sistem informasi geografis untuk pemetaan alumni pens

advertisement
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMETAAN
ALUMNI PENS-ITS
Herjuno Hamzah Fanani1, Arif Basofi, S.Kom, M.T2, Firman Arifin S.T, M.T3
Abstract - At this final project, we will create web-based
Geographic Information Systems (GIS) for Mapping
PENS-ITS’ Alumnus. This information system will have
a visualization in web forms which is used to map the
PENS-ITS’ Alumnus who work
in industrials or
institutions as an owner (entrepreneur) or employee which
is distributed in the territory of Indonesia. This system
will analyze alumnus’ jobs so that can recommend a
suitable job for graduated students of PENS-ITS based on
the graduated on each major. The technology used to
build data and process maps and documents extracted
from various sources is the approach to Geographic
Information System (GIS). This system will use MySQL
and PostgreSQL as database system builder. In this
project, we use PHP as language programming. The
method to get a recommendation is AHP. All information
generated in this system will be shown as maps and also
information of the number of PENS-ITS’ alumnus who
are located in an area of Indonesia.
I.
PENDAHULUAN
Dewasa ini, GIS sudah banyak digunakan untuk
mengatasi berbagai permasalahan pemetaan penduduk,
pemilu, bencana bahkan terorisme. Hal inilah yang perlu
kita adaptasi. Sistem Informasi Geografis (SIG) dapat
dimanfaatkan untuk membangun sistem untuk pemetaan
alumni PENS-ITS sehingga dapat mengetahui dimana
alumni bekerja. SIG mampu mengintegrasikan berbagai
macam sistem, data dan informasi. Sebagai contoh :
penggunaan data dari PENS-ITS yang berisi tentang datadata alumni yang telah bekerja digunakan untuk pemetaan
alumni PENS-ITS nantinya. Dengan menggunakan SIG,
data dan informasi yang ada dapat diintegrasikan,
pemodelan dapat dilakukan dengan mudah, selain itu
trend dan kecenderungan dari alumni yang telah bekerja
dapat
1
Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika
2
Dosen Pembimbing 1
3
Dosen Pembimbing 2
dianalisis, sehingga dapat menentukan daerah dan
perusahaan mana yang banyak menerima karyawan
yang berasal dari mahasiswa PENS-ITS dan
kemudian merekomendasikan kepada mahasiswa
PENS-ITS yang belum lulus dan bekerja. Kelebihan
dari sistem ini adalah berbasis peta (Geographic
Information System) yang mempermudah user dalam
pengamatan dan analisa lokasi alumni bekerja dan
terdistribusi di wilayah Indonesia. Proyek ini
menggunakan metode AHP untuk membantu
mendapatkan suatu keputusan untuk membuaat suatu
rekomendasi berupa pekerjaan yang cocok untuk
lulusan PENS-ITS sesuai dengan jurusan masingmasing . AHP memungkinkan menyelesaikan
masalah-masalah yang berkaitan dengan faktor nyata
dan tidak nyata. Data, gagasan, dan intuisi dapat
diatur dengan menggunakan struktur hirarki secara
logis. Sistem basisdata yang dipakai adalah MySQL
dan PostgreSQL yang proses input data
diintegrasikan dengan visualisasi web sehingga
diperlukan bahasa PHP untuk membangun web
tersebut. PHP dikatakan sebagai sebuah server-side
embedded script language artinya sintaks-sintaks dan
perintah yang kita berikan akan sepenuhnya
dijalankan oleh server tetapi disertakan pada halaman
HTML biasa. Juga menggunakan MapServer dalam
penampilan di web.
II. DASAR TEORI
1.
Sistem Informasi Geografis (SIG)
SIG mulai dikenal pada awal 1980-an. Sejalan
dengan berkembangnya perangkat komputer, baik
perangkat lunak maupun perangkat keras, SIG
berkembang sangat pesat pada era 1990-an.
Gambar 1. Gambaran SIG
Definisi SIG selalu berkembang, bertambah dan
bervariasi. Hal ini telihat dari banyaknya definisi SIG
yang telah beredar. Selain itu, SIG juga merupakan suatu
kajian ilmu dan teknologi yang relatif baru, digunakan
oleh berbagai bidang disiplin ilmu, dan berkembang
dengan cepat.
Secara harafiah, SIG dapat diartikan sebagai suatu
komponen yang terdiri dari perangkat keras, perangkat
lunak, data geografis dan sumberdaya manusia yang
bekerja bersama secara efektif untuk menangkap,
menyimpan, memperbaiki, memperbaharui, mengelola,
memanipulasi, mengintegrasikan, menganalisa, dan
menampilkan data dalam suatu informasi berbasis
geografis. (Puntadewo A+, 2003)
Dengan kata lain Sistem Informasi Geografis (SIG)
adalah system informasi khusus yang mengelola data
yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan).
Atau dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem
komputer yang memiliki kemampuan untuk membangun,
menyimpan, mengelola dan menampilkan informasi
bereferensi geografis, misalnya data yang diidentifikasi
menurut lokasinya, dalam sebuah basis data termasuk
juga orang yang membangun dan mengoperasikannya dan
data sebagai bagian dari sistem ini. (Sembiring, 2007)
Penggunaan SIG sering kali didukung dengan
penggunaan pengindraan jauh seperti citra satelit yang
memungkinkan untuk memetakan keberagaman informasi
karakteristik area seperti tumbuh- tumbuhan, air, geologi
baik dalam ruang dan waktu. Citra satelit dapat
memberikan gambaran dan menyediakan informasi
lingkungan yang sangat berguna dari area dengan skala
bervariasi dari keseluruhan benua sampai area yang
sangat kecil. Banyak jenis bencana seperti banjir, gempa
bumi dan bencana lainya mempunyai tanda-tanda yang
dapat dideteksi oleh satelit. Pengindraan jauh juga
memungkinkan pengawasan (monitoring) kejadian
bencana ketika bencana tersebut terjadi. (sembiring, 2007)
2.
Web GIS
Web-GIS merupakan Sistem Informasi Geografi
berbasis web yang terdiri dari beberapa komponen yang
saling terkait. Web-GIS merupakan gabungan antara
design grafis pemetaan, peta digital dengan analisa
geografis, pemrograman komputer, dan sebuah database
yang saling terhubung menjadi satu bagian web design
dan web pemetaan. Berikut adalah contoh aplikasi WebGIS :
Gambar 2. Komponen Web-GIS
Nama lain untuk Web-GIS sendiri bermacammacam yang diantaranya adalah sebagai berikut :
- Web-Based GIS
- Online GIS
- Distributed GIS
- Internet Mapping
Dimana sebuah Web-GIS yang potensial
merupakan aplikasi GIS atau pemetaan untuk
pengguna di seluruh dunia, tidak memerlukan
software GIS, tidak tergantung pada platform ataupun
sistem operasi.
Web-GIS mempunyai beberapa kelebihan
disamping kekurangan yang diantaranya sebagai
berikut :
1. Kelebihan Web-GIS :
o Satu data yang terpusat
o Biaya lebih murah untuk hardware dan
software
o Penggunaan lebih mudah
o Pengaksesan yang lebih luas terhadap data GIS
dan fungsi- fungsinya
2. Kekurangan Web-GIS
o Waktu akses tergantung pada komputer server,
computer client, koneksi internet, traffic website, dan efisiensi data
o Resolusi dan ukuran display perlu diperbaiki
diantaranya adalah support dual monitor, high
resolution setting , toolbar dan menu browser,
layout yang efisien
o Kompleksitas dan ketahanannya.
3.
MAPSERVER
MapServer merupakan aplikasi freeware dan
open source yang memungkinkan kita menampilkan
data spasial (peta) di web. Aplikasi ini pertama kali
dikembangkan di Universitas Minesotta, Amerika
Serikat untuk proyek ForNet (sebuah proyek untuk
menajemen sumber daya alam) yang disponsori
NASA
(Nasional
Aeronautics
and
Space
Administration). Dukungan NASA dilanjutkan
dengan dikembangkan proyek TerraSIP untuk
menajemen data lahan. Saat ini, karena sifatnya yang
terbuka (open source), pengembangan MapServer
dilakukan oleh pengembang dari berbagai negara .
Pengembangan MapServer menggunakan berbagai
aplikasi open source atau freeware seperti Shapelib untuk
baca/tulis format data Shapefile,
FreeType untuk
merender karakter, GDAL/OGR untuk baca/tulis berbagai
format data vektor maupun raster, dan Proj.4 untuk
menangani beragam proyeksi peta. Pada bentuk paling
dasar, MapServer berupa sebuah program CGI (Common
Gateway Interface). Program tersebut akan dieksekusi di
web server dan berdasarkan beberapa parameter tertentu
(terutama konfigurasi dalam bentuk file *.MAP) akan
menghasilkan data yang kemudian akan dikirim ke web
browser, baik dalam bentuk gambar peta atau bentuk lain.
Map Server bekerja secara berdampingan dengan
applikasi web server. Web Server menerima request peta
melalui MapServer. MapServer mengenerate request
terhadap peta dan mengirimkannya ke web server seperti
pada gambar berikut.
Gambar 3. Diagram operasi standar pada MapServer.
3.1 Modul-modul MS4W yang lain :
Banyak sekali modul-modul yang disediakan oleh
MS4W guna menunjang aplikasi yang dibuat. Beberapa
diantaranya adalah:
- chameleon_ms4w-2.4.1.zip
- fusion_1.0.3_ms4w.zip
- gmap_ms4w_ms5.zip
- ka-map-ms4w-1.0.zip
- ms_ogc_workshop-1.0.6.zip
- openlayers-2.5_ms4w.zip
- pmapper-3.2.0-ms4w.zip
- phpPgAdmin-4.1_ms4w.zip
4.
PostgreSQL
asd PostgreSQL atau sering disebut Postgres
merupakan salah satu dari sejumlah database open
source yang menawarkan skalabilitas, keluwesan, dan
kinerja yang tinggi. SQL di PostgreSQL tidaklah
seperti yang kita temui pada RDBMS umumnya.
Perbedaan penting antara PostgreSQL dengan sistem
relasional standar adalah arsitektur PostgreSQL yang
memungkinkan user untuk mendefinisikan sendiri
SQL-nya, terutama pada pembuatan function atau
biasa disebut sebagai stored procedure. Hal ini
dimungkinkan karena informasi yang disimpan oleh
PostgreSQL bukan hanya tabel dan kolom, melainkan
tipe, fungsi, metode akses, dan banyak lagi yang
terkait dengan table dan kolom tersebut. Semuanya
terhimpun dalam bentuk class yang bias diubah user.
Arsitektur yang menggunakan class ini lazim disebut
sebagai object oriented.
Untuk platform Windows, PostgreSQL hanya
bisa berjalan jika tipe format harddisk yang
digunakan adalah NTFS, jika tipe format
FAT/FAT32 PostgreSQL tidak bisa diinstall.
Sedangkan untuk platform yang lain, PostgreSQL
bisa berjalan tanpa syarat khusus.
1.
PostGIS
PostGIS adalah extension dari PostgreSQL
yang bersifat objectrelational database server yang
mempunyai kemampuan untuk menyimpan fitur SIG
dalam database server. PostGIS adalah software
Open Source yang tidak perlu membeli lisensi untuk
menggunakannya. PostGIS dikembangkan oleh
Refractions Research of Victoria sebagai proyek
penelitian teknologi database spasial. PostGIS
mempunyai karakteristik unik tersendiri yang
membedakannya dengan database yang lain, seperti :
- PostGIS mendukung semua fitur OGC (OpenGIS
Consortium) seperti : titik, garis, polygon,
multipoint, multiline, multipoligon, dan
GeometryCollection.
- PostGIS menggunakan teks format OGC dalam
perintah SQL untuk merepresentasikan fitur SIG.
- PostGIS menyediakan proses indexing secara
cepat dengan menggunakan GiST (Generalized
Search Tree) atau R-Tree indexes
5.
MySQL
MySQL adalah sebuah perangkat lunak sistem
manajemen basis data SQL. Dalam bahasa Inggris
disebut database management system atau DBMS
yang multithread, multi-user. MySQL tersedia
sebagai perangkat lunak gratis di bawah lisensi GNU
General Public License (GPL), tetapi mereka juga
menjual lisensi komersial untuk kasus-kasus dimana
penggunaannya tidak cocok dengan penggunaan
GPL.
MySQL dimiliki dan disponsori oleh sebuah
perusahaan komersial Swedia MySQL AB, dimana
memegang hak cipta hampir atas semua kode
sumbernya. Kedua orang Swedia dan satu orang
Finlandia yang mendirikan MySQL AB adalah David
Axmark, Allan Larsson, dan Michael “Monty” Widenius.
Terdapat
beberapa
API
tersedia
yang
memungkinkan aplikasi-aplikasi komputer yang ditulis
dalam berbagai bahasa pemrograman untuk dapat
mengakses database MySQL, antara lain bahasa
pemrograman C, C++, C#, Eiffel, Smaltalk, Java, Lisp,
Perl, PHP, Python, Ruby, REALbasic, dan Tcl.
Kebanyakan kode sumber MySQL dalam ANSI C.
Perangkat lunak gratis untuk administrasi database
MySQL berbasis web yang sangat populer adalah
phpMyAdmin. Untuk perangkat lunak untuk administrasi
database MySQL yang dijual secara komersial antara lain
MySQL front, Navicat, dan EMS SQL Manager for
MySQL.
6.
PHP
-
Membaca permintaan dari client/browser.
Mencari halaman/page di server.
Melakukan instruksi yang diberikan oleh PHP untuk
melakukan modifikasi pada halaman/page.
Mengirim kembali halaman tersebut kepada client melalui
internet atau intranet.
-
asda PHP (akronim dari PHP Hypertext
Preprocessor) yang merupakan bahasa pemrogramman
berbasis web yang memiliki kemampuan untuk
memproses data dinamis.
PHP dikatakan sebagai sebuah server-side
embedded script language artinya sintaks-sintaks dan
perintah yang kita berikan akan sepenuhnya dijalankan
oleh server tetapi disertakan pada halaman HTML biasa.
Aplikasi-aplikasi yang dibangun oleh PHP pada
umumnya akan memberikan hasil pada web browser,
tetapi prosesnya secara keseluruhan dijalankan di server.
Pada prinsipnya server akan bekerja apabila ada
permintaan dari client. Dalam hal ini client menggunakan
kode-kode PHP untuk mengirimkan permintaan ke server
(dapat dilihat pada gambar dibawah). Ketika
menggunakan PHP sebagai server-side embedded script
language maka server akan melakukan hal-hal sebagai
berikut:
Gambar 4. Cara kerja PHP
7.
AHP (Analytic Hierarchy Process)
Metode AHP merupakan salah satu model untuk
pengambilan
keputusan
yangdapat
membantu
kerangka berfikir manusia. Metode ini mula-mula
dikembangkan oleh Thomas L. Saaty pada tahun 70an. Dasar berpikirnya metode AHP adalah proses
membentuk skor secara numerik untuk menyusun
rangking setiap alternatif keputusan berbasis pada
bagaimana sebaiknya alternatif itu dicocokkan dengan
kriteria pembuat keputusan. Metode ini adalah sebuah
kerangka untuk mengambil keputusan dengan efektif
atas
persoalan
yang
kompleks
dengan
menyederhanakan
dan
mempercepat
proses
pengambilan
keputusan
dengan
memecahkan
persoalan tersebut kedalam bagian-bagiannya, menata
bagian atau variabel ini dalam suatu susunan hirarki,
member nilai numerik pada pertimbangan subjektif
tentang pentingnya tiap variabel dan mensintesis
berbagai pertimbangan ini untuk menetapkan variabel
yang mana yang memiliki prioritas paling tinggi dan
bertindak untuk mempengaruhi hasil pada situasi
tersebut. Metode AHP ini membantu memecahkan
persoalan yang kompleks dengan menstruktur suatu
hirarki kriteria, pihak yang berkepentingan, hasil dan
dengan menarik berbagai pertimbangan guna
mengembangkan bobot atau prioritas. Metode ini juga
menggabungkan kekuatan dari perasaan dan logika
yang bersangkutan pada berbagai persoalan, lalu
mensintesis berbagai pertimbangan yang beragam
menjadi hasil yang cocok dengan perkiraan kita secara
intuitif sebagaimana yang dipresentasikan pada
pertimbangan yang telah dibuat. (Saaty, 1993).
Adapun struktur hirarki AHP ditampilkan pada gambar
5. berikut
Gambar 5. Struktur Hirarki AHP
AHP dapat digunakan dalam memecahkan berbagai
masalah diantaranya untuk mengalokasikan sumber
daya, analisis keputusan manfaat atau biaya,
menentukan
peringkat
beberapa
alternatif,
melaksanakan perencanaan ke masa depan yang
diproyeksikan
dan
menetapkan
prioritas
pengembangan suatu unit usaha dan permasalahan
kompleks lainnya. Secara umum, langkah-langkah
dasar dari AHP dapat diringkas dalam penjelasan
berikut ini:
1. Mendefinisikan masalah dan menetapkan tujuan.
Bila AHP digunakan untuk memilih alternatif
atau penyusunan prioritas alternatif, maka pada
tahap ini dilakukan pengembangan alternatif.
2.
3.
Menyusun masalah dalam struktur hirarki. Setiap
permasalahan yang kompleks dapat ditinjau dari
sisi yang detail dan terstruktur.
Menyusun prioritas untuk tiap elemen masalah
pada tingkat hirarki. Proses ini menghasilkan
bobot elemen terhadap pencapaian tujuan,
sehingga elemen dengan bobot tertinggi
memiliki prioritas penanganan. Langkah pertama
pada tahap ini adalah menyusun perbandingan
berpasangan yang ditransformasikan dalam
bentuk matriks, sehingga matriks ini disebut
matriks perbandingan berpasangan.
C merupakan kriteria dan memiliki n
dibawahnya, yaitu A1 sampai dengan An. Nilai
perbandingan elemen Ai terhadap elemen Aj
dinyatakan dalam aij yang menyatakan hubungan
seberapa jauh tingkat kepentingan Ai bila
dibandingkan dengan Aj. Bila nilai aij diketahui,
maka secara teoritis nilai aji adalah 1/aij,
sedangkan dalam situasi i=j adalah mutlak 1.
Nilai
numerik
yang
dikenakan
untuk
perbandingan diatas diperoleh dari skala
perbandingan yang dibuat oleh Saaty pada tabel
diatas. Untuk menyusun suatu matriks yang akan
diolah datanya, langkah pertama yang dilakukan
adalah menyatukan pendapat para responden
melalui rata-rata geometrik yang secara
sistematis ditulis sebagai berikut:
Aij = (Z1,Z2,Z3,…,Zn)1/n
Dimana aij menyatakan nilai rata-rata geometrik,
Z1 menyatakan nilai perbandingan antar kriteria
untuk responden ke 1, dan n menyatakan jumlah
partisipan. Pendekatan yang dilakukan untuk
memperoleh nilai bobot kriteria adalah dengan
langkah-langkah berikut:
a. Menyusun matriks perbandingan
b.
keseluruhan hirarki untuk memastikan bahwa
urutan prioritas yang dihasilkan didapatkan dari
suatu rangkaian perbandingan yang masih berada
dalam batas-batas preferensi yang logis. Setelah
melakukan perhitungan bobot elemen, langkah
selanjutnya adalah melakukan pengujian
konsistensi
matriks.
Untuk
melakukan
perhitungan ini diperlukan bantuan table
Random Index (RI) yang nilainya untuk setiap
ordo matriks dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 1. Nilai RI pada tiap matriks
Dengan tetap menggunakan matriks diatas,
pendekatan yang digunakan dalam pengujian
konsistensi matriks perbandingan adalah:
a. Melakukan perkalian antara bobot elemen
dengan nilai awal matriks & membagi
jumlah perkalian bobot elemen & nilai awal
matriks dengan bobot untuk mendapatkan
nilai eigen.
Tabel 2. Contoh perhitungan
Matriks perbandingan hasil normalisasi
Melakukan pengujian konsistensi terhadap
perbandingan antar elemen yang didapatkan pada
tiap tingkat hirarki. Konsistensi perbandingan
ditinjau dari per matriks perbandingan dan
Mencari nilai matriks
Nilai matriks merupakan nilai rata-rata dari
nilai eigen yang didapatkan dari perhitungan
sebelumnya
c.
Mencari nilai Consistency Index (CI)
d.
Mencari nilai Consistency Ratio (CR)
Suatu matriks perbandingan disebut konsisten jika
nilai CR < 0,10
5.
4.
b.
Melakukan
pengujian
konsistensi
hirarki.
Pengujian
ini
bertujuan
untuk
menguji
kekonsistensian perbandingan antara kriteria yang
dilakukan untuk seluruh hirarki. Total CI dari suatu
hirarki diperoleh dengan jalan melakukan
pembobotan tiap CI dengan prioritas elemen yang
berkaitan
dengan
faktorfaktor
yang
diperbandingkan, dan kemudian menjumlahkan
seluruh hasilnya. Dasar dalam membagi
konsistensi dari suatu level matriks hirarki adalah
mengetahui konsistensi indeks (CI) dan vektor
eigen dari suatu matriks perbandingan berpasangan
pada tingkat hirarki tertentu
dimana,
CR Hij = Rasio konsistensi hirarki dari matriks
perbandingan berpasangan matriks i hirarki pada
tingkat j yang dikatakan konsistensi jika nilainya
<10%.
CI Hij = Indeks konsistensi hirarki dari matriks
perbandingan i pada tingkat j.
RI Hij = Indeks random hirarki dari matriks
perbandingan berpasangan i pada hirarki tingkat j.
CIi,j = Indeks konsistensi dari matriks
perbandingan berpasangan i pada hirarki tingkat j.
2. DIgitasi
Pendigitasian dilakukan pada peta Indonesia
dilakukan secara manual dengan menggunakan
perangkat lunak Arcview. Dimana data yang sudah
didapat difilter sesuai dengan kebutuhan. Dalam hal
ini menambahkan kota di Indonesia dan wilayah yang
terdapat alumni.
Gambar 7 Proses Digitasi pada Arcview
III.
1.
PERANCANGAN SISTEM
Pre-processing
Pre-processing adalah proses awal mengelola
data sebelum pengolahan data yang dilakukan pada
sistem SIG. Proses ini bertujuan agar data yang ada (
awal ) dapat dipakai pada proses di dalam SIG, dalam
hal ini pada software MapServer dengan framework 3.1.1 Menentukan Permasalahan
Ada beberapa hal yang diperhatikan
Chameleon, sehingga dapat di gambarkan pada
dalam
mencari suatu rekomendasi kepada
gambar 3.1 seperti berikut :
mahasiswa dan alumni PENS-ITS. Sehingga
permasalahan yang akan dibuat adalah
Pengumpulan
Data
data sekunder
bagaimana menentukan rekomendasi yang
sesuai dengan data alumni yang ada.
Digitasi
Database
MySQL
Manajeme
n data GIS
Database
PostgreSQL
Visualisasi
ke web
Gambar 6. Flowchart Perencanaan pembuatan sistem
3.1.2 Menentukan Kriteria
Langkah selanjutnya adalah menentukan
kriteria. Kriteria yang dibuat merupakan
rincian persoalan rekomedasi diantaranya
adalah
1. Kota perusahaan tempat bekerja.
2. Bidang usaha.
3. Jabatan pekerjaan.
4. Status.
3.1.3 Menentukan Rekomendasi
Yang pertama yang dilakukan adalah
menentukan bobot untuk keempat kriteria,
mana yang paling penting. Keempat kriteria
tersebut di-adu satu lawan satu, yang dalam
terminologi
AHP
disebut
pair-wise
comparation yang perbandingannya sbb:
1. Kota lebih penting 3 kali dari bidang.
2. Kota lebih penting 5 kali dari jabatan.
3. Kota lebih penting 7 kali dari status.
4. Bidang lebih penting 2 kali dari jabatan.
5. Bidang lebih penting 3 kali dari status.
6. Jabatan lebih penting 1.5 kali dari status.
REFERENCES
[1] Astutik, Sri, Arna Fariza, Arif Basofi. 2009.
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK
PEMETAAN
TRANSPORTASI
DAN
PELAYANAN PUBLIK DI KOTA KEDIR.
Kemudian dari perbandingan diatas dapat diambil
Surabaya
kesimpulan seperti Gambar
[2] Hermansyah, Andi. 2007. SISTEM PEMANTAU
KERETA API MELALUI WEB DAN WAP
SERVER Sub judul PEMETAAN POSISI
KERETA API PADA WEB SERVER. Surabaya
[3] Imamuddin, Mohammad, Trihono Kadri. 2006.
PENERAPAN ALGORITMA AHP UNTUK
PRIORITAS
PENANGANAN
BENCANA
BANJIR. Yogyakarta
[4] Artikel dan Tutorial pada www.gis.com
[5]
Informasi
dari
situs
http://paperkulon.blogspot.com/2008/07/peranang
eographic-information-system.html
Dari hasil perbandingan diatas dapat dicari nilai
eigen (composite_weight pada tiap-tiap criteria yang
digunakan untuk mencari rekomendasi bagi alumni.
Kesimpulan
Dari hasil analisa pada bab sebelumnya dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
User lebih dimudahkan dengan adanya sistem ini
karena selain dapat menampilkan pemetanaan
alumni dan profil alumni, sistem ini juga dapat
memberikan rekomendasi pekerjaan kepada
lulusan PENS-ITS sesuai dengan jurusan yang
dijalani.
Setelah mendapatkan nilai eigen terbesar, maka
akan dapat ditarik sebuah rekomendasi, seperti berikut.
Download