Laporan kerang sidoarjo(media)

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia mempunyai potensi sumber daya alam yang sangat besar,
terutama sumberdaya pesisir dan laut merupakan salah satu modal dasar
pembangunan yang sangat diharapkan saat ini. Pesatnya pertumbuhan
penduduk Indonesia akan menuntut meningkatkan pemanfaatan sumberdaya
alam untuk memenuhi segala kebutuhannya, dapat memberikan pengaruh
negatif terhadap lingkungan
Bahan-bahan pencemar terdiri dari senyawa-senyawa berbagai unsur,
baik berupa senyawa organic maupun senyawa anorganik. Banyak diantaranya
bersifat berbahaya untuk kesehatan manusia maupun organisme lainnya.
Diantara bahan-bahan yang berbahaya adalah Pb yang merupakan unsur logam
berat yang paling kuat sifat racunnya.
Peningkatan kadar logam berat dalam laut pada umumnya disebabkan
oleh masuknya limbah yang berasal dari aktivitas manusia baik di darat
maupun di laut. Aktivitas di laut berasal dari pembuangan sampah atau air
limbah dari kapal-kapal, penambangan logam di laut dan lain-lain. Sedangkan
aktivitas di darat berasal dari limbah perkotaan, pertambangan, pertanian dan
industri. Jenis-jenis limbah ini umumnya yang paling banyak mengandung
logam berat adalah industri dikarenakan senyawa/unsur logam berat sangat
banyak digunakan dalam industri baik sebagai bahan baku, katalisator,
fungisida maupun aditif (Bapedalda, 1999).
Dibawah ini menunjukkan berbagai pemakaian unsur-unsur logam berat dalam
berbagai industri di Sidoarjo :
1
Tabel 1. Perusahaan yang berpotensi mencemari lingkungan di kabupaten
Sidoarjo.
No
Nama Perusahaan
Produksi Utama
Kandungan Logam Yang
Berpotensi Dihasilkan
1
PT Tjiwi Kimia
Kertas
Hg, Pb, Cr, Cu, Cd
2
PT Sindopex Perotama
Hidrogen Peroksida
Fe, Cr, Mo, Ni, Hg
3
PT Lion Mesh Prima
Jaring kawat baja
Hg, Cu, Mn, Pb, Ni, Zn
4
PT Karka Nurti Industri
Pakan Udang
Hg, Cu, Mn, Pb,
5
PT
UniChemi
Candi Kimia Anorganik
Hg, Cu, Mn, Pb
Industries
6
PT Lotusindo Jewllery
Perhiasan dari perak
Fe, Cr, Au, Hg
7
PT PG Candi Baru
Gula pasir
Pb, Hg
8
PT Sierad Grains
Makanan Ternak
Hg, Cu, Cr, Mn, Pb
9
PT bina Obor Enginimo Jasa
mesin
dan Fe, Cr, Hg
Nusantara
Peralatan
10
PT Dai Ichi Indonesia
Knalpot mobil
Pb, Fe, Cd, Hg
11
PT Sehat Komodo
Ban mobil & sepeda
Ai, Pb, Zn
12
PTBhagaskaraSinarmulya Cor logam
Hg, Cu, Fe, Cr, Pb
13
PT Avia Avian
Co, Cd, Al, Cr, Cu, Pb, Zn,
Cat
Hg
14
PT
Supra
Surya Besi baja
Hg, Cr, Ni, Pb, Zn
Indonesia
15
PT Japfa Comfeed
Makanan Ternak
16
PT Alim Ampuh Jaya Pipa Spiral dari baja
Hg, Cu, Cr, Mn, Pb
Hg, Cu, Fe, Cr, Pb, Zn, Mn
Stell
17
PT Soda Waru
Larutan soda
As, Hg
18
CV Sanyu Paint
Thiner, cat
Co, Cd, Al, Cr, Pb, Zn, Mn,
2
No
Nama Perusahaan
Produksi Utama
Kandungan Logam Yang
Berpotensi Dihasilkan
Hg
19
PT Dwi Selo Giri Mas
Abu batu/ CaCO3
As, Sn
20
PT Noor Sakti Utama
Timah patri
Hg, Pb, Cu,Fe, Cr,Cd
21
PT
Putra
Jaya
Adi Cat
Co, Cd, Al, Cr, Pb, Zn, Mn,
Sentosa
22
PT
Hg
Jaykay
Files Kikir dan mata bor
Hg, Pb, Cu, Fe, Cr, Mn
Indonesia
23
PT Waru Djaja Rolling Besi beton dan besi Hg, Pb, Fe, Cr, Mn
Industries
24
strip
PT Charokoen Pokphand Pakan ternak
Hg, Cu, Cr, Mn, Pb
Indonesia
25
PT
Central
Proteina Pakan ikan
Hg, Cu, Cr, Mn, Pb
Prima
26
PT Gramitratama Battery
27
PT Sidoarjo
Accu battery
Pb, Hg, Cr, Fe, Cd
Uninersal Kawat baja
Pb, Hg, Mn, Sn
Industry Accu mobil
Pb, Hg, Mn, Sn
Metal Works
28
PT
Indobat
Permai
29
PT
Prince
Indonesia Penyamakan kulit
Hg, Cr, Pb, Zn
Rather
30
PT Hansa Pratama
Besi cor/ baja
Sumber : BPS, 2003
3
Pb, Hg, Cr, Fe, Mn, Sn
Dari data diatas menunjukkan bahwa limbah dari industri mengasilkan
pencemaran logam berat terutama timah hitam dan apabila limbah tersebut
dibuang di sungai dan industri tersebut terletak di daerah aliran sungai tentunya
hal ini akan menimbulkan pencemaran timah hitam baik di sungai, muara
sungai maupun perairan pantai.
Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tentang kandungan logam
berat Pb pada biota laut yang hidup di perairan pantai salah satunya adalah
pada kerang darah.
1.2 Perumusan Masalah
Salah satu kota di Jawa Timur yang sedang berkembang adalah kota
Sidoarjo. Perkembangan industri di Sidoarjo cukup pesat, yakni terdapat 653
perusahaan industri hingga saat ini. Dengan demikian kemungkinan terjadinya
pencemaran laut di Sidoarjo lebih besar, yang diakibatkan pembuangan
limbah-limbah industri.
Kerang darah sebagai sumber daya kelautan populasinya cukup besar terdapat
pada habitat yang berlumpur di daerah pantai khususnya muara sungai (estuary).
Bahan-bahan nutrient terbawa aliran air sungai serta terlindung oleh gelombang air
laut, maka daerah estuary merupakan tempat yang subur untuk berbiaknya berbagai
macam biota , tidak terkecuali kerang. Perairan estuari di dekat muara sungai juga
merupakan tempat berkumpulnya sebagian besar bahan pencemar. Diantara bahan
pencemar yang berbahaya adalah berupa logam berat diantaranya Pb.
Kandungan logam berat berbahaya terutama Pb dapat menyebabkan
kerusakan syaraf perifer maupun cranial yang terjadi secara perlahan.Gejala-gejala
keracunan logam berat yang telah dipublikasikan antara lain timbul mental confusion,
nyeri otot dan tulang, sakit kepala, gangguan gastrointestinal, alergi, gangguan
4
penglihatan dan short-term memory loss. Kadar Pb
yang tinggi dalam darah
menimbulkan gejala anemia dan defisiensi hemoglobin. Pada kadar yang lebih tinggi
menyebabkan disfungsi ginjal dan kerusakan otak (neuropathy).
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka dapat
dirumuskan permasalahan :
1. Apakah Kadar Pb pada kerang darah mentah (dengan cangkang) dan
kerang darah rebus (tanpa cangkang) sudah melebihi nilai ambang batas
yang diperbolehkan untuk dikonsumsi manusia.
2. Apakah ada hubungan kadar Pb pada kerang darah mentah (dengan
cangkang) dan kerang darah rebus (tanpa cangkang)
3. Apakah ada perbedaan kadar Pb pada kerang darah mentah (dengan
cangkang) dan kerang darah rebus (tanpa cangkang)
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kerang-kerangan merupakan sumber protein hewani dengan kategori
complete protein, karena kadar asam amino esensialnya tinggi yaitu sekitar 85% 95% dari total protein. Selain itu juga merupakan sumber vitamin larut lemak dan air.
Vitamin larut lemak adalah A, D, E, dan K, sedangkan larut air terutama B-kompleks
seperti B-1, B-2, B-6 (piridoxin), B-12, dan Niasin. Kerang-kerangan
juga
merupakan sumber utama mineral yang dibutuhkan tubuh, seperti iodium (I), besi
(Fe), seng (Zn), selenium (Se), kalsium (Ca), fosfor (P), kalium (K), flour (F), dan
lain-lain. Mineral dari makanan laut lebih mudah diserap tubuh dibandingkan yang
berasal dari kacang-kacangan dan serealia. Kerang-kerangan merupakan sumber
lemak yang aman. Makanan laut mempunyai kadar asam lemak tak jenuh ganda
omega-3 tinggi. Asam lemak omega-3 dilaporkan dapat meningkatkan kadar HDL
(High Density Lipoprotein) serta menurunkan LDL (Low Density Lipoprotein) dan
trigliserida dalam darah, keping darah menjadi tidak mudah lengket dan mengeras,
sehingga dapat mengurangi terjadinya arteriosklerosis (pengerasan pembuluh darah).
EPA dan DHA merupakan jenis asam lemak omega 3 yang banyak berperan dalam
kesehatan. Asam lemak omega 3 dapat merangsang diproduksinya hormon yang
berfungsi sebagai anti aggregator yaitu anti penggumpalan darah dalam arteri. Omega
3 merupakan senyawa vasodilator yang kuat sehingga dapat membantu mencegah
kekejangan pembuluh darah serta mencegah serangan jantung akut (Winarno, 2004).
Perairan estuaria merupakan tempat bertemunya air tawar dengan air asin.
Estuaria merupakan suatu habitat yang unik karena bahan-bahan nutrient yang
terbawa oleh aliran air sungai serta terlindung gelombang air laut, maka daerah
estuaria merupakan tempat yang subur untuk berbiaknya berbagai macam biota.
Perairan estuaria di dekat muara sungai juga merupakan tempat berkumpulnya
sebagian besar bahan pencemar yang terbawa oleh aliran air sungai. Bahan-bahan
6
pencemar yang terdapat di udara dan tanah sebagian larut dalam air dan pada
akhirnya hanyut bersama air hujan, mengalir ke dalam sungai.
Di Jawa Timur perairan estuaria pada umumnya membentang sepanjang
pantai utara pulau Jawa . Di perairan estuaria ini bermuara sungai besar yaitu sungai
Brantas yang merupakan tempat pembuangan limbah dari daerah sekitarnya dan
sungai bengawan Solo. Sebelum bermuara di estuaria sungai Brantas bercabangcabang antara lain cabang sungai Porong yang bermuara di antara kabupaten Sidoarjo
dan Pasuruan, sungai Brantras di Surabaya bermuara di Kenjeran.
Keberadaan logam Pb di lingkungan perairan dapat berasal dari limbah
buangan pabrik baik yang berupa limbah cair, padatan atau gas.
Timbal
dan
senyawa-senyawa organiknya sebagian besar diserap (diabsorbsi) oleh organisme
melalui saluran pernafasan dan saluran pencernaan. Di samping itu ada juga yang
diserap melalui kulit walaupun jumlah yang diserap relative kecil, bahkan diabaikan.
Penyerapan timbal melalui saluran pernafasan mempunyai arti penting dalam
pemaparan akibat kerja . Penyerapan melalui saluran pencernaan pada umumnya
karena tertelan bersama makanan, minuman, jari tangan dan alat-alat yang secara
kebetulan terkontaminasi dengan timbal.(WHO, 1980)
Kurang lebih 95 % timbal yang terabsorbsi ke dalam darah terdapat dalam sel
darah merah (erythrocyte). Timbal yang masuk dalam aliran darah disebarkan ke
organ-organ tubuh. Penyebarannya berhubungan dengan daya ikat jaringan terhadap
timbal. Kadar timbal dalam darah berada dalam keseimbangan dengan kadar timbal
yang terdapat dalam jaringan lunak.Penyebarannya berhubungan dengan daya ikat
jaringan terhadap timbal. Dalam jaringan lunak timbal dalam bentuk timbal difosfat,
sedangkan di dalam jaringan keras timbal difosfat mengalami redistribusi menjadi
timbal trifosfat yang sukar larut.
Dampak keracunan timbal akan mengakibatkan kerusakan pada sistem saraf
pusat, gangguan sistem pencernaan, gangguan hati dan ginjal serta kemerosotan
mental pada anak-anak (Hadisoegondo, 1990). Secara biokimia timbal akan
menyebabkan kerusakan hematological karena sifat inhibitornya pada kerja enzim,
7
sifat merusaknya pada sintesa hemoglobin dan pigmen pernafasan lain seperti
cytochrom. Lebih lanjut timbal akan menghalangi penggunaan oksigen dan glukosa
untuk metabolisme. Kadar
Pb 0,3 ppm dalam darah akan mulai memberikan
interferensi terhadap fungsi normal metabolisme, jika mencapai 0,8 ppm akan
menimbulkan gejala anemia dan defisiensi hemoglobin. Kadar yang lebih tinggi akan
menyebabkan disfungsi ginjal dan kerusakan otak karena sifat akumulasi racun pada
system sekitar syaraf. Bentuk Pb organic seperti TEL(Tetra Etil Lead) ditengarai 10 –
100 kali lebih beracun daripada bentuk garam-garam anorganiknya. Hal ini karena
bentuk organic dari timbal stabil dalam jaringan non polar (minyak/lemak/protein)
sedangkan Timbal anorganik lebih larut dalam air (Kementrian Lingkungan Hidup,
2003)
Menurut Moore (1991) bahwa pada perairan tawar alami biasanya memiliki
kadar timbal < 0,05 mg/l sedangkan pada perairan laut, kadar timbal sekitar 0,025
mg/l. Pada perairan yang diperuntukkan bagi air minum, kadar maksimum timbal
adalah 0,05 mg/l (Davis & Cornwell, 1994 ). Sedangkan WHO menetapkan batas Pb
dalam air sebesar 0,1 mg/l (Fardiaz, 1992). Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 82
tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air, Baku
mutu kadar Timbal pada air kelas I 0,03 mg/L, kelas II 0,03 mg/L, kelas III 0,03
mg/L dan kelas IV 1 mg/L.
Biota laut
biasa digunakan sebagai bioindikator pencemaran. .Dalam
penelitian ini biota laut yang digunakan sebagai indikator adalah kerang. Jenis
kerang-kerangan (bivalvia) merupakan salah satu indikator yang representative unuk
pemantauan pencemaran.
Adapun kelebihan dari kerang tersebut antara lain :
1. Kerang merupakan hewan bentos yang mampu bertahan hidup di tempat
berlumpur di perairan estuary dekat muara sungai dan mempunyai
mobilitas rendah sehingga adanya logam-logam berat di dalam tubuhnya
8
dipandang dapat mewakili keberadaan unsur unsur tersebut di lokasi
tertentu yang menjadi habitat (Mc Connaughey dan Zattoli, 1983)
2. Kerang hidup di perairan dangkal tidak jauh dari muara sungai sehingga
pengambilannya sebagai sample dengan mudah dapat dilakukan (Roberts et
al, 1980)
3. Kerang mempunyai rentangan hidup yang cukup panjang, sehingga
pengambilannya dapat dilakukan sewaktu-waktu dan dapat mewakili
adanya bahan pencemar untuk rentangan waktu yang cukup lama.
4. Kerang adalah filter feeder sehingga merupakan konsumen akhir didalam
rantai makanan serta mampu mengakumulasi logam-logam berat tanpa
menimbulkan kematian (Boaden, 1985)
5. Kerang dapat hidup di lingkungan ekstrim dan merupakan makanan yang
kaya protein serta banyak dikonsumsi masyarakat, sehingga perlu
pemantauan tindakan secara dini bila kadar logam berat (Pb) sudah
mendekati maupun melebihi nilai ambang batas yang telah ditentukan
Timah Hitam (Pb) merupakan logam berat yang sangat beracun, dapat
dideteksi secara praktis pada seluruh benda mati di lingkungan dan seluruh
system bologis. Sumber utama timah hitam adalah berasal dari komponen
gugus alkyl timah hitam yang digunakan sebagai bahan additive bensin.
Sumber utama timah hitam adalah makanan dan minuman. Komponen ini
sangat beracun terhadap seluruh aspek kehidupan. Timah hitam menunjukkan
beracun pada system syaraf, hemetologic, hemetotoxic dan mempengaruhi
kerja ginjal. Konsumsi mingguan elemen ini yang direkomendasi oleh WHO
toleransinya bagi orang dewasa adalah 50 ug/kg berat badan dan untuk bayi
atau anak-anak 25 ug/kg berat badan.(Suhendrayatna, 2001)
9
BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
3.1 Tujuan
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka tujuan penelitian
1. Mengetahui Kadar Pb pada kerang darah mentah (dengan cangkang) dan
kerang darah rebus (tanpa cangkang).
2.
Mengetahui
hubungan kadar Pb pada kerang darah mentah (dengan
cangkang) dan kerang darah rebus (tanpa cangkang)
3. Mengetahui perbedaan kadar Pb pada kerang darah mentah (dengan
cangkang) dan kerang darah rebus (tanpa cangkang)
3.2 Manfaat Penelitian
1. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi instansi terkait. Dengan adanya
data tentang kandungan Timah hitam pada kerang yang berasal dari wilayah pantai
Sidoarjo sehingga dapat digunakan untuk mengetahui keamanan pangan
khususnya kerang darah, sehingga instansi terkait yang berwenang dapat
mengambil kebijakan serta memberikan peringatan secara dini kepada masyarakat
apabila kadar Pb sudah mendekati/melebihi nilai ambang batas.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar bagi penelitian yang
lebih mendalam tentang terjadinya dampak negatif oleh pencemaran Pb di
Sidoarjo.
10
BAB IV
METODE PENELITIAN
Rancang bangun Penelitian
Berdasarkan
jenisnya
desain
penelitian
ini
adalah
penelitian
observasional atau disebut juga dengan penelitian expost facto, dimana
persoalan pokok penelitian adalah kejadian yang telah ada atau telah terjadi
tanpa dapat dikontrol atau dikendalikan oleh peneliti. Berdasarkan waktunya,
penelitian ini bersifat cross sectional study yaitu menganalisis cirri populasi
melalui sample penelitian pada suatu waktu tertentu (Zainuddin, 1999).
Populasi
Sebagai populasi adalah kerang yang hidup di perairan Sidoarjo
Sampel
Dalam penelitian ini akan diambil sampel kerang yang diambil di pasar
Sidoarjo secara acak. Sedangkan jumlah sampel yang diambil adalah sebayak
20sampel.
Besar sampel dihitung dengan menggunakan formulasi dengan ketentuan
sebagai
(Z1-α/2 √ 2 pq - Z1-β √ (p1q1) + p2q2)
n = -----------------------------------------------------(p2 – p1)2
11
Kandungan timah hitam dalam kerang adalah konsentrasi timah
hitam yang terdapat dalam daging kerang yang dinyatakan dalam
ug/kg
Pemeriksaan Pb kerang
Kerang dihaluskan dengan blender yang tidak mengandung Pb,
ditimbang beratnya lebih kurang 10 gram, kemuadian ditambahkan campuran
H2SO4 dan HNO3 (1:1) masing-masing 10 cc, selanjutnya dipanaskan di oil
bath sampai menjadi jernih, bila perlu ditambahkan lagi asamnya ika masih
ada asap putih. Setelah jernih didinginkan dan dipindahkan ke labu ukur
ditambah standard Pb 2 ppm (untuk mencapai bacaan alat). Dan ditambahkan
Aquades sampai dengan labu ukur 50 cc. Kemudian siap dibaca di AAS, hasil
dari AAS sikurangi 2 ppm
Analisa data
Untuk menganalisa data ada beberapa uji statistik yang akan digunakan
yaitu :
1. Rata-rata untuk mengetahui kadar Pb pada kerang darah mentah (dengan
cangkang) dan kerang darah rebus (tanpa cangkang) dibandingkan dengan
nilai ambang batas.
2. Uji korelasi untuk untuk mengetahui hubungan kadar Pb pada kerang darah
mentah (dengan cangkang) dan kerang darah rebus (tanpa cangkang)
3. Uji t, untuk mengetahui perbedaan kadar Pb pada kerang darah mentah
(dengan cangkang) dan kerang darah rebus (tanpa cangkang).
12
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian
Kabupaten Sidoarjo terletak antara 112,5 - 112,9 BT dan 7,3 - 7,5 LS
dengan luas wilayah 71.424,25 Ha dimana 40,81% terletak di ketinggian 3 – 10 m
yang berada di bagian tengah dan berair tawar, 29,99% berketinggian 0 – 3 m berada
di sebelah timur dan merupakan daerah pantai dan pertambakan serta 29,20% terletak
di ketinggian 10- 25 m berada di bagian barat. Batas wilayah Kabupaten Sidoarjo
adalah: Sebelah Utara berbatasan dengan Kota Surabaya dan Kabupaten Gresik,
Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Madura, Sebelah selatan berbatasan dengan
Kabupaten Pasuruan serta sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Mojokerto.
Kabupaten Sidoarjo terdiri dari 18 wilayah kecamatan, 322 desa dan 31
kelurahan. Kecamatan Jabon dan Sedati merupakan kecamatan terluas dimana
sebagian besar wilayahnya merupakan daerah pertambakan. Kecamatan Waru,
Gedangan, Sidoarjo, Tanggulangin dan Jabon merupakan daerah yang berbatasan
langsung dengan pantai. Hasil produksi perikanan di Kabupaten Sidoarjo di sektor
penangkapan kupang dan kerang-kerangan mengalami peningkatan tiap tahunnya.
Perairan pantai Sidoarjo dengan panjang 27 km merupakan bagian dari
perairan pantai utara Jawa yang secara administratif berada di wilayah Kabupaten
Sidoarjo, Jawa Timur. Keadaan pantai Sidoarjo relatif tenang atau gelombang relatif
kecil karena merupakan bagian dari selat Madura, yang terlindung dari terpaan angin
keras dari laut yang lebih lebar. Pantai Sidoarjo merupakan muara dari Sungai
Brantas yang pecah menjadi Mangetan Kanal dan Porong Kanal yang kemudian
terbagi menjadi beberapa anak sungai seperti Kalibuntung, Maskumambang, Kali
buduran, Kedung Nguling, Pucang dan Sidokare dan sungai-sungai kecil lainnya.
Adanya aliran air dari beberapa sungai yang membawa air limbah dan lumpur akibat
dari erosi tanah sungai mengakibatkan perairan pantai Sidoarjo bersubstrat lumpur
13
berpasir. Kondisi subtrat lumpur berpasir ini cocok sebagai habitat hidup biota laut
jenis kerang-kerangan, termasuk kerang darah. Di daerah Mojokerto Sungai Brantas
terpecah menjadi dua kali, yaitu Kali Surabaya yang menuju timur laut ke kota
Surabaya bermuara di Selat Madura dan Kali Porong yang menuju ke timur ke
Kabupaten Sidoarjo bermuara di Selat Madura (Sidoarjo Regency in figurs, 2003)
5.2 Perkembangan Industri di Kabupaten Sidoarjo.
Dari sektor industri memberikan kontribusi yang nyata terhadap peningkatan
pendapatan daerah dengan semakin banyaknya industri yang berkembang. Namun
dengan semakin banyaknya industri, lingkungan sekitar mengalami kerugian akibat
dampak dari buangan limbahnya baik yang berupa padatan, cair dan gas.
Kondisi perairan Sidoarjo saat ini merupakan tempat pembuangan limbah dari
aktivitas manusia yang paling banyak membuang limbahnya berasal dari sektor
industri.
Keadaan geografis Kabupaten Sidoarjo yang strategis karena dekat dengan pusat
pemerintahan dan pusat industri memudahkan sistem transportasi dan pemasaran
produk industri yang ada. Namun dengan kondisi tersebut juga berdampak negatif
terhadap kerusakan lingkungan akibat aktivitas manusia terutama industri yang
membuang limbahnya melalui badan air. Hal tersebut sesuai dengan pendapat
Soemirat (2003) bahwa saat ini terjadi kerusakan alam yang disebabkan oleh
bertambahnya industri dan permintaan akan jasa angkutan yang terus bertambah
sehingga terjadi pencemaran. Hal senada juga diungkapkan oleh Palar (1997) bahwa
suatu lingkungan hidup dikatakan tercemar apabila telah terjadi perubahan-perubahan
dalam tatanan lingkungan sehingga tidak sama lagi dengan bentuk asalnya sebagai
akibat dari masuk dan atau dimasukkannya suatu zat atau benda asing kedalam
tatanan lingkungan.
Limbah
yang
dibuang
malalui
badan
air
mengakibatkan
semakin
bertambahnya konsentrasi logam berat di perairan. Kabupaten Sidoarjo merupakan
daerah aliran Sungai Brantas yang terpecah menjadi dua kanal yakni Mangetan kanal
14
yang menuju ke timur laut Kota Surabaya dan Porong kanal yang menuju ke timur
Kabupaten Sidoarjo. Banyaknya industri yang berada di Kabupayen Sidoarjo dan
sekitarnya membuat fungsi sungai berubah menjadi saluran pembuangan limbah. Hal
ini sesuai dengan pendapat Effendi (1987) dalam Pikir (1993) yang menyatakan
bahwa daerah aliran Sungai Brantas merupakan tempat pembuangan limbah yang
berasal dari daerah sekitarnya dimana 80% berasal dari limbah industri dan sisanya
berasal dari limbah pertanian, limbah rumah tangga dan jenis limbah lainnya.
Tingginya tingkat pencemaran dapat disebabkan oleh berbagai hal, salah satu
diantaranya adalah semakin berkurangnya hutan mangrove. Di perairan pantai
Sidoarjo jarang sekali terdapat mangrove karena telah dialihkan menjadi lahan
pertambakan.
Keberadaan hutan mangrove sangat penting untuk mengurangi tingginya
pencemaran. Menurut Mastaller (1996) dalam anonimus (2004) bahwa selain
ekosistem mangrove memiliki produktivitas yang tinggi, mangrove juga memiliki
fungsi fisik bagi pantai yaitu sebagi pelindung pantai dari hempasan ombak dan angin
kencang, penahan abrasi, penampung air hujan sehingga mencegah banjir dan
penyerap limbah yang mencemari perairan. Mangrove yang tumbuh di ujung sungai
besar berperan sebagai penampungan terakhir bagi limbah dan industri di perkotaan
dan perkampungan hulu yang terbawa aliran sungai. Limbah padat dan cair yang
terlarut dalam air sungai terbawa arus menuju muara sungai dan laut lepas. Area
hutan mangrove akan menjadi daerah penumpukan limbah, terutama jika polutan
yang masuk kedalam lingkungan estuari melampaui kemampuan pemurnian alami
oleh air. Mangrove alami berperan efektif dalam melindungi pantai dari tekanan alam
dan erosi.
15
5.3 Kadar Timah hitam pada kerang darah mentah dan kerang darah rebus
Kadar Timah hitam pada kerang darah mentah dan kerang darah rebus dari
hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Kadar timah hitam kerang darah mentah dan kerang darah rebus
dari sampel penelitian di Pasar Sidoarjo
Sampel
Kerang mentah
Kerang Rebus
1
1,190
0,890
2
0.980
0,580
3
1.554
1,254
4
1.108
0,951
5
1.475
0,513
6
0,802
0,435
7
0,785
0,321
8
0,840
0,289
9
0,621
0,210
10
0,492
0,320
11
0,682
0,401
12
0,611
0,257
13
0,549
0,217
14
0,459
0,321
15
0,669
0,035
16
1.380
0,078
17
1,250
0,667
18
1,310
0,871
19
0,960
1,131
20
1,230
0,541
16
Hasil penelitian diperoleh kadar rata-rata Pb kerang darah mentah adalah.
0,947 ppm dan kadar rata-rata kerang darah rebus 0,514 ppm. FAO/WHO
menyatakan bahwa kandungan logam berat yang diperbolehkan dalam tubuh hewan
laut yang dapat dikonsumsi manusia untuk Pb
tidak lebih dari 1 ppm. Hal ini
menunjukkan bahwa kadar Pb kerang darah yang berasal dari perairan Sidoarjo masih
layak untuk dikonsumsi. Surat Keputusan Direktur Jendral Pengawas Obat dan
Makanan No. 03725/B/SK/VI/99 tentang batas maksimum cemaran logam dalam
makanan menyatakan bahwa kadar yang diperbolehkan untuk Pb 2 mg/l, demikian
juga menurut SNI kadar maksimum yang diperbolehkan untuk Pb 2 mg/kg. Kadar
logam berat Pb dalam kerang darah, karena sifat kerang yang mobilitasnya rendah
dan menetap dalam suatu habitat tertentu yaitu di sedimen atau dasar laut, sehingga
kerang darah bisa digunakan sebagai bioindikator pencemaran di suatu perairan.
Melalui rantai makanan logam berat yang ada di air dapat masuk ke dalam tubuh
kerang darah karena kerang darah merupakan hewan “filter feeder”. Semakin besar
kadar logam berat di dalam lingkungan dan semakin lama kerang darah berada di
tempat tersebut maka semakin besar kadar logam berat di dalam tubuh kerang darah.
Kerang darah menyerap logam berat melalui tiga cara, yaitu dari bentuk terlarut
dalam air, terserap dalam lapisan lendir yang meliputi tubuhnya dan melalui rantai
makanan.
Kerang darah mempunyai kemampuan mengakumulasi logam berat sampai
batas yang tidak menyebabkan efek racun pada dirinya sendiri dikarenakan
organisme tersebut memiliki protein pengikat logam (metallothionein) yaitu protein
yang terlibat dalam regulasi logam esensial dan sebagai agen detoksifikasi logam non
esensial (Roesijadi, 1992). Metallothionein menyimpan logam berat di jaringan hati
dan ginjal. Metallothionein mempunyai dua fungsi yaitu sebagai protein yang terikat
dalam regulasi ion logam esensial dan agen detoksifikasi logam non essensial yang
kadarnya berlebihan dalam tubuh (Engel dan Roesijadi, 1987). Adanya peran
metallothionein ini menyebabkan banyak organisme yang mampu mengakumulasi
logam berat jika mereka hidup di perairan yang tercemar logam berat. Namun bila
17
kadar logam berat terlalu tinggi dapat mengganggu homeostatis
fungsi
metallothionein dan akhirnya dapat meracuni organisme tersebut (Roesijadi, 1992).
Dengan adanya logam dalam tubuh organisme hal ini akan berpengaruh terhadap
protein antara lain menghambat aktivitas enzim, konfigurasi protein tidak fungsi,
mengikat residu negatif gas fosfolipid dan residu protein (Darmono, 1995).
Batas intake Pb berdasarkan ketentuan ADI (Acceptable Daily Intake) 200 –
300 ug/hari. Kadar Pb kerang darah mentah 0,947 mg/kg dan kadar Pb kerang darah
rebus 0,5141 mg/kg, dengan demikian kerang darah mentah yang boleh dikonsumsi
manusia yaitu 211 -317 gram/hari, dan kerang darah rebus yang boleh dikonsumsi
adalah 389 - 584gram/ hari. sehingga masyarakat Sidoarjo dan sekitarnya apabila
mengkonsumsi daging kerang darah mentah dalam sehari maksimum yang
diperbolehkan sebesar 317 gram/hari dan kerang darah rebus 584 gram/hari. Hal ini
untuk menghindari adanya efek negatif logam berat Pb dalam tubuh manusia
khususnya yang mengkonsumsi kerang darah.
18
5.4 Hubungan antara Pb pada kerang darah mentah dan kerang darah rebus
Hasil perhitungan analisa statistik antara kerang darah mentah dan kerang
darah rebus untuk mengetahui hubungan timbal didapat nilai signifikansi sebesar
0,006 hal ini menunjukkan adanya hubungan antara kerang darah mentah dengan
kerang darah rebus dengan nilai korelasi sebesar 0,589. Hal ini menunjukkan bahwa
korelasinya kuat. Hal ini berarti bahwa apabila terjadi peningkatan logam berat timbal
pada kerang darah mentah akan terjadi peningkatan logam berat Pb pada kerang
darah rebus. Hal ini menunjukkan bahwa dengan proses perebusan menyebabkan
terjadinya penurunan kadar Pb dalan kerang darah.
5.5 Uji beda antara Pb pada kerang darah mentah dan kerang darah rebus
Hasil perhitungan analisa statistik antara kerang darah mentah dan kerang
darah rebus untuk mengetahui perbedaan kadar Pb diuji dengan uji t, dari uji ini
didapat nilai signifikansi sebesar 0,000 hal ini menunjukkan adanya perbedaan
antara kerang darah mentah dengan kerang darah rebus dengan. Hal ini berarti bahwa
dengan adanya proses perebusan dalam upaya membuka cangkang kerang darah akan
menyebabkan terjadinya penurunan kadar Pb yang secara signifikan berbeda dengan
kadar kerang darah sebelum mengalami perebusan.
Meskipun kadar timbal pda tubuh kerang darahmasih berada dibawah nilai
ambang batas, namun tidak menutup kemungkinan bahwa kerang darah tersebut
aman dikonsumsi, karena dengan jumlah yang sedikit apabila dikonsumsi secara
terus-menerus maka akan mengakibatkan tubuh mengakumulasi logam berat.
Menurut Sudarmaji, dkk (1999) Keracunan timbal akan mengakibatkan rasa lemah,
lelah, ganguan tidur, sakit kepala, nyeri oto dan tulang, sembelit, nyeri perut dan
kehilangan nafsu makan. Sedangkan efek kronis dari keracunan timbal akan
mengakibatkan gangguan pembentukan sel darah merah, gangguan saraf, gangguan
saluran kencing, gangguan saluran pencernaan serta gangguan reproduktif.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Kadar Pb pada kerang darah mentah (dengan cangkang) sebesar 0,947 dan
kadar Pb pada kerang darah rebus (tanpa cangkang) sebesar) 0,514
yang
keduanya masih layak untuk dikosumsi.
2. Terdapat hubungan kadar Pb pada kerang darah mentah (dengan cangkang)
sebesar kadar Pb pada kerang darah rebus (tanpa cangkang) sebesar)
3. Terdapat perbedaan kadar Pb pada kerang darah mentah (dengan cangkang) dan
kadar Pb pada kerang darah rebus (tanpa cangkang) sebesar)
6.2 Saran
Dari hasil penelitian, maka disarankan:
1. Meskipun kandungan logam berat Pb berada di bawah nilai ambang batas, bukan
berarti bahwa kandungan logam yang kecil tidak diperhatikan. Karena jika dibiarkan
begitu saja maka kadar logam berat akan meningkat. Oleh sebab itu perlu adanya
monitoring dan penelitian lebih lanjut dan berkala tentang tingkat pencemaran agar
dapat dikontrol dan dipantau.
2. Masyarakat Sidoarjo dan sekitarnya apabila mengkonsumsi daging kerang darah
mentah dalam sehari maksimum 317 gram/hari dan kerang darah rebus 584
gram/hari. Hal ini untuk menghindari adanya efek negatif logam berat Pb dalam
tubuh manusia khususnya yang mengkonsumsi kerang darah.
19
DAFTAR PUSTAKA
1. Bapedalda, 1999,Limbah B3, Bapedalda, Surabaya.
2.Bapealda, Studi analisis biota sungai dan kandungan logam berat dalam
jaringan tubuh ikan, Bapedalda, Surabaya.
3..Boaden,P.J.S, 1985, An Introduction to Coastal Ecology, Chapman & Hall, New
York,
4.Effendi, 2003, Telaah Kualitas Air, PascaSarjana, Universitas Airlangga Surabaya
5.Hadisoegondo dalanm Ghafur, 2003, Pengaruh pemberian kupang pada kualitas telur
itik, Pasca Sarjana Universitas Airlangga, Surabaya.
6. Hutagalung Horas P, 1991, Pencemaran laut oleh Logam Berat “Status Pencemaran
Laut di Indonesia dan Teknik Pemantauannya LIPI, Indonesia.
7. Kuntoro, 1994, Pengantar Teknik Sampling, Materi semiloka Metodologi Penelitian,
Pusat Penelitian Kependudukan dan Pembangunan Lembaga Penelitian Unair
Surabaya, hal 20-21
8. Mc.Connaughey, Bayard H,Robert Zottoli, 1983, Pengantar Biologi Laut . IKIP
Semarang Press, h.381-384 (alih bahasa H.Z.B Tafal, judul asli Introduction
to marine biology thr CV Mosby company,St Lauis).
9. Pett,J and Eduljes,G, 1994. Environmental Impact Assessment for water Treatment
and Disposal Facility, John Wiley & Sons, Chester, U.S
10. Roberts, D,S.Soemodihardjo,W.Kastoro, 1982 \shallow Water Marine Molluscs of
North, west Jawa, Lembaga oseanology Nasional Lipi Jakarta 101 - 138
11.Sidoarjo Regency in Figures, 2003, Kabupaten Sidoarjo Dalam Angka, 2003, Hal.
xxx
12. Suhendrayatna, 2001, Bioremoval Logam Berat Dengan Menggunakan
Microorganisme Suatu Kajian Kepustakaan (Heavy Metal Bioremoval by
Microorganisms : A. Literature Study), Institute for Science and Technology
Studies (ISTECS)-Chapter Japan.
13. Zainuddin Muhamad, 1999, Metode Penelitian, Universitas Airlangga, Surabaya
20
Lampiran 1. Uji t dan uji korelasi
One-Sample Statistics
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error
Mean
MENTAH
20
.94735
.344398
.077010
REBUS
20
.51410
.345235
.077197
One-Sample Test
Test Value = 0
95% Confidence Interval
of the Difference
T
12.302
MENTAH
REBUS
19
Sig. (2-tailed)
.000
Mean
Difference
.947350
Lower
.78617
Upper
1.10853
19
.000
.514100
.35253
.67567
df
6.660
Correlations
MENTAH
Pearson Correlation
MENTAH
REBUS
1
.589(**)
Sig. (2-tailed)
N
REBUS
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
.006
20
20
.589(**)
1
.006
20
20
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
21
Lampiran 2. Personalia Peneliti
Data Peneliti :
a. Nama
: Ir. Indasah, M.Kes.
b. Gol Pangkat dan NPP
: III-C
c. Jabatan Fungsional
: Lektor
d. Jurusan / Fakultas
: Perikanan / Pertanian
e. Universitas
: Dr. Soetomo Surabaya
f. Bidang Keahlian
: Sosek Perikanan/ Kesehatan Lingkungan
22
Lampiran 3.Dokumentasi
Gambar 1. Alat untuk pemeriksaan logam berat
Gambar 2. Alat untuk destruksi timbal
23
Gambar 3. Alat Analisa Logam Berat (AAS)
.
Gambar 4. Lampu untuk pemeriksaan logam berat kadmium, merkuri dan timbal
24
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PENELITIAN
1 a. Judul Penelitian : ANALISIS TIMAH HITAM (Pb) PADA KERANG DARAH
MENTAH (DENGAN CANGKANG) DAN KERANG
DARAH REBUS (DENGAN CANGKANG DI SIDOARJO
2. Jenis Penelitian : Observasional
3. Ketua Peneliti
a. Nama Lengkap dan Gelar
b. Jenis Kelamin
c. NPP
d. Pangkat/Golongan/NPP
e. Jabatan Fungsional
f. Fakultas/ Jurusan
g. Alamat Rumah
h. Telp
i. Disiplin ilmu
:
:
:
:
:
:
:
:
:
4. Jumlah Tim Peneliti
: 1
5. Lokasi Penelitian
: Pasar Sidoarjo
6. Jumlah biaya yang diusulkan
:
Ir. Indasah, M.Kes
Perempuan
94.01.1.173
Lektor / III-C
Dosen
Pertanian / Perikanan
Tambak medokan ayu VIII / D - 54
8792842
Pertanian/Kesehatan lingkungan
Rp. 1000.000,Surabaya, 27 Juli 2007
Mengetahui
Dekan Fakultas Pertanian
Peneliti
Ir. Agus Sutoyo ,MSi
Ir. Indasah, M.Kes
Menyetujui
Ketua Lembaga Penelitian
Soebagio Boerhan,SH,M.Hum
25
ABSTRAK
THE CONTENT OF Pb OF RAW “KERANG DARAH “AND OF COOKED
“KERANG DARAH” IN SIDOARJO
Indasah
Kerang darah is fishery product having quite high nutrition value and one of
high quality and cheap protein sources. Kerang darah lives in river estuary. River
estuary in Sidoarjo is closely related to the problem of industrial cesspool. Kerang
darah lives in cluster in water territorial near river estuary, Kerang darah can live in
muddy place or sediment it has low mobility so that is why the possibility of
contamination especially by Pb on Kerang darah in river estuary in Sidoarjo cannot be
avoided. Pb causes haemoglobin deficiencies and anaemia, kidney disfunction and brain
damage
The objective of this research is to study the average content of Pb in raw kerang
darah and in cooked kerang darah.This research is obsevasional study. The data
obtained from the research finding show that the average content of Pb in raw kerang
darah is 0,947 and in cooked kerang darah is 0,514 ppm,. If it is related to the
regulation FAO/WHO expressing that the content of heavy metal allowed in fisheries
product that can be consumed by human being for Pb is not more than 1 ppm. Intake
limit for Pb based on the regulation of ADI ( Acceptable Daily Intake) is 200 - 300
µg/day. Pb content in kerang darah is 0, 947 mg /kg , it means that kerang darah
allowed to be consumed by human being that is 211 - 317 g / day.kerang darah rebus
content in kerang darah cooked is 0,514 mg/kg, it means that kerang darah cooked
allowed to be consumed by human being is 389 - 584 mg/kg. This limitation is due to
avoid the negative effect of heavy metal on human body especially those who consume
flesh of kerang darah.
26
ABSTRAK
ANALISIS TIMAH HITAM (Pb) PADA KERANG DARAH MENTAH (DENGAN
CANGKANG) DAN KERANG DARAH REBUS (DENGAN CANGKANG DI
SIDOARJO
Indasah
Kerang darah merupakan produk perikanan yang bergizi. Kerang darah hidup di
muara sungai. Muara sungai di daerah Sidoarjo sangat lekat dengan masalah limbah
industri. Kerang darah mampu bertahan hidup di tempat berlumpur atau sediment dan
mempunyai mobilitas rendah, maka kemungkinan terjadinya pencemaran khususnya
oleh Pb pada kerang darah di muara sungai Sidoarjo tentunya tidak dapat dihindari.
Kadar Pb pada kerang darah yang tinggi mempengaruhi kesehatan. Pb
menyebabkan anemia dan defisiensi hemoglobin, disfungsi ginjal dan kerusakan otak .
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Mengetahui Kadar Pb pada kerang darah
mentah (dengan cangkang) dan kerang darah rebus (tanpa cangkang). Penelitian ini
merupakan penelitian observasional.
Dari hasil penelitian diperoleh data bahwa kadar rata-rata Pb pada kerang darah
mentah dengan cangkang 0,947 mg/kg (ppm) dan pada kerang darah rebus (tanpa
cangkang) 0,514 mg/kg (ppm). FAO/WHO menyatakan bahwa kandungan logam berat
yang diperbolehkan dalam tubuh hewan laut yang dapat dikonsumsi manusia untuk Pb
tidak lebih dari 1ppm. Batas intake Pb berdasarkan ketentuan ADI (Acceptable Daily
Intake) 200 – 300 ug/hari. Kadar Pb kerang darah mentah 0,947 mg/kg , sehingga
kerang darah mentah yang boleh dikonsumsi manusia yaitu 211 - 317gram/hari. Kadar
Pb kerang darah rebus 0,514 mg/kg , sehingga kerang darah rebus yang boleh
dikonsumsi manusia yaitu 389 - 584 gram/hari. Hal ini untuk menghindari adanya efek
negatif logam berat dalam tubuh manusia khususnya yang mengkonsumsi daging kupang
beras.
Keyword : Kerang darah, Pb, Sidoarjo
27
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga laporan penelitian ini dapat diselesaikan.
Dengan segala kerendahan hati, perkenankan saya menyampaikan terima kasih
yang tak terhingga dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat
kepada Rektor Universitas Dr.Soetomo Prof.Dr.Santoso S Hamidjojo, Ph.D, yang telah
meberikan bantuan dana dalam penelitian ini.
Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Ketua Lembaga Penelitian dan
Pengabdian Pada Masyarakat Soebagio Bourhan, SH, M.Hum yang telah memberi
kesempatan untuk melakukan penelitian ini.
Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada dekan Fakultas Pertanian Universitas Dr,
Soetomo Ir. Agus Sutoyo, M.Si., atas kesempatan dan ijin kepada saya untuk melakukan
penelitian
Penulis menyaadari dalam penyusunan laporan penelitian ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu saran dan kritik yang membangun penulis harapkan guna perbaikan
tulisan ini. Akhirnya saya ucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada semua
pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah memberi dorongan dan
semangat untuk menyelesaikan penelitian ini. Semoga Alloh memberikan limpahan
rohmat dan barokah serta inayahNya kepada semua pihak atas segala amal yang telah
diberikan kepada saya dalam rangka penyelesaian laporan penelitian ini. Akhir kata,
semoga laporan penelitian ini bermanfaat bagi semua yang membutuhkannya. Amiin.
28
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK
ii
KATA PENGANTAR
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
BAB I PENDAHULUAN
1
1.1 Latar belakang
1
1.2 Rumusan masalah
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
6
BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
10
BAB IV METODE PENELITIAN
11
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
13
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
19
DAFTAR PUSTAKA
20
LAMPIRAN
29
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Perusahaan yang berpotensi mencemari lingkungan di kabupaten
Sidoarjo.
2
Tabel 2. Kadar timah hitam kerang darah mentah dan kerang darah rebus
dari sampel penelitian di Pasar Sidoarjo
16
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Alat untuk pemeriksaan logam berat
23
Gambar 2. Alat untuk destruksi timbal
23
Gambar 3. Alat Analisa Logam Berat (AAS)
24
Gambar 4. Lampu untuk pemeriksaan logam berat kadmium, merkuri
dan timbal
24
30
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Uji t dan uji korelasi
21
Lampiran 2. Personalia Penelitian
22
Lampiran 3 Dokumentasi
23
31
LAPORAN PENELITIAN
PENELITIAN OBSERVASIONAL
ANALISIS TIMAH HITAM (Pb) PADA KERANG
DARAH MENTAH (DENGAN CANGKANG) DAN
KERANG DARAH REBUS (DENGAN CANGKANG DI
SIDOARJO
OLEH
Ir. I N D A S A H, M.Kes
DIBIAYAI UNIVERSITAS DR. SOETOMO
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS Dr. SOETOMO
SURABAYA JULI 2007
32
Download