BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan
2.1.1
Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil akhir dari proses
akuntansi, yang berarti ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi
selama tahun buku yang bersangkutan, dan dapat dipergunakan sebagai alat
untukberkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan
pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas tersebut.
Menurut Kasmir (2011) yang dimaksud Laporan Keuangan yaitu :
Laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan saat ini adalah
merupakan kondisi terkini. Kondisi terkini yaitu keadaan keuangan
perusahaan pada tanggal tertentu (untuk neraca) dan periode tertentu
(untuk laporan laba rugi).
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dalam Standar Akuntansi
Keuangan (SAK) (2009:1) laporan keuangan adalah sebagai berikut :
Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.
Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba
rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam
berbagai cara, misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana),
catatan dan laporan lain, serta materi penjelasan yang merupakan bagian
dari integral dari laporan keuangan. Di samping itu juga termasuk skedul
dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut,
misalnya, informasi keuangan segmen industri dan geografis serta
pengungkapan pengaruh perubahan harga.
Menurut Ikatan Akuntasi Indonesia PSAK Nomor 3 (2007:3.1)
mendefinisikan laporan keuangan adalah sebagai berikut :
7 8 Laporan keuangan adalah laporan yang diterbitkan diantara dua laporan
tahunan. Laporan harus dipandang sebagai bagian yang integral dari
periode tahunan dan dapat disusun secara bulanan, triwulan, atau periode
lain yang kurang dari setahun dan mencakup seluruh komponen laporan
keuangan sesuai akuntansi keuangan.
Dari pengertian di atas dapat dikatakan bahwa laporan keuangan itu
terdiri dari neraca, laporan laba rugi, dan laporan perubahan modal. Dimana
neraca merupakan jumlah aktiva, hutang dan modal dari suatu perusahaan pada
periode tertentu. Perhitungan laba rugi memperlihatkan hasil – hasil yang telah
dicapai oleh prusahaan serta biaya yang telah dikeluarkan selama perode tertentu.
Jadi kesimpulan dari laporan keungan adalah gambaran posisi keuangan suatu
perusahaan tang terjadi dalam suatu periode tertentu. Laporan inilah yang menjadi
bahan sarana informasi bagi analis dalam proses pengambilan keputusan.
2.1.2
Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk
memperoleh informasi mengenai posisi keuangan dan hasil – hasil yang telah
dicapai oleh suatu perusahaan. Data keuangan tersebut akan lebih berarti bagi
pihak – pihak yang berkepentingan apabila data tersebut diperbandingkan antara
dua periode, sehingga dapat diketahui perkembangan kondisi keuangan suatu
perusahaan.
Menurut
Lukviarman (2006:3) tujuan dari analisis laporan keuangan
adalah sebagai berikut :
Analisis laporan keuangan mempunyai tujuan untuk menyediakan
informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi
keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam
pengambilan keputusan ekonomi. Namun demikian laporan keuangan tidak
menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam
pengambilan keputusan ekonomi, karena secara umum menggambarkan pengaruh
keuangan dari kejadian di masa lalu dan tidak diwajibkan untuk menyediakan
informasi non-keuangan.
2.2
Pengertian dan Tujuan Analisis Laporan Keuangan
9 2.2.1
Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Menurut Munawir (2010:35), analisis laporan keuangan adalah:
Analisis laporan keuangan yang terdiri dari penelaahan atau mempelajari
dari pada hubungan dan tendensi atau kecenderungan (trend) untuk
menentukan posisi keuangan dan hadil operasi serta perkembangan
perusahaan yang bersangkutan.
Sedangakan menururut Harahap (2009:190) analisis laporan keuangan
yaitu :
Menguraikan akun – akun laporan keuangan menjadi unit informasi yang
lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang
mempunyai makna antara yang satu dengan yang lain baik antara data
kuanitatif maupun data non-kuantitatif dengan tujuan untuk menggetahui
kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses
menghasilkan keputusan yang tepat.
Berdasarkan kedua pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa analisis
laporan keuangan merupakan proses untuk mempelajari data – data keuangan agar
dapat dipahami dengan mudah untuk mengetahui posisi keuangan, hasil operasi
dan perkembangan suatu perusahaan dengan cara mempelajari hubungan data
keuangan serta kecenderungannya terdapat dalam suatu laporan keuangan,
sehingga analisis laporan keuangan dapat dijadikan sebagai dasar dalam
pengambilan keputusan bagi pihak – pihak yang berkepentingan.
2.2.2
Tujuan Analisis Laporan Keuangan
Kegiatan dalam analisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan cara
menentukan dan mengukur antara pos – pos yang ada dalam satu laporan
keuangan. Analisis laporan keuangan juga dapat dilakukan dengan menganalisis
laoran keuangan yang dimiliki dalam satu periode atau juga antara beberapa
periode.
Analisis laporan keuangan yang dilakukan untuk beberapa periode adalah
menganalisis antara pos – pos yang ada dalam satu laporan. Dapat pula dilakukan
antara satu laporan dengan laporan lainnya. Hal ini dilakukan agar lebih tepat
dalam menilai kemajuan atau kinerja manajemen dari periode ke periode
selanjutnya.
10 Menurut Kasmir (2008:68) terdapat beberapa tujuan bagi berbagai pihak
dengan adanya analisis laporan keuangan, yaitu :
1. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu
baik harta, kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang telah dicapai
untuk beberapa periode.
2. Untuk mengetahui kelemahan – kelemahan apa saja yang menjadi
kekurangan perusahaan.
3. Untuk mengetahui kekuatan – kekuatan yang dimiliki.
4. Untuk mengetahui langkah – langkah perbaikan apa saja yang perku
dilakukan ke depan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan
saat ini.
5. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu
penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal.
6. Dapat juga digunakan sebagai pembandingan dengan perusahaan sejenis
tentang hasil yang mereka capai.
Menurut Munawir (2010:31) tujuan analisis laporan keuangan adalah :
Alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan
dengan posisi keuangan dan hasil – hasil yang telah dicapai perusahaan
yang bersangkutan. Data keuangan tersebut akan lebih bararti bagi pihak
– pihak yang berkepentingan apabila data tersebut diperbandingkan
untuk dua periode atau lebih, dan dianalisa lebih lanjut sehingga akan
dapat diperoleh data yang akan dapat mendukung keputusan yang akan
diambil.
2. 3
Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan
2.3.1
Metode Analisis Laporan Keuangan
Analisis – analisis laporan keuangan terdiri dari penelaahan atau
mempelajari hubungan – hubungan dan tendensi atau kecenderungan (trend)
untuk menentukan posisi keuangan dan hasil operasi serta perkembangan
perusahaan yang bersangkutan. Tujuan dari setiap metode dan analisis adalah
untuk menyederhanakan data setiap penganalisa laporan keuangan.
Metode analisis menurut Munawir (2004:35) :
11 1. Analisa Horizontal adalah analisis dengan mengadakan perbandingan
laporan keuangan untuk beberapa periode atau beberapa saat, sehingga
akan diketahui perkembangannya.
2. Analisa Vertikal yaitu apabila laporan keuangan yang dianalisis hanya
meliputi satu periode atau satu saat saja, yaitu dengan membandingakn
antara pos yang satu dengan pos yang lain dalam laporan tersebut,
sehingga hanya akan diketahui sebagai analisis yang statis, karena
kesimpulan yang dapat diperoleh hanya untuk periode itu saja tanpa
mengetahui perkembangannya.
2.3.2
Teknik Analisis Laporan Keuangan
Adapun untuk menentukan dan mengukur hubungan antara pos – pos
yang ada dalam laporan keuangan digunakan teknik analisis tertentu. Dari hasil
analisis dapat diketahui perubahan – perubahan dari masing – masing pos tersebut
dan pengaruhnya bila dibandingkan dengan laporan keuangam dari beberapa
periode untuk satu perusahaan tertentu.
Teknik analisis yang digunakan dalam analisis laporan keuangan yang
dapat dilakukan menurut Munawir (2004:36) adalah :
1. Analisis Perbandingan Laporan Keuangan adalah metode dan teknik
analisis dengan cara membandingkan laporan keuangan untuk 2 periode
atau lebih.
2. Anlisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja adlaah metode untuk
mengetahui sebab – sebab berubahnya jummlah modal kerja dalam
periode tertentu.
3. Analisis Ratio adalah suatu metode analisis untuk mengetahui hubungan
dari pos – pos tertentu dalam neraca atau laporan laba/rugi secara
individu atau kombinasi dari keda laporan tersebut.
2.4
Pengertian dan Jenis-jenis Modal Kerja
2.4.1
Pengertian Modal Kerja
12 Setiap organisasi atau perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil,
perusahaan jasa maupun perusahaan dagang, modal kerja (working capital)
merupakan hal yang utama dan terpenting untuk menunjang kegiatan operasio
perusahaan.
Menurut Munawir (2010:114), ada tiga konsep dasar atau definisi dari
modal kerja, yaitu :
1. Konsep Kuantitatif
Konsep ini menitikberatkan kepada kuantum yang diperlukan untuk
mencukupi kebutuhan perusahaan dalam membiayai kebutuhan
operasional yang bersifat rutin atau menunjukkan sejumlah dana (fund)
yang tersedia untuk tujuan operasi jangka pendek. Dalam konsep ini
menganggap bahwa modal kerja adalah jumlah aktiva lancar (gross
working capital). Dalam konsep ini tidak mementingkan kualitas dari
modal kerja, apakah modal kerja dibiayai dari modal para pemilik,
hutang jangka panjang maupun hutang jangka pendek. Sehingga dengan
modal yang besar tidak mencerminkan margin of safety para kreditur
jangka pendek yang besar juga.
2. Konsep Kualitatif
Konsep ini menitikberatkan pada kualitas modal kerja. Dalam konsep ini
pengertian modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar terhadap hutang
jangka waktu pendek (net working capital), yaitu jumlah aktiva lancar
yang berasal dari pinjaman jangka panjang maupun jumlah aktiva lancar
dari para pemilik perusahaan. Definisi iini bersifat kulitatif karena
menunjukkan tersedianya jumlah aktiva lancar yang lebih besar daripada
jumlah hutang lancarnya (hutang jangka pendek) dan menunjukkan pula
margin of protection atau tingkat keamanan bagi para kreditur jangka
pendek, serta menjamin aktiva lancarnya.
3. Konsep Fungsional
Konsep ini menitikberatkan fungsi dari dana yan dimiliki dalam rangka
menghasilkan pendapatan (laba) dari usaha pokok perusahaan, pada
dasarnya dana – dana yang yang dimiliki oleh perusahaan seluruhnya
akan digunakan untuk menghasilkan laba periode ini (current income),
ada sebagian dana yang akan digunakan untuk memperoleh atau
menghasilkan laba di masa yang akan datang.
Menurut Harahap (2009:266) yang menyatakan bahwa: “Modal kerja
adalah aktiva lanacar dikurangi hutang lancar”.
Menurut Djarwanto (2004:88) pengertian modal kerja adalah :
13 “Jumlah dana pada perusahaan yang digunakan selama periode akuntansi
yang dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan jangka pendek, yaitu
berupa kas, persediaan, dan piutang”.
Berdasarkan pendapat-pendapat yang dikemukakan di atas, dapat
digambarkan bahwa modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar terhadapat utang
lancar. Selain itu, modal kerja merupakan investasi perusahaan dalam aktiva
lancar yang atau keseluruhan aktiva lancar berupa kas, surat-surat berharga,
piutang, persediaan barang dagang yang dimiliki perusahaan yang harus
disediakan untuk membiayai kegiatan operasi sehari-hari.
2.4.2
Jenis – Jenis Modal Kerja
Menurut Riyanto (2010:61), modal kerja terdiri dari beberapa jenis,
antara lain sebagai berikut:
a. Modal Kerja Permanen (Permanent Working Capital), yaitu modal kerja
yang harus tetap ada pada perusahaan untuk dapat menjalankan
fungsinya atau dengan kata lain modal kerja yang secara terus-menerus
diperlukan untuk kelancaran usaha. Modal kerja permanen ini dapat
dibedakan dalam:
1.
2.
Modal Kerja Primer (Primary Working Capital), yaitu jumlah modal
kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin
kontinuitas usahanya.
Modal Kerja Normal (Normal Working Capital), yaitu jumlah modal
kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luar produksi yang
normal.
b. Modal Kerja Variable (Variabel Working Capital), yaitu modal kerja
yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan, dan
modal kerja ini dibedakan antara lain:
1.
2.
3.
Modal Kerja Musiman (Seosonal Working Capiital), yaitu modal
kerja yang jumlahnya berubah-ubah. Perubahan tersebut disebabkan
karena fluktuasi musim.
Modal Kerja Siklus (Cyclical Working Capital), yaitu modal kerja
yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi
konjungtur.
Modal Kerja Darurat (Emergency Working Capital), yaitu modal
kerja yang besarnya berubah-ubah karena adanya keadaan darurat
yang tidak diketahui sebelumnya.
14 Menurut Munawir (2010:119), pada dasarnya modal kerja terdiri dari dua
bagian pokok, yaitu:
1. Bagian yang tetap atau bagian yang permanen, yaitu jumlah
minimum yang harus tersedia agar perusahaan dapat berjalan lancar
dengan lancar tanpa kesulitan keuangan.
2. Jumlah modal kerja yang variabel yang jumlahnya tergantung pada
aktivitas musiman dan kebutuhan-kebutuhan di luar aktivitas yang
biasa.
2.5
Sumber Modal Kerja
Menurut Munawir (2010:120) mengemukakan contoh – contoh modal
kerja dapat berasal dari berbagai sumber, yaitu :
1.
Hasil operasi perusahaan
Jumlah net income yang nampak dalam laporan perhitungan laba rugi
ditambah dengan depresiasi dan amortisasi, jumlah ini menunjukkan
jumlah modal kerja yang berasal dari hasil operasi perusahaan. Jadi,
jumlah modal kerja dari hasil operasi perusahaan dapat dihitung dengan
menganalisa laporan laba rugi perusahaan.
2.
Keuntungan dari penjualan surat berharga
Surat berharga yang dimiliki perusahaan untuk jangka pendek adalah
ssalah satu unsur aktiva lancar yang segera dapat dijual dan akan
menimbulkan keuntungan bagi perusahaan.
3.
4.
5.
6.
Penjualan aktiva tetap investasi jangka panjang dan aktiva lancar lainnya.
Penjualan obligasi dan saham serta kontribusi dana dari pemilik, hutang
hipotik, obligasi dan saham dapat dikeluarkan oleh perusahaan apabila
diperlukan sejumlah modal kerja.
Pinjaman dari bank dan pinjaman jangka pendek lainnya.
Kredit dari supplier atau trade creditor.
Menurut Djarwanto (2004:95), pada umumnya sumber – sumber modal
kerja berasal dari :
1. Pendapatan Bersih
Surat –surat berharga yang merupakan salah satu pos aktiva lancar dapat
dijual dan dari penjualan tersebut akan timbul keuntungan. Penjualan
surat berharga ini akan menyebabkan perubahan pos aktiva lancar dari
pos – pos surat – surat berharga menjadi pos kas.
15 2. Penjualan Aktiva Tidak Lancar
Hasil penjualan aktiva tetap, investasi jangka panjang dan aktiva tidak
lancar lainnya yang tidak diperlukan lagi oleh perusahaan merupakan
sumber lain yang menambah modal kerja.
3. Penjualan Saham atau Obligasi
Untuk menambah dana atau modal kerja yang dibutuhkan, perusahaan
dapat pula mengadakan emisi saham baru atau meminta pada para
pemilik perusahaan untuk menambah modalnya.
4. Dana Pinjaman dari Bank
Dana pinjaman jangka pendek bagi perusahaan merupakan sumber
penting dari aktiva lancarnya, terutama tambahan modal kerja yang
diperlukan untuk membiayai kebutuhan modal kerja musiman siklus, dan
lain – lain.
5. Kredit dari supplier
Meterial barang – barang, supplies dapat dibeli atau dengan wesel bayar.
Apabila perusahaan kemudian dapat mengusahakan menjual barang dan
menarik pembayaran piutang sebelum waktu hutang dilunasi, perusahaan
tersebut memerlukan sejumlah kecil modal kerja.
Berdasarkan uriaian di atas, dapat disimpulkan bahwa sumber - sumber
modal kerja berasal dari, hasil usaha operasi, keuntungan dari penjualan surat
berharga, penjualan aktiva tetap investasi jangka panjang, penjualan obligasi dan
saham, kredit dari supplier, pinjaman dari bank dan sebagainya.
2.6
Penggunaan Modal Kerja
Pengertian penggunaan modal kerja menurut Prastowo (2002:85):
“Penggunaan modal kerja adalah transaksi yang menyebabkan penurunan
modal kerja.”
Menurut Munawir (2010:125) penggunaan – penggunaan aktiva lancar
yang mengakibatkan turunnya modal kerja adalah sebagai berikut :
1. Pembayaran biaya – biaya atau ongkos – ongkos operasi perusahaan.
16 2. Kerugian yang diderita perusahaan kerena adanya penjualan surat
berharga.
3. Adanya penambahan aktiva tetap, investasi jangka panjang dan aktiva
lain.
4. Adanya pembentukan dana atau pemisahan aktiva lancar untuk tujuan –
tujuan tertentu dalam jangka panjang mislanya dana pelunasan obligasi
dab pensiun pegawai, dana ekspanasi ataupun dana – dana lainnya.
5. Pembayaran hutang – hutang jangka panjang yang meliputi hutang
hipotik, hutang obligasi maupun bentuk hutang jangka panjang lainnya.
6. Pengambilan uang atau barang oleh pemilik perusahaan untuk
kepentingan pribadinya (prive).
Menurut Jumingan (2011:75) unsur – unsur rekening tidak lancar yang
mempunyai pengaruh memperkecil modal kerja adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
2.7
Bertambahnya aktiva tidak lancar
Berkurangnya hutang jangka panjang
Berkurangnya modal saham
Pembayaran deviden tunai
Adanya kerugian dalam operasi perusahaan
Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja
2.7.1 Pengertian Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja
Analisis sumber dan penggunaan modal kerja menurut munawir
(2010:113) menyatakan bahwa :
Dalam melaporkan sumber dan penggunaan dana sering terdapat
perbedaaan tentang pengertian “dana” atau “fund”. Pengertian yang pertama dana
diartikan modal kerja netto, sehingga dengan demikian laporan sumber dan
penggunaan dana menggambarkan suatu ringkasan sumber dan penggunaan
modal kerja dan perubahan unsur-unsur modal kerja selama periode yang
bersangkutan. Pengertian kedua, dana diartikan sama dengan kas, dengan
demikian laporan sumber dan penggunaan menggambarkan suatu ringkasan
sumber dan penggunaan kas selama periode yang bersangkutan. Pengertian lain
dari dana adalah sebagai net monetery assets, yaitu kas atau aktiva-aktiva lain
yang mempunyai sifat sama dengan kas.
17 Analisis sumber dan penggunaan modal kerja merupakan analisis
keuangan yang sangat penting bagi pihak manajemen perusahaan, penganalisis
ataupun para calon kreditur dan pihak-pihak lain yang berkepentingan dengan
suatu perusahaan.
2.7.2
Tujuan Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja
Analisis sumber dan penggunaan modal kerja merupakan alat analisis
keuangan yang sangat penting untuk dapat mengetahui bagaimana suatu
perusahaan mengelolah atau menggunakan dana yang dimilikinya. Sehingga
banyak penganalisis atau pihak-pihak yang berkepentingan dengan suatu
perusahaan menginginkan adanya laporan sumber dan penggunaan modal kerja.
Menurut Munawir (2010:132) tujuan utama penyusunan laporan
perubahan modal kerja adalah “untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya
perubahan modal kerja selama periode yang bersangkutan.”
2.8
Kebutuhan Modal Kerja
Modal kerja yang cukup sangat penting bagi perusahaan, tetapi
menentukan berapakah modal kerja yang cukup bagi suatu perusahaan bukanlah
suatu hal yang mudah, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Faktor-faktor yang mempengaruhi modal kerja tersebut menurut munawir
(2010:117-119), adalah:
1.
Sifat atau Tipe Perusahaan
Modal kerja terdiri dari suatu perusahaan jasa relatif akan lebih rendah
bila dibandingkan dengan kebutuhan modal kerja perusahaan industri,
karena secara garis besar perusahaan jasa tidak memerlukan investasi
yang besar sedangkan perusahaan industri mengadakan investasi yang
cukup besar dalam aktiva lancarnya.
18 2.
Waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi atau memperoleh barang
yang akan dijual serta harga persatuan dari barang tersebut.
Makin panjang waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi atau
memperoleh barang tersebut semakin besar pula modal kerja yang
dibutuhkan. Harga pokok persatuan barang juga akan mempengaruhi
besar kecilnya modal kerja yang dibutuhkan. Harga pokok persatuan
barang yang dijual maka semakin besar harga pokok persatuan barang
yang dijual maka semakin besar pula kebutuhan akan modal kerja.
3.
Syarat pembelian bahan atau barang dagangan.
Jika syarat kredit yang diterima pada waktu pembelian menguntungkan,
makin sedikit uang kas yang harus diinvestasikan dalam persediaan
bahan atau barang dagangan. Sebaiknya, apabila pembayaran atas bahan
atau barang dagangan yang dibeli tersebut harus dilakukan dalam jangka
waktu yang pendek maka uang kas yang diperlukan untuk membiayai
persediaan semakin besar pula.
4.
Syarat penjualan
Untuk memperendah dan memperkecil jumlah modal kerja yang harus
diinvestasikan dalam piutang dan untuk memperkecil resiko adanya
piutang yang tidak dapat ditagih, sebaiknya perusahaan memberikan
potongan tunai kepada pembeli. Dengan cara tersebut para pembeli akan
tertarik untuk segera membayar hutangnya dalam periode diskonto
tersebut.
5.
Tingkat perputaran persediaan
Semakin tinggi tingkat perputaran persediaan, maka jumlah modal kerja
yang dibutuhkan (terutama yang harus diinvestasikan dalam persediaan)
semakin rendah. Semakin cepat atau semakin tinggi tingkat perputaran
19 persediaan akan memperkecil resiko terhadap kerugian yang disebabkan
karena penurunan harga atau karena perubahan selera konsumen.
Rumus yang digunakan untuk menghitung besarnya kebutuhan modal
kerja menurut Bambang Riyanto (2001:64) adalah sebagai berikut :
1. Kecepatan Perputaran Piutang
a. Perputaran Kas (Cash Turnover )
Rata – rata kasnya dicari dengan menggunakan rumus :
b. Perputaran Piutang (Receivable Turnover)
20 Rata – rata piutang dapat dicari dengan menggunakan rumus :
c. Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)
Rata – rata persediaannya dapat dicari dengan menggunakan rumus :
2. Lamanya Perputaran Tiap Unsur Modal Kerja
a. Lamanya Perputaran Kas
b. Lamanya Perputaran Piutang
21 c. Lamanya Perputaran Persediaan
3. Lamanya Perputaran Modal Kerja Keseluruhan =
Lamanya Perputaran Kas + Lamanya Perputaran Piutang + Lamanya
Perputaran Persediaan
4. Kecepatan Perputaran Modal Kerja Keseluruhan =
5. Kebutuhan Modal Kerja =
22 2.9
Analisis Rasio Keuangan
Secara umum, analisis rasio terhadap laporan keuangan memberikan
suatu hubungan atau pertimbangan antara jumlah suatu jumlah yang lain serta
memberikan gambaran kepada penganalisa tentang baik buruknya keadaan suatu
posisi keuangan suatu perusahaan. Selain itu, tujuan dari analisis rasio keuangan
ini adalah untuk melihat sampai seberapa jauh ketepatan kebijaksanaan
manajemen dalam mengelola keuangan perusahaan untuk setiap tahunnya.
Pengertian analisa rasio menurut Munawir (2010:101) angka-angka rasio
keuangan yang diperoleh dapat dianalisa dengan memperbandingkan angka rasio
tersebut dengan :
a. Standar rasio atau rasio rata-rata dari seluruh industri semacam dimana
perusahaan
yang
data
keuangannya
sedang
dianalisa
mengjadi
anggotanya.
b. Rasio yang telah ditentukan dalam budget perusahaan yang bersangkutan.
c. Rasio-rasio yang semacam di waktu-waktu yang lalu (ratio historis) dari
perusahaan yang bersangkutan.
d. Rasio keuangan dari perusahaan lain yang sejenis yang merupakan
pesaing perusahaan yang dinilai cukup baik/barhasil dalam usahanya.
Berdasarkan tujuan dari penganalisa, menurut Hanafi (2012:74) angkaangka rasio pada dasarnya dapat digolongkan antara lain :
1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan
memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
2. Rasio Leverage
Rasio leverage adalah rasio yang mengukur sejauh mana kemampuan
perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjangnya.
3. Rasio Aktivitas
23 Rasio aktivitas adalah rasio yang mengukur sejauh mana efektivitas
penggunaan aset dengan melihat tingkat aktivitas asset.
4. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas adalah rasio yang melihat kemampuan perusahaan
mengkasilkan laba.
Golongan angka rasio diatas dapat digunakan untuk menganalisis laporan
keuangan sesuai dengan kebutuhan analisis, tetapi dalam hal ini penulis hanya
mengaambil beberapa saja mengenai masalah yang penulis bahas, yaitu analisa
laporan keuangan dalam hubungannya dengan rasio profitabilitas.
1)
Rasio Profitabilitas
Menurut Kasmir (2014:196) rasio profitabilitas merupakan rasio untuk
menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga
memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan.
Adapun yang termasuk rasio profitabilitas adalah :
a. Gross Profit Margin
Gross profit margin digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam mendapatkan laba bruto per rupiah penjualan.
Rumus :
Penjualan Netto - HPP
=
X 100%
Penjualan Netto
b. Operating ratio
24 Operating ratio digunakan untuk mengukur biaya operasi per rupiah
penjualan, semakin kecil angka rasio menunjukkan kinerja yang
semakin baik.
Rumus :
HPP + Biaya Adm & Penjualan Umum
=
X 100%
Penjualan Netto
c. Net profit margin
Net profit margin digunakan untuk mengukur keuntungan neto atau
laba bersih per rupiah penjualan.
Rumus :
Laba Bersih Setelah Pajak (EAT)
=
X 100%
Penjualan Netto
Menurut Kasmir (2014:208) standar umum atau rata-rata Rasio
Profitabilitas dapat dilihat pada tabel 2.1
Tabel 2.1
Standar Umum Rasio Profitablilitas
No.
Jenis Rasio
Standar Umum
1.
Gross Profit Margin
30 %
2.
Operating Ratio
45 %
3.
Net Profit Margin
20 %
Download