BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peranan Pimpinan

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian Peranan
Pimpinan pada suatu perusahaan memerlukan suatu alat yang memiliki
peranan untuk mengendalikan dan memproduktifkan aktifitas perusahaan agar
dapat
mengembangkan
perusahaannya
tersebut.
Dengan
berkembangnya
perusahaan diharapkan akan meningkatkan pendapatan perusahaan. Pengertian
peranan yang dikemukakan oleh Soerjono Soekanto (2003:244) adalah sebagai
berikut :
1. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau
tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan
rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam
kehidupan kemasyarakatan.
2. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh
individu dalam masyarakat sebagai organisasi.
3. Peranan juga dapat diartikan sebagai perilaku individu yang penting
bagi struktur sosial masyarakat.
2.2
Akuntansi Manajemen
2.2.1
Pengertian Akuntansi Manajemen
Akuntansi manajemen adalah salah satu bagian dari ilmu akuntansi yang
sangat berperan serta dalam pengambilan keputusan khususnya bagi perusahaan.
Akuntansi manajemen merupakan suatu sistem informasi yang digunakan pihak
9
10
manajemen untuk membuat keputusan-keputusan untuk memimpin dan
mengendalikan perusahaannya. Akuntansi manajemen bertujuan untuk mengolah
dan menghasilkan laporan-laporan yang mendetail mengenai keadaan perusahaan
untuk kepentingan internal perusahaan yang akan digunakan untuk membantu
manajer dalam mengambil keputusan.
Pengertian akuntansi manajemen menurut Mulyadi (2001:2), adalah
sebagai berikut:
“Akuntansi manajemen adalah informasi keuangan yang merupakan
keluaran yang dihasikan oleh tipe akuntansi manajemen, yang
dimanfaatkan terutama oleh pemakai internal organisasi.”
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa, akuntansi manajemen
adalah proses identifikasi, pengukuran, pengumpulan, analisis, penyiapan, dan
komunikasi informasi keuangan yang digunakan oleh manajemen untuk
perencanaan, evaluasi, pengendalian dalam suatu organisasi, serta untuk
menjamin ketepatan penggunaan sumber-sumber dan pertanggungawaban sumber
tersebut.
2.2.2
Tujuan Akuntansi Manajemen
a) Tujuan primer, yaitu untuk membantu manajemen dalam pembuatan
keputusan manajemen.
b) Tujuan sekunder, terdiri dari:
a.
Membantu manajemen dalam melaksanakan fungsi perencanaan
yang meliputi pengidentifikasian tujuan dan sasaran yang akan
dicapai
dan
perencanaan
organisasi secara optimal.
pengalokasian
sumber-sumber
11
b.
Membantu manajemen dalam menjawab masalah organisasi yang
meliputi stuktur organisasi atau perusahaan dengan tujuan yang
akan dicapai, membangun dan memelihara sistem komuikasi dan
pelaporan yang efektif serta mengukur penggunaan sumbersumber,
menemukan
prestasi
dan
penyimpangan
dan
mengidentifikasi penyebabnya.
c.
Membantu manajemen melaksanakan fungsi pengendalian.
d.
Membantu manajemen dalam melaksanakan sistem kegiatan
manajemen yang meliputi pengukuran masukan (biaya) dan
keluaran
(pendapatan)
yang
relevan
untuk
tiap
pusat
pertanggungjawaban.
Akuntansi manajemen merupakan suatu sistem pengolahan informasi
keuangan yang digunakan untuk menghasilkan informasi keuangan bagi
kepentingan pemakai internal perusahaan. Akuntansi manajemen juga merupakan
salah satu tipe informasi kuantitatif yang menggunakan uang sebagai satuan
ukuran, yang digunakan untuk membantu manajemen dalam pelaksanaan
pengelolaan perusahaan.
2.3
Pengertian Informasi Akuntansi
Secara umum informasi adalah hasil atau output pengolahan data yang
terorganisir dan berguna bagi orang yang menerimanya. Informasi dibutuhkan
manusia baik kelompok, lembaga, organisasi, perusahaan untuk mengurangi
ketidakpastian dalam pengambilan keputusan.
12
Ditinjau dari suatu sistem akuntansi informasi adalah data yang sudah
diolah sehingga siap digunakan untuk membuat simpulan, argument, peramalan,
keputusan, dan tindakan.
Informasi akuntansi manajemen digunakan oleh para manajer dalam
melaksanakan fungsi pokok manajemen yaitu : perencanaan, pengkoordinasian
dan pengendalian aktivitas perusahaan. Perencanaan adalah proses pengambilan
keputusan mengenai tindakan yang akan dilaksanakan di masa depan. Koordinasi
adalah suatu proses yang bertujuan agar kegiatan-kegiatan berbagai bagian dalam
organisasi secara bersama-sama dapat mencapai tujuan. Pengendalian merupakan
proses yang digunakan oleh manajemen agar para pelaksana bekerja dengan
efektif dan efisien dalam rangka mencapai tujuan organisasi atau mencapai tujuan
bagian organisasi yang telah ditentukan terlebih dulu.
Infromasi akuntansi juga dapat digolongkan menjadi tiga tipe yaitu:
1.
Informasi akuntansi penuh (full Accounting Information)
Yaitu jumlah seluruh biaya langsung yang berkenaan dengan produk
ditambah bagian yang layak dibebankan pada produk biaya tidak
langsung.
2.
Informasi akuntansi differensial (Differential Accounting Infromation)
Yaitu informasi keuangan yang akan digunakan dalam membantu
menemukan alternatif mana yang dipilih, dimana biaya-biaya yang
berbeda antara satu kondisi dengan kondisi yang lain merupakan biaya
yang akan datang.
13
3.
Informasi akuntansi pertanggungjawaban (Responsibility Accounting
Information)
Yaitu informasi aktiva, pendapatan, dan/atau biaya yang dihubungkan
dengan
manajer
yang
pertanggungjawaban
bertanggungjawab
tertentu.
atas
Informasi
pusat
akuntansi
pertanggungjawaban merupakan dasar untuk menganalisa kinerja
manajer dan sekaligus untuk memotivasi para manajer dalam
melaksanakan rencana mereka yang
dituangkan dalam anggaran
mereka masing-masing. Informasi akuntansi pertanggungjawaban
bermanfaat untuk mempengaruhi perilaku manusia dalam organisasi.
Jika informasi akuntansi manajemen dihubungkan dengan wewenang
manajer,
maka
dihasilkan
konsep
informasi
akuntansi
pertanggungjawaban yang bermanfaat untuk memperngaruhi perilaku
manusia dalam organisasi.
2.3.1 Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban
Informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan informasi yang
penting dalam proses perencanaan dan pengendalian aktivitas organisasi, karena
informasi tersebut menekankan hubungan antara informasi dengan manajer yang
bertanggungjawab terhadap perencanaan dan realisasinya. Pengendalian dapat
dilakukan dengan cara memberikan peran bagi setiap manajer untuk
merencanakan pendapatan dan/atau biaya yang menjadi tanggung jawabnya, dan
kemudian menyajikan informasi realisasi pendapatan dan/atau biaya tersebut
menurut manajer yang bertanggungjawab. Dengan demikian, informasi akuntansi
14
pertanggungjawaban mencerminkan skor (score) yang dibuat oleh setiap manajer
dalam menggunakan berbagai sumber daya untuk melaksanakan peran manajer
dalam mencapai sasaran perusahaan.
Adapun pengertian menurut Sunarto (2002:217), menyatakan bahwa:
“Informasi akuntansi pertanggungjawaban sebagai informasi aktiva,
pendapatan, dan biaya yang dihubungkan dengan manajer yang
bertanggungjawab terhadap pusat pertanggungjawaban tertentu.”
Informasi akuntansi pertanggungjawaban sangat dibutuhkan dalam
pengendalian manajemen sebagai sarana untuk komunikasi, motivasi dan
penilaian. Manajemen bertanggungjawab untuk memastikan bahwa pekerjaan itu
telah dilaksanakan, maka informasi akuntansi membantu pembentukan orangorang dalam organisasi dan memotivasi agar bersedia melaksanakan apa yang
diinginkan manajer dan melakukan penilaian terhadap karyawan secara periodik
untuk mengetahui sejauh mana perkerjaan telah dilaksanakan (Suwandi, 2008).
2.3.2 Manfaat Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban
Menurut
Soekarno
(2002:38)
manfaat
informasi
akuntansi
pertanggungjawaban adalah sebagai berikut :
1. Sebagai dasar penyusunan anggaran yang lebih teratur
Proses penyusunan anggaran pada dasarnya merupakan proses
penetapan peran (role setting) dalam usaha pencapaian sasaran
perusahaan. Dalam proses penyusuanan anggaran ditetapkan siapa yang
akan berperan dalam melaksanakan sebagian aktivitas pencapaian
sasaran perusahaan serta di tetapkan pula sumber daya yang disediakan
15
bagi pemegang peran tersebut untuk memungkinkannya yang berupa
informasi akuntansi. Oleh karena itu, penyusunana anggaran hanya
memungkinkan
dilakukan
jika
tersedianya
informasi
akuntansi
pertanggungjawaban, yang mengukur berbagai nilai sumber daya yang
disediakan bagi setiap manajer yang berperan dalam usaha pencapaian
sasaran yang ditetapkan. Karena sistem akuntansi pertanggungjawaban
ini merupakan sistem akuntansi yang dibuat sesuai dengan tanggung
jawab dari setiap bagian dalam organisasi, maka sistem ini didesain
untuk menyediakan informasi keuangan secara terpisah bagi setiap unit
organisasi yaitu berdasarkan wewenang dan tanggung jawabnya. Aspek
penting sistem akuntansi pertanggungjawaban dalam penganggaran
terutama karena didalamnya mencakup struktur akuntansi, klasifikasi
biaya, pendapatan dan data atau informasi lainnya yang relevan untuk
memenuhi kebutuhan perusahaan.
2. Menilai kinerja pusat pertanggungjawaban
Informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan informasi yang
penting dalam proses perencanaan dan pengendalian aktivitas
organisasi, karena informasi tersebut menekankan hubungan anatara
informasi
dengan
manajer
yang
bertanggungjawab
terhadap
perencanaaan realisasinya. Pengendalian dapat dilakukan dengan cara
memberikan
peran
bagi
setiap manajer
untuk
merencanakan
pendapatan dan biaya yang menjadi tanggung jawabnya meurut
manajer yang bertanggungjawab. Dengan demikian, informasi
16
akuntansi pertanggungjawaban mencerminkan skor (score) yang dibuat
oleh setiap manajer dalam menggunakan berbagai sumber daya dalam
melaksanakan peran manajer tersebut dalam mencapai sasaran
perusahaan. Informasi akuntansi adalah salah satu hal terpenting bagi
perusahaan. Namun informasi akuntansi bukanlah merupakan satusatunya informasi formal yang digunakan oleh perusahaan. Selain
informasi
akuntansi, perusahaan juga
menggunakan informasi
manajemen. Tujuannya adalah untuk menyajikan kepada para manajer
mengenai informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan.
Informasi akuntansi sangat berguna bagi pihak internal orgaisasi
perusahaan maupun pihak eksternal perusahaan. Bagi pihak internal
perushaan informasi akuntansi sangat diperlukan untuk mengetahui
hasil kerja dari para manajer, hasil kerja tersebut dapat berupa laporan.
Sistem pelaporan pertanggungjawaban menyajikan informasi untuk
pengendalian
manajemen.
pertanggungjawaban
juga
Pada
hakekatnya,
dikenal
sebagai
sistem
pelaporan
sistem
akuntansi
pertanggungjawaban yang terdiri dari seperangkat laporan didalam
suatu perusahaan. Dalam sistem akuntansi pertanggungjawaban,
manajer pusat pertanggungjawaban akan diberi wewenang dalam
menjalankan tanggung jawab dan mencapai sasaran yang diberikan
manajemen puncak. Dengan tanggung jawab da sasaran yang jelas,
maka kinerja manajer akan lebih mudah dinilai.
17
Penilaian kinerja dilakukan dengan menetapkan ukuran kinerja yang
sesuai dengan karakteristik setiap unit organisasi. Secara umum,
karakteristik yang menonjol dalam laporan kinerja dinyatakan dengan
unit moneter, karena dapat dijumlahkan dan diperbandingkan. Biaya,
pendapatan, laba, return on investment atau residual income menjadi
ukuran kinerja yang secara luas digunakan. Dalam mengevaluasi
pengukuran kinerja manajer pusat pertanggungjawaban ada tiga
kriteria yang
digunakan yaitu efisiensi, efektifitas, dan ekonomis.
Efisiensi adalah perbandingan antara output yang dihasilkan dengan
besarnya input yang digunakan, efektifitas adalah hubungan antara
output suatu pusat pertanggungjawaban yang sasarannya harus dicapai.
Sedangkan ekonomis adalah penggunaan sumber dana seminimal
mungkin. Suatu pusat pertanggungjawaban dalam melaksanakan
operasinya
harus
memenuhi
ketiga
kriteria
di
atas.
Pusat
pertanggungjawaban diukur kinerjanya berdasarkan karakteristik
masukan dan keluaran.
3. Untuk memotivasi manajer
Motivasi adalah proses dilakukannya suatu tindakan secara sadar dan
bertujuan. Pemotivasian adalah sesuatu yang digunakan untuk
mendorong timbulnya seseorang untuk melaksanakan tindakan secara
sadar dan bertujuan. Dalam sistem penghargaan perusahaan, inromasi
akuntansi merupakan bagian yang penting, maka informasi akuntansi
18
ini akan berdampak terhadap motivasi manajer melalui dua jalur
berikut ini:
1) Menimbulkan pengaruh langsung terhadap motivasi manajer
dengan mempengaruhi kemungkinan usaha diberi penghargaan.
Struktur
penghargaan
sebagian
didasarkan
atas
informasi
akuntansi, maka manejer akan berkeyakinan bahwa prestasinya
yang diukur dengan informasi akuntansi pertanggungawaban akan
diberi penghargaan yang sebagian besar didasarkan pada informsi
akuntansi.
2) Informasi pertanggungjawaban berdampak terhadap motivasi
melalui nilai penghargaan. Informai akuntansi pertanggungjawaban
digunakan untuk mengukur prestasi manajer. Jika struktur
penghargaan sebagian besa didasarkan pada informasi akuntansi,
manajer akan memperoleh kepuasan. Wewenang didelegasikan
kepada setiap manajer bawah kemudian mempertangungjawabkan
pelaksanaan wewenang tersebut kepada manajer atasannya.
Tanggung jawab timbul sebagai akibat adanya pendelegasian
wewenang yang dilakukan oleh suatu tingkat yang lebih tinggi ke
tingkat yang lebih rendah. Manajemen tingkat lebih rendah
berkewajiban mempertanggungjawabkan pelaksanaan tersebut
kepada manajer atasannya. Wewenang mengalir dari tingkat
manajer atas ke bawah, sedangkan tanggung jawab mengalir
sebaliknya. Informasi akuntansi yang bersangkutan dengan
19
pertanggungjawaban pelaksanaan wewenang disebut dengan
informasi akuntansi pertanggungjawaban.
2.3.3 Pengertian akuntansi pertanggungjawaban
Pertanggungjawaban adalah kewajiban seseorang untuk melakukan suatu
pekerjaan yang telah diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya sesuai dengan
kemampuan yang dimilikinya. Dalam suatu organisasi pertanggungjawaban
adalah kewajiban yang harus dilaksanakan karena tugas, fungsi, pengangkatan,
atau pekerjaannya. Pertanggungjawaban timbul dalam suatu organisasi karena
adanya pendelegasian wewenang.
Pengertian akuntansi pertanggungjawaban merupakan sistem akuntansi
yang mengakui adanya pusat-pusat pertanggungjawaban pada sebuah perusahaan.
Akuntansi pertanggungjawaban timbul sebagai akibat adanya wewenang yang
diberikan dan bagaimana mempertanggungjawabkan dalam laporan tertulis.
Laporan
tersebut
berupa
prestasi
kerja
manajer
untuk
setiap
pusat
pertanggungjawaban dan pengendalian biaya (Iswahyudi, 2007).
Menurut
Horngren
dan
kawan-kawan
(2003:191),
pusat
pertanggungjawaban adalah sebagai berikut :
1.
Cost center-the manager is accountable for costs only.
2.
Revenue center-the manager is accountable for revenues only.
3.
Profit center-the manager is accountable for revenue and costs.
4.
Investment center-the manager is accountable for invesment, revenues
and costs.
20
Pengertian akuntansi pertanggungjawaban menurut Mahfud Sholihin
(2004:109) adalah sebagai berikut:
“Akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu sistem yang mengukur hasil
pusat-pusat pertanggungjawaban dengan hasil yang diharapkan.”
Sedangkan menurut Anthony & Govindarajan (2004), “Akuntansi
pertanggungjawaban merupakan bagian dari sistem pengontrolan akunting yang
merupakan salah satu faktor yang mendukung implementasi strategi, sedangkan
strategi itu sendiri merupakan rencana pencapaian tujuan organisasi.”
Dari beberapa kutipan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa akuntansi
pertanggungjawaban adalah informasi yang mengukur berbagai hasil yang dicapai
dari
suatu
pusat
pertanggungjawaban
(responsibility
center)
dengan
membandingkan hasil yang dicapai dengan rencana yang dianggarkan dan
bertujuan untuk mengetahui orang atau kelompok orang yang bertanggungjawab
bila ada penyimpangan yang dianggarkan.
Pada suatu perusahaan pemimpin perusahaan harus dapat mengambil
keputusan dan mengawasi setiap aktivitas perusahaan. Hal ini menyebabkan
timbunya pendelegasian wewenang dari pemimpin perusahaan kepada manajermanajer di bawahnya agar tetap terkendali. Pendelegasian wewenang ini
mengharuskan manajer bawah agar dapat mempertanggungjawabkan pelaksanaan
wewenang ke manajer atas. Oleh karena itu timbul kebutuhan manajemen akan
informasi akuntansi untuk menilai pertanggungjawaban pelaksanaan wewenang.
Informasi akuntansi yang bersangkutan dengan mempertanggungjawabkan
pelaksanaan wewenang disebut akuntansi pertanggungjawaban.
21
2.3.4
Konsep Dasar Akuntansi Pertanggungjawaban
Konsep
dasar
pertanggungjawaban
akuntansi
yang
pertanggungjawaban
didasarkan
atas
adalah
penggolongan
akuntansi
tanggungjawab
manajemen pada setiap tingkatan dalam suatu organisasi dengan tujuan
membentuk anggaran bagi masing-masing departemen, individu yang mengepalai
klasifikasi pertanggungjawaban harus mempertanggungjawabkan biay-biaya dari
kegiatan. Konsep ini menekankan perlunya penggolongan biaya menurut biaya
yang dapat atau tidak dapat dikendalikan oleh kepala departemen. Umumnya
biaya-biaya yang secara langsung dapat dibebankan pada departemen kecuali
biaya tetap yag dapat dikendalikan departemen tersebut.
Titik awal dari sistem informasi akuntansi pertanggungjawaban terletak
pada
bagan
organisasi
dimana
ruang
lingkup
wewenang
mendasari
pertanggungjawaban biaya-biaya tertentu dengan mempertimbangkan kerjasama
antara para manejer, biaya tersebut diajukan dalam anggaran perusahaan. Setiap
anggaran harus secara jelas menunjukkan biaya-biaya yang dapat dikendalikan
oleh orang yang bersangkutan.
2.3.5 Tujuan dan Manfaat Akuntansi Pertanggungawaban
Menurut
Ronald
(2002)
akuntansi
pertanggungjawaban
selain
menghasilkan laporan juga bertujuan untuk memotivasi manajer untuk
menampilkan kinerja yang efektif dan efisein. Selain itu upan balik berupa
informasi
membuat
keputusan
untuk
mengestimasi
hasil-hasil
kegiatan
perusahaan di masa yang akan datang melakukan perencanaan selanjutnya.
22
Sistem akuntansi pertanggungjawaban, menurut Horngren yang dialih
bahasakan oleh Gunawan Hutauruk (2003:413), yang diharapkan suatu organisasi
atau perusahaan adalah sebagai berikut:
1.
Organisasi akan lebih mudah dikendalikan karena organisasi dibagi
menjadi unit-unit kecil pengendalian yang berupa pusat-pusat
pertanggungjawaban.
2.
Keputusan-keputusan operasional akan lebih baik karena dilakukan
oleh manajer pusat-pusat pertanggungjawaban yang mengetahui
permasalahan dan informasi untuk pemecahan masalah.
3.
Secara cepat dapat diambil keputusan yang tepat.
4.
Para manajer pusat-pusat pertanggungjawaban dapat mengebangkan
kemampuan manajerial.
5.
Meningkatkan rasa tanggung jawab dan keputusan kerja para manajer
pusat pertanggungjawaban.
Menurut Leaners (2010) informasi akuntansi pertanggungjawaban dapat
berupa informasi masa lalu dan informasi masa yang akan datang. Informasi masa
yang akan datang bermanfaat untuk penyusunan anggaran, sedangkan informasi
akuntansi masa lalu bermanfaat sebagai penilai kinerja manajer akuntansi
pertanggungjawaban dan memotivasi manajer.
Dalam hal ini akuntansi pertanggungjawaban berperan penting dalam
pendelegasian wewenang dan memiliki manfaat seperti:
23
1. Penyusunan anggaran
Dalam proses anggaran di tetapkan siapa yang akan berperan dalam
pelaksanaan sebagai aktivitas pencapaian sasaran perusahaan dan di
tetapkan juga sumber daya yang disediakan yang memungkinkan manajer
berperan dalam usaha pencapaian sasaran perusahaan. Oleh karena itu
penyusunan anggaran hanya dilakukan apabila tersedia informasi
akuntansi pertanggungjawaban yang berfungsi untuk mengukur berbagai
nilai sumber daya yang disediakan bagi setiap manajer. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa informasi akuntansi manajemen merupakan
suatu alat untuk mengirim pesan (role sending device) kepada manajer
yang diberi peran dalam pencapaian sasaran atau tujuan perusahaan.
2. Menilai kinerja manajer pusat pertanggungjawaban
Informasi akuntansi pertanggungjawaban menekankan hubungan antara
informasi dengan manajer yang bertanggungjawab terhaap suatu
perencanaan dan realisasinya. Pengendalian tersebut dapat dilakukan
dengan cara memberikan peran bagi setiap manajer untuk merencanakan
pendapatan dan/atau biaya yang menjadi tanggung jawabnya kemudian
menyajikan informasi realisasi pendapatan dan/atau biaya tersebut
menurut manajer yang bertanggungjawabnya.
3. Memotivasi manajer
Manajemen dituntut untuk melakukan peningkatan aktivitas secara
berkesinambungan. Hal ini memungkinkan manajer untuk selalu
meningkatkan usaha yang secara tidak langsung berdampak pada motivasi
24
melalui nilai penghargaan dimana informasi akuntansi pertanggungjaaban
digunakan untuk mengukur kinerja manajer.
4. Meningkatkan pengelolaan aktivitas
Manajemen dapat memperoleh infromasi biaya yang menggambarkan
besarnya pemborosan yang dialami suatu perusahaan dalam memenuhi
kebutuhan customer. Sehingga manajemen berupaya untuk melakukan
penyempurnaan
efisiensi
aktivitas
penambahan
nilai
agar
dapat
mengendalikan besarnya biaya yang dikeluarkan.
5. Pemantauan efektifitas program pengelolaan aktivitas
Manajemen harus melakukan peningkatan secara terus menerus dengan
menyajikan informasi biaya yang dipisahkan kedalam biaya penambahan
dan bukan penambahan nilai. Dengan demikian manajemen dapat
memantau efektivitas progra, pengelolaan aktivitas dan merumuskan
keputusan-keputusan stratejik.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dikatakan bahwa akuntansi
pertanggungawaban bermanfaat terhadap jalannya perusahaan yaitu berupa
keputusan yang diambil tepat pada waktunya serta sesuaidengan tingkat
manajemen yang ada dan organisasi terbagi menjadi unit yang dikendalikan. Bagi
para manajer manfaat yang didapat adalah meningkatkan keahlian manajerialnya
serta berpartisipasi aktif dalam embuat keputusan, sehingga keputusan kerja dan
moralnya dapat lebih ditingkatkan.
25
2.3.6 Karakteristik Akuntansi Pertanggungjawaban
Menurut Mulyadi (2001), akuntansi pertanggungawaban memiliki empat
karakteristik yaitu:
1.
Adanya identifikasi pusat pertanggungawaban.
Akuntansi
pertanggungjawaban
mengidentifikasi
pusat
pertanggungjawaban sebagai unit suatu organisasi seperti divisi,
produk,
tim
kerja
ataupun
individu.
Sistem
akuntansi
pertanggungjawaban membebankan tanggung jawab kepada individu
yang diberi wewenang. Tanggung jawab tersebut dikemukakan dalam
satuan keuangan (satuan biaya).
2.
Standar ditetapkan sebagai tolok ukur kinerja manajer yang
bertanggungjawab atas pusat-pusat pertanggungjawaban.
Setelah mengidentifikasi dan menetapkan pusat pertanggungjawban
sistem akuntansi pertanggungjawaban menghendaki ditetapkannya
biaya standar sebagai dasar untuk menyusun anggaran. Anggaran
tersebut berisi biaya standar yang diperlukan untuk mencapai sasaran
yang telah ditetapkan. Biaya standar dan anggaran merupakan ukuran
kinerja manajer
pusat pertanggungjawaban dalam mewujudkan
sasaran yang ditetapkan dalam anggaran.
3.
Kinerja manajer diukur dengan membandingkan realisasi dengan
anggaran.
Anggaran merupakan penggunaan sumber daya yang dilakukan oleh
manajer pusat pertanggungjaaban dalam mewujudkan sasaran yang
26
ditetapkan dalam anggaran. Anggaran ini diukur dengan informasi
akuntansi pertanggungjawaban yang mencerminkan ukuran kinerja
manajer
pusat
pertanggungjawaban
dalam
mencapai
sasaran
anggaaran.
4.
Manajer secara individual diberi penghargaan atau hukuman
berdasarkan kebijakan manajemen yang lebih tinggi.
Penghargaan atau hukuman dirancang untuk memacu para manajer
dalam mengelola biaya untuk mencapai target standar biaya yang
dicantumkan dalam anggaran. Atas dasar evauasi penyebab terjadinya
penyimpangan biaya yang direalisasikan dari biaya yang dianggarkan,
para manejer secara individual diberi peghargaan atau hukuman
menurut sistem penghargaan dan hukuman yang telah ditetapkan
2.3.7
Pengertian Pusat Pertanggungjawaban
Pusat pertanggungjawaban mengandung arti unit-unit pada sebuah
organisasi yang memiliki tugas, tanggungjawaban dan wewenang tertentu untuk
mencapai suatu tujuan tertentu yang dipimpin oleh manajemen.
Pengertian pusat pertanggungjawaban menurut L.M Samryn (2001:259),
adalah sebagai berikut:
“Suatu bagian dalam organisasi yang dimiliki kendali atas terjadinya
biaya, perolehan pendapatan, atau penggunaan dana investasi.”
Sedangkan
menurut
Supriyono
(2001:22),
pengertian
pusat
pertanggungjawaban adalah sebagai berikut:
“Bahwa pusat pertanggungjawaban digunakan untuk menunjukkan unit
organisasi yang dikelola oleh seorang manajer yang bertanggungjawab”.
27
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan
bahwa pusat pertanggungjawaban adalah suatu unit organisasi yang dipimpin oleh
seorang manajer yang bertanggungjawab dalam melaksanakan tugas dan
melaporkan hasil yang menyangkut aktivitas operasionalnya.
2.3.8 Jenis-jenis Pusat Pertanggungjawaban
Menurut Mulyadi (2001:426), berdasarkan karakteristik masukan dan
keluaran dalam hubungan diantara keduanya, pusat pertanggungjawaban dapat
dibagi menjadi empat macam yaitu:
1.
Pusat biaya adalah pusat pertanggungjawaban yang manajernya di
ukur prestasinta atas dasar biayanya (nilai masukannya). Dalam pusat
biaya, keluarannya tidak dapat atau tidak perlu diukur dalam wujud
pendapatan. Hal ini disebabkan karena kemungkinan keluaran pusat
biaya tersebut tidak dapat diukur secara kuantitatif, atau kemungkinan
manajer pusat biaya tersebut tidak dapat bertanggungjawab atas
keluaran pusat biaya tersebut. Berdasarkan karakteristik hubungan
anatara masukan dan keluarannya, pusat biaya dibagi lebih lanjut lagi
menjadi dua yaitu :
1) Pusat biaya teknik (engineered expense center)
Pusat biaya teknik adalah pusat pertanggungjawaban yang
sebagian besar masukannya mempunyai hubungan yang nyata
dan erat dengan keluarannya.
28
2) Pusat biaya kebijakan (discretionary expense center)
Pusat biaya kebijakan adalah pusat pertanggungjawaban yang
sebagian besar masukannya tidak mempunyai hubungan dengan
keluarannya.
2.
Pusat pendapatan adalah pusat pertanggungjawaban yang manajernya
bertanggungjawab atas pendapatan dan diberi wewenang untuk
mengendalikan pendapatan pusat pertanggungjawaban tersebut.
Manajer pusat pendapatan diukur kinerjanya dari pendapatan yang
diperoleh
pusat
pertanggungjawabannya
dan
tidak
dimintai
pertanggungjawabannya mengenai masukannya, karena dia tidak
dapat mempengaruhi pemakaian masukan tersebut.
3.
Pusat laba adalah
pusat pertanggungjawaban yang manajernya
bertanggungjawab atas biaya dan pendapatan, serta manajernya diberi
wewenang untuk mengendalikan pendapatan dan biaya pusat
pertanggungjawaban tersebut. Manajer pusat laba diukur kinerjanya
dari selisih antara pedpatan dengan biaya yang dikeluarkan untuk
memperoleh pendapatan tersebut.
4.
Pusat investasi adalah pusat pertanggungjawaban yang manajernya
bertanggungjawab atas invstasi, pendapatan, dan biaya. Serta
manajernya diukur prestasinya dengan menghubungkan selisih
pendapatan dan biaya yang diperoleh pusat pertanggungjawaban
tersebut dengan investasi yang bersangkutan. Ukuran prestasi manajer
29
pusat investasi dapat berupa rasio antara laba dengan investasi yang
akan digunakan untuk memperoleh laba tersebut.
2.3.9 Syarat-syarat Penerapan Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban
Informasi akuntansi pertanggungjawaban tidak dapat begitu saja
diterapkan oleh setiap perusahaan, karena untuk menerapkan hal tersebut harus
memenuhi syarat-syarat tertentu.
Agar suatu sistem akuntansi pertanggungjawaban dapat diterapkan dan
terlaksana dengan baik, maka harus dipenuhi lima syarat seperti yang
diungkapkan oleh Mulyadi (2005:381), yaitu sebagai berikut :
1.
Struktur organisasi yang menetapkan secara tegas wewenang
dan
tanggung
jawab untuk setiap tingkatan dalam struktur
organisasi.
2.
Anggaran biaya yang disusun untuk tiap tingkatan manajemen.
3.
Penggolongan biaya sesuai dengan
dapat dikendalikan tidaknya
(control ability) biaya oleh manajemen tertentu dalam organisasi.
4.
Terdapat susunan kode rekening perusahaan yang dikaitkan dengan
kewenangan pengendalian pusat pertanggungjawaban.
5.
Sistem pelaporan biaya kepada manajer yang bertanggungjawab
(responsibility reporting).
Berdasarkan pernyataan diatas dapat diketahui bahwa pada prinsipnya
konsep pelaksanaan informasi akuntansi pertanggungjawaban itu adalah
menekankan pada tugas dan tanggung jawab dari setiap bagian serta membuat
pusat-pusat pertanggungjawaban terhadap masing-masing bagian.
30
Penerapan syarat-syarat tersebut berbeda antara perusahaan yang satu
dengan yang lainnya, tergantung dari jenis perusahaan, ukurannya, jumlah operasi
tambahan ataupun faktor-faktor khusus menjadi ciri perusahaan.
2.4
Struktur Organisasi
2.4.1 Struktur Organisasi dalam Pendelegasian Wewenang
Dalam akuntansi pertanggungjawaban setiap manajer bertanggungjawab
kepada atasannya atas segala kegiatan yang berada dibawah taggungjawabnya.
Maka dari itu, perlu disusun secara jelas suatu struktur organisasi agar wewenang
dan tanggung jawab dari setiap pemimpin.
Menurut Supriyono (2001:2) pengertian organisasi adalah sebagai berikut:
“Organisasi adalah sekelompok orang yang bekerja bersama-sama untuk
mencapai satu atau beberapa tujuan.”
Adapun pengertian struktur organisasi menurut Jeff Madura (2002:16)
yaitu:
“Struktur organisasi mengidentifikasi peran dan tanggung jawab karyawan
yang dipekerjakan oleh perusahaan.”
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa organiasi terdiri dari dua
unsur yaitu:
a) Suatu organisasi terdiri dari orang-orang (sumber daya manusia).
b) Saling bekerjasama untuk mencapai satu tujuan.
Dapat dikatakan bahwa struktur organisasi merupakan satu bagian dalam
organisasi yang dapat digunakan untuk mengendaliakn bagian-bagian yang ada di
dalamnya. Oleh karena itu salah satu tujuan struktur organisasi adalah
31
mengendalikan, menyalurkan, dan mengarahkan perilaku orang yang terlibat
didalamnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam organisasi
tersebut.
Menurut Irma Nilasari dan Sri wilujeng (2008:90) dalam hubungan dengan
pemberian wewenang struktur organisasi dibagi menjadi dua bagian yaitu:
1. Organsasi tersentralisasi.
Yaitu pengelolaan organisasi dimana pembuatan keputusan lebih
banyak dimiliki oleh pihak manajemen puncak yang kebanyakan
bekerja pada kantor organisasi.
2. Organisasi terdesentralisasi
Yaitu pengelolaan organisasi yang dimana para manajer tingkat
menengah atau yang tingkatannya lebih rendah memiliki kewenangan
dalam pembuatan keputusan dalam organisasi.
2.4.2 Hubungan Struktur Organisasi dengan Pusat Pertanggungjawaban
Untuk mencapai tujuan organisasi, struktur organisasi harus disusun
sedemikian rupa anatara wewenang, tanggung jawab dan peran setiap manajer.
Tanggung jawab ini timbul akibat adanya pendelegasian wewenang dari tingkat
manajemen yang lebih tinggi ke tingkat manajemen yang lebih rendah. Untuk
dapat dimintai pertanggungjawabannya, manajemen pada tingkat yang lebih renah
harus mengetahui secara terperinci wewenang apa yang didelegasikan kepadanya
oleh atasannya.
32
Ada
dua
tipe
struktur
organisasi
berkaitan
dengan
pusat-pusat
pertanggungjawaban, yaitu organisasi fungsional dan organisasi divisional
(Supriyono, 2001):
a.
Organisasi Fungsional
Dalam organsasi fungsional, pembagian pusat pertanggungjawaban
didasarkan atas fungsi, yaitu fungsi produksi, fungsi penjualan
(pemasaran) dan fungsi administrasi.
b.
Organisasi Divisional
Dalam orgaisasi divisional, pembagian organisasi didasarkan pada
divisi-divisi penghasil laba.
Struktur organisaasi dapat dikatakan sebagai suatu ciri organisasi atau
perusahaan yang dapat digunakan untuk mengendalikan bagian-bagian yang ada
didalamnya. Oleh karena itu salah satu tujuan organisasi adalah mengendalikan,
menyalurkan, dan mengarahkan perilaku orang yang terlibat dalam organisasi
tersebut untuk mencapai tujuan organisasi secara keseluruhan.
Tujuan dari pembentukan struktur organisasi adalah :
1.
Mempermudah pelaksanaan tugas
2.
Mempermudah pembagian tugas kepada bawahan tertentu.
3.
Menghindari duplikasi tugas.
4.
Mempermudah penempatan pegawai yang tepat untuk melaksanakan
tugas tertentu.
33
2.5
Pengertian Biaya Terkendali dan Biaya Tak Terkendali
Terjadinya biaya dalam suatu pusat pertanggungjawaban tidak selalu
sebagai
akibat
dari
keputusan
yang
diambil
oleh
manajer
pusat
pertanggungawaban yang bersangkutan. Karena tidak semua biaya yang terjadi
dalam suatu pusat pertanggungjawaban dapat dikendalikan oleh manajer yang
bersangkutan, maka di dalam pengumpulan dan pelaporan biaya setiap pusat
pertanggungjawaban harus dipisahkan antara biaya-biaya yang terkendalikan
dengan biaya yang tidak terkendalikan.
Pengertian biaya terkendalikan dan biaya tak terkendilakam menurut
Supriyono dalam buku akuntansi Manajemen 2 (2001:15), adalah sebagai berikut:
“Biaya terendalikan adalah biaya yang dapat memperngaruhi secara
signifikan oleh manajer pusat pertanggungjawaban tertentu dalam jangka
waktu tertentu. Sedangkan biaya tidak terkendalikan adalah biaya yang
tidak dapat mempengaruhi secara signifikan oleh manajer pusat
pertanggungjawaban tertentu dalam janga waktu tertentu.”
Berdasarkan pengertian tersebut, dapat diketahui bahwa biaya terkendali
adalah biaya yang dapat dipengaruhi secara langsung oleh manajer pusat
pertanggungjawaban tertentu dalam jangka waktu tertentu. Sedangkan biaya tak
terkendali adalah biaya yang secara tidak langsung dapat dipengaruhi oleh
manajer pusat pertanggungjawaban tertentu dalam jangka waktu tertentu.
Tanggung jawab yang diminta dari tiap departemen adalah tanggung
jawab yang dapat mereka kendalikan secara langsung. Dengan demikian manajer
tiap pusat pertanggungjawaban harus dapat mengdentifikasi pendapatan dan/atau
biaya yang berada dalam pengawasannya (controllable) dan yang tidak dalam
34
pengawasannya (uncontrollable). Hanya biaya terkendali saja yang menjadi
tanggungjawab tiap manajer pusat pertanggungjawaban.
Untuk memisahkan biaya kedalam biaya terkendali dan biaya tak
terkendali pada kenyataannya seringkali menemukan kesulitan, hanya sedikit
biaya yang menjadi tanggung jawab seseorang dalam suatu organisasi. Pedoman
untuk menetapkan apakah suatu biaya dapat dibebankan sebagai tanggung jawab
seorang manajer pusat pertanggungjawaban seperti yang dikemukakan oleh
Mulyadi (2001:168) sebagai berikut:
1.
Apabila seseorang yang memiliki wewenang dalam perolehan dan
penggunaan jasa, ia harus dibebani dengan biaya tertentu.
2.
Apabila seseorang dapat secara signifikan mempengaruhi jumah biaya
tertentu melalui tindakannya sendiri, ia dapat dibebani dengan biaya
tersebut.
3.
Apabila seseorang yang tidak dapat secara signifikan memperngaruhi
jumlah biaya tertentu, ia dapat dibebani biaya tersebut jika manajemen
puncak menghendaki agar ia menaruh perhatian dan dapat membantu
orang-orang yang bertanggungjawab untuk mempengaruhi biaya
tersebut.
2.6
Anggaran
2.6.1 Definisi Anggaran
Dalam pengelolaan perusahaan, manajemen manetapkan tujuan (goal) dan
sasaran (objectives) serta membuat rencana kegiatan untuk mencapai tujuan dan
35
sasaran tersebut. Dampak keuangan yang diperkirakan akan terjadi sebagai akibat
dari rencana kerja tersebut kemudian disusun dan dievaluasi kembali melalui
proses penyusunan anggaran.
Menurut Hansen dan Mowen (2001:714) anggaran adalah bentuk
kuantitatif dalam mencapai tujuan dan tindakan yang akan dilakukan oleh
perusahaan yang dinyatakan dalam istilah fisik atau keuangan.
Menurut Horngren (2003:176) pengertian anggaran adalah sebagai berikut:
“A budget is quantitative expression of a proposed plan of action by
management for a specified period and an id to coordinating what needs to
be done to implement that plan.”
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa suatu anggaran
merupakan alat yang dapat digunkan dalam melaksanakan proses perencanaan dan
pengendalian manajemen. Dengan demikian manajer akan merasakan bahwa
anggaran biaya untuk pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya adalah
anggarannya dan manajer tersebut bersedia dinilai atas tolok ukur anggaran
tersebut.
2.6.2
Fungsi dan Karakteristik Anggaran
Fungsi anggaran adalah :
a) Anggaran merupakan hasil akhir proses penyusunan rencana kerja.
b) Anggaran merupakan alat komunikasi intern yang menguhungkan
berbagai unit organisasi dalam suatu perusahaan dan yang
menghubungkan antara manajer atas dan manajer bawah.
c) Anggaran berfungsi menjadi tolok ukur yng dipakai sebgai pembandin
hasil operasi sesungguhnya.
36
d) Anggaran berfungsi sebagai alat pengendliam yang memungkinkan
manajemen menunjukkan bidang yang kuat dan lemah bagi
perusahaan.
e) Anggaran berfungsi sebagai alat untuk mempengaruhi dan memotivasi
manajer dan karyawan agar senantiasa bekerja secara efektif dan
efisien sesuai dengan tujuan organisasi.
Karakteristik anggaran yaitu :
a) Anggaran disusun berdasarkan program.
b) Anggaran
disusun
berdasarkan
karakteristik
pusat
pertanggungjawaban yang dibentuk dalam organisasi perusahaan.
c) Anggaran
digunakan
sebagai
alat
untuk
perencanaan
dan
pengendalian.
Adapun keterbatasan angaran yaitu :
a.
Anggaran disusun berdasarkan estimasi, terlaksananya dengan baik
atau tidaknya kegiatan-kegiatan tergantug pada ketepatan estimasi
tersebut.
b.
Anggaran dibuat berdasarkan taksiran dan anggapan sehingga
memiliki unsur ketidakpastian.
c.
Menyusun anggaran memerlukan waktu, uang, dan tenaga yang tidak
sedikit sehinga tidak semua perusahaan mampu menyusun anggaran
secara lengkap dan akurat.
d.
Kondisi yang terjadi tidak selalu seratus persen sama dengan yang
diramalkan sebelumnya.
37
2.6.3 Jenis-jenis anggaran
Terdapat tiga jenis anggaran menurut pusa-pusat pertanggungjawaban yait:
1. Anggaran biaya
Anggaran biaya dibagi menjadi dua jenis yaitu :
a.
Anggaran biaya yangmenyangkut pengeluaran terukur dalam pusat
tanggug jawab dimana keluaran dapat diukur.
b. Anggaran yang menyangkut pengeluaran diskresioner dipusat
tanggung jawab dimana keluarannya tidak dapat diukur.
2. Anggaran pendapatan
Anggaran pendapatan empunyai karakteristik yaitu :
a. Anggaran dirancang untuk mengukur efektifitas pemasaran.
Penyimpangan
yang
tidak
menguntungkan
dar
anggaran
ini
menunjukkan bahwa volume penjualan atau harga jual lebih rendah
dari ada yang diyakini manajemen puncak sebagai sasaran yang
pantas.
b. Manajer pemasaran tidak dapat dituntut sepenuhnya bertanggungjawab
atas pencapaian sasaran yang dianggarkan seperti halnya dengan
anggaran biaya. Banyak ketidakpastian di pasar yang berada di luar
jangkauan manajer ini, terutama dalam jangka pendek.
3. Anggaran laba
Jika seorang manajer dapat mengendalikan pendapatan dan biaya, maka
anggaran pendapatan dan biaya dapat digabungkan menjadi anggaran laba.
Anggaran laba perusaaan dan pusat-pusat labanya digunakan untuk :
38
a. Alokasi sumber daya.
b. Merencanakan dan mengkoordinasikan kegiatan perusahaan.
c. Sebagai alat pengecek terakhir tentang kememadaian anggaran biaya.
d. Membagi tanggung jawab kepada semua manajer atas kinerja
keuangan perushaan atau divisi.
2.6.4 Hubungan antara Anggaran dan Pusat Pertanggungjawaban
Proses penyusunan anggaran pada dasarnya merupakan proses penetapan
peran (role setting) dalam usaha pencapaian sasaram perusahaan. Sumber daya
yang disediakan unuk memungkinkan manajer berperan dalam usaha pencapaian
tujuan perusahaan diukur dengan satuan moneter standar yang berupa informasi
akuntansi. Oleh karena itu, penyusunan anggaran hanya mungkin dilakukan jika
tersedia informasi akuntansi pertanggungjawaban yang mengukur berbagai nilai
sumber daya yang disediakan bagi setiap manajer yang berperan dalam usahab
pencapaian sasaran yang telah ditetapkan dalam tahun anggaran.
2.7
Laporan Pertanggungjawaban
Laporan hasil akuntansi pertanggungjawaban disebut sebagai laporan
pertanggungjawaban. Laporan pertanggungjawaban digunakan oleh manajemen
untuk mengambil keputusan. Laporan pertanggungjawaban merupakan ikhtisar
hasil-hasil yang dicaai oleh seorang manajer bidang pertanggungawaban dalam
melaksankan tugas atau pekerjaan selama periode tertentu. Di dalam
pengumpulan dan pelaporan biaya tiap bidang pertanggungjawaban harus
dipisahkan antara biaya terkenali dengan biaya tidak terkendali.
39
Penanggung jawab tersebut harus selalu melaporkan perkembanganperkembangan perusahaan dan masalah-masalah yang dihadapinya, laporan lisan
tentu saja tidak efektif sehingga memerlukan laporan tertulis disamping laporan
lisan yang kadang masih juga diperlukan. Secara umum, tujuan dari laporan
pertanggungjawaban adalah untuk memberikan informasi kepada para pemimpin
tentang hasil-hasil pelaksanaan suatu pekerjaan yang berada dalam lingkup
tanggungjawabnya dan memberikan motivasi kepada manajer untuk mengambil
satu tindakan dalam upaya meningkatkan hasil bagi perusahaan.
Isi laporan pertanggungjawaban harus disesuaikan dengan tingkatan
manajemen yang akan menerimanya. Laporan pertanggungjawaban harus
mencantumkan semua biaya yang sesungguhnya dikelurkan disertai dengan
jumlah biaya yang dianggarkan. Selisih anggaran merupakan prestasi manajer.
Selisih anggaran dapat menguntungkan atau pun merugikan, oleh karena itu
diperlukan perhatian dari manajer. Namun tidak semua selisih yang merugikan
harus diperhatikan karena waktu yang dimiliki terbatas.
2.7.1 Prinsip-Prinsip Dasar Penyajian Laporan Pertanggungjawaban
Menurut Supriyono (2001:124) laporan pertanggungjawaban harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Laporan menyajikan selisih antara anggaran dan realisasinya, faktorfaktor, selisih, dan manajer yang bertanggungjawabnya.
2. Laporan kinerja untuk manajer tingkat bawah harus berisi informasi
rinci dan laporan kinerja untuk tingkat atas harus berisi informasi yang
lebih ringkas.
40
3. Laporan kinerja berisi unsur terkendalikan dan unsur tak terkendalikan
yang
disajikan
secara
terpisah,
sehingga
manajer
yang
bertanggungjawab atas kinerja dapat dimintai pertanggungjawaban
atas unsur yang terkendalikan olehnya.
4. Laporan mancakup ramalan tahunan.
5. Laporan mencakup penjelasan mengenai penyebab selisih, tindakan
koreksi atas selisih dan waktu yang diperlukan untuk melaksanakan
tindakan koreksi secara kolektif.
Adapun penambahan menurut Abdul (2010) ada beberapa faktor yang
merupakan prinsip dasar suatu sistem pelaporan yang baik yaitu :
1.
Laporan harus tepat waktu.
2.
Laporan harus sederhana dan jelas.
3.
Laporan harus dinyatakan dalam bahasa dan istilah yang dikenakal
oleh pimpinan yang akan memakainya.
4.
Informasi harus disajikan dalam urutan yang logis.
5.
Laporan harus akurat, bentuk penyajian harus disesuaikan dengan
pimpinan yang akan menggunakannya.
2.7.2 Jenis Laporan
Menurut Wilson dan Campbel (2002:553), laporan dibagi menjadi tiga
golongan yaitu:
1. Laporan perencanaan
a. Taksiran atau anggaran jangka pendek perusahaan secara menyeluruh
atau perdivisi.
41
b. Telaah khusus perencanaan jangka pendek mengenai segmen tertentu
dari perusahaan.
c. Taksiran atau anggararan jangka panjang.
2. Laporan pengendalian
a. Laporan singkat pengendalian.
b. Laporan pengendalian berjalan.
3. Laporan informasi
a. Laporan trends
b. Laporan analitis
2.7.3 Frekuensi Laporan
Elfiraworotitjan (2010) mengatakan frekuensi pelaporan prestasi harus
dsesuaikan dengan kebutuhan agar manajer dapat melakukan tindakan perbaikan
dengan tepat. Periode pelaporan terdiri dari harian, mingguan, bulanan, dan
tahunan disesuaikan dengan kebutuhan agar manajer dapat melakukan tindakan
perbaikan dengan benar.
2.7.4 Prosedur
Penyusunan
Laporan
dalam
Akuntansi
Pertanggungajawaban
Prosedur penyusunan laporan akuntansi pertanggungjawaban pertamatama dimulai dengan pusat-pusat pertanggungjawaban
mengirim bukti-bukti
setiap periode sekali (bulanan/triwulan) sebagai dasar menyusun laporan atas
biaya yang terjadi dan menjadi tanggung jawab departemen atau bagiannya, data
biaya yang dilaporkan oleh pusat pertanggungjawaban adalah biaya yang
sesungguhnya (actual cost) dan data biaya yang sesungguhnya terjadi ini dikirim
42
ke penyusun laporan perusahaan (biasanya ke departemen controller atau
pengawasan intern atau bagian akuntansi) selanjutnya bagian penyusunan laporan
perusahaan keseluruhan mengelola data-data yang berasal dari laporan pusat-pusat
pertanggungajawaban dan menyusun laporan pertanggungjawaban dengan
membandingkan antara anggaran yang tersedia dan biaya sesungguhnya yang
terjadi pada pusat pertanggungjawaban.
Tahapan terakhir, controller atau pengawas intern mengirimkan laporan
pertanggungjawaban tersebut ke pusat-pusat pertanggungjawaban yang dinilai
maupun atasan dari pusat pertanggungjawaban yang dinilai.
2.8
Penilaian Kinerja
2.8.1 Definisi Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja pada dasarnya merupakan perilaku manusia dalam
melaksanakan peran yang diinginkan dalam mencapai tujuan organisasi.
Menurut Rudianto (2006:311) penilaian kinerja adalah penentuan secara
periodik efektivitas operasional suatu
organisasi, bagian organisasi dan
karyawannya berdasarkan sasaran, standar dam kriteria yang telah ditetapkan
sebelumnya. Tahapan penilaian terdiri dari :
a.
Perbandingan kinerja sesungguhnya dengan sasaran yang telah
ditetapkan sebelumnya.
b.
Penentuan penyebab timbulnya penyimpngan kinerja sesungguhnya
dari yang telah ditetapkan sebelumnya dalam standar.
43
c.
Penegakkan perilaku yang diinginkan dan tindakan yang digunakan
untuk mengecek perlaku yang tidak diinginkan.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa dapat diketahui penilaian
kinerja adalah suatu proses dimana organisasi mengevaluasi secara sistematis
efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawannya
berdasarkan sasran atau kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya dengan
menggunkan segala potensi yang dimiliki oleh individu untuk mencapai
pengembangan organisasi.
Ada beberapa metode penilaian kinerja yang dapat digunakan menurtu
Rudianto (2006:315) yaitu:
1. Analisis rasio
2. Anggaran
3. Balance Scorecard
4. Economic Value Added (EVA)
2.8.2 Manfaat Penilaian Kinerja
Menurut Mulyadi (201:416) penilaian kinerja dimanfaatkan oleh
manajemen untuk :
1. Mengelola operasi organisasi secara efeltif dan efisien melalui
pemotivasian karyawan secara maksimum.
2. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan
karyawan.
44
3. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan
dan untuk
menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program
pelatihan karyawan.
4. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan
mereka menilai kinerja mereka.
5. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan.
2.8.3
Tahapan Penilaian Kinerja
Menurut Mulyadi (2001:420) penilaian kinerja dilaksanakan dalam dua
tahap yaitu:
1. Tahap persiapan
a. Penentuan
daerah
pertanggungjawaban
dan
manajer
yang
bertanggungjawab.
b. Penetapan kriteria yang dipakai untuk mengukur kinerja.
c. Pengukuran kinerja yang sesungguhnya.
2. Tahap penilaian
a. Pembandingan kinerja sesungguhnya dengan sasaran yang telah
ditetapkan sebelumnya.
b. Penentuan penyebab tibulnya penyimpangan kinerja sesungguhnya
dari yang ditetapkan dalam standar.
c. Penegakkan perilaku yang diinginkan dan tindakan yang digunakan
untuk mencegah perilaku yang tidak diinginkan.
Sedangkan menurut Gary Dessler (2003:241) tahap penilaian kinerja
mencakup :
45
1. Setting work standards
2. Assending feed back to the employee with aim of motivating that
person to eliminate deficiencies or continue to perform above par
Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat dsimpulkan tahap-tahap enilaian
kinerja adalah sebagai berikut :
1. Menentukan
daerah
pertanggungjawaban
dan
manajer
yang
bertanggungjawab berdasarkan standar yang ditetapkan sebelumnya.
2. Membandingkan kinerja aktual dengan sasaran yang ditetapkan
sebelumnya.
3. Menyediakan umpan balik untuk para manajer dengan tujuan
memotivasi agar lebih meningkatkan kinerjanya.
2.8.4
Ukuran Kinerja
Menurut Mulyadi (2001:434) terdpat tiga macam ukuran yang dapat
digunakan untuk mengukur kinerja secara kuantitatif yaitu:
1. Ukuran kinerja tunggal
Ukuran kinerja yang hnya menggunakan suatu ukuran menilai kinerja
manajer. Jika kriteria tunggal digunakan untuk mengukur kinerja,
orang akan cenderung memusatkan usahanya kepada kriteria tersebut
dengan akibat diabaikannya kriteriayang lain yang berkemungkinan
sama pentingnya dalam menentukan sukses atau tidaknya perusahaan
atau bagiannya.
2. Ukuran kriteria beragam
46
Kriteria yang menggunakan berbagai macam ukuran untuk menilai
kinerja manajer. Kriteria beragam, merupakan cara untuk mengatasi
kelemahan kriteria
tunggal
dalam pengukuran biaya. Tujuan
penggunaan kriteria beragam adalah manajer yang diukur kinerjanya
mengarahkan usahanya kepada berbagai kinerja.
3. Ukuran kriteria gabungan
Ukuran kinerja yang menggunakan berbagai macam ukuran,
memperhitungkan bobot masing-masng ukuran dan memperhitungkan
rata-ratanya sebagai ukuran menyeluruh kinerja manajer.
2.8.5
Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan
Informasi akuntansi yang dipakai sebagai ukuran kinerja manajer pusat
pendapatan adalah pendapatan. Untuk pengukuran kinerja pusat pendapatan,
seluruh pendapata baik yang berasal dari transaksi penjualan produk atau jasa
kepada pihak luar perusahaan mapun dari transfer produk atau jasa kepada pusat
pertanggungjawaban lain dalam perusahaan dipakai sebagai tolok ukur kinerja
pusat pendapatan. Kinerja pusat pendapatan diukur atas dasar pendapatam yang
diperoleh yaitu dengan cara membandingkan antara pendapatan yang diperoleh
dengan pendapatan yang dianggarkan
Jika pusat pendapatan hanya menjual produk atau jasanya kepada pihak
luar perusahaan, pengukuran pendapatan dilaksanakan dengan mudah, yaitu
dengan cara mengalikan kuantitas produk atau jasa yang dijual dengan harga jual
yang dibebankan kepada pelanggan
47
Menurut Supriyono (2001:46) pusat pendapatan adalah suatu pusat
pertanggungjawaban dalam suatu organisasi yang prestasi manajernya dinilai atas
dasar pendapatan pusat pertanggungjawaban tersebut. Prestasi pusat pendapatan
diukur berdsarkan yang diperolehnya selama satu periode dimana pendapatan
tersebut diukur berdasarkan jumlah penjualan yang dicapai lalu dibandingkan
dengan penjualan yang dianggarkan.
Sedangkan menurut Gary Dessler (2003) informasi akuntansi yang dipakai
sebagai ukuran kinera pusat pendaptan adalah pendaptan itu sendiri. Terdapat dua
unsur yang dapt dijadikan ukuran dalam penilaian kinerja pusat pendapatan yaitu:
1. Tercapainya target pendapatan yang diharapkan.
2. Peningkatan pendapatan dari periode ke periode.
Dalam menetapkan kriteria kinerja manaje menurut Halim dkk (2001)
berbagai faktor ini perlu dipertimbangkan yaitu:
1. Dapat diukur atau tidaknya kriteria.
2. Rentang waktu sumber daya dan biaya.
3. Bobot yang diperhitungkan atas kritra.
4. Tipe kriteria yang digunakan dan aspke perilaku yang ditimbulkan.
2.9
Kerangka Pemikiran
Pengertian informasi akuntansi pertanggungjawaban adalah keluaran dari
sistem akuntansi pertanggungjawaban yaitu sistem akuntansi yang disusun
sehingga
pengumpulan
pelaporan
dilakukan
sesuai
dengan
pusat
pertanggungjawaban. Pada intinya informasi akuntansi pertanggungjawaban
48
mensyaratkan setiap manajer untuk berpartisipasi dalam membuat susunan
rencana-rencana keuangan dan menyajikan laporan kinerja tepat waktu yang dapat
membandingkan hasil yang aktual dengan yang direncanakan sebelumnya.
Informasi akuntansi mencerminkan nilai sumber daya yang diperoleh
perusahaan dari bisnisnya dan yang dikorbankan oleh para manajer untuk
menjalankan aktivitas bisnis perusahaan. Kinerja para manajer diwujudkan dalam
berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan perusahaan. Dan karena setiap kegiatan
tersebut memerlukan sumber daya, maka kinerja manajemen akan tercermin dari
penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan perusahaan. Di samping itu,
informasi akuntansi merupakan dasar yang objektif bukan subjektif, sebagai dasar
penilaian kinerja manajer (Mulyadi, 2001:475).
Informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan informasi yang
penting dalam proses perencanaan dan pengendalian aktivitas organisasi, karena
informasi tersebut menekankan hubungn antara informasi dengan manajer yang
bertanggungjawab terhadap perencanaan dan realisasinya. Informasi akuntansi
pertanggungjawban mencerminkan skor (score) yang dibuat oleh setiap manajer
dalam melaksanakan peran manajer untuk mencapai sasaran perusahaan.
Organisasi pada dasarnya dijalankan oleh manusia, maka penilaian kinerja
sesungguhnya merupakan penilaian atas perilaku manusia dalam melaksanakan
peran yang mereka mainkan di dalam organisasi. Oleh karena itu, jika informasi
akuntansi dipakai sebagai salah satu dasar penilaian kinerja, maka informasi
akuntansi yang memenuhi kebutuhan tersebut adalah informasi akuntansi
49
manajemen yang dihubungkan dengan individu yang memiliki peran tertentu
dalam organisasi.
Pusat pertanggungjawaban dibagi menjadi empat yaitu pusat pendapatan,
pusat biaya, pusat laba dan pusat invetasi. Dalam enelitian ini peneliti
memfokuskan pada pusat pendpatan perusahaan. Pusat pendapatan merupakan
pusat pertanggungjawaban dimana outputnya dikur dalam satuan moneter, tetapi
tidak dihubungkan dengan inputnya. Kinerja keuangan pusat pendapatan diukur
atas dasar pendapatan yang diperoleh (Anthony & Govindrajan 2002).
Dari penjelasan yang telah dibahas dalam kerangka pemikiran, maka dapat
dibuat kaitan antara peranan informasi akuntansi pertanggungjawaban terhadap
penilaian kinerja pusat pendapatan dengan kerangka pemikiran di bawah ini:
Gambar 2.1
Paradigma Penelitian
Peranan Informasi Akuntansi
Pertanggungjawaban
Penilaian Kinerja Pusat
Pendapatan
Variable independen (x)
Variabel dependen (y)
50
2.10
Hipotesis
Pengujian hipotesis untuk menguji apakah terdapat peranan yang
signifikan atau tidak antara kedua variabel dengan menggunakan uji-t sebagai
berikut :
H0 :
Informasi akuntansi pertanggungjawaban tidak memberikan peranan yang
signifikan terhadap penilaian kinerja pusat pendapatan.
H1 :
Informasi akuntansi pertanggungjawaban memberikan peranan yang
signifikan terhadap penilaian kinerja pusat pendapatan.
2.11
Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan Dadan Ilyas Lesmana (2013) yang berjudul
“Peranan Informasi Akuntansi Pertanggungjawanan dalam Menilai Kinerja
Manajer Pusat Laba”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara
Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban dan Kinerja Manajer Pusat Laba cukup
memiliki peranan yang signifikan.
Penelitian yang dilakukan oleh Maulidinni (2014) yang berjudul Peranan
Akuntansi Pertanggungjawaban dalam Peniliaian Kinerja Pusat Pendapatan”, hasil
penelitian menunjukkan Akuntansi Pertanggungjawaban memiliki peranan
terhadap Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan secara efektif.
Download