pengembangan produk formula konsorsium

advertisement
PENGEMBANGAN PRODUK FORMULA KONSORSIUM PENGURAI
LIMBAH CAIR RUMAH TANGGA
Lud Waluyo1, Ainur Rofieq2
1
UMM/FKIP Biologi, Malang
UMM/FKIP Biologi, Malang
2
Alamat Korespondensi : Jl. Raya Tlogomas 246, Telp/Fax (+620341)464318/Ext 120
E-mail: 1)[email protected] 2)[email protected]
Abstrak
Pertambahan penduduk dan perubahan pola konsumsi masyarakat menimbulkan peningkatan
volume, jenis, dan karakteristik limbah. Banyaknya limbah cair domestik yang memasuki badan
air, menyebabkan berbagai penyakit menular mudah berjangkit. Limbah cair domestik merupakan
sumber mikroba pencemar penyebab berbagai penyakit dan sangat berpotensi menjadi sumber
penularan penyakit oleh patogen yang dibawa melalui air. Konsekuensinya, limbah cair domestik
tersebut harus dikontrol dan diolah terlebih dahulu dengan metode dan teknik pengelolaan yang
berwawasan lingkungan sehingga tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan
masyarakat dan lingkungan. Tujuan penelitian menemukan: a) produk formula konsorsium bakteri
heterotrofik pengurai limbah cair rumah tangga yang paling efektif dalam mendegradasi senyawa
organik, menurunkan COD, TSS, residu deterjen, dan BOD pada limbah cair rumah tangga
secara in vitro, secara in vivo, dan pengujian secara pilot plan, b) produk formula pengurai
limbah cair rumah tangga yang teruji secara baik terhadap komunitas biota air, sehingga limbah
rumah tangga yang berbahaya menjadi ramah lingkungan dan dapat dijadikan pupuk organik.
Target khusus yang ingin dicapai adalah mendapatkan (a) Formula konsorsium bakteri
heterotrofik pengurai limbah cair rumah tangga yang memiliki efektifitas paling tinggi dalam
dalam toleransi deterjen, LAS, antagonistik terhadap patogen, dan kemampuan amilolitik,
proteolitik, dan lipolitik secara in vitro, (b) Formula konsorsium bakteri heterotrofik yang paling
efektif menguraikan limbah cair rumah tangga terbaik dalam mendegradasi senyawa organik,
menurunkan COD, TSS, residu deterjen, dan BOD pada limbah cair domestik secara in vivo.
Metode untuk mencapai target tersebut: (1) Formulasi konsorsium bakteri heterotrofik pengurai
limbah cair rumah tangga secara in vitro, (2) Formulasi konsorsium bakteri heterotrofik pengurai
limbah cair rumah tangga secara in vivo, (3) Uji viabilitas dan stabilitas untuk menguji
konsorsium bakteri heterotrofik bersifat viabel dan stabil. Hasil penelitian menunjukkan: a).
Formula konsorsium inokulum bakteri heterotrofik pengurai limbah cair domestik toleran deterjen
manakah yang memiliki efektifitas paling tinggi dalam mendegradasi senyawa organik dan daya
antagonistik terhadap patogen secara in vitro adalah formula konsorsium ABC, b). Formula
konsorsium inokulum bakteri heterotrofik pengurai limbah cair domestik toleran deterjen yang
paling efektif dalam mendegradasi limbah cair domestik secara in vivo adalah formula konsorsium
ABCD dan konsorsium ABC.
Kata kunci: formula konsorsium, pengurai limbah cair rumah tangga, pengembangan produk
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2016
47
1. PENDAHULUAN
Salah satu upaya penanggulangan limbah cair rumah tangga secara mikrobiologi dengan
memanfaatkan isolat mikroba asli (indigen) potensial. Namun demikian, banyak inokulum pengurai
limbah yang beredar di masyarakat ada beberapa kelemahan, yakni tidak ramah lingkungan
(mengandung mikroba patogen), memiliki khasiat yang tidak konsisten, dosis kurang menyakinkan,
tidak spesifik, dan tidak toleran deterjen [37, 33, 38, 39, 34, 41, 35, 36, 43]. Oleh karenanya
penting untuk mengembangkan produk formula konsorsium pengurai limbah yang ramah
lingkungan.
Isolasi, karakterisasi potensi, dan identifikasi mikroba indigen adalah langkah awal untuk
mendapatkan mikroba unggul yang ramah lingkungan. Proses skrining terhadap isolat mikroba
harus disesuaikan dengan lingkungan mikroba tersebut. Karakteristik potensi isolat dari limbah cair
domestik harus dipilih yang memiliki kemampuan lengkap, yakni toleran deterjen, toleran LAS
(Linear Alkylbenzene Sulfonate), kemampuan mendegradasi senyawa organik, antagonistik
terhadap patogen, dan tidak saling antagonis satu spesies dengan spesies lainnya [1, 2, 5, 6, 8, 10,
17, 26, 27, 44].
2. METODE
Formulasi konsorsium spesies bakteri heterotrofik pada limbah cair rumah tangga secara in
vitro dengan rancangan penelitian mencari formula terbaik pada formula konsorsium inokulum
mikroba pengurai limbah dengan cara menguji konsorsium 4 spesies bakteri heterotrofik dengan
perbandingan 1:1:1:1. Faktor A dengan perlakuan selengkapnya, yakni ABC: konsorsium spesies
ABC, ABD: konsorsium spesies ABD, BCD: konsorsium spesies BCD, dan ABCD: konsorsium
spesies ABCD. Formulasi konsorsium spesies bakteri heterotrofik ini dengan berdasarkan pada
hasil uji-uji sebelumnya. Uji tersebut meliputi uji toleransi deterjen, uji penguraian senyawa
organik, uji antagonistik terhadap patogen, identifikasi isolat sampai dengan tingkat spesies, dan uji
hubungan antarspesies.
Uji formulasi penerapan formula konsorsium limbah cair domestik pada limbah cair domestik
alami secara in vivo dengan penelitian eksperimen yang dilakukan dengan pendekatan metode
laboratorik. Metoda laboratorik dilakukan untuk mencari formula konsorsium terbaik yang bersifat
efektif. Formulasi konsorsium ini dilakukan pada limbah cair sintetik. Uji formulasi konsorsium
antar spesies bakteri heterotrofik dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial. Percobaan
menggunakan 20 perlakuan dengan 3 ulangan, sehingga ada 60 satuan percobaan. Parameter
lainnya yang juga diukur adalah Biochemical Oxygen Demand (BOD5), Chemical Oxygen Demand
(COD), Total Suspended Solid (TSS), pH, dan cfu.
Langkah-langkah uji formulasi konsorsium mikroba pengurai limbah cair domestik adalah:
(a) Menyiapkan biakan formula terbaik terdiri 4 spesies terpilih yang didapatkan dari penelitian
sebelumnya yang berumur 24 jam yang akan digunakan sebagai konsorsium, (b) Mengambil
sampel dari berbagai jenis limbah cair domestik dari biotoilet dari inlet IPAL Tlogomas, Malang,
(c) Mensterilkan limbah cair domestik agar makhluk hidup yang ada di dalam limbah semua mati,
(d) Semua parameter diukur setelah limbah disterilkan, yakni kadar amilum, kadar protein, kadar
lemak, COD,TSS, BOD5, deterjen, pH, (e) Pengamatan semua parameter selanjutnya dilakukan
pada hari ke-5, 10, 15, 20, 25, dan 30 hari, (f) Mempertahankan faktor-faktor abiotik agar
bioremediasi berlangsung secara optimum, (g) Mengamati beberapa parameter yang digunakan
untuk uji penguraian karbohidrat, protein, dan lemak serta kemampuan antagonistik terhadap
patogen pada awal dan akhir perlakuan. Setiap pengamatan dilakukan ulangan sebanyak 4 kali,
sedangkan untuk pertumbuhan koloni pengamatan sebanyak 3 kali.
Uji viabilitas dan stabilitas formula konsorsium limbah cair domestik pada limbah cair
domestik. Spesies unggul bakteri heterotrofik yang telah didapat dari penelitian sebelumnya
berdasarkan ciri-ciri morfologi sel dan koloni, serta reaksi fisiologi, dan biokimia. Isolat-isolat yang
telah didapatkan disimpan dalam media yang telah dimurnikan secara terpisah pada tabung media
agar miring. Selanjutnya, isolat-isolat mikroba yang telah disimpan diuji viabilitas dan
stabilitasnya.
48
SENASPRO 2016 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Formulasi Konsorsium Spesies Bakteri Heterotrofik Limbah Cair Rumah Tangga Secara
In Vitro
Tabel 3.1 Formula konsorsium spesies bakteri heterotrofik terhadap berbagai jenis dan
konsentrasi deterjen.
Jenis deterjen
SCT ‘LX’
SCP ‘RNS’
SC ‘EKN’
PL ‘SKL’
Jenis deterjen
SCT ‘LX’
SCP ‘RNS’
SC ‘EKN’
PL ‘SKL’
Jenis deterjen
SCT ‘LX’
SCP ‘RNS’
SC ‘EKN’
PL ‘SKL’
Jenis deterjen
SCT ‘LX’
SCP ‘RNS’
SC ‘EKN’
PL ‘SKL’
25%
0
0
0
0
25%
0
0
0
0
25%
0
0
0
0
25%
0
0
0
0
Konsorsium ABC
Rerata diameter zona hambat pada konsentrasi deterjen
50%
75%
95%
0
0
0,01±0,01
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Konsorsium ABD
Rerata diameter zona hambat pada konsentrasi deterjen
50%
75%
95%
0
0
0,03±0,01
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Konsorsium BCD
Rerata diameter zona hambat pada konsentrasi deterjen
50%
75%
95%
0
0
0,03±0,01
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Konsorsium ABCD
Rerata diameter zona hambat pada konsentrasi deterjen
50%
75%
95%
0
0
0,02±0,01
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Keterangan:

0 = tidak ada diameter zona hambat; CT ‘LX’ = sabun cuci tangan merk LX; SCP ‘RNS’= sabun cuci pakaian
merk RNS; SC ‘EKN’= sabun colek, merk EKN; PL ‘SKL’= pembersih lantai, merk SKL.

ABC = konsorsium spesies ABC; ABD = konsorsium spesies ABD; BCD = konsorsium spesies BCD; ABCD =
konsorsium spesies ABCD

A = Bacillus cereus strain BQAR 01d; B = Bacillus thuringiensis strain MSS-2; C = Bacillus cereus strain JDA-1;
D = Bacillus sp. B31(2008)
Tabel 3.1 menunjukkan sebagian besar konsorsium spesies bakteri, yakni konsorsium ABC,
konsorsium ABD, konsorsium BCD, dan konsorsium ABCD toleran terhadap berbagai jenis dan
konsentrasi produk deterjen. Perlakuan yang ada diameter zona hambat terhadap deterjen hanya
pada jenis deterjen sabun cuci tangan pada konsentrasi 95% saja, sedangkan pada perlakuan sabun
cuci pakaian, sabun colek, dan pembersih lantai diameter zona hambat nol.
Respon terbaik terhadap berbagai jenis dan konsentrasi deterjen yang terbaik dari ke empat
konsorsium spesies mikroba adalah konsorsium ABC, yakni rerata diameter zona hambat = 0,01
cm, kemudian baru konsorsium ABCD = 0,02 cm dan disusul konsorsium ABD dan konsorsium
BCD. Konsorsium ABC terdiri konsorsium 3 spesies mikroba, yakni A= Bacillus cereus strain
BQAR 01d; B = Bacillus thuringiensis strain MSS-2; C = Bacillus cereus strain JDA-1.
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2016
49
Konsorsium spesies bakteri ABC adalah konsorsium yang memiliki toleransi terbaik terhadap
berbagai jenis dan konsentrasi produk deterjen.
Tabel 3.2. Data uji toleransi berbagai konsentrasi LAS pada konsorsium spesies bakteri
heterotrofik asal limbah cair domestik.
Konsentrasi
LAS/ Pengenceran
0,06%/ 108
0,08%/ 108
0,10%/ 108
0,12%/ 108
0,14%/ 108
1%/ 108
5 %/ 108
10%/ 108
15 %/ 108
20%/ 108
25 %/ 108
30%/ 108
100 %/ 108
Keterangan :
ABC
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
Konsorsium spesies bakteri heterotrofik
ABD
BCD
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
ABCD
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
= tumbuh pada konsentrasi LAS
ABC = konsorsium spesies ABC; ABD = konsorsium spesies ABD; BCD = konsorsium spesies BCD; ABCD =
konsorsium spesies ABCD
A = Bacillus cereus strain BQAR 01d; B = Bacillus thuringiensis strain MSS-2; C = Bacillus cereus strain JDA-1;
D
= Bacillus sp. B31(2008).
Toleransi LAS adalah suatu istilah kemampuan tumbuh dan tidaknya mikroba dengan adanya paparan surfaktan 0,1%
(w/v).
Tabel 3.2. Notasi Duncan zona hambat formula konsorsium spesies bakteri heterotrofik
toleran deterjen terhadap berbagai patogen (cm).
N
No
Konsorsium
1
ABC
Rerata diameter zona hambat terhadap patogen (cm)
Salmonella typhi Shigella dysenteriae Vibrio cholerae
Escherichia coli
2,44±0,07 c
2,64±0,21 b
2,98±0,25 b
2,84±0,30 b
2
ABD
1,39±0,06 a
1,40±0,21 a
1,18±0,28 a
1,40±0,29 a
3
BCD
2,03±0,11 b
1,19±0,23 a
1,31±0,24 a
1,39±0,32 a
4
ABCD
1,29±0,13 a
1,13±0,25 a
1,18±0,23 a
1,24±0,32 a
Keterangan: Huruf yang menyertai angka dalam tabel menunjukkan notasi dari uji Duncan,
nilai yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf signifikansi 5%.
Tabel 3.3 Rerata indeks hidrolitik formula konsorsium spesies bakteri heterotrofik toleran
deterjen.
No
Konsorsium
Rerata indeks hidrolitik
Indeks proteolitik
5,79±0,37 c
1
ABC
Indeks amilolitik
6,26±0,35 d
Indeks lipolitik
4,56±0,33 b
2
ABD
4,05±0,37 b
2,88±0,47 b
2,25±0,33 a
3
BCD
3,51±0,67 a
1,78±0,42 a
2,33±0,58 a
4
ABCD
5,31±0,40 c
2,64±0,75 b
2,55±0,24 a
Keterangan: Huruf yang menyertai angka dalam tabel menunjukkan notasi dari uji Duncan, nilai yang diikuti
oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf signifikansi 5%.
50
SENASPRO 2016 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
3.2 Uji Formulasi Konsorsium Spesies Bakteri Heterotrofik pada Limbah Cair Domestik
Alami Secara In Vivo
Tabel 3.4. Uji biodegradasi kadar amilum, lemak, protein, COD, TSS, residu deterjen, BOD
pada limbah cair domestik oleh konsorsium bakteri heterotrofik dengan perlakuan
berbagai konsorsium dan lama inkubasi (mg/L).
Konsor
sium
Amilum
Lemak
Protein
Rerata (mg/L)
COD
TSS
Deterjen
BOD
pH
ABC
24,58±0,16 b
0,83±0,10 a
9,96±0,26 b
75,21±1,44 a
51,0±1,63 ab
2,13±0,01 b
46,58±0,27 b
5,88±0,01 d
ABD
28,17±0,16 c
1,35±0,10 b
14,10±0,26 c
106,13±1,44 b
62,92±1,63 b
3,18±0,01 d
61,67±0,27 c
5,13±0,01 a
BCD
27,79±0,16 c
1,67±0,10 c
14,30±0,26 c
110,13±1,44 b
54,44±1,63 c
2,92±0,01 c
62,05±0,27 c
5,43±0,01 b
ABCD
21,48±0,16 a
1,67±0,10 c
8,91±0,26 a
72,18±1,44 a
47,78±1,63 a
1,74±0,01 a
42,00±0,27 a
5,70±0,01 c
Keterangan: Huruf yang menyertai angka dalam tabel menunjukkan notasi dari uji Duncan,
nilai yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf signifikansi 5%.
Perlakuan berbagai konsorsium dan waktu inkubasi telah mampu mereduksi cemaran bahan
organik yang dapat dilihat dari nilai kadar BOD, COD, TSS, deterjen, amilum, lemak, dan protein;
serta mematikan patogen. Menurunnya indikator tersebut menunjukkan bahwa telah terjadi reduksi
atau proses degradasi bahan-bahan cemaran organik yang dilakukan oleh bakteri pendegradasi
pada konsorsium spesies bakteri heterotrofik. Menurut [7, 11, 13, 14, 21, 23, 24, 28], selama
proses pengolahan limbah, bakteri akan melakukan aktivitas metabolisme untuk tumbuh dan
berkembang biak.
Bacillus memiliki ciri Gram positif, bentuk batang, dan anggota Divisio Firmicutes. Genus
ini bersifat aerob obligat atau aerob fakultatif, dan sangat tahan terhadap tekanan kondisi
lingkngan yang ekstrim, karena menghasilkan endospora. Bacillus mempunyai kemampuan
fisiologis tahan terhadap panas, pH, dan salinitas. Spesies dari genus Bacillus mampu
mensekresikan sejumlah enzim yang dapat berfungsi sebagai antibiotik alamiah, misalnya protein
barnase, alpha amilase, protease subtilisin [7, 9, 15, 29, 31, 36]. Kemampuan yang kuat terhadap
kondisi lingkungan yang ekstrim, sebagai salah satu keunggulan formula konsorsium penelitian
ini.
Berdasarkan temuan penelitian menunjukkan biodegradasi amilum, protein, residu deterjen,
dan BOD pada limbah cair domestik alami yang terbesar adalah konsorsium ABCD, sedangkan
konsorsium ABC terbesar untuk parameter kadar lemak dan pH. Penurunan terbesar COD, TSS
adalah pada konsorsium ABC dan ABCD, sedangkan untuk pertumbuhan koloni konsorsium ABC,
ABD, dan ABCD sama besarnya.
Secara ringkas keunggulan dan pengembangan formula konsorsium mikroba pengurai limbah
cair rumah tangga dalam penelitian ini adalah terdiri dari spesies bakteri heterotrofik yang toleran
terhadap berbagai konsentrasi dan jenis produk deterjen, toleran terhadap salah satu surfaktan
deterjen yakni Linear Alkylbenzene Sulphonate (LAS), dapat mematikan patogen, menguraikan
limbah cair domestik lebih cepat, memiliki viabilitas yang lebih tinggi.
4. KESIMPULAN
4.1 Formula konsorsium inokulum bakteri heterotrofik pengurai limbah cair domestik toleran
deterjen manakah yang memiliki efektifitas paling tinggi dalam mendegradasi senyawa organik
dan daya antagonistik terhadap patogen secara in vitro adalah formula konsorsium ABC.
4.2 Formula konsorsium inokulum bakteri heterotrofik pengurai limbah cair domestik toleran
deterjen yang paling efektif dalam mendegradasi limbah cair domestik secara in vivo adalah
formula konsorsium ABCD dan konsorsium ABC.
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2016
51
DAFTAR PUSTAKA
[1] Adesemoye, A.O., Opere B.O., and Makinde S.C.O. 2006, ‘Microbial content of abattoir
wastewater and its contaminated soil in Lagos, Nigeria’, Academic Journal, [Online]
From:http://www.academicjournals.org/AJB/PDF/pdf2006/10Oct/Adesemoye%20et%20al.pdf
[2] Alexander, M. 1994. Biodegradation dan bioremidiation. San Diego, California:
AcademicPress.
[3] American Public Health Association. 2005. Standard Methods for the Examination of Water
and Wastewater, 21st edition. Washington DC.
[4] Amund, O.O., Ilori, M.O., and Odetundun, F.R.1997.’Degradation of commercial detergent
products by microbial populations of the Lagos lagoon’Folia Microbiologica, Vol. 42. Number
4,
pp
353-356,
[Online]
From:
http://resources.metapress.com/pdfpreview.axd?code=4p22514107211077&size=smaller
[5] Atlas, R. and Bartha, R., 1993. Microbial Ecology, Fundamentals and Application, 3rd Edition,
the Benyamin/Cummings Publishing Company Inc., New York.
[6] Atlas, R.M., and Philp, J., 2005. Bioremediation: Applied Microbial Solutions for Realworld
Environmental. Michigan: ASM Press.
[7] Bhatia, C., 2008. Handbook of Environmental Microbiology, Vol. 3. New Delhi: Atlantic.
[8] Boon, N., Goris, J., de Vos, P., Verstraete, and top, E. M., 2000. ‘Biouagmentation of Activated
Sludge by Indigenous 3-Chloroaniline-Degrading Comamonas testosteroni Strain, 12gfp’,
Journal
Applied
and
Environmental
Microbiology,
[Online]
From:
http://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?artid=92090
[9] Boyd, R.F., 1995. Basic Medical Microbiology, Fifth Edition. Boston, New York-TorontoLondon: Little Brow and Company,.
[10] Cirne, D.G., Bjornsson, L., Alves, M., and Mattiasson, B., 2006, ‘Effects of bioaugmentation
by an anaerobic lipolytic bacterium on anaerobic digestion of lipid-rich waste’, Journal of
Chemical
Technology
and
Biotechnology,
[Online]
dari
http://repositorium.sdum.umnho.pt/bitstream/1822/5863/1/JCTB2006-Cirne%5B2%5D.pdf
[11] Cullum, D.C. 1994. Introduction to Surfactant Analysis, Glasgow: Blackie Academic &
Professional.
[12] Dinas Kominfo Pemkot Kota Malang, 2011. Kondisi Kota Malang: Pemkot Malang
[13] Feachem, R.G., Bradley, D.J., Garelick, H.and Mara,D.D., 1983. Sanitation and Disease :
Health Aspects of Ekcreta and Sullage Management. Chichester – New York – Brisbane –
Toronto –Singapore: John Wiley and Sons.
[14] Fogarty, WM, 1983. Microbial Enzymes and Biotechnology, London and New York: Applied
Science Publisher.
[15] Gerardi, M.H., 2006.Wastewater Bacteria, John Wiley & Sons, Wiley Interscience.
[16] Hadi, A. 2005. Prinsip Pengelolaan Pengambilan Sampel Lingkungan, Jakarta: Penerbit PT
Gramedia Pustaka Utama.
[17] Handayanto, E. dan Hairiah, K., 2007. Biologi Tanah: Landasan Pengelolaan Tanah Sehat,
Yogyakarta: Pustaka Adipura.
[18] Holt, J.G., Krieg, N.R., Sneath, P.H.A, Staley, J,T., and William, S.T., 1994. Bergey’s Manual
of Determinative Bacteriology, Philadelphia: William & Wilkins.
52
SENASPRO 2016 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
[19] Kato, S., Yoshimura, H., Hirose, K., Amornkitbanrung, M., and Sugahara, I., 2007.
‘Application of microbial Consortium System to Wastewater from Bioddiesel Fuel Generator’
Journal
SEEM.
[Online]
From:
http:
//202.44.9.82/Journals/SEEM2007/paper2007/IC/Jutturit_Application.pdf
[20] Kepmen LH, 2003. Keputusan Menteri Negera Lingkungan Hidup Nomor 112 tentang Baku
Mutu Air Limbah Domestik, Jakarta: KLH.
[21] Kurniadie, D., 2011. Teknologi Pengolahan Limbah Cair secara Biologis, Bandung: Widya
Padjadjaran.
[22] Laksmi, J. dan Rahayu,W., 1993. Penanganan Limbah Industri Pangan, Jakarta: Kanisius.
[23] Madigan, M.T., Martinko, J.M., Parker, J. 2003. Brock Biology of Microorganism, New York:
Prentice-Hall International, Inc.
[24] Metcalf and Eddy, 2003. Wastewater Engineering, Treatment Disposal, Re Use, Series Water
Resources and Environmental Engineering, New York: McGraw-Hill Book Co.
[25] Mukono, 2008. Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan, Edisi Kedua, Surabaya:
University Press.
Airlangga
[26] Mukred, A.M., Hamid, A.A., Hamzah, A., and Yusoff, W.M.W., 2008.’Development of Three
Bacteria Consortium for the Bioremediation of Crude Petroleum-oil in Contaminated Water’,
diunduh dari Journal of Biological Sciences 8 (4):73-79 ISSN 1608-4217, Science
Publications,
Selangor,
Malaysia
[Online]
From:
http://www.scipub.org/fulltext/ojbs/ojbs8473-79.pdf
[27] Ojo, O.A., and Oso, B.A., 2008.’Isolation and characterization of synthetic detergentdegraders from wastewater’, diunduh dari African Journal of Biotechnology Vol. 7(20), pp
3753-3760,
20
October,
2008ISSN
1684-5315
[Online]
From:
http://www.academicjournals.org/AJB
[28] Radojevics, M. and Vladimir, B. N., 1999. Practical Environmental Analysis, The Royal
Society of Chemistry, Cambridge.
[29] Scragg, Alan. 1999. Environmental Biotechnology, Addison Wesley Longman, Singapore,
Ltd.
[30] Sugiharto, 2008. Dasar-dasar Pengelolaan Air Limbah, Jakarta: UI Press.
[31] Suthersan, S.S. and Payne, F.C. 2005. In Situ Remediation Engineering. Boca Raton: Florida
CRC Press, 2000 N. W. Corporate Blvd.
[32] Waluyo, 2004a. Bioremidiasi Limbah Domestik Ramah Lingkungan di Kota Malang: Suatu
Upaya Mengatasi Pencemaran Kawasan Padat Huni. Laporan Program Penelitian Unggulan
(P2U), Universitas Muhammadiyah Malang, Malang.
[33] Waluyo, L. 2000a. Peran Zat Pengurai Limbah “Starbio Plus” dalam Penurunan Bakteri
Indikator Pencemar Air pada Air Limbah Domestik. Laporan Penelitian Bidang Ilmu,
Universitas Muhammadiyah Malang, Malang.
[34] Waluyo, L. 2002. Upaya Mengatasi Pencemaran Air Limbah Domestik oleh Berbagai Jenis
dan Konsentrasi Zat Pengurai Limbah: Sebagai Sumber Pembelajaran tentang Bioremidiasi
dengan Metode Bioteknologi di SMU Laporan Penelitian Bidang Ilmu, Universitas
Muhammadiyah Malang, Malang.
[35] Waluyo, L. 2005. Bioremidiasi Limbah Domestik Ramah Lingkungan: Uji Antagonistik Isolat
Actinomycetes dan Fungi dari Limbah Septic Tank, Comberan, dan Bekas air Mandi terhadap
Bakteri Patogen. Laporan Program Penelitian Unggulan (P2U), Universitas Muhammadiyah
Malang, Malang.
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2016
53
[36] Waluyo, L., 2007. Mikrobiologi Umum. Cetakan ketiga, Malang: UMM Press.
[37] Waluyo, L., 1999. Pengaruh Berbagai Variasi Waktu Kontak EM-4 (Effective Microorganism4) terhadap Persistensi Bakteri Indikator Pencemar Tinja, Laporan Penelitian Bidang Ilmu,
Universitas Muhammadiyah Malang, Malang.
[38] Waluyo, L., 2000b. Pengaruh Konsentrasi Zat Pengurai Limbah Starbio Plus terhadap
Penurunan Bakteri Indikator Pencemar Tinja pada Air Limbah RPH (Rumah Pemotongan
Hewan) Gadang. Laporan Penelitian Bidang Ilmu, Universitas Muhammadiyah Malang,
Malang.
[39] Waluyo, L., 2001. Peran EMMA dalam Menghilangkan Bau pada Limbah Domestik, Laporan
Penelitian Bidang Ilmu, Universitas Muhammadiyah Malang, Malang.
[40] Waluyo, L., 2003. Upaya Mengatasi Pencemaran Air Limbah Domestik oleh Berbagai Jenis
dan Konsentrasi Zat Pengurai Limbah: Sebagai Sumber Pembelajaran tentang Bioremidiasi
dengan Metode Bioteknologi di SMU, Laporan Penelitian Bidang Ilmu, Universitas
Muhammadiyah Malang, Malang.
[41] Waluyo, L., 2004c. Bioremidiasi Ramah Lingkungan Berbagai Jenis dan Waktu Kontak Zat
Pengurai Limbah dalam Degradasi Air Limbah Domestik Laporan Penelitian Dosen Muda,
Universitas Muhammadiyah Malang, Malang.
[42] Waluyo, L., 2008. Teknik dan Metode Dasar dalam Mikrobiologi. Cetakan kedua, Malang:
UMM Press.
[43] Waluyo, L., Sujono, dan Hadi, S., 2007. Spesifikasi Produk Inokulum Mikroba Pengurai
Limbah Toleran Deterjen: Upaya Bioremediasi Pencemar Limbah Domestik Ramah
Lingkungan di Kawasan Padat Huni. Laporan Penelitian Hibah Bersaing, Universitas
Muhammadiyah Malang, Malang.
[44] Wind, T., Henkel KgaA. 2007, ‘The Role of detergents in the phosphate-Balance of European
Surface Waters’. J.E-Water. Official Publication of the European Water Association
54
SENASPRO 2016 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
Download