Perancangan Buku Pop Up sebagai Media Pembelajaran Bahasa

advertisement
Perancangan Buku Pop Up Sebagai Media Pembelajaran Bahasa
Inggris untuk Siswa Sekolah Dasar
Artikel Ilmiah
Peneliti :
Renaldy March Hitipeuw (692011034)
T. Arie Setiawan Prasida, S.T., M.Cs.
Adriyanto Juliastomo Gundo, S.Si., M.Pd
Program Studi Desain Komunikasi Visual
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
Maret 2016
i
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
Perancangan Buku Pop Up Sebagai Media Pembelajaran Bahasa Inggris
untuk Siswa Sekolah Dasar
1)
Renaldy March Hitipeuw., 2) T.Arie Setiawan P.
3)
Adriyanto Juliastomo Gundo
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50771, Indonesia
Email: 1)[email protected],2) [email protected]
3)
[email protected]
Abstract
English is required both in mastering communication technology as well as direct
communication. Many people in Indonesian society are not fluent in English, it is because the
learning process in schools are still using conservative methods. Learning English as an
international language should be introduced as early as possible to children in Indonesia at
this time. One of the popular media children are pop-up books. Designing Pop-up Book For
Media Learning English for Elementary School Children aims to assist, facilitate and attract
students' interest in learning English. The result is a learning media in the form of pop-up
books and furnished with this manual attract teachers and students. Pop up, illustration, and
in a language easily understood, so that teachers and students easily understand the
information to be conveyed.
Keyword : English, Home, Media Education, Pop Up Book,
Abstrak
Bahasa Inggris sangat diperlukan baik dalam menguasai teknologi komunikasi
maupun dalam berinteraksi secara langsung. Masyarakat Indonesia masih banyak yang belum
fasih dalam berbahasa Inggris, ini disebabkan karena proses belajar mengajar di sekolah
masih menggunakan metode konservatif. Pembelajaran bahasa Inggris sebagai bahasa
internasional sudah seharusnya mulai diperkenalkan sedini mungkin kepada anak-anak di
Indonesia saat ini. Salah satu media yang digemari anak-anak adalah buku pop up.
Perancangan Buku Pop up Sebagai Media Pembelajaran Bahasa Inggris Untuk Anak Sekolah
Dasar ini bertujuan untuk membantu, mempermudah dan menarik minat siswa dalam
mempelajari bahasa Inggris. Hasilnya berupa media pembelajaran berupa buku pop up dan
dilengkapi dengan buku panduan ini menarik minat guru dan siswa. Bentuk pop up, ilustrasi,
dan bahasa yang digunakan mudah dimengerti, sehingga guru dan siswa mudah memahami
informasi yang ingin disampaikan.
Kata Kunci : Bahasa Inggris, Rumah, Media Pembelajaran, Buku Pop Up
1)
Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Desain Komunikasi Visual,
Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
2)
Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
3)
Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
viii
1.
Pendahuluan
Era globalisasi menuntut setiap individu untuk mempersipkan sumber daya
yang handal terutama di bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Dalam hal ini
bahasa Inggris sangat diperlukan baik dalam menguasai teknologi komunikasi
maupun dalam berinteraksi secara langsung. Sebagai sarana komunikasi global,
bahasa Inggris harus dikuasai secara aktif baik lisan maupun tulisan [1].
Saat ini masyarakat Indonesia masih banyak yang belum fasih dalam berbahasa
Inggris, ini disebabkan karena proses belajar mengajar di sekolah masih
menggunakan metode ceramah. Metode yang digunakan adalah penerangan secara
lisan atas bahan pembelajaran kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan
pembelajaran tertentu dalam jumlah yang relatif besar [2].
Selama ini penyajian materi pelajaran Bahasa Inggris untuk siswa masih
menggunakan metode konservatif, yaitu guru menjelaskan dengan ceramah dan
peserta didik menyimak buku pelajaran. Namun peserta didik cepat merasa bosan
saat menerima pelajaran karena media yang kurang menarik dan bersifat
verbalistik yang mempengaruhi tingkat keberhasilan siswa dalam memahami
pelajaran bahasa Inggris. Sehingga dibutuhkan sebuah media pembelajaran yang
menarik dan membuat siswa tertarik dalam belajar bahasa Inggris [3].
Menurut hasil wawancara dengan Bapak Eko selaku guru bahasa Inggris
sekolah dasar SD Masudirini 77 Salatiga mengatakan bahwa media pembelajaran
bahasa Inggris untuk anak sekolah dasar saat ini, khususnya untuk kelas satu dan dua
adalah buku paket, media pembelajaran bahasa Inggris di sekolah masih belum dapat
membuat anak-anak antusias dalam belajar bahasa Inggris. Minat anak-anak dalam
belajar bahasa Inggris masih kurang dan berpendapat bahwa bahasa Inggris tidak
penting. Hal ini berpengaruh besar bagi anak-anak saat beranjak SMA ketika mulai
menyadari akan pentingnya bahasa Inggris, namun karena kurangnya pengetahuan
dasar tentang bahasa Inggris, akan menghambat proses pembelajaran. Berdasarkan
hal tersebut, maka dibutuhkan peranan media pembelajaran yang dapat meningkatkan
minat anak mempelajari bahasa Inggris sejak dini.
Menurut hasil wawancara dengan tiga siswa kelas dua SD Masudirini 77
Salatiga, mengatakan pembelajaran bahasa Inggris di sekolah selama ini terlalu biasa
sehingga membuat siswa bosan belajar behasa Inggris, siswa membutuhkan sebuah
media baru yang bisa membuat siswa senang dan tertarik belajar bahasa Inggris.
Berdasarkan hal tersebut yang menjadi rumusan masalah adalah bagaimana
membuat sebuah media pembelajaran yang dapat meningkatkan minat siswa dalam
belajar bahasa Inggirs, mempermudah siswa dalam belajar bahasa Inggris, dan dapat
mempermudah guru dalam mengajar bahasa Inggris.
Media pembelajaran adalah alat bantu proses belajar mengajar yang dapat
dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau
keterampilan belajar, sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar [4].
Menurut Sukartiwi (1996), ada beberapa keuntungan yang dapat diraih dengan
menggunakan media yaitu meningkatkan motivasi siswa, mencegah kebosanan siswa
1
dalam mengikuti suatu proses belajar mengajar, menjadikan proses belajar mengajar
berjalan lebih sistematis, memudahkan siswa memahami instruksi guru dalam proses
belajar mengajar, memeperkuat pemahaman siswa pada konteks pelajaran yang
diharapkan [4].
Mulyani Sumantri menggaris bawahi tentang prinsip-prinsip dalam pemilihan
media pembelajaran yang layak, adalah media harus berdasarkan pada tujuan
pembelajaran dan bahan ajar yang akan disampaikan, media harus disesuaikan
dengan tingkat perkembangan peserta didik, media harus disesuaikan dengan
kemampuan guru, baik dari pengadaannya maupun penggunaannya, media harus
disesuaikan dengan situasi dan kondisi atau pada waktu, tempat, dan situasi yang
tepat [5].
Salah satu media yang sedang digemari anak-anak saat ini adalah buku pop up.
Buku pop up merupakan buku yang memiliki bagian khusus yang dapat muncul
keluar membentuk 3 dimensi ketika halaman dibuka. Buku pop up lebih menarik
untuk anak-anak karena terdapat bagian yang bisa muncul seperti sebuah kejutan dan
membuat pembacanya penasaran dengan apa lagi yang akan muncul pada buku
tersebut [6].
Kelebihan buku pop up adalah dapat memberikan visualisasi cerita yang lebih
menarik. Mulai dari tampilan ilustrasi yang memiliki dimensi, gambar yang dapat
bergerak, berubah bentuk, dan lainnya. Selain itu buku ini memberikan kejutan di
setiap halamannya yang dapat mengundang ketertarikan untuk terus membuka
halaman berikutnya. Menurut Robert Sabuda, pembaca seperti menjadi bagian dari
hal menakjubkan itu karena memiliki andil dalam membuka halaman buku [7].
Buku pop up memiliki berbagai manfaat, seperti mengajarkan anak-anak untuk
lebih menghargai buku dan memeprlakukannya dengan lebih baik, lebih
mendekatkan anak dengan orang tua karena buku pop up memiliki bagian yang
mendekatkan hubungan sehingga memberikan kesempatan untuk menikmati cerita,
mengembangkan kreatifitas anak, merangsang imajinasi, menambah pengetahuan
hingga memberikan penggambaran bentuk suatu benda atau pengenalan benda [8].
Media pop up merupakan salah satu alternatif media pembelajaran anak yang
dengan potensi yang dimilikinya dapat menarik perhatian anak. Dengan menampilkan
suatu bentuk tiga dimensi dan bersifat interaktif, dapat memberikan materi
pendidikan anak dengan cara yang berbeda. Media pop up dapat membangkitkan
motivasi anak dalam belajar. Disertai dengan cerita yang menarik yang dekat dengan
lingkungan anak seperti mengajak anak untuk berpartisipasi dengan memberi mereka
pertanyaan berkaitan dengan cerita. Penggunaan ilustrasi, warna, dan tipografi
disesuaikan dengan kesukaan anak sehingga anak merasa lebih akrab dengan karakter
yang dibuat [9]. Daya tarik, dan manfaat buku pop up ini dapat digunakan sebagai
media baru untuk meningkatkan minat siswa dalam belajar bahasa Inggris pada
Sekolah Dasar.
2
2.
Tinjauan Pustaka
Penelitian pertama oleh Chris Pratama Putra dalam penelitiannya yang berjudul
Perancangan Media Edukasi Bahasa Inggris Interaktif Untuk Pengenalan Benda
Dalam Ruangan Rumah Dengan Metode Ilustrasi Perspektif Digital Painting. Latar
belakang dari penelitian ini adalah masih banyak masyarakat Indonesia masih tidak
bisa berbahasa Inggris, karena masyarakat masih kurang pengenalan bahasa Inggris
sejak dini. Adapun media dan pembelajaran dari sekolah yang masih minim,
membuat anak kurang peka terhadap bahasa Inggris. Penelitian ini bertujuan untuk
membuat media pembelajaran bahasa Inggris, yang dapat membuat anak-anak belajar
bahasa Inggris dengan cara yang menyenangkan. Hasil dari penelitian ini adalah,
media yang dikembangkan sudah menarik dan interaktif bagi anak-anak [10].
Penelitian kedua oleh Rizqi Larosia dalam penelitiannya berjudul Perancangan
Buku Pop up Pengenalan Aksara Jawa untuk Anak-Anak Terbitan Tiga Serangkai.
Latar belakang penelitian ini adalah aksara jawa masih menjadi pelajaran yang
kurang menarik bagi anak-anak SD. Penelitian ini bertujuan untuk merancang
buku pop up pengenalan aksara jawa untuk anak-anak yang menarik dan komunikatif
agar lebih mudah dipelajari anak-anak, serta memilih media promosi yang tepat untuk
mendukung pemasaran buku pop up pengenalan Aksara Jawa untuk anak-anak. Hasil
dari penelitian ini adalah, berhasil merancang buku pop up pengenalan Aksara Jawa
untuk anak-anak yang menarik dan komunikatif dan lebih mudah dipelajari anakanak [6].
Penelitian pertama memiliki konten yaitu materi pembelajaran bahasa Inggris
untuk anak-anak. Berdasarkan penelitian pertama dapat diambil materi yang cocok
untuk anak-anak adalah materi bahasa inggris tentang rumah. Sedangkan penelitian
kedua memiliki konten tentang buku pop up. Berdasarkan penelitian kedua dapat
diambil jenis-jenis pop up dan teknik-teknik pop up yang digunakan untuk anak-anak.
Penelitian ini memiliki perbedaan dari kedua penelitian sebelumnya, pada
penelitian pertama membuat media pembelajaran bahasa Inggris untuk anak Sekolah
Dasar dalam bentuk aplikasi android, sedangkan penelitian ini membuat media
pembelajaran bahasa Inggris untuk anak Sekolah Dasar dalam bentuk buku pop up.
Kemudian perbedaan pada penelitian kedua adalah penelitian kedua menggunakan
pop up untuk mengajarkan aksara Jawa untuk anak-anak, sedangkan penelitian ini
menggunakan pop up, untuk membuat media pembelajaran bahasa Inggris untuk
anak-anak.
Menurut Sabuda dalam Frequenty Asked Question, Creative Question (Sabuda,
15 Agustus 2012) teknik pop up ada berbagai macam antara lain, v-volding, internal
stand, mouth, rotary, transformations, volvelles, peepshow, carousel, box and
cylinder, dan pull tabs [10].
Buku menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Buku adalah lembar kertas yang
berjilid, berisi tulisan atau kosong [11]. Buku pop-up buku yang memiliki bagian
yang dapat bergerak atau berunsur tiga dimensi, terdiri dari lipatan dan terlihat seperti
tiga dimensi. Buku pop-up memberikan visualisasi cerita yang lebih menarik.
3
Tampilan gambar yang terlihat lebih memiliki dimensi serta memberikan kejutan.
Gambar yang dapat bergerak ketika halamannya dibuka atau bagiannya digeser
hingga bagian yang dapat berubah bentuk. Informasi yang disampaikan dapat
merangsang bayangan pada anak, sementara faktor pengalaman masih terbatas
menyebabkan ilustrasi dibutuhkan sebagai pendamping penyampaian informasi untuk
anak [12]. Buku ajar merupakan salah satu sarana keberhasilan proses belajar
mengajar. Buku ajar merupakan suatu kesatuan unit pembelajaran yang berisi
informasi, pembahasan serta evaluasi. Buku ajar yang tersusun secara sistematis akan
mempermudah peserta didik dalam mendapatkan materi sehingga mendukung
ketercapaian tujuan pembelajaran. Maka dari itu, buku ajar harus disusun sesuai
beberapa indikator yaitu menarik, aspek keterbacaan tinggi, dan mudah dicerna [13].
Layout adalah susunan atau penataan teks, gambar dan elemen visual lainnya
dalam sebuah desain untuk menyelaraskannya kedalam satu kesatuan desain yang
memiliki daerah aktif dan pasif sebagai penuntun mata untuk membaca informasi
didalamnya [14]. Warna menurut Kamus Besar Bahas Indonesia Buku adalah kesan
yg diperoleh mata dari cahaya yang dipantulkan oleh benda-benda yang dikenainya
[15]. Tipografi merupakan pelengkap suatu pendapat visual, tetapi sudah menjadi
sajian utama komunikasi grafis yang berbentuk buku, katalog, atau brosur. Huruf
memainkan peranan sangat penting dalam keberhasilan suatu bentuk komunikasi
grafis [16]. Ilustrasi digunakan untuk menerangkan suatu informasi tertulis, Ilustrasi
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: utama dan pendamping. Ilustrasi utama
digunakan untuk menyajikan ide besar, sedangkan ilustrasi pendamping untuk
memperjelas ide utama [17].
3.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif
karena dalam pengambilan data dan dalam pengambilan kesimpulan yang diperlukan,
dilakukan dengan wawancara kepada narasumber. Pendekatan kualitatif bersifat
fleksibel dan berubah-ubah sesuai kondisi lapangan berupa pengambilan data dengan
wawancara. Sedangkan strategi yang digunakan adalah cyclic strategy. Cyclic
strategy atau strategi berputar ini pada dasarnya memiliki prinsip yang sama dengan
linear strategy, hanya saja pada strategi ini ada kalanya suatu tahap perlu diulang
kembali untuk menampung umpan balik (feed back) sebelum tahap berikutnya
dilanjutkan. Pengulangan tahap ini lazim disebut loop. Ada kalanya terdapat dua atau
lebih loop yang terkandung dalam satu loop yang libih besar [18]. Tahapan penelitian
mengenai Perancangan Buku Pop Up Sebagai Media Pembelajaran Bahasa Inggris
untuk Siswa Sekolah Dasar pada Gambar 1.
TAHAP 1
TAHAP 2
TAHAP 3
TAHAP 4
Identifikasi
Masalah
Pengumpulan
dan analisis
data
Perancangan
dan Produksi
Pengujian
Gambar 1. Tahapan penelitian.
4
Tahap pertama yang dilakukan adalah mengidentifikasi masalah yang terjadi di
ruang lingkup SD Masudirini 77 Salatiga dan mengenai masalah kurangnya media
yang menarik siswa dalam mempelajari bahasa Inggris. Selanjutnya setelah tahap
identifikasi masalah selesai, dilanjutkan pada tahap pengumpulan dan analisis data.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dengan guru dan siswa yang
ada di SD Masudirini 77 Salatiga. Wawancara bagi guru dilakukan untuk mencari
tahu media apa saja yang sudah ada untuk pembelajaran bahasa Inggris, dan materi
bahasa Inggris tentang apa yang perlu untuk diajarkan melalui media tersebut. Dan
wawancara bagi siswa dilakukan untuk mengetahui seberapa besar minat siswa dan
media seperti apa yang diinginkan siswa untuk mempelajarai bahasa Inggris.
Dari hasil pengumpulan data didapatkan analisis data bahwa hanya ada satu
media pembelajaran bahasa Inggris di sekolah yaitu buku paket, siswa tidak tertarik
belajar bahasa Inggris, dan siswa membutuhkan adanya media baru yang dapat
menarik minat siswa untuk belajar bahasa Inggris. Materi bahasa Inggris yang perlu
untuk dibuat medianya adalah materi tentang rumah karena kurangnya media yang
dapat menampilkan rumah dengan jelas pada kelas rendah.
Tingkatan kelas di sekolah dasar dapat dibagi menjadi dua, yaitu kelas rendah
dan kelas tinggi. Kelas rendah terdiri dari kelas satu, dua, dan tiga, sedangkan kelaskelas tinggi terdiri dari kelas empat, lima, dan enam [19].
Dari hasil analisis data, maka dirancang sebuah media yang mampu menarik
minat siswa agar lebih senang dalam mempelajari bahasa Inggris. Proses perancangan
buku pop up ini dapat dilihat pada Gambar 2.
Perancangan konsep
Pembuatan sketsa
Perancangan buku pop up
Perancangan buku panduan
Evaluasi (Lanjut atau Kembali)
Produksi buku
Gambar 2. Proses perancangan pop up dan buku panduan.
Proses perancangan dilakukan sebanyak dua kali, setelah melalui proses
evaluasi oleh guru bahasa Inggris Sekolah Dasar Masudirini 77. Perancangan pertama
dinilai kurang bisa menampilkan rumah dengan jelas karena ukurannya kurang besar
serta bentuknya yang terlalu rumit, sehingga tidak bisa dipakai sebagai media
pembelajaran. Kemudian dilakukan perancangan ulang dan akhirnya memperoleh
5
hasil yang sesuai menurut guru bahasa Inggris Sekolah Dasar Masudirini 77.
Perancangan buku pop up sebelum dilakukan evaluasi dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Perancangan buku pop up sebelum dilakukan evaluasi
Media pembelajaran ini dirancang untuk mempermudah guru untuk
mengajarkan materi bahasa Inggris, dan menarik minat siswa untuk belajar bahasa
Inggris. Media pembelajaran ini dirancang untuk siswa Sekolah Dasar kelas 1, 2, dan
3. Media pembelajaran yang dirancang ini berupa buku pop up berbentuk rumah dan
buku panduannya yang berisi panduan pemakaiannya. Judul yang dipilih dalam
perancangan buku ini adalah Vito’s House. Vito’s house dalam bahasa indonesia
artinya rumahnya Vito, alasan pemilihan nama ini karena buku ini adalah buku pop
up yang berbentuk rumah dan Vito adalah nama dari karakter pemilik rumah tersebut
yang akan menjelaskan tentang apa saja yang ada di rumahnya dalam bahasa Inggris.
Selain itu pemilihan judul Vito’s House juga supaya mudah dibaca dan diingat oleh
siswa.
Konsep pembuatan buku pop up adalah pop up yang dapat menampilkan
dengan jelas bagian-bagian rumah dan dapat menarik minat siswa untuk mempelajari
bahasa Inggris tentang rumah. Ruangan pada rumah dipilih berdasarkan wawancara
dengan guru pada SD Masudirini 77, dan juga disesuaikan dengan penelitian
terdahulu oleh Chris Pratama Putra dalam penelitiannya yang berjudul Perancangan
Media Edukasi Bahasa Inggris Interaktif Untuk Pengenalan Benda Dalam Ruangan
Rumah Dengan Metode Ilustrasi Perspektif Digital Painting. Karena buku ini adalah
media pembelajaran maka dalam perancangan buku ini diperhatikan beberapa hal
yang berpengaruh dalam pembuatan media pembelajaran.
Dalam pemilihan media pembelajaran menurut Sanaky, pertimbangan media
yang akan digunakan dalam pembelajaran menjadi pertimbangan utama, karena
media yang dipilih harus sesuai dengan, tujuan pembelajaran, bahan pelajaran,
metode pengajaran, tersedia alat yang dibutuhkan, pribadi pengajar, minat dan
kemampuan siswa, situasi pengajaran yang sedang berlangsung[20].
Konsep buku Vito’s House adalah seorang anak bernama Vito yang mengajak
pembaca untuk menjelajahi rumahnya, dan Vito akan menjelaskan semua yang ada di
dalam rumahnya dalam bahasa Inggris, setelah itu Vito akan memberikan pertanyaan
6
tentang rumahnya dalam bentuk permainan yang menarik. Dilihat dari tujuan
pembelajaran buku ini dirancang dengan materi-materi yang sesuai dengan siswa.
Bentuk buku pop up juga memudahkan guru menggunakannya sebagai media
pembelajaran karena dapat dengan jelas menampilkan apa yang ingin ditampilkan,
dan dapat dengan mudah disimpan dan dibawa kemana-mana. Bahan pelajaran
disusun berurutan di dalam buku, yaitu ruangan pada rumah dimulai dari ruang tamu
dan berakhir di halaman belakang hal ini membuat proses belajar mengajar menjadi
lebih sistematis. Buku ini dirancang dengan bentuk pop up, dan menggunakan warnawarna yang cerah dan ilustrasi kartun, agar dapat meningkatkan minat anak-anak
dalam belajar, dan membuat situasi pengajaran yang berlangsung menjadi lebih aktif,
dan adanya proses timbal balik antara guru dan siswa.
Karakter anak dipilih dalam perancangan ini karena target konsumennya adalah
siswa kelas rendah yang adalah anak-anak. Nama karakter adalah Vito, nama ini
dipilih karena Vito mudah diingat dan mudah diucapkan oleh siswa. Selain itu Vito
memiliki arti penuh inspirasi, toleran, pengertian, dinamis dan penuh kesibukan [21].
Sifat seperti ini sangat sesuai dengan sifat siswa. Pakaian pada karakter dibuat
sederhana seperti pakaian anak-anak pada umumnya, dan pada baju terdapat huruf V
yang adalah inisial dari nama Vito, yang bertujuan supaya nama dan bentuk
karakternya lebih melekat pada ingatan siswa. Sketsa perancangan karakter dapat
dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Sketsa perancangan karakter.
Konsep ilustrasi pada cover buku adalah tampilan depan rumah, agar sesuai
dengan isi buku yang adalah pop up yang berbentuk rumah, pintu pada gambar rumah
dibuat terbuka dan bercahaya untuk menampilkan unsur misterius dan juga untuk
menampilkan bahwa terdapat hal yang menyenangkan yang ada di dalam rumah.
Sedangkan cover belakang terdapat foto buku yang sedang terbuka dan
memperlihatkan bentuk pop up dari buku tersebut, dan juga terdapat penjelasan
tentang isi buku, logo Fakultas Teknologi Informasi dan logo Universitas Kristen
Satya Wacana. Cover buku Vito’s House dapat dilihat pada Gambar 5.
7
Gambar 5. Cover buku Vito’s House.
Warna yang digunakan pada perancangan judul buku yaitu putih dengan outline
merah. Warna putih agar tulisan terlihat jelas diantara banyak warna yang terdapat
pada cover. dan outline merah pada tipografi memberikan kesan ceria dan
bersemangat, yang sesuai dengan sifat dari anak-anak. Penggunaan tipografi pada
judul Vito’s House adalah font BD Cartoon Shout yang termasuk jenis font
decorative. Font ini dipilih karena memberikan kesan semangat dan bersahabat yang
mewakili sifat anak-anak, dan juga bentuknya sangat mewakili kartun sangat sesuai
dengan buku Vito’s House. Selain judul ada juga tagline yang bertuliskan “Lets learn
about my house”. Tagline dibuat dengan maksud memperjelas isi buku, bahwa buku
ini akan berisi tentang penjelasan tentang rumah. Tagline dibuat dalam bentuk
kalimat ajakan supaya mengajak anak-anak untuk belajar dari buku ini. Judul Vito’s
House dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Judul buku Vito’s House.
Konsep pembuatan buku pop up adalah membuat jenis buku carousel. Pada
buku carousel, covernya dilipat ke belakang dan dibuka untuk membentuk lingkaran
dan dijaga menggunakan benang, pita, atau bahan lainnya [8]. Buku carousel dipilih
karena dapat menampilkan bentuk rumah dengan jelas dan juga dapat dengan mudah
dibawa kemana-mana. Setiap halaman pada buku carousel membentuk bilik, yang
dapat dijadikan sebagai ruang-ruang yang ada pada sebuah rumah. Bentuk buku ini
8
sesuai dengan konsep yang akan dibuat, karena apabila dibuka dalam posisi berdiri
akan terlihat seperti sebuah rumah, lengkap dengan semua ruangan, dan benda-benda
yang ada di dalamnya. Buku pop up terdiri dari empat lembar, dan jika dibuka akan
membentuk empat bilik, dengan kondisi salah satu lembar halaman tertutup. Jumlah
bilik keseluruhannya adalah 5 buah bilik. Beberapa bilik terbagi menjadi dua ruang,
yaitu atas dan bawah. Bilik-bilik ini adalah ruangan-ruangan rumah. Pada bilik
pertama terdapat ruang tamu pada bagian bawah, dan kamar orang tua pada bagian
atas. Pada bilik ke dua terdapat ruang tengah yaitu ruang keluarga dan terdapat tangga
menuju lantai dua. Pada bilik ke tiga terdapat ruang makan pada bagian bawah, dan
kamar vito pada bagian atas. Pada bilik keempat terdapat dapur pada bagian bawah
dan kamar mandi pada bagian atas. Pada bilik ke lima terdapat taman atau halaman
belakang. Sketsa konsep buku dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7. Sketsa konsep buku.
Proses selanjutnya adalah pembuatan dummy. Dummy dibuat dengan tujuan
untuk menentukan ukuran awal buku dan komponen-komponen pop up yang terdapat
di dalam buku. Ukuran yang sudah ditetapkan pada saat pembuatan dummy,
kemudian dijadikan patokan untuk pembuatan ilustrasi dan dan pewarnaan secara
digital. Pada dummy benda-benda yang ukurannya besar dibuat dalam bentuk pop up
tiga dimensi sedangkan benda benda yang kecil hanya digambar dalam bentuk dua
dimensi. Dummy dibuat dengan menggunakan teknik internal stand. Teknik ini
menggunakan panel sandaran, sehingga ketika buku dibuka, gambar akan berdiri [6].
Layout setiap ruangan pada dummy dibuat berdasarkan bentuk ruangan yang ada pada
rumah pada umumnya. Dummy dapat dilihat pada Gambar 8.
9
Gambar 8. Dummy buku Vito’s House.
Proses selanjutnya adalah proses pembuatan ilustrasi dan pewarnaan digital.
Semua komponen pop up pada dummy diukur kemudian ditrasfer ke dalam bentuk
digital untuk diwarnai. Warna yang digunakan adalah warna-warna cerah dan ilustrasi
yang digunakan adalah kartun, sesuai dengan apa yang disukai anak-anak. Proses
pewarnaan dimulai dengan pembuatan latar belakang atau dinding pada setiap
ruangan. Semua dinding pada setiap ruangan diberi warna berbeda, dan juga diberi
motif atau pattern agar tidak terlihat monoton dan membosankan bagi anak-anak.
Kemudian pembuatan ilustrasi benda yang ada pada dinding. Selanjutnya adalah
proses pewarnaan pada komponen-komponen yang akan ditempelkan. Setiap
komponen diberi warna sesuai warna benda pada umumnya, supaya siswa tidak
bingung saat mengenali benda. Proses pewarnaan digital dapat dilihat pada Gambar 9.
Gambar 9. Proses pewarnaan digital.
10
Proses selanjutnya adalah proses cetak dan perakitan pop up. Pada proses ini
semua komponen pop up yang sudah diwarnai secara digital diprint, dan kemudian
dirakit sesuai dummy. Pop up yang sudah dirakit dapat dilihat pada Gambar 10.
Gambar 10. Pop up yang sudah dirakit.
Setelah tahapan pembuatan buku pop up selesai, dilanjutkan dengan proses
pembuatan buku panduan. Buku panduan adalah buku yang berisi tentang penjelasan
dari buku pop up. Buku ini berisi materi vocabulary bahasa Inggris tentang rumah,
dan juga kuis-kuis dalam bentuk permainan, yang tentu saja disampaikan oleh Vito
yang adalah tokoh utama dalam buku ini. Buku ini terdiri dari bagian perkenalan,
bagian penjelasan materi, bagian kuis, dan bagian penutup. Proses pembuatan buku
panduan dimulai dengan pembuatan cover. Cover pada buku panduan dibuat lebih
sederhana. Terdapat gambar Vito, yang sedang berdiri di halaman rumahnya. Dengan
pose sedang menjelaskan sesuatu. Cover buku panduan dapat dilihat pada Gambar 11.
Gambar 11. Cover buku panduan.
11
Halaman pembuka buku terdapat keterangan penulis dan kata pengantar dari
penulis. Kemudian halaman selanjutnya adalah halaman perkenalan, halaman ini
berisi Vito yang memperkenalkan diri, menjelaskan apa saja yang ada di buku ini,
dan mengajak siswa untuk masuk ke rumahnya. Halaman perkenalan dapat dilihat
pada Gambar 12.
Gambar 12. Halaman perkenalan.
Bagian selanjutnya dari buku panduan adalah halaman materi, halamanhalaman ini berisi foto-foto ruangan pada buku pop up, setiap benda pada ruangan
tersebut diberi nomor, kemudian terdapat penjelasannya yaitu berupa nomor benda
tersebut, kata benda tersebut dalam bahasa indonesia dan kemudian, arti kata benda
tersebut dalam bahasa Inggris. Halaman materi dibagi berdasarkan setiap ruang yang
ada pada rumah. Gambar benda-benda rumah pada halaman ini dibuat dengan tujuan
mengisi ruang kosong pada layout, dan juga membuat siswa tertarik untuk melihat isi
halaman. Beberapa halaman materi dapat dilihat pada Gambar 13.
Gambar 13. Beberapa halaman materi.
12
Bagian selanjutnya adalah halaman kuis. Halaman kuis berada di akhir dari
halaman materi tentang setiap ruang. Pada halaman ini terdapat kuis tentang materi
pada halaman sebelumnya. Vito akan menjadi pemandu pada kuis. Kuis dibuat
supaya menguji anak-anak akan materi yang terlah diberikan. Pada kuis akan terdapat
perintah-perintah supaya anak harus berinteraksi dengan buku pop up, dengan begitu
siswa tidak akan bosan dan akan senang menjawab kuis sekaligus bermain dengan
buku pop up. Beberapa halaman kuis dapat dilihat pada Gambar 14.
Gambar 14. Beberapa halaman kuis.
Bagian terakhir pada buku panduan adalah bagian penutup. Bagian ini berisi
Vito yang berpamitan dengan siswa, dan berpesan kepada siswa untuk terus rajin
belajar. Halaman penutup dapat dilihat pada Gambar 15.
13
Gambar 15. Halaman penutup.
Tipografi yang terdapat didalam buku menggunakan tiga jenis yaitu font
Needlework Good, font DK Crayon Crumble, dan BD Cartoon Shout. Font pertama
yang dipakai adalah font Needlework Good. Font ini termasuk dalam jenis font
decorative Font ini dipakai pada setiap judul pada isi buku panduan. Font ini dipilih
karena memiliki kesan kuat dan tebal, yang sangat cocok untuk judul, dan juga
memiliki kesan santai dan terlihat seperti coretan pensil warna yang sangat cocok
dengan anak-anak dan juga ornament doodle. Font kedua adalah Font DK Crayon
Crumble. Font ini dipakai pada setiap penjelasan pada buku panduan font ini
termasuk jenis font decorative. Font ini dipilih karena berbentuk seperti tulisan
tangan yang ditulis menggunakan pensil, dan juga memiliki kesan bersahabat,
sehingga siswa merasa santai dan tidak terlalu kaku dalam belajar. Font ini juga
sesuai dengan ornament pada halaman. Font ketiga adalah font BD Cartoon Shout.
Font ini termasuk jenis font decorative. Font ini dipakai pada judul buku pada cover
buku pop up dan buku panduan. Font ini dipilih karena memiliki kesan kuat jadi
sesuai untuk judul tetapi tidak kaku dan memiliki kesan dinamis yang mewakili sifat
anak-anak. Font Needlework Good, font DK Crayon Crumble, dan font BD Cartoon
Shout dapat dilihat pada Gambar 16.
Gambar 16. Font Needlework Good, font DK Crayon Crumble, dan font BD Cartoon Shout.
14
4.
Hasil dan Pembahasan
Berikut adalah hasil desain media pembelajaran bahasa Inggris dari
perancangan yang telah dilakukan. Perancangan buku ini terdiri dari buku pop up dan
buku panduan. Buku pop up terdiri dari delapan ruang, ruang tamu, kamar orang tua,
ruang tengah, kamar vito, ruang makan, kamar mandi, dapur, taman. Halaman
penutup berisi daftar pustaka. Hasil dari perancangan buku pop up dapat dilihat pada
Gambar 17.
Gambar 17. Hasil dari perancangan buku pop up.
Buku panduan terdiri dari halaman pengantar, halaman isi, dan halaman
penutup. Halaman pengantar berisi halaman pengenalan penulis, kata pengantar, dan
daftar isi. Halaman isi berisi perkenalan karakter, materi bahasa Inggris, dan kuis.
Hasil dari perancangan buku panduan dapat dilihat pada Gambar 18.
15
Gambar 18. Hasil dari perancangan buku panduan.
Cara penggunaan media pembelajaran ini dalam proses belajar mengajar di
sekolah adalah, pertama-tama guru membuka buku pop up, kemudian menjelaskan
bagian-bagian rumah dengan cara menunjukkannya pada buku pop up, penjelasan
yang dilakukan guru, bisa berupa cerita atau permainan yang dibuat oleh guru. Selain
di dalam kelas media pembelajaran ini juga bisa digunakan diluar kelas, yaitu dengan
cara, mengikuti buku panduan.
Pengujian dari media pembelajaran bahasa Inggris ini dilakukan untuk
mengetahui layak atau tidak perancangan media pembelajaran ini dan untuk
mengetahui minat siswa dalam belajar bahasa inggris menggunakan media ini.
Dalam pemilihan media pembelajaran menurut Sanaky, pertimbangan media
yang akan digunakan dalam pembelajaran menjadi pertimbangan utama, karena
media yang dipilih harus sesuai dengan, tujuan pembelajaran, bahan pelajaran,
metode pengajaran, tersedia alat yang dibutuhkan, pribadi pengajar, minat dan
kemampuan siswa, situasi pengajaran yang sedang berlangsung [20].
Beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengukur minat individu
sebagaimana yang dikemukakan oleh Dewa Ketut Sukardi dalam Krisnadi (2006:16)
tentang cara pengukuran minat adalah observasi, wawancara, angket, dan inventori
Menurut Nursalam dalam Feter, A. H (2006: 34), minat seseorang dapat digolongkan
menjadi rendah jika seseorang tidak menginginkan obyek minat, sedang jika
seseorang menginginkan obyek minat akan tetapi tidak dalam waktu segera, tinggi
jika seseorang sangat menginginkan obyek minat dalam waktu segera [22].
Berdasarkan pemaparan tersebut maka dilakukan pengujian terhadap media ini.
Pengujian media pembelajaran ini menggunakan metode pendekatan kualitatif.
Teknik yang digunakan adalah wawancara kepada guru bahasa Inggris SD Masudirini
77 Salatiga yaitu Ibu Tuti, Ibu Vana, dan Bapak Eko.
16
Berdasarkan hasil wawancara, perancangan ini dinilai baik dan sangat
diperlukan sebagai media baru dalam proses pembelajaran karena memiliki desain
yang menarik dan baru dan dapat meningkatkan minat siswa dalam belajar. Selain itu,
dengan adanya buku pop up ini dapat mempermudah siswa dalam mempelajari
bahasa Inggris dan buku panduan dapat digunakan siswa untuk belajar di mana saja
bukan hanya di sekolah.
Menurut guru media ini membuat guru menjadi lebih mudah dalam
menjelaskan materi karena bentuk pop up yang sangat jelas dan penempatan setiap
ruangan yang berurutan dimulai dari ruang tamu dan berakhir di taman membuat
proses belajar mengajar menjadi lebih sistematis. Materi yang ada pada buku panduan
sudah jelas dan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan siswa.
Menurut guru media ini sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran, bahan
pembelajaran, metode pengajaran, dan minat dan kemampuan siswa. Media ini
membuat tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik, karena media ini dapat
meningkatkan minat siswa dalam belajar dan juga dapat memudahkan guru dalam
mengajar. Hal ini membuat proses belajar mengajar berlangsung aktif dan
berlangsung dari kedua sisi yaitu guru dan siswa. Media ini juga membuat guru dapat
mengajar dengan beberapa metode dan membuat proses belajar menjadi lebih flexible
yaitu guru menjelaskan meteri dengan cerita atau permainan dan menggunakan buku
pop up sebagai alat peraga, guru menjelaskan materi kemudian siswa mengerjakan
kuis pada buku panduan, dan siswa membaca buku panduan dan melihat buku pop up
kemudian siswa mengerjakan kuis pada buku panduan dan guru mendampingi. Buku
pop up ini juga sudah dicoba untuk dipakai dalam proses pembelajaran di kelas, dan
siswa sangat antusias dan aktif dalam proses belajar menggunakan media ini.
Wawancara kedua dilakukan kepada beberapa siswa kelas dua pada SD
Masudirini 77 Salatiga. Siswa yang diwawancarai dipilih oleh guru bahasa inggris.
Siswa-siswa ini dipilih karena aktif dan kritis pada saat proses belajar mengajar.
Berdasarkan hasil wawancara, siswa tertarik dengan adanya media
pembelajaran ini, karena merupakan media yang baru, dan siswa senang dengan
tampilan media ini, menurut siswa pembelajaran bahasa inggris menjadi lebih
menarik dan tidak membosankan jika menggunakan media ini. Siswa juga merasa
penggunaan media ini sebagai media pembelajaran membuat belajar menjadi lebih
mudah dan tidak membosankan.
Benda-benda pada buku pop up dapat dikenali siswa dengan baik. Menurut
siswa warna yang digunakan juga sudah bagus karena menggunakan warna-warna
cerah. Siswa juga merasa ilustrasi yang dibuat juga sudah bagus dan membuat buku
tampak menjadi lebih menarik, dan tidak seperti buku-buku pelajaran pada umumnya.
Siswa menyukai adanya buku panduan, karena bisa membuat siswa belajar
dimana saja, bukan hanya disekolah. Siswa juga menyukai karakter Vito dan
peranannya pada buku panduan, karena karakter berperan sebagai teman yang
menjelaskan materi dengan cara yang menyenangkan. Tulisan dan penggunaan
bahasa dirasa sudah bagus, dan mudah dimengerti, karena materi yang diberikan
dapat diterima dengan baik oleh siswa. Selain itu evaluasi yang dibuat dalam bentuk
17
kuis dan permainan yang menarik membuat siswa senang dan lebih mudah dalam
belajar.
Guru dan siswa berharap agar kedepannya tidak hanya materi tentang rumah,
tetapi materi-materi bahasa inggris yang lain bisa disampaikan dengan media seperti
ini.
5.
Simpulan
Berdasarkan dari hasil pengujian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media
pembelajaran berupa buku pop up yang dilengkapi dengan buku panduan, dapat
mempermudah guru dalam mengajar siswa dan memberikan guru media baru dalam
mengajari siswa mengenai bahasa Inggris khususnya tentang rumah. Bagi siswa,
dapat membuat siswa lebih tertarik dalam mempelajari bahasa Inggris, dan
memberikan siswa kemudahan dalam mempelajari bahasa Inggris. Penerapan konsep
buku pop up karena pop up dapat memberikan unsur kejutan sehingga dapat menarik
perhatian siswa pada buku. Pilihan untuk menambahkan karakter dan buku panduan
membuat siswa tidak bosan dan menjadi senang karena materi yang diberikan
menjadi lebih menyengangkan dan tidak membosankan.
6.
Daftar Pustaka
[1]
Frans. 2006. Pentingnya Bahasa Inggris, http://englishtraining.com. Diakses
tanggal 28 September 2014.
Haryanto.
2011.
Macam-Macam
Metode
Pembelajaran,
http://belajarpsikologi.com/macam-macam-metode-pembelajaran/,
Diakses
tanggal : 13 Oktober 2015.
Suryanah, E., Rais, F. L., & Bunga Sari Dewi, C. (2012). Rancangan
Pembelajaran Interaktif Bahasa Inggris Untuk Siswa Sekolah Dasar Pada
Handphone Berbasis Android.
Risd Fayshol. 2010. Media Pembelajaran Bahasa Inggris, http://academia.edu.
Diakses tanggal 15 Oktober 2015.
Mulyani Sumantri. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Maulana.
Larosia Rizqi. 2014. Perancangan Buku Pop Up Pengenalan Aksara Jawa
untuk Anak-Anak Terbitan Tiga Serangkai. UNS-Fak. sastra Jurusan Desain
Komunikasi Visual
Universitas Pelita Harapan. (2013). Buku Pop Up untuk Anak.
Herdian. 2015. Pengenalan Cerita Rakyat Cindelaras Melalui Media Pop-Up
Book. Universitas Mercu Buana-Program Studi Desain Komunikasi Visual.
Aisyah Nur, Fauzi Muhammad. 2012. Perancangan Buku Pop Up Sebagai
Media Pendidikan Di Organisasi WWF-Indonesia. Universitas Esa UnggulFak. Desain dan Industri Kreatif Jurusan Desain Produk.
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
[8]
[9]
18
[10] Putra, C. P. 2015. Perancangan Media Edukasi Bahasa Inggris Interaktif Untuk
Pengenalan Benda Dalam Ruangan Rumah Dengan Metode Ilustrasi Perspektif
Digital Painting. Salatiga: UKSW-Fak. Teknologi Informasi Jurusan Desain
Komunikasi Visual.
[11] Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2002, Kamus Besar Bahasa
Indonesia (Edisi Ketiga). Jakarta: Balai Pustaka.
[12] Jackson, Paul. 2000. The Pop-up Book. Singapore: Anness Publishing Limited.
[13] Mintowati. 2003, PanduanPenulisanBuku Ajar, Jakarta: Depdikbud.
[14] Ambrose,Gavin, Paul Harris. 2006. The Visual Dictionary of Graphic Design.
Switzerland: AVA Publishing SA.
[15] Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. 2002. Kamus Besar Bahasa
Indonesia (Edisi Ketiga). Jakarta: Balai Pustaka.
[16] Sihombing, Danton. 2003. Tipografi dalam Desain Grafis. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
[17] Loomis, Andrew. 1959. Successful Drawing. London: Titan Books.
[18] Sarwono, Jonathan dan Hary Lubis. 2007. Metode Riset Untuk Desain
Komunikasi Visual. Yogyakarta: Andi.
[19] Suparno. (1997). Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta:
Kanisius.
[20] Hujair Sanaky. 2009. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Safiria Insani Press.
[21] Editorial. Cari Arti Nama Dari: Vito. Diakses pada 20 Maret 2016 dari
CariNamaBayi.com : http://carinamabayi.com/arti-nama/vito.html.
[22] Septirentani, Mita. (2013). Studi Tentang Minat Mahasiswa Untuk Menjadi
Guru Pada Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan Jpts Fptk UPI. S1
thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.
19
Download