A Gideline for Camera-Ready Papers of

advertisement
Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
ISSN 2302-0253
pp. 15- 21
7 Pages
STUDI FAKTOR-FAKTOR UTAMA PENYEBAB PEMBOROSAN
MATERIAL (MATERIAL WASTE) PADA PROYEK
REHABILITASI JARINGAN IRIGASI PROVINSI ACEH
Muktian1, Alfiansyah Yulianur 2, Eldina Fatimah3
1)
2,3)
Magister Teknik Sipil, Universitas Syiah Kuala
Fakultas Teknik Sipil, Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
Abstract: The continued development of irrigation construction in Aceh, the greater the
demands of the repair or rehabilitation of the construction, rehabilitation construction can
donate leftover material, so it is necessary to minimize material waste management. The
purpose of this study to identify the main factors causing wastage of material in terms of
rehabilitation of irrigation projects in the province of Aceh, as well as the impact caused by
waste material. The primary data obtained from questionnaires distributed to 23 contractors
and 15 owners who are directly involved in the rehabilitation of irrigation projects in Aceh
province in 2010 to 2012. Based on the calculation of frequency index gained major cause of
waste material on the rehabilitation of irrigation projects in the province of Aceh is excess
demand or lack of demand because of material error quantity plan. Impact caused by waste
material in irrigation rehabilitation projects in Aceh province is building damage caused by
the placement of the remaining material. Expected to minimize waste material, can be done by
applying the concept of lean construction
Keywords : material waste, residual material management, lean construction
Abstrak: Semakin berkembangnya pembangunan konstruksi irigasi di Aceh, semakin besar
pula tuntutan perbaikan atau rehabilitasi atas konstruksi tersebut, pembangunan rehabilitasi ini
dapat menyumbangkan sisa material, sehingga diperlukan manajemen untuk meminimalisir
sisa material. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi faktor-faktor utama penyebab
pemborosan dari segi material pada proyek rehabilitasi jaringan irigasi di Provinsi Aceh, serta
dampak yang diakibatkan oleh pemborosan material. Data primer diperoleh dari kuesioner
yang diedarkan kepada 23 kontraktor dan 15 owner yang terlibat langsung pada proyek
rehabilitasi jaringan irigasi di Provinsi Aceh pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2012.
Berdasarkan hasil perhitungan frequency index diperoleh penyebab utama pemborosan
material pada proyek rehabilitasi jaringan irigasi di Provinsi Aceh yaitu kelebihan permintaan
atau kekurangan permintaan material karena kesalahan rencana kuantitas. Dampak yang
ditimbulkan akibat pemborosan material pada proyek rehabilitasi jaringan irigasi di Provinsi
Aceh adalah Kerusakan bangunan akibat penempatan sisa material. Diharapkan dalam
meminimalisir pemborosan material, dapat dilakukan dengan menerapkan konsep lean
construction (konstruksi ramping).
Kata Kunci : sisa material, manajemen pengelolaan limbah, konstruksi ramping
PENDAHULUAN
Pada tahap pelaksanaan konstruksi,
jaringan irigasi di daerah persawahan yang
sering sekali evaluasi dampak dari pemborosan
berpotensi terjadinya pemborosan material
(waste)
(materials
kurang
mendapat
perhatian
dari
waste).
Dampak
dari
aktifitas
kontraktor. Berdasarkan data dan informasi
materials waste terlihat pada periode akhir
dilokasi pekerjaan, pada umumnya lokasi
proyek,
proyek rehabilitasi
keterlambatan proses pelaksanaan, pekerjaan
seperti
kerusakan
bangunan,
Volume 2, No. 2, Mei 2013
- 15
Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
ulang (rework) dan terjadi penambahan biaya
konstruksi (cost overrun).
perbaikan jaringan irigasi guna mengembalikan
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk
mengidentifikasi
Rahabilitasi jaringan irigasi adalah kegiatan
faktor-faktor
pemborosan
material (materials waste) dan dampak yang
fungsi dan pelayanan irigasi seperti semula
(Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 20
tahun 2006, Tentang Irigasi).
ditimbulkan akibat pemborosan material pada
proses pelaksanaan pekerjaan
rehabilitasi
Pemborosan Material (materials waste)
jaringan irigasi di Provinsi Aceh.
Kelebihan material yang tidak digunakan
Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada
merupakan pemborosan material (Tiffin, 1997
identifikasi pemborosan (waste) dari segi
dalam
pemborosan material (materials waste) menurut
Tchobanoglous at al. pada tahun 1993 (dikutip
persepsi
dalam Suryanto et al., 2005), Jenis pemborosan
kontraktor
dan
owner.
Dalam
Muhwezi
at
al.,
2012).
penelitian ini diambil populasi sebanyak 23
dapat dikatagori menjadi dua bagian :
(dua puluh tiga) kontraktor, 15 (lima belas)
1.
Demolition waste adalah sisa material
owner yang merupakan pihak-pihak terlibat
akibat
langsung pada proyek pekerjaan rehabilitasi
renovasi/rehab
jaringan irigasi di bawah instansi Balai Wilayah
bangunan lama,
Sungai Sumatera-I di Provinsi Aceh yang
bersumber dana APBN dari Tahun Anggaran
2.
Menurut
hasil
pembongkaran
atau
proses
penghancuran
Construction waste adalah sisa material
dari proses pembangunan.
2010 sampai 2012
Identifikasi Faktor-faktor Materials Waste
METODE PENELITIAN
Polat & Ballard (n.d) mengatakan, salah satu
Metode pengumpulan data, pengolahan data,
tujuan dari identifikasi dan penghapusan material
pengujian data dan analisis data sebagaimana
waste adalah untuk meningkatkan prestasi proyek,
dirumuskan pada bagan alir metode penelitian
yaitu dengan meningkatkan nilai bagi pelanggan
Gambar 1.
dan mengurangi konsumsi sumberdaya. Sebuah
hasil kajian dalam “waste in Turkish construction”
(Polat and Ballard, n.d.), mengidentifikasikan
penyebab utama material waste yaitu urutan bahan
yang tidak sesuai dalam hal kualitas, jenis dan
dimensi. Penelitian yang telah dilakukan oleh Alwi,
Hampson & Mohamed pada tahun 2002 dalam
“waste in the Indonesia construction project”,
menyajikan penyebab waste yang paling besar dari
HASIL PEMBAHASAN
katagori materials adalah keterlambatan pengiriman
Rehabilitasi Jaringan Irigasi
material di lokasi (site).
Volume 2, No.2, Mei 2013
- 16
Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Identifikasi beberapa material waste diambil
dilakukan
untuk
mengukur
frekuensi
dari studi literature terhadap penelitian yang telah
pemborosan material dan dampak kejadian dari
dilakukan oleh Polat & Ballard dalam “waste in
faktor pemborosan material. Analisis Frequency
Turkish construction” dan Alwi, Hampson &
Index
Mohamed, dalam “waste in the Indonesia
frekuensi dari faktor-faktor pemborosan dan
construction project”.
dampak yang mempengaruhi proses kegiatan.
(FI)
menghasilkan
indeks
tingkat
Untuk menghitung Analisis Frequency Index
Dampak Pemborosan Material
digunakan rumus pada persamaan (Berstain &
Berdasarkan data dan informasi di site, dampak
yang timbul dari aktifitas material waste seperti
kerusakan
bangunan,
keterlambatan
Bersnstein,1999 dikutip dari Long at el., 2008)
sebagai berikut :
proses
5
a n
pelaksanaan, pekerjaan ulang (rework) dan terjadi
penambahan biaya konstruksi (cost overrun)
Managemen Pengelolaan Pemborosan Material
Abduh (2007), menerapkan beberapa aplikasi
konstruksi ramping (lean construction) dalam
menyelesaikan
permasalahan
pemborosan
(waste), yaitu work structuring (WS), supplay
chain management (SCM) dan production
control. Polat and Ballard (n.d.) menerapkan
teknik konstruksi ramping untuk meminimalisir
waste diantaranya: work structuring, Training,
Last planner dan kanban. Untuk memberikan
produk dengan memaksimalkan nilai (value)
dan meminimalkan pemborosan (waste), maka
dapat dikatakan konstruksi ramping (Ballard
and Howell, 2004)
Analisis Data
Perhitungan analisis frequency Index (FI)
17 -
Volume 2, No. 2, Mei 2013
i. i
FI
=
i 1
5N
………………..
(1)
dimana :
i = Indeks kategori respon (1,2,3,4 dan 5),
a i=
Bobot yang dihubungkan dengan nilai respon
ke-i (1,2,3,4,5 secara berurutan),
ni = Frekuensi dari respon ke-i sebagai persentase
dari total responden untuk setiap faktor
N = Total jumlah responden.
Korelasi
Correlation)
Spearman
merupakan
(Spearman’s
suatu
Rank
pengukuran
hubungan berdasarkan urutan rangking dua variabel
skala atau ordinat. Analisa Spearman’s Rank
Correlation
dihitung menggunakan SPSS-20.
Trihendradi (2012) mengatakan, korelasi Spearman
(Spearman’s Rank Correlation) merupakan suatu
pengukuran hubungan berdasarkan urutan rangking
dua variabel skala atau ordinat. rumus koefisien
korelasi Spearman adalah sebagai berikut:
Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
rs
=1−
6
𝑑𝑖 / 𝑛3 − 𝑛)
dimana:
rs = Koefisien korelasi Spearman antara 2
kelompok,
yang diperlihatkan pada Tabel 1 dan 2,
disimpulkan
bahwa
penyebab
utama
pemborosan material pada proyek rehabilitasi
jaringan
irigasi
di
Provinsi
permintaan
atau
Aceh
yaitu
di = Disparitas atau selisis variabel
kelebihan
kekurangan
X1 dan X2, N= Banyaknya pengamatan
permintaan material karena kesalahan rencana
kuantitas. Dampak utama yang ditimbulkan
Analisa Rangking
akibat
pemborosan
material
pada
proyek
Berdasarkan perhitungan frequency index
rehabilitasi jaringan irigasi di Provinsi Aceh
dari faktor-faktor pemborosan dan dampak
adalah kerusakan bangunan akibat penempatan
yang ditimbulkan akibat pemborosan material
sisa material.
Volume 2, No. 2, Mei 2013
- 18
Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Analisa Correlation Rank Spearman’s
Spearman’s Rank Correlation 90,60%. Karena
Berdasarkan Tabel 3, dapat disimpulkan bahwa
ada kesamaan persepsi terhadap faktor-faktor
adanya kesamaan persepsi yang sangat baik
yang menyebabkan pemborosan material pada
antara kontraktor dan owner terhadap faktor-
proses pelaksanaan proyek rehabilitasi jaringan
faktor pemborosan material, dengan Koefisien
irigasi di Provinsi Aceh, maka semua data dapat
Berdasarkan Tabel 4, dapat disimpulkan bahwa
Pembahasan
adanya kesamaan persepsi yang baik antara
Lima
faktor
penyebab
yang
paling
kontraktor dan owner terhadap dampak akibat
berpengaruh terhadap pemborosan material
pemborosan material, walaupun ada perbedaan
perlu
sedikit
frequency kejadian yang sagat sering sebagai
antara
kedua
objek.
Koefisien
Spearman’s Rank Correlation 56,30% terhadap
diperhatikan,
karena
mempunyai
berikut:
dampak akibat pemborosan material. Karena
yang menyebabkan pemborosan material pada
Faktor-faktor yang menyebabkan sisa
material
Kelebihan permintaan atau kekurangan
proses pelaksanaan proyek rehabilitasi jaringan
permintaan material karena kesalahan rencana
irigasi di Provinsi Aceh, maka semua data dapat
kuantitas adalah suatu tindakan yang dilakukan
digunakan.
oleh kontraktor dalam permintaan material
ada kesamaan persepsi terhadap faktor-faktor
tanpa memperhitungkan volume bangunan atau
perhitungan kebutuhan material dilapangan
Volume 2, No. 2, Mei 2013
- 19
Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
tidak sesuai dengan volume yang dibutuhkan.
kontraktor kurang memahami kondisi dan
Ini dikarenakan keahlian site manajer dalam
lokasi proyek rehabilitasi jaringan irigasi di
perkiraan volume salah. Untuk menghindari hal
Provinsi Aceh. untuk menghindari hal tersebut
tersebut maka pemilihan site manajer pekerjaan
diatas kontraktor harus mengikuti atau meminta
disamping
panitia
berpengalaman
juga
mampu
perperkirakan kebutuhan volume pekerjaan.
pelelangan
melakukan
peninjauan
lapangan (aanwijzing lapangan) pada saat
proses lelang.
Kerusakan material akibat penimbunan dan
penanganan
Pada
proses
pelaksanaan
pekerjaan
rehabilitasi jaringan irigasi, sering terjadi
kerusakan
material
yang
diakibatkan
penimbunan dan penanganan. Kontraktor sering
tidak memperhitungkan penimbunan material
diatas material yang sudah ada dilapangan
sehingga material dibawahnya rusak atau
Kurangnya koordinasi antara staf teknik
dilapangan/pengawas dengan staf bagian
logistic
Komunikasi dan koordinasi tentang kebutuhan
lapangan serta masalah logistik kurang sering
dilakukan. Bila ada suatu permintaan material
yang mendesak dilapangan sering melalui site
menejer sehingga membutuhkan rantai birokrasi
yang
hilang.
panjang.
Seharusnya
adanya
pendelegasian langsung dalam hal permintaan
logistik dengan persetujuan site manager tanpa
Keterlambatan pengiriman material di site
Keterlambatan
pengiriman
material
disebabkan alat transportasi material kurang
harus site manajer yang meminta langsung ke
bagian logistik.
baik, umur alat berat untuk mobilisasi material
sudah using/sudah tua sehingga sering rusak
dan
berakibat
kurang
efektif
dari
alat
transportasi mobilisasi material. Seharusnya
kontraktor menyediakan peralatan dilapangan
yang tidak usang/atau menyediakan peralatan
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan analisa data dapat diambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1 Penyebab utama pemborosan material (sisa
material) pada proyek rehabilitasi jaringan
dengan kondisi baik.
irigasi di Provinsi Aceh, yaitu:
Terlalu banyak lokasi pekerjaan pada satu
paket pekerjaan
Proyek rehabilitasi jaringan irigasi di
Provinsi Aceh, umumnya tersebar dalam satu
paket
pekerjaan.
Keadaan
ini
dapat
a. Kelebihan permintaan atau kekurangan
permintaan material karena kesalahan
rencana kuantitas;
b. Kerusakan material akibat penimbunan
dan penanganan;
mengakibatkan perencanaan suplay volume
c. Keterlambatan pengiriman material di site;
material kurang efesien.. Hal ini disebabkan
d. Terlalu banyak lokasi pekerjaan pada satu
paket;
Volume 2, No.2, Mei 2013
- 20
Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
e. Kurangnya koordinasi antara staf teknik
dilapangan/pengawas dengan staf bagian
logistik;
manajemen pengelolaan sisa material untuk
mengurangi dampak terebut.
Diharapkan
untuk
meminimalisir
f. Tidak bagus dalam metode kerja;
pemborosan material pada proyek rehabilitasi
g. Bercampurnya material;
jaringan
h. Pemesanan jenis dan dimensi material
diterapkan konsep lean construction (konstruksi
tanpa mempertimbangkan dimensi desain;
i. Penyesuaian
schedule yang telah direncanakan.
2. Dampak yang ditimbulkan dari pemborosan
(sisa
material)
pada
proyek
rehabilitasi jaringan irigasi di Provinsi Aceh,
yaitu:
a. Kerusakan bangunan akibat penempatan
sisa material
b. Terjadinya tambahan kegiatan untuk
memindahkan atau mengangkut sisa-sisa
material
sehingga
dilapangan
bersih
untuk diserah terimakan dengan pihak
direksi;
c. Menganggu transportasi petani kesawah;
d. Rusaknya Tanaman;
e. Terganggunya aktifitas pekerja dilokasi
Saran
material
menimbulkan
dampak
konstruksi
banyak
negative
terhadap
lingkungan serta dapat mempengaruhi tujuan
dari proyek kontruksi yaitu tercapainya mutu,
waktu dan biaya. Oleh karena itu perlu adanya
21 -
Provinsi
Aceh,
perlu
ramping).
DAFTAR KEPUSTAKAAN
j. Manajemen lapangan tidak mengikuti
Sisa
di
bahan/penyalahgunaan
material;
material
irigasi
Volume 2, No. 2, Mei 2013
Alwi, S, Hampson, K, dan Mohamed, S., 2002.
Waste in the Indonesian Construction Project.
Proceedings
of
the
1st
International
Conferences of CIB W107 – Creating a
Sustainable
Construction
Industry
in
Developing Countries. 11-13 November 2002,
South Africa. ISBN: 0-7988-5544-4. Hal:305315.
Abduh,
M.,
2007.
Konstruksi
Ramping:
Mamaksimalkan Value dan Meminimalkan
Waste. Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan.
Bandung: Institut Teknologi Bandung
Howell, GA., dan Ballard, G., 2004. Conpeting
Construction Management Paradigs. Lean
Construction Journal. Vol. 1, No. 1.
Long, L.H., Young D.L, and Jun Y.L., 2008. Delay
and Cost Overruns in Vietnam Large
Construction Project : A Comparison with
Other Selected Countries. Korean Society of
Civil Engineering Journal of Civil Engineering,
Vol 12.
Muhwezi, L., Chamuro, LM., dan Lema, NM., 2012.
An investigation into Materials Wastes on
Building Construction Projects in KampalaUganda. Scholarly Journal of Engineering
Research. Vol. 1, No. 1, Hal: 11-18.
Noor, A., 2011. Kajian Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi
Limbah
Konstruksi
(Construction Waste) Pada Konstruksi Gedung.
MT thesis. Banda Aceh: Universitas Syiah
Kuala.
Suryanto, S., Ratna, S, Lie, A., 2005. Analisa dan
Evaluasi Sisa Material Konstruksi: Sumber
Penyebab, Kuantitas, dan Biaya. Civil
Enggineering Dimension. Vol.7, No. 1.
Trihendradi, C., 2012, Step By Step SPSS 20 Analisa
Satatistik. Yogyakarta: Andi.
Download