Seminar Tugas Akhir Mei 2016 1

advertisement
Seminar Tugas Akhir
Mei 2016
BLOOD ROLLER MIXER DILENGKAPI DENGAN SETTING WAKTU, SETTING
KECEPATAN DAN PENGKONDISI SUHU
Sofi Nida Aulia 1, M. Ridha Mak’ruf 2 , Abd. Kholiq 3
ABSTRAK
Blood roller mixer adalah alat yang digunakan untuk mencampur darah agar
tercapainya keadaan homogen agar menghindari terjadinya darah lysis, gelembung udara,
bekuan darah yang dapat menyumbat alat hematology analyzer. Cara pengoperasian alat ini
ketika ditekan on maka LCD akan melakukan inisialisasi lalu pilih setting waktu 15-20 menit
dan kecepatan 33 atau 40 rpm, setelah proses setting selesai sampel dapat dimasukkan dan
heater aktif hingga tercapai suhu 37°C, setelah suhu tercapai maka bersamaan dengan itu
timer dan motor akan aktif, apabila setting timer tercapai maka motor berhenti berputar dan
buzzer akan berbunyi sebagai penanda proses telah selesai dan sampel darah telah homogen.
Berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan didapatkan nilai error sebesar 0,7%
pada pengukuran suhu 37°C terhadap alat pembanding. Dalam pengukuran kecepatan putar
motor atau RPM diperoleh error sebesar 1,76% pada 33 RPM dan error sebesar 0,625% pada
40 RPM. Sedangkan untuk timer 15-20 menit diperoleh error sebesar 1,4 hingga 1,7%.
Kata Kunci: Blood roller mixer, Homogen, Mikrokontroller, RPM, Timer
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Blood Roller Mixer berasal dari kata
Blood yang berarti darah, roller berarti
gulungan berputar dan mixer berarti
pengocok, maka dapat disimpulkan
bahwa Blood roller mixer merupakan alat
pengocok darah dengan gulungan atau rol
yang berputar. Alat ini berfungsi untuk
menghomogenkan darah atau mengocok
sampel darah dalam sebuah venoject
(tabung hampa udara steril) sebelum
diproses oleh alat Hematology Analyzer
(Yudistira Ardy Nugraha, 2010) yang
telah diberi anti koagulan sebagai zat
yang mampu mencegah pembekuan
darah. Menurut (Analis muslim,2015) anti
koagulan
yang
digunakan
pada
pemeriksaan Hematology Analizer adalah
EDTA (Ethylene Diamine Tetraacetic
Acid)
Alat Hematology Analyzer merupakan
alat yang berfungsi untuk memeriksa
darah lengkap dengan cara menghitung
dan mengukur sel darah secara otomatis.
Alat Hematology Analyzer tidak dapat
memeriksa sampel darah yang belum
berada dalam keadaan homogen, hal ini
dikarenakan sampel yang belum homogen
akan
mengacaukan
hasil
analisa
pembacaan, seperti dilansir (Oktober 8,
2010 by sainssyiah ) yang menyebutkan
bahwa apabila darah tidak dikocok
sebelum diperiksa maka hal ini
merupakan pra analitik yang buruk dan
dapat berpengaruh pada akurasi hasil
pembacaan alat Hematology Analyzer.
Buruknya pembacaan alat Hematology
Analizer juga dapat dipengaruhi oleh
kondisi
darah
yang
mengalami
pembekuan dini, sehingga darah tidak
dapat homogen dengan baik.
Alat Blood Roller Mixer pernah
dibuat oleh Yudistira Ardy Nugraha, pada
tahun 2010 yang memiliki setting
kecepatan dan setting waktu, tanpa
pengkondisi suhu. Pengkondisian suhu
berfungsi sebagai antisipasi cepatnya
pembekuan sampel darah sebelum
tercampur rata oleh anti koagulan atau zat
pencegah pembekuan darah selama proses
1
Seminar Tugas Akhir
pencampuran,
untuk
mengatasi
kelemahan
terhadap
terjadinya
pembekuan dini, maka penulis ingin
menyempurnakan alat Blood Roller Mixer
dengan dilengkapi pengkondisi suhu,
mengingat darah merupakan komponen
atau cairan yang mudah membeku apabila
telah berada diluar tubuh, menurut
pendapat (Heru Santoso, Bahan Kuliah
Biokimia, 2012), mengatakan bahwa
“masa pembekuan darah normal adalah 915 menit”, sedangkan Blood Roller Mixer
biasa digunakan lebih dari rentan waktu
tersebut, selain itu anti koagulan EDTA
yang digunakan untuk pemeriksaan
Hematology Analyzer pada umumnya
berbentuk serbuk dan sulit larut dalam
waktu cepat.
Pemakaian antikoagulan Menurut
(TRI HANDAYANI, 2009) tidak boleh
kurang atau lebih dari jumlah yang telah
ditentukan. Bila pemakaian EDTA kurang
dari yang telah ditentukan, maka darah
dapat membeku dengan cepat dan bila
lebih dari jumlah yang ditentukan akan
menyebabkan
eritrosit
mengkerut
sehingga nilai hematokrit menurun, MCV,
dan MCHC meningkat, sedangkan
trombosit membesar dan mengalami
desintegrasi.Tetapi disamping itu, analis
pernah yang melakukan kesalahan. Misal
saja, analis sering menggunakan volume
antikoagulan EDTA 10% dengan 50 µl.
Padahal volume 50 µl ini sudah terlalu
banyak
dalam
ukuran,
sehingga
menyebabkan hasil pemeriksaan tidak
baik. Rumitnya prosedure pemakaian
antikoagulan inilah yang juga dapat
mempengaruhi adanya pembekuan dini.
Melihat kondisi tersebut, maka upaya
antisipasi adanya pembekuan dini juga
diperlukan, oleh karena itu pengkondisi
suhu dirasa cukup baik dalam upaya
antisipasi adanya pembekuan dini
mengingat suhu tiap laboratorium juga
berbeda-beda, sehingga tingkat resiko
pembekuan dini juga tidak dapat
diprediksi, namun dengan adanya
pengkondisi suhu, maka masalah terhadap
pembekuan
dini
tidak perlu di
khawatirkan. Suhu badan normal manusia
adalah 37°C. Suhu 37°C juga tidak terlalu
Mei 2016
panas karena hanya memiliki sedikit
selisih terhadap suhu ruang normal, dan
tidak dingin sehingga baik untuk
keberadaan sebuah sampel, dengan
pengkondisi suhu tersebut alat Blood
Roller Mixer menjadi mudah digunakan
karena tidak perlu mengatur suhu pada
laboratorium.
1.2 Batasan Masalah
1.2.1
1.2.2
1.2.3
1.2.4
1.2.5
1.2.6
1.2.7
1.2.8
Penampilan
setting
suhu
dan
kecepatan pada display LCD karakter
2 x 16
Untuk suhu pada box, dengan suhu
37°C, sebagai pengkondisi suhu alat.
Untuk setting kecepatan, tampilan
dua digit (satuan, puluhan) dalam
satuan RPM, dengan kecepatan 33
dan 40 RPM
Untuk setting waktu, tampilan dua
digit (satuan, puluhan) dalam satuan
menit, dengan range 15-20 menit
Menggunakan sensor suhu LM35
Jumlah tabung roller 5 buah
Ukuran kuvet/venoject 3 ml
Maximal 8 kuvet/venoject dalam 1
kali pengoperasian alat
1.3 Rumusan Masalah
Dapatkah dirancang alat Blood Roller
Mixer Dilengkapi Dengan Setting Waktu,
Setting Kecepatan dan Pengkondisi
Suhu?”
1.4
Tujuan
1.4.1 Tujuan Umum
Dirancangnya alat Blood Roller
Mixer Dilengkapi Dengan Setting
Waktu,
Setting
Kecepatan
dan
Pengkondisi Suhu.
1.4.2
Tujuan Khusus
1.4.2.1 Membuat rangkaian minimum system
ATMega 8535
1.4.2.2 Membuat rangkaian menggunakan
sensor suhu LM35
1.4.2.3 Membuat program untuk menjalankan
system mikrokontroller
2
Seminar Tugas Akhir
Mei 2016
1.4.2.4 Membuat Mekanik pengaduk dengan
5 tabung.
1.4.2.5 Menjalankan dan menggabungkan
seluruh rangkaian
1.4.2.6 Melakukan uji coba alat
buzzer yang berfungsi sebagai pengingat atau
penanda
waktu
selesainya
proses
homogenisasi darah yang berupa suara.
1.5 Manfaat Penelitian
3.1 Diagram Mekanik
3. METODOLOGI
1.5.1
Manfaat Teoritis
Meningkatkan ilmu pengetahuan bagi
mahasiswa teknik elektromedik di bidang alat
laboratorium klinik, terutama Blood Roller
Mixer.
1.5.2 Manfaat Praktis
Membantu mempermudah pengguna
dalam melakukan penelitian atau pengerjaan
khususnya pada laboratorium mikrobiologi
2. TEORI PENUNJANG
Blood roller mixer adalah alat yang
digunakan untuk mengocok sampel darah
yang berada pada sebuah venoject (tabung
hampa udara steril) yang telah diberi anti
koagulan sebagai zat yang mampu mencegah
pembekuan darah, agar mendapatkan darah
dalam keadaan homogen, sebelum diproses
oleh alat hematology analizer. Prinsip kerja
Blood roller mixer adalah mengocok darah
dengan arah atau geraknya membentuk angka
delapan, yang artinya alat ini mengocok ke
arah bawah, atas, kanan dan kiri. Sesuai
dengan fungsinya untuk membentuk atau
memperoleh darah dalam keadaan homogen.
Alat Blood roller mixer digunakan
ketika sampel dalam venoject telah diletakkan
tepat diantara rol yang berputar, maka sampel
tersebut akan mulai ter kocok mengikuti
gerak roller nya. Berdasarkan prinsip
kerjanya, alat Blood Roller Mixer ini
memiliki nilai RPM (Rotate Per Minute)
sebagai kecepatan putaran dari pada rol
tersebut dengan pilihan kecepatan 33 dan 40
RPM, kecepatan ini dipilih berdasarkan buku
District Laboratory Practise In Tropical
Countries. Part1, Hal 158 (Monica, 2005).
Kecepatan motor yang dibutuhkan adalah
kecepatan tetap, stabil, halus atau pelan,
selain itu alat ini juga dilengkapi dengan
setting waktu sebagai pilihan lamanya proses
yang diinginkan operator (15-20 menit) serta
1.
2.
3.
4.
5.
Heater
Penutup
Tabung Roller
Gearbox
Reset
6. Enter
7. Up/Down
8. On/Off
9. LCD 2 x 16
10. Rangkaian
3.2 Diagram Blok Sistem
Ketika tombol on/off ditekan maka blok
supply akan memberikan tegangan ke seluruh
rangkaian, setelah display menyala kita dapat
mulai menekan tombol setting (Up/Down dan
Enter). Tekan up atau down untuk setting
waktu terlebih dahulu (15-20 menit), kemudian
tekan enter dan mulai mensetting kecepatan
(33 atau 40 RPM), kemudian tekan enter
apabila telah selesai mensetting kecepatan dan
heater akan menyala. Pada saat proses setting
selesai maka IC Mikrokontroller AT8535 akan
mengolah data setting dan pembacaan Sensor
Suhu LM35 tersebut untuk mengaktifkan
driver heater dan driver motor, yang pertama
3
Seminar Tugas Akhir
driver heater bekerja untuk mengaktifkan
heater, setelah suhu mencapai setting 37 dan
sampel sudah dimasukkan kedalam box maka
driver motor akan bekerja untuk mengaktifkan
motor, setelah setting waktu tercapai maka
buzzer akan berbunyi untuk menandakan
proses pengocokan sampel untuk mendapatkan
darah yang homogen telah selesai. Setting
Kecepatan (RPM), Waktu dan Suhu akan
ditampilkan pada LCD 2 X 16.
Mei 2016
tercapai maka buzzer berbunyi penanda
proses pengocokan sampel telah selesai.
3.3 Urutan Kegiatan
1. Mempelajari Literatur
2. Menentukan Topik
3. Menyusun latar belakang, batasan
masalah, rumusan masalah, tujuan
dan manfaat
4. Membuat diagram mekanis, diagram
blok system dan diagram alir
proses/program
5. Menentukan rancangan penelitian,
variabel-variabel
penelitian
dan
definisi operasional
6. Menyusun proposal
7. Merancang rangkaian mekanik dan
rangkaian elektronik dalam bentuk
modul-modul
8. Menyatukan
modul-modul
membentuk system modul
9. Menyatukan
modul-modul
dan
mengukur besaran-besaran fisis yang
diperlukan
10.Menghitung
parameter-parameter
kinerja system
11.Membuat ulasan mengenai hasil-hasil
dari
penelitian
ini
meliputi
kelebihan/kekuatan sampai dengan
kekurangan/kelemahan system
12.Menarik kesimpulan dan saran untuk
perbaikan sistem
13.Menyusun laporan karya tulis ilmiah
3.3 Diagram Alir Proses/Program
4.
Start kemudian terjadi inisialisasi dari
penginisisalisasian
input-output
mikrokontroler dan antarmuka LCD 2 X 16.
Kemudian setelah selesai proses inisialisasi,
maka LCD akan menampilkan setting waktu,
kecepatan dan suhu. Ketika tombol setting
waktu ditekan/enter, maka akan berlanjut pada
setting kecepatan, setelah setting kecepatan di
enter maka heater akan menyala hingga suhu
37
untuk pengkondisi suhu box pada
sampel setelah suhu tercapai dan sampel
sudah diletakkan maka proses pengocokan
akan dimulai, dimana motor bekerja
bersamaan dengan timer hingga setting waktu
sesuai dengan setting, setelah setting waktu
PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Proses Pembuatan
4.1.1
Modul Rangkaian ATmega 8535
dan Pengkondisi sinyal sensor suhu
LM35
Rangkaian ini adalah mikrokontroller
yang berfungsi untuk mengatur jalannya
sistem. Spesifikasi yang diperlukan
rangkaian ini adalah:
1. Tegangan yang dibutuhkan 5 VDC
dan ground
2. Membutuhkan sambungan MISO,
MOSI, SCK, dan RESET untuk
dapat memprogram 8535
4
Seminar Tugas Akhir
Mei 2016
3. Membutuhkan
tombol
memilih program
untuk
4.1.2. Modul Rangkaian Driver Motor
Spesifikasi modul rangkaian driver
motor yang diperlukan adalah:
4. Membutuhkan tegangan pada pin
Aref sebesar 1 volt
1. Membutuhkan frekuensi PWM sebagai
pemicu rangkaian
5. Membutuhkan display LCD untuk
menampilkan timer dan suhu
2. Membutuhkan tegangan input 5 VDC
untuk input opto isolator dan 24 VDC
untuk motor
Jadi didapatkan rangkaian seperti gambar di
bawah ini:
J9
VCC
2
1
J2
J3
LCD
LCD
supply
VCC
PC4
PC5
PC6
PC7
PC0
PC1
PC2
R5
R
J4
D3
LED
PB5
PB6
PB7
PB8
Jadi didapatkan rangkaian seperti gambar di
bawah ini:
1
2
3
4
5
6
1
2
3
4
5
6
VCC
D1
DIODE
VCC +12V
1
2
3
4
5
R12
VCC 5V
J11
POT
PROGRAMMER
VCC
SW1
RESET
C2
10MF
PD4
PD5
PD6
PB0(XCK/T0)
PB1(T1)
PB2(INT2/AIN0)
PB3(OC0/AIN1)
PB4(SS)
PB5(MOSI)
PB6(MISO)
PB7(SCK)
RESET
VCC
GND
X-TALL2
X-TALL1
PD0(RXD)
PD1(TXD)
PD2(INT0)
PD3(INT1)
PD4(OC1B)
PD5(OC1A)
PD6(ICP)
PA0(ADC0)
PA1(ADC1)
PA2(ADC2)
PA3(ADC3)
PA4(ADC4)
PA5(ADC5)
PA6(ADC6)
PA7(ADC7)
AREF
AGND
AVCC
PC7(TOSC2)
PC6(TOSC1)
PC5
PC4
PC3
PC2
PC1(SDA)
PC0(SCL)
PD7(OC2)
40
39
38
37
36
35
34
33
32
31
30
29
28
27
26
25
24
23
22
21
atmega8535
PA0
PA1
PA2
PA3
PA4
PA5
PA6
PA7
AREF
1
2
3
R1
150
R2
150
PC7
PC6
PC5
PC4
PC3
PC2
PC1
PC0
PD7
1
2
MOTOR
LM 35
OPTO ISOLATOR
C1
VCC
1 mikro
R15
1K
Q3
TIP122
VCC -12V
VCC
R3
R
Gambar 4.2 Rangkaian Driver Motor
R11
SW2
1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
R14
150
3
VCC
PB0
PB1
PB2
PB3
PB4
PB5
PB6
PB7
2
R4
1K
R13
150
J1
4
VCC
POT
AREF
Langkah-langkah
yaitu:
UP/DOWN
SW3
pengaturan/pengujian
ENTER
Gambar 4.1 Gambar Rangkaian ATMEGA
8535
1. Mengukur gelombang output pada portD.7
dengan osiloskop

Sinyal PWM 33 rpm :
Langkah-langkah pengaturan/pengujian yaitu:
1. Mengukur tegangan yang masuk ke ic
yaitu pada kaki 10 (vcc) dan 11
(ground)
2. Memasukkan program dan mengecek
pin yang digunakan untuk tombol
(portD.0-portD.1)
3. Mengatur kecerahan
mengatur multiturn
LCD
dengan
Gambar 4.3 Hasil pengukuran pwm
33rpm
4. Mengatur tegangan pada pin referensi
ADC atmega8535 sebesar 1V
= 25,49 %
5
Seminar Tugas Akhir
Mei 2016
Duty Cycle
=
=
= 40 %
= 3,81 Hz
Dengan frekuensi yang dipakai adalah
3,81 Hz, maka akan didapat periode :
T=
T=
Dengan frekuensi yang dipakai adalah
3,81 Hz, maka akan didapat periode :
= 0,262 s
Dari periode tersebut maka dapat
dihitung periode on dan off motor dengan
perhitungan :
T=
T=
= 0,262 s
(aktif high)
Dari periode tersebut maka dapat dihitung
periode on dan off motor dengan perhitungan :
(aktif high)
Ttot = Ton + Toff
0,262 s = 0,0668 + Toff
Toff = 0,262 – 0,0668
= 0,1952 s

Ttot = Ton + Toff
0,262 s = 0,1048 + Toff
Toff = 0,262 – 0,1048
Sinyal PWM 40 rpm :
= 0,1572 s
4.1.4. Modul Rangkaian Driver Heater
Spesifikasi modul rangkaian sensor
putaran motor yang diperlukan adalah:
1. Menggunakan triac dan moc sebagai
driver.
Gambar 4.4 Hasil pengukuran pwm
40rpm
2. Membutuhkan tegangan input 5
VDC, logika nol dan tegangan
6
Seminar Tugas Akhir
220VAC
rangkaian.
Mei 2016
untuk
mengaktifkan
Jadi didapatkan rangkaian seperti di bawah
ini:
2. Mengukur tegangan pada basis
transistor
4.2. Pengujian Sistem
J8
+5v SW
+5v SW
4.2.1. Teknik Pengujian dan Pengukuran
2
1
1
2
6
SUPPLY
Penelitian dan pembuatan modul ini
dengan menggunakan design pr-eksperimental
dengan jenis penelitian adalah “ one group
postest design “ karena perlakuan langsung
diukur.
J2
R2
R1
220
1
220
U1
MOC3021
TRIAC
BTA41006b
AC
2
J3
1
2
4
J4
1
Heater
PORTB.0
Gambar 4.5 Rangkaian Driver Heater
Perlakuan
Sistem
Modul
Pengukuran
Langkah-langkah pengaturan/pengujian :
4.2.2. Hasil Pengukuran
1. Mengukur output PORTB.0 saat logika
high atau low
2. Mengukur tegangan output triac
4.1.5 Modul Rangkaian Driver Buzzer
Spesifikasi modul rangkaian sensor
driver buzzer yang diperlukan adalah:
1. Menggunakan optoisolator dan
transistor sebagai driver buzzer.
2. Membutuhkan tegangan input 5
VDC dan logika nol untuk
mengaktifkan rangkaian.
Sebagai hasil penelitian dalam
pembuatan modul blood roller mixer
dilengkapi dengan setting waktu, setting
kecepatan dan pengkondisi suhu dilakukan
beberapa perbandingan dan pengukuran.
Perbandingan yaitu antara waktu pada
stopwatch dan waktu modul yang ditampilkan
pada LCD, sedangkan pengukuran yang
dilakukan yaitu pengukuraan rpm dengan
tachometer, pengukuran output sinyal PWM,
dan pengukuran suhu.
Tabel 4.1 Data hasil perbandingan
pengukuran waktu antara stopwatch dan LCD
Jadi didapatkan rangkaian seperti di bawah
ini:
VCC +5V
VCC +5V
R2
150
4
1
R1
150
VCC +12V
BUZZER
3
2
OPTO ISOLATOR
R3
BD 139
PORTA.3
1K
Tabel 4.2 Data hasil pengukuran
perbandingan kecepatan motor dengan
tachometer.
Gambar 4.6 Rangkaian Driver Buzzer
Langkah-langkah pengaturan/pengujian :
1. Mengukur output PORTA.3 saat
logika high atau low.
7
Seminar Tugas Akhir
Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Suhu
dan Output LM35
Mei 2016
selesai dan motor akan berhenti dan buzzer
berbunyi.
Untuk buzzer akan bekerja jika
mendapat tegangan +5VDC dan ground.
Sedangkan pada rangkaian ini buzzer hanya
akan bekerja jika output mikro mengeluarkan
logika low. Ketika basis dari transistor
mendapat logika1, maka buzzer akan
berbunyi
5. PENUTUP
4.3 Kinerja Sistem Keseluruhan
5.1 Kesimpulan
Pada saat alat dihubungkan, tegangan
akan diturunkan disearahkan oleh power
supply menjadi +5V ,+12V , dan +24V yang
nantinya digunakan untuk mensupply seluruh
rangkaian. Untuk rangkaian sensor suhu,
output dari sensor suhu terdapat resistor
150ohm yang dipasang paralel untuk
memperoleh tahanan sebesar 75ohm dan
diseri dengan kapasitor 1mikrofarad.Output
dari sensor suhu ini dihubungkan dengan
portA.0 yang merupakan input ADC 0 pada
IC ATMega 8535.
Secara menyeluruh penelitian ini
dapat menyimpulkan bahwa:
Pada rangkaian driver heater,
digunakan MOC 3021 sebagai optotriac dan
triac BTA41. Cara kerja optotriac ini adalah
ketika mendapat tegangan DC pada pin 1 dan
2, maka pada pin 4 dan pin 6 dapat menyaklar
tegangan AC namun dengan arus kecil. Untuk
itu digunakan triac BTA41 yang dapat
mensaklar tegangan AC dengan arus besar.
Pin 2 MOC 3021 dihubungkan dengan
PORTB.0 yang akan mengeluarkan logika
low ketika suhu dibawah suhu setting dan
ketika mendapat logika low, maka moc akan
aktif kemudian menyalakan heater.
6.1.4
Pada
rangkaian
driver
motor,
digunakan optoisolator PC817 dan TIP 122,
PC817 akan mendapat sinyal pwm dari pin
OCR2 IC ATMega8535. Output dari PC817
digunakan untuk menyulut transistor TIP 122
yang digunakan untuk mendriver motor.
Kecepatan motor diatur oleh jumlah
OCR yang ditentukan dan keluar pada
pinD.7 yang dihubungkan ke motor. Apabila
waktu yang dipilih sudah habis maka proses
6.1.1
6.1.2
6.1.3
6.1.5
Dapat dibuat rangkaian minimum
sistem
mikrokontroller
ATMEGA8535 beserta program
Dapat membuat rangkaian sensor
suhu LM35 dengan error sebesar
0,7%
Dapat dibuat rangkaian driver heater
untuk kontrol suhu dan rangkaian
driver motor untuk kontrol kecepatan
motor
Dapat membuat tampilan suhu dan
timer pada LCD 2x16
Berdasarkan
hasil
pengukuran
kecepatan motor, diperoleh kesalahan
error pada timer 15 menit adalah
1,647%, timer 16 menit adalah
1,545%, timer 17 menit adalah
1,486%, timer 18 menit adalah 1,67%,
timer 19 menit adalah 1,637%, timer
20 menit adalah 1,43%. Sedangkan
untuk kecepatan putar 33RPM
diperoleh error 1,76% dan untuk
kecepatan putar 40RPM diperoleh
error 0,625%
5.2. SARAN
Berikut ini adalah beberapa saran
yang
dapat
dipertimbangkan
untuk
penyempurnaan penelitian lebih lanjut :
6.2.1
Desain yang tepat dan baik, serta
peletakan juga harus diperhatikan
agar distibusi panas merata
8
Seminar Tugas Akhir
6.2.2
Dapat dibuat kontrol suhu dan kontrol
kecepatan motor lebih baik atau
tingkat error yang lebih kecil
DAFTAR PUSTAKA
Andri MZ. Pulse Widht Modulation (PWM).
Diakses
21
September
2015
http://andri_mz.staff.ipb.ac.id/pulsewidth-modulation-pwm/
Bayu Sasongko (2011). Sensor Suhu LM 35.
Diakses 18 September 2015.
http://etekno.blogspot.com/2011/06/me
mbuat-sensor-suhu-dengan-lm35dan.html
Fadhlan Rulan Gani. 2012.Pulse Widht
Modulation. Diakses 19 September
2015 http://roboticelectric.blogspot.com/2012/11/pulsewidth-modulation-pwm.html
Fahmizal. 2010. Fitur ATMega 8535. Diakses
19 September 2015
https://fahmizaleeits.wordpress.com/20
10/04/09/fitur-atmega8535/#comments
Sainsyiah. 2010 hematology analyzer
https://sainssyiah.wordpress.com/2010/
10/08/validasi-analitik-hematologyanalyzer-upaya-untuk-mengkoreksialat-hematology-analyzer-merupakansebuah-upaya-yang-baik-karena-kitatahu-bahwa-tidak-semua-alat-luputdari-kesalahan-dan-ketidakteliti/. Akses
pada 10 september 2015, 10.30 WIB.
Septyas Andika. Selasa, 19 Agustus 2014
07.26
http://septyasandika.blogspot.com/2014
/08/hematology-analyzer.html
Akses
pada 10 september 2015, 11.00 WIB.
Mei 2016
https://books.google.co.id/books?id=Tmp
Uuu8lyAAC&pg=PA158&dq=blood+rol
ler+mixer&hl=id&sa=X&ved=0CB8Q6
AEwAGoVChMIouO3nenmxwIVVQaO
Ch3aCwiA#v=onepage&q=blood%20rol
ler%20mixer&f=false. Akses pada 14
september 2015, 11.00 WIB.
Cheesbrough, Monica. 2005. District
Laboratory
Practise
In
Tropical
Countries. Part1. Secound Edition. Hal
158. Copyright monica Cheesbrough
1998,2005.
http://belajar-dasarpemrograman.blogspot.co.id/2013/04/pe
ngenalan-atmega8535.html Copyright ©
2013. Belajar Pemrograman - All Rights
Reserve Akses pada 14 september 2015,
11.00 WIB.
http://www.frankshospitalworkshop.com/
equipment/documents/centrifuges/equip
ment/DLPTC-Mixers.pdf . Akses pada
15 september 2015, 09.00 WIB.
2015 Cypress Diagnostics.
All rights
reserved,
http://sumberarumabadi.com/produk/gem
my-taiwan/3-d-roller-mixer-vm-370/
.
Akses pada 15 september 2015, 09.30
WIB.
Academia.2015
http://www.academia.edu/9789686/hema
tologi_jenis-jenis_antikoagulan
Akses
pada 10 september 2015, 11.20 WIB.
Nugroho Adi, Yudistira. 2010.
Prototype Blood Roller Mixer Dilengkapi
Dengan Pengaturan Kecepatan dan
Pengaturan
Waktu
Berbasis
Mikrokontroler AT89s51. Politeknik
Kesehatan Surabaya Jurusan Teknik
Elektromedik, Surabaya.
9
Download