turunan asam karboksilat dan reaksi substitusi asil

advertisement
TURUNAN ASAM KARBOKSILAT
BAB
DAN
4
REAKSI SUBSTITUSI ASIL NUKLEOFILIK
Asam karboksilat hanya merupakan salah satu anggota kelas turunan
asil, RCOX, di mana substituen X mungkin oksigen, halogen, nitrogen atau
sulfur. Turunan asil yang lain adalah asil halida, anhidrida asam, ester, dan
amida (Gambar 3.2.) dan disebut sebagai turunan asam karbokasilat. Semua
senyawa
ini mengandung gugus asil, RCO- yang terikat pada atom
elektronegatif. Dalam bab ini juga akan dibahas mengenai kimiawi dari nitril, RC-N.
Kimiawi dari turunan asam karboksilat ini hampir sama dan didominasi
oleh satu
tipe reaksi umum yang disebut sebagai reaksi substitusi asil
nukleofllik.
Gambar 4.1. Reaksi umum turunan asam karboksilat
4.1. Reaksi substitusi nukleofilik asil.
Pada pembahasan mengenai kimiawi gugus karbonil di bab 1, telah
jabarkan bahwa adisi nukleofilik pada gugus karbonil (C=O) yang polar adalah
merupakan ciri-ciri umum reaksi gugus karbonil dan merupakan tahap pertama
dalam dua dari empat tipe reaksi karbonil yang utama.
Telah dibahas juga dalam bab 1 bahwa asam karboksilat dan turunannya
mempunyai suatu gugus asil yang terikat pada suatu 'leaving group' atau gugus
pergi yang potensial (gugus yang dapat pergi sebagai anion yang stabil). Bila
suatu nukleofil ditambahkan pada turunan asam karboksilat, yang mula-mula
terbentuk adalah suatu intermediet tetrahedral. Muatan negatif pada oksigen
dalam intermediet tetrahedral ini kemudian dengan cepat dapat melepaskan
‘living group’ yang terikat pada karbon karbonil menghasilkan senyawa karbonil
yang baru (asam karboksilat atau turunannya yang lain). Reaksi nettonya adalah
substitusi asil nukleofilik. Mekanisme umum untuk substitusi asil nukleofilik pada
turunan asam karboksilat dapat dilihat pada gambar 4.2.
Gambar 4.3. Mekanisme umum substitusi asil nukleofilik
4.2. Stabilitas relatif dari turunan asam karboksilat
Reaksi substitusi asil nukleofilik terjadi dalam dua tahap, yaitu adisi
nukleofilik dan eliminasi 'leaving group'. Kedua tahap tersebut dapat
mempengaruhi kelajuan reaksi secara keseluruhan. Meskipun demikian, secara
tahap pertama adalah merupakan tahap penentu laju, dan baik efek sterik
maupun elektronik merupakan factor yang penting dalam menentukan reaktivitas.
Secara sterik, dalam satu seri turunan asam karboksilat yang sama, maka gugus
karbonil yang lebih terhalangi akan diserang lebih lambat disbanding gugus yang
sterik tak terhalangi.
Secara elektronik, turunan asam yang lebih polar diserang lebih cepat dibanding
ang kurang polar.
Lebih stabil
Kurang reaktif
K
A. ASIL HALIDA
A.1. Tata nama
Asil halide diberi nama dengan menyebutkan gugus asilnya, dan
kemudian kan halidanya.
A.2. Pembuatan asil halida
Asil halida dapat dibuat dari reaksi antara asam karboksilat dengan tionil
klorida (SOCl2), Fosfor triklorida (PCl3), oksalil klorida (ClCOCOCl). Sebagai
Contoh:
Reaksi ini terjadi melalui substitusi asil nukleofilik, di mana asam
karboksilat diubah menjadi suatu turunan yang reaktif, yang mana kemudian
diserang.
A.3. Reaksi-reaksi asil halida
Asil halida merupakan turunan asam karboksilat yang paling reaktif dan
menjalani reaksi-reaksi yang sangat berguna (Gambar 4.4.). Sebagian besar
reaksi-reaksi asil halida terjadi melalui substitusi asil nukleofilik.
A.3.1. Hidrolisis
Asil halida bereaksi dengan air menghasilkan asam karboksilat. Reaksi
hidrolisis ini merupakan proses substitusi asil nukleofilik dan diawali oleh
serangan air pada gugus karbonil asil halida. Intermediet tetrahedral yang
terbentuk akan mengalami eliminasi ion klorida dan kehilangan satu proton untuk
menghasilkan produk asam karboksilat.
A.3.2. Alkoholisis
Reaksi antara asil halide dan alcohol adalah analog reaksi asil halide dan
air. Reaksi ini merupakan metode yang sangat baik untuk pembuatan ester.
A.3.3. Aminolisis
Asil halida bereaksi cepat dengan ammonia dan amina menghasilkan
amida.
Karena HCl dibebaskan selama reaksi, 2 ekivalen amina harus
digunakan; 1 ekivalen bereaksi dengan asil halida, dan satu ekivalen bereaksi
dengan HCl membentuk garam ammonium halida. Meskipun demikian, bila
aminanya berharga, maka dapat digunakan basa yang tidak mahal untuk
menangkap HCl, misalnya NaOH (reaksi Schotten-Baumann).
A.3.4. Reduksi
Asil halida direduksi oleh litium aluminium hidrida menghasilkan alkohol
primer.
Reaksi terjadi melalui mekanisme substitusi asil nukleofilik yang khas di
mana hidrida ion (H:-) mula-mula menyerang gugus karbonil dan ion klorida
kemudian dilepaskan. Subtitusi ini menghasilkan suatu intermediet aldehid,
yang dengan cepat direduksi oleh LiAlH4 menghasilkan alkohol primer.
Intermediet aldehid dapat diisolasi jika digunakan reagen hidrida yang
kurang kuat, misalnya Litium tri-tert-butoksialuminium hidrida,
Li+ - AlH[O-C(CH3)3]3.
Alternatif yang lain, reduksi Rosenmund alkil halida di bawah kondisi
hidrogenasi katalitik dapat digunakan, tetapi melalui mekanisme yang berbeda.
A.3.5. Reaksi dengan organologam
Reagen Grignard bereaksi dengan asil halida menghasilkan alkohol
tersier di mana dua substituennya adalah sama.
Mekanisme reaksi ini mirip dengan reduksi menggunakan LiAlH4. Reagen
Grignard yang pertama akan menyerang asil halida. Lepasnya ion klorida
kemudian akan menghasilkan intermediet keton, yang bereaksi dengan reagen
Grignard yang kedua menghasilkan alkohol tersier.
Intermediet keton biasanya tidak dapat diisolasi dalam reaksi Grignard,
karena adisi reagen Grignard yang kedua terjadi sangat cepat. Meskipun
demikian,
keton
dapat
diisolasi
dari
reaksi
bila
digunakan
reagen
+
diorganotembaga, R^Cuf Li , tapi reagen ini hanya bereaksi dengan asil halida
saja. Ester dan amida tidak bereaksi dengan reagen ini.
B. ANHIDRIDA ASAM
B.1. Tata nama
Anhidrida simetris dari asam monokarboksilat rantai lurus dan anhidrida
siklik dari asam dikarboksilat diberi nama dengan mengganti kata asam dengan
hidrida.
Jika anhidrida diturunkan dari asam monokarboksilat yang tersubstitusi,
penamaannya dengan menambahkan awalan bis- pada nama asamnya.
B.2. Pembuatan anhidrida asam
Metode yang paling umum untuk membuat anhidrida asam adalah melalui
aksi substitusi nukleofilik asil antara suatu asil halida dan garam karboksilat. Baik
anhidrida simetris dan tak simetris dapat dibuat dengan cara ini dengan ademen
yang tinmggi.
B.3. Reaksi-reaksi anhidrida
Kimiawi dari anhidrida asam hampir sama dengan asil halida. Anhidrida
asam bereaksi lebih lambat dari pada asil halida, tetapi macam reaksi yang
dijalani adalah sama. Jadi, anhidrida asam bereaksi dengan air membentuk
asam, dengan alkohol membentuk ester, dengan amina membentuk amida, dan
direduksi oleh LiAiH4 sebagai berikut:
C. ESTER
C.1. Tata nama
Nama sistematik ester diturunkan dengan pertama-tama menyebut nama
gugus alkil dari alkohol, kemudian menyebutkan asam karboksilatnya.
C.2. Pembuatan ester
C.2.1. Dari reaksi SN2 antara garam karboksilat dengan alkil halide primer
C.2.2. Esterifikasi Fishcher antara asam karboksilat dengan alcohol dengan
bobot molekul rendah dengan adanya katalis asam mineral.
Reaksi esterifikasi Fischer merupakan contoh yang paling dikenal dari
reaksi substitusi asil nukleofilik yang dijalankan dalam suasana asam. Protonasi
oksigen karbonil yang bersifat basa mengaktivasi asam karboksilat terhadap
serangan nukleofilik oleh alkohol, dan kehilangan air sesudah itu akan
menghasilkan produk ester. Hasil nettonya adalah substitusi -OH oleh -OR1.
Semua step adalah reversibel. Mekanisme esterifikasi Fisher ini ditunjukkan
dalam Gambar 4.4.
Protonasi oksigen karbonil mengAktivasi gugus karbonil …………..
……terhadap adisi nukleofilik oleh
alcohol, menghasilkan intermediet
tetrahedral
Transfer proton dari satu iksigen ke yang
Lainnya menghasilkan intermediet
Tetrahedral kedua dan mengubah
Hidroksil menjadi ‘leaving group’ yang
baik
Hilangnya air menghasilkan eter yang
terprotonasi
Lepasnya proton menghasilkan katalis
Asam, dan memberikan produk ester
bebas
Gambar 4.4. Mekanisme esterifikasi Fischer
C.2.3. Metil ester dapat dibuat dari reaksi antara asam karboksilat dan
diazometan, CH2N2.
Proses ini tidak melibatkan reaksi substitusi asil nukleofilik, karena yang
terputus adalah ikatan -COO-H dari asam karboksilat.
C.3. Reaksi-reaksi terhadap ester
Ester menunjukkan reaksi-reaksi yang sama dengan turunan asam yang
lain, tetapi mereka kurang reaktif terhadap nukleofil dari pada asil halida dan
anhidra asam. Bagan berikut ini menunjukkan reaksi umum dari ester. Semua
reaksi tersebut dapat berlaku baik pada asiklik ester atau siklik ester (lakton).
C.3.1. Hidrolisis
Ester terhidrolisis baik dalam suasana basa atau asam menghasilkan
fragmen asam karboksilat dan alkohol. Reaksi hidrolisis ester ini terjadi melalui
mekanisme substitusi asil nukleofilik. Hidrolisis ester dalam alkali berikut ini
disebut saponifikasi (sapo = sabun).
Hidrolisis ester dalam suasana asam adaiah merupakan kebalikan dari
reaksi esterifikasi Fischer. Ester mula-mula diaktivasi terhadap serangan
nukleofilik melalui protonasi atom oksigen karbonil. Serangan nukleofilik oleh air,
diikuti oleh transfer proton dan eliminasi alkohol akan menghasilkan asam
karboksilat.
C.3.2. Aminolisis
Amonia bereaksi dengan ester melalui mekanisme substitusi asil
nukleofilik untuk menghasilkan amida.
C.3.3. Reduksi
Reaksi antara ester dan litium aluminium hidrida adalah merupakan
metode yang bagus sekali untuk membuat alkohol primer.
Mekanisme hidrolisis ester ini hampir sama dengan reduksi asil halida
(lihat A.3.4.). Ion hidrida mula-rnula akan menyerang gugus karbonil, diikuti oleh
eliminasi ion alkoksida rnenghasilkan intermediet aldehida. Adisi ion hidrida
selanjutnya pada aldehida akan menghasilkan alkohol primer.
Intermediet
aldehida
dapat
diisolasi
jika
digunakan
DIBAH
(diisobutilaluminium hidrida) sebagai reduktornya. Satu ekivalen reagen hidrida
harus digunakan dan reaksi harus dilakukan pada -78°C.
C.3.4. Reaksi dengan reagen organologam
Ester dan lakton bereaksi dengan 2 ekivalen reagen Grignard atau
organolitium menghasilkan alcohol tersier.
D. A M I D A
D.1. Tata nama
Ester dengan gugus –NH2 diberi nama dengan mengganti asam –at atau
asam –oat dengan –amida, atau dengan mengganti asam –karboksilat dengan
karboksamida.
Jika atom nitrogen tersubstitusi, senyawa tersebut diberi nama dengan
enyebutkan gugus substituen tersebut dan kemudian menyebutkan nama
isaraya. Perlu dicatat bahwa di depan nama substituen diberi hurufW- atau N,Nimk menunjukkan bahwa gugus tersebut tenkat pada atom nitrogen.
D.2. Pembuatan amida
Amida biasanya dibuat dari reaksi antara asil halida dengan amonia serta
mnrsa mono- dan disubstitusi sebagai berikut :
D.3. Reaksi-reaksi amida
D.3.1. Hidrolisis
Amida kurang reaktif dibanding asil halida, anhidrida asam, maupun
ester. Amida dapat dihidrolisis dengan merefluksnya baik dalam larutan asam
atau basa. Kondisi yang dibutuhkan lebih keras dari pada kondisi yang
diperlukan untuk menghidrolisis asil halida atau ester, tetapi mekanismenya
mirip. Hidrolisis amida dalam suasana basa menghasilkan amina dan ion
karboksilat sebagai produknya. Ion hidroksida akan menyerang gugus karbonil,
diikuti oleh eliminasi ion amida (- :NH2).
Reaksi hidrolisis dalam suasana asam terjadi melalui adisi nukleoGlik air pada
amida yang terprotonasi.
D.3.2. Reduksi
Seperti turunan asam karboksilat lain, amida dapat direduksi oleh Litium
aluminium hidrida menghasilkan suatu amina dari pada suatu alcohol.
Efek netto dari reaksi reduksi amida ini adalah perubahan gugus karbonil
amida menjadi gugus metilena (C=O J CH2). Reaksi semacam ini adalah
spesifik untuk amida dan tidak terjadi pada turunan asam karboksilat lain. Reaksi
ini diawali oleh adisi nukleofilik ion hidrida pada gugus karbonil amida, diikuti oleh
pengeluaran atom oksigen sebagai anion aluminat. Intermediet imina yang
terbentuk kemudian direduksi lebih lanjut oleh LiAlH4 menghasilkan amina. Perlu
diperhatikan bahwa mekanisme reduksi ini hampir sama dengan reaksi antara
keton atau aldehida dengan suatu amina menghasilkan imina (C=O J C=NR).
Dalam kedua kasus tersebut, atom oksigen gugus karbonil dihilangkan dan
ikatan C=O berubah menjadi ikatan C=Nu).
E. N I T R I L
E.1. Tata nama
Senyawa yang mempunyai gugus fungsional –C=N disebut nitril. Alkana
yang tak siklik dan sederhana diberi nama dengan menambahkan akhiran pada
nama alkananya.
Nitril yang lebih kompleks biasanya dianggap sebagai turunan dari asam
karboksilat, dan diberi nama dengan mengganti asam -at atau asam -oat diakhiri
dengan -onitril, atau dengan mengganti asam -karboksilat diakhiri dengan karbonitril. Perlu dicatat bahwa untuk system yang terakhir, atom karbon nitril
tidak diberi nomer.
E.2. Pembuatan
E.2.1. Reaksi SN2 antara ion sianida dengan alkil halida primer.
E.2.2. Dehidrasi amida
Dalam reaksi ini tionil klorida sering digunakan, meskipun 'dehydrating
agent' yang lain, seperti P2O5, POCl3, atau anhidrida asetat dapat digunakan.
Reaksi ini lebih umum dibanding yang pertama, karena tidak dibatasi oleh
adanya hambatan sterik dalam alkil halida
Dehidrasi ini diawali dengan reaksi pada atom oksigen amida, diikuti oleh
reaksi eliminasi.
E.3. Reaksi-reaksi nitril
Dua reaksi yang paling penting dari nitril adalah bidrolisis dan reduksi.
Sebagai tambahan, nitril dapat direduksi dan dihidrolisis secara parsial
menghasilkan aldehida, dan dapat direaksikan dengan reagen Grignard
menghasilkan keton.
E.3.1. Hidrolisis
Nitril dihidrolisis baik dalam larutan asam atau basa dalam air untuk
menghasilkan asam karboksilat dan ammonia.
Mekanisme hidrolisis alkali melibatkan adisi nukleofilik ion hidroksida
pada ikatan polar
δ+
C=Nδ- dengan cara yang sama dengan adisi nukleofilik pada
ikatan karbonil C=O yang polar. Produk awal yang terbentuk adalah hidroksi
imina, yang dengan cepat diubah menjadi amida dalam tahap yang mirip dengan
konversi enol ke keton. Hidrolisis lebih lanjut dari suatu amida kemudian akan
menghasilkan asam karboksilat.
Kondisi yang diperlukan untuk hidrolisis alkali nitril adalah keras (KOH,
200°C), dan intermediet amida kadang-kadang dapat diisolasi jika digunakan
kondisi yang lebih lunak.
E.3.2. Reduksi
Nitril bereaksi dengan LiAlH4 menghasilkan amina primer dengan
rendemen yang tinggi.
Reaksi terjadi melalui adisi nukleofilik ion hidrida pada ikatan C=N yang
polar, menghasilkan anion imina. Intermediet ini selanjutnya akan mengadisi ion
hidrida kedua menghasilkan amina primer. Meskipun demikian, jika reduktor
yang lebih lemah dari pada LiAlH4 digunakan, adisi hidrida kedua tidak terjadi,
dan imina dapat dihidrolisis menghasilkan aldehida. Reagen DIBAH berguna
untuk reduksi parsial nitril dan merupakan metode yang baik untuk membuat
aldehida.
E.3.3. Reaksi dengan reagen organologam.
Nitril bereaksi dengan reagen Grignard memberikan intermediet anion
imina yang dapat dihidrolisis menjadi keton.
Download