BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan

advertisement
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan kesehatan merupakan upaya seluruh potensi negara
Indonesia. Masyarakat dan pemerintah harus bekerja sama untuk mencapai
kesejahteraan masyarakat. Hal ini tercetus dalam Tujuan Pembangunan
Milenium atau yang dikenal dengan istilah Millenium Development Goals
(MDGs) yang dicetuskan oleh World Health Organization (WHO) tahun 2000
dan kembali menagih perkembangan kesehatan di negara-negara berkembang
diakhir tahun 2013 lalu. Indonesia termasuk salah satu dari 189 negara yang
menyepakati 8 tujuan MDGs, yang menargetkan pencapaian misi paling
lambat tahun 2015. Indonesia menargetkan 20 angka kematian bayi (AKB)
per 1000 kelahiran (visi MDGs,2014).
Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah untuk menurunkan angka
kematian ibu dan anak. Survei Demografis dan Kependudukan Indonesia
(SDKI) 2012 menunjukkan Angka Kematian Ibu (AKI) mencapai 359 kasus
tiap 1.000 kelahiran hidup. Sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB)
mencapai 32 kasus tiap 1.000 kelahiran hidup. Artinya setiap hari di Indonesia
ada ±440 bayi meninggal sebelum ulang tahun pertamanya. Di negara-negara
maju, umumnya perempuan hamil mengunjungi klinik antenatal dan
mengontrol kehamilan dengan teratur sehingga risiko cacat bawaan pada bayi
rendah. Lain halnya dengan negara berkembang seperti Indonesia, masih
sekitar 30% perempuan hamil yang memeriksakan kehamilan di klinik dan
kurang kepedulian akan pentingnya menjalankan praktik pencegahan infeksi
dan gizi pada janin, khususnya ibu yang melahirkan di rumah.
Menteri Kesehatan Prof. Dr. Nila F Moeloek, SpM(K) kepada Detik
Heathy (25/11/2014) menyebut kuncinya adalah para perempuan harus
berpengetahuan. Komunitas dan lingkungan masyarakat bisa saling membantu
1
2 dan berbagi pngetahuan, sebab menurut Menkes Nila pemerintah tidak
mungkin bekerja sendirian. Salah satu penyebab yang lain adalah kurangnya
pemeliharaan diri akibat gaya hidup yang salah. Berinvestasi lebih banyak
pada kesehatan, terutama dalam promosi kesehatan dan pencegahan penyakit,
seperti vaksinasi ,menjaga asupan gizi selama mengandung merupakan suatu
langkah cerdas dalam membangun masyarakat yang sehat.
Selain itu, menurut Nancy Dian Anggraeni, Kasubdit Bina
Kewaspadaan Penanganan Bayi Berisiko Kemenkes (2013), penyebab
tingginya kematian bayi adalah kelainan bawaan sejak lahir. Kelainan ini bisa
disebabkan oleh faktor genetik, kurangnya gizi mikro, polusi, alkohol, dan
infeksi menular seksual. Akibatnya bayi yang lahir mengalami kasus-kasus,
seperti : kelainan alat kelamin, gangguan pertumbuhan tulang, katarak,
Hydrocephalus, kelainan jantung dan sebagainya. Selanjutnya, dari data yang
didapat dari Wisma Kasih Bunda Semarang dari tahun 2000-2014, penderita
penyakit bawaan khususnya anak-anak di Indonesia banyak terlihat pada
masyarakat baik kota maupun desa. Namun, walaupun masalah kesehatan ini
bukan sesuatu yang asing, edukasi dan sosialisasi mengenai kondisi dan
penanganan kesehatan masih kurang.
Keterangan lebih lanjut, menurut ibu Dwi Kisvianti, selaku
koordinator logistik pasien di Wisma Kasih Bunda (September 2014),
menjelaskan bahwa hingga saat ini belum ada registrasi nasional untuk
penderita
kelainan
bawaan
ini,
salah
satu
contohnya,
penderita
Hydrocephalus. Pengobatan penyakit ini dapat melalui pemasangan pipa
untuk mengalirkan cairan berlebih dari rongga kepala menuju ke tempat
pembuangan di rongga perut. Sayangnya penderita Hydrocephalus belum
mendapat perhatian serius dari pemerintah. Faktanya, jika penderita terlambat
mendapat perawatan maka akan berdampak kebutaan hingga kematian. Biaya
pembedahan dan pemasangan pipa pada rata-rata pasien Wisma Kasih Bunda
tahun 2000-2014 mencapai lebih dari 12 juta rupiah/orang.
Biaya operasi yang tinggi serta banyaknya pasien yang sering kali
berasal dari keluarga miskin, menggerakkan hati seorang desainer busana
3 bernama Anne Avantie untuk membangun sebuah yayasan peduli penderita
kelainan bawaan, Wisma Kasih Bunda (berdiri tahun 2000) dengan misi
membiayai operasi tanpa dipungut biaya sepeserpun. Wisma ini bekerja sama
dengan dokter relawan di Rmah Sakit Elizabeth Semarang. Dan telah
menangani lebih dari 900 pasien dari seluruh daerah di Indonesia per tahun
2000 hingga sekarang. Pasien yang telah ditangani merupakan bayi dengan
berbagai kelainan bawaan yang membutuhkan penanganan khusus, seperti :
hydrocephalus, atresia ani, meningococcal, labiopalaoschisis dari seluruh
Indonesia. Selain itu, kurangnya kepedulian keluarga terhadap kehamilan yang
menyebabkan bayi lahir dengan cacat bawaan, menggerakkan yayasan ini
untuk mensosialisasikan pengetahuan tentang pentingnya menjaga pola hidup
dan lingkungan. Berbeda dengan iklan pencegahan yang selama ini dilakukan
di posyandu oleh pemerintah, perancangan iklan layanan masyarakat ini
difokuskan pada sosialisasi langsung kepada masyarakat lewat penyuluhan di
kelurahan sehingga bisa langsung bermanfaat bagi calon ibu pra hamil
maupun setelah kelahiran.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka
dibutuhkan suatu perancangan sosialisasi dan edukasi untuk meningkatkan
kepedulian masyarakat, khususnya ibu hamil dan dewasa dalam pencegahan
dan penanggulangan penyakit bawaan mulai dari kota Semarang.
1.2 Rumusan Masalah
Dari data di atas, permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut :
Bagaimana merancang media sosialisasi dan edukasi untuk meningkatkan
kepedulian masyarakat dalam pencegahan penyakit bawaan sejak dini di kota
Semarang ?
1.3 Batasan Masalah
a. Perancangan dilakukan dengan studi bahasan mengenai program
sosialisasi yang sudah dilakukan di beberapa kota.
4 b. Perancangan ini dibatasi pada pengembangan media Below The Line
(BTL) dan Above the Line (ATL) mengingat target market mencakup area
Semarang, khususnya ibu hamil dan dewasa, usia 18-35 tahun di kota
Semarang, Jawa Tengah.
1.4 Tujuan Perancangan
Dari permasalahan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai, yaitu :
Menemukan solusi tepat untuk merancang media sosialisasi dan edukasi
untuk meningkatkan kepedulian masyarakat
kota Semarang dalam
penanggulangan kelainan bawaan.
1.5 Manfaat Perancangan
Perancangan media sosialisasi program sosialisasi penyakit kelainan
bawaan memberi beberapa manfaat bagi beberapa pihak, antara lain :
a. Bagi desainer
Manfaat yang didapat desainer adalah pengalaman dalam merancang
iklan sosialisasi sehingga mampu menyampaikan pesan dari klien dan
dapat dipahami oleh target market.
b. Bagi klien, Wisma Kasih Bunda Semarang
Perancangan sosialisasi sebagai bentuk kepedulian terhadap penderita
kelainan bawaan dan meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam
memahami penyakit bawaan, khususnya ibu hamil dan dewasa
sehingga mampu menekan angka kematian bayi dan balita di
Indonesia.
c. Bagi masyarakat
Manfaat yang didapat dari perancangan media sosialisasi ini adalah
mulai mengenal dan belajar peduli tentsng penyakit bawaan.
Mengetahui informasi penting mengenai penyakit baawaan dan cara
penanggulangannya.
5 d. Bagi Universitas
1. Sebagai
referensi
yang
dapat
digunakan
untuk
bahan
pengembangan terutama mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
masalah perancangan media iklan sosial.
2. Menambah pembendaharaan kepustakaan di Kampus Universitas
Dian Nuswantoro sebagai wacana kepustakaan baru mengenai
kampanye sosial menabung untuk sesama, serta sebagai media
untuk menambah pengetahuan bagi pembaca.
1.6 Metode Penelitian
1.6.1
Metodologi
Metodologi merupakan analisis teoritis mengenai suatu cara atau
metode. Penelitian merupakan suatu penyelidikan yang sistematis
untuk meningkatkan sejumlah pengetahuan, juga merupakan suatu
usaha yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah
tertentu yang memerlukan jawaban.
Dalam metodologi penelitian ini dilakukan cara-cara untuk
mencapai tujuan penelitian yaitu dengan melakukan sebuah penelitian
kualitatif yang mampu menghantar kepada tujuan penelitian ini.
Dalam penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah
penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang mencakup studi pustaka,
observasi, data internet, serta catatan lapangan yang berupa catatan
atau rekaman kata-kata, kalimat, paragraf yang diperoleh dari
wawancara menggunakan pertanyaan terbuka, observasi partisipatoris,
atau pemaknaan peneliti terhadap dokumen. Daftar pokok-pokok
pertanyaan sehubungan dengan informasi yang dibutuhkan. Penelitian
ini melibatkan beberapa target market yaitu remaja hingga dewasa,
usia 18-35 tahun di kota Semarang.
6 1.6.2
Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian, teknik pengumpulan data merupakan cara
mengumpulkan data, siapa sumbernya, dan apa alat yang digunakan.
Jenis sumber data adalah mengenai dari mana data diperoleh. Apakah
data diperoleh dari sumber langsung (data primer) atau data diperoleh
dari sumber tidak langsung (data sekunder).
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah menggunakan
metode observasi yaitu mencari dan mengumpulkan data dengan cara
mengamati secara langsung kenyataan yang ada di lapangan yang
kemudian diolah dalam bentuk laporan. Menggunakan pula metode
interview yaitu mencari dan mengumpulkan data dengan cara
melakukan diskusi maupun wawancara langsung kepada ketua dan
koordinator di Wisma kasih Bunda Semarang.
Metode pengumpulan data terbagi menjadi dua yaitu data primer
dan data sekunder:
a. Data Primer
Data primer adalah data yang didapat langsung dari lapangan,
dikumpulkan dan diolah oleh peneliti berupa teks hasil wawancara
yang diperoleh melalui wawancara dengan informan. Di bawah ini
beberapa metode yang digunakan :
1. Wawancara
Wawancara kepada salah satu orang tua pasien Wisma
Kasih Bunda Semarang untuk mendapatkan data mengenai
visi dan misi, pencetus ide, sejarah dan konsep sosialisasi
penyakit bawaan di kota Semarang. Wawancara kepada
koordinatoor Wisma kasih Bunda, bagian Humas Rumah sakit
Elizabeth Semarang, serta pihak-pihak terkait lainnya.
2. Observasi
Metode yang dipakai adalah metode observasi untuk
mendapatkan data yang relevan mengenai pelaksanaan
7 sosialisasi di lapangan. Sehingga didapatkan data-data yang
akurat untuk perancangan iklan sosial ini.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data-data yang sudah tersedia dan
diperoleh secara tidak langsung oleh peneliti.
Data tersebut
diperoleh dengan membaca, melihat atau mendengarkan. Dalam
penelitian ini data sekunder diperoleh melalui beberapa metode di
antaranya sebagai berikut:
1. Metode literature
Metode pengumpulan data dengan cara mengumpulkan
bahan-bahan yang dipeoleh dari mempelajari buku-buku
literature,
artikel,
brosur-brosur,
majalah
dan
buku
pengetahuan yang menyangkut hal-hal yang akan dibahas
serta membandingkan dan menerapkan pada permasalahan
seputar sosialisasi kelainan bawaan di kota Semarang.
2. Sosial Media Resmi
Selain itu data sekunder didapat dari perkembangan
informasi melalui sosial media resmi via
www.facebook.com/Wisma
Kasih
Bunda
facebook di
By
Avantie
Foundation.
1.6.3
Metode Analisis Data
Analisa Framing adalah analisis yang digunakan untuk
mengetahui bagaimana realitas (aktor, kelompok, atau apa saja)
dikonstruksi oleh media Analisa framing memiliki dua konsep
yaitu konsep pskiologis dan sosiologis. Konsep psikologis lebih
menekankan pada bagaimana seseorang memproses informasi pada
dirinya sedangkan konsep sosiologis lebih melihat pada bagaimana
konstruksi sosial atas realitas. Analisis Framing sendiri juga
merupakan bagian dari analisis isi yang melakukan penilaian
8 tentang wacana persaingan antar kelompok yang muncul atau
tampak di media.
Analisis Framing juga dikenal sebagai konsep bingkai, yaitu
gagasan sentral yang terorganisasi, dan dapat dianalisis melalui dua
turunannya, yaitu simbol berupa framing device dan reasoning
device. Framing device menunjuk pada penyebutan istilah tertentu
yang menunjukkan “julukan” pada satu wacana, sedangkan
reasoning device menunjuk pada analisis sebab-akibat. Konsep
framing ini digunakan untuk menggambarkan proses seleksi dan
menonjolkan aspek tertentu dari realitas oleh media massa.
Framing memberikan tekanan lebih pada bagaimana teks
komunikasi ditampilkan dan bagian mana yang ditonjolkan atau
dianggap penting oleh pembuat teks (Eriyanto, 2005:183).
Dalam penelitian pelaksanaan sosialisasi pencegahan penyakit
bawaan pada bayi di Kota Semarang, khususnya dewasa dan ibu
muda, usia 18-35 tahun, dapat disimpulkan dengan mencoba
menggunakan sudut pandang analisis framing karena ingin
mengetahui fakta realita dan ideal yang ada. Menggunakan metode
ini
diharapkan
untuk
mengembangkan
ide
kreatif
dalam
perancangan kampanye pencegahan penyakit bawaan pada bayi di
Kota Semarang. Adapun teknik framing adalah sebagi berikut:
1. Identifikasi masalah yaitu peristiwa dilihat sebagai apa dan
dengan nilai positif atau negatif.
2. Identifikasi penyebab masalah yaitu siapa dan apa yang
dianggap menjadi penyebab suatu permasalahan.
3. Kesimpulan
atas
penyebab
solusi/pemecahan masalah.
.
masalah
untuk
mencari
9 1.7 Bagan Alir Penelitian (Flow Chart)
Perancangan Media Sosialisasi Pencegahan Penyakit Bawaan pada Bayi Akibat Gaya Hidup di Kota Semarang
LATAR BELAKANG PENGKAJIAN DATA STUDI KASUS Mengenalkan dan mensosialisasikan bahaya produk dan gaya hidup ibu bagi pertumbuhan janin Penelitian melalui studi literatur dan studi lapangan Masyarakat era modern kurang peduli akan bahaya pemakaian produk berbahaya mengakibatkan penyakit bawaan Rumusan Masalah & Tujuan perancangan
Pengumpulan data
Data Permasalahan Sosial Data Audience Segmentasi Target Audience Analisa Data Framing Penerapan Strategi
PROSES KREATIF
Media Kreatif Strategi kreatif
2
FINAL DESAIN
Gambar 1.1 : Bagan Alir Penelitian (Flow Chart)
Sumber : Ida Ariyani
10 Flow chart adalah penggambaran secara diagramatik dari langkahlangkah dan urut-urutan prosedur dari suatu proses penelitian. Judul
perancangan “Perancangan Media Sosialisasi tentang pencegahan penyakit
bawaan di Kota Semarang” dengan latar belakang mengenalkan dan
mensosialisasikan bahaya gaya hidup yang salah khususnya untuk ibu hamil
dan dewasa, warga kota Semarang, usia 18-35 tahun.
Pengkajian data menggunakan metode literatur, studi kasusnya manusia
modern dan diperkotaan yang cenderung hidup individualis dan konsumtif
sangat jarang memperhatikan orang lain. Rumusan masalah dan tujuan
perancangan menentukan konsep yang tepat untuk mensosialisasikan tentang
penyakit bawaan di kota Semarang, khususnya bagi ibu hamil dan dewasa
usia 18-35 tahun secara menyeluruh dan efektif.
Pengumpulan data menggunakan permasalahan sosial yaitu analisis
framing. Segmentasi target audience dibatasi khususnya dewasa usia 18-35
tahun di kota Semarang dan pembatasan media alternatif. Proses kreatif untuk
menentukan stratergi kreatif tentang target audience, pendekatan, hingga
perancangan kreatif.
Perancangan kampanye sosial ini diharapkan mampu menyadarkan dan
mengajak masyarakat Semarang untuk mulai peduli terhadap penderita
dengan kelainan bawaan, serta menambah wawasan tentang penyakit bawaan
ini.
11 2.1 Sistematika Perancangan
Gambar 1.2 Sistematika Perancangan
Sumber : Ida ariyani
12 2.2 Tinjauan Pustaka Terkait Teori Seputar Permasalahan
2.2.1
Teori Komunikasi
Garbner, tokoh pencipta teori Komunikasi Massa mendefinisikan
komunikasi sebagai proses interaksi sosial melalui pesan-pesan. Sedangkan
Onong Uchyana (Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi, 2003) menjelaskan
hakikat komunikasi ialah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh
seseorang
Unsur-unsur komunikasi adalah sebagai berikut:
1. Komunikator (orang yang menyampaikan pesan)
2. Komunikan (orang yang menerima pesan)
3. Pesan
4. Media
5. Efek
Model komunikasi yang dikemukakan oleh Harold D. Laswell
yaitu: unsur sumber atau komunikator (who) mengundang pertanyaan
mengenai siapa yang mengendalikan pesan. Unsur pesan (what) merupakan
bahan untuk menganalisis pesan apa yang disampaikan. Lalu, unsur saluran
komunikasi (in which channel) menarik untuk membahas media apa yang
digunakan. Unsur penerima atau komunikan (to whom) dianalisis untuk
mengetahui siapa khalayak atau audiennya. Unsur pengaruh (with what
effect) berkaitan dengan efek pesan apa yang dihasilkan.
Onong Uchjana Effendy (1993:28) mengidentifikasikan bahwa
terdapat lima jenis komunikasi, yakni:
1. Komunikasi individu dengan individu (antarpribadi)
Adalah komunikasi antarperorangan dan bersifat pribadi baik yang
terjadi secara langsung (tanpa medium) ataupun tidak langsung (melalui
medium). Contohnya, kegiatan percakapan tatap muka.
2. Komunikasi individu dengan kelompok
Komunikasi
kelompok
memfokuskan
pembahasannya
kepada
interaksi di antara orang-orang dalam kelompok-kelompok kecil.
Komunikasi kelompok juga melibatkan komunikasi antarpribadi di
13 dalamnya. Pembahasannya meliputi dinamika kelompok, bagaimana
penyampaian informasinya, pola dan bentuk interaksi, serta pembuatan
keputusan.
3. Komunikasi organisasi
Komunikasi organisasi menunjuk pada pola dan bentuk komunikasi
yang terjadi dalam konteks dan jaringan organisasi. Komunikasi
organisasi juga melibatkan komunikasi antarpribadi dan komunikasi
kelompok. Pembahasannya meliputi struktur dan fungsi organisasi serta
kebudayaan organisasi.
4. Komunikasi sosial
Adalah salah satu bentuk komunikasi yang lebih intensif, di mana
komunikasi terjadi secara langsung antara komunikator dan komunikan,
sehingga situasi komunikasi berlangsung dua arah dan lebih diarahkan
kepada pencapaian suatu integrasi sosial.
5. Komunikasi massa
Adalah sebuah proses penyampaian pesan atau informasi yang
bersifat umum dan berlangsung pada tingkat masyarakat luas. Pada
tingkat ini, komunikasi dilakukan dengan menggunakan media massa.
Menurut Philip Kotler (1996:48) dalam bukunya Marketing
Management, proses komunikasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Sender, yaitu komunikator yang menyampaikan pesan kepada
seseorang/sejumlah orang.
2. Encoding, yaitu proses pengalihan pikiran/ide/perasaan ke dalam
bentuk lambang atau bahasa yang diperkirakan akan dimengerti
oleh komunikan.
3. Message, yaitu pesan yang merupakan seperangkat lambang
bermakna.
4. Media, yaitu sesuatu yang menjadi saluran komunikasi tempat
berlalunya pesan dari komunikator kepada komunikan.
5. Noise, yaitu gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses
komunikasi.
14 6. Decoding, yaitu proses dimana komunikan menterjemahkan
lambang-lambang yang terkandung di dalam pesan ke dalam
konteks pengertiannya.
7. Reciever, yaitu komunikan yang menerima pesan dari komunikator
8. Respon, yaitu reaksi yang diberikan komunikan setelah menerima
pesan.
9. Feedback, yaitu tanggapan komunikan yang disampaikan setelah
menerima pesan.
Dari beberapa pengertian mengenai komunikasi di atas, dapat
disimpulkan bahwa komunikasi merupakan suatu proses pertukaran pesan atau
informasi antara dua orang atau lebih, untuk memperoleh kesamaan arti atau
makna diantara mereka.
2.2.2 Konsep terkait Kehamilan
Pengertian ibu hamil dalam kamus besar Bahasa Indonesia(2014)
adalah seorang wanita yang sedang mengandung janin dalam rahimkarena sel
telur yang dibuahi spermatozoa. Ibu hamil adalah seorang yang mengalami
perubahan pada alat kandungan dan juga organ lainnya
(Kusmiyati,2009).
Kehamilan berarti mulainya kehidupan berdua dimana ibu memiliki tugas penting
untuk memelihara janinnya sampai cukup bulan dan menghadapi proses
persalinan. Janin dalam rahim dan ibunya merupakan satu kesatuan yang saling
mempengaruhi, sehingga kesehatan ibu yang optimal akan meningkatkan
kesehatan, pertumbuhan, dan perkembangan janin (Manuaba,2002).
Jadi dapat disimpulkan bahwa kehamilan adalah masa dimana janin
tumbuh dan berkembang dalam rahim seorang ibu dan bersiap dalam proses
kehidupan baru di luar rahim. Kehamilan melibatkan perubahan fisik dan
emosional dari ibu serta perubahan sosial dalam keluarga. Lamanya hamil normal
adalah 280 hari 40 minggu, dihitung dari hari pertama menstruasi terakhir.
Kesehatan mental dan fisik ibu sangat berperan penting dalam pertumbuhan dan
perkembangan janin.
15 2.2.3 Teori Iklan Layanan Masyarakat
Dalam buku Kamus Istilah Periklanan Indonesia, menurut Nuradi
(1996:136), iklan layanan masyarakat merupakan jenis periklanan yang
dilakukan oleh suatu organisasi komersial maupun nonkomersial (sering
juga oleh pemerintah) untuk mencapai tujuan sosial atau sosio-ekonomis
(terutama untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Menurut Kasali (1992:201) dalam buku Irama Visual terbitan
Jalasutra Program Studi Disain Komunikasi Visual FSR ISI Jogjakarta
tahun 2007, iklan layanan masyarakat merupakan iklan yang menyajikan
pesan-pesan sosial yang dimaksud untuk membangkitkan kepedulian
masyarakat terhadap sejumlah masalah yang cara penyampaian yang
berpedoman pada metode periklanan komersial. Tujuannya agar kelompok
tertentu dalam masyarakat mau memikirkan sesuatu dan terlibat secara aktif
seperti yang dimaksudkan oleh pesan dalam iklan layanan masyarakat
tersebut.
Dapat disimpulkan bahwa Iklan Layanan Masyarakat adalah iklan
yang menyajikan pesan-pesan sosial yang bertujuan untuk membangkitkan
kepedulian masyarakat terhadap sejumlah masalah yang harus mereka
hadapi, yakni kondisi yang biasa mengancam keselarasan dan kehidupan
umum. Pembuatan ILM pastinya membutuhkan suatu media. Media adalah
salah satu alat atau sarana untuk menyebar luaskan informasi. Dan agar
informasi dapat disampaikan dan diterima dengan baik oleh audien maka
diperlukan komunikasi. Komunikasi sendiri adalah suatu proses dimana
seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat
menciptakan dan menggunakan informasi agar terhubung dengan
lingkungan dan orang lain.
2.2.4
Teori Framing
Menurut Entman analisis framing adalah pendekatan untuk mengetahui
bagaimana cara pandang yang akhirnya menentukan fakta apa yang diambil dan
realita yang disajikan secara menonjol, mengetahui penyebab permasalahan.
16 Dalam konsep Entman, framing menunjuk pada pemberian definisi, penjelasan,
evaluasi dan rekomendasi. Dalam proses ini maka analisis yang digunakan adalah:
a. Problem identification (Pendefinian Masalah)
Yaitu mengdentifikasi masalah yang sedang terjadi di lapangan.
b. Casual Interpretation (Memperkirakan masalah atau sumber masalah)
Yaitu mengetahui bagaimana masalah tersebut bisa terjadi, atau mencari penyebab
terjadinya masalah tersebut
c. Treatment Recommendation (Menekankan Penyelesaian)
Yaitu mencari dan menentukan jalan apa yang dipilih untuk menyelesaikan
masalah dilihat dari masalah yang terjadi dan penyebab terjadinya masalah
tersebut.
d. Evaluation (Membuat Keputusan Moral)
Yaitu memberikan pendapat bagaimana seharusnya yang terjadi. Setelah masalah
sudah terdefinisi dan penyebab masalah ditemukan maka dibutuhkan statmen
yang kuat untuk mendukung gagasan tersebut.
2.2.5
Gaya
Gaya Ilustrasi
sebuah
ilustrasi
tergantung
kepada
seorang
ilustrator
yang
menggunakannya. Gaya yang sering digunakan oleh seorang illustrator saat ini,
baik menggunakan teknik tradisional maupun modern, antara lain :
1. Realis
Gaya ilustrasi realis adalah gaya gambar yang merujuk pada kesamaan objek yang
digambar, nyata, dan benar-benar ada.
2. Surealis
Gaya ilustrasi surealis adalah gaya gambar yang menitikberatkan kepada
khayalan,
tidak
nyata, misteri,dan terkadang
menggunakan pendekatan
metafora, hiperbola, humanoid, dan sebagainya.
3. Kartun (Cartoon)
Gaya ilustrasi kartun adalah gaya gambar yang memiki kesan lucu, penuh
warna, dan menarik untuk dilihat.
17 4. Karikatur
Gaya ilustrasi karikatur adalah gaya gambar dimana proporsional tokoh
(objek) tidak dihiraukan, biasanya
kepala
tokoh
lebih
besar
ketimbang
tubuhnya, termasuk tangan dan kaki. Karikatur lebih menonjolkan detail
sebuah wajah, namun tetap kayak ekspresi.
5. Japan Style
Gaya ilustrasi Japan Styleadalah gaya gambar yang merujuk kepada gaya
gambar manga(komik) Jepang, yang terkenal dengan mata besar si tokoh,
rambut yang kaya warna, hingga gesture tokoh yang tak biasa.
6. American Style
Gaya
ilustrasi American
Styleadalah
gaya gambar yang merujuk kepada
gaya gambar Amerika yang kebanyakan mengenai heroisme, dengan ciri
tubuh si tokoh yang penuh otot, wajah segi empat, dan efek yang terkadang
berlebihan.
7. Pop Art
Gaya ilustrasi Pop Artadalah gaya gambar yang saling menindih objek yang
satu dengan objek yang lainnya, dan terkadang objek itu tidak saling
berhubungan, namun dapat memberi makna dan arti. Pop Artdapat berupa
foto-foto,
maupun ilustrasi-ilustrasi,
atau
keduanya
digabungkan
bersama-sama, tentu dengan efek yang membuat gaya ilustrasi ini mudah
untuk dikenali.
8. Fotografi
Gaya ilustrasi dalam bentuk fotografi adalah gaya gambar dengan menggunakan
penggabungan beberapa
foto
hingga
menjadi
sebuah
desain ilustrasi.
Gaya ilustrasi ini tak kalah kuat dengan gaya ilustrasi dengan menggunakan
hand made. Gaya ilustrasi ini lebih banyak digunakan di dunia desain grafis
dewasa ini.
18 BAB II
IDENTIFIKASI DATA
2.1. Data Verbal
Dalam kasus Perancangan Media sosialisasi Pencegahan Penyakit Bawaan pada
Bayi Akibat Gaya Hidup di Kota Semarang, maka akan dilakukan identifikasi data-data
yang dibutuhkan. Baik secara verbal maupun visual yang selanjutnya akan digunakan
dalam penyusunan perancangan kampanye pencegahan penyakit bawaan.
2.1.1. Tinjauan Permasalahan dan Fakta-fakta lapangan
Kelainan bawaan (kelainan kongenital) adalah kelainan yang sudah ada sejak lahir
dapat disebabkan oleh faktor genetik maupun non-genetik (Effendi, Neonatologi IDAI
2008). Kematian pada neonatus merupakan kejadian yang paling sering terjadi pada
anak-anak usia di bawah 5 tahun. (WHO, 2004). Kelainan bawaan merupakan penyebab
kematian tersering ketiga setelah prematuritas dan gizi buruk (WHO,2004). Di negara
maju, 30% dari seluruh seluruh penderita yang dirawat di rumah sakit anak terdiri dari
penderita kelainan kongenital dan akibat yang ditimbulkannya (Effendi, Neonatologi
IDAI 2008). Di Asia Tenggara, jumlah penderita kelainan bawaan cukup tinggi yaitu
mencapai 5%. Di Indonesia prevalensi kelainan bawaan mencapai angka 5 per 1.000
kelahiran.
Angka kematian neonatal
Angka kematian bayi
Angka kematian balita
Gambar 2.1 : Tren Angka Kematian Neonatal Bayi dan Balita tahun 19912012
Sumber : SDKI, 1991 – 2012 (Kemenkes,2012)
18
19 Berdasar grafik di atas, dapat disimpulkan bahwa perkembangan Angka kematian
bayi dan kematian balita yang cenderung stagnan dalam 10 tahun terakhir (menurut data
yang bersumber dari BPS pada bulan September 2012).
Tabel penyebab kematian neonatal berdasar survei SDKI 2012
Keracunan darah
Kurang cairan ketuban
Gangguan paru-paru
Lain-lain
Gambar 2.2 : Tabel penyebab kematian neonatal survei SDKI 2012
Sumber : SDKI, 1991 – 2012 (Kemenkes,2012)
Banyak faktor risiko dari kelainan bawaan, di antaranya faktor umur ibu,
hormonal, radiasi, dan gizi. Banyak kelainan bawaan yang tidak diketahui penyebabnya.
Faktor janin dan faktor lingkungan hidup janin diduga dapat menjadi faktor
penyebabnya. Masalah sosial, gaya hidup, hipotermia, atau hipertermia diduga dapat
menjadi faktor penyebabnya. Seringkali penyebab kelainan bawaan tidak diketahui.
Kelainan bawaan dapat berupa abnormalitas kongenital (kasus terbesar), kelainan
janin, kelainan bawaan, cacat perkembangan (mental) dalam rahim, dan disabilitas.
Meski kelainan bawaaan merupakan suatu permasalahan umum, namun perbandingan
kelahiran dengan kecacatan dan jumlah kelahiran total di negara negara berkembang
lebih besar bila dibandingkan dengan negara-negara dengan pendapatan yang tinggi.
Perbedaan ini disebabkan adanya perbedaan yang tajam pada kesehatan ibu hamil
hingga persalinan dan pada faktor resiko bermakna seperti kemiskinan, presentase ibu
usia lebih tua/muda yang tinggi, serta besarnya frekuensi perkawinan. Ditambah lagi
adanya ratusan ribu yang lahir dengan kelainan bawaan berat sebagai akibat dari gaya
hidup seperti ibu yang terpapar gaya lingkungan buruk (teratogen) yang tidak bersifat
20 genetik seperti alkohol, penyakit rubella, syphilis, nikotin, dan thalassemia yang dapat
membahayakan janin yang sedang berkembang. Kelainan bawaan yang berat dapat
bersifat letal/ berdampak kematian, sedang bagi yang dapat bertahan hidup akan
mengalami disabilitas mental, fisik, auditorik atau visual.
Sampai dengan 70% dari kelainan bawaan ternyata dapat dicegah atau dapat
diberikan perawatan yang bisa menyelamatkan nyawa bayi atau mengurangi keparahan
disabilitas yang mungkin diderita dengan memberikan terapi yang tepat yaitu dengan
pembedahan. Sedangkan untuk pencegahan, khususnya dilakukan sebelum terjadi
pembuahan atau pada kehamilan usia dini (Wiziyanti, 2009).
2.1.2. Definisi-definisi seputar permasalahan
Pengertian Pertumbuhan adalah bertambahnya jumlah sel serta jaringan
intraseluler, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh dalam arti sebagian
atau seluruhnya. Jadi bersifat kuantitatif sehingga dengan demikian dapat diukur dengan
mempergunakan satuan panjang atau satuan berat (Narendra, Moersitowati. 2002: 1).
Definisi Pertumbuhan adalah indikator dinamik yang mengukur pertambahan berat dan
tinggi/ panjang anak. (Soekiman. 2000). Definisi Pertumbuhan (berkaitan dengan
perubahan besar, jumlah, ukuran dan fungsi tingkat sel, organ maupun individu yang
diukur dengan ukuran berat, ukuran panjang , umur tulang dan keseimbangan metabolik
(retensi kalsium dan nitrogen tubuh). (Supriasa. 2001: 27)
A. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan
Pertumbuhan dipengaruhi oleh 2 faktor utama yaitu: faktor internal dan faktor
eksternal.
1. Faktor internal
Soetjiningsih (1998) mengungkapkan bahwa faktor genetik merupakan modal dasar
bagi proses pertumbuhan. Melalui genetik yang berada dalam sel telur yang dibuahi,
dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan.
2. Faktor Eksternal (Lingkungan)
Faktor lingkungan sangat menentukan tercapainya potensi genetik yang optimal,
antara lain :
a.
Gizi Ibu Saat Hamil
Apabila status gizi ibu buruk, baik sebelum kehamilan dan selama kehamilan
akan menyebabkan berat badan lahir rendah (BBLR). Di samping itu, akan
21 mengakibatkan terlambatnya pertumbuhan otak janin, anemia pada bayi baru
lahir, bayi baru lahir mudah terinfeksi, abortus dan sebagianya.
b. Mekanis
Kelainan bawaan pada bayi dapat disebabkan oleh trauma dan cairan ketuban
yang kurang. Demikian pula posisi janin yang tidak normal dapat menyebabkan
berbagai kelainan pada bayi yang dilahirkan dan dapat menyebabkan
pertumbuhan terhambat.
c. Toksin/ Zat kimia
Berbagai jenis obat yang bersifat racun seperti thalidomide, phenitom,
methodion, obat anti kanker yang diminum saat kehamilan akan menyebabkan
kelainan bawaan.
d. Endokrin
Jenis hormon yang berperan dalam pertumbuhan janin adalah somatotropin,
hormon plasenta, hormon tiroid, insulin dan peptida-peptida lain dengan aktivitas
mirip insulin. Hormon yang dihasikan kelenjar tiroid termasuk hormon
pertumbuhan oleh karena itu apabila ada kelainan pada kelenjar ini. Produksi
hormon akan terganggu yang mengakibatkan pertumbuhan terhambat.
e. Radiasi
Pengaruh radiasi pada bayi sebelum berumur 18 minggu dapat mengakibatkan
kematian, kerusakan otak, mikrosefali atau cacat bawaan lainnya.
f. Infeksi
Cacat bawaan juga disebabkan oleh infeksi rahim, dan jenis infeksi lain yang
menyebabkan penyakit pada janin adalah varisela, malaria, HIV, virus hepatitis
dan virus ifluensa.
g. Stress
Apabila ibu hamil mengalami stres, akan mempengaruhi tumbuh kembang jain
yaitu berupa cacat bawaan dan kelainan jiwa.
h. Anoksia Embrio
Menurunnya oksigenasi janin melalui gangguan pada plasenta atau tali pusat,
dan menyebabkan BBLR.
3. Faktor Lingkungan Pascanatal/ paska melahirkan
a. Lingkungan Biologis
22 Lingkungan biologis yang berpengaruh adalah ras, jenis kelamin, umur, gizi,
perawatan kesehatan, kepekaan terhadap penyakit, penyakit
kronis, fungsi
metabolisme yang saling terkait satu dengan yang lain.
b. Lingkungan Fisik
Lingkungan fisik yang berpengaruh adalah cuaca, keadaan geografis, sanitasi
lingkungan, keadaan rumah dan radiasi. Faktor cuaca dan keadaan geografis
berhubungan dengan kejadian gagal panen yang berakibat asupan gizi keluarga
rendah, keadaan ini yang menyebabkan gizi kurang dan pertumbuhan anak akan
terhambat.
c. Faktor Psikososial
Faktor yang berpengaruh adalah stimulasi rangsangan, motivasi, ganjaran
atau hukuman, kelompok sebaya, stress, lingkungan sekolah, cinta dan kasih
sayang.
d. Faktor Keluarga dan adat istiadat
Faktor keluarga dan adat istiadat yang mempengaruhi antara lain pekerjaan
atau pendapatan keluarga, stabilitas rumah tangga, adat istiadat norma tabu serta
urbanisasi.
Unicef dan Johnson (1992) membuat model interaksi tumbuh kembang anak
dengan melihat sebab dasar, sebab tidak langsung dan sebab langsung. Sebab langsung
adalah kecukupan makanan dan keadaan kesehatan. Penyebab tidak langsung meliputi
ketahanan makanan keluarga, asuhan ibu bagi anak, sanitasi lingkungan dan pemanfaatan
pelayanan kesehatan. Salah satu layanan kesehatan bagi balita adalah posyandu
(Supariasa. 2001 : 29)
2.1.1.Deskripsi Target Audience
Target audience pada perancangan Iklan Layanan Masyarakat ini
adalah
keluarga, khususnya ibu hamil usia 18-35 tahun. Alasan pemilihan target audience
berdasar UU Perkawinan No.1 tahun 1974 revisi terbaru yang menyebutkan bahwa usia
layak kawin adalah 18 tahun ke atas dengan pertimbangan mental yang cukup untuk
23 menjadi seorang ibu rumah tangga. Di usia produktif ini, calon ibu memerlukan
pengetahuan yang cukup dalam menangani kehamilan dan kelahiran sang calon bayi.
2.1.3. Data Lembaga dan narasumber (klien)
a. Lingkup Kegiatan Klien
Semua kegiatan yang dilakukan Anne Avantie berproses di Semarang, Anne
menggunakan potensi lokal dengan SDM penduduk disekitarnya juga menerima
karyawan tanpa ijazah. Diawali dengan 3 karyawan dan 3 mesin jahit tanpa dinamo
sampai 25 tahun kemudian 2014 Anne sudah mempekerjakan 400 karyawan menjadi
tanggung jawab yang tidak semata hanya kewajiban dengan menggaji, tetapi dibutuhkan
suatu kesadaran bahwa memimpin tidak boleh semata menginginkan kepentingan diri
sendiri. Akhirnya brand image ANNE AVANTIE yang dipayungi oleh Avantie
Management memiliki 12 anak perusahaan yang menyerap begitu banyak tenaga kerja di
berbagai bidang dari mulai fashion, kerajinan tangan, kuliner, pendidikan, klinik
kemanusian sampai air mineral. Anne memutar roda usahanya tetap dari Semarang dan
tidak berpindah ke Jakarta. Selama 15 tahun Anne berkarir di Jakarta dengan
menggunakan transportasi kereta api Semarang-Jakarta untuk berkarya.
Dengan motto hidup, “Jadilah hidup kita terang sekecil apapun sinarnya.”, Anne
Avantie berhasil menyatukan antara dunia usahanya sebagai desainer dan kiprahnya
dalam dunia kemanusiaan dalam wadah Wisma Kasih Bunda, sebuah kegiatan
pengobatan untuk anak-anak kaum marjinal yang sudah kehabisan daya mencari
pengobatan. Anne bersama putrinya Intan Avantie melayani pasien penderita
hydrocephalus, atresia ani, labiopalatoschisis, tumor, leukimia dan kasus-kasus cacat
bawaan lainnya. Mereka tidak hanya berasal dari Jawa Tengah, melainkan sampai Aceh,
Nias, Bali, Papua, Poso, Kupang Ambon, dan daerah-daerah lain seluruh Inonesia. Para
pasien mendapatkan pelayanan operasi tanpa biaya dan perawatan khusus termasuk
fisioterapi, pemulihan gizi dan pelatihan mandiri. Selama 14 tahun Wisma Kasih Bunda
bekerja sama degan RS. St. Elisabeth Semarang dan melibatkan dokter-dokter relawan.
Anne memperoleh beberapa penghargaan yang salah satunya adalah nominasi
CNN HEROES. Anne tidak mau membuktikan karya kemanusiaannya benar ada, karena
menurut Anne akan menghabiskan waktu. Yang terpenting baginya adalah bagaimana
dia mampu bersubsidi silang antara dunia fashion dan dunia ‘panggilannya’ dan
berkarya untuk menolong sesama karena menurutnya itu adalah hakekat hidup yang
24 sesungguhnya. Diakui ataupun tidak apapun yang dilakukan oleh Anne Avantie dan
kiprahnya dalam menolong banyak anak telah manjadi harapan bagi orang-orang yang
menderita.
Saat ini Wisma Kasih Bunda sudah menangani hampir 1000 kasus anak-anak,
dimana setelah mengabdi selama 15 tahun YAYASAN ANNE AVANTIE dikukuhkan
secara resmi bersamaan dengan usainya renovasi gedung baru yang mengembangkan
sayap ke sekolah anak berkebutuhan khusus.
Gambar 2.3 : gedung Wisma Kasih Bunda 2014
Sumber : Ida Ariyani
Banyak pemerhati dan sponsor yang datang untuk membantu meringankan
beban para penderita penyakit bawaan ini. Salah satunya perusahaan jamu terkenal di
Indonesia, Sido Muncul. Direktur Utama, Irwan Hidayat, mencoba mengajak masyarakat
untuk mulai peduli dengan bayi-bayi berkebutuhan khusus tersebut.Tidak hanya sekali
saja, namun Sido Muncul telah membantu banyak sekali pengobatan penderita
Hydrocephalus di Wisma Kasih Bunda.
25 Gambar 2.4 : bantuan dana Sido Muncul (2014)
Sumber : Wisma Kasih Bunda
2.1.4. Deskripsi Target Audience
a. Demografi
Target audience yang dibidik adalah target audience dengan tingkat pendidikan
rata-rata, segmen yang dibidik mencakup semua umur
Jenis kelamin
: Laki-laki dan Perempuan
Usia
: dewasa 18-35 tahun.
Pendidikan
: Segala strata pendidikan
Tingkat Sosial
: menengah ke bawah
b. Geografi
Khalayak sasaran media seluruh daerah di kota Semarang.
c. Psikografi
Kepribadian : ibu hamil dan keluarga muda yang sedang mempersiapkan
kelahiran bayi.
Gaya Hidup
: masyarakat dengan pola hidup instan
d. Behaviour
Target audience yang sering mengikuti perkembangan jaman.
26 2.2. Data Visual
2.2.1. Foto-Foto Obyek Perancangan
Gambar2.5: bayi penderita Atresia Ani (tidak ada lubang anus)
Sumber: Ida Ariyani
Gambar2.6: bayi penderita hydrocephalus
Sumber: Ida Ariyani
Gambar 2.7: bayi penderita kelainan tulang telapak kaki
Sumber: Ida Ariyani
27 Gambar2.8 : Natal 2014 bersama gubernur Jawa Tengah
Sumber: Dokumentasi Wisma Kasih Bunda
2.2.2. Gambar-gambar / foto-foto dasar analogi
a. hydrocephalus
Dalam konsep penyakit bawaan, yang akan ditonjolkan dengan
symbol bayi dengan hydrocephalus. Dipilihnya hydrocephalus dengan
alasan symbol paling tersirat yang mudah dipahami masyarakat secara
langsung.
Gambar2.9 : bayi penderita hydrocephalus
Sumber: google.com
b. Bahan kimia berbahaya bagi janin
Gambar 2.10: bahaya rokok
Sumber: google.com
28 Gambar 2.11: ibu hamil dengan rook dan alkohol
Sumber: google.com
Gambar2.12: bahan kimia dalam kosmetik
Sumber: google.com
Gambar2.13: bahaya makanan instan bagi janin
Sumber: google.com
29 2.2.3. Logo dan corporate image dari klien
a. Data Klient
Gambar2.14: Logo Wisma Kasih Bunda
Sumber: situs Wisma kasih Bunda
Gambar2.15: gedung Wisma Kasih Bunda
Sumber: Ida Ariyani
Nama
:Wisma Kasih Bunda
Berdiri
: 3 Mei 2000 Pendiri
: Anne Avantie
Alamat
: Jl Sanggung Barat no. 3B Jawa Tengah, 50234, Semarang, Indonesia
Telepon
: 024-8442189
Visi
: Jadilah hidup kita terang sekecil apapun sinarnya
Misi
: menjadi perpanjangan tangan bagi anak-anak dari kalangan tidak
mampu yang membutuhkan pelayanan operasi kesehatan tanpa dipungut biaya,
terutama untuk anak-anak penderita hydrocehalus, atresia ani, meninggococcal,
30 leukimia, dan penyakit lain yang memerlukan penanganan khusus dari berbagai
daerah di Indonesia
b. Struktur Organisasi
Gambar2.16: Struktur Organisasi Wisma Kasih Bunda
Sumber:Ida Ariyani
Struktur Organisasi Yayasan Wisma Kasih Bunda tahun 2013-2016
PEMBINA
: Anne Avantie
PIMPINAN
: Eufrasya Intan Avantie
BADAN PENGURUS HARIAN (BPH) : Dwi Kisvianti
ADMINISTRASI
: Rosi Christina P
HUMAS
: Asmanah
PETUGAS PELAYANAN : Warno Darus
PERAWAT
: Ponco Titik
PETUGAS KEBERSIHAN : Tasman
31 BAB III
ANALISIS MASALAH
3.1 Analisis Permasalahan
Pada perancangan media sosialisasi pencegahan penyakit bawaan pada
Bayi Akibat Gaya Hidup di Kota Semarang, analisa yang nantinya akan
digunakan menurut Robert Etnman (1993), framing merupakan berita yang
dapat dilakukan dengan empat teknik, yaitu pertama, problem identifications
yaitu peristiwa dilihat sebagai apa dan nilai positif atau negatif apa, causal
interpretations yaitu identifikasi penyebab masalah siapa yang dianggap
penyebab masalah, treatment rekomnedations yaitu menawarkan suatu cara
penanggulangan masalah dan kadang memprediksikan penanggulannya, moral
evaluations yaitu evaluasi moral penilaian atas penyebab masalah (Eriyanto,
2005:183).
Realita
Ideal
Sebab
Statement
Ibu kurang siap Masyarakat
Umur ibu
Ibu perlu
dalam
perlu dididik
yang terlalu
mempersiapkan
menghadapi
agar tidak
muda
mental dan
kehamilan
terburu-buru
sehingga
ekonomi untuk
sehingga
menikah,
kurang
merawat janin
menghambat
namun perlu
kesiapan
agar dapat
pertumbuhan
mematangkan
mental dan
tumbuh sehat.
bayi.
mental dan
ekonomi saat
ekonomi
hamil.
keluarga
terlebih
dahulu.
31 Info
32 Zat kimia
Membiasakan
Gaya hidup
1.waspada
nikotin dan
diri untuk
perkotaan
bahaya kimia
makanan
memiliki gaya
yang susah
bagi kesehatan
dalam kaleng
hidup yang
untuk
janin.
dapat merusak
sehat tanpa
dihindari.
pertumbuhan
rokok dan
Masyarakat
sel-sel janin.
menghindari
menyukai cara
makanan
hidup instan
cepat saji.
dan praktis.
2.hindari gaya
hidup instan
demi
perkembangan
bayi yang
sehat.
Tingginya bayi
bayi mendapat Kurangnya
Perbanyak
penderita
perhatian dan
pengetahuan
pengetahuan
penyakit
asupan gizi
yang didapat
hindarkan ibu
bawaan akibat
dan vaksin
oleh seorang
dan bayi dari
infeksi sejak
yang baik
ibu.
resiko penyakit
dalam
sejak di dalam
kandungan ibu.
kandungan
Ibu hamil tidak
Ibu hamil
memperhatikan memikirkan
bawaan.
Kurangnya
Gaya hidup
pengetahuan
sehat hindarkan
makanan yang
tentang nutrisi
ibu tentang
bayi lahir
dikonsumsi
dan
kehamilan
dengan
yang berisiko
menghindari
berisiko,
penyakit
membahayakan risiko
Gaya hidup
bawaan.
pertumbuhan
terhambatnya
yang salah
janin.
perkembangan mempengaruhi
janin.
gizi janin.
Gambar 3.1 Tabel analisis permasalahan Framing
Sumber : Ida Ariyani
33 Beberapa keterangan data di atas, dapat disimpulkan bahwa perlu
adanya perhatian khusus, antara ibu hamil, janin, dan lingkungan sosialnya.
3.2 Segmentasi Target Audience
Khalayak sasaran dari perancangan kampanye ini adalah ibu hamil yang dapat
dilihat dari beberapa karakteristik di bawah ini:
a. Demografi
Target audience yang dibidik adalah target audience dengan tingkat
pendidikan rata-rata, segmen yang dibidik mencakup usia remaja hingga
dewasa.
1.Jenis kelamin
: Laki-laki dan Perempuan
2.Usia
: Usia 18-35th di Semarang
3.Pendidikan
: Umum
4.Tingkat Sosial
: menengah ke bawah
b. Geografi
Khalayak sasaran media masyarakat kota Semarang, di setiap kelurahan /
posyandu / bidan.
c. Psikografi
Kepribadian : Khalayak sasaran merupakan ibu hamil dan orang dewasa
yang sedang mempersiapkan sebuah keluarga.
Gaya Hidup
: Khalayak sasaran merupakan masyarakat perkotaan
dengan gaya hidup serba instan.
d. Behaviour
Target audience yang sering mengikuti perkembangan jaman.
Pemilihan target audience interval 18-35 tahun dengan alasan usia ibu
kurang dari 17 tahun atau lebih dari 35 tahun Ibu hamil di usia ekstrim, yaitu usia
sebelum 17 tahun dan usia setelah 35 tahun, berisiko tinggi mengalami gangguan
selama kehamilan. Penelitian menunjukkan bahwa wanita di usia lebih dari 35
tahun yang hamil ternyata memiliki angka kejadian keguguran 3 kali lipat lebih
tinggi dan kejadian kelainan kromosom genetic pada anak 45% lebih tinggi.
34 3.3 Faktor Penghambat dan Pendukung
3.3.1
Faktor Penghambat pencegahan penyakit bawaan pada bayi
Adanya pendapat dan pikiran buruk tentang kegiatan sosialisasi
yang ada di Indonesia. Malas untuk mendengar dan mencoba memahami
maksud yang ingin disampaikan oleh organisasi. Masyarakat lebih
memilih untuk menangani sendiri kasus yang sedang dihadapi. Rasa tidak
peduli yang besar terhadap penyuluhan. Maka dari itu, dibutuhkan suatu
sosialisasi yang bukan hanya menarik namun mampu mengajak
masyarakat untuk mulai beralih kepada gaya hidup yang lebih sehat.
Sangat tidak mudah untuk mengajak seseorang mengubah gaya hidup.(
Baron R, 2013)
a. faktor kesalahan manusia
1. Kurangnya kepekaan dokter umum dalam menghadapi aspek
kegawatdaruratan bahkan sering lepas tangan dan menyerahkan
pada bidan.
2. Masyarakat memegang erat prinsip dari nenek moyang tentang
pernikahan dini.
3. Kurang mengetahui tentang fungsi vaksinasi.
b. faktor lingkungan
1. lingkungan perokok dan minum alcohol.
2. Lingkungan kotor dan kurang steril
3.3.2
Faktor Pendukung
a. Dibangunnya beberapa rumah sakit khusus ibu dan anak yang dapat
membantu control terhadap resiko cacat bayi.
b. Pengawasan hukum terhadap pernikahan dini dibawah usia 18 tahun
oleh pemerintah.
c. Waspada kosmetik dan obat-obatan berbahaya.
35 3.4 Usulan Pemecahan Masalah
Dari hasil analisis framing Perancangan Media sosialisasi Pencegahan
Penyakit Bawaan pada Bayi Akibat Gaya Hidup di Kota Semarang tersebut
maka dapat disimpulkan bahwa supaya masyarakat terutama sosialisasi untuk
ibu hamil dan keluarga agar mau meminimalisir resiko yang menghambat
pertumbuhan bayi dan menghindari penyakit bawaan pada janin dengan cara
memperbaiki pola hidup dan makanan ibu, serta memperhatikan pentingnya
pengaruh lingkungan terhadap mental dan pertumbuhan bayi. Pentingnya
mengetahui cara menghindari pengaruh berbahaya dari bahan kimia yang ada
dalam makanan kaleng, rokok, kopi, bahkan kosmetik. Peran pemerintah
dalam pencegahan penyakit bawaan adalah dengan melakukan pengawasan
terhadap tumbuhnya angka masyarakat yang menikah dini. Semakin kecil
angka pernikahan dini serta edukasi yang baik tentang perawatan ibu dan bayi
dapat mmenekan pertambahan angka bayi dengan penyakit bawaan. Perlunya
kesiapan mental dan ekonomi dalam mempersiapkan kelahiran seorang bayi.
Inti yang didapat adalah pentingya edukasi dan pengetahuan yang cukup bagi
ibu hamil dan keluarga untuk mencegah perkembangan janin yang lambat dan
meyebabkan bayi lahir dengan cacat bawaan.
3.5 Statement Pokok Periklanan
Dari kecenderungan masyarakat yang memiliki gaya hidup serba instan,
suka merokok dan kopi yang membahayakan perkembangan janin khususnya
bagi ibu hamil, maka tujuan dari perancangan ini untuk membagikan
informasi dan pengetahuan pencegahan bayi lahir dengan cacat bawaan akibat
perilaku sehari-hari yang salah dan mengabaikan nutrisi bagi bayi. Maka pada
kondisi ini dapat disimpulkan bahwa gaya hidup yang buruk dapat
menciptakan resiko bayi lahir dengan penyakit bawaan, maka pada kondisi ini
dapat dibentuk sebuah media social dalam bentuk iklan visual dengan
menggunakan media cetak untuk mengajak keluarga, khususnya ibu hamil
agar mulai hidup sehat dan menghindari bahan-bahan kimia yang ada dalam
36 berbagai produk sehari-hari yang beresiko merusak organ sel janin,sehingga
menambah angka bayi dengan penyakit bawaan.
37 BAB IV
KONSEP PERANCANGAN
4.1.
Konsep Media
4.1.1. Tujuan Media
Tujuan media dari kampanye ini adalah untuk mengajak dan
mendorong keluarga dan ibu hamil usia 18-35 tahun untuk lebih
memahami dan mengetahui gaya hidup sehat untuk mencegah bayi
lahir dengan penyakit bawaan.Melalui kampanye ini diharapkan dapat
menanamkan rasa cinta terhadap janin dan bentuk kepedulian akan
berharganya hidup seorang manusia.
Agar pesan tersampaikan dengan baik kepada target audience,
maka perlu dilakukan pemilihan media dan jadwal penayangan media
secara
tepat,
sehingga
kampanye
diharapkan
dapat diterima
masyarakat, khususnya keluarga dan ibu hamil usia 18-35 tahun di
Semarang.Sehubungan
dengan
hal
tersebut
menurut
Sanyoto
(2006:63-66) tujuan media komunikasi periklanan meliputi tiga aspek,
yaitu jangkauan (reach), frekuensi (frequency), dan kesinambungan
(continuity). Lebih dalam disebutkan pengertian dari tiga hal tersebut
adalah
4.1.1.1.
Jangkauan (Reach)
Jangkauan media dalam perancangan media sosialisasi
pencegahan penyakit bawaan pada bayi akibat gaya hidup di
Semarangadalah keluarga khususnya ibu hamil berusia 18-35
tahun, yang memiliki kecenderungan lebih mudah dipengaruhi
secara emosional dan psikologis, dapat menyesuaikan pikiran
mereka dengan memasukkan gagasan-gagasan baru tentang
perkembangan kesehatan ibu dan janin.
37 38 4.1.1.2.
Frekuensi (Frequency)
Frekuensi iklanini mengajak dan mensosialisasi ibu hamil
dan keluarga usia 18-35 tahun untuk memperhatikan pola
hidup selama masa kehamilan untuk mencegah penyakit
bawaan pada bayi. Selain itu juga untuk menanamkan rasa
cinta akan diri dan lingkungan dengan memulai gaya hidup
sehat demi kehidupan berbangsa yang lebih baik.
4.1.1.3.
Kesinambungan (Continuity)
Kesinambungan iklanini menggunakan masa kampanye
dalam waktu satu tahun, dengan masa kampanye yang
berbeda-bedapada setiap media, dengan waktu yang berbeda
diharapkan dapat menjangkau target audience secara tepat,
penayangan iklan ini dimulai dari bulan Januari sampai
Juni2015 dan rencana jangka panjang dari bulan Juli sampai
Desember 2015.
4.1.2. Strategi media
Perancangan strategi media ini berfungsi menguatkan penggambaran
pesanagar sebuah karyadapat menjangkau target audience secara tepat
dalam
penyampaian
komunikasi
visualnya,maka
pemilihan
mediasangat penting dilakukan.
4.1.2.1.
Segmentasi target audience
a. Demografi
Target audience yang dibidik adalah target audience dengan
tingkat pendidikan rata-rata, segmen yang dibidik mencakup
usia remaja hingga dewasa.
1.Jenis kelamin
: Laki-laki dan Perempuan
2.Usia
: Usia 18-35th di Semarang
3.Pendidikan
: Umum
4.Tingkat Sosial
:Umum
39 b. Geografi
Khalayak sasaran media masyarakat kota Semarang
c. Psikografi
Kepribadian : Khalayak sasaran merupakan ibu hamil dan
orang dewasa yang sedang mempersiapkan sebuah keluarga.
Gaya Hidup
: Khalayak sasaran merupakan masyarakat
perkotaan dengan gaya hidup serba instan.
d. Behaviour
Target audience yang sering mengikuti perkembangan jaman.
Pemilihan target audience interval 18-35 tahun dengan
alasan usia ibu kurang dari 17 tahun atau lebih dari 35 tahun
Ibu hamil di usia ekstrim, yaitu usia sebelum 17 tahun dan usia
setelah 35 tahun, berisiko tinggi mengalami gangguan selama
kehamilan. Penelitian menunjukkan bahwa wanita di usia lebih
dari 35 tahun yang hamil ternyata memiliki angka kejadian
keguguran 3 kali lipat lebih tinggi dan kejadian kelainan
kromosom genetic pada anak 45% lebih tinggi.
4.1.2.2.
Paduan Media (Media Mix)
Panduan media adalah perpaduan antara media dengan
penjadwalannya yaitu frekuensi dan kontituitas penayangan.
Berikut ini adalah seleksi media yang ditetapkan sebagai
Perancangan Media Sosialisasi Pencegahan Penyakit Bawaan
pada Bayi Akibat Gaya Hidup di Kota Semarang :
1. Poster
Poster adalah media cetak yang berfungsi sebagai iklan
maupun media informasi. Desain poster dibuat dengan
menggunakan teknik ilustrasi dan fotografi yang mampu
menggambarkan bahaya gaya hidup buruk terhadap janin.
Kelebihan:
40 Kelebihan dalam penggunaan media poster adalah dapat
ditempelkan diberbagai ruang media di puskesmas maupun
kelurahan di seluruh kota Semarang. Sehingga iklan ini
diharapkan mampu menjangkau ibu muda di setiap
wilayah.
Kelemahan:
Kelemahan media poster adalah mudah dilepas dan diganti
atau ditumpuk oleh poster lain.
2. X-Banner
X-Banner bisa dikatakan poster yang berukuran lebih besar
dibanding poster pada umumnya, yang membedakan
adalah tampilan display menggunakan frontlite atau tiang
penyangga.Media
ini
sangat
efektif
karena
dapat
ditempatkan dalam pelaksannan kampanye.
Kelebihan:
Kelebihan dalam X-Banner adalah dapat ditempatkan baik
diluar maupun di dalam ruangan. Dengan luas area yang
besar, x-banner mampu member informasi yang lebih
detail disbanding poster.
Kekurangan:
Kekurangan X-Banner adalah jangkauan media ini relatif
sempit, hanya dapat dilihat dan diamati oleh target yang
berada didekat media tersebut.
3. Spanduk
Spanduk adalah suatu media promosi berupa kain yang
dibentangkan biasanya dipasang di area yang strategis.
Kelebihan:
Media ini tahan lama dan dapat dilihat dari jarak jauh.
Kelemahan:
41 Tidak terlalu dihiraukan karena lebih banyak menggunakan
penyampaian
secara
verbal,
diperlukan
kemampuan
pembaca untuk memahami pesan yang disampaikan.
4. Kartu Informasi
Kartu informasi adalah lembaran kertas yang dapat dilipat
menjadi dua halaman atau lebih.
Kelebihan:
Kartu informasi bisa dibagikan bagi ibu muda dan keluarga
yang tidak bisa datang di acara sosialisasi. Sehingga
mereka tetap mendapat pengetahuan ini.
Kelemahan:
Sebagian orang akan membuang dan mengabaikan
informasi berupa flyer.
5. Sticker
Stiker atau kertas tempel memiliki perekat di bagian
belakangnya agar mudah direkatkan dimanapun. Media ini
dapat dicetak dalam ukuran besar untuk ditempel di
kendaraan umum maupun ukuran kecil untuk ditempel di
media atau ruang yang dikehendaki target. Media ini bisa
menjadi salah satu ambient media yang menarik audience.
Kelebihan:
Media stiker ini bisa ditempel di media manapun.
Cenderung murah dan menarik untuk menjadi perhatian
target.
Kelemahan:
Stiker bisa dan mudah rusak bila diletakkan di tempat
umum.
6. Kaos
Kaos merupakan media aplikasi yang dapat digunakan
target audience dalam aktivitas sehari-hari.
Kelebihan :
42 Media ini bertahan lama dan memiliki jangkauan target
audience yang dapat digunakan untuk aktivitas sehari-hari.
Kekurangan :
Tidak semua orang mau memakai kaos untuk periklanan
atau jangkauan media ini terbatas.
Tempat
Dibagikan acak kepada target audience yaitu ibu hamil di
seluruh kota Semarang yang berkunjung ke puskesmas
atau beberapa orang yang menjadi teladan ibu hamil di
wilayahnya.
7. Tas kanvas
Tas kanvas sebagai bentuk media ambient yang lebih
menarik dan bermanfaat bagi target karena dapat
digunakan sebagai penyimpan barang.
Kelebihan :
Media ini bertahan lama dan memiliki jangkauan target
audience yang cukup luas, yang dapat digunakan untuk
bepergian. Memiliki nilai tambahan iklan dapat menyebar
lebih luas bila tas digunakan hingga ke luar area target.
Kekurangan :
Jangkauan media tas dibatasi bagi ibu hamil.
Tempat
Dibagikan acak kepada target audience yaitu ibu hamil
yang aktif dan ikut membantu pencegahan di tiap-tiap
kelurahan.
8. kalender
kalender adalah media yang dapat digunakan untuk
menandai hari dan tanggal penting bagi sang ibu.
Kelebihan:
Media ini dibutuhkan bagi setiap orang. Dapat ditempel
dirumah, agar ibu selalu ingat untuk terus hidup sehat.
43 9. Asbak rokok
Sebagai media ambient peringatan bahaya merokok bukan
hanya larangan bagi ibu melainkan semua orang disekitar
ibu hamil.
Kelebihan:
Media ini penting ditempatkan di area tunggu di beberapa
gedung di Semarang.
Kelemahan:
Jangkauan media ini tak terbatas.
10. Botol Minum
Botol minum dapat digunakan selama bepergian agar air
yang dikonsumsi tetap sehat dan terjamin.
Kelebihan:
Media
yang
bermanfaat
dan
menjaga
ibu
tetap
mengkonsumsi air sehat.
Kelemahan:
Jangkauan ini terbatas.
11. Iklan majalah wanita
Majalah wanita terbit 2 minggu sekali bukan harian,
majalah menjadi suatu hal yang digemari para wanita
selama menunggu. Media ini bisa menjadi wadah
informasi bagi ibu hamil.
Kelebihan :
Dalam satu kali iklan akan dapat dicetak beribu-ribu
eksemplar dalam jangkauan wilayah yang sangat luas.
Kekurangan :
Masa berlakunya sangat singkat hanya per 2 minggu,
namun masih bisa dibaca kembali.
Waktu
Media akan dipasang setiap bulan sekali pada minggu
pertama
44 Tempat
Majalah yang dipilih adalah majalah wanita femina dan
tabloid Nova.
12. Boneka
Boneka adalah media promosi berikutnya, dibuat dari
bahan flanel yang diisi dengan kapas, serta didesain dengan
lucu sehingga menarik sebagai asesoris penghias kamar
bayi kelak.
Kelebihan:
Media ini identik untuk anak-anak dan sebagai pengingat
bagi semua ibu akan pentingnya kesehatan bayi dan ibu.
Kelemahan:
Jangkauan media ini terbatas.
13. Celemek memasak
Celemek masak sebagai representative seorang ibu.
Kelebihan:
Media ini bertahan lama dan langsung menjangkau
jangkauan target audience.
Kekurangan:
Jangkauan terbatas.
14. Note book
Note book sebagai media tulis ibu dalam mencatat setiap
perkembangan janin. Didalamnya diberi beberapa tips
sehat menjaga kehamilan.
Kelebihan:
Media
yang
dapat
digunakan
perkembangan janin.
Kekurangan:
Media ini sering diabaikan ibu.
untuk
memantau
45 15. Sikat gigi
Media sikat gigi sebagai pengingat ibu untuk terus menjaga
kesehatan mulut.
Kelebihan:
Media ini bertahan lama dan memiliki jangkauan target
audience yang cukup luas,
Kelemahan:
Jangkauan media ini tak terbatas.
16. ballpoint
sebagai pelengkap note book diberikan seri ball point yang
menarik agar ibu selalu inat untuk mencatat setiap
perkembangan bayi.
Kelebihan:
Media ini bertahan lama dan memiliki jangkauan target
audience yang dapat digunakan untuk aktivitas sehari-hari.
Kelemahan:
Jangkauan media ini tak terbatas.
4.1.2.3.
Prioritas media
Prioritas media digunakan dalam mensosialisasikan iklan
layanan masyarakat, media yang digunakan lebih dari satu,
maka dari itu diperlukan prioritas media demi efektivitas
komunikasi dan efesiensi biaya.Oleh karena kegiatan iklan
layanan masyarakat, khususnya ibu hamil usia 18-35 tahun
sebagai media sosialisasi pencegahan penyakit bawaan pada
bayi akibat gaya hidup di kota Semarang ini menghendaki
karakteristik frekuensi tinggi. Maka prioritas medianya adalah:
a. Media utama:
1. Poster
Poster dipilih sebagai media utama karena mudah
ditempatkan di tempat-tempat yang strategis, frekuensi
46 medianya tinggi sehingga sesuai dengan biaya yang
dikeluarkan.
b. Media pendukung:
1. Outdoor dengan media spanduk.
2. Indoor dengan mediax-banner, kartu informasi, stiker,
kaos, tas kanvas, kalender, asbak rokok, botol minum,
iklan majalah, boneka, celemek, note book, ballpoint,
sikat gigi.
Setelah dilakukan penetapan media utama dan media
penunjang, maka media utama akan diberikan alokasi biya
lebih
besar
daripada
media
penunjang.
Hal
tersebut
dikarenakan media utama diharapkan mempunyai frekuensi
tinggi dalam menyampaikan pesan terhadap target audience.
4.1.3. Program Media
Program media adalah program kerja realisasi pelaksanaan media,
mulai dari persiapan media sampai pelaksanaan peluncuran media
sesuai dengan penjadwalan media yang telah direncanakan(Sanyoto,
2006:75).
4.1.3.1.
Program Penjadwalan Media
Pelaksanaan kampanye akan dilaksanakan selama 12 bulan
dari bulan Januari 2015 sampai dengan bulan Desember 2015.
Penjadwalan media Iklan Layanan Masyarakat sebagai
program sosialisasi pencegahan penyakit bawaan pada bayi,
khususnya bagi ibu hamil usia 18-35 tahun dijelaskan dalam
tabelsebagai berikut:
47 Tabel 4.1 Tabel Perencanaan Media Sosialisasi 2015
Sumber : Ida Ariyani
TABEL PERENCANAAN MEDIA SOSIALISASI TAHUN 2015
MEDIA
poster 1
poster 2
poster 3
poster 4
x‐banner
spanduk
kartu info
stiker
kaos
tas
kalender
asbak
botol minum
iklan majalah
boneka
celemek
notebook
ballpoint
sikat gigi
JAN
4.1.3.2.
JANGKA PENDEK
FEB MAR APR MEI
JANGKA PANJANG
JUNI JULI AGST SEP OKT NOP DES
Program Realisasi Media
Program realisasi media ini menjelaskan aspek-aspek
teknis dari iklan yang akan dieksekusi di lapangan, yakni
meliputi media, ukuran, format, bahan, warna dan jumlah.
Berikut ini adalah program realisasi media yang dirancang
sebagai Media sosialisasi Pencegahan Penyakit Bawaan pada
Bayi Akibat Gaya Hidup di Kota Semarang, khususnya bagi
ibu hamil usia 18-35 tahun sebagai berikut:
48 Tabel 4.2 Realisasi Media
Sumber : Ida Ariyani
Warna/
Media
Ukuran
Format
Bahan
Jumlah
teknik
Poster 1
29.7 x 42
cm
Print
Ivory
230gr
Full
colour
12 lbr
Poster 2
29.7 x 42
cm
Print
Ivory
230gr
Full
colour
12 lbr
Poster 3
29.7 x 42
cm
Print
Ivory
230 gr
Full
colour
12 lbr
Poster 4
29.7 x 42
cm
Print
Ivory
230gr
Full
colour
12 lbr
X-Banner
160 x 60
cm
Print
MMT
Full
colour
2 pcs
Spanduk
4x1m
Print
Kain
poly
Full
colour
4 pcs
Kartu
informasi
10 x 11.5
cm
Print
Ivory
230gr
Full
colour
300 lbr
Stiker
ambient
29.7 x 42
cm
Print
Ivory
230gr
Full
colour
50 lbr
Putihhijau
30 pcs
Kaos
All size
Sablon
Kain
Combed
90s
Tas Kanvas
25 x 35
cm
Jahit
Kain
Full
colour
30 pcs
42x60cm
Print
Ivory
230gr
Full
colour
20 lbr
Kalender
Asbak
cetak
30 pcs
49 rokok
Botol
minum
Cetak
Iklan
4x100m
majalah
mk
Boneka
40 cm x
15 cm
Ivory
260gr
Full
colour
30 pcs
Full
12 x
colour
cetak
Jahit
Flanel
Full
colour
30 pcs
celemek
6.5x 6.5
cm
jahit
kain
Full
colour
30 pcs
Note book
8x10 cm
cetak
Hvs +
ivory
Full
colour
100 pcs
Cetak
Flanel
Full
colour
100 pcs
Cetak
plastik
Full
colour
100
ballpoint
Sikat gigi
18 cm x
Θ 0.5 cm
18 cm x
Θ 0.5 cm
4.1.3.3 Program Penempatan dan Penyebaran Media
Media periklanan yang telah dirancang akan disebarkan
secara bergilir dan berkesinambungan, dikarenakan media
iklan yangakan digunakan terdiri dari beberapa media dan juga
dimaksudkan untuk efesiensi biaya.
1. Poster 1
a. Waktu
Media akan dipasang selama 3 bulan, dimulai bulan
Januari 2015 minggu pertama sampai bulan Maret
2015.
50 b. Tempat
Dibagikan masing-masing tiga poster tiap puskesmas
dan kelurahan di kota Semarang, sebelum kampanye
dilaksanakan.
c. Tujuan
Tujuan media poster untuk kampanye diharapkan
dapat menjangkau target audience yang berada di kota
Semarang dengan frekuensi sekurang-kurangnya1x
pemasangan per 4 minggu selama 12 minggu (3
bulan).
2. Poster 2
a. Waktu
Media akan dipasang selama 3 bulan, dimulai bulan
April 2015 minggu pertama sampai bulan Juni 2015.
b. Tempat
Dibagikan masing-masing tiga poster tiap puskesmas
dan kelurahan di kota Semarang, sebelum kampanye
dilaksanakan.
c. Tujuan
Tujuan media poster untuk kampanye diharapkan
dapat menjangkau target audience yang berada di kota
Semarang dengan frekuensi sekurang-kurangnya1x
pemasangan per 4 minggu selama 12 minggu (3
bulan).
3. Poster 3
a.
Waktu
Media akan dipasang selama 3 bulan, dimulai bulan
Juli 2015 minggu pertama sampai bulan September
2015.
51 b. Tempat
Dibagikan masing-masing tiga poster tiap puskesmas
dan kelurahan di kota Semarang, sebelum kampanye
dilaksanakan.
c. Tujuan
Tujuan media poster untuk kampanye diharapkan
dapat menjangkau target audience yang berada di kota
Semarang dengan frekuensi sekurang-kurangnya1x
pemasangan per 4 minggu selama 12 minggu (3
bulan).
4. Poster 4
a. Waktu
Media akan dipasang selama 3 bulan, dimulai bulan
Januari 2015 minggu pertama sampai bulan Maret
2015.
b. Tempat
Dibagikan masing-masing tiga poster tiap puskesmas
dan kelurahan di kota Semarang, sebelum kampanye
dilaksanakan.
c. Tujuan
Tujuan media poster untuk kampanye diharapkan
dapat menjangkau target audience yang berada di kota
Semarang dengan frekuensi sekurang-kurangnya1x
pemasangan per 4 minggu selama 12 minggu (3
bulan).
5. X-banner
a. Waktu
Media akan dipasang selama 2bulan, di bulan Mei-Juni
2015 dan Nopember-Desember 2015
b. Tempat
52 Dipublikasikan pada saat kegiatan kampanye hingga
kegiatan kampanye selesai di tempat Roadshow
puskesmas di kota Semarang.
c. Tujuan
Tujuan media x-banneruntuk kampanye diharapkan
dapat menjangkau target audience yang berada di Kota
Semarang dengan frekuensi sekurang-kurangnya 1x
pemasangan selama 96 minggu (12 bulan).
6. Spanduk
a. Waktu
Media akan dipasang selama 6 bulan, dimulai bulan
Januari- Maret 2015dan bulan Juli-September 2015.
b. Tempat
Dipasang di area taman kota dan lampu lalu lintas di
Semarang.
c. Tujuan
Tujuan media spanduk untuk kampanye diharapkan
dapat menjangkau target audience yang berada di kota
Semarang. Dengan penempatan umum dan dalam
jangka panjang diharap iklan mampu menjangkau
masyarakat luas.
7. Kartu informasi
a. Waktu
Media akan dibagikan selama 6 bulan, di bulan
Januari-februari, Mei-juni, September-Oktober 2015.
b. Tempat
Dipublikasikan langsung kepada target audience yang
tidak dapat hadir di sosialisasi pencegahan penyakit
bawaan ini.
53 c. Tujuan
Tujuan media kartu informasi untuk kampanye
diharapkan dapat menjangkau target audience yang
berada di Semarang dengan frekuensi sekurangkurangnya 2x penyebaran per 4 minggu selama 6
bulan.
8. Sticker
a. Waktu
Media akan dipasang selama 6 bulan,dalam rencana
jangka pendek dimulai bulan Januari 2015 hingga Juni
2015 dari minggu pertam hingga keempat.
b. Tempat
Disebar dan ditempelkan dibeberapa kelurahan di kota
Semarang.
c. Tujuan
Tujuan mediasticker untuk kampanye diharapkan
dapat menjangkau target audience yang berada di kota
Semarang.
9. Kaos
a. Waktu
Media akan dibagikan selama 4bulan, dimulai bulan
februari, Mei, Agustus, dan Nopember 2015.
b. Tempat
Dibagikan langsung kepada target audience di
beberapa acara sosialisasi di puskesmas maupun
kelurahan.
c. Tujuan
Tujuan media kaos dengan desain yang unik mampu
menyedot perhatian ibu dan khalayak ramai untuk
memahami sosialisasi tersebut.
54 10. Tas Kanvas
a. Waktu
Media akan dibagikan secara acak pada bulan Januari,
April, Juli, dan Oktober 2015 setiap minggu kedua.
b. Tempat
Dibagikan acakkepada target audience yang ada disana
pada hari kampanye dilaksanakan.
c. Tujuan
Media tas dibuat dengan harapan member sesuatu
yang bermanfaat bagi ibu dan target akan terus teringat
akan pesan iklan setiap kali membawa tas tersebut.
11. Kalender
a. Waktu
Media akan disebarkan di tiga bulan awal tahun yaitu
Januari hingga Maret 2015.
b. Tempat
Dibagikan acak kepada target audience yang datang
pada hari sosialisasi.
c. Tujuan
Media kalender menjadi hal yang penting untuk
dipasang di rumah, setiap kali melihat tanggal pasti
akan membaca kembali pesan iklan.
12. Asbak
a. Waktu
Media akan dibagikanpada bulan januari dan Juli 2015
di beberapa gedung puskesmas dan rumah sakit di
Semarang.
b. Tempat
Diletakkan di ruang tunggu gedung di rumah sakit.
Kelurahan, maupun puskesmas di Semarang.
55 c. Tujuan
Media asbak dengan visual bayi membantu target
untuk ingat akan kesehatan bayi ketika sedang
merokok.
13. Botol Minum
a. Waktu
Media akan dibagikanselama 4 bulan di bulan maret,
Juni, September, Desember 2015
b. Tempat
Dibagikan acak kepada target audience di beberapa
puskesmas terpilih di kota Semarang.
c. Tujuan
Media botol minum mengingatkan ibu untuk selalu
mengkonsumsi minuman sehat demi kesehatan ibu dan
bayi.
14. Iklan majalah
a. Waktu
Media akan dipasang sepanjang tahun mengikuti masa
terbit majalah terpilih.
b. Tempat
Di print-out di sepanjang edisi selama 1 tahun di 2
majalah wanita Indonesia.
c. Tujuan
Media iklan cetak di majalah menjangkau para wanita
agar waspada terhadap penyakit bawaan.
15. boneka
a. Waktu
Media akan dibagikan mei-juni dan Oktober-nopember
2015 dalam jangka 8 kali per 2 minggu tiap bulannya.
56 b. Tempat
Dibagikan secara acak di beberapa tempat sosialisasi
terpilih di Semarang.
c. Tujuan
Tujuan media boneka yang identik dengan kehadiran
anak kecil sebagai wujud ambient media pencegahan
penyakit bawaan.
16. celemek
a. Waktu
Media akan dibagikan 3 bulan dalam rencana jangka
pendek yaitu di bulan Februari- April 2015 dalam
jangka pembagian 1 minggu 1 hari.
b. Tempat
Dibagikan
masing-masing
lima
celemek
di
5
piskesmas terpilih di kota Semarang.
c. Tujuan
Tujuan media celemek sebagai wujud visual ibu agar
selalu mengkonsumsi masakan sehat.
17. Note book dan ballpoint
a. Waktu
Media akan dibagikan sepanjang tahun 2015 bagi
pengunjung puskesmas dan rumah sakit 3 kali per
minggu.
b. Tempat
Dibagikan acakkepada target audience di beberapa
puskesmas terpilih di kota Semarang.
c. Tujuan
Tujuan media note book dan ballpoint sebagai bahan
mencatat perkembangan bayi bagi ibu.
57 18. Sikat gigi
a. Waktu
Media akan dibagikan 6 bulan pada rencana jangka
panjang, 2 kali per minggu di bulan Februari-Maret ,
juni-Juli, Oktober-November 2015.
b. Tempat
Dibagikan
masing-masing
3
pak
di
10
kelurahan/puskesmas di kota Semarang.
c. Tujuan
Tujuan media sikat gigi sebagai pengingat ibu untuk
menjaga kebersihan gigi dan mulut.
Dalam
kampanye
Perancangan
Media
sosialisasi
Pencegahan Penyakit Bawaan pada Bayi Akibat Gaya Hidup di
Kota Semarangakan bekerja sama dengan yayasan Wisma
Kasih Bunda Semarang, diharapkan kampanye ini dapat
terealisasi dengan baik di masyarakat, khususnya ibu hamil
usia 18-35 tahun, sehingga memberikan dampak positif dan
menanamkan rasa peduli dan cinta terhadap kesehatan ibu dan
bayi.
4.2. Perencanaan Kreatif
Perencanaaan kreatif ini bertujuan sebagai perencanaan dalam
merancang pesan yang akan disampaikan, baik verbal maupun pesan visual.
Perencanaan kreatif bukan hanya memikirkan desain saja, tetapi juga
memikirkan ukuran media yang akan digunakan, format media, headline,
sub headline, body copy, dan visualisasi yang akan digunakan. Perencanaan
kreatif ini meliputi tujuan, strategi, program dan biaya.
4.2.1. Tujuan kreatif
Konsep pokok dari sosialisasi pencegahan penyakit bawaan
aibat gaya hidup yang buruk tujuan kreatifnya adalah untuk
58 meningkatkan dan mendorong partisipasi konkret pada masyarakat
khususnya ibu hamil dan keluarga untuk lebih memahami dan
mengetahui gaya hidup yang baik demi pencegahan penyakit
bawaan pada bayi.Melalui sosialisasi ini diharapkan dapat
menanamkan rasa cinta terhadap kesehatan bayi dan ibu. Hal ini
dilakukan agar di masa yang akan datang, para generasi ibu hamil
dan keluarga dapat memberikan dampak positif dan dapat menjadi
panutan yang baik bagi masyarakat, khususnya generasi ibu muda
selanjutnya.
4.2.2. Strategi kreatif
4.2.2.1. Logika-logika strategi kreatif
a.
Audience insight
Wawasan tentang budaya target audience yaitu ibu muda
yang hamil ditengah tuntutan pekerjaan dan kehidupan
modern, memaksakan gaya hidup seba instan; antara lain
mengkonsumsi kopi, makanan kaleng instan, obat-obatan,
pemakaian
kosmetik
tanpa
tahu
kandungan
kimia
berbahaya di dalamnya. Tak hanya datang dari faktor
internal,
faktor
eksternal
juga
mempengaruhi
perkembangan janin di dalam rahim ibu; misalnya asap
rokok, limbah, alat-alat yang tidak higenis. Kurangnya
pengetahuan ibu tentang pentingnya peran ibu dalam
pertumbuhan bayi jadi titik masalah terjadinya penyakit
bawaan. Oleh karena itu, dengan tujuan untuk menarik
minat ibu hamil untuk ikut berpartisipasi dalam program
pencegahan kehamilan berisiko diperlukan media unik yang
mampu
menarik
perhatian
target.
Hal
ini
perlu
ditanggulangi dengan melakukan hal-hal kecil sebagai
bentuk pengenalan akan penyakit bawaan. Sosialisasi
pencegahan penyakit bawaan pada bayi ini dirancang
dengan beberapa ambient media untuk memberikan
59 pengetahuan tentang bahaya gaya hidup modern yang
buruk, sekaligus menanamkan cara pencegahannya.
b. Trend yang berkembang seputar konsumen
Trend gaya hidup yang berkembang seputar konsumen
yaitu mengkonsumsi makanan dan minuman instan yang
mengandung banyak bahan kimia berbahaya yang dapat
menghambat pertumbuhan janin.
4.2.2.2. Tema Konsep Perancangan
Tema yang diangkat adalah pendekatan persuasi
visual,dimana
hasilnya
disosialisasikan
bagi
nanti
akan
masyarakat
perkenalkan
kota
dan
Semarang.
Perancangan visual satu tema dengan beberapa seri yang
menginformasikan tentang bahaya gaya hidup yang buruk
terhadap bayi.
4.2.2.3. Isi pesan (What to say)
Isi pesan dari kampanye dan media pendukungnya yaitu
menyampaikan pesan menggunakan pendekatan emosional
dengan mempengaruhi ibu hamil dan masyarakat untuk mulai
mengubah cara hidup yang salah menjadi pemerhati
kesehatan ibu dan bayi.
Banyak hal positif yang bisa dilakukan ibu untuk
menghindari kehamilan yang berisiko penyakit bawaan.
Tetapi masih ada banyak ibu khususnya di daerah perkotaan
dengna gaya hidup yang serba instan yang belum mengetahui
bahaya beberapa bahan makanan yang dikonsumsi. Pesan
yang ingin dikomunikasikan pada ibu hamil usia 18-35 tahun
adalah
menghindari
gaya
hidup
yang
tidak
sehat
menghindarkan ibu dan janin dari kehamilan berisiko
penyakit bawaan.
60 4.2.2.4. Bentuk pesan (How to say)
Cara yang digunakan untuk mengkomunikasikan pesan
dalam kampanye pencegahan penyakit bawaan akibat gaya
hidup yang salahadalah mensosialisasikan denganmelakukan
pendekatan melalui media-media yang ditemui oleh target
audience setiap harinya yaitu celemek masak, sikat gigi,
asbak rokok,dan lain-lain dengan cara menginformasikan
kepada masyarakat, khususnya ibu hamil usia 18-35 tahun
melalui roadshow mari bergaya hidup sehatdari puskesmas
ke puskesmas dan rumah sakit di kota Semarang dalam
rangka memperbanyak pengetahuan ibu hamil tentang
pentingnya gaya hidup sehat demi pertumbuhan bayi.
4.2.2.5. Desire respons (efek yang diharapkan pada audience)
Yang dapat timbul dari pesan iklan pencegahan penyakit
bawaan pada bayi dengan bergaya hidup sehat yang
dilakukan oleh target market yaitu ibu hamil dan didukung
keluarga yaitu menurunkan angka kematian bayi akibat risiko
penyakit bawaan serta mencegah kematian ibu akibat
kehamilan berisiko. Penerapan gaya hidup yang sehat bukan
hanya menguntungkan ibu dan bayi, jika dilakukan secara
rutin baik semasa kehamilan hingga seterusnya maka akan
menciptakan
generasi
dan
lingkungan
sehat
tanpa
ketergantungan pada konsumsi produk kimia berbahaya.
Melalui media-media visual yang ada, target, yaitu ibu
hamil mulai menumbuhkan rasa peduli terhadap kesehatan
ibu dan bayi.
Melalui kampanye ini, diharapkan pesan yang ada dalam
iklan dapat sampai dan diterapkanoleh target audience
dengan baik, sehingga mereka dapat mengetahui lebih lagi
61 tentang kesehatan ibu dan bayi demi menghindari kehamilan
berisiko penyakit bawaan.
4.2.2.6. Strategi visual
Strategi visual berfungsi memberikan penjelasan untuk
mendukung
pesan
visual
agar
lebih
menguatkan
penggambaran pesan. Perancangan ini menggunakan daya
tarik emosional dalam penyampaian komunikasi visualnya.
Pada perancangan ini dimaksudkan untuk memberi informasi
tentang pencegahan penyakit bawaan dengan menghindari
gaya hidup yang tidak sehat merupakan suatu langkah awal
yang mudah dijangkau, dikenal, dan dilakukan oleh ibu hamil
usia 18-35 tahun di kota Semarang.
4.2.3. Program kreatif
Dalam program kreatif ini akan dibahas dan dimulai ditentukan
gambaran-gambaran
yang
akan
dibutuhkan
dalam
proses
perancangan seperti kalimat-kalimat yang efisien sehingga dipahami
oleh masyarakat, khususnya ibu hamil usia 18-35 tahun.
4.2.3.1. Petunjuk Umum Kreatif
a. Keyword menggunakan pendekatan majas.
b. Headline
Headline atau judul berfungsi untuk membuat pembaca
berhenti dan tertarik membaca. Jika headlinekurang atau
tidak menarik, orang tidak akan membaca isi dari teks.
Tugas perancang yaitu merancang sesuatu yang dapat
menarik perhatian pembaca, agar pembaca tertarik dan
bersedia membaca teks tersebut.
Maka headlineyang akan digunakan adalah
“Aku memilih dan menentukan masa depannya”
c. Sub headline
Sub headlineatau sub judul adalah kalimat penjelasan
dari
headline.
Umumnya
terletak
di
bawah
62 headlinelebih baik menggunakan kata-kata tambahan
yang sederhana dan jelas.Maka sub headline yang akan
digunakan adalah “bergaya hidup sehat, hindarkan bayi
dari penyakit bawaan ”
d. Bodycopy
Bodycopy biasanya berisi (promise), bujukan informasi
dan lain-lain. Maka bodycopyyang akan digunakan
adalah
1. Beri kesempatan dia untuk hidup sehat.
Ketika anda minum alkohol, dia juga minum. Mari
hidup sehat, mulai sekarang.
2. Sayangi tubuhmu. Ketika anda bersenang-senang,
dia tersiksa.
3. Sayangi bayimu. Ibu hamil hindari alkohol dan
makanan instan.Mari berkonsultasi ke dokter.
4. Ada yang sedang menunggu untuk melihat dunia.
Anda telah menghambatnya. Mari hidup sehat,
lakukan mulai sekarang.
e. Logo, alamat dan nama sponsor
Dalam pembuatan media biasanya disertakan logo klien,
alamat dan nama sponsor yang menjadi pendukung
terciptanya media tersebut.
f. Bentuk-bentuk penggambaran untuk ilustrasi
Bentuk penggambaran yang dimaksud adalah teknik,
gaya, model yang digunakan dalam mengilustrasikan
pesan secara visual.
g. Bentuk tipografi
Tipografi sangat penting, karena jenis tipografi yang
dipilih harus sesuai dengan tema dan juga mudah dibaca
oleh target audience.
63 4.2.3.2. Model Pendekatan Persuasi Visual
Pemilihan model pendekatan persuasi visual, yaitu
menggunakan elemen bentuk yang digunakan lebih kepada
ilustrasi (nonrealis). Hal ini dikarenakan ibu hamil usia 18-35
tahun memiliki tingkat pemahaman yang tinggi dari contoh
yang ada disekitarnya. Ilustrasi digunakan untuk menghindari
kesan terlalu vulgar. Contoh referensi bentuk yang akan
digunakan yaitu menggunakan gambar-gambar analogi
(perumpamaan) yang di tampilkan sehubungan dengan tema.
4.2.3.3. Daya tarik pesan iklan
Pemilihan daya tarik bentuk pesan iklan adalah melalui
pendekatan rasional/positif berfokus pada fungsi kebutuhan
target market secara optimal.Isi dari pesan menekankan pada
fakta,
sebab-akibat
rasional/positif
dan
cenderung
persuasi
logis.
informatif
dan
Daya
tarik
pengiklan
menggunakan daya tarik ini umumnya untuk meyakinkan
para ibu akibat serius dari kesalahan gaya hidup bagi bayi.
4.2.3.4. Tone dan manner
Kepribadian yang dewasa dan matang, siap untuk
menyambut hadirnya bayi di dunia. Kesan nyata dan
sederhana dibutuhkan untuk menarik perhatian para ibu. Dari
segi pewarnaan, konsep dikemas secara natural. Warna utama
yang dipakai adalah merah dan hitam.Warna yang digunakan
adalah
warna
natural
untuk
menunjukkan
kesan
nyata.Penggunaan warna-warna natural diharapkan dapat
menarik para ibu untuk lebih fokus terhadap pesan yang ingin
disampaikan.
4.2.3.5. Teknik visualisasi
Gaya visual yang dipakai adalah gaya realis, fiktif
dengan desain yang nyata menggunakan jenis font yang
digunakan mencerminkan sifat santai,feminin, dan tegas.
64 Warna yang dipilih tonalitasnya masing-masing motif
menyesuaikan dengan warna seri tiap media. Penggambaran
sketsa manual, dan menggunakan software Coreldraw dan
pewarnaan satu warna yang nantinya akan disempurnakan
dengan software Photoshop.
4.3. Pengarahan Visual
4.3.1. Program Penulisan Naskah dan Penulisan Visual
a. Poster 1
Poster disediakan 10 lembar A3 dengan 1 versi desain yang
dipasang di puskesmas dan kelurahan di kota Semarang.
Nantinya poster ini ditempel sebelum kampanye hingga program
ini selesai.
b. Poster 2
Poster disediakan 10 lembar A3 dengan 1 versi desain yang
dipasang di puskesmas dan kelurahan di kota Semarang.
Nantinya poster ini ditempel sebelum kampanye hingga program
ini selesai.
c. Poster 3
Poster disediakan 10 lembar A3 dengan 1 versi desain yang
dipasang di puskesmas dan kelurahan di kota Semarang.
Nantinya poster ini ditempel sebelum kampanye hingga program
ini selesai.
d. Poster 4
Poster disediakan 10 lembar A3 dengan 1 versi desain yang
dipasang di puskesmas dan kelurahan di kota Semarang.
Nantinya poster ini ditempel sebelum kampanye hingga program
ini selesai.
e. Spanduk
Poster disediakan 10 lembar A3 dengan 1 versi desain yang
dipasang di puskesmas dan kelurahan di kota Semarang.
65 Nantinya poster ini ditempel sebelum kampanye hingga program
ini selesai.
f. X-banner
Desain x-banner dibuat 2 versi. desain dipasang di puskesmas
dan kelurahan di kota Semarang. X-banner diletakkan sebelum
kampanye hingga program ini selesai.
g. Kartu informasi
Dibuat 1 versi desain cover pada kemasan kartu informasi. Isi
kartu informasi adalah info tentang bahaya beberapa produk
yang dikonsumsi dalam kehidupan sehari-hari.
h. Stiker
Desain stiker dibuat 3 seri, dimana isinya mengajak masyarakat
untuk mulai hidup sehat.
i. Kaos
Kaos akan diberikan bagi ibu hamil sehingga didesain 1 versi
dengan peletakan desain dibagian depan kaos.
j. Tas Kanvas
Tas berukuran 25 x 35 cm dibuat 2 versi desain. Peletakkan
gambar berada tepat ditengah-tengah tas bagian depan sedangkan
bagian belakang tas kosong.
k. kalender
didesain dengan beberapa tema yang sudah diaplikasikan pada
media poster. Nantinya akan dibagikan pada pengunjung
puskesmas.
l. Asbak
Asbak akan dibubuhi stiker iklan dan diletakkan di beberapa
ruangan periksa di puskesmas kota Semarang.
m. Botol minum
Desain botol minum dengan tema perlindungan anak dari gaya
hidup yang salah dari seorang ibu, sama seperti tema media lain.
n. Iklan majalah
66 Iklan majalah bertema sama dengan spanduk dan akan dicetak
dalam 1 tahun di majalah wanita.
o. Boneka
Boneka dibuat menggengam buah untuk mengajak ibu terus
hidup sehat.
p. Celemek
Celemek di desain setema dengan kaos.
q. Note
Note akan dicetak dengan 2 versi dan dibagikan bagi ibu hamil
di puskesmas kota Semarang.
r. Ballpoint
Ballpoint dengan tulisan ajakan untuk ibu terus hidup sehat.
4.4. Biaya kreatif
Biaya kreatif merupakan biaya budgeting dari keseluruhan biaya mediamedia yang akandigunakan saat kampanye dilakukan.Sehingga media yang
diperlukan dapat dihitung dengan jelas.Berikut ini adalah perhitungan biaya
dari media-media terpilih:
Tabel 4.3 Biaya Produksi tahun 2015
Sumber: ida ariyani
Media
Harga/
pcs
Ukuran
Jumlah
Poster 1
29.7 x 42
cm
12 lbr
3.000
36.000
Poster 2
29.7 x 42
cm
12 lbr
3.000
36.000
Poster 3
29.7 x 42
cm
12 lbr
3.000
36.000
Biaya
67 Poster 4
29.7 x 42
cm
12 lbr
X-Banner
160 x 60
cm
2 pcs
65.000
130.000
Spanduk
4x1m
4 pcs
40.000
160.000
Kartu
informasi
10 x 11.5
cm
300 lbr
2.000
600.000
Stiker
ambient
29.7 x 42
cm
50 lbr
2000
100.000
Kaos
All size
30 pcs
50.000
1.500.000
Tas
Kanvas
25 x 35
cm
30 pcs
25.000
42x60cm
20 lbr
20.000
400.000
Asbak
rokok
30 pcs
13.000
390.000
Botol
minum
30 pcs
40.000
1.200.000
Kalender
Iklan
21,4
majalah
28.4 cm
Boneka
40 cm x
15 cm
x
3.000
12 x
30 pcs
36.000
750.000
8.000.000
50.000
600.000
68 celemek
6.5x 6.5
cm
30 pcs
45.000
1.350.000
Note book
8x10 cm
100 pcs
25.000
2.500.000
100 pcs
3.000
300.000
100 pcs
3000
300.000
ballpoint
Sikat gigi
18 cm x
Θ 0.5 cm
18 cm x
Θ 0.5 cm
Total biaya produksi
18.424.000
Biaya kreatif tahun 2015
Total biaya produksi x 10% = Rp. 18.424.000x 10%
Rp. 1.842.400
Biaya pajak reklame tahun 2015
Spanduk
= (30x2) x (6x1) x Rp. 5.000 x 25%
Rp. 450.000
= 60 x 6 x Rp. 5.000 x 25%
69 Tabel 4.4 Rekapitulasi biaya kreatif tahun 2015
Sumber: ida ariyani
No
Nama Media
Jumlah
1
Poster 1
36.000
2
Poster 2
36.000
3
Poster 3
36.000
4
Poster 4
36.000
5
X-Banner
130.000
6
Spanduk
160.000
7
Kartu informasi
600.000
8
Stiker ambient
100.000
9
Kaos
10
Tas Kanvas
750.000
11
Kalender
400.000
12
Asbak rokok
390.000
13
Botol minum
1.200.000
14
Iklan majalah
8.000.000
15
Boneka
600.000
16
celemek
1.350.000
17
Note book
2.500.000
18
ballpoint
300.000
19
Sikat gigi
300.000
20
Biaya kreatif tahun 2015
1.500.000
1.100.900
70 21
Biaya pajak spanduk tahun 2015
Total Keseluruhan
450.000
Rp. 19.974.900
71 BAB V
DESAIN DAN PENGEMBANGAN
5.1 Penjaringan Ide Visual
Konsep utama dalam perancangan iklan layanan masyarakat ini adalah tentang
bagaimana hidup sehat bagi ibu dan anak dan akibat dari gaya hidup yang
buruk merusak perkembangan janin.
a. Penjaringan data visual sebagai berikut:
Gambar 5.1 Penjaringan ide visual sebab – akibat gaya hidup ibu yang salah
Sumber : google.com
71 72 a. Studi Visual Properti
Gambar 5.2 vektor simbol iklan
Sumber : Ida
Simbol-simbol yang digunakan dalam media iklan ini adalah figure
seorang ibu hamil, makanan sehat, serta produk yang berdampak buruk
bagi janin, seperti buah, sayur, daging, rokok, kosmetik, dan soda. Semua
elemen dibuat dalam bentuk vektor.
b. Penulisan teks dan Pengarahan Visual
1. Tipografi
73 Tipografi adalah salah satu bahasan dalam desain grafis yang
tidak berdiri sendiri secara eksklusif, tipografi sangat erat terkait
dengan bidang keilmuan lain seperti komunikasi, teknologi, psikologi
dan lainnya. Tipografi sendiri sangat berkaitan erat dengan layout
menurut Rustan (2001:16).
•
Font headline
Pemilihan tipografi untuk headline merupakan suatu
hal yang wajib untuk kita perhatikan. Karena headline
adalah pesan utama yang akan kita sampaikan dan
biasanya pertama yang akan dilihat oleh audience.
Pemilihan tipografi dalam perancangan iklan layanan
masyarakat ini adalah dengan menggunakan jenis font
“Bookman Old Style” font tersebut dipilih karena lebih
jelas, mudah dilihat dan tegas.
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUV
WXYZ
abcdefghIjklmnopqrstuvwxyz
1234567890,.;:‘“
•
Font sub headline
Untuk font sub headline menggunakan jenis font
“Arial” yang mudah dibaca dan tegas sehingga target
akan lebih mudah menerima pesan.
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVW
XYZ
abcdefghIjklmnopqrstuvwxyz
74 12 3 4 5 6 7 8 9 0 , . ; : ‘ “
2. Studi Warna
Gambar 5.3 Warna
Sumber : Ida Ariyani
5.2 Proses pengembangan ide visual
a. Rough design poster
Gambar 5.4 Rough design
Sumber : Ida
75 Gambar 5.5 Alternatif desain poster
Sumber : Ida
76 5.3 Final Desain
a. Final desain poster 1
Gambar 5.6 Final Desain Poster 1
Sumber : Ida
77 b. Final desain poster 2
Gambar 5.7 Final Desain Poster 2
Sumber : Ida
78 c. Final desain poster 3
Gambar 5.8 Final Desain Poster 3
Sumber : Ida
79 d. Final desain Poster 4
Gambar 5.9 Final Poster 4
Sumber : ida
80 e. x-banner
Gambar 5.10 Desain x-banner
Sumber : Ida
81 5.1 Aplikasi Media
f. Spanduk
Gambar 5.11 Desain Spanduk
Sumber : Ida
g. Kartu informasi
Gambar 5.12 Desain kartu informasi
Sumber : Ida
82 h. Sticker
Gambar 5.13 Desain Sticker
Sumber : Ida
i. Kaos
Gambar 5.14 Desain Kaos
Sumber : Ida
83 j. Tas
Gambar 5.15 Desain Tas
Sumber : Ida
k. Kalender
Gambar 5.16 Desain Kalender
Sumber : Ida
84 l. Asbak
Gambar 5.17 Desain Asbak
Sumber : Ida
m. Botol minum
Gambar 5.18 Desain botol minum
Sumber : Ida
85 n. Iklan Majalah
Gambar 5.19 Desain Iklan Majalah
Sumber : Ida
o. Boneka
Gambar 5.20 Desain boneka
Sumber : Ida
86 p. Celemek
Gambar 5.21 Desain Celemek
Sumber : Ida
q. Note Book
Gambar 5.22 Desain Note Book
Sumber : ida
87 r. Ballpoint
Gambar 5.23 Desain Ballpoint
Sumber : ida
s. Sikat gigi
Gambar 5.24 Desain tempat sikat gigi
Sumber : ida
88 BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Penurunan tingkat kematian ibu dan anak yang terjadi di Indonesia
sebagai misi MDGs (Millenium Development Goals) bukan hanya
menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah, namun perlu adanya dukungan
dari masyarakat. Faktor penyebab kematian antara lain kurangnya
pemeliharaan diri dan lingkungan. Kurangnya kewaspadaan dalam
mengkonsumsi produk baru yang mengandung bahan kimia berbahaya.
Gaya hidup serba instan di kota besar memaksa beberapa pihak untuk
terus mengkonsumsi produk berbahaya demi faktor
praktis. Produk
seperti kopi instan, makanan kaleng, junkfood, rokok, kosmetik menjadi
contoh kecil yang merusak organ tubuh manusia. Bila calon ibu yang
sedang hamil, mengkonsumsi produk berbahaya akan menghambat
pertumbuhan sang janin. Karena apapun yang dikonsumsi akan diserap
oleh janin juga. Mengubah gaya hidup dan menambah pengetahuan
tentang pencegahan bayi lahir dengan cacat bawaan hingga kematian di
usia balitamenjadi salah satu kunci penurunan kematian bayi dan ibu.
Kebutuhan akan pengetahuan dan didikan dari tenaga ahli sangat
diperlukan untuk mengubah cara hidup ibu hamil demi menghindari bayi
lahir dengan cacat bawaan. Oleh karena itu dibuatlah sosialisasi
pencegahan penyakit bawaan pada bayi dengan target market ibu hamil
usia 18-35 tahun, dimulai dari kota Semarang. Dalam program sosialisasi
ini, masyarakat diajak untuk mulai hidup sehat dan menghindari produk
berbahaya yang dapat menghambat pertumbuhan bayi. Beberapa media
digunakan dengan penggambaran ilustrasi dan informasi hal-hal penting
yang berkaitan dengan ibu dan bayi. Media-media tersebut akan dipasang
di sejumlah ruas jalan, rumah sakit, dan puskesmas di kota Semarang.
88 89 Dengan adanya sosialisasi tersebut, diharapkan adanya respon
balik dari target audience di kota Semarang dengan mulai ikut kontrol ke
dokter hingga menjaga pola hidup diri dan lingkungan. Dengan demikian
diharapkan terjadinya penurunan tingkat kematian bayi di Indonesia pada
tahun 2015 hingga tahun-tahun mendatang.
6.2 Saran
Dalam proses hingga perwujudan nyata sosialisasi pencegahan
penyakit bawaan pada bayi di kota Semarang ini masih diperlukan dukungan
dari pemerintah dan ahli kesehatan untuk ikut membantu memantau para ibu
hamil uisa 18-35 tahun yang datang untuk memeriksakan diri. Dalam 1 tahun
sosialisasi diperlukan evaluasiuntuk media-media yang lebih efektif
demi menjangkau lebih banyak ibu hamil di berbagai kota.
lagi
Download