGRI 56 CIPUTAT
Hari/ Tgl Wawancara
Tempat
Waktu
Nama yang diwawancarai
Kelas
Yang Mewawancarai
: Kamis, 14 Januari 2010
: SMA PGRI 56 Ciputat
: 09.22 s.d selesai
: Aldo Wilhar Nooh
: XI IPS
: Sutarsih
Aldo adalah siswa yang cerdas dan senantiasa semangat dalam belajar serta
selalu memperhatikan guru.
(berdasarkan nilai rapot dan wawancara dengan Bu Yunita S. Hum/guru
bidang studi Sosiologi kelas XI IPS)
1. Strategi guru menyampaikan materi sosiologi
Cukup menarik, dan memotivasi saya untuk belajar
2. Mengnghargai dan menghormati orang lain itu penting?
Sangat penting sekali, karena kita sebagai makhluk sosial, membutuhkan
orang lain jadi tentunya kita harus menghargai orang lain.
3. Bagaimana Sikap anda ketika teman anda mengajak anda untuk
tawuran?
Saya menolaknya karena, menurut saya tawuran itu tidak baik dan merugikan
diri sendiri dan orang lain.
4. Apakah anda sudah bergaul dengan baik terhadap teman, guru,
keluarga dan masyarakat sekitar lingkungan anda?
Menurut saya sudah. Karena selama ini komunikasi saya lancar dan cukup
baik.
5. Menurut anda apakah keluarga anda memperhatikan anda?
Sangat perhatian, dengan cara memotivasi belajar, kasih sayang dsb.
6. Dalam kenyataan dimasyarakat bahwa usia anak remaja sangat erat
kaitannya dengan kriminalitas, apakah anda setuju?Mengapa?
Iya Setuju. Karena pada kenyataannya dimasyarakat sering terjadi dan
kebanyakan tawuran terutama usia anak SMA.
Yang diwawancarai
Aldo Wilhar Nooh
Lampiran 15
HASIL BERITA WAWANCARA DENGAN SISWA-SISWI KELAS XI IPS
SMA PGRI 56 CIPUTAT
Hari/ Tgl Wawancara
Tempat
Waktu
Nama yang diwawancarai
Kelas
Yang Mewawancarai
: Kamis, 14 Januari 2010
: SMA PGRI 56 Ciputat
: 09.30 s.d selesai
: Pima Priama
: XI IPS
: Sutarsih
Pima Priama adalah siswa yang cukup cerdas dan rajin dalam belajar serta
selalu memperhatikan guru.
(berdasarkan nilai rapor dan wawancara dengan Bu Yunita S. Hum/guru
bidang studi Sosiologi kelas XI IPS)
1. Strategi guru menyampaikan materi sosiologi
Cukup menarik, dan memotivasi saya untuk belajar, walaupun terkadang
membosankan.
2. Mengnghargai dan menghormati orang lain itu penting?
Penting, karena jika kita ingin dihormati orang lain maka kita terlebih dahulu
harus menghormati/menghargai orang lain.
3. Sikap anda ketika teman anda mengajak anda untuk tawuran?
Saya menolaknya, karena tawuran itu tidak baik dan dibenci oleh masyarakat.
4. Apakah anda sudah bergaul dengan baik terhadap teman, guru,
keluarga dan masyarakat sekitar lingkungan anda?
Kalo dengan masyarakat saya akui belum. Karena selama ini saya jarang
keluar rumah.
5. Menurut anda apakah keluarga anda selalu memperhatikan anda?
Iya. Mereka memberi kasih sayang dengan tulus walaupun terkadang dengan
marah.
6. Dalam kenyataan dimasyarakat bahwa usia anak remaja sangat erat
kaitannya dengan kriminalitas, apakah anda setuju?Mengapa?
Setuju. Karena jaman sekarang banyak anak yang salah bergaul.
Yang diwawancarai
Pima Priama
Lampiran 16
HASIL BERITA WAWANCARA DENGAN SISWA-SISWI KELAS XI IPS
SMA PGRI 56 CIPUTAT
Hari/ Tgl Wawancara
Tempat
Waktu
Nama yang diwawancarai
Kelas
Yang Mewawancarai
1.
: Kamis, 14 Januari 2010
: SMA PGRI 56 Ciputat
: 09.40 s.d selesai
: Yogi Trilaksono
: XI IPS
: Sutarsih
Yogi Trilaksono adalah siswa yang nilai sosiologinya terendah dan
semangat dalam belajar agak kurang.
(berdasarkan nilai rapot dan wawancara dengan Bu Yunita S. Hum/guru
bidang studi Sosiologi kelas XI IPS)
Strategi guru menyampaiakn materi sosiologi
Lumayan, kadang membosankan.
2. Mengnghargai dan menghormati orang lain itu penting?
Penting, karena jika kita ingin dihormati orang lain maka kita terlebih dahulu
harus menghormati/menghargai orang lain.
3. Sikap anda ketika teman anda mengajak anda untuk tawuran?
Tergantung, kalau itu untuk membela teman menurut saya tidak apa-apa.
4. Apakah anda sudah bergaul dengan baik terhadap teman, guru,
keluarga dan masyarakat sekitar lingkungan anda?
Menurut saya sudah. Karena selama ini komunikasi dengan tetangga cukup
baik.
5. Menurut anda apakah keluarga anda memperhatikan anda?
Orang tua saya cukup perhatian, walaupun terkadang saya kesal ketika di
marahin..
6. Dalam kenyataan dimasyarakat bahwa usia anak remaja sangat erat
kaitannya dengan kriminalitas, apakah anda setuju?Mengapa?
Iya Setuju. Karena pada kenyataannya dimasyarakat sering terjadi tawuran
terutama usia anak SMA.
Yang diwawancarai
Yogi Trilaksono
Lampiran 17
HASIL BERITA WAWANCARA DENGAN ORANG TUA SISWA-SISWI
KELAS XI IPS SMA PGRI 56 CIPUTAT
Hari/ Tgl Wawancara
Tempat
Waktu
Nama yang diwawancarai
Orang Tua
Yang Mewawancarai
: Kamis, 21 Januari 2010
: Pamulang, blok A9/5 Tlp.7414638
: 15.00 s.d selesai
: Drs. Biky Nooh
: Aldo Wilhar Nooh
: Sutarsih
Pertanyaan: Bagaimana tingkah laku anak anda dalam kesehariannya
dilingkungan Keluarga?
Jawab: Anaknya cukup baik, dan saya bangga punya anak seperti Aldo karena
dia anaknya penurut pada orang tua.
Pertanyaan: Bagaimana prestasi anak anda?
Cukup baik, karena saya perhatikan dia mau berusaha untuk belajar.
Pertanyaan: Upaya apa yang dilakukan pihak keluarga agar belajar anak anda
berjalan dengan baik?
Dengan Memotivasi dan memperhatikan apa yang menjadi kebutuhan
pelajarannya. Selain itu tidak disuruh-suruh untuk mengerjakan pekerjaan rumah
karena takut mengganggu waktu belajarnya dia. Tujuannya agar dia fokus ketika
belajar.
Pertanyaan: Apakah anak Ibu/Bpk sudah bergaul dengan baik terhadap
lingkungan sekitar?
Menurut saya sudah, karena dia orangnya mudah bergaul terutama dengan anakanak, karena dia suka anak kecil dan kebetulan dia anak satu-satunya di keluarga
kami.
Pertanyaan: Menurut bapak apakah anak bapak termasuk anak yang rajin?
Iya,apalagi dalam hal belajar dia anaknya cukup rajin tidak usah disuruh-suruh
lagi oleh orang tua.
Pertanyaan: Bagaimana sikap anak anda terhadap anggota keluraga lainnya
dalam kehidupan sehari-hari?
Sangat penyayang dan hormat pada yang lebih tua
Pertanyaan: Dalam kenyataan dimasyarakat bahwa usia anak remaja sangat
erat kaitannya dengan kriminalitas, menurut bpk/ibu apakah anak anda
termasuk didalamnya?
Saya bersyukur sampai saat ini anak saya tidak pernah terlibat dalam kriminalitas
apalagi ikut tawuran. Karena saya percaya dan terus mengawasi aktifitas dia
walaupun secara tidak langsung.
Pertanyaan: Apakah ada kendala dalam mendidik anak anda, khususnya dari
segi tingkah lakunya?
Mungkin kendalanya ada tapi yang sewajarnya, selama ini dia anaknya mudah
untuk diatur.
Apa harapan bapak/ibu terhadap anak anda?
Harapan saya sangat besar, tentunya saya ingin Aldo menjadi anak yang cerdas,
dan sukses dimasa depannya nanti serta berkepribadian yang baik.
Narasumber
Orang tua Aldo Wilhar Nooh
Drs. Biky Nooh
Lampiran 18
HASIL BERITA WAWANCARA DENGAN ORANG TUA SISWA-SISWI
KELAS XI IPS SMA PGRI 56 CIPUTAT
Hari/ Tgl Wawancara
Tempat
Waktu
Nama yang diwawancarai
Orang Tua
Yang Mewawancarai
: Ahad, 17 Januari 2010
: Pondok Cabe Ilir, RT/RW 06/01 Tlp.74706249
: 10.00 s.d selesai
: Ibu Epon
: Pima Priama
: Sutarsih
Pertanyaan: Bagaimana tingkah laku anak anda dalam kesehariannya
dilingkungan Keluarga?
Jawab: Anaknya cukup baik, hanya saja kalo disuruh belajar agak susah.
Pertanyaan: Bagaimana prestasi anak anda?
Pas-pasan, cukup lumayan.
Pertanyaan: Upaya apa yang dilakukan pihak keluarga agar belajar anak anda
berjalan dengan baik?
Dengan menyruhnya untuk rajin belajar terutama kalau ada tugas dirumah saya
selalu mengingatkannya.
Pertanyaan: Apakah anak Ibu/Bpk sudah bergaul dengan baik terhadap
lingkungan sekitar?
Pergaulan dia biasa saja dengan masyarakat, karena anaknya jarang keluar rumah.
Pertanyaan: Menurut anda apakah anak anda termasuk anak yang rajin?
Sebenarnya anaknya cukup rajin hanya saja harus disuruh-suruh dahulu,
begitupun dalam hal belajar, semangatnya kadang naik turun.
Pertanyaan: Bagaimana sikap anak anda terhadap anggota keluraga lainnya
dalam kehidupan sehari-hari?
Alhamdulillah selama ini baik, hormat pada yang lebih tua.
Pertanyaan: Dalam kenyataan dimasyarakat bahwa usia anak remaja sangat
erat kaitannya dengan kriminalitas, menurut bpk/ibu apakah anak anda
termasuk didalamnya?
Alhamdulillah sampai sekarang anak saya tidak pernah terlibat dalam kriminalitas
apalagi ikut tawuran. Karena saya terus pantau dan saya selalau menasihatinya.
Pertanyaan: Apakah ada kendala dalam mendidik anak anda, khususnya dari
segi tingkah lakunya?
Sampai saat ini saya belum menemukan kendala yang fatal, masih ada dalam
kewajaran, hanya saja kalau dalam belajr harus disuruh-suruh.
Apa harapan bapak/ibu terhadap anak anda?
Saya berharap mudah-mudahan anak saya bisa tuntas sekolahnya dan menjadi
orang yang bermanfaat buat dirinya sendiri dan orang lain.
Narasumber
Orang Tua Pima Priama
Ibu Epon
Lampiran 19
HASIL BERITA WAWANCARA DENGAN ORANG TUA SISWA-SISWI
KELAS XI IPS SMA PGRI 56 CIPUTAT
Hari/ Tgl Wawancara
Tempat
Waktu
Nama yang diwawancarai
Orang Tua
Yang Mewawancarai
: Sabtu, 16 Januari 2010
: Ciputat
: 14.00 s.d selesai
: Bapak Ruswono
: Yogi Trilaksono
: Sutarsih
Pertanyaan: Bagaimana tingkah laku anak anda dalam kesehariannya
dilingkungan Keluarga?
Jawab: Baik, walaupun kadang malas-malasan tapi Alhamdulillah masih bisa
diatasit.
Pertanyaan: Bagaimana prestasi anak anda?
Cukup, saya lihat dia memiliki potensi di bidang olah raga
Pertanyaan: Upaya apa yang dilakukan pihak keluarga agar belajar anak anda
berjalan dengan baik?
Mendorong dia agar rajin belajar dan memperhatikan apa yang menjadi kebutuhan
sekolahnya.
Pertanyaan: Apakah anak Ibu/Bpk sudah bergaul dengan baik terhadap
lingkungan sekitar?
Menurut saya sudah, karena dia orangnya tidak biasa berdiam diri di rumah, dan
saya perhatikan dia gampang akrab berteman.
Pertanyaan: Menurut anda apakah anak anda termasuk anak yang rajin?
Jujur saja dia anaknya agak sedikit malas, tapi kalo kita suruh untuk belajar dia
mau. Jadi harus disuruh dulu baru mau.
Pertanyaan: Bagaimana sikap anak anda terhadap anggota keluraga lainnya
dalam kehidupan sehari-hari?
Baik dan hormat pada yang lebih tua
Pertanyaan: Dalam kenyataan dimasyarakat bahwa usia anak remaja sangat
erat kaitannya dengan kriminalitas, menurut bpk/ibu apakah anak anda
termasuk didalamnya?
Anak saya dulu pernah berkelahi dengan temannya karena gara-gara pertandingan
futsal, dan untungnya dekat rumah, sehingga saya bisa menanganinya. Dan
Alhamdulilah sampai sekarang tidak pernah terjadi lagi.
Pertanyaan:Apakah ada kendala dalam mendidik anak anda, khususnya dari
segi tingkah lakunya?
Ada, hanya satu ketika dia sedang malas belajar.
Apa harapan bapak/ibu terhadap anak anda?
Sebagai orang tua, tentunya saya ingin yogi menjadi anak yang baik, dan sukses
dimasa depannya.
Narasumber
Orang tua Yogi Trilaksono
Bpk. Ruswono
Lampiran 20
Wawancara bersama Kepala Sekolah SMA PGRI 56 Ciputat
Lampiran 21
Siswa-siswi sedang mengisi angket
Download