PENERAPAN METODE KERJA KELOMPOK

advertisement
PENERAPAN METODE KERJA KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN
IPA KELAS IV SDN 03 KAWAN KECAMATAN SUNGAI BETUNG
ARTIKEL PENELITIAN
Oleh
AJUNG
NIM F34211480
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2013
PENERAPAN METODE KERJA KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN
IPA KELAS IV SDN 03 KAWAN KECAMATAN SUNGAI BETUNG
Ajung,Abdussamad, Siti Halidjah
PGSD, FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak.
Abstrak : Penerapan Metode Kerja Kelompok Dalam Pembelajaran Ilmu
Pengetahuan alam Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 03
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru merancang
pembelajaran dan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan
mengimplementasikan metode kerja kelompok pada pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam di kelas IV SDN 03 Kawan. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode deskriptif, jenis penelitiannya yaitu Penelitian
Tindakan Kelas (Classroom Action Research), dan sifat penelitian yaitu bersifat
kolaboratif. Berdasarkan perhitungan statistik dari rata-rata hasil post test yaitu
test awal nilai rata-ratanya adalah 54,58, evaluasi setelah siklus 1 rata-ratanya
adalah 56,11 dan evaluasi setelah siklus 2 rata-ratanya adalah 69,17. Dari data
yang telah diperoleh dapat disimpulkan terjadi peningkatan pada setiap siklus dan
ini berarti pembelajaran dengan penerapan metode kerja kelompok dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 03 Kawan.
Kata kunci : Kerja Kelompok, Ilmu Pengetahuan Alam, dan Hasil Belajar
Abstract: Application of Group Work Methods in Natural Sciences Learning To
Improve Student Results Class IV SDN 03 Kawan.
This study aims to improve the ability of teachers to design learning and to
improve student learning outcomes by implementing methods of group work in
the Natural Sciences learning in class IV SDN 03 Kawan.
The method used in this research is descriptive method, the type of research that is
Classroom Action Research (Classroom Action Research), and the nature of the
research that is collaborative. Based on statistical calculations of the average posttest results of the initial test that the average value is 54.58, the evaluation after
cycle 1 the mean is 56.11 and evaluation after 2 cycles of the mean is 69.17. From
the data obtained it can be concluded that had increased in every cycle and this
means learning to the application of group work methods to improve learning
outcomes of students grade IV SDN 03 Kawan.
Keywords: Working Group, Natural Sciences, and Learning Outcomes
P
endidikan merupakan proses pembentukan kepribadian manusia yang
bertujuan untuk membantu peserta didik agar dapat menumbuhkembangkan
potensi kemanusiaannya. Undang-undang Nomor 20 tahun 2013 tentang Sistem
Pendidikan Nasional menyatakan bahwa : Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.
Pendidikan berinteraksi antara pendidik dengan peserta didik dalam upaya
membantu peserta didik menguasai tujuan pendidikan, interaksi pendidikan dapat
berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
Guru sebagai pendidik yang telah dipersiapkan secara formal dalam
pendidikan guru telah mempelajari ilmu, keterampilan, dan kepribadian. Dalam
pelaksanaan dilapangan, guru sebagai ujung tombak pendidikan sering
menghadapi rintangan. Rintangan ini semakin berat bila tempat tugas guru berada
didaerah pedalaman.
Berdasarkan pengamatan selama proses belajar mengajar di Sekolah Dasar
Negeri 03 Kawan Kecamatan Sungai Betung Kabupaten Bengkayang khususnya
di kelas IV masih banyak siswa yang belum mampu menjawab soal-soal evaluasi
yang diberikan pada akhir pelajaran. Dari 24 peserta didik masih terdapat 18
orang atau 75% yang nilainya dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang
telah ditetapkan oleh sekolah.Hal ini terjadi karena Siswa merasa bosan guru
hanya menggunakan metode ceramah selama proses pembelajaran berlangsung,
siswa kurang berperan aktif dalam pembelajaran karena tidak beraktivitas selama
proses pembelajaran dan siswa tidak diberi kesempatan untuk berkomunikasi
sesama siswa dalam menyelesaikan masalah.
Dari uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai “Penerapan Metode Kerja Kelompok Dalam Pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Sekolah
Dasar Negeri 03 Kawan Kecamatan Sungai Betung Kabupaten Bengkayang”.
Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Untuk meningkatkan kemampuan guru
dalam melaksanakan proses pembelajaran dalam mengimplementasikan metode
kerja kelompok pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Kelas IV Sekolah
Dasar Negeri 03 Kawan, (2) Untuk meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa
Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 03 Kawan pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam dengan metode kerja kelompok, (3) Untuk meningkatkan hasil
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri
03 Kawan, (4) Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan metode kerja kelompok pada siswa
Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 03 Kawan.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan
yang tersusun secara terbimbing. Hal ini sejalan dengan kurikulum KTSP
(Depdiknas, 2006) bahwa “Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan
cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya
penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsipsaja
tetapi juga merupakan suatu proses penemuan”. Selain itu Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) juga merupakan ilmu yang bersifat empirik dan membahas tentang
fakta serta gejala alam. Fakta dan gejala alam tersebut menjadikan pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) tidak hanya verbal tetapi juga faktual. Hal ini
menunjukkan bahwa, hakikat Ilmu Pengetahuna Alam (IPA) sebagai proses
diperlukan untuk menciptakan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang
empirik dan faktual. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebagai proses
diwujudkan dengan melaksanakan pembelajaran yang melatih ketrampilan proses
bagaimana cara produk sains ditemukan.
Asy’ari, Muslichah (2006: 22) menyatakan bahwa ketrampilan proses yang
perlu dilatih dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) meliputi
ketrampilan proses dasar misalnya mengamati, mengukur, mengklasifikasikan,
mengkomunikasikan, mengenal hubungan ruang dan waktu, serta ketrampilan
proses terintegrasi misalnya merancang dan melakukan eksperimen yang meliputi
menyusun hipotesis, menentukan variable, menyusun definisi operasional,
menafsirkan data, menganalisis dan mensintesis data. Poedjiati (2005:78)
menyebutkan bahwa ketrampilan dasar dalam pendekatan proses adalah observasi,
menghitung, mengukur, mengklasifikasi, dan membuat hipotesis. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa ketrampilan proses dalam pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) di SD meliputi ketrampilan dasar dan ketrampilan
terintegrasi. Kedua ketrampilan ini dapat melatih siswa untuk menemukan dan
menyelesaikan masalah secara ilmiah untuk menghasilkan produk-produk Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) yaitu fakta, konsep, generalisasi, hukum dan teori-teori
baru. Sehingga perlu diciptakan kondisi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) di SD yang dapat mendorong siswa untuk aktif dan ingin tahu. Dengan
demikian, pembelajaran merupakan kegiatan investigasi terhadap permasalahan
alam di sekitarnya. Setelah melakukan investigasi akan terungkap fakta atau
diperoleh data. Data yang diperoleh dari kegiatan investigasi tersebut perlu
digeneralisir agar siswa memiliki pemahaman konsep yang baik. Untuk itu siswa
perlu di bimbing berpikir secara induktif. Selain itu, pada beberapa konsep Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) yang dilakukan, siswa perlu memverifikasi dan
menerapkan suatu hukum atau prinsip. Sehingga siswa juga perlu dibimbing
berpikir secara deduktif. Kegiatan belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) seperti
ini, dapat menumbuhkan sikap ilmiah dalam diri siswa. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) meliputi beberapa
aspek yaitu faktual, keseimbangan antara proses dan produk, keaktifan dalam
proses penemuan, berfikir induktif dan deduktif, serta pengembangan sikap
ilmiah.
METODE
Metode kerja kelompok adalah metode mengajar dengan mengkondisikan
peserta didik dalam suatu group atau kelompok sebagai satu kesatuan dan
diberikan tugas untuk dibahas dalam kelompok tersebut. Karena itu guru dituntut
untuk mampu menyediakan bahan-bahan pelajaran yang secara manipulasi
mampu melibatkan anak bekerjasama dan berkolaborasi dalam kelompok.
Penerapan metode kerja kelompok menuntut guru untuk dapat
mengelompokan peserta didik secara arif dan proporsional. Pengelompokkan
peserta didik dalam suatu kelompok dapat didasarkan pada: (a) Fasilitas yang
tersedia, (b) Perbedaan individual dalam minat belajar dan kemampuan belajar,
(c) Jenis pekerjaan yang diberikan, (d) Wilayah tempat tinggal peserta didik, (e)
Jenis kelamin, (f) Memperbesar partisipasi peserta didik dalam kelompok, (g)
Berdasarkan pada loter/random. Selanjutnya, pembagian kelompok sebaiknya
heterogen, baik dari segi kemampuan belajar maupun jenis kelamin agar terjadi
dinamika kegiatan belajar yang lebih baik dari kelompok tidak berkesan berat
sebelah yaitu ada kelompok yang kuat dan ada kelompok yang lemah.
Penggunaan metode kerja kelompok menurut Moedjiono (1992:62) bertujuan
untuk: (a) Memupuk kemauan dan kemampuan kerjasama di antara para pesera
didik, (b) Meningkatkan keterlibatan sosio-emosional dan intelektuan para peserta
didik dalam proses belajar mengajar yang diselenggarakan, (c) Meningkatkan
perhatian terhadap proses dan hasil dari proses belajar mengajar secara
berimbang.
Metode kerja kelompok digunakan guru karena alasan sebagai berikut: (a)
Membuat peserta didik dapat bekerja sama dengan temannya dalam satu kesataun
tugas, (b) Mengembangkan kekuatan untuk mencari dan menemukan bahan-bahan
untuk melaksanakan tugas tersebut, (c) Membuat peserta didik aktif.
Kelebihan Metode Kelompok adalah : (1) Membuat peserta didik aktif
mencari bahan untuk menyelesaikan tugasnya, (2) Menggalang kerjasama dan
kekompakan dalam kelompok, (3) Mengembangkan kepemimpinan peserta didik
dan pengajaran keterampilan berdiskusi dan proses kelompok. Sedangkan
Kelemahan Metode Kelompok adalah : (1) Kerja kelompok hanya memberikan
kesempatan kepada peserta yang aktif dan mampu untuk berperan sedangkan
peserta didik yang terbelakang tidak terbuat apa-apa, (2) Memerlukan fasilitas
yang beragam baik untuk fasilitas fisik dan ruangan maupun sumber-sumber
belajar yang harus disediakan.
Dalam pelaksanaan kerja kelompok, dapat diambil langkah-langkah sebagai
berikut : (1) Membentuk Kelompok, Pendidik atau peserta didik, atau pendidik
bersama peserta didikmembentuk kelompok-kelompok belajar. Berapa jumlah
kelompok dan berapa jumlah anggota setiap kelompok disesuaikan dengan
kebutuhan dan tujuan yang hendak dicapai. Pada kesempatan ini pendidik
menjelaskan tujuan, kebutuhan dan gambaran mengenai kegiatan-kegiatan yang
harus dikerjakan oleh kelompok, sehingga peserta didik menyadari mengapa dan
untuk apa dibentuk kelompok-kelompok, (2) Pemberian tugas-tugas kepada
kelompok, Pendidik memberikan tugas-tugas peserta didik menurut kelompoknya
masing-masing. Pada kesempatan ini pendidik memberikan petunjuk-petunjuk
mengenai pelaksanaan tugas dan berbagai aspek kegiatan yang mungkin
dilakukan oleh setiap kelompok dalam rangka mewujudkan hasil kerja kelompok
sebagai suatu kesatuan, (3) Masing-masing kelompok mengerjakan tugastugasnya, peserta didik bekerja sama secara gotong royongmenyelesaikan tugastugas yang dibebankan kepadanya dalam rangka mewujudkan hasil kerja
kelompoknya masing-masing. Pendidik mengawasi, mengarahkan atau mungkin
juga menjawab beberapa pertanyaan dalam rangka menjamin ketertiban dan
kelancaran kerja kelompok, (4) Pendidik atau pendidik bersamaan peserta didik
dilakukan penilaian, bukan saja terhadap hasil kerja yang dicapai kelompok,
melainkan juga terhadap cara bekerja sama dan aspek-aspek lain sesuai dengan
tujuannya dan meliputi penilaian secara individual, kelompok, maupun kelas
sebagai suatu kesatuan.
Sumber data dalam penelitian ini adalah person dan paper. Person yang
dimaksud adalah siswa kelas IV berjumlah 24 siswa, laki-laki 10 siswa dan
perempuan 14 siswa di Sekolah Dasar Negeri 03 Kawan dan paper yang dimaksud
adalah jawaban tes tertulis siswa kelas IV berjumlah 24 siswa, laki-laki 10 siswa
dan perempuan 14 siswa di Sekolah Dasar Negeri 03 Kawan dengan bentuk tes
uraian yang berjumlah empat butir soal.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi langsung,
observasi langsung dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas dan
implementasi pembelajaran berbasis masalah (PBM).
Alat pengumpul data dalam PTK ini menggunakan observasi langsung,
observasi langsung menggunakan lembar observasi untuk mengukur tingkat
aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar Ilmu Pengetahuan Alam. Data yang
dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus penelitian
dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan tehnik persentase untuk melihat
kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Deskripsi hasil Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul “Penerapan
Metode Kerja Kelompok Dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 03 Kawan
Kecamatan Sungai Betung Kabupaten Bengkayang” diuraikan dalam tahapan
siklus-siklus pembelajaran yang telah dirancang oleh peneliti dan dilaksanakan
oleh guru kolaborator dengan subjek penelitian siswa kelas IV Sekolah Dasar
Negeri 03 Kawan yang berjumlah 24 siswa dengan 2 siklus penelitian.
Data yang diperoleh dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah data
tentang peningkatan hasil belajar siswa. Data tersebut didapat dari siklus I dan
siklus II dengan menggunakan lembar observasi siswa dan hasil belajar siswa.
Data-data yang diperoleh kemudian di analisis menggunakan perhitungan
persentase dan berdasarkan rata-rata kelas. Data-data tersebut diambil pada setiap
siklus penelitian tindakan kelas.
Tabel 1 Rekapitulasi Hasil Observasi Kegiatan Belajar Siswa
No
1
Aspek yang dinilai
Memperhatikan guru saat menerangkan
materi pembelajaran
Siklus I
Muncul
Jumlah
Persentase
Siklus II
Muncul
Jumlah
Persentase
22
91,67%
23
95,83%
2
Bertanya
9
37,50%
12
50,00%
3
Mengeluarkan pendapat
5
20,83%
11
45,83%
4
Kerjasama dalam kelompok
18
75,00%
21
87,50%
5
6
25,00%
11
45,83%
6
Memberikan tanggapan pada jawaban
kelompok lain
Menjawab pertanyaan guru
14
58,33%
18
75,00%
7
Membuat kesimpulan
16
66,67%
20
83,33%
Rata-rata
53,57%
69,05%
Tabel 2 Rekapitulasi hasil belajar siswa
Siklus I
Frekuensi
Nilai
Frekuensi
Kumulatif
(f)
(fx)
40
2
80
45
4
180
50
3
150
55
5
275
60
4
240
65
2
130
70
1
70
1
75
75
2
80
160
0
85
0
0
90
0
0
95
0
0
100
0
Total
24
1360
Rata-rata kelas
56,67
Siklus II
Frekuensi
Frekuensi
Kumulatif
(f)
(fx)
0
0
0
0
0
0
0
0
2
120
12
780
3
210
2
150
5
400
0
0
0
0
0
0
0
0
24
1660
69,17
Pembahasan
Data yang dikumpulkan dalam pembahasan ini terdiri dari hasil
pengamatan awal, siklus I dan siklus II terhadap aktivitas belajar siswa dan hasil
belajar siswa.Dari data yang telah diperoleh selama observasi siklus I, saat
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam berlangsung pada siswa kelas IV Sekolah
Dasar Negeri 03 Kawan, diketahui : (a) Masih banyak peserta didik yang
mengandalkan peserta didik lain dalam diskusi atau kerja kelompok, (b) Hanya
peserta didik yang menjadi ketua dan peserta didik yang mencatat hasil diskusi
yang aktif, (c) Guru masih belum menyampaikan materi pelajaran sesuai langkahlangkah yang telah disepakati, (d) Guru belum membimbing semua kelompok
diskusi secara merata, (e) Siswa masih kurang teliti dalam menuliskan jawaban
sehingga banyak ditemukan kesalahan dalam penulisan. Untuk memperbaiki
kekurangan-kekurangan yang muncul pada siklus I, maka peneliti dan guru
kolaborator beserta observer sepakat untuk melaksanakan tindakan kedua pada
siklus II.
Dari data yang telah diperoleh selama observasi siklus II, saat
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam berlangsung pada siswa kelas IV Sekolah
Dasar Negeri 03 Kawan diketahui bahwa : (a) Terjadi peningkatan yang signifikan
pada hasil belajar siswa dari persentase pengamatan awal terhadap hasil siklus II,
(b) Guru telah menguasai langkah-langkah pembelajaran dengan metode kerja
kelompok, (c) Hampir seluruh siswa dapat berpartisifasi aktif dalam proses
pembelajaran. Pada siklus II ini kelemahan-kelemahan yang ditemukan
berdasarkan dari hasil refleksi antara peneliti dan guru kolaborator, sudah dapat
teratasi dengan baik dan pelaksanaan siklus II ini juga sudah maksimal. Hal ini
tampak pada lembar observasi siswa dan guru yang hasilnya meningkat dari siklus
I sampai siklus II. Berdasarkan dari refleksi tersebut, maka peneliti dan guru
kolaborator beserta observer sepakat untuk menghentikan tindakan karena data
yang didapat sudah mencapai tujuan yang diharapkan.
Setelah melakukan siklus II ternyata terjadi peningkatan yang signifikan,
walaupun peningkatannya tidak semua 100%. Sehingga penelitian dilakukan
hanya sampai siklus II.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian Penerapan Metode Kerja
Kelompok Dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Pada Siswa Kelas IV
Sekolah Dasar Negeri 03 Kawan, dapat disimpulkan bahwa : (1) Pembelajaran
dengan metode kerja kelompok dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas
IV Sekolah Dasar Negeri 03 Kawan. Terlihat dari hasil pengamatan sejak siklus I
hingga siklus II, yaitu : 53,57% menjadi 69,05%, (2) Pembelajaran dengan
metode kerja kelompok dapat meningkatkan nilai hasil belajar siswa kelas IV
Sekolah Dasar Negeri 03 Kawan. Terlihat dari hasil pengamatan sejak siklus I
hingga siklus II, yaitu : 56,67 menjadi 69,17.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan dalam penelitian ini dapat
disarankan hal-hal sebagai berikut : (1) Kemampuan belajar sangat diperlukan
dalam proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Oleh karena itu,
hendaknya guru berusaha meningkatkan kemampuan siswa melalui metode kerja
kelompok agar pembelajaran lebih bermakna dan menyenangkan bagi siswa, (2)
Guru harus bisa menciptakan suasana yang menyenangkan dan bisa memberi
perhatian kepada siswa pada saat proses pembelajaran sehingga siswa dapat aktif
dalam belajar, (3) Guru hendaknya selalu mengadakan refleksi terhadap
pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan agar guru dapat mengetahui
kekurangan pada pembelajaran dan memperbaikinya pada pembelajaran
selanjutnya.
DAFTAR RUJUKAN
Direktorat Tenaga Kependidikan.(2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.
Soli Abimanyu. 2008. Bahan Ajar Cetak Strategi Pembelajaran. Jakarta.
Direktorat Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Pendidikan
Nasional.
Rochiati Wiraatmaja. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Familia.
Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan
(2008). Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: Ditjen PMPTK.
Trianto (2007). Model Pembelajaran Terpadu Dalam Teori Dan Praktek. Jakarta:
Prestasi Pustaka Publisher.
Poppy K. Devi (2010). Metode-Metode Dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam Untuk Guru Sekolah Dasar. Jakarta: PPPPTK IPA.
Herdiana Prasetya Ningrum (2010). Menjadi Guru Teladan. Jakarta: Ghina
Walafafa.
Indrawati (2006). Model Pembelajaran Terpadu di Sekolah Dasar.
Jakarta:PPPPTK IPA.
Download