Volume 13 Nomor 2 September 2016

advertisement
Volume 13
ISSN
9
Nomor 2
September 2016
0216-8537
77 0 21 6
8 5 3 7 21
13
2
Hal. 107 - 286
Tabanan
September 2016
Kampus : Jl. Wagimin No.8 Kediri - Tabanan - Bali 82171 Telp./Fax. : (0361) 9311605
MENINGKATKAN PERTUMBUHAN BIBIT JAMBU METE (ANACARDIUM
OCCIDENTALE L.) DENGAN MENGATUR KOMPOSISI MEDIA TANAM
DAN KONSENTRASI ZPT ROOTMOST PADA TINGKAT YANG BERBEDA
I NENGAH KARNATA
PANDE GEDE GUNAMANTA
WAYAN LANA
PS. Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Tabanan
Email :[email protected]
ABSTRAK
Penelitian untuk mengetahui pengaruh komposisi media tanam dan konsentrasi ZPT
Rootmost serta interaksinya terhadap pertumbuhan bibit jambu mete dilaksanakan di Desa
Sanggulan, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, dengan ketinggian tempat ± 200 m dari
permukaan laut (dpl) dengan curah hujan 2.000 – 2.500 mm tahun-1 . Penelitian ini berlangsung selama
86 hari dari tanggal 6 Mei – 30 Juli 2015. Penelitian ini menggunakan pola faktorial dengan rancangan
dasar Rancangan Acak Kelompok (RAK). Percobaan ini menggunakan dua perlakuan yaitu faktor
media tanam (M) dan faktor konsentrasi ZPTRootmost (R). Faktor perlakuan media tanam (M) terdiri
dari 3 komposisi yaitu : M1 = Media tanah + pasir (3 : 1); M2 = Media tanah + pasir + kompos (2 : 1
:1); M3 = Media tanah + pasir + kompos (2 : 2 : 1). Faktor konsentrasi ZPT Rootmost terdiri 4
(empat) tingkat : R 0 = 0 ml liter air-1 ; R1 = 2 ml liter air-1 ; R2 = 4 ml liter air-1 ; R3 = 6 ml liter air-1 ,
setiap perlakuan diulang tiga kali.
Hasil analisis statistika menunjukkan bahwa pengaruh interaksi antara perlakuanmedia tanam
dan konsentrasi ZPT Rootmost terhadap seluruh parameter yang diamati adalah tidak nyata (p <
0,05).Perlakuan media tanam memberikan pengaruh sangat nyata (p < 0,01) terhadap parameter saat
muncul tunas, tinggi bibit, jumlah daun, luas daun total bibit-1 dan berat basah bagian bibit di atas
tanah dan total berat basah bibit, selanjutnya terhadap parameter diameter batang, berat basah bagian
bibit di bawah tanah, berat kering oven bagian bibit di atas tanah, berat kering oven bagian bibit di
bawah tanah, total berat kering oven bibit dan rasio laju pertumbuhan memberikan pengaruh tidak
nyata (p < 0,05). Total berat basah bibit terberat ditunjukkan oleh perlakuan media tanah + pasir +
kompos (2 : 1 : 1) yaitu 24,17 g atau lebih berat 19,83 % dibandingkan media tanah + pasir (3 : 1)
seberat 20,17 g.
Perlakuan konsentrasi ZPT Rootmost memberikan pengaruh sangat nyata (p < 0,01)
terhadap parameter saat muncul tunas, tinggi bibit, luas daun total bibit-1 dan berat basah bagian bibit
di atas tanah dan total berat basah bibit,selanjutnya berpengaruh nyata (p < 0,05) terhadap parameter
jumlah daun dan terhadap parameter diameter batang, berat basah bagian bibit di bawah tanah, berat
kering oven bagian bibit di atas tanah, berat kering oven bagian bibit di bawah tanah, total berat kering
oven bibit dan rasio laju pertumbuhan memberikan pengaruh tidak nyata. Total berat basah bibit
terberat ditunjukkan oleh perlakuan konsentrasi 6 ml liter air-1 yaitu 24,78 g atau lebih berat 28,93 %
dibandingkan konsentrasi 0 ml liter air-1 seberat 19,22 g.
Kata kunci : Komposisi media tanam,
(Anacardiumoccidentale L.).
PENDAHULUAN
Jambu mete merupakan tanaman ekspor
yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dan
melestarikan lingkungan pada lahan kritis.
124
konsentrasi
ZPT
Rootmost,
jambu
mete
Seiring dengan perkembangan teknologi,
dewasa ini jambu mete dapat diolah sehingga
menghasilkan berbagai produk untuk berbagai
sektor usaha seperti: biji dapat dipakai
campuran coklat sabagai makanan ringan. Buah
Majalah Ilmiah Untab, Vol. 13 No. 2 September 2016
semu dapat diolah menjadi pakan ternak,
minuman beralkohol dan ampasnya dapat
diolah menjadi abon. Cairan cangkang dapat
diolah menjadi tir dan lem kayu. Kulit viber
dapat diolah menjadi kampas rem dan kampas
kopling yang anti panas (Anon., 2008).
Mengingat banyaknya manfaat dari tanaman
jambu mete ini khususnya bagi pelaku usaha
tani di daerah kristis diharapkan dapat
meningkatkan kesejahtraan mereka. Untuk itu,
pembudidayaan jambu mete harus dilakukan
secara optimal.
Pada tahun 2007 areal jambu mete
tersebar di 24 provinsi dan yang dikatagorikan
sentra produksi utama jambu mete adalah 9
provinsi, yaitu terdiri atas Nusa Tenggara
Timur dengan luas 170.191 ha dan produksi
37.331 t, Sulawesi Tenggara dengan luas
121.511 ha dan produksi 34.696 t, Sulawesi
Selatan dengan luas 65.363 ha dan produksi
24.401 t, Nusa Tenggara Barat dengan luas
63.909 ha dan produksi 13.497 t, Jawa Timur
dengan luas 48.497 ha dan produksi 14,161 t,
Jawa Tengah dengan luas 26.512 ha dengan
produksi 8.314 t, Bali dengan luas 10.329 ha
dengan produksi 2.971 t,D I Yogyakarta dengan
luas 21.211 ha dengan produksi 631 t, Sulawesi
Tengah dengan luas 21.221 ha dengan produksi
5.315 t ( Anon., 2008).
Jambu mete (Anacardium occidentale
L.) merupakan salah satu komoditi perkebunan
unggulan Bali khususnya pada lahan
kritis.Beberapa tanaman yang lain tidak mampu
tumbuh dan berproduksi optimal di lahan kritis,
hal ini menjadikan salah satu keunggulan dari
tanaman jambu mete(Anon., 2006).Luas areal
perkebunan jambu mete di Bali tahun 2012
seluas 12.444 ha dan terdapat sisa potensi
sebesar8.070 ha, dan produksi sebesar
3.735,817 t (Anon., 2012).
Beberapa faktor utama yang diduga
menjadi penyebab rendahnya prouktivitas mete
di daerah ini selain karena mutu genetik dan
rendahnya mutu bahan tanam yang digunakan,
juga kurangnya pemeliharaan tanaman.
Menurut Nunung (2012 dalam Anon., 2011),
bahwa untuk usaha budidaya tanaman jambu
mete yang harus perhatikan adalah tersedianya
bibit yang baik.Pengadaan bibit yang bermutu
baik melalui pembibitan dengan menggunakan
benih bermutu.Bibit bermutu baik didapat
apabila selama kurun waktu pembibitan unsur
hara yang diperlukan tanaman dalam
pertumbuhannya
terpenuhi
dan
media
tumbuhnya dapat menunjang perakaran
tanaman (Sukawidana, 2011).
Media tanam diartikan sebagai wadah
atau tempat tinggal tanaman. Sebagai tempat
tinggal yang baik, media tanam harus dapat
mendukung pertumbuhan dan kehidupan
tanaman (Anon., 2007). Media tanam yang baik
juga sangat penting bagi berlangsungnya
pertumbuhan bibit jambu mete. Benih akan
terhambat berkecambah pada tanah yang padat,
karena benih berusaha keras untuk dapat
menembus permukaan tanah (Sutopo, 2002).
Guna mendapatkan media tanam yang baik
pada penelitian ini dicoba menggukan media
tanah, pasir dan kompos. Sesuai pendapat
Syarif (1984) yang menyatakan bahwa, tanah
yang berstruktur baik akan membantu
berfungsinya faktor – faktor pertumbuhan
tanaman secara optimal sedangkan tanah
dengan struktur jelek akan menyebabkan
terhambatnya pertumbuhan tanaman.
Lingga dan Marsono (2004 dalam
Turaini dkk., 2012) menyatakan penambahan
bahan organik kedalam media tanam
merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk
menambah kesuburan media tanam sehingga
penyediaan unsur hara bagi tanaman akan lebih
terpenuhi. Nurhayati Hakim dkk. (1986)
menyatakan bahwa bahan organik akan sangat
mempengaruhi sifat fisik, kimia dan biologi
tanah.Pengaruh bahan organik pada ciri fisik
tanah seperti kemampuan menahan air
meningkat, warna tanah menjadi coklat hingga
hitam, merangsang granulasi agregat dan
memantapkannya, menurunkan plastisitas,
kohesi dan sifat buruk lainnya dari liat.
Pengaruh bahan organik pada biologi tanah
seperti jumlah dan aktifitas metabolik
organisme tanah meningkat dan kegiatan jasad
mikro dalam membantu dekomposisi bahan
organik juga meningkat.
Buckman
dan
Brady
(1982)
mengemukakan bahwa, media yang baik untuk
pembibitan kakao adalah campuran tanah atas
(top soil), pasir dan pupuk kandang dengan
perbandingan 2 : 1 : 1, namun bibit perlu
I Nengah Karnata, Pande Gede Gunamanta, Wayan Lana, Meningkatkan Pertumbuhan Bibit....
125
diberikan pupuk tambahan. Pemberian pupuk
pada pembibitan tanaman akan mendorong
pertumbuhan bibit lebih cepat dan merata
sehingga lebih cepat pula dapat ditanam di
lapangan, menurut hasil penelitian Suka (2004)
komposisi media tanam yang paling baik adalah
tanah : pasir : kompos dengan perbandingan 2 :
1 : 1 pada bibit kakao. Hasil penelitian Suparta
(2013) menunjukkan bahwa perbandingan
komposisi media tanam 2 : 1 : 1 memberikan
total berat kering oven bibit tertinggi. Hasil
penelitian Yuwita (2012) pada bibit kopi
arabika perbadingan komposisi media tanam
yang paling baik adalah 1 : 2 : 1.
Pembibitan adalah langkah awal untuk
pertanaman berikutnya, oleh karena itu
pembibitan harus memperoleh perlakuan
tertentu agar kelak diperoleh bibit yang siap
tanam (Supriyadi, 1985). Situmorang (1974)
menyatakan pembibitan sangat perlu karena
jarang langsung biji ditanam di lapangan, dalam
pembibitan perawatan
lebih
sempurna,
kebutuhan air dalam musim kemarau harus
dapat terpenuhi dengan baik dan cepat,
sehingga pertumbuhan tanaman jauh lebih baik,
selanjutnya tanaman yang sehat dan kuat dapat
dipilih untuk kemudian ditanam di lapangan.
Untuk memacu perkecambahan benih, maka
perlu perlakuan pemberian zat perangsang
tumbuh (ZPT) pada benih. Kadang-kadang
rendahnya tingkat perkecambahan benih
kemungkinan disebabkan rendahnya tingkat
phenol,
atau
kofektor auksin
dalam
pembentukan akar (Hartmann dan Kester,
1983).
Banyak zat perangsang tumbuh yang
beredar dipasar, yang gunanya untuk
pembibitan tanaman, maka penulis ingin
menguji “Merk Rootmost” sebagai zat
perangsang tumbuh (mempercepat tumbuhnya
akar) dalam penelitian ini, yang diharapkan
dapat menjawab masalah tersebut di atas.
Sebagai ilustrasi, berdasarkan penelitian
Astawa (2008) pada stek panili mendapatkan
hasil perlakuan 4 g liter air-1 memberikan total
berat kering oven tanaman-1 terberat, yaitu
seberat 1,69 g.
Berdasarkan uraian di atas, maka
penulis ingin meneliti pengaruh komposisi
media tanam kompos dan konsentrasi ZPT
126
Rootmost terhadap pertumbuhan bibit jambu
mete. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh komposisi media
tanam kompos dan konsentrasi ZPT Rootmost
serta interaksinya terhadap pertumbuhan bibit
jambu mete.
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian
ini adalah dengan penggunaan perbandingan
media tumbuh tanah, pasir dan kompos (2 : 1 :
1) serta menggunakan dengan konsentrasi 4 ml
Rootmost liter air-1 diharapkan memberikan
pertumbuhan bibit jambu mete yang terbaik.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pola faktorial
dengan rancangan dasar Rancangan Acak
Kelompok (RAK). Percobaan ini menggunakan
dua perlakuan yaitu faktor Media Tanam (M)
dan faktorkonsentrasi ZPT Rootmost (R).
Faktor perlakuan Media Tanam (M) terdiri dari
3 komposisi yaitu :M1 = Media tanah + pasir (3
: 1), M2 = Media tanah + pasir + kompos (2 : 1
:1), M3 = Media tanah + pasir + kompos (2 : 2 :
1). Faktor konsentrasi ZPT Rootmost terdiri 4
(empat) tingkat : R 0 = 0 ml liter air-1 , R1 = 2 ml
liter air-1 , R2 = 4 ml liter air-1 dan R3 = 6 ml liter
air-1 . Dari kedua faktor perlakuan tersebut
terdapat 12 kombinasi perlakuan yang masing masing diulang sebanyak 3 kali sehingga
diperlukan 36 polibag percobaan.Penempatan
masing – masing kombinasi perlakuan polibag
dilakukan secara acak, dengan jarak antar
polibag dengan polibag yang lainnya dalam
satu ulangan adalah 15 cm dan jarak antar
ulangan dengan ulangan lainnya 35 cm.
Penelitian ini dilaksanakan di Sanggulan,
Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan,
dengan ketinggian tempat ± 200 m dari
permukaan laut (dpl) dengan curah hujan 2000
– 2500 mm tahun-1. Penelitian ini berlangsung
selama 86 hari yakni dari tanggal 6 Mei – 30
Juli 2015.
Bahan yang digunakan dalam penelitian
ini adalah, tanah, pasir, pupuk kompos (kotoran
sapi), ZPT Rootmost, polibag ukuran 15 x 35
cm, bambu, plastik lembaran, tali rafia, triplek
dan benih mete. Alat-alat yang digunakan yaitu
cangkul, timbangan, ayakan, jangka sorong,
Majalah Ilmiah Untab, Vol. 13 No. 2 September 2016
penggaris, oven, cangkul, pisau, sabit, palu, dan
lain – lain.
Media yang digunakan dalam penelitian
ini adalah tanah, pasir dan kompos, yang telah
dikering anginkan terlebih dahulu dan diayak,
kemudian 12 polibag diisi tanah + pasir ( 3 : 1
), 12 polibag lainnya diisi tanah + pasir +
kompos ( 2 : 1 : 1 ) dan 12 polibag lainnya diisi
tanah + pasir + kompos ( 2 : 2 : 1 ). Sebelum
polibag diisi bahan – bahan tersebut
sebelumnya dicampur hingga rata dan masing –
masing polibag diisi 3 kg. Kemudian polibag
diatur letaknya pada meja penelitian sesuai
dengan hasil pengacakan pada masing – masing
ulangan, jarak antar ulangan 35 cm dan jarak
dalam ulangan 15 cm, kemudian media disiram
air sampai betul – betul basah semua sampai ke
bawah.
Benih yang telah diambil dicuci bersih
kemudian
dikeringanginkan,
sebelum
dilakukan
perlakuan
konsentrasi
ZPT
Rootmost.Biji yang digunakan sebagai benih
dipilih yang baik selanjutnya diperlakukan
dengan Rootmost dengan konsentrasi masingmasing 0 ml liter
air-1 , 2 ml liter air-1 , 4 ml
liter air-1 , dan 6 ml liter air-1 dengan perendaman
selama 24 jam. Penanaman benih dilakukan
tanggal 6 Mei – 30 Juli 2015 , benih ditanam
langsung dalam polibag ukuran 15 x 35 cm
dengan berat media 3 kg. Benih ditanam 2 biji
polibag-1 dan dibuatkan polibag cadangan
untuk mencegah apabila terdapat benih yang
tidak dapat tumbuh. Setelah semua bibit
tumbuh maka perlu diadakan penjarangan
bibit dengan tujuan disetiap polibag hanya ada
satu bibit jambu mete yang akan digunakan
sebagai objek penelitian. Penjarangan bibit
dilakukan dengan memotong menggunakan
gunting.Penjarangan dilakukan bersamaan
dengan pengamatan saat muncul tunas.
Pemeliharaan bibit meliputi : penyiraman,
penyiangan,dan pengendalian hama dan
penyakit. Penyiraman dilakukan 1 kali sehari
tergantung juga pada keadaan, seandainya
hujan maka penyiraman tidak dilakukan. Jadi
Penyiraman pada polibag dilakukan hati – hati
agar tanah dalam polibag tidak tumpah keluar,
tidak kering dan tidak terlalu basah / becek.
Penyiraman dilakukan menggunakan
gelas air mineral, dengan takaran air ½ gelas.
Penyiangan dilakukan setiap saat tergantung
dari pertumbuhan gulma yang ada.Rumput
yang tumbuh di dalam polibag dan di petakan
percobaan segera dicabut dan di buang keluar.
Dalam penelitian ini tidak ditemukan serangan
hama dan penyakit sehingga tidak dilakukan
tindakan pengendalian hama dan penyakit.
Pengamatan dilakukan terhadap beberapa
parameter yang meliputi bagian tanaman diatas
tanah dan dibawah tanah. Adapun parameter
yang diamati adalah : Saat muncul tunas
(hst),Tinggi bibit (cm), Jumlah daun (helai),
Luas daun total bibit-1 (cm2 ), Diameter batang
(cm), Berat basah bagian bibit di atas tanah (g),
Berat basah bagian bibit di bawah tanah (g),
Total berat basah bibit (g), Berat kering oven
bagian tanaman di atas tanah (g), Berat kering
oven bagian bibit di bawah tanah (g), Total
berat kering oven tanaman (g) dan Rasio laju
pertumbuhan (%). Penelitian ini diakhiri
sampai saat bibit berumur 86 hari setelah tanam
(hst).
Pengamatan
dilakukan
dengan
membongkar bibit tanaman dengan hati-hati
agar tidak ada akar yang terputus.Bibit yang
sudah dibongkar dibersihkan dengan air secara
perlahan-lahan,
selanjutnya
dilakukan
pengukuran sesuai dengan parameter yang
sudah ditentukan.
Data hasil pengamatan dianalisis secara
statistika dengan analisis keragaman.Apabila
faktor tunggal (M dan R) menunjukkan
pengaruh yang nyata atau sangat nyata, maka
dilanjutkan dengan uji Beda Nilai Terkecil
(BNT) 5%.Apabila interaksi perlakuan
berpengaruh nyata atau sangat nyata,
dilanjutkan dengan uji Duncan’s taraf 5%
(Gomez dan Gomez, 1995).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Hasil analisis statistika menunjukkan
bahwa pengaruh interaksi antara perlakuan
media tanam dan konsentrasi ZPT Rootmost
terhadap seluruh parameter yang diamati adalah
tidak nyata (p < 0,05) (Tabel 1).
Perlakuan media tanam memberikan
pengaruh sangat nyata (p < 0,01) terhadap
parameter saat muncul tunas, tinggi bibit,
jumlah daun, luas daun total bibit-1 dan berat
I Nengah Karnata, Pande Gede Gunamanta, Wayan Lana, Meningkatkan Pertumbuhan Bibit....
127
basah bagian bibit di atas tanah dan total berat
basah bibit, selanjutnya terhadap parameter
diameter batang, berat basah bagian bibit di
bawah tanah, berat kering oven bagian bibit di
atas tanah, berat kering oven bagian bibit di
bawah tanah, total berat kering oven bibit dan
rasio laju pertumbuhan memberikan pengaruh
tidak nyata (p < 0,05) (Tabel 1).
Perlakuan konsentrasi ZPT Rootmost
memberikan pengaruh sangat nyata (p < 0,01)
terhadap parameter saat muncul tunas, tinggi
bibit, luas daun total bibit-1 dan berat basah
bagian bibit di atas tanah dan total berat basah
bibit, selanjutnya berpengaruh nyata (p < 0,05)
terhadap parameter jumlah daun dan terhadap
parameter diameter batang, berat basah bagian
bibit di bawah tanah, berat kering oven bagian
bibit di atas tanah, berat kering oven bagian
bibit di bawah tanah, total berat kering oven
bibit dan rasio laju pertumbuhan memberikan
pengaruh tidak nyata (p < 0,05) (Tabel 1).
Tabel 1.
Signifikansi pengaruh media tanam (M) dan
konsentrasi
ZPT Rootmost
(R)
serta
interaksinya (M x R) terhadap variabel yang
diamati
No
Parameter
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Saat muncul tunas (hst)
Tinggi bibit (cm)
Jumlah daun (helai)
Luas daun total bibit-1 (cm 2 )
Diameter batang (cm)
Berat basah bagian bibit di
atas tanah (g)
Berat basah bagian bibit di
bawah tanah (g)
Total berat basah bibit (g)
Berat kering oven bagian bibit
di atas tanah (g)
Berat kering oven bagian bibit
di bawah tanah (g)
Total berat kering oven bibit
(g)
Rasio laju pertumbuhan (%)
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Pengaruh Perlakuan
M
R
MxR
**
**
ns
**
**
ns
**
*
ns
**
**
ns
ns
ns
ns
**
**
ns
ns
ns
ns
**
ns
**
ns
ns
ns
ns
ns
ns
ns
ns
ns
ns
ns
ns
Keterangan : ns = berpengaruh tidak nyata (< 0,05)
* = berpengaruh nyata (p < 0,05)
** = berpengaruh sangat nyata (p< 0,01)
hst = hari setelah tanam
Saat muncul tunah (hst)
Perlakuan media tanam dan konsentrasi
ZPT Rootmost berpengaruh sangat nyata (p<
0,01) terhadap parameter saat muncul tunas,
sedangkan interaksi antara kedua perlakuan
terhadap saat muncul tunas adalah berpengaruh
128
tidak nyat(p<0,05) (Tabel 1).Perlakuan tunggal
media tanam mampu mempercepat tumbuhnya
tunassecara nyata. Saat muncul tunas
tercepatditunjukkan oleh perlakuan media
tanah + pasir + kompos (2 : 1 : 1) (M2 ) yaitu
13,58 hst atau lebih cepat 8,03 % dibandingkan
media tanah + pasir (3 : 1) (M1 ) yaitu 14,67 hst
(Tabel 2). Perlakuan tunggal konsentrasi ZPT
Rootmost
juga mampu mempercepat
tumbuhnya tunassecara nyata. Saat muncul
tunas tercepatditunjukkan oleh perlakuan
konsentrasi 6 ml liter air-1 (R3 ) yaitu 12,78 hst
atau lebih cepat 19,95 % dibandingkan dengan
konsentrasi 0 ml liter air-1 (R0 ) yaitu 15,33 hst
(Tabel 2).
Tinggi bibit (cm)
Perlakuan media tanam dan konsentrasi
ZPT Rootmost berpengaruh sangat nyata (p<
0,01)
terhadap parameter tinggi bibit,
sedangkan interaksi antara kedua perlakuan
terhadap tinggi bibit adalah berpengaruh tidak
nyata (p < 0,05) (Tabel 1).Perlakuan tunggal
media tanam mampu meningkatkan tinggi
bibitsecara nyata, dimana tinggi bibit tertinggi
ditunjukkan oleh perlakuan media tanah + pasir
+ kompos (2 : 1 : 1) (M2 ) yaitu 23,83 cm atau
lebih tinggi 15,29 % dibandingkan media tanah
+ pasir (3 : 1) (M1 ) sebesar 20,67 cm (Tabel 2).
Perlakuan tunggal konsentrasi ZPT Rootmost
juga mampu meningkatkan tinggi bibitsecara
nyata, dimana tinggi bibit tertinggi ditunjukkan
oleh perlakuan konsentrasi 6 ml liter air-1 (R3 )
yaitu 24,67 cm atau lebih tinggi 28,36 %
dibandingkan dengan konsentrasi 0 ml liter air1
(R0 ) sebesar 19,22 cm (Tabel 2).
Jumlah daun (helai)
Perlakuan media tanam berpengaruh
sangat nyata (p < 0,01) terhadap parameter
jumlah daun, sedangkan konsentrasi ZPT
Rootmost berpengaruh
nyata (p< 0,05).
Selanjutnya interaksi antara kedua perlakuan
berpengaruh tidak nyata(p < 0,05) terhadap
jumlah daun (Tabel 1).Perlakuan tunggal media
tanam
mampu
meningkatkan
jumlah
daunsecara
nyata,
dimana
jumlah
daunterbanyak ditunjukkan oleh perlakuan
media tanah + pasir + kompos (2 : 1 : 1) (M2 )
yaitu 13,33 helai atau lebih banyak 11,83 %
Majalah Ilmiah Untab, Vol. 13 No. 2 September 2016
dibandingkan media tanah + pasir (3 : 1) (M1 )
sebanyak 11,92 helai (Tabel 3). Perlakuan
tunggal konsentrasi ZPT Rootmost juga
mampu meningkatkan jumlah daunsecara
nyata,
dimana
jumlah
daunterbanyak
ditunjukkan oleh perlakuan konsentrasi 6 ml
liter air-1 (R3 ) yaitu 13,22 helai atau lebih
banyak 11,19 % dibandingkan konsentrasi 0 ml
liter air-1 (R0 ) sebanyak 11,89 helai (Tabel 3).
Tabel 2.
Pengaruh tunggal media tanam dan konsentrasi
ZPT Rootmost terhadap saat muncul tunas dan
tinggi bibit
Perlakuan
Media Tanam (M):
Media tanah + pasir (3 : 1) (M 1 )
Media tanah + pasir + kompos (2
: 1 :1) (M 2 )
Media tanah + pasir + kompos (2
: 2 : 1) (M 3 )
BNT 5 %
Saat
muncul
tunas (hst)
14,67 a
13,58 b
Tinggi
bibit
(cm)
20,67 b
23,83 a
13,67 b
0,579
22,25
ab
1,86
0 ml liter air-1 (R0 )
2 ml liter air-1 (R1 )
15,33 a
19,22 b
4 ml liter air (R2 )
14,56 b
21,00 b
13,22 c
24,11 a
12,78 c
0,668
24,67 a
2,15
Konsentrasi ZPT Rootmost (R)
-1
6 ml liter air-1 (R3 )
BNT 5 %
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh
huruf yang sama pada perlakuan dan kolom
yang sama adalah tidak berbeda nyata pada uji
BNT 5%.
Luas daun total bibit-1 (cm)
Perlakuan media tanam dan konsentrasi
ZPT Rootmost berpengaruh sangat nyata (p<
0,01) terhadap parameter luas daun total bibit-1 ,
sedangkan interaksi antara kedua perlakuan
berpengaruh tidak nyata (p < 0,05) terhadap
luas daun total bibit-1 (Tabel 1).Perlakuan
tunggal media tanam mampu meningkatkan
luas daun total bibit-1 secara nyata, dimana luas
daun total bibit-1 terluas ditunjukkan oleh
perlakuan media tanah + pasir + kompos (2 : 1
: 1) (M2 ) yaitu 126,58 cm2 atau lebih luas 14,55
% dibandingkan media tanah + pasir (3 : 1) (M1 )
seluas 110,50 cm2 (Tabel 3). Perlakuan tunggal
konsentrasi ZPT Rootmost juga mampu
meningkatkan luas daun total bibit-1 secara
nyata, dimana luas daun total bibit-1 terluas
ditunjukkan oleh perlakuan konsentrasi 6 ml
liter air-1 (R3 ) yaitu 135 cm2 atau lebih luas
31,21 % dibandingkan dengan konsentrasi 0 ml
liter air-1 (R0 ) seluas 102,89 cm2 (Tabel 3).
Diameter batang (cm)
Pengaruh perlakuan media tanam dan
konsentrasi ZPT Rootmost serta interaksi
antara kedua perlakuan terhadap diameter
batang adalah berpengaruh tidak nyata (p <
0,05) (Tabel 1). Perlakuantunggal media tanam
dengan komposisi yang berbeda tidak mampu
meningkatkan diameter batang secara nyata,
dimana
rata-rata
diameter
batang
ketigakomposisi perlakuan, sebesar 0,30 cm
(Tabel 3).
Perlakuan tunggal konsentrasiZPT
Rootmost pada tingkat yang berbeda juga tidak
mampu meningkatkan diameter batang secara
nyata, dimana rata-rata diameter batang
keempat tingkat perlakuan, sebesar 0,30 cm
(Tabel 3).
Tabel 3.
Pengaruh tunggal media tanam dan konsentrasi
ZPT Rootmost terhadap jumlah daun dan luas
daun total bibit-1 dan diameter batang
Perlakuan
Jumlah
daun
(helai)
Luas
daun total
bibit-1
(cm 2 )
Diamet
er
batang
(cm)
110,50 b
0,30 a
126,58 a
0,31 a
Media Tanam (M):
Media tanah + pasir (3 : 1)
(M1 )
Media tanah + pasir +kompos
(2 : 1 :1) (M 2 )
Media tanah + pasir +kompos
(2 : 2 : 1) (M 3 )
BNT 5 %
11,92 b
13,33 a
123,42 a
0,29 a
12,67 a
0,71
8,565
ns
11,89 b
102,89 b
0,27 a
Konsentrasi ZPT Rootmost
(R)
0 ml liter air -1 (R0 )
2 ml liter air -1 (R1 )
4 ml liter air -1 (R2 )
6 ml liter air -1 (R3 )
BNT 5 %
112,00 b
0,29 a
13,00 a
12,44 ab
130,78 a
0,33 a
13,22 a
0,81
135,00 a
9,89
0,31 a
ns
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh
huruf yang sama pada perlakuan dan kolom
I Nengah Karnata, Pande Gede Gunamanta, Wayan Lana, Meningkatkan Pertumbuhan Bibit....
129
yang sama adalah tidak berbeda nyata pada uji
BNT 5%.
Berat basah bagian bibit di atas tanah (g)
Perlakuan media tanam dan konsentrasi
ZPT Rootmost berpengaruh sangat nyata (p<
0,01) terhadap parameter berat basah bagian
bibit di atas tanah, sedangkan interaksi antara
kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata (p ≥
0,05) terhadap berat basah bagian bibit di atas
tanah(Tabel 1). Perlakuan tunggal media tanam
mampu meningkatkan berat basah bagian bibit
di atas tanahsecara nyata, dimana berat basah
bagian bibit di atas tanah terberat ditunjukkan
oleh perlakuan media tanah + pasir + kompos
(2 : 1 : 1) (M2 ) yaitu 17,50 g atau lebih berat
28,87 % dibandingkan media tanah + pasir (3 :
1) (M1 ) seberat 13,58 g (Tabel 4). Perlakuan
tunggal konsentrasi ZPT Rootmost juga
mampu meningkatkan berat basah bagian bibit
di atas tanah secara nyata, dimana berat basah
bagian bibit di atas tanah terberat ditunjukkan
oleh perlakuan konsentrasi 6 ml liter air-1 (R3 )
yaitu 18,00 g atau lebih berat 53,67 %
dibandingkan dengan konsentrasi 0 ml liter air1
(R0 ) seberat 12,00 g (Tabel 4).
Berat basah bagian bibit di bawah tanah (g)
Pengaruh perlakuan media tanam dan
konsentrasi ZPT Rootmost serta interaksi
antara kedua perlakuan terhadap berat basah
bagian bibit di bawah tanahadalah berpengaruh
tidak nyata (p < 0,05) (Tabel 1).Perlakuan
tunggal media tanam pada komposisi yang
berbeda tidak mampu meningkatkan berat
basah bagian bibit di bawah tanahsecara nyata,
dimana rata-rata berat basah bagian bibit di
bawah
tanahketigakomposisi
perlakuan,
seberat6,78 g (Tabel 4). Perlakuan tunggal
konsentrasiZPT Rootmost pada tingkat yang
berbeda juga tidak mampu meningkatkan berat
basah bagian bibit di bawah tanahsecara nyata,
dimana rata-rata berat basah bagian bibit di
bawah tanahkeempat tingkat perlakuan, sebesar
6,72 g (Tabel 4).
Total berat basah bibit (g)
Perlakuan media tanam dan konsentrasi
ZPT Rootmost berpengaruh sangat nyata
(p<0,01) terhadap parameter total berat basah
130
bibit, sedangkan interaksi antara kedua
perlakuan berpengaruh tidak nyata (p < 0,05)
terhadap total berat basah
bibit (Tabel
1).Perlakuan tunggal media tanam mampu
meningkatkan total berat basah bibit secara
nyata, dimana total berat basah bibitterberat
ditunjukkan oleh perlakuan media tanah + pasir
+ kompos (2 : 1 : 1) (M2 ) yaitu 24,17 g atau
lebih berat 19,83 % dibandingkan media tanah
+ pasir (3 : 1) (M1 ) seberat 20,17 g (Tabel 4).
Perlakuan tunggal konsentrasi ZPT Rootmost
juga mampu meningkatkan total berat basah
bibit secara nyata, dimana total berat basah
bibitterberat ditunjukkan oleh perlakuan
konsentrasi 6 ml liter air-1 (R3 ) yaitu 24,78 g
atau lebih berat 28,93 % dibandingkan dengan
konsentrasi 0 ml liter air-1 (R0 ) seberat 19,22 g
(Tabel 4).
Tabel 4.
Pengaruh tunggal media tanam dan konsentrasi
ZPT Rootmost terhadap berat basah bagian
bibit di atas tanah, berat basah bagian bibit di
bawah tanah dan total berat basah bibit
Perlakuan
Berat basah
bagian bibit
di
atas
tanah (g)
Berat basah
bagian bibit
di bawah
tanah (g)
Total berat
basah bibit
(g)
6,58 a
20,17 b
6,67 a
24,17 a
7,08 a
22,50 a
ns
2,192
6,44 a
19,22 c
6,78 a
21,67 b
Media Tanam
(M):
Media tanah +
pasir (3 : 1) (M1)
Media tanah +
pasir + kompos
(2 : 1 :1) (M 2 )
Media tanah +
pasir + kompos
(2 : 2 : 1) (M 3 )
BNT 5 %
Konsentrasi
ZPT Rootmost
(R)
0 ml liter air -1
(R0 )
2 ml liter air -1
(R1 )
4 ml liter air -1
(R2 )
6 ml liter air -1
(R3 )
BNT 5 %
13,58 c
17,50 a
15,42 b
1,594
12,00 c
15,11 b
16,44 b
18,44 a
1,841
7,00 a
23,44 ab
6,67 a
24,78 a
ns
1,898
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh
huruf yang sama pada perlakuan dan kolom
yang sama adalah tidak berbeda nyata pada uji
BNT 5%.
Majalah Ilmiah Untab, Vol. 13 No. 2 September 2016
Berat kering oven bagian bibit di atas tanah
(g)
Pengaruh perlakuan media tanam dan
konsentrasi ZPT Rootmost serta interaksi
antara kedua perlakuan terhadap berat kering
oven bagian bibit di atas tanah adalah
berpengaruh tidak nyata (p < 0,05) (Tabel
1).Perlakuan tunggal media tanam pada
komposisi yang berbeda tidak mampu
meningkatkan berat kering oven bagian bibit di
atas tanah secara nyata, dimana rata-rata berat
kering oven bagian bibit di atas tanah
ketigakomposisi perlakuan, seberat5,56 g
(Tabel 5).
Perlakuan tunggal konsentrasiZPT
Rootmost pada tingkat yang berbeda juga tidak
mampu meningkatkan berat kering oven bagian
bibit di atas tanah secara nyata, dimana rata-rata
berat kering oven bagian bibit di atas tanah
keempat tingkat perlakuan sebesar 5,56 g
(Tabel 5).
Berat kering oven bagian bibit di bawah
tanah (g)
Pengaruh perlakuan media tanam dan
konsentrasi ZPT Rootmost serta interaksi
antara kedua perlakuan terhadap berat kering
oven bagian bibit di bawah tanah adalah
berpengaruh tidak nyata (p < 0,05) (Tabel 1).
Perlakuan tunggal media tanam pada komposisi
yang berbeda tidak mampu meningkatkan berat
kering oven bagian bibit di bawah tanah secara
nyata, dimana rata-rata berat kering oven
bagian bibit di bawah tanah ketigakomposisi
perlakuan, seberat5,08 g (Tabel5). Perlakuan
tunggal konsentrasiZPT Rootmost pada tingkat
yang berbeda juga tidak mampu meningkatkan
berat kering oven bagian bibit di bawah tanah
secara nyata, dimana rata-rata berat kering oven
bagian bibit di bawah tanah keempat tingkat
perlakuan sebesar 5,08 g (Tabel 5).
Total berat kering oven bibit (g)
Pengaruh perlakuan media tanam dan
konsentrasi ZPT Rootmost serta interaksi
antara kedua perlakuan terhadap total berat
kering oven bibit adalah berpengaruh tidak
nyata (p ß0,05) (Tabel 1).Perlakuan tunggal
media tanam pada komposisi yang berbeda
tidak mampu meningkatkan total berat kering
oven bibit secara nyata, dimana rata-rata total
berat kering oven bibit ketigakomposisi
perlakuan, seberat10,64 g (Tabel 6). Perlakuan
tunggal konsentrasiZPT Rootmost pada tingkat
yang berbeda juga tidak mampu meningkatkan
total berat kering oven bibit secara nyata,
dimana rata-rata total berat kering oven bibit
keempat tingkat perlakuan sebesar 10,64 g
(Tabel 6).
Tabel 5.
Pengaruh tunggal media tanam dan konsentrasi
ZPT Rootmost terhadap berat kering oven
bagian bibit di atas tanah dan berat kering oven
bagian bibit di bawah tanah
Perlakuan
Berat
kering
oven
bagian
bibit di atas
tanah (g)
Media Tanam (M):
Media tanah + pasir (3 : 1)
(M1 )
Media tanah + pasir + kompos
(2 : 1 :1) (M 2 )
Media tanah + pasir + kompos
(2 : 2 : 1) (M 3 )
BNT 5 %
5,42 a
5,67 a
Berat
kering oven
bagian bibit
di bawah
tanah (g)
5,00 a
5,25 a
5,00 a
5,58 a
ns
ns
Konsentrasi ZPT Rootmost
(R)
0 ml liter air -1 (R0 )
5,56 a
5,22 a
2 ml liter air -1 (R1 )
5,44 a
4,89 a
4 ml liter air -1 (R2 )
5,56 a
5,22 a
6 ml liter air -1 (R3 )
5,67 a
5,00 a
BNT 5 %
ns
ns
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh
huruf yang sama pada perlakuan dan kolom
yang sama adalah tidak berbeda nyata pada uji
BNT 5%.
Rasio laju pertumbuhan (%)
Pengaruh perlakuan media tanam dan
konsentrasi ZPT Rootmost serta interaksi
antara kedua perlakuan terhadap rasio laju
pertumbuhan adalah berpengaruh tidak nyata (p
≤ 0,05) (Tabel 1). Perlakuan tunggal media
tanam pada komposisi yang berbeda tidak
mampu meningkatkan rasio laju pertumbuhan
secara nyata, dimana rata-rata rasio laju
pertumbuhan
ketigakomposisi
perlakuan
I Nengah Karnata, Pande Gede Gunamanta, Wayan Lana, Meningkatkan Pertumbuhan Bibit....
131
adalah113,05 % (Tabel 6). Perlakuan tunggal
konsentrasiZPT Rootmost pada tingkat yang
berbeda juga tidak mampu meningkatkan rasio
laju pertumbuhan secara nyata, dimana rata-rata
rasio laju pertumbuhan keempat tingkat
perlakuan adalah 113,05 % (Tabel 6).
Tabel 6.
Pengaruh tunggal media tanam dan konsentrasi
ZPT Rootmost terhadap total berat kering oven
bibit dan rasio laju pertumbuhan
Perlakuan
Total berat
kering oven
bibit (g)
Rasio
laju
pertumbuhan
(%)
Media Tanam (M):
Media tanah + pasir (3 : 1)
(M1 )
Media tanah + pasir + kompos
(2 : 1 :1) (M 2 )
Media tanah + pasir +kompos
(2 : 2 : 1) (M 3 )
BNT 5 %
10,42 a
10,92 a
110,69 a
108,89 a
119,58 a
10,58 a
ns
ns
Konsentrasi ZPT Rootmost
(R)
0 ml liter air -1 (R0 )
10,78 a
108,52 a
2 ml liter air -1 (R1 )
10,33 a
111,67 a
4 ml liter air -1 (R2 )
10,78 a
117,22 a
6 ml liter air -1 (R3 )
10,67 a
114,81 a
BNT 5 %
ns
ns
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh
huruf yang sama pada perlakuan dan kolom
yang sama adalah tidak berbeda nyata pada uji
BNT 5%.
Pembahasan
Interaksi antara perlakuan media tanam
dan konsentrasi ZPT Rootmost berpengaruh
tidak nyata (p < 0,05) terhadap seluruh
parameter yang diamati (Tabel 1). Jadi secara
bersamaan perlakuan media tanam dan
konsentrasi ZPT Rootmost
memberikan
pengaruh yang kecil terhadap parameter yang
diamati sehingga berpengaruh tidak nyata(p <
0,05).Pertumbuhan bibit jambu mete lebih
banyak dipengaruhi oleh perlakuan tunggal
media tanam danperlakuankonsentrasi ZPT
Rootmost .
132
Perlakuan tunggal media tanam mampu
meningkatkan total berat basah bibit secara
nyata, dimana total berat basah bibitterberat
ditunjukkan oleh perlakuan media tanah + pasir
+ kompos (2 : 1 : 1) (M2 ) yaitu 24,17 g atau
lebih berat 19,83 % dibandingkan media tanah
+ pasir (3 : 1) (M1 ) seberat 20,17 g (Tabel 4).
Akan tetapi, peningkatan total berat basah bibit
ini tidak mampu meningkatkan total berat
kering oven. Hal ini diduga disebabkan oleh
belum optimalnya assimilat atau bahan kering
(fotosintat) yang dihasilkan oleh tanaman.
Belum optimalnya bahan kering yang
dihasilkan diduga disebabkan oleh masa
pertumbuhan bibit yang hanya berlangsung
lebih kurang 3 bulan. Tanaman jambu mete
termasuk tanaman industri yang tergolong
tanaman tahunan. Sebagai tanaman tahunan,
jambu mete memerlukan waktu yang panjang
untuk meningkatkan bahan kering atau
assimilate.
Meningkatnya total berat basah
bibitpada perlakuan media tanah + pasir +
kompos (2 : 1 : 1) (M2 ) berarti komposisi media
ini paling baik dibandingkan dengan komposisi
media tanam lainnya, terutama perbandingan
komposnya. Penggunaan media tanam organik
dalam hal ini kompos dengan komposisi yang
tepat berdampak terhadap perbaikan sifat fisik,
kimia dan biologi media tanam yang lebih baik
sehingga dapat merangsang pembentukan dan
perkembangan akar (Hendromono, 2003).
Walaupun dalam konteks penelitian ini tidak
dianalisis sifat fisik, kimia dan biologi media,
akan tetapi diduga perlakuan media tanah +
pasir + kompos (2 : 1 : 1) (M2 ) mampu
memberikan pengaruh yang baik terhadap
pertumbuhan bibit jambu mete. Penggunaan
kompos sebagai media tanam organik penting
dalam pengikatan kemampuan tanah untuk
menahan air lebih lama serta mempertahankan
kelembaban terutama pada tanah – tanah
berpasir (Syarif, 1985). Sifat kimia ditunjukkan
dengan meningkatnya unsur hara makro dan
mikro dalam media tanam, secara biologi
meningkatkan jumlah dan aktivitas mikroba,
menggemburkan
tanah,
merangsang
pertumbuhan akar dan tunas (Mulat, 2003).
Meningkatnya total berat basah
bibitpada perlakuan media tanah + pasir +
Majalah Ilmiah Untab, Vol. 13 No. 2 September 2016
kompos (2 : 1 : 1) (M2 ) disebabkan oleh
peningkatan bagian bibit di atas tanah.
Selanjutnya peningkatan berat basah bagian
bibit di atas tanah lebih disebabkan oleh
meningkatnya organ-organ tanaman di atas
tanah seperti batang dan daun.Lebih awalnya
munculnya
tunas
juga
menyebabkan
meningkatnya total berat basah bibitpada
perlakuan media tanah + pasir + kompos (2 : 1
: 1) (M2 ) yaitu 13,58 hst atau lebih cepat 8,03 %
dibandingkan media tanah + pasir (3 : 1) (M1 )
yaitu 14,67 hst (Tabel 2). Dengan lebih awalnya
munculnya tunas maka akar bibit lebih lama
dan lebih banyak berkesempatan menyerap
unsur hara dan air untuk keperluan
pertumbuhan bibit selanjutnya.
Perlakuan tunggal konsentrasi ZPT
Rootmost juga mampu meningkatkan total
berat basah bibit secara nyata, dimana total
berat basah bibitterberat ditunjukkan oleh
perlakuan konsentrasi 6 ml liter air-1 (R3 ) yaitu
24,78 g atau lebih berat 28,93 % dibandingkan
dengan konsentrasi 0 ml liter air-1 (R0 ) seberat
19,22 g (Tabel 4). Seperti halnya pada
perlakuan media tanam, peningkatan total berat
basah bibit ini tidak mampu meningkatkan total
berat kering oven.
Meningkatnya total berat basah bibit pada
konsentrasi 6 ml ZPT Rootmost liter air-1 (R3 )
dibandingkan dengan perlakuan 0 ml liter air-1
(R0 ) berarti pada tingkat konsentrasi 6 ml liter
air-1 (R3 ) bahan aktif I-naftalenaselamida
0,067%, 2-metil - I nagtalenasetamida 0,013%,
2- metil- I naftalena asetat 0,33% dan indol – 3
butirat 0,057% memberikan pengaruh yang
terbaik terhadap pertumbuhan total berat basah
bibit. Di samping itu, kandungan fungisida
thiram 4% mampu melindungi bibit dari
serangan jamur yang sering menyerang bibit
(Hartmann dan Kester, 1983).
Meningkatnya total berat basah
bibitpada pada konsentrasi 6 ml ZPT Rootmost
liter air-1 (R3 ) disebabkan oleh peningkatan
bagian bibit di atas tanah. Selanjutnya
peningkatan berat basah bagian bibit di atas
tanah lebih disebabkan oleh meningkatnya
pertumbuhan batang dan daun. Pengaruh ZPT
Rootmost dilihat dari segi fisiologi, akan
berpengaruh terhadap pengembangan sel
(perkecambahan) dan pertumbuhan akar dan
tunas (Abidin, 1985). Lebih lanjut dinyatakan
bahwa penggunaan Rootmost akan memacu
pertumbuhan akar biji atau benih. Hal ini
terlihat dari parameter munculnya tunas. Pada
konsentrasi 6 ml ZPT Rootmost liter air-1 (R3 )
mampu mempercepat munculnya tunas 19,95
% dibandingkan dengan konsentrasi 0 ml liter
air-1 (R0 ) yaitu 15,33 hst (Tabel 2). Dengan
lebih awalnya munculnya tunas maka akar bibit
lebih lama dan lebih banyak berkesempatan
menyerap unsur hara dan air untuk keperluan
pertumbuhan bibit selanjutnya.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
pembahasan di atas, maka disimpulkan
beberapa hal sebagai berikut :
1. Interaksi antara perlakuan media tanam
dan konsentrasi
ZPT Rootmost
berpengaruh tidak nyata (p < 0,05)
terhadap seluruh parameter yang diamati.
2. Perlakuan komposisi media tanam
memberikan pengaruh sangat nyata (p <
0,01) terhadap parameter saat muncul
tunas, tinggi bibit, jumlah daun, luas daun
total bibit-1 dan berat basah bagian bibit di
atas tanah dan total berat basah bibit,
selanjutnya terhadap parameter diameter
batang, berat basah bagian bibit di bawah
tanah, berat kering oven bagian bibit di atas
tanah, berat kering oven bagian bibit di
bawah tanah, total berat kering oven bibit
dan rasio laju pertumbuhan memberikan
pengaruh tidak nyata (p < 0,05). Total berat
basah
bibitterberat ditunjukkan oleh
perlakuan media tanah + pasir + kompos (2
: 1 : 1) (M2 ) yaitu 24,17 g atau lebih berat
19,83 % dibandingkan media tanah + pasir
(3 : 1) (M1 ) seberat 20,17 g.
3. Perlakuan konsentrasi
ZPT Rootmost
memberikan pengaruh sangat nyata (p <
0,01) terhadap parameter saat muncul
tunas, tinggi bibit, luas daun total bibit-1
dan berat basah bagian bibit di atas tanah
dan total berat basah bibit, selanjutnya
berpengaruh nyata (p < 0,05) terhadap
parameter jumlah daun dan terhadap
parameter diameter batang, berat basah
I Nengah Karnata, Pande Gede Gunamanta, Wayan Lana, Meningkatkan Pertumbuhan Bibit....
133
bagian bibit di bawah tanah, berat kering
oven bagian bibit di atas tanah, berat kering
oven bagian bibit di bawah tanah, total
berat kering oven bibit dan rasio laju
pertumbuhan memberikan pengaruh tidak
nyata (p ≥ 0,05). Total berat basah
bibitterberat ditunjukkan oleh perlakuan
konsentrasi 6 ml liter air-1 (R3 ) yaitu 24,78
g atau lebih berat 28,93 % dibandingkan
dengan konsentrasi 0 ml liter air-1 (R0 )
seberat 19,22 g.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini maka
disarankan:
1. Pembibitan jambu mete yang mengikuti
perlakuan penelitian ini, maka
dapat
disarankan menggunakanmedia tanah +
pasir + kompos (2 : 1 : 1)yang
dikombinasikan dengan ZPT Rootmost
dengan konsentrasi 4 ml liter air-1 .
2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan
perlakuan yang sama atau perlakuan
perbandingan komposnya dipertajam tetapi
pada tanaman industri (tahunan) yang
berbeda
sehingga
hasilnya
dapat
dibandingkan dengan hasil penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin. 1985. Dasar-Dasar Pengetahuan
tentang Zat Pengatur Tumbuh. Jakarta :
Penerbit PT Angkasa Raya
Anonimus. 2006. Informasi Perkebunan.
Pemerintah
Provinsi
Bali
Dinas
Perkebunan. Denpasar
-------------. 2007. Media Tanam Untuk
Tanaman Hias. Jakarta : Penebar Swadaya
-------------. 2008. Profil Tanaman Jambu Mete.
Direktorat Jenderal Perkebunan. Jakarta.
-------------. 2011. Budidaya Tanaman Jambu
Mete.
(Makalah
Budidaya
Jambu
Mete).http:/salminm0inti.wordpress.com/
2011/06/11/makalah-budidaya-jambumente di unduh tanggal 7 Januari 2014
-------------. 2012. Statistik
Perkebunan
Provinsi Bali. Denpasar : Pemerintah
Provinsi Bali Dinas Perkebunan.
134
Astawa, I K. 2008. Pengaruh Letak Bahan
Setek dan Konsentrasi Rootone F terhadap
Pertumbuhan Setek Bibit Panili ( Vanilla
planifolia Andrews )” (Skripsi). Tabanan
:Universitas Tabanan
Buckman,O.H., Nyle C. Brady.1982. Ilmu
Tanah.Jakarta : Bhatara Karya Aksara
(Terjemahan).
Gomes,K.,Gomes,A.1995.Prosedur Statistik
Untuk Peneletian Pertanian. Jakarta :
Universitas Indonesia.
Hartmann, G.H., Kester, J. 1983. Plant
Progation.Jakarta
:
Penerbit
PT.Mediatama Sarana Perkasa.
Hendromono.2003.Increasing The Quality of
Forest Tree Seeling by Using Appropriate
organic Medium an Container.Bogor :
Forestry Research adng Development.Vol
4 no.2
Mulat, T. 2003. Membuat dan Memanfaatkan
Kascing Pupuk Organik Berkualitas.
Cetakan pertama.Jakarta : PT. Agro Media
Pustaka.
Nurhayati,H.,Nyakpa.Y.,
Lubis.A.M.,
Nugroho.G.S., Diha.A.M., Hong.B.G.,
Balley.H.H. 1986. Dasar – Dasar Ilmu
Tanah. Lampung: Universitas Lampung.
Situmorang. 1974. Budidaya dan Pengolahan
Coklat. Balai Penelitian Pertanian Bogor.
Sub Penelitian Jember.
Suka,I.W. 2004. Pengaruh Media Tanam dan
Dosis Pupuk Urea Terhadap Pertumuhan
Bibit Kakao( Theobroma cocoa L.)(
Skripsi ). Tabanan : Universitas Tabanan.
Suparta,A.I.P. 2013. Pengaruh Komposisin
Media Tanam dan Dosis Pupuk Urea
Terhadap Pertumbuhan Bibit Pepaya
(Caraica papaya L.)(skripsi).Tabanan :
Universitas Tabanan.
Supriyadi,G. 1985. Manageman Pembibitan
Cokelat.
Badan Penelitian dan
Pengembangan
Pertanian.
Balai
Penelitian Perkebunan Jember, hal 13 – 18.
Sutopo, L. 2002. Teknologi Benih. Jakarta :
Penerbit Rajawali
Majalah Ilmiah Untab, Vol. 13 No. 2 September 2016
Syarif,S. 1985. Kesuburan dan Pemupukan
Tanah Pertanian. Bandung : Pustaka
Buana.
Turaini,I.W.K.,Karnata,N.,Rusdianta,M.G.
2012. Pengaruh Komposisi Media Kascing
dan Umur Bibit Terhadap Pertumbuhan
Bibit Tanaman Majegau (Dysoxylum
Parasikum Osbeck Kostrem). Tabanan:
Majalah Ilmiah Universitas Tabanan Vol .9
No.2 September 2012.
Sukawidana,I.M. 2011. Kondisi Fisik, Kimia
dan Biologi Tanah Pembibitan Jambu Mete
Akibat Inokulasi Mikoriza dan Pupuk
Organik. Tabanan : Ganesa Swara Vol 5
No.1,Pebruari 2011.
Yuwita,P.D.S. 2012. Respon Pertumbuhan
Bibit Kopi Arabika (Coffea Arabica L.)
Pada Perlakuan Kombinasi Media Tanam
Organik dan Kosentrasi Zat Pengatur
Tumbuh Atonik ( Skripsi ). Tabanan
:Universitas Tabanan
I Nengah Karnata, Pande Gede Gunamanta, Wayan Lana, Meningkatkan Pertumbuhan Bibit....
135
Download