journal of international relations

advertisement
ISSN:2089-1962
\Ioh:m.eOl Nomor 01, Oktober eOlI - Maret AO13
fN5tc3{tA
journalof international
relations
Peluang dan Tantangan dalam Membangun Masyarakat
ASEAN2OLS z
MenengokASEAN dan Uni Eropa
RennyMiryanti
PersainganJepangdan China di Asia Tenggara:
Perspektif Ekonomi Politik
Agus Haryanto
"DefenceCooperationAgreement" (DCA)
Indonesia- Singapuradan Implikasinyl terhadap Geopolitik
lndonesia
TundjungLinggarwati
HakAsasi Manusia : Sebuah Norma yang Berubah?
AchmadSururi
"Interfaith Dialogue" sebagai Usaha Mewuiudkan Ttansformasi
Konflik dan "Peace-Building" di Indonesia
Arif Darmaw an, Muhammad Yamin
Isu-Isu Politik Keamanan Kontemporer dalam Studi
Hubungan Internasional
Nuriyeni Kartika Bintarsari
Implementasi Konvensi Internasional di Tingkat Lokal dan
Pemaiuan Isu tentang Perubahan Iklim & Pemanasan Global:
Studi Kasus Car Free Day On Friday di Kabupaten Cilacap
Nuriyeni Kartika Bintarsari & Sri Wijayanti
I.IBORITOHUM
IUBUIIGAN
INMNNISIONTI,
UNIVERSH$
SOEDIRMAN
JENDERAI,
PENGANTAR
Pembacayang budiman,
Mengawali penerbitan perdanaJurnal
Program Studi Hubungan Internasional yang
berjudul INSIGNIA ini, kami dari dewan
penyunting mengucapkanterima kasih kepada
semuarekan yang telah menyumbangkanhasil
pemikiran dan penelitiannya sehingga buah
karya intelektual mereka dapat kami hadirkan
ke hadapansegenappembaca.
Artikel pertama berjudul "Peluangdan
Tantangan dalam Membangun Masyarakat
ASEAN 2ol5: Menengok ASEAN dan Uni
Eropa" yang membahastantangan dan peluang
yang akan dihadapi negara-negara Anggota
ASEAN dalam menyongsong keterbukaan
masyarakat ASEAN tahun 2o15 mendatang.
Artikel ini juga membandingkan peluang dan
tantangan masyarakat ASEAN dengan
masyarakat Uni Eropa yang telah lebih dulu
bersatu.
Artikel kedua berjudul "Persaingan
Jepang dar.rCina di Asia Tenggara: Perspektif
Ekonomi Politik" akan membahas menqenai
persaingan dagang dan juga implikasi potitit
yang ditimbulkan dari relasi antara negara
Jepang dan negara Cina dengatr p*ti"rpartner mereka di kawasan Asia Tenggara.
Artikel ini dilengkapi dengan bahasandan table
yang menunSukkan volume perdagangan
Jepang dan Cina terhadap negara-negara di
AsiaTenggara.
Selanjutnya dalam artikel ketiga akan
ada pembahasan mengenai "Defence
CooperationAgreement (DCA) Indonesia dan
Singapura serta Implikasinya terhadap
Geopolitik Indonesia."Artikel ini menganalisa
mengenai perjanjian antara Indonesia dan
Singapura, dimana Singapura mendapatkan
hak atas beberapa wilayah Indonesia untuk
kepentingan militer mereka dengan
konsekuensi adanya perjanjian ekstradisi
pelarian koruptor Indonesiake Singapurayang
akan dikembalikan. Artikel keempat membahas
"Hak Asasi Manusia: Sebuah Norma yang
Berubah?" yang mengeksplorasi dan
menganalisa konsep dan definisi hak asasi
manusia sejak abad ke-18 dan perkembangan
bahasan hak asasi manusia dalam politik
internasionalkontemporer.
Artikel berikutnya adalah hasil
penelitian yang dilakukan oleh rekan-rekan di
Prodi Hubungan Internasional UNSOED
berjudul "Interfaith Dialogue Sebagai bagian
dari Proses Transficrmasi Konflik dan Peacebuilding di Indonesia".Artikel ini menjelaskan
mengenai bagaimana dialog antar agama yang
dimulai dari dialog antar pemimpin agamayang
berbeda dapat mencegah meluasnya konflik
yang berbasis SARA di Indonesia. Adapun
artikel mengenai "lsu-isu Politik Keamanan
Kontemporer dalam Studi Hubungan
Internasional" akan membahas isu politik
keamanandalam hubungan internasionai yang
terangkum dalam tiga topik bahasanyaitu: isu
terorisme, lingkungan hidup dan masalah
migrasi internasional.
Menutup serangkaianartikel di jurnal
ini adalahtulisan yangjuga berbasispenelitian
yang berjudul "Implementasi Konvensi
Internasional Di Tingkat Lokal dan Pemajuan
Isu Tentang PerubahanIklim dan Pemanisan
Global (Studi kasusCar Free Day on Friday di
Kabupaten Cilacap)" yang meneliti mengenar
bagaimana suatu kebijakan internasional
mengenai masalah perubahan iklim dan
pemanasan global diadopsi oleh suatu
pemerintah lokal, dalam hal ini adalah
KabupatenCilacap.
Dewan penyunting berharap
kehadiran Jurnal INSIGNIA pada edisi
perdananya ini tidak mengecewakan para
pembacayang kami hormati. Tidak lupa kami
mohon maaf atas segala kekurangan dan
ketidaksempurnaanjurnal ini. Kami harapkan
adanya kritik, saran, dan juga sumbangsih
tulisan intelektual dari civitas akademika
keilmuan Hubungan Internasional untuk
kemajuan Jurnal INSIGNIA ini di masa
mendatang.
Salamhangatdari penyunting
Nuriyeni Kartika Bintarsari
Ketua Penyunting
STRUKTUR KEPENGURUSAN
,,JURNAL INSIGNTA''
PRODI HI
Pelindung / penanggung Jawab :
Drs. Muslihudin, M.Si (DekanFISIP)
penasehat:
Dr. Masrukin M. Si (pembantu Dekan I)
Tundjung Linggarwati, S.Ip., M.Si (Ketua prodi HI)
Ketua Penyunting:
Nuriyeni Kartika Bintarsari, S.Ip., MA
Sekretaris:
RennyMiryanti S.Ip M.Si
PenyuntingPelaksana:
AchmadSururi,S.Ip.,MA
AgusHaryanto,S.Ip.,M.Si
Arif Darmawan,S.Ip.,M.Si
MuhammadYamin,S.Ip.,M.Si
Sri Wijayanti,S.Ip.,M.Si
PenyuntingAhli:
SartikaSoesilowatiPh.D.GTNAIR)
Prof.JatrjaMuhaiminPh.D.(UGM)
Sekretariat:
Tutik Hendriani
Ma'mumSetiaji
DAFTARISI :
PeluangdanTantangan
dalamMembangun
Masyarakat
ASEAN2015:Menengok
ASEANdanUniEropa
..............
1
PersainganJepangdan ChinadiAsia Tenggara:
P e r s p e k tE
i fk o n o mPi o l i t i k
...........
.....13
"Defence Cooperation Agreement" (DCA) Indonesia
s i ng a p u rad a n l mp l i ka si nya
ter hadapgeopor itik
Indonesia
..............
33
H akA sa sima n u si a: S e b uahNor m ayang Ber ubah?
.......ST
InterfaithDialogue Sebagai Bagian Dari proses
Transformasi
Konflikdan Peacebuilding
di Indonesia
67
lsu-isuPolitikKeamanan
Kontemporer
DalamStudi
H u b u n g aInn t e r n a s i o n. .a. .l . . . . . .
. . . . . . . .B. .T
lmplementasi
KonvensiInternasional
di ringkatLokaldan
Pemajuanlsu tentangPerubahanlklim dan pemanasan
Global: (StudiKasusCar Freeday On Fridaydi Kabupaten
Cilacap)
...............
. . . . . . .9. .5
Implementasi Konvensi Internasional di Tingkat
Lokal dan Pemajuan Isu TentangPerubahan llkim
dan FemanasanGlobal
(Studi Kasus: Car Free Duy on Friday di Kubupaten Cilacap)
Nuriyeni Kartiks Bintursari, Sri Wiiuyunti
Abstract
This article will describe the changes and impacts of climate changeson the
quality of human lives. We are all experience effectsof climate changessuch
as: global warming, the rising of ocean level towards land, unpredictable
floods and many other effects of climate changes. In the International level,
more than one hundred countries had signed and ratified the Kyoto Protocol
to the United Nations Framework Convention on Climate Change
(LJNT'CCC). The Kyoto Protocol is a set of mechanismto reducethe emission
of glasshouseeffect that leads to climate change. In the first section of this
article, it will explain the effects of climate change and how the governments
in the world had adopted the Kyoto Protocol and formulate an international
regime to overcome the climate change problem. The next section will
explore and analyze how Indonesia adopted the Protocol and managed to
implement it in the national and local governance. The discussionon how the
Cilacap regency as an example on how local governance adopted the
international protocol will be explore in the last section, followed by the
explanation on how effective it is to impose a car free day program in reducing
the emissionon glasshouseeffects.
Keywords: climate changes,Kyoto Protocol, international regime
I. Pendahuluan
Kondisi bumi sekarang ini bagi
sebagian umat manusia dirasakan
sudahtidak nyaman. Bumi dirasakan
semakin panas dan iklim semakin
semakin tidak menentu. Menurut
laporan IPCC (Intergovermental
Panel on Climate Change), suhu
permukaan global akan meningkat
r.r hingga 6.4 oC (e.o hingga 11.5
oF) antara tahun l99O dan 21OO
(Climate Change eoo7: Tfu Plrysical
95
JURNAL
HUBUNGAN
TNTERNASTONAL//vorume
01No.01,oktober2011
_Maret2012
Scierce Bas'is'contribution of vorking
secara resmi meratifikasi protokol
GroupI to tlu Fourth Assessrnent
Report Kyot o d eng:a n d i s ahka n n
ya
tfiz rntergovernmmtarpaner on Rancangan
undang-undang
"f
change)'.8*k*
berbagai tentangPengesahan l(yotoprotocolto
llmatz
literatur menunjukkan kenaik-an the
uniteJ Nations Framework
temperatur global
termasuk convention on climate
change.
Indonesia
terjadi pada kisaran Indonesia sebagai
negara kepulauan
1,5-40 celcius pada akhir abad q,t dan
negara yang perekonomiannya
(Pemanasan
global: zooz).Dampak bersunJa,p"a" i"b";;;;"
yang terjadi dari peristiwa ini bagi
lingkungan bio-geofisik y"rt,,
pelelehanes di kutub, kenaikan
muka
air laut, perluasan gurun pasir,
peningkatan hujan dan banjia
perubahaniklim, punahnyaflora
dan
fauna tertentu, migrasi fauna
dan
hama penyakit, dsb. Selain itu,
dampak aktivitas sosial-ekonomi
masyarakatantara lain; (a) gangguan
terhadap fungsi kawasanpesisir
dan
kota pantai, (b) gangguan terhadap
permukiman
pend.uduk, (4
pengurangan produktivitas lahan
pertaniandanmasihbanyaklagi.
dan perikanan merupakan negara
yang rentan terhadap dampak
perubahan iklim. Dalam sebuah
penelitian Badan Riset Kelautan dan
perikanan (BRKp)
dan IpB yang
dilakukan
pada tahun
qoo8,
diramalkan aaum hma tahun ke
depan (zots) sebanyak2.ooo pulau
akan ,lenyap, dari peta bumi
Indonesia,- iiukib"tku'
naiknya
permukaan air laut. Dan lebih
memprihatinkan diprediksikan pada
tahun2050sekitar25 persenw'ayah
Jakarta utara akan tenggelam.
Kawasan l60 kilometer "plrr"gi
Dalam tataran internasionar, seperti kawasan
Ancol, pantai Indah
sebagianbesarpemerintahan negara- Kapuk,
Koja dan Tanjung priok akan
negara
di dunia
h i l a n g p e r m a n e n( D i n a s K e l a u t a n
telah
menandatangani dan meratifikasi dan ierikanan.
Mitra Bahari: zoos)
Protohol Kyoto yang mengarah pada bahkan pengaruh
pemanasan grobar
pengurangan emisi gas-gas rumah telah mempengaruhi
ketahanan
kaca. Ketika
meratinkasi
suatu
ffi[,J" ffi: l*T":n,'1":H'"??l
Xl]JTffi
selanjutnya negara tersebut
terrihat
akan
dari curah hr.l* di bawah
mengikuti kesepakatan-kesepakatan normal
dan meningkatnya curah
yang terdapat dalam perjanjian hujan di
sebagian wilayah. Kondisi
tersebut. Pada tahun zoos,Indonesia tata ruang,
daerah resapan air, dan
96
NURIYENI
KARTIKA
BINTARSARI,
SRIWIJAYANTI
// lmplementasi
Konvensi
Internasional
diTingkat
Lokat
.,.
sistem irigasi yang buruk semakin pemerintah daerah. Kabupaten
memicu terjadinya banjia termasuk Cilacap adalah salah satu kabupaten
d i a r e a p e r s a w a h a n . S e b a g a i yang menanggapi hal tersebut
gambaran, pada 1995 hingga AOOS, dengan melaksanakan kegiatan'hari
total tanaman padi yang terendam bebas kendaraan bermotor (car free
banjir berjumlah r.ge6.6s6 hektare. duy) setiap hari Jumat'. Hal ini
Dari jumlah itu, 47t.7tt hektare di menarik untuk dikaji, karena
antaranya mengalami puso. Sawah terdapat kebijakan pemerintah
yang mengalami kekeringan pada daerah (Cilacap) yang berbeda
kurun waktu tersebut berjumlah d e n g a n p e m e r i n t a h d a e r a h
2.131.579 hektare, yang 998.447 sekitarnya (Barlingmaskeb) untuk
hektare di antaranya gagal panen. m e n g e j a w a n t a h k a n k o n v e n s i
(Indonesian Community t eoo7).
internasional tentang perubahan
Secara nasional, pemerintah i k l i m d a n g l o b a l w a r m i n g .
Indonesia telah membuat berbagai Berdasarkan uraian diatas, maka
macamprogram untuk penyelamatan timbul pertanyaan sebagaiberikut:
lingkungan,
antara
lain
l. Bagaimana rezim lingkungan
pembentukan komisi Lingkungan
hidup
internasional
Hidup, pembuatan RUU tentang
mempengaruhi perubahan
Pengesahan l$oto Protocol to the
perilaku negara,khususnya di
United Nations Framework
tingkat lokal (Cilacap)?
Convention on Climate Change.
2. Apa yang melatarbelakangi
Keterlibatan Indonesia dalam
kabupaten Cilacap membuat
meratifikasi Protokol Kyoto akan
kebijakan car free duy di
berlangsung efektif ketika terdapat
wilayahnyaP
keterlibatan pemerintah di tingkat
daerah untuk ikut menyukseskan II.Pembahasan
program tersebut.
II.t Rezim Lingkungan Hidup
Pemerintah daerah sebagai
Internasional
level dibawah pemerintah pusat
Kerangka analisis yang
menyiapkanstrategi dan usahayang
digunakan adalah teori rezim
dapat dilakukan untuk program internasional.
Rezim mengandung
p e n ye I a m at a n I i n g k u n g a n. pengertian
yaitu keseluruhanfungsi
Pengej awantahan
program
dari suatu rangkaianyang bersifat
penyelamatanlingkungan tersebut heterogen
yang terdiri
atas
diserahkan kepada masing-masing
97
2012
2011- MATCT
01NO.01,OKtObET
// VOIUMC
INTERNASIONAL
HUBUNGAN
JURNAL
persetujuan-persetujuan, praktekpraktek, dan lembaga-Iembaga
internasional baik formal mauPun
informal. Efektifitas suatu tezim
dapat dilihat dari imPlentasi
peraturan dan pemenuhan kewajiban
terhadaP
yang ditetapkan
anggotanya, yaitu aPakah masingmasing anggota melaksanakan
aturan dan memenuhi kewajiban
yang ditetapkan di dalam rezim
model untuk mengukur seberaPa
efektif suatu rezim- Sebuah
kesepakataninstitusi bisa bermacammacam tingkatannYa. Pengukuran
efektifitas rezim terbagi dalam dua
kategori yaitu (t) membandingkan
keadaan sebelum adanYa rezim
dengan keadaan sesudah adanYa
rez\m, dan (2) membandingkan
keadaan yang terjadi sekarang
dengan keadaan optimal yang dapat
diraih bila melaksanakan rezim
tersebut.
tersebut
Secararinci, efektifitas rezim t e r s e b u t . P e r u b a h a n
dengan
diukur
dapat dilihat dari keluaran (output), k e m u d i a n
lima skala
menggunakan
hasi, (incomz) dan damPak (tm|o\.
yaitu ' (o) terhadaP
Output merujuk pada aturan-aturan, pengukuran,
d a n kesepahamanbersama, namun tidak
program-program,
aksi bersama aPa Yang
pengorganisasian yang ditetapkan diputuskan
akan dilakukan, (t) terdaPat
untuk
oleh para anggota
aksi namun basisnya'tahu
mengoperasionalkan ketentuan koordinasi
(e) terdapat koordinasi
dalam rezim, sehingga hal-hal Yang sama tahu'
kesepakatannamun
semula hanya beruPa kesePakatan aksi berdasarkan
diserahkan kePada
dapat dilaksanakan' OutPut daPat pelaksanaan
masing-masing (s) sama
berupa konvensi, rulzs of law, treaty pemerintah
level 2, namun terdaPat
dan lain-lain. Outcome adalah seperti
yang sama (+) koordinasi
perubahan perilaku subYek Yang standar
rencana yang dikombinasikan
dikenai ketentuan dalam rezim, baik
pelaksanaan di tingkat
berupa penghentian tindakan Yang dengan
nasional. (5) koordinasi aksi melalui
sebelumnya dilakukan sebelum
rencana dan imPlementasi Yang
adanya rezim tersebut, mauPun
Untuk menentukan
berupa tindakan Yang ditentukan terintegrasi.
ini maka didasarkan pada
oleh rezim tersebut. Impact adalah tingkatan
tingkat kesulitan masalah dan
tingkat keberhasilan, mencakuP
probbm solatng. Tingkat
dampak yang terkecil samPai Pada kapasitas
masalah terbagi dua yaitu
yang terbesar.(Oran RYoung, 1999) kesulitan
yang benign dan masalah
Underdal (aooz) membuat masalah
98
NURIYENI
KARTIKA
BINTARSARI,
SRIWIJAYANTI
// lmplementasi
Konvensi
Internasional
diTingkat
Lokal
...
yang malignancy. Dalam problem malignancy, terdapat tiga aspek yaitu
incongruity (ketika tidak semuaanggota kesepakatanmerasakankesepakatan
tersebut sebagai masalah), Letidaksesuaian (oV**t 9,dan perpecahan
(cumulativechavagu). selanjutnya mengenaip robbm-solatns*!aciU, terbagi
dalam tiga aspek yaitu setting kelembagaan, distribusi kekuasaan dan
kepemimpinaninstrumental.
Model Inti
Problern malignancy
c
Incongru-ity
c
Asymmetry
o
Cumulativecleavages
RegimeEffectiveness
t. Behavioral
Change
2. Technical
Optimum
P ro bI em+ oIv i ng Cap acity
.
Institusional setting
o
Distribution of power
.
Inst ltnental leadership
Sumber: Arild Underdal,One Question,Two Answers'dalamEdward
L. Miles, et al, EnaironmentalRegimeEffectivenesqConfrontingTheory
uith Euidence(Cambridge,The MIT Press qooe)h. 97
99
2011-IUIATET2O12
HUBUNGAN
01NO.01,O|IIObCT
JURNAL
INTERNASIONAL
// VOIUME
Gambar diatasmenunjukkanbahwa: bagian mempengaruhi bagaimana
( t ) p e r m a s a l a h a n y a n g b u r u k keputusan mengikat , dirumuskan
(bersifat malign) berpengaruh dan dilaksanakan untuk suatu
negatif terhadap tingginya tingkat masyarakat. Sebagai suatu sistem,
kolaborasi. Sedangkan tingkat ada beberapapersyaratan yang harus
kolaborasi ini akan berpengaruh ada dalam tiap lingkungan sistem
terhadap pencapaian efektifitas politik, diantaranya; 1) Politik
rezim. (e) masalah semakin bersifat m e m p u n y a i l i n g k u n g a n Y a i t u
kegiatan-kegiatan yang tidak secara
kemungkinan
malignancy
menciptakan kerjasama akan langsung berkaitan dengan Proses
semakin buruk (s) problznr-solaing pembuatan keputusanyang mengikat
caparity memiliki pengaruh positif masyarakat, (z) input dan output.
dalam mendukung tingkat kolaborasi Input yaitu masukan yang berasal
dan berarti mendukung pencapaian dari lingkungan sistem politik, dapat
efektifitas rezim. Model inti yang berupa tuntutan atau dukungan,
digambarkan oleh Underdal diatas sedangkan output yaitu keputusan
dapat dijadikan satu acuan dalam yang mengikat masyarakat. (g)
membuatmodel hipotesabaru untuk deferensiasi di dalam sistem, yaitu
m e n j e l a s k a n e f e k t i f i t a s r e z i m anggota sistem harus mengenal
lingkungan hidup internasional dan pembagian kerja sehingga sistem
pengaruhnya terhadap perubahan d a p a t b e r j a l a n s e s u a i y a n g
perilaku Negara (Nation behavioural diharapkan(+) integrasi suatu sistem
change)yang pada gilirannya akan yaitu suatu sistem berstruktur ketika
b e r i m p l i k a s i p a d a k o m i t m e n ingin mempertahankan dirinya maka
d a e r a h ( l o c a l sistem itu harus memiliki mekanisme
pemerintah
c o m m i t m e n t ) m e n y a n g k u t i s u yang dapat mengintegrasikan atau
memaksa anggotanya untuk
penyelamatanlingkungan hidup.
L e a e l o f C o l l a b o r a t i o n N a t i o n bekerjasamawalaupun dalam kadar
minimal sehingga mereka dapat
behavioural change- lncal commitm.ent
membuat kekuatan yang mengikat.
Setelah terjadi perubahan
Berikut bagan yang dibuat oleh
perilaku Negara, maka perubahan itu
David Easton:
akan mengikat unit lain yang
terdapat di dalamnya. Menurut
Easton (Ramlan Surbakti, 1984:127),
politik adalah suatu sistem yang
saling berhubungan karena tiap
100
NURIYENI
KARTIKA
BINTARSARI,
SRIWIJAYANTI
// lmplementasi
Konvensi
Internasional
diTinqkat
Lokal...
ENVIRONMENT
I
N
P
U
o
DEMAND
POLITICAL
SUPPORT
SISTEM
DECISIONS
POLICIES
T
U
T
P
U
T
Disarikan dari Easton,A FrameworkforeotlticalAnalysis. tglb:ttQ
ChicagoUniversity Press.
Diagram diatas menjelaskan bahwa
satu lingkungan sistem politik
membutuhkaninput berupatuntutan
dan dukungan yang akan diolah
didalam sistem. Hasil pengolahan ini
berupa satu kebijakan yang sifatnya
mengikat masyarakat (publicpolicy).
Penerapan kebijakan tersebut akan
menimbulkan serangkaian reaksi
atau output yang pada akhirnya akan
menjadi input bagi sistem politik.
Berbagai macam faktor dapat
mempengaruhi proses formulasi
kebijakan, baik faktor eksternal yang
berasal dari lingkungan luar sistem
maupun faktor internal yang berasal
dari dalam sistem politik itu sendiri.
Winarno (eooz:to) menjelaskan
bahwa model Easton ini hanya
menjelaskan sudut pandang para
pembuat kebijakan. Paine dan
Naumes (dalam Winarno, 2OO2:7O)
menj elaskan peran pembuat
keputusan berdasar sistem politik
Easton, adalah untuk menemukan
pemecahanmasalah yang akan: l).
Menghitung kesempatandan meraih
atau menggunakan dukungan
internal dan eksternal; 2)
memuaskanpermintaan lingkungan;
3) secara khusus memuaskan
keinginan atau kepentingan para
pembuat kebijakan itu sendiri.
Berdasar penjelasan Paine dan
101
JURNAL
HUBUNGAN
INTERNASTONAL
//Vorume
0t No.01,oktober
201
1- Maret
2afi
Naumes tersebuf kita memahami
establishesobligations behoem
bahwa dalam pembuatan keputusan
two or more subjects of
di dalam suatu sistem politik,
international hw (statesand
dukungan maupun tuntutan yang
intcrnationarorganizations),
berasaldari lingkungan internal dan
Sebuah perjanjian formal yang
e k s t e r n a I a k a n s a n g at
mengikatatauinstrumentertulislain
mempengaruhi^
proses
rvDcD
formulasi saru
rurrrrurasr
satu
rreuilattan.
rr-e. Keikutsertaan Indonesia
dalam Menandatangani dan
MeratifikasiProtokol
I{yoto
ffit*"r:Tfft::ilfi
Tffi j.*
internasional, baik negara maupun
organisasi internasionat. KTT Bumi
di Brasil berhasil mengeluarkan
sebuah komitmen internasional
diantara negara-negara di di dunia
untuk bersama-sama mengurangi
emisi gasrumah kaca.
Berdasarkan sifat dan definisi
traktat yang diulas diatas, dapat
dilihat brh;
Indonesia telah setuju
untuk terikat dan menjadi bagian dari
apa yang dinamakan
rezim
LingkunganHidupinternasional.
Keterlibatan Indonesia dalam
hal isu gas rumah kacadimulai pada
tahun 1992 padaKonferensi Tingkat
Ti"gg Rio de Janeiro,Brasil, dengan
menandatanganisebuahtraktat yang
dikenal dengan nama unitzd Nationn
Framczaork Conuention on Climate
chnnge- Konferensiini merupakan
konferensi terbesar mengenai
lingkungan hidup yang pernah
UNFCCC atau FCCC telah
diselenggarakan PBB dan konferensi mengeluarkan satu
teks konvensi
ini kemudian dikenal dengan nama yangberkaitandenganperaturandan
Earth summit(KTT Bumi). Traktat har-hal yang perlu diperhatikan
oleh
internasional ini mempunyai tujuan negara anggota yang
berju mlah tsz
untuk menstabilkan konsentrasi Gas negara sampai dengan
Desember
R u m a h K a c a ( G R K ) d i a t m o s f e r y a nego o g .
sal ah s atu bu tir
b e r p o t e n smi e n i m b u l k apne r u b a h a nk e s e p a k a t a n n y a
ad alah
iklim dan pemanasan gtobar. mempertimbangkanpentingnya
tiap
Menurut kamus Britannica definisi negara untuk memberlakukan
'traktat"
datam kajian Hubungan peraturan perundangan mengenai
Internasionaladalah:
lingkungan hidup, dimana ada
-A
bindingformal agreenunt,or standardisasi yang jelas mengenai
otlrcr written instrumznt that manajemen sumber daya alam dan
penanganan kerusakan lingkungan
102
NURIYENI
KARTIKA
BINTARSARI,
SRIWIJAYANTI
// lmplementasi
Konvensi
lnternasionat
diTingkat
Lokat
...
dan sebaiknya peraturan ini tidak
countries to stabilise GHG
berlaku merugikan untuk salah satu
emissions,the Protocol contmits
pihak, terutama untuk negara-negara
therntodoso."
yang sedang berkembang
(UNFCCC).
Setelah
Dari pernyataan diatas, jelas
penandatanganan traktat UNFCCC terlihat
bahwa rezim dalam artian
ini diharapkan tiap negara mulai suatu perkumpulan
yang mampu
meratifikasi FCCC dan secara membuat anggotanya
berkomitrnen
domestik telah mulai membuat mengenai sesuatu
hal telah tercapai
peraturan perundangan yang secara dengan
adanya Protokol Kyoto
ketat dapat mengontrol produksi diatas. Peraturan-peraturan
yang
GRK yang berbahaya bagi atmosfer lebih
terperinci mengenai hal-hal
bumi. Pada tahun 1997 diadakanlah yang harus
dilakukan oleh negara
pertemuan lanjutan Earth Summit di yang telah meratifikasi
FCCC
Kyoto, Jepang, yang kemudian maupun negaraindustri
besarseca_ra
menghasilkan persetujuan bersama lengkap tertuang dalam
satu teks
yang dinamakan Protokol Kyoto. berjudul "K1otoProtocolto
Tlrc United
Salah satu capaian terbesar dari Nations Franuzaork
Conuention On
protokol ini adalah kewenangannya Climate
Change".
untuk mengikat dan mengontrol g7
Protokol ini dibuat untuk
negara industri besar di duniamenanggulangi dampak yang lebih
termasuk Masyarakat Uni Eropa
besar terhadap kelestarian
(MEE)- untuk mengurangi produksi
lingkungan. Menyadari hal ini, maka
gas rumah kaca mereka. Salah satu
pemerintah nasional mempunyai
perbedaan terbesar antara Konvensi
komitmen untuk mengurangi emisi
FCCC dan Protokol Kyoto adalah
gas rumah kaca melalui UU RI
pada permasalahan komitmen
Nomor 6 Tahun tgg4 tentang
negara-negara industri besar untuk
Pengesahan
tlnited Nations
melakukan pengurangan emisi GRK
Framezaorh Conaention on Climate
atau seperti yang tertulis dalam situs
Change (Konvensi Kerangka kerja
resmi protokol (Protocol Kyoto)
Perserikatan Bangsa-bangsa
sebagaiberikut;
Mengenai Perubahan Iklim).
"Tlu mnjor distinction betzaeen
Undang-undang ini merupakan
tlu Protocol and the Conamtion
wujud dari keseriusan pemerintah
is that whilz tlu Conaention terhadap
isu-isu yang berkaitan
encouraged industrialised
103
-llaret2012
2011
JURNAL
HUBUNGAN
INTERNASIONAL
//Volume
01No.01,Oktober
pemerintah, swasta dan masyarala
di Kabupaten Cilacap untul
menangani isu pemanasan globaf
dan mereka jugu menyertakan
beberapa data dan fakta yang
berpengaruh diantaranya:
1. Kabupaten Cilacap merupakan
pusat ekonomi Jawa Tengah
bagian Selatan, memberi
konsekuensi peningkatan
kegiatan di sektor: industri,
transportasi, pertanian dan
domestik. Untuk mendukung
kegiatan tersebut diperlukan
lahan dan bahan baku sumber
daya alam, sehingga potensial
terjadi perubahan fungsi lahan
dari kawasan lindung menjadi
kawasan budidaya serta
degradasisumberdayaalam.
2. Kegiatan-kegiatan tersebut di
samping menghasilkan barang
produksi atau jasa jugu
menghasilkan buangan berupa
mencakup kegiatan di daerah. Dalam
emisi Gas Rumah Kaca (GRK)
era otonomi daerah, diharapkan
yaitu carbon dioksida/ COz,
program-program yang bertujuan
metana/CH+ dan nitrous
untuk mengurangi emisi gas rumah
kaca dapat selaras dengan tujuan
dioksida/N2,O.
g. Data menunjukkan bahwa
nasional.
kecenderungankontributor emisi
Kabupaten Cilacap merespon
Pada
Pusat
dengan
GRK terus meningkat.
himbauan
tahun 2oo7, jumlah kendaraan
menyelenggarakan Program Car
bermotor 206.050 unit dengan
Free Da1 on Friday (CFD). Bupati
tingkat pertumbuhan l4o/o
Cilcap membentuk satu tim yang
pertahun dan jumlah penduduk
menyatakan perlu ada sinergi yang
1.73o.a69 jiwa dengan tingkat
berkesinambungan
antara
pertumbuhan 1,460/o.
dengan bumi. Keseriusan Indonesia
dalam komitmen internasional,
dilakukan dengan mengeluarkan
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 17 Tahun 2Oo4 tentang
Pengesahan ljoto Protocol to nu
United N ations Framzwork Con'uention
on Climnte Changepada bulan Juni
2oo4, Undang -undang ini sekaligus
menjadi undang-undang ratifikasi
yang dilakukan Indonesia. Dalam
rangka memenuhi kewajiban dalam
Protokol
Kyoto, Indonesia
membentuk berbagai program yang
melibatkan seluruh elemen
masyarakat untuk mengurangi emisi
gas rumah kaca. Berbagai kegiatan
yang dilaksanakan antara lain:
Program 'Go Greerl, Penanaman
sejuta pohon secara nasional, dan
bersepeda ke tempat kerja (bike to
worh). Kegiatan yang dilaksanakan
bukan hanya terpusat namun juga
104
NURIYENI
KARTIKA
BINTARSARI,
SRIWUAYANTI
// lmplementasi
Konvensi
Inlernasionat
diTtngkat
Lokat
...
Dalam analisanya,tim telaah Agustus eoog). Diharapkan kegiatan
staf jugu menjelaskan mengenai cFD ini akan efektif mengurangi
indikator perubahan iklim yang jumlah emisi GRK setltigus
ditandai dengan adanya perubahan memberi kesadaranpada masyarakat
suhu udara dan curah hujan, dan Kabupaten cilacap mengenai
adanya potensi dampak yang akan pentingnya menerapkan gaya ttiaup
berpengaruh terhadap kondisi yang lebih sehat dan lebih ramah
geografis Kabupaten cilacap, lingkungan. Padaawalpencanangan
terutama di wilayah Selatan yang program CFD pemerintah Daerah
berupa kawasan pesisir dengan melalui SekretarisDaerah membuat
ketinggian kurang dari to m dpl
Surat
edaran
(diatas permukaan laut). Dampak No.66o.t / sSsS/q,S, tertanggal go
yang terjadi bisa berupa peningkatan Agustus eoog yang ditujukan ke
muka air laut yang berpotensi seluruh Satuan Kerja perangkat
menenggelamkan wilayah pesisir D a e r a h ( S K P D ) d i w i l a y a h
tersebut, adanya perubahan pola K a b u p a t e n
Cilacap untuk
tanam pada bidang pertanian, melaksanakan program CFD setiap
ancamanterhadap aset sumber daya hari sabtu, mulai tanggal s Oktober
Kawasan Segara Anakan yang 2oo9, khususnya bagi pNS yang
mempunyai keanekaragaman hayati bertempat tinggal kurang lebih
/ 10
yang cukup tinggi, serta pola migrasi km dari tempat kerja. Surat edaran
spesieskomunitas tertentu dari satu ini selain memperhatikan
hasil
lokasi ke lokasi lain.
penelitian tim telaah staf dari
Pada awalnya, kegiatan CFD instansiBLH, juga dikeluarkanuntuk
lebih ditujukan untuk para pegawai menindaklanjuti surat Gubernur
negeri sipil (PNS) di lingkungan Jawa Tengah Nomor 66o.t/tt7ll
Kabupaten Cilacap. Target sektor tertanggal q.Juliq,oosyang berisikan
PNS ini dilandasi data bahwa dengan mengenaipermasalahanpeningkatan
jumlah PNS sebanyakrs.t<[d orang pemanasan global dan
dampak
(tahun QOOT)
dan diasumsikan rata- p e r u b a h a n i k l i m y a n g h a r u s
r a t a t i a p P N S m e m i l i k i s a t u diwaspadai oleh tiap wilayah di Jawa
kendaraan bermotor, maka jumlah Tengah. Surat Gubernur ini pula
kendaraanyang beroperasipada hari yang menjadi dasar bagi tim telaah
pelaksanaan CFD akan berkurang staf BLH Kabupaten Cilacap untuk
s e k i t a r 7 , 3 8 o / o ( T e l a a h S t a f menyusun berbagaifakta, analisadan
N o . 6 6 o .| / g s 8 / e g t e r t a n g g a l d merekomendasikankegiatan CFD di
105
-llaret2012
2011
INTERNASIONAL
//Volume
01No.01,Oktober
HUBUNGAN
JURNAL
Cilacap. Pada awalnya, kegiatan
CFD dilaksanakan tiap hari sabtu
karena sampai akhir tahun 2oo9,
Cilacap masih
Kabupaten
menerapkan sistem 6 (enam) hari
kerja. Perubahan sistem kerja enam
hari menjadi r (lima)hari kerja mulai
diberlakukan sejak awal Januari z,oto
di Kabupaten Cilacap, maka Sekda
mengeluarkan surat edaran
66o. l/ oor5/ 29,
bernomor
tertanggal 5 Januari 2olo, yang
menyatakan bahwa pelaksanaan
CFD di Kabupaten Cilacap yang
semula dilaksanakan setiap hari
sabtu, diubah menjadi setiap hari
Jumat. Perubahan ini berlaku efektif
mulai tanggal 8 Januari 2olo. Pada
hakekatnya,perubahan hari tersebut
tidak terlalu mengganggu efektifitas
CFD karena kegiatan bersepeda
tersebut dilakukan pada jam bebas
atau sebelum pukul o8.oo (delapan)
pagi tiap hari Jumat, Img berarti
tidak mengganggu ju* efektif
bekerja di berbagai instansi
pemerintah di wilayah Kabupaten
Cilacap.
Pada awal pelaksanaan
program CFD yaitu pada bulan
Oktober 2oo9, BLH dan Sekretariat
Daerah mengajak berbagai elemen
masyarakat
untuk
turut
berpartisipasi.
Diantaranya
Pertamina, Holcim dan beberapa
pengusaha swasta yang turut
106
sponsor gerakan
menjadi
pencanangan CFD salah satun5n
dengan menyediakan beberapa unit
sepedasebagaihadiah doorprizebagi
peserta CFD. Pelibatan komponen
non SKPD tersebut bertujuan untuk
memperluas wacana CFD dan
membantu sosialisasi CFD agar bisa
menyentuh lebih banyak kalangan.
Hasil wawancara peneliti dengan
BLH
dari
narasumber
mengemukakan fakta bahwa
pencanangan program CFD di
Kabupaten Cilacap tidak mengikuti
satu rute jalan tertentu, karena
didasari pertimbangan bahwa
penutupan satu area tertentu untuk
kegiatan bersepeda hanya akan
memindahkan gas buangan/emisi
dari satu lokasi ke lokasi yang lain.
Sejakresmi dicanangkanpada
tanggal 8 Januari 2o1o, CFD On
Friday telah menjadi salah satu
program andalan untuk mengurangi
emisi di Kabupaten Cilacap. Selain
tidak terlalu banyak mengeluarkan
biaya untuk kegiatan promosi atau
untuk membuat satu sistem
penyaringan emisi tertentu, program
hari bebas kendaraan bermotor atau
lazimdisebut hari bersepedaini juga
dianggap dapat lebih menyehatkan
masyarakat Cilacap.
NURIYENI
KARTIKA
BINTARSARI,
SRIWIJAYANTI
// lmplementasi
Konvensi
Internasional
diTingkat
Lokat
.,,
Beberapa
hal yang
menyebabkan pelaksanaan CFD
kurangefektifdiantaranya:
III.Kesimpulan
pemerintah
Kebijakan
Kabupaten
Cilacap untuk
t. Tidak adanya reuard (pujian atau melaksanakanprogram CFD sebagai
hadiah) danpunishm"enf(hukuman) salah satu upaya pengurangan emisi
yang jelas membuat para PNS merupakan salah satu bukti nyata
kurang termotivasi ikut aktif adanya keterkaitan yang erat antara
dalamcFD.
rezim
lingkungan
hidup
2. Kendala yang kedua adalah internasional dengan pembuat
persoalan pembagian waktu kerja kebijakan di tingkat lokal. Dilihat
dan waktu untuk melaksanakan dari adanya keterkaitan yang nyata
CFD
antara peratifikasian protokol I(yoto
3. Kendala yang ketiga adalah oleh pemerintah Indonesia pada
penetapan target yang kurang tahun 2oo4,yangterwujudpadadua
menjangkau semua lapiSan peraturan perundangan yang
masyarakat. Pada awalnya, ide mengatur mengenai kesiapan
untuk menargetkan Pegawai Indonesia dalam menghadapi isu
negeri Sipil di lingkungan
pemanasan global dan perubahan
Kabupaten Cilacap merupakan iklim. PeraturanpertamaadalahUU
salah satu strategi yang cukup RI No. 6 tahun tgg4 tentang
efektif dikarenakansifathierarkhi pengesahan UNFCCC,
yang
to| down dalam instansi yang berimplikasi
pada komitmen
membuat surat edaran Sekretaris Indonesia untuk ikut mengurangi
Daerah untuk melakukan CFD emisi gas rumah kaca (GRK), d*
dapat dilaksanakan dengan tertib. peraturan yang kedua adalah UU No.
Namun, pada perkembangannya 17 tahun 2oo4tentang lQoto Protocol
akan lebih efektif kalau CFD lebih to Tlu united Nations Framzwork
sering dipopulerkan di kalangan convention on climate change.
non sKPq misal di berbagai Peraturan yang terakhir mempunyai
sekolah, kalangan swasta dan imptikasi yang lebih luas karena sifat
industri yang banyak terdapat di peraturannyameretassampaikepara
KabupatenCilacap.
pembuat kebijakan di tingkat
propinsi dan kabupaten (lokal).
Mengenai studi kasusprogram CFD
di Kabupaten Cilacap, kita dapat
107
JURNAL
HUBUNGAN
INTERNASIONAL
//Volume
01No.01,Oktober
2012
2011- tilaret
melihat bahwa program ini pada Cilacap mamapu membuat suatu
awalnya dikarenakan terbitnya surat program pengurangan emisi yang
Gubernur
Jawa Tengah
berdasarkan penilaian pembuat
No.66o.r/ r1751 tertanggal e Juli kebijakan lokal sesuai dan efektif
2 O O g m e n g e n a i p e r m a s a l a h a n untuk dilaksanakan di Kabupaten
peningkatan pemanasan global dan Cilacap, dan (s) Program CFD ini
dampak perubahan iklim yang harus sesuai dengan kontur geografis dan
diwaspadai oleh tiap wilayah di Jawa kondisi fisik Kabupaten Cilacap yang
Tengah.
Surat Gubernur ini berupa kawasan pesisir di wilayah
kemudian ditanggapi
oleh selatan pulau Jawa. Beberapa
Pemerintah Kabupaten Cilacap kelemahan program CFD ini antara
dengan adanyamemorandum Telaah lain (t) tidak ada sistem reuard and
S t a f n o m o r 6 6 o . | / g g a / a s punishmznt(pujian dan hadiah y*g
)
tertanggal 5 Agustus eAOg,dimana jelas, membuat para PNS sebagai
telaah staf ini merekomendasikan target sektor program ini kurang
kepada Bupati Cilacap mengenai termotivasi untuk aktif dalam CFD
l a n g k a h - l a n g k a h y a n g p e r l u (z) persoalan pembagian waktu kerja
dicermati dalam menanggulangi isu dan waktu untuk melaksanakan
pemanasan global dan perubahan program CFD terutama setelah
iklim.
Berdasarkan telaah staf ini peralihan enam hari kerja menjadi
P e m e r i n t a h d a e r a h m e l a l u i lima hari kerja. Belum ada surat
Sekretaris Daerah (Sekda) membuat edaran dari Sekda yang menegaskan
Surat Edaran Nomor 66c..1
/ s Sg8/ gg h a r i J u m a t s e b a i k n y a t i d a k
t e r t a n g g a l S O A g u s t u s z O O g , digunakan sebagai hari mobilisasi
ditujukan ke seluruh SKPD di umum. (s) Kendala terakhir adalah
wilayah Kabupaten Cilacap untuk penetapan target yang menurut
melaksanakanprogram CFD.
peneliti kurang menjangkau lapisan
Berdasarkan evalusasi yang masvarakat.
dilakukan oleh peneliti, pelaksanaan
program CFD di Kabupaten Cilacap
telah berjalan cukup efektif walapun
masih terdapat beberapakekurangan.
Dikatakan cukup efektif diukur dari
(t) kesigapan Pemerintah Cilacap
dalam isu pemanasan global dan
perubahan iklim, (g) Pemerintah
108
NURIYENI
KARTIKA
BINTARSARI,
SRIWIJAYANTI
i/ lmplementasi
Konvensi
Internasional
diTingkat
Lokal
...
Daftar Pustaka
iano/o2Olnternasionalo/ogoDalano/o
2oSistemTo2OPerundang-Undan
gan%eoNasional.Diakses
Miles, Edward L, et; Al, qooe.
tanggal e, Juni q,oto
Environmtntal Reginz ffiectiamess,
Panduan kegiatan PBB di Indonesia.
Confronttng
http: / / enviroscope.iges.orjp/mo
Tfuory uith Eaidence. MIT
dules,/envirolib,/upload/ c s s / xta
Press.Cambridge.
chlpanduanmpb.pdf. Diakses
Mas'oed, Mohtar, t99Q. Isyu-isyu
tanggal t Juni zoto
Global Masa Kini. Pusat Antar
Kesiapan Institusi Pemerintah RI
Universitas-Studi
dalam Implementasi Protokol
SosialUGM, UGM.
Kyoto www.peatMiles, Matthew.,& Huberman, A,
por tal.net / view_fi Ie.cfi'n?fileid= 3
1992. Analisis Data Kualitatf. UI
16.Diakses tanggal t Juni zoto
Press. Jakarta.
Moleong, Lexy J.
1995.
Dari Rio ke Bali via Kyoto:
Metodolngi Pmelitian Kualitatf
PT.
Memahami peraturan
RemajaRosdakarya. Bandung
internasional tentang perubahan
Winarno, Budi, zooz. Teori danProses
iklim (Bagian Kedua) Dari Rio ke
Kebijakan Publik.
MedPress.
Bali via Kyoto: Memahami
Yogyakarta.
peraturan internasional tentang
Young, Oran R, Lggg. Governancein
perubahan iktim (Bugr* Kedua).
World Affiirs. Cornell University
http: / / www.beritabumi.or.idl ?g
Press.Ithaca.
=liatinfo&infolD = IDoood &ikey
=8. Diaksestanggal d Juni zoto
Internet
Protocol Kyoto.
ProsesPengesahandi Indonesia
http :/ / unfccc.int / kyoto_protocol
menjadi Undang-Undang.
/items/q,sso.php.
http: / / jur nalhukum.blogspot.co
Diakses tanggal eo Mei eoto
m/ e,oos/ ot /perjanjianAdaptasi Kebijakan terhadap
internasional-z.html.diakses
Perubahan Iklim (dimate change)
tanggal g Juni zoto
dan Pemanasan Global (Glnbal
Perjanjian Internasional Dalam
w arming) Belum Dilaks anakan
Sistem Perundang-Undangan
http: / / www.kp3k.dkp.go.idlmitr
Nasional.
abahari/index.php?option=com_
http: / / w ww.legalitas.orglPerj anj
109
-ldaret2012
01No.01,Oktober
2011
JURNAL
HUBUNGAN
INTERNASIONAL
//Volume
content&view= article&id= 8I :ada
ptasi-kebij akan-terhadapp er u b ahan-iklim--@imate-ch ange
dan-pemanasan-global-globalwarming-belumd i l a k s a n a k a n & c a t i d= 4 , 8:s e r b a serbi&Itemid=69
Diaksestanggal o Mei zolo
PemanasanGlobal
http: / / geo,ugm.ac.idlarchives/z8
Diaksestanggal oMei coto
Global Warming
dan Keamanan
Pangan Indonesia
http: / / indonesiancommunity.mult
iply.com/j ournal,/item / t +t Q,
diaksestanggal lo Mei zo to
PemanasanGlobal
http: / / bintekblh.cilacapkab.go.idl
?pilih =news&mod=yes&aksi=liha
t&id=23
diaksestanggal I o Mei zo t o
Program Car FreeDay onFriday
http: / / wwwcilacapk ab.go.id/ v z / i
ndex.php
diaksestanggal a Aprtlzoto
110
Download