Jurnal Komunikasi

advertisement
MEDIATOR
Volume 6
Nomor 1
Juni 2005
ISSN 1411- 5883
Jurnal Komunikasi
Dakwah dalam Perspektif Modernisme Antisipasi menuju Postmodernisme
Nia Kurniati Syam
Hubungan Politik dan Dakwah
Syamsul Bachri Day
Konflik Palestina dan Israel: Perspektif Komunikasi
Junardi
Jurnalistik Foto di Era Digital: Antara Teknologi dan Etika
Ferry Darmawan
Media Massa dalam Masyarakat Madani
Rita Gani
Determinisme Teknologi dalam Teknologi Komunikasi dan Informasi
Teguh Ratmanto
Sikap dan Perilaku Komunitas Warga mengenai Maraknya Pedagang Kaki Lima
Neni Yulianita, Yenni Yuniati, Atie Rachmiatie, M.E. Fuady
Islamic Images and Terminology Used in the Werstern Media
Bashy Quraishy
Teori Konflik dan Perubahan Sosial: Sebuah Analisis Kritis
H.A. Saefudin
Potret Penggunaan Media Televisi pada Kalangan Remaja menuju Dewasa Awal
Redatin Parwadi
“Focus Group Discussion” dalam Paradigma Pembangunan Partisipatif
Dedeh Fardiah
Surya dalam Berita
Santi Indra Astuti
Teori Komunikasi dalam Perspektif Mazhab Frankfurt
Surahman
Upaya Pemulihan Citra Perum Perhutani: Studi Manajemen “Public Relations”
Tresnawiwitan
Pemberdayaan Umat sebagai Subjek Budaya
Rodliyah Khuza’i
Televisi dan Fenomena Kekerasan Perspektif Teori Kultivasi
Nova Yuliati
i
Terakreditasi Dirjen Dikti SK No. 26/DIKTI/Kep/2005
MEDIATOR
Jurnal Komunikasi
Terakreditasi Dirjen Dikti SK No. 26/DIKTI/Kep/2005
ISSN 1411-5883
Diterbitkan oleh Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung (Fikom Unisba).
Terbit pertama kali Desember 2000. Jurnal ini dimaksudkan sebagai media kajian ilmiah
untuk mengomunikasikan visi, refleksi, pemikiran konseptual, hasil penelitian, pelbagai pengalaman
menarik di lapangan, dan kajian analisis-kritis mengenai isu-isu komunikasi kontemporer.
Terbit 2 (dua) kali setahun, setiap Juni dan Desember. Keterangan tentang persyaratan penulisan
dan cara pengiriman tulisan dapat dilihat pada halaman kulit belakang dalam.
PEMBINA
Dekan Fikom Unisba
Neni Yulianita
Pembantu Dekan I
Maman Suherman
KETUA PENYUNTING
Alex Sobur
DEWAN PENYUNTING
O. Hasbiansyah
Hj. Atie Rachmiatie
Maman Suherman
Septiawan Santana K.
Santi Indra Astuti
Dadi Ahmadi
Satya Indra Karsa
Oji Kurniadi
Dede Lilis Ch. Subandy
M.E. Fuady
PENELAAH AHLI (MITRA BESTARI)
Santoso S. Hamijoyo (Universitas Islam Bandung)
H. Deddy Mulyana (Universitas Padjadjaran, Bandung)
Hj. Nina W. Syam. (Universitas Padjadjaran, Bandung)
Nasrullah Nazsir (Universitas Padjadjaran, Bandung)
Hj. Neni Yulianita (Universitas Islam Bandung)
Alamat Redaksi/Tata Usaha: Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung,
Jl. Tamansari No. 1 Bandung 40116, Telp. (022) 4203368, Pes. 141; (022) 4264070,
Faks. (022) 4264070. E-mail: [email protected]
ii
M EDIATOR, Vol. 6
No.1
Juni 2005
Daftar Isi
Salam: Kontroversi Dakwah dan Politik ...........................................................................
iii - iv
Dakwah dalam Perspektif Modernisme Antisipasi menuju Postmodernisme
Nia Kurniati Syam ..................................................................................................................
01-06
Hubungan Politik dan Dakwah
Syamsul Bachri Day ..............................................................................................................
07-15
Konflik Palestina dan Israel: Perspektif Komunikasi
Junardi ...................................................................................................................................
17-26
Jurnalistik Foto di Era Digital: Antara Teknologi dan Etika
Ferry Darmawan .....................................................................................................................
27-42
Media Massa dalam Masyarakat Madani
Rita Gani .................................................................................................................................
43-50
Determinisme Teknologi dalam Teknologi Komunikasi dan Informasi
Teguh Ratmanto ...................................................................................................................
43-50
Sikap dan Perilaku Komunitas Warga mengenai Maraknya Pedagang Kaki Lima
Neni Yulianita, Yenni Yuniati, Atie Rachmiatie, M.E. Fuady ..............................................
51-74
Islamic Images and Terminology Used in the Werstern Media
Bashy Quraishy ....................................................................................................................
17-26
Teori Konflik dan Perubahan Sosial: Sebuah Analisis Kritis
H.A. Saefudin ........................................................................................................................
75-82
Potret Penggunaan Media Televisi pada Kalangan Remaja menuju Dewasa Awal
di Yogyakarta
Redatin Parwadi ...................................................................................................................
83-93
“Focus Group Discussion” dalam Paradigma Pembangunan Partisipatif
Dedeh Fardiah ........................................................................................................................ 95-108
Surya dalam Berita
Santi Indra Astuti .................................................................................................................. 109-115
Teori Komunikasi dalam Perspektif Mazhab Frankfurt
Surahman .............................................................................................................................. 117-126
Upaya Pemulihan Citra Perum Perhutani: Studi Manajemen Public Relations
Tresnawiwitan ...................................................................................................................... 127-145
Pemberdayaan Umat sebagai Subjek Budaya
Rodliyah Khuza’i ................................................................................................................... 147-157
Televisi dan Fenomena Kekerasan Perspektif Teori Kultivasi
Nova Yuliati ........................................................................................................................... 159-166
Biodata Penulis ...................................................................................................................... 167-169
Daftar Isi
iii
Salam
Kontroversi Dakwah dan Politik
Dalam masyarakat Islam, sudah cukup lama terjadi kontroversi dalam melihat hubungan antara
dakwah dengan politik. Pandangan pertama mengatakan, pada dasarnya tidak ada pemisahan antara
dakwah dengan politik, sebab politik itu merupakan bagian integral dari agama, sehingga tidak perlu
dijauhi, tetapi perlu “digauli”. Disebabkan alasan ini pula, di samping alasan politik tertentu, atau
kepentingan dakwah lewat politik, atau bahkan jejaring politik yang sulit mereka hindari, menyebabkan
umat Islam banyak tercebur atau menceburkan diri ke kancah politik.
Pandangan lainnya mengatakan bahwa politik dan dakwah tidak bisa dicampuradukkan. Dari
sisi konseptual maupun praktik, hubungan dakwah dengan politik pada dasarnya bersifat ambiogous
atau ambivalent. Dalam kaitan ini, politik hanya dilihat sebagai aktivitas yang tidak terkait langsung
dengan dakwah. Bahkan, ada sementara anggapan bahwa politik itu kotor, politik itu hanya untuk
merebut atau mempertahankan kekuasaan dengan menghalalkan segala cara, sementara dakwah itu
suci atau bersih. Jadi, antara yang kotor dengan yang bersih jelas tidak bias digabungkan atau
dicampuradukkan. Argumen ini, umumnya mengacu pada al-Quran surat al-Baqarah, ayat 42, yang
mengatakan “jangan mencampurkan antara yang hak dengan yang batil”.
Pandangan lainnya lagi mengatakan bahwa politik hanya merupakan urusan duniawi. Karena ia
hanya mengurusi soal keduniawian saja, maka ia jelas mengindikasikan bahwa politik tak ubahnya
seperti permainan saja, “Tiadalah arti kehidupan dunia ini kecuali main-main dan permainan belaka.
Atau seperti didendangkan Ahmad Albar, “ dunia ini panggung sandiwara”.
Begitulah, pembaca budiman. Kalau dalam rubrik “Salam” kami mencoba membincang soal
dakwah, itu jelas karena tiga artikel dalam penerbitan jurnal kita edisi ini membahas ihwal dakwah
dengan berbagai problematikanya. Tulisan pertama yang kami sajikan adalah “ Dakwah dalam Perspektif
Modernisme Antisipasi menuju Postmodernisme” ditulis Nia Kurniati Syam. Lantas, Syamsul Bachri
Day menyoroti persoalan “Hubungan Politik dan Dakwah” ini. Tulisan ketiga, meski tidak harus
berurutan, kami sajikan “Pemberdayaan Umat sebagai Subjek Budaya”. Ketiga tulisan itu, dalam perspektif
komunikasi, lazim disebut sebagai “komunikasi dakwah”.
Dalam sajian berikutnya, kami coba menawarkan aneka tema dan isu-isu global. Januardi lewat
analisisnya mencoba membedah “Konflik Palestina dan Israel” dari perspektif komunikasi. Lantas,
bahasan kita meloncat ke soal “Jurnalistik Foto di Era Digital: Antara Teknologi dan Etika” yang ditulis
Ferry Darmawan. Sementara, Rita Gani, mengulas ihwal “Media Massa dalam Masyarakat Madani,”
dan Teguh Ratmanto melengkapinya dengan mengangkat tema “Determinisme Teknologi dalam
Teknologi Komunikasi dan Informasi.”
Bagaimana “Sikap dan Perilaku Komunitas Warga mengenai Maraknya Pedagang Kaki Lima”
dipaparkan oleh kelompok peneliti yang dikomandani Neni Yulianita, dibantu Yenni Yuniati, Atie
Rachmiatie, dan M.E. Fuady .
“Islamic Images and Terminology Used in the Werstern Media” adalah tulisan kedua Bashy
Quraishy yang kami tampilkan di jurnal ini, setelah karya pertamanya, “Islam and the Western Media”
pernah kami munculkan pada Mediator, Volume 4, Nomor 2, 2003. Bashy yang dilahirkan di India tetapi
dibesarkan dan tinggal di Pakistan serta belajar di Amerika Serikat dan Inggris, tetapi lebih memilih
menjadi warga Negara Denmark dan menetap di Denmark ini, telah menulis sedikitnya enam buah buku
Kontroversi
Dakwah dan Politik
iv
M EDIATOR, Vol. 6
No.1
Juni 2005
yang bertemakan rasisme, kesetaraan etnis, komunitas orang-orang Pakistan di Denmark, dan ihwal
liputan media Barat tentang Islam. Itu sebabnya ia sangat fasih berbicara soal-soal bagaimana media
Barat meliput dunia Islam, dan bagaimana Islam dicitrakan di dunia Barat.
Pada bagian lain, H.A. Saefudin menyodorkan sebuah bahasan menarik, “Teori Konflik dan
Perubahan Sosial: Sebuah Analisis Kritis”. Sebagai mantan Kakanwil Deppen Jabar dan Sekretaris
Dirjen PPG, serta Kepala Lembaga Informasi Nasional (LIN) ini, boleh jadi memahami betul bagaimana
menawarkan solusi untuk mengatasi konflik. Ia juga cukup berpengalaman dalam melihat bagaimana
sebuah perubahan sosial itu terjadi. Merujuk pada pendapat Schramm dan Lerner (1978), ia melukiskan
berbagai penyebab yang mendorong terjadinya perubahan. Namun, menurut Saefudin, apa pun
penyebabnya, dalam konteks kehidupan sosial, terjadinya “perubahan” dapat mengarah kepada dua
keadaan, yakni perubahan kea rah yang lebih baik (progress) dan perubahan ke arah yang lebih buruk
(regress). Disebabkan sifatnya yang demikian, maka dalam pandangan Saefudin, tidak mengherankan
jika makna perubahan sosial cenderung bersifat netral dan luas.
Sebuah hasil penelitian yang dipublikasikan Redatin Parwadi lewat jurnal kita kali ini menyoroti
“Potret Penggunaan Media Televisi pada Kalangan Remaja menuju Dewasa Awal di Yogyakarta”. Salah
satu kesimpulan yang ditemukan di lokasi penelitian, ternyata responden yang diteliti termasuk
“penonton kelas berat”. Dengan kata lain, mereka menghabiskan waktu untuk menonton televisi ratarata 4,5 jam sehari. Lebih tinggi dari temuan Fadly (1997) dan majalah SwaSembada (1995), yakni sekitar
3,7 jam sehari. Gaya hidup sebagian responden yang diteliti (47,60%) menunjukkan gaya hidup konsumtif,
meski mereka berasal dari lingkungan keluarga yang baik dan taat beragama. Selebihnya, bagaimana
kesimpulan penelitian tersebut, ada baiknya Anda simak sendiri dalam jurnal ini.
“’Focus Group Discussion’(FGD) dalam Paradigma Pembangunan Partisipatif” merupakan tema
tulisan yang dipaparkan Dedeh Fardiah. Pada salah satu uraiannya, penulis ini menyatakan, agar mampu
menggugah keikutsertaan masyarakat, pendekatan melalui FGD (diskusi kelompok terarah) bisa dijadikan
sebagai alternatif dalam pembangunan partisipatif.
Di urutan selanjutnya, Santi Indra Astuti lewat “Surya dalam Berita” mencoba mempersoalkan
objektivitas dan netralitas pers dalam kode—Ia sebut sebagai kode sakral, yang dalam pandangannya,
tak bisa ditawar lagi dalam diskusi seputar profesionalisme pers. Alasannya, pers adalah wujud dari
ruang publik yang tak boleh dicampuri oleh kepentingan apapun atau diintervensi oleh pihak manapun
yang mengatasnamakan kepentingan publik. Masalahnya, seperti diakuinya sendiri, pers ternyata tidaklah
sesteril itu.
“Televisi dan Fenomena Kekerasan Perspektif Teori Kultivasi” karya Nova Yuliati menjadi sajian
penutup dalam jurnal Mediator kita kali ini. Persepsi tentang dunia ciptaan televisi, sebagaimana
dipaparkan Nova, terbentuk melalui lingkungan simbolis dan sebagai alat untuk menelaahnya, kita
dapat menggunakan indikator kultural. Apa itu indikator kultural? Jawabannya bisa Anda simak dalam
uraian lengkapnya di jurnal ini. Selamat membaca.
Penyunting,
Alex Sobur
v
MEDIATOR
Jurnal Komunikasi
Terakreditasi Dirjen Dikti SK No. 26/DIKTI/Kep/2005
ISSN 1411-5883
Persyaratan Penulisan
1. Jenis Tulisan
a. Artikel ilmiah (hasil penelitian lapangan atau artikel konseptual/studi kepustakaan)
b. Tinjauan/timbangan/resensi buku (komunikasi, media, sosial-politik-budaya, atau karya fiksi).
2. Untuk Penulisan Artikel Ilmiah
a. Tulisan belum pernah diterbitkan dalam jurnal atau media cetak lain; diketik dengan spasi rangkap pada
kertas kwarto/A4. Panjang tulisan berkisar antara 15-20 halaman, diserahkan dalam bentuk naskah (hard
copy) disertai soft copy-nya (disket atau CD). Bisa juga dikirimkan melalui e-mail, dialamatkan ke
[email protected]. Naskah diketik dengan menggunakan pengolah kata MS Word.
b. Artikel ditulis dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar atau menggunakan Ejaan yang Disempurnakan
(EYD); bisa juga ditulis dengan bahasa asing.
c. Tema artikel bebas, namun lebih diutamakan artikel-artikel yang bertemakan komunikasi atau media massa,
baik berupa hasil penelitian atau artikel ilmiah konseptual.
d. Sistematika penulisan meliputi: (a) judul, (b) nama penulis, (c) abstrak, berisi antara 75-100 kata, (d) katakata kunci, (e) pendahuluan, (f) pembahasan, (g) simpulan, dan (h) daftar pustaka.
e. Setiap kutipan harus menyebutkan sumbernya secara lengkap. Pengutipan sumber tercetak mengikuti sistem
Harvard, dengan sedikit modifikasi, yaitu menuliskannya di antara tanda kurung nama (belakang) penulis
yang diacu, koma, tahun terbit acuan, titik dua, dan halaman acuan yang dikutip, setelah akhir kalimat
kutipan. Contoh: … (Schramm, 1999: 234); atau … (Sobur, 2005: 59).
f. Daftar pustaka disusun dengan susunan: nama (belakang) penulis, koma, nama (depan) penulis, titik, tahun
terbit sumber, titik, judul sumber (huruf miring untuk buku atau tanda petik untuk artikel), penerjemah (bila
karya terjemahan), tempat/kota penerbit, titik dua, dan nama penerbit (sertakan pula keterangan cetak
ulang dan edisi revisi, jika ada). Contoh (a): Stokes, Jane. 2005. How To Do Media and Cultural Studies:
Panduan untuk Melaksanakan Penelitian dalam Kajian Media dan Budaya. Penerjemah Santi Indra
Astuti. Yogyakarta: Bentang; cet. ke-2.
Contoh (b): Septiawan. 2000. “Mengapa Wacana Teks Jurnalistik Itu Unik: Sebuah Esai”. Jurnal Komunikasi
Mediator. Volume 1. No. 1. Hlm. 25-40. Bandung: Fikom Unisba. Sumber dari internet (bila ada) disusun
dengan menyebutkan judul artikel dan alamat situs web dalam kurung siku serta waktu mengakses. Contoh:
“Naon Bedana Ucing jeung Ucring?” <http:www.cnet.com/html.l> diakses 1 Juni 2005.
g. Penulis agar menyertakan biodata, berisi antara lain: jenjang pendidikan terakhir, pekerjaan/jabatan, karyakarya ilmiah yang dianggap penting, alamat e-mail, dan alamat lengkap yang mudah dihubungi.
3. Untuk Tinjauan Buku
a. Judul buku yang diresensi sesuai dengan persyaratan 1.b. di atas.
b. Buku yang diresensi telah terbit maksimal 2 (dua) tahun.
c. Panjang tulisan maksimal 6 (enam) halaman kertas ukuran kwarto/A4, spasi ganda.
d. Menyerahkan copy cover buku yang diresensi disertai biodata peresensi seperlunya.
4. Kontribusi Penulis
Setiap penulis, yang tulisannya layak muat, bersedia memberikan kontribusi biaya muat (page charge) sekaligus
pengganti biaya cetak Jurnal Komunikasi Mediator, minimal 10 (sepuluh) eksemplar.
vi
M EDIATOR, Vol. 6
No.1
Juni 2005
Download