BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Manajemen
Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur atau
mengendalikan. Secara garis besar manajemen sangatlah luas sehingga tidak dapat
diartikan dalam satu kata saja. Menejemen merupakan alat ukur yang baik untuk
mencapai tujuan yang diinginkan, karena dengan manajemen yang baik akan
memudahkan terwujudnya tujuan perusahaan. Untuk memahami tentang
manajemen berikut beberapa pengertian manajem menurut para ahli :
Menurut Koontz yang di kutip dari Sri Wiludjeng (2007:2)
“Management is the process of designing and maintaining an environment in
which individuals, working together in groups, efficiently accomplish selected
aims.”
Menurut O’donnel yang dikutip oleh Hasibuan (2007:3)
“Manajemen adalah suatu usaha mencapai satu tujuan tentang melalui kegiatan
orang lain, dengan demikian manajer mengadakan koordinasi atas sejumlah
aktivitas orang lain”
Maka definisi manajemen dapat disimpulkan sebagai sebuah proses
perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya
untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efisien. Untuk membina sumber
daya manusia yang berkualitas dibutuhkan suatu pengelolaan yang baik melalui
pendekatan manajemen.
Menurut (Sriwilujeng 2007:5-6) Di dalam perusahaan ada 4 fungsi
operasional manajemen perusahaan seperti :
1.
Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah merupakan suatu
proses perencanaan, pengorganisasian, pengerahan, dan pengawasan
kegiatan
pengadaan,
pengembangan,
pemberian
kompensasi,
pengintegrasian, pemeliharaan, dan pelepasan sumber daya manusia agar
tercapai tujuan individu, organisasi, dan masyarakat.
2.
Manjamen Pemasaran (MP) adalah suatu proses sosial dan manajerial dari
individu dan kelompok untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui
penciptaan, penawaran, dan pertukaran (nilai) produk dengan yang lain.
3.
Manajemen Keuangan (MK) suatu proses atau aktivitas atau kegiatan
perusahaan yang berhubungan dengan upaya untuk mendapatkan dana
perusahaan dengan meminimalkan biaya serta upaya pengunaan dan
pengalokasian dana tersebut secara efisien dalam memaksimalkan nilai
perusahaan yaitu harga dimana calon pembeli siap atau bersedia
membayarkan jika suatu perusahaan menjualnya.
4.
Manajemen Operasional (MO) adalah serangkaian aktivitas yang
menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa, dengan mengubah input
menjadi output.
Dan yang akan dijelaskan dalam tugas akhir ini adalah manajemen sumber
daya manusia Untuk lebih jelasnya berikut terdapat beberapa pengertian
Manajemen Sumber Daya Manusia tersebut.
2.2 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen sumber daya manusia merupakan bagian ilmu dari manajemen,
dimana sumber daya merupakan unsur utama perusahaan yang memiliki peran
yang sangat besar dalam upaya mencapai tujuan perusahaan. Sehingga tidak dapat
mengabaikan manusia tersebut yang melaksanakan pekerjaan. Seperti canggihnya
teknologi saat ini, tanpa didukung manusia yang menggerakan atau mengatur
maka
teknologi tersebut tidak memiliki fungsi. Adapun beberapa pengertian
Sumber Daya Manusia menurut para ahli :
Menurut T. Hani Handoko (2009:4), menyatakan bahwa :
“
Manajemen
Sumber
Daya
Manusia
adalah
penarikan,
pengembangan, pemeliharaan dan penggunaan sumber daya manusia untuk
mencapai tujuan individu maupun tujuan organisasi. “
Menurut Dr. A. A. Anwar prabu Mangkunegara dalam buku Manajemen
Sumber Daya Manusia (2007:7), mendefinisikan bahwa :
“ Manajemen Sumber Daya Manusia adalah suatu prosedur yang
berkelanjutan yang bertujuan unuk memasok suatu organisasi atau
perusahaan dengan orang-orang yang tepat untuk ditempatkan pada posisi
dan jabatan yang tepat pada saat organisasi memerlukannya.”
Maka dapat disimpulkan bahwa manajemen sumber daya manusia adalah
suatu sistem atau cara perusahaan untuk mendapatkan seseorang atau karyawan
atau tenaga kerja yang tepat dan kemudian akan dididik dan dilatih oleh
perusahaan dan kemudian akan di tempatkan pada jabatan yang tepat agar dapat
bersama-sama mewujudkan tujuan perusahaan atau organisasi.
2.2.1 Fungsi-Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
Berdasarkan definisi manajemen Sumber Daya Manusia yang telah
dijelaskan sebelumnya dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa manajemen Sumber
Daya Manusia merupakan perpaduan dari fungsi. Disamping menjalankan fungsi
manajemen, seorang manajer juga memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan
tugas. Oleh sebab itu secara garis besar, Manajemen Sumber Daya Manusia
menurut Flippo (1995:5-7), dikelompokan menjadi beberapa fungsi, yaitu:
1. Fungsi Manajerial
a. Planning (Perencanaan)
Perencanaan merupakan suatu kegiatan menetapkan tujuan, perumusan dan
menetapkan berbagai macam program yang menyangkut sumber daya
manusia untuk membantu tercapainya tujuan.
b. Organizing (Pengorganisasian)
Setelah serangkaian tindakan ditetapkan, perlu disusun organisasi untuk
melaksanakannya. Organisasi adalah alat untuk mencapai tujuan. Menyusun
organisasi berarti merancang struktur sebagai hubungan antara pekerjaan,
personalia dan faktor-faktor fisik.
c. Directing (Pengarahan)
Fungsi ini di sebut pengarahan, motivasi, pelaksanaan atau pemberian
perintah. Fungsi ini bermaksud agar individu dalam organisasi dapat bekerja
sama secara efektif dengan individu lainnya sesuai dengan tujuan yang akan
diraih perusahaan.
d. Controlling (Pengendalian)
Pengendalian adalah fungsi manajerial yang berhubungan dengan peraturan
kegiatan agar sesuai dengan rencana yang sebelumnya telah dirumuskan
berdasarkan analisis terhadap sasaran organisasi.
2. Fungsi Operasional
a. Procurement (Pengadaan Tenaga Kerja)
Adalah untuk memperoleh jenis dan jumlah tenaga kerja yang tepat dan
diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi. Fungsi ini meliputi penentuan
sumber daya manusia yang dibutuhkan mulai dari perekrutan, seleksi dan
penempatan kerja.
b. Development (Pengembangan)
Fungsi ini berhubungan dengan usaha atau kegiatan untuk meningkatkan
keahlian dan kecakapan para karyawan atau sumber daya manusia melalui
pelatihan dan pengembangan untuk mendapatkan prestasi kerja yang sesuai
dengan harapan organisasi.
c. Compensation (Kompensasi)
Kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mepertahankan karyawan
dengan cara menghargai kemampuan karyawan dan memberi imbalan yang
pantas kepada karyawan sesuai dengan kontribusi kepada perusahaan.
d. Integration (Integrasi)
Suatu aktivitas yang berhubungan dengan usaha untuk menyelaraskan
kepentingan-kepentingan baik individu maupun kepentingan perusahaan.
e. Maintenance (Pemeliharaan)
Fungsi ini untuk mempertaruhkan dan meningkatkan kondisi yang telah ada.
Perhatian dititik beratkan pada kondisi fisik karyawan (kesehatan dan
keselamatan kerja) serta pemeliharaan sikap yang menyenangkan.
f. Separation (Pemisahan)
Fungsi ini adalah untuk memutuskan hubungan kerja pegawai dan
organisasi dan mengembalikan kepada masyarakat. Atau juga pemisah
pegawai dari organisasi atas inisiatif organisasi atau kemauan pegawai
sendiri.
Peranan dari Manajemen Sumber Daya Manusia, baik fungsi manajerial
maupun fungsional sangat menunjang dalam usaha mencapai tujuan perusahaan.
Melalui fungsi-fungsi tersebut Manajemen Sumber Daya Manusia berusaha
menangani masalah yang berhubungan dengan karyawan sehingga suatu
perusahaan dapat mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
2.2.2 Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia
Tujuan utama dari manajemen sumber daya manusia adalah untuk
meningkatkan kontribusi sumber daya (karyawan) terhadap organisasi dalam
angka pencapaian produktivitas organisasi yang bersangkutan. Hal ini dapat
dipahami bahwa semua kegiatan organisasi dalam pencapaian misi dan tujuannya
adalah sangat tergantung kepada manusia yang mengelola organisasi tersebut.
Oleh sebab itu sumber daya manusia harus dikelola sedemikian rupa sehingga
berdaya guna dalam mencapai misi dan tujuan organisasi.
2.2.3. Aktivitas Sumber Daya Manusia
Secara umum kegiatan atau aktivitas Sumber Daya Manusia merupakan
tindakan yang diambil untuk membentuk satuan kerja yang efektif dalam
organisasi. Berbagai aktivitas tersebut menurut Hj. Ike Kusdyah Rachmawati,
SE, MM. (2008:14-16) antara lain:
1. Persiapan dan penarikan
Hal yang menyangkut seperti analisis pekerjaan dan jabatan, hal ini berfungsi
untuk mengetahui tugas dan pekerjaan dan jabatan yang ada dalam organisasi
serta persyaratan yang harus dimiliki oleh pegawai.
2. Rekrutmen
Kegiatan ini merupakan kegiatan penarikan karyawan untuk mendaftarkan
dirinya diperusahaan.
3.
Seleksi
Proses ini yang memilih orang-orang yang telah memenuhi spesifikasi
kebutuhan organisasi.
4.
Pelatihan
Kegiatan ini mengajarkan seorang karyawan untuk menyelesaikan tugas.
5.
Pengembangan
Program ini mengajarkan berbagai keterampilan baru kepada karyawan dan
untuk memenuhi keinginan karir mereka akibat perubahan lingkungan kerja.
6.
Pemeliharaan
Kegiatan ini dilakukan dengan melihat prestasi kerja pegawai. Tidak hanya
sekedar mengevaluasi tapi juga menunjukan seberapa baik berbagai kegiatan
personalia telah dilakukan. Bila karyawan mengerjakan pekerjaan kantor
dengan baik mereka harus menerima kompensasi.
7.
Mutasi
Kegiatan ini dilaksanakan beberapa tahun sekali tergantung kebijakan
perusahaan, hal ini dilakukan agar tidak terjadi kejenuhan pada pegawai dan
pengembangan perusahaan.
8.
Pemutusan hubungan kerja, Program ini diadakan dengan dua jenis seperti
ketika seorang karyawan telah mencapai usia masa kerja dan ketika seorang
karyawan melakukan kesalahan yang fatal pada perusahaan.
2.3 Karir
Dalam
perjalanan
hidup
seseorang,
pasti
menginginkan
berbagai
keberhasilan, salah satunya keberhasilan yang ingin diraih adalah keberhasilan
karirnya. Suatu karir mencerminkan perkembangan para anggota organisasi
(karyawan) secara individu dalam jenjang jabatan atau kepangkatan yang dapat
dicapai selama masa kerja dalam organisasi yang bersangkutan. Sehingga dengan
demikian suatu karir menunjukan orang-orang pada masing-masing peranan atau
status mereka. Karir (Career) dalam bahasa inggris. Untuk mengetahui lebih jelas
mengenai pegertian karir, berikut pendapatan seorang ahli tentang definisi karir :
Menurut Hasto Joko Nur Utomo dan Meilan sugiarto dalam buku
Manajemen Sumber Daya Manusia (Yogyakarta : Ardana Meid. 2002:2).
“Karir adalah perjalanan pekerjaan seorang pegawai di dalam organisasi.
Perjalanan ini dimulai sejak ia diterima sebagai pegawai baru dan berakhir
pada saat ia tidak bekerja lagi dalam organisasi tersebut.”
Menurut Mondy dan Noe (1996:15) menyatakan bahwa : “Karir
merupakan suatu arah umum yang dipilih oleh seseorang untuk mengejar
keseluruhan kehidupan kerjanya”
Menurut Willesky (1964) seperti yang dikutip oleh Garavan (1996:7)
memberikan pengertian tentang karir dari sudut pandang sosiologi :
“ Karir dianggap sebagai kesuksesan dari sejumlah pekerjaan yang tersedia
dalam hierarki organisasi, melalui dimana seseorang berpindah dalam tahap
karir yang diprediksikan”.
Menurut Irianto (2001:94) pengertian karir meliputi elemen-elemen objektif
dan subjektif. Elemen objektif berkenan dengan kebijakan pekerjaan atau posisi
jabatan yang ditentukan organisasi, sedangkan elemen subjektif menunjukan pada
kemampuan seseorang dalam mengelola karir dengan mengubah lingkungan
obyektif (misalnya dengan mengubah pekerjaan/jabatan) atau memodifikasi
persepsi subyektif tentang suatu situasi (misalnya dengan merubah harapan).
Jadi dapat disimpulkan bahwa Karir adalah suatu perjalanan pekerjaan, atau
peristiwa seorang pekerja atau karyawan yang akan dilalui atau yang telah dilalui
oleh orang tersebut di perusahaan dimana ia bekerja, dimana perjalanan tersebut
sering dianggap suatu nilai penting atau prestasi yang menunjukan kesuksesan
pekerja atau karyawan tersebut, baik di perusahaan tempat ia bekerja maupun di
mata masyarakat.
Setiap orang mempunyai hak dan kewajiban untuk sukses mencapai karir
yang baik. Karir sebagai sarana untuk membentuk seseorang menemukan secara
jelas keahlian , nilai, tujuan karir dan kebutuhan untuk pengembangan,
merencanakan tujuan karir, secara terus menerus, mengevaluasi, merevisi dan
meningkatkan rancangannnya.
2.3.1 Jalur Karir
Pengertian Jalur karir adalah langkah atau tahap yang menghubungkan
antara satu posisi dengan yang lain, secara visual jalur karir menunjukan
keterkaitan antara satu jabatan dengan jabatan yang lainnya, jalur karir selalu
bersifat ideal dengan asumsi setiap karyawan mempunyai kesempatan yang sama
untuk mencapai jenjang karir tertentu. Berikut ini beberapa jenis Jalur karir dan
penjelasannya yaitu:
1. Jalur karir tradisional
adalah suatu tipe jalur karir dimana karyawan
mengalami kemajuan secara vertical di dalam suatu organisasi dari suatu
jabatan tertentu ke jabatan lainnya.
2. Jalur karir jaringan adalah jalur karir yang meliputi urutan jabatan secara
vertical dan horizontal. Jalur karir ini mengakui adanya saling pertukaran
pengalaman pada level tertentu dan kebutuhan pengalaman yang luas pada
suatu level sebelum promosi ke level yang lebih tinggi.
3. Jalur karir lateral adalah jalur karir seseorang yang memungkinkan
seseorang memperoleh revitalisasi dan menemukan tantangan baru pada
jenjang posisi yang sama karena jumlah jabatan yang akan di tempatin sangat
terbatas. Dalam hal ini tidak ada promosi dan kenaikan upah namun nilai
seseorang menjadi lebih tinggi dengan di tempatkannya pada posisi yang lebih
menantang.
4. Jalur karir rangkap adalah jalur karir ganda yang di berikan kepada
seseorang yang di berikan karena pengetahuan teknisnya sebagai penghargaan
kepadanya. Hal ini biasanya terjadi pada perusahaan berteknologi tinggi dan
karyawan tersebut tidak masuk dalam jajaran struktural.
Dapat di simpulkan bahwa jalur karir adalah garis kemajuan yang secara
khusus di gunakan oleh karyawan untuk melakukan perpindahan jabatan selama
bekerja dengan suatu perusahaan. Dengan begitu jalur karir memiliki suatu fokus
secara historis pada mobilitas ke atas dalam pekerjaan tertentu.
2.3.2 Pengembangan Karir
Pengembangan karir merupakan suatu bahasan tentang perencanaan karir
yang bertitik tolak yang berasumsi dasar bahwa seseorang yang bekerja dalam
suatu perusahaan akan terus bekerja untuk organisasi tersebut selama masa
aktifnya, hingga ia memasuki usia pensiun, yang berarti ia ingin meniti karir
dalam perusahaan itu. Sehubungan dengan hal tersebut maka seorang karyawan
harus diberi motivasi untuk mengembangkan karirnya dimana sebagai alat untuk
memotivasi karyawannya agar dapat berprestasi lebih baik. Ada beberapa
pengertian mengenai pengembangan karir diantaranya menurut T.Hani Handoko
(2000:123), menyatakan bahwa :
“Pengembangan karir adalah peningkatan pribadi yang dilakukan seseorang
untuk mencapai suatu rencana karir”
Sedangkan pengertian pengembangan karir menurut Susilo Martoyo (1996:70)
menyatakan bahwa :
“Pengembangan
karir
adalah
suatu
kondisi
menunjukkan
adanya
peningkatan status seseorang dalam suatu organisasi dalam jalur karir yang
ditetapkan dalam suatu organisasi yang bersangkutan”
Dari definisi di atas dapat diketahui bahwa program pengembangan karir
merupakan satu aktivitas yang formal dan terstruktur yang dilakukan oleh
organisasi
dan
karyawannya,
dengan
tujuan
meningkatkan
kesadaran,
pengetahuan dan kepemimpinan, yang merupakan bekal dari peningkatan karir
sehingga perusahaan dan para karyawan dapat mengembangkan diri secara
maksimal. Pengembangan karir memiliki tujuan yang dapat di pandang dari dua
sudut yaitu bagi organisasi dan bagi karyawan. Sehingga pengembangan karir
yang terjadi diharapkan mampu menghasilkan keuntungan dari kedua bela pihak.
Dengan demikian menurut Irma Nilasari dan Srimilujeng (2006:76)
disimpulkan bahwa hal-hal yang mempengaruhi perencanaan dan pengembangan
karir adalah:
1. Organisasi yang terdiri dari.
a. Peranannya, seperti informasi karir, kesempatan karir, penilaian prestasi.
b. Kesempatannya, seperti penempatan karyawan secara tepat, loyalitas
karyawan.
c. Dasarnya, seperti prestasi kerja, sistem senioritas, lamanya bekerja.
2. Individu adalah
Persepsi karyawan seperti dukungan atas karyawan penempatan pekerjaan
yang tepat dengan keahlian dan kemampuan karyawan. Usaha individu dalam
mencapai karir yang diinginkan.
Dengan demikian bagi karyawan diharapkan, pengembangan karir akan
mampu memperbaiki kualitas kehidupannya dari masa ke masa, sedangkan dari
perusahaan diharapkan adanya jaminan kualitas Sumber Daya Manusia yang
dimiliki serta pemanfaatannya secara optimal untuk mewujudkan tujuan
organisasi. Sehingga karyawan dapat mencapai rencana karirnya dan sekaligus
membantu perusahaan untuk mengisi jabatan-jabatan yang ada dalam suatu
organisasi.
2.3.3 Tujuan Pengembangan Karir
Tujuan pengembangan karir menurut T Hani Handoko (2000:127), sebagai
berikut :
1. Mengembangkan karyawan yang dapat dipromosikan.
Perencanaan karir yang membantu untuk mengembangkan kemampuan
karyawan.
2. Menurunkan perputaran karyawan.
Perhatikan karir individu akan meningkatkan loyalitas organisasi dimana
mereka bekerja.
3. Mengungkapkan potensi karyawan.
Pengembangan karir dapat mendorong para karyawan secara individual,
maupun kelompok untuk mencapai sasaran yang diinginkan.
4. Mendorong pertumbuhan.
Pertumbuhan semangat kerja dan gairah kerja karyawan untuk tumbuh dan
berkembang.
5. Mengurangi penimbunan.
Maksudnya adalah mengangkat kembali karyawan yang berkualitas untuk
maju, sehingga tidak tertimbun tanpa harapan.
6. Memuaskan kebutuhan karyawan.
Dengan adanya pengembangan karir berarti adanya penghargaan terhadap
individu karyawan yang berarti pula adanya pengakuan dan penghargaan
terhadap prestasi kerja karyawan.
7. Membantu pelaksanan rencana-rencana kegiatan yang disetujui.
Membantu anggota agar siap menduduki jabatan yang lebih penting.
8. Meningkatkan kemampuan karyawan.
Dengan pengembangan karir melalui pendidikan dan latihan akan
meningkatkan kemampuan intelektual maupun keterampilan karyawan
yang dapat di sumbangkan kepada organisasi.
9. Meningkatkan suplai karyawan yang berkemampuan.
Jumlah karyawan yang lebih tinggi kemampuannya dari sebelumnya akan
menjadi bertambah, sehingga memudahkan pihak pimpinan (manajemen)
untuk menempatkan dalam pekerjaan yang lebih tepat. Dengan demikian
suplai karyawan yang berkemampuan bertambah dan jelas akan dapat
menguntungkan karyawan.
2.3.4 Bentuk-bentuk Pengembangan Karir
Masalah bentuk-bentuk dari pengembangan karir tergantung pada jalur karir
yang direncakan masing-masing perusahaan. Bagaimana suatu perusahaan
menentukan suatu jalur karyawan tergantung kebutuhan dan situasi perusahaan itu
sendiri. Namun pada umumnya yang sering dilakukan oleh suatu perusahaan
adalah Pendidikan, Promosi dan Mutasi.
Bentuk pengembangan karir menurut Alex S. Nitisamito (1998:53),
menyatakan bahwa bentuk pengembangan karir dapat dilaksanakan oleh
perusahaan yang menyangkut 3 hal yaitu:
1. Pendidikan dan Pelatihan
Adalah suatu kegiatan dari perusahaan yang bermaksud untuk memperbaiki
dan mengembangkan sikap, tingkah laku, keterampilan, dan pengetahuan
karyawan sesuai dengan keinginan karyawan dari perusahaan yang bersangkutan
Alex
S
Nisamito
(1998:90) menyatakan bahwa sasaran yang ingin dicapai dengan mengadakan
pendidikan dan pelatihan sebagai berikut :
a. Pekerjaan diharapkan diselesaikan dengan lebih cepat lebih baik
b. Penggunaan bahan dapat lebih hemat
c. Penggunaan peralatan dan mesin diharapkan lebih tahan lama
d. Angka kecelakaan di harapkan lebih kecil
e. Biaya produksi diharapkan lebih rendah
f. Kelangsungan perusahaan diharapkan lebih lama
2. Promosi
Adalah proses kegiatan memindahkan karyawan dari suatu jabatan ke
jabatan yang lebih tinggi, baik mengenai tugas, tanggung jawab, dan
wewenang dari jabatan yang sebelumnya telah diduduki. Biasanya promosi di
sertai dengan peningkatan pendapatan dan fasilitas lainnya.
Definisi promosi menurut Manullang (1996:110), menyatakan bahwa:
“Promosi berarti kenaikan jabatan, yakni menerima kekuasaan dan
tanggung jawab yang lebih besar dari kekuasaan dan tanggung jawab di
dalamnya”.
Dasar atau syarat promosi tidaklah mutlak sama untuk setiap jabatan karena
kemampuan yang diperlukan untuk menduduki suatu jabatan tidak sama,
meskipun hal itu untuk jabatan yang sejenis, menurut Alex S. Nitisamito
(1998:53), menyatakan bahwa terdapat beberapa syarat yang harus diketahui
dalam promosi yaitu :
a. Pengalaman kerja atau senioritas.
Banyaknya pengalaman seorang karyawan seringkali dipakai sebagai salah
satu syarat untuk promosi, sebab dengan pengalaman yang lebih banyak
diharapkan, kemampuan yang lebih tinggi, ide yang lebih banyak.
b. Tingkat pendidikan.
Banyak perusahaan yang mensyaratkan minimal pendidikan untuk dapat
dipromosikan pada jabatan tertentu, alasannya karena dengan pendidikan
yang lebih tinggi diharapkan mendapatkan pemikiran yang lebih baik.
c. Loyalitas.
Loyalitas terhadap perusahaan tempat kerja karyawan seringkali digunakan
sebagai syarat promosi. Alasannya bahwa dengan loyalitas yang tinggi
diharapkan tanggung jawab yang lebih besar dan disiplin yang lebih tinggi.
d. Kejujuran.
Kejujuran merupakan syarat yang penting. Karena dengan kejujuran
seseorang dapat dipercaya untuk melakukan sesuatu.
e. Tanggung jawab.
Tanggung jawab merupkan syarat utama untuk pelaksanaan suatu pekerjaan
dimana dibutuhkan tanggung jawab yang besar.
f. Kepandaian bergaul.
Kepandaian bergaul atau berkomunikasi dengan baik dapat menjadi syarat
utama dalam suatu pekerjaan .
g. Prestasi kerja.
Pada umumnya setiap perusahaan memakai prestasi kerja sebagai isyarat
utama dalam suatu kenaikan jabatan atau promosi.
h. Inisiatif dan kreatif.
Inisiatif dan kreatif merupakan syarat yang harus diperhatikan, karena dalam
suatu bidang atau jabatan tertentu sangat diperlukan inisiatif dan kreatif
yang tinggi.
3. Mutasi
Menurut Alex S. Nitisemito (2002:118), mutasi adalah : “Kegiatan dari
pimpinan perusahaan untuk memindahkan karyawan dari suatu pekerjaan yang
lain yang dianggap setingkat atau sejajar”. Pemindahan tersebut dimaksud
menempatkan pegawai pada tempat yang setepatnya, dan agar pegawai yang
bersangkutan mendapatkan kepuasan kerja serta memberi prestasi yang sebesarbesarnya.
Menutut (M. Manulang, 2002:122) Mutasi adalah kegiatan dari pimpinan
perusahaan untuk memindahkan karyawan dari suatu pekerjaan ke pekerjaan
lainnya yang dianggap setingkat atau sejajar. Mutasi pada dasarnya adalah
pemindahan pegawai dari suatu jabatan kejabatan lainnya yang sifatnya sejajar,
tetapi masyarakat sering pula mengartikan mutasi sebagai suatu hukuman atas
kesalahan yang dilakukan oleh seorang pegawai. Dalam lingkungan masyarakat
tertentu kalau mendengar kata mutasi maka mereka beranggapan orang yang
dimutasikan itu adalah orang yang telah melakukan suatu kesalahan atau
menyalah gunakan kedudukannya. Tetapi perlu diingat bahwa mutasi sebenarnya
dilakukan untuk melakukan penyegaran sehingga tidak menimbulkan kejenuhan
dalam melaksanakan suatu pekerjaan.
Jadi dapat di simpulkan bahwa mutasi adalah suatu perpindahan posisi atau
jabatan oleh organisasi kepada seorang karyawan baik secara horizontal maupun
vertical di dalam suatu organisasi, yang pada umumnya mutasi tersebut selalu
diikut sertakan dengan sesuatu yang baru seperti adanya tugas, tanggung jawab,
wewenang yang lebih tinggi dari jabatan sebelumnya dengan berbagai hal yang
baru ditemukan dan pada hakekatnya juga mutasi diikuti oleh peringkat income
serta fasilitas-fasilitas, tergantung dari jabatan atau posisi karir karyawan.
Adapun beberapa dari Tujuan Mutasi menurut Yus Djunaedi Rusli,
S.STP,MSi (www.scribd.com/doc/36092981/69/Tujuan-Mutasi) adalah sebagai
berikut:
1. Persiapan untuk promosi.
Untuk menambah pengalaman dan pengetahuan yang sifatnya menyeluruh,
salah satu cara yaitu dengan memutasikan karyawan tersebut kebeberapa
tempat atau pekerjaan yang akan menjadi tanggung jawabnya bilamana
dilaksanakan promosi.
2. Orang tepat pada jabatan yang tepat.
Untuk mengoreksi kekurangan dan kesalahan dalam pelaksanaan seleksi dan
penempatan pada pertama kalinya .
3. Meningkatkan kerjasama kelompok.
Dilakukan jika ada seseorang atau beberapa karyawan yang tidak dapat
bekerjasama dengan kelompok tersebut sehingga pelaksanaan pekerjaan
terganggu.
4. Meningkatkan semangat dan gairah kerja karyawan.
Dilakukan jika timbul rasa bosan pada karyawan disebabkan karena
pekerjaannya bersifat rutin tidak ada tantangan dan lain sebagainya.
5. Melaksanakan kebijakan dan peraturan.
Mutasi ini bersifat rutin dan berdasarkan ketentuan-ketentuan yang sudah
ada landasan dan peraturan dan kebijaksanaan, pada umumnya dilakukan
untuk menjaga objektivitas dalam melakukan mutasi. Mutasi juga
berpengaruh dalam menambah pengalaman dan pengetahuan karyawan,
menghindari rasa bosan karyawan yang disebabkan karena pekerjaannya
bersifat rutin. Dan juga untuk mengoreksi kekurangan dan kesalahan dalam
pelaksanaan seleksi.
Jenis pelaksanaan mutasi sendiri ada 2 jenis yaitu :
1. Mutasi biasa
Yaitu mutasi pegawai tanpa diiringi kenaikan jabatan. Tujuan dilakukan
mutasi ini adalah untuk memenuhi keiginan pegawai yang bersangkutan
dan
menempatkan
pegawai
sesuai
dengan
kecakapan
dan
kemampuannya.
2. Mutasi promosi
Yaitu mutasi pegawai yang diikuti dengan kenaikan jabatan. Tujuan
dilakukan mutasi ini adalah untuk mengembangkan karir pegawai dan
mengembangkan kemampuan pegawai. Adapun dasar dilakukannya
mutasi sebagai berikut :
a. Merit system, mutasi kerja karyawan yang didasarkan pada prestasi
kerja karyawan.
b. Seniority system, mutasi yang didasarkan atas usia, masa kerja,
pengalaman kerja karyawan.
c. Spoil system, mutasi karywan yang didasarkan karena hubungan
kekeluargaan.
2.4. Hambatan hambatan yang biasa terjadi dalam pengembangan karir
Di dalam suatu organisasi atau perusahaan seringkali terjadi hambatan dalam
pengembangan karir, hambatan tersebut sangat mempengaruhi kinerja karyawan
yang akan menghambat karir mereka kejenjang yang lebih tinggi. Menurut Dewi
Strutisna (2007: 6-9) Ada beberapa hambatan yang seringkali di alami karyawan
seperti :
1. Hambatan komunikasi
Komunikasi merupakan hal yang sangat fundamental dalam kehidupan
,peristiwa komunikasi bisa terjadi dimana-mana. Everett M. Rogers dan
Kincaid, seorang pakar sosiologi Amerika, membuat defnisi bahwa
“Komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih
membentuk atau melakukan pertukaran informasi terhadap satu sama
lain yang pada gilirannya akan tiba kepada saling pengertian”, (Roger
dan Kincaid dalam Cangara, 2004:19).
Hambatan komunikasi sering
terjadi karena beberapa hal, seperti kurang fahamnya akan Bahasa, Budaya
,dan Latar belakang pendidikan.
a. Bahasa merupakan yang seringkali kita gunakan dalam kehidupan seharihari, yang menjadi hambatan adalah persepsi atau bahasa, hal ini
merupakan interpretasi pribadi atas suatu hal. Definisi seseorang
mengenai suatu kata mungkin berbeda dengan orang lain.
b. Budaya muncul dalam nilai-nilai sosial, gagasan mengenai status,
kebiasaan membuat keputusan, sikap terhadap waktu, penggunaan ruang,
konteks budaya, bahasa tubuh, sopan santun, dan tingka laku etis (Bovee
dan
Thill
2003:69).
berkomunikasi,
pada
Hambatan
umumnya
ini
terjadi
terdapat
ketika
seseorang
kecenderungan
untuk
menggunakan asumsi budaya. Hambatan ini terjadi ketika seseorang
berkomunikasi,
pada
umumnya
terdapat
kecenderungan
untuk
menggunakan asumsi budayanya sendiri dan menganggap orang lain
memiliki budaya, bahasa dan persepsi seperti dirinya.
c. Seringkali
terjadi kesenjangan antara pembicara dan pendengar
dikarenakan tingkat bahasa atau level bahasa kurang dimengerti karena
latar belakang pendidikan yang berbeda dari segi bahasa.
2.5. Penyelesaian yang biasa digunakan dalam masalah pengembangan karir
Masalah masalah yang terjadi di suatu perusahaan merupakan hal yang
sangatlah lumrah dan pasti terjadi di setiap perusahaan. Dengan begitu perusahan
sudah
mengantisipasi
masalah
yang
akan
terjadi
berikut
penyelesaian
permasalahan yang disesuaikan dengan masalah yang timbul menurut Dewi
Strutisna (2007: 10-15)
a. Bahasa tidak diterjemahkan dari suatu bahasa ke bahasa lain atas dasar katakata, bahasa bersifat Domentik yang artinya disusun dengan ungkapan dan
pengelompokan kata yang bertentangan dengan pengembangan pola umum
dari kerangka bahasa itu dan dapat memiliki arti yang jauh berbeda dari
kompenen individual apabila diterjemahkan secara harfiah (Bovee dan Thill
2003:76).
Misalnya , slogan pepsi yang berbunyi “Come alive with Pepsi” (hidup ceria
dengan Pepsi) di terjemahkan oleh orang Jerman “Come out of the grave”
(keluar dari kuburan) dan oleh orang Thailand “Bring your ancestor back
from the dead” ( membangkitkan kembali nenek moyang).
Apabila berhubungan dengan orang yang sama sekali tidak mengerti bahasa
kita, yang sebaiknya dilakukan yaitu mempelajari bahasa orang itu,
menggunakan perantara atau penerjemah. (Sutrisna Dewi 2007:33 dan 37).
b.
Budaya adalah simbol, keyakinan, sikap nilai, harapan, dan norma tingkah
laku yang di milki bersama (Bovee dan Thill, 2003:68). Budaya juga di
artikan sebagai konvensi-konvensi kebiasaan, sikap dan perilaku sekelompok
orang (Heart 2004:125). Orang dari Timur Tengah cenderung berbicara lebih
keras dibandingkan dengan orang Barat dan karena tersebut seringkali
dianggap secara keliru bahwa orang Timur sangat emosional. Sebaliknya
orang Jepang berbicara lembut, karakteristik yang mencerminkan kesopanan
atau rendah hati bagi pendengar orang Barat.
Kendala inipun berhubungna dengan orang yang sama sekali tidak mengerti
masing-masing budaya, jika memiliki hubungan kerjasama jangka panjang
dengan orang dari budaya lain, mempelajari budaya dan bahasa mereka akan
lebih bermanfaat. Namun, perlu kita ketahui dan diingat bahwa untuk
mempelajari bahasa dan budaya diperlukan komitmen yang kuat. (Sutrisna
Dewi 2007:33 dan 37).
c.
Komunikasi akan efektif apabila terjadi pemahaman yang sama dan
merangsang pihak lain untuk berfikir atau melakukan sesuatu. Kemampuan
untuk berkomunikasi secara efektif akan menambah keberhasilan dari
individu maupun organisasi. Komunikasi yang efektif akan membantu
mengantisipasi
masalah-masalah,
membuat
keputusan
yang
tepat,
mengkoordinasikan aliran kerja, mengawasi orang lain, dan mengembangkan
berbagai hubungan kerja. Dari segi latar belakang pendidikan sangat perlu
kita perhatikan karena dengan terus belajar pengetahuan kita akan
bertamabah, baik itu secara hard skill maupun soft skill. (Sutrisna Dewi
2007:33 dan 37)
Jadi dapat di simpulkan bahwa sebagian besar seseorang tidak mengerti
dalam berbahasa, ber-dialog atau berbicara, sehingga terkadang informasi
yang diterima kurang difahaminya, begitupun dengan hubungannya dengan
pengembangan karir, karyawan harus benar-benar memahami informasi karir
yang dia terima. Agar informasi yang diterimanya bisa bermanfaat untuk
perkembangan karir karyawan tersebut.
Download