karya tulis ilmiah gambaran pengetahuan dan karakteristik ibu hamil

advertisement
KARYA TULIS ILMIAH
GAMBARAN PENGETAHUAN DAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL
TENTANG HIPERTENSI KEHAMILAN DI DESA MAKMUR
KECAMATAN TELUK MENGKUDU KABUPATEN
SERDANG BERDAGAI TAHUN 2015
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Untuk Mencapai Gelar Diploma-III
Ahli Madya Kebidanan
OLEH:
DATTA REHULINA
012/AB/048
PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUMATERA UTARA
MEDAN
2015
KARYA TULIS ILMIAH
GAMBARAN PENGETAHUAN DAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL
TENTANG HIPERTENSI KEHAMILAN DI DESA MAKMUR
KECAMATAN TELUK MENGKUDU KABUPATEN
SERDANG BERDAGAI TAHUN 2015
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Untuk Mencapai Gelar Diploma-III
Ahli Madya Kebidanan
OLEH:
DATTA REHULINA
012/AB/048
PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUMATERA UTARA
MEDAN
2015
ABSTRAK
Rentang tahun 2003-2009 penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia, jauh
dari target yang ingin dicapai. Pada tahun 2010 dan 2015 diperkirakan 125/100.000 kelahiran
hidup dan 115/100.000 kelahiran hidup. Dalam Profil Kesehatan Indonesia 2010 diketahui
bahwa eklampsia (24%) adalah persentase tertinggi kedua penyebab kematian ibu setelah
perdarahan (28%). Dimana, kejang bisa terjadi pada pasien dengan tekanan darah tinggi
(hipertensi) yang tidak terkontrol saat persalinan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimana tingkat pengetahuan ibu hamil tentang hipertensi kehamilan di Desa Makmur
Kecamatan Teluk Mengkudu.
Hipertensi kehamilan adalah Kenaikan tekanan darah sistolik dan diastolik 30 mmHg
atau 15 mmHg. Tekanan darah absolut 140/90 atau 160/110 yang diambil selang 6 jam dalam
keadaan istirahat (Manuaba, 2008). Dimana, metode penelitiannya yaitu deskriptif dengan
desain cross sectional. Teknik pengambilan sampel adalah total sampling sebanyak 40
responden ibu hamil. Teknik analisis data menggunakan teknik univariate dengan instrumen
kuesioner.
Hasil penelitian yang didapat yaitu mayoritas responden berpengetahuan cukup
sebanyak 17 orang (42,5 %) dan minoritas responden berpengetahuan baik sebanyak 9 orang
(22,5 %).
Diharapkan bagi petugas kesehatan khususnya agar mengembangkan penyuluhan
terhadap ibu hamil tentang hipertensi kehamilan baik berupa penyebab, resiko, maupun cara
penatalaksanaannya sehingga dapat mengurangi angka morbiditas dan mortalitas ibu serta
bayi.
Kata Kunci : Pengetahuan dan Hipertensi Kehamilan
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa oleh karena rahmat dan
karunia-Nya yang selalu menyertai penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah Dengan Judul “Gambaran Pengetahuan Dan Karakteristik
Ibu Hamil Tentang Hipertensi Kehamilan Di Desa Makmur Kecamatan Teluk
Mengkudu Kabupaten Serdng Berdagai Tahun 2015”. Adapun tujuan penulisan
Karya Tulis Ilmiah ini adalah sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan tugas
akhir program kurikulum pendidikan D-III Akademi Kebidanan STIKes Sumatera
Utara, selain itu juga menambah pengetahuan, keterampilan, serta wawasan para
mahasiswa yang langsung terjun ke masyarakat.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah
penelitian ini tidak akan dapat diselesaikan tanpa bantuan-bantuan, bimbingan dan
kerja sama dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan
terimakasih kepada:
1. Bapak Drs. Asman R. Karo-Karo, MM, selaku Ketua Yayasan Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. H. Paul Sirait, SKM, MM, M.Kes, selaku Ketua Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Sumatera Utara.
3. Ibu Evawani Martalena Silitonga, SKM, Msi, selaku Pembantu Ketua di
Bidang Akademik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara.
i
4. Bapak Donal Nababan, SKM, M.Kes, selaku Pembantu Ketua di Bidang
Administrasi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara.
5. Bapak Dian Fajariadi, S. Kep, Ners selaku Pembantu Ketua di Bidang Akademik
Kemahasiswaan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara.
6. Ibu Vera Christina Hulu, SPsi, M.Kes, Psikolog selaku Ketua Program Studi DIII kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
7. Ibu Noni Eriska Sipahutar, SST selaku pembimbing penulis yang senantiasa
selalu meluangkan waktu kepada penulis untuk membimbing dan mengarahkan
penulis dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.
8. Seluruh Staf dan Dosen, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara yang
telah membimbing dan mengajarkan banyak ilmu kepada penulis selama
pendidikan.
9. Kepala Desa Makmur Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdng Berdagai
yang telah memberikan izin saya untuk melakukan penelitian
10. Yang sangat saya hormati dan cintai uami tercinta yang selalu memberikan
dukungan do’a dan material setiap saat saya membutuhkan dan menyekolahkan
saya ke jenjang Diploma III Kebidanan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Sumatera Utara. Sehingga penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini dapat
terselesaikan..
11. Seluruh rekan – rekan mahasiswa Akademi Kebidanan STIKes-SU yang telah
banyak membantu penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
ii
12. Buat teman-teman satu angkatan penulis yaitu stambuk 2012 Akademi
Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara, yang telah
memberikan dan semangat bagi penulis, terima kasih atas kebersamaan yang
telah kita lalui bersama-sama selama 3 tahun di asrama tercina STIKes SU.
Akhir kata penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya atas kesalahan yang di
sengaja maupun yang tidak di sengaja selama ini dan semoga Karya Tulis Ilmiah ini
dapat bermanfaat bagi penulis, pembaca pada umumnya dan dapat berbagi informasi
tentang kesehatan.
Medan,
Juni 2015
Penulis
Datta Rehulina
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR .........................................................................................
DAFTAR ISI ........................................................................................................
DAFTAR GAMBAR ...........................................................................................
DAFTAR TABEL ..............................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................
i
v
viii
ix
x
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................
1.1 Latar Belakang......................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................
1.3 Tujuan penelitian ..................................................................................
1.3.1 Tujuan Umum ...........................................................................
1.3.2 Tujuan Khusus ..........................................................................
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................
1
1
4
5
5
5
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................
2.1 Pengetahuan ..........................................................................................
2.1.1 Pengertian Pengetahuan ............................................................
2.1.2 Tingkat Pengetahuan ...............................................................
2.1.3 Pengukuran Pengetahuan ..........................................................
2.1.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan ....................
2.2 Karakteristik ibu hamil .........................................................................
2.2.1 Tingkat Pendidikan ...................................................................
2.2.2 Pendapatan ................................................................................
2.2.3 Umur .........................................................................................
2.3 Hipertensi Kehamilan ...........................................................................
2.3.1 Pengertian Hipertensi Kehamilan .............................................
2.3.2 Tanda-Tanda Hipertensi ...........................................................
2.3.3 Etiologi Hipertensi ....................................................................
2.3.4 Gejala .......................................................................................
2.3.5 Hipertensi Kehamilan ...............................................................
2.3.6 Pembagian Hipertensi Dalam Kehamilan .................................
2.3.7 Usaha Pencegahan Hipertensi...................................................
2.3.8 Penanganan Hipertensi Dalam Kehamilan ...............................
2.3.9 Cara Mengatasi Hipertensi .......................................................
2.3.10 Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Penderita Hipertensi
Dalam Kehidupan Sehari-hari ..................................................
7
7
7
7
9
9
12
12
13
14
16
16
17
18
19
19
20
21
21
25
v
26
BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................
3.1 Kerangka Konsep ...............................................................................
3.2 Defenisi Operasional...........................................................................
3.3 Etika Penelitian ..................................................................................
3.4 Jenis dan Desain Penelitian ................................................................
3.4.1 Jenis Penelitian ........................................................................
3.4.2 Desain Penelitian .....................................................................
3.5 Lokasi dan Waktu Penelitian..............................................................
3.5.1 Lokasi Penelitian ......................................................................
3.5.2 Waktu Penelitian .......................................................................
3.6 Populasi dan Sampel ..........................................................................
3.6.1 Populasi.....................................................................................
3.6.2 Sampel ......................................................................................
3.7 Pengolahan Data Dan Analisa Data ...................................................
3.7.1 Pengolahan Data .......................................................................
3.7.2 Analisa Data..............................................................................
3.8 Metode Pengumpulan Data ................................................................
3.8.1 Data Primer ...............................................................................
3.8.2 Data Sekunder ...........................................................................
3.8.3 Instrumen Penelitian .................................................................
3.9 Aspek Pengukuran Data .....................................................................
3.10 Jadwal Penelitian ................................................................................
27
27
28
28
30
30
30
30
30
30
31
31
31
31
31
32
33
33
33
33
33
35
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 36
4.1 Hasil Penelitian .................................................................................. 36
4.1.1 Data Geografis .......................................................................... 36
4.1.2 Data Demografi ........................................................................ 36
4.1.3 Distribusi Karakteristik Responden Di Desa Makmur Kecamatan
Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Tahun 2015 .................. 36
4.1.4 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang
Hipertensi Kehamilan ............................................................... 38
4.1.5 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan
Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Hipertensi Kehamilan 39
4.1.6 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang
Hipertensi Kehamilan Berdasarkan Umur ................................ 41
4.1.7 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang
Hipertensi Kehamilan Berdasarkan Pendidikan ....................... 42
4.1.8 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang
Hipertensi Kehamilan Berdasarkan Pekerjaan ......................... 43
4.1.9 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang
Hipertensi Kehamilan Berdasarkan Hipertensi......................... 44
4.2 Pembahasan ........................................................................................ 45
4.2.1 Pengetahuan Ibu Tentang Hipertensi Kehamilan ..................... 45
vi
4.2.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang
Hipertensi Kehamilan Berdasarkan Umur ..................................
4.2.3 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang
Hipertensi Kehamilan Berdasarkan Pendidikan..........................
4.2.4 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang
Hipertensi Kehamilan Berdasarkan Pekerjaan ............................
4.2.5 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang
Hipertensi Kehamilan Berdasarkan Hipertensi ...........................
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..............................................................
5.1 Kesimpulan.........................................................................................
5.2 Saran ...................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
46
47
48
49
50
50
52
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Gambaran Pengetahuan Dan Karakteristik Ibu Hamil
Tentang Hipertensi Dalam Kehamilan ................................................ 27
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.10 Tabel Jadwal Penelitian Gambaran Pengetahuan Dan Karakteristik Ibu
Hamil Tentang Hipertensi Dalam Kehamilan .................................... 35
Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Responden Di Desa Makmur Kecamatan
Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Tahun 2015............................ 37
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan
Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Hipertensi Kehamilan ...... 38
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Hipertensi
Kehamilan .......................................................................................... 39
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan Tingkat
Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Hipertensi Kehamilan .................... 40
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Hipertensi
Kehamilan Berdasarkan Umur ........................................................... 41
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Hipertensi
Kehamilan Berdasarkan Pendidikan .................................................. 42
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Hipertensi
Kehamilan Berdasarkan Pekerjaan..................................................... 43
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Hipertensi
Kehamilan Berdasarkan Hipertensi .................................................... 44
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I
: Informed Consent
Lampiran II
: Lembaran Kuisioner Penelitian
Lampiran III
: Lembar Kunci Jawaban Kuisioner
Lampiran IV
: Master Tabel
Lampiran V
: Surat Survei Awal
Lampiran VI
: Surat Balasan Survei Awal
Lampiran VII : Balasan Surat Penelitian
Lampiran VIII : Lembar Kegiatan Bimbingan Karya Tulis Ilmiah
x
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Hipertensi adalah tekanan darah atau denyut jantung yang lebih tinggi dari
normal, disebabkan oleh penyempitan pembuluh darah (vasokontriksi). Peristiwa
kehamilan menyebabkan terjadi perubahan adaptasi fisiologi pada system
kardiovaskuler ibu hamil untuk melindungi fungsi normal, memenuhi kebutuhan
metabolisme tubuh saat hamil dan menyediakan tubuh energi untuk perkembangan
dan pertumbuhan janin, di mana penyakit hipertensi pada kehamilan berperan besar
dalam morbiditas dan mortalitas maternal dan perinatal. Hipertensi diperkirakan
menjadi komplikasi sekitar 7% sampai 10%. Kehamilan dengan hipertensi
merupakan salah satu penyebab utama tinggi angka kematian ibu dan janin. (Anwar,
2010)
Kehamilan adalah suatu hal yang dinantikan oleh setiap pasangan yang telah
menikah. Namun tidak semua kehamilan dapat berjalan dengan lancar. Terdapat
beberapa penyulit yang terjadi selama kehamilan sehingga dapat mengancam jiwa ibu
maupun janin. Salah satu komplikasi yang sering terjadi adalah hipertensi pada
kehamilan. Penyakit ini menyebabkan angka mortalitas dan morbiditas yang tinggi,
sehingga merupakan masalah kesehatan pada masyarakat.
1
2
Definisi hipertensi adalah tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan/atau
tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg atau berdasarkan riwayat hipertensi sewaktu
periksa kehamilan ke petugas kesehatan. Hipertensi merupakan salah satu masalah
kesehatan yang sering muncul selama kehamilan dan dapat menimbulkan komplikasi
pada 2–3% kehamilan. Kejadian hipertensi pada kehamilan sekitar 5–15%, dan
merupakan satu di antara 3 penyebab mortalitas dan morbiditas ibu bersalin di
samping infeksi dan perdarahan, (Yudasmara, 2010).
Beberapa komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh hipertensi pada kehamilan
antara lain: kekurangan cairan plasma akibat gangguan pembuluh darah, gangguan
ginjal, gangguan hematologis, gangguan kardiovaskular, gangguan hati, gangguan
pernafasan, sindrom HELLP (hemolysis, elevated liver enzymes, low platelet count),
serta gangguan pada janin seperti pertumbuhan terhambat, prematuritas hingga
kematian dalam rahim. Hipertensi pada kehamilan juga dapat berlanjut menjadi
preeklamsia dan eklamsia yang dapat menyebabkan kematian pada ibu maupun janin
(Yudasmara, 2010).
World Health Organization (WHO) melaporkan pada tahun 2005 terdapat
536.000 wanita hamil meninggal akibat hipertensi pada saat persalinan di seluruh
dunia. Angka Kematian Ibu (AKI) di Subsahara Afrika 270/100.000 kelahiran hidup,
di Asia Selatan 188/100.00 kelahiran hidup dan di Asia Tenggara 35/100.000 (WHO,
2010).
3
Berdasarkan laporan World Health Organization (WHO) pada tahun 2005, di
Indonesia angka kematian ibu tergolong tinggi yaitu 420/100.000 kelahiran hidup
dibandingkan dengan negara-negara ASEAN. Angka Kematian Ibu (AKI)
di
Singapura 14/100.000 kelahiran hidup, di Malaysia 62/100.000 kelahiran hidup dan
di Thailand 110/100.000 kelahiran hidup. Di Vietnam 150/100.000 kelahiran hidup,
di Filipina 230/100.000 kelahiran hidup dan Myanmar 80/100.000 kelahiran hidup
(WHO,2010).
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan indikator keberhasilan pembangunan
pada sektor kesehatan. Angka Kematian Ibu (AKI) mengacu pada jumlah kematian
ibu mulai dari masa kehamilan, persalinan dan nifas. Menurut data Survei Demografi
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2009, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia
307/100.000 kelahiran hidup dan tahun 2009, 228/100.000 kelahiran hidup. Angka
Kematian Ibu (AKI) di Sumatera Utara 379/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2009
(SDKI, 2009)
Berdasarkan laporan Depkes tahun 2009, Angka Kematian Ibu (AKI) di
Indonesia 226/100.000 kelahiran hidup. Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) di
Indonesia masih terlalu lambat untuk mencapai target Tujuan Pembangunan yaitu
menurunkan angka kematian ibu tiga per empat selama kehamilan dan persalinan.
Rentang tahun 2003-2009 penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia, jauh
dari target yang ingin dicapai pada tahun 2010 dan 2015 diperkirakan 125/100.000
kelahiran hidup dan 115/100.000 kelahiran hidup (Depkes RI,2009)
Dalam Profil Kesehatan Indonesia 2010 diketahui bahwa eklampsia (24%)
4
adalah persentase tertinggi kedua penyebab kematian ibu setelah perdarahan (28%).
Kejang bisa terjadi pada pasien dengan tekanan darah tinggi (hipertensi) yang tidak
terkontrol saat persalinan.
Hipertensi ini dapat terjadi karena kehamilan dan akan kembali normal bila
kehamilan sudah berakhir. Namun, ada juga yang tidak kembali normal setelah bayi
lahir. Kondisi ini akan menjadi lebih berat bila hipertensi sudah diderita ibu sebelum
hamil.
Angka Kematian Ibu (AKI) di Provinsi Sumatera Utara dalam 4 tahun
terakhir menunjukkan kecenderungan penurunan, dari 320 per 100.000 kelahiran
hidup, pada tahun 2006 menjadi 315 per 100.000 kelahiran hidup, pada tahun 2007
menjadi 275 per 100.000 kelahiran hidup, pada tahun 2008 sebesar 260 per 100.000
kelahiran hidup dan pada tahun 2009 sebesar 248 per 100.000 kelahiran hidup
(Dinkes Propsu,2009).
Berdasarkan survey yang di lakukan peneliti bahwa jumlah ibu hamil yang
ada di desa makmur kecamatan teluk mengkudu kabupaten serdang berdagai
sebanyak 67 orang pada tahun 2014. Berdasarkan data dari posyandu dan
pemeriksaan tekanan darah yang di lakukan diketahui bahwa ibu yang sedang hamil
sering mengalami hipertensi kehamilan di dapat bahwa ibu hamil ada 40 orang yang
terdiri dari 6 dusun dari bulan januari sampai april tahun 2015.
Berdasarkan uraian di atas, terlihat banyaknya kasus hipertensi yang sering
dialami ibu hamil, sehingga saya tertarik untuk melakukan penelitian tentang
5
“Gambaran Pengetahuan dan karakteristik ibu hamil tentang hipertensi kehamilan di
desa makmur kecamatan teluk mengkudu”.
1.1
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah untuk mengetahui Bagaaimana Gambaran Pengetahuan Dan
Karakteristik Ibu Hamil Tentang Hipertensi Kehamilan Di Desa Makmur Kecamatan
Teluk Mengkudu.
1.2
Tujuan Penelitian
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui Bagaaimana Gambaran Pengetahuan Dan Karakteristik Ibu Hamil
Tentang Hipertensi Kehamilan Di Desa Makmur Kecamatan Teluk Mengkudu.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui bagaimana pengetahuan ibu hamil tentang hipertensi kehamilan.
b. Untuk mengetahui bagaimana karakteristik ibu hamil tentang hipertensi kehamilan.
1.3
Manfaat Penelitian
a. Untuk Institusi Pendidikan
Dapat menambah bahan referensi perpustakaan akademik kebidanan STIKES-SU dan
juga dapat di jadikan sebagai bahan informasi khususnya tentang hipertensi
kehaamilan.
6
b. Untuk Responden
Dapat di pakai sebagai sumber informasi dan masukan khususnya bagi responden di
desa makmur kecamatan teluk mengkudu tentaang bagaimana hipertensi kehamilan.
c. Untuk Peneliti
Dapat menambah wawasan dan kesempatan untuk penerapaan ilmu yang di peroleh
peneliti selama kuliah di jurusan kebidanan STIKes Sumatera Utara dan dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman dalam penelitian tentang hipertensi
kehamilan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengetahuan
2.1.1 Pengertian
Pengetahuan merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca
indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
Sebagian besar, pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan telinga. Pengetahuan
atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan
seseorang (overt behavior), (Notoatmodjo, 2011).
2.1.2 Tingkat Pengetahuan
Tingkat Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2011) pengetahuan mempunyai
enam tingkatan, yaitu :
a. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau
rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat
pengetahuan yang paling rendah.
7
8
a. Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui.
Dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah
paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan
contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang
dipelajari.
b. Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat
diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum – hukum, rumus, metode,
prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
c.
Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke
dalam komponen – komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi,
dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat
dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan),
membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.
d. Sintesis (Synthesis)
Sintesis
menunjuk
kepada
suatu
kemampuan
untuk
meletakkan
atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
9
Dengan kata lain, sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi
baru dari formulasi-formulasi yang ada.
e. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu
didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan
kriteria-kriteria yang ada (Notoatmodjo, 2011).
2.1.1 Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket
yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subjek penelitian atau
responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita
sesuaikan dengan tingkatan - tingkatan diatas (Notoatmodjo, 2011).
2.1.2 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Lukman yang dikutip oleh Hendra (2008), ada beberapa faktor yang
memperngaruhi pengetahuan, yaitu:
a. Umur
Singgih (1998), mengemukakan bahwa makin tua umur seseorang maka
proses-proses perkembangan mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada
umur tertentu, bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak secepat
ketika berumur belasan tahun. Selain itu, Abu Ahmadi (2001), juga
10
mengemukakan bahwa daya ingat seseorang itu salah satunya dipengaruhi
oleh umur. Dari uraian ini maka dapat disimpulkan bahwa bertambahnya
umur dapat berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperolehnya,
akan tetapi menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau mengingat
suatu pengetahuan akan berkurang.
Untuk keperluan perbandingan maka WHO menganjurkan pembagian –
pembagian umur sebagai berikut :
1. Menurut tingkat kedewasaan :
a) 0 – 14 tahun
: bayi dan anak - anak
b) 15 – 49 tahun
: orang muda dan dewasa
c) 50 tahun ke atas : orang tua
2. Interval 5 tahun :
a) Kurang dari 1 tahun,
b) 1 – 4 tahun,
c) 5 – 9 tahun,
d) 10 – 14 tahun dan sebagainya (Notoatmodjo, 2007).
Menurut Depkes RI yang dikutip oleh Hardiwinoto, pembagian kategori
umur, yaitu :
1. Masa balita
: 0 – 5 tahun,
2. Masa kanak – kanak : 5 – 11 tahun,
3. Masa remaja awal
: 12 – 16 tahun,
4. Masa remaja akhir
: 17 – 25 tahun,
11
5. Masa dewasa awal
: 26 – 35 tahun,
6. Masa dewasa akhir
: 36 – 45 tahun,
7. Masa lansia awal
: 46 – 55 tahun,
8. Masa lansia akhir
: 56 – 65 tahun,
9. Masa manula
: 65 – sampai atas (Depkes RI, 2009).
b. Intelegensi
Intelegensi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk belajar dan berpikir abstrak
guna menyesuaikan diri secara mental dalam situasi baru. Intelegensi merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi hasil dari proses belajar. Intelegensi bagi
seseorang merupakan salah satu modal untuk berpikir dan mengolah berbagai
informasi secara terarah sehingga ia menguasai lingkungan (Khayan,1997).
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa perbedaan intelegensi dari
seseorang akan berpengaruh pula terhadap tingkat pengetahuan.
c. Lingkungan
Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan
seseorang. Lingkungan memberikan pengaruh pertama bagi seseorang, di mana
seseorang dapat mempelajari hal-hal yang baik dan juga hal-hal yang buruk
tergantung pada sifat kelompoknya. Dalam lingkungan seseorang akan
memperoleh pengalaman yang akan berpengaruh pada cara berpikir seseorang.
d. Sosial budaya
12
Sosial budaya mempunyai pengaruh pada pengetahuan seseorang. Seseorang
memperoleh suatu kebudayaan dalam hubungannya dengan orang lain, karena
hubungan ini seseorang mengalami suatu proses belajar dan memperoleh suatu
pengetahuan.
e. Pendidikan
Menurut Notoatmodjo (2011), pendidikan adalah suatu kegiatan atau proses
pembelajaran untuk mengembangkan atau meningkatkan kemampuan
tertentu sehingga sasaran pendidikan itu dapat berdiri sendiri.
f. Pengalaman
Pengalaman merupakan guru yang terbaik. Pepatah tersebut dapat diartikan
bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan atau pengalaman itu
suatu cara memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu, pengalaman
pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan.
Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang
diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu
(Rahmahayani, 2010).
2.2
Karakteristik Ibu Hamil
2.2.1 Tingkat Pendidikan
Secara umum pendidikan diartikan sebagai segala upaya yang direncanakan
untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga
13
mereka, melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan. (Notoatmodjo,
2003) Pendidikan dari asal kata “didik” berarti memelihara dan memberi latihan (ajar,
pimpinan) mengenal akhlak dan kecerdasan pikiran. Pendidikan adalah proses
perubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok yang dalam proses perubahan
sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia
melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
2.2.2 Pendapatan
Pendapatan adalah hasil pencaharian (usaha dan sebagainya) sesuatu yang
didapatkan (dibuat dan sebagainya) yang sedianya belum ada dan sangat besar
manfaatnya bagi kehidupan manusia (Poerwadarminta, 2000).
Pendapatan suatu keluarga ditentukan oleh jenis mata pencaharian dan
keterampilan keluarga tersebut. Pendapatan keluarga erat kaitannya dengan ekonomi
keluarga. Menurut Poewadarminta (2010) ekonomi adalah pengetahuan dan
penyelidikan mengenai azas-azas penghasilan (produksi), pembagian (distribusi) dan
pemakaian barang-barang serta kekayaan (seperti hal keuangan, perindustrian,
perdagangan dsb)
Dalam memenuhi kebutuhan primer maupun kebutuhan sekunder keluarga
dengan status ekonomi baik lebih mudah, memenuhi kebutuhan sehari-hari
dibandingkan keluarga dengan status ekonomi rendah. Hal ini akan mempengaruhi
kebutuhan informasi yang termasuk kebutuhan sekunder (Notoatmodjo.2003)
Pemerintah mengatur pengupahan melalui peraturan Menteri Tenaga Kerja No.
5/Per/Men/tahun 1989 tentang upah minimum. Upah minimum dibagi dalam 3
14
kriteria yaitu upah minimum regional, upah minimum sektor regional dan upah
minimum sub sektoral regional. Dalam perkembangannya upah minimum dibagi 2
kriteria yaitu upah minimum Kabupaten/Kota baik Kabupaten yang ditetapkan
setahun sekali oleh SK Gubernur Propinsi. Pada tahun 2009 upah tertinggi adalah di
Kota Semarang, yakni sebesar Rp838.500 sedangkan yang terendah adalah
Kabupaten Brebes yang hanya Rp575.000 per bulan. (Dinnakertrans, 2010).
2.2.3 Umur
Umur adalah lama waktu hidup atau ada sejak dilahirkan atau diadakan
(Purwodarminto, 2009)
Pengertian umur adalah umur pada saat ulang tahun terakhir (statistik
kesehatan. 2010). Umur seorang ibu berkaitan dengan alat-alat reproduksi wanita.
Umur reproduksi yang sehat dan aman adalah 20-35 tahun. Kehamilan di usia kurang
dari 20 tahun dan diatas 35 tahun dapat menyebabkan anemia karena diusia kurang
dari 20 tahun secara biologis belum optimal, emosinya cenderung labil, mentalnya
belum matang sehingga mudah mengalami goncangan yang mengakibatkan
kurangnya perhatian terhadap pemenuhan kebutuhan zat-zat gizi selama kehamilan.
Sedangkan pada umur 35 tahun terkait dengan kemunduran dan penurunan daya
tahan tubuh serta berbagai penyakit yang menimpa diusia ni serat makin tua umur ibu
maka akan terjadi kemunduran yang progresif dari endometrium sehingga untuk
mencukupi kebutuhan nutrisi janin diperukan pertumbuhan plasenta yang lebih luas.
Kematian maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada umur dibawah 20 tahun
15
ternyata 2-5 kali lebih tinggi daripada kematian maternal yang terjadi pada umur 2029 tahun. Kematian meningkat sesudah umur 20-35 tahun (Witknjosatro, 2002).
Umur seorang wanita pada saat hamil sebaiknya tidak terlalu muda dan tidak
terlalu tua. Umur yang kurang dari 20 tahun atau yang lebih dari 35 tahun, berisiko
tinggi untuk melahirkan. Kesiapan seorang perempuan untuk hamil harus siap fisik,
mental, emosi, psikologi, sosial, dan ekonomi. (Ruswana, 2006).
a. Umur ibu kurang dari 20 tahun
Wanita disebut siap secara fisik jika ia telah menyelesaikan pertumbuhan
tubuhnya, yaitu sekitar umur 20 tahun. Ketika berhenti tumbuh, sehingga umur
20 tahun bisa dijadikan pedoman kesiapan fisik. Kehamilan pada umur kurang
dari 20 tahun akan cenderung mengalami komplikasi, demikian pula anak yang
dilahirkannya. Salah satunya adalah kelahiran bayi prematur. Hal ini terjadi
karena dari segi biologis pertumbuhan dan perkembangan alat-alat reproduksi
belum seluruhnya normal.
b. Umur ibu lebih dari 35 tahun
Wanita yang hamil pada umur 35 tahun atau lebih harus waspada terhadap risikorisiko yang mungkin terjadi sehingga sangat penting bagi ibu yang berumur lebih
dari 35 tahun keatas mendapat perawatan selama kehamilan lebih dini yang tepat,
sehingga kelainan tersebut tidak menyebabkan risiko besar baik ibu atau bayinya.
Kehamilan risiko tinggi pada umur 35 tahun keatas adalah kehamilan yang dapat
menyebabkan ibu hamil dan bayi menjadi sakit dan / atau meninggal, sebelum
16
persalinan berlangsung. Banyak faktor risiko ibu hamil dan salah satu faktor
yang penting adalah umur (Sinsin, 2008)
Kendala yang mungkin terjadi pada kehamilan dengan umur kurang dari 20
tahun, yaitu (BKKBN, 2011) :
1) Ibu muda pada waktu hamil kurang memperhatikan kehamilannya termasuk
kontrol kehamilan yang tidak rutin. Ini akan meningkatkan risiko kehamilan.
Bahaya yang di timbulkan pada ibu hamil dengan risiko yang tinggi di
antaranya adalah bayi prematur.
2) Ibu muda pada waktu hamil sering mengalami ketidakteraturan tekanan
darah yang berdampak pada keracunan kehamilan serta kekejangan yang
berakibat kematian.
3) Kehamilan umur muda (dibawah 20 tahun) berkaitan dengan munculnya
kanker rahim. Risiko-risiko yang mungkin terjadi pada ibu yang hamil
berumur 35 tahun atau lebih, antara lain (Saleh, Abdul, 2004) : Munculnya
masalah kesehatan yang kronis Wanita yang hamil diatas umur 35 tahun,
akan rawan dibandingkan yang berumur 20 tahun untuk menderita tekanan
darah tinggi.
2.3
Hipertensi Kehamilan
2.3.1 Pengertian
17
Hipertensi kehamilan adalah adanya kenaikan tekanan darah melebihi batas
normal yaitu tekanan darah ≥140/90 mmHg (Prawirohardjo, 2008). Menurut
Prawirohardjo 2008, gangguan hipertensi pada kehamilan diantaranya adalah:
a. Hipertensi kronik adalah hipertensi yang timbul sebelum umur kehamilan 20
minggu atau hipertensi yang pertama kali didiagnosis setelah umur
kehamilan 20 minggu dan hipertensi menetap sampai 12 minggu pasca
persalinan.
b. Preeklamsi adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan
disertai dengan proteinuria.
c. Eklamsi adalah preeklamsi yang disertai dengan kejang-kejang sampai
dengan koma.
d. Hipertensi kronik dengan superposed preeklamsi adalah hipertensi kronik
disertai tanda-tanda preeklamsi atau hipertensi kronik disertai proteinuria.
e. Hipertensi gestasional (transient hypertensi) adalah hipertensi yang timbul
pada kehamilan tanpa disertai proteinuria dan hipertensi menghilang setelah
3 bulan pascapersalin, kehamilan dengan preeklamsi tetapi tanpa proteinuria.
2.3.2 Tanda-Tanda Hipertensi
a. Protein Urin
Protein urin menunjukkan komplikasi lanjut hipertensi dalam kehamilan
dengan kerusakan ginjal sehingga beberapa bentuk protein lolos dalam
urin. Protein dalam urin biasanya tidak lebih dari 0,3 gram dalam 24 jam.
18
Protein urin menunjukkan komplikasi hipertensi dalam kehamilan lanjut
sehingga memastikan perhatian khusus (Manuaba, 2008).
b. Edema
Edema merupakan timbunan cairan tubuh yang tampak atau tidak tampak.
Perhitungan kenaikan berat badan melebihi ½-1 kg/minggu dianggap
patologis. Edema dijumpai di tibia, wajah, atau ruangan bahkan seluruh
tubuh (anasarka) (Manuaba,2008).
2.3.3 Etiologi Hipertensi
Etiologi yang jelas dari hipertensi dalam kehamilan belum terungkap karena
tidak diketahui penyebab yang pasti (Manuaba, 2008). Faktor penyebab antara lain :
a. Faktor Genetik/Herediter
b. Adanya keturunan hipertensi.
c. Faktor Imunologi
d. Resiko gangguan hipertensi meningkat cukup besar pada keadaan-keadaan
ketika pembentukan antibodi penghamnat terhambat tempat antigenik di
plasenta mungkin terganggu.
e. Faktor Gizi/Kekurangan Kalsium
f. Kebutuhan kalsium bumil cukup tinggi untuk pembentukan tulang dan organ
lain janin. Bila terjadi kekurangan kalsium, kalsium ibu hamil akan dikuras
19
untuk memenuhi kebutuhan sehingga terjadi pengeluaran kalsium dalam
jaringan otot.
2.3.4 Gejala
P ada umumnya gejala hipertensi didasarkan atas empat, yaitu :
a. Peningkatan tekanan darah pada hipertensi > 90 mmHg pada tekanan darah
siastolik 110 mmHg.
b. Peningkatan tekanan darah pada kehamilan > 20 minggu
c. Peningkayan tekanan darah pada kehamilan < 20 minggu
d. Gejala tidak spesifik sebelum terjdinya komplikasi hipertensi
1) Sakit kepala
2) Kelelahan
3) Mual dan muntah pusing
4) Sesak nafas dan kegelisahan (Wolf, 2006).
2.3.5 Hipertensi Kehamilan
Klasifikasi hiperetensi dapat dibagi empat, yaitu :
a.
Hipertensi
Kenaikan tekanan darah sistolik dan diastolik 30 mmHg atau 15 mmHg.
Tekanan darah absolut 140/90 atau 160/110 yang diambil selang 6 jam
dalam keadaan istirahat (Manuaba, 2008).
20
b.
Preeklamsia
Tekanan darah sistolik 140 mmHg atau 40 mmHg dengan proteinuria
(300mg/24 jam setelah 20 minggu gestasi) (Umar, 2008).
c. Eklamsi
Eklamasi pada umumnya timbul pada wanita hamil atau nifas dengan
tanda-tanda pre-eklamsi. Pada wanita hamil yang menderita eklamsi timbul
serangan kejang yang diikuti oleh koma (Prawirohardjo, 2002).
d. Preeklamsisa Superimposed
Proteinuria timbul setelah 20 minggu kehamilan pada wanita dengan
hipertansi sebelumnya. Pada wanita hipertensi, terjadi proteinuria sebelum
20 minggu gestasi dengan proteinuria naik tiba-tiba 2-3 kali lipat.
e. Hipertensi Kronik
Tekanan darah sistolik atau sama dengan 140 mmHg dan atau tekanan
darah diastolik lebih dari 90 mmHg yang telah ada sebelum kehamilan
pada saat kehamilan 20 minggu pasca partus (Suhardjono, 2006).
2.3.6 Pembagian Hipertensi Dalam Kehamilan
Adapun pembagian hipertensi dalam kehamilan, yaitu :
a. Hipertensi Ringan
21
Bila tekanan darah sistoliknya berkisar antara 140-160 mmHg dan
diastoliknya 90-100 mmHg.
b. Hipertensi Sedang
Bila tekana darah sistoliknya berkisar antara 160-180 mmHg dan tekanan
diastoliknya berkisar antara 100-110 mmHg.
c. Hiperetensi Berat
Bila tekana darah sistoliknya berkisar antara >180 mmHg dan tekanan
diastoliknya berkisar antara >110 mmHg.
2.3.7 Usaha Pencegahan Hipertensi
Agar terhindar dari komplikasi fatal hipertensi, harus diambil tindakan
pencegahan yang baik (stop high blood pressure), antara lain dengan cara sebagai
berikut :
a.
Mengurangi konsumsi garam
b.
Menghindari kegemukan (obesitas)
c.
Membatasi konsumsi lemak
d.
Olahraga teratur
e.
Makan banyak nuah dan sayur segar
f.
Tidak merokok dan tidak minum alkohol
g.
Latihan relaksasi atau meditasi
h.
Berusaha membina hidup yang positif (Gunawan, 2001)
22
2.3.8 Penanganan Hipertensi Dalam Kehamilan
Penanganan hipertensi dalam kehamilan dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut :
a. Penanganan Nonfarmakologis
Pada preeklamsia hipertensi kembali menjadi normal setelah melahirkan. Akan
tetapi bagi janin, kelahiran sebelum waktunya (preterm) tidak meguntungkan.
Untuk itu, walaupun bersiko penatalaksanaan konservatif dipilih menunggu agar
janin dapat dilahirkan dalam keadaaab yang lebih baik. Pada kisaran tekanan
darah 140-160 mmHg atau diastolik 90-99 mmHg dapat dilakukan pengobatan
nonfarmakologik.
Perawatan
singkat
dilakukan
untuk
didiagnosis
dan
menyingkirkan kemungkina preeklamsi, umur kehamilan dan resiko ibu ibu
serta janinnya dapat berupa pengawasan yang ketat, pembatasan aktifitas fisiktirah baring miring ke kiri. Dalam keadaan ini dianjurkan diet tanpa pembatasan
garam (Suhardjono, 2006).
b. Pemberian obat anti hipertensi
Jika tekanan diastolik 110 mmHg atau lebih, berikan obat anti hipertensi.
Tujuannya adalah untuk mempertahankan tekanan diastolik diantara 90-100
mmHg dan mencegah perdarahan serebral. Obat anti hipertensi tersebut adalah :
1) Berikan hidralazin 5 mg I.V pelan-pelan setiap 5 menit sampai tekanan
darah turun. Ulangi setiap jam jika perlu atau berikan hidralazin 12,5 mg IM
setiap 2 jam.
2) Jika hidraaIn tidak tersedia, berikan :
23
a) Labetolol 10 mg I.V
1.
Jika respon tidak baik (tekanan diastolik tetap >110 mmHg) berikan
labetolol 20 mg IV
2.
Naikkan dosis sampai 40 mg dan 80 mg jika respon tidak baik
sesudah 10 menit.
b) Atau berikan nifedipine 5 mg sublingual, jika tidak baik dalam 10 menit,
berikan tambahan 5 mg sublingual
c) Metildopa 3x250-500 mg/hari (Saifuddin, 2002).
3) Penanganan hipertensi
Adapun penanganan hipertensi adalah sebagai berikut :
a) Rawat jalan
1. Diet biasa
2. Istirahat yang cukup
3. Beri obat
4. Periksa ulang sekali seminggu
Sebagai pengobatan untuk mencegah timbulnya kejang-kejang dapat
diberikan :
1. larutan sulfas magnesikus 40 % sebanyak 10 m (4 jam) dilarutkan secara
intramuskular (IM) dan dapat dioulang setiap 6 jam
2. kolpromazin 50 mg intramuskular (IM)
3. diazepam 30 mg intramuskular (IM)
b) Rawat inap
24
1. Anamnesa pemeriksaan umum, periksa obstetrik dalam pemeriksaan
laboratorium urin
2. Tekanan darah diperiksa setiap hari dan besarnya dinilai
3. Keadaan janin diperiksa setiap hari dan besarnya dinilai
4. Penderita diingaykan untuk segera memberitahukan apabila sakit kepala,
merasa mual, merasa nyeri di daerah epigastrium atau penderita gangguan
penglihatan.
c) Penanganan hipertensi ringan dalam kehamilan
Kondisi ini dapat di atasi dengan berobat jalan (ambulatori ). Pasien ini diberikan
nasehat untuk menunurunkan gejala klinis dengan tirah berbaring 2 x 2 jam/hari
dengan posisi miring. Peningkatan darah vena untuk meningkatkan peredaran
darah menuju jantung dan plasenta sehingga menurunkan skemia plansenta,
menurunkan tekanan darah, meningkatkan aliran darah menuju ginjal dan
meningkatkan produksi urine.
Pasien juga di anjurkan untuk segera berobat bila terdapat gejala kaki bertambah
berat (edema) , kepala pusing, gerakan janin terasa berkurang, mata makin kabur.
Pengobatan tambahan meliputi diuretic ringan sehingga menambah produksi
urine di imbangi banyak minum, lebih banyak istirahat tirah berbaring yang
meningkatkan aliran darah menuju plasenta ginjal serta organ vital (Manuaba,
2008)
25
d) Penanganan hipertensi berat dalam kehamilan
Dalam keadaan gawat darurat, segera masuk rumah sakit, istirahat dengan tirah
berbaring kesatu sisi dalam suasana isolasi. Pemberian obat-obatan untuk
menghindari kejang (anti kejang), anti hipertensi, pemberian diuretic, pemberian
infus dekstrose 5 %, dan pemberian antasida.tujuan pengobatan untuk
menghindari terjadinya eklamsia, menghindari komplikasi ibu yangdappat
mencakup stroke (Manuaba, 2008).
e) Penanganan hipertensi akronis dalam kehamilan
Pengobatan pada hipertensi kronis superimposed preeklamsia/eklamsia
adalah di rumah sakit untuk evaluasi menyeluruh dan konsultasi ke
departemen lainnya, pemeriksaan lengkap atau kultur. Dasar pengobatan
terhadap kondisi ini adalah mempertahankan kehamilan, dan obat suportif
sehingga kesejahteraan maternal lebih terjamin. Selain itu menurunkan
tekanan darah sehingga terhindar dari komplikasi hipertensi dengan berbagai
manifestasi klinisnya. (Manuaba, 2008)
f) Penanganan hipertensi pada masa menyusui
Semua obat anti hipertensi akan di eksresikan ke air susu ibu. Dari hasil
penelitian tidak diperoleh efek yang merugikan pada janin bila diberi
metildopa ataupun hidralazine, propranolol dan labetolol lebih sukai bila
26
penyekat reseptor bila harus diberikan, sedangkan ACE inhibitor dan ARB
dilrang kerena adanya laporan yang tidak baik pada ginjal neonatus.
Diuretika dapat mengurangi volume air susu (Umar, 2008)
2.3.9
Cara Mengatasi Hipertensi
Mengubah pola hidup tetap merupakan faktor yang berperan besar dalam
menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi, sambil meningkatkan efek anti
hipertensi. Langkah awal biasanya adalah mengubah pola hidup penderita antara lain
sebagai berikut:
a. Penderita hipertensi yang mengalami berat badan dianjurkan untuk
menurunkan berat badannya sampai ideal.
b. Mengubah pola makan pada penderita hipertensi.
c. Mengurangi pemakaian garam.
d. Tidak minum alkohol
e. Tidak merokok (Adib, 2009)
2.3.10 Hal-hal
Yang
Perlu
Diperhatikan
Penderita
Hipertensi
Dalam
Kehidupan Sehari-hari
a. Bila hipertensi datang pertama kali pada trimester kedua, akan ditemukan
tekanan darah yang mungkin masih dalam batas-batas normal, terutama pada
penderita hipertensi ringan.
b. Untuk wanita hamil, biasanya darahnya akan meningkat pada akhir
kehamilan sehingga dapat dianggap penderita hipetensi. Hipertensi pada
kehamilan perlu secepatnya diobati untuk menghindari terjadinya komplikasi
27
pada ibu dan janin. Komplikasi pada ibu dapat menimbulkan pre-eklamsia
dan eklamsia, disamping komplikasi lainnya seperti pada wanita tidak hamil.
Komplikasi pada janin berupa keguguran, hambatan pertumbuhan dalam
rahim, kematian janin dalam kandungan dan kelahiran prematur.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
Kerangka Konsep
Kerangkap konsep adalah hubungan atau kaitan antara variabel yang satu
dengan variabel yang lain. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel
independen dan variabel dependen, (Notoatmodjo, 2011).
Variabel Independen
Variabel Dependen
Pengetahuan
a. Baik
b. Cukup
c. kurang
Hipertensi Kehamilan
a. Berat
b. Sedang
c. Ringan
Karakteristik ibu hamil
a.
b.
c.
d.
Umur
Paritas
Pekerjaan
pendidikan
Gambar 3.1 Kerangka Konsep
28
29
3.1
Defenisi Operasional
a.
Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar, pengetahuan manusia diperoleh
dari mata dan telinga.
b. Karakteristik ibu hamil
1.
Umur adalah Usia sekarang sampai ulang tahun terahir
2.
Paritas adalah seorang wanita yang pernah melahirkan sorang anak,
baik persalinan normal atau dengan sectio saeserea
3.
Pekerjaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan sehari hari guna
memenuhi kebutuhan hidup.
4.
Pendidikan adalah jejang pendidikan terakhir yang telah ditamatkan
oleh responden.
3.2
Etika Penelitian
Masalah etika penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat penting
dalam penelitian, mengingat penelitian keperawatan berhubungan langsung dengan
manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan.
30
Masalah yang harus diperhatikan antara lain adalah sebagai berikut :
1. Lembar Persetujuan ( Informened consent)
Merupakan bentuk persetujuan antara penelitian dan responden penelitian dengan
memberikan lembar persetujuan. Informed tersebutdi berikan sebelum penelitian
dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden.
Tujuan informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan
penelitian,
mengetahui
dampak
jika
subjek
bersedia,
maka
mereka
menandatangani lembaar persetujuan. Jika responden tidak bersedia, maka
peneliti harus menghormati hak responden, berupa informed tersebut antara :
partisipasi responden, tujuan dilakukannya tindakan, jenis data yang di butuhkan,
komitmen,prosedur, pelaksanaan, potensial masalah yang akan terjadi, manfaat,
kerahasiaan, informasi yang mudah di hubungi.
2. Tanpa nama (Anamity)
Masalah etika keperawatan merupakan maasalah yng memberikan jaminan
dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau
mencantumkan namaa responden pada lembar penelitian yang akan di sajikan.
3.
Kerahasiaan (Confidentiality)
Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan
hasil peneliti.
31
3.4 Jenis Dan Data Penelitian
3.4.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah hanya memaparkan atau menggambarkan sesuatu
hal. Penelitian ini dilakukan terhadap sekumpulan objek yang biasanya bertujuan
untuk mengetahui” Gambaran Pengetahuan Dan Karakteristik Ibu Haml Tentang
Hipertensi Di Desa Makmur Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang
Berdagai”.
3.4.2 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian survey yang bersifat analitik
dengan desain cross seccional yaitu mengetahui bagaimana gambaran pengetahuan
dan karakteristik ibu hamil tentang hipertensi kehamilan
3.5
Lokasi dan Waktu penelitian
3.5.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian akan dilakukan di Desa Makmur Kecamatan Teluk
Mengkudu.
3.5.2 Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian akan dilakukan mulai dari bulan april sampai juni 2015.
32
3.6 Populasi dan Sampel
3.6.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang di
teliti,(Notoatmodjo,2010). Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan ibu
hamil di Desa Makmur Kecamatan Teluk Mengkudu.
3.6.2 Sampel
Sampel adalah sebagian kecil populasi yang di gunakan dalam uji untuk
memperoleh informasi statistik mengenai keseluruhan populasi, (Budiaman
Chandra,2011). Sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 40 orang dimana
keseluruhan dari popolasi dijadikan sampel.
3.7 Teknik pengolahan data dan analisa data
3.7.1 Pengolahan data
Setelah data di kumpulkan, langkah selanjutnya adalah mengolah data
sehinnga jelas sifatnya, adapun cara pengolahan data sebagai berikut :
a. Editing (pemeriksaan data).
Editing dilakukan untuk memeriksa ketepatan dan kelengkapan jawaban atas
pertanyaan.
b. Coding (pemberian kode)
Data yang telah terkumpul dan dikoreksi ketepatan dan kelengkapannya
kemudian diberi kode oleh peneliti secara manual sebelum diolah dengan
menggunakan perangkat software komputer.
33
c. Tabulating
Memindahkan data dari daftar pertanyaan ke dalam tabel-tabel yang telah
dipersiapkan.
d.
Entry
Memasukan data yang telah di kumpulkan kedalam master tabel atau data
komputer, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau dengan
membuat tabel kontingisi.
3.6.2. Analisi data
Pembahasan dengan menggunakan teori dan pustaka yang ada. Pengukuran
variabel penelitian ini adalah memakai uji chis-Square. Analisa data yang di lakukan
dengan meneliti presentase data yang telah terkumpul dan disajikan dalam distribusi
frekuensi kemudian dicari besarnya persen untuk masing-masing jawaban responden ,
kemudian dilakukan dengan rumus
(
)
df = (k-1) (b-1)
Keterangan : X2 = harga Chi-Kuadrat
f0 = frekuensi yang ada (frekuensi observasi atau frekuensi sesuai
dengan keadaan)
fh = frekuensi yang di harapkan, sesuai dengan teori (Arikunto,
2009)
f
= Nilai X 2 tabel
34
k
= banyaknya kolom
b
= banyaknya baris
3.8 Metode Pengumpulan data
3.8.1 Data Primer
Data primer yang digunakan merupakan hasil dari responden yang di peroleh
dengan menggunakan kuesioner
3.8.2 Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang di peroleh dari Desa Makmur Kecamatan Teluk
Mengkudu
3.8.3 Intrumen Penelitian
Intrumen penelitian di susun dan di modifikasi peneliti dengan patokan
responden, instrumen penelitian yang di gunakan dalam dalam penelitian ini adalah
kuesioner.
3.9 Aspek Pengukuran
Menurut arikunto (2010) meyatakan bahwa resentase bukan merupakan
analisis deskriptif yang harus dinyatakan dalam sebuah predikat yang menunjukkan
ada pernyataan keadaan ukuran dan kualitas. Oleh sebab itu, hasil penilainan yang
berupa bilangan tersebut harus di ubah menjadi sebuah predikat yaitu baik, cukup,
kurang, jika responden menjawab salah, maka di beri skor 0.
Penelitian ini menggunakan aspek pengukuran dengan simpangan kuartil.
Kuartil adalah data yang telah di susun menjadi sutu distribusi yang menjadi 4 bagian
35
yang sama antara kurtil (Q). Hal ini menunjukkan bahwa kuartil pertama disebut K1
merupakan 25% dari seluruh distribusi, K2 merupakan 50 % dan K3 merupakan 75%
dari seluruh distribusi (Budiarto, 2002).
a. perhitungan kuartil
Q1=1/4(n+1)100%
Q2=2/4(n+1)
=1/4(100+1)%
=2/4(n+1)
=3/4(100=1)
=1/4(01)%
=2/4(101)
=3/4(101)
=25,25%
=50,5%
=75,75%
=25%
=50%
0
Q1
Q2
Q3
25
50
76
Gambar 3.7.1. pembagian Quartil
Q3=3/4(n+1)
100
36
a. Kategori baik
: >75%-100%
Bila dari 10 pertanyaan dari responden dapat menjawab
benar sebanyak 8-10 pertanyaan
b. Kategori cukup
: 50%-75%
Bila dari 10 pertanyaan responden dapat menjawab benar
Sebanyak 5-7 pertanyaan
c. Kategori kurang
: < 50%
Bila dari 10 pertanyaan responden dapat menjawab
benar sebanyak 0-4 pertanyaan
37
1.4 Jadwal Penelitian
Tabel 3.10 Jadwal Penelitian
Bulan
No Kegiatan
1
Pengajuan
judul
2
Survei awal
3
Bimbingan
proposal
4
Sidang
proposal
5
Perbaikan
proposal
6
Penelitian
7
Bimbingan
KTI
8
Sidang hasil
Sep
Okt
Nov Des Jan
2014
2014 2014 2014 2015
Feb Mar Apr
Mei Jun
2015 2015 2015 2015 2015
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Penelitian
4.1.1 Data Geografis
Desa makmur seluas 350 Ha terletak 5 meter diatas permukaan laut dengan
suhu 25 derajat celcius.Adapun batas desa makmur sebagai berikut :
a. Sebelah Utara Dengan
:Desa Pematang Hunting
b. Sebelah Selatan Dengan :Desa Mata Pao
c. Sebelah Barat Dengan
:Desa Pasar Baru Dan Desa Mata Pao
d. Sebelah Timur
: Desa Pematang Pelintahan Kecamatan Sei Rampa
4.1.2 Data Demografi
Penduduk desa makmur masyarakatnya terdiri dari berbagai etnis / suku, yaitu
suku jawa, mandailing, minang, banjar, aceh, melayu, batak, karo, simalungun, nias
dan Madura.
4.1.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Responden Di Desa
Makmur Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Tahun 2015
Adapun distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Responden Di Desa
Makmur Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Tahun 2015 adalah
sebagai berikut :
38
39
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Ibu Hamil Di Desa Makmur
Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Tahun 2015
No
1
2
3
4
Karakteristik
Umur
a. <20 Tahun
b. 21-30 Tahun
c. 31-40 Tahun
d. >40 Tahun
Jumlah
Pendidikan
a. SD
b. SMP
c. SMA
d. Perguruan Tinggi
Jumlah
Pekerjaan
a. Tidak Bekerja
b. Bekerja
Jumlah
Hipertensi
a. Berat (180/120 mmHg)
b. Sedang (160/110 mmHg)
c. Ringan (140/80 mmHg)
Jumlah
Frekuensi (F)
Presentasi %
5
24
10
1
40
12,5
60
25
2,5
100
14
19
5
2
40
35
47,5
12,5
5
100
36
4
40
90
10
100
13
16
11
40
32.5
40
27.5
100
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwadari 40 responden, mayoritas
responden dengan umur 21-30 tahun sebanyak 24 orang (60%) dan minoritas
berumur <40 tahun sebanyak 1 orang (2,5%).Mayoritas responden berdasarkan
pendidikan adalah SMP 20 orang (50%) dan minoritas responden berdasarkan
pendidikan adalah Perguruan Tinggi sebanyak 2orang (5%). Mayoritas responden
berdasarkan pekerjaan adalah tidak bekerja sebanyak 35 orang (87,5%) dan minoritas
40
berdasarkan pekerjaan adalah bekerja sebanyak 5 orang (12,5%). Mayoritas
responden berdasarkan Hipertensi adalah sedang sebanyak 16 orang (40%) dan
minoritas responden berdasarkan hipertensi adalah ringan sebanyak 11 orang
(27,5%).
1.1.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Hipertensi
Kehamilan
Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Hipertensi
Kehamilan adalah sebagai berikut :
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Hipertensi
Kehamilan Di Desa Makmur Kecamatan Teluk Mengkudu
Kabupaten Serdang Tahun 2015
No
1
2
3
Pengetahuan
Baik
Cukup
Kurang
Jumlah
F
10
16
14
40
%
25
40
35
100
Berdasarkan tabel di atas didapatkan hasil bahwa mayoritas responden
berpengetahuan cukup sebanyak 16 orang (40%) dan minoritas responden
berpengetahuan baik sebanyak 10 orang (20%).
1.1.3 Distribusi
Frekuensi
Jawaban
Responden
Terhadap
Pertanyaan
Terhadap
Pertanyaan
Hipertensi Kehamilan
Distribusi
Frekuensi
Jawaban
Hipertensi Kehamilan yaitu sebagai berikut :
Responden
41
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Tentang Pertanyaan Hipertensi
Kehamilan Di Desa Makmur Kecamatan Teluk Mengkudu
Kabupaten Serdang Tahun 2015
No
1
Pertanyaan
2
Hipertensi hehamilan adalah hipertensi yang timbul
pada kehamilan tanpa disertai kadar protein pada urin
dan menghilang pada tiga bulan persalinan
Hipertensi ringan dalam kehamilan adalah tekanan
darah masih dalam batas normal
Penanganan hipertensi sedang dalam kehamilan adalah
segera membawa ke rumah sakit
Cara penanganan hipertensi berat kehamilan adalah
segera rujuk kerumah sakit
Faktor penyebab hipertensi hehamilan Faktor gizi,
keturunan dan kekurangan kalsium
Gejala hipertensi dalam kehamilan yaitu peningkatan
3
4
5
6
tekanan darah pada kehamilan >20 minggu
7
Benar
Jawaban
%
Salah
%
11
27,5
29
72.5
24
60
16
40
27
67,5
13
32,5
22
55
18
45
18
45
22
55
15
37,5
25
62,5
26
65
14
35
28
70
12
30
19
47,5
21
52,5
26
65
14
35
Cara mencegah hipertensi dalam kehamilan yaitu
mungurangi konsumsi garam
8
Cara penanganan hipertensi dalam hehamilan yaitu
mengkonsumsi obat hipertensi
9
Akibat hipertensi dalam kehamilan ibu adalah
eklamsia, Kematian pada ibu, preeklamsia,.
10
Akibat hipertensi terhadap janin adalah kematian janin
dalam kandungan
Berdasarkan tabel di atas didapatkan hasil bahwa mayoritas responden
menjawab benar pada pertanyaan nomor 8 tentang Cara penanganan hipertensi dalam
kehamilan yaitu mengkonsumsi obat hipertensi yaitu sebanyak 28 orang (70 %) dan
42
minoritas menjawab benar pada pertanyaan nomor 1 tentang Hipertensi hehamilan
adalah hipertensi yang timbul pada kehamilan tanpa disertai kadar protein pada urin
dan menghilang pada tiga bulan persalinan yaitu sebanyak 11 orang (27,5 %).
1.1.4
Distribusi Frekuensi HipertensiKehamilan Berdasarkan Umur Di Desa
Makmur Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Tahun 2015
Distribusi Frekuensi Hipertensi Kehamilan berdasarkan Umur Di Desa
Makmur Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Tahun 2015 adalah
sebagai berikut :
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Hipertensi Kehamilan Berdasarkan Umur Di Desa Makmur
Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Tahun 2015
Hipertensi
Berat
Sedang
Ringan
Total
<20 tahun
F
%
1
2,5
1
2,5
3
7,5
5
12,5
Umur
21-30 tahun 31-40 tahun
F
%
F
%
10
25,0
2
5,0
11
27,5
3
7,5
3
7,5
5
12,5
24
60,0
10
25,0
>40 tahun
F
%
1
2,5
1
2,5
Total
F
13
16
11
40
%
32,5
40,0
27,5
100,0
Berdasarkan tabel 4.4 didapatkan hasil bahwa dari 40 responden mayoritas
responden dengan hipertensi sedang sebanyak 16 orang (40%) denganmayoritasumur
21-30 tahun sebanyak 11 orang (27,5 %) dan minoritas responden dengan hipertensi
ringan sebanyak 11 orang (27,5%)dengan minoritas umur > 40 tahun tidak ada (0 %).
43
1.1.5
Distribusi Frekuensi Hipertensi Kehamilan Berdasarkan Pendidikan Di
Desa Makmur Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Tahun
2015
Distribusi Frekuensi Hipertensi Kehamilan Berdasarkan Pendidikan Di Desa
Makmur Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Tahun 2015 adalah
sebagai berikut :
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Hipertensi Kehamilan Berdasarkan Pendidikan Di Desa
Makmur Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Tahun 2015
Pemndidikan
Hipertensi
Berat
Sedang
Ringan
Total
SD
F
5
4
5
14
SMP
%
12,5
10,0
12,5
35,0
F
6
8
5
19
%
15,0
20,0
12,5
47,5
SMA
F
1
3
1
5
%
2,5
7,5
2,5
12,5
Perguruan
Tinggi
F
%
1
2,5
1
2,5
2
5,0
Total
F
13
16
11
40
%
32,5
40,0
27,5
100,0
Berdasarkan tabel diatas didapatkan hasil bahwa dari 40 responden mayoritas
responden dengan hipertensi sedang sebanyak 16 orang (40%) denganmayoritas
pendidikan SMP yaitu 8 orang (20 %) dan minoritas responden dengan hipertensi
ringan yaitu sebanyak 10 orang (27,5%) dengan pendidikan SMAtidak ada (0 %).
1.1.6
Distribusi Frekuensi Hipertensi Kehamilan Berdasarkan Pekerjaan Di
Desa Makmur Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Tahun
2015
44
Distribusi Frekuensi Hipertensi Kehamilan Berdasarkan Pendidikan Di Desa
Makmur Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Tahun 2015 adalah
sebagai berikut :
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Hipertensi Kehamilan Berdasarkan Pekerjaan Di Desa
Makmur Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Tahun 2015
Hipertensi
Berat
Sedang
Ringan
Total
Pekerjaan
Tidak
Bekerja
Bekerja
F
%
F
%
11
27,5
2
5,0
14
35,0
2
5,0
10
25,0
1
2,5
35
87,5
5
12,5
Total
F
13
16
11
40
%
32,5
40,0
27,5
100,0
Berdasarkan tabel di atas didapatkan hasil bahwa mayoritas responden dengan
hipertensi sedang sebanyak 18 orang (40%) denganmayoritas responden tidak bekerja
yaitu sebanyak 14 orang (35 %) dan minoritas responden dengan hipertensi ringan
sebanyak 11 orang (27,5 %) denganminoritas responden bekerja yaitu sebanyak 1
orang (2,5%).
1.1.7
Distribusi Frekuensi Hipertensi Kehamilan Berdasarkan Pengetahuan Di
Desa Makmur Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Tahun
2015
Distribusi Frekuensi Hipertensi Kehamilan Berdasarkan Pekerjaan Di Desa
Makmur Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Tahun 2015 adalah
sebagai berikut :
45
Table 4.7
Distribusi Frekuensi Hipertensi Kehamilan Berdasarkan Pengetahuan Di Desa
Makmur Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Tahun 2015
Hipertensi
Berat
Sedang
Ringan
Total
Baik
F
2
3
5
10
%
5,0
7,5
12,5
25,0
Pengetahuan
Cukup
F
%
6
15,0
8
12,5
2
5,0
16
40,0
Kurang
F
%
5
12,5
5
12,5
4
10,0
14
35,0
Total
F
13
16
11
40
%
32,5
40,0
27,5
100,0
Berdasarkan tabel di atas didapatkan hasil bahwa dari 40 responden mayoritas
responden dengan hipertensi sedang sebanyak 16 orang (40%) dengan mayoritas
pengetahuan cukup yaitu sebanyak 8 orang (20%) dan minoritas responden dengan
hipertensi ringan sebanyak 11 orang dengan minoritaspengetahuan baik 2 orang
(5,0%).
1.2
Pembahasan
4.2.1 Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Hipertensi Kehamilan
Berdasarkan hasil penelitian dari 40 responden menunjukkan bahwa
mayoritas responden berpengetahuan cukup sebanyak 16 orang (40%) dan minoritas
responden berpengetahuan baik sebanyak 10 orang (25%).
Hal ini sejalan dengan penelitian Sukmawati, dkk (2012) terhadap 35
responden yang berjudul gambaran pengetahuan ibu hamil tentang hipertensi dalam
kehamilan di wilayah kerja puskesmas meuraxa banda aceh tahun 2012 didapatkan
46
hasil bahwa Pengetahuan ibu hamil tentang hipertensi dalam kehamilan kebanyakan
berada pada kategori cukup yaitu sebanyak 15 orang (42,8 %).
Pengetahuan merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca
indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
Sebagian besar, pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan telinga. (Notoatmodjo,
2011).
Hal ini didukung oleh Lukman yang dikutip oleh Hendra (2008) bahwa ada
beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan, yaitu umur, intelegensia,
pengalaman, lingkungan, sosial budaya, dan pendidikan
Menurut asumsi peneliti mayoritas responden berpengetahuan cukup
dipengaruhi karena rasa ingin tahu responden tentang Hipertensi pada kehamilan
sangat rendah. Hal ini disebabkan karena dari hasil penelitian mayoritas responden
yang berpendidikan menengah sehingga daya tangkap atau pola pikIr responden
rendah dan didiringi dengan pengetahuan responden yang menjadi cukup. Penelitian
menunjukkan bahwa adanya peningkatan tekanan darah terhadap ibu hamil sangat
erat kaitannya dengan asupan nutrisi yang berlebihan yang dapat menyebabkan
meningkatnya metabolisme dalam tubuh. Hal ini disebabkan pengkonsumsian
makanan bergizi yang dibarengi frekuensi makan lebih dari 3 kali sehari dan
pengkomsumsian makanan yang berlemak dan makanan yang berkalori tinggi.
Berdasarkan hasil perhitungan jawaban kuisioner pengetahuan diperoleh
bahwa mayoritas responden menjawab Benar pada pernyataan No. 8 yaitu tentang
47
cara penanganan hipertensi dalam kehamilan yaitu dengan mengonsumsi obat
hipertensi. Dalam hal ini, berarti responden mengetahui cara penanganan hipertensi
hanya dengan minum obat, responden tidak mengerti tentang mengatur pola makan
seperti menghindari makanan berlemak dan garam tinggi serta olahraga yang teratur
dapat mengurangi risiko hipertensi. Selain itu, mayoritas responden menjawab “
Tidak” yaitu pernyataan No. 1 tentang pengertian hipertensi. Dari hal tersebut berarti
responden tidak mengetahui sebenarnya hipertensi sehingga responden tidak
menyadari jika mereka mengalami hipertensi.
4.1.2. Distribusi Frekuensi Hipertensi Kehamilan Berdasarkan Umur
Berdasarkan tabel 4.4 didapatkan hasil bahwa dari 40 responden mayoritas
responden dengan hipertensi sedang sebanyak 16 orang (40%) dengan mayoritas
umur 21-30 tahun sebanyak 11 orang (27,5 %) dan minoritas responden dengan
hipertensi ringan sebanyak 11 orang (27,5%) dengan minoritas umur > 40 tahun
sebanyak 0 orang (0 %).
Umur adalah lamanya waktu hidup seseorang dalam tahun yang dihitung
sejak dilahirkan sampai berulang tahun yang terakhir. Usia mempengaruhi terhadap
daya tangkap dan pola piker seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin
berkembang pula daya tangkap dan pikirnya, sehingga pengetahuan yang
diperolehnya semakin membaik (Notoatmodjo, 2003).
Menurut Singgih (1998), mengemukakan bahwa makin tua umur seseorang
maka proses-proses perkembangan mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada umur
tertentu, bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak secepat ketika berumur
48
belasan tahun. Selain itu, Abu Ahmadi (2001), juga mengemukakan bahwa daya ingat
seseorang itu salah satunya dipengaruhi oleh umur.
Berdasarkan penelitian Zakiah, dkk (2012) terhadap 33 responden yang
berjudul Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Hipertensi pada Ibu Hamil di
Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar didapatkan hasil
bahwa mayoritas responden berumur 25-30 tahun yaitu sebanyak 13 responden
(39,4%).
Menurut Singgih (1998), mengemukakan bahwa makin tua umur seseorang
maka proses-proses perkembangan mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada umur
tertentu, bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak secepat ketika berumur
belasan tahun. Selain itu, Abu Ahmadi (2001), juga mengemukakan bahwa daya ingat
seseorang itu salah satunya dipengaruhi oleh umur.
Menurut asumsi peneliti bahwa mayoritas responden pada karakteristik umur
21-30 tahun. Dimana, pada usia 21-30 tahun tersebut dapat dikategorikan sebagai
masa karier/muda. Berbeda halnya dengan usia > 40 tahun yang bisa dikategorikan
sebagai masa tua yaitu masa dimana sudah mulai terjadi penurunan fungsi-fungsi
organ tubuh termasuk daya ingat seseorang. Hal ini menyebabkan tingkat
pengetahuan responden tentang Hipertensi menjadi kurang. Akibatnya, responden
kurang peduli untuk menjaga pola makan untuk menghindari terjadinya hipertensi
seperti mengurangi makanan berlemak dan tinggi garam. Selain itu, sesuai dengan
teori yang menyebutkan bahwa dalam maternitas umur ibu yang ekstrim yaitu
dibawah 20 tahun dan diatas 35 tahun akan mempunyai risiko kehamilan termasuk
49
hipertensi. Pada usia dibawah 20 tahun masih mungkin mencapai pertumbuhan
organ-organ yang berkaitan dengan kehamilan, sedangkan pada usia > 35 tahun sudah
mulai terjadi penurunan fungsi pada uterus. Wanita yang lebih tua yaitu >35 tahun
dengan bertambahnya usia akan menunjukkan peningkatan hipertensi, menghadapi
risiko yang lebih besar untuk menderita hipertensi karena kehamilan.
4.2.2
Distribusi Frekuensi Hipertensi Kehamilan Berdasarkan Pendidikan
Berdasarkan tabel 4.5. didapatkan hasil bahwa dari 40 responden mayoritas
responden dengan hipertensi sedang sebanyak 16 orang (40%) dengan mayoritas
pendidikan SMP yaitu 8 orang (20 %) dan minoritas responden dengan hipertensi
ringan yaitu sebanyak 11 orang (27,5%) dengan pendidikan SMA sebanyak 0 orang
(0 %).
Berdasarkan penelitian Zakiah, dkk (2012) terhadap 33 responden yang
berjudul Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Hipertensi pada Ibu Hamil di
Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar didapatkan hasil
bahwa mayoritas respondendengantingkat pendidikan SMU yaitu sebanyak 19
responden (57,6%).
Menurut Notoatmodjo (2003) bahwa pendidikan adalah proses perubahan
sikap dan tata laku seseorang atau kelompok yang dalam proses perubahan sikap dan
tata laku seseorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia melalui
upaya pengajaran dan pelatihan.
Menurut asumsi peneliti bahwa mayoritas responden pada tingkat pendidikan
SMP yaitu dikarenakan semakin tingginya tingkat pendidikan seseorang semakin
50
meningkatkan tingkat seseorang pula. Dimana, dengan tingkat pendidikan yang
cukup/tinggi menjadikan seseorang lebih banyak tahu dibandingkan dengan
seseorang dengan tingkat pendidikan yang rendah.
Sedangkan berdasarkan hasil analisa data diperoleh bahwa mayoritas
responden berpendidikan menengah yaitu SMP, sehingga tingkat pengetahuan
responden tergolong rendah dan kepedulian responden terhadap cara menghindari
hipertensi seperti menjaga pola makan yang tinggi lemak dan garam pada kehamilan
menjadi kurang sehingga hal ini menjadikan ibu hamil berisiko terjadinya hipertensi.
4.2.3
Distribusi Frekuensi Hipertensi Kehamilan Berdasarkan Pekerjaan
Berdasarkan tabel 4.6. didapatkan hasil bahwa mayoritas responden dengan
hipertensi sedang sebanyak 16 orang (40%) dengan mayoritas responden tidak
bekerja yaitu sebanyak 14 orang (35 %) dan minoritas responden dengan hipertensi
ringan sebanyak 11 orang (27,5 %) dengan minoritas responden bekerja yaitu
sebanyak 1 orang (2,5%).
Berdasarkan penelitian Sirait (2012) yang berjudul prevalensi hipertensi pada
kehamilan di Indonesia dan berbagai faktor yang berhubungan (riset kesehatan dasar
2007) didapatkan hasil bahwa mayoritas responden responden yaitu sebesar 63,8%
yang tidakbekerja dan minoritas yang bekerja sebesar 31,7%.
Meskipun Chesley (1974), beberapa ahli menyimpulkan bahwa wanita dengan
keadaan sosial ekonomi yang lebih baik akan lebih jarang menderita preeklampsia,
bahkan setelah faktor ras turut dipertimbangkan. Tanpa mempedulikan hal tersebut,
preeklampsia yang diderita oleh wanita dari kelarga mampu tetap saja bisa menjadi
51
berat dan membahayakan nyawa seperti halnya eklampsia yang diderita wanita
remaja di daerah kumuh. Status sosial mempunyai risiko yang sama, tetapi kelompok
masyarakat yang miskin biasanya tidak mampu untuk membiayai perawatan
kesehatan sebagai mana mestinya. Bahkan orang miskin tidak percaya dan tidak mau
menggunakan fasilitas pelayanan medis walupun tersedia.
Hipertensi pada ibu hamil dengan status sosial ekonomi rendah lebih besar
dibandingkan dengan yang tidak miskin. Keadaan ini mungkin berhubungan dengan
asupan makanan. Umumnya pada kelompok yang kurang mampu asupan garam
dalam makanannya lebih tinggi dibandingkan dengan yang mampu. Padahal
konsumsi garam berkorelasi dengan peningkatan tekanan darah.
Berdasarkan hasil penelitian, responden yang berisiko terjadinya hipertensi
pada ibu hamil disebabkan karena nafsu makan meningkat, cara mengkomsumsi
makanan yang tidak seimbang dan selama hamil sering makan makanan tinggi lemak
dan kurang mengkomsumsi sayuran dan buah.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Junaidi (2010)
dibuktikan bahwa nutrisi merupakan ciri khas pada peningkatan tekanan darah, dan
membuktikan bahwa faktor ini mempunyai keterkaitan yang erat dengan terjadinya
peningkatan tekanan darah dikemudian hari. Asupan nutrisi ibu hamil yang tidak
seimbang dengan aktifitas fisik yang dilakukan dapat menyebabkan sumber energi
yang belebihan akan disimpan sebagai deposit lemak yang secara tidak langsung
dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah.
52
4.2.4
Distribusi Frekuensi Hipertensi Kehamilan Berdasarkan Pengetahuan
Berdasarkan tabel 4.7. didapatkan hasil bahwa dari 40 responden mayoritas
responden dengan hipertensi sedang sebanyak 16 orang (40%) dengan mayoritas
pengetahuan cukup yaitu sebanyak 8 orang (20%) dan minoritas responden dengan
hipertensi ringan sebanyak 11 orang dengan minoritas pengetahuan baik 2 orang
(5%).
Menurut Notoatmodjo (2010), Pengetahuan merupakan hasil “tahu”
penginderaan ,manusia terhadap suatu obyek tertentu. Proses penginderaan terjadi
melalui indra manusia yakni indra penglihatan, penciuman, perasa dan peraba melalui
kulit. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang (over behavior). Faktor-faktor yang mempengaruhi
pengetahuan yaitu tingkat pendidika, pengalaman, informasi, budaya sosial ekonomi.
Menurut asumsi peneliti tingkat pengetahuan responden yang mengalami
hipertensi secara langsung jauh lebih tinggi dibandingkan hanya sekedar “tahu” saja
tanpa
pernah
mengalaminya.
Hal
ini
dapat
dikatakan
sebagai
sebuah
pengalaman.dimana, pengalaman merupakan guru terbaik. Dari sini tampak bahwa
ibu hamil dengan hipertensi memiliki pengetahuan yang kurang mengenai perawatan
antenatal. Jadi kemungkinan ibu hamil jarang/tidak melakukan pemeriksaan
kehamilan.
Hasil penelitian ini menunjukkan rendahnya kesadaran ibu hamil dalam
memeriksakan kehamilannya ke petugas kesehatan. Hal ini dapat terjadi akibat
kurangnya pengetahuan mengenai tujuan pemeriksaan kehamilan, kurangnya peranan
53
institusi (puskesmas) dalam mempromosikan pelayanan antenatal, kurangnya
dukungan masyarakat (suami, orang tua, dll) atau kurangnya kualitas pelayanan
antenatal. Arifin dkk. menemukan bahwa pengetahuan ibu hamil, suami, ibu nifas dan
orang tua terhadap pemeriksaan kehamilan, perawatan kehamilan dan tanda bahaya
kehamilan sangat rendah.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa responden berpengetahuan
cukup, tetapi kesadaran sikap ataupun
tindakan responden untuk dating
memeriksakan diri ke tenaga kesehatan yang disebabkan karena kurangnya dukungan
keluarga termasuk orang tua ataupun suami dan jarak atau akses masyarakat ke
fasilitas kesehatan yang jauh sehingga ibu hamil tidak mau dating memriksakan
kehamilannya.
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Desa Makmur Kecamatan
Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Tahun 2015 yang berjudul gambaran
pengetahuan ibu hamil tentang hipertensi kehamilan terhadap 40 responden didaptkan
hasil adalah sebagai berikut :
a. Berdasarkan tabelDistribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil
Tentang Hipertensi Kehamilan didapatkan hasil bahwa mayoritas responden
berpengetahuan cukup sebanyak 16 orang (40%) dan minoritas responden
berpengetahuan baik sebanyak 10 orang (25%).
b. Berdasarkan tabel Distribusi Frekuensi Hipertensi Kehamilanberdasarkan
umur didapatkan hasil bahwa dari 40 responden mayoritas responden dengan
hipertensi sedang sebanyak 16 orang (40%) dengan mayoritas umur 21-30
tahun sebanyak 11 orang (27,5 %) dan minoritas responden dengan
hipertensi ringan sebanyak 11 orang (27,5%) dengan minoritas umur > 40
tahun sebanyak 0 orang (0 %).
Berdasarkan tabel Distribusi Frekuensi Hipertensi Kehamilanberdasarkan pendidikan
didapatkan hasil bahwa dari 40 responden mayoritas responden dengan hipertensi
sedang sebanyak 16 orang (40%) dengan mayoritas pendidikan SMP yaitu 8 orang
(20 %) dan minoritas responden dengan
54
55
a. hipertensi ringan yaitu sebanyak 11 orang (27,5%) dengan pendidikan SMA
sebanyak 0 orang (0 %).
b. Berdasarkan
tabel
Distribusi
Frekuensi
Hipertensi
Kehamilanberdasarkan
pekerjaan didapatkan hasil bahwa mayoritas responden dengan hipertensi sedang
sebanyak 16 orang (40%) dengan mayoritas responden tidak bekerja yaitu
sebanyak 14 orang (35 %) dan minoritas responden dengan hipertensi ringan
sebanyak 11 orang (27,5 %) dengan minoritas responden bekerja yaitu sebanyak 1
orang (2,5%).
c. Berdasarkan
tabel
Distribusi
Frekuensi
Hipertensi
Kehamilanberdasarkan
pengetahuan didapatkan hasil bahwa dari 40 responden mayoritas responden
dengan hipertensi sedang sebanyak 16 orang (40%) dengan mayoritas pengetahuan
cukup yaitu sebanyak 8 orang (20%) dan minoritas responden dengan hipertensi
ringan sebanyak 11 orang dengan minoritas pengetahuan baik 2 orang (5%).
5.1
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan disarankan kepada :
a. Bagi STIKes Sumatera Utara
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dipakai oleh mahasiswa untuk
menambah informasi tentang tingkat pengetahuan ibu hamil tentang hipertensi
kehamilan sehingga mempermudah penelitian selanjutnya.
56
b. Bagi Petugas Kesehatan
Diharapkan bagi petugas kesehatan khususnya agar mengembangkan
penyuluhan terhadap ibu hamil tentang hipertensi kehamilan baik berupa
penyebab,
resiko,
maupun
cara
penatalaksanaannya
sehingga
dapat
mengurangi angka morbiditas dan mortalitas ibu serta bayi.
c. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar lebih memperdalam penelitian
ini seperti dengan melakukan studi kasus tentang hipertensi kehamilan pada
lokasi yang berbeda.
d. Bagi Tempat Penelitian
Diharapkan bagi tempat peneliti/puskesmas khususnya agar mengembangkan
penyuluhan terhadap ibu hamil tentang hipertensi kehamilan baik berupa
penyebab,
resiko,
maupun
cara
penatalaksanaannya
mengurangi angka morbiditas dan mortalitas ibu serta bayi.
sehingga
dapat
DAFTAR PUSTAKA
Adib, M. (2009). Cara Mudah Memahami dan Menghindari Hipertensi.
Dianloka: Yogyakarta.
Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan. PT. Rineka Cipta:
Jakarta
Budiarto. (2002). Biostatistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat.
EGC: Jakarta.
Budiasih. (2008). Hand Book Ibu Menyusui. Hayati Quality: Bandung
Gunawan. (2006). Hipertensi Tekanan Darah Tinggi. Kanisius: Yogyakarta.
Liewellyn. (2005). Setiap Wanita. Delaptarasa: Jakarta
Manuaba, IBG. (2001). Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri
Ginekologi dan Kandungan KB Untuk Pendidikan Bidan. EGC: Jakarta.
. (1998). Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan Dan Keluarga
Berencana. EGC: Jakarta.
Maria S, Anna. (2012). Prevalensi Hipertensi Pada Kehamilan Di Indonesia.
https://www.google.co.id/search?q=jurnal+hipertensi+kehamilan.pdf.di akses
pada tanggal 6 Juni 2015.
Muninjaya. (2001). Manejemen Kesehatan Edisi 11. EGC: Jakarta
Notoatmodjo, S. (2006). Metode Penelitian Kesehatan Suatu Pendekatan. Rineka
Cipta: Jakarta.
Prawiharjo. (2006). Majalah Obstetri Dan Ginekologi Indonesia. Indonesia Jurnal
Of And Gynecology.
Raiburn, W, F. (2001). Obstetri Ginekologi. Widya Medika: Jakarta.
Riset Kesehatan Dasar. (2007). Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Jl Percetakan Negara 29: Jakarta.
Rejeki. (2012). Perilaku Patuh Perawatan Ibu Primigravida Dengan Kejadian
Preeklamsia Berat Eklamsia Di RSUD Soewondo Kendal. Karya Tulis
Ilmiah.
Sirait. (2007). Prevalensi Hipertensi Pada Kehamilan Di Indonesia Dan Berbagai
Faktor Yang Berhubungan. TIM: Jakarta.
Susilawati. (2012). Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Primigravida Tentang
Tanda Bahaya Kehamilan Di Rumah Bersalin Merga Waluya Surakarta.
Karya Tulis Ilmiah. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Suhada
Surakarta.
Wijosantro, H. (2006). Ilmu Kebidanan. YBP-SP: Jakarta.
Wolff. (2008). Hipertensi. Gramedia: Jakarta
Zakiah. (2012). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Hipertensi Pada
Ibu Hamil Di Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu Dan Anak. Junal
Keperawatan Vol. 1 No 5. STIKES Husada Medika.
Zein.
(2008).
Penyakit-Penyakit
Persalinan. USU press: Medan.
Yang
Mempengaruhi
Kehamilan
Dan
Lampiran IV
TABEL MASTER
Gambaran Pengetahuan Dan Karakteristik Ibu Haml Tentang Hipertensi Kehamilan Di Desa Makmur Kecamatan Teluk
Mengkudu Kabupaten Serdang Berdagai Tahun 2015
No
Umur Pendidikan Pekerjaan Hipertensi
Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
1
4
3
2
2
2
3
2
1
2
1
3
1
2
2
2
3
1
2
3
2
2
3
3
1
2
2
1
2
3
1
2
2
2
1
3
2
4
2
2
2
1
3
2
4
1
1
1
1
1
1
2
2
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
3
2
3
1
2
2
3
3
3
2
2
3
1
2
2
3
1
3
1
2
1
1
2
3
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
1
0
1
0
1
1
0
0
0
1
0
0
0
2
0
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
0
1
1
0
1
1
0
0
0
1
0
0
0
No Item Kuisioner
Pengetahuan
3 4 5 6 7 8
1 0 1 1 1 1
0 1 0 1 1 1
1 1 1 1 1 1
1 1 0 0 1 1
0 1 1 0 1 1
1 1 1 0 1 1
1 0 0 0 0 0
0 0 0 0 1 0
1 1 0 1 1 0
1 1 1 1 1 1
1 0 1 1 1 1
0 0 0 1 1 1
1 0 0 0 1 0
1 1 1 1 0 1
1 1 0 1 1 1
1 1 0 0 1 1
0 1 1 0 0 0
1 1 0 0 0 1
1 0 0 0 0 0
0 1 0 0 0 1
1 0 1 1 0 1
1 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0
Skor Kategori
9 10
1 0
0 1
1 1
1 1
1 1
0 1
0 1
0 1
1 1
1 1
1 0
0 1
0 0
1 0
1 1
1 1
0 1
0 0
0 0
0 1
1 1
0 0
0 0
0 0
6
6
9
7
7
7
3
2
8
9
6
5
3
8
7
8
5
3
1
3
8
1
0
0
2
2
1
2
2
2
3
3
1
1
2
2
3
1
2
1
2
3
3
3
1
3
3
3
Tabel lanjutan
No
Umur Pendidikan Pekerjaan Hipertensi
Responden
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
2
3
3
2
2
2
2
3
3
1
2
1
1
2
2
1
2
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
3
2
2
2
2
2
1
1
2
1
1
3
1
1
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
1
2
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
No Item Kuisioner
Pengetahuan
3 4 5 6 7 8 9
1 1 0 0 1 1 1
0 0 1 0 1 1 1
1 0 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1
1 0 1 0 1 1 0
0 0 0 0 1 1 0
0 1 1 0 1 1 0
1 1 1 0 1 1 0
1 0 0 1 1 0 0
1 1 0 1 1 1 0
1 1 1 0 0 1 1
1 1 0 0 0 0 0
1 0 0 0 0 1 0
0 0 1 0 1 0 1
0 1 1 1 1 1 1
1 1 0 1 0 1 1
10
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
0
1
1
Skor
Kategori
7
5
8
9
6
4
6
6
4
7
7
3
3
4
8
8
2
2
1
1
2
3
2
2
2
2
2
3
3
3
1
1
Keterangan :
a. Umur
b. Pendidikan :
c. Pekerjaan :
d. Hipertensi :
1. < 20 tahun
1. SD
1. Tidak Bekerja
1. Berat
2. 21-30 tahun
2. SMP
2. Bekerja
2. Sedang
3. 31-40 tahun
3. SMA
4. > 40 tahun
4. Perguruan Tinggi
3. Ringan
Lampiran IV
TABEL MASTER
Gambaran Pengetahuan Dan Karakteristik Ibu Haml Tentang Hipertensi Kehamilan Di Desa Makmur Kecamatan Teluk
Mengkudu Kabupaten Serdang Berdagai Tahun 2015
No
Umur Pendidikan Pekerjaan Hipertensi
Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
1
4
3
2
2
2
3
2
1
2
1
3
1
2
2
2
3
1
2
3
2
2
3
3
1
2
2
1
2
3
1
2
2
2
1
3
2
4
2
2
2
1
3
2
4
1
1
1
1
1
1
2
2
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
3
2
3
1
2
2
3
3
3
2
2
3
1
2
2
3
1
3
1
2
1
1
2
3
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
1
0
1
0
1
1
0
0
0
1
0
0
0
2
0
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
0
1
1
0
1
1
0
0
0
1
0
0
0
No Item Kuisioner
Pengetahuan
3 4 5 6 7 8
1 0 1 1 1 1
0 1 0 1 1 1
1 1 1 1 1 1
1 1 0 0 1 1
0 1 1 0 1 1
1 1 1 0 1 1
1 0 0 0 0 0
0 0 0 0 1 0
1 1 0 1 1 0
1 1 1 1 1 1
1 0 1 1 1 1
0 0 0 1 1 1
1 0 0 0 1 0
1 1 1 1 0 1
1 1 0 1 1 1
1 1 0 0 1 1
0 1 1 0 0 0
1 1 0 0 0 1
1 0 0 0 0 0
0 1 0 0 0 1
1 0 1 1 0 1
1 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0
Skor Kategori
9 10
1 0
0 1
1 1
1 1
1 1
0 1
0 1
0 1
1 1
1 1
1 0
0 1
0 0
1 0
1 1
1 1
0 1
0 0
0 0
0 1
1 1
0 0
0 0
0 0
6
6
9
7
7
7
3
2
8
9
6
5
3
8
7
8
5
3
1
3
8
1
0
0
2
2
1
2
2
2
3
3
1
1
2
2
3
1
2
1
2
3
3
3
1
3
3
3
Tabel lanjutan
No
Umur Pendidikan Pekerjaan Hipertensi
Responden
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
2
3
3
2
2
2
2
3
3
1
2
1
1
2
2
1
2
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
3
2
2
2
2
2
1
1
2
1
1
3
1
1
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
1
2
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
No Item Kuisioner
Pengetahuan
3 4 5 6 7 8 9
1 1 0 0 1 1 1
0 0 1 0 1 1 1
1 0 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1
1 0 1 0 1 1 0
0 0 0 0 1 1 0
0 1 1 0 1 1 0
1 1 1 0 1 1 0
1 0 0 1 1 0 0
1 1 0 1 1 1 0
1 1 1 0 0 1 1
1 1 0 0 0 0 0
1 0 0 0 0 1 0
0 0 1 0 1 0 1
0 1 1 1 1 1 1
1 1 0 1 0 1 1
10
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
0
1
1
Skor
Kategori
7
5
8
9
6
4
6
6
4
7
7
3
3
4
8
8
2
2
1
1
2
3
2
2
2
2
2
3
3
3
1
1
Keterangan :
a. Umur
b. Pendidikan :
c. Pekerjaan :
d. Hipertensi :
1. < 20 tahun
1. SD
1. Tidak Bekerja
1. Berat
2. 21-30 tahun
2. SMP
2. Bekerja
2. Sedang
3. 31-40 tahun
3. SMA
4. > 40 tahun
4. Perguruan Tinggi
3. Ringan
Download