Rancangan Sistem Distribusi Energi Terbarukan Terintegrasi

advertisement
Rancangan Sistem Distribusi Energi Terbarukan
Terintegrasi
Dikirim oleh phonda_85 pada 29 September 2015 | Komentar : 0 | Dilihat : 4719
Rancangan OVORE
Kebutuhan Energi dunia semakin hari semakin meningkat. Menurut Prediksi International Energy Agency (IEA)
hingga tahun 2030 permintaan energi dunia meningkat sebesar 45% atau rata-rata mengalami peningkatan sebesar
1,6% per tahun. Sekitar 80% kebutuhan energi dunia tersebut dipasok dari bahan bakar fosil, utamanya BBM. Tak
terkecuali Indonesia yang energi utama penggerak kehidupan masyarakatnya berasal dari bahan bakar fosil. Untuk
memperoleh energi yang berkelanjutan, kita memerlukan sumber energi yang terbarukan. Energi terbarukan
merupakan energi dimana siklus materi pembawanya lebih cepat dari konsumsinya, sehingga dianggap tidak akan
pernah habis dalam jangka waktu yang terbatas.
http://prasetya.ub.ac.id/cmsub/javascript/tiny_mce/plugins/pagebreak/img/trans.gif
Indonesia memiliki berbagai macam potensi sumber energi alternatif yang berbeda-beda, tergantung kondisi
wilayah dan letak topografinya. Ada wilayah yang memiliki potensi panas matahari yang cukup besar, ada wilayah
yang memiliki panas bumi yang cukup besar, ada pula wilayah yang memiliki potensi gelombang air laut yang
besar pula. Setiap wilayah memiliki karakteristik dan kelebihan masing-masing dalam hal potensi energi alternatif
terbarukan sehingga tidak bisa dibuat sama rata dalam pengembangan pembangkit listrik terbarukan pada tiap-tiap
wilayah. Oleh karena itu, tiap wilayah perlu mengembangkan potensi sumber energi alternatif yang dimiliki sesuai
dengan karakteristik yang dimiliki wilayah. Dengan begitu maka energi listrik yang dihasilkan dapat maksimal dan
terintegrasi antar wilayah sehingga ada kesinambungan antara pembangkit listrik yang satu dengan yang lain.
Selama ini pemerintah hanya menyediakan listrik dari PLN. Kondisi ini mengesankan kita dimonopoli untuk selalu
tergantung perusahaan energi. Padahal jika kita bisa memanfaatkan dan mengembangkan sumber daya yang
dimiliki dari tiap-tiap daerah, tentu akan bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan energi. Setidaknya, untuk
cakupan daerah kecil seperti satu desa, bisa mengembangkan teknologi pemanfaatan energi untuk menuju
kemandirian listrik.
Adanya potensi tersebut, menginspirasi tiga mahasiswa Jurusan Fisika Universitas Brawijaya (UB) yaitu Herlina
Nurazizah, Irwan Syah Erlangga dan Pramudika Alfian Kumara untuk membuat konsep One Village One
Renewable Energy (OVORE). Konsep ini dirasa menjadi sangat menarik untuk dilakukan dengan adanya House of
Renewable Energy tiap desa. House of Renewable Energy merupakan nama bagi pembangkit listrik energi
terbarukan skala kecil (mini) yang akan dibangun di tiap-tiap desa sebagai sumber energi alternatif yang akan
mensuplai listrik bagi warga desa mereka. Selain itu, pada tiap-tiap pembangkit listrik dilakukan pengintegrasian
antar wilayah dengan berbasis SCADA. "Pengintegrasian disini adalah penyatuan atau penggabungan pusat kendali
pada tiap-tiap House of Renewable Energy supaya lebih mudah dalam mengontrol dan memonitoring energi listrik
yang dihasilkan di tiap daerah. Sehingga pemerintah dapat melakukan manajemen secara efisien dan maksimal,"
ungkap Herlina.
Menurut Irwan selaku ketua tim, strategi usulan kepada pemerintah yang mungkin diterapkan adalah yang pertama
meningkatkan kegiatan studi dan penelitian yang berkaitan dengan pelaksanaan identifikasi setiap jenis potensi
sumberdaya energi terbarukan secara lengkap di setiap wilayah. Setelah itu, dilakukan upaya perumusan spesifikasi
dasar dan standar rekayasa sistem konversi energi yang sesuai dengan kondisi wilayah. Upaya selanjutnya adalah
perbaikan kontinuitas penyediaan energi listrik, pengumpulan pendapat dan tanggapan masyarakat tentang
pemanfaatan energi terbarukan tersebut.
Keuntungan utama dari penerapan konsep ini adalah menekan biaya investasi dengan menjajagi kemungkinan
produksi massal sistem pembangkitannya. Selain itu juga mengupayakan agar sebagian komponennya dapat
diproduksi di dalam negeri, sehingga tidak semua komponen harus diimpor dari luar negeri.
Upaya terakhir adalah melakukan sosialisasi pemanfaatan energi terbarukan sekaligus mengadakan analisis dan
evaluasi lebih mendalam tentang kelayakan operasi sistem di lapangan dengan pembangunan beberapa proyek
percontohan. Pemerintah dapat memberi prioritas pembangunan pada daerah yang memiliki potensi sangat tinggi,
baik teknis maupun sosio-ekonomisnya.
Gagasan ini menjadi finalis Pekan Ilmiah Mahasiswa ke-28 yang diadakan oleh Kemenristekdikti. Diharapkan,
dengan dirancangnya konsep OVORE yang terintegrasi antar wilayah berbasis SCADA ini, masyarakat lebih
menyadari pentingnya pemanfaatan potensi energi listrik terbarukan dan dapat mengurangi krisis energi nasional.
Sehingga di masa depan dapat terwujud Indonesia sebagai negara 100% mandiri energi dan 100% terelektrifikasi.
[ponda/Humas UB]
Artikel terkait
Gapoktan Sebagai Salah Satu Upaya Ketahanan Pangan Nasional
Kembangkan Potensi Diri, UB Gelar Upacara Hari Santri Nasional
Tim Reog Universitas Brawijaya Ikut Meriahkan Jatim Specta Carnival 2017
30 Mahasiswa Unjuk Gigi di Cabor Karate Olimpiade Brawijaya 2017
Olimpiade Brawijaya Cabang Lomba Menyanyi Dangdut dan Pop Sedot Animo Penonton
Download