Eben Haezer Satu tahun berlalu dengan cerita suka dan duka

advertisement
Edisi 310 – 3 Oktober 2014
Page 1
Edisi 310 – 3 Oktober 2014
PIMPINAN BAIT MINISTRY
Pembina : Pdt. Dr. Moldy Mambu & Handry Sigar
Pengawas : Willy Wuisan & Yoshen Danun
Pengurus : Ketua – Lucky Mangkey
Sekertaris – Janette Sepang
Bendahara – Yance Pua
PENGURUS BULETIN BAIT
Penasihat : Pdt. Dr.Moldy Mambu, Pdt. Noldy Sakul, Pdt. Sammy Lee
Pemimpin Umum : Handry Sigar
Wkl Pem. Umum : Yoshen Danun
Pemred
: Willy Wuisan
Wapemred : Herschel Najoan
Sekretaris : Meilien Langi-M
Bendahara : Yance Pua
General Controller : Ellen Manueke, Tommy Manawan
HRD : Janette Sepang,
Koordinator Produksi : Osvald Taroreh, Harold Somba
Editor Alfa Tumbuan , Royke Sundalangi, Handry Suwu, Wayne
Rumambi, Jufrie Wantah, John Taebenu.
Rubrik Opini Lucky Mangkey, Mickael Mangowal, Bruce Sumendap,
Pdt. Bayu Kaumpungan, Jack Kusoy
Kolom Renungan Pdtm. Davy Politon Pdt. Stenly Karwur, Pdt. Ronie
Panambunan,Pdt. Raymond Lohonauman, pdtm. Ronie Umboh
Rubrik Kesehatan Jeiner Rawung, dr. Harold Manueke,
dr. Alvin Rantung, dr. Grace Rantung, dr. Marthin Walean,
dr. E Tomarere, dr. Ruben Supit
Rubrik Keluarga Repsta Moal, James Manurip,
Pdt. Jacky Runtu, Pdt. H. Suawah
Rubrik Roh Nubuat Pdt. Kalvein Mongkau, Pdt. Dr. Allan Pasuhuk,
Pdt. Douglas Sepang, Pdt. Dr. Robert Walean, Pdtm. Glen Rumalag
Rubrik Pathfinder Frankie Sumarauw, Green Manueke, Fransisca Muntu
Rubrik Profil Irma Pakasi, Janice Losung, Green Mandias
Rubrik Pionir Pdt E. Takasanakeng
Rubrik Ragam Debby Langitan, Jimi Pinangkaan, Ellen Manueke
Rubrik Kesaksian Freddy Losung, Agustine Lureke
Rubrik Biblical & Theological Pdt. Blasius Abin, Pdt. Swineys Tandidio
Motivational Words Dr. Peggy Iskandar-Wowor
Inspirational Story Bredly Sampouw
Tanya Jawab Pdt. Bryan Sumendap,
Pdt. Larry Windewani, Pdt. Dr. Ronell Mamarimbing
Cerita Anak Max Kaway
Catatan Kami Denny Kalangi
BAIT MINISTRY
Visi: Menyebarkan pekabaran tiga
malaikat khususnya di Indonesia Kawasan
Timur dan untuk mempersiapkan umat
pada kedatangan Kristus yang kedua kali
Misi: BAIT Ministry sebagai suatu wadah
perpanjangan tangan GMAHK di Indonesia
Kawasan Timur mengusahakan
mendorong berkembangnya pekerjaan
Tuhan secara maksimal melalui berbagai
bidang pelayanan
www.buletin.baitonline.org
email redaksi : [email protected]
email berita : [email protected]
email pimpinan : [email protected]
Eben Haezer
Sportivitas
Harta Kita : Anak-Anak Kita
Ayah Tiri
Sabat Dalam Perspektif Advent
Tim Layout Caddy Malonda, Ivan Kembuan, Freddy Kalangi,
Pdt. Harold Oijaitou, Jenry Wungkana, Herold Heydemans, pdtm. Davy
Tielung, Jimi Moehadjedi, Belly Wungkana, Brayn Mamanua, Stanly
Keles, Pdtm. Ressa Liwe, Marchel Tombeng, Pdtm. Raynald Makalew
Tulisan Roh Nubuat
Web Master Michael Mangowal, Nielson Assa
Multimedia : Ellen Mangkey
Distribution Pdtm. Dale Sompotan
Biro: Philipina Govert Woramuri Manado Jeiner Rawung, Mikael
Terok, Janet Ngantung, Hengki Kambey, Erwin Wuisan,
Papua David Bindosano, Samuel Rorimpandey, Hendy Sahetapy, Noldy
Abraham Sulawesi Tengah Pdt. Stenly Karwur
Jawa Timur Pdtm. Fabyo Rumagit Ratahan Refli Ompi,Sangir Talaud
Pdt. Edison Takasanakeng Ambon Mario Lekatompessy Kotamobagu
Maikel Makarewa Balikpapan Beverly Nangon Runturambi , Vanda
Karundeng Tumbel Medan Hartoyo Tismail
Cerita Untuk Anak
Dipanggil untuk Mencapai Standar …..
Tiang Garam
Pathfinder
Pedoman Administrative PA Remaja
Palakat - Berita
Page 2
Edisi 310 – 3 Oktober 2014
Eben Haezer
Satu tahun berlalu dengan cerita suka dan duka bukanlah waktu yang singkat. Itu sebabnya ketika hitungan 365 hari
tiba umumnya ditandai dengan sesuatu yang khusus. Pada hari istimewa itu orang mengenang bagaimana suatu
perjalanan telah dilewati sehingga perlu di syukurkan kepada Tuhan. Di hari itu orang mengingat kebesaran Tuhan
yang sudah menuntun langkah yang diayun dan memegang tangan manusia yang lemah sehingga dapat tiba disuatu
titik, di suatu hari dengan selamat sejahtera. Eben-Haezer, sampai disini Tuhan telah menolong kita. “Kemudian
Samuel mengambil sebuah batu dan mendirikannya antara Mizpa dan Yesana; ia menamainya Eben-Haezer,
katanya: "Sampai di sini TUHAN menolong kita." 1 Samuel 7:12. Praise the Lord atas 7 Tahun pelayanan yang
telah diperkenankan Tuhan untuk Bait Ministry melayani pembaca dengan sukacita.
Kehadiran sebuah ministry yang bertujuan melayani Tuhan sudah pasti telah dipikirkan dengan masak akan maksud
serta tujuan pendiriannya. Sudah tentu telah dikaji dengan saksama mengenai program jangka pendek maupun
jangka panjang yang dituangkan dalam bentuk strategic planning mengacu kepada Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga. Namun sebaik apapun perencanaan dan pengelolaan sebuah ministry, semua anggota tim menyadari
bahwa hanyalah dengan pertolongan Tuhan pelayanan itu dapat berkelanjutan dari tahun ke tahun. Pertolongan
Tuhan inilah yang disyukuri oleh seluruh Tim Bait Ministry sehingga pada kesempatan ini mengadakan acara
minggu sembahyang di SD dan SMP Advent Sonder dan akan dilanjutkan pada hari sabat (11/10) di Tomohon.
Berawal dari sebuah gagasan mempersatukan aspirasi, semangat serta talent yang dipunyai, beberapa orang muda
memprakarsai pembentukan Bait Ministry yang sebelumnya telah dimulai dengan sebuah milis di internet yang bernama
“Bait” yang diikuti oleh miliser dari Indonesia, Singapura, Eropa, Amerika, Philipina, Australia, Timor Leste dll. Adapun
nama BAIT adalah singkatan dari Bejana Advent Indonesia Timur yang key word adalah Bejana. Nama Bejana menunjuk
kepada suatu wadah dari tanah liat yang merupakan hasil karya dari Tukang Periuk. Dalam pengerjaannya bila bejana itu
kurang baik atau rusak maka Tukang Periuk itu akan mengerjakannya kembali dengan sabar sampai terbentuk sebuah bejana
yang baik menurut pemandangannya. (Yeremia 18:4). Manusia yang berserah bagai bejana ditangan penjunan. Dalam
kekurangan, kealpaan dan kelebihan, manusia kadang perlu dirubah, dibentuk, dikikis, dihaluskan denga kasih sayang oleh
Sang Penjunan Yesus Kristus – sesuatu yang perlu selalu disyukuri. Demikian pula dengan Bait Ministry, di dalam
kekurangan dan keterbatasan yang dimiliki semuanya diserahkan kepada Yesus agar kiranya dapat dibentuk menjadi sarana
pelayanan melalui media ke tengah anggota dan masyarakat.
Bejana menjadi alat menampung air, air anggur, susu, maupun minyak. (1 Raja 7:38; 2 Raja 4:4; Amsal 3:10). Bahkan
bejana menjadi tempat penyimpanan surat-surat berharga. (Yermia 32:14). Bagi Bait Ministry, Bejana adalah suatu wadah
untuk menampung ide, saran, nasihat, pengalaman, renungan, cerita dan berita melalui tulisan mengenai Yesus Kristus,
Evangelisasi yang mengangkat kerohanian kemudian dituangkan kembali ke hadapan seluruh pembaca berupa sebuah
Majalah Elektronik pada setiap minggu. Setelah majalah elektorniksecara rutin diproduksi selama 7 tahun dan memasuki
tahun ke delapan, berbagai rencana terus dimatangkan TIM BAIT, di antaranya mematangkan TV online BAIT yang
sebelumnya hanya berkolaborasi dengan Justin TV dengan direncanakan untuk mempunyai media sendiri semoga akan
segera terlaksana.
Kepedulian Tim Bait kepada bidang Pendidikan seperti telah menjadi tradisi ulang tahun yakni menyumbangkan sesuatu
kepada Institusi pendidikan di tempat diadakan HUT. Kali ini giliran SD dan SMP Advent Sonder yang menerima
bingkisan dari BAIT Ministry. Pemberian yang tidak seberapa namun diyakini menjadi kebutuhan dari institusi pendidikan
yang dikelola oleh gereja-gereja di Sonder ini.
Sebagaimana Bejana adalah wadah yang bermanfaat sejak di jaman Perjanjian Lama demikian pula menjadi harapan bagi
seluruh Tim Bait agar Majalah Elektronik Bait akan bermanfaat di jaman modern ini serta mendapat tempat di hati seluruh
pembaca. Dirgahayu majalah BAIT.
Redaksi BAIT
Page 3
Edisi 310 – 3 Oktober 2014
P
ernahkah anda pikirkan bagaimana
permainan Sepak Bola (soccer)
dimulai? Kapan dan di mana permainan
ini berasal? Mengapa banyak orang di
dunia dewasa ini begitu tergila-gila pada
Sepak Bola? Hampir setiap negara dan kultur
memiliki referensi sejarah mengenai Sepak
Bola. Asal muasal permainan Sepak Bola
terdapat di setiap sudut geografi dan sejarah.
Bangsa Cina, Jepang, Italia, Grika Purba,
Persia, Viking, dan masih banyak lagi yang
memainkan bola jauh sebelum era kita.
Orang-orang Tionghoa sudah memainkannya sejak 3.000 tahun lalu.
Grika Purba dan bangsa Roma menggunakan permainan Sepak Bola
untuk meningkatkan dan menajamkan tenaga dan semangat para
perajurit mereka agar berotot dan berkemampuan menghadapi musuh
dalam peperangan. Di Amerika Selatan dan Tengah permainan sejenis
yang bernama “Tlatchi” bertumbuh subur di sana.
lambat tetapi pengaruhnya mulai menyebar ke seluruh dunia. Negaranegara berikut yang membentuk asosiasi mereka ialah: Nederlands dan
Denmark (1889), New Zealand (1891), Argentina (1893), Chile (1895),
Switzerland , Belgium (1895, Italy (1898), German, Uruguay (keduanya
di tahun 1900), Hungary (1901), dan Finland (1907). Ketika The
Fédération Internationale de Football Association (International
Federation of Association Football), yang terkenal dengan akronim
FIFA dibentuk di Paris pada bulan Mei 1904 beranggotakan 7 penemu
yaitu: France, Belgium, Denmark, the Netherlands, Spain (diwakili oleh
Madrid FC), Sweden, dan Switzerland dibentuk, maka German Football
Federation pada hari yang sama mengirim telegram dan menyatakan
diri untuk diterima sebagai anggota. Secara mengherankan bahwa FIFA
memiliki keanggotaan perwakilan dari berbagai Negara melebihi total
keanggotaan PBB yang hanya 192.
Peraturan ranking sedunia FIFA dibaharui setiap bulan dan memutuskan
memberi ranking bagi sebuah tim berdasarkan penampilan dalam
pertandingan internasional, memenuhi persyaratan dan mematuhi
peraturan persepakbolaan untuk bertanding bersih juga penampilan
Konon di Inggris-lah Sepak Bola benar-benar terbentuk. Itu dimulai dalam pertandingan persahabatan. Sebagaimana yang perlu diketahui
pada tahun 1863 ketika asosiasi Sepak Bola dan rugby dibentuk bahwa Pertandingan Sepak Bola mengharuskan para officials dan
terpisah. Dengan demikian Asosiasi Sepak Bola ditemukan di Inggeris. pemainnya bersaing dan bertanding sesuai peraturan yang telah
Pada bulan Oktober 1863, 11 perkumpulan dan sekolah Sepak Bola di disepakati dan diputuskan. Peraturan-peraturan tersebut menyangkut
Inggeris mengirim utusan mereka ke Freemason’s Tavern, Great Queen beberapa hal antara lain Lapangan pertandingan: mencakup tiang
Street, London untuk mengklarifikasi dan mengusulkan peraturan- gawang (bundar), area penalty, tinggi tiang bendera di sudut lapangan,
peraturan dasar yang mengatur jalannya permainan Sepak Bola yang garis, lingkaran di tengah, tanah berrumput standard Internasional,
dapat diterima semua perkumpulan. Rapat inilah merupakan tanda lahir kualitas dan ukuran bola. Bola out/in, offside kick, corner, hands’ ball,
Asosiasi Sepak Bola. Di sana dibahas dan diputuskan beberapa throw in, melempar, tendangan di dalam, jumlah pemain termasuk
peraturan pertandingan, dan melalui beberapa kali rapat lagi diadakan pemain cadangan (6 orang dalam pertandingan persahabatan), peralatan
sampai tanggal 8 Desember.
lapangan dan pemain, sepatu, kostum, alat pembuat garis, kekuasaan,
keputusan dan tanggungjawab wasit. Wasit garis, bendera wasit, dll.
Tersebarnya permainan Sepak Bola ke seluruh dunia sebagian besar
karena pengaruh Inggris terhadap negara-negara jajahannya. Walaupun
Bejana Advent Indonesia Timur
Page 4
Edisi 310 – 3 Oktober 2014
Masih banyak lagi peraturan sebuah pertandingan Sepak Bola yang
boleh saya kemukakan di sini tetapi yang saya perhatikan dalam setiap
pertandingan Sepak Bola atau pertandingan apa saja, bahwa sifat
sportivitas seorang pemain sangat dihargai baik oleh lawan, kawan
maupun penonton. Kepada penonton para pemain ini memperlihatkan
dan menyuguhkan permainan yang cantik dan bersih disertai sportivitas
tinggi sehingga walaupun mereka kalah sekalipun, mereka tetap
merupakan idola penonton, kawan dan lawan dan dikenang sepanjang
masa. Bila terjadi suatu permainan kasar dari lawan, maka pemain yang
punya sifat sportif tidak pernah menjadi marah atau hilang kesabaran.
Semua bermain untuk kepentingan tim. Bila seorang pemain mendrible
bola dan sedang mendekat ke tiang gawang lawan, dan ada peluang
baginya untuk menendang bola ke gawang tetapi ia melihat ada peluang
lebih besar bagi temannya untuk memasukkan bola tersebut, ia segera
memberi operan tepat kepada teman main yang mencetak gol. Semua
pemain bersorak dan saling merangkul walaupun hanya seorang yang
dielu-elukan oleh penonton dan bahkan wartawan. Dan ia yang
mencetak gol ini tidak pernah menjadi sombong, disebabkan
sportivitasnya itu.
Ketika terjadi pergantian pemain, maka pemain yang diganti, sekalipun
ia seorang kapten kesebelasan, tidak akan merasa sakit hati. Kepada
penggantinya ia tersenyum atas keputusan coachnya, memberi tepukan
semangat kepada penggantinya disertai acungan jempol sambil saling
memberi ”high five”. Ini merupakan sifat terpuji dari para pemain
Sepak Bola di dunia, yang nanti akan mendapat sebuah piala yang juga
akan diperebutkan dalam pertandingan-pertandingan berikut. Sportivitas
dalam suatu pertandingan pernah dibahas oleh Rasul Paul sendiri dalam
1 Korintus 9:25 Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam
pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat
demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk
memperoleh suatu mahkota yang abadi.
Salah satu unsur penguasaan diri yang diutarakan di atas ialah selain
hidup teratur, bertarak, dan patuh kepada peraturan, sportivitas
merupakan hal utama dari seseorang di arena pertandingan. Para
penonton merasa puas karena suguhan permainan indah menarik dari
pemain dan sikap sportivitas yang diperlihatkan di dalam dan di luar
lapangan pertandingan.
Sebagai pelayan Tuhan dan pengerja Organisasi Gereja Masehi Advent
Hari Ketujuh (GMAHK), masing-masing kita yang adalah ”pemain di
arena organisasi Gereja” sudah mengetahui dan menguasai Policy
Organisasi yang mengatur tata kerja dan tata cara pelayanan kita. Kita
tahu bagaimana seorang Pemimpin, Pendeta atau Pengerja diangkat,
dipekerjakan ataupun diganti. Pernah dalam sebuah rapat Konstituensi,
kami memperhatikan ketika Ketua Divisi mengumumkan bahwa
Komite Pemilih akan berkumpul di salah suatu ruangan. Segera
pemimpin acara mengumumkan: ”Saudara-saudara para utusan
Konferensi, mari kita nyanyikan lagu yang berjudul ’Janganlah
lewatkan aku.” Sebagian besar wajah peserta terlihat cerah dan
terdengar tepuk tangan meriah disamping wajah-wajah lain yang
kelihatan tegang menunggu hasil keputusan Komite Pemilih. Pergantian
Pimpinan di organisasi mana saja terlebih di Organisasi GMAHK setiap
saat bisa terjadi. Kita harus memiliki sportivitas yang tinggi sehingga
Organisasi GMAHK maju dengan pesat dan Tuhan dimuliakan serta
dihargai dalam setiap tindakan-Nya.
Mari kita teliti Injil Yohanes 3:26,27 Lalu mereka datang kepada
Yohanes dan berkata kepadanya: "Rabi, orang yang bersama dengan
engkau di seberang sungai Yordan dan yang tentang Dia engkau telah
5
memberi kesaksian, Dia membaptis juga dan semua orang pergi kepadaNya." Jawab Yohanes: "Tidak ada seorang pun yang dapat mengambil
sesuatu bagi dirinya, kalau tidak dikaruniakan kepadanya dari sorga.
Kemudian Yohanes berkata lagi di ayat 30: ”Ia harus makin besar,
tetapi aku harus makin kecil.”
Nasehat Ny. Ellen G. White dalam buku Alfa dan Omega Jilid 5,
halaman 183 dan 184 berikut ini perlu kita simak secara cermat:
“Yohanes dipanggil untuk memimpin sebagai seorang pembaru. Oleh
karena ini, murid-muridnya ada dalam bahaya mengarahkan perhatian
mereka kepadanya, dengan merasa bahwa sukses pekerjaan itu
tergantung pada segala usahanya, lalu lupa bahwa ia hanyalah suatu alat
yang digunakan Allah dalam pekerjaan-Nya. Akan tetapi pekerjaan
Yohanes tidaklah cukup untuk meletakkan dasar jemaat Kristen. Setelah
ia melaksanakan tugasnya, satu pekerjaan yang lain harus dilakukan,
yang tidak dapat dilaksanakan oleh kesaksiannya. Murid-muridnya
tidak mengerti akan hal ini waktu mereka melihat Kristus datang untuk
mengambil pekerjaan itu, mereka merasa cemburu dan kecewa.
Bahaya yang sama masih ada sekarang. Allah memanggil seseorang
untuk melakukan suatu pekerjaan tertentu; dan setelah pekerjaan itu
dilakukannya sejauh yang sanggup dilakukannya, Tuhan membawa
orang-orang lain pula, untuk melakukannya lebih jauh lagi. Tetapi,
seperti halnya dengan murid-murid Yohanes, banyak orang yang
merasa bahwa sukses pekerjaan itu tergantung pada pengerja yang
terdahulu itu. Perhatian ditujukan kepada manusia gantinya kepada
Tuhan, perasaan cemburu masuk, lalu pekerjaan Allah pun ternodalah.
Orang yang dengan demikian dihormati berlebih-lebihan itu, tergoda
untuk memelihara kepercayaan pada diri sendiri. Ia tidak menyadari
ketergantungannya kepada Allah. Orang diajar untuk bersandar pada
manusia untuk mendapat bimbingan dan dengan demikian mereka
terjerumus ke dalam kekeliruan, dan tersesat jauh dari Allah.
Pekerjaan Allah hendaknya jangan memakai peta dan ukiran manusia.
Kadang-kadang Tuhan akan menggunakan alat-alat yang lain, yang
olehnya
maksud-Nya
dapat
dilakasanakan
sebaik-baiknya.
Berbahagialah mereka yang sudi bila dirinya direndahkan, dengan
berkata bersama Yohanes Pembaptis, ”Ia harus makin besar, tetapi aku
harus makin kecil.”
Sifat dan sikap sportivitas yang telah dikembangkan oleh para pimpinan
terdahulu kami salut setinggi-tingginya karena demikianlah umat-umat
Tuhan yang telah berjuang dan berdedikasi untuk kemajuan pekerjaanNya di masing-masing bidang. Kalau dunia boleh tunjukkan sportivitas
yang tinggi, lebih-lebih lagi pengerja dan umat Tuhan. Pekerjaan ini
adalah milik Tuhan dan segala jerih lelah kita dicatat oleh-Nya di dalam
buku Kehidupan. Mari kita teliti ayat terakhir ini dalam Pilipi 4:3
”Bahkan, kuminta kepadamu juga, Sunsugos, temanku yang setia:
tolonglah mereka. Karena mereka telah berjuang dengan aku dalam
pekabaran Injil, bersama-sama dengan Klemens dan kawan-kawanku
sekerja yang lain, yang nama-namanya tercantum dalam kitab
kehidupan.” . ***
Edisi 310 – 3 Oktober 2014
S
urga bertaburan emas
permata, tapi hidup
bersama Yesus itulah
yang utama - bila
aku diundang kesana,
sekarang
juga
kita
berangkat bersama” adalah
kata-kata syair penutup
yang dibawakan dengan
lancar oleh seorang anak
kelas satu pada Sabat Pendidikan beberapa waktu yang lalu
disebuah Jemaat. Acara yang dikemas begitu apik berupa
pementasan drama singkat, pidato, menghapal ayat hapalan,
syair dan lagu di ikuti dengan cermat oleh hadirin. Ada orang
tua yang tersenyum bangga, ada yang meneteskan air mata haru
sekaligus berdoa bagi masa depan anak-anak mereka. Ya, anakanak adalah masa depan jemaat. Sekarang mereka dituntun
besok akan memimpin.
Sudahkah jemaat memberi perhatian dan sokongan semestinya
kepada anak-anak kita?. Barangkali “ia” namun mungkin juga
belum. Dibanyak tempat kita lalai mengikutkan mereka pada
program jangkauan keluar, penggembalaan dan acara-acara
jemaat. Kemudian kita kaget dan panik melihat mereka telah
beranjak menjadi ABG. Lalu kita menjejalkan mereka dengan
uang, materi mengangankan “mempertahankan” mereka dari
gemilaunya gemerlapan duniawi. Kita khawatir mereka akan
lebih tertarik kepada “dunia” daripada gereja oleh melihat
6
asesoris aneh yang bergantungan pada tubuh mereka. Lalu
pernakah kita menyadari bahwa keadaan fatal ini karena
kelalaian yang dibuat ketika mereka masih kecil, diwaktu masih
kanak-kanak. Kenapa kita tidak menunjukkan urgensi yang
sama ketika mereka masih kecil sama dengan yang dibuat ketika
mereka mencapai umurbelasan tahun.
Tak dapat disangkal bahwa jemaat perlu secara aktif
mengupayakan pelayanan yang mantap dan berkesinambungan
kepada mereka. Terobosan ide baru perlu diimplimentasi untuk
menarik minat anggota dalam menjaga anak-anak. Bahanbahan acara SS, alat peraga, program kelas kemajuan disemua
tingkatan, penyediaan sarana camping, peralatan tenda, outing,
retreat untuk mereka dibeberapa jemaat menjadi porsi terbesar
dalam anggaran jemaat. Hal yang tak kalah pentingnya adalah
pengaruh orang tua memantulkan Yesus kepada rekaman tabiat
mereka. Interaksi mereka dengan orang dewasa dari sabat ke
sabat akan memberi impresi kuat mengenai “gereja” yang akan
dibawa sampai mereka menjadi besar.
Pernah lihat kuda berbelang? Itu namanya Zebra. Ketika lahir,
ada dua hal penting yang harus dilakukan anak Zebra pada 15
menit pertama. Yaitu berusaha untuk berdiri dan yang kedua
adalah merekam dalam ingatan bentuk belang sang Ibu. Hal ini
harus dipastikan oleh ibunya supaya dia tau siapa yang
melahirkannya karena setiap Zebra mempunyai belang yang
berbeda. Dengan demikian si kecil tidak akan terlantar karena
mengikuti belang yang lain. Untuk itu ibu Zebra harus
Edisi 310 – 3 Oktober 2014
melindungi anaknya pada menit-menit awal supaya hanya
belangnya saja yang dilihat sang bayi sebab ada banyak zebra
lain yang ingin melihat lahirnya bayi yang baru.
Sebagai
anggota jemaat barangkali kita perlu belajar dari Zebra – yakni,
memastikan bahwa anak-anak kita mendapatkan rekaman
kerohanian yang benar dari kita orang tua pada waktu mereka
kecil, yang akan selalu diingat sepanjang hidup mereka.
Memenangkan pergumulan kerohanian ketika berada di masa
remaja sangatlah tergantung kepada rekaman yang tepat ketika
mereka masih kanak-kanak.
Kalau soal makanan bergizi, mainan serta pakaian mungkin kita
inginkan yang terbaik dan sudah diberikan pada anak-anak kita.
Tetapi bagaimana dengan pendidikan tabiat mereka? Apakah
cukup kita percayakan kepada pembantu, baby sitter atau orang
lain untuk mengisi mereka dengan self-control, discipline,
humility, honesty, responsibility? Rentang umur yang paling
penting dalam pendidikan anak adalah tujuh tahun pertama
dalam kehidupan mereka. Dalam masa inilah tabiat anak
dibentuk untuk sepanjang
masa hidupnya. “Deny them
anything rather than the education that they should receive in
their earliest years”– Child guidance p.17.
Selanjutya
dianjurkan agar dengan berhati-hati dan kasih sayang orang tua
memberi pendidikan yang mengangkat mereka kepada sukses.
“Not by scolding, for it will do no good. Talk to your children
as if you had confidence in their intelligence. Deal with them
kindly, tenderly, lovingly” Child guidance p. 33.
Kelihatannya sepele menggunakan waktu dengan anak-anak
tetapi itu akan berarti banyak bagi mereka. Bukankah sering kita
mendengar mereka katakan kepada guru mereka yang setiap
hari member teladan “When I grow up I want to be a teacher
like you”. Para orang tua, guru-guru mempunyai tanggung
jawab memberi pengaruh positif mengenai Yesus dalam
kehidupan mereka melalui setiap acara yang disediakan. Coba
lihat ketika cerita anak-anak di bawakan, apakah mata mereka
kepada pembawa cerita? Mungkin kurang diperhatikan karena
ceritanya dibawakan dalam bahasa orang dewasa. Orang besar
langsung ketawa, tersenyum menangkap sari dari cerita
sementara untuk anak-anak, bagi mereka cerita itu hanya lewat
diatas kepala. Jangan heran bila pada lima belas menit acara
cerita anak, mereka hanya bermain, bergulingan, lari bolak
balik kepada orang tua, naik di mimbar dan melompat. Ada
anjuran: Remember that children can only listen one minute for
every year of their age!. Jadi, anak umur 4 tahun hanya dapat
mendengar dengan baik cerita yang panjangnya 4 menit.
Pendidikan yang benar bukan hanya disampaikan melalui
ucapan semata tetapi sikap. Ujar China berkata “Words teach,
example attracts”.
Kata-kata itu penting namun akan
kehilangan arti tanpa keteladanan. Itu sebabnya keluarga adalah
pusat ke Kristenan dimana anak-anak bertumbuh. Masa kanakkanak adalah masa mereka mengisi tabiat mereka. Sudah pasti
bukan pertunjukan kekerasan, kata-kata kasar, pertengkaran
yang mereka perlukan untuk di panuti tetapi principle of love,
faithfulness, mutual respect and friendship. ***
7
Edisi 310 – 3 Oktober 2014
Artikel Rohani
BIBLICAL SABBATH: ADVENTIST PERSPECTIVE
(SABAT ALKITAB:
PERSPEKTIF ADVENT)
Oleh: Ángel Manuel Rodríguez, Ph.D,
(Mantan Direktur Lembaga Penelitian Alkitab Dari General
Conference)
Satu Makalah Yang Dipaparkan Pada Percakapan Antara
Advent dan Katholik,
Mei 2002 di John Knox Center di Jenewa, Swiss
(Diterjemahkan Oleh: Pdt. Kalvein Mongkau, S.Ag)
Lanjutan ….
Markus 3:1-6//Matius 12:9-14//Lukas 6:611:
Cerita mengenai penyembuhan terhadap
seseorang dengan tangan yang lemah.
Diskusi berkenaan dengan apakah absah
menurut hukum atau apa yang diijinkan
selama Sabat, dan maksud utamanya adalah
untuk mendemostrasikan bahwa Yesus
benar-benar adalah Tuhan atas hari Sabat,
yakni mengatakan bahwa Dialah yang
menentukan bagaimana Sabat harus disucikan. 1 Di dalam
proses hukum tersebut tidak ditantang atau dikesampingkan
oleh Dia. Halakah Yahudi mengijinkan penyembuhan selama
Sabat ketika kehidupan sedang terancam. 2 Menurut Markus
Yesus mempertimbangkan “Manakah yang diperbolehkan pada
hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan
nyawa orang atau membunuh orang?”3 Melakukan kebaikan
tidak menunggu sampai akhir hari Sabat petang, sebab
melakukan kebaikan tidaklah sepadan dengan Sabat! Misi
mesianis-Nya adalah untuk memulihkan kepenuhan suatu
kehidupan untuk manusia yang menderita dan Sabat bersaksi
1
Eduard Lohse, "Sabbaton," dalam Theological Dictionary of the
NT, vol. 7, diedit oleh Gerhard Friedrich (Grand Rapids, MI: Eerdmans,
1971), hlm. 24.
2
Davies and Allison, Matthew, vol. 2, hlm. 318, dan Yang, Jesus
and the Sabbath, hlm. 200.
3
Marcus, Mark 1-8, hlm. 252. Ia menambahkan, “Jikalau Yesus
adalah ‘Allah yang suci,’ yang kesucian-Nya mengimplikasikan kehancuran
apokaliptik dari roh-roh jahat dan penyakit (bandingkan Markus 1:24),
kemudian penyembuhan hari Sabat-Nya dan menyucikan hari itu” (hlm. 252253).
8
kepada kegiatan penebusan itu. Tradisi-tradisi manusia
bukanlah beban yang membatasi pekerjaan-Nya demi
kemanusiaan yang menderita.4 Matius lebih eksplisit di dalam
penolakkan terhadap aturan-aturan halakah oleh menanyakan
apakah seseorang yang mempunyai domba yang jatuh ke dalam
sumur selama Sabat tidak akan mau mengangkatnya dari sumur
itu (Matius 12:11).5 Maksudnya adalah bahwa manusia adalah
lebih bernilai dari seekor domba dan kesimpulan yang Ia tarik
dari itu adalah “adalah baik berbuat baik pada hari Sabat.”
Secara jelas Yesus tidak sedang menolak atau memodifikasi
hukum Sabat tetapi menentukan bagaimana itu seharusnya
disucikan secara wajar.6
John 5:1-18: Di dalam Injil Yohanes kita menemukan
dua insiden penting terkait dengan pertentangan-pertentangan
Sabat. Pertama adalah penyembuhan seorang buta di kolam
Bethesda pada hari Sabat. Ketika tuduhan dengan pelanggaran
Sabat Yesus membenarkan tindakan-Nya sambil mengatakan,
Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, dan Akupun bekerja juga.”
(Yohanes 5:17). Beberapa komentar atas pernyataan itu adalah
di dalam aturan. Pertama, itu diterima oleh orang Yahudi
bahwa pekerjaan Allah tidak diganggu oleh Sabat, sehingga
peranan-Nya sebagai Hakim dan Penyokong dari dunia yang
tak pernah berhenti.7 Yesus membenarkan pekerjaan rahmatNya selama Sabat oleh mengidentifikasinya dengan pekerjaan
Bapa-Nya, sehingga membuat sebuah pernyataan Kristologis
secara mendalam berkenaan hubungan dengan Bapa-Nya.
Mereka berdualah yang menyelenggarakan pekerjaan
penebusan.8
4
Davies dam Allison percaya bahwa dalam kasus ini Yesus tidak
sedang menghadapi “kehendak Allah seperti yang dinyatakan di dalam
Torah melainkan ‘aturan-aturan manusia.’ Tidak di mana pun dalam Kitab
Suci yang melarang penyembuhan pada hari Sabat, khususnya jikalau tidak
ada lagi yang dilibatkan dari menanyakan seorang manusia untuk
merentangkan tangannya. . . Yesus terbukti mencari kesempatan-kesempatan
untuk menggambarkan bagaimana guru-guru palsu halakah lisan dapat
mempertentangkan kasih (Matthew, vol. 2, hlm. 318).
5
Tradisi-tradisi Yahudi pada isyu ini adalah bertentangan.
Beberapa mengajarkan bahwa adalah benar untuk memberi makan hewan
sementara di dalam lubang tetapi tidak untuk mengangkatnya dari lubang itu,
sementara yang lainnya percaya bahwa adalah benar untuk mengeluarkanya
dari lubang. Beberapa menyarankan bahwa adalah adalah dapat
diperbolehkan melemparkan sesuatu ke dalam lubang itu sehingga hewan itu
dapat mengeluarkan dirinya sendiri dari lubang itu. Lihat, Lohse,
"Sabbaton," hlm. 25, dan Davies and Allison, Matthew, vol. 2, hlm. 320.
6
Harrington, "Sabbath Tensions," hlm. 49-50, berkomentar,
“Prinsip umumnya bahwa adalah diperbolehkan untuk melakukan sesuatu
yang baik pada hari Sabat. Prinsip ini menganggap bahwa Sabat masih
dipelihara oleh orang-orang Kristen di masa Matius tetapi bahwa aturanaturan Sabat dapat ditolak oleh keperluan untuk melakukan kebaikan.”
Adalah lebih baik untuk menemukan di sini sebuah penjelasan dari
pemeliharaan Sabat yang benar.
7
Lihat Lohse, "Sabbaton," hlm. 27.
8
Pekerjaan yang Yesus sedang rujuk bukanlah pekerjaan penciptaan
tetapi pekerjaan penciptaan kembali atau penebusan, sebagaimana yang
didemonstrasikan di antara yang lainnya oleh Mario Veloso, El compromiso
cristiano: Un estudio sobre la actualidad misionera en el evangelio de San
Juan (Argentina: Zunino Ediciones, 1975), hlm. 122-130. Samuelle
Bacchiocchi berkomentar, “Kristus menerapkan ‘pekerjaan’ Bapa-Nya
bukan untuk menghapuskan tetapi memperjelas fungsi Sabat. Untuk
memahami pembelaan Kristus, seseorang harus mengingat bahwa Sabat baik
Edisi 310 – 3 Oktober 2014
Kedua, fakta bahwa Allah bekerja “sampai sekarang”
menunjukkan bahwa pekerjaan rahmat dan penebusan-Nya
tidak pernah dipertimbangkan oleh Dia untuk menjadi tidak
sepadan dengan pemeliharaan manusia terhadap hukum Sabat.
Oleh implikasi pekerjaan penebusan Yesus selama Sabat
bukanlah tidak sepadan dengan pemeliharaan Sabat yang wajar.
Karena itu Yesus tidak menghapuskan Sabat. 9
Melalui
tindakan-Nya ia menyatakan bahwa “hukum Sabat bukan
berarti tidak melakukan apa-apa (aria), tetapi melakukan
pekerjaan Allah.”10
Ketiga, perdebatan antara Yesus dan orang-orang
Yahudi pada insiden ini diringkaskan di dalam Yohanes 7:1924, di mana Yesus secara eksplisit berargumen bahwa
pemeliharaan Sabat itu sepadan dengan pekerjaan rahmat dan
kasih-Nya. Dia membenarkan pekerjaan-Nya pada hari Sabat
oleh rujukan kepada hukum sunat yang di dalam beberapa
kasus mengijinkannya diselenggarakan selama hari Sabat,
menggantikan hukum tersebut. Maksudnya bahwa “jikalau
sunat, mencakup hanya seorang dari anggota-anggota manusia,
diijinkan, betapa lebih lagi penyembuhan terhadap seluruh
manusia.”11 Apakah Yohanes sedang menunjukkan bahwa
“pekerjaan penyembuhan Yesus pada hari Sabat tidak dapat
bahkan terkait sebagai pelanggaran Hukum. Yesus sedang
memenuhi maksud-maksud paling dalam Allah, dapat diakui di
dalam Torah itu sendiri.”12
Yohanes 9: Yesus menyembuhkan seorang buta pada
hari Sabat oleh oleh meremas abu dengan ludah,
menempatkannya pada kedua mata orang buta itu dan
mengirimkannya untuk membasuhnya di kolam Siloam.
Raymond F. Brown mendaftarkan tiga alasan mengapa orangorang Yahudi menuduh Yesus dengan memelihara Sabat.
Pertama, Yesus, dapat saja menunggu sampai penutupan Sabat
untuk menyembuhkan dia; kehidupan manusia tidak terancam.
Kedua, peremasan dilarang pada hari Sabat; ketiga, di dalam
dengan penciptaan (Kej. 2:2-3; Kel. 20:11) dan penebusan (Ulangan 5:15).
Sementara itu oleh gangguan dari semua kegiatan sekuler orang Israel
sedang mengingat Pencipta-Allah, oleh tindakan dengan rahmat terhadap
sesama manusia-ia sedang meniru sang Penebus-Allah. . . pada dasar teologi
ini Sabat diakui oleh orang-orang Yahudi, Kristus membela legalitas dari
‘pekerjaan’ yang Ia dan Bapa-Nya selenggarakan tehadap Sabat” (The
Sabbath Under Crossfire [Berrien Springs, MI: Biblical Perspective, 1998],
hlm. 164-165).
9
D. A. Carson, "Sabbath in the Four Gospels," hlm. 82.
Argumentasinya yaitu bahwa Yesus di sini tidak sedang mengkaitkan diriNya dengan pertanyaan apakah Sabat harus dipelihara atau tidak.
10
W. Stott, "Sabbath," dalam New International
Dictionary of NT Theology, vol. 3, diedit oleh Colin Brown (Grand
Rapids, MI: Zondervan, 1971), hlm. 409.
11
Rudolf Schnackenburg, The Gospel According to John,
vol. 2 (New York: Seabury Press, 1980), hlm. 134.
12
Ibid. Ini juga adalah pandangan dari Raymond E.
Brown, The Gospel According to John 1-12 (Garden City, NY:
Doubleday, 1966), hlm. 317, yang menyarankan bahwa “Yohanes
mewarisi lebih baik dari pada yang dilakukan Sinoptik di dalam
menyingkapkan maksud penyembuhan pada hari Sabat. Bukanlah sebuah
pertanyaan utama dari liberalisasi sentimentil dari hukum yang keras dan
kaku. Mujizat-mujizat-Nya pada hari Sabat adalah kelengkapan dari
maksud penebusan untuk mana Hukum diberikan.”
9
beberapa kasus meminyaki mata pada hari Sabat dikutuki; dan
pada akhirnya, seseorang “tidak boleh menaruh ludah pada
mata pada hari Sabat.”13 Ini menunjukkan bahwa Yesus sedang
merombak Sabat hanya di hadapan mata para pemimpin
Yahudi, tetapi implikasi-implikasi tersebut ialah Ia sendiri tidak
sedang melanggar Taurat;
ia sedang menyelenggarakan
pekerjaan-pekerjaan Allah (Yoh. 9:3). Apa yang Yohanes
sedang pertentangkan “adalah cara memelihara, dan bukanlah
fakta tentang pemeliharaan Yesus akan hari Sabat.” 14
2. Orang-Orang Yahudi Kristen Lainnya
Tinjauan ringkas kami terhadap pertentanganpertentangan Sabat di dalam Injil sudah mendemonstrasikan
bahwa paling kurang, komunitas Matius, dibentuk secara utama
oleh orang-orang percaya Yahudi, yang sedang memelihara
Sabat. Tidak ada indikasi yang hendak menyokong pandangan
bahwa menurut Markus dan Yohanes Yesus sudah
menghapuskan hukum Sabat. Malahan Lukas secara eksplisit
menyatakan bahwa wanita yang mengikuti Yesus ke salib
melihat di mana Ia dikuburkan kemudian “kembali dan
menyediakan rempah-rempah dan wangi-wangian. Dana pada
hari Sabat mereka beristirahat menurut hukum.” (Lukas
23:56). Kita juga membaca mengenai praktek Paulus yang
pergi ke sinagog pada hari Sabat, yang tidak sekedar berarti
bahwa ia pergi di sana untuk menjadikan murid-murid Kristen
tetapi juga oleh sebab sebagai orang Yahudi ia memelihara
Sabat (Kisah 13:14, 44; 16:13; 17:2; 18:4). Adalah benar
bahwa “kebebasan yang dituntut oleh Yesus dengan
menghormati lembaga Sabat, di dalam seluruh Injil, salah satu
dari keluhan utama bahwa ahli-ahli Taurat dan orang-orang
Farisi melawan Dia. Betapapun, tidak ada indikasi bahwa
Yesus sudah merombak malahan bahwa Ia sekedar merindukan
untuk merombaknya dengan pemeliharaan terhadap hukum
ketiga dari Dekalog. Maupun tidak ada bukti bahwa ia
meminta atau bahkan mengijinkan murid-murid-Nya
melakukan demikian. Agaknya ada yang bertentangan dengan
kasus tersebut.”15
B. Orang-Orang Kristen Asal Kafir dan Pemeliharaan
Apakah orang-orang Kristen asal Kafir memelihara
Sabat selama zaman rasul-rasul? Seperti yang diindikasikan
oleh para sarjana Alkitab di atas yang hendak membenarkan
bahwa orang-orang Yahudi-Kristen memelihara Sabat tetapi
pemeliharaannya tidak dituntut terhadap para petobat Kafir.
Kesimpulan secara utama didasarkan pada kebungkaman
Perjanjian Baru berkenaan dengan tuntutan tersebut bagi orangorang Kafir. Tetapi argumen dari kebungkaman tersebut
bukanlah sesuatu yang menentukan sebab itu dapat juga
ditafsirkan sebagai saran bahwa pemeliharaan Sabat oleh
13
Brown, John 1-12, hlm. 373.
Harrington, "Sabbath Tensions," hlm. 55. Menurut dia,
Yohanes mengambil “institusi Sabat seperti sesuatu yang sudah
‘diberikan’” (hlm. 54).
15
Sales, "Sabbath," hlm. 37.
14
Edisi 310 – 3 Oktober 2014
seluruh orang Krsiten diterima selalu benar. Adalah benar
bahwa hukum itu dikutip dalam Perjanjian Baru tetapi itu
bukanlah hukum melawan penyembahan terhadap patungpatung yang disebutkan secara eksplisit atau yang disebutkan di
mana saja di dalam tulisan-tulisan para rasul.
Beberapa orang sudah menemukan maknanya bahwa
dekrit kerasulan yang tercatat di dalam Kisah 15:20, 28-29
tidak menyebutkan Sabat sebagai sebuah tutututan bagi orangorang Kristen asal Kafir. Kita harus menyebutkan kembali
bahwa maksud dari konsili tersebut adalah bukanlah
menentukan apa yang harus diharapkan terhadap orang-orang
Kristen asal Kafir dengan penghormatan akan Torah, tetapi
untuk mengatur perilaku mereka di dalam cara sedemikian rupa
bahwa itu tidak akan menjadi hinaan melawan orang-orang
Kristen asal Yahudi. Ada lagi yang secara tegas hendak
menciptakan lebih berselisih antara orang-orang percaya asal
Yahudi dan asal Kafir dari pada pelanggaran oarng Kristen asal
Kafir terhadap kesucian Sabat. Tidak ada bukti di dalam
Perjanjian Baru untuk mendemonstrasikan pertentangan
tersebut
sedang
berlangsung. 16
Kita juga menyebutkan kembali sejarah pada periode
mula-mula ini di dalam sejarah gereja kebanyakan orang-orang
Kristen asal Kafir yang menjadi orang-orang Kristen adalah
“orang-orang yang takut akan Allah” yang secara serius tertarik
kepadaYudaisme dan yang menghadiri sinagog dan sedang
memelihara Sabat sebelum mereka menjadi orang-orang
Kristen (Kisah 16:14; 18:2, 4).17 Sebagai tambahan bahwa
banyak orang Kafir yang bertobat menjadi Yudaisme proselit,
juga menjadi orang-orang Kristen dan secara jelas mereka
adalah para pemelihara Sabat. Adalah sulit untuk memahami
bagaimana gagasan bahwa para petobat Kristen yang baru ini
sudah diajarkan bahwa pemeliharaan Sabat tidak relevan lagi
bagi mereka tanpa bukti apapun dari Perjanjian Baru yang
menyokongnya.
Tidak ada bukti juga yang mengindikasikan bahwa
beberapa tipe dari pemeliharaan Sabat sudah dipraktekkan di
antara orang-orang Kafir yang sudah tertarik kepada Yudaisme
di dalam cara apapun tetapi yang tertarik kepada beberapa
gagasannya.
Karena Diaspora orang-orang Yahudi sudah menjadi
sangat terlihat di seluruh Kekaisaran Roma 18 dan kemungkinan
itu agak berpengaruh. Negara tersebut mengakui pentingnya
Sabat yang mengharuskan orang-orang Yahudi memeliharanya
dan mengecualikan mereka dari wajib militer, dari
16
Perdebatan berkisar sunat di dalam Perjanjian Baru
menggambarkan apa yang terjadi saat tanda fundamental dari identitas
Yahudi ditolak oleh para rasul. Penolakan yang sama terhadap hukum Sabat
akan menciptakan lebih dari sebuah pertentangan yang hebat dan sulit.
Bandingkan Turner, "Law in Luke/Acts," hlm. 127-128.
17
Bandingkan Horst Balz, "Sebomai worship, revere," dalam
Exegetical Dictionary of the NT, vol. 3, hlm. 236. Di mana seorang yang
takut akan Allah didefinisikan sebagai “seorang kafir yang bersimpati
terhadap sinagog, yang betapapun, tidak memelihara Torah di dalam
keseluruhannya dan yang di atas semuanya tidak tunduk kepada sunat.”
18
Ini diakui oleh Strabo dalam Antiquities XIV.7, 2; band. Sibyl Or
III.271.
10
menampakkan diri di pengadilan selama Sabat, dan mereka
tidak dituntut bekerja selama hari ketujuh. 19 Pemeliharaan
Sabat mereka menjadi dikenal dan banyak orang non Yahudi,
di bawah pengaruh orang-orang Yahudi, tidak bekerja pada hari
Sabat, mungkin sebab mereka berpikir itulah hari ketidakberuntungan atau untuk alasan-alasan takhayul lainnya.20
Jikalau orang-orang Kafir tidak diharapkan memelihara Sabat
kita harus sanggup untuk menemukan beberapa bukti untuk itu
di dalam Alkitab Perjanjian Baru. Apa yang kita temukan
adalah sebaliknya. Jika kita kembali kepada pertentangan–
pertentangan Sabat di dalam Injil-Injil itu tidak akan sulit
untuk menyadari bahwa pertanyaan yang diperdebatkan antara
Yesus dan para pemimpin Yahudi bukanlah apakah adalah
suatu keharusan untuk memelihara Sabat tetapi bagaimana
Sabat itu harus dipelihara.21 Inilah sesuatu yang kita hendak
harapkan untuk menemukan di dalam Markus dan Lukas yang
secara utama tidak ditanyakan oleh audensi (pendengar) kafir.
Kita akui bahwa di dalam pertentangan-pertentangan itu isyuisyu teologis lain tercakup dan bahwa di dalam beberapa kasus
Sabat adalah bagaikan sebuah timah bagi isyu-isyu teologis
lebih dalam, sebagai contoh, otoritas Yesus dan peranan
mesianis-Nya. Betapapun, fakta bahwa para penulis Injil
menyeleksi
pertentangan-pertentangan
Sabat
untuk
menyampaikan pekabaran mereka juga mengindikasikan bahwa
topiknya sesungguhnya sangat hidup-hidup di komunitas19
Lihat Jean Juster, Les Juifs dans l'empire romain, leur condition
juridique, economique et sociale, vol. 1 (Paris: Geuthner, 1914), hlm. 409430; and M. J. Cook, "Judaism, Hellenistic," dalam The Interpreter's
Dictionary of the Bible: Supplementary Volume, diedit oleh Keith Crim
(Nashville, TN: Abington, 1976), hlm. 506.
20
Lihat Willy Rordorf, Sunday, 29. Atas pengaruh Sabat terhadap
dunia kekafiran lihat Victor A. Tcherikover, "The Sambations," dalam
Corpus Papyorum Judaicurum, vol. 3 (Cambridge: Harvard University
Press, 1964), hlm. 43-53.
21
Specht, "Sabbath in the NT," hlm. 94, secara benar menyatakan,
“Kemudian apakah isyunya? Secara sederhana itu adalah cara pemeliharaan
Sabat. Pertanyaannya bukanlah haruskah Sabat dipelihara? Melainkan,
adalah bagaimana seharusnya Sabat dipelihara?” Konsep ini sudah diuji
secara berhati-hati oleh Harold Weiss, dalam tulisannya berjudul "The
Sabbath in the Synoptic Gospels," Journal for the Study of the NT 38
(1990):13-27. Pada pendahuluannya berkomentar yang pantas mengutipnya:
“Kebanyakan studi berargumen bahwa Ia [Yesus] menantang secara terbuka
apa yang dirancangkan sebagai ‘pemeliharaan Sabat Yahudi’ dan beberapa
telah berargumen lebih lanjut bahwa oleh melakukan demikian Ia sudah
menyatakan ‘Hukum Yahudi’ sudah usang. Makalah ini mencoba untuk
menunjukkan bahwa bukti atas Sabat di dalam materi-materi Sinoptik tidak
menyokong maksud ini. Sebaliknya, tradisi-tradisi yang dipelihara di dalam
Sinoptik memperjelas bahwa orang-orang Kristen mula-mula yang
mengikuti Yesus menganggap pasti keabsahan hukum Sabat. Apa yang
cerita-cerita di dalam sinoptik tunjukkan kepada kita adalah bahwa mereka
tetap melanjutkan untuk berdebat kegiatan-kegiatan mana yang
diperbolehkan pada hari Sabat” (hlm. 13). Saldarini, "Rabbinic Literature,"
sudah menunjukkan pendebatan-perdebatan yang berkenaan dengan Sabat di
kalangan Yahudi itu berpusatkan pada bagaimana memelihara Sabat dan
bahwa secara khusus “Injil Matius mencocokkan dengan tradisi yang sedang
berkembang mengkhususkan sifat pemeliharaan Sabat (hlm. 199). Ia
menambahkan, Matius tidak menyerang pemeliharaan Sabat sedemikian
rupa tetapi penafsian-penafsiran hukum Sabat yang merupakan perbedaan
dengan penafsiran yang dilakukan di dalam nama Yesus. . . ia tidak setuju
dengan guru-guru Yahudi lain tentang tuntutan-tuntutan pemeliharaan Sabat
yang pasti.” (hlm. 203).
Edisi 310 – 3 Oktober 2014
komunitas yang mereka sedang alamatkan. Secara lebih
signifikan, cara yang mereka kaitkan dengan pokok
pembicaraan Sabat mengisyaratkan komunitas-komunitas itu,
baik orang Yahudi maupun orang Kafir, sama-sama di dalam
kebutuhan akan instruksi berkenaan dengan pemeliharaan
Sabat. Isyu mendasar nampakannya sedang terjadi apakah
mereka harus mengikuti tradisi-tradisi Yahudi, halakah, atau
tidak. Para penulis Injil
menggunakan pelayanan dan
pengalaman menginstruksikan mereka atas bagaimana
memelihara Sabat sebagai orang-orang Kristen. Di dalam
Alkitab Perjanjian Lama Allah mencontohkan pemeliharaan
Sabat seudah pekerjaan penciptaan-Nya, sekarang di dalam
Perjanjian Baru Yesus dipaparkan sebagai model untuk diikuti
di dalam pemeliharaan Sabat yang wajar.
Sebuah pandangan ringkas pada Injil Lukas, dituliskan
untuk orang-roang Kristen asal kafir, penyokong argumen
utama kami. Kata “Sabat” muncul di dalam Injil Lukas 21 satu
kali dan 8 kali kemunculan tambahan di Kisah Para Rasul.
Lukas memperkenalkan (4:6) dan menutup pelayanan Yesus
(23:54) dengan referensi-referensi kepada Sabat dan kemudian
menambahkan bahwa wanita yang berhenti pada hari Sabat
“menurut hukum” (23:56). Lukas menjelaskan Yesus dan para
pengikut-Nya sebagai para pemelihara Sabat menurut
kebiasaan.22
Jika kita menguji pertentangan-pertentangan
Sabat di dalam Injil itu tidak akan menjadi sulit untuk
mengindentifikasi salah satu dari isyu-isyu kunci di dalam
diskusi-diskusi tersebut. Dalam Lukas 6:2 orang-orang Farisi
bertanya kepada Yesus, "Mengapa kamu berbuat sesuatu yang
tidak diperbolehkan pada hari Sabat?" Di dalam insiden kedua
tercatat di dalam Lukas 6:6-11, Yesus bertanya kepada orangorang Farisi, "Aku bertanya kepada kamu: Manakah yang
diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat,
menyelamatkan nyawa orang atau membinasakannya?" Di
dalam kedua kasus yang berkenaan tersebut pemeliharaan Sabat
adalah wajar dan apakah Sabat harus dipelihara atau tidak. Hal
yang sama diterapkan kepada pertentangan-pertentangan Sabat
adalah unik untuk Lukas. Di dalam Lukas 13:16 Yesus
bertanya, “bukankah setiap orang di antaramu melepaskan
lembunya atau keledainya pada hari Sabat dari kandangnya dan
membawanya ke tempat minuman?,” mengimplikasikan bahwa
itu sah menurut hukum untuk menyembuhkannya pada hari
Sabat. Di dalam kasus akhir, tercatat di dalam Lukas 14:1-6,
kita menemukan pertanyaan yang bersifat lebih tradisional,
“Diperbolehkankah menyembuhkan orang pada hari Sabat atau
tidak?" Itu jelas bahwa dengan penghormatan kepada isyu
mendasarnya adalah sedang mendefinisikan pemeliharaan
Sabat yang wajar.
Ketika Yesus mengatakan didalam Lukas 6:5, “Anak
Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat”
Lukas sedang
mengatakan bahwa Ia memiliki hak secara otoritatif mewakili
maksud ilahi untuk Sabat…Di dalam situasi yang baru ini
Anak Manusia sanggup untuk membuka potensi penuh dari
22
Lihat Bacchiocchi, Sabbath Under Crossfire, hlm.149-150.
11
Sabat sebagai anugerah Allah kepada manusia.” 23 Sabat bagi
Dia adalah hari pembebasan dari penderitaan-penderitaan dan
kebutuhan-kebutuhan, sebuah jaringan untuk tindakan-tindakan
yang mengasihi. Referensi-referensi kepada Sabat di dalam
injil-injil secara jelas menunjukkan bahwa komunitaskomunitas Kristen diprihatinkan dengan hal itu. Seseorang
dapat saja berargumen bahwa mungkin isyunya adalah apakah
seseorang harus atau tidak harus memelihara Sabat, atau sebuah
konflik antara gereja dan sinagog,24 tetapi bukti secara jelas
menyokong
keyakinan
bahwa
Injil-Injil
sedang
menginstruksikan kepada orang-orang Yahudi Kristen dan
Kristen asal Kafir tentang bagaimana memelihara Sabat.25
C. Ringkasan
Perjanjian Baru berisikan bukti yang tak dapat
dibantah kepada efek bahwa Yesus dan murid-murid
memelihara Sabat hari ketujuh.
Itu juga jelas bahwa
komunitas-komunitas Yahudi Kristen juga memelihara Sabat
selama periode rasul-rasul. Praktek tersebut harus dijelaskan di
luar argumen bahwa itu adalah hasil dari pemahaman yang
miskin akan implikasi-implikasi Injil Yesus pada hukum
keyahudian. Yesus, menurut Injil-Injil, memelihara Sabat dan
menjadikannya satu hari di dalam mana Ia membawa
perhentian kepada orang-orang sakit dan kepada mereka yang
tertekan oleh kuasa-kuasa kejahatan. Ia mengharapkan para
pengikut-Nya untuk menikmati keuntungan-keuntungan dari
pemeliharaan Sabat yang benar.
Pertentangan-pertentangan Sabat tercatat di dalam
Injil-Injil memiliki maksud mendasar yang mengintruksikan
komunitas-komunitas KristenYahudi dan Kristen asal Kafir ke
mana mereka dikirimkan kepada pemeliharaan hari Sabat yang
wajar.26 Sikap dan pelayanan Yesus selama jam-jam kudus hari
Sabat dicontohkan kepada mereka para pemelihara Sabat
Kristen dan mendemonstrasikan bahwa pendekatan legalistik
terhadap halakah Yahudi bukan untuk diikuti oleh gereja-Nya.
Tidak ada indikasi di dalam pengajaran-pengajaran
dan pelayanan Yesus yang hendak menyokong keyakinan
bahwa Ia sedang menyampingkan Sabat sebagai yang tidak
relevan lagi bagi gereja atau Ia tidak sedang melembagakan
atau merencanakan untuk melembagakan sebuah hari
perhentian yang baru bagi gereja-Nya. Ia mengadakan tindakan
antisipasi pada akhir pelayanan-pelayanan kaabah dan sistem
kurban, apa yang biasa disebut secara seremonial atau hukum
23
Nolland, Luke 1:-9:20, hlm. 258.
Lihat Braddock, Luke, hlm. 176, yang tidak diputuskan.
25
"Di dalam kata lain, paling kurang beberapa orang Kristen, asal
Yahudi dan asal Kafir di dalam dan di luar Palestina, tetap melanjutkan
pelayanan ibadah mereka pada hari Sabat, dan sama seperti orang-orang
Yahudi lainnya dan orang-orang yang takut akan Allah pada saat itu,
diikatkan di dalam mendefinisikan jenis-jenis kegiatan lain apa yang dapat
diselenggarakan secara hukum pada hari itu" (Weiss, "Synoptic Gospels,"
hlm. 23).
26
Pada beberapa rincian berkenaan dengan pemeliharaan Sabat yang
didasarkan pada pekerjaan penebusan Yesus, lihat Bacchiocchi, Sabbath,
Under Crossfire, hlm. 170-172.
24
Edisi 310 – 3 Oktober 2014
upacara. Tetapi hukum Sabat sudah dipegang teguh oleh Dia
sebagai sebuah wahyu permanen dari kehendak Bapa-Nya.
Bersambung….
Artikel Rohani
Frasa ini berasal dari satu kata bahasa Gerika yakni “Hodes”
yang memiliki penerjemahan dalam bahasa Inggris adalah
“Here”atau hither, inthis same spot, in this place, that is. Dalam
penerjemahan KJV menggunakan kata “Here”.
Penggunaan kata Hodes dapat kita temukan dalam banyak ayat
di Alkitab yang beberapanya dapat kita perhatikan juga pada
ayat-ayat berikut ini.
But I say unto you, That “in this place is” (Hodes) one greater
than the temple. Mat 12:6
MENDALAMI BERSAMA
PEKABARAN AJARAN
DASAR GMAHK MELALUI
WAHYU 14:12
Bagian VII
Iman Yesus
The men of Nineveh shall rise in judgment with this generation,
and shall condemn it: because they repented at the preaching
of Jonas; and, behold, a greater than Jonas is “here”(Hodes).
Mat 12:41
The queen of the south shall rise up in the judgment with this
generation, and shall condemn it: for she came from the
uttermost parts of the earth to hear the wisdom of Solomon;
and, behold, a greater than Solomon is “here”(Hodes). Mat
12:42
Dari beberapa ayat yang kita lihat di atas, fungsi penggunaan
kata Hodes ini memberikan indikasi sebagai bentuk untuk
menunjuk kepada fokus yang dimaksud dari suatu
perbandingan dan mempertegas focus itu melebihi dari yang
lainya dalam perbandingan itu.
Melalui gambaran fungsi kata “hodes” ini kita dapat melihat
indikasi dalam penggunaan penerjemahan bahasa Indonesia
untuk Wah 14: 12 menggunakan frasa “yang penting di sini”.
Oleh : Sonny Maromon, STh.
Healing Way Indonesia
Lanjutan…
Fokus Pada Kalimat Kedua Dalam Wahyu 14:12
Dalam hal ini kata dalam ayat ini memberikan indikasi adanya
perbandingan yang terjadi dan menunjukkan bahwa kata /
kalimat selanjutnya setelah kata hodes (yang ditunjuk) adalah
fokus yang dimaksud melebihi yang lainnya (sebuah penegasan
fokus).
Perbandingan apa yang terjadi? Mari kita lihat secara garis
besar beberapa ayat sebelumnya dalam buku wahyu 14 yang
mengemukakan beberapa hal :
Sejauh ini kita telah mengobservasi
kalimat ke 2 pada Wahyu 14:12 dan
melihat bahwa focus dari kalimat itu
adalah peristiwa SALIB KRISTUS
sedang terjadi kepada mereka yang
menyatakan pengalaman penyatuan
Kristus dan “mereka”. Selanjutnya saat
ini marilah mengobservasi kalimat
selanjutnya (kalimat pertama pada ayat
ini) yaitu:
1.
2.
3.
“ yang penting di sini ialah ketekunan orang-orang kudus”
“Yang penting di sini”
Ayat 6, 7 menyatakan adanya pemberitaan Injil yang
kekal
Ayat 8 menyatakan Babilon yang sudah rubuh
Ayat 9-11 menyatakan orang-orang yang menerima
cawan murka Allah
Dan kemudian di tutup dengan ayat 12 yang diawali dengan
kata “Hodes”. Hal ini menunjukkan ayat 12 sebagai satu fokus
yang melampaui hal-hal yang dikemukakan pada ayat-ayat
sebelumnya.
“Ketekunan”
12
Edisi 310 – 3 Oktober 2014
Kata ini berasal dari Bahasa Yunani yaitu “Hupomone” yang
memiliki beberapa penggunaan kata dalam bahasa Inggris
yaitu: cheerful (or hopeful) endurance, constancy -- enduring,
patience,
patient
continuance
(waiting),
remained,
steadfastness.
Jika kita menggunakan arti kata “endure”, maka penerjemahan
yang dapat kita lihat adalah “bertahan” atau tetap, teguh, tidah
goyah.
Arti kata ini memberikan indikasi makna tentang sesuatu yang
tidak berubah-ubah, tetap bertahan secara terus menerus dan
kokoh. Arti kata ini tidak memberikan arti keadaan seperti
sekarang berada pada posisi A, besok berubah pada posisi B,
kemudian lusa kembali lagi ke A, hari berikutnya lagi ke B, dan
seterusnya. Posisi seperti ini bisa juga kita kenal dengan
ungkapan bahasa Indonesia “bagai air di daun talas” (tidak
memiliki posisi/pendirian yang tetap). Namun kata “endure”
menggambarkan keadaan pada waktu sudah berada pada posisi
A, maka akan tetap pada posisi itu tanpa ada perubahan lagi
apapun yang terjadi.
tetap bertahan dan tidak berubah-ubah apapun yang terjadi.
Dengan kata lain ini adalah orang-orang yang dikhususkan,
yang tidak berdosa (tidak melanggar hukum Tuhan) atau tidak
bercacat cela, murni, dan tetap bertahan dalam keadaan itu
(tetap suci dan tidak kembali berbuat dosa lagi) apapun yang
terjadi. Hal inilah yang digambarkan dalam Wahyu 14:5
“And in their mouth was found no guile: for they are without
fault before the throne of God.”Rev. 14:5
Apa artinya tidak bercela?
Mari kita lihat perbandingan dengan kalimat sebelum dan
sesudahnya pada ayat itu…
1. Kalimat sebelumnya…” Dalam mulut mereka tidak ada
dusta”…apa artinya tidak ada dusta. Itu artinya yang ada
hanya kebenaran. Kalau bukan tipu/ dusta berarti benar.
Cuma di mulut? Apakah ini dapat bermakna lain mulut lain
di hati?
“Tetapi apa yang keluar dari mulut berasal dari hati dan
itulah yang menajiskan orang.” Mat 15:18
“Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan
dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan.” Rom
10:10
“Orang-orang Kudus”
Kedua ayat ini menyatakan bahwa hati / pikiran dan mulut
tidak dapat saling mendustai. Keduanya selaras.
Frasa “orang-orang kudus” berasal dari kata “ton Hagion”
yaitu bentukan plural dari kata Hagios yang artinya orangorang yang kudus yang dalam terjemahan KJV menggunakan
kata “the saints”
Jadi bagaimana mulut berkata benar sementara hati /
pikiran berdusta? Itu namanya mulutnya tidak jujur dengan
hati / pikiran (tidak selaras dengan hati / pikiran) …. Dan
itu adalah dusta. Tetapi kembali ayat itu mengatakan mulut
mereka tidak ada dusta (hanya ada kebenaran). Itu artinya
di hatinya/pikirannya juga hanya ada kebenaran.
Sementara jika kita melihat kata orang-orang kudus itu sendiri
tidak dapat terlepas dari gambaran sifat kudus.
Berdasarkan arti kata “Hagios”, maka kudus itu sendiri berarti
dipisahkan, dikhususkan. Makna itu juga berarti sudah selesai
(dari kata hagiazo). Namun gambaran lain dari kata kudus
adalah HADIRAT TUHAN (sebagaimana Musa berjumpa
dengan Tuhan melalui semak belukar yang terbakar dengan
pernyataan
“qodes”
yang
dapat
diartikan
juga
sebagai“sanctuary”).
Kata kudus itu sendiri adalah lawan kata dari kata dosa,
sementara dosa sendiri artinya pelanggaran kepada hukum
Tuhan (1 Yoh 3:4). Dengan kata lain kata kudus itu sendiri
adalah, tidak berdosa (tidak melanggar hukum Tuhan), murni
dan tidak bercacat cela.
Melalui pengertian ini kita dapat melihat bahwa arti orangorang kudus itu sendiri adalah orang orang yang tidak berdosa
(tidak melanggar hukum Tuhan), orang-orang yang murni, dan
tidak bercacat cela.
Jika kita mulai membaca kata “endure” dan ”the saints” yang
disambung seperti dalam ayat 12, maka kita dapat melihat
dengan jelas hal ini menggambarkan tentang orang kudus yang
13
Kata tidak bercacat cela melalui rangkaian kalimat ini
mengindikasikan tentang kebenaran hati / pikiran
(tabiat/sifat).
2.
Kalimat sesudahnya… “Di hadapan tahkta Allah”. Frasa
ini tidak terdapat di terjemahan alkitab bahasa Indonesia.
Tetapi sangat jelas tertulis di dalam terjemahan KJV dan
text bahasa aslinya.
Kalimat ini mengindikasikan hanya kesucianlah yang dapat
berterima di hadapan hadirat Allah. Gambaran ini secara
jelas digambarkan dalam pembelajaran Bilik yang maha
suci yang oleh mana tahkta Tuhan digambarkan dengan
tabut perjanjian yang di atasnya terdapat Kemuliaan
Shekina (cahaya hadirat Ilahi) yang berlandaskan hukumhukum Tuhan sebagaimana yang dinyatakan oleh Mazmur
97:2
Maz 97:2 “Awan dan kekelaman ada sekeliling Dia,
keadilan dan hukum adalah tumpuan takhta-Nya.”
Edisi 310 – 3 Oktober 2014
Dalam gambaran pelayanan Yesus di Bilik yang Mahasuci,
Yesus berdiri sebagai pengantara dan melakukan pekerjaan
pengantaraan. Tugas pengantaraan ini menggambarkan
pekerjaan pengampunan dosa yang Tuhan buat bagi umat-Nya.
Namun jika umat Tuhan sudah masuk dan berada pada
pengalaman Bilik yang maha suci seperti yang digambarkan
pada Wahyu 14:5, maka itu artinya tugas pengantaraan Yesus
sudah berakhir, sebab semua umat Tuhan tidak lagi melakukan
dosa. Dengan demikian maka pada saat umat Tuhan sudah
masuk dan berada pada pengalaman Bilik yang Maha suci
maka Yesus keluar dari Bilik yang mahasuci. Jika Yesus masih
belum selesai dalam pengantaraannya, maka umat Tuhan belum
masuk dalam pengalam Bilik yang Maha suci sebagaimana
yang dinyatakan dalam Wahyu 14:5, 12.
Jika peristiwa dari ayat ini terjadi, apakah hal ini
mengindikasikan bahwa “mereka” masih sempat berbuat dosa
setelah Yesus selesai melaksanakan pengantaraannya di bilik
yang maha suci? Kalau mereka sempat berbuat dosa… siapa
yang akan mengantarai mereka untuk mengampuni mereka dari
dosaya?
Untuk pembahasan khusus tentang fase Yesus selesai
melaksanakan penggantaraan-Nya di bilik yang Maha Suci,
akan di bahas khusus secara alkitabiah pada observasi Daniel
12:1.
Sekali lagi… hal ini menggambarkan bahwa mereka adalah
orang-orang pendosa yang telah bertobat (telah diampuni dosadosanya) dan tidak kembali melakukan dosa lagi.
Bersambung….
Dipanggil untuk Mencapai Standar
yang Lebih Tinggi
Kisah Para Rasul - Ellen G. White
Lanjutan…..
aulus
menyadari
bahwa
peperangan melawan kejahatan
belumlah
tamat
selama
kehidupan belum berakhir.
Sesungguhnya dia telah mengetahui
perlunya menjaga diri dengan ketat,
sehingga jangan keinginan-keinginan
duniawi ini menaklukkan semangat kerohanian. Dengan segala
kuat kuasanya dia teruskan untuk mengalahkan kecenderungan
bawaan.... Pernah ditentukan di hadapannya idaman yang harus
dicapai, dan dia berusaha dengan sekuat tenaganya untuk
mencapai idaman itu dengan rela menurut hukum Allah.
Kata-katanya, praktik kehidupannya, hawa nafsunya,
kesemuanya ini telah diserahkan di bawah pengendalian Roh
Allah.
P
Paulus rindu melihat kenyataan dalam hidup orang-orang
Kristen yang beriman akan kemenangan dalam perlombaan
mencapai tujuan tunggal ialah kehidupan yang kekal. Dia telah
mengetahui bahwa untuk mencapai idaman itu bagi mereka,
terbentang di hadapan mereka pergumulan yang mana seorang
pun tidak akan luput daripadanya. Paulus memohon dengan
sangat supaya mereka berusaha sesuai dengan hukum, mencari
pengasihan dan kebijaksanaan moral hari demi hari. Dia telah
meminta untuk mengesampingkan tiap-tiap beban dan maju
terus untuk mencapai tujuan kesempurnaan di dalam Kristus.
Paulus menunjukkan kepada orang-orang Korintus akan
pengalaman-pengalaman orang Israel dulu kala, atas
berkat-berkat sebagai upah penurutan mereka, dan pehukuman
sebagai akibat pelanggaran-pelanggaran mereka. Dia
mengingatkan mereka cara yang menakjubkan dalam mana
orang-orang Ibrani telah dipimpin keluar dari Mesir di bawah
pemeliharaan awan pada siang hari dan tiang api pada malam
hari. Dengan demikian mereka telah dipimpin menyeberang
Laut Merah dengan selamat, sementara orang-orang Mesir
mencoba untuk menyeberang dengan cara yang sama, mereka
semuanya hanyut tenggelam. Oleh pemeliharaan atau perbuatan
14
Edisi 310 – 3 Oktober 2014
ini Allah telah mengakui bangsa Israel sebagai sidang-Nya.
Mereka "semua telah memakan makanan rohani yang sama,
dan semua sudah meminum minuman rohani yang sama;
karena mereka telah meminum dari Batu Karang rohani yang
mengikuti mereka, dan Batu Karang itu ialah Kristus." Dalam
semua perjalanan orang-orang Ibrani ini Kristus adalah
pemimpin
yang
telah
dilukai
oleh
karena
pelanggaran-pelanggaran manusia, sebagai saluran agar
keselamatan itu boleh dialirkan kepada semua orang.
Sungguhpun demikian, Allah berkenan kepada semua bangsa
Ibrani, namun karena keinginan mereka yang kuat terhadap
kemewahan yang telah ditinggalkan di Mesir, dan oleh karena
dosa dan pemberontakan mereka, sehingga pehukuman Allah
menimpa mereka. Rasul itu memerintahkan orang-orang
percaya di Korintus untuk mengindahkan pelajaran yang telah
dialami bangsa Israel. "Sekarang segala perkara ini telah
menjadi contoh bagi kita," dia menyatakan, "dengan maksud
supaya kita tidak bernafsu mengikuti perkara-perkara yang
jahat, sebagaimana mereka itu telah bernafsu kuat." Dia
menunjukkan bahwa cinta kesenangan dan kepelesiran itu telah
menyediakan jalan untuk dosa-dosa, panggilan menjadi suatu
tanda penurutan kita yang sungguh-sungguh kepada Allah.
Maka duduklah bangsa Israel untuk makan minum dan
berpesta-pora, kemudian bangunlah mereka dan bersukaria,
karena mereka telah melepaskan diri daripada takut akan Allah,
demikian perasaan mereka pada waktu pemberian Taurat itu;
dan dibuatlah patung seekor anak lembu melambangkan Allah,
kemudian mereka menyembah patung itu. Setelah menikmati
pesta-pora yang sangat mewah dalam hubungan menyembah
dewa Baal, sehingga banyak orang-orang Ibrani yang telah
terjerumus melalui sifat mereka yang tak bermoral. Murka
Allah bangkit, dan atas perintah-Nya "dua puluh tiga ribu"
tewas kena bala dalam sehari.
Rasul meminta dengan sangat kepada orang-orang Korintus,
"Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa dia teguh berdiri,
hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!" Patutkah mereka menjadi
sombong dan bergantung atas pikiran sendiri, menolak untuk
berjaga-jaga dan berdoa, mereka akan jatuh dalam dosa yang
keji, menurunkan kutuk daripada Allah kepada mereka. Paulus
menghendaki agar mereka jangan menyerah kepada
kemurungan atau kekecewaan. Dia memberikan kepada mereka
kepastian: "Sebab Allah dan karena itulah Ia tidak akan
membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu
kamu dicobai Ia akan menjadi jalan keluar kepadamu, sehingga
kamu dapat menanggungnya."
Paulus mendorong saudara-saudaranya agar mereka bertanya
kepada diri mereka sendiri apakah pengaruh kata-kata dan
perbuatan mereka itu kepada orang lain tidak berarti apa-apa,
namun tidak terdapat kesalahan di dalamnya, yang mungkin
seolah-olah menyetujui penyembahan berhala atau melukai hati
yang syak dan yang mungkin orang lemah iman." Jika engkau
makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan
15
sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan
Allah. Janganlah kamu menimbulkan syak dalam hati orang,
baik orang Yahudi atau orang Yunani, maupun Jemaat Allah."
Kata-kata amaran Rasul kepada Jemaat Korintus dapat dipakai
setiap waktu dan khususnya disesuaikan kepada zaman kita ini.
Oleh menyembah berhala, berarti bukan hanya sekadar
menyembah berhala-berhala, tetapi melayani diri sendiri, cinta
kepelesiran, memanjakan selera dan hawa nafsu. Seorang yang
nampaknya beriman dalam Kristus, seorang yang
menyombongkan kebenaran, bukanlah membuat seseorang
menjadi Kristen. Suatu agama yang hanya mencari kepuasan
mata, telinga, dan selera, atau mendukung pemanjaan diri
sendiri bukanlah agama Kristus.
Oleh suatu perbandingan jemaat dengan tubuh manusia, rasul
itu memberi gambaran yang tepat, hubungan yang erat dan
serasi harus di antara semua anggota jemaat Kristus. Dia
menuliskan, "Sebab dalam satu Roh 'kita semua', baik orang
Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang
merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua
diberi minuman dari satu Roh. Karena tubuh itu juga tidak
terdiri dari satu anggota, tetapi atas banyak anggota." Andaikata
kaki berkata: "Karena aku bukan tangan, aku tidak termasuk
tubuh," jadi benarlah bahwa dia tidak termasuk tubuh? Dan
andaikata telinga berkata: "Karena aku bukan mata, aku tidak
termasuk tubuh," jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh?
Andaikata tubuh seluruhnya adalah mata, di manakah
pendengaran? Andaikata seluruhnya telinga, di manakah
penciuman? Tetapi Allah telah memberikan kepada anggota,
masing-masing secara khusus, suatu tempat pada tubuh, seperti
yang dikehendaki-Nya. Andaikata semuanya adalah satu
anggota, di manakah tubuh? Memang ada banyak anggota,
tetapi hanya satu tubuh. Jadi mata tidak dapat berkata kepada
tangan: "Aku tidak membutuhkan engkau." Dan kepala tidak
dapat berkata kepada kaki: "Aku tidak membutuhkan engkau." .
. . Allah telah-menyusun tubuh kita begitu rupa, sehingga
anggota-anggota yang tidak mulia diberikan penghargaan
khusus, supaya jangan terjadi perpecahan dalam tubuh tetapi
supaya anggota-anggota itu saling memperhatikan. Karena itu
jika satu anggota menderita, semua anggota turut menderita;
jika satu anggota dihormati, semua anggota turut bersukacita.
Kamu semua adalah anggota tubuh Kristus dan kamu
masing-masing adalah anggotanya."
Dan kemudian, dalam kata-kata yang ada pada zaman itu
hingga sekarang menjadi suatu sumber inspirasi dan dorongan
kepada kaum pria dan wanita, Paulus menyatakan pentingnya
kasih yang harus dihormati oleh para pengikut Kristus:
"Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa
manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai
kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang
yang gemerincing. Sekalipun aku mempunyai karunia untuk
bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki
segala pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang
sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak
Edisi 310 – 3 Oktober 2014
mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna. Dan
sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada
padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi
jika aku tidak mempunyai kasih, sedikit pun tidak ada
faedahnya bagiku."
Bagaimanapun tingginya pekerjaan seseorang, yang hatinya
tidak dipenuhi kasih kepada Allah dan sesamanya manusia dia
bukanlah murid Kristus yang benar. Walaupun dia mempunyai
iman yang besar dan mempunyai kuasa untuk melakukan
tanda-tanda ajaib, namun tanpa kasih imannya akan menjadi
sia-sia. Dia mungkin menunjukkan kebaikan yang besar; tetapi
seandainya dia, dari beberapa alasan yang lain daripada kasih
sejati, menyerahkan seluruh hartanya untuk menjamu orang
miskin, perbuatan yang demikian tidak menjadi alasan untuk
memperkenankan Allah. Dalam semangatnya, dia mungkin
menjadi seorang yang mati syahid, namun jika dia tidak
digerakkan oleh kasih, dia akan dianggap oleh Allah sebagai
seorang yang suka memperdaya diri sendiri atau seorang
munafik yang berambisi.
"Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu; ia
tidak memegahkan diri dan tidak sombong." Kesukaan yang
murni terpancar dari orang yang sangat rendah hati.
Tabiat-tabiat yang kuat dan agung dibentuk di atas dasar
kesabaran, kasih, dan penyerahan kepada kehendak Allah.
"Kasih itu tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari
keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan ia tidak
menyimpan kesalahan orang lain." Kasih seperti dimiliki
Kristus itu menempatkan tafsiran yang sangat baik pada motif
dan tingkah laku orang lain. Kasih itu tidak perlu membukakan
kesalahan-kesalahan orang lain; ia tidak ingin mendengar
laporan-laporan yang tidak baik, tetapi malah membawa kepada
pikiran kualitas-kualitas yang baik dari orang-orang lain.
Kasih itu, "tidak bersukacita karena ketidakadilan;" tetapi
bersuka karena kebenaran; Ia menutupi segala sesuatu, percaya
segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar
menanggung segala sesuatu." Kasih itu, "tidak pernah gagal."
Nilainya tidak pernah hilang; itu adalah suatu sifat
perlengkapan surgawi. Sebagai suatu harta yang berharga, kasih
itu akan membawa pemiliknya masuk melalui gerbang kota
Allah.
"Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan
dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih."
Dalam merosotnya standar moral di antara orang-orang percaya
di Korintus, banyak yang sudah undur dari dasar kepercayaan
mereka. Beberapa di antaranya telah menyimpang terlalu jauh
sehingga menyangkal doktrin tentang kebangkitan. Paulus
menghadapi orang-orang yang mempunyai pengajaran yang
tidak masuk akal itu dengan suatu kesaksian yang jelas dari hal
bukti kebangkitan Kristus yang tidak perlu diragukan. Dia
menyatakan bahwa Kristus setelah kematian-Nya, "telah
16
dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci;"
Sesudah itu, Dia menampakkan diri kepada Kefas, dan
kemudian kepada keduabelas murid-Nya. Sesudah itu Ia
menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saudara
sekaligus; kebanyakan dari mereka masih hidup sampai
sekarang, tetapi beberapa di antaranya telah meninggal.
Selanjutnya Ia menampakkan diri kepada Yakobus; kemudian
kepada semua rasul. Dan yang paling akhir semuanya Ia
menampakkan diri kepadaku. "
Dengan kuasa yang meyakinkan rasul itu menyatakan
keagungan kebenaran tentang kebangkitan. "Kalau tidak ada
kebangkitan orang mati," ia mendesak "maka Kristus juga tidak
akan dibangkitkan. Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan,
maka sia-sialah juga kepercayaan kami. Lebih daripada itu
kami ternyata berdusta kepada Allah, karena tentang Dia kami
katakan, bahwa Ia telah membangkitkan Kristus, padahal Ia
tidak membangkitkannya, kalau andaikata benar, bahwa orang
mati tidak dibangkitkan. Sebab jika benar orang mati tidak
dibangkitkan, maka Kristus juga tidak dibangkitkan. Dan jika
Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu.
Lebih daripada itu kami ternyata berdusta terhadap Allah,
karena tentang Dia kami katakan, bahwa Ia telah
membangkitkan Kristus, padahal Ia tidak membangkitkan-Nya.
Kalau benar, bahwa orang mati tidak dibangkitkan, maka
Kristus juga tidak dibangkitkan. Dan jika Kristus tidak
dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu
masih hidup dalam dosamu. Demikianlah binasa juga
orang-orang yang mati dalam Kristus. Jika kita hanya ingin saja
menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah
orang-orang yang paling malang dari segala manusia. Tetapi
yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara
orang-orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang
telah meninggal."
Rasul itu telah membawa pikiran saudara-saudara di Korintus
terhadap kemenangan-kemenangan yang diperoleh dalam
persoalan kebangkitan, bila semua orang saleh telah
dibangkitkan, sejak dari waktu itu mereka akan hidup
selama-lamanya bersama Allah. Rasul itu menyatakan,
"Sesungguhnya, aku menyatakan kepadamu suatu rahasia: kita
tidak akan mati semuanya, tetapi kita semua diubahkan, dalam
sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab
nafiri akan berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan
dalam keadaan yang tidak dapat binasa dan kita semua akan
diubahkan. Karena yang dapat binasa ini harus mengenakan
yang tidak dapat mati. Dan sesudah yang dapat binasa ini
mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang dapat mati ini
mengenakan yang tidak dapat mati, maka akan genaplah firman
Tuhan yang tertulis: "Maut telah ditelan dalam kemenangan.
Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut di manakah
sengatmu? .... Tetapi syukurlah kepada Allah, yang telah
memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus,
Tuhan kita."
Edisi 310 – 3 Oktober 2014
Kemenangan yang mulia sedang menanti orang-orang yang
setia, Rasul itu menyadari, kemungkinan-kemungkinan yang
ada di hadapan orang-orang percaya di Korintus, ia harus
mengangkat mereka dari mementingkan diri sendiri dan
mengangkat mereka dari kebiasaan hawa nafsu, dan
memuliakan kehidupan dengan pengharapan kehidupan kekal.
Dengan sungguh-sungguh dia mendesak mereka supaya mereka
setia terhadap panggilan yang mulia dalam Kristus. "Karena itu,
saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan
goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan. Sebab kamu
tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payah tidak
sia-sia."
Oleh sebab itu, rasul dengan cara yang sangat memastikan dan
mengesankan berusaha untuk memperbaiki pikiran yang salah
dan berbahaya, dan praktik yang telah berlaku secara umum
dalam sidang Kristus. Dia berbicara dengan terus-terang,
namun dalam kasih terhadap jiwa-jiwa mereka. Dalam
pernyataan dan tegurannya, terang dari hadirat Allah sedang
bersinar ke atas mereka, menyatakan dosa-dosa yang telah
menodai kehidupan mereka. Bagaimanakah hal itu akan
diterima?
17
Setelah surat itu dikirimkan, Paulus merasa takut,
jangan-jangan apa yang telah dituliskannya sangat melukai hati
mereka yang dianggapnya beroleh keuntungan dari surat itu.
Secara teliti disertai rasa takut ia mengasingkan diri dan
kadang-kadang rindu mengingat kembali kata-katanya. Mereka
sama seperti rasul yang telah merasakan suatu tanggung jawab
mengasihi sidang-sidang atau lembaga-lembaga, dapat
menghargai dengan sebaik-baiknya dari hal perasaan tertekan
dan mempersalahkan diri sendiri. Hamba-hamba Allah yang
menanggung beban karena pekerjaan-Nya pada zaman ini
mengetahui pengalaman yang sama di bidang pekerjaan,
pertentangan, dan kekhawatiran yang menimpa dengan berat
kepada rasul yang agung itu. Dibebankan oleh perpisahan di
dalam sidang, menghadapi orang-orang yang tidak berterima
kasih dan pengkhianatan dari beberapa orang yang mencari
simpati dan dukungan, menyadari bahaya yang mengancam
sidang-sidang yang menyimpan kejahatan, dipaksakan
membawa suatu kesaksian dan penyelidikan yang ketat untuk
menegur dosa. Pada waktu yang sama dia tertekan dengan
ketakutan yang mungkin ia telah memperlakukan terlalu keras.
Dalam kegelisahan yang mencemaskan ini dia telah menunggu
untuk menerima berkat sebagai jawaban penerimaan dari
pekabarannya. (30)
Edisi 310 – 3 Oktober 2014
Kejadian 13:5-13; 18:20-33; 19:1-29; Lukas 17:28-32; 2 Petrus 2:6-8.
Ingatlah akan isteri Lot!
“Barangsiapa berusaha memelihara nyawanya, ia akan
kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya,
ia akan menyelamatkannya”.
Beberapa tahun kemudian Lot beserta keluarganya tinggal
bersama Abraham di negeri Kanaan. Pada suatu hari Abraham
berkata kepada Lot, ’Tanah di sini tidak cukup luas untuk
semua ternak kita. Bagaimana kalau kita berpisah. Jika engkau
pergi ke arah yang satu, maka saya akan pergi ke arah lain.’
Lot memindahkan keluarga dan binatang-binatangnya ke
daerah itu. Akhirnya mereka menetap di kota Sodom.
Orang Sodom sangat jahat. Hal ini merisaukan Lot, karena ia
adalah orang yang baik. Allah juga risau. Akhirnya Allah
mengirim dua malaikat untuk memperingatkan Lot, bahwa Ia
akan membinasakan Sodom dan kota yang berdekatan, yaitu
Gomora, karena kejahatan orang-orangnya.
Malaikat-malaikat berkata kepada Lot, ’Cepatlah! Bawa istri
serta kedua anak perempuanmu dan larilah dari sini!’ Lot dan
keluarganya agak berlambatan, sebab itu malaikat memegang
tangan mereka dan menuntun mereka ke luar kota. Lalu
seorang dari malaikat itu berkata, ’Larilah! Jangan menoleh ke
belakang. Lari menuju ke gunung, supaya engkau jangan
terbunuh.’
Lot dan anak-anak perempuannya menurut dan lari dari Sodom.
Sebentar pun mereka tidak berhenti dan mereka tidak menoleh
ke belakang. Tetapi istri Lot tidak menurut. Setelah mereka
berada agak jauh dari Sodom, ia berhenti dan menoleh ke
belakang. Pada saat itulah istri Lot menjadi tiang garam.
Dapatkah engkau melihatnya di gambar?
Lot melihat-lihat ke seluruh tanah itu. Ia melihat sebuah daerah
yang baik, yang mempunyai cukup air dan rumput yang banyak
untuk binatang-binatangnya. Ini adalah daerah Yordan. Lalu
18
Ini dapat menjadi suatu pelajaran yang baik bagi kita. Ini
memperlihatkan kepada kita, bahwa Allah menyelamatkan
mereka yang menurut kepada-Nya, tetapi mereka yang tidak m
enurut kepada-Nya akan kehilangan kehidupan.
Edisi 310 – 3 Oktober 2014
A
yah meninggal karena
kanker
paru-paru
stadium akhir saat saya
berusia 6 tahun. Beliau
juga meninggalkan ibu dan adik
saya yang masih berusia dua
tahun. Sejak saat itu kehidupan
kami sehari-hari sangat sulit.
Setiap
hari
ibu
bekerja
membanting tulang di sawah
hanya cukup menyelesaikan
masalah perut saja.
Ayah tiri saya mempunyai suatu kebiasaan, tidak peduli pergi
kemana pun, diatas pinggangnya selalu terselip sebatang pipa
rokok antik berwarna coklat kehitaman. Setiap ada waktu
senggang dia selalu menghisap rokok menggunakan pipa itu.
Sejak dulu saya tidak suka dengan perokok, oleh karenanya
saya juluki dia dengan sebutan “setan perokok”.
Saat saya berusia 9 tahun, ibu menikah dengan seorang pria dan
menyuruh kami memanggilnya ayah. Pria tersebut adalah ayah
tiri saya. Untuk selanjutnya dia yang menopang keluarga kami.
Teringat waktu itu ayah tiri baru saja menjadi anggota keluarga
kurang lebih setengah tahun, suatu hari saya mencuri pipa
rokoknya untuk saya sembunyikan. Hasilnya, ayah tiri selama
beberapa hari merasa gelisah dan tak tenang, sepasang matanya
merah laksana berdarah. Akhirnya karena saya diinterogasi
dengan keras oleh ibu, dengan berat hati saya menyerahkan
pipa rokok itu.
Dalam ingatan saya, ayah tiri selalu tenang dalam menghadapi
segala persoalan, tidak peduli besar kecilnya permasalahan
selalu dihadapinya dengan santai. Namun hanya karena
sebatang pipa rokok, ayah tiri telah memberikan saya sebuah
tamparan yang sangat keras.
Dalam ingatan masa kecil, ayah tiri saya seorang yang sangat
rajin, dia juga sangat menyayangi ibu.Pekerjaan apa saja dalam
keluarga yang membutuhkan tenaganya akan dia lakukan,
selamanya tidak membiarkan ibu untuk campur tangan.
Sehari-hari ayah tiri adalah orang yang pendiam. Usianya kirakira empat puluhan lebih, berperawakan tinggi dan kurus, tetapi
bersemangat. Dahinya hitam, memiliki sepasang tangan besar
yang kasar, di wajahnya yang kecoklatan terdapat sepasang
mata kecil yang cekung.
19
Ketika saya menyerahkan pipa itu kehadapan ayah tiri, dia
menerimanya dengan tangan gemetaran dan tak lupa dia
memberikan saya satu tamparan keras, kedua matanya
berlinangan air mata.
Saya sangat ketakutan dan menangis, ibu menghampiri dan
Edisi 310 – 3 Oktober 2014
memeluk kepala saya lalu berkata, “Lain kali jangan pernah
menyentuh pipa rokok itu, mengertikah kamu? Pipa itu adalah
nyawanya!”
Setelah kejadian itu, pipa rokok itu menjadi penuh misteri
bagiku. Saya berpikir, “Ada apa dengan pipa itu sehingga
membuat ayah tiri bisa meneteskan air mata? Pasti ada sebuah
kisah tentangnya.”
Mungkin tamparan itu telah menyebabkan dendam terhadap
ayah tiri, tidak peduli bagaimanapun jerih payah
pengorbanannya, saya tidak pernah menjadi terharu. Sejak usia
belia, saya selalu berpendapat ayah tiri sama jahatnya seperti
ibu tiri dalam dongeng Puteri Salju. Sikap saya terhadap ayah
tiri sangat dingin, acuh tidak acuh, lebih-lebih jangan harap
menyuruh saya memanggil dia “ayah”.
Tapi ada sebuah peristiwa yang membuat saya mulai ada
sedikit kesan baik terhadap ayah tiri.
Suatu hari ketika saya baru pulang dari sekolah, begitu masuk
rumah segera melihat kedua tangan ibu memegangi perut
sambil berteriak kesakitan. Ibu bergulung-gulung di ranjang,
butiran besar keringat dingin bercucuran di wajahnya yang
pucat.
Celaka! Penyakit maag ibu kambuh lagi! Saya dan adik
menangis mencari ayah tiri yang bekerja disawah. Mendengar
penuturan kami, dia segera membuang cangkul ditangannya,
sandal pun tak sempat dia pakai. Sesampai dirumah tanpa
berkata apapun segera mengendong ibu kerumah sakit seperti
orang sedang kesurupan. Ketika ibu dan ayah tiri kembali
kerumah, hari sudah larut malam, ibu kelelahan tertidur pulas
diatas pundak ayah tiri.
Melihat kami berdua, ayah tiri dengan nafas tersengal-sengal,
tertawa dan berkata kepada kami, “Beres, sudah tidak ada
masalah. Kalian pergilah tidur, besok masih harus bersekolah!”
Saya melihat butiran keringat sebesar kacang berjatuhan bagai
butiran mutiara yang terburai, jatuh pada sepasang kaki
besarnya yang penuh tanah.
Kesengsaraan yang saya alami dimasa kecil, membuat saya
memahami penderitaan seorang petani. Saya menumpahkan
segala harapan saya pada ujian masuk ke Universitas. Tetapi
pertama kali mengikuti ujian, saya mengalami kegagalan.
“Bu, saya sangat ingin mengulang satu tahun lagi,” pinta saya
pada ibu.
“Nak, kamu tahu sendiri keadaan ekonomi kita, adikmu juga
masih sekolah di SMA, kesehatan ibu juga tidak baik,
pengeluaran dalam keluarga semua menggantungkan ayahmu.
Lihatlah sendiri ada berapa gelintir orang di desa ini yang
20
mengenyam pendidikan SMA? Ibu berpendapat kamu pulang
kerumah untuk membantu ayahmu!”
Tetapi saya sudah menetapkan niat, bersikap teguh tidak mau
mengalah. Saat itu ayah tiri tidak mengatakan apa-apa, dia
duduk dihalaman luar menghisap rokok dengan pipa
kesayangannya. Saya tak tahu didalam benaknya sedang
memikirkan apa.
Keesokan harinya ibu berkata kepada saya, “Ayah setuju kamu
menuntut ilmu lagi selama satu tahun, giatlah belajar!”
Ayah tiri menjadi orang yang pertama kali menerima dan
membaca surat penerimaan mahasiswa saya. “Bu, anakmu
diterima diperguruan tinggi!” teriaknya.
Saya dan ibu berlari keluar dari dapur. Ibu melihat dan
membolak-balik surat panggilan itu meski satu huruf pun dia
tidak mengenalinya. Tetapi kegembiraan itu tersirat dari
tingkah lakunya. Malam itu tak tahu mengapa ayah tiri sangat
gembira hingga bicaranya juga banyak.
Saya mengambil poci teh dimeja makan dan dengan sikap
sangat hormat menuangkan teh itu satu gelas penuh untuk ayah
tiri. Hitung-hitung sebagai rasa terima kasih atas jerih payahnya
selama satu tahun! Dengan takjub ayah tiri memandang kearah
saya, wajahnya penuh dengan kegembiraan. Sekali mengangkat
gelas dan meneguk habis, mulutnya tak henti-hentinya berkata,
“Patut, sangat patut sekali!”
Tetapi untuk selanjutnya biaya uang sekolah perguruan tinggi
sejumlah 4.000 yuan itu membuat keluarga cemas. Ibu
mengeluarkan segenap uang tabungannya serta menjual dan
meminjam kesana kemari, tetap masih kurang 500 yuan.
Bagaimana ini? Kuliah akan dimulai satu hari lagi. Saat makan
malam, hidangan diatas meja tidak ada seorang pun yang
menyentuhnya. Ibu menghela napas panjang sedangkan ayah
tiri berada disampingnya sambil merokok, sibuk memperbaiki
alat tani ditangannya, saya tidak tahu mengapa hatinya begitu
tenang? Suara napas ibu membuat hati saya hancur luluh
lantak.
“Sudahlah saya tidak mau kuliah! Apa kalian puas?” Saya
berdiri dengan gusar, dan bergegas masuk kamar, merebahkan
diri di ranjang lalu mulai menangis…….. Saat itu saya
merasakan ada satu tangan besar yang keras menepuk-nepuk
pundak saya, “Sudah dewasa masih menangis, besok ayah pergi
berusaha, kamu pasti bisa kuliah.”
Malam itu ayah membawa pipa rokoknya, menghisap seorang
diri dihalaman rumah hingga larut malam, percikan api rokok
yang sekejap terang dan gelap menyinari wajahnya yang
banyak mengalami pahit getir kehidupan. Dia memincingkan
sepasang mata, raut wajahnya menyembunyikan perasaan dan
Edisi 310 – 3 Oktober 2014
sangat berat. Kepulan asap rokok dengan ringan menyebar
didepan matanya, mengaburkan pandangan, tiada seorang pun
tahu apa yang sedang dia pikirkan, tetapi yang pasti dalam
hatinya tidak tenang.
Keesokan hari ibu memberitahu saya bahwa ayah tiri pergi ke
kabupaten. “Pergi untuk apa?” Percikan bunga api dari harapan
hati saya tersirat keluar.
“Dia bilang pergi kekota mencari teman menanyakan apakah
bisa pinjami uang.”
“Apa usaha temannya?” Ibu menggelengkan kepala, mulutnya
bergumam, “Tidak tahu.”
Hari itu saya menunggu didepan desa, memandang kearah jalan
kecil yang berkelok-kelok. Untuk kali pertama perasaan hati
saya ada semacam dorongan ingin bertemu ayah tiri, dan untuk
kali pertama saya merasakan berharganya sosok ayah tiri dalam
jiwa saya, masa depan saya tergantung pada dirinya.
Hingga malam saya baru melihat ayah tiri pulang. Saat saya
melihat wajahnya yang penuh senyuman, hati saya yang selalu
cemas, akhirnya bisa merasa lega. Ibu bergegas mengambil
seember air hangat untuk merendam kakinya. “Celupkanlah
kakimu, berjalan pulang pergi 40 kilometer perjalanan cukup
membuat lelah.” Dengan lembut ibu berkata kepada ayah tiri.
Saya mengamati wajah ayah tiri dengan saksama, dan
menemukan bahwa dia bukan lagi seorang pria yang masih kuat
dan kekar seperti dulu. Wajahnya pucat pasi dan bibir membiru,
dahinya hitam penuh dengan kerutan, rambut pendek serta
tangan kurus bagaikan kayu bakar, penuh dengan tonjolan urat
hijau.
Memang benar, ayah tiri sudah tua. Dengan hati-hati ibu
melepaskan sepasang sepatunya yang hampir rusak. Dibawah
sinar temaram lampu neon, terlihat sebuah benjolan darah besar
yang sudah membiru masuk dalam pandangan saya, tak
tertahankan hati saya merasa bersedih, air mata saya diam-diam
menetes keluar……..
Keesokan hari ketika saya berangkat kuliah, ayah tiri
mengatakan dia tidak enak badan, diluar dugaan dia tidak bisa
bangun dari tempat tidur. Dalam perjalanan mengantar saya
kuliah ibu berkata, “Nak, kamu sudah dewasa, diluar sana
semuanya tergantung pada diri sendiri. Sebenarnya ayah tirimu
itu sangat menyayangimu, dia sangat mengharapkanmu
memanggilnya ayah! Tetapi kamu……”
Suara ibu sesenggukan, saya menggigit bibir dengan suara lirih
berkata, “Lain kali saja, Bu!”
Setiap kali membayar uang kuliah, ayah tiri pasti pergi ke kota
untuk meminjam uang. Ketika liburan musim dingin dan panas
21
tiba, saya jarang berbicara dengan ayah tiri dirumah, dia sendiri
juga jarang menanyakan keadaan saya. Tetapi kegembiraan
ayah tiri bisa dirasakan setiap orang.
Setiap kali kembali ketempat kuliah, ayah tiri pasti akan
mengantar sampai ketempat yang cukup jauh. Sepanjang
perjalanan dia kebanyakan hanya menghisap pipa rokoknya.
Semua kata-kata yang ingin saya utarakan kepadanya tidak tahu
harus dimulai dari mana.
Sebenarnya dalam hati kecil sejak dulu sudah menerimanya
seperti ayah kandung, cinta kasih kadang kala sangat sulit
untuk diutarakan! Dengan demikian saya selalu tidak bisa
merealisasikan janji saya terhadap ibu.
Pada liburan tahun baru, rumah terkesan ramai sekali. Saat itu
saya sudah kuliah di semester-6. Adik meminta saya bercerita
tentang hal-hal menarik di kota, ayah tiri duduk dibelakang ibu,
sibuk mengeluarkan abu tembakau setelah itu memasukkan
tembakau kedalam pipa, wajahnya penuh dengan senyum
kebahagiaan. Saya bercerita tentang keadaan kota, adik
membelalakkan mata dengan penuh rasa ingin tahu.
“Ah, teman sekelas kakak kebanyakan sudah mempunyai
ponsel dan laptop, sedangkan kakak sebuah arloji pun tidak
punya.......” Pada akhirnya saya mengeluh dengan nada
bergumam. Saat itu saya melihat wajah ayah tiri sedikit tegang,
segera ada perasaan menyesal telah mengucapkan perkataan
itu.
Saat liburan usai saya harus meninggalkan rumah kembali
kuliah. Seperti biasa ayah tiri mengantar kepergian saya.
Sepanjang perjalanan beberapa kali ayah tiri memanggil saya,
tetapi ketika saya menanggapi, dia membatalkan berbicara,
sepertinya mempunyai beban pikiran yang sangat berat. Saya
sangat berharap ayah tiri bisa memulai topik pembicaraan, agar
bisa berkomunikasi baik dengannya, namun saya selalu
kecewa.
Ketika berpisah, ayah tiri berkata dengan kaku, “Saya tidak
mempunyai kepandaian apa-apa, tidak bisa membuat hidup
kalian bahagia, saya sangat menyesalinya. Jika engkau sukses
kelak, harus berbakti pada ibumu, biarkan dia bisa menikmati
hari tua dengan bahagia…” Saya menerima koper baju yang
disodorkannya.
Tiba-tiba saya melihat sepasang matanya berkaca-kaca. Hati
saya menjadi trenyuh, mendadak merasakan ada semacam
dorongan hati yang ingin memanggilnya “Ayah”, tetapi kata
yang telah mengendap lama ini akan terlontar dari mulut,
mendadak tertelan kembali.
Ketika saya telah berjalan jauh, saya lihat ayah tiri masih
berdiri ditempat itu sama sekali tak bergerak, bagaikan patung.
Dalam hati saya berjanji: ketika pulang nanti, saya pasti akan
Edisi 310 – 3 Oktober 2014
memanggilnya “Ayah”. Namun kesempatan itu tak pernah saya
dapatkan lagi. Saya tak mengira perpisahan kali ini untuk
selamanya.
Dua bulan setelah itu saya mendapat kabar bahwa ayah tiri
meninggal dunia. Bagaikan halilintar di siang bolong, benak
saya menjadi kosong, serasa dunia ini sudah tiada lagi. Saya
pulang dengan perasaan linglung, yang menyambut saya
dirumah adalah pipa rokok berwarna coklat kehitaman yang
tergantung di tembok.
“Satu-satunya hal yang paling disesali ayah adalah tidak
seharusnya menamparmu, setiap kali mengantarmu kembali ke
kampus, dia sangat ingin meminta maaf, tetapi ucapan itu selalu
tak bisa keluar dari mulutnya. Sebenarnya masalah itu tidak
bisa menyalahkan dirinya, kamu tidak tahu betapa sengsara
hatinya, pipa itu adalah kesedihan seumur hidupnya!” Dengan
hati pedih ibu bercerita.
Melihat benda peninggalan itu teringat pemiliknya, dengan
hati-hati saya ambil pipa yang tergantung di tembok itu,
pandangan mata saya kabur karena air mata, merasakan
kesedihan yang menusuk hati. Ibu juga tergerak hatinya, dia
lalu bercerita tentang misteri pipa rokok itu…
Tiga puluh tahun lalu, ayah tiri hidup saling bergantung dengan
ayahnya. Ibu dengan ayah tiri adalah teman sepermainan sejak
kanak-kanak. Setelah mereka tumbuh dewasa, mereka sudah
tak terpisahkan lagi. Tetapi jalinan kasih mereka mendapatkan
tentangan keras kakek, sebab keluarga ayah tiri terlalu miskin.
Karena ibu dan ayah tiri dengan tegas mempertahankan
hubungan mereka, kakek terpaksa mengajukan sejumlah besar
mas kawin kepada keluarga ayah tiri baru mau merestui
pertunangan mereka.
Demi anak satu-satunya, ayah dari ayah tiri itu pergi bekerja di
perusahaan penambangan batu bara. Malang tak dapat ditolak,
terjadi kecelakaan di tambang itu. Dinding tambang runtuh dan
menimbun sang ayah untuk selamanya. Barang peninggalan
satu-satunya hanyalah pipa rokok kesayangannya semasa
hidup.
Ayah tiri sangat sedih, seumur hidup orang yang paling dia
hormati dan sayangi adalah ayahnya. Kemudian ayah tiri
menyalahkan dirinya dan merasakan penyesalan yang
mendalam hingga tak ingin hidup lagi.
Keesokan harinya dia diam-diam meninggalkan rumah dengan
membawa pipa rokok itu, tak seorang pun tahu kemana
perginya…
Dua tahun kemudian ayah tiri kembali lagi kekampung
halamannya, tetapi ibu satu tahun sebelum ayah tiri kembali
dipaksa untuk menikah dengan ayah kandung saya. Untuk
22
selanjutnya ayah tiri tidak menikah, yang menemani hidupnya
adalah sebatang pipa rokok yang tidak pernah lepas darinya.
Setelah ayah kandung saya meninggal, ayah tiri memberanikan
diri menanggung segala tanggung jawab untuk menjaga ibu,
saya dan adik. Sejak awal dia menolak mempunyai anak
sendiri, dia berkata kami ini adalah anak kandungnya.
Selesai mendengarkan penuturan ibu, tak terasa wajah saya
penuh dengan air mata. Sungguh tak menduga jika pipa rokok
itu bukan hanya memiliki kisah berliku perjalanan cinta
mereka, namun juga mengandung ingatan yang amat berat bagi
seumur hidup ayah tiri!
“Ayah meninggal dunia karena pendarahan otak, sebelumnya
dia sudah tidak bisa berbicara, hanya memandang Ibu dengan
tangannya menunjuk ke arah kotak kayu. Ibu mengerti
maksudnya hendak memberikan kotak kayu tersebut kepadamu.
Didalam kotak itu terdapat beberapa lembar surat hutang,
mungkin dia bermaksud menyuruhmu membayarkan
hutangnya. Seumur hidupnya, dia tak ingin berhutang pada
orang lain….”
Dengan sesenggukan saya menerima kotak kayu itu dan
membukanya dengan perlahan. Ada delapan lembar kertas
didalamnya. Saya membacanya dan terkejut bukan main, tubuh
menjadi lemas terkulai diatas ranjang.
Ibu saya buta huruf, kertas-kertas yang ada dalam kotak itu
bukan surat hutang seperti yang dikatakannya, melainkan tanda
terima jual darah! Ayah tiri telah menjual darahnya! Kepala
saya terasa pusing dan tangan saya lemas. Kotak kayu itu
terjatuh, dari dalamnya menggelinding keluar sebuah alroji
baru…
“Ayah! Ayah..” Berlutut didepan kuburan ayah tiri dengan air
mata bercucuran, saya hanya bisa menepuk-nepuk onggokan
tanah kuning yang ada dihadapan saya. Tetapi biar
bagaimanapun saya berteriak-teriak, tetap tak akan memanggil
kembali bayangannya.
Ketika saya pergi meninggalkan rumah, saya membawa pipa
rokok coklat kehitaman itu, saya akan mendampingi pipa ini
untuk seumur hidup saya, mengenang ayah tiri untuk
selamanya.
INSPIRASI
.... "Jangan sampai menyesali perbuatan anda selama ini,
lakukan semua yang terbaik kepada orang-orang yang telah
berkorban banyak bagi masa depan anda.Sayangi dan hargailah
mereka!!!"
...
Sekarang saatnya kawan, jangan tunggu nanti .. apalagi esok ..!
Edisi 310 – 3 Oktober 2014
KEUANGAN
Lanjutan…..
LAPORAN
Program klub kepanduan yang mendunia beroperasi pada
perhitungan rencana yang khusus, diadaptasikan untuk
menyesuaikan dengan kebutuhan khusus dari masing-masing
divisi, uni dan konsferens. Perhitungan rencana ini didasarkan
oleh bervariasinya aktifitas dasar dari klub kepanduan yang
umum disemua klub. Skema ini memungkinkan klub untuk
beroperasi dengan bentuk yang sistematis mengikuti pola yang
biasa untuk periode waktu yang ditentukan.
4.
Semua anggota mempunyai seragam dan memakainya
pada saat rapat (periode tiga bulan diijinkan bagi anggota
percobaan)
5.
Mengadakan kelas-kelas klub
6.
Lapor ke Daerah/Konferens pada tanggal 10 tiap bulan
INI AKAN MEMBERIKAN NILAI 6 TIAP-TIAP
BULAN
DUA BULANAN
Perhitungan rencana yang mengariskan daerah khusus yang
perlu diperhatikan untuk satu dasar yang umum bagi program
klub, dan nilainya dialokasikan untuk pemenuhan masingmasing permintaan yang di daftarkan.
Selama satu tahun ada lima acara untuk dua bulanan yang harus
diadakan. Tidak lebih dari dua acara adalah diselengarakan oleh
Daerah/Konferens seperti rally, penjelajahan, atau Kampore
tetapi tidak termasuk Fair.
Bentuk Laporan yang khusus digunakan untuk mencatat
aktifitas klub. Laporan ini dibagi menjadi tiga bentuk yaitu
bulanan, dua bulanan dan tahunan. Bentuk laporan ini tersedia
di Departemen Kependetaan Gereja di Daerah/Konferens.
INI AKAN MEMBERIKAN NILAI 4 SETIAP DUA
BULAN
PERHITUNGAN RENCANA
TAHUNAN
1.
Setidak-tidaknya ada satu perkemahan klub yang hanya
dua malam. (INI MEMBERIKAN NILAI 10 UNTUK TIAPTIAP TAHUN)
2.
Setidak-tidaknya satu kali pelantikan untuk satu tahun,
jika tidak 50% dari anggota ditamatkan (INI MEMBERIKAN
NILAI 25 TIAP-TIAP TAHUN)
3.
Berpartisipasi pada kegiatan fair
antar klub (INI
MEMBERIKAN NILAI 10 TIAP TAHUN).
Nilai akan diberikan kepada klub dengan cara berikut:
Total nilai untuk setahun menjadi:
Sekretaris klub akan perlu untuk mengisi daftar laporan untuk
tiap-tiap bulan. Sembilan digunakan untuk menghitung
perhitungan nilai total dan masing -masing klub
remaja/pathfinder akan menerima penghargaan khusus untuk
apa yang telah mereka raih.
BULANAN
1.
Setidak-tidaknya ada dua rapat rutin (model A atau B)
tiap-tiap bulan
2.
Rata-rata kehadiran setidak-tidaknya 75%
3.
Seorang pembina dewasa untuk klub yang terdiri dari 6-8
orang anggota
9 bulan pada nilai 6
5 dua bulanan pada nilai 4
Perkemahan
Penamatan
Pertandingan Klub
TINGKATAN: A=105-114
D= kurang dari 85
23
54
20
10
20
10
114
B = 95-104 C=85-94
Edisi 310 – 3 Oktober 2014
Ketua GC Himbau Jemaat Doakan
Afrika Barat
medis yang berusaha keras menanggulangi wabah mematikan
ini.
Oleh : Tim BAIT
Wakil Bupati Bolmong Membuka
KKR Ev. Tjak Latumahina di
Dumoga, Bolmong
Oleh : Tim BAIT
Ketua General Conference, Pdt. Ted Wilson dalam rilis yang
dikeluarkan kantor pusat sedunia Gereja Masehi Advent Hari
Ketujuh menghimbau jemaat-jemaat sedunia untuk mendoakan
Afrika Barat yang sedang ditimpa wabah mematikan ebola.
Wabah mematikan yang telah membunuh lebih 2.500 orang ini
menyebar begitu cepat dari upaya pencegahan yang dilakukan
badan-badan kesehatan dunia.
Dikuatirkan juga wabah mematikan ini dapat menyebar ke
seluruh dunia bila tidak ditanggulangi dengan cepat. Wabah ini
menyebar dan telah membunuh begitu banyak orang karena
tidak terkontrolnya perpindahan penduduk dari daerah-daerah
yang terjangkit wabah ini.
Untuk itu kita dihimbau untuk mendoakan warga Afrika Barat
di mana termasuk di dalamnya anggota gereja Advent di
wilayah ini yang terancam wabah ebola. Kita doakan pula para
24
Evangelis Tjak Latumahina kembali hadir di daerah Bolaang
Mongondow dan Gorontalo dengan mengdakan KKR di
Edisi 310 – 3 Oktober 2014
Modomang, Dumoga, Bolaang Mongondow. Ribuan orang
memadati bangsal dari malam ke malan, yang dihadiri oleh
jemaat-jemaat sekitar maupun para tamu dari gereja tetangga.
Novry Kaumpungan dan asisten 1 Kota Kotamobagu mewakili
pemerintah setempat.
KKR yang dihadiri ribuan orang setiap mala mini berlangsung
sejak tanggal 5 sampai 11 Oktober 1014 dengan pembicara pdt.
Jonathan Wagiran & pdt. F. Parhusip dari Pecetakan Advent
Indonesia (IPH), Bandung..
KKR yang didukung penuh oleh daerah Bolmong dan
Gorontalo ini kita harapkan akan membawa banyak jiwa pada
acara baptisan nanti.
KKR Pdt. Samuel Wullur di
Kwandang, Kabupaten Gorontalo
Utara.
Oleh : Tim BAIT
KKR yang dimulai tanggal 28 September sampai 4 Oktober ini
dibuka oleh wakil bupati Bolaang Mongondow, Yani Roni
Tuuk, S.Th., M.M..
KKR dengan tema Pengharapan Untuk Garapia di adakan di
gereja Advent Pionir, Garapia, Kwandang Gorontalo Utara.
KKR yang diadakan oleh pdt. Samuel Wullur, direktur
Penatalayanan Uni Konfrens Indonesia Kawasan Timur
(UKIKT).
Pada saat malam panggilan, ada begitu banyak yang berdiri
menyatakan siap dibaptiskan. Kita doakan yang sudah
menyatakan imannya tetap setia sampai hari Maranatha.
KKR Alkitab Berkata di
Kotamobagu – Ribuan Orang Hadir
Oleh : Tim BAIT
KKR yang berlangsung sejak tanggal 28 September sampai 4
Oktober 2014 ini dari malam ke malam dikunjungi oleh jemaatjemaat terdekat dan juga para tamu. Meskipun KKR ini
diadakan di daerah mayoritas muslim namun KKR ini dapat
berjalan dengan baik tanpa masalah.
Minggu Sembahyang BAIT di
SD/SMP Advent Sonder
Oleh : Tim BAIT
KKR dengan tema Alkitab Berkata dilaksanakan di halaman
GPU di Bobakidan, Kotamobagu. KKR ini dibuka oleh ketua
daerah Bolaang Mongondow, Gorontalo dan Modoinding pdt.
25
Dalam rangka hari ulang tahun BAIT ke 7, maka kembali BAIT
Ministry mengadakan Pekan Doa yang kali ini diadakan di
Sonder tepatnya di SD/SM P Advent Sonder. Sebelumnya
sempat direncanakan diadakan KKR namun kemudian acara ini
dialihkan menjadi minggu sembahyang di sekolah.
Edisi 310 – 3 Oktober 2014
Selain memberikan motivasi kepada anak didik untuk maju
dalam pendidikan, para pembicara juga mendorong anak didik
untuk hidup semakin dekat dengan Tuhan, sumber segala
berkat. Para pembicara mengambil contoh para tokoh Alkitab
yang sukses setelah menyerahkan hidupnya kepada Tuhan.
Pada acara penutupan nanti, seperti biasanya tim BAIT
merencanakan menyerahkan bingkisan untuk membantu
sekolah ini.
Pada acara penutupan sabat nanti (11/10) akan diadakan pula
konser lagu-lagu rohani dengan mendatangkan penyanyi dari
Jakarta yaitu The Living Praise dan akan didukung pula oleh
para penyanyi local.
Minggu sembahyang yang dimulai pada hari senin 4 Oktober
ini, pembicaranya adalah tim BAIT dari berbagai daerah. Mulai
hari pertama sampai hari jumat (10/10) para pembicara yang
setiap hari datang dari Manado mendapatkan sambutan hangat
dari sekolah bahkan pimpinan gereja di Sonder.
BERITA SINGKAT
Ulang Tahun
Mengucapkan Selamat Ulang Tahun bagi Tim BAIT yang
berulang Tahun di bulan Oktober ini, di antaranya :
Pdt. Douglas Sepang – 3 Oktober
Belly Wungkana – 9 Oktober
Hartoyo Ismail – 11 Oktober
Refly Ompi – 13 Oktober
Joe Laluyan – 31 Oktober
Tuhan memberkati selalu dengan berlimpah dan tetap semangat
dalam pelayanan.
HRD
Kirimkan berita, kesaksian dan artikel rohani anda ke
redaksi BAIT melalui email [email protected] atau
[email protected]
Redaksi berhak melakukan seleksi dan editing untuk
tulisan atau foto yang dikirimkan.
26
Edisi 310 – 3 Oktober 2014
Redaksi
KAMI
Peraturan keenam untuk kehidupan manusia yang diberikan
Allah adalah "Jangan membunuh. Perintah ini berarti
menghormati jiwa manusia dan menentang pembunuhan dan
kekejaman.
Lihatlah pada kata "membunuh." Kata itu adalah kata yang
jelek yang mempunyai arti yang mengerikan. Alkitab mencatat
pembunuhan yang pertama kali dilakukan oleh Kain terhadap
adiknya Habel. Sejak saat itu, manusia melakukan perbuatan
membunuh dan dibunuh karena keinginan-keinginan yang jahat
dan dosa yang ada dalam hidup mereka. Asal mula
pembunuhan dimulai dari hati manusia. Pembunuhan tidak
pernah dimulai dengan niat membunuh, melainkan dimulai
dengan benih kecemburuan, kepahitan, keinginan yang
mementingkan diri sendiri, iri hati atau kebencian.
Alkitab mencatat pembunuhan yang pertama kali dilakukan
oleh Kain terhadap adiknya Habel. Sejak saat itu, manusia
melakukan perbuatan membunuh dan dibunuh karena
keinginan-keinginan yang jahat dan dosa yang ada dalam hidup
mereka. Asal mula pembunuhan dimulai dari hati manusia.
Pembunuhan tidak pernah dimulai dengan niat membunuh,
melainkan dimulai dengan benih kecemburuan, kepahitan,
keinginan yang mementingkan diri sendiri, iri hati atau
kebencian. Hasilnya adalah kehancuran tubuh dan dalam
beberapa kejadian, juga kehancuran jiwa manusia.
Yesus mengatakan bahwa motivasi hati, pikiran dan sikap kita
sangat penting karena hal-hal tersebut muncul dalam tindakan
kita. Dengan kata lain, marah karena mementingkan diri sendiri
adalah sikap yang salah. Kita harus meninggalkan kebencian
karena seseorang yang benci berpotensi untuk menjadi seorang
pembunuh. Tuhan Yesus memberikan perhatian terhadap
perasaan kita kepada sesama, "sebab dari dalam, dari hati
orang, timbul...pembunuhan..." Markus 7:21-22.
Tuhan Yesus menyatakan bahwa kita hendaknya "Saling
mengasihi" Yohanes 13:34. Jika kita melakukan hal itu, maka
berarti kita juga melaksanakan perintah ini yaitu, "Jangan
membunuh."
27
Download