iv GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN PADA PASIEN HIPERTENSI

advertisement
GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN PADA PASIEN HIPERTENSI
DI RUANG KENANGA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CIAMIS1
Atun Kentarsih2 Minceu Sumirah3 Atun Farihatun4
INTISARI
Hipertensi merupakan gangguan pada sistem peredaran darah
yang dapat menyebabkan kenaikan tekanan darah diatas nilai normal,
yaitu lebih dari 140/90 mmHg. Hipertensi merupakan penyakit yang dapat
menyerang jantung, pembuluh darah, saraf, dan ginjal yang ditandai
dengan peningkatan tekanan darah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kadar
hemoglobin pada pasien hipertensi di Ruang Kenanga Rumah Sakit
Umum Daerah Ciamis. Desain penelitian yang digunakan adalah
deskriptif. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien rawat inap di RSUD
Ciamis yang terdapat di ruang Kenanga. Teknik pengambilan sampel
penelitian ini menggunakan sampling insidental, karena jumlah pasien
hipertensi rawat inap di RSUD Ciamis setiap harinya berbeda-beda.
Hasil dari penelitian diperoleh kadar hemoglobin pada pasien
hipertensi yang normal sebanyak 17 orang dan kadar hemoglobin yang
tinggi sebanyak 13 orang.
Kata kunci
Kepustakaan
Keterangan
: Hipertensi, Penyakit Akibat Hipertensi, Hemoglobin
: 24, ( 2005-2015 )
: 1 Judul, 2 Nama mahasiswa, 3 Nama pembimbing I,
4 Nama pembimbing II.
iv
DESCRIPTION OF HEMOGLOBIN LEVELS AT PATIENTS
WITH HYPERTENSION KENANGA ROOM GENERAL HOSPITAL IN
REGIONAL CIAMIS1
Atun Kentarsih2 Minceu Sumirah3 Atun Farihatun4
ABSTRACT
Hypertension is a disorder of the circulatory system that can cause
a rise in blood pressure above the normal value, which is greater than
140/90 mmHg. Hypertension is a disease that can affect the heart, blood
vessels, nerves, and kidneys are characterized by increased blood
pressure .
This study aims to describe hemoglobin levels in patients with
hypertension Kenanga Room General Hospital In Regional Ciamis. The
study design used is descriptive. The sample in this study are inpatients in
hospitals Ciamis contained in ylang space. The sampling technique this
study using incidental sampling, because the number of hypertensive
patients hospitalized in hospitals Ciamis every day is different.
The results of the study showed hemoglobin levels in patients with
hypertension that is normal as much as 17 and a hemoglobin level higher
by 13.
Keywords
Library
Description
: Hypertension, Hypertension Due to Disease, Hemoglobin
: 24, (2005-2015)
: 1 Title, 2 Names Of Students, 3 Names Supervisor I,
4 Name of the supervising II.
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu
laboratorium
klinik
atau
patologi
klinik
merupakan
penerapan ilmu dasar (basic science) dalam pemeriksaan laboratorium
klinik sehingga dapat digunakan bagi klinik dalam diagnosis,
pemeriksaan lanjutan (follow up) dan peramalan diagnosis suatu
penyakit. Pemeriksaan laboratorium klinik terbaik adalah apabila tes
tersebut akurat (tepat), persis (teliti), spesipik, murah, dan dapat
membedakan orang normal dan abnormal (EN dan AS, 2008).
Pemeriksaan
laboratorium
biasanya
diminta
untuk
mengkonfirmasi suatu dugaan klinis atau untuk suatu diagnosis (misal,
hemoglobin
untuk
anemia).
Disiplin
ilmu
dalam
kedokteran
laboratorium meliputi beberapa bidang utama, salah satunya adalah
hematologi (Ronald A. S dan Richard , 2005). Dalam hal diagnosis
karena merupakan satu hal yang mutlak di pertanggungjawabkan
maka harus akurat dalam mendiagnosis, jika terjadi kesalahan akan
menyebabkan sesuatu yang fatal. Sebagaimana firman Allah SWT
dalam surat Al-Haqqah ayat 45-46 yang berbunyi :
Yang artinya : Niscaya benar-benar kami pegang dia pada
tangan kanannya.
Artinya
:
Kemudian
benar-benar
kami potong
urat
tali
jantungnya (Al-Qur’an dan terjemahannya, 2005).
Maksud dari ayat tersebut ialah jika Rasulullah SAW berdusta
terhadap Allah maka sanksi yang akan diberikan ialah pemotongan
pembuluh darah yang keluar dari jantungnya (aorta) sehingga
1
2
kematian adalah hasil akhirnya. Aorta memiliki aliran darah yang cepat
karena tekanannya langsung berasal dari kontraksi jantung, selain itu
volume darahnya masih sangat banyak (hanya punya 1 percabangan
kecil yaitu koroner) oleh karena itu ketika aorta dipotong maka
konsekuensinya ialah akan terjadi pendarahan yang sangat hebat lalu
syok dan dengan mudahnya dapat menimbulkan kematian. Ayat ini
menjelaskan bahwa : 1. Darah dipandang sebagai suatu :kendaraan”
untuk hidup, 2. Arteri yang langsung berasal dari jantung (aorta)
penting untuk mempertahankan hidup (Q.S Al-Haqqah ayat 45-46).
Hematologi merupakan suatu ilmu tentang darah, didalamnya
mempelajari
tentang
sel-sel
darah
termasuk
pembentukannya,
morfologi serta fungsinya, baik dalam keadaan normal maupun dalam
keadaan tidak normal (patologis). Dalam pemeriksaan laboratorium
hematologi terdapat salah satunya adalah pemeriksaan rutin, dimana
terdapat pemeriksaan hemoglobin. Hemoglobin merupakan zat protein
yang ditemukan dalam sel darah merah (SDM), yang memberi warna
merah pada darah. Hemoglobin terdiri atas zat besi yang merupakan
pembawa oksigen. Tujuan pemeriksaan hemoglobin antara lain untuk
memantau
kadar
hemoglobin
dalam
SDM,
untuk
membantu
mendiagnosis anemia, serta untuk menemukan defisit cairan tubuh
akibat peningkatan kadar hemoglobin (Joyce, 2007).
Tekanan darah yaitu tenaga dari darah untuk melawan dinding
pembuluh darah. Ada dua faktor yang mempengaruhi tekanan darah
yaitu cardiac output dan tahanan perifer denyut jantung dan tekanan
darah dipertahankan atau diatur oleh “pressoreceptor”, sebagai contoh
bila kita berdiri secara tiba-tiba dari jongkok, tekanan darah akan
menurun, pressoreceptor memberikan sinyal ke pusat kontrol jantung
dan pusat kontrol vasomoler di medulla oblongata. Kemudian impuls
akandi
salurkan
menyebabkan
ke
denyut
serabut
jantung
saraf
simpatik
meningkat
dan
yang
arteri
selanjutnya
mengerut
3
(kontraksi). Hasil akhirnya berupa peningkatan tekanan darah (Sarpini,
2014).
Tekanan darah menunjukkan kepada tekanan yang dialami
darah pada pembuluh darah ketika darah dipompa oleh jantung ke
seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan darah dibuat dengan
mengambil dua ukuran dan biasanya diukur seperti berikut yaitu
120/80 mmHg. Nomor atas (120) menunjukan tekanan ke atas
pembuluh arteri akibat denyutan jantung dan disebut tekanan sistolik.
Nomor bawah (80) menunjukkan tekanan pada saat jantung istirahat
antara
pemompaan,
disebut
tekanan
diastolik.
Saat
jantung
beristirahat adalah saat yang paling baik untuk mengukur tekanan
darah yaitu saat beristirahat dalam keadaan duduk atau berbaring.
Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami.
Bayi dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh
lebih rendah dari orang dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh
aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas
dan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari
juga berada paling tinggi waktu pagi hari dan paling rendah pada saat
tidur di malam hari. Bila tekanan darah diketahui lebih tinggi dari pada
biasanya secara berkelanjutan, orang itu dikatakan mengalami
masalah darah tinggi (Anonime, 2009).
Hipertensi adalah sindrom yang sering terjadi ketika ada
masalah
kesehatan
pada
seseorang
sehingga
membutuhkan
pengobatan yang lebih spesifik (Noviyanti, 2015). Berdasarkan hasil
survei ke RSUD Ciamis pada tahun 2015 menunjukan bahwa pasien
hipertensi rawat inap di RSUD Ciamis sebanyak 250 orang. Yang
terdapat diruang Kenanga, Mawar, dan Teratai (RSUD Ciamis, 2016).
Sebuah studi yang dilakukan oleh Dr. Inrig dan Kolega
menunjukkan bahwa : pada kelompok pasien dengan kadar Hb yang
tinggi, terpantau tekanan darah diastolik yang lebih tinggi. Namun tidak
terpantau hubungan dengan tekanan darah systolic (Inrig, 2012).
4
Peningkatan kadar hemoglobin (Hb) dapat menyebabkan hipertensi
(Bain, 2015).
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk
mengetahui “Gambaran Kadar Hemoglobin pada Pasien Hipertensi di
Ruang Kenanga RSUD Ciamis”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka rumusan
masalahnya adalah “Bagaimana gambaran kadar hemoglobin pada
pasien hipertensi di Ruang Kenanga RSUD Ciamis”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum.
Untuk mengetahui gambaran hasil kadar hemoglobin pada
pasien hipertensi di Ruang Kenanga RSUD Ciamis.
2. Tujuan khusus.
Untuk mengukur kadar hemoglobin pada pasien hipertensi
di Ruang Kenanga RSUD Ciamis.
D. Manfaat Penelitian
1. Pendidikan
Dapat memberikan informasi ilmiah yang bermanfaat dalam
mengembangkan
pelajaran
hematologi,
khususnya
yang
berhubungan dengan kadar hemoglobin pada pasien hipertensi.
2. Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
tentang gambaran kadar hemoglobin pada pasien hipertensi.
3. Peneliti
Sebagai tambahan wawasan ilmu pengetahuan tentang
gambaran
kadar
hemoglobin
pada
pasien
hipertensi
dan
5
mengaplikasikannya
pada
pemeriksaan
meliputi
preanalitik,
analitik, dan post analitik.
E. Keaslian Penelitian
Penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan yang akan
dilakukan oleh peneliti, yaitu oleh Yesi Robi D3 Analis Kesehatan
STIKes Muhammadiyah Ciamis tahun 2012 dengan judul “Hubungan
Kolestrol Total Dengan Hipertensi”. Dengan hasil adanya hubungan
yang bermakna antara kadar kolestrol total dengan hipertensi.
Sedangkan penelitian yang dikaji oleh peneliti berjudul “Gambaran
Kadar Hemoglobin pada Pasien Hipertensi di Ruang Kenanga RSUD
Ciamis”.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak
pada penderita hipertensi. Perbedaan penelitian dilakukan dengan
penelitian tersebut adalah pemeriksaan kadar hemoglobin, tempat dan
waktu penelitian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar
1. Hemoglobin
a. Definisi Hemoglobin
Hemoglobin merupakan ikatan heme dan globin. Heme
4% merupakan kompleks antara besi dan porfirin. Sedang
globin 96% merupakan protein yang larut dalam air.
Pembentukan hemoglobin bergantung kepada metabolisme
porfirin, globin dan besi. Dalam keadaan normal hemoglobin
laki-laki dewasa kadarnya 13.0-18.0 g/dl, wanita dewasa 11,516,5 g/dl, wanita hamil 11,0-16,5 g/dl, sedangkan anak-anak
(3-6 tahun) 12,0-14,0 g/dl (Priyana, 2010).
Penurunan kadar hemoglobin terdapat pada penderita
anemia, kanker, penyakit ginjal, pemberian cairan intra vena
berlebihan,
dan
obat-obatan.
Peningkatan
hemoglobin
terdapat pada pasien dehidrasi, polositemia, penyakit paru
obstruktif menahun, gagal jantung kongesti, dan luka bakar
hebat (AY. Sutedjo, 2006).
b. Fungsi Hemoglobin
1) Mengatur pertukaran oksigen dan karbondioksida di
dalam jaringan-jaringan tubuh.
2) Mengambil oksigen dari paru-paru kemudian di bawa
keseluruh jaringan tubuh untuk dipakai sebagai bahan
bakar.
3) Membawa karbondioksida dari jaringan-jaringan tubuh
sebagai hasil metabolisme ke paru-paru untuk di buang
(Hoffbrand A.V, 2013).
6
7
c. Sintesis Hemoglobin
Sintesis hemoglobin meliputi sintesis hem dan globin.
Bagian hem pada hemoglobin terdiri dari sebuah struktur
cincin porfirin. Bagian globin adalah suatu protein yang terdiri
dari dua pasang rantai asam amino (Sacher, 2012).
Sintesis heme terutama terjadi di mitokondria melalui
suatu
rangkaian
reaksi
biokimiawi
yang
dimulai
dari
kondensasi glisin dan suksinil koenzim A dalam pengaruh
kerja enzim asam aminolevulinat (ALA). Pada akhirnya
protoporfirin bergabung dengan besi dalam bentuk ferro untuk
membentuk heme. Setiap molekul heme bergabung dengan
satu rantai globin (Hoffbrand A.V, 2013).
d. Kadar hemoglobin
Jumlah hemoglobin dalam darah normal kira-kira 15
gram setiap 100 ml darah dan jumlah ini biasanya disebut
100% (Pearce, 2010).
Tabel 2.1
Batas Normal Kadar Hemoglobin
Kelompok Umur
Anak-anak 3-6 tahun
Laki-laki dewasa
Wanita dewasa
Wanita hamil
Hemoglobin (gr/dl)
12,0-14,0 gr/dl
13,0-18,0 gr/dl
12,0-16,0 gr/dl
11,0-16,0 gr/dl
Sumber : Priyana (2010)
e. Manfaat pemeriksaan hemoglobin dalam klinik
Pemeriksaan hemoglobin memiliki beberapa manfaat yaitu :
1) Untuk mengevaluasi kapasitas pengangkutan oksigen.
2) Menilai struktur dan fungsi eritrosit.
3) Memberikan pemahaman mengenai penyakit sel darah
marah.
4) Memperkirakan
hemoglobin.
ukuran
rata-rata
dan
kandungan
8
5) Mengetahui penyebab umum hipoksia jaringan (Sacher &
McPherson, 2012).
2. Hipertensi
a. Definisi Hipertensi
Hipertensi adalah istilah medis bagi tekanan darah
tinggi.
Bukan
berarti
hipertensi
adalah
istirahat
yang
mengarah pada pengertian menjadi tegang, gugup, atau
hiperaktif. Malah, orang yang tenang dan rileks pun bisa jadi
akan mempunyai tekanan darah tinggi. Tekanan darah tinggi
biasanya tidak mempunyai gejala.Kenyataannya, banyak
orang
yang
mempunyai
tekanan
darah
tinggi
selama
bertahun-tahun tapi tidak mengetahuinya.Itulah sebabnya
mengapa tekanan darah tinggi disebut pembunuh diam-diam
atau silent killer. Sekitar 70% penderita hipertensi tidak
merasakan gejala apa-apa, sehingga tidak mengetahui dirinya
menderita hipertensi sampai ia memeriksakan tekanan
darahnya ke dokter. Namun, sebagian lagi ada yang
mengeluh pusing, kencang di tengkuk, dan sering berdebardebar. Satu-satunya cara mendeteksi tekanan darah tinggi
adalah pergi ke dokter untuk memeriksa tekanan darah,
setidaknya sekali dalam setahun, karena hipertensi dapat
menyebabkan penyakit yang serius (Ramadhan, 2010).
Definisi Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah
peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan
tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali
pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan
cukup istirahat/tenang. Peningkatan tekanan darah yang
berlangsung dalam jangka waktu lama (persisten) dapat
menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), jantung
(penyakit jantung koroner) dan otak (menyebabkan stroke) bila
tidak dideteksi secara dini dan mendapat pengobatan yang
9
memadai. Banyak pasien hipertensi dengan tekanan darah
tidak terkontrol dan jumlahnya terus meningkat (Kemenkes,
2008).
Tekanan darah tinggi adalah kondisi umum dimana
cairan darah dalam tubuh menekan dinding arteri dengan
cukup
kuat
hingga
kesehatan,
seperti
akhirnya
penyakit
menyebabkan
jantung.
masalah
Tekanan
darah
ditentukan oleh jumlah darah yang dipompa jantung dan
jumlah resistensi terhadap aliran darah pada arteri. Semakin
banyak
darah
dipompa
jantung
dan
arteri
mengalami
penyempitan, maka tekanan darah akan meningkat (WHO,
2015).
Penyakit
hipertensi
dari
tahun
ke
tahun,
terus
mengalami peningkatan, tidak hanya di Indonesia namun juga
di dunia. Sebanyak 1 miliar orang di dunia atau 1 dari 4 orang
dewasa menderita penyakit ini. Bahkan, diperkirakan jumlah
penderita hipertensi akan meningkat menjadi 1,6 miliar
menjelang
tahun
2025.
Oleh
karena
itu,
diperlukan
penanganan serius oleh berbagai pihak untuk menekan angka
kematian pada penderita hipertensi. Hipertensi merupakan
salah satu faktor risiko paling berpengaruh sebagai penyebab
penyakit jantung (kardiovaskular). Karena itu, tidak heran jika
penderita penyakit jantung kini mencapai lebih dari 800 juta
orang diseluruh dunia. Kurang lebih 10-30 % penduduk
dewasa di hampir semua Negara mengalami penyakit
hipertensi, dan sekitar 50-60 % penduduk dewasa dapat
dikategorikan
sebagai
mayoritas
utama
yang
status
kesehatannya akan menjadi lebih baik bila dapat dikontrol
tekanan darahnya (Ramadhan, 2010).
Tekanan darah dianggap normal bila kurang dari
135/85 mmHg, sedangkan dikatakan hipertensi bila lebih dari
10
140/90 mmHg, dan diantara nilai tersebut dikatakan normal
tinggi.
Namun,
buat
orang
Indonesia,
banyak
dokter
berpendapat bahwa tekanan darah yang ideal adalah sekitar
110-120/80-90 mmHg. Batasan ini berlaku bagi orang dewasa
di atas 18 tahun (Ramadhan, 2010).
Selain itu, menurut dr. Andang Joesoef SpJP (K),
direktur Pelayanan Medis Pusat Jantung Nasional Harapan
Kita, “Tekanan darah 120-139/80-90 mmHg di kategorikan
sebagai pre-hipertensi dan perbaikan dalam gaya hidup
dibutuhkan untuk menurunkan tekanan darah, sedangkan
tekanan darah di atas 140/90 merupakan hipertensi yang
membutuhkan pengobatan” (Ramadhan, 2010).
Tabel 2.2 Klasifikasi Tekanan Darah
Untuk Dewasa Di atas 18 Tahun
Klasifikasi Tekanan
Darah
Normal
Prehipertensi
Hipertansi Stadium I
Hipertensi Stadium II
Tekanan Sistolik dan
Diastolik (mmHg)
< 120 dan < 80
120-139 atau 80-89
140-159 atau 90-99
>160 atau >100
Besarnya tekanan darah selalu dinyatakan dengan dua
angka. Angka yang pertama menanyakan tekanan sistolik,
yaitu tekanan yang dialami dinding pembuluh darah ketika
darah mengalir saat jantung memompa darah keluar dari
jantung. Angka yang kedua disebut tekanan diastolik, yaitu
angka yang menunjukkan besarnya tekanan yang dialami
dinding pembuluh darah ketika darah mengalir masuk kembali
ke dalam jantung (Ramadhan, 2010).
Tekanan darah termasuk kategori tinggi jika tekanan
sistolik lebih dari 160 mmHg dan diastolik diatas 99 mmHg,
dikatakan hipertensi, dalam tiga kali pemeriksaan berturutturut selama selang waktu 2-8 minggu. Sedang menurut
11
WHO, tekanan darah dianggap normal bila kurang dari 135/85
mmHg, dikatakan hipertensi bila lebih dari 140/90 mmHg, dan
diantara nilai tersebut digolongkan normal tinggi. Sedangkan
klasifikasi hipertensi menurut WHO berdasarkan tekanan
diastolik, yaitu :
1) Hipertensi derajat I, yaitu jika tekanan diastoliknya 95-109
mmHg.
2) Hipertensi derajat II, yaitu jika tekanan diastoliknya 110119 mmHg.
3) Hipertensi derajat III, yaitu tekanan diastoliknya lebih dari
120 mmHg. (Noviyanti, 2015).
b. Mekanisme Terjadinya Hipertensi
Hipertensi terjadi melalui terbentuknya angiotensi II dari
angiotensi I oleh Angiotensi Converting Enzyme (ACE). ACE
memegang peran fisiologis penting dalam mengatur tekanan
darah. Darah mengandung angiotensinogen yang di produksi
di dalam hati. Selanjutnya, oleh hormone renin (diproduksi
oleh ginjal) akan diubah menjadi angiotensin I menjadi
angiotensin II. Angitensin II inilah yang memiliki peranan kunci
untuk menaikkan tekanan darah melalui dua aksi utama
(Noviyanti, 2015).
Pertama,
dengan
meningkatkan
sekresi
hormone
antidiuretik (ADH) dan rasa haus. ADH diproduksi di
hipotalamus (kelenjar pituitary) dan bekerja pada ginjal untuk
mengatur osmolalitas dan volume urine. Meningkatkan ADH
menyebabkan urine yang diekresikan keluar tubuh sangat
sedikit (antidiuresis), sehingga menjadi pekat dan tinggi
osmolalitasnya. Untuk mengencerkannya, volume cairan
ekstraseluler akan di tingkatkan dengan cara menarik cairan
dari bagian intraseluler, kemudian terjadi peningkatan volume
12
darah, sehingga tekanan darah akan meningkat (Noviyanti,
2015).
Kedua,
dengan
menstimulasi
sekresi
aldosteron
(hormone steroid yang memiliki peranan penting pada ginjal)
dari korteks adrenal. Pengaturan volume cairan ekstraseluler
oleh aldosteron dilakukan dengan mengurangi ekresi NaCl
(garam) dengan cara mereabsorsinya dari tubulus ginjal
(Noviyanti, 2015).
Pengurangan ekskresi NaCl menyebabkan naiknya
konsentrasi NaCl yang kemudian diencerkan kembali dengan
cara
meningkatkan
volume
cairan
ekstraseluler,
maka
terjadilah peningkatan volume dari tekanan darah (Noviyanti,
2015).
Hal-hal yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan
darah adalah sebagai berikut :
1) Meningkatnya kerja jantung yang memompa lebih kuat
sehingga volume cairan yang mengalir setiap detik
bertambah besar.
2) Arteri besar kaku, tidak lentur, sehingga pada saat jantung
memompa darah melalui arteri tersebut tidak dapat
mengembang. Darah kemudian akan mengalir melalui
pembuluh yang sempit sehingga tekanan naik. Menebal
dan kakunya dinding arteri pada orang yang berusia
lanjut, dapat terjadi karena arterioklerosis (penyumbatan
pembuluh arteri). Peningkatan tekanan darah mungkin
juga terjadi karena adanya rangsangan saraf atau
hormone di dalam darah, sehingga arteri kecil mengerut
untuk sementara waktu.
3) Pada
penderita
kelainan
fungsi
ginjal,
terjadi
ketidakmampuan membuang sejumlah garam dan air dari
13
dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat,
sehingga tekanan darah juga naik (Noviyanti, 2015).
Dr. Audrey Luzie (2013), alumnus fakultas kedokteran
Universitas Airlangga, Surabaya, menyarankan penderita
hipertensi untuk terus memperhatikan pola makan. Ini
memang tidak mudah, apalagi bagi yang berusia lanjut 50
tahun, karena pada usia ini hipertensi sering muncul
bersamaan dengan penyakit lain seperti jantung, koroner, dan
stroke (Noviyanti, 2015).
c. Klasifikasi Hipertensi
Adapun, jenis-jenis hipertensi yaitu :
1) Hipertensi Primer (Primary/esensial hypertension)
Hipertensi utama adalah suatu kondisi yang jauh
lebih sering dan meliputi 95% dari hipertensi. Hipertensi
utama disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu beberapa
faktor
yang
efek-efek
kombinasinya
menyebabkan
hipertensi (Noviyanti, 2015).
2) Hipertensi Sekunder (Secondary Hypertension)
Pada hipertensi sekunder, yang meliputi 5% dari
hipertensi, disebabkan oleh suatu kelainan spesifik pada
salah satu organ atau sistem tubuh.
Berikut adalah beberapa penyakit dan gangguan
yang dapat menimbulkan hipertensi sekunder :
a) Sakit Ginjal
Hipertensi sekunder yang terkait dengan ginjal
disebut
hipertensi
ginjal
(renal
hypertension)
gangguan ginjal yang paling banyak menyebabkan
tekanan darah tinggi adalah penyempitan arteri ginjal,
yang merupakan pembuluh darah utama penyuplai
darah ke kedua organ ginjal.
14
b) Stres
Stres
bisa
memicu
sistem
saraf
simpati
sehingga meningkatkan aktivitas jantung dan tekanan
pembuluh darah.
c) Apnea
Obstructive
sleep
apnea
(OSA)
adalah
gangguan tidur dimana penderita berkali-kali berhenti
bernafas (antara 10-30 detik) selama tidur. Apnea
biasanya diderita oleh orang yang kegemukan dan
diikuti dengan gejala lain seperti rasa kantuk luar
biasa di siang hari, mendengkur, sakit kepala pagi
hari, dan edema (pembekakan) di kaki bagian bawah.
Separuh penderita apnea menderita hipertensi, yang
mungkin dipicu oleh perubahan hormon karena reaksi
terhadap penyakit dan stres yang ditimbulkannya.
d) Hiper / Hipoteroid
Hiperteroid
atau
kelebihan
hormone
tiroid
ditandai dengan mudah kepanasan (merasa gerah),
penurunan berat badan. Jantung berdebar, dan
tremor. Hormone tiroid yang berlebih merangsang
aktivitas jantung, meningkatkan produksi darah, dan
meningkatkan resistensi pembuluh darah sehingga
menimbulkan hipertensi.
Hipotiroid atau kekurangan hormone tiroid
ditandai dengan kelelahan, penurunan berat badan,
kerontokan rambut, dan lemah otot. Hubungan antara
kekurangan
tiroid
metabolisme
mengakibatkan
tubuh
dan
hipertensi,
karena
pembuluh
tekanan darah meningkat.
melambatnya
kekurangan
darah
terhambat
tiroid
dan
15
e) Preeklamsia
Preeklamsia
adalah
hipertensi
karena
kehamilan yang biasanya terjadi pada trimester ketiga
kehamilan. Preeklamsia disebabkan oleh volume
darah
yang
berbagai
meningkat
perubahan
selama
hormonal
kehamilan
sekitar
dan
5-10%
kehamilan pertama ditandai dengan preeklamsia.
f)
Koartasio aorta (Aortic coarctation)
Koartasi
atau
penyempitan
aorta
adalah
kelainan bawaan yang menimbulkan tekanan darah
tinggi.
g) Gangguan Kelenjar Adrenal
Kelenjar adrenal berfungsi untuk mengatur
kerja ginjal dan tekanan darah. Bila salah satu atau
kedua kelenjar adrenal mengalami gangguan, maka
dapat mengakibatkan produksi hormone berlebihan
yang meningkatkan tekanan darah.
h) Gangguan Kelenjar Paratiroid
Empat kelenjar paratiroid yang berada dileher
memproduksi
hormone
yang
yang
disebut
parathormon. Produksi parathormon yang berlebih
akan meningkatkan kadar kalsium di dalam darah,
sehingga memicu tekanan darah tinggi (Noviyanti,
2015).
3. Pemeriksaan Kadar Hemoglobin
a. Cara Sianmethemoglobin
Metode
sianmethemoglobin
di
dasarkan
pada
pembentukan sianmethemoglobin yang intensitas warnanya
diukur secara fotometri. Reagen yang digunakan adalah
larutan drabkin yang mengandung Kalium Ferrisianida
(K3Fe(CN)6)
dan
Kalium
Sianida
(KCN).
Ferrisianida
16
mengubah besi pada hemoglobin dari bentuk ferro ke bentuk
ferri menjadi methemoglobin yang kemudian bereaksi
dengan
KCN
membentuk
pigmen
yang
stabil
yaitu
sianmethemoglobin. Intensitas warna yang terbentuk diukur
secara
fotometri
pada
panjang
gelombang
540
nm
(Gandasoebrata, 2007).
Selain K3Fe(CN)6 dan KCN larutan drabkin juga
mengandung kalium dihidrogen fosfat (KH2PO4) dan deterjen
kalium dihidrogen fosfat berfungsi menstabilkan pH dimana
reaksi dapat berlangsung sempurna pada saat yang tepat.
Deterjen berfungsi mempercepat hemolisis darah serta
mencegah kekeruhan yang terjadi oleh protein plasma. Cara
ini adalah cara yang dianjurkan karena memiliki standar
yang stabil, semua jenis hemoglobin dapat terukur kecuali
sulphemoglobin dari ketelitian mencapai kurang lebih 2%
(Gandasoebrata, 2007).
b. Fotometer
1) Pengertian Fotometer
Fotometer adalah salah satu jenis spektrofotometer
yang merupakan suatu instrument untuk absorban dari
suatu contoh fungsi panjang gelombang (Kosasih, 2008).
2) Prinsip Kerja Alat Fotometer
Prinsip
kerjanya
yaitu
larutan
sampel
yang
dimasukkan pada alat akan masuk pada suatu ruang
dimana sinar monokromatik yang diserap oleh larutan
sampel adalah sebanding dengan zat yang akan diukur
dalam sampel itu. Selanjutnya ke detektor dan dicatat
hasilnya hingga muncul pada layar (Kosasih, 2008).
Prinsip pemeriksaan senyawa hemoglobin kecuali
sulphemoglobin
akan
diubah
menjadi
sianmethemoglobin yang berwarna merah coklat oleh
17
larutan drabkin yang mengandung kalium ferrisianida
dan kalium sianida (Kosasih, 2008).
3) Faktor-faktor yang mempengaruhi
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemeriksaan
hemoglobin dengan menggunakan fotometer adalah :
a) Pemipetan.
b) Reagen yang dipakai.
c) Waktu inkubasi.
d) Panjang gelombang.
e) Kualitas lampu.
f)
Suhu (Kosasih, 2008).
4) Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan pemeriksaan hemoglobin menggunkan
fotometer yaitu harga reagen lebih murah di banding alat
otomatis, reagen dan alat dapat dikontrol dengan larutan
standar
yang
stabil,
kesalahan
sekitar
2%.
Kekurangannya yaitu waktu pemeriksaan menjadi lebih
lama karena memerlukan inkubasi, pengenceran sampel
harus tepat, pembuatan reagen harus tepat dan kalibrasi
instrumen harus teliti (Gandasoebrata, 2007).
4. Hubungan kadar hemoglobin dengan hipertensi
Tekanan darah timbul ketika bersirkulasi di dalam
pembuluh darah. Organ jantung dan pembuluh darah berperan
penting dalam proses ini dimana jantung sebagai pompa
muskular yang menyuplai tekanan untuk menggerakkan darah,
dan pembuluh darah yang memiliki dinding yang elastis dan
ketahanan yang kuat sebagai jalan lewatnya darah. Keadaan
pembuluh darah (nadi), jika pembuluh darah vasodilatasi maka
tekanan darah akan menjadi turun. Hemoglobin tinggi bisa
dilihat dari kepekatannya, jika darah pekat pasti kadar
hemoglobinnya
tinggi.
Semakin
banyak
volume
dan
18
kepekatannya maka tekanan darahnya semakin naik karena
ada energi potensial yang tersimpan (Siswanto, 2008).
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Temuan Laboratorium
a. Obat
dapat
meningkatkan
atau
menurunkan
kadar
hemoglobin.
b. Mengambil darah dari tangan atau lengan yang terpasang
cairan Infus, dapat melarutkan sampel darah.
c. Membiarkan tourniquet terpasang lebih dari 1 menit akan
menyebabkan hemostasis, yang dapat menyebabkan temuan
palsu kadar hemoglobin.
d. Tinggal di daratan tinggi dapat menyebabkan peningkatan
kadar hemoglobin.
e. Penurunan asupan cairan atau kehilangan cairan akan
meningkatkan kadar hemoglobin akibat hemokonsentrasi, dan
kelebihan asupan cairan akan mengurangi kadar hemoglobin
akibat hemodilusi (Hoffbrand A.V, 2013).
19
B. Kerangka Konsep
Penderita
Hipertensi
Pemeriksaan
Laboratorium
Pemeriksaan
Hematologi
Pemeriksaan
Kimia Darah
Hemoglobin
Keterangan :
: yang akan diteliti
: tidak akan diteliti
Gambar 2.1 Kerangka Konsep
Download