Penerapan Metode Pemberian Tugas untuk

advertisement
1
Penerapan Metode Pemberian Tugas untuk
Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV Sekolah
Dasar Negeri 011 Sungai Jalau Kecamatan Kampar Utara
Rosni Hartati1, Erlisnawati2, Neni Hermita3
Abstract
The objective of the research is to increase the ability of the fourth year students in IPS subject at
SDN 011 Sungai Jalau North Kampar subdistrict by using giving task method application. The
formulation of the research is the application of giving task method to increase the ability of the
fourth year students in IPS subject at SDN 011 Sungai Jalau North Kampar subdistrict ? The
hypothesis of the research is if it was applicated by giving task method so that can increase the
ability of the fourth year students in IPS subject at SDN 011 Sungai Jalau North Kampar
subdistrict. The teacher activity percentage at cycle I and cycle II is 77,5% became 96,25% it rose
18,75%. Beside that the increasing of student activity percentage at cycle I and cycle II is 73,75%
became 95% it rose 21,25%. Then increasing of students ability from base score to cycle I is the
mean score is 58,88 became 75 it rose 16,12 and the increasing of students ability from cycle I to
cycle II is the mean score 75 became 77,22 it rose 2,22. It can be seen that the students ability in
IPS subject before and after action have increasing, that is the mean score 58,88 became 77,22 it
rose 18,34. Based on the result of the research can be concluded that the hypothesis is accepted.
Keyword : Giving task, output.
PENDAHULUAN
Pembelajaran IPS adalah aktivitas perkembangan dan permasalahan sosial
di masyarakat. Melalui proses pembelajaran dimaksud untuk membantu anak
didik memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai, dan cara berpikir.
IPS juga membahas hubungan antara manusia dengan lingkungannya.
Lingkungan masyarakat dimana anak didik tumbuh dan berkembang sebagai
bagian dari masyarakat dihadapkan pada berbagai permasalahan yang ada dan
terjadi di lingkungan sekitarnya. Pendidikan IPS berupa membantu siswa dalam
memecahkan permasalahan yang dihadapi sehingga akan menjadikannya semakin
mengerti dan memahami lingkungan sosial masyarakat.
Tujuan pendidikan IPS adalah membina anak didik menjadi warga Negara
yang baik dan memiliki pengetahuan, keterampilan dan kepedulian sosial yang
berguna bagi masyarakat dan Negara.
Berdasarkan observasi ke SD Negeri 011 Sungai Jalau Kecamatan Kampar
Utara, proses belajar mengajarnya masih berpusat pada guru saja, sehingga
membuat siswa menjadi pasif, hanya menerima materi yang disampaikan guru.
Hal ini membuat mereka menjadi tidak aktif. Selain itu guru sering kali
menggunakan metode konvensional atau ceramah yang sering membuat siswa
1
Mahasiswa PGSD FKIP Universitas Riau, NIM 0805135244, e-mail [email protected].
Dosen Pembimbing I, Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,e-mail
[email protected].
3
Dosen Pembimbing II, Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,e-mail
[email protected]
2
2
bosan dan mengantuk, sehingga mereka lebih banyak melakukan kegiatan yang
lebih menarik bagi mereka. Saat guru menjelaskan, siswa hanya diam
mendengarkan, namun ketika ditanya oleh guru tidak ada tanggapan ataupun
respon dari siswa. bahkan pada saat yang bersamaan ada sejumlah siswa yang
kehilatan mengobrol, berlari-lari dan lain-lain. Walaupun ada juga 1-3 orang
siswa yang menanggapi pertanyaan gurunya. Kejadian seperti di atas inilah yang
dapat membuat hasil belajar siswa dapat turun dan cenderung rendah.
Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar Negeri 011 Sungai Jalau Kecamatan
Kampar Utara mempunyai tujuan yang sejalan dengan tujuan pendidikan IPS
yang telah dijelaskan sebelumnya. IPS bukan hanya semata-mata membekali anak
didik dengan pengetahuan sosial melainkan juga membuat siswa dapat
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Awal observasi ke SD Negeri 011 Sungai Jalau Kecamatan Kampar Utara,
bahwa hasil belajar siswa kelas IV untuk mata pelajaran IPS masih tergolong
rendah. Hal ini didasarkan dari rata-rata hasil ulangan harian IPS yang belum
mencapai standar ketuntasan belajar minimal yang ditentukan oleh sekolah yaitu
58.
Dari jumlah siswa 18 orang, yang tidak mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimum (KKM) yaitu 10 orang siswa dengan persentase 55,55%. Sedangkan
siswa yang telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) hanya
berjumlah 8 orang siswa dengan persentase 44,44%.
Berdasarkan dari kondisi di atas perlu adanya suatu perubahan serta
perbaikan yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam proses pembelajaran
IPS. Salah satu metode pembelajaran yang saya harapkan sebagai seorang peneliti
dapat efektif membantu guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa SD kelas IV
ini adalah metode pemberian tugas. Dalam metode pembelajaran ini siswa diberi
tugas berupa soal-soal yang berkaitan dengan materi pembelajaran, sehingga
dengan persoalan tersebut siswa lebih dahulu belajar secara keseluruhan pokok
bahasan yang berhubungan dengan permasalahan tersebut.
Metode pemberian tugas biasanya digunakan dengan tujuan agar siswa
memiliki hasil belajar yang lebih mantap, karena siswa melaksanakan latihanlatihan selama melakukan tugas, sehingga pengalaman siswa dalam mempelajari
sesuatu dapat lebih terintegrasi. Di samping itu untuk memperoleh pengetahuan
secara melaksanakan tugas akan memperluas dan memperkaya pengetahuan serta
keterampilan siswa di sekolah, melalui kegiatan-kegiatan di luar sekolah itu.
Dengan kegiatan melaksanakan tugas siswa aktif belajar, dan merasa terangsang
untuk meningkatkan belajar yang lebih baik, memupuk inisiatif dan berani
bertanggung jawab sendiri, (Roestiyah 1991 : 131).
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul yaitu “Penerapan Metode Pemberian Tugas
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 011
Sungai Jalau Kampar Utara”.
3
METODE PENELITIAN
Tempat dilakukannya Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah Sekolah
Dasar Negeri 011 Sungai Jalau Kecamatan Kampar Utara. Waktu penelitian ini
dilakukan pada awal bulan Januari sampai akhir bulan Januari. Subjek penelitian
ini adalah siswa SD kelas IV Sekolah Dasar Negeri 011 Sungai Jalau Kecamatan
Kampar Utara, pada tahun pelajaran 2011/ 2012. Dengan jumlah siswanya 18
orang siswa, yang terdiri dari 8 orang siswa laki-laki dan 10 orang siswa
perempuan. Desain penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
terdiri dari 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 3 kali pertemuan.
Instrumen pengumpulan data terdiri dari yang pertama lembar observasi
aktivitas guru dan aktivitas siswa. Yang kedua adalah lembar ulangan harian I dan
II yaitu berupa lembar soal-soal ulangan harian. Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini diperoleh dengan teknik pengamatan/observasi data tentang aktifitas
guru dan siswa, teknik tes, teknik wawancara dan teknik dokumentasi.
Teknik yang digunakan untuk menganalisis data-data dalam penelitian ini
adalah analisis kuantitatif deskriptif. Analisis kuantitatif deskriptif bertujuan
untuk menggambarkan aktifitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran
berlangsung dan data peningkatan hasil belajar IPS siswa.
Analisis Data Tentang Aktifitas Guru dan Siswa
Data tentang aktifitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran
berdasarkan lembar pengamatan yang dianalisis dengan cara menentukan nilai
persentase yang diperoleh dalam pembelajaran dapat diketahui dengan rumus
yaitu :
=
100%
Tabel 1 Kategori Aktifitas Guru dan Siswa
% interval
85-100
75-84
65-74
<65
Kriteria
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
Sumber : Isanuddin (dalam Iin, 2012: 24)
Analisis Data Hasil Belajar
Untuk mengetahui tingkat hasil belajar siswa dengan menggunakan rumus :
a. Nilai Individu
=
Sumber : Trianto (241 : 2009)
100
4
b. Ketuntasan hasil belajar individu digunakan rumus :
SP
K
x100
SM
Keterangan :
K = Ketercapaian indikator
SP = Skor yang diperoleh siswa
SM = Skor maksimum
Tabel 2 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
% Interval
80-100
70-79
65-69
50-64
0-49
Kategori
Amat baik
Baik
Cukup
Kurang
Kurang sekali
Sumber : KTSP (dalam Yuliati, 2011: 27)
Dengan kriteria apabila siswa secara individu telah mencapai 58% dari
jumlah soal yang diberikan atau dengan nilai 58 maka siswa secara individu
dikatakan tuntas.
c. Rata-rata Kelas
M = x/n
Keterangan :
M = Nilai rata-rata kelas hasil belajar siswa
n = Banyaknya siswa
x = Jumlah nilai seluruh siswa
Sumber : Remenmaos (dalam Iin, 2012: 25)
d. Ketuntasan Klasikal
Ketuntasan klasikal tercapai apabila 75% dari seluruh siswa memperoleh
nilai minimal 58 maka kelas itu dikatakan tuntas. Adapun rumus yang digunakan
untuk menentukan ketuntasan klasikal adalah sebagai berikut :
ST
PK 
x100%
N
Keterangan :
PK = Ketuntasan klasikal
ST = Jumlah siswa yang tuntas
N = Jumlah siswa seluruhnya
Sumber : KTSP (dalam Yuliati, 2011: 28)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Penelitian
1. Siklus Pertama
Siklus pertama merupakan tahap awal penelitian ini yaitu dengan
penerapan metode pemberian tugas. Pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus
pertama terdiri dari tiga kali pertemuan dimana pertemuan pertama dan pertemuan
kedua untuk menyajikan materi dan pertemuan ketiga untuk ulangan harian
pertama.
5
a. Pertemuan Pertama ( Kamis, 5 Januari 2012 )
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Kamis, 5 Januari 2012 mulai
pukul 11.20 - 12.30 dengan materi pelajaran Kegiatan Ekonomi Penduduk. Proses
pembelajaran dilaksanakan dengan penerapan metode pemberian tugas. Dari 18
orang jumlah siswa kelas IV, salah seorang siswa tidak hadir untuk mengikuti
proses pembelajaran karena sakit.
Pada pertemuan pertama aktifitas siswa ini masih ditemui kekurangan. Hal
ini terlihat pada saat guru menjelaskan tentang materi pelajaran hanya beberapa
siswa yang memperhatikan dan mendengarkan penjelasan guru, siswa sibuk
melakukan aktifitasnya sendiri. Pada saat membentuk kelompok siswa tidak
teratur, sehingga kelas menjadi ribut. Begitupun dalam mengerjakan LKS siswa
juga banyak yang tidak serius dan berpartisipasi dalam kelompok belajarnya.
Dalam penyajian hasil kerja kelompok, masih banyak siswa yang tidak aktif
dalam menanggapi hasil kerja kelompok temannya.
b. Pertemuan Kedua ( Jumat, 6 Januari 2012)
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jumat, 6 Januari 2012 mulai
pukul 09.30 - 10.40 dengan materi pelajaran Kegiatan Pemanfaatan Sumber Daya
Alam. Proses pembelajaran dilaksanakan dengan penerapan metode pemberian
tugas. Dari 18 orang jumlah siswa kelas IV, semua siswa hadir untuk mengikuti
proses pembelajaran.
Aktifitas siswa pada pertemuan ini sudah terdapat kemajuan. Siswa sudah
mulai tampak mengikuti pelajaran dengan serius. Meskipun ada beberapa orang
siswa yang kurang memperhatikan penjelasan dari guru, tetapi tidak terlalu
mengganggu aktifitas pembelajaran karena masih bisa diatasi oleh guru. Pada
waktu perwakilan kelompok menyajikan hasil diskusi, keaktifan siswa dalam
menanggapi masih kurang. Jadi suasana diskusi masih biasa-biasa saja.
c. Pertemuan Ketiga ( Senin, 9 Januari 2012 ), Ulangan Harian Pertama Siklus
Pertama
Setelah diadakan dua kali pertemuan tentang materi pelajaran Kegiatan
Ekonomi Penduduk dan Kegiatan Pemanfaatan Sumber Daya Alam, maka
langkah selanjutnya sesuai dengan silabus pada pertemuan ketiga ini Senin, 9
Januari 2012 mulai pukul 11.20 - 12.30 dilaksanakan ulangan harian pertama yang
bertujuan untuk melihat hasil belajar siswa. Soal disediakan oleh guru yang
berbentuk objektif sebanyak 20 soal.
Dari 18 orang jumlah siswa kelas IV, semua siswa hadir untuk mengikuti
ulangan harian pertama. Siswa yang mencapai KKM sebanyak 14 orang. Tetapi di
samping kelebihan masih ada kelemahan yang peneliti temukan. Dari hasil
refleksi siklus pertama, maka perencanaan perbaikan yang akan peneliti lakukan
pada siklus kedua yaitu dengan melibatkan seluruh siswa lebih aktif dalam
belajar, membina rasa tanggungjawab yang dibebankan kepada siswa dalam
kelompok belajar sehingga semua siswa aktif dan bekerja sama dan terciptanya
persaingan sehat antar siswa.
6
2. Siklus Kedua
Pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus kedua ini masih sama
dengan siklus pertama yaitu dengan penerapan metode pemberian tugas.
Pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus kedua ini terdiri dari tiga kali
pertemuan dimana pertemuan keempat dan pertemuan kelima untuk menyajikan
materi dan pertemuan keenam untuk ulangan harian kedua. Pengamatan pada
masing-masing pertemuan adalah sebagai berikut :
a. Pertemuan Keempat ( Kamis, 12 Januari 2012 )
Pertemuan keempat dilaksanakan pada hari Kamis, 12 Januari 2012 mulai
pukul 11.20 - 12.30 dengan materi pelajaran Memanfaatkan Sumber Daya Alam.
Proses pembelajaran dilaksanakan dengan penerapan metode pemberian tugas.
Dari 18 orang jumlah siswa kelas IV, semua siswa hadir untuk mengikuti proses
pembelajaran.
Pada pertemuan ini untuk aktifitas siswa sudah terdapat kemajuan.
Kerjasama antar siswa dalam kelompok sudah mulai tampak. Siswa sudah mulai
banyak yang mengikuti pelajaran dengan serius. Pada waktu perwakilan
kelompok menyajikan hasil diskusi, keaktifan siswa dalam menanggapi sudah ada
peningkatan. Hal ini terlihat dari adanya beberapa orang siswa yang mulai berani
menanggapi hasil diskusi temannya.
b. Pertemuan Kelima ( Jumat, 13 Januari 2012 )
Pertemuan kelima dilaksanakan pada hari Jumat, 13 Januari 2012 mulai
pukul 09.30 - 10.40. Dari 18 orang jumlah siswa kelas IV, semua siswa hadir
untuk mengikuti proses pembelajaran.
Terjadi peningkatan terhadap aktifitas siswa pada pertemuan ini yaitu
semua siswa sudah serius untuk mengikuti proses pembelajaran dan kompaknya
siswa dalam kelompok belajar. Siswa sangat semangat dan antusias dalam
mengerjakan LKS. Sehingga tujuan pada pertemuan ini dapat dicapai dengan
baik.
c. Pertemuan Keenam ( Senin, 16 Januari 2012 ), Ulangan Harian kedua Siklus
kedua
Pada ulangan harian kedua ini, semua siswa hadir untuk mengikuti
ulangan harian pertama. Siswa yang mencapai KKM sebanyak 16 orang. Dari data
yang diperoleh peneliti pada siklus kedua dapat disimpulkan bahwa dengan
penerapan metode pemberian tugas dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa
kelas IV SD Negeri 011 Sungai Jalau Kecamatan Kampar Utara.
Analisis Hasil Penelitian
Aktifitas Guru dan Siswa Dalam Proses Pembelajaran
a. Aktifitas guru dalam proses pembelajaran
Aktifitas guru selama proses pembelajaran pada siklus pertama dan siklus
kedua dapat dilihat pada tabel persentase aktivitas guru di bawah ini :
7
Tabel 3 Persentase aktifitas guru pada siklus I dan siklus II
No.
1.
Aktivitas yang diamati
Mempersiapkan siswa untuk belajar dan
melakukan appersepsi
2.
Menyampaikan tujuan pembelajaran dan
memotivasi siswa
3.
Menjelaskan secara garis besar materi
pelajaran yang akan diajarkan
4.
Membagi siswa dalam beberapa kelompok
5.
Membagi LTS dan LKS kepada siswa
6.
Menjelaskan rincian tugas dan cara
mengerjakannya
7.
Memberi waktu kepada siswa untuk
mengerjakan tugas dengan sesuai
kesepakatan
8.
Membimbing dan memotivasi siswa dalam
mengerjakan LKS
9.
Meminta setiap perwakilan kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusinya dan
kelompok lain menanggapi
10. Menyuruh dan membimbing siswa untuk
merangkum materi pelajaran yang telah
dipelajari
Jumlah skor
Rata-rata
Persentase
Kategori
Siklus I
P1
P2
Skor Skor
3
3
Siklus II
P4
P5
Skor
Skor
4
4
3
3
4
4
3
3
4
4
2
3
3
3
3
3
4
4
3
4
4
3
3
3
4
4
3
3
3
4
3
4
4
4
4
4
4
4
30
3
75%
Baik
32
3,2
80%
Baik
38
39
3,8
3,9
95% 97,5%
Sangat Sangat
Baik
Baik
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa pada pertemuan pertama
aktivitas guru diperoleh skor 30 dengan persentase 75% kategori baik, sedangkan
pada pertemuan kedua perolehan skornya adalah 32 dengan persentase 80%
berkategori baik. Pada siklus pertama ini ada beberapa aktivitas guru yang belum
dikuasai sepenuhnya dan tidak terlaksana yaitu guru lupa menyampaikan tujuan
pembelajaran, dalam membagi kelompok belajar guru masih susah mengontrol
siswa sehingga kelas menjadi ribut.
Pada pertemuan keempat dan kelima pada siklus kedua aktivitas guru
berkategori sangat baik yaitu pada pertemuan keempat skor yang diperoleh 38
dengan persentase 95%, sedangkan pada pertemuan kelima dengan skor yaitu 39
dengan persentase 97,5% berkategori sangat baik. Pada setiap pertemuannya
mengalami peningkatan skor karena peneliti sudah sangat terbiasa dengan
penerapan metode pemberian tugas dalam proses pembelajaran.
Di bawah ini ada perbandingan persentase aktifitas guru pada siklus
pertama dan siklus kedua yang ditunjukkan pada tabel berikut :
8
Tabel 4 Perbandingan persentase aktifitas guru pada siklus pertama dan
siklus kedua
Siklus
I
II
Pertemuan
P1
P2
P4
P5
Persentase aktifitas
75%
80%
95%
97,5%
Kategori
Baik
Baik
Sangat baik
Sangat baik
Dari tabel di atas dapat dilihat persentase aktivitas guru pada siklus
pertama pertemuan pertama adalah 75% berkategori baik, pada pertemuan kedua
siklus pertama persentase aktifitas guru adalah 80% berkategori baik. Persentase
kenaikan yang terjadi pada pertemuan pertama ke pertemuan kedua pada siklus
pertama adalah sebesar 5%. Pada siklus kedua pertemuan keempat persentase
aktifitas guru adalah 95% berkategori sangat baik, sedangkan pada pertemuan
kelima pada siklus kedua persentase aktifitas guru adalah 97,5% berkategori
sangat baik. Persentase kenaikan yang terjadi pada pertemuan keempat ke
pertemuan kelima pada siklus kedua adalah sebesar 2,5%. Dari tabel di atas dapat
diketahui bahwa aktifitas guru selalu meningkat pada setiap pertemuan.
b. Aktifitas siswa dalam proses pembelajaran
Aktifitas siswa selama proses pembelajaran pada siklus pertama dan siklus
kedua dapat dilihat pada tabel persentase aktivitas siswa di bawah ini :
Tabel 5 Persentase aktifitas siswa pada siklus I dan siklus II
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Aktivitas yang diamati
Siklus I
P1
P2
Skor Skor
3
3
3
3
Siklus II
P4
P5
Skor
Skor
4
4
4
4
Mendengarkan appersepsi yang diberikan guru
Mendengarkan tujuan pembelajaran yang
disampaikan guru
Memperhatikan dan mendengarkan penjelasan
2
3
4
4
guru tentang materi pelajaran
Membentuk kelompok
2
3
3
3
Menerima LTS dan LKS
3
3
3
4
Mengerjakan tugas sesuai dengan petunjuk
3
3
4
4
atau cara yang diberikan guru
Mengerjakan tugas sesuai dengan waktu yang
3
3
4
4
telah disepakati
Mengerjakan LKS
2
3
4
4
Setiap perwakilan kelompok secara bergantian
3
3
3
4
mempresentasikan hasil diskusinya dan
kelompok lain menanggapinya
Merangkum materi pelajaran yang telah
4
4
4
4
dipelajari dengan bimbingan guru
Jumlah skor
28
31
37
39
Rata-rata
2,8
3,1
3,7
3,9
Persentase
70% 77,5% 92,5% 97,5%
Kategori
Cukup Baik Sangat Sangat
Baik
Baik
9
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa pada pertemuan pertama
aktivitas siswa diperoleh skor 28 dengan persentase 70% kategori cukup,
sedangkan pada pertemuan kedua perolehan skornya adalah 31 dengan persentase
77,5% berkategori baik. Pada siklus pertama ini ada beberapa aktivitas siswa yang
belum terlaksana sepenuhnya sesuai dengan apa yang diharapkan pada proses
pembelajaran dengan penerapan metode pemberian tugas misalnya ada beberapa
diantara siswa yang masih belum mengerti dengan tugas yang diberikan guru,
dalam membentuk kelompok siswa kurang teratur sehingga kelas menjadi ribut.
Dalam berkelompok ada kemungkinan beberapa siswa saja yang aktif, dan pada
saat mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas masing-masing kelompok
masih malu-malu dan belum berani untuk bertanya.
Pada pertemuan keempat dan kelima pada siklus kedua aktivitas siswa
berkategori sangat baik yaitu pada pertemuan keempat skor yang diperoleh 37
dengan persentase 92,5%, sedangkan pada pertemuan kelima dengan skor yaitu 39
dengan persentase 97,5% berkategori sangat baik. Dapat dilihat bahwa pada setiap
pertemuannya mengalami peningkatan skor.
Di bawah ini ada perbandingan persentase aktifitas siswa pada siklus
pertama dan siklus kedua yang ditunjukkan pada tabel berikut :
Tabel 6 Perbandingan persentase aktifitas siswa pada siklus pertama dan siklus
kedua
Siklus
Pertemuan
Persentase aktifitas
Kategori
I
P1
70%
Cukup
P2
77,5%
Baik
II
P4
92,5%
Sangat baik
P5
97,5%
Sangat baik
Dari tabel di atas dapat dilihat persentase aktifitas siswa pada siklus
pertama pertemuan pertama adalah 70% berkategori cukup, pada pertemuan
kedua siklus pertama persentase aktifitas siswa adalah 77,5% berkategori baik.
Persentase kenaikan yang terjadi pada pertemuan pertama ke pertemuan kedua
pada siklus pertama adalah sebesar 7,5%. Pada siklus kedua pertemuan
keempat persentase aktifitas siswa adalah 92,5% berkategori sangat baik,
sedangkan pada pertemuan kelima pada siklus kedua persentase aktifitas siswa
adalah 97,5% berkategori sangat baik. Persentase kenaikan yang terjadi pada
pertemuan keempat ke pertemuan kelima pada siklus kedua adalah sebesar 5%.
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa aktifitas siswa selalu meningkat pada
setiap pertemuan.
c. Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar siswa pada siklus pertama dan siklus kedua melalui
penerapan metode pemberian tugas di kelas IV SDN 011 Sungai Jalau Kecamatan
Kampar Utara, data tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
10
Tabel 7 Hasil belajar kognitif IPS siswa
Siklus
Jumlah
Siswa
Siswa
yang
tuntas
Persentase
ketuntasan
Rata-rata
kelas
Ketuntasan
klasikal
8
Siswa
yang
tidak
tuntas
10
Skor Dasar
18
44,44%
58,88
14
16
4
2
77,28%
88,88%
75
77,22
Tidak
tuntas
Tuntas
Tuntas
Siklus I (UH I)
Siklus II (UH II)
18
18
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada skor dasar hanya 8 orang siswa
yang tuntas dengan persentase 44,44% dan yang tidak tuntas sebanyak 10 orang
dengan persentase 55,55% dengan nilai rata-rata yaitu 58,88 dikatakan tidak
tuntas secara klasikal. Pada siklus pertama pada ulangan harian pertama siswa
yang tuntas sebanyak 14 orang dengan persentase 77,78% dan siswa yang tidak
tuntas sebanyak 4 orang dengan persentase 22,22% dengan rata-rata yaitu 75
dikatakan tuntas secara klasikal. Sedangkan pada siklus kedua pada ulangan
harian kedua siswa yang tuntas sebanyak 16 orang dengan persentase 88,88% dan
siswa yang tidak tuntas hanya 2 orang dengan persentase 11,11% dengan nilai
rata-rata yaitu 77,22 dikatakan tuntas secara klasikal. Dari tabel di atas dapat
diketahui bahwa hasil belajar siswa meningkat. Rata-rata Peningkatan hasil
belajar IPS yang terjadi dari skor dasar sebelum penerapan metode pemberian
tugas ke siklus kedua ulangan harian kedua dengan penerapan metode pemberian
tugas yaitu sebesar 18,34.
Pembahasan
a. Peningkatan aktifitas guru dan siswa
Berdasarkan tabel peningkatan persentase aktivitas guru pada siklus
pertama dan kedua diketahui bahwa persentase aktifitas guru selalu meningkat
pada setiap petemuan. Pada siklus pertama pertemuan pertama aktifitas guru
adalah 75% sedangkan pada pertemuan kedua siklus pertama persentase aktifitas
guru adalah 80% dengan persentase peningkatan sebesar 5%. Pada siklus kedua
pertemuan keempat persentase aktifitas guru adalah 95% dan pada pertemuan
kelima pada siklus kedua persentase aktifitas guru adalah 97,5%. Persentase
kenaikan yang terjadi pada pertemuan keempat ke pertemuan kelima pada siklus
kedua adalah sebesar 2,5%. Untuk lebih jelasnya mengenai peningkatan
persentase aktifitas guru pada siklus pertama dan kedua maka dapat dilihat pada
grafik di bawah ini :
11
Gambar 1 Peningkatan aktifitas guru pada siklus pertama dan kedua
120
100
80
60
40
20
0
75
80
P1
P2
95
97.5
P4
P5
Siklus I
Siklus II
Terlihat pada grafik di atas bahwa adanya peningkatan aktifitas guru dari
siklus pertama ke siklus kedua pada setiap pertemuan, ini membuktikan bahwa
guru telah memilih metode pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajaran
sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Aktifitas siswa dari siklus pertama ke siklus kedua pada setiap pertemuan
juga meningkat. Untuk lebih jelasnya mengenai peningkatan persentase aktifitas
siswa pada siklus pertama dan kedua pada setiap pertemuan maka dapat dilihat
pada grafik di bawah ini :
Gambar 2 Peningkatan aktifitas siswa pada siklus pertama dan kedua
120
100
80
77.5
70
92.5
97.5
P4
P5
60
40
20
0
P1
P2
Siklus I
Siklus II
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa keaktifan siswa meningkat dari
siklus pertama ke siklus kedua. Pada siklus pertama pertemuan pertama dan kedua
aktifitas siswa masih rendah yaitu 70% dan 77,5% karena siswa belum terbiasa
dengan penerapan metode pemberian tugas. Setelah siklus kedua pada pertemuan
keempat dan kelima ktifitas siswa meningkat yaitu 92,5% dan 97,5% yang
disebabkan karena siswa sudah terbiasa dan mengetahui secara jelas mengenai
langkah-langkah pembelajaran dalam penerapan metode pemberian tugas.
12
b. Perbandingan Hasil Belajar IPS Siswa Sebelum dan Sesudah Tindakan Hasil
Belajar IPS Siswa
Berdasarkan ketuntasan skor dasar dapat dilihat perbandingan hasil belajar
siswa yang menggunakan penerapan metode pemberian tugas dengan hasil belajar
siswa yang belum menggunakan penerapan metode pemberian tugas. Untuk lebih
jelasnya perhatikan tabel di bawah ini :
Tabel 8 Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Rata-rata hasil belajar siswa
Skor dasar
Siklus I
Siklus II
58,88
75
77,22
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil belajar yang menggunakan
penerapan metode pemberian tugas lebih tinggi dari pada hasil belajar yang belum
menggunakan penerapan metode pemberian tugas. Peningkatan hasil belajar IPS
dari skor dasar ke siklus pertama yaitu dari rata-rata 58,88 menjadi 75 dengan
peningkatan sebesar 16,12. Peningkatan hasil belajar IPS dari siklus pertama ke
siklus kedua yaitu dari rata-rata 75 menjadi 77,22 dengan peningkatan sebesar
2,22. Dapat dilihat bahwa hasil belajar IPS sebelum dan sesudah tindakan
mengalami peningkatan, yaitu dari rata-rata 58,88 menjadi 77,22 dengan
peningkatan sebesar 18,34. Peningkatan hasil belajar itu dapat ditunjukkan pada
grafik di bawah ini :
Gambar 3 Peningkatan Hasil Belajar Siswa Sebelum dan Sesudah Penerapan
Metode Pemberian Tugas
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
75
77.22
Siklus I
Siklus II
58.88
Skor Dasar
Dari analisis data hasil belajar pada siklus pertama dan kedua
menunjukkan bahwa penerapan metode pemberian tugas dapat meningkatkan
hasil belajar IPS siswa kelas IV di SD Negeri 011 Sungai Jalau Kecamatan
Kampar Utara. Dengan demikian, hasil analisis tindakan ini mendukung hipotesis
yang diajukan yaitu Jika diterapkan Penerapan Metode Pemberian Tugas Maka
Dapat Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SD Negeri 011 Sungai
Jalau Kecamatan Kampar Utara. Jadi, dapat disimpulkan bahwa hipotesis tindakan
dapat diterima.
13
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :
1. Persentase aktifitas guru siklus pertama dan kedua yaitu dari 77,5% menjadi
96,25% dengan peningkatan sebesar 18,75%. Sedangkan peningkatan
persentase aktifitas siswa pada siklus pertama dan kedua yaitu dari 73,75%
menjadi 95% dengan peningkatan sebesar 21,25%.
2. Penerapan metode pemberian tugas dalam proses pembelajaran dapat
meningkatkan hasil belajar IPS siswa dari skor dasar ke siklus pertama yaitu
dari rata-rata 58,88 menjadi 75 dengan peningkatan sebesar 16,12.
Peningkatan hasil belajar dari siklus pertama ke siklus kedua yaitu dari ratarata 75 menjadi 77,22 dengan peningkatan sebesar 2,22. Dapat dilihat bahwa
hasil belajar IPS sebelum dan sesudah tindakan mengalami peningkatan, yaitu
dari rata-rata 58,88 menjadi 77,22 dengan peningkatan sebesar 18,34.
3. Berdasarkan hasil di atas maka mendukung hipotesis yang diajukan yaitu Jika
diterapkan Penerapan Metode Pemberian Tugas Maka Dapat Meningkatkan
Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SD Negeri 011 Sungai Jalau Kecamatan
Kampar Utara. Jadi, dapat disimpulkan bahwa hipotesis tindakan dapat
diterima.
Saran
Dari kesimpulan dan pembahasan hasil penelitian di atas maka peneliti
mengajukan beberapa saran yang berhubungan dengan penerapan metode
pemberian tugas pada pembelajaran IPS, yaitu :
1. Bagi guru, sebaiknya guru memilih penerapan metode pemberian tugas
sebagai salah satu metode pembelajaran alternatife yang dapat dilaksanakan di
dalam kelas. Hal ini disebabkan penerapan metode pemberian tugas ini dapat
meningkatkan keaktifan siswa di dalam kelas serta meningkatkan hasil belajar
siswa.
2. Bagi sekolah, sebaiknya kepala sekolah perlu mendukung metode pemberian
tugas yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran karena apabila
metode pembelajaran yang digunakan oleh guru dapat meningkatkan hasil
belajar siswa maka kualitas keberhasilan pengajaran di sekolah pun akan
meningkat.
3. Bagi peneliti, sebelum mengadakan penelitian dengan penerapan metode
pemberian tugas agar terlebih dahulu mempersiapkan segala sesuatu yang
berhubungan dengan materi pelajaran yang akan diajarkan, sehingga diperoleh
hasil yang maksimal dan hendaknya melanjutkan penelitian ini dalam ruang
lingkup lebih luas agar dapat memperbaiki kelemahan dalam penelitian ini.
UCAPAN TERIMAKASIH
Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah banyak mendapat dorongan,
saran dan kritik dari berbagai pihak termasuk dosen, untuk itu pada kesempatan
ini penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada :
1. H. M. Nur Mustafa, M.Pd selaku Dekan Universitas Riau
14
2. Drs. Zairul Antosa, M.Sn selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
3. Drs. H. Lazim. N, M.Pd selaku Ketua Prodi PGSD
4. Erlisnawati, M.Pd selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan,
arahan dan masukan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Neni Hermita, M.Pd selaku pembimbing II yang telah bimbingan dan
memberikan motivasi bagi penulis.
6. Bapak dan Ibu dosen PGSD yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan
selama perkuliahan.
7. Ayahanda (Baharuddin) dan Ibunda (Roslinar, S.Pd) yang telah memberikan
doa dan dukungan sehingga penulis mampu menyelesaikan program sarjana
S1 ini.
8. Alizar Abdul Hamid, S.Pd selaku Kepala Sekolah SDN 011 Sungai Jalau
Kecamatan Kampar Utara yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
untuk mengadakan penelitian di sekolah tersebut.
9. Herdanengsi, S.Pd selaku guru kelas IV SDN 011 Sungai Jalau Kecamatan
Kampar Utara yang telah membantu penulis selama penelitian
10. Serta teman-teman seperjuangan yang telah membantu penulis dalam
memberikan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.
DAFTAR PUSTAKA
Aminah. 2011. Penerapan Metode Pemberian Tugas Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Negeri 012 Tanjung Peranap
Kecamatan Tebing Tinggi Barat. UNRI (Skripsi tidak diterbitkan).
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas . Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Asy’ari, dkk. 2007. Ilmu Pengetahuan Sosial SD untuk Kelas IV. Jakarta : PT
Gelora Aksara Pratama.
Dewi, Iin Rahila. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams
Games Tournaments (TGT) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA
Siswa Kelas IVC SDN 013 Tampan. UNRI (Skripsi tidak diterbitkan).
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka
Cipta.
Djamarah, Syaiful dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta :
Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
15
Hisnu P, Tantya dan Winardi. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI kelas
4. Jakarta : CV Putra Nugraha.
Mulyasa, E. 2009. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.
Roestiyah, NK. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Sardiman. 2010. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Rajawali
Pers.
Sudjana, Nana. 2009. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar
Baru Algesindo.
Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Pengajar. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya.
Surti. 2009. Penerapan Metode Pemberian Tugas Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar IPS Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 007 Kecamatan
Senapelan Pekanbaru. UNRI (Skripsi tidak diterbitkan).
Trianto. 2007. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progres. Jakarta :
Prenada Media Group.
Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivisitik.
Jakarta : Prestasi Pustaka.
Werkanis dan Marlius Hamadi. 2003. Strategi Mengajar Dalam Pelaksanaan
Proses Belajar Mengajar Di Sekolah. Pekanbaru : PT Sutra Benta
Perkasa.
Winataputra, Udin S, dkk. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Yuliati. 2011. Penggunaan Media Objek Langsung Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar IPA Pada Materi Pokok Proses Pembentukan Tanah Siswa Kelas
V di SD Negeri 012 Bukit Raya Pekanbaru. UNRI (Skripsi tidak
diterbitkan).
Download