analisis bauran pemasaran tanaman hias pada pt

advertisement
ANALISIS BAURAN PEMASARAN TANAMAN HIAS PADA
PT BINA USAHA FLORA, KECAMATAN SUKARESMI,
KABUPATEN CIANJUR
VIVIV AFIFAH
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Bauran
Pemasaran Tanaman Hias pada PT Bina Usaha Flora Kecamatan Sukaresmi,
Kabupaten Cianjur adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, September 2013
Viviv Afifah
H34114080
*Pelimpahan hak cipta atas karya tulis dari penelitian kerja sama dengan pihak
luar IPB harus didasarkan pada perjanjian kerja sama yang terkait.
ABSTRAK
VIVIV AFIFAH. Analisis Bauran Pemasaran Tanaman Hias pada PT Bina Usaha
Flora Kecamatan Sukaresmi Kabupaten Cianjur. Dibimbing oleh NUNUNG
KUSNADI.
Studi tentang bauran pemasaran umumnya diterapkan pada usaha
manufaktur karena penerapannya relatif lebih mudah, sedangkan pada usaha
tanaman hias masih jarang dilakukan. Oleh karena itu, analisis bauran pemasaran
pada tanaman hias yang mempunyai karakteristik khusus menarik untuk diteliti.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan bauran pemasaran tanaman hias
pada PT Bina Usaha Flora. Proses hirarki analisis yang digunakan berdasarkan
sistem hirarki keputusan yang telah disusun. Hasil penelitian menyimpulkan
bahwa tujuan pemasaran yang diprioritaskan perusahaan adalah efisiensi
pemasaran perusahaan. Prioritas pertama dari bauran pemasaran untuk mencapai
efisiensi pemasaran adalah bauran harga. Bauran harga harga dilakukan dengan
penetapan harga berdasarkan segmentasi konsumen atau pasar. Prioritas terakhir
dari bauran pemasaran adalah tempat atau saluran distribusi dengan kriteria
utamanya yaitu memberikan informasi ketersediaan produk kepada konsumen.
Kata kunci: Bauran pemasaran, Tanaman hias, Proses Hirarki Analisis (PHA)
ABSTRACT
VIVIV AFIFAH. Analyze Marketing Mix of Ornamental Plants at PT Bina Usaha
Flora Kecamatan Sukaresmi Kabupaten Cianjur. Supervised by NUNUNG
KUSNADI.
Study of marketing mix is generally applied to a manufacturing business
as it’s easier to analyze. However, analyze marketing mix in ornamental plants
will also interesting as this study still quite rare in the previous research and also
interesting as this business have a specific characteristic compare to other
business. Therefore the purpose of this study is to determine the marketing mix of
ornamental plants business at PT Bina Usaha Flora. By using analytical hierarchy
process based on decision making hierarchical system, the results of this study
conclude that marketing efficiency is the first priority of company’s marketing
goal. The study also found that the first priority of marketing mix is Pricing which
is made based on customer or market segmentation. And the last priority of
marketing mix is the Place or distribution channel with the main criteria is as
information for consumer on product availability/supply.
Keywords: Marketing mix, Ornamental plants, Analytical Hierarchy process
(AHP)
ANALISIS BAURAN PEMASARAN TANAMAN HIAS PADA
PT BINA USAHA FLORA, KECAMATAN SUKARESMI,
KABUPATEN CIANJUR
VIVIV AFIFAH
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Agribisnis
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
Judul Skripsi
Nama
NIM
Analisis Bauran Pemasaran Tanaman Hias pada PT Bina
Usaha Flora Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur.
Viviv Afifah
H34114080
Disetujui oleh
D~
Kusnadi, MS
Pembimbing
Diketahui oleh
Tanggal Lulus:
"07 OCT 2013
Judul Skripsi
Nama
NIM
: Analisis Bauran Pemasaran Tanaman Hias pada PT Bina
Usaha Flora Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur.
: Viviv Afifah
: H34114080
Disetujui oleh
Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS
Pembimbing
Diketahui oleh
Dr. Ir.Nunung Kusnadi, MS
Ketua Departemen Agribisnis
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam
penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juni sampai Agustus 2013 ini ialah
pemasaran, dengan judul Analisis Bauran Pemasaran Tanaman Hias pada PT Bina
Usaha Flora, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Nunung Kusnadi, MS selaku
pembimbing, Ibu Dr Ir Ratna Winandi Asmarantaka, MS sebagai evaluator, Ibu
Dr Ir Netti Tinaprila, MM sebagai dosen penguji utama dan Ibu Eva Yolanda
Aviny Sp, MM selaku dosen penguji komisi pendidikan yang telah memberikan
saran. Selain itu penghargaan penulis sampaikan kepada Ibu Ir Ida Widaningsih,
Bapak Machmud, Bapak Jajat Sudrajat beserta seluruh staf PT Bina Usaha Flora,
yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga
disampaikan kepada kedua orang tua yaitu Bapak Jaja Musa, Ibu Aisah, saudara
saya Teteh Elis, dik Arifal, A’ andi dan seluruh keluarga atas doa dan kasih
sayangnya. Tidak lupa juga penulis ucapkan terima kasih kepada teman-teman
alih jenis Agribisnis dan teman-teman kos B11 dan C10 yang selalu memberikan
doa dan semangat.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, September 2013
Viviv Afifah
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Tujuan Penelitian
5
Manfaat Penelitian
5
Ruang Lingkup Penelitian
6
TINJAUAN PUSTAKA
6
Bauran Pemasaran pada Berbagai Jenis Usaha
6
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penentuan Bauran Pemasaran pada
Berbagai Jenis Usaha
9
KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka Pemikiran Teoritis
11
11
Definisi Pemasaran
11
Manajemen Pemasaran
12
Strategi Pemasaran
12
Konsep Bauran Pemasaran
13
Karakteristik Usaha Tanaman Hias
16
Kerangka Operasional
17
METODE PENELITIAN
19
Lokasi dan Waktu Penelitian
19
Jenis dan Sumber Data
19
Metode Pengumpulan Data
19
Pengolahan dan Analisis Data
20
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
27
Sejarah dan Perkembangan Perusahaan
27
Visi dan Misi Perusahaan
27
Lokasi dan Kondisi Perusahaan
28
Struktur Organisasi dan Manajemen Perusahaan
28
Sumberdaya Perusahaan
30
IDENTIFIKASI BAURAN PEMASARAN YANG DIJALANKAN PT BUF
31
Pengembangan Produk
32
Penetapan Harga
33
Tempat/ Saluran Distribusi
34
Promosi
35
Orang/ SDM
36
Proses
36
Bukti Fisik (Fasilitas Pendukung)
36
ANALISIS PRIORITAS BAURAN PEMASARAN PT BUF
37
Analisis Identifikasi Faktor-Faktor Penyusun Prioritas Bauran Pemasaran
37
Analisis Hasil Pengolahan Horizontal Elemen Tujuan
41
Analisis Hasil Pengolahan Horizontal Pemasaran untuk Mencapai Efisiensi
Pemasaran
42
Analisis hasil Pengolahan Horizontal Pemasaran untuk Meningkatkan
Penjualan
46
Analisis hasil Pengolahan Horizontal Pemasaran untuk Menciptakan
Keunggulan Bersaing
50
Analisis Hasil Pengolahan Vertikal
53
Analisis Hasil Pengolahan Vertikal untuk Prioritas Tujuan
53
Analisis Hasil Pengolahan Vertikal Prioritas Pemasaran
54
SIMPULAN
58
DAFTAR PUSTAKA
60
LAMPIRAN
63
RIWAYAT HIDUP
75
DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Nilai dan skala banding berpasangan
Matriks Pendapat Individu
Matriks Pendapat Gabungan
Nilai Indeks Acak (RI) Matriks Berorde 2-10
Hasil Pengolahan Horizontal Prioritas Tujuan Pemasaran Tanaman Hias
PT BUF.
Hasil Pengolahan Horizontal Prioritas Pemasaran Tanaman Hias PT
BUF untuk Mencapai Efisiensi Perusahaan.
Hasil Pengolahan Horizontal Prioritas Kriteria Bauran Pemasaran
Tanaman Hias PT BUF untuk Mencapai Efisiensi Perusahaan.
Hasil Pengolahan Horizontal Prioritas Pemasaran Tanaman Hias PT
BUF untuk Meningkatkan Penjualan.
Hasil Pengolahan Horizontal Prioritas Kriteria Bauran Pemasaran
Tanaman Hias PT BUF untuk Meningkatkan Penjualan.
Hasil Pengolahan Horizontal Prioritas Pemasaran Tanaman Hias PT
BUF untuk Menciptakan Keunggulan Bersaing.
Hasil Pengolahan Horizontal Prioritas Kriteria Bauran Pemasaran
Tanaman Hias PT BUF untuk Menciptakan Keunggulan Bersaing.
Hasil Pengolahan Vertikal Prioritas Tujuan Pemasaran Tanaman Hias
PT BUF.
Hasil Pengolahan Vertikal Prioritas Bauran Pemasaran Tanaman Hias
PT BUF.
Hasil Pengolahan Vertikal Prioritas Bauran Pemasaran Tanaman Hias
PT BUF.
22
23
23
25
41
42
43
46
47
50
51
53
54
55
DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
Bauran Pemasaran (Kotler, 2004)
Diagram Alir Kerangka Pemikiran
Model Struktur Hirarki
Diagram Alir Analytical Hierarchy Process (AHP)
Saluran Distribusi Pemasaran PT BUF
Hirarki Strategi Bauran Pemasaran Tanaman Hias PT BUF
13
18
21
26
34
40
DAFTAR LAMPIRAN
Per Kapita Sebulan Menurut
1 Persentase Pengeluaran Rata-Rata
Kelompok Barang Indonesia Tahun (2007-2012).
2 Kontribusi Tanaman Bahan Makanan yaitu Tanaman Pangan dan
Hortikultura Terhadap PDB Pertanian Tahun (2008-2012).
3 Nilai PDB hortikultura di Indonesia tahun 2008-2012 (milyar).
4 Perkembangan Nilai Ekspor Tanaman Hias Indonesia pada Tahun (20082012).
5 Produksi Tanaman Hias di Indonesia pada Tahun (2008-2012).
6 Jumlah Perusahaan, CV, Pengusaha dan Petani Tanaman Hias yang
Tergabung dalam ASBINDO Tahun 2013.
7 Total Penjualan Tanaman Hias PT. Bina Usaha Flora, Tahun ( 20112012) .
8 Daftar Harga Bedding Plants BUF Tahun 2013
9 Daftar Harga Linner PT BUF Tahun 2013
10 Daftar Harga Pot Plants PT BUF Tahun 2013
11 Daftar Harga Plugs/ Bibit PT BUF Tahun 2013
12 Struktur Organisasi PT BUF Tahun 2012.
13 Hasil Pengolahan Vertikal Prioritas Strategi Bauran Pemasaran Tanaman
Hias PT BUF.
14 Kuesioner Penelitian
64
64
65
65
66
67
67
68
69
70
71
72
73
76
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Hortikultura merupakan salah satu sektor pertanian yang sangat prospektif
bagi Indonesia karena dinilai baik untuk mengisi kebutuhan pasar domestik
maupun internasional. Hortikultura memiliki potensi permintaan pasar yang
sangat besar dan nilai ekonomi yang tinggi. Hal tersebut dapat dilihat dari
proyeksi departemen pertanian tentang ekspor hortikultura pada tahun 2011
mencapai 491.304 juta dolar AS atau mengalami peningkatan 8.9 persen dari
pencapaian tahun 20101.
Permintaan terhadap produk hortikultura yang semakin meningkat
didukung oleh kemajuan perekonomian, pendidikan, peningkatan jumlah
penduduk untuk pemenuhan kesehatan dan lingkungan. Berdasarkan data BPS
2012, persentase pengeluaran rata-rata per kapita sebulan menurut kelompok
barang Indonesia dari tahun 2007 hingga 2012 untuk bukan makanan 50 persen
sementara makanan 50 persen (Lampiran 1)2. Pengeluaran untuk makanan sebesar
50 persen dikelompokan menjadi 10 kelompok barang. Hortikultura menduduki
peringkat ketiga dengan nilai 6 persen setelah padi di peringkat dua sebesar 9
persen dan makanan jadi menduduki peringkat kesatu dengan nilai 12 persen.
Sektor hortikultura yang termasuk kedalam tanaman bahan makanan
menempati urutan pertama pada PDB pertanian di atas tanaman perkebunan dan
perikanan. Selama kurun waktu lima tahun ke belakang kontribusi tanaman bahan
makanan yaitu tanaman pangan dan hortikultura terhadap PDB pertanian sekitar 7
persen kemudian diikuti oleh perikanan sekitar 2-3 persen (Lampiran 2)3. Peranan
PDB menjadi salah satu indikator ekonomi makro yang cukup penting untuk
mengetahui peranan dan kontribusi yang diberikan komoditas hotikultura terhadap
pendapatan nasional.
Produk hortikutura terdiri dari jenis tanaman buah, tanaman sayuran,
tanaman hias (florikultura) dan tanaman obat. Masing-masing komoditas tersebut
meberikan kontribusi terhadap PDB nasional yang meningkat dari tahun 20082012 (Lampiran 3)4. Rata-rata nilai PDB hortikultura pada tahun 2008 hingga
2012 sebesar 3 persen. Peningkatan kontribusi yang diberikan subsektor
hortikultura tersebut mengindikasikan bahwa subsektor hortikultura memiliki
prospek yang baik untuk dikembangkan sehingga dapat berkontribusi positif
untuk kemajuan perekonomian Indonesia.
Tanaman hias atau florikultura merupakan salah satu komoditas
hortikultura yang memiliki kontribusi yang cukup besar dalam pertanian
Indonesia. Kontribusi PDB tanaman hias terhadap PDB hortikultura dalam
1
http://pusdatin.deptan.go.id/admin/satlak/Buku_Saku_Makro_TWIII2012.pdf (diakses
2013).
2
http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=05&notab=7
tanggal 24 Mei 2013).
3
http://pusdatin.deptan.go.id/admin/satlak/Buku_Saku_Makro_TWIII2012.pdf (diakses
2013)
4
http://pusdatin.deptan.go.id/admin/satlak/Buku_Saku_Makro_TWIII2012.pdf (diakses
2013)
19 mei
(diakses
19 mei
19 mei
2
beberapa tahun terakhir menunjukan nilai PDB yang cukup besar. Pada tahun
2008 kontribusi ekspor tanaman hias pada PDB Indonesia sebesar 3.258 ton atau
senilai 6.726 US$ dan meningkat mencapai volume 4.756 ton atau senilai 10.221
US$ di tahun 2012 (Lampiran 4)5. Peningkatan volume dan nilai ekspor tanaman
hias tersebut menunjukan bahwa permintaan dunia akan komoditi tanaman hias
masih tinggi.
Sebagai salah satu komoditas perdagangan internasional, tanaman hias
memiliki peluang pasar luar negeri yang cukup baik. Banyak negara yang
memanfaatkan tanaman hias sebagai sumber devisa negara yang dominan.
Indonesia menempati urutan ke 51 dunia sebagai pengekspor tanaman hias dengan
nilai perdagangan kurang dari USD 10 juta (Estefan, 2011). Negara tujuan ekspor
tanaman hias Indonesia adalah Singapura, Taiwan, Hongkong, Amerika Serikat
dan Belanda (Direktorat Jenderal Tanaman Hias 2008 dalam Estefan 2011).
Peluang agribisnis tanaman hias yang semakin membaik ini banyak
dimanfaatkan oleh para pelaku usaha baik skala kecil maupun besar, sehingga
tanaman hias telah berkembang di Indonesia. Hal tersebut memberi dampak pada
jumlah produksi tanaman hias pada periode 2008-2012 yang di perkirakan
mencapai 10-15 persen (Lampiran 5)6. Peningkatan angka produksi tersebut
diprediksikan akan terus meningkat disebabkan oleh semakin tingginya
permintaan pasar terhadap tanaman hias. Peningkatan permintaan tanaman hias di
Indonesia saat ini terkait program pemerintah yang menerapkan kota hijau. Hal
tersebut mengindikasikan bisnis tanaman hias dewasa ini cukup potensial
dikembangkan di Indonesia.
Pengaruh pola konsumsi masyarakat terhadap suatu produk dapat
mengakibatkan terciptanya sebuah trend. Tanaman hias termasuk produk yang
dipengaruhi oleh faktor trend yang selalu mengalami peningkatan dan penurunan
pada tingkat konsumsinya. Hal tersebut dikarenakan juga bahwa tanaman hias
merupakan kebutuhan tersier yang pemenuhannya setelah orang bisa memenuhi
kebutuhan pokok. Kebutuhan diluar kebutuhan pokok adalah produk-produk yang
memiliki sensitifitas tinggi. Suatu saat akan digemari dan harga akan tingi karena
permintaan banyak, namun disaat lain akan menurun tajam begitu permintaannya
berkurang (Hapsari 2011).
Dilihat dari potensi pasar, peluang pengembangan usaha tanaman hias
Indonesia yang cukup potensial, akan semakin mendorong minat pengusaha untuk
memproduksi tanaman hias, sehingga industri usaha tanaman hias semakin
berkembang. Perkembangan usaha tanaman hias di dalam negeri berkaitan erat
dengan meningkatnya pendapatan konsumen, tuntutan keindahan lingkungan,
pembangunan industri pariwisata serta pembangunan kompleks perumahan,
perhotelan dan perkantoran (Puspitasari 2012). Tumbuhnya kesadaran masyarakat
akan nilai-nilai estetika atau keindahan lingkungan tersebut mengakibatkan
banyak permintaan dari masyarakat akan tanaman hias. Akibat dari meningkatnya
permintaan tanaman hias berpeluang terhadap munculnya pasar-pasar baru yang
lebih luas dan selektif dalam kualitas.
5
http://hortikultura.deptan.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=340.nilaiimpor-dan-ekspor-flori-th2012&catid=57:ekspor-impor&Itemid=473 (diakses 19 Mei 2013).
6
http://hortikultura.deptan.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=321:florikultur
a-th2008-1012&catid=63:perkembangan&Itemid=453
3
Potensi pasar yang baik mengakibatkan industri baru masuk semakin
banyak. Menurut data Asosiasi Bunga Indonesia (ASBINDO)7 tercatat pada tahun
2004 ada 18 produsen bunga skala besar yang menjadi anggotanya, kemudian
tahun 2013 meningkat menjadi 48 anggota. Semakin berkembangnya usaha
tanaman hias menjadi kendala bagi para produsen untuk memperoleh pangsa
pasar tanaman hias di industri tanaman hias, sehingga menimbulkan persaingan
yang ketat diantara pengusaha tanaman hias di Indonesia. Salah satu anggotanya
adalah PT Bina Usaha Flora (PT BUF) yang berlokasi di Cipanas, Cianjur, Jawa
Barat.
Pemasaran merupakan ujung tombak keberhasilan suatu usaha untuk
memperoleh keuntungan. Akhir dari kegiatan pemasaran adalah konsumen merasa
puas terhadap produk yang dipasarkan, sehingga kegiatan dalam pemasaran
mengusahakan agar produk yang dipasarkan dapat diterima, disukai dan
dikonsumsi. Studi tentang bauran pemasaran umumnya dilakukan pada usaha
manufaktur karena penerapannya relatif lebih mudah, sedangkan pada usaha
tanaman hias masih jarang dilakukan. Sehingga analisis bauran pemasaran pada
tanaman hias yang mempunyai karakteristik khusus menarik untuk diteliti,
karena ciri khas dari pemasaran tanaman hias yang dipengaruhi oleh preferensi
konsumen relatif cepat berubah mengikuti trend, dinilai dari estetika baik
keindahan maupun keunikannya. Selain itu produk tanaman hias mudah rusak,
dibutuhkan dalam bentuk segar, serta harganya sering berfluktuasi antar waktu
dan tempat.
Selama ini PT BUF telah menjalankan usahanya dengan memperhatikan
beberapa aspek yang menyangkut pemasaran. Pemasaran yang dilakukan PT BUF
untuk memberikan kepuasan bagi konsumen yaitu dengan mengelompokkan
konsumen ke dalam kelompok yang memiliki ciri/sifat sama (segmentasi pasar),
sehingga pada pasar sasaran yang dituju bisa terarah. Adapun segmentasi dan
pasar sasaran yang dilakukan oleh PT BUF terdiri dari:
1. Pasar produsen : Grower
2. Pasar Konsumen : Real estate, Landscaper, Decorator, Taman tata kota, hotel,
Apartemen, Tempat wisata, Penggemar tanaman hias, Hobiis dan konsumen
biasa
Adanya trend permintaan pasar yang cenderung dinamis mengakibatkan
PT BUF tidak bisa memenuhi permintaan tersebut. Hal ini mengakibatkan
penjualan tanaman hias di PT BUF sering tidak menentu. Penjualan yang tidak
menentu salah satunya diakibatkan oleh permintaan konsumen yang tidak
mengetahui informasi ketersediaan produk. Konsumen sering memesan tanaman
hias dalam waktu yang mendesak, padahal proses produksi baik bibit maupun
tanaman hias yang siap pakai memerlukan waktu minimal tiga bulan. Selain itu
masalah yang dihadapi oleh perusahaan adalah banyaknya jumlah dan
karakteristik pesaing, baik yang berupa perusahaan sejenis maupun berbeda jenis
yaitu petani-petani atau pengusaha tanaman hias yang berada di wilayah yang
berbeda ataupun wilayah setempat (Lampiran 6)8. Pesaing-pesaing tersebut
menjadi ancaman serta menimbulkan kompetisi dan persaingan kuat dalam
industri tanaman hias.
7
http://www.asbindo.org/keanggotaan/anggota-terkini (diakses 24 Mei 2013).
8
http://www.asbindo.org/keanggotaan/anggota-terkini (dakses 3 Gustus 2013).
4
Banyaknya persaingan tersebut menjadi tantangan bagi PT BUF untuk
meningkatkan kemampuan bersaing serta memperluas pangsa pasarnya. Selama
ini dalam memperluas dan meningkatkan pangsa pasar ditengah persaingan yang
semakin kompetitif PT BUF telah menjalankan usaha dan kegiatan pemasaran
diantaranya adalah melakukan pemasaran melalui personal selling atau pemasaran
langsung (open house/pameran). Konsep bauran pemasaran sudah dilakukan sejak
awal berdirinya PT BUF. Namun bauran pemasaran tersebut selalu mengalami
perubahan karena adanya perkembangan zaman, sehingga berbagai usaha
pemasaran yang dilakukan PT BUF dirasakan belum efektif dalam melakukan
strategi penetrasi yang lebih baik dalam menunjang penjulan produknya
(Tinambunan 2005). Perusahaan juga sering mengalami kendala pemasaran yang
terkait ketersediaan tanaman hias yang selalu tidak sinkron antara permintaan
konsumen dengan tanaman hias yang tersedia di PT BUF. Hal ini mengakibatkan
pemasaran yang dilakukan di PT BUF kurang efisien.
Seiring dengan peningkatan persaingan diantara perusahaan-perusahaan
tanaman hias mengakibatkan PT BUF memerlukan pemasaran yang tepat untuk
mempertahankan dan meningkatkan usahanya. Selain itu pemasaran yang
dibutuhkan oleh PT BUF harus mampu mengolah sumberdaya yang tersedia
untuk bisa menjalankan usahanya secara efektif dan efisien. Oleh karena itu
diperlukan suatu studi yang mampu mempelajari dan menganalisis bauran
pemasaran tanaman hias yang paling efektif untuk diterapkan di PT BUF. Bauran
pemasaran yang dijalankan perusahaan dengan tepat diharapkan juga dapat lebih
memperkenalkan produk-produk yang di produksi oleh PT BUF, sehingga mampu
membawa perusahaan pada posisi stabil dalam persaingan yang semakin ketat,
agar mampu bertahan dan mampu meningkatkan usahanya sehingga perusahaan
akan mendapatkan keuntungan dengan menangkap konsumen potensialnya dan
mempertahankan pelanggan yang telah ada. Mengingat pentingnya bauran
pemasaran dalam mencapai visi dan misi perusahaan maka penelitian terhadap
analisis bauran pemasaran tanaman hias menjadi sesuatu yang penting untuk
diteliti.
Perumusan Masalah
PT Bina Usaha Flora (PT BUF) merupakan salah satu perusahaan yang
bergerak dalam bidang agribisnis tanaman hias. Perusahaan ini merupakan
perusahaan trendsetter berbagai jenis tanaman hias di Indonesia yang berupaya
memproduksi, mengembangkan, dan memperkenalkan produk tanaman hiasnya
agar menjadi komoditas yang diminati dipasaran dan mampu bersaing dengan
pengusaha tanaman hias lainnya.
Perusahaan dituntut untuk melakuka pemasaran yang tepat agar produknya
dapat terjual sesuai target yang diharapkan, namun pola permintaan pasar terhadap
tanaman hias di PT BUF ini tidak menentu dikarenakan keinginan pasar akan
suatu jenis komoditas tanaman hias cenderung berubah-ubah. Perubahan pola
selera pasar yang cenderung tajam akibat trend mendorong kinerja pengusaha
untuk selalu memantau perkembangan pasar tanaman hias. Perubahan trend akan
minat tanaman hias mengakibatkan PT BUF harus tetap mempertahankan minat
masyarakat akan tanaman hias yang dihasilkannya. Selain masalah trend,
komoditi tanaman hias memiliki kelemahan tidak bisa disimpan dalam waktu
5
yang lama. Hal tersebut mengakibatkan dalam beberapa waktu tertentu belum
terpenuhinya target penjualan yang sudah direncanakan sebelumnya oleh PT BUF
yang dapat dilihat dari data penjualan pada tahun 2011-2012 yang mengalami
fluktuasi atau bahkan pada bulan-bulan tertentu mengalami penurunan (Lampiran
7).
Berkembangnya industri tanaman hias di Indonesia memberikan dampak
positif bagi peningkatan pendapatan petani dan pengusaha tanaman hias tersebut,
namun perkembangan ini menimbulkan semakin ketatnya persaingan dalam
merebut pasar konsumen. Pesaing pada industri tanaman hias sejenis atau berbeda
jenis baik di dalam maupun di luar wilayah Jawa Barat mulai bermunculan
dengan menerapkan sistem yang sama dengan PT BUF untuk menarik perhatian
para konsumen. Oleh karena itu pada saat ini PT BUF sebagai bagian dari
pebisnis tanaman hias memerlukan penelitian dan pengembangan yang baik
tentang bagaimana caranya mengatur bauran pemasaran terbaik untuk
mempertahankan dan meningkatkan usahanya dalam iklim persaingan yang
semakin tinggi. Perusahaan perlu merancang suatu pemasaran yang fleksibel dan
efektif agar konsumen tetap mengingat keberadaan dari produk tanaman hias, dan
menciptakan permintaan pasar yang akan meningkatkan volume penjualan dan
memperbesar pangsa pasar. Penerapan bauran pemasaran harus dilakukan dengan
cermat dan hati-hati dengan memperhitungkan semua hal yang mempengaruhi
serta dampak yang akan timbul karena pemasaran akan berdampak jangka
panjang bagi kelangsungan hidup perusahaan atau organisasi
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan
yang dapat dikaji dalam penelitian ini, yaitu:
1. Bagaimana penerapan bauran pemasaran yang telah dilakukan di PT BUF?
2. Bauran pemasaran apa yang menjadi prioritas untuk setiap komponen bauran
pemasaran tanaman hias di PT BUF?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah
dikemukakan tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :
1. Mendeskripsikan penerapan bauran pemasaran yang telah dilakukan di PT
BUF
2. Menetapkan prioritas bauran pemasaran untuk setiap komponen bauran
pemasaran tanaman hias di PT BUF.
Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa memberikan manfaat dan
kontribusi bagi pihak-pihak terkait, seperti:
1. Bagi perusahaan PT BUF, sebagai masukan pertimbangan dalam mengambil
kebijakan dan penentuan bauran pemasaran yang berkaitan dengan strategi
pemasaran, dalam upaya menjalankan fungsinya sebagai perusahaan produk
agribisnis.
2. Bagi penulis, berguna untuk menambah pengetahuan dan kemampuan
menganalisa wawasan mengenai analisis kemampuan penerapan pemasaran
oleh pelaku agribisnis dan menciptakan kemampuan dalam memilih prioritas
6
bauran pemasaran serta sebagai media untuk menerapkan ilmu yang telah
diperoleh selama di bangku kuliah.
3. Bagi pembaca, sebagai bahan kajian mengenai pemasaran dan sebagai rujukan
bagi penelitian selanjutnya.
Ruang Lingkup Penelitian
Adapun ruang lingkup dalam penelitian ini adalah:
1. Perusahaan yang dipilih adalah PT BUF
2. Produk yang dikaji adalah tanaman hias yang diproduksi oleh PT BUF.
3. Lingkup kajian masalah yang diteliti adalah bauran pemasaran perusahaan,
faktor-faktor eksternal dan internal perusahaan. Dari analisis terhadap bauran
pemasaran dan lingkungan perusahaan diperoleh faktor-faktor penyusun hirarki
yang selanjutnya dianalisis dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy
Process (AHP).
TINJAUAN PUSTAKA
Bauran Pemasaran pada Berbagai Jenis Usaha
Suatu perusahaan akan berusaha memperoleh keuntungan dengan berbagai
strategi untuk mencapai kesuksesan pemasaranya. Salah satu konsep pemasaran
yang bisa menentukan peningkatan penjualan produk/jasa perusahaan dilakukan
dengan bauran pemasaran. Adapun bauran pemasaran yang bisa dilakukan dapat
berupa pengembangan produk, dan strategi penetrasi pasar meliputi penetapan
harga yang dapat bersaing, kelancaran ditribusi produk, serta promosi yang tepat
pada sasaran.
Pada perusahaan manufaktur bauran pemasaran sudah sering digunakan.
Produk yang dihasilkan setiap perusahaan harus memiliki kualitas yang baik.
Kualitas produk tercermin dari kemudahan dalam penggunaan dan perbaikan
keandalan, keawetan, variasi produk serta atribut yang lain. Adanya kualitas
produk dapat memenuhi atau memuaskan kebutuhan konsumen yang dinyatakan
atau tersirat untuk melaksanakan fungsinya. Menurut Herastuti (2006) dan Arrisa
(2008) pengembangan produk dapat dilakukan dengan perbaikan-perbaikan dalam
proses produksi menuju ke arah yang lebih baik dan menambah variasi produk
agar konsumen memiliki pilihan yang beragam sesuai dengan keinginan atau
permintaannya. Hal ini dikuatkan juga oleh penelitian yang dilakukan pada
produk olahan makanan bahwa produk yang dihasilkan dirancang sebaik mungkin
agar dapat dikonsumsi oleh semua golongan konsumen, menjaga konsistensi
produk, serta terus melakukan pengembangan produk, menganekaragamkan
produk dalam hal ukuran, harga, serta variasi jenis dan rasa (Hutabarat 2006).
Selain itu hal penting yang bisa dilihat dari produk adalah citra merek yang kuat
akan mempengaruhi keputusan konsumen untuk melakukan pembelian suatu
produk (Setiadi 2010).
7
Harga yang digunakan bervariasi tergantung dari jenis produk yang
dipesan konsumen, harga bahan baku ditingkat produsen, perantara, pabrik
standar karena sesuai dengan kualitas dari bahan baku tersebut (Arrisa 2008)
Penentuan harga yang dilakukan oleh suatu perusahaan bisa memperhatikan
biaya produksi, kemampuan konsumen sasaran dan harga pesaing. Penentuan
harga tersebut dilakukan agar bisa diterima di pasaran. Harga yang diterapkan
juga harus mampu menarik pelanggan lebih banyak agar volume penjualan total
dari seluruh bauran produk meningkat. Oleh karena itu harga biasanya digunakan
sebagai suatu indikator nilai apabila harga tersebut dihubungkan dengan manfaat
yang dirasakan atas konsumsi barang dan jasa, dan merupakan salah satu unsur
penting dalam meraih pangsa pasar serta mempengaruhi tingkat keuntungan yang
akan di dapat oleh pengusaha.
Distribusi bisa dilakukan dengan menggunakan alternatif transportasi yang
mudah terjangkau dan biaya lebih murah. Hal ini dilakukan agar permintaan
produk di pasaran dapat terpenuhi serta konsumen bisa memperoleh dan
menikmati produk tersebut dengan mudah dan murah, maka kegiatan
pendistribusian produk harus dilaksanakan dengan baik dan sistematis agar tidak
terjadi kemacetan dalam pendistribusian produk ke konsumen (Herastuti 2006).
Proses distribusi terkait dengan bauran tempat yang harus dipilih perusahaan
dilakukan untuk memudahkan dalam menangkap konsumen. Menurut Billah
(2008) kemudahan lokasi dan transportasi, kecepatan dan ketanggapan pegawai,
dan keramahan pelayanan, kejelasan iformasi, lingkungan yang rapih dan bersih
akan mempengaruhi dalam proses konsumen untuk meimilih produk/jasa yang
akan digunakan. Distribusi bisa dilakukan dengan langsung atau tidak langsung.
Menurut Octarina (2006) distribusi langsung dilakukan dengan menjual langsung
pada konsumen akhir, sedangkan distribusi tidak langsung perusahaaan bisa
menggunakan jasa distributor untuk memudahkan produk sampai dengan cepat
dalam kondisi yang baik di tangan konsumen.
Kegiatan promosi adalah komunikasi perusahaan dengan konsumen untuk
mendorong terciptanya penjualan. Komunikasi pemasaran memiliki beberapa cara
komunikasi yang disebut bauran komunikasi pemasaran atau disebut juga dengan
bauran promosi (promotional mix). Menurut Ashadi (2011) ada lima variabel
yang dilakukan perusahaan dalam bauran promosi, yaitu (1) Periklanan, kegiatan
yang paling banyak dilakukan dengan membuat materi promosi atau alat bantu
jual; (2) Hubungan masyarakat, kegiatan ini berupa kegiatan sponsor dan
konsultasi pelanggan kepada perusahaan; (3) Penjualan personal yaitu mendatangi
perusahaan-perusahaan industri, (4) Memberikan potongan harga dan (5) melalui
interaktif media yaitu adanya website perusahaan. Pada saat ini iklan yang
dilakukan juga bisa berupa media pertelevisian, radio, surat kabar dan majalah.
Bentuk iklan tersebut akan mempermudah perusahaan dalam memperkenalkan
produknya kepada konsumen. Menurut Octarina (2006) pada perusahaan jasa,
konsultan periklanan yang berkaitan dengan jenis, waktu, desain dan potongan
harga merupakan hal yang penting dalam menarik konsumen. Berbagai jenis
bauran promosi yang dilakukan oleh setiap perusahaan akan mempengaruhi
konsumen untuk melakukan pembelian. Pengaruh promosi penjualan mampu
menarik konsumen untuk melakukan pembelian pertama, namun pembelian
berulang yang dilakukan konsumen tersebut lebih diutamakan oleh kepuasan yang
diperolehnya dari kegiatan mengkonsumsi produk tersebut (Rachmawati 1998).
8
Bauran pemasaran pada perusahaan jasa menambahkan adanya bauran
orang/ SDM, proses dan bukti fisik. Menurut Wahyudi (2009) dalam upaya
strategi pemasaran agrowisata ketiga bauran pemasaran yang ditambahkan yaitu:
1. Bauran SDM dapat diupayakan dengan mengadakan pelatihan motivasi kepada
karyawan agar dapat meningkatkan kompetensi dalam pelayanan kepada
pengunjung.
2. Bauran proses diupayakan dengan melakukan evaluasi terhadap kinerja
perusahaan yang berkaitan dengan pelayanan kepada pengunjung.
3. Bauran bentuk fisik strategi operasonalnya dengan menyediakan memberikan
berbagai informasi tentang keberadaan perusahaan serta menyediakan fasilitas
yang akan memudahkan pengunjung.
Pada usaha yang menyangkut pertanian penerapan bauran pemasaran
tidaklah mudah. Mengingat produk pertanian yang mudah rusak, voluminous,
bulky serta tidak seragam. Hal tersebut menyebabkan harga yang terjadi pada
produk pertanian selalu berfluktuasi karena hasil produknya tidak pernah
menentu. Menurut Anantayoga (2002) untuk meningkatkan nilai penjualan pada
produk pertanian biasanya produk di grade sesuai kualitas, kemasan di buat
dengan khas dan pelayanan tidak hanya diberikan saat terjadi transaksi, tapi
pelayanan purna jual tetap terjaga. Bauran produk (product mix) juga dapat
dilakukan dengan meningkatkan kualitas produk dengan cara memperketat proses
sortir, meningkatkan frekuensi pemeriksaan, memilih bahan dan cara pengemasan
yang tepat (Sulistya 2008). Harga yang diterapkan oleh perusahaan produk
pertanian harus memperhatikan beberapa aspek yang bisa menghasilkan
keuntungan yang optimal. Hal ini dikuatkan juga oleh hasil penelitian Fatimah
(2002) bahwa harga yang diterapkan berorientasi biaya dengan memperhatikan
harga pesaing serta memperhitungkan tingkat keuntungan yang wajar. Proses
ditribusinya pun harus dilakukan dengan hati-hati dan diperlukan saluran
distribusi yang tepat agar penyampaian barang ke konsumen lancar, tepat waktu
serta menghindari kerusakan produk yang dipasarkan. Promosi untuk komoditi
pertanian sangat ditentukan juga oleh karakteristik/ciri yang terdapat dalam
komoditi pertanian tersebut. Bentuk promosi yang paling sering dilakukan hanya
berupa melobi dalam misi-misi perdagangan, promosi penjualan dengan
mengikuti pameran-pameran perdagangan, publisitas melalui surat kabar dan
majalah, periklanan melalui pamflet dan pemberian hadiah serta diskon terutama
di berbagai pusat perbelanjaan (Hanif 1998 dalam Ardi 2003).
Khusus untuk tanaman hias yang termasuk salah satu produk pertanian
memiliki karakteristik khusus dalam penerapan pemasaran. Menurut Nurdiansah
(2001) dan Nurmawati (2003) bauran pemasaran pada produk tanaman hias
diterapkan dengan pemberian merek, grading sesuai mutu, kemasan yang menarik
serta pelayanan yang baik memberikan kesan yang positif bagi penilaian
konsumen. Harga yang diterapkan kompetitif sesuai dengan kualitas dari produk
yang dihasilkan dan disamakan dengan pesaing. Saluran distribusinya di buat
semudah mungkin agar konsumen mudah menjangkaunya serta ketersediaan
produk di pasaran selalu diusahakan tersedia. Hal tersebut dapat dilakukan dengan
melaksanakan sistem kontrak pada beberapa distributor. Promosi yang dilakukan
untuk menarik konsumen dapat pula dilakukan sama dengan promosi untuk
komoditi manufaktur yaitu dengan iklan melalui media cetak maupun elektronik,
9
promosi penjualan, pemasaran langsung, pemberian diskon, hubungan masyarakat
dan mengikuti pameran (Hapsari 2011).
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penentuan Bauran Pemasaran pada
Berbagai Jenis Usaha
Dalam menentukan masing-masing bauran pemasaran dapat dilihat
beberapa faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut bisa berasal dari
internal maupun eksternal perusahaan. Faktor penentuan produk ditentukan oleh
penggunaan bahan baku, ketersediaan bahan baku secara kualitas dan kuantitas,
keunikan produk dari segi rasa, warna bentuk dan pengemasan. Selain itu faktor
penting yang perlu dipertimbangkan dalam produk yang dihasilkan oleh suatu
perusahaan adalah sikap konsumen. Sikap konsumen ini akan menentukan
bagaimana konsumen bereaksi terhadap produk dan bagaimana konsumen
memperoleh kepuasan akan nilai yang diharapkan dari produk (Hutabarat 2006).
Keputusan konsumen juga merupakan faktor penting yang akan mempengaruhi
elemen bauran pemasaran jasa terhadap brand image/citra merek (Setiadi 2010).
Menurut Octarina (2004) faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam
menetapkan harga antara lain biaya, keuntungan, harga pesaing dan perubahan
keinginan pasar. Faktor biaya yang dikeluarkan untuk suatu produk mulai dari
harga bahan baku, jenis bahan baku yang dipakai, keuntungan, upah pegawai,
transportasi dan pengiriman barang dan keinginan pasar (Herastuti 2006). Segmen
pelanggan juga bisa menjadi faktor dalam penetapan harga (Wahyudin 2009).
Daya tarik dari poduk dapat menjadi faktor dalam penetapan harga yang
kompetitif. Harga yang diterapkan secara kompetitif dengan memperhatikan
faktor-faktor tersebut dapat disesuaikan dengan mutu produk dan kemampuan
konsumen, sehingga perusahaan akan mendapatkan keuntungan sesuai dengan
tujuannya.
Berbagai macam faktor yang mempengaruhi dalam menentukan kombinasi
yang terbaik dari variabel-variabel bauran promosi untuk melaksanakan strategi
promosi yang efektif. Adapun faktor-faktor yang akan menjadi dasar dalam
menentukan alternatif strategi promosi adalah faktor kendala dan faktor
pendukung. Menurut Ashadi (2011) faktor kendala yang yang menjadi
penghambat dalam kegiatan promosi adalah: kendala manajemen (data dan info,
dana dan pengontrolan) dan kendala pesaing (promosi, merek dan harga),
sedangkan faktor pendukungnya adalah: perusahaan (sumberdaya manusia dan
sumberdaya pendukung), produk (brand image dan harga) serta saluran distribusi
(jaringan distribusi dan hubungan baik).
Menurut Wahyudi (2009) dalam upaya strategi pemasaran jasa agrowisata
fakotr-faktor yang mempengaruhi tiga bauran pemasaran yang ditambahkan yaitu:
1. Bauran SDM faktor yang mempengaruhinya adalah jumlah pemandu,
kompetensi karyawan, kesigapan pelayanan dan keramahan karyawan dalam
melayani pengunjung.
2. Bauran proses faktor yang mempengaruhinya adalah tanggapan atas keluhan,
kecepatan layanan dan kualitas layanan
3. Bauran bukti fisik faktor yang mempengaruhinya adalah menyediakan
penunjuk arah, tempat parkir, toilet, tempat ibadah, fasilitas bermain, gajebo,
desain dan layout serta kebun percobaan.
10
Penelitian analisis bauran pemasaran telah banyak dilakukan dengan jenis
produk atau komoditi yang berbeda dengan menggunakan AHP. AHP merupakan
uji analisis untuk mengetahui penerapan bauran pemasaran yang tepat bagi
perusahaan dalam strategi pemasarannya. Setiap perusahaan memiliki prioritas
(titik berat) yang berbeda-beda. Metode ini diakukan dengan memperhatikan
faktor pendukung dan faktor kendala. Menurut Wahyudi (2009) dari kendala yang
ada maka prioritas tujuan utama yang dilakukan adalah meningkatkan jumlah
pengunjung dan elemen bauran pemasaran yang utama untuk mencapai tujuan
perusahaan tersebut adalah bauran tempat dengan pemilihan lokasi yang strategis,
sedangkan prioritas terakhir adalah bauran orang dengan kompetensi karyawan
dan pemandu. Penerapan AHP dalam menentukan bauran pemasaran terlebih
dahulu harus diperhatikan tujuan atau sasaran yang ingin dicapai dari kegiatan
pemasaran yang dilakukan, sehingga terjadi kesesuaian antara tujuan dengan
strategi yang akan diterapkan. Strategi yang diterapkan oleh perusahaan untuk
menghadapi persaingan bisa memperhatikan kekuatan untuk memanfaatkan
peluangnya melalui pemeliharaan mutu produk, peningkatan kemampuan
produksi, pengembangan skala usaha dan peningkatan ketersediaan bahan baku.
Menurut Ivan (2009) faktor yang paling berpengaruh dalam alokasi bauran
pemasaran adalah perusahaan pesaing, aktor yang memiliki tingkat kepentingan
paling besar dalam kajian alokasi bauran pemasaran manajer ekspor, tujuan utama
yang ingin dicapai dalam pelaksanaan kajian alokasi bauran pemasaran,
mempertahankan pelanggan meningkatkan kualitas dan kuantitas produk melalui
pengawasan dan pengontrolan yang ketat.
Dari hasil beberapa penelitian yang telah dilakukan tersebut dapat
disimpulkan bahwa penelitian mengenai bauran pemasaran dengan menggunakan
metode AHP harus memperhatikan masalah-masalah yang menjadi faktor
pendorong dan penarik bagi seorang pengambil keputusan dalam menentukan
bauran pemasaran. Strategi pemasaran yang diterapkan dapat dilakukan dengan
menganalisis bauran pemasaran yang terdiri dari produk, tempat, harga promosi,
SDM, proses dan bukti fisik. Bauran pemasaran yang dianalisis tesebut akan
mempengaruhi kesesuaian antara tujuan dengan strategi yang akan diterapkan
oleh perusahaan.
Tempat penelitian dilakukan di PT BUF sama dengan penelitian terdahulu
yang dilakukan oleh Tinambunan (2005). Hal yang membedakan penelitian ini
dengan penelitian sebelumnya adalah pada metode yang digunakan. Penelitian
yang dilakukan oleh Tinambunan menggunakan metode SWOT dan QSPM,
sedangkan penelitian yang akan dilakukan menggunakan metode AHP.
Ada beberapa keunggulan Metode AHP dibandingkan dengan metode
yang lainnya (Firdaus 2008) yaitu:
1. Teknik AHP menyediakan prosedur yang sudah teruji efektif dalam
mengidentifikasi dan menentukan prioritas dalam pengambilan keputusan
yang kompleks.
2. Pentingnya teknik ini diaplikasikan karena mencakup penilaian secara
sekaligus baik yang bersifat kualitatif ataupun kuantitatif.
3. Teknik ini juga menyediakan prosedur untuk memeriksa kekonsistenan dalam
penilaian oleh tim sehingga mengurangi bias dalam penilaian pengambilan
keputusan.
11
KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka Pemikiran Teoritis
Definisi Pemasaran
Ada banyak pengertian pemasaran menurut beberapa ahli yang memiliki
pandangan yang hampir sama. Pemasaran disebut juga tataniaga karena istilah
niaga yang berarti dagang yang biasanya dijalankan melalui pasar untuk
menyampaikan suatu produk atau jasa dari produsen ke konsumen. Tataniaga
merupakan kegiatan dan usaha yang berhubungan dengan perpindahan hak milik
dan fisik barang-barang hasil pertanian dari produsen ke konsumen yang termasuk
didalamnya kegiatan-kegiatan tertentu yang menghasilkan perubahan-perubahan
bentuk dari barang yang ditujukan untuk mempermudah penyaluran dan
memberikan kepuasan yang lebih tinggi kepada konsumen (Limbong dan Sitorus,
1987 dalam Ivan 2009). Lebih lanjut lagi menurut American Marketing
Association (AMA) mendefinisikan pemasaran adalah fungsi organisasi dan
serangkaian proses untuk menciptakan, mengomunikasikan dan memberikan nilai
kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang
menguntungkan organisasi dan pemangku kepentingannya (Kotler 2009).
Menurut Asmarantaka (2012) pengertian pemasaran dapat ditinjau dari
dua aspek yaitu:
1. Aspek mikro (aspek manajemen), pemasaran dapat diartikan bagaimana
perusahaan atau organisasi secara individu dan kelompok mendapatkan apa
yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan
menukarkan produk dengan pihak lain sehingga tujuan perusahaan tercapai.
2. Aspek makro (aspek ekonomi), ruang lingkup pemasaran produk agribisnis
merupakan keseluruhan aliran produk agribisnis mulai dari petani produsen
sampai konsumen akhir yang meliputi seluruh aktifitas bisnis (fungsi-fungsi
pemasaran maupun seluruh pelaksanaanya (lembaga-lembaga pemasaran).
Berbagai macam pengertian pemasaran diatas pada prinsipnya mempunyai
pengertian yang sama begitu pula dengan pemasaran agribisnis yaitu suatu proses
apa yang terjadi dengan produk agribisnis, dan bagaimana proses produk
agribisnis tersebut mengalir mulai dari produsen (petani) sampai ke konsumen
akhir. Sehingga tujuan dari produsen untuk memperoleh keuntungan dan
konsumen bisa mencapai kepuasan dapat tercapai secara efektif dan efisien.
Pemasaran/tataniaga mempunyai 3 fungsi (Limbong dan Sitorus 1987)
dalam Asmarantaka (2012) yaitu:
1. Fungsi pertukaran, merupakan kegiatan yang memperlancar perpindahan hak
milik dari barang dan jasa yang dipasarkan, yang terdiri dari fungsi penjualan
dan fungsi pembelian
2. Fungsi fisik, yaitu semua tindakan yang langsung berhubungan dengan barang
dan jasa sehingga menimbulkan kegunaan tempat, bentuk dan waktu. Fungsi
fisik meliputi kegiatan penyimpanan, pengolahan dan pengangkutan
3. Fungsi fasilitas, yaitu semua tindakan yang betujuan untuk memperlancar
kegiatan pertukaran yang terjadi antara produsen dan konsumen yang terdiri
12
dari empat kegiatan yaitu standarisasi dan grading, penanganan resiko,
pembiayaan dan informasi pasar.
Pemasaran merupakan suatu cara yang dilakukan suatu perusahaan untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Kegiatan pemasaran bukan hanya
sekedar menjual barang dan jasa, tapi pengertiannya bisa lebih luas karena
pemasaran merupakan suatu proses kegiatan sosial dan manajerial yang
didalamnya setiap individu dan kelompoknya mendapatkan apa yang mereka
butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, menukarkan produk
yang bernilai dengan pihak lain.
Manajemen Pemasaran
Proses pemasaran terjadi atau sudah dimulai jauh sebelum barang-barang
diproduksi dengan memperhatikan konsumen potensial dan konsumen pada saat
ini. Hal tersebut berarti bahwa pemasaran merupakan suatu sistem keseluruhan
dari kegiatan-kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menetapkan
harga, mempromosikan serta mendistribusikan produk-produk jasa dan gagasan
yang dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan kepada pasar sasaran dengan
maksud untuk mencapai tujuan perusahaan.
Menurut Kotler (2004) manajemen pemasaran adalah penganalisaan,
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan program-program yang ditujukan
untuk mengadakan pertukaran dengan pasar yang dituju untuk mencapai tujuan
organisasi. Tugas yang diperlukan untuk manajemen yang sukses antara lain
adalah mengembangkan strategi dan rencana pemasaran, menangkap pemahaman
pemasaran, berhubungan dengan pelanggan, membangun merek yang kuat,
membentuk penawaran pasar, menghantarkan nilai, mengkomunikasikan nilai
serta menciptakan pertumbuhan jangka panjang (Kotler 2009).
Strategi Pemasaran
Pada dasarnya strategi pemasaran merupakan rencana secara keseluruhan
yang di rancang, dan terintegrasi di bidang pemasaran yang memberikan panduan
kegiatan yang akan dijalankan untuk dapat memastikan tercapainya tujuan
pemasaran suatu perusahaan. Menurut Tjiptono (2008) strategi pemasaran
merupakan rencana yang menjabarkan ekspektasi perusahaan akan dampak dari
berbagai aktivitas atau program pemasaran terhadap permintaan prroduk atau lini
produknya di pasar sasaran tertentu.
Strategi pemasaran merupakan bagian internal dari strategi bisnis yang
akan memberikan arah pada semua fungsi manajemen suatu organisasi dalam
kaitannya dengan variabel-variabel seperti segmentasi pasar, identifikasi pasar
sasaran positioning, elemen dan biaya bauran pemasaran. Fokus perhatian proses
pengembangan strategi pemasaran yaitu pada kualitas atau mutu strategi. Strategi
dengan kualitas baik tersebut dapat dibangun dari hasil kajian baik faktor internal
maupun eksternal, sehingga mampu mendorong kinerja pemasaran.
13
Konsep Bauran Pemasaran
Menurut Kotler (2004) bauran pemasaran adalah seperangkat alat
pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan
pemasarannya di pasar sasaran yang diklasifikasikan menjadi empat elemen yaitu
: product (produk), price (harga), place (tempat) dan promotion (promosi).
Pemasaran yang dilakukan suatu perusahaan tidak hanya berorientasi untuk
melayani dan memenuhi kebutuhan pelanggan atau konsumen tetapi juga
perusahaan harus mampu bersaing dengan perusahaan lain. Kebutuhan pelanggan
dapat terpenuhi dengan strategi pemasaran yang terintegrasi yang lebih di kenal
dengan strategi bauran pemasaran. Bauran pemasaran yang di maksud meliputi
perencanaan produk, penetapan harga, saluran distribusi dan promosi. Perusahaan
yang telah membuat rencana untuk mencapai sasaran dan tujuan memerlukan
bauran pemasaran yang merupakan bentuk strategi penting dalam pemasaran.
Unsur-unsur bauran pemasaran yang terdiri dari empat elemen utama yang dapat
mempengaruhi dalam pelaksanaan strategi pemasaran dapat dilihat pada Gambar
1.
Bauran
Pemasaran
Produk
Ragam produk
Kualitas desain
Fitur
Nama Merek
Kemasan
Ukuran
Layanan
Jaminan Pengembalian
Tempat
Saluran
Cakupan
Pilihan Lokasi
Persediaan
Transportasi
Harga
Harga terdaftar
Diskon
Potongan pembayaran
Periode pembayaran
Syarat kredit
Promosi
Promosi penjualan
Periklanan
Tenaga penjualan
Hubungan masyarakat
Pemasaran Langsung
Gambar 1 Bauran Pemasaran (Kotler 2009a)
1.
Product (Produk)
Produk mencakup objek fisik orang, jasa, tempat, organisasi dan gagasan
serta termasuk juga kualitas, bentuk, desain, ragam, merek dan kemasan.
Menurut Kotler (2009) produk merupakan segala sesuatu yang ditawarkan ke
pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau dikonsumsi sehingga dapat
memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan. Berdasarkan karakteristik
produknya pemasaran mengklasifikasikan produk menjadi tiga jenis
berdasarkan wujudnya, yaitu: barang habis pakai, barang tahan lama dan jasa
(Kotler 2004). Kualitas produk telihat dari kemudahan dalam penggunaan dan
14
perbaikan keandalan, keawetan, serta atribut bernilai yang lain, sehingga
dengan adanya kualitas produk dapat memenuhi atau memuaskan kebutuhan
yang dinyatakan atau yang tersirat untuk melaksanakan fungsinya.
Menurut Asmarantaka (2012) produk agribisnis yang dipadukan dalam bauran
produk harus saling melengkapi, baik dalam saluran pemasaran maupun
pemenuhan kebutuhan pelanggan, sehingga perusahaan dapat efisien dalam
memperoleh keuntungan. Analisis bauran produk perlu di analisis untuk
menghasilkan produk yang diinginkan dan dapat memuaskan konsumen.
Setelah analisis produk dilakukan perusahaan dapat menentukan segmen dan
target pasar dari produk yang dihasilkan tersebut. Aktivitas berikutnya adalah
penetapan bauran produk keanekaragaman dalam suatu lini produk,
karakteristik produk, macam atau jenis produk, ukuran produk, mutu/kualitas
produk, kemasan, pelayanan, garansi, dan desain (Asmarantaka 2012).
2. Price (Harga)
Harga merupakan salah satu atribut yang akan menentukan jumlah
permintaan konsumen (pelanggan). Jika nilainya meningkat, hal ini berarti juga
bahwa manfaat yang dirasakan konsumen meningkat. Volume penjualan
ditentukan oleh keputusan pemasaran dalam menentukan harga produk,
sehingga perusahaan harus menetapkan suatu harga dengan baik agar harga
tersebut mampu menutupi semua biaya produksi serta lebih dari itu untuk
mendapatkan keuntungan yang akan diperoleh perusahaan serta penentu bagi
keberlangsungan perusahaan dalam pasar. Strategi penetapan harga dapat
dijadikan perusahaan untuk bersaing dengan para pesaing dengan melihat mutu
atau kualitas dan harga produk.
Metode penetapan harga secara umum dapat dibagi menjadi empat kategori
utama yaitu metode penetapan harga berbasis permintaan, berbasis biaya,
berbasis laba dan berbasis persaingan. Harga produk-produk tertentu
diturunkan sampai dibawah harga pokok (modal), dengan tujuan dapat menarik
pelanggan lebih banyak dan juga volume penjualan total dari seluruh bauran
produk meningkat (Asmarantaka 2012). Perusahaan harus mempertimbangkan
banyak faktor dalam menentukan kebijakan penetapan harga, agar sesuai
dengan nilai yang ditukarkan konsumen untuk manfaat memiliki atau
menggunakan produk/jasa.
3. Place (Tempat) atau saluran distribusi
Lokasi atau upaya yang dilakukan perusahaan agar pelanggan memperoleh
produk yang diinginkan serta tersedianya produk setiap saat sesuai dengan
tempat, dan waktu yang diinginkan konsumen merupakan pengertian dari
tempat atau saluran distribusi. Saluran pemasaran yang dipilih dapat berupa
distribusi langsung, distribusi tidak langsung dan kombinasi keduanya (Kotler
2004). Bauran pemasaran pada jenis tempat ini adalah lembaga pemasaran
yang akan digunakan untuk menyalurkan produk, saluran yang akan
ditempuh/dilalui, alat transportasi yang akan digunakan, cakupan wilayah,
inventaris dan waktu untuk mendistribusikan produk (Asmarantaka 2012).
4. Promotion (Promosi)
Perhatian yang diberikan oleh konsumen merupakan hasil dari suatu
kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan melalui promosi dengan cara
mengkomunikasikan keunggulan produknya. Menurut Asmarantaka (2012)
15
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
promosi merupakan berbagai aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan untuk
tujuan menginformasikan, membujuk, mempengaruhi konsumen atau
pelanggan untuk membeli produk yang dihasilkan perusahaan.
Bauran promosi terdiri dari lima cara utama (Kotler 2004) yaitu :
Periklanan adalah segala bentuk penyajian non-personal dan promosi ide,
barang atau jasa suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran.
Promosi penjualan adalah kumpulan insentif yang beragam, kebanyakan
berjangka pendek, dirancang untuk mendorong pembelian suatu produk atau
jasa tertentu secara lebih cepat dan lebih besar oleh konsumen atau pedagang.
Pemasaran langsung melalui penggunaan surat, telepon dan alat penghubung
non-personal lainnya untuk berkomunikasi dengan atau mendapatkan respon
dari pelanggan dan calon pelanggan tertentu.
Penjualan personal adalah interaksi langsung antar satu atau lebih calon
pembeli dengan tujuan melakukan pembelian.
Hubungan masyarakat melibatkan berbagai program yang dirancang untuk
mempromosikan atau menjaga citra perusahaan atau produk-produknya
Betapapun berkualitasnya suatu produk, bila konsumen belum pernah
mendengarnya serta tidak yakin bahwa produk tersebut akan berguna bagi
mereka, maka mereka tidak akan pernah membelinya. Produk yang akan
dipasarkan harus dikenal jelas oleh perusahaan secara mendetail, agar dalam
memilih media untuk promosi berhasil menetapkan strategi promosi produk
yang akan dipasarkannya.
Berdasarkan konsep Kotler (2009) dalam upaya strategi pemasaran ada
tiga bauran pemasaran yang ditambahkan untuk usaha jasa orang, proses dan
bukti fisik. Ketiga bauran pemasaran tersebut dilihat lebih jauh lagi oleh
Hurriyati (2005) yaitu:
Orang/partisipan adalah semua pelaku yang memainkan peranan dalam
penyajian jasa, sehingga mempengaruhi persepsi pembeli. Elemen-elemen dari
‘people’ adalah pegawai perusahaan, konsumen, dan konsumen lain dalam
lingkungan jasa. Semua sikap dan tindakan karyawan, bahkan cara berpakaian
karyawan dan penampilan karyawan mempunyai pengaruh terhadap persepsi
konsumen atau keberhasilan penyampaian jasa. Pemasaran produk atau jasa
dapat dinilai sukses atau tidaknya oleh keterampilan dan kompetensi
karyawannya. Oleh karena itu karyawan perlu dilatih untuk mengembangkan
sikap-sikap baru terhadap para pelanggan dengan menekankan bahwa
perusahaan akan memusakan pelanggan.
Bauran proses adalah semua prosedur aktual, mekanisme dan aliran aktivitas
yang digunakan untuk menyampaikan jasa dalam menjalankan dan
melaksanakan aktifitasnya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan
konsumennya. Proses melibatkan prosedur-prosedur, tugas-tugas, jadwaljadwal, mekanisme-mekanisme, aktifitas-aktifitas dan rutinitas-rutinitas dengan
apa produk (barang atau jasa) disalurkan ke pelanggan. Proses juga dapat
diartikan sebagai bentuk perhatian dari perusahaan kepada pelanggannya.
Menurut Umar (2003) dalam Wahyudi (2009) perhatian secara individual yang
diberikan kepada pelanggan seperti kemudahan untuk menghubungi
perusahaan, kemampuan karyawan untuk berkomunikasi dengan pelanggan
dan usaha perusahaan untuk memahami keinginan dan kebutuhan
pelanggannya.
16
3. Sarana/bukti fisik merupakan suatu hal yang secara nyata turut mempengaruhi
keputusan konsumen untuk membeli dan menggunakan produk jasa yang
ditawarkan. Unsur-unsur yang termasuk dalam sarana fisik antara lain
lingkungan fisik dalam hal ini bangunan fisik, peralatan, perlengkapan, logo,
warna dan barang-barang lainnya yang disatukan dengan service yang
diberikan seperti tiket, sampul, label dan lain sebagainya. Bukti fisik
berhubungan dengan fasilitas yang diharapkan pelanggan yang akan
meningkatkan kenyamanan. Menurut Wahyudi (2009) bukti fisik merupakan
lingkungan fisik perusahaan dimana layanan diciptakan, penyediaan dan
pelanggan berinteraksi yang meliputi keputusan kunci mengenai desain dan
layout bangunan, misalnya tempat duduk, toilet, tempat ibadah, parkir dan
sebgainya yang dibutuhkan pelanggan.
Karakteristik Usaha Tanaman Hias
Tanaman hias merupakan tanaman yang mempunyai nilai estetika yang
dilihat dari keindahan baik dalam bentuk, tajuk, bunga, maupun warnanya.
Menurut Puspitasari (2012) tanaman hias yang dibudidayakan mempunyai tujuan
untuk dinikmati keindahanya. Berbagai jenis tanaman hias umumnya selain
ditanam untuk menghijaukan serta mempercantik taman juga digunakan sebagai
tanaman hias dalam pot yang disimpan dalam ruangan di meja atau areal sekitar
rumah, hotel, perkantoran, apartemen dan restoran. Pada umumnya karakteristik
dari tanaman hias yang mudah rusak dan dibutuhkan dalam bentuk segar, serta
harganya sering berfluktuasi antar waktu dan tempat. Oleh karena itu penanganan
yang dilakukan harus benar-benar berkesinambungan antara aspek produksi,
distribusi dan konsumsi (Imani 2008). Karakteristik yang dimiliki tanaman hias
tersebut menjadikan pengusaha-pengusaha tanaman hias memerlukan strategi
dalam penangananya, mulai dari budidaya sampai dengan pemasaran.
Pemasaran tanaman hias dipengaruhi oleh preferensi konsumen yang
relatif cepat berubah. Konsumen akan cenderung membeli tanaman hias jika
kebutuhan primer sudah terpenuhi dan budget untuk membeli tanaman hias ada.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembelian konsumen terhadap tanaman hias
bisa dipengaruhi pendapatan konsumen, harga tanaman hias, jarak tempat tinggal,
usia, informasi, dan jenis kelamin. Oleh sebab itu persepsi konsumen akan
membantu perusahaan dalam mengevaluasi strategi pemasaran yang telah
diterapkan dan menentukan segmentasi pasar, target pasar dan posisi pasar yang
menguntungkan, dimana perusahaan mengidentifikasi dan menciptakan produk
yang dapat memenuhi permintaan dan kebutuhan konsumen (Safitri 2006) dalam
(Hapsari 2011).
Banyaknya permintaan akan tanaman hias membuat para petani dan
pengusaha-pengusaha agribisnis menjadikan tanaman hias sebagai alternatif usaha
yang layak untuk dijalankan karena memberikan kontribusi pendapatan yang
cukup tinggi. Hal ini dikuatkan Lubis (2003) dalam hasil penelitiannya bahwa
usaha tanaman hias layak dijalankan karena dapat memberikan keuntungan
dengan tingkat pengembalian yang relatif tidak terlalu lama.
Menurut Tinambunan (2005) akhir-akhir ini permintaan tanaman hias
semakin meningkat yang disebabkan antara lain oleh:
17
1. Pertambahan penduduk kota dengan kecendrungan terjadinya peningkatan
pendapatan.
2. Pembangunan komplek-komplek perumahan, perkantoran, perhotelan,
restoran, dan apartemen atau kondominimum.
3. Perubahan selera dan gaya hidup masyarakat.
Kerangka Operasional
Perubahan preferensi konsumen terhadap tanaman hias terus berkembang
mengakibatkan meningkatnya permintaan akan tanaman hias tersebut. Kondisi ini
menjadi prospek yang bagus bagi perkembangan usaha tanaman hias serta
menuntut bisnis tanaman hias tidak hanya mengembangkan produknya saja,
namun para pengusaha ini juga harus memberikan pelayanan jasa yang bagus agar
tanaman hias yang ditawarkan bisa menarik banyak konsumen atau pelanggan.
PT Bina Usaha Flora (PT BUF) merupakan salah satu perusahaan yang
bergerak dalam agribisnis florikultura. Produk yang dihasilkan oleh PT BUF
berupa bibit (plug), bedding plants, tanaman hias pot, tanaman hias daun, bunga
potong dan tanaman landscape. Semua tanaman yang dihasilkan dibudidaya
sendiri mulai dari perencanaan produksi sampai dengan pemasarannya.
Adanya persaingan usaha yang semakin kompetitif menuntut PT BUF
untuk selalu meningkatkan penjualannya agar dapat mencapai tujuan perusahaan
untuk meningkatkan keuntungan agar menjadi perusahaan tanaman hias yang
potensial untuk dikembangkan di Jawa Barat. Selain itu Keadaan yang perlu
mendapat perhatian PT BUF yaitu adanya penurunan penjualan yang
mengakibatkan penurunan pendapatan perusahaan yang disebabkan oleh adanya
trend dari permintaan tanaman hias. Belum adanya prioritas bauran pemasaran
yang tersusun dan terkonsep dengan jelas di PT BUF menuntut pihak pengelolan
PT BUF untuk memperbaiki sistem pemasarannya terutama dari segi prioritas
bauran pemasarannya sehingga dapat diperoleh dan dipahami prioritas-prioritas
utama dari setiap elemen bauran pemasarannya.
Pemasaran yang baik dan tepat harus mencakup semua unsur bauran
pemasaran serta disesuaikan dengan karakteristik perusahaan. Konsep bauran
pemasaran umumnya terdiri dari produk, harga, tempat/saluran distribusi dan
promosi. Seiring perkembangan zaman yang semakin modern, suatu usaha yang
diterapkan biasanya tidak hanya menawarkan produk yang dihasilkan akan tetapi
dalam upaya meningkatkan dan mempertahankan konsumennya para pengusaha
memadukan bisnisnya dengan menambahkan tiga bauran pemasaran yang
mencakup orang, proses dan bukti fisik.
Selain produk tanaman hias yang di produksi di PT BUF tersebut,
perusahaan ini memberikan pelayanan pelayanan jasa yang akan memudahkan
konsumen untuk memperoleh produk yang dihasilkannya. Selain itu pelayanan
purna jual kepada konsumen atau pelanggan juga terus diupayakan. Hal ini
dilakukan agar konsumen merasa nyaman dan senang melakukan pembelian di PT
BUF. Dari informasi yang didapatkan tersebut dapat dijelaskan bahwa dalam
pemasaran tanaman hias di PT BUF tidak hanya menerapkan empat bauran
pemasaran saja, namun dengan adanya pelayanan-pelayanan jasa yang diberikan
18
peneliti mengidentifikasikan konsep bauran pemasaran yang diterapkan di PT
BUF menjadi tujuh bauran pemasaran.
Pada umumnya pihak manajemen perusahaan agak sulit melaksanakan
penerapan ketujuh bauran pemasaran secara bersamaan, sehingga diperlukan
proses pengambilan keputusan untuk menentukan bauran pemasaran yang
menjadi prioritas dalam pelaksanaannya. Penentuan bauran pemasaran yang
menjadi prioritas dengan analisis bauran pemasaran yang tepat bagi perusahaan
akan dicapai melalui identifikasi faktor-faktor penyusun bauran pemasaran,
pemilihan alternatif bauran pemasaran yang tepat dalam menghadapi kendala dan
menganalisis kegiatan pemasaran terhadap penjualan. Melalui identifikasi faktorfaktor penyusunan bauran pemasaran yang tepat dalam menghadapi kendala
dianalisis dengan metode AHP. Permasalahan yang ingin dipecahkan dalam
perusahaan ada dua hal. yaitu pertama mengkaji faktor-faktor apa saja yang
dipertimbangkan dalam menyusun bauran pemasaran yang dijalankan oleh PT
BUF. Kedua, berdasarkan faktor-faktor yang ada diperusahaan, peneliti
menganalisis bauran pemasaran yang tepat untuk perusahaan dengan
mempertimbangkan kendala dan pendukung yang terdapat dalam perusahaan,
kemudian dilakukan penyusunan hirarki, dilanjutkan dengan penetapan prioritas,
selanjutnya ditentukan konsistensi logisnya. Setelah itu AHP dilakukan untuk
menganalisis bauran pemasaran PT BUF, sehingga bisa diperoleh bauran
pemasaran yang paling efektif bagi pengembangan usaha di PT BUF. Secara
keseluruhan bagan kerangka pemikiran penelitian mulai dari kondisi perusahaan
yang melatarbelakangi penelitian serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Tahap penginputan data, pengolahan data, output yang dihasilkan, sampai kepada
kondisi yang diharapkan perusahaan dapat dilihat dengan jelas pada Gambar 2.
Prospek usaha tanaman hias
Kendala Pemasaran di PT BUF
Kegiatan Pemasaran
Produk
Harga
Alokasi Bauran
Tempat Pemasaran
Promosi saatSDM
ini
Proses
Bukti Fisik
Faktor Penyusun Bauran Pemasaran Tanaman Hias
Analytical Hierarchy Process (AHP)
Penyusunan Hirarki
Penetapan Prioritas
Konsistensi Logis
Bauran Pemasaran PT BUF
Gambar 2 Bagan Kerangka Pemikiran Operasional
19
METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di PT Bina Usaha Flora (PT BUF) yang
merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam agribisnis florikultura.
Perusahaan ini berlokasi di Jl. Raya Mariwati Km 5,5 Desa Kawungluwuk,
Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan
secara sengaja dengan pertimbangan perusahaan ini adalah perusahaan yang sudah
lama berdiri dan cukup berpengalaman dalam menghasilkan berbagai jenis
tanaman hias yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dengan teknologi yang
digunakan sudah cukup maju dan penggunaan benih unggul standar internasional.
Perusahaan ini menjadi salah satu perusahaan trendsetter atau perintis dalam
usaha tanaman hias untuk wilayah Jawa barat. Penelitian ini dilakukan pada bulan
Juni-Agustus 2013.
Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung dan wawancara.
Pengamatan langsung di lapangan dan pengisian kuesioner yang dilakukan oleh
pihak yang dianggap paling berkompeten di PT BUF sebanyak tiga orang, yaitu:
General Manajer, Marketing Manager dan Supervisor. Data sekunder berupa studi
literatur dan data-data lain yang berkaitan dengan topik penelitian ini diperoleh
dari perpustakaan, dokumen, buku, internet, literatur-literatur atau tulisan-tulisan
hasil penelitian serta laporan manajemen PT BUF yang berhubungan langsung
dengan pihak-pihak perusahaan yang berkepentingan dan relevan dengan topik
penelitian. Data sekunder juga diperoleh dari data Departemen Pertanian, Badan
Pusat Statistik (BPS), pencatatan laporan perusahaan.
Metode Pengumpulan Data
Data mengenai analisis bauran pemasaran perusahaan diperoleh melalui :
1. Pengisian kuesioner, yaitu dengan membagikan beberapa daftar pertanyaan
yang berkaitan dengan topik penelitian kepada pihak manajemen yang ada di
perusahaan.
2. Wawancara, yaitu dengan melakukan kegiatan wawancara kepada pihak-pihak
perusahaan yang dianggap paling kompeten sesuai dengan topik penelitian
4. Studi kepustakaan, yaitu dengan cara mencari literatur, penelusuran data
kepustakaan, buku serta internet yang relevan dengan penelitian.
Pemilihan responden untuk pemilihan alternatif bauran pemasaran
tanaman hias pada PT BUF dilakukan dengan menggunakan metode purposive
20
(secara sengaja). Responden dipilih secara sengaja dengan mempertimbangkan
faktor tentang pemahaman responden mengenai bauran pemasaran tanaman hias
di PT BUF. Jumlah responden terdiri dari tiga orang, karena dalam metode AHP
sendiri tidak memiliki perumusan tertentu untuk mengambil jumlah sampel yang
tepat, hanya terdapat batas minimum yaitu dua orang responden. Responden yang
dipilih dilakukan dengan pertimbangan bahwa mereka benar-benar menguasai,
mempengaruhi pengambilan kebijakan, dan mengetahui informasi yang
dibutuhkan serta dapat mewakili keseluruhan populasi.
Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data dilakukan dengan metode AHP. Berdasarkan kerangka
kerja AHP, penelitian diawali dengan pembuatan hirarki yang disusun
berdasarkan studi literatur, data dokumenter perusahaan, hasil wawancara dan
dengan konfirmasi dengan pihak perusahaan. Struktur hirarki yang telah disusun
akan menjadi dasar dalam pembuatan kuesioner hasil wawancara dan dengan
konfirmasi dari pihak perusahaan. Struktur hirarki yang telah disusun akan
menjadi dasar dalam pembuatan kuesioner yang akan disebarkan kepada
respoden. Kuesioner diberikan untuk mengetahui pembobotan setiap elemen pada
seluruh tingkat pada struktur hirarki. Validitas kuesioner untuk pemilihan strategi
bauran pemasaran dilihat melalui konsistensi setiap matriks baik itu individu
maupun gabungan dan juga konfirmasi yang dilakukan oleh pakar.
Hasil pengolahan data primer ini dimulai dengan memeriksa terlebih
dahulu kekonsistenan pembobotan yang diberikan kepada responden. Pengolahan
kekonsistenan pembobotan dilakukan dengan menggunakan Expert Choice 2000.
Dalam penelitian ini batas tingkat inkonsistensi ditetapkan sebesar 10%.
Kemudian setelah masing-masing pembobotan per individu terbukti konsisten,
keseluruhan pembobotan oleh masing-masing individu akan digabungkan dalam
satu matriks gabungan. Setelah itu matriks gabungan inilah yang akan diukur
kembali pembobotannya melalui mekanisme perhitungan AHP dengan
menggunakan Microsoft Excel 2007 yang akan menghasilkan pengolahan data
vertikal dan pengolahan data horizontal. Hasil pengolahan vertikal yang menjadi
dasar pemilihan alternatif
prioritas bauran pemasaran, sedangkan hasil
pengolahan data horizontal memperlihatkan keterkaitan dan tingkat pengaruh
antara satu faktor dengan elemen lain dalam satu tingkat hirarki dengan elemen
lain dalam tingkat hirarki di bawahnya.
Menurut Saaty (1993), terdapat beberapa langkah dalam penggunaan
metode AHP sebagai suatu alat untuk memecahakan masalah. Langkah-langkah
yang dimaksud adalah:
1. Mendefinisikan persoalan dan merinci pemecahan yang diinginkan
Hal pertama yang harus dilakukan yaitu mengidentifikasi persoalan dengan
melakukan analisa atau pemahaman yang mendalam terhadap persoalan yang
dihadapi dan ingin dipecahkan. Setelah itu dapat dilakukan pengidentifikasian
dan pemilihan elemen-elemen yang akan masuk komponen sistem, seperti
focus, forces, actors, objectives, dan scenario dalam struktur AHP nantinya.
Dalam AHP sendiri tidak terdapat prosedur yang pasti dalam mengindentifikasi
21
komponen-komponen
sistem.
Komponen-komponen
sistem
dapat
diidentifikasikan berdasarkan kemampuan pada analisa untuk menemukan
unsur-unsur yang dapat dilibatkan dalam suatu sistem.
2. Membuat struktur hirarki dari sudut pandang manajerial secara
menyeluruh
Hirarki merupakan suatu abstraksi struktur suatu sistem yang mempelajari
fungsi interaksi antar komponen dan dampaknya terhadap sistem. Abstraksi ini
mempunyai bentuk yang saling berkaitan, tersusun dari sasaran utama, sub-sub
tujuan, faktor-faktor pendorong yang mempengaruhi sub-sub sistem tujuan
tersebut, pelaku-pelaku yang memberi dorongan, tujuan-tujuan pelaku dan
akhirnya ke alternatif strategis, pilihan atau skenario. Tidak ada aturan khusus
dalam menyusun model dari suatu sistem, juga tidak terdapat batasan tertentu
mengenai jumlah tingkatan struktur keputusan yang terstarifikasi, dan elemen
pada setiap tingkat keputusan. Abstraksi dari sebuah struktur hirarki dapat
dilihat sebagai berikut:
Tingkat1
G
Fokus
Tingkat 2
Faktor
G
G
G
G
Tingkat 3
Pelaku
G
G
G
G
Tingkat 4
Tujuan
G
G
G
G
Tingkat 5
Skenario
G
G
G
G
Gambar 3 Model Struktur Hirarki
Penyusunan hirarki ini berdasarkan jenis keputusan yang akan diambil.
Pada tingkat puncak, hirarki hanya terdiri dari satu elemen yang disebut dengan
fokus, yaitu sasaran keseluruhan yang bersifat luas. Pada tingkat berikutnya
terdirir dari beberapa elemen yang dibagi dalam kelompok homogen, agar
dapat dibandingkan dengan elemen-elemen yang berada pada tingkat
sebelumnya.
3. Menyusun matriks banding pasangan
Matriks banding berpasangan dimulai dari puncak hirarki, yang merupakan
dasar untuk melakukan pembandingan berpasangan antar elemen yang terkait
yang ada di bawahnya. Pembandingan berpasangan pertama dilakukan pada
elemen tingkat kedua terhadap fokus yang ada di puncak hirarki. Menurut
perjanjian, suatu elemen yang ada di sebelah kiri diperiksa perihal dominasi
atas yang ada di sebelah kanan suatu elemen di puncak matriks.
22
4. Mendapatkan semua pertimbangan yang diperlukan untuk
mengembangkan perangakat matriks dilangkah 3
Setelah matriks pembanding berpasangan antar elemen dibuat, dilakukan
perbandingan berpasangan antar setiap elemen pada kolom ke-i dengan setiap
elemen pada baris ke-j. Perbandingan berpasangan antar elemen tersebut
dilakukan dengan pertanyaan ”seberapa kuat elemen baris ke-i didominasi atau
dipengaruhi, dipenuhi, diuntungkan oleh fokus di puncak hirarki, dibandingkan
dengan kolom ke-j”. Apabila elemen-elemen yang dipertimbangkan merupakan
sebuah peluang atau waktu, maka pertanyaannya adalah ”seberapa lebih
mungkin suatu elemen baris ke-i dibandingkan dengan elemen di puncak
hirarki?”. Untuk mengisi matriks banding berpasangan, digunakan skala
banding yang tertera pada Tabel 1. Angka-angka yang tertera menggambarkan
relatif pentingnya suatu elemen dibandingkan dengan elemen lainnya
sehubungan dengan sifat kriteria tertentu. Pengisian matriks hanya dilakukan
untuk bagian di atas garis diagonal dari kiri ke kanan bawah.
5. Memasukkan nilai-nilai kebalikannya beserta bilangan 1 sepanjang
diagonal utama.
Angka 1 sampai 9 digunakan bila Fi lebih mendominasi atau mempengaruhi
sifat fokus puncak hirarki (x) dibandingkan dengan Fj, namun bila Fi kurang
mendominasi atau kurang mempengaruhi sifat X dibandingkan Fj, maka
digunakan angka kebalikannya. Matriks di bawah garis diagonal utama diisi
dengan nilai-nilai kebalikannya. Contoh, bila elemen F24 memiliki nilai 7
maka nilai elemen F42 adalah 1/7.
Tabel 1 Nilai dan skala banding berpasangan
Definisi
Penjelasan
Intensitas
pentingnya
1
Kedua
elemen
sama Dua elemen menyumbang sama
pentingnya
besar pada sifat itu
3
5
7
9
Elemen yang satu sedikit
lebih
penting
daripada
elemen yang lainnya
Elemen yang satu sangat
penting daripada elemen
lainnya
Satu elemen jelas lebih
penting daripada elemen
yang lainnya
Pengalaman dan pertimbangan
sedikit menyokong satu elemen
atas elemen lainnya
Pengalaman dan pertimbangan
kuat menyokong satu elemen atas
elemen lainnya
Bukti yang menyokong elemen
yang satu atas yang lainnya
memiliki tingkat penegasan yang
tertinggi
yang
mungkin
menguatkan
Satu elemen mutlak lebih Bukti yang menyokong elemen
penting daripada elemen yang satu atas yang lainnya
lainnya
memiliki tingkat penegasan yang
tertinggi
yang
mungkin
menguatkan
23
2,4,6,8
Kebalikan
Nilai-nilai diantara dua Kompromi diperhatikan di antara
pertimbangan
yang dua pertimbangan
berdekatan
Jika untuk aktivitas i mendapat satu angka bila dibandingkan
dengan aktivitas j, maka j memiliki nilai kebalikannya bila
dibandingkan dengan i.
Sumber :Saaty, 1993
6. Melaksanakan langkah 3, 4 dan 5 untuk semua tingkat dan gugusan dalam
hirarki tersebut
Pembandingan dilanjutkan untuk semua elemen pada setiap tingkat keputusan
yang terdapat pada hirarki, berkenaan dengan kriteria elemen di atasnya.
Matriks perbandingan dalam AHP dibedakan menjadi dua yaitu : Matriks
Pendapat Individu (MPI) dan Matriks Pendapat Gabungan (MPG).
1. Matriks Pendapat Individu (MPI)
Matriks Pendapat Individu (MPI) adalah matriks hasil pembandingan yang
dilakukan oleh individu. MPI memiliki elemen yang disimbolkan dengan
aij, yaitu elemen matriks pada baris ke-i dan kolom ke-j Matriks MPJ dapat
dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Matriks Pendapat Individu
X
A1
A2
A3
…..
An
A1
a11
a12
a13
….
A1n
A2
a21
a22
a23
….
A2n
A3
a31
a32
a33
….
A3n
….
….
….
….
….
….
An
an1
an2
an3
….
An4
2. Matriks Pendapat Gabungan (MPG)
Matriks Pendapat Gabungan (MPG) adalah susunan matriks baru yang
elemen (gij) berasal dari rata-rata geometrik pendapat-pendapat individu
yang rasio inkonsistensinya lebih kecil atau sama dengan 10% dan setiap
elemen pada baris dan kolom yang sama dari MPI yang satu dengan MPI
yang lain tidak terjadi konflik. MPG dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Matriks Pendapat Gabungan
X
G1
G2
G3
…..
Gn
G1
G2
G3
….
Gn
g11
g21
g31
….
gn1
g12
g22
g32
….
gn2
g13
g23
g33
….
gn3
….
….
….
….
….
g1n
g2n
g3n
….
gn4
Rumus rataan geometrik adalah sebagai berikut :
……………………………………………...(1)
√∏
dengan :
= elemen MPG baris ke-i kolom ke-j
= elemen baris ke-i kolom ke-j dari MPI ke-k
24
n
∏
√
= jumlah MPI yang memenuhi persyaratan
= perkalian dari elemen k = 1 sampai k = m
= akar pangkat n
Persyaratan MPG yang bebas dari konflik adalah:
1) Pendapat masing-masing individu pada baris dan kolom yang samamemiliki
selisih kurang dari empat satuan antara nilai pendapat individuyang tertinggi
dengan nilai yang terendah.
2) Tidak terdapat angka kebalikan (resiprokal) pada baris dan kolom yang sama.
7. Mensintesis prioritas untuk melakukan pembobotan vektor-vektor
prioritas.
Menggunakan komposisi secara hirarki untuk membobotkan vektor-vektor
prioritas itu dengan bobot kriteria-kriteria dan menjumlahkan semua nilai
prioritas terbobot yang bersangkutan dengan nilai prioritas dari tingkat bawah
berikutnya dan seterusnya.
Pengolahan matriks pendapat terdiri dari dua tahap, yaitu (1) pengolahan
horizontal, dan (2) pengolahan vertikal. Kedua jenis pengolahan tersebut dapat
dilakukan untuk MPI dan MPG. Pengolahan vertikal dilakukan setelah MPI
dan MPG diolah secara horizontal, dimana MPI dan MPG harus memenuhi
persyaratan Rasio Inkonsistensi.
a) Pengolahan Horizontal, terdiri dari tiga bagian, yaitu penentuan Vektor
Prioritas (Vektor Eigen), uji konsistensi, dan revisi MPI dan MPG yang
memiliki Rasio Inkonsistensi tinggi. Tahapan perhitungan yang dilakukan
pada pengolahan horizontal adalah:
 Perkalian Baris Z dengan rumus:
………………………(2) (i,j = 1,2,3,…..n)
√∏
 Perhitungan Vektor Prioritas (Vektor Eigen)
√∏
∑

Perhitungan Nilai Eigen maks (⋋maks) dengan rumus :
VA = (aij) x VP ………………………(4)
dengan VA = (vai)
………………………………(5)
dengan VB = (vbi)
⋋


……………(3) VP=VPi, untuk i =1,2,3...n
√∏
∑
…………….......(6)
untuk i = 1,2,3,… n
Perhitungan Indeks Inkonsistens
⋋
……………………….... (7)
Perhitungan Rasio Inkonsistensi
RI = Indeks Acak (Random Indeks) yang dikeluarkan oleh Oak Laboratory
(Saaty, 1993) dari matriks berorde 1 sampai dengan 15 yang menggunakan
25
sampel yang berukuran 100 (Tabel 4). Nilai Rasio Inkonsistensi (CR) yang
lebih kecil atau sama dengan 0,1 merupakan nilai yang mempunyai tingkat
konsistensi yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini
dikarenakan CR merupakan tolak ukur bagi konsisten atau tidaknya suatu
hasil perbandingan berpasangan dalam suatu matriks pendapat.
Tabel 4 Nilai Indeks Acak (RI) Matriks Berorde 2-10
Orde (n)
Indeks Acak (RI)
2
0.00
3
0.58
4
0.90
5
1.12
6
1.24
7
1.32
8
1.41
9
1.45
10
1.49
Sumber : Saaty, 1993
b) Pengolahan Vertikal, yaitu menyusun prioritas pengaruh setiap elemen pada
tingkat hierarki keputusan tertentu terhadap sasaran utama atau fokus.
Apabila CVij didefinisikan sebagai nilai prioritas pengaruh elemen ke-j
pada tingkat ke-i terhadap sasaran utama, maka :
CVij = Σ CHij (t; i-1) x VWt (i-1).........................................(9)
Untuk i = 1, 2, 3, ... n
j = 1, 2, 3, ... n
t = 1, 2, 3, ... n
Dimana : CHij (t; i-1) = nilai prioritas elemen ke-i terhadap elemen ket
pada tingkat di atasnya (i-1), yang
diperoleh dari hasil pengolahan horizontal.
VWt (i-1) = nilai prioritas pengaruh elemen ke-t pada
tingkat ke (i-t) terhadap sasaran utama, yang
diperoleh dari hasil perhitungan horizontal.
8. Mengevaluasi inkonsistensi untuk seluruh hirarki.
Pada pengisian judgement pada tahap Matriks Perbandingan Berpasangan
(MPB) terdapat kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam
membandingkan elemen satu dengan elemen yang lainnya, sehingga
diperlukan suatu uji konsistensi. Dalam AHP penyimpangan diperbolehkan
dengan toleransi Rasio Inkonsistensi di bawah 10 %. Langkah ini dilakukan
dengan mengalihkan setiap indeks konsistensi dengan prioritas-prioritas
kriteria yang bersangkutan dan menjumlahkan hasil kalinya. Hasil ini dibagi
dengan pernyataan sejenis yang menggunakan indeks konsistensi acak, yang
sesuai dengan dimensi masing-masing matriks. Untuk memperoleh hasil
yang baik, rasio inkonsistensi harus bernilai kurang dari atau sama dengan
10 persen.
Rasio Inkonsistensi diperoleh setelah matriks diolah secara horizontal
dengan menggunakan program komputer Expert Choice 2000 Trial Versio.
26
Jika Rasio Inkonsistensi mempunyai nilai yang lebih besar dari 10 persen,
maka mutu informasi harus ditinjau kembali dan diperbaiki, antara lain
dengan memperbaiki cara menggunakan pertanyaan ketika melakukan
pengisian ulang kuesioner dan dengan lebih mengarahkan responden yang
mengisi questioner. Diagram alir AHP dapat dilihat pada Gambar 4.
Mulai
Identifikasi faktorfaktor Internal
Identifikasi faktorfaktor Eksternal
Penyusunan Hirarki
Penyusunan Matriks Pembanding
Matriks Pendapat Individu (MPI)
Matriks Pendapat Gabungan (MPG)
Penilaian MPI dan MPG
Pengolahan Horizontal
Hitung Vector Prioritas MPI dan MPG
TIDAK
CI : CR
Revisi
Pendapat
Memenuhi?
YA
Pengolahan
Vertikal
Vektor Prioritas Sistem
Akhir
Gambar 4 Diagram Alir Analytical Hierarchy Process (AHP)
27
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Sejarah dan Perkembangan Perusahaan
PT. Bina Usaha Flora (BUF) dirintis berkaitan dengan pembukaan Taman
Bunga Nusantara (TBN) pada tanggal 10 September 1995. Ide dari pendirian PT
BUF diawali oleh kebutuhan TBN akan berbagai jenis tanaman hias untuk
menghiasi taman-taman yang ada di taman bunga. Pada saat itu taman bunga
membutuhkan sedikitnya 1,5 juta tanaman untuk memenuhi awal penanaman di
taman bunga yang disuply PT BUF.
Setelah TBN dibuka untuk umum, maka timbul permintaan akan tanaman
hias dari berbagai konsumen. Kondisi tersebut menimbulkan ide untuk
mengembangkan usaha tanaman hias yang lebih luas dari sekedar kebun-kebun
tanaman hias. PT BUF awalnya didanai oleh investor dari Amerika dan beberapa
investor dari dalam negeri. Namun pada tahun 1997 investor asing melepaskan
diri sehingga tinggal investor dalam negeri yang sekaligus merupakan dewan
direksi dalam struktur organisasi dalam PT BUF, mereka adalah Ibu Cut Sjahrain
Arifin, Bapak Ning M. Widjaja, dan Ibu Listya Natalia.
Sejak bulan Mei 1993 sampai dengan bulan Juli1995, PT BUF telah
mencoba 200 jenis tanaman semusim (annual) yang terdiri dari hampir 1.000
varietas hibrida yang berasal dari beberapa negara seperti Amerika, Belanda,
Jerman, dan Jepang. Dari uji coba tersebut terdapat 300 varietas yang sesuai untuk
ditanam. Awalnya PT BUF hanya memproduksi beddingplant yang disuplai ke
TBN. Namun karena banyaknya permintaan di luar TBN, maka PT BUF
meningkatkan produksinya baik dari jumlah tanamannya maupun jenis
tanamannya. Saat ini jenis produk yang diproduksi oleh PT BUF terdiri dari
tanaman pot (potted plants), tanaman hamparan (bedding plant), bunga potong
(cut flowers) dan bibit tanaman (plug). Selain itu PT BUF juga bekerjasama
dengan petani dan melakukan pembelian dari perusahaan lain untuk jenis potted
plant dan bunga potong yang tidak diproduksi perusahaan untuk dijual kembali
kepada konsumen (trading).
Visi dan Misi Perusahaan
Kegiatan usaha yang dijalankan oleh PT BUF memiliki visi yaitu sebagai
nursery tempat pembibitan dan produksi tanaman hias yang terbesar se-Indonesia.
Sedangkan misi perusahaan adalah melakukan upaya agar menjadi pusat budidaya
tanaman. PT BUF berusaha memberikan yang terbaik kepada konsumen sesuai
dengan mottonya ‘We Bring Colors to Your Garden’.
28
Lokasi dan Kondisi Perusahaan
PT BUF terletak di Jalan Mariwati Km 5,5 Desa Pataruman Kecamatan
Sukaresmi, Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Pada awal berdirinya, luas
lahan yang dimiliki oleh PT BUF adalah 1,5 ha dengan luas areal produkti
6400m². Pada tahun 2006, perusahaan ini melakukan perluasan lahan budidaya
yang terletak di Desa Ciwalen dengan luas lahan 2,7 ha yang , yang terdiri dari 17
kebun produksi (greenhouse), anak perusahaan PT BUF yaitu PT SAE (Sigma
Agri Entitas), dan lahan produksi khusus bekerjasama dengan petani sekitar. Pada
lahan ini khusus untuk budidaya tanaman hias pot, tanaman hias hamparan, dan
bunga potong dari bibit hingga siap jual. Perluasan lahan dilakukan perusahaan
untuk meningkatkan hasil produksi agar perusahaan dapat memenuhi permintaan
konsumen yang semakin meningkat. Sedangkan lahan yang berada di Desa
Pataruman khusus memproduksi bibit.
Pemilihan lokasi perusahaan tersebut tidak terlepas dari pertimbangan
berbagai aspek, seperti aspek ekonomi, tenaga kerja, sosial masyarakat, modal dan
bahan baku serta aspek perhubungan. Aspek-aspek tersebut dirasakan telah
memberikan keuntungan seperti : (a) Kemudahan untuk transportasi dan
pemasaran (b) Mengurangi pengangguran di sekitar lokasi perusahaan (c) Kondisi
lingkungan yang sejuk (d) Keadaan iklim dan cuaca yang cocok untuk
pengembangan tanaman hias.
Struktur Organisasi dan Manajemen Perusahaan
Struktur organisasi perusahaan merupakan bagian dalam mencapai tujuan
perusahaan. Struktur organisasi PT BUF disusun dengan tujuan untuk
memberikan gambaran secara menyeluruh mengenai hubungan antara satu
departemen dengan departemen lain, sehingga dapat tercapai kerjasama yang baik
dan rasa tanggung jawab terhadap tugas masing-masing. Adapun bagan struktur
organisasai PT BUF dapat dilihat pada Lampiran 8.
Dalam kegiatan operasional PT BUF dikelola dan dikendalikan oleh
seorang General Manager yang bertanggung jawab langsung kepada pemilik
sekaligus pimpinan perusahaan (dewan direksi dan dewan komisaris). Sedangkan
pemilik perusahaan hanya mengawasi jalannya perusahaan, tidak ikut serta dalam
mengatur kegiatan produksi tanaman dan kegiatan pengelolaan lainnya di
lapangan. General Manager dibantu oleh supervisor produksi, supervisor
pemasaran, serta supervisor administrasi dan keuangan .
Berikut merupakan pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawab dari
masing-masing bagian di dalam PT BUF:
1. Dewan Direksi
Dewan Direksi PT BUF terdiri dari dua orang dan dua orang dewan
komisaris. Dewan direksi ini tidak berperan secara langsung dalam kegiatan
operasional perusahaan, namun memiliki tugas dan wewenang sebagai pengawas
tertinggi yang hanya mengawasi jalannya perusahaan. Selain itu dewan direksi
berhak meminta pertanggung-jawaban langsung kepada General Manager.
Dewan direksi juga bertindak sebagai penentu kebijakan atau penasehat
bagi General Manager dalam menjalankan perusahaan agar dapat mencapai
29
tujuannya. Dewan direksi memiliki hak dan kewenangan langsung untuk menegur
General Manager apabila ada penyimpangan dari kebijakan yang telah
ditetapkan, karena menerima laporan dari penanggung jawab perusahaan dari
general manager terkait dengan semua kegiatan yang dijalankan perusahaan.
2. General Manager
General Manager bertugas sebagai pemimpin perusahaan yang
bertanggung jawab terhadap kelangsungan perkembangan perusahaan karena
berwenang untuk menetapkan kebijakan seluruh aktivitas perusahaan dan
memiliki wewenang penuh dalam seluruh kegiatan operasional perusahaan. Selain
itu bertugas untuk mengkoordinir divisi-divisi yang ada, seperti produksi,
pemasaran, dan keuangan.
3. Production Manager
Manajer produksi bertanggung jawab dalam pengelolaan operasional
perusahaan di bidang produksi mulai dari penanaman, pemeliharaan, sampai
dengan pemanenan dengan menetapkan jumlah kuantitas dan kualitas produk
yang akan dihasilkan perusahaan. Tugas lainnya adalah melakukan monitoring
terhadap kesediaan dan kapasitas produksi, melakukan evaluasi dan perencanaan
penjualan serta melaporkan pertanggungjawaban langsung kepada General
Manager. Dalam melaksanakan tugasnya, manajer produksi dibantu oleh
beberapa divisi yaitu:
a. Plugs, Departemen pembibitan bertugas menyediakan berbagai jenis bibit yang
diperlukan perusahaan untuk kebutuhan produksi tanaman ataupun untuk dijual
langsung pada konsumen melalui pemesanan. Kegiatan yang dilaksanakan oleh
departemen pembibitan ini adalah melakukan teknik pembibitan dalam sel
tanaman berukuran sangat kecil yang diupayakan untuk tumbuh cepat, seagam
dan bagus. Dalam melakukan proses produksinya departemen pembibitan
dipimpin oleh seorang kepala bagian/ divisi yang selalu berkoordinasi dengan
depatemen-departemen lain. Kepala divisi ini bertanggungjawab pada manajer
produksi
b. Bedding Plants, departemen tanaman hamparan bertugas untuk menghasilkan
berbagai macam tanaman hamparan, landscape yang berbunga maupun
berdaun. Kegiatan yang dilakukan oleh departemen ini dalam menghasilkan
atau membudidayakan tanamanya diperoleh dari departemen pembibitan yang
siap tanam untuk dipindahkan dan dibesarkan di menjadi tanaman hamparan.
Tanaman hamparan ini bersifat annual dengan kesan instan yang biasa
ditanam berkelompok dalam taman di perumahan, halaman hotel, perkantoran,
pertamanan kota, lapangan golf dan juga di tempat-tempat rekreasi. Divisi ini
juga memberikan pertanggungjawaban penuh kepada manajer produksi dalam
setiap kegiatan operasionalnya.
c. Potted Plant, bertanggungjawab dalam produksi dan pemeliharaan tanaman pot
yang ditujukan konsumen dengan keperluan yang praktis menampilkan
keindahan dan kesegaran didalam atau diluar ruangan. Divisi ini sendiri
dibantu lagi oleh tiga bagian daintaranya annual pot (fokus untuk jenis
tanaman pot tahunan), perennial pot (khusus menghasilkan tanaman pot
gantung) dan creative pot (menghasilkan berbagai jenis berbunga dan daun/
campuran).
d. Cut flower, bertanggung jawab dalam produksi dan pemeliharaan bunga
potong.
30
e. Maintenance, bertanggung jawab dalam pemeliharaan tanaman yang telah
dipindahkan dalam media selanjutnya.
4. Marketing Manager
Manajer pemasaran memiliki tanggung jawab dalam melaksanakan
kegiatan pemasaran produk perusahaan untuk sampai ke konsumen, yang dimulai
dengan mengatur prosedur pengiriman tanaman jadwal pengiriman,
mempromosikan tanaman yang diproduksi oleh perusahaan, serta merencanakan
pengemasan untuk pengiriman tanaman dan mengontrol produk sampai ke
konsumen. Dalam menjalankan tanggung jawabnya Manajer Pemasaran dibantu
oleh tenaga marketing untuk menawarkan produk dan mempromosikan tanaman
hasil produksi ke seluruh konsumen potensial yang ada yaitu sales dan logistik.
5. Keuangan dan Administrasi
Manajer keuangan memiliki tanggung jawab untuk mengatur kegiatan
administrasi dan keuangan, mengelola uang yang masuk dan uang yang keluar
dari perusahaan, bertanggung jawab terhadap data-data yang berhubungan dengan
keuangan perusahaan, bertanggung jawab untuk mengatur pendapatan dan
pengeluaran perusahaan, serta bertanggung jawab untuk mengurus masalah
keuangan di dalam maupun di luar lingkungan perusahaan. Seluruh kegiatan yang
dijalankan oleh bagian keuangan dan administrasi ini dipertanggungjawabkan
kepada General Manager.
6. Karyawan
Karyawan pada PT BUF tidak terfokus pada satu pekerjaan saja, sehingga
setiap karyawan diharapkan dapat melakukan semua pekerjaan pada bagian
produksi dan pemasaran. Selain itu tugas dari karyawan adalah melaporkan
kepada masing-masing kepala divisinya dari setiap pekerjaan yang telah
dilaksanakan.
Sumberdaya Perusahaan
PT BUF memiliki beberapa sumberdaya yang menunjang dalam
pelaksanaan usahanya yang berupa sumberdaya fisik, sumberdaya manusia, dan
sumberdaya finansial.
1. Sumberdaya Fisik
Dalam menjalankan kegiatan produksinya, perusahaan memiliki sumberdaya fisik
seperti:
a. Lahan
PT BUF memiliki luas lahan sebesar 2,7 ha, yang terdiri dari lahan untuk
produksi pembibitan, tanaman hias pot dan tanaman hamparan seluas 9000m,
lahan untuk kerjasama dengan petani seluas 9000m, dan lahan untuk digunakan
sebagai unit pemasaran (PT SAE) seluas 9000m.
b. Bangunan
PT BUF memiliki beberapa bangunan, seperti: kantor, gudang, pos showroom
untuk penjualan dan mushola.
c. Greenhouse
PT BUF memiliki 17 buah greenhouse yang terdiri dari: dua greenhouse
untuk membudidayakan bunga potong, enam greenhouse untuk
membudidayakan tanaman pot, 3 greenhouse untuk mother stock, satu
31
greenhouse untuk media, dan empat greenhouse untuk membudidayakan
tanaman hamparan.
d. Kendaraan
PT BUF Ornamental memiliki tiga mobil box yang digunakan untuk
mengirimkan tanaman hias kepada konsumen.
2. Sumberdaya Manusia
Sumberdaya manusia memegang peranan penting dalam kegiatan
operasional perusahaan. Saat ini PT BUF memiliki jumlah karyawan sebanyak
38 orang, yang terdiri dari 24 orang pada bagian Hebit dan 14 orang pada
bagian Ornamental. Jenjang pendidikan untuk tingkat manajer adalah Sarjana,
sedangkan jenjang pendidikan minimal untuk karyawan adalah SMA.
Perusahaan lebih mengutamakan pengalaman dibandingkan pendidikan
formal, karena dengan pengalaman para karyawan dapat lebih memahami
pekerjaannya tersebut. Karyawan PT BUF direkrut dari lokasi lingkungan
sekitar perusahaan sebagai wujud partisipasi perusahaan dalam mengurangi
angka pengangguran dan ikut meningkatkan kesejahteraan di lingkungan
masyarakat sekitar perusahaan.
Penetapan hari kerja di PT BUF yaitu dari hari senin hingga Sabtu
dimulai pukul 07.00-15.30 WIB dengan dua kali istirahat. Istirahat pertama
pada pukul 08.30-09.00 WIB, sedangkan istirahat kedua pukul 12.00-13.00
WIB. Setiap hari libur tetap dilakukan perawatan tanaman dengan pengaturan
jadwal piket secara bergiliran. Perusahaan mewajibkan setiap karyawan untuk
mengenakan seragam khusus perusahaan. Penetapan gaji karyawan
berdasarkan Upah Minimum Kabupaten Cianjur.
3. Sumberdaya Finansial
Sejak awal berdirinya, PT BUF menggunakan modal pribadi dari
pemilik perusahaan. Permodalan yang dimiliki perusahaan berupa lahan,
bangunan, peralatan yang digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan.
PT BUF merupakan perusahaan badan hukum dengan bentuk perseroan
terbatas (PT). Sebagai suatu usaha yang berbadan hukum dan dalam skala
yang sudah cukup besar, segala aktivitas perusahaan telah dilakukan
pencatatan dengan baik.
IDENTIFIKASI BAURAN PEMASARAN YANG DIJALANKAN
PT BUF
Sebagai salah satu perusahaan agribisnis tanaman hias yang cukup besar
di Indonesia, PT BUF dalam memasarkan produk tanaman hiasnya telah berusaha
menjalankan kegiatan pemasaran yang diharapkan dapat mempertahankan
kelangsungan usahanya. PT BUF memiliki tiga tujuan dari pemasaran yang
dijalankannya yaitu untuk mencapai efisiensi pemasaran perusahaan (dari biaya
produksi, HPP dan tingkat keuntungan atas penjualan), meningkatkan penjualan
dan menciptakan keunggulan bersaing. Pemasaran yang dijalankan tersebut
diharapkan perusahaan bisa mencapai visi dan misinya dan tetap menjadi
perusahaan trend setterr untuk semua jenis tanaman hias yang dikembangkan di
Indonesia.
32
Pemasaran yang dilakukan PT BUF hanya berkonsentrasi pada produksi
tanaman hias untuk pasar lokal saja. Hal tersebut dilakukan PT BUF dengan
alasan agar fokus untuk memenuhi pasar konsumen potensial dalam negeri yang
belum terpenuhi sebelumnya, karena sebagian besar perusahaan tanaman hias di
Indonesia yang ada saat ini hanya berkonsentrasi pada produksi bunga potong
untuk di ekspor ke manca negara.
Pengembangan Produk
PT BUF selalu berusaha untuk menyediakan produk berkualitas mutu
yang terjamin. Perusahaan menyadari bahwa mutu merupakan salah satu faktor
yang menentukan dan mempengaruhi keunggulan bersaing dalam industri
tanaman hias. Tanaman hias yang di jual berasal dari benih import yang
diproduksi dengan teknologi yang modern, sehingga memiliki kualitas yang baik.
Proses seleksi tanaman hias dan grading juga dilakukan untuk menjamin kualitas
tanaman hias yang dijual agar tetap prima. Pengawasan mutu tanaman hias
dilakukan mulai dari penyediaan bahan baku sampai dengan proses penerimaan
produk ke tangan konsumen. Keberhasilan pemasaran dalam mempertahankan
pelanggan dan meningkatkan jumlah konsumen baru dapat terlihat dari adanya
kepuasan serta loyalitas konsumen terhadap produk-produk yang ditawarkan PT
BUF.
Pada awalnya PT BUF hanya memproduksi tanaman hias yang dibutuhkan
oleh TBN, namun seiring berjalanya waktu semenjak TBN dibuka untuk umum
banyak pengunjung TBN yang menginginkan tanaman hias yang ada di TBN
untuk dibawa pulang. Untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang potensial
tersebut PT BUF mengembangkan produknya menjadi beberapa jenis tanaman
sesuai kebutuhan konsumen. Mulai dari bibit untuk diperbesar, tanaman
hamparan, tanaman pot dan bunga potong. Adapun ragam jenis tanaman hias yang
disediakan di PT BUF sangat beragam. Tanaman hias yang diproduksi adalah:
1. Bedding Plants: Angelonia, Begonia, Celosia, Cleome, Dianthus, Gomphrena,
Silvedust, Impatiens (New Guinea), Marigold, Pentas, Perunia, Salvia
splendens, Torenia, Vinca, Zinnia angustifolia.
2. Liner: Adam Hawa, Asaba, Begonia, Cakar Ayam/Selaginella, Calthea Macan,
Clorophythum/Diadinella, Dandang Gendis, Episias, Fitonia, Florida Beauty,
Hemigraphis, Hipoestes, Knic Cactus, Kolesom, Monik Lavender, Pakis,
Paperomia, Rumput Casablanca, Singonium, Sirihgading dan Zebrina.
3. Pot Plants: Silvedust, Impatiens, Marigold, Pentas, Petunia, Salvia splendens,
Torenia, Vinca dan Begonia Dragon Wings.
4. Plugs / bibit: Begonia sempeflorens, Celosia plumosa, Celosia Cristata-cut,
Cleome, Cosmos, Dahlia, Dianthus, Gloxinia, Gomphrena, Impatient
Waleriana, Lisianthus, Marigold, Pentas mix, Petunia, Salvia, Snapdragon,
Torenia, Vinca, Zinnia Angustifolia dan Zinia Elegant
Jenis-jenis tanaman hias tersebut biasanya dijual untuk kosumen langsung,
hobiis ataupun para grower yang ingin mengembangkan atau memasarkanlebih
lanjut lagi. Tanaman hamparan biasanya dijual ke real estate, perumahan,
landscaper, decorator, taman tata kota, apartemen, hotel, florist, tempat wisata
dan pedagang bunga eceran atau pinggir jalan. Bibit biasanya dijual ke para
33
grower, untuk bunga potong segar konsumennya adalah hotel, florist dan
flowershop. Sedangkan untuk tanaman pot konsumennya adalah florist, hotel,
decorator dan pedagang bunga eceran atau pinggir jalan pedagang bunga eceran
atau pedagang pinggir jalan.
Pengembangan produk yang dilakukan oleh PT BUF dikarenakan oleh
beralihnya selera konsumen ke jenis tanaman hias lain sesuai dengan trend yang
sedang berkembang. Secara alamiah produk tanaman hias tidak bisa tergantikan
keberadaanya karena nilai kesegaran, keharuman dan estetika. Upaya yang terus
dilakukan sampai saat ini oleh PT BUF agar menghasilkan produk yang
berkualitas dan mampu bersaing dengan produk tanaman hias pesaing lainnya
adalah melakukan berbagai penelitian/percobaan yang akan memberikan kesan
terbaik untuk konsumen potensialnya. Hasil dari pengembangan produk yang
selalu diupayakan oleh PT BUF menjadikan produk tanaman hias yang dihasilkan
oleh PT BUF tersebut memiliki ciri, keunikan dan kualitas yang sangat bagus
daripada produk pesaing, sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen
untuk membeli tanaman hias yang dihasilkan oleh PT BUF.
Jumlah tanaman hias yang tersedia di PT BUF cukup banyak. Kecukupan
jumlah tanaman hias selain didukung dari kebun produksi sendiri, juga
bekerjasama dengan pemasok tanaman hias yang berasal dari kebun-kebun petani
di wilayah sekitar. Selain menyediakan tanaman hias yang meniliki ragam yang
banyak dan kualitas yang terjamin, kemasan juga sangat diperhatikan dan didesain
sebaik mungkin selain untuk menarik perhatian konsumen juga bisa tetap menjaga
kualitas tanaman hias tersebut.
Penetapan Harga
Harga yang ditetapkan oleh PT BUF rata-rata diatas harga pesaing.
Penetapan harga tersebut dikarenakan kualitas dan pelayanan dari tanaman hias
yang diberikan perusahaan lebih unggul dibanding pesaing. Alasan lain dari
tingginya penetapan harga dari produk pesaing adalah biaya input yang
dikeluarkan lebih mahal dalam produksinya, karena bahan baku benihnya masih
impor. Segmentasi konsumen juga menjadi pertimbangan dalam penetapan harga.
Hal ini dikarenakan segmentasi yang dilakukan oleh PT BUF terdiri dari pasar
konsumen dan pasar produsen yang membeli tanaman hias dalam jumlah yang
berbeda, sehingga perhitungan penetapan harganya pun berbeda.
Harga akhir dari produk tanaman hias dipengaruhi oleh faktor utama yaitu
penetapan harga psikologis melalui persepsi, citra produk dan kebijakan
penetapan harga perusahaan selain melihat perubahan nilai kurs dolar dan juga
kondisi pasar. Berdasarkan pengamatan di lapang, penetapan harga dihitung dari
biaya operasional didapatkan bahwa rasio keuntungan bersih penjualan
perusahaaan berkisar antara 5-10% dan rasio keuntungan kotor berkisar 20-25%.
Penetapan harga yang dilakukan perusahaan tersebut untuk kelangsungan hidup
perusahaan yang akan memaksimumkan keuntungan dan juga meningkatkan
pangsa pasar. Berdasarkan estimasi dari Manager Marketing laba potensial
terbesar PT BUF berasal dari pasar produsen yaitu sekitar 85% dan pasar
konsumen hanya memberikan kontribusi laba perusahaan sebesar 15%. Begitu
34
juga untuk kesempatan dan keberhasilan pasar terbesarnya ada pada pasar
produsen yaitu 80% untuk keberhasilan pasar dan 60% untuk kesempatan pasar.
Sisanya untuk pasar konsumen. Adapun daftar harga dari setiap jenis tanaman
hias yang dijual dapat dilihat pada Lampiran 9-11.
Tempat/ Saluran Distribusi
Strategi tempat atau saluran distribusi merupakan faktor yang sangat
penting dalam pemasaran tanaman hias. Lokasi yang strategis akan memudahkan
perusahaan dalam menjalankan bisnisnya, baik untuk mendapatkan bahan baku
dan juga memudahkan dalam proses menyampaikan produk untuk sampai ke
tangan konsumen. PT BUF memiliki keuntungan dalam pemilihan tempat usaha
yang dijalankanya baik dari lokasi maupun sarana transportasinya, karena selain
arealnya yang luas dan kondisi lingkungannya juga cuaca yang mendukung untuk
budidaya tanaman hias, tempat usaha PT BUF dekat dengan tempat wisata, vilavila dan instansi pemerintahan yang merupakan salah satu pasar potensial untuk
pemasaran tanaman hias.
Tempat usaha PT BUF yang dipilih sampai sekarang memudahkan
konsumen dalam memperoleh tanaman hias yang dibutuhkan karena aksesnya
yang strategis. Informasi ketersediaan tanaman hias pun sering diberikan oleh PT
BUF di tempat usahanya sehingga konsumen dengan mudah memperoleh
tanaman hias yang dibutuhkan, meskipun tidak harus datang ke tempat penjualan
PT BUF. Kondisi tempat yang bersih dan nyaman dibuat oleh PT BUF agar
konsumen merasa senang untuk selalu datang dan membeli tanaman hias yang
disediakan oleh PT BUF.
Dalam mendistribusikan produknya, PT BUF melakukannya melalui PT
SAE (Sigma Agri Entitas) ataupun langsung kepada konsumen. PT SAE
merupakan anak perusahaan PT BUF yang khusus melakukan pemasaran tanaman
hias yang diproduksi oleh PT BUF. Selain itu, PT BUF juga melakukan sendiri
pemasaran produknya melalui divisi pemasaran langsung ke konsumen. PT BUF
menyediakan jasa pengiriman untuk konsumen yang membeli dalam jumlah besar
yang bekerjasama dengan beberapa jasa trasnportasi. Tarif ongkos pengiriman
setiap daerah berbeda-beda sesuai dengan jarak tempuh. Misalnya Untuk wilayah
Sukabumi biaya pengiriman Rp 150.000, Bogor dan Bandung Rp 200.000, Jakarta
Rp 300.000 dan Kuningan Rp 700.000. Jika pembelian di atas harga Rp 3.000.000
maka tidak dikenakan biaya pengiriman.
Adapun saluran distribusi pemasaran pada PT BUF dapat dilihat pada Gambar 5.
PT. SAE
Konsumen
PT. BUF
Konsumen
Sumber PT BUF (2012)
Gambar 5 Saluran Distribusi Pemasaran PT BUF
35
Promosi
Apabila dilihat dari market share yang dimiliki PT BUF masih tergolong
kecil. Lingkup pasar untuk Jawa Barat saja masih sekitar 10-20 persen sedangkan
untuk Jakarta kurang dari 0,5 persen. Upaya yang dilakukan PT BUF untuk
meningkatkan pangsa pasarnya ditengah persaingan yang kompetitif dengan cara
promosi. Beberapa bentuk promosi yang dilakukan PT BUF diantaranya adalah:
1. Periklanan, yaitu bentuk promosi yang dilakukan baik melalui media cetak
maupun media elektronik, dengan meyeleksi media terbaik sebagai sarana
untuk mengiklankan tanaman hias yang dihasilkan oleh PT BUF agar tanaman
hias yang dihasilkan lebih dikenal secara lebih luas. Adapun jenis periklanan
yang dilakukan PT BUF adalah melalui melalui internet, brosur atau leaflet.
Biasanya perusahaan juga melakukan pameran tanaman hias untuk
memperkenalkan produknya lebih luas.
2. Promosi Penjualan, dilakukan PT BUF dengan menyelenggarakan open house
yang mengundang berbagai kalangan seperti instansi pemerintahan, direksi
perusahaan tanaman hias, pengusaha, petani hobiis, pelanggan tetap dan
masyarakat umum. Tujuan dari open house ini agar perusahaan bisa
memperkenalkan produk-produk dan inovasi yang telah dihasilkan,
mempertahankan pelanggan yangsudah ada, menarik pelanggan baru, dan bisa
menghadapi persaingan. Promosi ini dilakukan dengan cara pemberian bonus
tanaman bila konsumen membeli dalam jumlah banyak dan bebas ongkos
kirim, namun tanpa mengurangi harga yang telah ditetapkan, sehingga akan
meningkatkan jumlah penjualan baik yang bersifat langsung, jangka pendek
maupun jangka panjang.
3. Penjualan Pribadi, dilakukan PT BUF dengan penjualan langsung atau
penawaran atau datang langsung kepada institusi seperti taman bunga,
developer, real estate dan pengelola lapangan golf. Hal tersebut dilakukan agar
tujuan perusahaan dapat tercapai dengan memperkirakan dan mengantisipasi
kebutuhan konsumen atau pelanggan yang bisa dilayani langsung oleh PT
BUF. Hal ini dilakukan juga agar bisa mempengaruhi keputusan pembelian
oleh konsumen dengan menciptakan komunikasi dua jalur antar penjual dan
pembeli, meyakinkan bahwa kualitas produk PT BUF lebih baik dari pesaing.
Penjualan pribadi juga biasanya dilakukan dengan cara konsumen yang
langsung datang ke PT BUF, memilih produk yang ingin dibeli dan melakukan
pembayaran langsung. Pemasaran juga dilakukan dengan cara kanvasing
(berjualan keliling). Cara ini dilakukan setiap seminggu dua kali kepada para
pedagang tanaman hias di wilayah Jakarta, dan seminggu sekali kepada para
pedagang tanaman hias di Cipanas, Puncak, Cianjur dan Sukabumi. Selain itu
untuk pembelian dalam jumlah besar bisa dilakukan dengan pemesanan.
4. Hubungan Masyarkat, dilakukan PT BUF dengan melaksanakan kegiatan
sponsor dan konsultasi pelanggan kepada perusahaan menjadi bagian dari
promosi hubungan masyarakat yang dilakukan oleh PT BUF selain citra
perusahaan bisa tetap terjaga tujuan dari hubungan masyarakat ini adalah untuk
lebih memperkenalkan produk yang dihasilkan kepada masyarakat yang lebih
luas lagi.
36
Orang/ SDM
Aspek dari orang / SDM ini sangat penting diperhatikan bagi suatu usaha.
Efektifitas usaha selain dilihat dari keahlian karyawan dalam memproduksi
produk juga keterampilan SDM atau karyawan dalam menjalankan pemasaran
yang mampu menyampaikan produk yang ditawarkan kepada konsumen. PT BUF
mengupayakan SDM nya dengan sangat selektif agar karyawan yang ada bisa
menunjang keberhasilan usaha dari PT BUF tersebut.
Selain membutuhkan banyak karyawan mulai dari proses produksi sampai
tanaman hias sampai ke tangan konsumen, PT BUF membutuhkan karyawan yang
memiliki skill, sikap, komitmen dan kemampuan membina hubungan baik dengan
konsumen. Dalam meningkatkan kualitas karyawanya PT BUF melakukan
perekrutan dengan penyeleksian karyawan yang sangat ketat, mengadakan
pelatihan-pelatihan kepada karyawan yang sudah ada guna meningkatkan kualitas
kinerjanya. Hal ini dilakukan agar konsumen merasa nyaman dengan pelayanan
yang diberikan dan menimbulkan kepercayaan dengan kualitas SDM yang bagus,
sehingga produk yang dipasarkan bisa sampai ke tangan konsumen dengan baik
dan juga tujuan perusahaan dapat dengan mudah tercapai.
Proses
Bauran yang tidak kalah pentingnya dalam pemasaran adalah proses.
Proses yang dilakukan PT BUF sebagai upaya dalam menjalankan aktifitasnya
untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumennya. PT BUF memfasilitasi
transaksi pembayaran dengan menerapkan kemudahan administrasi mulai dari
pemesanan produk sampai produk ke tangan konsumen dengan sistem
pembayaran bisa tunai ataupun kredit, memberikan layanan purna jual untuk tetap
mempertahankan konsumen atau pelanggan dan tanggapan atas keluhan yang
disampaikan konsumen baik yang menyampaikan komplain atas tanaman hias
yang telah sampai ataupun saran-saran yang menjadikan PT BUF lebih baik lagi.
Hal ini dilakukan agar hubungan konsumen atau pelanggan dengan perusahaan
dapat tetap terjaga dan memastikan bahwa dengan pelayanan tersebut konsumen
merasa puas dan dihargai, sehingga dapat melakukan pembelian berulang.
Bukti Fisik (Fasilitas Pendukung)
Bukti fisik merupakan fasilitas yang mendukung keberadaan PT BUF.
Fasilitas tersebut disediakan dan diperhatikan oleh manajemen PT BUF dalam
upaya memberikan kejelasan, kenyamanan dan kepuasan konsumen.
Beberapa bukti fisik yang mendukung keberadaan PT BUF adalah sebagai
berikut:
1. Meningkatkan fasilitas lengkap perusahaan. PT BUF membuat fasilitas
semenarik mungkin untuk bisa menarik pelanggan sebanyak mungkin dengan
membuat areal parkir yang luas, tersedianya mushola dan toilet yang lengkap
agar konsumen bisa menikmati fasilitas yang ada dan menimbulkan minat
untuk mengunjungi PT BUF dan melakukan pembelian yang lebih banyak.
37
2.
3.
Membuat desain dan layout perusahaan, untuk memberikan isyarat pada para
pelanggan mengenai kualitas dan kekhususan produk tanaman hias yang
ditawarkan dan juga mempermudah konsumen untuk mengetahui keberadaan
tanaman hias yang dihasilkan serta manfaat yang diberikannya.
Membuat baju seragam untuk karyawan yang lain daripada perusahaan lain
untuk menciptakan suasana yang berbeda dan menjadi penarik perhatian
untuk konsumen mau mengunjungi tempat penjualan tanaman hias di PT
BUF serta melakukan pembelian.
ANALISIS PRIORITAS BAURAN PEMASARAN PT BUF
Analisis Identifikasi Faktor-Faktor Penyusun Prioritas Bauran Pemasaran
Bagi setiap perusahaan baik yang bergerak di bidang industri,
perdagangan, jasa maupun bidang lainnya, pemasaran sangat penting dan
dibutuhkan untuk kelangsungan usahanya. PT BUF sebagai sebuah usaha
agrbisnis yang menawarkan tanaman hias memerlukan rancangan dan
menerapkan konsep bauran pemasaran yang tepat sehingga tujuan dari kegiatan
pemasaran yang diinginkan dapat tercapai. Keberhasilan suatu pemasaran yang
diterapkan dan tepat sasaran dapat dilakukan dengan cara yang tepat dan juga
dilaksanakan pada waktu yang tepat. Salah satu cara agar PT BUF mendapatkan
tingkat prioritas terbaik untuk pelaksanaan strategi bauran pemasarannya dapat di
analisis dengan menerapkan Proses Hirarki Analitik (PHA).
Penyusunan hirarki prioritas bauran pemasaran yang disesuaikan
pengamatan di lapangan dibagi menjadi tiga tingkatan. Tingkat satu sebagai fokus
prioritas bauran pemasaran tanaman hias PT BUF, tingkat dua prioritas tujuan
pemasaran dan tingkat tiga prioritas bauran pemasaran yang akan diterapkan.
Adapun tingkat dua yang menjadi tujuan dari pemasaran yang diterapkan di PT
BUF yaitu:
1. Mencapai Efisiensi Pemasaran Perusahaan
Tujuan mengefisiensikan pemasaran perusahaan diperhitungkan oleh PT BUF
di lihat dari sumber daya yang dimiliki serta biaya produksi, HPP (Harga
Pokok Produksi) dan tingkat keuntungan atas penjualan guna mencapai
keuntungan yang lebih maksimal.
2. Meningkatkan Penjualan
Tujuan dari meningkatkan penjualan merupakan tujuan jangka pendek dan
jangka panjang yang ingin dicapai perusahaan. Hal tersebut dikarenakan PT
BUF merasakan adanya penurunan penjualan di tahun 2012 (Lampiran 4),
sehingga perlu di upayakan peningkatan penjualan guna mempertahankan
kelangsungan hidup perusahan dan secara tidak langsung akan meningkatkan
keuntungan.
38
3. Menciptakan Keunggulan Bersaing
Suatu usaha bisnis di bidang apapun termasuk tanaman hias persaingan yang
semakin tajam bukanlah hal yang aneh. Semakin unggul dalam bersaing maka
PT BUF akan semakin mudah meningkatkan pangsa pasar. Selama ini PT BUF
hanya memiliki pangsa pasar yang sangat kecil yaitu 10-20% untuk Jawa Barat
dan untuk Jakarta, Surabaya, Semarang dan Bali masing-masing hanya kurang
dari 10%, sehingga PT BUF harus lebih teliti lagi dalam melaksanakan
pemasaran yang tepat agar dapat menciptakan keunggulan bersaing untuk
mempertahankan usahanya.
Tingkat tiga sebagai prioritas bauran pemasaran, yaitu
1. Produk yaitu segala sesuatu yang ditawarkan ke dalam pasar untuk
diperhatikan, dimiliki, dipakai atau dikonsumsi oleh konsumen. Untuk
menjaga agar produk dapat memuaskan keinginan atau sesuai dengan
kebutuhan konsumen, perusahaan harus dapat mengembangkan produknya
menjadi lebih baik.
2. Harga yaitu sejumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah
kombinasi dari barang beserta pelayanannya. Strategi perusahaan
mengembangkan kebijakan dan menentukan harga produk yang tepat agar
bisa mempertahankan usahanya.
3. Tempat/saluran distribusi yaitu berhubungan dengan penyediaan
produk/jasa yang tepat pada transportasi yang nyaman, aman dan mudah
dijangkau, serta menyediakan produk dalam jumlah yang diinginkan
konsumen.
4. Promosi yaitu aktifitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi,
mempengaruhi atau membujuk, mengingatkan pasar sasaran atas
perusahaan dan produknya agar bersedia menerima dan membeli pada
produk yang ditawarkan perusahaan.
5. Orang/SDM yaitu kesan dari suatu usaha yang diukur dari orang-orang
yang memberikan pelayanan kepada konsumen dengan mengarahkan
minat yang lebih besar dalam menarik, memotivasi, melatih dan
mempertahankan kualitas karyawan dengan mengembangkan pekerjaanpekerjaan untuk memuaskan konsumen.
6. Proses yaitu seluruh kegiatan kerja yang berhubungan dengan pelayanan
yang akan diberikan kepada konsumen, perhatian secara individual yang
diberikan perusahaan kepada pelanggan.
7. Bukti Fisik (Fasilitas Pendukung) yaitu lingkungan fisik perusahaan
dimana layanan diciptakan, penyediaan dan konsumen berinteraksi.
39
Setiap prioritas bauran pemasaran terdapat beberapa kriteria atau elemen bauran
pemasaran yang dipertimbangkan oleh PT BUF yaitu:
1. Kriteria yang diperhatikan dalam produk adalah
a. Kualitas produk
b. Kuantitas dan variasi produk
c. Kemasan produk yang digunakan
2. Kriteria yang diperhatikan dalam penetapan harga adalah:
a. Harga berdasarkan biaya operasional
b. Harga berdasarkan produk pesaing
c. Harga berdasarkan segmentasi konsumen/pelanggan
3. Kriteria yang diperhatikan dalam Tempat adalah
a. Kemudahan mendapatkan produk
b. Informasi ketersedian produk
c. Kemudahan dan keamanan transportasi
4. Kriteria yang diperhatikan dalam promosi adalah:
a. Periklanan
b. Promosi penjualan
c. Pemasaran langsung
d. Hubungan masyarakat
5. Kriteria yang diperhatikan dalam SDM adalah:
a. Meningkatkan kualitas SDM
b. Meningkatkan kuantitas SDM
6. Kriteria yang diperhatikan dalam proses adalah:
a. Menfasilitasi kemudahan transaksi pembayaran
b. Memberikan layanan purna jual
c. Tanggapan atas keluhan konsumen
7. Kriteria yang diperhatikan dalam bukti fisik adalah:
a. Meningkatkan fasilitas lengkap perusahaan
b. Membuat desain dan layout perusahaan
c. Membuat seragam karyawan
Hirarki prioritas bauran pemasaran tanaman hias PT BUF dapat dilihat pada
Gambar 6.
40
Prioritas Bauran Pemasaran PT. BUF
Mencapai Efisiensi
Pemasaran
Produk
Kualitas
Kuantitas
Kemasan
b
Harga
Tempat
Kemudahan
Mendapatkan
Produk
Biaya
Operasional
Harga Produk
Pesaing
Segmentasi
Konsumen
Informasi
Ketersediaan
Produk
Kemudahan
dan
Keamanan
Transportasi
Menciptakan
Keunggulan Bersaing
Meningkatkan
Penjualan
Promosi
Periklanan
Promosi
Penjualan
Orang/SDM
Proses
Meningkatkan
Kualitas SDM
Memfasilitasi
Kemudahan
Transaksi
Pembayaran
Meningkatkan
Jumlah SDM
Pemasaran
Langsung
Memberikan
Layanan Purna
Jual
Hubungan
Masyarakat
Tanggapan atas
Keluhan
Gambar 6 Hirarki Strategi Bauran Pemasaran Tanaman Hias PT BUF
Bukti Fisik
Meningkatkan
Fasilitas Lengkap
Perusahaan
Membuat desain
dan Layout
Perusahaan
Membuat Baju
Seragam
Karyawan
41
Analisis Hasil Pengolahan Horizontal Elemen Tujuan
Tujuan dari pengolahan horizontal yaitu untuk melihat prioritas suatu
elemen terhadap tingkat yang berada satu tingkat di atas elemen tersebut dalam
suatu struktur hirarki keputusan. Melalui identifikasi, hasil wawancara dan
pengisian kuesioner yang diberikan kepada pihak manajemen PT BUF,
didapatkan struktur hirarki beserta data yang digunakan untuk memudahkan
proses pengambilan keputusan. Data hasil pengisian kuesioner kemudian diolah
dengan menggunakan software expert choice Version 2000.
Pada pengolahan horizontal ini merupakan pengolahan hirarki di tingkat
dua untuk mengetahui tujuan yang diprioritaskan dalam bauran pemasaran yang
dilakukan di PT BUF. Adapun hasil pengolahan horizontal tersebut dapat dilihat
pada Tabel 5.
Tabel 5 Hasil Pengolahan Horizontal Prioritas Tujuan Pemasaran Tanaman Hias
PT BUF.
Tujuan
Bobot Prioritas
Rasio Inkonsistensi
Mencapai Efisiensi Pemasaran
0.668
1
Meningkatkan Penjualan
0.208
2
0.02
Menciptakan Keunggulan Bersaing
0.124
3
Hasil pengolahan horizontal prioritas tujuan memiliki rasio inkonsistensi
0.02 (2%), artinya sudah memenuhi persyaratan rasio inkonsistensi di bawah
10%. Berdasarkan pengolahan tersebut diketahui bahwa tujuan untuk mencapai
efisiensi pemasaran perusahaan menjadi prioritas pertama dengan bobot 0.668.
Tujuan mencapai efisiensi pemasaran perusahaan menjadi prioritas pertama
dikarenakan tujuan ini memperhitungkan biaya produksi, HPP (Harga Pokok
Penjualan) dan tingkat keuntungan atas penjualan. Semakin efisien dalam usaha
yang dijalankan maka akan meminimalisir risiko besarnya biaya yang dikeluarkan
yang akan menimbulkan kerugian, sehingga akan lebih mudah PT BUF untuk
menjalankan keberlangsungan usahanya dengan keuntungan yang maksimal.
Tujuan perusahaan yang menjadi prioritas kedua adalah meningkatkan
penjualan dengan bobot 0.208. Tujuan ini juga menjadi salah satu tujuan
perusahaan dalam menjalankan bisnisnya. Pihak perusahaan berpendapat bahwa
ada penurunan penjualan yang diakibatkan adanya selera konsumen yang selalu
berubah-ubah sehingga menciptakan trend yang baru untuk jenis tanaman hias
yang diinginkan. Selain itu penurunan penjualan juga disebabkan oleh banyaknya
jenis karakteristik pesaing dan pendatang baru di bisnis tanaman hias. Semakin
meningkatnya penjualan, maka pendapatan perusahaan juga meningkat.
Pendapatan yang meningkat akan memperkuat modal perusahaan, dan dengan
modal perusahaan yang semakin bertambah akan membuat perusahaan lebih
leluasa dalam mengembangkan usahanya.
Tujuan ketiga adalah menciptakan keunggulan bersaing dengan bobot
0.124, karena dalam perkembangannya bermunculan pesaing-pesaing yang
dihadapi oleh PT BUF tidak hanya datang dari pihak perusahaan sejenis tetapi
juga dari petani-petani dan pengusaha tanaman hias di wilayah setempat ataupun
di tempat berbeda yang menawarkan produk sejenis ataupun produk
penggantinya. Selain itu adanya kekuatan tawar menawar pemasok dan juga
42
konsumen menjadikan PT BUF harus mempertahankan produknya dengan
kualitas yang tinggi agar bisa menghadapi persaingan.
Setelah ditentukan prioritas tujuan pemasaran perusahaan, selanjutnya
adalah penentuan prioritas bauran pemasaran (tingkat tiga) dan kriteria yang
mendukung bauran pemasaran dilakukan penyusunan hirarki lagi untuk masingmasing bauran pemasaran. Penentuan prioritas bauran pemasaran dilakukan pada
masing-masing tujuan pemasaran yang telah ditentukan.
Analisis Hasil Pengolahan Horizontal Pemasaran untuk Mencapai Efisiensi
Pemasaran
Pada Pengolahan tingkat tiga untuk tujuan mencapai efisiensi pemasaran
perusahaan memiliki rasio inkonsistensi yang sudah memenuhi persyaratan yaitu
dengan nilai 0.04 (4%). Pencapaian nilai rasio ikonsistensi ini dilakukan dua kali
pengisian kuesioner, karena pada saat hasil wawancara pertama ternyata ada dari
satu orang responden yang tidak memenuhi syarat konsistensi pada bauran tempat
dan promosi yang mengakibatkan hasil kosnsistensinya melebihi 10 %. Adapun
hasil pengolahan yang sudah mencapai syarat konsistensi dapat dilihat pada Tabel
6.
Tabel 6 Hasil Pengolahan Horizontal Prioritas Pemasaran Tanaman Hias PT BUF
untuk Mencapai Efisiensi Pemasaran.
Bauran
Rasio
Tujuan
Pemasaran
Bobot
Prioritas
Inkonsistensi
Produk
0.154
4
Harga
0.164
2
Tempat
0.085
7
Mencapai
Efisiensi
0.04
Promosi
0.110
6
Pemasaran
SDM
0.149
5
Proses
0.177
1
Bukti Fisik
0.162
3
Hasil pengolahan horizontal pemasaran untuk masing-masing bauran
pemasaran dalam tujuan mencapai efisiensi pemasaran perusahaan juga telah
memenuhi syarat inkonsistensi dengan nilai 0.00 (0%) untuk produk, 0.02 (2%)
untuk harga, 0.04 (4%) untuk tempat, 0.01 (1%) untuk promosi, 0.00 (0%) untuk
SDM, 0.00 (0%) untuk proses dan 0.00 (0%) untuk bukti fisik. Hasil pengolahan
horizontal prioritas bauran pemasaran untuk tujuan mencapai efisiensi pemasaran
perusahaan yang menjadi prioritas pertama adalah bauran proses dengan bobot
1.77. Hasil pengolahan tersebut dapat dilihat pada Tabel 7.
43
Tabel
7 Hasil Pengolahan Horizontal Prioritas Kriteria Bauran Pemasaran
Tanaman Hias PT BUF untuk Mencapai Efisiensi Pemasaran.
Kriteria Bauran
Rasio
Bauran Pemasaran
Pemasaran
Bobot Prioritas Inkonsistensi
Kualitas
0.495
1
Produk
0.00
Kuantitas
0.410
2
Kemasan
0.095
3
Biaya Opersional
0.330
2
Harga
0.02
Harga Produk Pesaing 0.184
3
Segmentasi Pelanggan 0.486
1
Kemudahan
Mendapatkan produk
0.381
2
Informasi
Tempat
Ketersediaan Produk
0.538
1
0.04
Kemudahan dan
Keamanan
Transportasi
0.081
3
Periklanan
0.107
4
Promosi Penjualan
0.301
2
Promosi
0.01
Pemasaran Langsung
0.500
1
Hubungan Masyarakat 0.093
3
Meningkatkan
Kualitas SDM
0.852
1
Orang/ SDM
0.00
Meningkatkan
Kuantitas SDM
0.148
2
Memfasilitasi
KemudahanTransaksi
Pembayaran
0.109
3
Proses
Memberikan Layanan
0.00
Purna Jual
0.299
2
Tanggapan atas
keluhan
0.591
1
Meningkatkan
Fasilitas Lengkap
Perusahaan
0.612
1
Bukti Fisik
Membuat Desain dan
0.00
Layout Perusahaan
0.154
3
Membuat Seragam
Karyawan
0.234
2
Proses menjadi salah satu hal yang penting bagi PT BUF karena sebaik
apapun kualitas yang dihasilkan jika dalam kegiatan pemasaran mulai dari
tanaman hias di produksi sampai penyaluran produk tanaman hias yang dihasilkan
oleh PT BUF tidak baik, maka tanaman hias tersebut tidak akan sampai ke tangan
konsumen sesuai dengan yang diharapkannya. Dilihat dari hasil pengolahan
horizontal untuk bauran proses maka didapatkan nilai inkonsitensi 0.00 (0%).
44
Kriteria yang paling pertama untuk bauran proses adalah dengan memberikan
tangapan atas keluhan, kriteria kedua memberikan layanan purna jual dan kriteria
memfasilitasi kemudahan dalam transaksi pembayaran. Memberikan tanggapan
atas keluhan konsumen dari setiap tanaman hias yang kurang sesuai atau
masukan-masukan dari konsumen yang selalu ditanggapi positif menjadikan PT
BUF lebih dipercaya oleh konsumen. Kemudian PT BUF akan terus memberikan
layanan purna jual dengan menjaga hubungan dengan konsumen atau pelanggan
dan mencarikan alternatif pilihan untuk kemudahan dalam proses administrasi
atau transaksi pembayaran. Hal ini akan mempermudah PT BUF untuk mencapai
efisiensi pemasaran, karena konsumen merasa puas mendapatkan produk dan
pelayanan yang diinginkannya.
Prioritas kedua untuk mencapai tujuan mencapai efisiensi pemasaran
perusahaan adalah bauran harga dengan bobot 0.164. Dari hasil pengolahan
horizontal untuk bauran harga kriteria yang pertama adalah penentuan harga
berdasarkan segmentasi pelanggan, kedua berdasarkan biaya operasional dan
ketiga berdasarkan harga produk pesaing.
Prioritas ketiga dalam mencapai tujuan mencapai efisiensi pemasaran
perusahaan adalah bauran bukti fisik dengan bobot 0.162. Prioritas ini menjadi
penting karena dengan adanya bukti fisik yang mendukung keberadaan PT BUF
merupakan upaya memberikan kejelasan untuk menciptakan keyakinan,
kenyamanan dan kepuasan konsumen. Hasil pengolahan horizontal untuk bauran
bukti fisik, kriteria yang pertama adalah meningkatkan fasilitas lengkap
perusahaan. PT BUF membuat fasilitas semenarik mungkin untuk bisa menarik
pelanggan sebanyak mungkin dengan membuat areal parkir yang luas, tersedianya
mushola dan toilet yang lengkap agar konsumen bisa menikmati fasilitas yang ada
dan menimbulkan minat untuk melakukan kunjungan ke PT BUF dan melakukan
pembelian. Kemudian kriteria kedua dalam bauran bukti fisik adalah membuat
baju seragam untuk karyawan yang lain daripada perusahaan lain untuk
menciptakan suasana yang berbeda dan menjadi penarik perhatian untuk
konsumen mau mengunjungi tempat penjualan tanaman hias di PT BUF dan
kemudian melakukan pembelian. Membuat Desain dan layout perusahaan
merupakan kriteria ketiga dalam bauran bentuk fisik, Hal ini dilakukan untuk
memberikan isyarat pada para pelanggan mengenai kualitas dan kekhususan
produk tanaman hias yang ditawarkan. Prioritas bauran yang dilakukan tersebut
akan mempermudah perusahaan dalam mencapai efisiensi pemasaran perusahaan
untuk mencapai keuntungan maksimal, meskipun biaya investasi di awal lebih
besar namun untuk kedepannya tidak harus mengeluarkan biaya yang lebih besar
lagi karena fasilitas yang disediakan sudah merupakan investasi jangka panjang.
Prioritas keempat dalam tujuan mencapai efisiensi pemasaran perusahaan
adalah bauran produk dengan bobot 0.154. Dari hasil pengolahan horizontal untuk
bauran produk kriteria yang pertama adalah meningkatkan kualitas produk.
Pencapaian efisiensi suatu penjualan produk juga dapat diperoleh dari kualitas
produk yang dilihat dari ketahanan kesegaran, keharuman, keunikan dan tahan
terhadap hama dan penyakit tanaman. Kualitas yang baik akan menjadikan
konsumen lebih loyal untuk tetap membeli tanaman hias yang dihasilkan di PT
BUF tersebut. Kriteria kedua adalah meningkatkan kuantitas produk. Penyesuaian
kuantitas yang meliputi berbagai macam variasi bentuk dan warna yang unik,
artinya sedikit saja perusahaan mengurangi kuantitas dari produk, maka biaya
45
produksi yang digunakan dapat diturunkan. Penurunan
biaya produksi
mengakibatkan lebih leluasa dalam penentuan harga pokok penjualan. Penentuan
harga pokok produk yang lebih tinggi dari harga pokok produksi akan
mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Kemasan menjadi kriteria ketiga yang
harus dipertimbangkan karena dengan penggunaan kemasan tidak hanya dilihat
dari keunikan dan dibuat semenarik mungkin, namun bagaimana kemasan yang
digunakan dapat menjadikan tanaman hias tetap segar dan harum dalam waktu
yang relatif lama. Produk yang unggul dari kualitas, kuantitas, dan kemasan
tanaman hias yang dijual PT BUF tersebut akan memberikan kepuasan konsumen
dan menyebabkan efisiensi pemasaran dapat tercapai.
Bauran SDM menempati prioritas kelima dari prioritas bauran pemasaran
untuk tujuan mencapai efisiensi pemasaran perusahaan dengan bobot 0.149. Dari
hasil pengolahan horizontal untuk strategi bauran SDM kriteria yang pertama
adalah meningkatkan kualitas SDM atau karyawan dan kedua dengan
meningkatkan kuantitas SDM. Kulaitas SDM yang terus ditingkatkan tentunya
akan menjadikan usaha yang dijalankan PT BUF lebih efisien, karena jaminan
dari kualitas tanaman hias yang dihasilkan ditunjang dari kualitas SDM yang
sangat bagus.
Bauran Promosi menempati prioritas keenam dari prioritas bauran
pemasaran untuk tujuan mencapai efisiensi pemasaran dengan bobot 0.110. Dari
hasil pengolahan horizontal untuk bauran promosi kriteria yang pertama adalah
pemasaran lagsung, kedua promosi penjualan, ketiga periklanan dan keempat
hubungan masyarakat. Pemasaran langsung menjadi prioritas utama karena PT
BUF akan mudah memperkirakan dan mengantisipasi kebutuhan konsumen atau
pelanggan. Kriteria kedua promosi penjualan dilakukan untuk mencapai efisiensi
pemasaran perusahaan baik yang bersifat langsung/jangka pendek maupun jangka
panjang. Kriteria ketiga adalah kriteria periklanan guna memperkenalkan tanaman
hias yang dihasilkan PT BUF dapat terkenal lebih luas. Keempat adalah hubungan
masyarakat yang terjalin dengan baik akan mampu membantu perusahaan untuk
tetap menjalankan usahanya dengan nyaman dan aman. Bauran promosi yang
diterapkan ini akan lebih mempermudah perusahaan mencapai efisiensi, karena
tanaman hias yang ditawarkan langsung akan tepat pada konsumen yang
membutuhkan sesuai dengan perhitungan dan target perusahaan.
Bauran tempat atau saluran distribusi menempati prioritas ketujuh dari
prioritas bauran pemasaran untuk tujuan
mencapai efisiensi pemasaran
perusahaan dengan bobot 0.085. Dari hasil pengolahan horizontal untuk bauran
tempat kriteria pertama yang dilakukan PT BUF adalah memberikan informasi
ketersediaan produk agar konsumen atau pelanggan bisa memperoleh tanaman
hias yang dibutuhkan sesuai dengan yang diinginkan. Kriteria kedua adalah
kemudahan dalam mendapatkan produk. Prioritas bauran ini dilakukan PT BUF
dengan memilih tempat yang strategis dan akses jalan yang mudah dilalui, selain
itu kemudahan yang diberikan adalah dengan mengantarkan langsung tanaman
hias dengan alat transportasi yang tersedia agar konsumen atau pelanggan dapat
memperoleh tanaman hiasnya pada waktu yang tepat. Kemudahan dan keamanan
trasportasi menjadi kriteria ketiga, karena sebagus apapun fasilitas dan kualitas
tanaman hias yang dihasilkan PT BUF, konsumen akan merasa lebih percaya jika
transportasi yang disediakan dalam menjalankan usahanya menunjukan
kemudahan dan keamanan bagi konsumen atau pelanggan dengan jaminan
46
keselamatan tanaman hias yang sampai ke tangan konsumen. Tempat/saluran
distribusi harus menjamin adanya ketersediaan produk pada saat adanya
permintaan dari konsumen. Apabila adanya permintaan yang tinggi dan
perusahaan dapat memenuhi permintaan tersebut, maka akan memberikan
kepercayaan bagi konsumen. Efisiensi pemasaran perusahaan dapat juga tercapai
dari adanya kepercayaan konsumen yang merupakan keuntungan jangka panjang
perusahaan.
Analisis hasil Pengolahan Horizontal Pemasaran untuk Meningkatkan
Penjualan
Pengolahan tingkat tiga untuk tujuan meningkatkan penjualan memiliki
rasio inkonsistensi yang sudah memenuhi persyaratan yaitu dengan nilai 0.02
(2%). Hasil pengolahan tersebut dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8 Hasil Pengolahan Horizontal Prioritas Pemasaran Tanaman Hias PT BUF
untuk Meningkatkan Penjualan.
Bauran
Rasio
Tujuan
Pemasaran
Bobot
Prioritas
Inkonsistensi
Produk
0.134
4
Harga
0.177
2
Tempat
0.081
7
Meningkatkan
0.02
Promosi
0.205
1
Penjualan
SDM
0.133
5
Proses
0.173
3
Bukti Fisik
0.096
6
Hasil pengolahan horizontal pemasaran untuk masing-masing bauran
pemasaran dalam tujuan meningkatkan penjuaalan pada awalnya tidak memenuhi
syarat konsistensi, karena hasil dari bauran harga, tempat dan promosi melebihi 10
%. Namun setelah dilakukan pengisian kuesioner ulang dan diolah kembali sudah
memenuhi syarat inkonsistensi dengan nilai 0.03 (3%) untuk bauran promosi di
prioritas pertama dengan bobot 0.205, 0.03 (3%) untuk bauran harga di prioritas
kedua dengan bobot 0.177, 0.02 (2%) untuk bauran proses di prioritas ketiga
dengan bobot 0.173, 0.01 (1%) untuk bauran produk di prioritas ke empat dengan
bobot 0.134, prioritas kelima 0.00 (0%) untuk bauran SDM dengan bobot 0.133,
prioritas keenam dengan bobot 0.096 yaitu bauran bukti fisik dengan nilai
inkonsistensi untuk 0.01 (1%) dan prioritas ketujuh dengan bobot 0.081 adalah
bauran tempat/saluran distribusi dengan nilai inkonsistensi 0.00 (0%). Adapun
Hasil pengolahan tersebut dapat dilihat pada Tabel 9.
47
Tabel
9 Hasil Pengolahan Horizontal Prioritas Kriteria Bauran Pemasaran
Tanaman Hias PT BUF untuk Meningkatkan Penjualan.
Bauran
Kriteria Bauran
Rasio
Pemasaran
Pemasaran
Bobot
Prioritas Inkonsistensi
Kualitas
0.473
1
Produk
0.01
Kuantitas
0.434
2
Kemasan
0.092
3
Biaya Opersional
0.214
3
Harga
0.03
Harga Produk Pesaing
0.409
1
Segmentasi Pelanggan
0.376
2
Kemudahan
Mendapatkan produk
0.524
1
Informasi Ketersediaan
Tempat
0.00
Produk
0.388
2
Kemudahan dan
Keamanan Transportasi 0.088
3
Periklanan
0.108
4
Promosi Penjualan
0.273
2
Promosi
0.03
Pemasaran Langsung
0.480
1
Hubungan Masyarakat
0.130
3
Meningkatkan Kualitas
SDM
0.734
1
Orang/ SDM
0.00
Meningkatkan
Kuantitas SDM
0.266
2
Memfasilitasi
KemudahanTransaksi
Pembayaran
0.141
3
Proses
0.02
Memberikan Layanan
Purna Jual
0.365
2
Tanggapan atas keluhan 0.493
1
Meningkatkan Fasilitas
Lengkap Perusahaan
0.327
2
Membuat Desain dan
Bukti Fisik
0.01
layout Perusahaan
0.256
3
Membuat Seragam
Karyawan
0.417
1
Prioritas kriteria yang pertama dalam bauran promosi adalah pemasaran
langsung, kedua promosi penjualan, ketiga hubungan masyarakat dan keempat
periklanan. Sama halnya pada tujuan efisiensi pemasaran perusahaan, pemasaran
langsung juga menjadi prioritas utama dalam meningkatkan penjualan karena PT
BUF akan mudah memperkirakan dan mengantisipasi kebutuhan konsumen atau
langganan sehingga jumlah penjualan akan lebih meningkat dari pemasaran atau
penawaran langsung kepada konsumen karena dalam menawarkan tanaman
hiasnya PT BUF akan menjelaskan lebih mendetail tentang kualitas dari tanaman
hias yang diproduksi dengan harga yang sesuai dengan kualitas yang ditawarkan
48
tersebut yang akan menimbulkan minat dan kepercayaan konsumen yang menjadi
sasaran untuk penjualan. Kriteria kedua promosi penjualan dilakukan untuk
meningkatkan jumlah penjualan baik yang bersifat langsung, jangka pendek
maupun jangka panjang. Kriteria ketiga adalah hubungan masyrakat yang terjalin
dengan baik akan mampu membantu perusahaan untuk tetap menjalankan
usahanya dengan nyaman dan aman dan juga bisa secara tidak langsung
masyrakat setempat mempromosikan tanaman hias yang ada di PT BUF kepada
banyak orang, sehingga penjulan akan cenderung meningkat. Keempat adalah
kriteria periklanan yang dilakukan guna memperkenalkan tanaman hias yang
dihasilkan PT BUF dapat terkenal lebih luas agar konsumen dan pelanggan
potensialnya menjadi banyak dan penjualan pun akan meningkat.
Prioritas yang kedua untuk tujuan meningkatkan penjualan adalah bauran
harga. Sedangkan yang menjadi prioritas kriteria pertama dalam bauran harga
tersebut adalah harga produk pesaing, kedua segmentasi pelanggan dan ketiga
harga berdasarkan biaya operasional. Penetapan harga yang tepat akan menarik
konsumen untuk membeli tanaman hias yang di produksi PT BUF. Harga produk
pesaing di prioritas pertama dalam penetapan harga di PT BUF karena berapapun
harga yang ditawarkan pesaing PT BUF menerapkan harga diatas rata-rata
pesaing. Harga diatas pesaing tersebut dilakukan untuk menunjukan bahwa harga
tinggi dijamin dengan kualitas yang bagus.
Prioritas yang ketiga untuk tujuan meningkatkan penjualan adalah bauran
proses. Dilihat dari hasil pengolahan horizontal untuk bauran proses maka kriteria
yang paling pertama untuk bauran proses adalah dengan memberikan tangapan
atas keluhan, kriteria kedua memberikan layanan purna jual dan kriteria ketiga
adalah dengan memfasilitasi kemudahan dalam transaksi pembayaran. Bauran
proses ini penting dilakukan untuk menciptakan pembelian berulang oleh
konsumen agar dapat meningkatkan penjualan tanaman hias di PT BUF.
Prioritas yang keempat untuk meningkatkan penjualan adalah bauran
produk. Hasil pengolahan horizontal untuk kriteria bauran produk, kriteria yang
pertama adalah kualitas produk, kedua kuantitas produk dan ketiga adalah
kemasan produk. Tanaman hias yang dihasilkan PT BUF harus menjadi icon
perusahaan tersebut. Produk yang unggul dari kualitas akan memuaskan
konsumen, dan menyebabkan konsumen melakukan pembelian ulang terhadap
produk tersebut, maka penjualan akan terus meningkat. Kualitas yang dimaksud
adalah yang bisa memuaskan konsumen baik secara kesegaran, keunikan, tahan
terhadap hama dan penyakit tanaman serta keharuman yang sesuai dengan
keinginan konsumen. Kuantitas menjadi kriteria kedua agar konsumen bebas
memilih variasi tanaman hias yang diinginkan sesuai dengan kebutuhannya.
Kemasan menjadi kriteria ketiga yang harus dipertimbangkan karena dengan
penggunaan kemasan tidak hanya dilihat dari keunikan dan dibuat semenarik
mungkin, namun bagaimana kemasan yang digunakan dapat menjadikan tanaman
hias tetap segar dan harum dalam waktu yang relatif lama. Produk yang unggul
dari kualitas, kuantitas dan kemasan tanaman hias yang dijual PT BUF tersebut
akan memberikan kepuasan konsumen dan menyebabkan konsumen melakukan
pembelian berulang terhadap tanaman hias yang dihasilkan PT BUF, sehingga
tujuan meningkatkan penjualan akan tercapai.
Bauran SDM menempati prioritas kelima dari prioritas bauran pemasaran
untuk tujuan meningkatkan penjualan. Dari hasil pengolahan horizontal untuk
49
bauran SDM kriteria yang pertama adalah meningkatkan kualitas SDM atau
karyawan PT BUF. Hal ini dilakukan agar karyawan memiliki kinerja yang bagus
baik dalam memproduksi tanaman hias maupun memberikan pelayanan kepada
para konsumen atau pelanggan. Setelah kualitas karyawan bagus PT BUF akan
meningkatkan kuantitas SDM dengan merekrut SDM sesuai dengan kebutuhan
dan memenuhi kriteria yang dibutuhkan, sehingga dengan pelayanan yang baik
dan jumah karyawan yang memadai akan mempermudah konsumen atau
pelanggan dalam mendapatkan tanaman hias yang diharapkan. Selain itu
konsumen akan merasa nyaman untuk melakukan pembelian berulang. Hal ini
akan berimplikasi pada peningkatan penjualan tanaman hias di PT BUF.
Bauran bukti fisik menempati prioritas keenam dari prioritas bauran
pemasaran untuk tujuan meningkatkan penjualan. Prioritas ini menjadi penting
karena dengan adanya bukti fisik yang mendukung keberadaan PT BUF
merupakan upaya memberikan
kejelasan untuk menciptakan keyakinan,
kenyamanan dan kepuasan konsumen. Hasil pengolahan horizontal untuk bauran
bukti fisik, kriteria yang pertama adalah membuat baju seragam untuk karyawan
yang lain daripada perusahaan lain untuk menciptakan suasana yang berbeda dan
menjadi penarik perhatian untuk konsumen mau mengunjungi tempat penjualan
tanaman hias di PT BUF dan melakukan pembelian. Kriteria kedua dalam bauran
bukti fisik untuk tujuan meningkatkan penjualan adalah dengan meningkatkan
fasilitas lengkap di perusahaan. PT BUF membuat fasilitas semenarik mungkin
untuk bisa menarik pelanggan sebanyak mungkin dengan membuat areal parkir
yang luas, tersedianya mushola dan toilet yang lengkap agar konsumen bisa
menikmati fasilitas yang ada dan menimbulkan minat untuk melakukan
kunjungan ke PT BUF dan melakukan pembelian yang lebih banyak. Membuat
desain dan layout perusahaan merupakan kriteria ketiga dalam bauran bukti fisik.
Hal ini dilakukan untuk memberikan isyarat pada para pelanggan mengenai
kualitas dan kekhususan produk tanaman hias yang ditawarkan secara lebih jelas.
Bauran tempat menempati prioritas ketujuh dari prioritas bauran
pemasaran untuk tujuan meningkatkan penjualan. Dari hasil pengolahan
horizontal untuk bauran tempat kriteria pertama yang dilakukan PT BUF adalah
kemudahan konsumen dalam memperoleh produk, kedua memberikan informasi
ketersediaan produk dan ketiga kemudahan dan keamanan transportasi. Prioritas
bauran ini dilakukan PT BUF dengan memilih tempat yang strategis dan akses
jalan yang mudah dilalui, selain itu kemudahan yang diberikan adalah dengan
mengantarkan langsung tanaman hias dengan alat transportasi yang tersedia agar
konsumen atau pelanggan dapat memperoleh tanaman hiasnya pada waktu yang
tepat. Kemudahan dan keamanan menjadi kriteria ketiga, karena sebagus apapun
fasilitas dan kualitas tanaman hias yang dihasilkan PT BUF, konsumen akan
merasa lebih percaya jika transportasi yang disediakan dalam menjalankan
usahanya menunjukan keamanan dan kenyamanan bagi konsumen atau pelanggan
yang ingin memperoleh tanaman hiasnya dengan baik, sehingga konsumen akan
melakukan pembelian ke PT BUF secara berulang dan tujuan meningkatkan
penjualan akan tercapai.
50
Analisis hasil Pengolahan Horizontal Pemasaran untuk Menciptakan
Keunggulan Bersaing
Pengolahan tingkat tiga untuk tujuan menciptakan keunggulan bersaing
memiliki rasio inkonsistensi yang sudah memenuhi persyaratan yaitu dengan nilai
0.04 (4%). Hasil pengolahan tersebut dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10
Hasil Pengolahan Horizontal Prioritas Pemasaran Tanaman Hias PT
BUF untuk Menciptakan Keunggulan Bersaing.
Bauran
Rasio
Tujuan
Pemasaran
Bobot
Prioritas
Inkonsistensi
Produk
0.148
3
Harga
0.285
1
0.048
7
Menciptakan Tempat
Keunggulan Promosi
0.04
0.141
5
Bersaing
SDM
0.158
2
Proses
0.147
4
Bukti Fisik
0.074
6
Hasil pengolahan horizontal pemasaran untuk masing-masing bauran
pemasaran dalam tujuan menciptakan keunggulan bersaing juga telah memenuhi
syarat inkonsistensi dengan nilai 0.01 (1%) untuk bauran harga diprioritas pertama
dengan bobot 0.285, 0.00 (0%) untuk bauran SDM diprioritas kedua dengan bobot
0.158, 0.01 (1%) untuk bauran produk dengan bobot 0.148 ada diprioritas ketiga,
0.02 (2%) untuk bauran proses diprioritas keempat dengan bobot 0.147, 0.05 (5%)
untuk bauran promosi diprioritas kelima dengan bobot 0.141, 0.00 (0%) untuk
bauran bukti fisik diprioritas keenam dengan bobot 0.074 dan 0.01 (1%) untuk
bauran tempat/saluran distribusi berada pada prioritas ketujuh dengan bobot
0.048. Hasil pengolahan tersebut dapat dilihat pada Tabel 11.
51
Tabel
11 Hasil Pengolahan Horizontal Prioritas Kriteria Bauran Pemasaran
Tanaman Hias PT BUF untuk Menciptakan Keunggulan Bersaing.
Bauran
Kriteria Bauran
Rasio
Pemasaran
Pemasaran
Bobot
Prioritas
Inkonsistensi
Kualitas
0.688
1
Produk
0.01
Kuantitas
0.178
2
Kemasan
0.134
3
Biaya Opersional
0.189
3
Harga
0.01
Harga Produk Pesaing
0.526
1
Segmentasi Pelanggan
0.286
2
Kemudahan
Mendapatkan produk
0.550
1
Informasi Ketersediaan
Tempat
0.01
Produk
0.357
2
Kemudahan dan
Keamanan Transportasi 0.94
3
Periklanan
0.108
3
Promosi Penjualan
0.234
2
Promosi
0.05
Pemasaran Langsung
0.554
1
Hubungan Masyarakat
0.104
4
Meningkatkan Kualitas
SDM
0.848
1
Orang/
0.00
SDM
Meningkatkan Kuantitas
SDM
0.152
2
Memfasilitasi
KemudahanTransaksi
Pembayaran
0.141
3
Proses
0.02
Memberikan Layanan
Purna Jual
0.365
2
Tanggapan atas keluhan 0.493
1
Meningkatkan Fasilitas
Lengkap Perusahaan
0.612
1
Bukti
Membuat Desain dan
0.00
Fisik
lay out Perusahaan
0.154
3
Membuat Seragam
Karyawan
0.234
2
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa kriteria pertama dalam bauran
harga adalah harga produk pesaing, kedua harga berdasarkan segmentasi
pelanggan dan ketiga harga berdasarkan biaya operasional. Dalam persaingan
harga dapat dijadikan indikator. Harga produk yang bersaing adalah harga yang
sesuai dengan kemampuan konsumen yang menjadi sasaran. Konsumen sebagai
pengguna selain mempertimbangkan faktor kualitas produk, juga akan
membandingkan harga antar produk yang satu dengan produk yang lain. Pada saat
penentuan harga tanaman hias, tentunya PT BUF harus lebih jeli dalam melihat
perkembangan harga produk pesaingnya. Hal ini penting diperhatikan untuk bisa
52
menciptakan keunggulan bersaing, karena jika menurut persepsi konsumen
kualitas tanaman hias yang dihasilkan PT BUF sama saja dengan tanaman hias
pesaingnya, maka setinggi apapun harga yang ditentukan PT BUF tidak akan
pernah laku di pasaran.
Prioritas yang kedua untuk menciptakan keunggulan bersaing adalah
bauran SDM. Sedangkan yang menjadi prioritas kriteria pertama dalam bauran
SDM tersebut adalah meningkatkan kualitas SDM dan kedua dengan
meningkatkan kuantitas SDM. Kulaitas SDM yang terus ditingkatkan tentunya
akan menjadikan usaha yang dijalankan PT BUF unggul dalam persaingan, karena
jaminan dari kualitas tanaman hias yang dihasilkan ditunjang dari kualitas SDM
yang sangat baik yang akan mempengaruhi keunggulan bersaing dalam industri
bisnis tanaman hias yang semakin ketat.
Prioritas yang ketiga untuk menciptakan keunggulan bersaing adalah
bauran produk. Sedangkan yang menjadi prioritas kriteria pertama dalam bauran
bauran produk tersebut yang pertama adalah dengan meningkatkan kualitas, kedua
memberikan kemasan yang menarik dan tahan lama dan ketiga dengan
meningkatkan kuantitas tanaman hias dengan variasi yang beragam. Persaingan
produk tanaman hias di pasaran yang juga mencolok adalah adanya produkproduk tanaman hias dari pesaing yang menawarkan kualitas dengan berbagai
keunggulannya masing-masing. Keunggulan yang membedakan tanaman hias satu
dengan yang lain akan menyebabkan tanaman hias tersebut mempunyai daya
saing yang cukup tinggi
Prioritas yang keempat untuk menciptakan keunggulan bersaing adalah
bauran proses. Hasil pengolahan horizontal untuk bauran proses untuk kriteria
yang pertama adalah tanggapan atas keluhan, kedua memberikan layanan purna
jual dan ketiga adalah memberikan kemudahan dalam transaksi pembayaran.
Bauran pemasaran ini diterapkan agar hubungan antar perusahaan dengan
konsumen atau pelanggan dapat tetap terjaga dan memastikan bahwa dengan
pelayanan tersebut konsumen merasa puas dan dihargai atas keluhan dan saran
yang ditanggapi oleh PT BUF, sehingga keunggulan bersaing dalam suatu usaha
tanaman hias dapat diperoleh dari pengusaha-pengusaha tanaman hias lainnya
Bauran promosi untuk menciptakan keunggulan bersaing menduduki
prioritas kelima dan hasil pengolahan horizontal untuk bauran promosi tersebut
kriteria pertama adaah dengan pemasaran langsung, kedua promosi penjualan,
ketiga periklanan dan keempat hubungan masyarakat. Persaingan yang semakin
ketat salah satunya ditunjukan dengan adanya promosi besar-besaran yang
dilakukan oleh setiap perusahaan, sehingga PT BUF lebih memprioritaskan
pemasaran langsung atau penawaran langsung kepada konsumen dan pelanggan
yang potensial agar tercipta keunggulan bersaing bagi perusahaan.
Bauran bukti fisik untuk mencipakan keunggulan bersaing menduduki
prioritas keenam dan hasil pengolahan horizontal untuk bauran bukti fisik tersebut
kriteria pertama adalah meningkatkan fasilitas lengkap perusahaan, kedua
membuat seragam untuk seluruh karyawan dan ketiga membuat desain layout
perusahaan. Bauran bukti fisik ini bisa menciptakan keunggulan bersaing karena
PT BUF mementingkan adanya fasilitas yang lengkap yang berbeda dari pesaing
lainnya untuk menunjang konsumen merasa nyaman dan senang melakukan
pembelian tanaman hias yang disediakan di PT BUF tersebut.
53
Bauran tempat atau saluran distribusi untuk menciptakan keunggulan
bersaing menduduki prioritas ketujuh dan hasil pengolahan horizontal untuk
bauran tempat/saluran ditribusi tersebut kriteria pertama adalah kemudahan
konsumen dalam mendapatkan produk, kedua adanya informasi mengenai
ketersediaan produk dan ketiga kemudahan dan keamanan dari transportasi yang
dipilih oleh PT BUF. Persaingan produk tanaman hias di pasaran bisa dihadapi
dengan adanya pendistribusian yang lebih tepat sasaran, sehingga lebih
memudahkan konsumen atau pelanggan mendapatkan produk tanaman hias yang
ditawarkan tersebut. Produk yang mudah didapatkan akan menjadi pilihan terakhir
walaupun terkesan sebagai produk pengganti, namun apabila kondisi tersebut
berlangsung lama, maka akan memberikan citra baik bagi produk pengganti
tersebut, kemudian pada akhirnya keunggulan bersaing bisa didapatkan dengan
memperbaiki citra atau pelayanan yang diberikan.
Analisis Hasil Pengolahan Vertikal
Analisis Hasil Pengolahan Vertikal untuk Prioritas Tujuan
Selain pengolahan horizontal, penentuan prioritas tujuan dari pemasaran
yang ingin dicapai perusahaan dilakukan juga dengan pengolahan vertikal. Hasil
pengolahan vertikal digunakan untuk memperoleh suatu prioritas pengaruh setiap
elemen pada level tertentu dalam suatu hirarki keputusan terhadap fokus atau
sasaran utamanya pada tingkat satu. Pengolahan vertikal dilakukan setelah matriks
pendapat diolah secara horizontal dan setelah memenuhi persyaratan rasio
inkonsistensi. Adapun persyaratan rasio inkonsistensi untuk hasil pengolahan
vertikal tingkat duasudah terpenuhi, nilainya 0,04 (4%). Hasil pengolahan vertikal
ini menunjukan hasil yang sama dengan pengolahan tingkat dua secara horizontal.
Hasil pengolahan tersebut dapat diliha pada Tabel 12.
Tabel 12 Hasil Pengolahan Vertikal
PT BUF.
Tujuan
Mencapai Efisiensi Pemasaran
Meningkatkan Penjualan
Menciptakan Keunggulan Bersaing
Prioritas Tujuan Pemasaran Tanaman Hias
Bobot
0.668
0.208
0.124
Prioritas
1
2
3
Rasio Inkonsistensi
0.04
Berdasarkan pengolahan tersebut diketahui bahwa tujuan mencapai
efisiensi pemasaran perusahaan dalam pemasaran menjadi prioritas pertama
dengan bobot 0.668, tujuan perusahaan yang menjadi prioritas kedua adalah
meningkatkan penjualan dengan bobot 0.208 dan prioritas ketiga adalah
menciptakan keunggulan bersaing dengan bobot 0.124.
Hasil pengolahan tersebut menunjukan bahwa prioritas menyeluruh yang
ingin dicapai pemasaran adalah mencapai efisiensi pemasaran perusahaan.
Tercapainya efisiensi pemasaran perusahaan akan bisa mendorong pengembangan
usaha PT BUF karena tanaman hias yang diproduksi PT BUF sudah hampir
banyak ditiru oleh pesaing baik petani skala kecil maupun pengusaha skala besar.
Efisiensi pemasaran perusahaan yang ingin dicapai yang selama beberapa tahun
belakangan ini dirasakan kurang efisien dalam memasarkan tanaman hias, karena
54
seringnya terjadi ketidak tahuan konsumen mengenai informasi ketersediaan
tanaman hias mengakibatkan permintaan konsumen tidak terpenuhi. Selain itu
perusahaan juga sering mengalami stok tanaman hias yang melimpah diakibatkan
tanaman hias tersebut sudah tidak diminati lagi akibat pengaruh trend. Dari
kondisi tersebut produk tanaman hias tidak bisa tahan lama maka sering kali di
jual dengan harga rendah atau bahkan dibuang.
Analisis Hasil Pengolahan Vertikal Prioritas Pemasaran
Hasil pengolahan vertikal tingkat tiga menunjukan prioritas setiap bauran
pemasaran dari keseluruhan tujuan yang ingin dicapai perusahaan terhadap fokus
atau sasaran utamanya pada tingkat satu, yaitu prioritas pemasaran tanaman hias
PT BUF. Hasil pengolahan ini mempunyai nilai inkonsistensi 0.03 (3%). Hasil
pengolahan tersebut dapat dilihat pada Tabel 13 dan Lampiran 9.
Tabel 13 Hasil Pengolahan
PT BUF.
Bauran Pemasaran
Produk
Harga
Tempat
Promosi
SDM
Proses
Bukti Fisik
Vertikal Prioritas Bauran Pemasaran Tanaman Hias
Bobot
0.150
0.176
0.062
0.131
0.146
0.174
0.136
Prioritas
3
1
7
6
4
2
5
Rasio Inkonsistensi
0.03
Hasil pengolahan vertikal strategi bauran pemasaran untuk menunjukan
prioritas masing-masing strategi bauran pemasaran terhadap fokus sasaran
utamanya yaitu strategi pemasaran tanaman hias PT BUF juga telah memenuhi
syarat inkonsistensi dengan nilainya 0.02 (2%) untuk bauran harga berada pada
prioritas pertama dengan bobot 0.176,0.01 (1%) untuk bauran proses berada pada
prioritas kedua dengan bobot 0.174, 0.01 (1%) untuk bauran produk berada pada
prioritas ketiga dengan bobot 0.150, 0.02 (2%) untuk bauran SDM berada pada
prioritas keempat dengan bobot 0.146,0.01 (1%) untuk bauran bukti fisik berada
pada prioritas kelima dengan bobot 0.136, untuk bauran promosi berada pada
prioritas keenam dengan bobot 0.131 dengan nilai 0.02 (2%) dan 0.01 (1%) untuk
bauran tempat berada pada prioritas ketujuh dengan bobot 0.062. Hasil
Pengolahan tersebut dapat dilihat pada Tabel 9.
55
Tabel 14 Hasil Pengolahan Vertikal Prioritas Bauran Pemasaran Tanaman Hias
PT BUF.
Bauran
Kriteria Bauran
Rasio
Pemasaran Pemasaran
Bobot
Prioritas
Inkonsistensi
Kualitas
0.508
1
Produk
0.01
Kuantitas
0.394
2
Kemasan
0.098
3
Biaya Opersional
0.286
2
Harga
0.02
Harga Produk Pesaing
0.276
3
Segmentasi Pelanggan
0.347
1
Kemudahan
Mendapatkan produk
0.432
2
Informasi Ketersediaan
Tempat
0.01
Produk
0.484
1
Kesediaan dan
Keamanan Trasportasi
0.084
3
Periklanan
0.107
3
Promosi Penjualan
0.287
2
Promosi
0.02
Pemasaran Langsung
0.503
1
Hubungan Masyarakat
0.102
4
Meningkatkan Kualitas
SDM
0.824
1
Orang/
0.02
SDM
Meningkatkan
Kuantitas SDM
0.176
2
Memfasilitasi
KemudahanTransaksi
Pembayaran
0.121
3
Proses
0.01
Memberikan Layanan
Purna Jual
0.324
2
Tanggapan atas keluhan 0.555
1
Meningkatkan Fasilitas
Lengkap Perusahaan
0.533
1
Bukti
Membuat Desain dan
0.01
Fisik
lay out Perusahaan
0.165
3
Membuat Seragam
Karyawan
0.285
2
Prioritas pertama yang menyeluruh dari semua strategi adalah bauran
harga. Dari hasil pengolahan vertikal untuk bauran harga prioritas kriteria yang
pertama adalah penentuan harga berdasarkan segmentasi pelanggan atau pasar
dengan bobot 0.347, prioritas kedua dengan bobot 0.286 adalah harga berdasarkan
biaya operasional dan prioritas ketiga dengan bobot 0.276 yaitu harga berdasarkan
produk pesaing. Penentuan hargaproduk harus mempertimbangkan beberapa
faktor, termasuk salah satunya adalah dengan segmentasi pelanggan atau pasar.
Pada saat ini banyak pengusaha-pengusaha tanaman hias yang menawarkan harga
dibawah harga yang ditawrkan PT BUF, karena tidak mempertimbangkan
56
segmentasi pelanggan, sehingga tanaman hias yang dijual oleh pengusahapengusaha lain disamaratakan. Untuk itu PT BUF menyadari dengan harga yang
ditetapkan lebih tinggi dari harga pesaing, maka PT BUF melakukan segmentasi
pelanggan sesuai jumlah tanaman hias yang dibeli agar penjualan bisa lebih
terarah. Segmentasi pelanggan yang dilakukan oleh PT BUF untuk memudahkan
dalam mengelola sumber daya yang terbatas secara optimal untuk menghasilkan
tanaman hias yang dapat memenuhi permintaan pasar, dapat mengalokasikannya
kepada konsumen potensial yang saling menguntungkan, dapat bersaing pada
segmen pasar tertentu serta bisa menentukan cara promosi yang lebih efektif.
Adapun segmentasi pasar PT BUF berdasarkan pembeli/ jenis pasar adalah
sebagai berikut:
a. Pasar Konsumen
Pasar konsumen ini terdiri dari perorangan, rumah tangga, hobiis dan
perusahaan yang membeli tanaman hias di PT BUF tidak untuk
diperdagangkan kembali atau tanaman hias yang dibeli di konsumsi atau
dipakai sendiri. Para konsumen ini hanya akan membeli tanaman hias secara
rasional dilihat dari kualitas yaitu dapat dipakai atau dinikmati dengan baik
dengan harga yang murah. Khusus untuk hobiis yang memiliki loyalitas
terhadap tanaman hias tertentu yang gemar mengoleksi tanaman jenis tertenu
siap mengeluarkan harga berapapun untuk memperolehnya.
b. Pasar produsen
Pasar produsen merupakan konsumen yang terdiri dari perorangan atau
perusahaan. Para konsumen ini akan membeli tanaman hias secara rasional
dengan motif pembelian dari sebagian produsen untuk memperoleh laba karena
pembelian dalam jumlah volume rupiah yang besar. Hal ini dilakukan karena
konsumen-konsumen yang biasa disebut grower ini akan membeli tanaman
hias untuk digunakan dalam proses produksi lebih lanjut, kemudian hasilnya
dijual atau disewakan kembali pada pihak lain.
Segmentasi pelanggan dalam kegiatan pemasaran yang dilakukan PT BUF
ini diharapkan dapat lebih terarah serta dapat mempergunakan sumberdaya
perusahaan khususnya di bidang pemasaran yang digunakan secara efektif dan
efisien. Selain itu manfaat dari segmentasi yang dilakukan PT BUF yaitu untuk
mengkaji dan mencari kesempatan segmen pasar untuk bisa dilayani. Efisiensi dan
efektifitas PT BUF dalam penggunaan sumber daya yang dimiliki perusahaan juga
ditentukan dari pasar sasaran yang dilakukan setelah penentuan segmentasi
pelanggan dengan melihat laba potensial dari berbagai segmen pasar/ pelanggan,
menganalisis kemampuan yang dapat diperoleh dari segmen pasar tersebut serta
mengkaji keberhasilan perusahaan dalam melayani, menguasai dan mencapai
pasar sasaran.
Prioritas kedua adalah strategi proses dengan prioritas utamanya pada
kriteria memberikan tanggapan atas keluhan dengan bobot 0.555, prioritas kedua
dengan bobot 0.324 adalah dengan memberikan layanan purna jual dan prioritas
ketiga adalah dengan memfasilitasi kemudahan transaksi pembayaran yang
mempunyai bobot 0.121. Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, proses
menjadi salah satu hal yang penting bagi PT BUF karena sebaik apapun kualitas
yang dihasilkan jika dalam kegiatan pemasaran yang di mulai dari produksi
sampai dengan penyaluran produk, maka produk tanaman hias yang dihasilkan
oleh PT BUF tidak akan sampai ke tangan konsumen sesuai dengan yang
57
diharapkannya. Bauran proses dengan memberikan tanggapan atas keluhan yang
diberikan kepada konsumen akan menentukan baik untuk efisiensi pemasaran
menigkatkan penjualan dan juga untuk menciptakan keunggulan bersaing.
Prioritas ketiga adalah bauran produk. Dari hasil pengolahan vertikal
untuk bauran produk kriteria yang pertama dengan bobot 0.508 adalah
meningkatkan kualitas produk, kriteria kedua dengan bobot 0.394 adalah dengan
meningkatkan kuantitas produk dan menggunakan kemasan yang baik dan
menarik menjadi kriteria ketiga dengan bobot 0.098. Kualitas yang ditunjukan
dari macam variasi bentuk dan warna yang unik, kesegaran yang tahan lama serta
bebas dari hama dan penyakit tanaman akan memberikan kepercayaan dan
kepuasan konsumen yang loyal untuk melakukan pembelian, sehingga tujuan
perusahaan dapat tercapai.
Prioritas keempat adalah bauran SDM. Dari hasil pengolahan vertikal
untuk bauran SDM kriteria yang pertama dengan bobot 0.824 adalah
meningkatkan kualitas SDM atau karyawan dan kriteria yang kedua dengan bobot
0.176 adalah dengan meningkatkan kuantitas SDM. Kulaitas SDM yang terus
ditingkatkan tentunya akan menjadikan usaha yang dijalankan PT BUF lebih
efisien, karena jaminan dari kualitas tanaman hias yang dihasilkan ditunjang dari
kualitas SDM yang sangat baik dalam hal memproduksi tanaman hias dan juga
dalam pelayanan terhadap konsumen, sehingga konsumen merasa puas dengan
membeli tanaman hias di PT BUF.
Promosi menempati prioritas kelima dari prioritas bauran pemasaran. Dari
hasil pengolahan vertikal untuk strategi promosi kriteria yang pertama dengan
bobot 0.503 adalah pemasaran lagsung, kriteria kedua adalah promosi penjulan
dengan bobot 0.287, kriteria ketiga adalah periklanan dengan bobot 0.107 dan
kriteria hubungan masyarakat menjadi kriteria keempat dengan bobot 0.102.
Bauran pemasaran yang diterapkan dengan pemasaran langsung ini akan lebih
mempermudah perusahaan mencapai efisiensi, karena tanaman hias yang
ditawarkan langsung akan tepat pada konsumen yang membutuhkan sesuai
dengan perhitungan dan target perusahaan.
Bukti fisik menempati prioritas keenam dari prioritas bauran pemasaran.
Hasil pengolahan vertikal untuk bauran bukti fisik, kriteria yang pertama dengan
bobot 0.533 adalah meningkatkan fasilitas lengkap dengan sumber daya yang ada
agar konsumen bisa menikmati fasilitas yang disediakan dan akan menimbulkan
minat untuk melakukan kunjungan ke PT BUF dan melakukan pembelian, kriteria
kedua dengan bobot 0.285 adalah membuat seragam karyawan dan kriteria ketiga
dengan bobot 0.165 yaitu dengan membuat desain dan layout perusahaan.
Tempat atau saluran distribusi menempati prioritas ketujuh dari prioritas
bauran pemasaran. Dari hasil pengolahan verikal untuk bauran tempat kriteria
pertama yang dilakukan PT BUF dengan bobot 0.484 adalah memberikan
informasi ketersediaan produk agar konsumen atau pelanggan bisa memperoleh
tanaman hias yang dibutuhkan sesuai dengan yang diinginkan. Kriteria kedua
adalah kemudahan mendapatkan produk dengan bobot 0.432 dan ketiga adalah
kriteria kemudahan dan keamanan transportasi dengan bobot 0.084.
Tempat/saluran distribusi menjadi prioritas terakhir karena meskipun PT BUF
sudah mengusahakan tempat/saluran distribusi yang baik, namun dalam sistem
pendistribusian yang terkait jenis transportasi yang digunakan belum memenuhi
standar untuk tanaman hias. Hal ini dikarenakan belum adanya jenis transportasi
58
khusus untuk tanaman hias, sehingga untuk mensuply tanaman hias ke tempat
yang relatif jauh masih menggunakan jasa penitipan barang dan jenis transportasi
untuk orang. Hal ini mengakibatkan tidak ada jaminan penuh tanaman hias sampai
ke tangan konsumen dengan selamat. Namun PT BUF tetap menjamin adanya
ketersediaan produk pada saat adanya permintaan dari konsumen dan juga
memberikan kebijakan sendiri untuk mengganti tanaman hias yang sampai jika
tidak sesuai dengan permintaan baik karena rusak ataupun mati. Apabila adanya
permintaan yang tinggi dan perusahaan dapat memenuhi dan menjamin
permintaan tersebut, maka efisiensi perusahaan dapat juga tercapai dari adanya
kepercayaan konsumen yang merupakan keuntungan jangka panjang perusahaan.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis bauran pemasaran yang dilakukan di PT BUF
dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya PT BUF sudah menjalankan kegiatan
bauran pemasaran sejak awal berdirinya usaha tersebut. Bauran pemasaran yang
diterapkan di PT BUF awalnya hanya terdiri dari empat, namun dengan tingginya
permintaan yang diikuti oleh tingginya persaingan mengakibatkan PT BUF
menerapkan bauran pemasaran tidak hanya sekedar menjual produk, namun juga
dengan meningkatkan pelayanan yang terkait dengan jasa, sehingga dengan
melihat kondisi lapang dan dikuatkan dengan literatur yang ada, dapat
disimpulkan bahwa PT BUF sudah menerapkan tujuh bauran pemasaran. namun
bauran pemasaran yang sudah berjalan tersebut belum terkonsep secara lebih baik,
sehingga masih terdapat ketidakseimbangan antara target yang ingin dicapai
dengan realita yang terjadi. Hal ini dapat dilihat dari data penjulan yang terjadi
fluktuasi bahkan mengalami penurunan pada beberapa bulan tertentu.
Hasil pengolahan data dengan menggunakan AHP yang telah dilakukan
berdasarkan sistem hirarki keputusan yang telah disusun, dapat disimpulkan
bahwa bauran pemasaran yang diprioritaskan pertama adalah dengan tujuan
mencapai efisiensi pemasaran perusahaan, kedua meningkatkan penjualan dan
ketiga menciptakan keunggulan bersaing. Berdasarkan bobot tertinggi untuk
bauran pemasaran diprioritaskan pada bauran harga dengan kriteria yang utama
adalah penetapan harga berdasarkan segmentasi konsumen atau pasar. Prioritas
kedua adalah bauran proses dengan kriteria utama adalah memberikan tanggapan
atas keluhan. Ketiga adalah prioritas produk dengan kriteria utamanya
meningkatkan kualitas dari tanaman hias yang dihasilkan. Keempat adalah
prioritas SDM dengan kriteria utamanya meningkatkan kualitas SDM. Kelima
adalah prioritas promosi dengan kriteria utamanya pemasaran langsung kepada
konsumen atau pelanggan. Keenam adalah prioritas bukti fisik dengan kriteria
utamanya meningkatkan fasilitas lengkap perusahaan. Prioritas yang ketujuh
adalah tempat dengan kriteria utamanya adalah memberikan informasi
ketersediaan produk agar konsumen mudah memperoleh tanaman hias yang
dibutuhkan sesuai harapanya.
Efisiensi pemasaran perusahaan menjadi prioritas petama karena selama
ini perusahaan menyadari sering tidak tercapainya target yang telah direncanakan.
59
Penetapan harga dengan segmentasi pelanggan menjadi kriteria utama dalam
strategi bauran pemasaran, karena perusahaan menyadari dengan harga yang
ditetapkan lebih tinggi dari harga pesaing, maka PT BUF melakukan segmentasi
pelanggan sesuai jumlah tanaman hias yang dibeli agar penjualan bisa lebih
terarah dengan harga yang telah ditentukan. Tempat/saluran distribusi menjadi
prioritas terakhir karena PT BUF masih belum menemukan jenis transportasi yang
baik khusus untuk distribusi tanaman hias ke tempat yang lebih jauh, namun tetap
menjamin adanya ketersediaan produk pada saat adanya permintaan dari
konsumen dan memberikan kebijakan untuk penggantian tanaman hias jika terjadi
kerusakan atau mati.
Beberapa implementasi yang dapat dijadikan masukan pada PT BUF
dalam pemasaran tanaman hiasnya adalah sebagai berikut:
1. PT BUF sebaiknya memberikan informasi lebih jelas kepada konsumen
mengenai jenis tanaman hias yang tersedia melalui iklan yang lebih luas.
2. Pengadaan dan persediaan bahan baku harus lebih efektif dan efisien.
3. Membuka jaringan lebih luas lagi agar dalam proses saluran distribusi tanaman
hias bisa mudah dan lancar.
4. Adanya komitmen semua bagian di perusahaan terhadap jaminan kualitas
tanaman hias yang dihasilkan.
60
DAFTAR PUSTAKA
Anantayoga IGW. 2002. Analisis Strategi Bauran Pemasaran Buah Segar (Studi
Kasus : Fress-e, Kodya Depok). [Skripsi]. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial
Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Bogor.
Ardi YBW. 2003. Analisis Bauran Pemasaran Teh pada C.V Teh Cibinong,
Jawa Barat. [Skripsi]. Program Studi Manajemen Agribisnis. Jurusan
Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut
Pertanian Bogor. Bogor.
Ashadi CA. 2011. Analisis Strategi Promosi Teh Botol Sosro di PT Sinar Sosro
Kantor Perwakilan Wilayah Banten. [Skripsi]. Departemen Agribisnis.
Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Arrisa V. 2008 .Analisis Kelayakan dan Bauran Pemasaran Mebel Kayu (Studi
Kasus di CV Anditya Furniture, Bogor, Jawa Barat. [Skripsi].
Departemen Manajemen Hutan. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian
Bogor. Bogor.
Asmarantaka, R.W. 2012 Pemasaran Agribisnis. Departemen Agribisnis.
Fakultas Ekonomi dan Manajemen.Institut Pertanian Bogor.
Billah A. 2008. Analisis Bauran Pemasaran dan Kualitas Jasa pada Perum
Pegadaian (Studi Kasus Perum Pegadaian Cabang Syariah Dewi Sartika
Jakarta). [Skripsi]. Depatemen Manajemen. Fakultas Ekonomi dan
Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Estefan DA. 2011. Analisis Usahatani dan Pemasaran Bunga Potong Anggrek
Dendrobium (Kasus Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor).
[Skripsi]. Departemen Agribisnis. Fakultas Ekonomi dan Manajemen.
Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Fatimah. 2002. Analisis Bauran Pemasaran Telur Asin Brebes (Studi Kasus di
Kelurahan Brebes dan Limbangan Wetan, Kabupaten Brebes, Jawa
Tengah). [Skripsi]. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian.
Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Firdaus, M dkk.2008. Apikasi Metode Kuantitatif Terpilih untuk Manajemen
dan Bisnis.IPB Press. Bogor.
Hapsari TD. 2011. Analisis Strategi Pemasaran Tanaman Hias Pada PT Godong
Ijo Nursery, Sawangan Depok, Jawa Barat. [Skripsi]. Departemen
Agribisnis. Fakultas Ekonomi dan Manajemen.Institut Pertanian Bogor.
Bogor.
Herastuti R. 2006. Analisis Bauran Pemasaran Perusahaan Tas pada PT. Graha
Mandiri Sejahtera Jakarta. [Skripsi]. Departemen Manajemen. Fakultas
Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Hurriyati R. 2005. Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen.Alfabeta.
Bandung.
Hutabarat LM. 2006. Analisis Bauran Pemasaran Restoran Pizza (Studi Kasus
di Pizza Hut, Padjajaran 29, Bogor). [Skripsi]. Departemen Manajemen.
Fakultas Ekonomi dan Manajmen. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
61
Ivan. 2009. Kajian Alokasi Bauran Pemasaran Manggis (Gracinia mangostana
Linn) pada PT. Agroindo Usaha Jaya, Jakarta. [Skripsi]. Departemen
Manajemen. Fakultas Ekonomi dan Manajemen . Institut Pertanian
Bogor. Bogor.
Kotler P. 2004. Manajemen Pemasaran : Edisi Milenium (Jilid Satu). PT Indeks
Kelompok Gramedia. Jakarta.
_______. 2009. Manajemen Pemasaran : Edisi Ketiga Belas (Jilid Satu)Sabran
B, penerjemah; Jakarta: Erlangga. Terjemahan dari: Marketing
Management. Jakarta.
_______. 2009. Manajemen Pemasaran : Edisi Ketiga Belas (Jilid Dua).Sabran
B, penerjemah; Jakarta: Erlangga. Terjemahan dari: Marketing
Management. Jakarta.
Lubis, M. B. 2003. Potensi Pengembangan Anggrek Dendrobium sp. dari Sisi
Analisis KelayakanFinansial pada Kebun Anggrek Parung. [Skripsi].
Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian.
Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Nurdiansah A. 2001. Analisis Efisiensi dan Bauran Pemasaran
dalam
Perumusan Strategi Pemasaran Bunga Potong (Studi Kasus pada
Kopersi Hortibumi Sukabumi). [Skripsi]. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial
Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Nurmawati BS. 2003. Analisis Strategi Pengembangan Pasar Produk Bunga
Potong (Kasus pada PT Bina Usaha Flora, Cipanas, Cianjur. [Skripsi].
Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian.
Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Octarina E. 2006. Kajian Sistem Distribusi Roti Unyil (Sudy Kasus Venus
Bakery). [Skripsi]. Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan. Fakultas
Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Piansyah Y. 2007. Analisis Strategi Bauran Pemasaran Pupuk Organik Tumaritis
Galuga Bogor. [Skripsi]. Program Sarjana Ekstensi Manajemen
Agribisnis. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Puspitasari, R. 2012. Analisis Risiko Pemasaran Tanaman Hias Pot di PT Bina
Usaha Flora. Kecamatan sukaresmi, Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa
Barat. [Skripsi]. Departemen Agribisnis. Fakultas Ekonomi dan
Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Rachmawati RN. 1998. Pengaruh Promosi Penjualan Terhadap Perilaku
Konsumen. [Skripsi]. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian.
Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Saaty TL. 1993. Proses Hirarki Analitik untuk Pengambilan Keputusan dalam
Situasi yang Kompleks. PT Pustaka Binamen Pressindo. Jakarta.
Setiadi D. 2010. Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Brand
Image pada Lembaga Kursus Bahasa Inggris ILP (International
Language Programs) Cabang Bogor. [Skripsi]. Depatemen Manajemen.
Fakultas Ekonomi dan Manajemen.Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Sulistiya I. 2008. Analisis Bauran Pemasaran Produk Ikan Segar di Giant
Hypermarket Cabang Baranangsiang, Bogor. [Skripsi]. Manajemen
Bisnis dan Ekonomi Perikanan Kelautan. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
62
Tinambunan, A. 2005. Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Hias pada PT
Bina Usaha Flora (BUF) di Cipanas-Cianjur. [Skripsi]. Fakultas
Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Tjiptono F. 2001. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi Offset.
Wahyudi, I. 2009. Strategi Bauran Pemasaran dengan Penerapan Metode Proses
Hierarki Analitik di Agrowisata Little Farmers Lembang, Bandung.
[Skripsi]. Departemen Agribisnis. Fakultas Ekonomi dan
Manajemen.Institut Pertanian Bogor. Bogor.
63
LAMPIRAN
64
Lampiran 1 Persentase Pengeluaran Rata-Rata Per Kapita Sebulan Menurut
Kelompok Barang Indonesia Tahun (2007-2012).
Bukan Makanan
1%
Padi-padian
12%
Umbi-umbian
5%
2%
2%
2%
Hortikultura
50%
1%
4%
Peternakan dan
Hasilnya
5%
Perikanan
6%
1%
Kacang-kacangan
9%
Minyak dan Lemak
Sumber : Departemen Pertanian 2013
Lampiran 2 Kontribusi Tanaman Bahan Makanan yaitu Tanaman Pangan dan
Hortikultura Terhadap PDB Pertanian Tahun (2008-2012).
Peresentase Produk Domestik Bruto
Pertanian (%)
Total
Rata-rata Laju
Pertumbuhan
Ditribusi PDB
Pertanian /
Tahun (%)
14,72
15,01 74,76
14,952
7,82 37,05
7,41
Lapangan Usaha
2008
Pertanian
Tanaman Bahan
Makanan
Tanaman
Perkebunan
Peternakan dan
Hasil-hasilnya
Kehutanan
perikanan
2009
2010
2011*
14,43 15,29 15,31
7,12
7,48
7,49
7,14
1,76
1,99
2,11
2,07
1,83
0,9
2,93
1,87
0,8
3,15
1,85
0,75
3,1
1,74
0,7
3,07
Sumber: Ditjen Hortikultura
*) Angka Sementara
**) Angka Sangat Sementara
2012**
1,6
9,53
1,906
1,75 9,04
0,62 3,77
3,03 15,28
1,808
0,754
3,056
65
Lampiran 3 Nilai PDB hortikultura di Indonesia tahun 2008-2012 (milyar).
Nilai PDB (Rp)
Rata-rata
(*)
Komoditas
pertumbuhan
2008
2009
2010
2011
2012
(%)
Buah
47 060 48 437 45 482 46 846 48 217
1
Sayuran
28 205 30 506 31 244 32 181 34 807
6
Florikultura
5 085
5 494
3 665
3 775
4 079
-4
Biofarmaka
3 853
3 897
6 174
6 359
6 432
17
Total
84 203 88 334 86 565 89 162 93 534
3
Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura, 2012 (diolah)
Keterangan :
(*)
Angka sementara
Lampiran 4 Perkembangan Nilai Ekspor Tanaman Hias Indonesia pada Tahun
(2008-2012).
Tahun
Nilai Ekspor (000 US $) Perkembangan Volume Ekspor (Ton)
2008
6.726
3.258
2009
7.718
5.111
2010
9.042
4.293
2011
13.160
4.889
2012*)
10.221
4.756
Sumber : BPS diolah pusdatin (2013)
*) Angka sementara
66
Lampiran 5 Produksi Tanaman Hias di Indonesia pada Tahun (2008-2012).
N
O
1
2
Anggrek
Anthurium
3
Anyelir
Gerbera
4
2008
2009
2010
2011
2012****
Pertum
buhan
20072011
15.309.964
2.627.498
16.205.949
3.833.100
14.050.445
7.655.542
15.490.256
4.724.730
16.689.363
1.607.848
7,74%
-65,97%
3.024.558
5.320.824
7.607.588
5.130.332
4.026.756
-21,51%
4.101.631
5.185.586
9.693.487
10.543.445
14.226.375
34,93%
8.581.395
9.775.500
10.064.082
5.448.740
3.623.113
-33,51%
Produksi (Tangkai)
KOMODITA
S
( Herbras )
5
Gladiol
6
Heliconia
5.278.477
4.124.174
2.961.385
2.791.257
2.961.385
6,10%
7
Krisan
101.777.126
107.847.072
185.232.970
305.867.882
384.215.341
25,61%
8
Mawar
9
Sedap Malam
Total Bunga
Potong
10 Dracaena *)
39.265.696
25.598.314
60.191.362
51.047.807
82.351.332
59.298.954
74.319.773
62.535.465
86.879.343
67.088.267
16,90%
7,28%
205.564.659
1.863.764
263.531.374
2.262.505
378.915.785
4.625.925
486.851.880
2.447.314
581.317.792
2.368.852
19,40%
-3,21%
11
Melati**)
20.388.119
28.307.326
21.600.442
22.541.485
22.721.149
0,80%
12
Palem*)
1.149.420
1.260.408
1.098.197
1.261.445
1.296.123
2,75%
13
Aglaonema *)
Adenium
(Kamboja
Jepang)
Euphorbia *)
Phylodendron
*)
1.454.290
1.609.709
1.759.953
1.553.429
1.618.047
4,16%
3.129.259
3.471.605
3.362.736
1.452.423
3.362.736
131,53
%
2.217.666
2.465.668
3.979.417
1.601.503
2.524.595
57,64%
1.166.472
2.889.756
5.259.980
14.906.151
15.204.240
2,00%
Pakis *)
Monstera *)
Soka (Ixora)
*)
Cordylene *)
Dieffenbahia
*)
Sansevieria
(Pedangpedangan)***
)
4.286.625
41.243
4.653.332
128.874
4.652.838
90.394
4.747.829
107.911
5.312.678
111.458
11,90%
3,29%
812.834
110.126
1.127.044
1.659.119
1.066.126
2.154.822
1.936.024
1.995.326
1.966.953
2.256.949
1,60%
13,11%
135.304
1.022.278
300.718
319.990
345.299
7,91%
1.392.820
2.471.857
2.454.373
4.553.674
4.810.131
5,63%
4.550.564
2.501.337
1.800.716
1.321.385
1.321.385
0,00%
24 Caladium *)
867.759
899.259
Sumber : Direktorat Jendral Hortikultura 2013
Ket : *) Satuan Produksi dalam Pohon
540.084
312.270
330.656
5,89%
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
Anthurium
Daun *)
**) Satuan dalam kg
***) Satuan dalam rumpun
****) Angka Prognosa
67
Lampiran 6 Jumlah Perusahaan, CV, Pengusaha dan Petani Tanaman Hias yang
Tergabung dalam ASBINDO Tahun 2013.
Perusahaan
CV, Floris,
Wilayah/ Daerah
(PT)
Pengusaha & Petani
Jakarta, Bogor, Tanggerang, Bekasi
14
21
Cianjur
3
3
Garut & Karawang
1
1
Purwakarta
1
Sukoharjo
1
Surabaya & Malang
2
1
Total
21
27
Lampiran 7 Total Penjualan Tanaman Hias PT. Bina Usaha Flora, Tahun ( 20112012) .
2011
2012
Bulan
Volume
Harga
Volume
Harga
(per tanaman)
(Rp)
(per tanaman)
(Rp)
Januari
3.757
22.032.750
2.872
16.843.000
Februari
5.611
34.596.250
3.669
22.621.000
Maret
5.605
25.508.500
7.612
34.640.500
April
5.452
23.539.750
4.303
18.580.000
Mei
15.974
45.986.250
6.596
18.989.000
Juni
7.374
29.042.000
8.520
33.554.500
Juli
7.002
31.407.750
4.026
18.060.000
Agustus
7.788
31.505.000
8.386
33.923.500
September
5.095
20.300.500
5.646
22.494.500
Oktober
7.552
29.717.250
6.618
26.043.500
Nopember
8.874
30.242.500
6.420
21.878.500
Desember
6.361
26.900.500
10.074
42.600.500
86.445
350.779.000
74.742
310.228.500
Total
Sumber : Data Penjualan PT. Bina Usaha Flora Tahun 2012.
68
Lampiran 8 Daftar Harga Bedding Plants BUF Tahun 2013
NO
DESCRIPTION
PRICE/PLANT (Rp.)
Polybag 15 cm - 17 Cm
1 Angelonia
2.500
2 Begonia
3.500
3 Celosia
2.500
4 Cleome
2.500
5 Dianthus
3.000
6 Gomphrena
2.500
7 Silvedust
Impatiens (New
8 Guinea)
3.500
9 Marigold Kecil
2.500
10 Marigold Besar
3.500
11 Pentas
3.500
12 Petunia
3.500
13 Salvia splendens
2.500
14 Torenia
3.500
15 Vinca
3.500
16 Zinnia angustifolia
2.500
3.500
Sumber : Daftar Harga PT Bina Usaha Flora Tahun 2013.
69
Lampiran 9 Daftar Harga Linner PT BUF Tahun 2013
NO DESCRIPTION
1 Adam Hawa
2 Asaba
Begonia
3
4 Cakar Ayam / Selaginella
5 Calathea Macan
6 Clorophythum / Diadinella
7 Dandang Gendis
8 Episias
9 Fitonia
10 Florida Beauty
11 Hemigraphis
12 Hipoestes
13 Knic Cactus
14 Kolesom
15 Monik Lavender
16 PAKIS
17 Peperomia
18 Rumput Casablanca
19 Singonium
20 Sirihgading
21 Zebrina
1 CELLPACK = 4 TANAMAN
Rp. 1500 / tanaman= Rp 6000/
Cellpack
Rp. 1500 / tanaman= Rp 6000/
Cellpack
Rp. 2000 / tanaman= Rp 8000/
Cellpack
Rp. 1500 / tanaman= Rp 6000/
Cellpack
Rp. 1500 / tanaman= Rp 6000/
Cellpack
Rp. 1500 / tanaman= Rp 6000/
Cellpack
Rp. 1500 / tanaman= Rp 6000/
Cellpack
Rp. 1500 / tanaman= Rp 6000/
Cellpack
Rp. 2000 / tanaman= Rp 8000/
Cellpack
Rp. 1500 / tanaman= Rp 6000/
Cellpack
Rp. 1500 / tanaman= Rp 6000/
Cellpack
Rp. 1500 / tanaman= Rp 6000/
Cellpack
Rp. 1500 / tanaman= Rp 6000/
Cellpack
Rp. 1500 / tanaman= Rp 6000/
Cellpack
Rp. 1500 / tanaman= Rp 6000/
Cellpack
Rp. 1500 / tanaman= Rp 6000/
Cellpack
Rp. 2000 / tanaman= Rp 8000/
Cellpack
Rp. 1500 / tanaman= Rp 6000/
Cellpack
Rp. 2000 / tanaman= Rp 8000/
Cellpack
Rp. 2000 / tanaman= Rp 8000/
Cellpack
Rp. 1500 / tanaman= Rp 6000/
Cellpack
Sumber : Daftar Harga PT Bina Usaha Flora Tahun 2013.
70
Lampiran 10 Daftar Harga Pot Plants PT BUF Tahun 2013
NO
DESCRIPTION
PRICE/PLANT (Rp.)
POT 15 CM
1 Silvedust
POT GANTUNG
8.000
2 Impatiens
12.500
3 Marigold Kecil
8.000
4 Marigold Besar
8.000
5 Pentas
8.000
6 Petunia
8.000
7 Salvia splendens
8.000
8 Torenia
8.000
9 Vinca
8.000
10 Begonia Dragon Wings
12.500
12.500
Sumber : Daftar Harga PT Bina Usaha Flora Tahun 2013.
71
Lampiran 11 Lampiran 12 Daftar Harga Plugs/ Bibit PT BUF Tahun 2013
NAMA
TANAMAN
Begonia
1 semperflorens
HARGA/ TAN
( Rp )
HARGA/TRAY
288 ( Rp )
800
220.000
2 Celosia plumosa
600
165.000
3 Celosia Cristata - cut 800
220.000
4 Cleome
700
192.500
5 Cosmos
1.000
275.000
6 Dahlia
1.000
275.000
7 Dianthus
1.000
275.000
9 Gloxinia
1.600
440.000
10 Gomphrena
850
233.750
11 Impatient Waleriana
800
220.000
13 Lisianthus
1.200
330.000
14 Marigold besar
1.000
275.000
15 Marigold kecil
650
178.750
16 Pentas mix
850
233.750
17 Petunia
1.000
275.000
18 Salvia
700
192.500
19 Snapdragon
800
220.000
20 Torenia
1.000
275.000
21 Vinca
800
220.000
22 Zinnia Angustifolia
700
192.500
23 Zinnia Elegant
1.250
343.750
NO
Sumber : Daftar Harga PT Bina Usaha Flora Tahun 2013
72
72
Lampiran 12 Struktur Organisasi PT BUF Tahun 2012.
Dewan Direksi
General Manager
Hebit
Supervisor
Produksi
Supervisor
Pemasaran
Karyawan
Karyawan
Sumber : Struktur Organisasi PT Bina Usaha Flora Tahun 2013.
Ornamental
Supervisor
Keuangan &
Administrasi
Supervisor
Produksi
Karyawan
Supervisor
Pemasaran
Karyawan
Supervisor
Keuangan &
Administrasi
73
Lampiran 13 Hasil Pengolahan Vertikal Prioritas Strategi Bauran Pemasaran
Tanaman Hias PT BUF.
74
75
RIWAYAT HIDUP
Viviv Afifah dilahirkan di Jakarta pada tanggal 04 Agustus 1983. Penulis
merupakan anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Bapak Jaja Musa dan Ibu
Aisyah. Penulis memiliki satu orang kakak perempuan yang bernama Elis Fauziah
dan satuadik laki-laki yang bernama Arifal Fauzi Jaelani. Penulis menyelesaikan
pendidikan di SD Negeri Cikanyere pada tahun 1989 dan lulus pada tahun 1994.
Penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Sukaresmi pada tahun 1994 dan
lulus pada tahun 1997. Kemudian pada tahun yang sama penulis melanjutkan
pendidikan di MAN 1 Pacet dan lulus pada tahun 2001.
Pada tahun 2001 penulis diterima menjadi mahasiswi pada Program
Pertanian Terpadu di Ma’had Al-Zaytun, Kemudian tahun 2008 melanjutkan ke
study Program Keahlian Teknologi Industri Benih Program Diploma Institut
Pertanian Bogor melalui jalur ujian seeksi IPB. Penulis aktif dalam kepanitian di
beberapa kegiatan di lingkungan kampus diantaranya anggota rohis IPB diploma,
anggota development unit agribisnis IPB, bendahara Field Trip Program Keahlian
Teknologi Industri Benih angkatan 45 pada semester tiga dan empat dan
bendahara pada Malam Keakraban Program Keahlian Teknologi Industri Benih
angkatan 46.Tahun 2011 penulis melanjutkan studi ke jenjang strata satu dan
diterima sebagai mahasiswi Alih Jenis Agribisnis IPB. Selain jadi mahasiswa
penulis juga aktif di organisasi Faster dengan menjadi staf kominfo pada tahun
2011, kemudian bendahara faster pada tahun 2012-2013, Selama kuliah penulis
juga bekerja sebagai guru privat SD, SMP dan SMA di bogor dan bekerja di Pusat
Penelitian dan Pengembangan Perkebunan di Cimanggis Bogor pada tahun 20102011 sebagai tenaga ahli penelitian di laboratorium kultur jaringan. Tahun 2013
penulis pindah bekerja di salah satu perusahaan advertising di Cibinong sebagai
staf sdministrasi keuangan.
76
Lampiran 14 Kuesioner Penelitian
KUESIONER PENELITIAN
ANALISIS BAURAN PEMASARAN TANAMAN HIAS PADA PT BINA
USAHA FLORA KECAMATAN SUKARESMI KABUPATEN CISNJUR
IDENTITAS RESPONDEN
Nama
Jabatan
Tugas dan Wewenang
:.........................................
:.........................................
: .........................................
Kuesioner ini dibuat untuk mendukung proses pengolahan data dalam
rangka penyelesaian masalah dan menentukan sejauhmana pengaruh dan tingkat
faktor,aktor, tujuan dan komponen lain dalam memperoleh altematif
pengembangan perusahaan. Landasan utama pengisian kuesioner iniadalah sebuah
hirarki (AHP) dengan komponen-komponen lengkapyang disusun sesuai literatur,
hasil observasi dan pendapat pihak yangterkait.
Untuk itu, saya sangat mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara
meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner ini. KejujuranBapak/Ibu/Saudara
dalam mengisi kuesioner ini sangat berarti bagipenelitian ini.Terima kasih atas
bantuan dan kesediaannya dalam mengisikuesioner ini.
PETUNJUK PENGISIAN :
1. Pada bagian ini Anda diminta untuk membandingkan antar elemen A dan
elemen B, lalu memberi tanda X atau v nilai perbandingannya.
2. Jawaban dari pertanyaan tersebut diberi nilai oleh respondenberdasarkan
tingkat kepentingan dari elemen-elemen yangdibandingkan secara bersamaan.
3. Nilai perbandingan yang diberikan mempunyai skala 1 – 9.
Definisi dari skala yang digunakan untuk nilai komparasi ditentukansebagai
berikut :
Nilai
Keterangan
1
Kriteria alternatif A sama penting dengan
kriteria/alternatif B
3
A sedikit penting dari B
5
A jelas lebih penting dari B
7
A sangat jelas lebih penting dari B
9
A mutlak lebih penting dari B
2, 4, 6, 8
Apabila ragu-ragu antara dua nilai yang
berdekatan
77
Contoh :
Anda diminta membandingkan tingkat kepentingan antara produk dengan harga :
1. Jika Anda menganggap produk sama penting dengan harga, maka :
A
Nilai skala banding
B
Produk
98765432123456789
Harga
2. Jika Anda menganggap produk sedikit lebih penting dari harga, maka :
A
Nilai skala banding
B
Produk
98765432123456789
Harga
3. Jika Anda ragu-ragu antara dua nilai yang berdekatan produk dengan
harga, maka :
A
Nilai skala banding
B
Produk
98765432123456789
Harga
78
I. KUESIONER TINGKAT 1 (TUJUAN)
Keterangan :
Tujuan PT BUF yang mempengaruhi pemasaran yang tepat adalah :
1. Mencapai Efisiensi Pemasaran Perusahaan
2. Meningkatkan Penjualan
3. Menghadapi Persaingan
Pertanyaan:
Menurut Anda, manakah tujuan dibawah ini yang paling menentukan dalam upaya
pemilihan bauran pemasaran tanaman hias di PT BUF
Yang dibandingkan
Nilai Skala Banding
Pembanding
Mencapai
Efisiensi 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Meningkatkan
Pemasaran Perusahaan
Penjualan
Mencapai
Efisiensi
Pemasaran Perusahaan
98765432123456789
Menghadapi
Persaingan
Meningkatkan
Penjualan
98765432123456789
Menghadapi
Persaingan
II. KUESIONER TINGKAT II (FAKTOR)
Keterangan :
Dari tujuan yang mempengaruhi bauran pemasaran yang tepat, maka perlu
diperhatikan faktor-faktor bauran pemasaran yang akan dipilih, yaitu :
1. Produk yaitu segala sesuatu yang ditawarkan ke dalam pasar untuk
diperhatikan, dimiliki, dipakai atau dikonsumsi oleh konsumen. Untuk menjaga
agar produk dapat memuaskan keinginan atau sesuai dengan kebutuhan
konsumen, perusahaan harus dapat mengembangkan produknya.
2. Harga yaitu sejumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah
kombinasi dari barang beserta pelayanannya. perusahaan mengembangkan
kebijakan dan menentukan harga produk
3. Tempat didefinisikan yaitu berhubungan dengan penyediaan produk/jasa yang
tepat pada lokasi yang nyaman dan dapat dijangkau, serta menyediakan produk
dalam jumlah yang diinginkan konsumen.
4. Promosi yaitu aktifitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi,
mempengaruhi atau membujuk, mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan
dan produknya agar bersedia menerima dan membeli pada produk yang
ditawarkan perusahaan.
5. Orang yaitu kesan dari suatu usaha yang diukur dari orang-orang yang
memberikan pelayanan kepada konsumen dengan mengarahkan minat yang
lebih besar dalam menarik, memotivasi, melatih dan mempertahankan kualitas
karyawan dengan mengembangkan pekerjaan-pekerjaan untuk memuaskan
konsumen.
79
6. Proses yaitu seluruh kegiatan kerja yang berhubungan dengan pelayanan yang
akan diberikan kepada konsumen, perhatian secara individual yang diberikan
perusahaan kepada pelanggan.
7. Bukti Fisik yaitu lingkungan fisik perusahaan dimana layanan diciptakan,
penyediaan dan konsumen berinteraksi.
Pertanyaan:
Menurut anda, dari ketujuh faktor bauran pemasaran (Produk, Harga, Tempat,
Promosi, Orang, Proses dan Bukti Fisik) manakah yang lebih penting jika
dikaitkan dengan tujuan perusahaan (meningkatkan penjualan dan menghadapi
persaingan).
1) Untuk Tujuan Mencapai Efisiensi Pemasaran Perusahaan
Yang dibandingkan
Produk
Produk
Produk
Produk
Produk
Produk
Harga
Harga
Harga
Harga
Harga
Tempat
Tempat
Tempat
Tempat
Promosi
Promosi
Promosi
Orang / SDM
Orang / SDM
Proses
Nilai Skala Banding
98765432123456789
98765432123456789
98765432123456789
98765432123456789
98765432123456789
98765432123456789
98765432123456789
98765432123456789
98765432123456789
98765432123456789
98765432123456789
98765432123456789
98765432123456789
98765432123456789
98765432123456789
98765432123456789
98765432123456789
98765432123456789
98765432123456789
98765432123456789
98765432123456789
Pembanding
Harga
Tempat
Promosi
Orang / SDM
Proses
Bukti Fisik
Tempat
Promosi
Orang / SDM
Proses
Bukti Fisik
Promosi
Orang / SDM
Proses
Bukti Fisik
Orang / SDM
Proses
Bukti Fisik
Proses
Bukti Fisik
BuktiFisik
80
2) Untuk Tujuan Meningkatkan Penjualan
Yang dibandingkan
Produk
Produk
Produk
Produk
Produk
Produk
Harga
Harga
Harga
Harga
Harga
Tempat
Tempat
Tempat
Tempat
Promosi
Promosi
Promosi
Orang / SDM
Orang / SDM
Proses
Nilai Skala Banding
98765432123456789
98765432123456789
98765432123456789
98765432123456789
98765432123456789
98765432123456789
98765432123456789
98765432123456789
98765432123456789
98765432123456789
98765432123456789
98765432123456789
98765432123456789
98765432123456789
98765432123456789
98765432123456789
98765432123456789
98765432123456789
98765432123456789
98765432123456789
98765432123456789
Pembanding
Harga
Tempat
Promosi
Orang / SDM
Proses
Bukti Fisik
Tempat
Promosi
Orang / SDM
Proses
Bukti Fisik
Promosi
Orang / SDM
Proses
Bukti Fisik
Orang / SDM
Proses
Bukti Fisik
Proses
Bukti Fisik
Bukti Fisik
81
3) Untuk Tujuan Menghadapi Persaingan
Yang dibandingkan
Produk
Produk
Produk
Produk
Produk
Produk
Harga
Harga
Harga
Harga
Harga
Tempat
Tempat
Tempat
Tempat
Promosi
Promosi
Promosi
Orang / SDM
Orang / SDM
Proses
Nilai Skala Banding
98765432123456789
98765432123456789
98765432123456789
98765432123456789
98765432123456789
98765432123456789
98765432123456789
98765432123456789
98765432123456789
98765432123456789
98765432123456789
98765432123456789
98765432123456789
98765432123456789
98765432123456789
98765432123456789
98765432123456789
98765432123456789
98765432123456789
98765432123456789
98765432123456789
Pembanding
Harga
Tempat
Promosi
Orang / SDM
Proses
Bukti Fisik
Tempat
Promosi
Orang / SDM
Proses
BentukFisik
Promosi
Orang / SDM
Proses
BentukFisik
Orang / SDM
Proses
BentukFisik
Proses
BentukFisik
BentukFisik
III. KUISIONER TINGKAT 3 ( SUB FAKTOR)
Keterangan :
Dari faktor-faktor bauran pemasaran yang akan dipilih, dijabarkan menjadi subsub faktor yaitu :
1. Produk terdiri dari sub faktor:
Kualitas, Kuantitas (Jumlah dan variasi jenis) dan Kemasan
2. Harga terdiri dari sub faktor:
Berdasarkan Biaya Operasional, Harga Produk Pesaing dan Segmentasi
Konsumen
3. Tempat terdiri dari sub faktor:
Kemudahan Mendapatkan Produk, Informasi Ketersediaan Produk dan
Kemudahan dan keamanan transportasi
4. Promosi terdiri dari sub faktor :
Periklanan, Promosi Penjualan, Pemasaran Langsung dan Hubungan
Masyarakat
5. Orang/ SDM terdiri dari sub faktor:
82
Meningkatkan Kualitas SDM (Karyawan) dan Meningkatkan Jumlah SDM
(Karyawan)
6. Proses terdiri dari sub faktor:
Memfasilitasi Kemudahan Transaksi Pembayaran, Memberikan Layanan Purna
Jual dan Memberikan Tanggapan atas Keluhan Konsumen
7. Bukti Fisik terdiri dari sub faktor:
Meningkatkan Fasilitas Lengkap di Perusahaan, Membuat desai ndan Layout,
dan Membuat Seragam Karyawan
Pertanyaan :
Menurut anda, manakah yang lebih penting dari sub faktor bauran pemasaran jika
dikaitkan dengan tujuan perusahaan (Meningkatkan penjualan dan menghadapi
persaingan)
3.1 Untuk Tujuan Memaksimalkan Keuntungan
3.1.1 Sub Faktor Produk
Yang dibandingkan
Nilai Skala Banding
Pembanding
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kuantitas Produk
Kualitas Produk
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kemasan
Kualitas Produk
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kemasan
Kuantitas Produk
3.1.2 Sub Faktor Harga
Yang dibandingkan
Nilai Skala Banding
9
8
7
65432123456789
Berdasarkan
Biaya
Operasional
Berdasarkan
Operasional
Biaya
98765432123456789
Berdasarkan
dibandingkan
Pesaing
Harga
Produk
98765432123456789
3.1.3 Sub Faktor Tempat
Yang dibandingkan
Nilai Skala Banding
9
8
7
65432123456789
Kemudahan
Mendapatkan Produk
98765432123456789
Kemudahan
Mendapatkan Produk
Informasi Ketersediaan
Produk
98765432123456789
Pembanding
Berdasarkan Harga
dibandingkan
Produk Pesaing
Berdasarkan
Segmentasi
Konsumen
Berdasarkan
Segmentasi
Konsumen
Pembanding
Informasi
Ketersediaan Produk
Kemudahan
dan
keamanan
Transportasi
Kemudahan
dan
keamanan
Transportasi
83
3.1.4 Sub Faktor Promosi
Yang dibandingkan
Nilai Skala Banding
98765432123456789
Periklanan
98765432123456789
Periklanan
98765432123456789
Periklanan
98765432123456789
Promosi Penjualan
98765432123456789
Promosi Penjualan
98765432123456789
Pemasaran
Langsung
3.1.5 Sub Faktor Orang/ SDM
Yang dibandingkan
Nilai Skala Banding
Meningkatkan Kualitas 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
SDM / Karyawan
3.1.6 Sub Faktor Proses
Yang dibandingkan
Nilai Skala Banding
9
8
7
65432123456789
Memfasilitasi
Kemudahan Transaksi
Pembayaran
Pembanding
Promosi Penjualan
Pemasaran Langsung
Hubungan Masyarakat
Pemasaran Langsung
Hubungan Masyarakat
Hubungan Masyarakat
Pembanding
Meningkatkan
Jumlah
SDM
Karyawan
/
Pembanding
Memberikan
Layanan Purna Jual
Memfasilitasi
Kemudahan Transaksi
Pembayaran
98765432123456789
Tanggapan
atas
keluhan Konsumen
Memberikan
Purna Jual
98765432123456789
Tanggapan
atas
keluhan Konsumen
Layanan
3.1.7 Sub Faktor Bukti Fisik
Yang dibandingkan
Nilai Skala Banding
Meningkatkan Fasilitas 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Lengkap Perusahaan
Meningkatkan Fasilitas
Lengkap Perusahaan
98765432123456789
Membuat Desain dan
Layout Perusahaan
98765432123456789
Pembanding
Membuat
Desain
dan
Layout
Perusahaan
Membuat Seragam
Karyawan
Membuat Seragam
Karyawan
84
3.2 Untuk Tujuan Meningkatkan Penjualan
3.2.1 Sub Faktor Produk
Yang dibandingkan
Nilai Skala Banding
98765432123456789
Kualitas Produk
98765432123456789
Kualitas Produk
98765432123456789
Kuantitas Produk
3.2.2 Sub Faktor Harga
Yang dibandingkan
Nilai Skala Banding
Berdasarkan
Biaya 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Operasional
Berdasarkan
Operasional
Biaya
98765432123456789
Berdasarkan
dibandingkan
Pesaing
Harga
Produk
98765432123456789
3.2.3 Sub Faktor Tempat
Yang dibandingkan
Nilai Skala Banding
98765432123456789
Kemudahan
Mendapatkan Produk
98765432123456789
Kemudahan
Mendapatkan Produk
Informasi Ketersediaan
Produk
98765432123456789
1.2.4 Sub Faktor Promosi
Yang dibandingkan
Nilai Skala Banding
98765432123456789
Periklanan
98765432123456789
Periklanan
98765432123456789
Periklanan
Promosi Penjualan
Promosi Penjualan
98765432123456789
98765432123456789
Pemasaran
Langsung
98765432123456789
Pembanding
Kuantitas Produk
Kemasan
Kemasan
Pembanding
Berdasarkan Harga
dibandingkan
Produk Pesaing
Berdasarkan
Segmentasi
Konsumen
Berdasarkan
Segmentasi
Konsumen
Pembanding
Informasi
Ketersediaan Produk
Kemudahan
dan
keamanan
Transportasi
Kemudahan
dan
keamanan
Transportasi
Pembanding
Promosi Penjualan
Pemasaran Langsung
Hubungan
Masyarakat
Pemasaran Langsung
Hubungan
Masyarakat
Hubungan
Masyarakat
85
1.2.5 Sub Faktor Orang/ SDM
Yang dibandingkan
Nilai Skala Banding
Meningkatkan Kualitas 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
SDM / Karyawan
1.2.6 Sub Faktor Proses
Yang dibandingkan
Nilai Skala Banding
9
8
7
65432123456789
Memfasilitasi
Kemudahan Transaksi
Pembayaran
Pembanding
Meningkatkan
Jumlah
SDM
Karyawan
/
Pembanding
Memberikan
Layanan Purna Jual
Memfasilitasi
Kemudahan Transaksi
Pembayaran
98765432123456789
Tanggapan
atas
keluhan Konsumen
Memberikan
Purna Jual
98765432123456789
Tanggapan
atas
keluhan Konsumen
Layanan
1.2.7 Sub Faktor Bukti Fisik
Yang dibandingkan
Nilai Skala Banding
Meningkatkan Fasilitas 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Lengkap Perusahaan
Meningkatkan Fasilitas
Lengkap Perusahaan
98765432123456789
Membuat Desain dan
Layout Perusahaan
98765432123456789
Pembanding
Membuat
Desain
dan
Layout
Perusahaan
Membuat Seragam
Karyawan
Membuat Seragam
Karyawan
86
3.3 Untuk Tujuan Menghadapi Persaingan
3.3.1 Sub Faktor Produk
Yang dibandingkan
Nilai Skala Banding
9
8
7
65432123456789
Kualitas Produk
98765432123456789
Kualitas Produk
98765432123456789
Kuantitas Produk
3.3.2 Sub Faktor Harga
Yang dibandingkan
Nilai Skala Banding
Berdasarkan
Biaya 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Operasional
Berdasarkan
Operasional
Biaya
98765432123456789
Berdasarkan
dibandingkan
Pesaing
Harga
Produk
98765432123456789
3.3.3 Sub Faktor Tempat
Yang dibandingkan
Nilai Skala Banding
98765432123456789
Kemudahan
Mendapatkan Produk
98765432123456789
Kemudahan
Mendapatkan Produk
Informasi Ketersediaan
Produk
98765432123456789
3.3.4 Sub Faktor Promosi
Yang dibandingkan
Nilai Skala Banding
9
8
7
65432123456789
Periklanan
98765432123456789
Periklanan
Periklanan
98765432123456789
Promosi Penjualan
98765432123456789
Promosi Penjualan
98765432123456789
Pemasaran
Langsung
98765432123456789
Pembanding
Kuantitas Produk
Kemasan
Kemasan
Pembanding
Berdasarkan Harga
dibandingkan
Produk Pesaing
Berdasarkan
Segmentasi
Konsumen
Berdasarkan
Segmentasi
Konsumen
Pembanding
Informasi
Ketersediaan Produk
Kemudahan
dan
keamanan
Transportasi
Kemudahan
dan
keamanan
Transportasi
Pembanding
Promosi Penjualan
Pemasaran
Langsung
Hubungan
Masyarakat
Pemasaran
Langsung
Hubungan
Masyarakat
Hubungan
Masyarakat
87
3.3.5 Sub Faktor Orang/ SDM
Yang dibandingkan
Nilai Skala Banding
Meningkatkan Kualitas 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
SDM / Karyawan
3.3.6 Sub Faktor Proses
Yang dibandingkan
Nilai Skala Banding
9
8
7
65432123456789
Memfasilitasi
Kemudahan Transaksi
Pembayaran
Pembanding
Meningkatkan
Jumlah
SDM
Karyawan
/
Pembanding
Memberikan
Layanan Purna Jual
Memfasilitasi
Kemudahan Transaksi
Pembayaran
98765432123456789
Tanggapan
atas
keluhan Konsumen
Memberikan
Purna Jual
98765432123456789
Tanggapan
atas
keluhan Konsumen
Layanan
3.3.7 Sub Faktor Bukti Fisik
Yang dibandingkan
Nilai Skala Banding
Meningkatkan Fasilitas 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Lengkap Perusahaan
Meningkatkan Fasilitas
Lengkap Perusahaan
98765432123456789
Membuat Desain dan
Layout Perusahaan
98765432123456789
☺Terima Kasih Atas Perhatiannya ☺
Pembanding
Membuat
Desain
dan
Layout
Perusahaan
Membuat Seragam
Karyawan
Membuat Seragam
Karyawan
Download