Oleh : Weny Hastuti, S.Kep.*, Wahyono, S.Kep.,Ns. * Abstrak Marah

advertisement
MARAH
Oleh : Weny Hastuti, S.Kep.*, Wahyono, S.Kep.,Ns. *
Abstrak
Marah yang dialami oleh individu merupakan reaksi emosional akut ditimbulkan
sejumlah situasi yang merangsang, termasuk ancaman, agresi lahiriah, pengekangan diri,
serangan lisan kekecewaan atau frustasi. Pengungkapan kemarahan dengan langsung dan
konstruktif pada waktu terjadi akan melegakan individu dan membantu orang lain untuk
mengerti perasaan yang sebenarnya. Namun demikian, perlu dipertimbangkan beberapa
factor sehingga keuntungan kedua belah pihak dapat dicapai. Kemarahan yang ditekan atau
pura-pura tidak marah akan mempersulit sendiri dan mengganggu hubungan interpersonal.
waktu
A. DEFINISI
Kemarahan
adalah
reaksi
terjadi
akan
melegakan
individu dan membantu orang lain
emosional akut ditimbulkan sejumlah
untuk
situasi yang merangsang, termasuk
sebenarnya. Namun demikian, faktor
ancaman,
budaya
agresi
pengekangan diri,
kekecewaan
atau
lahiriah,
serangan lisan
perlu
perasaan
yang
dipertimbangkan
sehingga keuntungan kedua belah
dan
pihak dapat dicapai. Kemarahan yang
dicirikan kuat pada system saraf
ditekan atau pura-pura tidak marah
otonomik, khususnya oleh reaksi
akan
darurat pada saraf simpatetik dan
mengganggu hubungan interpersonal.
secara implisit disebabkan oleh reaksi
Banyak situasi kehidupan yang
lahiriah, baik yang bersifat somatic
menimbulkan kemarahan, misalnya
atau jasmaniah maupun yang verbal
fungsi tubuh yang terganggu sehingga
atau lisan (Chaplan, 2005: 28).
harus masuk rumah sakit, kontrol diri
Sedangkan
dan
yang diambil alih orang lain akibat
Sundeen (1994: 5) dalam Kelliat,
menderita sakit, peran yang tidak
kemarahan
sebagai
dapat dilakukan karena dirawat di
perasaan jengkel yang timbul sebagai
rumah sakit, pelayanan perawat yang
respon terhadap kecemasan yang
terlambat, dan banyak hal lain yang
dirasakan sebagai ancaman.
dapat
menurut
frustasi
mengerti
Stuart
didefinisikan
Pengungkapan
kemarahan
dengan langsung dan konstruktif pada
mempersulit
individu.
menimbulkan
sendiri
dan
kejengkelan
B. PROSES TERJADINYA MARAH
Ancaman/kebutuhan
Stress
Cemas
Marah
Merasa takut
Mengungkapkan secara
verbal
Merasa tidak adekuat
Menantang
Menjaga keutuhan orang
lain
Melarikan diri
Masalah tidak selesai
Lega
Mengingkari marah
Marah berkepanjangan
Ketegangan menurun
Merasa tidak terungkap
Rasa marah teratasi
Muncul rasa bermusuhan
Rasa bermusuhan menahun
Marah pada diri sendiri
Marah pada orang
lain/lingkungan
Depresi psikosomatik
Agresif/mengamuk
Konsep marah (Beck, Rawlins, Williams, 1986 hlm. 447)
Cit. Kelliat (1996)
C. RENTANG RESPON KEMARAHAN
Rentang respon kemarahan dapat berfluktuasi dalam rentang adaptif-maladaptif.
Respon adaptif
Respon Maladaptif
Assertif
Frustasi
Pasif
Agresif
Amuk
Rentang respon kemarahan (Stuart and Sundeen, 1994)
Kemarahan atau rasa tidak
setuju
yang
dinyatakan
atau
diungkapkan tanpa menyakiti orang
lain akan memberi kelegaan pada
D. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Faktor biologi
a. Teori dorongan naluri
individu dan tidak akan menimbulkan
Menurut Sigmund Freud,
masalah. Frustasi adalah respon yang
seseorang di bawah pengaruh
terjadi akibat gagal mencapai tujuan
dua dorongan besar. Pertama
karena tujuan yang tidak realistis atau
dorongan kehidupan (eros =
hambatan dalam proses pencapaian
satu istilah psikoanalisis yang
tujuan. Dalam keadaan ini tidak
dipakai Freud, diambil dari
ditemukan
nama
alternative
lain.
dewa
cinta
orang
Selanjutnya individu merasa tidak
Yunani) diekspresikan dengan
mampu mengungkapkan perasaan dan
seksualitas, yang kedua
terlihat pasif.Agresif adalah perilaku
yang menyertai marah dan merupakan
dorongan
bertindak
Montague
dalam
mendiskripsikan
masih
mekanisme biologi berhubungan
terkontrol. Perilaku yang tampak
dengan kemarahan (anger).Dia
dapat berupa: muka masam, bicara
mendiskripsikan stimulus yang
kasar,
kompleks mengaktifkan neural
bentuk
untuk
b. Teori neurobiology
destruktif
menuntut,
dan
kasar,
disertai
bahwa
kekerasan. Amuk adalah perasaan
circuit,
marah dan bermusuhan yang kuat
kecenderungan
disertai
menjadi agresivity.
kehilanan
control
diri.
Individu dapat merusak diri sendiri,
orang lain dan lingkungan.
menyebabkan
individu
mencintai, perilaku produktif
2. Faktor psikologi
a. Teori agresi-frustasi
atau dengan sadisme, perilaku
Teori ini dikembangkan
destruktif.
oleh Dollard, menurut teori ini
semua agresi dihasilkan dari
frustasi.Frustasi terjadi ketika
seseorang
dihalangi
3. Faktor psikososial
a. Teori lingkungan sosial
dalam
Lingkungan sosial yang
usahanya mencapai keinginan
mana tempat hidup komunitas
atau tujuan konflik juga dapat
mempengaruhi attitude (sikap)
diperlihatkan sebagai suatu
dalam
ancaman dan petunjuk suatu
marah
respon agresif.
pelakunya.
b. Teori perilaku
Teori
bahwa
ini
yang
Sebuah
menguatkan
bagi
norma
perilaku
persoalan
ekspresi marah secara fisik
perilaku,
dengan jalan destruktif.
adalah
konsepsi mengenai kesadaran
mentalis
pilihan
kekerasan akan menghasilkan
tanpa mengkaitkan konsepsi-
atau
dan
berpendapat
pokok
psikologi
mengekspresikan
memandang
b. Teori belajar sosial
Menurut
perilaku
teori
agresif
ini,
dipelajari
agresi sebagai suatu proses
sebagai bagian dari proses
belajar yang dikuatkan dengan
sosialisasi. Bisa jadi perilaku
pencapaian tujuan.
agresif dipelajari seorang anak
c. Teori eksistensi
dengan imitasi / pengalaman
Teori ini percaya bahwa
perilaku
didasarkan
beberapa
pada
kebutuhan
existentialyang harus dipenuhi /
langsung (Stuart and Sundeen,
1991)
c. Teori antropologi
Cultural
attitude
dan
ditemukan.Tiap-tiap kebutuhan,
definisi dari penyiksaan dan
baik positif maupun negatif,
perilaku kekerasan berubah
mendatangkan
signifikan
kepuasan.
dari
ke
satu
Misalnya kebutuhan akan kasih
masyarakat
masyarakat
sayang dapat dipenuhi dengan
lainnya. Masyarakat mungkin
memandang perilaku khusus
sebuah pencarian "eksternal limits"
sebagai
atau kejadian scat dalam perawatan.
suatu
perilaku
kekerasan tapi mungkin tidak
F. MANIFESTASI KLINIK
bagi masyarakat yang lain.
Manifestasi
Kurangnya
persetujuan
terhadap
persepsi
perilaku
tentang
kekerasan
penyiksaan
dan
mempersulit
klinis
pasien
dengan risiko perilaku kekerasan
menurut Stuart and Sundeen (1991),
sebagai berikut:
1. MotorAgitation (gejala motorik)
dalam penentuan definisi yang
a. Pacing (memaksa/mengontrol
universal yang dapat diterima
kecepatan dalam pelaksanaan
oleh berbagai masyarakat.
suatu aktivitas)
b. Inability
to
sit
still
(ketidakmampuan
E. FAKTOR PRESIPITASI
Alasan spesifik untuk perilaku
untuk
duduk diam)
kekerasan berbeda antara individu
c. Mengepal / memukul-mukul
satu dengan individu lain. Perawat
d. Rahang terkatup
perlu berkomunikasi dengan klien
e. Peningkatan pernafasan
untuk
f. Catatonia (tiba-tiba aktivitas
mengetahui
kejadian
yang
menurutnya memprovokasi marah.
Pada umumnya, marah terjadi
dalam respon terhadap suatu perasaan
motorik terhenti)
2. Verbalizations (gejala verbal)
a. Ancaman
secara
verbal
terancam.Ini mungkin ancaman yang
terhadap objek nyata atau
berupa perlukaan fisik atau bahkan
fantasi
ancaman pada konsep diri.Ancaman
mungkin berasal dari eksternal atau
internal.Contoh
stressor
berupa
perasaan
pekerjaan,
putus
eksternal
kehilangan
cinta.
Perilaku
b. Tuntutan akan perhatian yang
kacau/terganggu
c. Berbicara
dengan
penekanan/keras
d. Fakta dari keadaan delusi dan
kekerasan atau ancaman dari perilaku
paranoid
kekerasan mungkin dihasilkan dari
3. Affect (gejala affect)
ketakutan akan kehiangan kontrol dan
a. a.Anger (marah)
b. Hostility (permusuhan)
c. Kecemasan yang ekstrim
d. Irritability
5. Amuk : tindakan destruktif dan
(mudah
terangsang/tersinggung)
permusuhan yang kuat dan tidak
terkontrol
e. Euphoria yang berlebihan
H. CARA MENGATASI MARAH
f. Affect lability (efek yang
labil)
1. Cara umum dapat diarahkan pada
berbagai aspek
4. Level of consciousness (tingkat
kesadaran)
a. Fisik
Menyalurkan marah melalui
a. Confusion
(kebingungan
/
kekacauan)
kegiatan fisik, seperti: lari
pagi, angkat berat, menari,
b. Perubahan status mental yang
tiba-tiba
jalan-jalan, olahraga, relaksasi
otot.
c. Disorientasi
d. Memory
b. Emosi
impairment
(kerusakan ingatan)
Mengurangi
sumber
menimbulkan
e. Tidak mampu dialihkan
misalnya:
yang
marah,
ruangan
yang
terang, sikap keluarga yang
G. RESPON TERHADAP MARAH
1. Adaptif : mampu menyatakan rasa
lembut
c. Intelektual
marah tanpa menyakiti orang lain
Mendorong ungkapan marah,
dan merasa legs
melatih
2. Frustasi : merasa gaga) mencapai
tujuan disebabkan tujuan yang
tidak realistik
terbuka
terhadap
perasaan marah, melindungi
dan melaporkan jika amuk
d. Sosial
3. Pasif : diam saja karena tidak
Mendorong
klien
yang
mampu mengungkapkan perasaan
melakukan cara marah yang
yang sedang dialami
konstruktif (yang telah diiatih
4. Agresif
:
tindakan
clestruktif
terhadap lingkungan yang masih
terkontrol
di RS) pads lingkungan
e. Spiritual
Bantu menjelaskan keyakinan
tentang marah, meningkatkan
kegiatan ibadah
2. Cara khusus yang dapat dilakukan
2. Jika cara satu dan dua tidak
keluarga pada kondisi khusus
berhasil, bawa klien konsultasi ke
a. Berteriak, menjerit, memukul
pelayanan
1) Terima marah klien, diam
kesehatan
jiwa
(Puskesmas, unit psikiatri RSU,
sebentar
RS Jiwa)
2) Arahkan
klien
memukul
untuk
barang
3. Sedapat mungkin jangan diikat
yang
atau dikurung
tidak mudah rusak (bantal,
kasur)
DAFTAR PUSTAKA
3) Setelah tenang diskusikan
Chaplan, J.P, 2005, Kamus Lengkap
Psikologis (Terjemah), PT Raja
Grafindo Persada Jakarta
cara umum yang sesuai
b. Cari gara-gara
1) Bantu
klien
relaksasi
latihan
(latihan
fisik,
olah raga)
2) Latihan
pernafasan
2
Keliat, B.Adkk, 1993, Marah Akibat
Perilaku Yang Diderita, EGC,
Jakarta
Kim,
kali/hari, tiap kali latihan:
sepuluh kali tarikan dan
c. Marah
humor
tidak
menyakiti orang lain
2) Observasi ekspresi muka
orang
yang
menjadi
sasaran
3) Diskusi cara umum yang
sesuai
I. HAL-HALYANG
Stuart, G.W, 2006, Buku Saku
Keperawatan Jiwa (Terjemahan),
EGC, Jakarta
Townsend, M.C, 1998, Buku Saku
Diagnosa
Keperawatan
Pada
Keperawatan Psikiatri; Pedoman
Untuk
Pembuatan
Rencana
Keperawatan, EGC, Jakarta
PERLU
DIPERHATIKAN
1. Berikan obat sesuai dengan aturan
pakai
1994, Diagnosa
Kesehatan Jiwa,
Stuart, G.W and Sundeen, S.J, 1998,
Buku Saku Keperawatan Jiwa
(Terjemah), EGC, Jakarta
hembusan nafas
1) Jaga
M.J dkk,
Keperawatan
EGC, Jakarta
*
Dosen Akper PKU Muhammadiyah
Surakarta
** Dosen Akper PKU Muhammadiyah
Surakarta
Download