multi metodologi - Sosiologi FISIP UNS

advertisement
MULTI METODOLOGI
Oleh Yulius Slamet, PhD
Diskusi Bulanan Jurusan 20/03/2012
SOSIOLOGI - FISIP UNIVERSITAS SEBELAS MARET
http://sosiologi.fisip.uns.ac.id
Pengantar
Apakah penelitian kuantitatif maupun penelitian kualitatif keduanya memiliki
akar landasan filosofis, paradigma, landasan teori, logika, dan proses penelitian
yang berbeda. Sejarah perkembangan metodologi penelitian telah menunjukkan
bahwa kedua pendekatan penelitian itu mendudukkan posisinya masing-masing
sebagai yang benar dan yang lain dalam posisi yang salah. Klaim atas kebenaran
masing-masing ini mulai pudar setelah masing-masing menyadari atas kekuatan
pendekatan penelitian yang lain dan mengakui kelemahan atas pendekatan
penelitian yang dianut. Rujuk antara kedua pendekatan penelitian itu dimulai
pada decade 1980-an. Sejak itu muncul nama baru seperti multimethodology,
mixed methods research, combined methods, compatibility thesis atau pragmatist
paradigmis sebagai sebuah pendekatan penelitian yang mengkombinasikan
metode, teknik pengumpulan data, dan analisis data kuantitatif dan kualitatif.
Sudah barang tentu untuk melakukan penelitian campuran, peneliti harus
memahami secara benar tentang penelitian kuantitatif dan juga tentang
penelitian kualitatif. Peneliti yang hanya mengetahui sebagian saja lebih baik
tidak menggunakan penelitian campuran. Dengan demikian syarat utama
seorang mixed methodologist adalah menguasai kedua pendekatan penelitian,
baru setelah itu menyusun rancangan penelitian campuran lepas dari apakah
penelitian itu lebih didominasi oleh salah satu pendekatan. Peneliti yang
menyatakan menggunakan penelitian campuran tetapi tidak paham sebenuhnya
landasan filosofis, paradigma, landasan teori, logika dan proses penelitian dari
masing-masing pendekatan ibaratnya seperti orang yang lumpuh sebelah tetapi
memanjat pohon kelapa, mana mungkin dapat memetik buah.
SADs dan MADs.
Sebagaimana diketengahkan diatas bahwa pada awal mulanya hanya ada satu
rancangan pendekatan penelitian dimana peneliti hanya menggunakan satu dari
dua pilihan pendekatan (single approach designs (SADs)). Pada tahap berikutnya
dimungkinkan peneliti menggunakan kombinasi dari kedua pendekatan
penelitian itu dimana dia mengombinasikan keduanya sebagai sebuah
pendekatan untuk memahami realita sosial. Yang kedua ini disebut sebagai
mixed approach designs (MADs).
MADs menggunakan strategi penelitian dan pendekatan penelitian secara
berbeda dengan SADs. Strategi penelitian adalah prosedur perantara untuk
mencapai tujuan penelitian seperti misalnya cara memilih sampel, cara
mengumpulkan data, dan cara menganalisis data. Penggunaan strategi penelitian
ganda ini lajim disebut sebagai metode triangulasi dimaksudkan untuk
meningkatkan validitas konstruk yang sekarang ini disarankan oleh para ahli
metodologi penelitian. Sekarang ini penelitian yang dipandang baik adalah
penelitian yang yang mencampurkan atau mengintegrasikan strategi penelitian
kuantitatif dan kualitatif.
Pendekatan penelitian menunjuk pada integrasi dasar-dasar penelitian dan
petunjuk-petunjuk prosedur umum. Yang dimaksud dengan pendekatan itu
bermakna luas, sifatnya merupakan petunjuk metodologis yang menyeluruh
atau merupakan roadmap yang berkaitan dengan motif penelitian atau
kepentingan analitik. Contoh kepentingan analitik adalah studi mengenai
kependudukan yang bermaksud untuk menganalisis distribusi frekuensi
penduduk dan melakukan prediksi kependudukan. Contoh dari pendekatan
penelitian adalah pendekatan survei, eksperimen, penelitian etnografik, studi
kasus.
Berbeda halnya dengan SADs. Bagi SADs hanya memiliki keepentingan analitik
tunggal. Tetapi bagi MADs memiliki dua kepentingan atau lebih. Namun
demikian perlu dicatat disini, arti MADs itu berarti luas. Bisa jadi MADs termasuk
hanya menggunakan satu pendekatan penelitian kuantitatif seluruhnya namun
mengombinasikan survei dan eksperimen, atau seluruhnya kualitatif dengan
cara mengombinasikan pendekatan etnografik dan studi kasus atau tipe-tipe
data kualitatif yang lain.
Apa Maunya Dan Layakkah Multi metodologi Itu?
Multimetodologi sebagai sebuah strategi penelitian dipergunakan atas dasar
adanya empat kehendak:
1. Pandangan yang sempit mengenai dunia sering salah arah, dengan
demikian mendekati suatu subyek dari berbagai perspektif atau
paradigma yang berbeda dapat membantu memperoleh perspektif yang
menyeluruh.
2. Menggunakan lebih dari satu pendekatan dapat membantu memperoleh
gambaran yang lebih jelas mengenai realitas sosial dan dapat
menghasilkan penjelasan yang lebih lengkap.
3. Banyak praktek-praktek penelitian yang ada telah mengombinasikan
berbagai metodologi untuk memecahkan persoalan-persoalan khusus,
walau metodologi yang dikombinasikan itu belum diteorikan secara
cukup.
4. Multimetodologi dipandang cocok dengan postmodernism.
Namun demikian ada beberapa risiko penggunaan pendekatan multimetodologi
yang mempengaruhi layak tidaknya menggunakannya. Beberapa persoalan yang
dihadapinya adalah sebagai berikut:
1. Banyak paradigma merupakan hal yang aneh satu sama lainnya. Namun
demikian, sekali pemahaman atas perpedaan itu hadir, hal itu dapat
menjadi sebuah keuntungan untuk melihat banyak segi, dan
kemungkinan pemecahannya akan datang dengan sendirinya.
2. Persoalah-persoalan budaya mempengaruhi pandangan dan kemampuan
analisis. Pengetahuan terhadap satu paradigm baru tidaklah cukup untuk
mengatasi penyimpangan-penyimpangan yang potensial; hal yang
demikian itu harus dipelajari melalui praktek dan pengalaman.
3. Orang memiliki kemampuan kognitif yang mempengaruhi kemampuan
koginitif mereka untuk memilih paragigma tertentu. Pemikir yang logis
akan lebih mudah memahami kegunaan metodologi kuantitatif. Adalah
mudah untuk bergerak dari kuantitatif ke kualitatif, tetapi bukanlah
demikian untuk hal yang sebaliknya.
Multi metodologi diinginkan dan layak karena dia memberikan pandangan yang
lebih lengkap, dan karena persyaratan selama fase-fase intervensi yang berbeda
(sebagai contoh misalnya dalam kegiatan penelitian evaluasi proyek)
menghendaki tuntutan-tuntutan khusus terhadap metodologi yang umum.
Sementara pekerjaan penelitian evaluasi proyek yang demikian itu menuntut
kepiawaian tertentu, adalah lebih efektif untuk memilih alat yang paling tepat
yang ada ditangan si peneliti.
Multi metodologi dapat dipergunakan bila kita bermaksud untuk bergerak dari
penelitian pada fase awal ke fase lanjutan. Pertama kita berkeinginan
mengeksplorasi data secara kualitatif untuk mengembangkan instrumen untuk
mengidentifikasi variabel-variabel yang akan diuji hubungannya lebih lanjut
pada fase penelitian kuantitatif. Kita masuk pada multimetodologi bila kita ingin
menindaklanjuti penelitian kuantitatif dengan yang kualitatif untuk memperoleh
informasi khusus yang lebih terinci.
Namun demikian multimethodologi memperoleh kritik dari para penganut
incompatibility thesis – khususnya kaum post-structuralist dan post-modernists.
Mereka menyatakan bahwa multimetodologi secara melekat adalah salah.
Paradigma kuantitatif dan paradigma kualitatif Itidak harus dicampur
http://en.wikipedia.org/wiki/Multimethodology
Multi metodologi dapat diartikan sebagai metodologi yang menitik beratkan
pada pertanyaan penelitian yang memerlukan pemahaman kontekstual
mengenai kehidupan nyata, menggunakan multi perspektif, dan dipengaruhi
oleh konteks budaya. Multi metodologi dapat juga diartikan sebagai penelitian
yang menggunakan penelitian kuantitatif setepat-tepatnya untuk menilai ukuran
dan frekuensi dari suatu konsep dan menggunakan secara bersama-sama
penelitian kualitatif setepat-tepatnya dalam mengeksplorasi makna serta
pemahaman dari suatu konsep. Dengan demikian melalui multi metodologi
suatu konsep dinilai mengenai ukuran dan frekuensinya, serta dieksplorasi
mengenai makna dan pemahamannya. Dalam uapaya untuk memenuhi dua
tujuan itu multi metodologi menggunakan metode ganda. Dengan demikian
multi metodologi adalah bermaksud untuk mengintegrasikan dan
mengonbinasikan kedua pendekatan penelitian dengan maksud untuk mengisi
keelemahan masiang-masing pendekatan dengan memanfaatkan kekuatan yang
dimiliki oleh masing-masing. Dengan cara demikian multi metodologi dapat
mengerangkakan penelitiannya dalam posisi filosofis dan teoretiknya.
Secara filosofis (Green, 2007) penelitian multi metodologi menggunakan dan
sering membuat perbedaan secara tegas kedudukan-kedudukan filosofisnya.
Posisinya adalah menjembatani pandangan kaum positivis dan kaum
konstruktivis, perspektif pragmatik, dan perspektif transformatif. These
positions often are referred to as dialectal stances that bridge postpositivist and
social constructivist worldviews, pragmatic perspectives, and transformative
perspectives (Greene, 2007). Green member contoh, peneliti-peneliti yang
berpegang teguh pada posisi filosofis yang berbeda menyatakan bahwa
penelitian multi metodologi dapat bersifat menantang karena adanya
ketegangan akibat dari pertentangan yang diciptakan oleh bedanya keyakinan.
Namun demikian multi metodologi juga merepresentasikan suatu kesempatan
untuk mentransformasikan ketegangan-ketegangan itu kedalam pengetahuan
baru melalui suatu penemuan yang bersifat dialektis. Perspektif pragmatik
menekankan pada penggunaan “apa yang berjalan” dengan menggunakan
keragaman pendekatan, memberikan jawaban utama terhadap arti pentingnya
pertanyaan penelitian dan jawabannya, dan menilai keduanya sebagai
peengetahuan yang obyektif dan subyektif (Morgan, 2007). Perspektif
transformative menyarankan suatu kerangka kerja yang memiliki orientasi bagi
telaah multi metodologi didasarkan pada masyarakat yang lebih demokratis
yang mengijinkan seluruh prosses penelitian mulai dari rumusan masalah
sampai dengan kesimpulan dan penggunaan hasil-hasilnya (Mertens, 2009).
Multi metodologi mulai dengan anggapan bahwa peneliti dalam memahami
dunia sosial mengumpulkan bukti berdasarkan atas sifat dari pertanyaan dan
berdasarkan atas orientasi teoretik yang dianut. Penyelidikan sosial diarahkan
pada berbagai sumber dan yang mempengaruhi perumusan masalah. Penelitian
kuantitatif ditujukan untuk mengukur gejala sosial yang telah diketahui dan
pola-pola hubungan antar gejala sosial, dan menyimpulkan adanya hubungan
sebab akibat. Penelitian kualitatif maksudnya adalah mengidentifikasi berbagai
proses yang sebelumnya tidak diketahui, menjelaskan mengapa dan bagaimana
gejala itu terjadi, dan menjelaskan akibatnya (Pasick et al., 2009). Sedangkan
multi metodologi mengumpulkan data kuantitatif melalui sejumlah daftar
pertanyaan seperti misalnya kuesioner atau pedoman wawancara terstruktur
melalui survei dan mengumpulkan bukti-bukti kualitatif melalui berbagai teknik
pengumpulan data seperti misalnya wawancara mendalam dan pengamatan.
Multi metodologi bermaksud mengumpulkan data baik kuantitatif maupun
kualitatif dan mengombinasikan kekuatan masing-masing metode untuk
menjawab pertanyaan penelitian yang diketengahkan oleh peneliti.
Di dalam multi metodologi, peneliti secara sengaja mengintegrasikan atau
mengombinasikan metode kuantitatif dan kualitatif, dan bukan memisahkannya.
Gagasan dasarnya mengapa menggunakan keduanya adalah memanfaatkan
keuatan masing-masing dan meminimalkan kelemahan masing-masing. Dalam
hal demikian ini muncul tiga masalah yaitu bagaimana mengintegrasikan
bentuk-bentuk data yang berbeda. Tiga cara diketengahkan oleh Creswell &
Plano Clark, (2011): yaitu menggabungkan data, menghubungkan data, dan
menempelkan data.
1.
2.
Menggabungkan data. Penyatuan data dilakukan dengan cara
mengombinasikan data kualitatif dalam bentuk teks dengan data
kuantitatif dalam ujud informasi angka. Penyatuan ini dicapai melalui
melaporkan hasil secara bersama-sama di dalam hasil dan pembahasan
hasil seperti misalnya pertama melaporkan hasil temuan kuantitatif yang
berupa angka dan disusul oleh kutipan-kutipan kualitatif yang
mendukung atau menentang hasil kuantitatif. Atau dapat juga diperoleh
dengan cara mengubah bentuk satu perangkat data (misalnya
menghitung kejadian dari suatu tema-tema seperangkat data kualitatif)
agar supaya hasil kualitatif yang dirubah bentuk itu dapat dibandingkan
dengan seperangkat data kuantitatif (Sandelowski, Voils, & Knafl, 2009).
Penyatuan ini dapat juga dengan cara menggunakan tabel-tabel atau
gambar-gambar yang menyajikan baik hasil penelitian kuantitatif
maupun kualitatif.
Menghubungkan data. Penyatuan ini dengan cara menganalisis satu
perangkat data (misalnya hasil penelitian survei) dan kemudian
3.
menggunakan informasi dari data survei itu untuk menginformasikan
bagi pengumpulan data berikutnya (misalnya menggunakan wawancara).
Dengan cara ini penyatuan terjadi dengan cara menghubungkan analisis
hasil penelitian tahap awal dengan hasil penelitian tahap berikutnya
Melekatkan atau Menempelkan data. Bentuk integrasi ini dengan cara
seperangkat
data
yang
menjadi
prioritas
sekunder
dilekatkan/ditempelkan pada rancangan utama sebagai rancangan
primer. Contohnya adalah peneliti menempelkan data tambahan data
kualitatif mengenai bagaimana peserta program merasakan pengaruh
dari suatu perlakuan selama penelitian eksperimental. Dalam hal ini
priorotas utamanya adalah penelitian eksperimental, dan prioritas
keduanya adalah penelitian kualitatif. Sebaliknya, penelitian kualitatif
dapat dilakukan mendahului penelitian eksperimental untuk
memberikan penjelasan perkembangan yang mengikuti hasil
eksperimental yang dapat membantu menjelaskan hasil hasil percobaan.
Apakah syarat menggunakan multi metodologi? Masaalah penelitian cocok
menggunakan multi metodologi. Masalah penelitian yang paling cocok
menggunakan multi metodologi adalah bila masalah itu tidak cukup dijawab
dengan satu pendekatan penelitian melainkan memerlukan perspektif ganda
dalam memahami dan menjawab masalah penelitian. Melalui perspektif ganda
peneliti dapat memperluas dan memperkaya suatu makna daripada peneliti
hanya menggunakan perspektif tunggal. Peneliti juga dapat mengaitkan temuan
kedalam konteks yang lebih makro seperti misalnya mengaitkan perilaku
individu yang dikaitkan dengan situasi makro seperti misalnya situasi global.
Temuan-temuan kuantitatif tidak hanya cukup dijelaskan mengenai
kuantitasnya saja tetapi perlu dipaahami melalui penafsiran kualitatif.
Sebaliknya penjelajahan mengenai situasi kancah penelitian melalui eksplorasi
kualitatif dapat membimbing kepenelitian lebih lanjut yang dapat memberikan
deskripsi kuantitatif dan pengembangan instrument bagi pengukuran suatu
gejala yang diteliti. Dengan cara memasukkan penelitian kualitattif peneliti
dapat mempelajari masalah penelitian yang dia ketengahkan, memahami
kompleksitas gejala, menyusun ukuran-ukuran konsep yang rumit, mengerti
interaksi yang terjadi, peristiwa sehari-hari, dan dapat mengarah ke studi
eksperimental.
Alasan lain mengapa menggunakan multi metodologi adalah mengembangkan
gambaran yang saling mengisi, membandingkan, memvalidasi, atau melakukan
triangulasi hasil, memberikan gambaran mengenai perubahan-perubahan yang
berkaaitan dengan konteks tertentu, atau mengkaji proses bersamaan dengan
hasil (Plano Clark, 2010). Alasan lainnya adalah agar memiliki database yang
dibangun oleh satu sama lainnya.
Bagaimana seharusnya merancang multi metodologi?
Merancang multi metodologi perlu mempertimbangkan langkah-langkah umum,
namun demikian perlu diingat bahwa tancangannya tidaklah kaku. Berikut
adalah langkah-langkah yang perlu dipertimbangkan khususnya bagi peneliti
yang masih awal dalam menggunakan multi metodologi.
Mempertimbangkan filosifi dan teori penelitian yang dipergunakan untuk
mendekati realita social yang hendak dijelaskan. Peneliti perlu
mempertimbangkan ontologi, epistemologi, dan aksiologi dari pandangan si
peneliti itu sendiri, apakah dia cocok dengan pandangan kuantitatif dan
kualitatif secara bersama-sama.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Mempertibangkan sumber-sumber yang tersedia. Dilihat dari sisi waktu,
multi metodologi lebih memerlukan waktu yang lebih panjang bila
dibandingkan dengan single approach method. Dari sisi skill
(ketrampilan) juga menuntut peneliti menguasai dua macam skill, skill
menulis dan skill statistik. Dari sisi danapun diperlukan anggaaran biaya
yang lebih besar.
Mempertimbangkan masalah penelitian yang hendak dijawab dan alsan
mengapa memilih multi metodologi.
Menyatakan tujuan penelitian dan pertanyaan penelitian yang perlu
dijawab dengan metode kuantitatif, metode kualitatif, dan metode
campuran. Dan satukanlah alasan itu untuk melakukan penelitian dengan
menggunakan metode campuran.
Menentukan teknik pengumpulan data dan analisis datanya baik yang
kuantitatif maupun yang kualitatif. Menentukan data mana yang
diberikan tekanan, dan bagaimana cara menyatukan data kuantitatif dan
data kualitatif.
Memilih rancangan multi metodologi yang dapat membantu merumuskan
pertanyaan penelitian, pengumpulan data, dan analisis data.
Mengumpulkan dan menganalisis data baik yang kuantitatif maupun
yang kualitatif.
Menafsirkan temuan penelitian bagaimana multi metodologi memberikan
sumbangan dalam menjawab pertanyaan penelitian.
Menulis laporan akhir yang menunjukkan secara jelas sumbangan multi
metodologi.
Download