PENDAHULUAN Latar belakang Bawang merah (Allium

advertisement
PENDAHULUAN
Latar belakang
Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan salah satu komoditas
tanaman hortikultura yang banyak dikonsumsi manusia sebagai campuran bumbu
masak. Sebagai komoditas hortikultura yang banyak dikonsumsi masyarakat,
potensi pengembangan bawang merah masih terbuka lebar (Irfan, 2013).
Produksi bawang merah provinsi Sumatera Utara pada tahun 2012 yang
dikutip dari BPS (2014) adalah 14.158 ton, sedangkan kebutuhan bawang merah
diperkirakan mencapai 34.395 ton. Dari data tersebut, produksi bawang merah
Sumatera Utara masih jauh di bawah kebutuhan. Produktivitas bawang merah
Sumatera Utara adalah 8,96 ton/ha, sedangkan produktivitas nasional adalah 9,69
ton/ha. Jadi produktivitas bawang Sumatera Utara masih dibawah produktivitas
bawang merah nasional dan masih bisa ditingkatkan. Salah satu caranya yaitu
dengan pemupukan yang berimbang antara pupuk kimia dengan bahan organik
untuk meningkatkan efesiensi pemupukan terutama yang efesiensi pemupukannya
rendah yaitu pupuk fosfat.
Fosfor adalah salah satu unsur esensial yang dibutuhkan tanaman untuk
pertumbuhan dan produksi optimum. Fosfor merupakan komponen enzim dan
protein, ATP, RNA, DNA, dan fitin yang mempunyai fungsi penting dalam
proses fotosintesis, penggunaan gula dan pati, serta transfer energi. Tidak ada
unsur lain yang dapat menggantikan fungsi fosfor pada tanaman, sehingga
tanaman harus mendapatkan fosfor yang cukup untuk pertumbuhan dan
perkembangannya. Defesiensi fosfor menyebabkan tanaman pertumbuhannya
lambat, lemah, dan kerdil (Sumarni dkk., 2012).
Pupuk fosfat seperti pupuk superfosfat bila ditambah ke dalam tanah, tidak
semua fosfor dari pupuk tersebut dapat diserap oleh akar tanaman. Sebagian dari
pupuk tersebut berubah menjadi senyawa yang tidak larut, sehingga tidak dapat
diserap oleh tanaman. Ion fosfat yang berasal dari pupuk dijerap pada permukaan
koloid tanah dengan ion metal dan Ca sebagai jembatan (Damanik dkk., 2011).
Untuk melepaskan
ion fosfat yang diikat oleh ion metal dan Ca
diperlukan ion-ion organik yang dapat mengikat ion metal dan
Ca dan
membentuk senyawa sukar larut sehingga ion fosfat manjadi tersedia untuk
tanaman. Ion-ion organik tersebut bisa dihasilkan oleh asam organik yang salah
satu diantaranya adalah asam humat.
Menurut penelitian (Syafruddin, 2013) pada tanaman jagung penambahan
asam humat 0,15% menurunkan penggunaan pupuk NPK 20:10:10 sebanyak 25%
dari takaran optimal, hal ini terlihat hasil yang diperoleh pada pemberian pupuk
NPK 20:10:10 sebanyak 257,5 kg/ ha menghasilkan 10.21 t/ha, dibanding dengan
pemberian pupuk 350 kg NPK/ha menghasilkan 10,14 t/ha..
Oleh karena itu penulis ingin meneliti pemberian pupuk fosfat dan asam
humat pada bawang.
Tujuan penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi tanggap pertumbuhan
dan produksi tanaman bawang merah (Allium ascalonicum L.) terhadap
pemberian pupuk fosfat dan asam humat.
Hipotesis percobaan
Pemberian
pupuk
fosfat
dan
asam
humat
serta
interaksi
kedua perlakuan nyata mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman
bawang merah (Allium ascalonicum L.) .
Kegunaan penelitian
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan dan sebagai bahan informasi bagi
pihak yang membutuhkan.
Download