- JDIH Setjen Kemendagri

advertisement
PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG
NOMOR 22 TAHUN 2009
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN
TEMANGGUNG NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG
RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI TEMANGGUNG,
Menimbang
Mengingat
:
:
a. bahwa
dengan
ditetapkannya
Peraturan
Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang
Retribusi Daerah dan Peraturan Lembaga
Pengembangan Jasa Konstruksi Nomor 11
Tahun 2006 tentang Registrasi Usaha Jasa
Pelaksana Konstruksi serta Peraturan Lembaga
Pengembangan Jasa Konstruksi Nomor 11a
Tahun 2008 tentang Registrasi Usaha Jasa
Pelaksana Konstruksi maka Peraturan Daerah
Kabupaten Temanggung Nomor 11 Tahun 2002
tentang Retribusi Izin Usaha Jasa Konstruksi
perlu diubah;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud pada huruf a, perlu membentuk
Peraturan Daerah tentang Perubahan Atas
Peraturan Daerah Kabupaten Temanggung
Nomor 11 Tahun 2002 tentang Retribusi Izin
Usaha Jasa Konstruksi;
1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 Tentang
- 565 -
Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam
Lingkungan Propinsi Jawa Tengah;
2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang
Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76,
Tambahan
Lembaran
Negara
Republik
Indonesia Nomor 3209);
3. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 Tentang
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor
41 Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3685) sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 34
Tahun 2000 Tentang Perubahan UndangUndang Nomor 18 Tahun 1997 Tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 246
Tambahan
Lembaran
Negara
Republik
Indonesia Nomor 4048);
4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 Tentang
Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan
Usaha Tidak Sehat (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 33, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3817);
5. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 Tentang
Jasa Konstruksi (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 54 Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3833);
6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2003 Nomor 4286);
- 566 -
7. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5,
Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor
4355);
8. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara
Indonesia Nomor 4389);
9. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan Dan Tanggungjawab
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan
Lembaran Negara Indonesia Nomor 4400);
10. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 Tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,
Tambahan
Lembaran
Negara
Republik
Indonesia nomor 4437) Sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan UndangUndang Nomor 12 Tahun 2008 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor
32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4844);
11. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah
Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
126, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4438);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983
- 567 -
tentang Pelaksanaan Kitab Undang-Undang
Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Tahun
1983 Nomor 36, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3258);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2000
Tentang Usaha dan Peran Serta Masyarakat
Jasa Konstruksi (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2000 Nomor 63 Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3955);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000
Tentang Usaha dan Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi
(Lembaran
Negara
Republik
Indonesia Tahun 2000 Nomor 64 Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3956);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2000
Tentang Penyelenggaraan dan Pembinaan Jasa
Konstruksi
(Lembaran
Negara
Republik
Indonesia Tahun 2000 Nomor 65 Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3957);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001
Tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 119
Tambahan
Lembaran
Negara
Republik
Indonesia Nomor 4139);
17. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005;
Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005
tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara
Tahun 2005 Nomor 137 Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4132);
18. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005
tentang
Pengelolaan
Keuangan
Daerah
- 568 -
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4528);
19. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005
tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan
Penyelenggaraan
Pemerintah
Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4593);
20. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007
tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Provinsi
dan
Pemerintahan
Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4737);
21. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007
tentang
Pengundangan,
Penyebarluasan
Peraturan Perundang-Undangan;
22. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II
Temanggung Nomor 7 Tahun 1989 Tentang
Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan
Pemerintah Daerah Kabupaten Daerah Tingkat
II Temanggung (Lembaran Daerah Tahun 1989
Nomor 1, Seri C);
23. Peraturan Daerah Kabupaten Temanggung
Nomor 11 Tahun 2002 tentang Retribusi Izin
Usaha Jasa Konstruksi (Lembaran Daerah
Kabupaten Temanggung Tahun 2002 Nomor
50);
24. Peraturan Daerah Kabupaten Temanggung
Nomor 20 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan
- 569 -
Tata Kerja Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu
Kabupaten Temanggung (Lembaran Daerah
Kabupaten Temanggung Tahun 2008 Nomor
20);
25. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana
Wilayah Nomor 369/KPTS/M/2001 Tentang
Pedoman Pemberian Izin Usaha Jasa Konstruksi
Nasional;
- 570 -
Dengan persetujuan
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
KABUPATEN TEMANGGUNG
dan
BUPATI TEMANGGUNG
MEMUTUSKAN :
Menetapkan
:
PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH
KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 11 TAHUN
2002 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA JASA
KONSTRUKSI.
PASAL I
Beberapa ketentuan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Temanggung
Nomor 11 Tahun 2002 tentang Retribusi Izin Usaha Konstruksi
(Lembaran Daerah Kabupaten Temanggung Tahun 2002 Nomor 50)
diubah sebagai berikut :
1. Pasal 1 diubah
berikut :
sehingga keseluruhan
Pasal 1 berbunyi sebagai
“ Pasal 1
1. Daerah adalah Kabupaten Temanggung.
2. Pemerintahan Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah
sebagai unsur Penyelenggara Pemerintahan Daerah.
3. Bupati adalah Bupati Temanggung.
4. Dinas Pekerjaan Umum adalah Dinas Pekerjaaan Umum
Kabupaten Temanggung.
5. Pejabat adalah Petugas yang diberi tugas tertentu dibidang
retribusi daerah sesuai Peraturan Perundang-undangan yang
berlaku.
6. Jasa Konstruksi adalah layanan jasa konsultasi perencanaan
pekerjaan konstruksi, layanan jasa pelaksanaan pekerjaan
konstruksi dan layanan jasa konsultasi pengawasan pekerjaan
konstruksi.
- 571 -
7. Pekerjaan konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian
rangkaian kegiatan perencanaan dan/atau pelaksanaan beserta
pengawasan yang mencakup pekerjaan arsitektural, sipil,
mekanikal, elektrikal dan tata lingkungan masing-masing beserta
kelengkapannya untuk mewujudkan suatu bangunan atau bentuk
fisik lain.
8. Usaha Jasa Konstruksi adalah usaha yang mencakup Jenis
Usaha, bentuk usaha dan bidang Usaha Jasa Konstruksi.
9. Jenis Usaha Jasa Konstruksi adalah meliputi Jasa Perencanaan,
Jasa Pelaksanaan dan Jasa Pengawasan Konstruksi.
10. Perencanaan
Konstruksi
adalah
penyedia
jasa
orang
perseorangan atau badan usaha yang dinyatakan ahli yang
profesional dibidang perencanaan jasa konstruksi yang mampu
mewujudkan pekerjaan dalam bentuk dokumen perencanaan
bangunan atau bentuk fisik lain.
11. Pelaksana Konstruksi adalah penyedia jasa orang perseorangan
atau badan usaha yang dinyatakan ahli yang profesional dibidang
pelaksana jasa konstruksi yang mampu menyelenggarakan
kegiatannya untuk mewujudkan suatu hasil perencanaan menjadi
bangunan atau bentuk fisik lain.
12. Klasifikasi adalah bagian kegiatan registrasi untuk menetapkan
penggolongan usaha dibidang jasa konstruksi menurut bidang
dan sub bidang pekerjaaan atau penggolongan profesi
ketrampilan dan keahlian kerja orang perseorangan dibidang jasa
konstruksi menurut disiplin keilmuan dan/atau ketrampilan
tertentu dan/atau ketrampilan dan/atau keahlian masing-masing.
13. Kualifikasi adalah bagian kegiatan registrasi untuk menetapkan
penggolongan usaha dibidang jasa kontruksi menurut
tinggkat/kedalaman kopentensi dan kemampuan usaha, atau
penggolongan profesi ketrampilan dan keahlian kerja orang
perseorangan
dibidang
jasa
kontruksi
menurut
tingkat/kedalaman kompetisi dan kemampuan profesi serta
keahlian.
14. Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang
merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang
tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas,
perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik
negara atau daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun,
firma,
kongsi,
koperasi,
dana
pensiun,
persekutuan,
perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial
- 572 -
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
politik, atau organisasi yang sejenis, lembaga, bentuk usaha
tetap, dan bentuk badan lainnya.
Retribusi Daerah yang selanjutnya disebut Retribusi adalah
pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberi
Izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh
pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.
Wajib retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut
peraturan perundang-undangan retribusi termasuk pungutan
atau pemotongan retribusi tertentu.
Izin Usaha Jasa Kontruksi yang selajutnya disingkat IUJK adalah
pemberian Izin Usaha Jasa Kontruksi yang dikeluarkan oleh
Pemerintah
Daerah
ditempat
domilisinya
bagi
orang
perseorangan atau badan usaha yang meyelenggarakan usaha
dibidang Jasa Konstruksi.
Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat
SKRD adalah Surat Keputusan yang menentukan besarnya
retribusi yang terutang.
Pemohon adalah pemohon izin Usaha Jasa Kontruksi.
Pemegang Izin adalah Pemegang izin Usaha Jasa Kontruksi.
Gred adalah pembagian penggolongan kualifikasi usaha jasa
konstruksi.
Penyidik adalah Polisi Negara Republik Indonesia atau Pegawai
Negeri Sipil tertentu yang diberi tugas wewenang khusus oleh
Undang-Undang untuk melakukan penyelidikan.
Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disebut PPNS
adalah Penyidik Pegawai Negeri Sipil tertentu yang diberi
wewenang dan kewajiban untuk melakukan penyelidikan
terhadap penyelenggaraan Peraturan Daerah Kabupaten
Temanggung yang memuat ketentuan pidana.
Penyidikan Tindak Pidana dibidang Retribusi Daerah adalah
serangkaian tindakan yang dilakukan oleh PPNS untuk mencari,
serta mengumpulkan bukti untuk membuat terang Tindak Pidana
Retribusi Daerah yang terjadi serta menemukan tersangkanya.
2. Pasal 6 diubah sehingga keseluruhan Pasal 6 sebagai berikut :
“Pasal 6
(1)
Usaha Jasa Konstruksi dapat berupa orang perseorangan atau
badan usaha nasional maupun asing.
- 573 -
(2)
(3)
Badan Usaha Konstruksi Nasional sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) berbentuk :
a. Badan Usaha Nasional Badan Hukum meliputi :
1. Perseroan Terbatas (PT);
2. Koperasi.
b. Badan Usaha Nasional Bukan Badan Hukum meliputi :
1. Perseroan Komanditer (CV);
2. Firma (FA);
3. Usaha Dagang (UD); dan
4. Perusahaan Bersama (PB).
Badan Usaha Konstruksi Asing sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) didirikan berdasarkan perundang-undangan asing dan
berdomisili di negara asing yang dipersamakan dengan perseroan
terbatas.
3. Pasal 7 diubah sehingga keseluruhan Pasal 7 berbunyi sebagai
berikut :
“Pasal 7
(1).
Bidang Usaha Jasa Konstruksi terdiri dari
a. Bidang Arsitektur meliputi sub bidang :
1. Perumahan tunggal dan Koppel;
2. Perumahan multi hunian;
3. Bangunan pergudangan dan industry;
4. Bangunan komersial;
5. Bangunan-bangunan non perumahan lainnya;
6. Fasilitas sport diluar gedung, fasilitas rekreasi; dan
7. Pertamanan.
b. Bidang Sipil meliputi sub bidang :
1. Jalan raya, jalan lingkungan;
2. Jalan kereta api;
3. Lapangan terbang dan runway;
4. Jembatan;
5. Jalan layang;
6. Terowongan;
7. Jalan bawah tanah;
8. Pelabuhan atau dermaga;
9. Drainase Kota;
- 574 -
10.
11.
12.
13.
14.
c.
Bedung;
Irigasi dan Drainase;
Persungaian Rawa dan Pantai.
Bendungan; dan
Pengerukan dan Pengurugan.
Bidang Mekanikal meliputi sub bidang :
1. Instalasi pemanasan, ventilasi udara dan AC dalam
bangunan;
2. Perpipaan air dalam bangunan;
3. Instalasi pipa gas dalam bangunan;
4. Insulasi dalam bangunan;
5. Instalasi lift dan escalator;
6. Pertambangan dan manufaktur
7. Instalasi termal bertekanan, minyak, gas, geothermal
(Pekerjaan Rekasaya);
8. Konstruksi alat angkut dan alat angkat (Pekerjaan
Rekasaya);
9. Konstruksi perpipaan minyak, gas, energi dan gas
(Pekerjaan Rekasaya);
10. Fasilitas produksi, penyimpanan minyak dan gas
(Pekerjaan Rekasaya); dan
11. Jasa penyedia peralatan kerja konstruksi.
d. Bidang Elektrikal terdiri dari sub bidang :
1. Pembangkit tenaga listrik semua daya;
2. Pembangkit tenaga listrik dengan daya maksimal 10
MW/unit;
3. Pembangkit tenaga listrik energy baru dan terbarukan;
4. Jaringan transmisi tenaga listrik tegangan tinggi dan ekstra
tegangan tinggi;
5. Jaringan transmisi telekomunikasi dan/atau telepon;
6. Jaringan distribusi tenaga listrik tegangan menengah
7. Jaringan distribusi listrik tegangan rendah;
8. Jaringan distribusi telekomunikasi dan/atau telepon;
9. Instalasi kontrol dan instrumentasi;
10. Instalasi listrik gedung dan pabrik; dan
11. Instalasi listrik lainnya.
- 575 -
e. Bidang Tata Lingkungan meliputi sub bidang :
1. Pepipaan minyak;
2. Perpipaan gas;
3. Perpipaan air bersih/limbah;
4. Pengolahan air bersih;
5. Instalasi pengolahan limbah;
6. Pekerjaan pengeboran air tanah; dan
7. Reboisasi/Penghijauan.
(2).
Bidang Usaha Jasa Perencanaan Konstruksi berorientasi bidang
terdiri dari :
a. Bidang Arsitektur meliputi :
1. Jasa pra-desain/nasehat dan desain arsitektural dan
administrasi kontrak;
2. Jasa arsitektural lanscap;
3. Jasa desain interior; dan
4. Jasa arsitektur lainnya.
b. Bidang Sipil meliputi sub bidang :
1. Jasa nasehat/pra-desain dan desain enjiniring bangunan;
2. Jasa nasehat/pra-desain dan desain enjiniring pekerjaan
teknik sipil keairan;
3. Jasa nasehat/pra-desain dan desain enjiniring pekerjaan
teknik sipil transportasi; dan
4. Jasa nasehat/pra-desain dan desain enjiniring pekerjaan
teknik sipil lainnya.
c.
Bidang Mekanikal meliputi sub bidang :
1. Desain enjiniring mekanikal;
2. Jasa nasehat/pra-desain dan desain enjiniring industry
plant dan proses.
d. Bidang Elektrikal terdiri dari sub bidang :
1. Desain enjiniring elektrikal;
2. Jasa nasehat/pra-desain dan desain enjiniring system
control lalulintas.
e. Bidang Elektrikal terdiri dari sub bidang :
1. Jasa konsultasi lingkungan;
2. Jasa perencanaan urban.
- 576 -
(3).
Bidang Usaha Jasa Perencana Konstruksi yang berorientasi layanan
terdiri dari :
a. Jasa survey meliputi sub bidang layanan :
1. Jasa survey permukaan;
2. Jasa pembuatan peta;
3. Jasa survey bawah tanah; dan
4. Jasa geologi, geofisika dan prospek lainnya.
b.
(4).
Jasa analisis dan enjiniring lainnya meliputi sub layanan :
1. Jasa komposisi, kemurnian dan analisis;
2. Jasa enjiniring lainnya.
Bidang Usaha Jasa Pengawasan Konstruksi berorientasi layanan
terdiri dari :
a. Layanan jasa inspeksi teknis meliputi sub layanan :
1. Jasa enjiniring fase kontruksi dan instalasi bangunan;
2. Jasa enjiniring fase kontruksi dan instalasi pekerjaan teknik
sipil transportasi;
3. Jasa enjiniring fase kontruksi dan instalasi pekerjaan teknik
sipil keairan;
4. Jasa enjiniring fase kontruksi dan instalasi pekerjaan teknik
sipil lainnya;
5. Jasa enjiniring fase kontruksi dan instalasi industrial plant
dan proses; dan
6. Jasa enjiniring fase konstruksi dan instalasi sistem kontrol
lalulintas.
b. Layanan jasa manajemen proyek meliputi sub layanan :
1. Jasa manajemen proyek terkait konstruksi pekerjaan teknik
sipil transportasi;
2. Jasa manajemen proyek terkait konstruksi pekerjaan teknik
sipil keairan;
3. Jasa manajemen proyek terkait konstruksi pekerjaan teknik
sipil lainnya;
4. Jasa manajemen proyek terkait konstruksi pekerjaan
industrial plant dan proses, dan
5. Jasa manajemen proyek terkait konstruksi pekerjaan
sistem kontrol lalulintas.
- 577 -
c.
Layanan Jasa Enjiniring Terpadu meliputi Jasa Enjiniring
Terpadu
4. Pasal 12 diubah sehingga keseluruhan pasal 12 berbunyi sebagai
berikut:
“Pasal 12
Penggolongan gred atau kualifikasi usaha jasa pelaksana dibagi dalam :
a. Gred 1
: orang perseorangan kualifikasi usaha kecil;
b. Gred 2, 3, dan 4 : badan usaha kualifikasi usaha kecil;
c. Gred 5
: badan usaha kualifikasi usaha menengah;
d. Gred 6
: badan usaha kualifikasi usaha besar; dan
e. Gred 7
: badan usaha kualifikasi usaha besar
termasuk badan usaha Asing yang
membuka kantor perwakilan.
5. Pasal 13 disempurnakan sehingga Keseluruhan Pasal 13 berbunyi
sebagai berikut:
“Pasal 13
(1)
(2)
(3)
Dengan nama Retribusi IUJK dipungut Retribusi sebagai
Pembayaran atau pemberian Izin Usaha Jasa Konstruksi
kepada Badan atau Orang Perseorangan.
Objek Retribusi adalah pemberian IUJK kepada Badan atau
Orang Perseorangan berdasarkan domisili.
Subjek Retribusi IUJK adalah Badan atau Orang Perseorangan
yang akan menyelenggarakan Usaha Jasa Konstruksi.
6. Pasal 14 ayat (1) diubah sehingga Keseluruhan Pasal 14 berbunyi
sebagai berikut :
“Pasal 14
(1)
(2)
Setiap Badan atau Orang Perseorangan yang
menjalankan Usaha Jasa Konstruksi wajib memperoleh
Izin dari Bupati;
Izin sebagimana dimaksud pada ayat (1) tidak dapat
dipindahtangankan kecuali dengan Izin Bupati.
- 578 -
7. Pasal 20 ayat (2) diubah sehingga keseluruhan pasal 20 ayat (2)
berbunyi sebagai berikut :
“Pasal 20
(2).
Batasan kualifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 untuk
golongan Jasa Pelaksana Konstruksi, Jasa Perencana Konstruksi
dan Jasa Pengawasan Konstruksi dapat dikelompokkan dalam :
a. Penyedia jasa pelaksana konstruksi terdiri dari :
1. Gred 1 (satu) yaitu penyedia jasa yang dapat
melaksanakan pekerjaan dengan batas nilai satu pekerjaan
sampai dengan Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah);
2. Gred 2 (dua) yaitu penyedia jasa yang dapat melaksanakan
pekerjaan dengan batas nilai satu pekerjaan sampai
dengan Rp. 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah);
3. Gred 3 (tiga) yaitu penyedia jasa yang dapat melaksanakan
pekerjaan dengan batas nilai satu pekerjaan sampai
dengan Rp. 600.000.000,- (enam ratus juta rupiah);
4. Gred 4 (empat) yaitu penyedia jasa yang dapat
melaksanakan pekerjaan dengan batas nilai satu pekerjaan
sampai dengan
Rp. 1.000.000.000,- (satu
milyar rupiah);
5. Gred 5 (lima) yaitu penyedia jasa yang dapat
melaksanakan pekerjaan dengan batas nilai satu pekerjaan
di atas Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) sampai
dengan Rp. 10.000.000.000,- (sepuluh milyar rupiah);
6. Gred 6 (enam) yaitu penyedia jasa yang dapat
melaksanakan pekerjaan dengan batas nilai satu pekerjaan
di atas Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) sampai
dengan Rp. 25.000.000.000,- (dua puluh lima milyar
rupiah);
7. Gred 7 (tujuh) yaitu penyedia jasa yang dapat
melaksanakan pekerjaan dengan batas nilai satu pekerjaan
di atas Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) sampai
dengan tak terbatas.
b. Penyedia jasa perencana konstruksi dan pengawas konstruksi
terdiri dari :
- 579 -
1. Gred 2 (dua) yaitu penyedia jasa yang dapat melaksanakan
pekerjaan dengan batas nilai satu pekerjaan sampai
dengan Rp. 400.000.000,- (empat ratus juta rupiah);
2. Gred 3 (tiga) yaitu penyedia jasa yang dapat melaksanakan
pekerjaan dengan batas nilai satu pekerjaan di atas Rp.
400.000.000,- (empat ratus juta rupiah) sampai dengan
Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah);
3. Gred 4 (empat) yaitu penyedia jasa yang dapat
melaksanakan pekerjaan dengan batas nilai satu pekerjaan
di atas Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) sampai
dengan tak terbatas.
8. Pasal 22 diubah sehingga keseluruhan pasal berbunyi sebagai
berikut:
“Pasal 22
Besarnya tarif ditetapkan sebagai berikut :
a. Golongan usaha jasa pelaksana konstruksi :
1. (G-1)
= Rp.
200.000,- (dua ratus ribu rupiah)
2. (G-2)
= Rp.
300.000,- (tiga ratus ribu rupiah)
3. (G-3)
= Rp.
400.000,- (empat ratus ribu rupiah)
4. (G-4)
= Rp.
500.000,- (lima ratus ribu rupiah)
5. (G-5)
= Rp.
1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah)
6. (G-6)
= Rp.
2.500.000,- (dua juta lima ratus ribu rupiah)
7. (G-7)
= Rp.
3.000.000,- (tiga juta rupiah)
b. Golongan usaha jasa perencana konstruksi dan pengawas konstruksi:
1. Gred 2
= Rp.
250.000,-(dua ratus lima puluh ribu rupiah)
2. Gred 3
= Rp.
750.000,-(tujuh ratus lima puluh ribu rupiah)
3. Gred 4
= Rp. 1.000.000,-(satu juta rupiah)
8. Judul BAB XIII diubah dan ditambah Pasal Baru yang mengatur
Ketentuan Tata Cara Penagihan, sehingga Keseluruhan BAB XIII
berubah menjadi :
- 580 -
“BAB XIII
TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENAGIHAN
Pasal 27
(1)
(2)
Pembayaran retribusi dilakukan secara tunai dan lunas.
Retribusi yang terutang dilunasi paling lambat 7 (tujuh) hari
sejak diterbitkan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan.
Pasal 27A
(1)
Surat Teguran atau Surat peringatan atau surat lain yang
sejenis sebagai awal tindakan pelaksanaan penagihan retribusi,
diterbitkan setelah 7 (tujuh) hari sejak jatuh tempo
pembayaran.
(2)
Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah diterbitkannya surat
teguran atau surat peringatan atau surat lain yang sejenis,
wajib retribusi harus melunasi retribusi yang terutang.
(3)
Surat teguran atau surat peringatan atau surat lain yang
sejenis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan oleh
pejabat yang ditunjuk.
- 581 -
PASAL II
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan
Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah
Kabupaten Temanggung.
Ditetapkan di Temanggung
pada tanggal 15 Agustus 2009
BUPATI TEMANGGUNG,
ttd
HASYIM AFANDI
Diundangkan di Temanggung
pada tanggal 30 Nopember 2009
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN TEMANGGUNG
ttd
BAMBANG AROCHMAN
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2009 NOMOR 22
- 582 -
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG
NOMOR 22 TAHUN 2009
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG
NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA JASA
KONSTRUKSI
I.
PENJELASAN UMUM
Bahwa dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 18
Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34
Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 18
Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Retribusi
merupakan salah satu sumber pendapatan daerah agar daerah
dapat melaksanakan otonomi yang luas, nyata dan bertanggung
jawab serta diharapkan mampu menjadi sumber pembeayaan
penyelenggaraan
pemerintahan
dan
pembangunan
guna
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, untuk itu diperlukan
ketentuan yang dapat memberikan pedoman dan arah bagi
Pemerintah Kabupaten Temanggung dalam pemungutan retribusi.
Bahwa dengan telah adanya perubahan klasifikasi dan
kualifikasi usaha jasa konstruksi nasional oleh Lembaga
Pengembangan Jasa Konstruksi, maka Peraturan Daerah
Kabupaten Temanggung Nomor 11 Tahun 2002 tentang Retribusi
Izin Usaha Jasa Konstruksi perlu diubah.
II.
PENJELASAN PASAL DEMI PASAL
Pasal I
Angka 1
Angka 2
:
Cukup Jelas
Pasal 6 ayat (2) huruf b angka 4
- 583 -
Yang dimaksud Perusahaan Bersama adalah Usaha
gabungan bersifat tetap antara satu atau beberapa
badan usaha jasa pelaksana konstruksi menyangkut
baik nasional dengan nasional atau nasional dengan
asing, dan merupakan suatu badan hukum baru
berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Angka 3
Angka 4
Cukup Jelas
Cukup Jelas
Angka 5
Cukup Jelas
Angka 6
Angka 7
Angka 8
Cukup Jelas
Cukup Jelas
Cukup Jelas
Angka 9
Cukup Jelas
Pasal II
Cukup jelas
- 584 -
Download