HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEJADIAN

advertisement
HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEJADIAN HIPEREMESIS
GRAVIDARUM DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA
Dera Arniza Zaen*), Sigit Ambar Widyawati**), Richa Yuswantina***)
*) Mahasiswa Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran
**) Staf Pengajar Program Studi Kesehatan Masyarakat STIKES Ngudi Waluyo Ungaran
***) Staf Pengajar Program Studi Farmasi STIKES Ngudi Waluyo Ungaran
ABSTRAK
Masa kehamilan ibu sering kali mengalami keluhan salah satunya hiperemesis
gravidarum. Hiperemesis gravidarum dipengaruhi beberapa faktor psikologis terdiri dari
stres, dukungan suami dan keluarga serta faktor lingkungan sosial, budaya dan ekonomi.
Jumlah kasus hiperemesis gravidarum di RSUD Ambarawa pada tahun 2014 yaitu 58 orang
dari 476 ibu hamil. Dan kasus hiperemesis yang rawat jalan dari bulan Januari sampai Maret
2015 yaitu 22 orang dari 150 ibu hamil. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan
dukungan suami dengan kejadian hiperemesis gravidarum pada ibu hamil.
Jenis penelitian adalah desain deskriptif korelasi, dengan pendekatan yang digunakan
cross-sectional. Populasi adalah seluruh ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya di
RSUD Ambarawa sebanyak 70 ibu hamil. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Accidental sampling. Pengambilan data didapat dengan kuesioner dengan jumlah sampel
sebanyak 40 responden.
Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan dukungan suami dengan kejadian
hiperemesis gravidarum yang dilakukan uji statistic dengan fisher exact diperoleh ada p-value
= 0,000 < 0,05 disimpulkan bahwa ada hubungan dukungan suami dengan kejadian
hiperemesis gravidarum pada ibu hamil, dimana dukungan suami yang baik akan mengurangi
kejadian hiperemesis gravidarum pada ibu hamil. Saran yang dapat diberikan yaitu bagi
suami agar selalu memberikan dukungan kepada ibu selama hamil sehingga ibu merasa lebih
tenang dan nyaman menghadapi kehamilan dan terhindar dari komplikasi.
Kata kunci : Dukungan Suami, Hiperemesis gravidarum
ABSTRACT
Hyperemesis gravidarum is a complaint that experienced by a woman during
pregnancy. It influenced by several factors including psychological stress, husband and
family support, as well as environmental, social, cultural and economic factors. In 2014, the
incidences of hyperemesis gravidarum at Ambarawa Public Hospital reached 58 of 476
pregnant women. And the outpatients with hyperemesis gravidarum from January to March
2015 are 22 of 150 pregnant women. The purpose of this study is to find the correlation
between husband’s support and hyperemesis gravidarum in pregnant women.
This was a descriptive correlative study with cross-sectional approach. The
population in this study was all pregnant women at Ambarawa Public Hospital as many as 70
pregnant women. The data sampling used accidental sampling technique. The data were
collected by using questionnaires and obtained 40 respondents as samples.
The results of this study indicate that there is a correlation between husband’s support
and hyperemesis gravidarum, un which by the Fisher Exact statistical tests obtained p-value
of 0.000 <0.05, that means there is a correlation between husband’s support and hyperemesis
gravidarum in pregnant women. Good husband’s support will reduce the incidence of
hyperemesis gravidarum in pregnant women. It is recommended for the husband to always
provide support to their wives during pregnancy so that she feels more relaxed and
comfortable during pregnancy and avoid complications.
Keywords: Husband’s support, Hiperemesis gravidarum
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Mual
dan
muntah
merupakan
gangguan yang paling sering kita jumpai
pada kehamilan muda dan dikemukakan
oleh 50% dari wanita yang hamil terutama
dikemukakan pada primigravida. Tetapi
kalau seorang ibu memuntahkan segala apa
yang dimakan dan diminum hingga berat
badan sangat turun, turgor kulit kurang,
deurisis kurang dan timbul aceton dalam
air kencing, maka keadaan ini disebut
hiperemesis gravidarum dan memerlukan
perawatan di Rumah sakit (Ratna, 2012).
Hiperemesis gravidarum memiliki
insidensi 0,5-2% atau 5-20 kasus dari
1.000 dari seluruh kehamilan. Pada 0,3-2%
kasus
menyebabkan
ibu
harus
ditatalaksana rawat inap. Bahkan, di
Amerika Serikat lebih dari 285.000 ibu
yang mengalami hiperemesis gravidarum
dirawat di rumah sakit setiap tahunnya.
Menurut Philip (2003), tercatat terdapat
8,6 juta orang menjadi kehilangan jam
kerjanya karena masalah ini. Lane CA
2
mengatakan bahwa mual dan muntah ini
berdampak terhadap kondisi fisik dan
emosional ibu yang merasa cemas dan
gelisah yang akan berpengaruh terhadap
janin (Silviana, 2013).
Terjadinya kehamilan menimbulkan
perubahan hormon estrogen, progesteron
dan dikeluarkannya human chorionic
gonadothropin plasenta. Hormon-hormon
inilah
yang
diduga
menyebabkan
hiperemesis gravidarum (Manuaba, 2010).
Selain itu penyebab lain hiperemesis
gravidarum multifaktorial. Terdapat faktor
lain yang mempengaruhi pada ibu hamil
dengan umur risiko tinggi, dari faktor
psikologis seperti penerimaan ibu terhadap
kehamilannya, keinginan kuat memiliki
anak, dukungan untuk hamil dari suami,
keluarga dan orang-orang terdekat serta
faktor lain yang dapat mempengaruhi
faktor psikologis ibu.
Dukungan yang dapat diberikan oleh
suami adalah memberi ketenangan pada
ibu, mengantarkan untuk memeriksakan
kehamilan, memenuhi keinginan selama
mengidam, mengingatkan minum tablet zat
Hubungan Dukungan Suami dengan Kejadian Hiperemesis Gravidarum pada ibu hamil
di RSUD Ambarawa tahun 2015
besi, membantu melakukan kegiatan
rumah tangga, dan memberi pijatan ringan
bila ibu merasa lelah. Dukungan yang
diberikan oleh suami diharapkan dapat
membantu ibu melewati kehamilan dengan
perasaan senang dan tanpa depresi.
Kondisi stress psikologis yang dapat
disebabkan karena tidak adanya dukungan
dari suami dapat menyebabkan ibu yang
pada awalnya dapat beradaptasi dengan
kenaikan hormon dan tidak mengalami
mual dan muntah akan mengalami
kejadian tersebut (Jhaquin, 2010).
Dukungan dari keluarga dan suami
sangat diperlukan oleh ibu hamil.
Terutama pada kehamilan trimester
pertama, karena pada trimester pertama
inilah seorang ibu hamil sangat
membutuhkan dukungan dari berbagai
pihak, sehingga ibu bisa terbebas dari
stress dan menerima kehamilannya yang
pada akhirnya bisa mencegah terjadinya
hiperemesis gravidarum.
Jumlah kasus hiperemesis gravidarum
di RSUD Ambarawa pada tahun 2014
yaitu 58 orang dari 476 ibu hamil. Dan
kasus hiperemesis yang rawat jalan dari
bulan Januari sampai Maret 2015 yaitu 22
orang dari 150 ibu hamil. (Data Rekam
Medic RSUD Ambarawa).
Rumusan Masalah
Bagaimana hubungan
Dukungan
Suami dengan kejadian Hiperemesis
Gravidarum di Rumah Sakit Umum
Daerah Ambarawa?
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan Dukungan Suami
dengan kejadian hiperemesis gravidarum
pada ibu hamil di Rumah Sakit Umum
Daerah Ambarawa.
Manfaat Penelitian
Sebagai salah satu sumber informasi
bagi penentu kebijakan dan pelaksanaan
program baik di Departemen Kesehatan
maupun pihak RSUD Ambarawa dalam
penyusunan perencanaan pelaksanaan dan
evaluasi program antenatal care terutama
pada kasus hiperemesis gravidarum.
Diharapkan hasil penelitian ini dapat
menjadi
sumber
informasi
dan
memperkaya
khasanah
ilmu
dan
pengetahuan dan bahan acuan bagi peneliti
selanjutnya.
METODOLOGI PENELITIAN
Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam
penelitian ini adalah penelitian deskriptif
korelasi
yang
pada
hakekatnya
menghubungkan dua variabel pada situasi
atau subjek. Pendekatan yang digunakan
dalam rancangan penelitian ini adalah
cross-sectional
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Ruang Poli
Kandungan Rumah Sakit Umum Daerah
Ambarawa Kabupaten Semarang dengan
pengumpulan data dilaksanakan pada
bulan September Tahun 2015.
Populasi dan Sampel
Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah
semua ibu hamil dengan mual muntah
yang memeriksakan kehamilannya pada
bulan September 2015 di RSUD
Ambarawa yang berjumlah 70 ibu hamil.
Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah 40
ibu
hamil
yang
memeriksakan
kehamilannya pada bulan Agustus 2015.
Teknik sampling yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu accidental sampling.
Pengumpulan Data
Data primer
Data primer dalam penelitian ini
adalah data yang langsung didapat dari
sumber atau responden yang didapat dari
kuesioner yang berisi daftar pertanyaan
meliputi support system dan kejadian
hiperemesis gravidarum pada ibu hamil.
Hubungan Dukungan Suami dengan Kejadian Hiperemesis Gravidarum pada ibu hamil
di RSUD Ambarawa tahun 2015
3
Data sekunder
Data ini diperoleh secara tidak
langsung, melalui rekam medik Rumah
sakit. Alat pengukur data yang digunakan
adalah kuesioner. Kuisioner yang sudah
disusun ini terdiri dari kuisioner dukungan
suami yang terdiri dari 10 pertanyaan
untuk mengukur dukungan suami dan 1
pertanyaan untuk mengukur kejadian
hiperemesis gravidarum pada ibu hamil.
Analisis Data
Analisis Univariat
Analisis univariat bertujuan untuk
menjelaskan
atau
mendeskripsikan
karakteristik setiap variabel penelitian.
Pada peneltian ini analisis unvariat yang
digunakan adalah distribusi frekuensi.
Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk
mengetahui adakah hubungan antara
dukungan keluarga dengan kejadian
hiperemesis gravidarum pada ibu hamil di
Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa.
Analisis yang digunakan adalah Chi
Square.
HASIL PENELITIAN
Analisis Univariat
Tabel 1
Distribusi gambaran dukungan suami pada
ibu hamil di Rumah Sakit Umum Daerah
Ambarawa
Dukungan Suami
f
%
Baik
13
32,5
Tidak baik
27
67,5
Total
40
100,0
Tabel 2
Distribusi dukungan suami pada ibu hamil
di Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa
pada setiap pertanyaan
Pertanyaan
Apakah suami
memberikan
perhatian kepada ibu?
Apakah suami
mendengar semua
keluhan yang ibu
alami?
Apakah suami
membantu pekerjaan
ibu di rumah?
Apakah suami
mengantar ibu untuk
memeriksakan
kehamilan?
Apakah suami
menyiapkan dana
untuk pemeriksaan
kehamilan dan
membeli kebutuhan
selama hamil?
Apakah suami
memberi nasehat
kepada ibu untuk
tidak terlalu capek
dalam mengerjakan
kegiatan rumah
tangga?
Apakah suami
memberikan saran
tempat pemeriksaan
kehamilan?
Apakah suami
memberi informasi
mengenai kehamilan?
Apakah suami senang
dengan kehamilan
ibu?
Apakah suami
mendambakan anak
yang dikandung ibu?
Ya
20
%
50
Tidak
20
%
50
14
35
26
65
20
50
20
50
15
37.5
25
62.5
32
80
8
20
23
57,5
17
42,5
16
40
24
60
21
53
19
47
33
83
7
17
39
97,5
1
2,5
Tabel 3
Distribusi frekuensi kejadian hiperemesis
gravidarum pada ibu hamil di Rumah Sakit
Umum Daerah Ambarawa
Kejadian Hiperemesis
f
%
gravidarum
Hiperemesis
25
62,5
Tidak hiperemesis
15
37,5
Total
40
100.0
4
Hubungan Dukungan Suami dengan Kejadian Hiperemesis Gravidarum pada ibu hamil
di RSUD Ambarawa tahun 2015
Tabel 4
Distribusi kejadian hiperemesis gravidarum
pada ibu hamil di Rumah Sakit Umum
Daerah Ambarawa pada setiap item
pertanyaan
Pertanyaan
Apakah anda
mengalami mual
muntah > 10 kali
sehari dan
mengganggu
aktivitas seharihari?
Ya
%
Tidak
%
25
62,5
15
37,5
Analisis Bivariat
Tabel 5
Hubungan dukungan suami dengan
kejadian hiperemesis gravidarum pada ibu
hamil di Rumah Sakit Umum Daerah
Ambarawa, 2015
Kejdian Hiperemesis
Gravidarum
Dukungan
Suami Hiperemesis Tidak
f
%
f
%
Baik
2
15,4 11 84,6
Tidak baik 23 85,2
4 14,8
Jumlah
25 62,5 15 37,5
Total
f
13
27
32
pvalue
%
100 0,000
100
100
PEMBAHASAN
Analisis Univariat
Dukungan suami pada ibu hamil
Dukungan suami pada ibu hamil
sebagian besar dalam kategori tidak baik
27 responden (67,5%). Responden tersebut
memiliki dukungan suami yang tidak baik
karena kurang mendapatkan motivasi dari
suami. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa
sebagian
besar
responden
menjawab kuesioner tidak pada indikator
dukungan suami, yaitu mendengar semua
keluhan yang ibu alami yaitu 5 responden
(12,5%) yaitu 14 responden (35%). Hal ini
membuat ibu merasa kurang diperhatikan,
dan ibu merasa hanya dirinya yang
berperan dalam proses kehamilan, keadaan
ini dapat berpengaruh terhadap psikolgi
ibu yang akan mempengaruhi kondisi ibu
dan janin. Hal tersebut sesuai dengan teori
bahwa peran keluarga khususnya suami
bagi ibu hamil sangatlah penting. Psikologi
ibu hamil yang cenderung lebih labil
daripada wanita yang tidak hamil
memerlukan bayak dukungan dari keluarga
terutama suami. (Dewi dkk, 2011)
Hasil penelitian juga menunjukkan
bahwa
responden
dalam
kategori
dukungan suami dalam kategori baik
sejumlah
13
responden
(32,5%).
Berdasarkan hasil kuesioner sebagian
besar responden menjawab kuesioner
mendapat dukungan dari suami pada
kehamilan ini. Serta 97,5% responden
menjawab iya pada dukungan suami yaitu
suami
mendambakan
anak
yang
dikandung. Hal tersebut berdampak
responden menjadi lebih percaya diri
dalam menghadapi kehamilan, beban
kehamilan dan komplikasi kehamilan juga
akan berkurang.
Prawirohardjo (2008) mengatakan
bahwa kehamilan trimester pertama
merupakan periode penyesuaian diri
terhadap kenyataan bahwa ibu hamil, juga
merupakan waktu penungguan yang
mencemaskan agar menjadi ibu yang baik.
Ibu hamil saat ini memerlukan dukungan
sebaik mungkin agar dapat menjalinan
kehamilan dengan baik dan terhindar dari
berbagai komplikasi kehamilan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa
dukungan selama kehamilan sangat
dibutuhan agar kehamilan dapat berjalan
lancar. Hal diatas didukung oleh penelitian
yang
dilakukan
Retnowati
(2007)
menyebutkan bahwa sebanyak 61,9 % ibu
hamil mendapat dukungan dari suami
mempunyai motivasi yang tinggi terhadap
pemeriksaan ANC (Antenatal Care). Hasil
penelitian ini diperkuat oleh penelitian
Djusmalinar et.al (2011) yang memperoleh
kesimpulan hasil penelitian bahwa ada
hubungan bermakna antara dukungan
suami terhadap meningkatnya kunjungan
ANC pada ibu hamil.
Kejadian hiperemesis gravidarum pada
ibu hamil
Berdasarkan
hasil
penelitian
menunjukkan sebagian besar responden
mengalami hiperemesis gravidarum yaitu
25 responden (62,5%), dimana ibu hamil
mengalami mual muntah > 10 kali sehari
Hubungan Dukungan Suami dengan Kejadian Hiperemesis Gravidarum pada ibu hamil
di RSUD Ambarawa tahun 2015
5
dan mengganggu aktivitas sehari-hari.
Secara teori Hiperemesis gravidarum
masih belum jelas, namun peningkatan
kadar progesterone, estrogen, dan human
chorionic gonadotropin (HCG) dapat
menjadi faktor pencetus mual dan muntah.
Refluks esophagus penurunan motilitas
lambung, dan penurunan sekresi asam
hidroklorid juga berperan dalam terjadinya
mual dan muntah. Mual dan muntah ini
dapat diperberat oleh faktor psikologis,
spiritual, dan lingkungan. (Manuaba, I, B,
G, 2010).
Hasil penelitian juga menunjukkan
bahwa 15 responden (37,5%) tidak
mengalami hiperemesis hal ini dapat
dikarenakan ibu yang telah siap dengan
kehamilan baik secara fisik atau psikologis
serta telah melakukan beberapa hal seperti
yang dianjurkan tenaga kesehatan untuk
mencegah
terjadinya
hiperemesis
gravidarum. Hal tersebut sesuai dengan
teori yang menyatakan beberapa faktor
predisposisi dan faktor lain yang
menimbulkan hiperemesis gravidarum
menurut Manuaba (2010) diantaranya
faktor adaptasi dan hormonal, faktor alergi
pada kehamilan, ketika diduga terjadi
invasi jaringan villi korialis yang masuk ke
dalam peredaran darah ibu maka faktor
alergi dianggap dapat menyebabkan
kejadian hiperemesis gravidarum serta
faktor psikologi.
Analisis Bivariat
Hubungan dukungan suami dengan
kejadian hiperemesis gravidarum pada ibu
hamil berdasarkan hasil penelitian dapat
dilihat hasil uji statistic yang dilakukan
dengan fisher exact diperoleh p-value
0,000. Oleh karena p-value = 0,000 <
tingkat signifikan 0,05, disimpulkan bahwa
ada hubungan dukungan suami dengan
kejadian hiperemesis gravidarum pada ibu
hamil.
Responden dengan dukungan suami
baik sebagian besar tidak mengalami
hiperemesis gravidarum sejumlah 11
responden (84,6%). Dukungan suami yang
baik akan membuat ibu merasa nyaman
6
dan tenang dalam menghadapi kehamilan,
dimana ibu merasa selalu diperhatikan dan
dilindungi oleh suami dan keluarga.
Ketenangan ini akan membuat kondisi ibu
semakin membaik dan mengurangi mual
dan muntah yang dialami.
Faktor psikologis yang disebabkan
oleh karena ibu belum siap hamil atau
malah tidak menginginkan kehamilannya
sehingga merasa sedikit tertekan yang
menimbulkan stress pada ibu dan memicu
mual dan muntah-muntah. Kondisi
psikologis pada ibu hamil ini dapat
dikurangi dengan dukungan suami yaitu
dukungan dari suami akan berpengaruh
terhadap psikologi ibu dan mengurangi
terjadinya hiperemesis gravidarum pada
awal kehamilan (Manuaba, 2010).
Lebih lanjut hal diatas diperkuat
dengan hasil penelitian ini yang
menyatakan sedangkan ibu dengan
dukungan suami tidak baik sebagian besar
mengalami
hiperemesis
gravidarum
sejumlah 23 responden (85,2%). Sebagian
besar responden menyatakan tidak
mendapatkan dukungan suami, yaitu
sebagian besar suami tidak mengantar
periksa, tidak mengantar ibu untuk
memeriksakan kehamilan. Pada awal
kehamilan biasanya ibu merasa sedikit
tertekan yang menimbulkan stress pada ibu
dan memicu mual dan muntah-muntah.
Kondisi psikologis pada ibu hamil yang
tidak mendapat dukungan dari suami
sangat berpengaruh terhadap terjadinya
hiperemesis gravidarum pada awal
kehamilan. Kurangnya percaya diri ibu dan
kurangnya perhatian pada ibu memicu
terjadinya mual dan muntah berlebihan.
Hal ini sesuai dengan teori bahwa
psikologi berhubungan dengan terjadinya
hiperemesis gravidarum seperti rumah
tangga yang retak, kehilangan pekerjaan,
takut terhadap kehamilan dan persalinan,
takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu,
dapat menyebabkan konflik mental yang
dapat memperberat mual dan muntah
sebagai ekspresi tidak sadar terhadap
keengganan menjadi hamil atau sebagai
Hubungan Dukungan Suami dengan Kejadian Hiperemesis Gravidarum pada ibu hamil
di RSUD Ambarawa tahun 2015
pelarian
karena
kesukaran
hidup
(Manuaba, 2010).
Penelitian ini juga didapatkan 2
responden dengan dukungan suami baik
mengalami hiperemesis gravidarum. Hal
ini karena tidak mutlak dukungan suami
yang berpengaruh terhadap hiperemesis
gravidarum, terdapat faktor lain yaitu
primigravida dimana 2 responden tersebut
adalah primigravida sehingga ini adalah
pengalaman pertama kehamilan dimana
tubuh membutuhkan penyesuaian dri lebih
terhadap perubahan hormonal yang terjadi,
sehingga beban tubuh semakin berat dan
memicu
terjadinya
hiperemesis
gravidarum.
Hasil penelitian juga menunjukkan
bahwa 4 responden yang mendapatkan
dukungan suami yang tidak baik tidak
mengalami hiperemesis gravidarum. Hal
ini juga dapat tejadi karena beberapa faktor
seperti kondisi psikologi ibu yang siap
dalam menghadapi kehamilan, kondisi
fisik ibu yang sehat, dan ibu multipara
sehingga lebih siap dalam menghadapi
kehamilan. Hal ini sesuai dengan teori
bahwa faktor predisposisi lain yang
ditemukan
berpengaruh
terhadap
hiperemesi gravidarum menurut Manuaba
(2010) diantaranya primigravida, mola
hidatidosa dan kehamilan ganda.
Hal diatas sesuai dengan penelitian
Arginia Della, 2011 dalam penelitiannya
kejadian hiperemesis gravidarum di RS
Bhakti Mulia Umum Periode Januari s.d
Desember 2013 yaitu, kejadian umur
hiperemesis gravidarum terbanyak pada
kelompok resiko rendah sebanyak 56
(77,78%) orang, sedangkan berdasarkan
paritas terbanyak pada kelompok resiko
tinggi (paritas 2-3) yaitu 42 (53,33%)
orang.
Berdasarkan uraian diatas dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan
dukungan
suami
dengan
kejadian
hiperemesis gravidarum pada ibu hamil.
Dimana semakin baik dukungan suami
akan mengurangi kejadian hiperemesis
gravidarum pada ibu hamil. Hasil
penelitian ini juga didukung dengan hasil
penelitian sebelumnya oleh Hal diatas
didukung oleh penelitian Octaviadon, 2011
dengan mengenai dukungan suami
terhadap kehamilan dengan kejadian
hiperemesis gravidarum didapatkan hasil
54,54% responden yang mendapat
dukungan
suami
tidak
menderita
hiperemesis
gravidarum.
Hal
ini
menunjukkan bahwa dukungan suami
sangat penting selam proses kehamilan dan
dapat mengurangi kejadian hiperemesis
gravidarum.
Keterbatasan penelitian.
Pengisian kuesioner pada penelitian
ini dilakukan di poliklinik saat ibu periksa
kehamilan, keadaan poliklinik yang cukup
ramai dapat mengurangi konsentrasi ibu
dalam pengisian kuesioner. Selain itu ibu
dengan mual muntah yang cukup parah
juga tidak fokus dalam mengisi kuesioner
yang diberikan oleh peneliti,
KESIMPULAN
Dukungan suami pada ibu hamil di
Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa
sebagian besar dalam kategori tidak baik
27 responden (67,5%) dan dalam kategori
baik sejumlah 13 responden (32,5%)..
Hiperemesis gravidarum pada ibu
hamil
sebagian
besar
mengalami
hiperemesis
gravidarum
yaitu
25
responden (62,5%) dan sisanya 15
responden (37,5%) tidak mengalami
hiperemesis
Ada hubungan dukungan suami
dengan kejadian hiperemesis gravidarum
pada ibu hamil dengan nilai signifikan
0,000 < 0,05.
SARAN
Diharapkan ibu yang mengalami
hiperemesis
gravidarum
untuk
meningkatkan pengetahuan tentang cara
pencegahan dan mengatasi hiperemesis
gravidarum dengan bertanya kepada
petugas kesehatan atau bidan desa
Hubungan Dukungan Suami dengan Kejadian Hiperemesis Gravidarum pada ibu hamil
di RSUD Ambarawa tahun 2015
7
sehingga ibu mengetahu cara terbaik
menghindari hiperemesis gravidarum.
Diharapkan
tenaga
kesehatan
memberikan
penyuluhan
dengan
melibatkan
suami
sehingga
dapat
memberikan dukungan yang baik bagi ibu
hamil.
Peneliti selanjutnya diharapkan agar
melakukan penelitian selanjutnya dengan
observasi
secara
langsung tentang
hyperemesis gravidarum sehingga hasil
lebih akurat dan dapat memperhatikan
faktor lain yang berpengaruh terhadap
hyperemesis
gravidarum
seperti
primigravida, mola hidatidosa dan
kehamilan ganda
DAFTAR PUSTAKA
[1] Asrinah,
dkk.
2010.
Asuhan
Kebidanan
Masa
Kehamilan.
Yogyakarta: Graha Ilmu
[2] Arikunto, S. (2010). Prosedur
Penelitian,
Pustaka
Pelajar
:
Yogyakarta.
[3] Rukiyah,dkk.
(2009).
Asuhan
Kebidanan 1 (kehamilan). Jakarta :
Trans Info Medika
[4] Cunningham. (2008). Acuan Nasional
Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta: EGC
8
[5] Data Rekam Medik RSUD Ambarawa
[6] Hidayat, R. (2010). Metode Penelitian
Kebidanan dan Teknik Analisis Data.
Jakarta : Salemba Medika.
[7] Hidayati,
R.
(2009).
Asuhan
Keperawatan
Pada
Kehamilan
Fisiologis Dan Patologis. Jakarta :
Salemba Medika.
[8] Manuaba
I.G.B.
(2010).
Ilmu
Kebidanan Penyakit Kandungan dan
KB untuk Pendidikan Bidan. Edisi II.
Jakarta: EGC
[9] Maulana, M. (2008). Panduan
Lengkap Kehamilan. Yogyakarta :
Kata Hati.
[10] Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta
[11] Prawirohardjo, S. (2008). Pelayanan
Kesehatan Maternal Dan Neonatal.
Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
[12] Ratna, D. (2010). Perawatan Ibu
Hamil. Yogyakarta : Panji Pustaka.
[13] Sugiono. (2010). Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif Dan R&D.
Bandung : CV Alfabeta.
[14] Varney, Helen. (2007). Buku Ajar
Asuhan Kebidanan, Edisi 4. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC
[15] Winkjosastro Hanifa. 2007. Ilmu
Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka
Hubungan Dukungan Suami dengan Kejadian Hiperemesis Gravidarum pada ibu hamil
di RSUD Ambarawa tahun 2015
Download