BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Komunikasi

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Komunikasi Massa
Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media
massa pada sejumlah besar orang (Bittner, 1996). Dari definisi tersebut dapat
diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa. Jadi,
sekalipun komunikasi itu disampaikan kepada khalayak yang banyak, seperti
rapat akbar di lapangan luas yang dihadiri oleh ribuan, bahkan puluhan orang,
jika tidak menggunakan media massa, maka itu bukan komunikasi massa. Media
komunikasi yang termasuk media massa adalah radio siaran dan televisi
(keduanya dikenal sebagai media elektronik); surat kabar dan majalah (keduanya
dikenal sebagai media cetak); serta media film. Film sebagai media komunikasi
massa adalah film bioskop. (Nurudin, 2013)
2.1.2 Fungsi – Fungsi Komunikasi massa
Secara umum komunikasi massa berfungsi untuk menyebarluaskan
informasi, meratakan pendidikan, merangsang pertumbuhan ekonomi dan
menciptakan kegembiraan dalam hidup seseorang. Namun seiring dengan
perkembangan teknologi komunikasi yang begitu cepat terutama dalam bidang
7
penyiaran, media audiovisual, bahkan media cetak, menyebabkan fungsi media
massa telah mengalami banyak perubahan. (Nurudin, 2013)
Berikut ini beberapa fungsi komunikasi massa dalam masyarakat, yaitu :
1. Informasi
Fungsi informasi merupakan fungsi yang paling penting yang terdapat
dalam komunikasi massa. Komponen paling penting untuk mengetahui
fungsi informasi ini adalah berita-berita yang disajikan. Iklan pun dalam
beberapa hal memiliki fungsi memberikan informasi di samping fungsifungsi yang lain.
Dalam perkembangan jurnalistik saat ini, media massa yang hanya
menulis atau menyajikan berita dengan mengemukakan fakta-fakta tidak
mencukupi lagi. Di mata Jakob Oetama (2001) sebuah berita bukanlah
kejadiannya, tetapi laporan tentang sesuatu kejadian yang aktual dan
bermakna. Kejadiannya sendiri merupakan sesuatu yang objektif, sedangkan
bagaimana kejadian itu dipilih menjadi berita atau dilaporkan sebagai berita,
jelas sesuatu yang subjektif. Hal apa yang terungkap dari pernyataan tersebut
adalah bahwa harus ada perkembangan baru dalam proses pencarian dan
pembuatan berita untuk surat kabar. Fakta di lapangan yang disajikan surat
kabar tidak akan memiliki bobot nilai tinggi jika tidak ada makna yang
terkandung dalam berita tersebut.
8
2. Hiburan
Fungsi hiburan untuk media elektronik menduduki posisi yang paling
tinggi dibandingkan dengan fungsi-fungsi yang lain. Masalahnya, masyarakat
kita masih menjadikan televisi sebagai media hiburan. Dalam sebuah
keluarga, televisi bisa sebagai perekat keintiman keluarga itu karena masingmasing anggota keluarga mempunyai kesibukan sendiri-sendiri, misalnya
suami dan istri kerja seharian sedangkan anak-anak sekolah. Setelah
kelelahan dengan aktivitasnya masing-masing, ketika malam hari berada di
rumah, kemungkinan besar mereka menjadikan televisi sebagai media
hiburan sekaligus sarana untuk berkumpul bersama keluarga. Hal ini
mendudukan televisi sebagai alat utama hiburan (untuk melepaskan lelah).
Acara hiburan itu juga dianggap perekat keluarga karena dapat ditonton
bersama-sama sambil bercanda atau “ngemil”.
Hal ini sangat berbeda dengan media cetak. Media cetak biasanya tidak
menempatkan hiburan pada posisi paling atas, tetapi informasi. Namun
demikian, media cetak pun tetap memfungsikan hiburan. Gambar-gambar
berwarna yang muncul di setiap halaman, adanya teka-teki, dan cerita
bergambar (cergam) menjaid beberapa ciri bahwa media cetak juga
memberikan layanan hiburan.
3. Persuasi
Fungsi persuasif komunikasi massa tidak kalah pentingnya dengan fungsi
informasi dan hiburan. Banyak bentuk tulisan yang kalau diperhatikan sekilas
hanya berupa informasi, tetapi jika diperhatikan secara lebih jeli ternyata
9
terdapat fungsi persuasi. Tulisan pada tajuk rencana, artikel, dan surat
membaca merupakan contoh tulisan persuasif.
Aktivitas Public Relation (PR) dan promosi dalam komunikasi tatap
muka juga menjadi bentuk dari fungsi persuasif. Bahkan, jika aktivita PR dan
promosi khusus dilakukan melalui media massa, semua itu tidak lepas dari
usaha untuk mempengaruhi orang lain.
Banyak hal yang dibaca, didengar, dan dilihat khalayak penuh dengan
kepentingan persuasif ini. Kampanye politik yang secara periodik menyita
perhatian kita di media massa, hamper murni persuasif. Berita-berita yang
berasal dari pemerintah pada semua tingkatan mempunyai basis dasar
propaganda yang bertujuan untuk memengaruhi. Apa yang dilihat, didengar,
dan dibaca khalayak di media didesain untuk memengaruhinya. Ratusan film
dibuat di Amerika setiap tahun berhubungan dengan informasi dan
khususnya persuasif.
Bagi Joseph A. Devito (1997) fungsi persuasi dianggap sebagai fungsi
yang paling penting dari komunikasi massa. Persuasi bisa datang dari
berbagai macam bentuk :
a. Mengukuhkan atau memperkuat sikap, kepercayaan, atau nilai
seseorang.
b. Mengubah sikap, kepercayaan, atau nilai seseorang.
c. Menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu.
d. Memperkenalkan etika, atau menawarkan sistem nilai tertentu.
10
4. Pendidikan
Media massa merupakan sarana pendidikan bagi khalayaknya (mass
education). Karena media massa banyak menyajikan hal-hal yang sifatnya
mendidik. Salah satu cara mendidik yang dilakukan media massa adalah
melalui pengajaran nilai, etika, serta aturan-aturan yang berlaku kepada
pemirsa atau pembaca. Media massa melakukannya melalui drama, cerita,
diskusi, dan artikel. Contohnya, dalam televisi swasta ada acara pendidikan
bagi ibu dan balita yang dipandu oleh orang-orang yang berkompeten dalam
bidang-bidang yang ada kaitannya dengan pendidikan anak-anak.
2.1.3 Elemen – Elemen Komunikasi Massa
Dalam komunikasi massa pengirim sering disebut sebagai sumber
(source) atau komunikator, sedangkan penerima pesan yang berjumlah
banyak disebut audience, komunikan, pendengar, pemirsa, penonton, atau
pembaca. Sementara itu, saluran dalam komunikasi massa yang dimaksud
antara lain televisi, radio, surat kabar, buku, film, kaset / cd, dan internet
yang juga sering disebut sebagai media massa. Ada beberapa elemen dalam
komunikasi massa, antara lain komunkator, isi, audience, umpan balik,
gangguan (saluran dan semantik), gatekeeper, pengatur, filter, dan efek.
(Nurudin, 2013)
1. Komunikator
Komunikator
dalam
komunikasi
massa
sangat
berbeda
dengan
komunikator dalam bentuk komunikasi yang lain. Komunikator di sini
11
meliputi jaringan, stasiun lokal, direktur, dan staff teknis yang berkaitan
dengan sebuah acara televisi. Jadi, komunikator merupakan gabungan dari
berbagai individu dalam sebuah lembaga media massa.
Dengan demikian, komunikator dalam komunikasi massa bukan individu,
tetapi kumpulan orang yang bekerja sama satu sama lain. Meskipun ada
orang yang dominan, pada akhirnya ia akan terbatasi perannya oleh aturan
kumpulan orang. Kumpulan orang itu bisa disebut organisasi, lembaga,
institusi, atau jaringan. Jadi, apa yang dikerjakan komunikator dalam
komunikasi massa itu “atas nama” lembaga dan bukan atas nama masingmasing individu dalam lembaga tersebut.
Komunikator dalam komunikasi massa bersifat mencari keuntungan.
Bukan semata-mata mencari keuntungan, tetapi orientasi keuntungan menjadi
dasar pembentukkan organisasi. Media massa tentu tidak menyiarkan
informasi semata, tetapi membutuhkan pemasukkan bagi kelangsungan hidup
lembaga itu sendiri. Bagaimana mungkin sebuah lembaga media massa akan
bisa bertahan sementara orang-orang di dalamnya tidak mendapatkan gaji?
Penghasilan ini hanya bisa didapatkan ketika pemasukkan pada media massa
tetap ada, dan itu semua bisa dilakukan kalau lembaga itu berorientasi profit.
Dengan demikian, lembaga di sini, bukan lembaga sosial atau lembaga amal.
Jadi, organisasi ini selain berusaha untuk mendapatkan keuntungan,
susunannya begitu kompleks dengan banyaknya unsur yang ada.
12
2. Isi
Masing-masing media massa mempunyai kebijakkan sendiri-sendiri
dalam pengelolaan isinya. Sebab, masing-masing media melayani masyarakat
yang beragam juga menyangkut individu atau kelompok sosial. Bagi Ray
Eldon Hieber dkk (1985) isi media setidak-tidaknya bisa dibagi ke dalam
enam kategori yakni :
1. Berita dan informasi.
2. Analisis dan interpretasi.
3. Pendidikan dan sosialisasi.
4. Hubungan masyarakat dan persuasi.
5. Iklan dan bentuk penjualan lain.
6. Hiburan
Berita dan informasi merupakan hal pokok yang harus dimiliki oleh
media massa. Setiap hari media massa memberikan informasi dan berbagai
kejadian di seluruh dunia kepada para audience-nya. Televisi menyediakan
laporan terkini sebagai salah satu tanggung jawab menyediakan berbagai
informasi kejadian di seluruh dunia kepada penontonnya. Surat kabar
menyediakan berbagai bentuk informasi agar masyarakat memahami dan
lebih tahu. Media cetak tidak hanya memberitakan dengan bentuk straight
news semata, tetapi juga feature, investigative reporting (laporan investigasi),
tajuk rencana, dan ulasan lainnya. Intinya media massa menyediakan
informasi yang dibutuhkan masyarakatnya.
13
Di samping itu, media massa tidak sekadar memberitakan, tetapi juga
mengevaluasi dan menganalisis setiap kejadian tersebut. Melalui keahlian
dalm menginterpretasikan pesan dan fakta-fakta dari lapangan, media massa
menyajikan berita yang mudah untuk dipahami. Media cetak menyediakan
interpretasi kejadian yang mungkin sulit dipahami oleh pembacanya. Media
itu memberikan data-data pendukung yang sangat berguna untuk melakukan
interpretasi pesan. Lewat tangan editornya, media cetak membuat tajuk
rencana yang berusaha menjelaskan suatu peristiwa terjadi, meramalkan dan
menunjukkan mana yang baik dan mana yang jelas.
3. Audience
Audience yang dimaksud dalam komunikasi massa sangat beragam, dari
jutaan penonton televisi, ribuan pembaca buku, majalah, koran atau jurnal
ilmiah. Masing-masing audience berbeda satu sama lain diantaranya dalam
hal berpakaian, berpikir, menanggapi pesan yang diterimannya, pengalaman,
dan orientasi hidupnya. Akan tetapi, masing-masing individu bisa saling
mereaksi pesan yang diterimanya.
Menurut Hiebert dan kawan-kawan, audience dalam komunikasi massa
setidak-tidaknya mempunyai lima karakteristik sebagai berikut :
1. Audience cenderung berisi individu-individu yang condong untuk
berbagi pengalaman dan dipengaruhi oleh hubungan sosial di antara
mereka. Individu-individu tersebut memilih produk media yang
mereka gunakan berdasarkan seleksi kesadaran.
14
2. Audience cenderung besar. Besar di sini berarti tersebar ke berbagai
wilayah jangkauan sasaran komunikasi massa. Meskipun begitu,
ukuran luas ini sifatnya bisa jadi relative. Sebab, ada media tertentu
yang khalayaknya mencapai ribuan, ada yang mencapai jutaan. Baik
ribuan maupun jutaan tetap bisa disebut audience meskipun
jumlahnya berbeda, tetapi perbedaan ini bukan sesuatu yang prinsip.
Jadi tak ada ukuran pasti tentang luasnya audience itu.
3. Audience cenderung heterogen. Mereka berasal dari berbagai lapisan
dan kategori sosial. Beberapa media tertentu mempunyai sasaran,
tetapi heterogenitasnya juga tetap ada. Majalah yang dkhususkan
untuk kalangan dokter, memang sama secara profesi, tetapi status
sosial ekonomi, agama, dan umur tetap berbeda satu sama lain.
Pembaca buku ini juga bersifat heterogen.
4. Audience cenderung anonym, yakni tidak mengenal satu sama lain.
Bagaiman mungkin audience bisa mengenal khalayak televisi yang
jumlahnya jutaan. Tidak mengenal tersebut tidak ditekankan satu
kasus per kasus, tetapi meliputi semua audience. Sebab, bisa saja
sesama audience Trans 7, antara anggota keluarga saling mengenal.
Akan tetapi, saling mengenal di sini bukan seperti itu maksudnya.
5. Audience secara fisik dipisahkan dari komunikator. Anda berada di
Yogyakarta yang sedang menikmati acara stasiun televisi di Jakarta.
Bukankah ia dipisahkan dengan jarak ratusan kilometer? Dapat juga
dikatakan audience dipisahkan oleh ruang dan waktu.
15
4. Umpan Balik
Ada dua umpan balik (feedback) dalam komunikasi, yakni umpan balik
langsung (immediate feedback) dan tidak langsung (delayed feedback).
Umpan balik langsung terjadi jika komunikator dan komunikan berhadapan
langsung atau ada kemungkinan bisa berbicara langsung. Misalnya, dalam
komunikasi antarpesona yang melibatkan dua orang atau komunikasi
kelompok. Di dalam komunikasi massa umpan balik biasanya terjadi tidak
secara langsung. Artinya, antara komunikator dengan komunikan dalam
komunikasi massa tidak terjadi kontak langsung yang memungkinkan mereka
mengadakan reaksi langsung satu sama lain.
Umpan balik secara tidak langsung, misalnya bisa ditunjukkan dalam
letter to the editor/surat pembaca/pembaca menulis. Dalam rubrik ini
biasanya sering kita lihat koreksi pembaca atas berita atau gambar yang
ditampilkan media cetak. Tidak terkecuali dengan kritikan yang ditujukan
pada media yang bersangkutan. Kritikan yang ditujukan pada pihak lain
berdasarkan berita yang pernah dimuat juga merupakan salah satu umpan
balik tidak langsung yang dimaksud.
5. Gangguan
Terdapat dua macam gangguan, yaitu :
a. Gangguan Saluran
Gangguan dalam saluran komunikasi massa biasanya selalu ada.
Di dalam media gangguan berupa sesuatu hal, seperti kesalahan cetak,
kata yang hilang, atau paragraph yang dihilangkan dari surat kabar.
16
Hal itu juga termasuk gambar tidak jelas di pesawat televisi,
gangguan gelombang radio, baterai yang sudah aus, atau langganan
majalah yang tidak datang. Kenyataannya, semakin kompleks
teknologi yang digunakan masyarakat, semakin besar pelung
munculnya gangguan. Semakin banyak variasi program acara yang
disajikan, semakin meningkat munculnya gangguan.
Salah satu solusi untuk mengatasi adanya gangguan terhadap
saluran (misalnya) adalah pengulangan acara yang disajikan.
Loyalitas kita pada stasiun televisi tertentu atau pada produk iklan
tertentu merupakan salah satu usaha mengatasi gangguan. Termasuk
di sini, penyiar radio yang berusaha mengulangi nomor telepon yang
disebutnya, atau pengulangan iklan yang disiarkan sepanjang program
acara televisi, iklan department store yang dimunculkan tidak hanya
pagi hari tetapi juga sore hari merupakan usaha mengatasi gangguan
pula.
b. Gangguan semantik
Gangguan yang berhubungan dengan saluran mungkin ada di
mana-mana dan menjadi penghambat dalam komunikasi massa, tetapi
tidak demikian halnya dengan gangguan semantik (kata). Semantik
bisa diartikan sebagai ilmu bahasa yang mempelajari tentang tata
kalimat. Oleh karena itu, gangguan semantik berarti gangguan yang
berhubungan dengan bahasa. Gangguan semantik lebih rumit,
kompleks, dan sering kali muncul. Bisa dikatakan, gangguan
17
semantik adalah gangguan dalam proses komunikasi yang diakibatkan
oleh pengirim atau penerima pesan itu sendiri.
Di dalam komunikasi antarpesona, kita telah mengetahui
gangguan semantik seperti kendala bahasa, perbedaan pendidikan,
status sosial ekonomi, tempat tinggal, jabatan, umur, pengalaman, dan
minat. Hambatan semantik dalam komunikasi massa berbeda, baik
secara kuantitatif maupun kualitatif dari hambatan yang terjadi pada
komunikasi antarpesona. Dari banyaknya perbedaan yang terjadi pada
audience sangatlah mustahil memberikan pesan yang sangat tepat
melalui berbagai perangkat nilai, kebutuhan, hobi, harapan, suasana
hati, minat, pengalaman hidup, dan kemampuan bahasa individu
tertentu. Akan tetapi, media massa berusaha untuk mencoba
mengatasi semua itu. Media massa dianggap sukses mengatasi semua
itu karena memakai pesan yang sederhana dan umum, yang
mengarahkan sasarannya pada nilai, minat yang melekat pada diri
audience yang paling rendah sekalipun, dan seterusnya.
6. Gatekeeper
Istilah gatekeeper ini pertama kali dikenalkan oleh Kurt Lewin dalam
bukunya Human Relations (1947), seorang ahli psikologi dari Australia pada
tahun 1947. Kata tersebut merupakan sebuah istilah yang berasal dari
lapangan sosiologi, tetapi kemudian digunakan dalam lapangan penelitian
komunikasi massa.
18
John R. Bittner (1996) mengistilahkan Gatekeeper sebagai “individuindividu atau kelompok orang yang memantau arus informasi dalam sebuah
saluran komunikasi (massa)”. Jika diperluas maknanya, yang disebut sebagai
gatekeeper adalah orang yang berperan penting dalam media massa seperti
surat kabar, majalah, televisi, radio, internet, video tape, compact disk, dan
buku. Dengan demikian, mereka yang disebut sebagai gatekeeper antara lain
reporter, editor berita, bahkan editor film atau orang lain dalam media massa
yang ikut menentukan arus informasi yang disebarkan.
Bagi Ray Eldon Hiebert, Donald F. Ungurait, dan Thomas W. Bohn
(1985), gatekeeper tidak bersifat pasif negatif, tetapi mereka merupakan
suatu kekuatan kreatif.
7. Pengatur
Ada pola hubungan yang saling terkait antara media massa dengan pihak
lain. Pihak lain yang dimaksud adalah pemerintah dan masyarakat. Hubungan
ini biasanya selalu berjalan tidak harmonis sebab masing-masing pihak
berbeda tuntutan dan saling menguasai satu sama lain. Hal itu pulalah
mengapa hubungan ketiganya bisa disebut sebagai hubungan trikotomi, yakni
hubungan yang tidak serasi antara ketiganya.
Yang dimaksud pengatur dalam media massa adalah mereka yang secara
tidak langsung ikut memengaruhi proses aliran pesan media massa. Pengatur
ini tidak berasal dari dalam media tersebut, tetapi di luar media. Namun
demikian, meskipun di luar media massa, kelompok itu bisa ikut menentukan
kebijakan redaksional. Pengatur tersebut antara lain pengadilan, pemerintah,
19
konsumen, organisasi professional, dan kelompok penekan, termasuk
narasumber, dan pengiklan. Semua itu berfungsi sebagai pengatur.
8. Filter
Filter adalah kerangka pikir melalui nama audience menerima pesan.
Filter ibarat sebuah bingkai kacamata tempat audience bisa melihat dunia.
Hal ini berarti dunia riil yang diterima dalam memori sangat tergantung
dari binngkai tersebut. Ada beberapa filter, antara lain fisik, psikologi,
budaya, dan yang berkaitan dengan informasi.
2.1.4 Majalah
2.1.4.1 Sejarah Singkat Majalah
Keberadaan majalah sebagai media massa tejadi tidak lama setelah surat
kabar. Sebagaimana surat kabar, sejarah majalah diawali dari negara-negara
Eropa dan Amerika.
a. Di Inggris
Majalah di Inggris (London) adalah review yang diterbitkan oleh Daniel
Depoe pada tahun 1704. Bentuknya adalah antara majalah dan surat kabar,
ukuran halaman kecil, serta terbit tiga kali satu minggu. Defoe bertindak sebagai
pemilik, penerbit, editor, sekaligus sebagai penulisnya. Tulisannya mencakup
berita, artikel, kebijakan nasional, aspek moral dan lain-lain. Tahun 1790,
Richard Steele membuat majalah The Tatler, kemudian bersama-sama dengan
Joseph Addison ia menerbitkan The Spectator. Majalah tersebut berisi masalah
politik, berita-berita internasional, tulisan yang mengandung unsur-unsur moral,
berita-berita hiburan (teater) dan gossip (Rema Karyanti Soenandar, 2007: 116)
20
b. Di Amerika
Benjamin Franklin telah memelopori penerbitan majalah di Amerika
serikat tahun 1740, yakni General Magazine dan Historical Chronicle. Tahun
1820-an sampai 1840-an merupakan zamannya majalah (the age of magazines).
Majalah yang paling popular saat itu adalah Saturday Evening Post yang terbit
tahun 1821, dan North American Review.
Pada pertengahan abad 20 tidak ada majalah yang sesukses Reader’s
Digest yang diterbitkan oleh suami istri Dewitt Wallace dan Lila (keduanya anak
pendeta), pada tahun 1922, ketika mereka masih berusia 20 tahun. Pada tahun
1973 Reader’s Digest dapat mencapai pelanggan sebanyak 18 juta untuk
pembaca di Amerika saja, dan pembaca lainnya di dunia. Keberhasilan Reader’s
Digest telah mendorong anak pendeta lainnya, yakni Henry Luce, lulusan Yale
University, untuk menerbitkan majalah Time bersama-sama dengan Britom
Hadden. Selanjutnya Luce menerbitkan majalah Life, Fortune dan Sport
Illustrated. Life merupakan majalah berita yang banyak menggunakan foto.
Meskipun merupakan majalah foto, foto-foto tersebut berfungsi sebagai alat
informasi, menghibur dan memengaruhi. Majalah lainnya yang sukses adalah
Playboy yang diterbitkan Hugh Hefner tahun 1953. Playboy adalah majalah
khusus untuk pria yang pada tahun 1970-an, dan sirkulasinya mencapai enam
juta eksemplar.
c. Di Indonesia
Sejarah keberadaan majalah sebagai media massa di Indonesia dimulai
menjelang dan pada awal kemerdekaan Indonesia. Di Jakarta pada tahun 1945
21
terbit majalah bulanan dengan nama Pantja Raja pimpinan Markoem
Djojohadisoeparto (MD) dengan prakata dari Ki Hadjar Dewantoro selaku
Menteri Pendidikan pertama RI. Di Ternate, pada bulan oktober 1945 Arnold
Monoutu dan Dr. Hassan Missouri menerbitkan majalah mingguan Menara
Merdeka yang memuat berita-berita yang disiarkan RRI. Menara Merdeka berani
dan tegas mengemukakan kaum Republikan setempat di tengah keganasan
serdadu Belanda, juga menyerukan persatuan bangsa Indonesia. Menara
Merdeka bertahan sampai pada tahun 1950. Majalah-majalah lain yang terbit
setelah kemerdekaan, antara lain: Pahlawan (Aceh); majalah sastra Arena
(Yogyakarta), yang dipimpin oleh H. Usmar Ismail; majalah Sastrawan (Malang),
yang diterbitkan oleh Inu Kertapati; dan majalah Seniman (Solo), pimpinan
Trisno Soemardjo, dan penerbitnya Seniman Indonesia Muda. Siauw Giok Tjan
menerbitkan majalah bulanan Liberty. Di Kediri terbit majalah berbahasa Jawa
Djojobojo¸pimpinan Tadjib Ermadi. Para anggota Ikatan Pelajar Indonesia di
Blitar menerbitkan majalah berbahasa Jawa, Obor (suluh) yang ditujukan untuk
memberi penerangan bagi rakyat yang berada di pelosok-pelosok, yang pada
umumnya belum bisa berbahasa Indonesia. Pelajar-pelajar di Kediri menerbitkan
majalah tengah bulanan Pelajar Merdeka. Majalah untuk kaum wanita dengan
nama Wanita terbit di Solo di bawah pimpinan Sutiah Surjohadi. Sedangkan
majalah Soeara Perkis dan Bulan Sabit diterbitkan oleh Gerakan Pemuda Islam
Indonesia cabang Solo (Soenendar, 2007:114-118).
2.1.4.2 Kategorisasi Majalah
22
Tipe suatu majalah ditentukan oleh sasaran khalayak yang dituju. Artinya,
sejak awal redaksi sudah menentukan siapa yang akan menjadi pembacanya,
apakah anak-anak, remaja, wanita dewasa, pria dewasa atau untuk prmbaca
umum dari remaja sampai dewasa. Bisa juga sasaran pembacanya kalangan
profesi tertentu, seperti pelaku bisnis; atau pembaca dengan hobi tertentu, seperti
bertani, beternak dan memasak.
Majalah-majalah yang terbit semasa Orde Baru dapat dikategorikan
sebagai berikut :
a. Majalah berita
: Tempo, Gatra, Sinar, Tiras.
b. Majalah keluarga
: Ayahbunda, Parenting, Good House keeping.
c. Majalah wanita
: Femina, Kartini, Cosmopolitan, Herworld,
Female, Cita Cinta, Chic.
d. Majalah pria
: Matra, FHM, Playboy, Maxim, Popular.
e. Majalah remaja wanita
: Gadis, Cosmogirl, Seventeen.
f. Majalah remaja pria
: Hai.
g. Majalah anak-anak
: Bobo, Ganesha, Girls, Fantasi.
h. Majalah ilmiah populer
: Prisma, National Geographic.
i. Majalah umum
: Intisari, Warnasari Reader’s Digest.
j. Majalah hukum
: Forum Keadilan.
k. Majalah pertanian
: Trubus.
l. Majalah humor
: Humor.
m. Majalah Olahraga
: Bolavaganza, 442, Golf Digest.
n. Majalah agama
: Amanah, Ummat.
23
o. Majalah berbahasa daerah : Mangle (Sunda, Bandung), Djaka Lodang (Jawa,
Yogyakarta).
p. Majalah hobi
: Fotoplus, snap (majalah Fotografi), Mobilmotor,
Motoplus (majalah otomotif), Cinemagz, Movie Monthly (majalah Film).
q. Majalah musik
: Trax, Rolling Stones, Ripple.
r. Majalah profesi
: Majalah-majalah yang diterbitkan oleh asosiasi
profesi yang isinya spesifik mengenai profesi tersebut.
2.1.4.3 Fungsi Majalah
Mengacu pada sasaran khalayaknya yang spesifik, maka fungsi utama
media berbeda satu dengan yang lainnya. Majalah berita seperti Gatra mungkin
lebih berfungsi sebagai media informasi tentang berbagai peristiwa dalam dan
luar negeri, dan fungsi berikutnya adalah hiburan. Majalah wanita dewasa seperti
Femina, meskipun isinya relative menyangkut berbagai informasi dan tips
masalah kewanitaan, lebih bersifat menghibur. Fungsi informasi dan mendidik
mungkin lebih menjadi prioritas berikutnya. Majalah pertanian Trubus fungsi
utamanya adalah member pendidikan mengenai cara bercocok tanam, sedangkan
fungsi berikutnya mungkin informasi.
2.1.4.4 Karakteristik Majalah
Majalah merupakan media yang paling simple organisasinya, relatif lebih
mudah mengelolanya, serta tidak membutuhkan modal yang banyak. Majalah
juga dapat diterbitkan oleh setiap kelompo masyarakat, di mana mereka dapat
dengan leluasa dan luwes menentukan bentuk, jenis dan sasaran khalayaknya.
24
Meskipun sama-sama sebagai media cetak, majalah tetap dapat dibedakan
dengan surat kabar karena majalah memiliki karakteristik tersendiri, yaitu :
a. Penyajian lebih dalam
Frekuensi terbit majalah pada umumnya adalah mingguan, selebihnya dwi
mingguan, bahkan bulanan (1x sebulan). Majalah berita biasanya terbit
mingguan, sehingga para reporternya punya waktu yang cukup lama untuk
memahami dan mempelajari suatu peristiwa. Mereka juga mempunyai waktu
yang leluasa untuk melakukan analisis terhadap peristiwa tersebut, sehingga
penyajian berita dan informasinya dapat dibahas secara lebih dalam. Analisis
beritanya dapat dipercaya dan didasarkan pada buku referensi yang relevan
dengan peristiwa.
b. Nilai aktualitas lebih lama
Apabila nilai aktualitasnya surat kabar hanya berumur satu hari, maka nilai
aktualitas majalah bisa satu minggu.
c. Gambar/foto lebih banyak
Jumlah halaman majalah lebih banyak, sehingga selain penyajian beritanya
yang mendalam, majalah juga dapat menampilkan gambar/foto yang lengkap,
dengan ukuran besar dan kadang-kadang berwarna, serta kualitas kertas yang
digunakannya pun lebih baik. Foto-foto yang ditampilkan majalah memiliki
daya tarik tersendiri, apalagi apabila foto tersebut sifatnya eksklusif.
d. Kover sebagai daya tarik
Disamping foto, kover atau sampul majalah juga merupakan daya tarik
tersendiri. Kover adalah ibarat pakaian dan aksesorisnya pada manusia.
25
Kover majalah biasanya menggunakan kertas yang bagus dengan gambar dan
warna yang menarik. Menarik tidaknya Kover suatu suatu majalah sangat
bergantung pad tipe majalahnya, serta konsistensi atau keajengan majalah
tersebut dalam menampilkan ciri khasnya.
2.2 Landasan Konseptual
2.2.1 Perilaku Konsumen
Istilah perilaku erat hubungannya dengan objek yang studinya diarahkan
pada permasalahaan manusia. Di bidang studi pemasaran, konsep perilaku
konsumen secara terus-menerus dikembangkan dengan berbagai pendekatan.
Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan,
mengonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk proses keputusan
yang mendahului dan menyusuli tindakan ini. (Setiadi, 2010)
Untuk memahami konsumen dan mengembangkan strategi pemasaran
yang tepat kita harus memahami apa yang mereka pikirkan (kognisi) dan mereka
rasakan (pengaruh), apa yang mereka lakukan (perilaku), dan serta di mana
(kejadian di sekktar) yang memengaruhi serta dipengaruhi oleh apa yang
dipikirkan, dirasa, dan dilakukan konsumen.
The
American
Marketing
Association
(dalam
Kotler,
2000)
mendefiniskan perilaku konsumen sebagai berikut :
Perilaku konsumen merupakan interaksi dinamis antara afeksi dan
kognisi, perilaku, dan lingkungannya di mana manusia melakukan
26
kegiatan pertukaran dalam hidup mereka. … (American Marketing
Association).
2.2.2 Faktor – Faktor Yang Memengaruhi Perilaku Konsumen
Keputusan pembelian dari pembeli sangat dipengaruhi oleh faktor
kebudayaan, sosial, pribadi, dan psikologi dari pembeli. Sebagian besar adalah
faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh pemasar, tetapi harus benarbenar diperhitungkan. Karenanya disini akan membahas pengaruh tiap faktor
terhadap perilaku konsumen.
Faktor-faktor Kebudayaan
•
Kebudayaan. Kebudayaan merupakan faktor penentu yang paling dasar
dari keinginan dan perilaku seseorang. Bila makhluk-makhluk lainnya
bertindak berdasarkan naluri, maka perilaku manusia umumnya dipelajari.
•
Subbudaya. Setiap kebudayaan terdiri dari subbudaya-subbudaya yang
lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialiasasi yang lebih
spesifik untuk para anggotanya. Subbudaya dapat dibedakan menjadi
empat jenis: kelompok nasionalisme, kelompok keagamaan, kelompok ras,
dan area geografis.
•
Kelas sosial. Kelas-kelas sosial adalah kelompok yang relatif homogeny
dan bertahan lama dalam suatu masyarakat, yang tersusun secara hierarki
dan yang keanggotannya mempunyai nilai, minat, dan perilaku yang
serupa.
27
Faktor-faktor Sosial
•
Kelompok referensi. Kelompok referensi seseorang terdiri dari seluruh
kelompok yang mempunyai pengaruh langsung maupun tidak langsung
terhadap sikap atau perilaku seseorang. Beberapa diantarnya kelompok
primer, yang dengan adanya interaksi yang cukup berkesinambungan,
seperti keluarga, teman, tetangga, dan teman sejawat. Kelompok sekunder,
yang cenderung lebih resmi dan yang mana interaksi yang terjadi kurang
berkesinambungan. Kelompok yang seseorang ingin menjadi anggotanya
disebut kelompok aspirasi. Sebuah kelompok diasosiatif (memisahkan
diri) adalah kelompok yang nilai atau perilakunya tidak disukai oleh
individu.
•
Keluarga. Kita dapat membedakan dua keluarga dalam kehidupan
pembeli, yang pertama ialah: keluarga orientasi, yang merupakan orang
tua seseorang. Dari orang tualah seseorang mendapatkan pandangan
tentang agama, politik, ekonomi, dan merasakan ambisi pribadi nilai atau
harga diri dan cinta. Keluarga prokreasi, yaitu pasangan hidup anak-anak
seseorang keluarga merupakan organisasi pembeli yang konsumen yang
paling penting dalam suatu masyarakat dan telah diteliti secara intensif.
•
Peran dan status. Seseorang umumnya berpartisipasi dalam kelompok
selama hidupnya-keluarga, klub, organisasi. Posisi seseorang dalam
setiap kelompok dapat didefinisikan dalam peran dan status.
28
Faktor Pribadi
•
Umur dan tahapan dalam siklus hidup. Konsumsi seseorang juga
dibentuk oleh tahapan siklus hidup keluarga. Beberapa penelitian terakhir
telah mengidentifikasi tahapan-tahapan dalam siklus hidup psikologis.
Orang-orang dewasa biasanya mengalami perubahan atau transformasi
tertentu pada saat mereka menjalani hidupnya.
•
Pekerjaan. Para pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok-kelompok
pekerja yang memiliki minat di atas rata-rata terhadap produk dan jasa
tertentu.
•
Keadaan ekonomi. Yang dimaksud dengan keadaan ekonomi seseorang
adalah terdiri dari pendapatan yang dapat dibelanjakan (tingkatnya,
stabilitasnya, dan polanya), tabungan dan hartanya (termasuk persentase
yamg mudah dijadikan uang), kemampuan untuk meminjam dan sikap
terhadap mengeluarkan lawan menabung.
•
Gaya hidup. Gaya hidup seseorang adalah pola hidup di dunia yang
diekspresikan oleh kegiatan, minat, dan pendapat seseorang. Gaya hidup
mencerminkan sesuatu di balik kelas sosial seseorang.
•
Kepribadian dan konsep diri. Kepribadian adalah karakteristik
psikologi yang berbeda dari setiap orang yang memandang responsnya
terhadap lingkungan yang relatif konsisten. Kepribadian merupakan suatu
variabel yang sangat berguna dalam menganalisis perilaku konsumen.
29
Faktor-faktor Psikologis
•
Motivasi. Beberapa kebutuhan bersifat biogenik, kebutuhan ini timbul
dari suatu keadaan fisiologi tertentu seperti rasa lapar,haus, resah tidak
nyaman. Adapun kebutuhan lain bersifat psikogenik, yaitu kebutuhan
yang timbul dari keadaan fisiologi tertentu, seperti kebutuhan untuk
diakui, kebutuhan harga diri atau kebutuhan diterima.
•
Persepsi. Persepsi didefinisikan sebagai proses di mana seseorang
memilih, mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk
menciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia ini.
•
Proses belajar. Proses belajar menjelaskan perubahan dalam perilaku
seseorang yang timbul dari pengalaman.
•
Kepercayaan dan sikap. Kepercayaan adalah suatu gagasan deskriptif
yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu.
2.2.3 Minat baca
Aspek minat membaca meliputi kesenangan membaca, kesadaran akan
manfaat membaca, frekuensi membaca, dan jumlah buku bacaan yang pernah
dibaca. Sinambela (1993) mengartikan minat membaca adalah sikap positif dan
adanya rasa keterikatan dalam diri anak terhadap aktivitas membaca dan tertarik
terhadap buku bacaan. (Sudarsana, 2011)
Minat membaca adalah kekuatan yang mendorong anak untuk
memperhatikan, merasa tertarik dan senang terhadap aktivitas membaca sehingga
mereka mau melakukan aktivitas membaca dengan kemauan sendiri. Secara
operasional Lilawati (1988) mengartikan minat membaca adalah suatu perhatian
30
yang kuat dan mendalam disertai dengan perasaan senang terhadap kegiatan
membaca sehingga mengarahkan individu untuk membaca dengan kemaunnya
sendiri.
Minat baca bukanlah sesuatu yang lahir begitu saja pada diri seseorang.
Akan tetapi minat baca harus dipupuk dan dibina sejak masih dini. Menurut
Singer sebagaimana dikutip oleh Dewi (1997:10) menyatakan, bahwa minat
bukanlah sesuatu yang dimiliki oleh seseorang begitu saja, melainkan merupakan
sesuatu yang dapat dikembangkan. Apakah seseorang menaruh minat atau tidak,
ini tergantung pada pengalaman-pengalaman yang diperoleh salam hidupnya.
Sehubungan dengan itu, pemupukan minat haruslah dilakukan sejak dini
(kanak-kanak) agar seseorang akrab dengan buku. Jika tidak dibiasakan
bersahabat dengan buku sejak dini akan sulit memupuknya pada masa dewasa.
Kalaupun bisa akan semakin banyak hambatan yang dihadapi.
2.3 Kerangka Berpikir
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dibangun berdasarkan pada landasan
teori yang telah diuraikan di atas. mengenai pengaruh Konten Majalah Info Gading
terhadap Minat Baca Masyarakat yang bertempat tinggal di Perumahan Gading Griya
LestaripadaTahun 2013. Dan nantinya akan dianalisis kemudian pada akhirnya dapat
diberikan kesimpulan dan saran.
31
Gambar 2.1
Model Pengaruh Fungsi Majalah Info Gading terhadap Minat Baca Masyarakat
Fungsi Majalah
- Informatif
- Edukatif
- Persuasif
- Hiburan
Minat Baca Masyarakat
- Kesenangan
membaca
- Manfaat membaca
2.4 Penelitian Terdahulu
32
Download