BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS

advertisement
BAB II
KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN
2.1 Kajian Teori
2.1.1 Hakekat Kemampuan Menyelesaikan Masalah.
Mampu berarti kuasa (bisa, sanggup) melakukan sesuatu, dapat, berada,
kaya, mempunyai harta lebih. Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan,
kekuatan (Depdikbud, 1999: 623). Seseorang dikatakan mampu apabila ia bisa
atau sanggup melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. Kemampuan juga
adalah sebuah penilaian terkini atas apa yang dapat dilakukan seseroang.
Menurut Sahvitri (2009: 5) bahwa kemampuan (ability) adalah atibutatribut yang mempengaruhi kinerja seseorang. Dalam konteks siswa, kemampuan
atau ability siswa dalam proses pembelajaran adalah sejauh mana siswa tersebut
dapat mengerti dan memahami materi ajar yang disampaikan oleh guru.
Sedangkan menurut Chaplin (dalam Saputro, 2011: 1) bahwa kemampuan
mengandung pengertian kecakapan, ketangkasan, bakat dan kesanggupan yang
merupakan tenaga daya kekuatan untuk melakukan suatu perbuatan.
Secara psikologi, kemampuan itu terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan
kemampuan reality (EQ). Dalam hal ini siswa yang memiliki IQ di atas rata-rata
maka dia akan terampil mengerjakan soal-soal yang diberikan dan akan
mempunyai nilai hasil belajar yang memuaskan. Menurut Robbins (dalam
Saputro, 2010: 20) bahwa kemampuan ability adalah kecakapan atau potensi
menguasai suatu keahlian yang merupakan bawaan sejak lahir atau merupakan
hasil latihan atau praktek dan digunakan untuk mengerjakan sesuatu yang
diwujudkan melalui tindakannya.
Lebih lanjut Robbins (dalam Saputro, 2010: 21) menyatakan bahwa
kemampuan terdiri dari dua faktor, yaitu (1) kemampuan intelektual (intelektual
ability) yaitu merupakan kemampuan melakukan aktifitas secara mental seperti
berpikir, menalar, dan memecahkan masalah; dan (2) kemampuan fisik (phisical
ability), yaitu merupakan kemampuan melakukan aktifitas berdasarkan stamina
seperti kemampuan tugas yang menuntut stamina, keterampilan, kekuatan dan
karakteristik serupa.
Kridalaksana (dalam Saputro, 2011: 2) menyatakan bahwa kemampuan
adalah kesanggupan dalam menguasai pengetahuan dan keterampilan dengan
jalan mempelajari sadar, terencana dan bertujuan, sehingga memiliki kecakapan
menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki untuk mencapai tujuan
merupakan
hasil
kegiatan
belajar
berupa
kecakapan
pengetahuan
dan
keterampilan.
Menurut Guiltford (dalam Suryabrata, 2004: 163) bahwa kemampuan
terdiri dari tiga jenis yaitu (1) kemampuan perseptual, yaitu kemampuan dalam
mengadakan persepsi atau pengamatan antara lain mencakup faktor-faktor
kepekaan indra, perhatian, kecepatan persepsi, atau pengamatan antara lain
mencakup faktor-faktor kepekaan indera, perhatian , kecepatan persepsi dan
sebagainya; (2) Kemampuan psikomotor yaitu kemampuan mencakup kekuatan,
kecepatan gerak, ketelitian, keluwesan dan (3) kemampuan intelektual yaitu
kecenderungan yang menekankan pada kemampuan akal dimana mencakup
beberapa faktor antara lain ingatan, pengenalan, evaluasi berpikir dan lain-lain.
Sehubungan dengan beberapa teori di atas dapat disimpulkan bahwa
kemampuan adalah kapasitas kesanggupan atau kecakapan seorang individu
dalam melakukan sesuatu hal atau beragam tugas dalam suatu pekerjaan tertentu.
Masalah dalam pembelajaran matematika merupakan pertanyaan yang
harus dijawab atau direspon. Namun tidak menuntut kemungkinan pertanyaan
akan menjadi masalah. Suatu pertanyaan otomatis akan menjadi masalah. Suatu
pertanyaan akan menjadi masalah hanya jika pertanyaan itu menunjukkan adanya
suatu tantangan yang tidak dapat dipecahkan oleh suatu prosedur rutin yang sudah
diketahui si pelaku.
Kemampuan adalah sebagai keterampilan (skill) yang dimiliki untuk
menyelesaikan suatu soal matematika. Hal ini berarti bila seorang sudah terampil
dengan benar menyelesaikan suatu soal matematika maka orang itu memiliki
kemampuan dalam menyelesaikan soal. Dalam penelitian ini kemampuan siswa
didefinisikan sebagai kesanggupan siswa dalam menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan keliling persegi dan persegi panjang.
Polya
(dalam
http://blacksweetchocolate.blogspot.com)
mengartikan
pemecahan masalah sebagai satu usaha mencarijalan keluar dari satu kesulitan
guna mencapai satu tujuan yang tidak begitu mudah segera untuk dicapai,
sedangkan
menurut
Utari (dalam http://blacksweetchocolate.blogspot.com)
mengatakan bahwa pemecahan masalah dapat berupa menciptakan ide baru,
menemukan teknik atau produk baru.
Selanjutnya
Polya
(dalam
http://blacksweetchocolate.blogspot.com)
mengajukan empat langkah fase penyelesaian masalah yaitu memahami masalah,
membuat rencanakan penyelesaian, melaksanakan rencana pemecahan dan
melakukan pengecekan kembali semua langkah yang telah dikerjakan.
Langkah-langkah menyelesaikan masalah dengan menggunakan langkah
Polya sebagian besar dalam praktek belum dipergunakan secara utuh. Adapun
menurut Musser (dalam http:Jurnal.unimus.ac.id) langkah-langkah tersebut adalah
1. Memahami Masalah
Pada langkah ini kegiatan yang dilakukan meliputi : apakah dapat memahami
semua kalimatnya?, apakah dapat mengubah masalah dengan kalimatnya
sendiri ?
2. Membuat Rencana Penyelesaian
Pada langkah kedua ini menentukan pemisahan data yang belum diketahui
dengan perubahan sesuai dengan kebutuhan atau perubahan lain. Selanjutnya
mencari hubungan data yang diketahui dengan data yang belum diketahui.
Dalam langkah kedua ini merupakan langkah membuat masalah riil ke dalam
model matematika. Hal ini dapat dilakukan jika langkah pertama dilakukan
dengan benar.
3. Melaksanakan Rencana Pemecahan
Rencana pemecahan masalah dilakukan untuk menyelesaikan model
matematika yang sudah dibuat pada langkah kedua. Pada langkah ini
diperlukan suatu pemilihan metode atau cara yang tepat untuk menyelesaikan.
Selain itu dibutuhkan suatu perhitungan yang teliti dan benar.
4. Memeriksa Kembali
Kegiatan yang dilakukan pada langkah terakhir ini yang perlu dijawab antara
lain: Apakah sudah diperiksa hasilnya?, Apakah dapat mengemukakan
alasannya?, Dapatkah menemukan hasil yang lain?, dan dapatkah memahami
hasilnya atau metodenya untuk permasalahan yang berbeda.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa Dalam
menyelesaikan masalah harus memperhatikan empat langkah fase penyelesaian
masalah yaitu memahami masalah, merencanakan penyelesaian, menyelesaikan
masalah dan melakukan pengecekan kembali semua langkah yang telah
dikerjakan.
2.1.2 Metode Karya Wisata
a. Pengertian Metode Karya Wisata
Metode merupakan langkah-langkah prosedural yang spesifik dan
sistematis untuk mencapai tujuan tertentu. Metode mengajar merupakan
sekumpulan prinsip-prinsip yang terkoordinir, terencana, dilakukan secara sadar,
teratur, sistematik
dan sistematis untuk melaksanakan pengajaran. Di dalam
proses kegiatan pembelajaran ada beberapa jenis metode pembelajaran
diantaranya adalah metode karya wisata.
Kadang-kadang dalam proses belajar megajar, siswa perlu diajak ke luar
sekolah, untuk meninjau tempat tertentu atau objek yang lain. Hal ini bukan
sekedar rekreasi, tetapi utuk belajar atau memperdalam pelajarannya dengan
melihat kenyataannya. Karena itu dikatakan metode karya wisata adalah cara
mengajar yang dilaksanakan dengan megajhar siswa ke suatu tempat atau objek
tertentu di luar sekolah untuk ,mempelajari, menyelidiki, sesuatu seperti meninjau
pabrik sepatu, suatu bengkel mobil, toko serba ada, suatu peternakan atau
perkebunan, museum, dan sebagainya (Djamarah dan Zain, 2006: 93).
Metode karya wisata adalah suatu metode mengajar yang dirancang
terlebih dahulu oleh guru dan diharapkan siswa membuat laporan dan
didiskusikan bersama siswa yang lain serta didampingi oleh guru, yang kemudian
dibukukan (Moeslichatoen,2004: 68).
Metode field trip atau karya wisata menurut Mulyasa (2005: 112)
merupakan suatu perjalanan atau pesiar yang dilakukan oleh siswa untuk
memperoleh pengalaman belajar, terutama pengalaman langsung dan merupakan
bagian integral dari kurikulum sekolah. Meskipun karya wisata memiliki banyak
hal yang bersifat non akedemis, tujuan umum pendidikan dapat segara dicapai,
terutama berkaitan dengan pengembangan wawasan pengalaman tentang dunia
luar.
Dari pengertian metode karya wisata menurut pakar tersebut, disimpulkan
bahwa metode karya wisata adalah kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan
di luar kelas dalam rangka mempelajari sesuatu, dimana siswa dapat mengamati
objek secara langsung. Selama karya wisata selain siswa mempelajari suatu objek
mereka juga sekaligus rekreasi.
Dari kegiatan karya wisata, siswa mendapatkan pengalaman langsung
yang dapat membuat mereka tertarik kepada pelajaran yang disajikan sehingga
siswa lebih ingin mendalami ikhwal yang diminati dengan cara mencari informasi
dari buku-buku sumber lainnya dan menumbuhkan rasa cinta kepada alam sekitar
sebagai
ciptaan Tuhan.
(Online)
dari
http:/www.referensi
makalah.com
2012/12/metode-karyawisata-dalam-pembelajaran.html.
Karya wisata pada umumnya didorong oleh motivasi mencari keterangan
tentang
hal-hal
tertentu,
melatih
sikap
siswa,
membangkitkan
minat,
mengembangkan apresiasi, menikmati pengalaman-pengalaman baru. Karya
wisata juga memungkinkan siswa dapat melihat peristiwa yang terjadi secara
langsung dan tentu saja akan menambah pengalaman. Pengalaman tersebut tidak
akan mereka dapatkan apabila mereka hanya belajar dalam kelas. (Online) dari
http:/www.referensi
makalah.com
2012/12/metode-karya
wisata-dalam-
pembelajaran.html.
Menurut Roestiyah (2008: 85), teknik karya wisata ini digunakan karena
tujuannya adalah dengan melaksanakan karya wisata diharapkan siswa dapat
memperoleh pengalaman langsung dari objek yang dilihatnya, dapat turut
menghayati tugas pekerjaan milik seseorang, serta bertanya jawab mungkin
dengan jalan demikian mereka mampu memecahkan persoalan yang dihadapinya
dalam pelajaran, ataupun pengetahuan umum. Juga mereka bisa melihat,
mendengar, meneliti dan mencoba apa yang dihadapinya, agar nantinya dapat
mengambil kesimpulan, dan sekaligus dalam waktu yang sama ia dapat
mempelajari beberapa mata pelajaran.
b. Langkah-langkah Metode Karya Wisata
Sudjana (2005: 87) mengemukakan langkah-langkah metode karya wisata
sebagai berikut:
1. Perencanaan karya wisata
a. Merumuskan tujuan karya wisata
b. Menetapkan objek karya wisata sesuai denga tujuan karya wisata
c. Menetapkan lamanya karya wisata
d. Menyusun rencana belajar bagi siswa selama karya wisata
e. Merencanakan perlengkapan belajar yang harus disediakan
2. Langkah-langkah pelaksanaan karya wisata
Dalam fase ini adalah pelaksanaan kegiatan belajar di tempat karya wisata
dengan bimbingan guru. Kegiatan belajar ini harus diarahkan kepada tujuan
yag telah ditetapkan pada fase perencanaan di atas.
3. Tindak lanjut.
Pada akhir karya wisata, siswa harus diminta laporannya baik lisan maupun
tertulis yang merupakan inti masalah yang telah dipelajari pada waktu karya
wisata.
c. Kelebihan dan Kekurangan Metode Karya Wisata
Metode karya wisata adalah metode pembelajaran yang dilakukan dengan
cara mengajak siswa keluar kelas atau outdoor untuk memperlihatkan hal-hal atau
peristiwa yang ada hubungannya dengan bahan materi pelajaran. Metode karya
wisata dapat dipergunakan (1) Apabila pelajaran yang dimaksudkan untuk
memberikan pengertian lebih jelas dengan alat peraga, (2) Apabila akan
membangkitkan penghargaan dan cinta terhadap tanah air dan lingkungan serta
menghargai ciptaan Tuhan, (3) Apabila akan mendorong anak mengenal
lingkungan
dengan
baik.(Online)
dari
http:/www.fisika
dan
sains.blogspot.com/2012/02/makalah-metode-pembelajaran.html.
Menurut Roestiyah (2001: 87) kelebihan metode karya wisata adalah:
1. Siswa dapat berpartisipasi dalam berbagai kegiatan yang dilakukan oleh
para petugas pada objek karya wisata itu, serta mengalami dan menghayati
langsung pekerjaan mereka, hal mana tidak mungkin diperoleh di sekolah,
sehingga kesempatan tersebut dapat mengembangkan bakat khusus atau
ketrampilan mereka.
2. Siswa dapat melihat berbagai kegiatan para petugas secara individu
maupun secara kelompok dan dihayati secara langsung, yang mereka akan
memperdalam dan memperluas pengalaman mereka.
3. Dalam kesempatan ini siswa dapat bertanya jawab, menemukan sumber
imformasi yang pertama untuk memecahkan segala yang dihadapi,
sehingga mungkin mereka menemukan bukti kebenaran teorinya, atau
mencobakan teorinya kedalam praktek.
4. Dengan objek yang ditinjau itu siswa dapat memperoleh bermacammacam pengetahuan dan pengalaman yang terintegrasi, yang tidak
terpisah-pisah dan terpadu.
Sedangkan kekurangan metode karya wisata menurut Suhardjono (2004:
85) adalah:
1. Memakan waktu bila lokasi yang dikunjungi jauh dari pusat latihan.
2. Kadang- kadang sulit untuk mendapat ijin dari pimpinan kerja atau kantor
yang akan dikunjungi
3. Biaya transportasi dan akomodasi mahal.
Agar pelaksanaan metode karya wisata berhasil guna dan berdaya guna
maka harus diperhatikan: karya wisata biasanya dilakukan di luar sekolah.
Sehingga mungkin jarak tempat itu sangat jauh dari sekolah, maka perlu
menggunakan transportasi. Hal itu pasti memerlukan biaya yang besar, juga pasti
menggunakan waktu yang lebih panjang daripada jam sekolah, maka jangan
sampai mengganggu kelancaran rencana pelajaran lain. Biaya yang tinggi kadangkadang tidak terjangkau oleh siswa maka perlu bantuan sekolah. Jika tempatnya
jauh maka guru perlu memikirkan segi keamanan dan kemampuan fisik siswa
untuk menempuh jarak tersebut. Guru perlu menjelaskan adanya aturan yang
berlaku khusus di tempat wisata ataupun hal-hal yang berbahaya.
2.1.3 Tinjauan Materi Persegi dan Persegi Panjang
a. Persegi
Persegi adalah persegi panjang dengan dua sisi yang berdekatan sama
panjang (Agustina, 2013:1). Sedangkan menurut Ojak (2012:1) bahwa persegi
adalah bangun datar yang memiliki empat buah sisi sama panjang dan empat buah
sudut sama besar. Besar setiap sudut dalam persegi adalah 90 derajat.
Perhatikan gambar persegi di bawah ini !
Gambar 2.1 Persegi ABCD
Sisi AB = sisi BC = sisi CD = sisi AD
Sudut A = sudut B = sudut C = sudut D = 900
Menurut Wahidin (2010: 71) keliling adalah panjang garis yang
mengelilingi suatu bangun.
Keliling persegi adalah jumlah dari sisi-sisinya.
Menurut Lee (2010: 10) bahwa persegi mempunyai empat sisi sama panjang
maka keliling persegi adalah:
Keliling = sisi + sisi + sisi + sisi = 4 x sisi.
Contoh soal : Kebun ayah berbentuk persegi dengan panjang sisi 36 meter. Berapa
meter kelilingnya?
K
=
4 x sisi
=
4 x 36
=
144 meter
b. Persegi Panjang
Persegi panjang adalah bangun datar dua dimensi yang dibentuk oleh dua
pasang rusuk yang masing-masing sama panjang dan sejajar dengan pasangannya,
dan memiliki empat buah sudut yang kesemuanya adalah sudut siku-siku. Rusuk
terpanjang disebut sebagai panjang (p) dan rusuk terpendek disebut lebar (l)
(Gunawan, 2010: 1)
Menurut Widiyansari (2012: 1) bahwa persegi panjang adalah bangun
geometri yang disusun dari empat titik yang tidak segaris dan dihubungkan antara
yang satu dengan yang lain yang berhadapan sama panjang.
Perhatikan gambar persegi panjang di bawah ini !
Gambar 2.2 Persegi panjang ABCD
Menurut Widiyansari (2012: 2) bahwa sifat-sifat persegi panjang meliputi
beberapa hal berikut.
1. Pada persegi panjang ABCD sisi-sisi yang berhadapan adalah sejajar.
(AB CD,dan ADBC)
2. Pada persegi panjang ABCD, sisi-sisi yang berhadapan adalah sama
panjang
(AB = CD,dan AD = BC)
3. Pada persegi panjang ABCD, sudut-sudut yang berhadapan adalah sama
besar (sudut A= sudut C dan sudut B = sudut D)
4. Pada persegi panjang ABCD, diagonal-diagonalnya saling membagi dua
sama (AC dan BD berpotongan di tengah-tengah)
5. Pada persegi panjang ABCD, sudut-sudut yang berdekatan, berpelurus
sesamanya (sudut A + sudut B = sudut B + sudut C = sudut C + sudut D =
sudut A + sudut D = 180˚)
6. Pada pesegi panjang ABCD keempat sudutnya sama besar (sudut A =
sudut B = sudut C = sudut D)
7. Pada persegi panjang ABCD, keempat sudutnya adalah sudut-sudut sikusiku (sudut A, sudut B, sudut C,dan sudut D adalah sudut siku-siku)
8. Pada persegi panjang ABCD, diagonal-diagonalnya sama panjang
(AC=BD)
Dijelaskan pula oleh Widiyansari (2012: 2) sifat-sifat persegi panjang yakni
(a) Sudut-sudutnya sama besar yaitu 90˚, (b) Sisi-sisi yang berhadapan sama
panjang, (c) Kedua diagonalnya saling membagi sama panjang, (d) bangun
persegi panjang juga dua simetri lipat, dua sumbu simetri, dan dua sumbu simetri
putar.
Menurut Widiyansari (2012: 2) bahwa jika panjang suatu persegi panjang
adalah p dan lebarnya l maka keliling persegi panjang adalah sebagai berikut:
Keliling =
p+p+l+l
=
2p + 2l
=
2(p+l)
Contoh soal: Carilah keliling bangun berikut:
p = 12
l=4
Keliling = 2 x ( p + l)
= 2 x (12 + 4)
= 32 cm
2.1.4 Contoh Masalah (soal Cerita) yang Berkaitan dengan Keliling Persegi
dan Persegi Panjang
1. Sebuah pigura terbuat dari kayu. Pigura itu berbentuk persegi. Panjang sisi
pigura 15 cm. Berapa cm panjang kayu yang diperlukan untuk membuat
pigura?
Jawab:
Diketahui
:
Panjang sisi
= 15 cm
Ditanyakan
:
Panjang Kayu ?
Penyelesaian
:
Keliling
= 4 x panjang sisi
= 4 x 15
= 60 cm
Jadi Panjang kayu yang diperlukan untuk membuat pigura adalah 60 cm.
2. Permukaan layar komputer Didi berbentuk persegi, kelilingnya 180 cm berapa
panjang sisi layar itu?
Jawab:
Diketahui
:
Keliling persegi 180 cm
Ditanyakan
:
Panjang sisi ?
Penyelesaian
:
Keliling
=
Panjang sisi
=
4 x panjang sisi
=
=
45 cm
1. Buku Tematik Didi berbentuk persegi panjang. Panjang buku 26 cm dan
lebarnya 20 cm berapa cm keliling buku Tematik Didi ?
Jawab:
Diketahui
:
Panjang = 26 cm
Lebar
= 20 cm
Ditanyakan
:
Keliling persegi panjang ?
Penyelesaian
:
Keliling
=
(2 x panjang) + (2 x lebar )
=
(2 x 26) + (2 x 20)
=
52 + 40
=
92 cm
Jadi, keliling buku Tematik Didi adalah 92 cm
2. Permukaan pintu lemari berbentuk persegi panjang. Panjang pintu 100 cm dan
lebar pintu 60 cm. Berapa keliling pintu lemari es ?
Jawab:
Diketahui
:
Panjang = 100 cm
Lebar
= 60 cm
Ditanyaka
:
Keliling pintu lemari es
Penyelesaian
:
Keliling
=
(2 x Panjang) + (2 x lebar)
=
(2 x 100) + (2 x 60)
=
200 + 120
=
320 cm.
Jadi, keliling pintu lemari es adalah 320 cm
2.1.5 PenerapanMetode Karya Wisata dalam Meningkatkan Kemampuan
Menyelesaikan Masalah yang Berkaitan dengan Keliling Persegi dan
Persegi Panjang.
Untuk penerapan pembelajaran dengan menggunakan metode karya
wisata dalam menigkatkan kemampuan menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan keliling persegi dan persegi panjang, langkah- langkahnya sebagai berikut:
1. Perencanaan karya wisata
a. Merumuskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai
b. Menetapkan objek karya wisata sesuai dengan tujuan pembelajaran
c. Menetapkan lamanya karya wisata
d. Menyusun rencana belajar bagi siswa selama karya wisata
e. Merencanakan perlengkapan belajar yang harus disediakan
2. Langkah-langkah pelaksanaan karya wisata
a. Guru memberikan penjelasan tentang langkah-langkah pemecahan
masalah untuk menghitung keliling persegi dan persegi panjang
1. Sebuah pigura terbuat dari kayu. Pigura itu berbentuk persegi. Panjang
sisi pigura 15 cm. Berapa cm panjang kayu yang diperlukan untuk
membuat pigura ?
Jawab
Diketahui
: Panjang sisi = 15 cm
Ditanyakan
: Panjang Kayu
Penyelesaian
:
Keliling
= 4 x panjang sisi
= 4 x 15
= 60 cm
Jadi Panjang kayu yang diperlukan untuk membuat pigura adalah 60
cm.
2. Buku Tematik Didi berbentuk persegi panjang. Panjang buku 26 cm
dan lebarnya 20 cm berapa cm keliling buku Tematik Didi ?
Diketahui
: Panjang = 26 cm
Lebar
= 20 cm
Ditanyakan
: Keliling persegi panjang
Penyelesaian
:
Keliling
= (2 x panjang) + (2 x lebar )
= (2 x 26) + (2 x 20)
= 52 + 40
= 92 cm
Jadi, keliling buku Tematik Didi adalah 92 cm
b. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk melakukan pengamatan
dan menghitung keliling persegi dan persegi panjang
c. Guru memberikan bimbingan kepada siswa yang sedang melakukan
kegiatan mengukur keliling persegi dan persegi panjang
3. Tindak lanjut.
a. Pada akhir karya wisata, siswa harus diminta laporannya baik lisan
maupun tertulis yang merupakan inti masalah yang telah dipelajari pada
waktu karya wisata.
b. Guru melakukan penilaian/evaluasi hasil dari kegiatan karya wisata
2.2 Kajian Penelitian yang Relevan
Penelitian tentang keliling ini, sebelumnya pernah dilakukan oleh Abdul
Gani Ahmad Koem (2013) yang berjudul “Meningkatkan Kemampuan
Menentukan Keliling dan Luas Jajaran Genjang Melalui Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD pada Siswa Kelas IV SDN 24 Limboto Kabupaten
Gorontalo”
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK),
dengan jumlah siswa yang dijadikan subjek penelitian adalah 20 siswa yakni
terbagi atas 7 orang laki-laki dan 13 orang perempuan.
Dari
hasil
penelitan
menunjukkan
ada
peningkatan
kemampuan
menentukan keliling dan luas jajaran genjang. Capaian kemampuan pada siklus I
menunjukan bahwa dari 20 siswa yang dikenai tindakan terdapat 12 siswa atau
63% memperoleh nilai 70 ke atas sehingga belum mencapai indikator kinerja dan
dilanjutkan ke siklus II. Pada siklus II meningkat menjadi 17 siswa atau 81.5%
yang memperoleh nilai 70 ke atas, dengan demikian indikator telah tercapai dan
tindakan pelajaran dianggap tuntas. Sehubungan dengan hal tersebut disimpulkan
bahwa melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD, kemampuan
menentukan keliling dan luas jajaran genjang pada siswa kelas IV SDN 24
Limboto Kabupaten Gorontalo meningkat.
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Abdul Gani Ahmad Koem
(2013) memiliki kesamaan dengan penelitian yang akan dilaksanakan oleh
peneliti dari segi dimensi masalah yang akan diselesaikan yakni meningkatkan
kemampuan siswa menentukan keliling namun pada penelitian sebelumnya juga
dipecahkan masalah tentang luas. Perbedaan penelitian terdahulu dengan
penelitian yang akan dilaksanakan adalah pada bentuk persegi yang akan diukur
dimana pada penelitian terdahulu hanya fokus pada jajaran genjang sedangkan
pada penelitian yang akan dilaksanakan akan mengukur keliling persegi dan
persegi panjang. Ditinjau dari metode pembelajaran yang digunakan juga berbeda,
dimana pada penelitian sebelumnya menggunakan metode pembelajaran
kooperatif tipe STAD sedangkan pada penelitian yang akan dilaksanakan
menggunakan metode karyawisata. Begitu pula dengan subjek penelitian yakni
kelas IV pada penelitian sebelumnya sedangkan pada penelitian yang akan
dilaksanakan adalah kelas III.
2.2 Hipotesis Tindakan
Berdasarkan landasan teori sebelumnya maka hipotesis yang dapat
diajukan
yakni
“Jika
melalui
metode
karyawisata
maka
kemampuan
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling persegi dan persegi
panjang pada siswa kelas III SDNNO. 72 Kota Timur Kota Gorontalo akan
meningkat”.
2.3
Indikator Kinerja
Sebagai indikator kinerja dalam penelitian ini adalah : minimal 75 %
siswa kelas III SDN NO. 72 Kota Timur yang dikenai tindakan memperoleh nilai
67 ke atas untuk materi menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling
persegi dan persegi panjang melalui metode karya wisata.
Download