Modul Kapita Selekta Ilmu Sosial [TM4]

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Perubahan Sosial dan Kebudayaan & Masalah-masalah Sosial
Modul Standar untuk
digunakan dalam Perkuliahan
di Universitas Mercu Buana
Fakultas
Program Studi
Ilmu Komunikasi
Broadcasting
Tatap Muka
04
Kode MK
Disusun Oleh
MK85005
Dicky Andika, M.Si
Abstract
Kompetensi
Setelah mempelajari konsepkonsep pokok-pokok dan
cabang-cabang ilmu sosial,
pembahasan lebih mendalam
difokuskan pada isu yang
dihadapi oleh pelaku komunikasi
dalam profesi dan masyarakat,
khususnya berkaitan dengan
dilemma-dilema etik
Dalam pokok bahasan ini adalah
memperkenalkan dan membahas
terhadap ilmu sosial sebagai induk
etika. Setelah mempelajari
konsep-konsep pokok-pokok dan
cabang-cabang filsafat,
pembahasan lebih mendalam
difokuskan pada isu yang dihadapi
oleh pelaku komunikasi dalam
profesi dan masyarakat,
khususnya berkaitan dengan
dilemma-dilema etik
KEKUASAAN, WEWENANG dan KEPEMIMPINAN
A. HAKIKAT KEKEASAAN dan SUMBERNYA
Kekuasaan dapat bersumber pada bermacam-macam factor.
Apabila
sumber-sumber
kekuasaan
tersebut
dikaitkan
dengan
kegunaannya, maka dapat diperoleh gambaran sebagai berikut :
Sumber
Kegunaan
a. Militer,Polisi, Kriminal
Pengendalian kekerasan
b. Ekonomi
Mengendalikan
tanah,
buruh,
kekayaan material, produksi
c. Politik
Pengambilan keputusan
d. Hukum
Mempertahankan,
mengubah,
melancarkan interaksi
e. Tradisi
Sistem kepercayaan nilai-nilai
f. Ideologi
Pandangan hidup, integrasi
g. “Diversionary power”
Kepentingan rekreatif
B.
WEWENANG KHARISMATIS, TRADISIONAL dan RASIONAL
(LEGAL)
Wewenang kharismatis merupakan wewenang yang didasarkan
pada charisma, yaitu suatu kemampuan khusus (wahyu, pulung) yang ada
pada diri seseorang.
Wewenang kharismatis tidak diatur oleh kaidah-kaidah, baik yang
tradisional maupun rasional.
Sifatnya adalah cenderung irasional.
Adakalanya charisma dapat hilang, karena masyarakat sendiri yang
berubah dan mempunyai faham yang berbeda.
‘13
2
Nama Mata Kuliah dari Modul
Dicky Andika
Perubahan-perubahan
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
mana seringkali tak dapat diikuti oleh orang yang mempunyai wewenang
kharismatis
tadi,
sehingga
dia
tertinggal
oleh
kemajuan
dan
perkembangan masyarakat.
Wewenang tradisional dapat dipunyai oleh seseorang maupun
sekelompok orang. Dengan kata lain, wewenang tersebut dimiliki oleh
orang-orang yang menjadi anggota kelompok.
Akan tetapi karena
kelompok tadi mempunyai kekuasaan dan wewenang yang telah
melembaga dan bahkan menjiwai masyarakat.
Ciri-ciri utama wewenang tradisional adalah :
a.
adanya ketentuan-ketentuan tradisional yang mengikat penguasa
yang mempunyai wewenang, serta orang-orang lainnya dalam
masyarakat.
b.
Adanya wewenang yang lebih tinggi ketimbang kedudukan
seseorang yang hadir secara pribadi.
c.
Selama tak ada pertentangan dengan ketentuan-ketentuan
tradisional, orang-orang dapat bertindak secara bebas.
Wewenang rasional atau legal adalah wewenang yang disandarkan
pada system hukum yang berlaku dalam masyarakat.
Sistem hukum
disini difahamkan sebagai kaidah-kaidah yang telah diakui serta ditaati
masyarakat, dan bahkan yang telah diperkuat oleh Negara.
Pada
wewenang yang didasrkan pada system hukum harus dilihat juga apakah
system hukumnya bersandar pada tradisi, agama atau lain-lain factor.
Max Weber mengemukakan pendapat bahwa ada kecenderungan
dari wewenang kharismatis (yang berkurang kekuatannya bila keadaan
masyarakat
berubah)
untuk
dijadikan
kekuasaan
tetap
dengan
mengabadikan kepentingan serta cita-cita para pengikut pemimpinan
kharismatis tadi ke dalam kehidupan bersama kelompok, dan kepentingan
‘13
3
Nama Mata Kuliah dari Modul
Dicky Andika
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
untuk memperat hubungan satu dengan lainnya. Masalah akan timbul bila
yang memiliki charisma sudah tak ada lagi. Dalam hal ini ada beberapa
cara yang dapat ditempuh untuk mengatasi masalah tersebut, yaitu antara
lain :
a. Mencari seseorang yang mampu untuk memenuhi ukuran-ukuran
atau criteria wewenang kharismatis sebagaimana ditentukan oleh
masyarakat.
b. Dengan mengadakan penyaringan atau seleksi
c. Seseorang yang mempunyai wewenang kharismatis, menunjuk
penggantinya serta mengakui kekuasaannya, dimana masyarakat
luas juga mengakuinya.
d. Penunjukan oleh pembantu-pembantu penguasa terdahulu yang
dipercayai oleh masyarakat
e. Menciptakan suatu system kepercayaan, bahwa charisma dapat
diwariskan kepada keturunan atau seseorang yang masih ada
hubungan keluarga dengan orang yang mempunyai charisma
tersebut
f. Menciptakan system kepercayaan, bahwa dengan upacara-upacara
tradisional tertentu, charisma dapat dialihkan kepada orang lain.
C. Wewenang Resmi dan Tidak Resmi
Di dalam setiap masyarakat akan dapat dijumpai aneka macam
bentuk kelompok. Dalam kehidupan kelompok-kelompok tadi seringkali
timbul masalah tentang derajat resmi suatu wewenang yang berlaku
didalamnya.
Seringkali wewenang yang berlaku dalam kelompok-
kelompok kecil disebut sebagai wewenang tidak resmi karena bersifat
spontan, situasional dan didasarkan pada factor saling mengenal.
Wewenang demikian tidak diterapkan secara sistematis.
Keadaan
semacam ini dapat dijumpai, misalnya pada cirri seorang ayah dalam
fungsinya sebagai kepala rumah tangga atau pada diri seseorang guru
yang sedang mengajar di muka kelas. Wewenang tidak resmi biasanya
‘13
4
Nama Mata Kuliah dari Modul
Dicky Andika
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
timbul dalam hubungan-hubungan antar pribadi yang sifatnya situasional,
dan sangat ditentukan oleh kepribadian para fihak.
Wewenang resmi sifatnya sistematis, diperhitungkan dan rasional.
Biasanya wewenang tersebut dapat dijumapai pada kelompok-kelompok
besar yang memerlukan aturan-aturan tata tertib yang tegas dan bersifat
tetap.
D. Wewenang Pribadi dan Teritorial
Pembedaan
antara
wewenang
pribadi
dengan
territorial
sebenarnyq timbul dari sifat dan dasar kelompok-kelompok social tertentu.
Kelompok-kelompok tersebut mungkin timbul karena factor ikatan darah,
atau mungkin juga karena factor ikatan tempat tinggal, atau karena
gabungan ke dua factor tersebut.
Di Indonesia dikenal kelompok-
kelompok atas dasar ikatan darah, misalnya marga, belah, dan
seterusnya. Sebaliknya dikenal pula nama desa, yang lebih didasarkan
pada factor territorial.
Wewenang pribadi sangat tergantung pada solidaritas antara
anggota-anggota kelompok, dan disini unsure kebersamaan sangat
memegang peranan.
Para individu dianggap lebih banyak memiliki
kewajiban ketimbang hak. Struktur wewenang bersifat konsentris, yaitu
dari satu titik pusat lalu meluas melalui lingkaran-lingkaran wewenqng
tertentu.
Pada wewenang territorial, wilayah tempat tinggal memegang
peranan yang sangat penting. Pada kelompok-kelompok territorial unsure
kebersamaan
individualisme.
cenderung
berkurang,
karena
desakan
faktor-faktor
Hal ini tidaklah berarti bahwa kepentingan perorangan
diakui dalam kerangka kepentingan bersama. Pada wewenang territorial
unsur ada kecenderungan untuk mengadakan sentralisasi wewenang
yang memungkinkan hubungan langsung dengan para warga kelompok.
‘13
5
Nama Mata Kuliah dari Modul
Dicky Andika
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Walaupun disini dikemukakan pembedaan antara wewenang pribadi
dengan territorial, namun di dalam kenyataannya ke dua bentuk
wewenang tadi dapat saja hidup berdampingan.
E. Wewenang Terbatas dan Menyeluruh
Suatu dimensi lain dari wewenang adalah pembedaan antara
wewenang terbatas dengan wewenang menyeluruh. Apabila dibicarakan
tentang wewenang terbatas, maka maksudnya adalah wewenang tidak
mencakup semua sector atau bidang kehidupan.
Akan tetapi hanya
terbatas pada salah satu sector atau bidang saja.
Misalnya, seorang
jaksa di Indonesia, mempunyai wewenang untuk atas nama Negara dan
mewakili
masyarakat
menuntut
seorang
warga
masyarakat
yang
melakukan tindak pidana. Namun jaksa tidak berwenang mengadilinya.
Contoh lain adalaha seorang mentri dalam negeri, tidak mempunyai
wewenang untuk mencampuri urusan-urusan yang menjadi wewenang
mentri luar negri. Wewenang semacam ini sebenarnya lazim, terutama
dalam masyarakat yang sudah rumit susunan dan organisasinya. Namun
demikian, wewenang yang menyeluruh juga suatu cirri dari suatu Negara.
Suatu wewenang menyeluruh berarti suatu wewenang yang tidak
dibatasi oleh bidang-bidang kehidupan tertentu.
Suatu contoh adalah,
misalnya bahwa setiap Negara mempunyai wewenang yang menyeluruh
atau mutlak untuk mempertahankan kedaulatan wilayahnya. Jadi apakah
suatu wewenang bersifat terbatas atau menyeluruh tergantung dari sudut
penglihatan fihak-fihak yang ingin menyorotinya. Adalah suatu kenyataan
pula bahwa kedua bentuk wewenang tadi dapat berproses secara
berdampingan, dimana pada situasi-situasi tertentu salah satu bentuk
lebih berperanan daripada bentuk lainnya.
‘13
6
Nama Mata Kuliah dari Modul
Dicky Andika
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
F. KEPEMIMPINAN
1. UMUM
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang (yaitu pemimpin atau
leader) untuk mempengaruhi orang lain (yaitu yang dipimpin atau
pengikut-pengikutnya).
Sehingga orang lain tersebut bertingkah laku
sebagaimana dikehendaki oleh pemimpin tersebut.
Kepemimpinan ada yang bersifat resmi (formal leadership) yaitu
kepemimpinan yang tersimpul di dalam suatu jabatan.
kepemimpinan
karena
pengakuan
masyarakat
seseorang untuk menjalankan kepemimpinan.
akan
Ada pula
kemampuan
Suatu perbedaan yang
mencolok antara kepemimpinan yang resmi dengan yang tidak resmi
(informal leadership) adalah kepemimpinan yang resmi di dalam
pelaksanaannya selalu harus berada di atas landasan-landasan atau
peraturan-peraturan resmi.
2. Perkembangan Kepemimpinan dan Sifat-sifat Seorang Pemimpin
Kepemimpinan merupakan hasil organisasi social yang telah terbentuk
atau sebagai hasil dinamika interaksi social.
Sejak mula terbentuknya
suatu kelompok social, seseorang atau beberapa orang di antara wargawarganya melakukan peranan yang lebih aktif daripada rekan-rekannya,
sehingga orang tadi atau beberapa orang tampak lebih menonjol dari lainlainnya.
Itulah asal mula timbulnya kepemimpinan, yang kebanykan
timbul dan berkembang dalam struktur social yang kurang stabil.
Munculnya seorang pemimpin sangat diperlukan dalam keadaan-keadaan
dimana tujuan kelompok social yang bersangkutan terhalang atau apabila
kelompok tadi mengalami ancaman dari luar. Dalam keadaan demikian,
‘13
7
Nama Mata Kuliah dari Modul
Dicky Andika
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
agak sulit bagi warga kelompok menentukan langkah-langkah yang harus
diambil untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi.
Muncullah
seseorang yang mempunyai kemampuan menonjol yang diharapkan akan
menanggulangi segala kesulitan-kesulitan yang ada.
Sifat-sifat yang disayaratkan bagi seorang pemimpin, tidaklah sama pada
setiap masyarakat.
disana-sini.
Walaupun tidak jarang ada persamaan-persamaan
Dikalangan masyarakat Indonesia, sifat-sifat yang harus
dipenuhi oleh seorang pemimpin, antara lain dapat dijumpai dalam apa
yang merupakan warisan tradisional Indonesia, misalnya dalam “Asta
Brata” yang merupakan kumpulan seloka dalam Ramayana, yang memuat
ajaran Sri Rama kepada Bharata, yaitu adiknya dari lain ibu.
Menurut Asta Brata, pada diri seseorang raja terkumpul sifat-sifat dari
delapan Dewa yang masing-masing mempunyai kepribadian sendiri.
Kedelapan sifat dan kepribadian itulah yang harus dijalankan oleh
seseorang raja (pemimpin) yang baik.
Asata Brata dalam kakawin
Ramayana, terdiri dari sepuluh seloka, di mana seloka pertama dan
kedua, pada pokoknya berisikan hal-hal berikut :
a. Bahwa Asta Brata merupakan keseluruhan yang tidak dapat
dipisah-pisahkan
b. Asta brata memberikan kepastian bahwa seorang pemimpin yang
menjalankannya akan mempunyai kekuasaan dan kewibawaan
sehingga akan dapat menggerakkan bawahannya.
Keadaan
demikian dapat menghindari terjadinya krisis kepemimpinan. Krisis
kepemimpinan akan terjadi oleh karena pemimpin tidak berani
mengambil keputusan, bertindak dan tidak jujur.
Menurut Asta Brata tersebut, kepemimpinan yang akan berhasil, harus
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1. Indra-brata, yang memberi kesenangan dalam jasmani]
‘13
8
Nama Mata Kuliah dari Modul
Dicky Andika
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2. Yama-brata, yang menunjuk pada keahlian dan kepastian hukum
3. Surya-brata, yang menggerakkan bawahan dengan mengajak
mereka untuk bekerja persuasion
4. Caci-brata, yang member kesenangan rohaniah
5. Bayu-brata, yang menunjukkan keteguhan pendidikan dan rasa
tidak segan-segan untuk turut merasakan kesukaran-kesukaran
pengikut-pengikutnya
6. Dhana-brata, menunjukkan pada suatu sikap yang patut dihormati
7. Paca-brata,
yang
menunjukkan
kelebihan
di
dalam
ilmu
pengetahuan, kepandaian dan keterampilan.
8. Agni-brata, yaitu sifat memberikan semangat kepada anak buah.
Demikianlah beberapa sifat atau syarat yang harus dimilki oleh seseorang
pemimpin yang baikm menurut mitologi Indonesia.
dengan
perubahan
di
sana-sini
dapat
Sifat-sifat tersebut
diterapkan
pula
kepemimpinan yang modern.
Kepustakaan :
1. Soerjono Soekamto, Pengantar Sosiologi, Raja Graf, Jakarta, 1990
2. Zulkarnaen N, Sosiologi Komunikasi Massa
‘13
9
Nama Mata Kuliah dari Modul
Dicky Andika
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
dalam
Download