Bokashi Ampas Tahu-Tugimun

advertisement
PENGARUH BEBERAPA DOSIS BOKASHI AMPAS TAHU TERHADAP
PRODUKSI TANAMAN KACANG TANAH
(Arachis hypogeae L.)
The Effect of Some Dosage of Soybean Waste to The Production of Arachis hypogeae L.
AMAT TUGIMUN
NPM. 01410483010376
ABSTRACT
The Data showed in 2011 that the productivity of Arachis hypogeae L. in Indonesia about 1
ton/ha. That was still low enough when it was compared with other countries like USA, China and
Argentine which each one could reach 2 ton/ha. In District of Batang Hari showed the average the
productivity about 1,6 ton/ha from 37 ha plant area. The ultisol soil is one of the most cause which
dominant effect to the productivity of Arachis hypogeae L in Batang Hari. The Experiment used
ramdomized block design with one factor and 4 replications. The treatments were six consisting of
B0, B1, B2, B3, B4, and B5. The data analysis used Duncan Multiple Range Test on 5% level. The
research was held in the Research Farm of STIP-GK university. The result showed by giving the
waste of soybean affect significantly on variable of the sum of Branch, sum of contain pod, seed
weight and yield per hectare. The dosage of soybean waste 12 ton/ha give the best yield, could
produce about 2,42 ton/ha.
Key words : Arachis hypogeae L., dosage of soybean waste,
ABSTRAK
Data menunjukan produktifitas Kacang Tanah di Indonesia berkisar 1 ton/ha masih
terbilang rendah jika dibandingkan dengan negara-negara lain seperti China, USA dan Argentina
yang mampu mencapai 2 ton/ha. Kabupaten Batang Hari menunjukan rata-rata produktivitas
sekitar 1,6 ton/ha dari luas area 37 ha. Jenis tanah Ultisol merupakan salah satu penyebab
dominan yang mempengaruhi produktivitas Kacang Tanah di Kabupaten Batang Hari. Rancangan
Percobaan menggunakan RAK dengan satu faktor dan 4 ulangan. Terdiri dari 6 perlakian B0, B1,
B2, B3, B4, dan B5. Analisis Data menggunakan Uji Duncan (DNMRT) taraf 5 %. Penelitian
dilaksanakan di Kebun Percobaan STIP-GK Muara Bulian. Hasil Penelitian menunjukan
perlakuan berpengaruh nyata pada variable jumlah cabang, jumlah polong berisi, bobot biji dan
hasil per hektar. Dosis bokashi ampas tahu 12 ton/ha memberikan hasil terbaik, dapat mencapai
produksi sekitar 2,42 ton/ha.
Key words : Arachis hypogeae L., kacang tanah, bokashi ampas tahu,
PENDAHULUAN
Kacang tanah (Arachis hypogeae. L)
merupakan salah satu sumber protein nabati
yang cukup penting di Indonesia dalam pola
menu makanan di masyarakat. Luas
pertanaman kacang tanah di Indonesia
menempati urutan yang keempat setelah padi,
jagung, dan kedelai (Adisarwanto, 2008).
Marzuki
(2007),
menyatakan
bahwa
Kandungan zat gizi kacang tanah untuk setiap
100 g bahan mentah kacang tanah yaitu
Kalori 687 (kal), Protein 9,2 (g), Lemak 71,2
(g), Karbohidrat 14,6 (g), Serat 2,3 (g), Abu
1,6 (g), Kalsium 73 (g), Vitamin A 130 (SI),
Besi (mg) 2,4 , Fosfor 289 (mg), Tiamin
0,86(mg), Riboflavin 0,13 (mg), dan Niasin 9
(mg).
Batang Hari adalah salah satu
kabupaten di Provinsi Jambi, yang mana pada
tahun 2011 luas panen kacang tanah 37 ha,
produktivitas 1,622 Kw/ha. Produktivitas
tanaman kacang tanah di Kabupaten batang
hari tahun 2011 yang tertinggi di Kecamatan
Pemayung yaitu 1,75 ton/ha dan produksi
yang terendah berada pada Kecamatan Muaro
Sebo Ilir dan Batin XXIV dari luas panen 2 ha
hanya menghasilkan 2 ton. Rendahnya
produksi kacang tanah di Batang Hari
disebabkan sebagian besar jenis tanah di
Batang Hari ultisol. Selain itu pengembangan
kacang tanah belum berorientasi sebagai
komoditi komersil jadi petani kurang
memperhatikan terknik budidaya yang baik
(Anonim, 2011).
Indriani,
(2007)
menyatakan
keberadaan unsur hara dalam tanah terbatas,
apalagi setiap hari diserap oleh tanaman
diatasnya. Apabila tidak diimbangi dengan
penambahan unsur hara maka tidak mustahil
tanah akan miskin hara. Untuk menjaga
keseterdiaan unsur hara didalam tanah,
biasanya dilakukan pemupukan. Ditambahkan
Sutedjo,
(2010)
untuk
meningkatkan
kesuburan tanah perlu dilakukan pemupukan
dengan pupuk organik dan anorganik
sehingga dapat memperbaiki sifat fisik, kimia
dan biologi tanah.
Menurut data Dinas Prindustian,
Perdagangan dan Koperasi, (2011b) jumlah
data industri tahu di Kabupaten Batang Hari
terdapat 16 pemilik usaha agroindustri tahu,
usaha tersebut mengelola bahan baku 20.005
ton / bulan. Jadi setiap tahunnya rumah
industri tersebut mengelola 24.0060 ton /
tahun bahan baku kedelai.
Menurut Mengimba, (1993) dalam
Danial, dkk (2011) ampas tahu mengandung
N, P, K, Ca, Mg dan C organik yang
berpotensi untuk meningkatkan kesuburan
tanah. Hal ini didasarkan pada hasil analisis
bahan kering ampas tahu yang mengandung
kadar air 2,69 %, protein kasar 27,09 %, serat
kasar 22,85 %, lemak 7,37 %, abu 35,02%,
bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN) 6,87 %,
kalsium 0,5 %, dan fosfor 0,27%. Ampas tahu
juga mengandung unsur hara mikro yaitu; Fe
200-500 ppm, Mn 30-300 ppm, Cu 5-15 ppm,
Co kurang dari 1 ppm, Zn lebih dari 50 ppm (
Sumardi dan Pantuan, 1983 dalam Sragafa,
2009). Potensi ini dapat dimanfaatkan untuk
meningkatkan kesuburan tanah pada lahan
marjinal, sehingga lahan ini dapat ditanami
tanaman pangan.
BAHAN DAN METODE
Penelitian dilakukan di kebun
percobaan Sekolah Tinggi Ilmu pertanian
Graha Karya Muara Bulian dengan ketinggian
12 meter diatas permukaan laut, jenis tanah
Ultisol. Penelitian di laksanakan dari tanggal
23 Mei 2014 s / d 30 agustus 2014. Bahan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
benih kacang tanah varietas Gajah.
Rancangan yang digunakan dalam penelitian
ini adalah Rancangan Acak Kelompok
(RAK), dengan satu faktor yaitu pemberian
bokashi ampas tahu terdiri dari 6 taraf dengan
4 kali ulang yaitu :
Bo
: Tanpa Pemberian Bokashi Ampas
Tahu (Kontrol)
B1
: Bokashi Ampas Tahu Dengan Dosis
4 ton/ha (1,344 kg/petak)
B2
: Bokashi Ampas Tahu Dengan Dosis
6 ton/ha (2,016 kg/petak)
B3
: Bokashi Ampas Tahu Dengan Dosis
8 ton/ha (2,688 kg/petak)
B4
: Bokashi Ampas Tahu Dengan Dosis
10 ton/ha (3,36 kg/petak)
B5
: Bokashi Ampas Tahu Dengan Dosis
12 ton/ha (4,032 kg/petak)
Dalam percobaan ini setiap perlakuan
diulang 4 kali, sehingga diperoleh petak
percobaan sebanyak 24 petak, setiap petak
berukuran 240 cm x 140 cm. Jarak antar
perlakuan 50 cm dan jarak antar ulangan 100
cm. Jarak tanaman 40 x 20 cm sehingga
didalam petak percobaan terdapat 36 tanaman,
dari setiap petak percobaan diambil sampel
sebanyak 4 tanaman.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Tinggi Tanaman Umur 100 HST Menurut Pemberian Bokashi Ampas Tahu
Dosis Bokashi Ampas Tahu
Rata-rata
(ton/ha)
(cm)
12
87,75 a
10
81,69 b
8
77,69 b
6
77,44 b
4
69,38 c
0
64,06 d
Tabel 2. Jumlah Cabang Tanaman Umur 100 HST Menurut Pemberian Bokashi Ampas Tahu
Dosis Bokashi Ampas Tahu
Rata-rata
(ton/ha)
(cabang)
12
6,94 a
10
6,50 b
8
5,31 c
6
5,06 cd
4
4,75 d
0
3.94 e
Tabel 3. Jumlah Polong Berisi per Tanaman Menurut Pemberian Bokashi Ampas Tahu
Dosis Bokashi Ampas Tahu
Rata-rata
(polong)
(ton/ha)
12
56,75 a
10
54,88 a
8
51,19 ab
6
45,50 bc
4
39,75 c
0
30,06 d
Tabel 4. Berat Polong Berisi per Tanaman Menurut Pemberian Bokashi Ampas Tahu
Dosis Bokashi Ampas Tahu
Rata-rata
(g)
(ton/ha)
12
77,05 a
10
73,02 a
8
66,40 b
6
59,55 c
4
53,67 d
0
35,37 e
Tabel 5. Berat 100 Biji Tanaman Menurut Pemberian Bokashi Ampas Tahu
Dosis Bokashi Ampas Tahu
Rata-rata
(g)
(ton/ha)
12
72,93 a
10
71,07 ab
8
68,37 bc
6
65,36 c
4
58,86 d
0
55,67 e
Tabel 6. Hasil per Hektar Tanaman Menurut Pemberian Bokashi Ampas Tahu
Dosis Bokashi Ampas Tahu
Rata-rata
(ton/ha)
(ton/ha)
12
2,42 a
10
2,29 a
8
2,08 b
6
1,86 c
4
1,67 d
0
1,10 e
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama berarti berbeda tidak nyata
pada DNMRT taraf 5%
PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pemberian beberapa dosis bokashi ampas tahu
berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman,
jumlah cabang, jumlah polong berisi per
tanaman, berat biji per tanaman, berat 100
biji, dan hasil per hektar. Suswardany, dkk (
2004 ) menyebutkan bokashi dengan
pemberian 150 ml EM-4 menghasilkan
bokashi ampas tahu yang mempunyai kadar
C/N rasio (%) 8,17 , P (%) 3,04 dan K2O (%)
2,17. Dengan kondisi tersebut maka
pemberian bokashi ampas tahu mampu
meningkatkan kandungan bahan organik
tanah dan berperan memperbaiki sifat fisik,
kimia, dan biologi tanah terutama dalam hal
ketersediaan unsur hara bagi tanaman.
Pemberian bokashi ampas tahu 12 ton/ha
menunjukkan hasil terbaik dibandingkan
dengan pemberian bokashi ampas tahu 10
ton/ha, 8 ton/ha, 6 ton/ha, 4 ton/ha dan 0
ton/ha terhadap tinggi tanaman, jumlah
cabang, jumlah polong berisi per tanaman,
berat biji per tanaman, berat 100 biji, dan
hasil per hektar dari kacang tanah. Hal ini
menunjukkan bahwa pemberian bokashi
ampas tahu 12 ton/ha mampu meningkatkan
dan memperbaiki sifat fisik, kimia, dan
biologi tanah dengan optimal sehingga
meningkatkan ketersediaan unsur hara dengan
jumlah yang berimbang dalam tanah bagi
tanaman untuk pertumbuhannya.
KESIMPULAN
Pemberian bokashi ampas tahu berpengaruh
terhadap tinggi tanaman, jumlah cabang per
tanaman, jumlah polong berisi per tanaman,
berat biji per tanaman, berat 100 biji dan
hasil per hektar tanaman kacang tanah.
Pemberian bokashi ampas tahu dosis 12
ton/ha merupakan dosis yang terbaik untuk
pertumbuhan dan hasil tanaman kacang tanah.
Dengan pemberian bokashi ampas tahu dosis
12 ton/ha rata – rata produksi kacang tanah
menghasilkan 2,42 perhektar.
DAFTAR PUSTAKA
Agustina. 2004. Nutrisi Tanaman. Rineka
Cipta. Jakarta.
Anonim.2004. Bagian Proyek Pemberdayaan
Penyuluhan Pertanian Dinas Pertanian
Kabupaten Batang Hari.
Anonim.2011a. Statistik Pertanian Tanaman
Pangan Dinas Pertanian Kabupaten Batang
Hari.
Anonim.2011b.
Dinas
Prindustian,
Perdagangan dan Koperasi Kabupaten
Batang Hari.
Anonim. 2012. Pedoman Teknis Pengelolaan
Produksi Kacang Tanah, Kacang Hijau Dan
Aneka Kacang. Dikretorat Jendederal
Tanaman Pangan. Jakarta.
AAK.1989.Kacang Tanah. Jogyakarta :
Kanisius.
Adisarwanto,T.2008.Meningkatkan Produksi
Kacang Tanah Di Lahan Sawah Dan
Lahan Kering. Jakarta :Penebar Swadaya.
Asmoro, Y ., Suranto dan Sutoyo, D.(2008).
Pemanfaatan
Limbah
Tahu
Untuk
Peningkatan Hasil Tanaman Petsai (Brassica
chinesis). Bio teknologi 5 (2): 51-55,
November
2008,
ISSN:0216-6887.
Universitas Sebelas Maret (UNS).Surakarta.
Cahyono, B.2007. Budidaya Kacang Tanah.
Semarang: Aneka Ilmu.
Danial,
M,
Taufiq,
N.A.S,
dan
Sanusi,W.2011.Pemanfaatan Zeolit Dan
Bokashi Ampas Tahu Untuk Menekan Nikel
Dan Meningkatkan Pertumbuhan Jagung.
jurnal penelitian hayati edisi khusus: 5f (95),2011.Universitas Negeri Makasar.
Harsono,
Arief.2012.Inovasi
Teknologi
Budidaya Berbasis Penggolaan Tanaman
Terpadu Untuk Meningkatkan Produksi
Kacang Tanah. Pidato orasi ilmiah di hadapan
hadapan Majelis Penggukuhan Profesor Riset
dan para undangan di Auditorium Sadikin
Soemawikarta Badan Libang Pertanian.
Balitkabi, 5 April 2012. Malang.
Indriani, Y.H.2007.Membuat Kompos Secara
Kilat. Jakarta : Penebar Swadaya.
Indriani, Y.H.2012. Teknik Membuat Kompos
Dengan Berbagai Aktivator Membuat
Kompos Secara Kilat. Jakarta : Penebar
Swadaya.
Marzuki, R. 2007. Bertanam Kacang Tanah.
Jakarta : Penebar Swadaya
Mahulette,A.S.2012.Respon Tanaman Sawi
Terhadap Pemberian Dosis Bokashi Ampas
Tahu. Jurnal Agroqua Vol. 10 No 1 Juni
2012. Falkultas Pertanian Universitas
Pattimurah. Ambon.
Musnamar. I.E,2003, pupuk organik, cair dan
padat, pembuatan dan aplikasi, penebar
swadaya, Jakarta.
Mustari, K.2004. Penggunaan Pupuk Bokashi
Pada Tanaman Jagung Dalam Rangka
Mengembangkan Usaha Tani Ramah
Lingkungan.
J.Agrivigor
4(1):47-81.
ISSN:1412-2286. Dosen Jurusan Budidaya
Pertanian Falkultas Pertanian Dan Kehutanan.
Universitas Hasannudin.
Murbandono, L.HS.2007. Membuat Kompos
Edisi Revisi. Jakarta: Penebar Swadaya.
Murbandono, L.HS. 1995. Membuat Kompos.
Jakarta: Penebar Swadaya
Parnata,A.S.2010. Meningkatkan Hasil Panen
Dengan
Pupuk
Organik.
jakarta :AgroMedia.
Purwendro dan Nurhidayat.2007. Mengolah
Sampah Untuk Pupuk Dan Pestisida Organik.
Jakarta: Penebar Swadaya
Samekto, R. 2006 .
Pupuk Kompos.
Yogyakarta: Citra Aji Parama.
Simanungkalit, R. D. M. 2006. Pupuk organik
dan pupuk hayati. Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan
Sumber
Daya
Lahan
Pertanian. Jawa Barat.
Sragafa, M. 2009. Penggunaan Ampas Tahu
Sebagi Pakan Ternak Ruminasia. Makalah
Kultura volume : 10 No. 1 Desember 2009.
Dosen STP Gunung Leuser. Kutacane.
Suswardany,
D.L.,
Ambarwati
dan
Kusumawati, Y. 2006. Peranan Efective
Microorgannism-4 ( EM-4 ) Dalam
Meningkatkan Kualitas Kimia Ampas Tahu.
Jurnal Penelitian Sains Dan Teknologi, Vol 7
No 2, 2006 : 141-149.Program Studi
Kesehatah Masyarakat, Falkultas Ilmu
Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Surakarta. Surakarta.
Sutedjo, 2010. Pupuk dan Cara Pemupukan,
Rineka Cipta, Jakarta.
Suhaeni, N. Petunjuk Praktis Menanam
Kacang Tanah. Bandung: Jembar.
Sutedjo, M.M.2010. Pupuk Dan Cara
Pemupukan. Jakarta: Rineka Cipta.
Suhartati dan Syofia, R.2007. Pengaruh Berbagai
Jenis Material Bokashi Sebagai Media
Pembibitan Gramelia ( Gramelia arborea roxb ).
Balai Penelitian Hutan Penghasil Serat Kuok.
Riau.
Suwahyono. 2011. Petunjuk Praktis Pupuk
Organik secara Efektif dan Efesien,penebar
swadaya Jakarta.
Tim Bina Karya Tani. Pedoman Bertanam
Kacang Tanah. Bandung: CV Yrama Widya.
Widyanto.2010.Pupuk
Organik
Anorganik. Jakarta: Penebar Swadaya.
Dan
Winarno, F.G., Boediman, A.F.S., Silitonga,
T. dan Soewardi, B . 1985. Monografi
Pertama Limbah Pertanian. Jakarta: PT.
Metro Pos.
Yesi, Rosita.2003. Respon Kacang Tanah
(Arachis hypogaea L.) Terhadap Pemberiaan
Dolomit. Skripsi Sekolah Tinggi Ilmu
Pertanian Graha Karya Muara Bulian. Jambi.
Download