MODEL ANALISA UNTUK KREDITOR

advertisement
MODEL PREDIKSI
KEUANGAN
Drajat Armono
Visiting Postgraduate Student & Literature Study at Ph.D Program, AU Taiwan, RoC
Master of Science in Accounting, University of Gadjah Mada
MODEL PREDIKSI KEUANGAN
BEBERAPA MODEL PREDIKSI KEUANGAN
1. Linear Programming
2. Delphi Forcasting
3. Time Series forcasting ( Trend)
4. Break Even analisys
5. Economic Order Quantity ( EOQ )
6. Just In Time ( JIT )
7. Analisis Kesulitan keuangan & Prediksi
Kebangkrutan
LINEAR PROGRAMMING

Digunakan untuk merencanakan
kombinasi input biaya yang paling
optimal untuk menghasilkan suatu atau
beberapa produk atau output sehingga
tercapai optimasi
DELPHI FORCASTING

Adalah metode expert sistem yang
disempurnakan dengan metode diskusi
para ahli sehingga menghasilkan
kesimpulan terbaik yang merupakan
konsensus para ahli.
TIME SERIES FORCASTING (
TREND)

Prestasi yang lalu digunakan sebagai
pedoman untuk meramalkan
kecenderungan / trend masa depan
perusahaan.
BREAK EVEN ANALISYS

Model ini mencoba mencari dan
menganalisa perilaku hubungan antara
besarnya biaya, besarnya volume, dan
besarnya laba.
ECONOMIC ORDER QUANTITY (
EOQ )

Model ini dapat memberikan angka
berapa pembelian sehingga
perusahaan mendapatkan biaya
optimal.
JUST IN TIME ( JIT )

Sebuah model untuk meningkatkan
produktivitas dan menekan pemborosan
serta ketidakefisienan lainnya.
UNSUR-UNSUR JIT
( JOHNSON )
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Sikap awareness – education
House-keeping
Quality improvement to zero defect ( tak ada
kerusakan )
Uniform Plant Load, produksi sesuai demand
Redesign Process Flow
Set Up Reduction
Supplier Net Work
ANALISIS KESULITAN KEUANGAN &
PREDIKSI KEBANGKRUTAN (1)


Kebangkrutan merupakan kesulitan likuiditas
yang sangat parah sehingga perusahaan
tidak mampu menjalankan operasi dengan
baik.
Kesulitan keuangan bisa dilihat sebagai
kontinum yang panjang, dari yang ringan
sampai yang paling berat. Berikut ini empat
katagori kesulitan keuangan :
ANALISIS KESULITAN KEUANGAN &
PREDIKSI KEBANGKRUTAN (2)

Analisis kesulitan keuangan sangat
membantu pembuat keputusan untuk
menetukan sikap terhadap perusahaan yang
mengalami kesulitan keuangan tersebut.
Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap
analisis ini adalah :kreditur, investor, otoritas
pembuat keputusan, pemerintah, auditor,
manajemen.
HASIL STUDI KEBANGKRUTAN (1)



Tahun 1966 Beaver menggunakan 29 nisbah
keuangan pada lima tahun sebelum terjadi
kebangkrutan.
Tujuan studi ini adalah untuk menentukan apakah
nisbah-nisbah keuangan terpilih bisa digunakan
untuk memprediksi kebangkrutan.
Beaver membuat enam kelompok nisbah keuangan
dan membuat univariate analisys, yaitu
menghubungkan tiap-tiap nisbah untuk menentukan
nisbah mana yang paling baik digunakan sebagai
prediktor.
HASIL STUDI KEBANGKRUTAN (2)


1.
2.
Beaver menemukan bahwa nisbah aliran kas
terhadap kewajiban total merupakan prediktor yang
paling baik.
Catatan :
Kelemahan model prediksi ini adalah adanya
kemungkinan konflik antar variabel prediktor
Tahun 1968 Altman menemukan formula untuk
mendeteksi kebangkrutan perusahaan dengan
istilah yang sangat terkenal, yang disebut
Z-score.
Z-SCORE MODEL
Z-Score = 1,2 WC/TA + 1,4 RE/TA + 3,3 EBIT/TA
+ 0,6 MVE/BVD + 1,0 S/TA

Keterangan :
WC/TA
= Working Capital / Total Asset
RE/TA
= Retained Earning / Total Asset
EBIT/TA
= Earning Before income tax / Total
Asset
MVE/BVD = Market Value Equity / Book Value Of
Debt
S / TA
= Sales / total Asset
KRITERIA PENILAIAN
Z-SCORE

Bila Z-score tersebut lebih rendah dari 2,675
maka kemungkinan perusahaan bangkrut
lebih besar dibandingkan dengan perusahaan
dengan Z-Score nya di atas 2,675. Secara
spesifik Altman juga memberikan batasan
bahwa perusahaan dengan Z < 1,81
merupakan perusahaan bangkrut, sedangkan
perusahaan dengan Z > 2,99 merupakan
perusahaan yang sehat.
ANALISIS FUNDAMENTAL


Analisa ini mencoba memperkirakan harga saham
dimasa yang akan datang dengan (1) mengestimasi
faktor – faktor fundamental yang mempengaruhi nilai
saham dimasa datang (2) menerapkan hubungan
variabel – variabel tersebut sehingga diperoleh harga
saham.
Karena faktor yang mempengaruhi harga saham adalah
sangat banyak, maka untuk melakukan analisa
fundamental diperlukan beberapa tahapan analisis: (1)
Kondisi makro ekonomi / kondisi pasar, (2) Analisa
industri dan (3) analisa kondisi perusahaan.
ANALISIS EKONOMI

TOP-DOWN APPROACH

KONDISI EKONOMI DAN PASAR
MODAL

VARIABEL EKONOMI MAKRO

MERAMAL PERUBAHAN PASAR
MODAL
TOP-DOWN APPROACH

Dalam melakukan analisis penilaian saham,
investor bisa melakukan analisis
fundamental secara “top-down” untuk
menilai prospek perusahaan.

Analisis secara “top-down” meliputi:
1. Analisis variabel-variabel ekonomi makro yang
mempengaruhi kinerja seluruh perusahaan.
2. Analisis industri-industri pilihan yang berprospek
paling baik.
3. Analisis perusahaan dan penentuan saham
perusahaan mana yang terbaik.
GAMBAR 10.1. PROSES DALAM
TOP-DOWN APPROACH
Analisis Ekonomi dan Pasar Modal
Tujuan: Membuat keputusan alokasi penginvestasian dana di
beberapa negara atau dalam negeri dalam bentuk saham, obligasi
ataupun kas.
Analisis Industri
Tujuan: Berdasarkan analisis ekonomi
dan pasar, tentukan jenis-jenis industri
mana saja yang menguntungkan dan
mana yang tidak berprospek baik.
Analisis Perusahaan
Tujuan: Berdasarkan hasil
analisis industri, tentukan
perusahaan-perusahaan
mana dalam industri
terpilih yang
berprospek
baik.
ANALISIS KONDISI EKONOMI
DAN PASAR MODAL

Mengapa tahap ini penting?
1. Karena adanya kecenderungan hubungan
yang kuat antara apa yang terjadi pada
lingkungan ekonomi makro dan kinerja
suatu pasar modal.
2. Pasar modal mencerminkan apa yang
terjadi pada perekonomian makro.
HUBUNGAN PERUBAHAN KONDISI
EKONOMI DAN HARGA SAHAM

Siegel (1991), menyimpulkan adanya hubungan
yang kuat antara harga saham dan kinerja
ekonomi makro, dan perubahan pada harga
saham selalu terjadi sebelum terjadinya
perubahan ekonomi.

Mengapa demikian?
1. harga saham yang sudah terbentuk akan
merefleksikan ekspektasi investor atas kondisi
ekonomi di masa datang.
2. kinerja pasar modal akan bereaksi lebih dahulu
terhadap perubahan-perubahan ekonomi makro
yang akan terjadi seperti perubahan tingkat
bunga, inflasi, ataupun jumlah uang beredar.
VARIABEL EKONOMI MAKRO

Beberapa variabel ekonomi makro yang bisa
berpengaruh terhadap kinerja dan prospek
perusahaan adalah:
1. Produk Domestik Bruto (PDB).
2. devisit anggaran
3. Inflasi.
4. Tingkat Bunga
5. investasi swasta
6. kurs rupiah
7. neraca perdagangan dan pembayaran
Tabel 10.1. Matriks Hubungan Beberapa
Faktor Makro Ekonomi Terhadap
Profitabilitas Perusahaan
INDIKATOR
EKONOMI
PENGARUH
PENJELASAN
PDB
Meningkatnya PDB
merupakan sinyal
yang baik (positif)
untuk investasi dan
sebaliknya jika PDB
menurun.
Meningkatnya PDB mempunyai
pengaruh positif terhadap daya
beli konsumen sehingga dapat
meningkatkan permintaan
terhadap produk perusahaan.
Inflasi
Peningkatan inflasi
secara relatif
merupakan sinyal
negatif bagi pemodal
di pasar modal.
Inflasi meningkatkan pendapatan
dan biaya perusahaan. Jika
peningkatan biaya produksi lebih
tinggi dari peningkatan harga
yang dapat dinikmati oleh
perusahaan maka profitabilitas
perusahaan akan turun.
Tabel 10.1. Matriks Hubungan Beberapa
Faktor Makro Ekonomi Terhadap
Profitabilitas Perusahaan
INDIKATOR
EKONOMI
PENGARUH
PENJELASAN
Tingkat
Bunga
Tingkat bunga
yang tinggi
merupakan sinyal
negatif terhadap
harga saham.
Tingkat suku bunga yang meningkat
akan menyebabkan peningkatan suku
bunga yang disyaratkan atas
investasi pada suatu saham.
Disamping itu tingkat suku bunga
yang meningkat bisa juga
menyebabkan investor menarik
investasinya pada saham dan
memindahkannya pada investasi
berupa tabungan ataupun deposito.
Investasi
Swasta
Menigkatnya
investasi swasta
adalah sinyal
positif bagi
pemodal.
Meningkatnya investasi swasta akan
meningkatkan PDB sehingga dapat
meningkatkan pendapatan konsumen.
Tabel 10.1 Matriks Hubungan Beberapa
Faktor Makro Ekonomi Terhadap
Profitabilitas Perusahaan
INDIKATOR
EKONOMI
PENGARUH
PENJELASAN
Kurs
Rupiah
Menguatnya kurs
rupiah terhadap mata
uang asing
merupakan sinyal
positif bagi
perekonomian yang
mengalami inflasi
Menguatnya kurs rupiah terhadap
mata uang asing akan menurunkan
biaya impor bahan baku untuk
produksi, dan akan menurunkan
tingkat suku bunga yang berlaku.
Anggaran
Defisit
Merupakan sinyal
positif bagi ekonomi
yang sedang
mengalami resesi,
tetapi merupakan
sinyal yang negatif
bagi ekonomi yang
mengalami inflasi.
Anggaran defisit akan mendorong
konsumsi dan investasi pemerintah,
sehingga dapat meningkatkan
permintaan terhadap produk
perusahaan. Akan tetapi, di sisi lain
justru akan meningkatkan jumlah
uang beredar dan akibatnya akan
mendorong inflasi.
Tabel 10.1 Matriks Hubungan Beberapa
Faktor Makro Ekonomi Terhadap
Profitabilitas Perusahaan
INDIKATOR
EKONOMI
Neraca
Perdagangan
dan
Pembayaran
PENGARUH
Defisit neraca
perdagangan dan
pembayaran
merupakan sinyal
negatif bagi
pemodal.
PENJELASAN
Defisit neraca perdagangan dan
pembayaran harus dibiayai dengan
menarik modal asing. Untuk
melakukan hal ini, suku bunga harus
dinaikkan.
Sumber: Dikutip dari Harianto, F. dkk., 1998, “Perangkat dan Teknik Analisis
Investasi di Pasar Modal Indonesia”, PT. Bursa Efek Jakarta, Jakarta, hal. 158.
MERAMAL PERUBAHAN
PASAR MODAL

Untuk membuat keputusan investasi,
kemampuan untuk mengetahui perubahan
apa yang sedang terjadi di pasar modal
belumlah cukup bagi investor.

Investor memerlukan kemampuan untuk
‘meramalkan’ apa yang mungkin terjadi di
kemudian hari pada pasar modal, dan apa
kira-kira dampaknya bagi keputusan
investasi yang akan diambil.
MERAMAL PERUBAHAN
PASAR MODAL

Peramalan perubahan pasar modal bisa
dilakukan dengan berbasis pada data-data:
1. Perubahan siklus ekonomi.
2. Perubahan variabel-variabel ekonomi
makro.
ANALISIS INDUSTRI (1)

Analisis industri merupakan tahap kedua dalam
analisis fundamental secara top-down approach.

Dalam analisis industri, investor mencoba
memperbandingkan kinerja dari berbagai
industri, untuk bisa mengetahui jenis industri apa
saja yang memberikan prospek paling baik
ataupun sebaliknya.

Selanjutnya, berdasarkan hasil analisis industri
tersebut, investor akan menggunakan informasi
tersebut sebagai masukan untuk
mempertimbangkan saham-saham dari kelompok
industri mana sajakah yang akan dimasukkan
dalam portofolio.
PENGERTIAN INDUSTRI

Pengelompokan suatu industri dalam
kenyatannya tidaklah sesederhana yang
dibayangkan, karena banyak perusahaan
yang bergerak dalam lini bisnis yang
berbeda.

Untuk menyiasati permasalahan tersebut,
diperlukan suatu metode pengklasifikasian
industri.

Salah satu metode pengklasifikasian
industri ke dalam berbagai divisi, atau
disebut sistem Standard Industrial
Classification (SIC).
PENGERTIAN INDUSTRI

Standar pengelompokan industri di
Indonesia disebut Jakarta Stock Exchange
Sectoral Industry Classfification (JASICA).

Klasifikasi JASICA ini terdiri dari 9 divisi,
dan masing-masing divisi tersebut dibagi
lagi menjadi kelompok industri utama dan
diberi kode dua digit.

Contoh klasifikasi industri JASICA di BEJ
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 10.2 Klasifikasi Industri di Indonesia
1.
1.1.
1.2.
1.3.
1.4.
1.5.
1.6.
2.
PERTANIAN
Pertanian
Perkebunan
Pertenakan
Perikanan
Kehutanan
Lain-lain yang belum terklasifikasi
PERTAMBANGAN
2.1. Pertambangan batu bara
2.2. Pertambangan minyak dan gas bumi
2.3. Pertambangan logam & mineral lainnya
2.4. Pengalian batu atau tanah
2.5. Lain-lain yang belum terklasifikasi
3. INDUSTRI DASAR DAN KIMIA
3.1. Semen
3.2. Keramik, gelas, porselen
3.3. Produk logam dan sejenisnya
3.4. Kimia
3.5. Plastik
3.6. Pakan ternak
3.7. Industri kayu & pengolahannya
3.8. Pulp dan kertas
3.9. Lain-lain yang belum
terklasifikasi
Tabel 10.2 Klasifikasi Industri di Indonesia
4.
ANEKA INDUSTRI
4.1.
4.2.
4.3.
4.4.
4.5.
4.6.
4.7.
Mesin dan alat berat
Otomotif dan komponenya
Tesktil dan garmen
Alas kaki
Kabel
Elektronik
Lain-lain yang belum terklasifikasi
5.
5.1.
5.2.
5.3.
5.4.
5.5.
INDUSTRI BARANG KONSUMSI
Makanan dan minuman
Industri tembakau
Farmasi
Kosmetik & barang rumah tangga
Lain-lain yang belum terklasifikasi
6. KONSTRUKSI, PROPERTI &
REAL ESTAT
6.1. Konstruksi
6.2. Propeti dan real estat
6.3. Lain-lain yang belum terklasifikasi
7. INFRASTRUKTUR, UTILITAS &
TRANSPORTASI
7.1. Energi
7.2. Jalan tol, bandaran, pelabuhan dan
sejenisnya
7.3. Telekomunikasi
7.4. Transportasi
7.5. Lain-lain yang belum terklasifikasi
Tabel 10.2 Klasifikasi Industri di Indonesia
8.
KEUANGAN
8.1. Bank
8.2. Lembaga pembiayaan
8.3. Perusahaan efek
8.4. Asuransi
8.5. Reksa dana
8.6 Lain-lain yang belum terklasifikasi
9. PERDAGANGAN DAN JASA
9.1. Perdagangan besar barang industri
9.2. Perdagangan besar barang
konsumsi
9.3. Perdagangan eceran
9.4. Hotel dan restoran
9.5. Pariwisata dan hiburan
9.6. Periklanan dan media massa
9.7. Jasa komputer dan perangkatnya
9.8. Lain-lain yang belum terklasifikasi
PENTINGNYA ANALISIS INDUSTRI

Mengapa analisis industri merupakan tahap
penting dalam investasi?

Beberapa hasil penelitian empiris
dirangkum oleh Reilly dan Brown (1997),
menyimpulkan:
1. Industri yang berbeda mempunyai tingkat
return yang berbeda pula, sehingga
analisis industri perlu dilakukan untuk
mengetahui perbedaan kinerja antar
industri.
PENTINGNYA ANALISIS INDUSTRI
2. Tingkat return masing-masing industri
berbeda di setiap tahunnya. Oleh karena
itu, analis dan investor juga perlu
menambahkan dengan beberapa data lain
yang relevan untuk mengestimasi return
industri di masa yang datang.
3. Tingkat return perusahaan-perusahaan di
suatu industri yang sama, terlihat cukup
beragam.
PENTINGNYA ANALISIS INDUSTRI
4. Tingkat risiko berbagai industri juga
beragam, sehingga analis dan investor
perlu mempelajari dan mengestimasi
faktor-faktor risiko yang relevan untuk
suatu industri tertentu seperti halnya
estimasi return.
5. Tingkat risiko suatu industri relatif stabil
sepanjang waktu, sehingga analisis risiko
berdasarkan data historis dapat
digunakan untuk mengestimasi risiko
industri di masa datang.
ESTIMASI RETURN INDUSTRI

Untuk menilai return yang diharapkan dari
suatu industri, bisa dilakukan dengan
langkah berikut:
1. Estimasi earning per share (EPS) yang
diharapkan dari suatu industri
2. Estimasi Price Earning Ratio (P/E) yang
diharapkan atau disebut juga sebagai expected
earning multiplier industri.
ESTIMASI RETURN INDUSTRI
3. Mengalikan kedua hasil estimasi tersebut
sehingga diperoleh nilai akhir yang diharapkan
dari suatu industri (expected ending value of
industry).
4. Menentukan return yang diharapkan dari suatu
industri, dengan cara menjumlahkan nilai yang
diharapkan dari suatu industri dengan dividen
yang diharapkan dari suatu industri, kemudian
dibagi dengan nilai awal industri tersebut pada
periode sebelumnya.
ESTIMASI EPS INDUSTRI

Bagaimana cara mengestimasi EPS
industri?

Ada tiga teknik yang bisa dipakai:
1. Daur hidup industri (industry life cycle)
2. Analisis input output
3. Hubungan industri dengan lingkungan
ekonomi.
PERSAINGAN & RETURN INDUSTRI

Tingkat return yang diharapkan dari suatu
industri juga tergantung pada intensitas
persaingan yang ada dalam industri.

Intensitas persaingan dalam suatu industri
akan menentukan kemampuan industri
untuk tetap memperoleh tingkat return di
atas rata-rata.

Intensitas persaingan merupakan gambaran
dari lima faktor utama persaingan.
GAMBAR 10.2 LIMA FAKTOR PERSAINGAN YANG
MENENTUKAN PROFITABILITAS INDUSTRI
Pemain baru
potensial
Ancaman
pemain baru
Bargaining power
pemasok
Pesaing industri
Pembeli
Pemasok
Persaingan antara
perusahaan
dalam industri
Ancaman barang
substitusi
Barang
Substitusi
Bargaining power
pembeli
ESTIMASI EARNING MULTIPLIER
INDUSTRI

Bagaimana cara mengestimasi earning
multiplier industri?
1. Analisis makro
mempelajari hubungan antara earning multiplier
industri dengan earning multiplier pasar.
2. Analisis mikro
mengamati variabel-variabel yang mempengaruhi
earning multiplier industri, seperti dividendpayout ratio (DPR), tingkat return yang disyaratkan dalam industri (k), dan tingkat pertumbuhan
earning dan dividen industri yang diharapkan (g).
ANALISIS PERUSAHAAN

Analisis perusahaan merupakan tahap
ketiga dalam analisis fundamental secara
top-down approach.

Analisis perusahaan dilakukan untuk
menjawab pertanyaan:
- Perusahaan manakah dalam industri terpilih yang
mampu menawarkan keuntungan bagi kita?
- Saham-saham perusahaan manakah dalam
industri terpilih yang paling menguntungkan
bagi investor?
- Saham-saham manakah dalam industri terpilih
yang undervalued (dibeli) dan overvalued
(dijual)?
ANALISIS PERUSAHAAN

Dalam analisis perusahaan, investor bisa
menggunakan dua komponen utama, yaitu:
1. Earning Per Share (EPS)
2. Price Earning Ratio (PER)

Mengapa? Ada tiga alasan:
- kedua komponen tersebut bisa dipakai untuk
mengestimasi nilai intrinsik suatu saham
- dividen yang dibayarkan perusahaan pada
dasarnya dibayarkan dari earning
- adanya hubungan antara perubahan earning
dengan perubahan harga saham
EPS DAN INFORMASI LAPORAN
KEUANGAN

Informasi laporan keuangan adalah salah
satu jenis informasi keuangan yang sangat
berguna investor dan bisa diperoleh dengan
relatif mudah dan murah.

Berdasarkan informasi laporan keuangan,
investor juga bisa mengetahui besarnya
perbandingan earning perusahaan terhadap
jumlah lembar saham atau disebut dengan
Earning Per Share (EPS).

EPS bisa menggambarkan prospek earning
perusahaan di masa datang.
KELEMAHAN PELAPORAN EPS DALAM
LAPORAN KEUANGAN

Penggunaan laporan keuangan secara
akuntansi dalam analisis perusahaan
mengandung beberapa kelemahan, khususnya
yang berkaitan dengan pelaporan earning
perusahaan.

Beberapa kelemahan tersebut adalah:
1. Kemungkinan munculnya konflik kepentingan
antara investor di satu sisi sebagai pengguna
laporan keuangan, dan manajemen di sisi
lainnya sebagai penyaji laporan keuangan.
2. Ketidakmampuan laporan keuangan untuk
menggambarkan kondisi perusahaan yang
paling terkini (terbaru).
ANALISIS RASIO PROFITABILITAS
PERUSAHAAN

Analisis perusahaan, disamping
dilakukan dengan melihat laporan
keuangan, bisa juga dilakukan dengan
menganalisis rasio profitabilitas
perusahaan.

Dua jenis rasio profitabilitas yang sering
digunakan adalah:
1. Return on Equity (ROE)
2. Return on Asset (ROA)
ANALISIS RASIO PROFITABILITAS
PERUSAHAAN

ROE menggambarkan kemampuan perusahaan
menghasilkan laba yang bisa diperoleh
pemegang saham.

Rumus untuk menghitung ROE adalah:
ROE


Laba bersih setelahbunga dan pajak
Jumlahmodal sendiri
(10.1)
ROA menggambarkan kemampuan aset-aset
yang dimiliki perusahaan bisa menghasilkan
laba.
EBIT
R OA

(10.2)
Jumlah aset
EARNING PER SHARE (EPS)

Bagaimana cara menghitung EPS?

Rumus untuk menghitung EPS adalah:
E PS 

Laba bersih setelahbunga dan pajak
Jumlah sahamberedar
(10.3)
Di samping penggunaan rumus di atas, EPS
juga bisa dihitung dengan rumus berikut:
EPS = ROE X Nilai buku per lembar saham (10.4)

Laba bersih setelahbungadanpajak
Jumlah modal sendiri
X
Jumlah modal sendiri
Jumlah sahamberedar
ESTIMASI NILAI INTRINSIK SAHAM

Bagaimana cara mengestimasi nilai intrinsik
saham dengan memanfaatkan dua
komponen informasi penting dalam analisis
perusahaan, yaitu PER dan EPS.

Rumus untuk menghitung nilai intrinsik
saham:
P0 = Estimasi EPS X PER
= E1 X PER
(10.5)
Download