PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED

advertisement
Penerapan Problem Based Instruction (PBI) pada Tema Pencemaran Air
PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI)
PADA TEMA PENCEMARAN AIR
UNTUK MELATIH KETERAMPILAN PENYELESAIAN MASALAH
Iin Widyastutik 1), Muslimin Ibrahim 2), dan Madewi Mulyanratna 3)
1)
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sains FMIPA UNESA. E-mail: [email protected]
2)
Dosen Jurusan Biologi FMIPA UNESA.
3)
Dosen Jurusan Fisika FMIPA UNESA.
Abstrak
Penelitian ini merupakan penelitian pre eksperimental yang bertujuan untuk mendeskripsikan
keterlaksanaan model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI), keterampilan penyelesaian
masalah siswa, penguasaan materi, dan respon siswa setelah mengikuti pembelajaran yang
menerapkan model PBI. Rancangan penelitian yang digunakan adalah “Pretest and Postest Group”
dengan sasaran penelitian yaitu siswa kelas VII-2 SMP Negeri 3 Sidoarjo tahun ajaran 2012-2013.
Pelaksanaan penelitian dilakukan dalam dua kali pertemuan, siswa diberikan pretest di awal dan
postest di akhir proses pembelajaran untuk mengukur keterampilan penyelesaian masalah sekaligus
pengusaan materi siswa. Hasil penelitian dan analisis data, menunjukkan bahwa model pembelajaran
Problem Based Instruction (PBI) pada tema pencemaran air telah terlaksana cukup baik dengan skor
rata-rata setiap aspek sebesar 3,3. Keterampilan penyelesaian masalah siswa diukur menggunakan
indikator keterampilan penyelesaian masalah IDEAL. Dari hasil pretest dan posttest diperoleh N-gain
sebesar 0,31 dengan kategori sedang. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan Problem Based
Instruction (PBI) pada tema pencemaran air dapat melatih keterampilan penyelesaian masalah siswa.
Adapun penguasaan materi siswa menunjukkan rerata individu 84,00 dan ketuntasan klasikal 80%.
Siswa juga menunjukkan respon positif terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.
Kata kunci : Problem Based Instruction (PBI), keterampilan penyelesaian masalah, pencemaran air.
Abstract
This research is pre experimental research aims to the realization of Problem Based Instruction (PBI)
model, problem solving skills of students, mastery of the material, and the student response after
learning that applying the PBI model. The research design used was “Pretest and Postest Group“ with
targeted research that is grade VII-2 SMPN 3 Sidoarjo academic year 2012-2013. Implementation of
the research is conducted in two sessions, students are given a pretest at beginning and postest in the
end of the learning process to measure problem solving skills as well as mastery material. The results
of research and data analysis, knowing that the learning Problem Based Instruction (PBI) on the theme
of water pollution has done fairly well with an average score of every aspect of 3,3. Problem solving
skills of student is measured using indicators of IDEAL problem solving skills. From the result pretest
and posttest be expected N-gain 0,31 with moderat category. This shows that the application of
problem Based Instruction (PBI) on the theme of water pollution can train the skills of problems
solving of students. As for the mastery of the material students showed average individual 84,00 and
classical completeness 80%. Students also showed a positive response to the learning that has been
done.
Keywords: Problem Based Instruction (PBI), problem solving skills, water pollution.
masalah merupakan proses untuk mendapatkan
seperangkat aturan pada tingkat yang lebih tinggi. Jika
seseorang telah mendapatkan suatu kombinasi perangkat
aturan yang terbukti dapat dioperasikan sesuai dengan
situasi yang sedang dihadapi maka ia tidak saja dapat
menyelesaikan suatu masalah, melainkan juga telah
berhasil menemukan sesuatu yang baru yaitu perangkat
prosedur atau strategi yang memungkinkan seseorang
dapat meningkatkan kemandirian dalam berpikir (Gagne,
1985).
PENDAHULUAN
Hasil belajar yang paling tinggi menurut Gagne dalam
Ibrahim (2005) adalah keterampilan penyelesaian
masalah. Oleh karena itu setiap pembelajaran sebaiknya
diorientasikan untuk melatih keterampilan penyelesaian
masalah siswa.
Wena (2009) memandang penyelesaian masalah
sebagai suatu proses untuk menemukan kombinasi dari
sejumlah aturan yang dapat diterapkan dalam upaya
mengatasi situasi yang baru. Menurutnya, penyelesaian
1
Juurnal Pendidikkan Sains e-Peensa. Volume 02
0 Nomor 01 Tahun
T
2014, 1-7.
1 ISSN: 2252
2-7710
masalah siswa dapat ddilatih jika meenggunakan metode
m
dan modeel pembelajarann yang tepat.
Terkaait dengan moddel pembelajaraan, salah satu model
m
yang daapat melibatkkan peran aktif
a
siswa untuk
bekerjasaama dalam rangka
r
memaaksimalkan koondisi
belajar ad
dalah model Peembelajaran Berdasarkan
B
Maasalah
atau Probblem Based Innstruction (PBII). Pembelajarran ini
merupakaan salah sattu pembelajarran inovatif yang
menggunnakan masalaah sebagai titik awal untuk
mengaku
uisisi pengetahhuan baru (Ibbrahim, 2005). PBI
diawali dengan
d
penyajian suatu masalah pada siswaa yang
kemudiann dilakukan penyelidikan
p
untuk mempeeroleh
penyelesaaian masalah tersebut sehingga secara tidak
langsung siswa dapat m
melatih keteram
mpilan penyeleesaian
masalah. Masalah yangg disajikan dallam PBI meruupakan
masalah yang otentik atau nyata yang
y
sering diitemui
sehari-haari oleh siswa.
Penceemaran air addalah kajian yang paling sering
ditemuai dalam kehiduupan sehari-harri karena kehidupan
manusia tidak lepass dari lingk
kungan sekitaarnya.
Pencemarran air mem
mbahas tentanng penyebab dan
sumber-sumber pencem
maran serta ussaha manusia dalam
mengatassi pencemaran air yang telaah terjadi. Tem
ma ini
cocok denngan model PB
BI karena sisw
wa sering menjuumpai
permasalahan lingkunggan yang adaa di sekitarnyaa dan
dituntut untuk
u
mendapaatkan penyelesaaian masalahnyya.
Oleh karena itu, peeneliti melakukkan suatu peneelitian
yang beerjudul “Peneerapan Modeel Problem B
Based
Instructioon (PBI) Pada Tema Pencemaran Air Untuk
U
Melatih Keterampilan
n Penyelesaiaan Masalah Siswa
kang tersebut, maka
SMP Keelas VII”. Daari latar belak
tujuan penelitian inni ialah (1)) Mendeskrippsikan
keterlaksanaan model pembelajaran Problem Based
B
Instructio
on (PBI) pada
p
tema peencemaran airr, (2)
Mendesk
kripsikan keteerampilan pennyelesaian maasalah
siswa dengan
d
diteraapkannya moodel pembelajaran
Problem Based Instructtion (PBI) padda tema pencem
maran
air, (3) Mendeskripsika
M
an penguasaan materi siswa setelah
diterapkaannya model pembelajaran
n Problem Based
B
Instructio
on (PBI) padda tema penceemaran air, serrta (4)
Mendesk
kripsikan respoon siswa settelah diterapkkannya
model peembelajaran Problem
P
Basedd Instruction (PBI)
pada tem
ma pencemaran air.
Programme for Interna
ational Studennt Assessment
(PISA)
(
adalah studi internasional tentang prestasi
p
literasi
membaca,
m
maatematika, dan
n sains siswa sekolah yangg
berusia
b
15 tahhun. Dasar pennilaian dalam PISA memuat
pengetahuan
p
yang terdapat dalam kuurikulum dann
pengetahuan
p
y
yang
bersifat lintas kurikulum
m. Pada aspekk
literasi
l
sains yang diiukur adalahh bagaimanaa
menggunakan
m
pengetahuan dan
d mengidentiifikasi masalahh
untuk
u
memah
hami fakta-fak
kta dan memb
buat keputusann
tentang
t
alam
m serta peruubahan yang terjadi padaa
lingkungan.
l
Dari hasil PISA pada tahun 2009,
menjelaskan
m
b
bahwa
Indonessia pada bidanng kajian sainss
berada
b
pada peringkat kee-60 dari 65 negara yangg
mengikuti
m
(
(http://litbang.k
kemdikbud.go..id). Dengann
predikat
p
tersebut, mencerrminkan bagaimana mutuu
pendidikan
p
dii Indonesia seelama ini. Renndahnya mutuu
pendidikan
p
di Indonesia ini, diperkirakan karena guru ddi
sekolah masiih belum menerapkan
m
m
metode
problem
m
solving
s
dan keahlian
k
men
nganalisis teerhadap suatuu
pelajaran
p
padaa siswa. Padahal Wena (2009
9) menjelaskann
bahwa
b
pada dasarnya
d
tujuann akhir pembeelajaran adalahh
menghasilkan
m
siswa yang memiliki penngetahuan dann
dalam mennyelesaikan masalah
keterampilan
k
m
yangg
dihadapi
d
kelaak di masy
yarakat. Jadi keterampilann
penyelesaian
p
m
masalah
sangaat penting artinnya bagi siswaa
dan
d masa depaannya.
Susanti (22010) menjellaskan bahwaa soal Ujiann
Nasional
N
tingkat SMP/MTs tahun 20088/2009 banyakk
menguji
m
kemaampuan siswa pada level peengetahuan dann
penerapan,
p
seedangkan leveel penalaran masih
m
rendahh.
Pada
P
level penerapan,
p
so
oal Ujian Naasional hanyaa
menuntut
m
siswa melaku
ukan perhitunngan dengann
menerapkan
m
rumus-rumus, namun beelum menguji
kemampuan
k
A.
siswa untuk menerapkan konsep IPA
Dengan
D
demiikian, soal-so
oal Ujian Naasional belum
m
menekankan
m
soal yang menggunakan
m
keterampilann
menganalisis
m
dan
d menyelesaikan masalah. Padahal, Ujiann
Nasional
N
adalaah salah satu alat
a evaluasi baagi pemerintahh
untuk
u
mengetaahui mutu pend
didikan di Indoonesia. Dari haal
tersebut,
t
dapaat diperkirakan
n menjadi salah satu faktorr
penyebab
p
yangg mendorong guru
g
untuk tidaak mengajarkann
keterampilan
k
p
penyelesaian
m
masalah
.
Menurut penelitian
p
sebeelumnya (Tauffik dkk, 2010))
yang
y
menddesain
modeel
pembelaj
ajaran
untukk
meningkatkan
m
kemampuan penyelesaian
p
masalah
m
dalam
m
pembelajaran
p
IPA (Fisika)) SMP di kota
k
Bandungg,
dilatarbelakang
d
gi oleh rendahnnya kemampuaan literasi sainss
yang
y
mencaakup kerja ilmiah dan kemampuann
penyelesaian
p
m
pelajarann
masalah khussusnya pada mata
IPA.
I
Hasil penelitian
p
terssebut menunju
ukkan adanyaa
peningkatan
p
kemampuan
k
penyelesaian masalah
m
secaraa
signifikan wallaupun masih dalam katego
ori rendah. Hal
ini
i
menunjuk
kkan bahwa keterampilan penyelesaiann
METOD
DE
Jenis pen
nelitian yang digunakan
d
adaalah pre ekspeerimen
dengan hanya
h
menelitii satu kelas seebagai sampel yang
diberikan
n pretest padaa awal pembeelajaran dan postest
p
setelah pelaksanaan
p
prroses pembelajjaran. Penelitiaan ini
dilaksanaakan di SMPN
N 3 Sidoarjo pada
p
tanggal 16-30
April sem
mester genap T
Tahun ajaran 2012-2013. Saasaran
penelitiann yang diambbil ialah sisw
wa SMP Neggeri 3
Sidoarjo. Pemilihan kelas
k
dilakukan
n secara purpposive
2
Penerapan Problem Based Instruction (PBI) pada Tema Pencemaran Air
sample yaitu menggunakan kelas VII-2 dengan jumlah
siswa sebanyak 36.
Tahapan penelitian meliputi tahap persiapan dan
pelaksanana, dengan rancangan penelitian “Pretest and
Posttest Group”. Instrumen yang digunakan yaitu berupa
lembar tes (tes keterampilan penyelesaian masalah dan
penguasaan materi), lembar observasi (Lembar
pengamatan PBI), dan lembar angket. Metode
pengumpulan datanya yaitu dengan menggunakan
metode tes, observasi, dan angket. Sedangkan metode
analisis data berupa analisis keterlaksanaan model PBI,
analisis keterampilan penyelesaian masalah dan
penguasaan materi, serta analisis angket respon siswa.
pengelolaan model pembelajaran PBL yang telah
dilakukan oleh guru sudah terlaksana dengan baik.
Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran untuk
tiap aspek pada tiap-tiap pertemuan mengalami
peningkatan. Dalam penelitian tersebut, menjelaskan
bahwa
semakin
meningkatnya
pengelolaan
keterlaksanaan
pembelajaran
pembelajaran
yang
dilakukan oleh guru disebabkan karena pada awal
pertemuan guru kurang memiliki persiapan dan
pengetahuan dalam pembelajaran. Namun hal tersebut
dapat diatasi sedikit demi sedikit pada pertemuanpertemuan berikutnya.
Kemampuan penyelesaian masalah merupakan
keterampilan penting dalam kehidupan sehari-hari dan
layak dikuasai agar sukses menghadapi tantangan masa
depan. Untuk mengajarkan keterampilan ini pada siswa,
maka diterapkanlah model pembelajaran yang dapat
digunakan untuk melatihkan keterampilan penyelesaian
masalah, salah satunya yaitu model pembelajaran
Problem Based Instruction (PBI).
Keterampilan penyelesaian masalah siswa diukur
menggunakan indikator IDEAL yang diperkenalkan oleh
Bransford dan Stein (1993) dalam (Muchayat, 2011).
Indikator tersebut antara lain meliputi Identify the
problem, Define the problem, Examine the options, Act
on a plan, Look at the consequences. Melalui tes
keterampilan penyelesaian masalah diperoleh skor untuk
setiap indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui
kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah. Hasil
tes awal yang telah diberikan pada tema pencemaran air,
menunjukkan bahwa siswa kelas VII SMP Negeri 3
Sidoarjo memiliki keterampilan penyelesaian masalah
yang masih rendah. Dari hasil penelitian yang
menerapkan model pembelajaran Problem Based
Instruction (PBI) pada tema pencemaran air ini,
keterampilan penyelesaian masalah siswa yang semula
rendah
mengalami
perubahan
setelah
proses
pembelajaran.
Pada hasil pretest dan posttest menunjukkan bahwa
sebagian besar siswa sudah dapat mengidentifikasi
masalah dengan baik. Hal ini ditunjukkan dari tingginya
skor yang diperoleh pada indikator Identify the problem.
Dari soal yang diberikan, siswa dapat menyadari hal yang
menjadi masalah dan berpotensi untuk diselesaikan.
Jumlah skor pada indikator ini juga meningkat pada hasil
posttest. Hal ini dapat merupakan efek dari model
pembelajaran yang digunakan yaitu PBI. Pada awal
pembelajaran, guru menyajikan suatu permasalahan yang
menuntut siswa untuk mengidentifikasi masalah yang
muncul agar dapat terselesaikan. Dengan bimbingan dari
guru, secara tidak langsung siswa dapat belajar
mengidentifikasi masalah dengan baik.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa
pembelajaran IPA terpadu yang menerapkan model PBI
pada tema pencemaran air terlaksana 100% dengan skor
rata-rata setiap aspek sebesar 3,3.
Pada pertemuan pertama, satu dari sepuluh aspek
model PBI yang diamati tidak terlaksana. Aspek yang
tidak dapat terlaksana tersebut yaitu pada aspek
membimbing siswa menyajikan hasil karya. Dalam
proses pembelajaran, guru kurang dapat mengalokasikan
waktu dengan baik. Hal ini karena guru lebih banyak
menghabiskan waktu untuk mengkondisikan siswa. Guru
cukup dapat membimbing siswa dalam membuat hasil
karya dengan baik. Namun guru tidak bisa sepenuhnya
membimbing siswa dalam menyelesaikan dan
menampilkan karya yang telah dibuat sehingga guru
melanjutkan ke fase berikutnya yaitu menganalisis dan
mengevaluasi proses pemecahan masalah. Karena
terdapat satu aspek tidak terlaksana, maka keterlaksanaan
model PBI dalam pembelajaran hanya sebesar 90%.
Pada pertemuan kedua, pembelajaran di kelas telah
terlaksana sesuai dengan skenario pembelajaran yang
telah dirancang sehingga seluruh aspek yang diamati
pada saat pembelajaran dapat terlaksana dengan baik. Hal
ini dapat ditunjukkan dari meningkatnya skor pada setiap
aspek yang diamati. Dari pertemuan pertama, guru
mengevaluasi kekurangan pada saat pembelajaran dan
memperbaikinya pada saat pertemuan kedua. Selain itu,
siswa juga mulai mengenal dan memahami alur yang
digunakan dalam pembelajaran sehingga guru dapat lebih
mudah dalam mengkondisikan siswa, baik dalam
berkelompok, melakukan penyelidikan maupun pengisian
Lembar Kegiatan Siswa (LKS). Karena seluruh aspek
yang diamati terlaksana, maka diperoleh persentase
keterlaksanaan model PBI dalam pembelajaran sebesar
100%.
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitian
terdahulu yang dilakukan oleh beberapa peneliti, salah
satunya yaitu Kusuma (2012) yang menyatakan bahwa
3
Juurnal Pendidikkan Sains e-Peensa. Volume 02
0 Nomor 01 Tahun
T
2014, 1-7.
1 ISSN: 2252
2-7710
Indikaator Act on a plan menunjuukkan bahwa siswa
sudah cukkup baik dalam
m memutuskann pemilihan alteernatif
penyelesaaian masalahh yang palinng tepat. M
Melalui
kelompok
k belajar, sisw
wa dapat berdiiskusi dengan siswa
lainnya dalam
d
menenttukan strategi yang dipilih untuk
menyelessaikan masalahh. Dengan addanya interakssi dan
kerja sam
ma dalam kellompok, siswaa dapat melakkukan
penyelesaaian masalah sesuai dengan strategi
s
yang dipilih.
d
Kemampuan siswa paada indikator ini tergali dengan
d
cukup baik. Hal ini dapat disebabbkan oleh baaiknya
kemampuuan siswa dalaam mencari altternatif strateggi atau
solusi.
Indikaator Look att the consequuences dilihatt dari
kecocokaan antara tujuaan yang ingin dicapai
d
dengann hasil
yang didaapat. Pada indiikator ini, sisw
wa dapat belajaar dari
strategi yang
y
digunakaan dalam menyyelesaikan maasalah.
Jumlah skkor yang diperroleh dari hasill pretest dan poosttest
menunjuk
kkan bahwaa kemampuaan siswa dalam
d
mengevaluasi strategi masih rendah
h. Hal ini muungkin
karena siswa masih kesulitan dalam
d
mengannalisis
kembali konsep
k
atau peengetahuan yanng telah diterappkan.
Pada penelitian inii diperoleh peerbedaan skor hasil
pretest dan
d posttest keeterampilan pen
nyelesaian maasalah.
Panggabeean (1996) dallam Novianti (2012)
(
menyebbutkan
bahwa peerbedaan skorr tes awal (preetest) dan tes akhir
(posttest)) ini diasumsikan sebagai efek
e
dari treattment.
Peningkaatan yang terjadi
t
sebeluum dan seesudah
pembelajaran dihitung dengan gain yang dinormaalisasi
umus yang dikkemukakan olehh Hake (1999). Skor
dengan ru
gain dipeeroleh dari seelisih skor tes awal dan skoor tes
akhir. Dari hasil perhhitungan, dipeeroleh tabel seperti
s
dibawahaa ini:
Pada indikkator Define th
he problem, peemahaman darri
masalah
m
yanng telah diiidentifikasi dan
d
berusahaa
menentukan
m
tuujuan tidak teercapai. Hal inni terlihat darri
sangat rendahnnya jumlah skor yang diperooleh pada hasil
tes.
t
Pada tess awal (preteest), tidak ada siswa yangg
mengerti
m
baggaimana cara menentukan tujuan atauu
membuat
m
rum
musan masalaah. Sebagian besar siswaa
menjawab
m
denngan menulisk
kan kembali masalah yangg
telah
t
diidentifi
fikasi dan yangg lainnya tidak
k dijawab. Haal
ini
i mungkin sesuatu hal yan
ng baru bagi siswa
s
sehinggaa
siswa tidak meemahami makssud dari soal yang
y
diberikann.
Pada
P
saat pem
mbelajaran, secaara tidak langssung guru telahh
mengajarkan
m
b
bagaimana
tahhapan untuk menyelesaikann
permasalahan
p
dalam hal ini
i
yang berkkaitan dengann
pencemaran
p
a Setelah masalah
air.
m
teridentifikasi, guruu
membimbing
m
siswa untuk
k menentukann tujuan darri
masalah
m
terseebut dengan membuat suuatu rumusann
masalah.
m
Seh
hingga dari kegiatan tersebut, siswaa
mengetahui
m
daan memahami bagaimana carra menentukann
tujuan
t
dari maasalah yang telaah diidentifikasi. Dari jumlahh
skor yang diperoleh pada posttest
p
menunj
njukkan adanyaa
peningkatan
p
pada
p
indikator Define the prroblem dari tess
sebelumnya. Namun
N
jumlah skor pada indikkator ini masihh
rendah
r
diban
ndingkan denngan indikator yang lainn.
Rendahnya
R
skkor pada indikkator tersebut menunjukkann
bahwa
b
siswa dapat melihaat data yang diketahui dann
menjelaskan
m
b
berbagai
inform
masi yang ada,, namun belum
m
sampai pada merumuskan
m
m
masalah
sehing
gga skor yangg
diperoleh
d
tidakk maksimal.
Pada indiikator Examinne the optioons, tingginyaa
peningkatan
p
ju
umlah skor daari hasil pretesst dan posttest
i
menunjukkan
m
bahwa siswa telah dapat mengeksploras
m
strategi-strateggi yang mun
ngkin dapat menyelesaikann
masalah.
m
Pada tes awal, ham
mpir semua sisw
wa memberikann
alternatif
a
strattegi atau solussi yang seragaam dan secaraa
umum.
u
Hanyaa beberapa sisw
wa yang dapatt menggunakann
informasi
i
yangg telah diberikaan untuk menyyusun alternatiff
solusi dalam menyelesaikan
m
masalah. Rendahnya jumlahh
skor yang dip
peroleh pada indikator ini menunjukkann
bahwa
b
pemah
haman dan annalisis siswa masih cukupp
rendah
r
sehinggga memerlukann wawasan yanng luas. Dalam
m
proses
p
pembeelajaran, guru membentuk siswa menjaddi
beberapa
b
keloompok belajarr dalam melak
kukan analisiss
untuk
u
menyeelesaikan perm
masalahan yaang diberikann.
Dengan
D
adany
ya kelompok belajar tersebbut diharapkann
siswa dapat saling bertuk
kar pikiran dalam
d
mencarri
alternatif
a
straategi dan meelihat dari berbagai
b
suduut
pandang
p
dalam
m menyelesaikkan masalah. Slavin (2009))
menjelaskan
m
bahwa tujuuan tukar pikiran
p
ialahh
menghindari
m
pemusatan
p
peerhatian pada satu jawabann
dengan
d
terlaluu dini dan mun
ngkin mengabaaikan cara yangg
lebih
l
baik untu
uk melangkah.
Tabel 1. Kategori Inddeks Gain Beseerta Jumlah Sisswa
Kategori Indek
K
ks N-gain
Tinggi ((<g>)) > 0.7)
Seedang (0.7 > (<
<g>) > 0.3)
Rendah ((<g>
>) < 0.3)
JJumlah Siswa
2
16
17
Dari tabel di atas dapat
d
diketahuui bahwa terdaapat 2
siswa meemiliki nilai inndeks gain denngan kategori tinggi,
t
16 siswa dengan kateggori sedang, daan 17 siswa dengan
d
kategori rendah. Perbeedaan nilai inndeks gain terrsebut
menunjuk
kkan bahwaa setiap siswa
s
memppunyai
kemampuuan yang beerbeda-beda dalam
d
menyinngkapi
sesuatu yang
y
baru. Padda penelitian inni diperoleh ratta-rata
nilai N-g
gain sebesar 00,31 yang meenurut Hake (1999)
(
berada dalam
d
kategorri sedang. Haal ini menunjuukkan
adanya peningkatan
p
keeterampilan peenyelesaian maasalah
siswa paada tema peencemaran airr disebabkan oleh
pengaruhh dari proses peembelajaran deengan mengguunakan
model Prroblem Based IInstruction (PB
BI).
4
Penerapan Problem Based Instruction (PBI) pada Tema Pencemaran Air
Dengan melatihkan keterampilan penyelesaian
masalah pada siswa SMP dalam pembelajaran IPA
terpadu, telah membantu siswa dalam meningkatkan
kemandirian untuk menghadapai situasi dikehidupan
nyata. Hembree (1992) dalam Muijs & Reynolds (2008)
melaporkan bahwa anak-anak yang pernah menerima
ajaran tentang keterampilan penyelesaian masalah
menunjukkan kinerja yang lebih baik secara signifikan
dibanding mereka yang belum pernah menerimanya.
Selain itu, jika kemampuan penyelesaian masalah telah
diperoleh, seseorang tidak sekedar dapat menyelesaikan
masalah serupa tetapi diharapkan dapat menyelesaikan
masalah yang berbeda dalam kehidupan sehari-hari
(Gagne, 1985).
Penerapan model Problem Based Instruction (PBI)
dalam melatih keterampilan penyelesaian masalah siswa
telah berhasil melatihkan keterampilan penyelesaian
masalah siswa yang didasarkan pada indikator
keterampilan penyelesaian masalah IDEAL. Hal ini
sejalan dengan pendapat Nur (2011) yang menyatakan
bahwa, model pembelajaran Problem Based Instruction
(PBI) tidak dirancang untuk membantu guru
menyampaikan sejumlah informasi kepada siswa,
melainkan untuk membantu siswa mengembangkan
keterampilan berpikir, penyelesaian masalah dan
intelektual, belajar peran orang dewasa yang autentik,
dan menjadi pebelajar mandiri.
Hasil peningkatan keterampilan penyelesaian masalah
ini juga sesuai dengan hasil penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Novianti (2012). Di dalam penelitiannya,
dikatahui bahwa keterampilan penyelesaian masalah dan
penguasaan konsep siswa meningkat secara signifikan
setelah diterapkannya model PBI dalam pembelajaran
walaupun masih dalam kategori rendah. Dalam penelitian
tersebut disebutkan pula bahwa dalam implementasi
pembelajaran IPA terpadu dengan menggunakan model
PBI perlu diperkuat dengan penugasan yang
menghadapkan siswa pada situasi baru, baik di dalam
maupun di luar jam pelajaran. Oleh karena itu, penerapan
PBI dalam pembelajaran tidak cukup hanya beberapa kali
pertemuan sehingga dengan demikian diharapkan akan
berdampak lebih baik pada peningkatan kemampuan
penyelesaian masalah siswa.
Hal serupa juga diungkapkan oleh Wiyanti (2012)
yang menyatakan bahwa penerapan pembelajaran dengan
model PBI dapat melatih keterampilan berpikir siswa
berdasarkan solo taksonomi. Dengan melatihkan
keterampilan berpikir akan berdampak pula pada
keterampilan penyelesaian masalah. Penyelesaian
masalah merupakan salah satu keterampilan berpikir
tingkat tinggi. Menurut Nur (2011), Berpikir merupakan
kemampuan menganalisis, mengkritisi, dan merumuskan
simpulan berdasarkan inferensi dan pertimbangan yang
saksama. Sehingga secara tidak langsung juga dapat
melatih keterampilan penyelesaian masalah.
Selain untuk melatih keterampilan penyelesaian
masalah, dalam penelitian ini juga dilihat tentang
penguasaan materi siswa pada tema pencemaran air.
Penguasaan materi ini digunakan untuk mengetahui
ketuntusan hasil belajar siswa pada tema pencemaran air.
Dengan adanya peningkatan keterampilan penyelesaian
masalah siswa sebagai hasil penerapan model Problem
Based Instruction (PBI), diharapkan berdampak pada
peningkatan
penguasaan
materi
siswa
dalam
pembelajaran IPA Terpadu pada tema pencemaran air.
Penguasaan materi siswa diukur melalui tes
penguasaan materi yang diberikan diawal (Pretest) dan
diakhir (Posttest). Dari hasil analisis, diperoleh nilai ratarata pretest sebesar 54,57 dengan ketuntasan klasikal 3%.
Sedangkan pada posttest diperoleh nilai rata-rata sebesar
84,00 dengan ketuntasan klasikal 80%. Suatu kelas
dikatakan tuntas secara klasikal bila terdapat 75% siswa
yang memperoleh nilai ≥ 75, dan siswa dikatakan tuntas
jika nilainya ≥ 75 (Depdiknas, 2005).
Rendahnya nilai pretest yang diperoleh menunjukkan
bahwa pengetahuan awal siswa mengenai materi
pencemaran air masih rendah. Hal ini dapat disebabkan
karena siswa kurang mempersiapkan diri dalam memulai
pelajaran. Sehingga siswa tidak memiliki pengetahuan
yang cukup tentang materi yang akan diajarkan.
Disamping itu, pencemaran air merupakan materi IPA
Terpadu yang memadukan materi pemisahan campuran
dengan pencemaran lingkungan sehingga siswa merasa
kesulitan dalam mengerjakan tes yang memadukan
bidang kajian fisika dan biologi sekaligus. Materi
pencemaran lingkungan juga belum diajarkan oleh guru
sehingga pengetahuan siswa tentang pencemaran air
masih terbatas.
Pada hasil posttest, terdapat peningkatan penguasaan
materi siswa yang ditunjukkan dari nilai rerata individu
dan ketuntasan klasikal yang telah mencapai KKM. Dari
hasil tersebut diketahui bahwa dari 35 siswa yang
mengikuti tes terdapat 28 siswa (80,00%) yang tuntas
atau memperoleh nilai ≥ 75 (KKM), sedangkan 7 siswa
(20,00%) yang belum mencapai KKM. Hal tersebut dapat
disebabkan oleh tingkat kemampuan belajar siswa yang
berbeda-beda. Winkel (2004) menjelaskan bahwa faktorfaktor kognitif terutama kemampuan belajar, berpengaruh
terhadap taraf prestasi belajar siswa. Meskipun demikian,
dapat dilihat bahwa dengan diterapkannya model
pembelajaran PBI sebagian siswa dapat memahami
materi pencemaran air dengan baik, serta dapat
mengaplikasikannya untuk menyelesaikan permasalahan
tentang pencemaran air yang ada di sekitar
lingkungannya.
5
Juurnal Pendidikkan Sains e-Peensa. Volume 02
0 Nomor 01 Tahun
T
2014, 1-7.
1 ISSN: 2252
2-7710
Sensitivitas su
uatu tes merupaakan kemampuuan tes tersebuut
untuk
u
mengukkur efek darii pembelajaraan. Suatu soaal
dikatakan
d
senssitivitis jika soaal tersebut dapat memberikann
informasi
i
bahw
wa hasil pengu
ukuran merupakkan akibat darri
pembelajaran
p
yang dilakukan (Ibrahim, 2005). Dilihaat
dari
d hasil perhhitungan sensittivitas tes peng
guasaan materri
(pretest
(
dan posttest)
p
sisw
wa diperoleh sensitivitas
s
tess
sebesar 0,71 yang menunjuukkan bahwa soal tes yangg
digunakan
d
sennsitif, sehingga dapat disim
mpulkan bahwaa
hasil
h
posttest siswa merupaakan efek dari pembelajarann.
Dengan
D
kata lain model peembelajaran Problem
P
Basedd
Instruction
I
(P
PBI) pada tem
ma pencemaraan air efektiff
melatihkan
m
ketterampilan pennyelesaian massalah sekaliguss
penguasaan
p
maateri siswa terhhadap materi pencemaran air..
Data menggenai respons siswa
s
terhadap
p pembelajarann
yang
y
diterapkkan diperoleh melalui pemb
berian angkett.
Pernyataan-per
P
rnyataan yanng diajukan dalam angket
difokuskan
d
paada pembelajarran yang telahh dilaksanakann.
Berdasarkan
B
grafik pada berdasarkan analisis dapaat
diketahui
d
bahw
wa respons sisw
wa terhadap peenerapan model
PBI
P pembelajaaran IPA terpaadu dengan tem
ma pencemarann
air
a secara keseeluruhan positiif. Menurut tannggapan siswaa,
pelaksanaan
p
pembelajaran yang
y
menerapkkan model PBII
pada
p
tema pen
ncemaran air merupakan
m
hal baru
b
bagi siswaa
sehingga prosses belajar meengajar terasaa menarik dann
menyenangkan
m
n. Pencemaran
n air merupakkan tema yangg
sering muncul dalam permassalahan di linggkungan sekitarr
siswa. Dengaan mempelajaari permasalaahan tersebutt,
mereka
m
dapatt memperoleh
h pengetahuaan baru yangg
kemudian
k
dap
pat menerapkaannya dalam menyelesaikann
permasalahan
p
dalam kehiddupan sehari--hari sehinggaa
sangat berm
manfaat bagi siswa. Seelama prosess
bahan ajar daan LKS yang digunakan
pembelajaran,
p
d
jelass
dan
d menarik, sehingga
s
mudaah dipahami oleh
o
siswa. Tess
yang
y
diberikan
n telah sesuai dengan
d
apa yanng disampaikann
pada
p
saat pem
mbelajaran. Dari pelaksanaann pembelajarann
yang
y
telah dillakukan, siswaa berminat unntuk mengikutti
lagi
l proses pem
mbelajaran yan
ng menerapkann model PBI.
Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh,
d
peeneliti
menyarannkan hal-hal ssebagai berikuut: (1) Pembelaajaran
IPA terpaadu dengan meenerapkan mod
del PBI efektif untuk
melatihkaan keterampillan penyelesaaian masalah pada
siswa, namun sisw
wa perlu dibiasakan
d
d
dengan
pembelajaran yang berorientasikaan pada maasalah
sehingga diharapkan aakan berdampaak lebih baik pada
peningkaatan keteramppilan penyelessaian masalahh. (2)
Dalam pembelajaran
p
yang menerrapkan PBI, guru
seharusny
ya dapat mengggunakan waktuu secara efektiif agar
dapat meencapai tujuan yang diinginkkan. Untuk ituu guru
harus mempersiapkan ddengan matangg dan sebaik-baaiknya
m
pembelajaran.
sebelum melaksanakan
DAFTAR
R PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1992.
1
Prosedu
ur Penelitian Suatu
Penddekatan Praktikk. Jakarta: Rineeka Cipta.
Badan Standar
S
Nasioonal Pendidikan (BSNP). 2006.
Pandduan Penyusuunan KTSP Jenjang
J
Pendiidikan
Dasaar dan Menenggah. Jakarta: BSNP.
Dwi Sussanti, Novi. 20010. Analisis Perbandingann Soal
Ujian
n Nasional (U
UN) Tahun 20008/2009 Dann Soal
The Trends In International Mathematics And
MSS) Tahun 20007 Mata Pelaajaran
Sciennce Study (TIM
Fisikka Tingkat Sekkolah Menengaah Pertama Diitinjau
Darii Level Koggnitif Bloom
m. Skripsi. Tidak
dipub
blikasikan. Surrabaya: UNESA
A
Fachrurazzi. 2011. Pennerapan Pembelajaran Berrbasis
Masaalah Untuk Meeningkatkan Kemampuan
K
Beerpikir
Kritiis Dan Komunikasi Matematis Siswa Seekolah
Dasaar. Jurnal. T
Tidak dipubliikasikan. Banndung:
Univ
versitas Pendiddikan Indonesiaa.
Hake. Riichard R. 19999. Analyzing Change/Gain
C
S
Score.
www.
USA
A: Indiana U
University (on
nline). (http://w
physsics.indiana.eduu/~hake/PERC
C2002h-Hake.ppdf,
diaksses tanggal 21 Juni 2013).
Ibrahim, Muslimin. 2005. Asesm
men Berkelanj
njutan.
A UNIVERSITY
Y PRESS.
Surabbaya: UNESA
Ibrahim, Muslimin. 2005. Pembelaj
ajaran Berdassarkan
Masaalah. Surabayaa: Unesa Univeersity Press.
PENUTUP
P
Simpulan
Berdasarkan
B
hasil penelitian, analisiis data dann
dapat
disiimpulkan
pembahasan
p
baahwa
model
pembelajaran
p
Problem Bassed Instruction (PBI) padaa
tema
t
pencemaaran air terlaaksana dengan
n cukup baikk.
Keterampilan
K
penyelesaian masalah sisw
wa meningkaat
dengan
d
nilai raata-rata N-gain
n sebesar 0,31 dalam kategorri
sedang. Sisw
wa telah mennguasai materri pada temaa
pencemaran
p
aiir dengan reratta individu sebbesar 84,00 dann
ketuntasan
k
klaasikal sebesar 80%.
8
Siswa jugga memberikann
respons
r
positiff terhadap pem
mbelajaran IPA
A Terpadu yangg
menerapkan
m
model pembbelajaran Prooblem Basedd
Instruction
I
(PB
BI) pada tema pencemaran
p
aiir.
Ibrahim, Muslimin. 2012. Pembelaj
ajaran Berdassarkan
Masaalah Edisi Keedua. Surabayaa: Unesa Univversity
Presss.
Kemdikbbud. 2011. Surrvei Internasio
onal PISA (onnline).
(http
p://litbang.kemddikbud.go.id/ddetail.php?id=2215,
diaksses tanggal 18 November 20112).
Kusuma, Fitriah. 20122. Hubungan Penerapan Model
M
Pemb
belajaran Prroblem Basedd Learning (PBL)
Terh
hadap Motivassi Belajar Dan
D
Hasil Belajar
Kognnitif Siswa Keelas XI IA 5 Di SMA Neggeri 8
Sura
abaya Pada Maateri Pokok Sisstem koloid. Skkripsi.
6
Penerapan Problem Based Instruction (PBI) pada Tema Pencemaran Air
Tidak dipublikasikan. Surabaya: Universitas Negeri
Surabaya.
Muchayat,
2011.
Pengembangan
Perangkat
Pembelajaran Matematika dengan Strategi IDEAL
Problem Solving Bermuatan Pendidikan Karakter
Materi Turunan Fungsi Kelas XI. Tesis. Semarang:
Program Studi Pendidikan Matematika Program
Pascasarjana Universitas Negeri Semarang.
Muijs, Daniel & David Reynolds. 2008. Effective
Teaching Teori Dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Novianti, Devi Sri. 2012. Pembelajaran IPA Terpadu
Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan
Pemecahan Masalah Dan Penguasaan Konsep
Siswa SMP. Skripsi. Tidak Dipublikasikan.
Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Nur, Muhammad. 2011. Model Pembelajaran
Berdasarkan Masalah. Surabaya: Pusat Sains dan
Matematika Sekolah.
Riduwan. 2011. Skala Pengukuran Variabel-Variabel
Penelitian. Bandung: Alfabeta
Suharnan. 2005. Psikologi Kognitif. Surabaya: Srikandi.
Taufik, Mohammad dkk. 2010. Desain Model
Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan
Pemecahan Masalah Dalam Pembelajaran Ipa
(Fisika)Sekolah Menengah Pertama Di Kota
Bandung. Bandung: Universitas Padjadjaran.
Tim. 2006. Panduan Penulisan Skripsi & Penilaian
Skripsi. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.
Wena, Made. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif
Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara.
Winkel, WS. 2004. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta:
Media Abadi.
Wiyanti. 2013. Penerapan Problem Based Instruction
(PBI) Pada Materi Bahan Tambahan Pangan untuk
Melatih Keterampilan Berpikir Berdasarkan SOLO
Taksonomi Siswa Kelas VIII SMP. Skripsi. Tidak
dipublikasikan. Surabaya: Universitas Negeri
Surabaya.
7
Download