departemen keuangan republik indonesia

advertisement
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
SALINAN
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
NOMOR PER-39/BC/2016
TENTANG
TATA CARA PEMBERIAN PERSETUJUAN IMPOR SEMENTARA KAPAL WISATA
ASING, PEMBERIAN PERSETUJUAN IMPOR SEMENTARA SUKU CADANG
(SPARE PARTS) YANG TIDAK TIBA BERSAMA KAPAL WISATA ASING, SERTA
PENYELESAIAN IMPOR SEMENTARA KAPAL WISATA ASING DENGAN EKSPOR
KEMBALI ATAU SELAIN EKSPOR KEMBALI
DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,
Menimbang
: bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 17
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 261/PMK.04/2015
tentang Impor Sementara Kapal Wisata Asing, perlu
menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai
tentang Tata Cara Pemberian Persetujuan Impor Sementara
Kapal Wisata Asing, Pemberian Persetujuan Impor Sementara
Suku Cadang (Spare Parts) Yang Tidak Tiba Bersama Kapal
Wisata Asing, serta Penyelesaian Impor Sementara Kapal
Wisata Asing Dengan Ekspor Kembali atau Selain Ekspor
Kembali;
Mengingat
: 1. Undang-undang
Nomor
10
Tahun
1995
tentang
Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1995 Nomor 3612) sebagaimana telah
diubah dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2006
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor
93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2006 Nomor 4661);
2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 261/PMK.04/2015
tentang Impor Sementara Kapal Wisata Asing;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
: PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
TENTANG TATA CARA PEMBERIAN PERSETUJUAN IMPOR
SEMENTARA
KAPAL
WISATA
ASING,
PEMBERIAN
PERSETUJUAN IMPOR SEMENTARA SUKU CADANG (SPARE
PARTS) YANG TIDAK TIBA BERSAMA KAPAL WISATA ASING,
SERTA PENYELESAIAN IMPOR SEMENTARA KAPAL WISATA
ASING DENGAN EKSPOR KEMBALI ATAU SELAIN EKSPOR
KEMBALI.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Direktur Jenderal ini yang dimaksud dengan:
1. Undang-Undang Kepabeanan adalah Undang-Undang Nomor
10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006.
2. Impor Sementara adalah pemasukan barang impor ke dalam
daerah pabean yang benar-benar dimaksudkan untuk
diekspor kembali dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga)
tahun.
3. Kapal Wisata Asing adalah Kapal Wisata (Yacht) Asing dan
Kapal Pesiar (Cruise Ship) Asing.
4. Kapal Wisata (Yacht) Asing adalah alat angkut perairan yang
berbendera asing dan digunakan sendiri oleh wisatawan
untuk berwisata atau melakukan perlombaan-perlombaan di
perairan baik yang digerakkan dengan tenaga angin dan/atau
tenaga mekanik dan digunakan hanya untuk kegiatan non
niaga.
5. Kapal Pesiar (Cruise Ship) Asing adalah alat angkut perairan
yang berbendera asing dan digunakan untuk pelayaran
pesiar atau wisata yang sekaligus berfungsi sebagai
akomodasi (hotel terapung) dan dilengkapi dengan berbagai
fasilitas penunjang wisata.
6. Pemberitahuan Impor Sementara Kapal Wisata Asing yang
selanjutnya disebut dengan Vessel Declaration adalah
pemberitahuan pabean yang digunakan saat Impor
Sementara dan sekaligus digunakan saat ekspor kembali atas
Kapal Wisata Asing dan/atau suku cadang (spare parts).
7. Kantor Pabean adalah kantor dalam lingkungan Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai tempat dipenuhinya kewajiban
pabean
sesuai
dengan
ketentuan
Undang-Undang
Kepabeanan.
8. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Bea dan Cukai.
9. Pejabat Bea dan Cukai yang selanjutnya disingkat Pejabat
adalah pegawai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang
ditunjuk dalam jabatan tertentu untuk melaksanakan tugas
tertentu berdasarkan Undang-Undang Kepabeanan.
10. Suku Cadang (spare parts) Kapal Wisata Asing adalah suku
cadang (spare parts) yang akan digunakan atau untuk
dipasang pada Kapal Wisata Asing.
BAB II
PEMBERIAN PERSETUJUAN IMPOR SEMENTARA KAPAL
WISATA ASING
Bagian Kesatu
Vessel Declaration Untuk Kapal Wisata Asing
Pasal 2
(1) Untuk dapat memasukkan Kapal Wisata Asing ke dalam
daerah pabean dengan Impor Sementara, importir atau
kuasanya menyampaikan Vessel Declaration Kapal Wisata
Asing kepada Kepala Kantor Pabean atau Pejabat yang
melaksanakan fungsi penelitian pemberitahuan impor yang
ditunjuk di Kantor Pabean tempat pemasukan.
(2) Pejabat yang melaksanakan fungsi penelitian pemberitahuan
impor yang ditunjuk melakukan penelitian terhadap:
a. importir, kapten atau nahkoda, dan/atau Kapal Wisata
Asing yang termasuk dalam daftar yang tidak dilayani
kegiatan kepabeanannya; dan
b. kebenaran pengisian data dalam Vessel Declaration Kapal
Wisata Asing.
(3) Penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b
dapat dilakukan melalui wawancara dengan importir
dan/atau meminta importir memperlihatkan dokumen
pendukung.
(4) Dalam hal hasil penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) huruf a, importir, kapten atau nahkoda, dan/atau Kapal
Wisata Asing termasuk dalam daftar yang tidak dilayani
kegiatan kepabeanannya, Impor Sementara Kapal Wisata
Asing tidak dapat dilayani.
(5) Penyelesaian atas Kapal Wisata Asing yang termasuk dalam
daftar tidak dilayani sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
berdasarkan peraturan perundang-undangan di bidang
kepabeanan.
(6) Dalam hal berdasarkan hasil penelitian sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf b terdapat kesalahan pengisian
data, Vessel Declaration Kapal Wisata Asing dikembalikan
kepada importir atau kuasanya untuk dilakukan perbaikan
data.
(7) Pejabat yang melaksanakan penelitian pemberitahuan impor
yang ditunjuk memberikan nomor dan tanggal pendaftaran
pabean pada Vessel Declaration Kapal Wisata Asing dalam
hal:
a. importir, kapten atau nahkoda, dan/atau kapal wisata
asing tidak termasuk dalam daftar yang tidak dilayani
kegiatan kepabeanannya; dan
b. data dalam Vessel Declaration Kapal Wisata Asing sesuai.
(8) Vessel Declaration yang telah mendapatkan nomor dan
tanggal pendaftaran pabean diserahkan kepada Pejabat yang
melaksanakan fungsi pemeriksaan barang.
(9) Bentuk dan isi Vessel Declaration Kapal Wisata Asing sesuai
contoh format sebagaimana tercantum dalam Lampiran I
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Direktur Jenderal Bea dan Cukai ini.
Bagian Kedua
Pemeriksaan Fisik Dalam Rangka Impor Sementara Kapal Wisata
Asing
Pasal 3
(1) Pejabat yang melaksanakan fungsi pemeriksaan barang
melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan kapal
(boetzoeking).
(2) Pemeriksaan fisik kapal dilakukan untuk:
a. memastikan kesesuaian antara fisik Kapal Wisata Asing
dengan Vessel Declaration Kapal Wisata Asing; dan
b. memastikan peralatan Automatic Identification System
(AIS) dalam kondisi aktif dan mencatat nomor serial
Automatic Identification System (AIS) pada kolom Laporan
Hasil Pemeriksaan Fisik Dan Keterangan Lainnya Saat
Impor dalam Vessel Declaration pada Kapal Wisata Asing.
(3) Pemeriksaan
kapal
(boetzoeking)
dilakukan
untuk
memastikan kesesuaian antara fisik barang impor yang
berada di Kapal Wisata Asing pada saat kedatangannya,
dengan Vessel Declaration Kapal Wisata Asing.
(4) Hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dituangkan dalam kolom Laporan Hasil Pemeriksaan Fisik
Dan Keterangan Lainnya Saat Impor pada Vessel Declaration
Kapal Wisata Asing.
(5) Dalam hal hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) sesuai, Pejabat yang melaksanakan fungsi
pemeriksaan barang menyerahkan Vessel Declaration Kapal
Wisata Asing kepada Pejabat yang melaksanakan fungsi
penelitian pemberitahuan impor yang ditunjuk.
(6) Dalam hal hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) tidak sesuai, Pejabat yang melaksanakan fungsi
pemeriksaan barang menyerahkan Vessel Declaration Kapal
Wisata Asing kepada Pejabat yang melaksanakan fungsi
penindakan pelanggaran peraturan perundang-undangan di
bidang kepabeanan dan cukai untuk dilakukan penelitian.
(7) Terhadap hasil penelitan Pejabat yang melaksanakan fungsi
penindakan pelanggaran peraturan perundang-undangan di
bidang kepabeanan dan cukai sebagaimana dimaksud pada
ayat (6) ditemukan:
a. tidak terdapat pelanggaran, Pejabat yang melaksanakan
fungsi
penindakan
menyerahkan
kembali
Vessel
Declaration Kapal Wisata Asing kepada Pejabat yang
melaksanakan fungsi penelitian pemberitahuan impor
yang ditunjuk; atau
b. terdapat pelanggaran, Pejabat yang melaksanakan fungsi
penindakan pelanggaran peraturan perundang-undangan
di bidang kepabeanan dan cukai menindaklanjuti sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
kepabeanan.
Bagian Ketiga
Pemberian Persetujuan
Pasal 4
(1) Kepala Kantor Pabean atau Pejabat yang melaksanakan
fungsi penelitian pemberitahuan impor yang ditunjuk
memberikan persetujuan Impor Sementara Kapal Wisata
Asing dengan cara mencantumkan tanggal penandasahan,
menandatangani
dan
menandasahkan
dalam
kolom
persetujuan pada Vessel Declaration Kapal Wisata Asing.
(2) Pejabat yang melaksanakan fungsi penelitian pemberitahuan
impor yang ditunjuk menyerahkan Vessel Declaration Kapal
Wisata Asing yang telah diberikan persetujuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) kepada importir.
(3) Vessel Declaration Kapal Wisata Asing sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) merupakan dokumen pelindung atas
Kapal Wisata Asing selama berada di daerah pabean.
(4) Pejabat yang melaksanakan fungsi penelitian pemberitahuan
impor yang ditunjuk:
a. menatausahakan dan menggunakan fotokopi Vessel
Declaration Kapal Wisata Asing sebagai dasar pemantauan
penyelesaian impor sementara Kapal Wisata Asing; dan
b. mengirimkan fotokopi Vessel Declaration kepada Pejabat
yang melaksanakan fungsi penindakan pelanggaran
peraturan perundang-undangan di bidang kepabeanan
dan cukai sebagai dasar pemantauan pergerakan Kapal
Wisata Asing.
BAB III
PEMBERIAN PERSETUJUAN IMPOR SEMENTARA SUKU
CADANG (SPARE PARTS) YANG TIDAK TIBA BERSAMA KAPAL
WISATA ASING
Bagian Kesatu
Impor Sementara Suku Cadang (Spare Parts)
Pasal 5
(1) Untuk dapat memasukkan Suku Cadang (spare parts) yang
tidak tiba bersama Kapal Wisata Asing ke dalam daerah
pabean, importir mengajukan permohonan persetujuan impor
sementara kepada Kepala Kantor Pabean tempat pemasukan.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), paling
sedikit memuat:
a. alasan penggantian Suku Cadang (spare parts);
b. identitas kapten Kapal Wisata Asing;
c. identitas Kapal Wisata Asing;
d. spesifikasi Suku Cadang (spare parts);
e. jumlah Suku Cadang (spare parts);
f.
tujuan pemakaian;
g. tanggal penggunaan atau pemasangan Suku Cadang
(spare parts); dan
h. keberadaan/lokasi Kapal Wisata Asing.
(3) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), paling
sedikit dilampiri:
a.
fotokopi identitas kapten Kapal Wisata Asing, identitas
Kapal Wisata Asing, dan Vessel Declaration Kapal Wisata
Asing yang akan dilakukan pemasangan Suku Cadang
(spare parts);
b.
fotokopi spesifikasi Suku Cadang (spare parts);
c.
bukti-bukti yang mendukung alasan penggantian Suku
Cadang (spare parts); dan
d.
surat pernyataan bermaterai mengenai kesanggupan
melunasi pungutan negara terutang.
(4) Atas permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Kepala Kantor Pabean menunjuk Pejabat yang melaksanakan
fungsi pelayanan fasilitas dan perijinan di bidang kepabeanan
dan cukai untuk melakukan penelitian kesesuaian antara isi
permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dengan
lampiran sebagaimana dimaksud pada ayat (3).
(5) Dalam hal hasil penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat
(4) sesuai, Kepala Kantor Pabean menerbitkan surat
persetujuan.
(6) Dalam hal hasil penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat
(4) tidak sesuai, Kepala Kantor Pabean menerbitkan surat
penolakan disertai alasan.
(7) Surat persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
menjadi lampiran Vessel Declaration Suku Cadang (spare
parts).
Bagian Kedua
Vessel Declaration Untuk Impor Sementara Suku Cadang (Spare
Parts)
Pasal 6
(1) Importir yang telah mendapatkan surat persetujuan
sebagaimana
dimaksud
dalam
Pasal
5
ayat
(5)
menyampaikan Vessel Declaration Suku Cadang (spare parts)
kepada Kepala Kantor Pabean atau Pejabat yang
melaksanakan fungsi penelitian pemberitahuan impor yang
ditunjuk di Kantor Pabean tempat pemasukan.
(2) Terhadap penyampaian Vessel Declaration Suku Cadang
(spare parts) sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pejabat
yang melaksanakan fungsi penelitian pemberitahuan impor
yang ditunjuk melakukan penelitian terhadap kebenaran
pengisian data dalam Vessel Declaration Suku Cadang (spare
parts).
(3) Penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat
dilakukan melalui wawancara dengan importir dan/atau
meminta importir memperlihatkan dokumen pendukung.
(4) Dalam hal berdasarkan hasil penelitian sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) terdapat kesalahan pengisian data
dan/atau terdapat ketidaksesuaian dengan persetujuan
sebagaimana dimaksud pada
Pasal 5 ayat (5), Vessel
Declaration Suku Cadang (spare parts) dikembalikan kepada
importir untuk dilakukan perbaikan data.
(5) Pejabat yang melaksanakan fungsi penelitian pemberitahuan
impor yang ditunjuk memberikan nomor dan tanggal
pendaftaran pabean pada Vessel Declaration Suku Cadang
(spare parts) dalam hal data sesuai.
(6) Vessel Declaration Suku Cadang (spare parts) yang telah
mendapatkan nomor dan tanggal pendaftaran pabean
diserahkan kepada Pejabat yang melaksanakan fungsi
pemeriksaan barang.
(7) Bentuk dan isi Vessel Declaration Suku Cadang (Spare Parts)
sesuai contoh format sebagaimana tercantum dalam
Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai ini.
Bagian Ketiga
Pemeriksaan Fisik dalam rangka Impor Sementara Suku Cadang
(Spare Parts)
Pasal 7
(1) Pejabat yang melaksanakan fungsi pemeriksaan barang
melakukan pemeriksaan fisik untuk memastikan kesesuaian
antara fisik Suku Cadang (spare parts) dengan Vessel
Declaration Suku Cadang (spare parts).
(2) Hasil pemeriksaan fisik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dituangkan pada daftar suku cadang Vessel Declaration Suku
Cadang (spare parts) dengan memberi tanda dalam bentuk
centang (√) dalam kolom sesuai atau tidak sesuai.
(3) Dalam hal hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) sesuai, Pejabat yang melaksanakan fungsi
pemeriksaan barang menyerahkan Vessel Declaration Suku
Cadang (spare parts) kepada Pejabat yang melaksanakan
fungsi penelitian pemberitahuan impor yang ditunjuk.
(4) Dalam hal hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) tidak sesuai, Pejabat yang melaksanakan fungsi
pemeriksaan barang:
a. menuangkan dan menandatangani hasil pemeriksaan
pada Vessel Declaration Suku Cadang (spare parts) dalam
kolom Catatan Pemeriksaan Fisik pada bagian belakang
Vessel Declaration Suku Cadang (spare parts); dan
b. menyerahkan Vessel Declaration Suku Cadang (spare
parts) kepada Pejabat yang melaksanakan fungsi
penindakan pelanggaran peraturan perundang-undangan
di bidang kepabeanan dan cukai untuk dilakukan
penelitian.
(5) Ketidaksesuaian sebagaimana dimaksud pada ayat (4),
meliputi:
a. jenis barang tidak sesuai;
b. jumlah barang lebih dari yang diberitahukan; dan/atau
c. jumlah barang kurang dari yang diberitahukan.
(6) Dalam hal hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) ditemukan:
a. tidak terdapat pelanggaran kepabeanan, Pejabat yang
melaksanakan fungsi penindakan pelanggaran peraturan
perundang-undangan di bidang kepabeanan dan cukai
menyerahkan kembali Vessel Declaration Suku Cadang
(spare parts) kepada Pejabat yang melaksanakan fungsi
penelitian pemberitahuan impor yang ditunjuk; atau
b. terdapat
pelanggaran
kepabeanan,
Pejabat
yang
melaksanakan fungsi penindakan pelanggaran peraturan
perundang-undangan di bidang kepabeanan dan cukai
menindaklanjuti sesuai ketentuan peraturan perundangundangan di bidang kepabeanan.
(7) Pejabat yang melaksanakan fungsi penindakan pelanggaran
peraturan perundang-undangan di bidang kepabeanan dan
cukai menuangkan dan menandatangani hasil pemeriksaan
dalam kolom Catatan Penelitian Pelanggaran pada Vessel
Declaration Suku Cadang (spare parts).
(8) Terhadap hasil penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat
(6) huruf a, Pejabat yang melaksanakan fungsi penelitian
pemberitahuan impor yang ditunjuk memberikan persetujuan
pengeluaran hanya terhadap barang yang tercantum dalam
Vessel Declaration Suku Cadang (spare parts).
(9) Terhadap barang yang lebih dari jumlah yang diberitahukan
pada Vessel Declaration Suku Cadang (spare parts),
diselesaikan sesuai peraturan perundang-undangan di
bidang kepabeanan.
Bagian Keempat
Pemberian Persetujuan
Pasal 8
(1) Kepala Kantor Pabean atau Pejabat yang melaksanakan
fungsi penelitian pemberitahuan impor yang ditunjuk
memberikan persetujuan dengan cara mencantumkan
tanggal, menandatangani dan menandasahkan pada kolom
persetujuan Vessel Declaration Suku Cadang (spare parts).
(2) Pejabat yang melaksanakan fungsi penelitian pemberitahuan
impor yang ditunjuk menyerahkan Vessel Declaration Suku
Cadang (spare parts) yang telah diberikan persetujuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Pejabat yang
melaksanakan fungsi penindakan pelanggaran peraturan
perundang-undangan di bidang kepabeanan dan cukai.
Bagian Kelima
Pengawalan atau Penyegelan Suku Cadang (Spare Parts)
Pasal 9
(1) Terhadap Vessel Declaration Suku Cadang (spare parts)
sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 ayat (2), Pejabat yang
melaksanakan fungsi penindakan pelanggaran peraturan
perundang-undangan di bidang kepabeanan dan cukai
melakukan pengawalan atau penyegelan Suku Cadang (spare
parts).
(2) Dalam hal dilakukan pengawalan Suku Cadang (spare parts),
Pejabat yang melaksanakan fungsi penindakan pelanggaran
peraturan perundang-undangan di bidang kepabeanan dan
cukai di kantor pabean pemasukan:
a. mengirimkan surat pemberitahuan pemasangan Suku
Cadang (spare parts) sebagai informasi kepada Kantor
Pabean yang terdekat dengan Kapal Wisata Asing;
b. mengisi kolom Berita Acara Pengawalan atau Penyegelan
pada Vessel Declaration Suku Cadang (spare parts);
c. melakukan pengawasan pemasangan
(spare parts) pada Kapal Wisata Asing;
Suku
Cadang
d. mengisi kolom Berita Acara Pemasangan pada Vessel
Declaration Suku Cadang (spare parts); dan
e. mengisi kolom Keterangan Saat Ekspor Kembali dalam
Vessel Declaration Kapal Wisata Asing dengan:
1. nomor dan tanggal pendaftaran Vessel Declaration
Suku Cadang (spare parts); dan
2. jumlah dan jenis bekas Suku Cadang (spare parts)
yang telah diganti.
(3) Dalam hal dilakukan penyegelan Suku Cadang (spare parts):
a. Pejabat
yang
melaksanakan
fungsi
penindakan
pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang
kepabeanan dan cukai di Kantor Pabean pemasukan:
1. mengisi
kolom Berita Acara Pengawalan atau
Penyegelan pada Vessel Declaration Suku Cadang
(spare parts); dan
2. mengirimkan surat permintaan bantuan pengawasan
atas pemasangan Suku Cadang (spare parts) dan
fotokopi Vessel Declaration Suku Cadang (spare parts)
sebagai informasi kepada Kantor Pabean yang terdekat
dengan Kapal Wisata Asing.
b. Pejabat
yang
melaksanakan
fungsi
penindakan
pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang
kepabeanan dan cukai di Kantor Pabean terdekat dengan
Kapal Wisata Asing:
1. membuka segel dan mengisi kolom Berita Acara
Pembukaan Segel pada Vessel Declaration Suku
Cadang (spare parts);
2. mengawasi pemasangan Suku Cadang (spare parts)
pada Kapal Wisata Asing dan mengisi kolom Berita
Acara Pemasangan Vessel Declaration Suku Cadang
(spare parts);
3. mengisi kolom Keterangan Saat Ekspor Kembali dalam
Vessel Declaration Kapal Wisata Asing dengan:
a) nomor dan tanggal pendaftaran Vessel Declaration
Suku Cadang (spare parts); dan
b) jumlah dan jenis bekas Suku Cadang (spare parts)
yang telah diganti.
4. mengirimkan fotokopi Vessel Declaration Suku Cadang
(spare parts) ke Kantor Pabean tempat pemasukan
Suku Cadang (spare parts).
Pasal 10
(1) Dalam hal terdapat Suku Cadang (spare parts) yang belum
digunakan atau belum dipasang pada Kapal Wisata Asing,
Pejabat yang melaksanakan fungsi penindakan pelanggaran
peraturan perundang-undangan di bidang kepabeanan dan
cukai mengisi keterangan Suku Cadang (spare parts) yang
belum digunakan atau belum dipasang dalam kolom Catatan
Pemasangan Suku Cadang (spare parts) pada bagian
belakang Vessel Declaration Suku Cadang (spare parts).
(2) Vessel Declaration Suku Cadang (spare parts) sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) atau Pasal 9 ayat (3)
diserahkan kepada importir sebagai lampiran Vessel
Declaration Kapal Wisata Asing pada saat ekspor kembali.
Pasal 11
Dalam hal akan dilakukan pemasangan atas Suku Cadang (spare
parts) yang belum digunakan atau belum dipasang sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1), importir/kapten Kapal Wisata
Asing melaporkan kepada Kantor Pabean terdekat dan mencatat
jumlah dan jenis Suku Cadang (spare parts) bekas dari
penggantian tersebut pada kolom daftar barang lainnya pada
Vessel Declaration Kapal Wisata Asing.
BAB IV
PENYELESAIAN IMPOR SEMENTARA KAPAL WISATA ASING
DENGAN EKSPOR KEMBALI
Bagian Kesatu
Penelitian Dokumen
Pasal 12
(1) Untuk melakukan ekspor kembali Impor Sementara Kapal
Wisata Asing, importir menyampaikan Vessel Declaration
Kapal Wisata Asing kepada Kepala Kantor Pabean atau
Pejabat yang melaksanakan fungsi penelitian pemberitahuan
ekspor yang ditunjuk di Kantor Pabean tempat pengeluaran.
(2) Pejabat yang melaksanakan fungsi penelitian pemberitahuan
ekspor yang ditunjuk melakukan penelitian terhadap
kebenaran pengisian data dalam Vessel Declaration Kapal
Wisata Asing.
(3) Penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat
dilakukan melalui wawancara dengan impotir dan/atau
meminta importir memperlihatkan dokumen pendukung.
(4) Dalam hal berdasarkan hasil penelitian sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) terdapat kesalahan pengisian data,
Vessel Declaration Kapal Wisata Asing dikembalikan kepada
importir untuk dilakukan perbaikan data.
(5) Dalam
hal
berdasarkan
hasil
penelitian
dokumen
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai, Pejabat yang
melaksanakan fungsi penelitian pemberitahuan ekspor
mencantumkan nomor dan tanggal pendaftaran pabean
padaVessel Declaration Kapal Wisata Asing.
(6) Vessel Declaration Kapal Wisata Asing yang telah
mendapatkan nomor dan tanggal pendaftaran pabean
diserahkan kepada Pejabat yang melaksanakan fungsi
pemeriksaan barang.
Bagian Kedua
Pemeriksaan Fisik Dalam Rangka Ekspor Kembali Kapal Wisata
Asing
Pasal 13
(1) Pejabat yang melaksanakan fungsi pemeriksaan barang
melakukan
pemeriksaan
fisik
dengan
memastikan
kesesuaian antara fisik Kapal Wisata Asing denganVessel
Declaration Kapal Wisata Asing.
(2) Pemeriksaan fisik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi pemeriksaan atas:
a. daftar bekal kapal, daftar senjata api, daftar obat-obatan
termasuk narkotika untuk pengobatan, dan daftar barang
lainnya yang berada di Kapal Wisata Asing dengan Vessel
Declaration Kapal Wisata Asing;
b. suku cadang (spare parts) yang diganti dan/atau suku
cadang (spare parts) yang belum digunakan atau belum
dipasang, dalam hal dilakukan pemasangan suku cadang
(spare parts).
(3) Pemeriksaan fisik atas daftar bekal kapal, daftar obat-obatan
termasuk narkotika untuk pengobatan, dan daftar barang
lainnya yang bersifat habis untuk dipakai dilakukan dengan
pertimbangan kewajaran pemakaian.
(4) Hasil pemeriksaan fisik dituangkan dalam kolom Keterangan
Saat Ekspor Kembali Vessel Declaration Kapal Wisata Asing.
(5) Dalam hal hasil pemeriksaan fisik sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) sesuai, Pejabat yang melaksanakan fungsi
pemeriksaan barang menyerahkan Vessel Declaration Kapal
Wisata Asing kepada Pejabat yang melaksanakan fungsi
penelitian pemberitahuan ekspor yang ditunjuk.
(6) Dalam hal hasil pemeriksaan fisik sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) terdapat ketidaksesuaian, Pejabat yang
melaksanakan fungsi pemeriksaan barang menyerahkan
Vessel Declaration Kapal Wisata Asing kepada Pejabat yang
melaksanakan fungsi penindakan pelanggaran peraturan
perundang-undangan di bidang kepabeanan dan cukai untuk
dilakukan penelitian.
(7) Terhadap hasil penelitan Pejabat yang melaksanakan fungsi
penindakan pelanggaran peraturan perundang-undangan di
bidang kepabeanan dan cukai sebagaimana dimaksud pada
ayat (6):
a. tidak terdapat pelanggaran kepabeanan, Pejabat yang
melaksanakan fungsi penindakan pelanggaran peraturan
perundang-undangan di bidang kepabeanan dan cukai
menyerahkan kembali Vessel Declaration Kapal Wisata
Asing kepada Pejabat yang melaksanakan fungsi penelitian
pemberitahuan ekspor yang ditunjuk; atau
b. terdapat
pelanggaran
kepabeanan,
Pejabat
yang
melaksanakan fungsi penindakan pelanggaran peraturan
perundang-undangan di bidang kepabeanan dan cukai
menindaklanjuti sesuai ketentuan peraturan perundangundangan di bidang kepabeanan.
(8) Dalam hal tidak terdapat pelanggaran sebagaimana
dimaksud pada ayat (7) huruf a, terhadap barang yang
diperoleh dari dalam daerah pabean yang akan diekspor
diselesaikan sesuai peraturan kepabeanan di bidang ekspor.
Bagian Ketiga
Pemberian Persetujuan
Pasal 14
(1) Pejabat yang melaksanakan fungsi penelitian pemberitahuan
ekspor yang ditunjuk melakukan penelitian atas jangka
waktu ekspor kembali.
(2) Terhadap ekspor kembali yang melebihi 3 (tiga) tahun sejak
tanggal persetujuan impor sementara Kapal Wisata Asing,
Pejabat yang melaksanakan fungsi penelitian pemberitahuan
ekspor yang ditunjuk menerbitkan surat penetapan sanksi
administrasi berupa denda sebesar 100% (seratus persen)
dari bea masuk.
(3) Pejabat yang melaksanakan fungsi penelitian pemberitahuan
ekspor yang ditunjuk mencantumkan:
a. pelabuhan tujuan di negara berikutnya;
b. pelabuhan tempat ekspor kembali; dan
c. tanggal ekspor kembali,
pada kolom Ekspor Kembali Vessel Declaration Kapal Wisata
Asing.
(4) Kepala Kantor Pabean atau Pejabat yang melaksanakan
fungsi penelitian pemberitahuan ekspor yang ditunjuk
memberikan persetujuan ekspor kembali Kapal Wisata Asing
dengan cara
mencantumkan tanggal penandasahan,
menandatangani
dan
menandasahkan
pada
kolom
persetujuan Vessel Declaration Kapal Wisata Asing.
(5) Pejabat yang melaksanakan fungsi penelitian pemberitahuan
ekspor:
a. menyerahkan Vessel Declaration Kapal Wisata Asing yang
telah diberikan persetujuan sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) kepada importir;
b. menatausahakan fotokopi Vessel Declaration Kapal Wisata
Asing; dan
c. mengirimkan fotokopi Vessel Declaration Kapal Wisata
Asing ke Kantor Pabean tempat pemasukan Kapal Wisata
Asing dalam hal Kantor Pabean tempat ekspor kembali
berbeda dengan Kantor Pabean tempat pemasukan.
BAB V
PENYELESAIAN IMPOR SEMENTARA KAPAL WISATA ASING
SELAIN DIEKSPOR KEMBALI
Pasal 15
(1) Importir dapat mengajukan permohonan penyelesaian selain
ekspor kembali atas Kapal Wisata Asing yang nyata-nyata
masih diperlukan penggunaannya atau tidak memungkinkan
untuk diekspor kembali kepada Kepala Kantor Pabean.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), paling
sedikit dilampiri:
a.
Vessel Declaration Kapal Wisata Asing;
b. surat
pernyataan bermaterai mengenai kesanggupan
importir membayar bea masuk, pajak dalam rangka
impor, dan sanksi administrasi berupa denda serta
memenuhi ketentuan larangan dan pembatasan; dan
c.
(3)
bukti lain yang mendukung bahwa Kapal Wisata Asing
nyata-nyata masih diperlukan penggunaannya atau tidak
memungkinkan untuk diekspor kembali.
Kepala Kantor menunjuk Pejabat yang melaksanakan fungsi
pelayanan fasilitas dan perijinan di bidang kepabeanan dan
cukai untuk melakukan penelitian atas permohonan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(4) Penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat
dilakukan melalui wawancara dengan importir.
(5) Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana dimaksud pada
ayat (3), Kepala Kantor Pabean memberikan surat keputusan
persetujuan penyelesaian selain ekspor kembali atau surat
penolakan disertai alasan.
(6) Dalam hal telah diterbitkan surat penolakan sebagaimana
dimaksud pada ayat (5), Kapal Wisata Asing wajib diekspor
kembali.
(7) Terhadap Kapal Wisata Asing yang mendapat surat
keputusan penyelesaian selain ekspor kembali sebagaimana
dimaksud pada ayat (5), Kepala Kantor Pabean tempat
pemasukan melakukan penegahan dan penyegelan atas
Kapal Wisata Asing sampai dengan dilunasinya kewajiban
kepabeanan yang terutang dan dipenuhinya ketentuan
larangan dan pembatasan.
(8) Dalam hal kewajiban kepabeanan terutang dan ketentuan
larangan dan pembatasan sebagaimana dimaksud pada ayat
(7) tidak dipenuhi, Kapal Wisata Asing diselesaikan sesuai
peraturan perundang-undangan mengenai penyelesaian
terhadap barang yang dinyatakan tidak dikuasai, barang
yang dikuasai negara, dan barang yang menjadi milik negara.
(9) Surat keputusan persetujuan penyelesaian selain ekspor
kembali sebagaimana dimaksud pada ayat (5) sesuai contoh
format sebagaimana ditetapkan pada Lampiran III yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan
Direktur Jenderal ini.
Pasal 16
(1) Importir dapat mengajukan permohonan penyelesaian atas
Impor Sementara Kapal Wisata Asing yang mengalami
kerusakan parah karena kecelakaan atau keadaan memaksa
(force majeur) kepada Kepala Kantor Pabean.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), paling
sedikit dilampiri:
a. Vessel Declaration Kapal Wisata Asing;
b. surat pernyataan bermaterai mengenai kesanggupan
importir membayar bea masuk, pajak dalam rangka
impor, dan sanksi administrasi berupa denda serta
memenuhi ketentuan larangan dan pembatasan; dan
c. bukti lain yang mendukung bahwa Kapal Wisata Asing
dan/atau suku cadang (spare parts) mengalami kerusakan
parah karena kecelakaan atau keadaan memaksa (force
majeur).
(3) Kepala Kantor Pabean menunjuk Pejabat yang melaksanakan
fungsi pelayanan fasilitas dan perijinan di bidang kepabeanan
dan cukai untuk melakukan penelitian atas permohonan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(4) Penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat
dilakukan melalui wawancara dengan importir.
(5) Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana dimaksud pada
ayat (3), Kepala Kantor Pabean memberikan surat keputusan
penyelesaian selain ekspor kembali atau surat penolakan
disertai alasan.
(6) Dalam hal telah diterbitkan surat penolakan sebagaimana
dimaksud pada ayat (5), Kapal Wisata Asing wajib diekspor
kembali.
(7) Terhadap Kapal Wisata Asing yang mendapat keputusan
persetujuan penyelesaian selain ekspor kembali sebagaimana
dimaksud pada ayat (5), Kepala Kantor Pabean tempat
pemasukan melakukan penegahan dan penyegelan atas
Kapal Wisata Asing sampai dengan dilunasinya kewajiban
kepabeanan yang terutang.
(8) Dalam hal kewajiban kepabeanan terutang sebagaimana
dimaksud pada ayat (7) tidak dipenuhi, Kapal Wisata Asing
diselesaikan
sesuai
peraturan
perundang-undangan
mengenai penyelesaian terhadap barang yang dinyatakan
tidak dikuasai, barang yang dikuasai negara, dan barang
yang menjadi milik negara.
(9) Surat keputusan persetujuan penyelesaian selain ekspor
kembali sebagaimana dimaksud pada ayat (5) sesuai contoh
format sebagaimana ditetapkan pada Lampiran IV yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan
Direktur Jenderal ini.
BAB VI
PELAPORAN
Pasal 17
(1) Kepala Kantor Pabean di tempat pemasukan mengirimkan
laporan kegiatan Impor Sementara Kapal Wisata Asing setiap
tanggal 1 Juli untuk periode Januari sampai dengan Juni
dan setiap tanggal 31 Desember untuk periode Juli sampai
dengan Desember kepada Direktur Jenderal u.p. Direktur
Teknis Kepabeanan.
(2) Dalam hal tanggal 1 Juli atau 31 Desember jatuh pada hari
libur, pengiriman laporan kegiatan Impor Sementara Kapal
Wisata Asing sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
pada hari kerja berikutnya.
(3) Laporan kegiatan Impor Sementara Kapal Wisata Asing
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat disampaikan
dalam bentuk hasil cetak atau data elektronik.
(4) Laporan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
sesuai contoh format sebagaimana ditetapkan dalam
Lampiran V yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Direktur Jenderal ini.
BAB VII
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 18
Dalam hal terdapat pemasangan suku cadang (spare parts) yang
berasal dari dalam daerah pabean, importir atau kapten Kapal
Wisata Asing melaporkan ke Kantor Pabean dan mencatat jumlah
dan jenis suku cadang (spare parts) bekas dari penggantian
tersebut pada kolom Daftar Barang Lainnya pada Vessel
Declaration Kapal Wisata Asing.
BAB VIII
PENUTUP
Pasal 19
Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku setelah 30 (tiga
puluh) hari terhitung sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 17 Oktober 2016
DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,
-ttdHERU PAMBUDI
LAMPIRAN I
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
BEA DAN CUKAI NOMOR PER-39/BC/2016
TENTANG
TATA CARA PEMBERIAN PERSETUJUAN IMPOR SEMENTARA KAPAL
WISATA ASING, PEMBERIAN PERSETUJUAN IMPOR SEMENTARA SUKU
CADANG (SPARE PART) YANG TIDAK TIBA BERSAMA KAPAL WISATA
ASING, SERTA PENYELESAIAN IMPOR SEMENTARA KAPAL WISATA ASING
DENGAN EKSPOR KEMBALI ATAU SELAIN EKSPOR KEMBALI
FORMAT VESSEL DECLARATION KAPAL WISATA ASING
Lembar Depan
REPUBLIK INDONESIA
KEMENTERIAN KEUANGAN
DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
PEMBERITAHUAN IMPOR SEMENTARA KAPAL WISATA ASING
(VESSEL DECLARATION)
Nama Importir
..................................................(1).....................................
Jenis, No Identitas, & Alamat Importir
..................................................(2).....................................
Nama Kapten Kapal
..................................................(3).....................................
Alamat Email&No Telepon Kapten
..................................................(4).....................................
Tujuan Mengunjungi Indonesia
..................................................(5).....................................
Pelabuhan Terakhir sebelum Indonesia
..................................................(6).....................................
Rencana Pelabuhan Selanjutnya (point-to-point)
DIISI OLEH PEJABAT BEA DAN CUKAI
IMPOR
Nomor Pendaftaran
Tanggal Pendaftaran
..........................(32).............................
..............(33)...............
Ship Certificate/Particular
:
............(34)...............
Surat Kuasa kepada Importir dalam hal Importir bukan Kapten atau Pemilik
Kapal
:
............(34)...............
Kantor Pabean Pemasukan
Kurs
.............(35)................
............(36)...........
Alamat e-mail Kantor Pabean Tempat Pemasukan
...............(37)................
Tanggal Penandatanganan Persetujuan
...............(38)................
Persetujuan Pejabat Bea dan Cukai
...............(39)..................
..................................................(7).....................................
Nama: ............(40)..............
Rencana Pelabuhan Ekspor Kembali
NIP: ............(41)..............
..................................................(8).....................................
DETAIL INFORMASI KAPAL WISATA ASING
Nomor dan Tempat Pendaftaran Kapal
Nama Kapal, Call Sign, & Kebangsaan Kapal
..................................................(9).............................
.................................................(15).............................
Pemilik Kapal
Penerbit Ship Certificate/Particular
..................................................(10)....................................
..................................................(16).............................
Tahun
Panjang Kapal
Lebar Kapal
Gross/Nett
Penggerak & Tipe Kapal
Pembuatan
Tonage
..................................................(17).............................
........(11)......
......(12).......
....... (13) ......
...... (14).....
JAMINAN TERTULIS DAN PERNYATAAN IMPORTIR
1. Bahwa saya bertanggungjawab atas kapal wisata asing dan/atau barang di atas kapal dalam hal terjadi pelanggaran di bidang kepabeanan
Indonesia.
2. Bahwa saya bersedia mengaktifkan sistem identifikasi otomatis kapal wisata asing selama berada di wilayah Indonesia untuk mendukung
pengawasan oleh Pejabat Bea dan Cukai.
3. Bahwa saya akan menyampaikan Vessel Declaration kepada Pejabat Bea dan Cukai baik saat masuk ke daerah pabean Indonesia untuk proses impor
sementara maupun saat ke luar dari daerah pabean Indonesia untuk proses ekspor kembali.
4. Bahwa saya menerima penetapan nilai pabean dan tarif yang dilakukan oleh Pejabat Bea dan Cukai dalam rangka pemenuhan kewajiban
kepabeanan Indonesia.
5. Bahwa saya bertanggung jawab terhadap kapal wisata asing dan barang diatasnya selama berada di daerah pabean Indonesia:
a. tidak akan dijual, disewakan, dihibahkan, dibuang di Indonesia tanpa izin Pejabat Bea dan Cukai, dan
b. tidak akan digunakan untuk kegiatan komersial selama berada di Indonesia*.
6. Bahwa saya sanggup menjamin pungutan negara berupa bea masuk dan pajak dalam rangka impor yang terutang. Apabila ternyata terdapat
kewajiban pabean yang tidak dapat saya pertanggungjawabkan, maka saya sanggup membayar penuh seluruh bea masuk, pajak dalam rangka
impor, dan/atau sanksi administrasi berupa denda sebesar 100% dari bea masuk yang seharusnya dibayar kepada Kantor Pabean tempat
pemenuhan kewajiban pabean dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) hari kerja sejak tanggal diterimanya Surat Pencairan Jaminan.
7. Jaminan Tertulis dan pernyataan ini berlaku selama kapal wisata asing dan barang diatasnya berada dalam daerah pabean Indonesia terhitung
tanggal ...........(18).............
8. Apabila saya tidak melakukan ketentuan di atas, maka saya tidak berkeberatan atas tindakan Pejabat Bea dan Cukai untuk menegah hingga
melakukan penyitaan atas kapal wisata asing dan barang diatasnya yang saya kuasai untuk penyelesaian sesuai ketentuan yang berlaku.
Keterangan *= hanya berlaku untuk kapal wisata (yacht) asing
Dengan ini saya menyatakan bertanggung jawab atas kebenaran hal-hal yang diberitahukan dalam dokumen ini dan telah memahami isi pernyataan
Kapten Kapal/Importir.
............(19)............., ..............(20)................,
Kapten Kapal/Importir
...........(21)..............
Nomor Pendaftaran:
..........(45)..............
DIISI OLEH PEJABAT BEA DAN CUKAI
EKSPOR KEMBALI
Tanggal Pendaftaran:
Persetujuan Pejabat Bea dan Cukai
...........(46)...............
...............(39).................
Kapal ini berangkat menuju ......…………………………(47)……………...
dari pelabuhan……….……..……………………………..……(48)......………..
pada tanggal ……………………………………………………..(49)……......……
Nama: ..........(40).............
NIP: ..........(41).............
Lembar Belakang
DAFTAR BARANG DI ATAS KAPAL
(dalam hal diperlukan dapat menggunakan lembar tambahan)
Keterangan
1. Daftar Bekal Kapal
Jika ada sebutkan:
Ada
....(22)......
Tidak Ada
.....(22)....
....(22)......
.....(22)....
....(22)......
.....(22)....
..................................................(23).............................
2.
Daftar Senjata Api
Jika ada sebutkan:
..................................................(24).............................
3.
Daftar obat-obatan termasuk narkotika untuk penggunaan pengobatan
Jika ada sebutkan:
..................................................(25).............................
4.
Daftar barang lainnya: (contoh: TV, Jetski, Motor Vehicle, Bicycle, Sekoci, Smallboat, Dinghy, Radar, Komputer, Radio, Stereo,
Helikopter, dll)
..................................................(26).............................
5.
Apakah ada barang pribadi penumpang yang akan diturunkan dari atas kapal?
Jika ada, beritahukan dalam customs declaration saat diturunkan
DAFTAR AWAK SARANA PENGANGKUT DAN PENUMPANG
....(22)......
.....(22)....
(untuk jumlah awak sarana pengangkut dan penumpang >10 orang, dapat menggunakan lembar tambahan atau melampirkan daftar awak sarana pengangkut dan penumpang)
No
Nama
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
.......(27).......
Jenis Kelamin
(L/P)
.....(28)....
Tempat & Tanggal Lahir
Kewarganegaraan
No Paspor
.......(29)......
.......(30).......
.......(31)......
NO.
DIISI OLEH PEJABAT BEA DAN CUKAI
LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN FISIK DAN KETERANGAN LAINNYA SAAT IMPOR
(42)
..........................(43).........................
NO.
KETERANGAN SAAT EKSPOR KEMBALI
(42)
..........................(44).........................
PETUNJUK PENGISIAN
Diisi oleh kapten kapal atau importir
Nomor (1) diisi
Nomor
Nomor
Nomor
Nomor
Nomor
Nomor
Nomor
Nomor
Nomor
Nomor
Nomor
Nomor
Nomor
Nomor
Nomor
Nomor
Nomor
Nomor
Nomor
Nomor
(2) diisi
(3) diisi
(4) diisi
(5) diisi
(6) diisi
(7) diisi
(8) diisi
(9) diisi
(10) diisi
(11) diisi
(12) diisi
(13) diisi
(14) diisi
(15) diisi
(16) diisi
(17) diisi
(18) diisi
(19) diisi
(20) diisi
(21) diisi
Nomor
Nomor
Nomor
Nomor
(22)
(23)
(24)
(25)
diisi
diisi
diisi
diisi
Nomor
Nomor
Nomor
Nomor
(26)
(27)
(28)
(29)
diisi
diisi
diisi
diisi
Nomor (30) diisi
Nomor (31) diisi
: Diisi nama importir yakni kapten kapal atau kuasanya (antara
lain: operator kapal, agen kapal, .......).
: Diisi jenis, no identitas & alamat importir.
: Diisi nama kapten kapal.
: Diisi alamat email & no telepon kapten.
: Diisi tujuan mengunjungi indonesia.
: Diisi nama perusahaan yang mendapat penundaan.
: Diisi rencana pelabuhan selanjutnya (point-to-point)
: Diisi Rencana Pelabuhan Ekspor Kembali.
: Diisi nomor dan tempat pendaftaran kapal.
: Diisi nama pemilik kapal.
: Diisi tahun pembuatan kapal.
: Diisi panjang kapal.
: Diisi lebar kapal.
: Diisi berat kapal.
: Diisi Nama Kapal, Call sign, & Kebangsaan Kapal.
: Diisi nama lembaga penerbit sertifikat kapal.
: Diisi jenis penggerak dan tipe kapal.
: Diisi tanggal saat kapal wisata asing masuk Daerah Pabean.
: Diisi tempat pemasukan.
: Diisi tanggal penandatanganan pernyataan vessel declaration.
: Diisi nama dan tanda tangan penandatangan pernyataan vessel
declaration.
: Diisi simbol (√) apabila ada atau tidak ada.
: Diisi uraian barang berupa bekal kapal.
: Diisi uraian barang berupa senjata api.
: Diisi uraian barang berupa obat-obatan termasuk narkotika
untuk penggunaan pengobatan.
: Diisi uraian barang berupa barang lainnya.
: Diisi nama awak sarana pengangkut dan penumpang.
: Diisi jenis kelamin awak sarana pengangkut dan penumpang.
: Diisi tempat dan tanggal lahir awak sarana pengangkut dan
penumpang.
: Diisi kewarganegaraan awak sarana pengangkut dan penumpang.
: Diisi nomor paspor awak sarana pengangkut dan penumpang.
Diisi oleh Kepala Kantor Pabean atau Pejabat Bea dan Cukai
Nomor
Nomor
Nomor
Nomor
Nomor
Nomor
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
diisi
diisi
diisi
diisi
diisi
diisi
Nomor (38) diisi
:
:
:
:
:
:
Diisi nomor pendaftaran Vessel Declaration.
Diisi tanggal pendaftaran Vessel Declaration.
Diisi “ada” atau “tidak ada”.
Diisi nama Kantor Pabean tempat pemasukan.
Diisi nilai kurs saat tanggal pendaftaran Vessel Declaration.
Diisi alamat email Kantor Pabean tempat pemasukan untuk
kepentingan laporan 6 (enam) bulanan.
: Diisi tanggal penandatanganan persetujuan.
Nomor (39) diisi
Nomor
Nomor
Nomor
Nomor
Nomor
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
diisi
diisi
diisi
diisi
diisi
Nomor
Nomor
Nomor
Nomor
Nomor
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
diisi
diisi
diisi
diisi
diisi
: Diisi stempel dan tanda tangan Kepala Kantor Pabean atau
Pejabat Bea dan Cukai.
: Diisi nama Kepala Kantor Pabean atau Pejabat Bea dan Cukai.
: Diisi NIP Kepala Kantor Pabean atau Pejabat Bea dan Cukai.
: Diisi nomor urut.
: Diisi hasil pemeriksaan fisik dan keterangan lainnya saat impor.
: Diisi hasil pemeriksaan fisik dan keterangan lainnya saat ekspor
kembali.
: Diisi nomor pendaftaran ekspor kembali.
: Diisi tanggal pendaftaran ekspor kembali.
: Diisi nama pelabuhan tujuan setelah keluar daerah pabean.
: Diisi nama pelabuhan tempat ekspor kembali.
: Diisi tanggal realisasi ekspor kembali.
DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,
-ttdHERU PAMBUDI
LAMPIRAN II
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
BEA DAN CUKAI NOMOR PER-39/BC/2016
TENTANG
TATA CARA PEMBERIAN PERSETUJUAN IMPOR SEMENTARA KAPAL
WISATA ASING, PEMBERIAN PERSETUJUAN IMPOR SEMENTARA
SUKU CADANG (SPARE PARTS) YANG TIDAK TIBA BERSAMA KAPAL
WISATA ASING, SERTA PENYELESAIAN IMPOR SEMENTARA KAPAL
WISATA ASING DENGAN EKSPOR KEMBALI ATAU SELAIN EKSPOR
KEMBALI
FORMAT VESSEL DECLARATION SUKU CADANG (SPARE PARTS) KAPAL WISATA ASING
Lembar Depan
REPUBLIK INDONESIA
KEMENTERIAN KEUANGAN
DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
PEMBERITAHUAN IMPOR SEMENTARA SUKU CADANG
KAPAL WISATA ASING
(VESSEL DECLARATION)
Nama Importir
......................(1)................................
Jenis, No Identitas, & Alamat Importir
......................(2)................................
Nama Kapten Kapal
......................(3)................................
Alamat Email & No Telepon Kapten
......................(4)................................
Tujuan Pemasukan Suku Cadang
......................(5)................................
Lokasi Kapal Wisata Asing
......................(6)................................
Rencana Pemasangan Suku Cadang
......................(7)................................
Negara Asal Suku Cadang
PERNYATAAN KAPTEN KAPAL/IMPORTIR
Bahwa barang dalam daftar suku cadang adalah benar untuk dipasangkan pada
kapal
wisata
asing
dengan
nama...............(9)......................
call
sign.............(10)...................... yang telah mendapatkan nomor pendaftaran
vessel declaration ..............(11)....................... .
2. Bahwa saya bertanggung jawab atas suku cadang dalam hal terjadi pelanggaran
di bidang kepabeanan.
3. Apabila saya melanggar ketentuan kepabeanan atau tidak menyelesaikan
kewajiban kepabeanan, Pejabat Bea dan Cukai dapat melakukan penyitaan.
4. Saya bertanggung jawab terhadap penyelsaian atas suku cadang sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku di negara Indonesia.
Dengan ini saya menyatakan bertanggung jawab atas kebenaran hal-hal yang
diberitahukan dalam dokumen ini dan telah memahami isi pernyataan Kapten
Kapal/Importir.
...........(12).............,.............(13)...............,
Kapten Kapal/Importir
1.
............(14).........................
......................(8)................................
No
(15)
DAFTAR SUKU CADANG
(dalam hal diperlukan, dapat menggunakan lembar tambahan)
Nama/Jenis Barang
Nomor Seri/Merk Dagang
Jumlah
..........(16)................
..........(17)................
..........(18)................
DIISI OLEH PEJABAT BEA DAN CUKAI
Sesuai
.........(19).....
.
Tidak Sesuai
.........(19)......
DIISI OLEH PETUGAS BEA DAN CUKAI
Pengeluaran Suku Cadang Dari Kawasan Pabean/Tempat Lain
Berita Acara Pengawalan atau Penyegelan
Nomor Pendaftaran
Tanggal Pendaftaran
..............(20)............
..............(21)............
Surat Kuasa kepada Importir dalam hal Importir bukan Kapten
atau Pemilik Kapal
:
..............(22)............
Kantor Pabean Pemasukan
..............(23)............
Kurs
..............(24)............
Tanggal Persetujuan: ..............(25)............
Persetujuan Pejabat Bea dan Cukai
(..............(26)............)
Nama: ..............(27)............
NIP: ..............(28)............
Berita Acara Pembukaan Segel
Pada
hari
ini,
.............(29)................tanggal.............(30)..............
di
.................(31).............. telah dilakukan ...............(32)......... berdasarkan SPRINT
Nomor ...............(33)................ .
Suku cadang sebagaimana data suku cadang di atas, akan dibawa dari
............(34)................... menuju ke ..............(35)................. dengan
menggunakan sarana pengangkut ...............(36)................
Pejabat Bea dan Cukai
(..............(37)................)
Nama: ...............(38).............
NIP: ...............(39).............
Berita Acara Pemasangan
Pada
hari
ini,
................(40)...............tanggal.............(41)...............
di
.............(42).................. telah dilakukan pembukaan segel
berdasarkan SPRINT Nomor ...............(43)................ .
Pada hari ini, ..............(47).................tanggal.............(48)................
............(49)................... telah disaksikan pemasangan suku cadang.
Pejabat Bea dan Cukai
(...............(50).............)
(...............(44).............)
Nama: ...............(51).............
NIP:
...............(52).............
Nama: ...............(45).............
NIP: ...............(46).............
Pejabat Bea dan Cukai
di
Lembar Belakang
Diisi Oleh Pejabat Bea dan Cukait Bea dan Cukai
No.
Catatan Pemeriksaan Fisik
..(53)..
…(54)…
No.
Catatan Penelitian Pelanggaran
..(55)..
…(56)…
No.
..(57)..
Catatan Pemasangan Suku Cadang (Spare Parts)
…(58)…
PETUNJUK PENGISIAN
Diisi oleh kapten kapal atau importir
Nomor (1)
Nomor
Nomor
Nomor
Nomor
(2)
(3)
(4)
(5)
Nomor (6)
Nomor
Nomor
Nomor
Nomor
Nomor
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
Nomor
Nomor
Nomor
Nomor
Nomor
Nomor
Nomor
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
: Diisi nama importir yakni kapten kapal atau kuasanya (antara
lain: operator kapal, agen kapal, .......).
: Diisi jenis, no identitas & alamat importir.
: Diisi nama kapten kapal.
: Diisi alamat email & no telepon kapten.
: Diisi tujuan pemasukan suku cadang yakni untuk digunakan
atau dipasang pada kapal wisata asing.
: Diisi lokasi kapal wisata asing saat akan dilakukan pemasangan
suku cadang.
: Diisi rencana waktu pemasangan suku cadang.
: Diisi negara asal suku cadang.
: Diisi nama kapal tujuan pemasangan suku cadang.
: Diisi call sign kapal.
: Diisi nomor pendaftaran Vessel Declaration atas kapal wisata
asing tujuan pemasangan suku cadang.
: Diisi tempat penandatanganan Vessel Declaration suku cadang.
: Diisi tanggal penandatanganan Vessel Declaration suku cadang.
: Diisi nama dan tanda tangan kapten kapal atau importir.
: Diisi Nama Kapal, Call sign, & Kebangsaan Kapal.
: Diisi nama lembaga penerbit sertifikat kapal.
: Diisi jenis penggerak dan tipe kapal.
: Diisi tempat pemasukan.
Diisi oleh Kepala Kantor Pabean atau Pejabat Bea dan Cukai
Nomor
Nomor
Nomor
Nomor
Nomor
Nomor
Nomor
Nomor
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
:
:
:
:
:
:
:
:
Nomor (27)
:
Nomor (28)
:
Nomor
Nomor
Nomor
Nomor
Nomor
:
:
:
:
:
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
Diisi simbol (√) apabila sesuai atau tidak sesuai.
Diisi nomor pendaftaran Vessel Declaration suku cadang.
Diisi tanggal pendaftaran Vessel Declaration suku cadang.
Diisi “ada” atau “tidak ada”.
Diisi Kantor Pabean tempat pemasukan suku cadang.
Diisi kurs saat pemasukan suku cadang.
Diisi tanggal penandatanganan persetujuan.
Diisi stempel dan tanda tangan Kepala Kantor Pabean atau
Pejabat Bea dan Cukai.
Diisi nama Kepala Kantor Pabean atau Pejabat Bea dan Cukai di
tempat pemasukan.
Diisi NIP Kepala Kantor Pabean atau Pejabat Bea dan Cukai di
tempat pemasukan.
Diisi hari saat mulai pengawalan atau penyegelan.
Diisi tanggal saat mulai pengawalan atau penyegelan.
Diisi lokasi saat mulai pengawalan atau penyegelan.
Diisi “pengawalan” atau “penyegelan”.
Diisi nomor surat perintah pengawalan atau penyegelan.
Nomor (34)
Nomor (35)
Nomor (36)
Nomor (37)
Nomor (38)
Nomor (39)
Nomor
Nomor
Nomor
Nomor
Nomor
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
Nomor (45)
Nomor (46)
Nomor
Nomor
Nomor
Nomor
(47)
(48)
(49)
(50)
Nomor (51)
Nomor (52)
Nomor (53)
Nomor (54)
Nomor (55)
Nomor (56)
Nomor (57)
: Diisi nama pelabuhan atau bandara atau tempat pemasukan
lainnya dari suku cadang.
: Diisi lokasi tujuan pengawalan atau penyegelan suku cadang.
: Diisi jenis sarana pengangkut yang digunakan untuk mengangkut
suku cadang.
: Diisi stempel dan tanda tangan Pejabat Bea dan Cukai yang
melakukan pengawalan atau penyegelan.
: Diisi nama Pejabat Bea dan Cukai yang melakukan pengawalan
atau penyegelan.
: Diisi NIP Pejabat Bea dan Cukai yang melakukan pengawalan atau
penyegelan.
: Diisi hari saat pembukaan segel.
: Diisi tanggal saat pembukaan segel.
: Diisi lokasi saat pembukaan segel.
: Diisi nomor surat perintah pembukaan segel.
: Diisi stempel dan tanda tangan Pejabat Bea dan Cukai yang
melakukan pembukaan segel.
: Diisi nama Pejabat Bea dan Cukai yang melakukan pembukaan
segel.
: Diisi NIP Pejabat Bea dan Cukai yang melakukan pembukaan
segel.
: Diisi hari saat pemasangan suku cadang.
: Diisi tanggal saat pemasangan suku cadang.
: Diisi lokasi saat pemasangan suku cadang.
: Diisi stempel dan tanda tangan Pejabat Bea dan Cukai yang
melakukan pengawasan pemasangan suku cadang.
: Diisi nama Pejabat Bea dan Cukai yang melakukan pengawasan
pemasangan suku cadang.
: Diisi NIP Pejabat Bea dan Cukai yang melakukan pengawasan
pemasangan suku cadang.
: Diisi nomor urut catatan pemeriksaan fisik.
: Diisi:
a. catatan atau keterangan hasil pemeriksaan fisik;
b. jabatan, nama, Nomor Induk Pegawai, dan tanda tangan
Pejabat Bea dan Cukai yang melakukan pemeriksaan fisik;
c. tanggal, tempat dilakukannya pemeriksaan fisik; dan
d. stempel Kantor Pabean.
: Diisi nomor urut catatan penelitian pelanggaran.
: Diisi:
a. catatan atau keterangan hasil penelitian pelanggaran;
b. jabatan, nama, Nomor Induk Pegawai, dan tanda tangan
Pejabat Bea dan Cukai yang melakukan penelitian
pelanggaran;
c. tanggal, tempat dilakukannya penelitian pelanggaran; dan
stempel Kantor Pabean.
: Diisi nomor urut catatan pemasangan suku cadang (spare parts).
Nomor (58)
: Diisi:
a. catatan atau keterangan hasil pemasangan suku cadang (spare
parts);
b. jabatan, nama, Nomor Induk Pegawai yang mengamati
pemasangan suku cadang (spare parts);
c. tanggal, tempat dilakukannya pemasangan suku cadang (spare
parts); dan stempel Kantor Pabean.
DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,
-ttdHERU PAMBUDI
-1-
LAMPIRAN III
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
BEA DAN CUKAI NOMOR PER-39/BC/2016
TENTANG
TATA CARA PEMBERIAN PERSETUJUAN IMPOR SEMENTARA
KAPAL WISATA ASING, PEMBERIAN PERSETUJUAN IMPOR
SEMENTARA SUKU CADANG (SPARE PARTS) YANG TIDAK TIBA
BERSAMA KAPAL WISATA ASING, SERTA PENYELESAIAN IMPOR
SEMENTARA KAPAL WISATA ASING DENGAN EKSPOR KEMBALI
ATAU SELAIN EKSPOR KEMBALI
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
KANTOR WILAYAH ..........(1).......... /KANTOR PELAYANAN UTAMA
..........(2)........../
KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN ..........(3)..........
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR ..........(4)............
TENTANG
PERSETUJUAN PENYELESAIAN IMPOR SEMENTARA KAPAL WISATA ASING
SELAIN DIEKSPOR KEMBALI KEPADA ............(5)..............
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang
:
a. bahwa ...........(5)............ telah mengajukan permohonan
penyelesaian impor sementara kapal wisata asing selain
diekspor kembali melalui surat Nomor ...........(6).........
kepada Menteri Keuangan melalui ........(3)......./......(2).......;
b. bahwa berdasarkan Pasal 10 Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 261/PMK.04/2015 tentang Impor Sementara Kapal
Wisata Asing, penyelesaian impor sementara kapal wisata
asing selain ekspor kembali, dapat diberikan dalam hal
kapal wisata asing yang nyata-nyata masih diperlukan
penggunaannya atau tidak memungkinkan untuk diekspor
kembali atau kapal wisata asing yang mengalami
kerusakan parah karena kecelakaan atau keadaan
memaksa (force majeur);
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan
Menteri Keuangan tentang Persetujuan Penyelesaian Impor
Sementara Kapal Wisata Asing Selain Diekspor Kembali
Kepada ...........(5)............;
Mengingat
:
1. Undang-Undang Nomor 10 tahun 1995 tentang Kepabeanan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor
75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3612) sebagaimana
telah diubah dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2006
tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2006 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4661);
-2-
2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 261/PMK.04/2015
tentang Impor Sementara Kapal Wisata Asing;
3. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor
51/BC/2016 tentang Tata Cara Pemberian Persetujuan
Impor
Sementara
Kapal
Wisata
Asing,
Pemberian
Persetujuan Impor Sementara Suku Cadang (Spare Parts)
Yang Tidak Tiba Bersama Kapal Wisata Asing,
serta
Penyelesaian Impor Sementara Kapal Wisata Asing Dengan
Ekspor Kembali atau Selain Ekspor Kembali;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
:
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN TENTANG PERSETUJUAN
PENYELESAIAN IMPOR SEMENTARA KAPAL WISATA ASING
SELAIN DIEKSPOR KEMBALI KEPADA ...........(5)............
PERTAMA
:
Impotir dengan identitas sebagai berikut:
Nama Importir
:
…..…..(5)…..…..;
Jenis dan No. Identitas
:
…..…..(7)…..…..; dan
Alamat
:
…..…..(8)…..…..,
diberikan persetujuan penyelesaian impor sementara selain
diekspor kembali dengan alasan.............(9)............. atas kapal
wisata asing dengan rincian data sebagai berikut:
Nomor Pendaftaran Kapal
:
…..…..(10)…..…..;
Tempat Pendaftaran Kapal
:
…..…..(11)…..…..;
Pemilik Kapal
:
…..…..(12)…..…..;
Nama Kapal
:
…..…..(13)…..…..;
Call Sign
:
…..…..(14)…..…..;
Kebangsaan Kapal
:
…..…..(15)…..…..;
Penerbit Ship Certificate/ :
…..…..(16)…..…..;
Particular
Tahun Pembuatan Kapal :
…..…..(17)…..…..;
Panjang/Lebar/Gross
:
…..…..(18)…..…..;
:
…..…..(19)…..…..;
Tonage Kapal
Nilai Pabean Kapal
Klasifikasi dan Tarif Kapal
KEDUA
:
:
…..…..(20)…..…... .
Persetujuan sebagaimana dimaksud dalam diktum PERTAMA
diberikan dengan ketentuan importir wajib:
a. memenuhi ketentuan larangan dan/atau pembatasan;
-3-
b. melunasi bea masuk, cukai, dan/atau pajak dalam rangka
impor; dan
c. melunasi sanksi administrasi berupa denda 100% (seratus
persen) dari bea masuk yang seharusnya dibayar.
KETIGA
:
Kapal Wisata Asing sebagaimana dimaksud pada diktum
PERTAMA ditegah dan disegel sampai dengan dipenuhinya
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam diktum KEDUA.
KEEMPAT
:
Dalam hal ketentuan larangan dan pembatasan serta
kewajiban kepabeanan terutang sebagaimana dimaksud dalam
diktum KEDUA tidak dipenuhi, Kapal Wisata Asing
sebagaimana dimaksud dalam diktum PERTAMA diselesaikan
sesuai peraturan perundang-undangan mengenai penyelesaian
terhadap barang yang dinyatakan tidak dikuasai, barang yang
dikuasai negara, dan barang yang menjadi milik negara.
KELIMA
:
Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Salinan Keputusan Menteri ini disampaikan kepada:
1. ................(5)..............
2. Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
................(1)..............
dan seterusnya.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal
a.n. MENTERI KEUANGAN REPUBLIK
INDONESIA,
KEPALA KANTOR
......................(21)....................
-4-
PETUNJUK PENGISIAN
Nomor (1)
Nomor (2)
Nomor (3)
Nomor (4)
Nomor
Nomor
Nomor
Nomor
Nomor
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
Nomor
Nomor
Nomor
Nomor
Nomor
Nomor
Nomor
Nomor
Nomor
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
Nomor (19)
Nomor (20)
Nomor (21)
: Diisi nama Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
Jika Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai tidak perlu diisi.
: Diisi nama dan tipe Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai,
dalam hal importasi melalui Kantor Pelayanan Utama Bea dan
Cukai.
: Diisi nama kantor dan tipe Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea
dan Cukai tempat pemasukan barang impor. Tidak perlu diisi
dalam hal importasi melalui Kantor Pelayanan Utama Bea dan
Cukai.
: Diisi nomor Keputusan Menteri Keuangan dengan kode nomor
milik Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai atau milik Kantor
Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
: Diisi nama Importir.
: Diisi nomor dan tanggal surat permohonan.
: Diisi jenis identitas dan nomor identitas importir.
: Diisi alamat importir sesuai identitas.
: Diisi alasan pengajuan permohonan penyelesaian impor sementara
selain diekspor kembali.
: Diisi nomor Pendaftaran Kapal sesuai Ship Certificate/Particular.
: Diisi tempat Pendaftaran Kapal sesuai Ship Certificate/Particular.
: Diisi pemilik Kapal sesuai Ship Certificate/Particular.
: Diisi nama Kapal sesuai Ship Certificate/Particular.
: Diisi Call Sign Kapal sesuai Ship Certificate/Particular.
: Diisi kebangsaan Kapal sesuai Ship Certificate/Particular.
: Diisi lembaga Penerbit Ship Certificate/Particular.
: Diisi tahun Pembuatan Kapal sesuai Ship Certificate/Particular.
: Diisi
panjang/Lebar/Gross
Tonage
Kapal
sesuai
Ship
Certificate/Particular.
: Diisi nilai pabean Kapal yang ditetapkan oleh Pejabat Bea dan
Cukai.
: Diisi klasifikasi dan tarif Kapal yang ditetapkan oleh Pejabat Bea
dan Cukai.
: Diisi tanda tangan, stempel, nama, dan NIP Kepala Kantor.
DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,
-ttdHERU PAMBUDI
-1-
LAMPIRAN IV
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
BEA DAN CUKAI NOMOR PER-39/BC/2016
TENTANG
TATA
CARA
PEMBERIAN
PERSETUJUAN
IMPOR
SEMENTARA KAPAL WISATA ASING, PEMBERIAN
PERSETUJUAN IMPOR SEMENTARA SUKU CADANG
(SPARE PARTS) YANG TIDAK TIBA BERSAMA KAPAL
WISATA ASING,
SERTA PENYELESAIAN IMPOR
SEMENTARA KAPAL WISATA ASING DENGAN EKSPOR
KEMBALI ATAU SELAIN EKSPOR KEMBALI
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
KANTOR WILAYAH ..........(1).......... /KANTOR PELAYANAN UTAMA
..........(2)........../
KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN ..........(3)..........
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR ..........(4)............
TENTANG
PERSETUJUAN PENYELESAIAN IMPOR SEMENTARA KAPAL WISATA ASING
SELAIN DIEKSPOR KEMBALI KEPADA ............(5)..............
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang
:
a. bahwa ...........(5)............ telah mengajukan permohonan
penyelesaian impor sementara kapal wisata asing selain
diekspor kembali melalui surat Nomor ...........(6).........
kepada Menteri Keuangan melalui .......(3)......./.......(2).......;
b. bahwa berdasarkan Pasal 10 Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 261/PMK.04/2015 tentang Impor Sementara Kapal
Wisata Asing, penyelesaian impor sementara kapal wisata
asing selain ekspor kembali, dapat diberikan dalam hal
kapal wisata asing yang nyata-nyata masih diperlukan
penggunaannya atau tidak memungkinkan untuk diekspor
kembali atau kapal wisata asing yang mengalami
kerusakan parah karena kecelakaan atau keadaan
memaksa (force majeur);
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan
Menteri Keuangan tentang Persetujuan Penyelesaian Impor
Sementara Kapal Wisata Asing Selain Diekspor Kembali
Kepada ...........(5)............;
Mengingat
:
1. Undang-Undang Nomor 10 tahun 1995 tentang Kepabeanan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor
75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3612) sebagaimana
telah diubah dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2006
tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2006 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4661);
2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 261/PMK.04/2015
tentang Impor Sementara Kapal Wisata Asing;
3. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor
51/BC/2016 tentang Tata Cara Pemberian Persetujuan
Impor
Sementara
Kapal
Wisata
Asing,
Pemberian
Persetujuan Impor Sementara Suku Cadang (Spare Part)
Yang Tidak Tiba Bersama Kapal Wisata Asing,
serta
Penyelesaian Impor Sementara Kapal Wisata Asing Dengan
Ekspor Kembali atau Selain Ekspor Kembali;
-2-
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
:
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN TENTANG PERSETUJUAN
PENYELESAIAN IMPOR SEMENTARA KAPAL WISATA ASING
SELAIN DIEKSPOR KEMBALI KEPADA ...........(5)............
PERTAMA
:
Impotir dengan identitas sebagai berikut:
Nama Importir
:
…..…..(5)…..…..;
Jenis dan No. Identitas
:
…..…..(7)…..…..; dan
Alamat
:
…..…..(8)…..…..,
diberikan persetujuan penyelesaian impor sementara selain
diekspor kembali dengan alasan.............(9)............. atas kapal
wisata asing dengan rincian data sebagai berikut:
Nomor Pendaftaran Kapal
:
…..…..(10)…..…..;
Tempat Pendaftaran Kapal
:
…..…..(11)…..…..;
Pemilik Kapal
:
…..…..(12)…..…..;
Nama Kapal
:
…..…..(13)…..…..;
Call Sign
:
…..…..(14)…..…..;
Kebangsaan Kapal
:
…..…..(15)…..…..;
Penerbit Ship Certificate/ :
…..…..(16)…..…..;
Particular
Tahun Pembuatan Kapal :
…..…..(17)…..…..;
Panjang/Lebar/Gross
:
…..…..(18)…..…..;
:
…..…..(19)…..…..;
Tonage Kapal
Nilai Pabean Kapal
Klasifikasi dan Tarif Kapal
KEDUA
:
:
…..…..(20)…..…... .
Persetujuan sebagaimana dimaksud dalam diktum PERTAMA
diberikan dengan ketentuan importir wajib:
a. melunasi bea masuk, cukai, dan/atau pajak dalam rangka
impor; dan
b. melunasi sanksi administrasi berupa denda 100% (seratus
persen) dari bea masuk yang seharusnya dibayar.
KETIGA
:
Kapal Wisata Asing sebagaimana dimaksud pada diktum
PERTAMA ditegah dan disegel sampai dengan dipenuhinya
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam diktum KEDUA.
KEEMPAT
:
Dalam hal kewajiban kepabeanan terutang sebagaimana
dimaksud dalam diktum KEDUA tidak dipenuhi, Kapal Wisata
Asing sebagaimana dimaksud dalam diktum PERTAMA
diselesaikan sesuai peraturan perundang-undangan mengenai
penyelesaian terhadap barang yang dinyatakan tidak dikuasai,
barang yang dikuasai negara, dan barang yang menjadi milik
negara.
-3-
KELIMA
:
Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Salinan Keputusan Menteri ini disampaikan kepada:
1. ................(5)..............
2. Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
................(1)..............
dan seterusnya.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal
a.n.
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
KEPALA KANTOR
......................(21)....................
-4-
PETUNJUK PENGISIAN
Nomor (1)
: Diisi nama Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
Jika Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai tidak perlu diisi.
Nomor (2)
: Diisi nama dan tipe Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai,
dalam hal importasi melalui Kantor Pelayanan Utama Bea dan
Cukai.
Nomor (3)
: Diisi nama kantor dan tipe Kantor Pengawasan dan Pelayanan
Bea dan Cukai tempat pemasukan barang impor. Tidak perlu diisi
dalam hal importasi melalui Kantor Pelayanan Utama Bea dan
Cukai.
Nomor (4)
: Diisi nomor Keputusan Menteri Keuangan dengan kode nomor
milik Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai atau milik Kantor
Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
Nomor (5)
: Diisi nama Importir.
Nomor (6)
: Diisi nomor dan tanggal surat permohonan.
Nomor (7)
: Diisi jenis identitas dan nomor identitas importir.
Nomor (8)
: Diisi alamat importir sesuai identitas.
Nomor (9)
: Diisi alasan pengajuan permohonan penyelesaian impor sementara
selain diekspor kembali.
Nomor (10)
: Diisi nomor pendaftaran Kapal sesuai Ship Certificate/Particular.
Nomor (11)
: Diisi tempat pendaftaran Kapal sesuai Ship Certificate/Particular.
Nomor (12)
: Diisi pemilik Kapal sesuai Ship Certificate/Particular.
Nomor (13)
: Diisi nama Kapal sesuai Ship Certificate/Particular.
Nomor (14)
: Diisi Call Sign Kapal sesuai Ship Certificate/Particular.
Nomor (15)
: Diisi kebangsaan Kapal sesuai Ship Certificate/Particular.
Nomor (16)
: Diisi lembaga Penerbit Ship Certificate/Particular.
Nomor (17)
: Diisi tahun Pembuatan Kapal sesuai Ship Certificate/Particular.
Nomor (18)
: Diisi
panjang/lebar/Gross
Certificate/Particular.
Nomor (19)
: Diisi nilai Pabean Kapal yang ditetapkan oleh Pejabat Bea dan
Cukai.
Nomor (20)
: Diisi klasifikasi dan Tarif Kapal yang ditetapkan oleh Pejabat Bea
dan Cukai.
Nomor (21)
: Diisi tanda tangan, stempel, nama, dan NIP Kepala Kantor,
Tonage
Kapal
sesuai
Ship
DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,
-ttdHERU PAMBUDI
LAMPIRAN V
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
BEA DAN CUKAI NOMOR PER-39/BC/2016
TENTANG
TATA CARA PEMBERIAN PERSETUJUAN IMPOR SEMENTARA
KAPAL WISATA ASING, PEMBERIAN PERSETUJUAN IMPOR
SEMENTARA SUKU CADANG (SPARE PARTS) YANG TIDAK TIBA
BERSAMA KAPAL WISATA ASING, SERTA PENYELESAIAN IMPOR
SEMENTARA KAPAL WISATA ASING DENGAN EKSPOR KEMBALI
ATAU SELAIN EKSPOR KEMBALI
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
KANTOR WILAYAH/KANTOR PELAYANAN UTAMA..........(1)
KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN …...................(2)
LAPORAN KEGIATAN IMPOR SEMENTARA KAPAL WISATA ASING
Periode :
...(3)....
No Importir
Jenis
Alamat
No
Tempat
Pemilik Kapten Nama / Kebangsaan Panjang/Lebar/ Penyelesaian Keterangan
Gross Tonage
dan No
Pendaftaran Pendaftaran Kapal
Kapal Callsign
Kapal
Kapal
Identitas
Kapal
Kapal
Kapal
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
.................(17)..................
…….…….(18)…………..
NIP .…….(19)....……..…
PETUNJUK PENGISIAN
Nomor (1)
: Diisi nama Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
atau Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai.
Nomor (2)
: Diisi nama kantor dan tipe Kantor Pengawasan dan Pelayanan
Bea dan Cukai tempat pemasukan barang impor. Tidak perlu diisi
dalam hal importasi melalui Kantor Pelayanan Utama Bea dan
Cukai.
Nomor (3)
: Diisi periode laporan kegiatan impor sementara kapal wisata
asing (contoh: Januari s.d. Juni Tahun 2016 atau Juli s.d
Desember Tahun 2016).
Nomor (4)
: Diisi nomor Urut.
Nomor (5)
: Diisi nama Importir.
Nomor (6)
: Diisi jenis identitas dan nomor identitas importir.
Nomor (7)
: Diisi alamat importir sesuai identitas.
Nomor (8)
: Diisi nomor Pendaftaran Kapal sesuai Ship Certificate/Particular.
Nomor (9)
: Diisi tempat Pendaftaran Kapal sesuai Ship Certificate/Particular.
Nomor (10)
: Diisi pemilik Kapal sesuai Ship Certificate/Particular.
Nomor (11)
: Diisi nama Kapten Kapal.
Nomor (12)
: Diisi nama dan Call Sign Kapal sesuai Ship Certificate/Particular.
Nomor (13)
: Diisi kebangsaan Kapal sesuai Ship Certificate/Particular.
Nomor (14)
: Diisi
panjang/lebar/gross
Certificate/Particular.
Nomor (15)
: Diisi status penyelesaian impor sementara kapal.
Nomor (16)
: Diisi keterangan terkait kapal dan hasil monitoring dan evaluasi
keaktifan AIS.
Nomor (17)
: Diisi tempat dan tanggal penetapan laporan.
Nomor (18)
: Diisi tanda tangan, stempel, dan nama Kepala Kantor.
Nomor (19)
: Diisi NIP Kepala Kantor.
Tonage
Kapal
sesuai
Ship
DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,
-ttdHERU PAMBUDI
Download