BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dalam era ekonomi global saat ini, persaingan usaha merupakan hal yang
tidak bisa di hindari dikarenakan globalisasi perekonomian di satu pihak akan
membuka peluang pasar bagi produk dari dalam negeri ke pasar internasional
secara kompetitif, sebaliknya juga membuka peluang masuknya produk-produk
global ke dalam pasar domestik. Contoh nyata dari pengaruh globalisasi ini adalah
adanya pasar bebas (Budi Susanto:2005).
Pasar bebas memberi peluang tumbuhnya produk-produk luar negeri yang
membuat barang–barang produksi perusahaan dalam negeri kalah bersaing
dipasar. Ini akibat dari konsumen yang berpikir bahwa produk-produk luar negeri
lebih berkualitas daripada produk dalam negeri. Tanpa adanya pengembangan
produk, sudah pasti produk dalam negeri akan kalah bersaing di pasar. Terlebih
sejak CAFTA (China Asia Free Trade Assosiation) diberlakukan, barang-barang
dari China mulai membanjiri pasar Indonesia. Tidak hanya bentuk serta tampilan
produk yang menarik, namun juga harga yang ditawarkan sangat murah bila
dibandingkan dengan produk-produk buatan Indonesia (Ramadhani:2013).
Perusahaan di Indonesia pun akhirnya dituntut agar tetap mampu menjaga
kualitas produk atau jasanya sebaik mungkin untuk memenuhi keinginan
pelanggan namun tetap menguntungkan bagi perusahaan. Perusahaan juga harus
dapat melakukan kontrol yang baik terhadap setiap kegiatan yang berlangsung di
1
2
dalam organisasinya. Upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas,
produktivitas, efisiensi, dan efektivitas perlu dilakukan secara terencana dan
melibatkan partisipasi aktif dari semua unsur terkait dalam perusahaan
(Ramadhani:2013).
Ketatnya persaingan dalam pasar global mengakibatkan perusahaan harus
selalu melakukan perbaikan yang berkesinambungan untuk menjalankan
operasinya dan meningkatkan tekanan bagi perusahaan untuk menurunkan biaya
dan juga meningkatkan kualitas produk. Banyak Chief Financial Officer (CFO)
percaya bahwa perubahan strategi perusahaan yang paling penting dalam
beberapa tahun terakhir adalah meningkatkan kepuasan pelanggan dan kualitas
produk yang mereka hasilkan (Ramadhani:2013).
Kualitas memang menjadi isu yang sangat penting bagi para pelaku usaha
terutama bagi para produsen yang membutuhkan tingkat ketelitian yang tinggi
dalam proses produksinya. Pengendalian atas kualitas dapat dievaluasi secara
kuantitatif dalam biaya kualitas. Biaya kualitas penting untuk dilaporkan terkait
dengan hubungannya dengan keuntungan perusahaan (Ramadhani:2013).
Biaya kualitas dapat diartikan sebagai pengorbanan yang dikeluarkan
perusahaan untuk meningkatkan dan mempertahankan kualitas suatu produk.
Biaya kualitas yang terjadi dalam suatu perusahaan dapat digunakan untuk
mengetahui sejauh mana fungsi system pengendalian kualitas yang diterapkan
oleh perusahaan. Semakin rendahnya biaya kualitas menunjukkan semakin
baiknya program perbaikan kualitas yang dihasilkan secara tidak langsung dapat
meningkatkan pangsa pasar dan nilai penjualan. Meningkatnya penjualan dengan
3
semakin menurunnya biaya yang dikeluarkan maka tentu akan meningkatkan
tingkat profitabilitas perusahaan (Budi Susanto, 2005).
Dalam biaya kualitas dikelompokan menjadi 2 (dua) bagian, yaitu biaya
pengendalian yang terdiri dari biaya pencegahan (prevention cost) dan biaya
penilaian (appraisal cost) serta biaya kegagalan, yang terdiri dari biaya kegagalan
internal (internal failure cost) dan biaya kegagalan eksternal (external failure
cost) (Blocher, Chen, Cokins, dan Lin, 2005:692).
PT. TBI yang berlokasi di jalan Soekarno Hatta Bandung yang bergerak
dalam bidang Industri, Perbengkelan, Pembangunan, Perdagangan, Pertambangan,
transportasi dan Jasa. Dalam menjalankan aktivitas usahanya, PT. TBI dituntut
untuk memiliki tingkat ketelitian yang tinggi karena kualitas menjadi faktor yang
sangat krusial untuk produk-produk yang dihasilkan PT. TBI, bukan hanya harus
sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh perusahaan tetapi juga standar yang
diterapkan oleh ISO 9001 (Standar Internasional di bidang system manajemen
mutu).
Kualitas produk dapat ditentukan oleh biaya kualitas yang dikeluarkan
oleh perusahaan. Apakah biaya kualitas yang dikeluarkan perusahaan semakin
meningkatkan profitabilitas perusahaan atau justru menurunkan laba dari
perusahaan. Semakin rendahnya biaya kualitas menunjukkan semakin baiknya
program perbaikan kualitas yang dijalankan oleh perusahaan. Dan tentunya
semakin menurunnya biaya yang dikeluarkan maka tentu akan meningkatkan
tingkat profitabilitas PT. TBI.
4
Selama kurun waktu 8 (delapan) tahun profit PT. TBI mengalami empat
kali penurunan yaitu pada tahun 2009, 2011, 2012 dan 2015. Penurunan dari
tahun 2010 ke tahun 2012 sangat signifikan yaitu sebesar Rp. 8.434.029.771. Pada
tahun 2014 profit PT. TBI mengalami peningkatan yang sangat tajam tetapi tidak
bisa dipertahankan, bahkan mengalami penurunan sebesar Rp. 6.687.316.902.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam gambar 1.1 dibawah ini.
Gambar 1.1
Grafik Tingkat EBIT
Periode 2008-2015
25,000,000.00
20,000,000.00
EBIT
15,000,000.00
10,000,000.00
5,000,000.00
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
TAHUN
Penentuan biaya kualitas di PT. TBI bertujuan untuk mengetahui sampai
seberapa besar kontribusi pengaruh dari pengalokasian biaya kualitas baik secara
keseluruhan maupun parsial, yaitu perkomponen biaya kualitas yang terdiri dari
biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan
eksternal sebagai indicator finansial kinerja kualitas perusahaan terhadap
penurunan dan peningkatan profitabilitas yang terjadi di PT. TBI. Selain itu, untuk
5
mengatahui dengan adanya biaya kualitas yang dikeluarkan oleh perusahaan akan
memberikan andil terhadap peningkatan profitabilitas perusahaan atau tidak.
Dalam proses perbaikan alat berat, apabila terjadi kesalahan ukuran
material produk maka material tersebut menjadi tidak terpakai sehingga dapat
menimbulkan biaya tidak terduga sehingga dapat berpengaruh terhadap
berkurangnya profit perusahaan. Sehingga PT. TBI tidak hanya harus menjaga
kualitas dari sisi material atau bahan baku tetapi juga dari tiap tahapan proses
yang dilakukan serta waktu yang diperlukan dalam menghasilkan suatu produk.
Meningkatnya biaya pencegahan dan penilaian, mengakibatkan biaya
kegagalan internal dan eksternal akan menurun. Hal ini akan berpengaruh
terhadap kualitas produk yang dihasilkan meningkat, karena produk akan sesuai
dengan spesifikasi desain awal tanpa memiliki suatu kecacatan baik sebelum
maupun setelah produk tersebut dikirim ke konsumen Blocher, Chen, Cokins, dan
Lin: 2000).
Sementara Blocher, Chen dan Lin (2002:200), mengungkapkan lebih
lanjut bahwa dengan meningkatnya kualitas pada suatu produk yang dihasilkan
maka perusahaan akan memiliki keunggulan kompetitif dan menikmati tingkat
profitabilitas yang tinggi. Meningkatnya kualitas produk tentu dapat menurunkan
tingkat pengembalian produk (retur) dari pelanggan, sehingga dengan itu akan
berdampak pada menurunnya biaya garansi dan perbaikan. Produk yang
berkualitas akan menyebabkan rendahnya persediaan di gudang, baik itu
persediaan bahan baku, suku cadang, dan produk jadi. Sebab perusahaan dapat
mengerjakan proses produksi sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan
6
sebelumnya sehingga perputaran persediaan menjadi lebih lancar dan tentunya
pendapatan laba akan dapat terealisir dengan lebih cepat.
Sehubungan dengan pengaruh biaya kualitas terhadap EBIT perusahaan,
terdapat hasil penelitian sebelumnya, yaitu hasil penelitian Budi Susanto (2005)
dan Rimadhani Martika Sari (2013) yang menyatakan bahwa biaya pencegahan,
biaya penilaian, biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Sedangkan hasil
penelitian ini berbeda dengan Wahyu Kurniawan (2014) yang menyatakan biaya
pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan
eksternal secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.
Dari uraian di atas, maka penulis tertarik untuk membahas dan meneliti
lebih lanjut mengenai seberapa besar pengaruh biaya kualitas terhadap
profitabilitas perusahaan serta untuk mengetahui apakah dengan adanya biaya
kualitas yang dikeluarkan oleh perusahaan akan memberikan andil terhadap
peningkatan profitabilitas perusahaan atau tidak. Maka berdasarkan permasalahan
diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang dituangkan dalam sebuah
skripsi yang berjudul “PENGARUH BIAYA KUALITAS TERHADAP
TINGKAT PROFITABILITAS (Studi Kasus Pada Salah Satu Perusahaan
Mesin Turbin di Bandung)”.
7
1.2
Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang yang telah disajikan, maka
permasalahan yang dapat dirumuskan oleh penulis sejauh mana pengaruh biaya
kualitas terhadap tingkat profitabilitas perusahaan pada PT. TBI.
1.3
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas maka tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pengaruh biaya kualitas
terhadap tingkat profitabilitas PT. TBI.
1.4
Kegunaan Penelitian
1.4.1
Kegunaan Teoritis
Adapun kegunaan teoritis dalam penelitian ini adalah :
1. Dengan hasil penelitian ini, penulis berharap dapat memberikan
sumbangan pemikiran bagi ilmu pengetahuan, khususnya bagi Program
Studi Akuntansi.
2. Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan inspirasi bagi peneliti
lainnya yang ingin melakukan penelitian dalam bidang yang serupa.
Diharapkan
peneliti
selanjutnya
dapat
memperbaiki
kekurangan-
kekurangan yang penulis miliki dalam penelitian ini.
3. Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang
memadai bagi pembaca mengenai akuntansi biaya dan akuntansi
manajemen terutama dalam materi produksi dan biaya kualitas.
8
1.4.2
Kegunaan Praktis
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang
berguna bagi perusahaan dalam hal pengendalian kualitas dan pelaporan biaya
kualitas.
Download