14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Knowledge Management

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Knowledge Management
Knowledge Management adalah usaha untuk meningkatkan pengetahuan
yang berguna dalam organisasi, diantaranya membiasakan budaya berkomunikasi
antar personil, memberikan kesempatan untuk belajar, dan menggalakan saling
berbagi knowledge. Dimana usaha ini akan menciptakan dan mempertahankan
peningkatan nilai dari inti kompetensi bisnis dengan memanfaatkan teknologi
informasi yang ada. Hal ini disarikan dari pendapat McInerney sebagai berikut:
“Knowledge Management (KM) is an effort to increase useful knowledge within
the organization. Ways to do this include encouraging communication, offering
opportunities to learn, and promoting the sharing of appropriate knowledge
artifacts.”(Winda Kurnia Sari, Ken Ditha Tania ; 2014 : 681)
Menurut (Davenport, Thomas & Prusak, 2000 : 5) knowledge merupakan
campuran dari pengalaman, nilai, informasi kontektual, pandangan pakar dan
intuisi mendasar yang memberikan suatu lingkungan dan kerangka untuk
mengevaluasi dan menyatukan pengalaman baru dengan informasi. Di perusahaan
knowledge sering terkait tidak saja pada dokumen atau tempat penyimpanan
barang berharga, tetapi juga pada rutinitas, proses, praktek dan norma perusahaan
knowledge dibagi menjadi dua jenis yaitu Explicit Knowledge dan Tacit
Knowledge, yang dapat dijabarkan sebagai berikut:
14
15
1. Explicit Knowlege
Merupakan sesuatu yang dapat diekspresikan dengan kata-kata dan
angka, serta dapat disampaikan dalam bentuk ilmiah, spesifikasi, manual
dan sebagainya. Knowledge jenis ini dapat segera diteruskan dari satu
individu ke individu lainnya secara formal dan sistematis. Explicit
Knowledge juga dapat dijelaskan sebagai suatu proses, metoda, cara,
pola bisnis dan pengalaman desain dari suatu produksi.
2. Tacit Knowledge
Merupakan knowledge dari para pakar, baik individu maupun
masyarakat, serta pengalaman mereka. Tacit Knowledge bersifat sangat
personal dan sulit dirumuskan sehingga membuatnya sangat sulit untuk
dikomunikasikan atau disampaikan kepada orang lain. Perasaan pribadi,
intuisi, bahasa tubuh, pengaman fisik serta petunjuk praktis (rule-ofthumb) termasuk dalam jenis Tacit Knowledge.(Andreas Eko Wijaya ;
2014 : 191)
II.2. Siklus Aliran Knowledge
Model mengenai aliran knowledge disebut sebagai General Knowledge
Model (GKM). Pada setiap proses terdapat proses dan siklus aliran knowledge
yang lebih dalam.(Andreas Eko Wijaya ; 2014 : 192)
Dari keterangan gambar II.1. General Knowledge Model dapat diambil
kesimpulan bahwa:
1. Knowledge Creation (penciptaan pengetahuan)
penciptaan
pengetahuan
baru,
dapat
merupakan proses
dilakukan
dengan
proses
16
pengembangan
(development),
penemuan
(discovery)
ataupun
penangkapan (capture) pengetahuan.
2. Knowledge Retention (penyimpanan pengetahuan) merupakan proses yang
bertujuan untuk menjaga dan memelihara serta pengambilan-kembali
pengetahuan yang ada.
3. Knowledge Transfer (pemindahan pengetahuan) merupakan proses untuk
mengalirkan pengetahuan dari satu pihak ke pihak yag lainnya, meliputi
proses komunikasi, penterjemahan, pengubahan dan juga pemilahan.
Knowledge Transfer dapat juga dipahami sebagai Knowledge Sharing
(penyebarluasan pengetahuan).
4. Knowledge Utilization (pemanfaatan pengetahuan) merupakan proses yang
berkaitan dengan pemanfaatan pengetahuan yang ada.(Andreas Eko
Wijaya ; 2014 : 192)
Gambar II.1. General Knowledge Model
(Sumber : Newman & Conrad ; 1999)
17
II.3. Konversi Knowledge
Nonaka dan Takeuchi mengemukakan bahwa alasan fundamental mengapa
perusahaan Jepang sukses, kerena ketrampilan dan pengalaman mereka terdapat
pada penciptaan knowledge organisasi. Penciptaan knowledge dicapai melalui
pengenalan hubungan sinergik antara tacit knowledge dan explicit knowledge.
Ikujiro Nonaka dan Hirotaka Takeuchi pada tahun 1991 dan 1995, membedakan
antara tacit knowledge dan explicit knowledge, dan membagi model konversi
knowledge menjadi 4 cara sebagai berikut:
1. Tacit knowledge ke Tacit knowledge, disebut proses Sosialization.
Transfer knowledge dari satu individu ke individu lainnya dalam bentuk
tacit knowledge. Disebutkan bahwa Socialization muncul dari aktivitas
berbagi dan menciptakan pengetahuan tacit melalui pengalaman langsung.
2. Tacit knowledge ke Explicit Knowledge, disebut proses Externalization.
Transformasi knowledge dari bentuk Tacit ke bentuk Explicit. Dengan
externalization, pengetahuan tacit yang ada dalam diri individu
dikeluarkan dan diformulasikan ke dalam media lain yang dapat dengan
mudah dipelajari oleh individu lain.
3. Explicit Knowledge ke Explicit Knowledge, disebut proses Combination.
Mengorganisasi kumpulan Explicit knowledge ke dalam satu bentuk media
yang lebih sistematis, melalui proses penambahan knowledge baru,
kombinasi dan kategorisasi pengetahuan yang telah terkumpul. Kombinasi
knowledge dapat difasilitasi melalui media seperti dokumen, pertemuan,
komunikasi melalui telepon atau komputerisasi jaringan komunikasi dan
lain sebagainya.
18
4. Explicit Knowledge ke Tacit Knowledge, disebut proses Internalization.
Tranformasi knowledge dari bentuk Explicit ke bentuk Tacit. Contohnya
dengan proses belajar yang kemudian diikuti dengan „learning by doing„.
Ketika pengalaman melalui sosialisasi, eksternalisasi dan kombinasi
diinternalisasi ke dalam knowledge tacit individu dalam bentuk model
mental yang dibagikan atau teknik cara, knowledge ini menjadi aset yang
bernilai, dan lambat laun membentuk pengetahuan baru dalam diri
individu.(Andreas Eko Wijaya ; 2014 : 192)
TACIT
(Socialization)
TACIT
EXPLICIT
EXPLICIT
(Externalization)
E.G. TEAM MEETING AND
DISCUSSION
E.G. DIALOG WITHIN TEAM
(Interlization)
(Combination)
E.G. LEARN FROM A REPORT
E.G. E-MAIL A REPORT
Gambar II.2. Model Konversi Knowledge menurut NONAKA
(Sumber : Winda Kurnia Sari, Ken Ditha Tania ; 2014 : 683)
II.4. Konsep Manajemen Pengetahuan
Konsep dan defenisi manajemen pengetahuan, antara lain dikemukakan
oleh Davidson dan Philip Voss (2002), Manajemen pengetahuan sebagai system
yang memungkinkan perusahaan menyerap pengetahuan, pengalaman dan
kreativitas para stafnya untuk perbaikan perusahaan. Menurut pendapat Betgerson
19
(2003), manajemen pengetahuan merupakan suatu pendekatan yang sistematik
untuk mengelola asset intelektual dan informasi lain sehingga memberikan
keunggulan bersaing bagi perusahaan. (Prof. DR. H. Ismail Nawawi ; 2012 : 2)
Dalam memperkaya pemahaman, Tannebaum (1998) memberikan definisi
dengan berbagai formulasi untuk memberikan pemahaman terhadap manajemen
pengetahuan sebagai berikut :
1. Manajemen
penyimpanan,
pengetahuan
dan
mencakup
pengaksesan
pengumpulan,
informasi
untuk
penyusunan,
membangun
pengetahuan, pemanfaatan dengan tepat teknologi informasi, seperti
computer yang dapat mendukung manajemen pengetahuan, namun
teknologi informasi tersebut bukanlah manajemen pengetahuan.
2. Manajemen pengetahuan mencakup berbagai pengetahuan (sharing
knowledge). Tanpa berbagi pengetahuan, upaya manajemen pengetahuan
akan gagal culture perusahaan, dinamika dan praktik, seperti system
penggajian dapat mempengaruhi berbagai pengetahuan. Kultur dan
aspek social dari manajemen pengetahuan merupakan tantangan yang
signifikan.
3. Manajemen pengetahuan terkait dengan pengetahuan orang. Pada suatu
saat, organisasi membutuhkan orang yang kompeten untuk memahami
dan memanfaatkan informasi dengan efektif. Organisasi terkait dengan
individu untuk melakukan inovasi dan memberi petunjuk kepada
organisasi. Organisasi juga terkait dengan persoalan keahlian yang
menyediakan input untuk menerapkan manajemen pengetahuan. Oleh
karena itu, organisasi mesti mempertimbangkan bagaimana menarik,
20
mengembangkan, dan mempertahankan pengetahuan anggota sebagai
bagian dari domain manajemen pengetahuan.
4. Manajemen
pengetahuan
terkait
dengan
peningkatan
efektivitas
organisasi. Kita berkonsentrasi dengan manajemen pengetahuan karena
dipercaya bahwa manajemen pengetahuan dapat memberikan kontribusi
kepada vitalitas dan kesuksesan perusahaan. Upaya untuk mengukur
modal intelektual dan untuk menilai efektivitas manajemen pengetahuan
harus dapat membantu kita memahami secara luas pengelolaan
pengetahuan yang telah dilakukan.
Selain mengusulkan satu consensus mengenai pengertian manajemen
pengetahuan, Tannebaum juga memberikan penjelasan mengenai karakteristik
berbagai aktivitas manajemen pengetahuan. Manajemen pengetahuan, menurut
Tannebaum, paling tidak terdiri atas berikut ini :
1. Pengembangan database organisasi mengenai pelanggan, masalah yang
bersifat umum dan serta pemecahannya.
2. Mengenali para ahli internal, memperjelas apa yang mereka ketahui, dan
mengembangkan kamus yang menjelaskan sumber daya internal kunci
dan mengenali bagaimana menemukannya.
3. Mendapatkan dan menangkap pengetahuan dari para ahli tersebut untuk
disebar ke yang lain.
4. Mendesain struktur pengetahuan yang membantu mengelola informasi
dalam suatu cara yang dapat diakses dan siap untuk diaplikasikan.
5. Menciptakan forum bagi orang-orang yang ada di dalam perusahaan
untuk berbagi pengalaman dan ide, baik dalam bentuk tatap muka,
21
berkomunikasi melalui internet, website, chating room, e-mail, dan lainlain.
6. Memanfaatkan groupware sehingga memungkinkan berbagai macam
orang di lokasi yang berbeda dapat berkomunikasi untuk menyelesaikan
masalah secara bersama-sama dan mencatat informasi di dalam suatu
domain pengetahuan yang telah dipilih.
7. Bertindak untuk mengenali, mempertahankan talenta orang-orang yang
memiliki pengetahuan yang diperlukan di dalam bidang kegiatan utama
bisnis.
8. Mendesain pelatihan dan aktifitas pengembangan lainnya untuk menilai
dan mengembangkan pengetahuan internal.
9. Menerapkan praktik penghargaan pengakuan dan promosi yang
mendorong berlangsungnya kegiatan berbagi informasi antar anggota
maupun antar unit dalam organisasi.
10. Membantu pekerjaan serta menyediakan alat-alat yang mendukung
kinerja sehingga memungkinkan setiap orang menilai dan menerapkan
pengetahuan apabila diperlukan.
11. Memaknai database pelanggan, produk, transaksi, atau hasil dengan
mengenali kecenderungan dan menggali informasi sebanyak mungkin.
12. Mengukur modal intelektual di dalam upaya mengelola pengetahuan
yang lebih baik.
13. Menangkap dan menganalisis informasi yang terkait dengan perhatian
pelanggan, pilihan-pilihan, dan kebutuhan dari lapangan, front line atau
22
personil bagian pelayanan didorong untuk mampu memahami dengan
lebih baik terhadap keenderungan pelanggan.
Di pihak lain, ada yang mengkonsepsikan dengan formulasi definisi
dikaitkan dengan komponen krisis bahwa manajemen pengetahuan (knowledge
management) yang sukses tidak hanya karena komputerisasi yang impresif, tetapi
sebaiknya ditinjau dari ketiga komponen yang kritis berikut :
1. Alur knowledge yang benar dan sumber yang dilimpahkan ke
organisasi/institusi.
2. Teknologi tepat yang disimpan dan dapat mengomunikasikan knowledge
tersebut.
3. Budaya tempat kerja yang benar, sehingga karyawan termotivasi untuk
memanfaatkan knowledge.
Oleh karena itu, manajemen pengetahuan (knowledge management) akan
sukses apabila terjadi interaksi di antara komponennya dan tidak terjadi tumpang
tindih (overlap) dari ketiga komponen tadi. Meskipun demikian, knowledge
management memberikan kesempatan pada organisasi tersebut untuk :
1. Menangkap dan menganalisa informasi organisasi dan diaplikasikan
secara strategis dalam bentuk warehousing dan dataming, system
pendukung keputusan (Decision System Support/DSS), serta system
informasi eksekutif (EIS).
2. Menciptakan proses untuk akses informasi ke seluruh dunia melalui
intranet, groupware, dan sistem pendukung keputusan kelompok (Group
DSS) agar karyawa mendapat informasi secara tepat, informative dan
23
inovatif, menjadikan kekuatan pendorong dari knowledge yang
terakumulasi dari pengalaman masa lalu seluruh organisasi
3. Membangun
dan
menyelesaikan
proyek
dengan
meningkatkan
kecepatan, ketangkasan, dan keselamatan.
Masih banyak organisasi yang memusatkan usahanya pada pada satu area
saja, yaitu mengaplikasikan manajemen pengetahuan melalui teknologi saja. Oleh
karena itu, sebaiknya dilakukan melalui pendekatan stok dan alur pengetahuan
yang merupakan karakteristik dari manajemen pengetahuan. Stok dan alur
pengetahuan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Stok pengetahan (knowledge) adalah sesuatu yang telah diketahui yang
dapat berupa database atau perpustakaan, organisasi/institusi, tersebar
diseluruh organisasi/institusi dalam berbagai kantor, filling cabinets, rak
buku (bookshelves), dan sebagainya atau di pikiran karyawan.
2. Alur knowledge, agar knowledge dapat bermanfaat, agar dapat
menjamin,
bahwa
knowledge
yang
ada
di
manapun
dalam
organisasi/institusi dapat tersedia di manapun apabila diperlukan, sangat
penting
untuk
menjamin
apakah
knowledge
yang
ada
dalam
organisasi/institusi mampu untuk menyebar ke manapun dalam
organisasi.
Kedua pendekatan tersebut diperlukan untuk membangun knowledge
sharing dan learning organization dalam organisasi tersebut. Istilah organisasi
yang selal belajar (learning organization) dimaksudkan sebagai kemampuan
organisasi untuk belajar dari pengalaman di masa lalu (Dibell, 1995).
24
Sebelum organisasi dapat meningkatkan kemampuannya tersebut, harus
belajar. Untuk dapat meningkatkan learning organization, maka organisasi
tersebut harus menanggulangi 3 isu penting / kritis, yaitu :
1. Arti (menentukan visi learning organization itu nantinya).
2. Pengelolaan (menentukan bagaiman organisasi tersebut bekerja).
3. Ukuran (mengkaji arah dan tingkat belajar (learning)).
Kegiatan manajemen pengetahuan dilaksanakan dengan memadukan
teknologi, struktur organisasi dan kognisi yang berbasis strategi untuk
meningkatkan hasil pengetahuan yang ada dan menghasilkan pengetahuan yang
baru. Masalah kritikal dalam upaya ini adalah perluasan sistem kognitif
(organisasi, manusia, computer, atau perpaduan sistem manusia-komputer dalam
organisasi) guna memperoleh, mengumpul, menyimpan dan menggunakan
pengetahuan
dalam
pembelajaran,
pemecahan
masalah
dan
pembuatan
keputusan.(Elfianto ; 2011 : 21)
Secara konseptual, manajemen pengetahuan dapat didekati minimal dari tiga
arah yang berbeda yartu menekankan pada intelijensi organisasi, pengembangan
organisasi, dan proses pengolahan informasi (Toumi, 1999:21 dalam Akib: 2003).
Pengetahuan berbasis web pendekatannya lebih mengarah kepada proses
pengolahan informasi yang sebagian besar di antaranya diarahkan pada
pelaksanaan tugas dengan menggunakan sistem informasi, kemudian difokuskan
pada teknologi yang memungkinkan terjadinya interaksi antara anggota organisasi
dan saling berbagi informasi melalui komputer.(Elfianto ; 2011 : 22)
25
Tabel II.1. Knowledge Management Taxonomy
Discipline
Focus
Research Tradition
Organizational
Perception
Competitif Inteligence
Inteligence
Sensemaking
Organizational Cognition
Memory
Organizational Memory
Learning
- Organization Learning
- Knowledge Creation
- Transfer of Expertise and
Innovation
Organizational
Management of
Development
Knowledge Assets
- Economies of Knowledge – Skill
Management
- Creativity
- Innovation
- Development Work Research
Knowledge-base
- Business Strategy
Competitif
- Organization Design
Process
- Business Strategy
Development
- Total Quality Management
Organizational
Organizational
- Information Flows
Information
Communication
- Informal Communication
Processing
Networks
- Workflow Automation
Infoemation Sharing
- Collaborative System
- Enterprise Modelling
26
- Data Representation
- Knowledge Representation
Information
- Management Information System
processing
- Excecutive Information System
- Decision Support System
- Information Refineries
- Data Mining
(Sumber : Elfianto ; 2011 : 22-23)
II.5. Adobe Dreamweaver CS6
Adobe Dreamweaver CS6 adalah versi terbaru dari Adobe Dreamweaver
yang merupakan bagian dari Adobe Creative Suite 6. Adobe Dreamweaver sendiri
merupakan aplikasi yang digunakan sebagai HTML editor profesional untuk
mendesain web secara visual. Aplikasi ini juga bisa dikenal dengan istilah
WYSIWYG (What You See Is What You Get), yang intinya adalah tidak harus
berurusan dengan tag-tag HTML untuk membuat sebuah site dan dapat melihat
hasil desainnya secara langsung.(Madcoms Madiun ; 2013 : 2)
Dengan kemampuan fasilitas yang optimal dalam jendela desain akan
memberikan kemudahan untuk mendesain web meskipun untuk para web desainer
pemula sekalipun. Kemampuan Adobe Dreamweaver untuk berinteraksi, dan yang
lainnya juga memberikan fasilitas maksimal kepada desainer web dengan
menyertakan bahasa pemrograman di dalamnya.(Madcoms Madiun ; 2013 : 2)
27
II.6. PHP
PHP adalah singkatan dari PersonalHome Page yang merupakan bahasa
standar yang digunakan dalam dunia website. PHP adalah bahasa pemrograman
yang berbentuk script yang diletakkan didalam web server. PHP dapat diartikan
sebagai Hypertext Preeprocessor. Ini merupakan bahasa yang hanya dapat
berjalan pada server yang hasilnya dapat ditampilkan pada klien. Interpreter PHP
dalam mengeksekusi kode PHP pada sisi server disebut serverside, berbeda
dengan mesin maya Java yang mengeksekusi program pada sisi klien atau clientserver.(Peranginangin ; 2006 : 2)
II.7. MySQL
MySQL adalah sebuah implementasi dari sistem manajemen basisdata
relasional (RDBMS) yang didistribusikan secara gratis dibawah lisensi GPL
(General Public License). Setiap pengguna dapat secara bebas menggunakan
MySQL, namun dengan batasan perangkat lunak tersebut tidak boleh dijadikan
produk turunan yang bersifat komersial. MySQL sebenarnya merupakan turunan
salah satu konsep utama dalam basisdata yang telah ada sebelumnya; SQL
(Structured Query Language). SQL adalah sebuah konsep pengoperasian
basisdata, terutama untuk pemilihan atau seleksi dan pemasukan data, yang
memungkinkan pengoperasian data dikerjakan dengan mudah secara otomatis.
(Herny Februariyanti & Eri Zuliarso ; 2012 : 128)
Kehandalan suatu sistem basisdata (DBMS) dapat diketahui dari cara kerja
pengoptimasi-nya dalam melakukan proses perintah-perintah SQL yang dibuat
oleh pengguna maupun program-program aplikasi yang memanfaatkannya.
28
Sebagai peladen basis data, MySQL mendukung operasi basisdata transaksional
maupun
operasi
basisdata
nontransaksional.
Pada
modus
operasi
nontransaksional, MySQL dapat dikatakan unggul dalam hal unjuk kerja
dibandingkan perangkat lunak peladen basisdata kompetitor lainnya.(Herny
Februariyanti & Eri Zuliarso ; 2012 : 129)
II.8. UML (Unified Modelling Language)
UML (Unified Modelling Language) adalah sebuah "bahasa" yg telah
menjadi
standar
dalam
industri
untuk
visualisasi,
merancang
dan
mendokumentasikan sistem piranti lunak. UML menawarkan sebuah standar
untuk merancang model sebuah system.(Dharwiyanti ; 2003)
UML sendiri juga memberikan standar penulisan sebuah sistem blue print,
yang meliputi konsep bisnis proses, penulisan kelas-kelas dalam bahasa program
yang spesifik, skema database, dan komponen-komponen yang diperlukan dalam
sistem software. Notasi standar yang disediakan UML bisa digunakan sebagai alat
komunikasi bagi para pelaku dalam proses analisis yaitu, diagram use case,
diagram sequence, dan diagram class. Dengan menggunakan UML dapat
membuat model untuk semua jenis aplikasi piranti perangkat lunak, dimana
aplikasi tersebut dapat berjalan pada piranti perangkat keras, sistem operasi dan
jaringan apapun, serta ditulis dalam bahasa pemrograman apapun. Tetapi karena
UML juga menggunakan class dan operation dalam konsep dasarnya, maka UML
cocok untuk penulisan piranti lunak dalam bahasa pemrograman yang berorientasi
objek.(I Ketut Ari Wiwekananda ; 2012)
29
II.8.1. Use Case Diagram
Use case diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari
sebuah sistem. Yang ditekankan adalah “apa” yang diperbuat sistem, dan bukan
“bagaimana”. Sebuah use case merepresentasikan sebuah interaksi antara actor
dengan sistem. Use case merupakan sebuah pekerjaan tertentu, misalnya login ke
sistem, meng-create sebuah daftar belanja, dan sebagainya. Seorang/sebuah actor
adalah sebuah entitas manusia atau mesin yang berinteraksi dengan system untuk
melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu. Use case diagram dapat sangat
membantu
bila
kita
sedang
menyusun
requirement
sebuah
sistem,
mengkomunikasikan rancangan dengan klien, dan merancang test case untuk
semua feature yang ada pada sistem. Sebuah use case dapat meng-include
fungsionalitas use case lain sebagai bagian dari proses dalam dirinya. Secara
umum diasumsikan bahwa use case yang di-include akan dipanggil setiap kali use
case yang meng-include dieksekusi secara normal.(Dharwiyanti ; 2003)
Get Data
Process Jurnal
Create Jurnal
View Jurnal
Actor
Posted Jurnal
Save Jurnal
Gambar II.3. Contoh Use Case Diagram
(Sumber : I Ketut Ari Wiwekananda ; 2012)
30
II.8.2. Activity Diagram
Activity diagram menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem
yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal, decision yang
mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Activity diagram juga dapat
menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi.
Activity diagram merupakan state diagram khusus, di mana sebagian besar state
adalah action dan sebagian besar transisi di-trigger oleh selesainya state
sebelumnya (internal processing). Oleh karena itu activity diagram tidak
menggambarkan behaviour internal sebuah sistem (dan interaksi antar subsistem)
secara eksak, tetapi lebih menggambarkan proses-proses dan jalur-jalur aktivitas
dari level atas secara umum.(Dharwiyanti ; 2003)
Admin
Isi Parameter
Jurnal
Sistem
Cek Data Jurnal
Invalid
Valid
Tampil Jurnal
Pilih Posted Jurnal
Proses Posting Jurnal
Gambar II.4. Contoh Activity Diagram
(Sumber : I Ketut Ari Wiwekananda ; 2012)
31
II.8.3. Sequence Diagram
Sequence diagram menggambarkan interaksi antar objek di dalam dan di
sekitar sistem (termasuk pengguna, display, dan sebagainya) berupa message yang
digambarkan terhadap waktu. Sequence diagram terdiri atar dimensi vertikal
(waktu) dan dimensi horizontal (objek-objek yang terkait). Sequence diagram
biasa digunakan untuk menggambarkan skenario atau rangkaian langkah-langkah
yang dilakukan sebagai respons dari sebuah event untuk menghasilkan output
tertentu. Diawali dari apa yang men-trigger aktivitas tersebut, proses dan
perubahan apa saja yang terjadi secara internal dan output apa yang dihasilkan.
Masing-masing objek, termasuk aktor, memiliki lifeline vertikal. Message
digambarkan
sebagai
garis
berpanah
dari
satu
objek
ke
objek
lainnya.(Dharwiyanti ; 2003)
Admin
Form
Session
Entity
Tampilkan Form
Search
Inputkan Parameter
Jurnal
Cari Jurnal
Tampilkan
Jurnal
Ambil Data
32
Pilih Posted Jurnal
Proses Penyimpanan
Simpan Jurnal
Gambar II.5. Contoh Sequence diagram
(Sumber : I Ketut Ari Wiwekananda ; 2012)
II.9. Normalisasi
Menurut Whitehorn (2003:212) normalisasi merupakan suatu proses yang
memudahkan desain struktur table secara benar sehingga query yang tak dapat
ditanyakan tidak muncul. Disamping itu, normalisasi cenderung meminimumkan
duplikasi data di dalam suatu basis data. Ini memiliki keunggulan dalam
mengurangi ruang simpan yang dibutuhkan maupun mempercepat query.(Yanti
Efendy ; 2012 : 258)
II.9.1. Bentuk-Bentuk Normalisasi
1. Bentuk Normal Pertama
Bentuk normal yang pertama atau 1NF mensyaratkan beberapa kondisi
dalam sebuah database, berikut adalah fungsi dari bentuk normal
pertama adalah sebagai berikut:
a. Menghilangkan duplikasi kolom dari tabel yang sama.
33
b. Buat tabel terpisah untuk masing-masing kelompok data terkait dan
mengidentifikasi setiap baris dengan kolom yang unik (primary
key).
2. Bentuk Normal Kedua
Syarat untuk menerapkan normalisasi bentuk kedua ini adalah data
telah dibentuk dalam 1NF, berikut adalah beberapa fungsi normalisasi
2NF adalah sebagai berikut:
a. Menghapus beberapa subset data yang ada pada tabel dan
menempatkan mereka pada tabel terpisah.
b. Menciptakan hubungan antara tabel baru dan tabel lama dengan
menciptakan foreign key.
c. Tidak ada atribut dalam tabel yang secara fungsional bergantung
pada candidate key tabel tersebut.
3. Bentuk Normal Ketiga
Normalisasi
database
dalam
bentuk
3NF
bertujuan
untuk
menghilangkan seluruh atribut atau field yang tidak berhubungan
dengan primary key. Dengan demikian tidak ada ketergantungan
transitif pada setiap kandidat key, syarat dari bentuk normal ketiga atau
3NF adalah sebagai berikut:
a. Memenuhi semua persyaratan dari bentuk normal kedua.
b. Menghapus kolom yang tidak tergantung pada primary key.
Download