xml - Jurnal Universitas Nusantara PGRI Kediri

advertisement
Generation Journal /Vol..../ No. ....ISSN: xxxx-xxxx
13
Diagnosa Penyakit Kulit karena Jamur Menggunakan
Forward Chaining
1,2
M. Bahrul Subkhi1, Rony Heri Irawan2,
Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Nusantara PGRI Kediri
E-mail: [email protected], [email protected]
Abstrak–Kulit berfungsi sebagai alat eskresi karena adanya kelenjar keringat yang
terletak di lapisan dermis. Epidermis tersusun atas lapisan tanduk dan lapisan Malpighi. Lapisan
korneum merupakan lapisan kulit mati, yang dapat mengelupas dan digantikan oleh sel-sel baru.
Pada saat ini banyak penemuan penyakit kulit yang menyerang manusia. Maka dengan kemajuan
teknologi komputer dapat membantu manusia dalam berbagai bidang salah satu diantaranya
adalah sistem pakar. Sistem pakar merupakan program komputer yang dirancang untuk
memodelkan kemampuan menyelesaikan masalah seperti seorang pakar. Dengan perkembangan
sistem pakar dapat dibuat aplikasi sistem pakar yang dapat mendiagnosa penyakit kulit
berdasarkan gejala-gejala yang diderita oleh pasien dan cara pengobatannya. Dalam
perancangan aplikasi system pakar penyakit kulit jamur ini, didapatkan bahwa aplikasi sistem
pakar ini, berguna untuk membantu dan mempermudah user dalam mengidentifikasi penyakit
beserta pengobatannya sejak dini, sehingga dapat dilakukan penenganan segera.
Kata Kunci—Sistem Pakar, Kulit, Jamur, Forward Chaining
Abstract – The skin serves as a tool for their excretion of sweat glands located in the
dermis layer. The epidermis is composed of the horny layer and layer of Malpighi. Corneum layer
is a layer of dead skin to flake off and are replaced by new cells. At this time many discoveries skin
disease that affects humans. So with advances in computer technology can help people in a variety
of fields one of them is an expert system. Expert systems are computer programs designed to model
problem solving skills as an expert. With the development of expert systems can be made
application of expert system that can diagnose skin disease based on symptoms suffered by the
patient and ways of treatment. In the design of the application system of this fungal skin disease
experts, found that this expert system application, useful to assist and facilitate the user in
identifying the disease and its treatment early, so do penenganan immediately.
Keywords—Expert System, skin, fungus, Forward Chaining
1. PENDAHULUAN
Kulit manusia terdiri atas lapisan epidermis dan lapisan dermis. Kulit berfungsi sebagai
alat eskresi karena adanya kelenjar keringat yang terletak di lapisan dermis. Epidermis tersusun
atas lapisan tanduk dan lapisan Malpighi. Lapisan korneum merupakan lapisan kulit mati, yang
dapat mengelupas dan digantikan oleh sel-sel baru. Lapisan Malpighi terdiri atas lapisan spinosum
dan lapisan germinativum. Lapisan spinosum berfungsi menahan gesekan dari luar. Lapisan
germinativum mengandung sel-sel yang aktif membelah diri, mengantikan lapisan sel-sel pada
lapisan korneum. Pada saat ini banyak penemuan penyakit kulit yang menyerang manusia. Maka
dengan kemajuan teknologi komputer dapat membantu manusia dalam berbagai bidang salah satu
diantaranya adalah sistem pakar. Sistem pakar merupakan program komputer yang dirancang
untuk memodelkan kemampuan menyelesaikan masalah seperti seorang pakar. Dengan
perkembangan sistem pakar dapat dibuat aplikasi sistem pakar yang dapat mendiagnosa penyakit
kulit berdasarkan gejala-gejala yang diderita oleh pasien dan cara pengobatannya.
Bulan Tahun
14
ISSN: xxxx-xxxx
Kulit dapat dengan dilihat dan diraba, hidup dan menjamin kelangsungan hidup. Kulitpun
menyokong penampilan dan kepribadian seseorang. Dengan demikian kulit pada manusia
mempunyai peranan yang sangat penting, selain fuungsi utama yang menjamin kelangsungan
hidup juga mempunyai arti llain yaitu estetik, ras, indicator sistemik, dan sarana komunikasi non
verbal antara individu dengan yang lain[1].
Sistem ini mendiagnosa jenis penyakit kulit berdasarkan gejala-gejala yang dialami. Jenis
penyakit kulit yang terdapat dalam sistem ini yaitu: Basal Cell Carcinoma, Atopic Dermatitis,
Allergic Contact Dermatitis, Berloque Dermatitis, Bateman's purpura, Acrochordons, Angioma,
Seborrheic Keratosis, Tinea pedis, Actinic keratosis, Acanthosis Nigricans. Pengobatan yang
dilakukan berdasarkan identifikasi penyakit kulit yang dialami oleh user yang telah diteliti
sebelumnya oleh para pakar kulit untuk tiap penyakit kulit ada yang berupa saran, anjuran,
imbauan. Metodologi yang digunakan dalam pengembangan system pakar ini adalah metode
waterfall terdiri dari: system engineering, analysis, design, coding, testing dan maintenance [2].
Pembuatan sistem ini sampai tahap pengujian dan program berhasil dijalankan sesuai dengan
fungsinya.
2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan model waterfall, Metode pengembangan sistem metode
SDLC(SistemDevelopment Life Cycle) atau sering disebut sebagai pendekatan air terjun
(waterfall).Metode waterfall pertama kali diperkenalkan oleh Windows W. Royce pada
tahun 1970. Waterfall merupakan model klasik yang sederhana dengan aliran sistem yang
linier Output dari setiap tahap merupakan input bagi tahap berikutnya [3].
Gambar 1. Model waterfall
Analisis Sistem
Analisis sistem adalah penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh kedalam
bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi
permasalahan, kesempatan, hambatan yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan
sehingga dapat diusulkan perbaikan[4].
1.1.1.
Generation Journal /Vol..../ No. ....ISSN: xxxx-xxxx
15
Langkah-langkah yang dilakukan dalam proses analisis adalah:
a.
Analisis PIECES
Analisis PIECES
kinerja (performance)
informasi (information)
ekonomi (economic)
pengendalian (control)
efisiensi (efficiency)
pelayanan (service)
Tabel 1. Analisis PIECES
System baru
Memudahkan
pasien
atau
dokter
dalam
memecahkan penyakit
kulit akibat jamur.
Informasi
yang
diberikan lebih akurat.
Jika ada kesalahan maka
kesalahannya
pada
koding.
Lebih menghemat biaya
dan waktu.
Dikendalikan
oleh
pasien sendiri dan yang
mengolah data itu dokter
atau yang ahli dalam
bidangnya.
Lebih efisien karena
pasien
tanpa
pergi
kedokter sudah mengerti
diagnosa penyakit yang
ada pada dirinya.
Layanan yang diberikan
lebih akurat tentang
penyakit.
System lama
Pasien
harus
pergi
kedokter untuk mengerti
penyakit yang diderita
dan penanganan yang
harus dijalani
Informasi
yang
diberikan sekilas. Serta
jika
ada
kesalahan
informasi maka pada
orangnya.
Kurang
menghemat
biaya dan waktu.
Dikendalikan dokter.
Kurang efisien karena
pasien
harus
pergi
kedokter
itu
yang
menyebabkan
membuang waktu dan
biaya.
Hanya dokter
ynag
mengerti
tentanga
penyakit tersebut
a.
Penyakit Kulit
Kulit manusia terdiri atas lapisan epidermis dan dermis. Kulit berfungsi sebagai
alateskresi karena adanya kelenjar keringat yang terletak di lapisan dermis. Epidermis tersusun
atas lapisan tanduk dan lapisan Malpighi. Lapisan korneum merupakan lapisan kulit mati, yang
dapat mengelupas dan digantikan oleh sel-sel baru. Lapisan Malpighi terdiri atas lapisan spinosum
dan lapisan germinativum. Lapisan spinosum berfungsi menahan gesekan dari luar. Lapisan
germinativum mengandung sel-sel yang aktif membelah diri, mengantikan lapisan sel-sel pada
lapisan korneum. Lapisan Malpighi mengandung pigmen melanin yang memberi warna pada kulit.
Lapisan ini mengandung pembuluh darah, akar rambut, ujung syaraf, kelenjar keringat, dan
kelenjar minyak. Kelenjar keringat menghasilkan keringat. Banyaknya keringat yang dikeluarkan
dapat mencapai 2.000 ml setiap hai, tergantung pada kebutuhan tubuh dan pengaturan suhu.
Keringat mengandung air, garam, dan urea. Fungsi lain sebagai alat ekskresi yaitu sebagai organ
penerima rangsangan, pelindung terhadap kerusakan fisik, penyinaran, bibit penyakit dan untuk
pengaturan suhu tubuh.
b.
Sistem pakar
Sistem Pakar adalah sistem berbasis komputer yang menggunakan pengetahuan, fakta dan
teknik penalaran dalam memecahkan masalah yang biasanya hanya dapat dipecahkan oleh seorang
pakar dalam bidang tersebut [5].
c.
Struktur Sistem Pakar
Bulan Tahun
16
ISSN: xxxx-xxxx
Sistem pakar terdiri dari dua bagian pokok yaitu : lingkungan pengembangan dan
lingkungan konsultasi [6].
d.
Basis Pengetahuan
Basis pengetahuan yang digunakan dalam system pakar ini menggunakan Rule-Based
Reasoning yaitu pengetahuan direpresentasikan dengan menggunakan aturan berbentuk if-then.
e.
Mesin Inferensi
Terdapat dua pendekatan untuk mengontrol inferensi dalam sistem pakar berbasis aturan
[7] yaitu: Forward Chaining, penalaran dimulai dari fakta terlebih dahulu untuk menguji
kebenaran hipotesis. Pelacakan ke depan mencari fakta yang sesuai dengan bagian IF dari aturan
IF-THEN. Dan Backward Chaining, penalaran dimulai dari hipotesis terlebih dahulu dan untuk
menguji kebenaran hipotesis tersebut harus dicari fakta-fakta yang ada. Pelacakan ke belakang
mencari fakta yang sesuai dengan bagian IF-AND dari aturan IF-AND-THEN.Kedua metode
inferensi tersebut dipengaruhi oleh tiga macam penulusuran, yaitu Depth-first Search,Breadth-first
Search, Best-first search.
2.1. Simulasi Algoritma
Kaidah produksi pada sistem ini menggunakan dua penelusuran yaitu Forward Chaining
untuk kaidah produksi penyakit dan Backward Chaininguntuk kaidah produksi terapi
pemijatannya. Kaidah produksi untuk implementasi adalah Kaidah Produksi Penyakit.
Penyakit yang dibahas dalam implementasi ini antara lain penyakit Basal Cell Carcinoma,
Atopic Dermatitis, Allergic Contact Dermatitis, Berloque Dermatitis, Berloque Dermatitis,
Bateman's purpura, Acrochordons, Angioma, Seborrheic Keratosis, Tinea pedis, Actinic keratosis,
Acanthosis Nigricans. Berikut kaidah produksi penyakit sesuai dengan gejala-gejalanya :
a. Kaidah produksi penyakit Basal Cell Carcinoma
If Sakit Basal Cell Carcinoma
AndKulit memerah
AndKulit gatal
AndKulit bersisik
and Kulit menggumpal
then Penyakit Basal Cell Carcinoma
b. Kaidah untuk penyakit Basal Cell Carcinoma
ifBiopsi
and Pembedahan Karsinoma sel
then identifikasi penyakit Basal Cell Carcinoma
Gambar 3.Pelacakan Fordward Chaining
Generation Journal /Vol..../ No. ....ISSN: xxxx-xxxx
17
Gambar 4.Pelacakan Backward Chaining
3.2. Desain Sistem
Desain yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan pendekatan terstuktur yaitu
menggunakan flowchart. Langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah menjelaskan urutan dari
prosedur yang ada di dalam sistem. Bagan alir sistem menunjukkan apa yang dikerjakan sistem
secara keseluruhan. Bagan alir program merupakan bagan yang menjelaskan secara rinci langkahlangkah dari proses program. Bagan alir program dibuat dari derivikasi bagan alir sistem. Dalam
program sistem pakar ini digambarkan flowchartnya seperti pada gambar 5 dibawah ini.
Gambar 5.flowchart sistem
Bulan Tahun
18
ISSN: xxxx-xxxx
3.3. Desain Struktur Data
a. Table hubungan gejala dengan penyakit
Tabel 2. Hubungan penyakit dengan gejala
Kode
G001
G002
G003
G004
G005
G006
G007
G008
G009
G010
G011
G012
G013
G014
G015
G016
G017
G018
G019
G020
G021
G022
G023
G024
G025
G026
G027
G028
G029
G030
b.
Gejala
Adanya rasa gatal
Adanya elemen jamur
Adanya sisik halus
Adanya sisik kasar
Sisik
menyerupai
lingkaran bermata 1
Adanya
perubahan
pada warna kulit
Kulit berwarna merah
kehitaman
Adanya bintik-bintik
kemerahan
Timbulnya
bintikbintik berwarna merah
kuning
Timbulnya bintik hitam
kecoklatan
Adanya butiran-butiran
kuning kehijauan
Adanya rasa pedih pada
kulit
Kulit panas seperti
terbakar
Adanya rasa nyeri otot
Adanya skuama
Skuama lebih tebal dan
berlapis lapis
Timbulnya lesi
Lesi
menyerupai
kembang kol
Adanya
pembengkakkan lesi
Adanya pembengkakan
kulit
Adanya nanah
Adanya edema
Adanya Postula
Adanya Vesikopustula
miliar
Adanya vesikel
Vesikula miliar dan
dalam
Adanya tumor/kutil
Adanya
kelainan
bentuk pada kaki
Adanya pembengkakan
pembuluh limfe
Adanya
jembatanjembatan kutil
P1
X
X
X
P2
X
X
P3
X
X
P4
X
P5
X
P6
X
P8
X
P9
P10
P11
X
X
X
X
P12
P13
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
Table penyakit
Kode
P1
P2
P3
P4
P5
P7
X
Tabel 3. Data Penyakit
Penyakit
Tinea kruris
Tinea kapitis
Tinea manus
Tinea versikolor (panu)
Tinea imbrikata
Generation Journal /Vol..../ No. ....ISSN: xxxx-xxxx
P6
P7
P8
P9
P10
P11
P12
P13
c.
19
Tinea barbae &sirkosis barbae
Tinea nigra Palmaris
Kandidiasis
Misetoma
Kromomikosis
Sporotrikosis
Tinea pedis
Aktinomikosis
Conceptual data modeling(CDM)
Gambar 6. Conceptual data modeling
Gambar 6 menunjukkan realsi antar table. Ada 4 tabel yang digunakanoleh sistem pakar
diagnosa penyakit kulit, yaitu table pakar, gejala penyakit dan analisa. Relasi ntar table
digambarkan dengan panah antar table.
d.
Physical data modeling(PDM)
Gambar 7. Physical data modeling
Pada gambar 7 Phisical Data Modeling merupakan generate dari Conseptual data model.
Pada PDM ini relasi yang bersifat many to many akan membentuk suatu table baru
seperti pada table relasi, tmp_penyakit, tmp_gejala.
Bulan Tahun
20
ISSN: xxxx-xxxx
3.4. Desain Menu/Aplikasi
a. Desain menu
Gambar 8. Desain menu admin
Gambar 9. Desain menu user
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambar 10. Desain Utama Aplikasi
Pada gambar 10 menunjukkan desain utama Aplikasi. Pada halaman ini ditampilkan
informasi- informasi tentang jenis- jenis penyakit kulit.
Generation Journal /Vol..../ No. ....ISSN: xxxx-xxxx
21
Gambar 11. desain konsultasi
Pada gambar 11 menunjuukan halaman konsultasi. Jadi user yang akan melakukan
diagnose penyakit sistem pakar harus mengisi data terlebih dahulu baru bisa melakukan proses
konsultasi.
4. SIMPULAN
Dalam perancangan aplikasi system pakar penyakit kulit jamur ini, didapatkan bahwa
aplikasi sistem pakar ini, berguna untuk membantu dan mempermudah user dalam
mengidentifikasi penyakit beserta pengobatannya sejak dini, sehingga dapat dilakukan penenganan
segera.
Untuk mendapatkan penyakit dan solusi pada perancangan aplikasi sistem pakar penyakit
kulit yang disebab oleh jamur, penulis menggunakan metode forward chaining.
Dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP dan MySQL sebagai basisdata, maka
dapat dibangun suatu program aplikasi yang dapat mengidentifikasi penyakit kulit secara dini.
5. SARAN
Pengetahuan system pakar berbasis web diagnose penyakit kulit akibat jamur ini agar
dapat memperluas ruang lingkup pembahasan macam-macam penyakit kulit secara luas agar
system pakar lebih komplek dan tidak hanya terbatas pada penyakit kulit yang disebabkan oleh
jamur saja.
Tampilan program system pakar(interface) desain sangat sederhana, untuk
pengembangannya diharapkan bisa lebih menarik lagi namun tetap dioperasikan oleh user yang
sama sekali tidak mengerti dalam bidang computer. Serta dapat dikembangkan untuk smardphone/
android.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Djuanda, 1999, Ilmu Penyakit dan Kelamin, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta
Bulan Tahun
22
ISSN: xxxx-xxxx
[2] Pressman, Roger S, 2002, Rekayasa Perangkat Lunak: Pendekatan Praktisi (Buku I), Andi,
Yogyakarta.
[3] Kristanto, Andri. 2004. Rekayasa Perangkat Lunak (Konsep dasar). Yogyakarta: Gava Media
[4] HM. Jogiyanto. 1995. Analisis dan Disain Sistem Informasi. Yogyakarta. Andi Offset.
[5] Kusrini. 2006, Sistem Pakar “Teori dan Aplikasinya”, Penerbit. Andi. Yogyakarta.
[6]
Kusumadewi, Sri. 2003. Artificial Intelligence (Teknik dan Aplikasinya). Graha. Ilmu. Yogyakarta.
[7] Arhami, Muhammad. 2004. Konsep Dasar Sistem Pakar. Yogyakarta: Andi. Yogyakarta
Download