BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENYADAPAN BERKAITAN

advertisement
BAB II
TINJAUAN UMUM TENTANG PENYADAPAN BERKAITAN DENGAN
HUKUM INTERNASIONAL
2.1. Tinjauan Umum tentang Penyadapan
Secara terminologi penyadapan dapat diartikan sebagai sebuah proses, sebuah
cara, atau menunjukkan perbuatan, atau tindakan melakukan sadapan.48 Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), penyadapan dapat diartikan sebagai proses
dengan sengaja mendengarkan dan/atau merekam informasi orang lain secara diamdiam dan penyadapan itu sendiri memiliki berarti suatu proses, suatu cara atau
perbuatan menyadap.49 Penyadapan memiliki banyak istilah yang dipakai secara
umum. Ada yang menyebut penyadapan dengan istilah wiretapping. Wiretapping
adalah proses pengambilan informasi dari percakapan orang lain tanpa diketahui
orang itu. Pengertian dari wiretapping inilah yang menjadi dasar dari interception.
Istilah interception merupakan perubahan dari istilah wiretapping.50
Interception berasal dari kata “intercept” yang dalam Bahasa Indonesia
diterjemahkan sebagai tindakan penyadapan. Abdul Hakim Ritonga mengatakan
bahwa penyadapan ialah tindakan mendengarkan, merekam, mengubah, menghambat,
dan/atau mencatat transmisi informasi elektronik yang tidak bersifat publik, baik
48
Kristian S.H., 2013, Sekelumit tentang Penyadapan dalam Hukum Positif di Indonesia,
Nuansa Aulia, Bandung, h. 179
49
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2008, h. 1337
50
Kristian S.H, op.cit, h. 180
27
28
menggunakan jaringan kabel komunikasi ataupun jaringan nirkabel.51 Penyadapan
merupakan kegiatan atau serangkaian kegiatan penyelidikan dan/atau penyidikan
yang dilakukan oleh penyidik pejabat polisi negara RI dengan cara melakukan
penyadapan pembicaraan melalui telepon dan/atau alat komunikasi elektronika
lainnya,52 dalam kamus hukum penyadapan intelijen adalah :
“cara mendapatkan
keterangan dengan melakukan penyadapan sistem komunikasi pihak sasaran yang
dilakukan secara rahasia/clandestine, tanpa diketahui oleh sasaran atau pihak-pihak
lain. Penyadapan yang dilakukan oleh intelijen biasanya dalam bentuk penyadapan
telekomunikasi untuk mengambil data informasi. Pengertian dari Penyadapan
telekomunikasi adalah :
“ kegiatan memasang alat atau perangkat tambahan pada
jaringan telekomunikasi untuk tujuan mendapatkan informasi dengan cara tidak
sah.”53
Penyadapan yang sah (lawful interception) atas informasi adalah
“Kegiatan untuk mendengarkan, merekam, membelokkan, mengubah, menghambat,
dan/atau mencatat transmisi Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang
tidak bersifat publik, baik menggunakan jaringan kabel komunikasi maupun jaringan
nirkabel, seperti pancaran elektromagnetis atau radio frekuensi yang dilaksanakan
oleh aparat penegak hukum dan/atau badan intelijen yang berwenang berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan.”54
51
Kristian S.H, op.cit, h. 184-185
52
WJS Purwodarminto, 2008, Kamus Hukum, Citra Umbara, Bandung, h. 346
53
Ibid
54
Lihat Bab I nomor 1.3 Peraturan Menteri Komunikasi Dan Informatika Republik Indonesia
Nomor 8 Tahun 2014 tentang Persyaratan Teknis Alat Dan Perangkat Penyadapan Yang Sah Atas
Informasi Berbasis Internet Protocol Pada Penyelenggaraan Jaringan Bergerak Seluler Dan Jaringan
Tetap Lokal Tanpa Kabel Dengan Mobilitas Terbatas
29
Menurut Black Law Dictionary :
“Intercept is to covertly receive or listen to
a communication, refers to covert reception by a law enforcement agency”.55 Dalam
pasal 31 Undang-Undang nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik menyebutkan :
Intersepsi atau penyadapan adalah kegiatan untuk mendengarkan, merekam,
membelokkan, mengubah, menghambat, dan/atau mencatat transmisi Informasi
Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang tidak bersifat publik, baik
menggunakan jaringan kabel komunikasi maupun jaringan nirkabel, seperti pancaran
elektromagnetis atau radio frekuensi”
Pasal 32 ayat (1) Undang-Undang nomor 17 tahun 2011 tentang Intelijen Negara :
Penyadapan adalah kegiatan mendengarkan, merekam, membelokkan, mengubah,
menghambat, dan/atau mencatat transmisi informasi elektronik dan/atau dokumen
elektronik, baik menggunakan jaringan kabel komunikasi maupun jaringan nirkabel,
seperti pancaran elektromagnetik atau radio frekuensi, termasuk memeriksa paket,
pos, surat-menyurat, dan dokumen lain. Yang dimaksud dengan “peraturan
perundang-undangan” adalah Undang-Undang ini. Hasil penyadapan hanya
digunakan untuk kepentingan Intelijen dan tidak untuk dipublikasikan.”
2.2. Tinjauan Umum tentang Perjanjian Internasional
Perjanjian menurut pasal 1313 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata adalah
suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu
orang lain atau lebih. Sudikno mengatakan bahwa perjanjian adalah hubungan hukum
antara dua pihak atau lebih berdasar kata sepakat untuk menimbulkan suatu akibat
hukum.56 Subekti menyebutkan definisi dari perjanjian adalah suatu peristiwa dimana
seseorang berjanji kepada orang lain, atau dimana dua orang saling berjanji untuk
55
56
97-98
Bryan A. Garner, Black’s Law Dictionary 7 th edition
Sudikno Mertokusumo, 1985, Hukum Acara Perdata Indonesia, Liberty, Yogyakarta, h.
30
melaksanakan sesuatu hal.57 Sedangkan pengertian internasional menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia adalah menyangkut bangsa atau negeri seluruh dunia;
antarbangsa.
Definisi dari perjanjian internasional berdasarkan pasal 2 Konvensi Wina
1969 adalah
“treaty” means an international agreement concluded between States
in written form and governed by international law, whether embodied in a single
instrument or in two or more related instruments and whatever its particular
designation. (Perjanjian Internasional adalah suatu persetujuan yang dibuat antara
negara dalam bentuk tertulis, dan diatur oleh hukum internasional, apakah dalam
instrumen tunggal atau dua atau lebih instrumen yang berkaitan dan apapun nama
yang diberikan padanya). Perjanjian internasional merupakan salah satu subjek dalam
hukum international. Hal ini dapat dilihat dalam pasal 38 angka 1 Piagam Makamah
Internasional yang menyebutkan bahwa perjanjian internasional adalah sumber utama
dari sumber hukum internasional lainnya.
Pengertian dari perjanjian internasional juga dapat ditemui pada undangundang. Dalam pasal 1 ayat 3 Undang-Undang Republik Indonesia nomor 37 tahun
1999 tentang Hubungan Luar Negeri yaitu: Perjanjian Internasional adalah perjanjian
dalam bentuk dan sebutan apapun, yang diatur oleh hukum internasional dan dibuat
secara tertulis oleh pemerintah Republik Indonesia dengan satua atau lebih negara,
organisasi internasional atau sumber hukum internasional lainnya, serta menimbulkan
57
Subekti, 2001, Pokok-Pokok Hukum Perdata, PT. Intermasa, Jakarta, h. 36
31
hak dan kewajiban pada pemerintah Republik Indonesia yang bersifat hukum publik”.
Selain itu dalam pasal 1 angka 1 Undang-Undang Republik Indonesia nomor 24
tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional yaitu: perjanjian, dalam bentuk dan nama
tertentu, yang diatur dalam hukum internasional yang dibuat secara tertulis serta
menimbulkan hak dan kewajiban di bidang hukum publik.
Pengertian perjanjian internasional menurut Mochtar Kusumaatmadja adalah
perjanjian yang diadakan antara anggota masyarakat bangsa-bangsa dan bertujuan
untuk mengakibatkan akibat hukum tertentu.58 Berdasarkan dari jumlah negaranegara yang menjadi pihak atau pesertanya, perjanjian internasional terbagi dalam 2
(dua) macam, yaitu sebagai berikut:59
a.
Perjanjian internasional bilateral
Perjanjian internasional bilateral adalah suatu perjanjian internasional yang
pihak-pihak atau negara peserta yang terikat dalam perjanjian tersebut adalah
hanya dua pihak atau dua negara saja. Sebagai contoh perjanjian internasional
bilateral yang dibuat antara Indonesia dengan Vietnam dalam bidang kebudayaan
dan hukum pada tahun 2011.
58
Mochtar Kusumaatmadja Etty R. Agoes, 2010, Pengantar Hukum Internasional, PT.
Alumni, h. 117
59
I Wayan Parthiana, 2002, Hukum Perjanjian Internasional Bagian 1, Mandar Maju, h. 40
32
b.
Perjanjian internasional multilateral
Perjanjian internasional multilateral adalah suatu perjanjian internasional yang
pihak-pihak atau negara-negara yang menjadi peserta pada perjanjian itu lebih
dari dua negara. Contoh dari jenis perjanjian ini adalah Konvensi Perserikatan
Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut atau sering disebut United Nations
Convention Law of the Sea (UNCLOS).
2.3. Tinjauan Umum tentang Hak-Hak Negara Berdaulat
Hukum mengatur hubungan antara seorang dengan seorang lainnya, antara
seorang dengan masyarakat yang menimbulkan kekuasaan dan kewajiban. Apabila
kewajiban sudah lahir, maka akan dibarengi dengan lahirnya hak. Hak dalam ilmu
hukum disebut juga hukum subjektif. Hak, dalam istilah Belanda disebut dengan
beschikken yang meliputi seluruh kewenangan untuk memindah tangankan sesuatu
dari satu orang ke orang lain. Hak adalah suatu kekuatan (macht) yang diatur oleh
hukum dan kekuasaan ini berdasarkan kesusilaan (moral) dan tidak hanya kekuatan
fisik saja.60
Utrecht mengatakan bahwa hak bukanlah suatu kekuatan, melainkan hak
merupakan jalan untuk mendapatkan kekuatan.61 Lemaire mengutarakan bahwa hak
sama dengan izin untuk berbuat sesuatu bagi yang bersangkutan. Sumber izin ini
60
Van Apeldoorn, 2008, Pengantar Ilmu Hukum, PT Pradnya Paramita, Jakarta, h. 43
61
R. Soeroso, 2007, Pengantar Ilmu Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, h. 275
33
tidak berasal dari hukum, melainkan hukum dapat berupa perintah atau larangan atau
izin. Dengan kata lainnya hak adalah hukum yang berupa izin.62
Sedangkan negara awalnya digunakan dalam arti penguasa untuk menyatakan
seseorang atau banyak orang yang melaksanakan kekuasaan yang tertinggi atas
adanya perstujuan dari rakyat yang berada dalam suatu daerah. Negara dapat disebut
sebagai persekutuan rakyat, yaitu suatu bangsa yang memiliki kekuasaan tertinggi
menurut kaedah yang berlaku. Selanjutnya negara memiliki arti suatu wilayah
tertentu di bawah kekuasaan tertinggi. Pemakaian kata negara mengalami yang sangat
luas, yakni harta yang dimiliki oleh penguasa digunakan semata-mata untuk
kepentingan umum. Harta disini meliputi pendapatan negara dan domein negara.63
Masyarakat internasional pada abad ke 17 mulai mempersoalkan mengenai
hak-hak dan kewajiban negara berdasarkan teori kontrak sosial. Inilah yang
mendorong American Istitute of International Law (AIIL) menyelenggarakan seminar
pada tahun 1916 yang menghasilkan Declaration of the Rights and Duties of Nations,
kemudian menghasilkan sebuah kajian yang berjudul Fundamental Rights and Duties
of American Republics, dan merampungkan Konvensi Montevideo pada tahun 1933.
Hasil dari Konvensi Montevideo 1933 yang menjadi rancangan dalam Declaration of
the Rights and Duties of Nations yang dibuat oleh Komisi Hukum Internasional
(International Law Committee) Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 1949.
62
Ibid, h. 276.
63
Van Apeldoorn, op.cit, h. 292.
34
Hak-hak negara yang tercantum dalam deklarasi ini adalah :
a. Article 1 : Every State has the right to independence and hence to exercise freely,
without dictation by any other State, all its legal powers, including the choice of
its own form of government.
b. Article 2 : Every State has the right to exercise jurisdiction over its territory and
over all persons and things therein, subject to the immunities recognized by
international law.
c. Article 5 : Every State has the right to equality in law with every other State.
d. Article 12 : Every State has the right of individual or collective self-defence
against armed attack.
2.4. Tinjauan Umum tentang Perlindungan Hukum
Perlindungan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata
lindung yang berarti mengayomi, mencegah, mempertahankan, dan membentengi.
Perlindungan memiliki arti konservasi, pemeliharaan, penjagaan, asilun, dan bunker.
Secara etimologis, perlindungan diartikan sebagai tempat berlindung, perbuatan
memperlindungi.64 Pasal 1 butir 2 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak disebutkan:
“Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin hak-haknya agar
dapat hidup tumbuh, dan berkembang dan berpatisipasi, secara optimal sesuai dengan
harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapatkan perlindungan dari kekerasan
dan diskriminasi.”
64
595
Anton M. Muliono, dkk, 2008, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, h.
35
Dalam pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen disebutkan:
”Perlindungan konsumen adalah segala upaya
yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada
konsumen”. Selanjutnya pada pasal 1 butir 6 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2006
tentang Perlindungan Saksi dan Korban ditentukan:
“Perlindungan adalah segala
upaya pemenuhan hak dan pemberian bantuan untuk memberikan rasa aman kepada
saksi dan/atau korban yang wajib dilaksanakan oleh LPSK atau lembaga lainnya
sesuai dengan ketentuan undang-undang ini”.
Pengertian perlindungan menurut Peraturan Pemerintah nomor 2 tahun 2002
tentang Tatacara Perlindungan Korban dan Saksi dalam Pelanggaran Hak Asasi
Manusia yang Berat :
“Suatu bentuk pelayanan yang wajib dilaksanakan oleh aparat penegak hukum
atau aparat keamanan untuk memberikan rasa aman baik fisik maupun mental,
kepada korban dan saksi, dari ancaman, gangguan, teror, dan kekerasan dari pihak
manapun, yang diberikan pada tahap penyelidikan, penyidikan, penuntutan, dan/atau
pemeriksaan di sidang pengadilan.”
Ketentuan pasal 1 angka 4 Undang-Undang nomor 23 tahun 2004 tentang
Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga menyebutkan :
“Perlindungan
adalah segala upaya yang ditujukan untuk memberikan rasa aman kepada korban
yang dilakukan oleh pihak keluarga, advokat, lembaga sosial, kepolisisan, kejaksaan,
pengadilan, atau pihak lainnya baik sementara maupun berdasarkan penetapan
pengadilan.”
36
Berikut merupakan pengertian dari hukum dari beberapa ahli :65
a. S.M. Amin
Hukum adalah kumpulan peraturan-peraturan yang terdiri dari norma dan
sanksi-sanksi yang bertujuan untuk mengadakan ketatatertiban dalam pergaulan
manusia, sehingga keamanan dan ketertiban terpelihara.
b. J.C.T. Simorangkir dan Woerjono Sastropranoto
Hukum merupakan peraturan-peraturan yang bersifat memaksa, yang
menentukan tingkah laku manusia dalam lingkungan masyarakat yang dibuat oleh
badan-badan resmi yang berwajib, pelanggaran mana terhadap peraturanperaturan tadi berakibatkan diambilnya tindakan, yaitu dengan hukuman tertentu.
c. M.H. Tirtaamidjaja
Hukum ialah aturan atau norma yang harus diturut dalam tingkah laku
tindakan-tindakan dalam pergaulan hidup dengan ancaman mesti mengganti
kerugian jika melanggar aturan-aturan itu, akan membahayakan diri sendiri atau
harta, umpamanya orang akan kehilangan kemrdekaannya, didenda, dan
sebagainya.
d. Shidarta
Hukum adalah kumpulan peraturan-peraturan atau kaidah-kaidah dalam
suatu kehidupan bersama, keseluruhan peraturan tentang tingkah laku yang
65
C.S.T. Kansil, 2002, Pengantar Ilmu Hukum, Balai Pustaka, Jakarta, h. 8
37
berlaku dalam suatu kehidupan bersama, yang dapat dipaksakan pelaksanaanya
dengan suatu sanksi.66
Perlindungan hukum adalah suatu perlindungan yang diberikan terhadap
subyek hukum dalam bentuk perangkat hukum baik bersifat preventif maupun
bersifat represif, baik tertulis maupun tidak tertulis.67 Perlindungan hukum
merupakan suatu konsep hukum yang memenuhi suatu keadilan, kepastian,
kemanfaatan, dan kedamaian.
Philipus M. Hadjon menganalisis perlindungan hukum bagi rakyat di
Indonesia, yaitu :“Bahwa ada dua macam perlindungan hukum bagi rakyat, yaitu
perlindungan hukum yang preventif dan perlindungan hukum yang represif”.68
Pendapat dari Philipus
M. Hadjon ini
memudahkan untuk
menganalisis
perliundungan hukum. Dalam perlindungan hukum syaratnya minimal ada dua pihak
dimana perlindungan hukum berfokus pada salah satu pihak dengan tindakantindakannya berhadapan dengan rakyat yang dikenai tindakan-tindakan pemerintah
tersebut. Segala sarana diantaranya peraturan perundang-undangan, yang memberi
fasilitas pengajuan berbagai keberatan oleh rakyat sebelum keputusan pemerintah
mendapat bentuk definitif, merupakan perlindungan hukum preventif. Sedangkan
66
Shidarta, 2006, Moralitas Profesi Hukum Suatu Tawaran Kerangka Berfikir, PT Revika
Aditama, Bandung, h. 79-80.
67
68
www.artikata.com/artiperlindunganhukum.html diakses pada tanggal 2 Mei 2015.
Philipus M. Hadjon, 2007, Perlindungan Hukum bagi Rakyat Indonesia, Percetakan M2
Print, Surabaya, h. 2
38
perlindungan hukum represif adalah penanganan perlindungan hukum bagi rakyat
oleh pengadilan.69
Konsep yang dikemukakan oleh Philipus M. Hadjon tentang perlindungan
hukum70 sangat relevan apabila digunakan dalam mengkaji perlindungan hukum bagi
Indonesia karena Indonesia belum memiliki aturan mengenai penyadapan seperti
Australia. Indonesia harus memiliki perlindungan hukum, baik secara preventif
maupun represif. Perlindungan hukum preventif dimaksudkan bahwa bangsa
Indonesia dijamin kepastian dan perlindungan hukumnya terhadap tindakan
penyadapan, seperti adanya aturan yang khusus mengatur mengenai penyadapan.
Sedangkan perlindungan hukum represif yaitu dikaji kembali mengenai perjanjian
internasional yang telah dibuat oleh kedua negara agar terciptanya kepastian hukum
apabila terjadi tindakan penyadapan.
2.5. Kronologi Indikasi Penyadapan yang dilakukan oleh Australia terhadap
Indonesia
Defence Signals Directorate (DSD) merupakan badan intelijen Australia yang
yang berganti nama menjadi Australian Signals Directorate (ASD) pada tahun 2013.
DSD sengaja datang ke Indonesia yang pada waktu itu menjadi tuan rumah dalam
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perubahan Iklim Persekutuan Bangsa-Bangsa.
KTT ini berlangsung di Nusa Dua, Bali pada tahun 2007 dan dihadiri oleh banyak
69
Ibid, h. 2-4
70
Philipus M. Hadjon, Loc.cit.
39
utusan dari berbagai negara. DSD memiliki beberapa misi khusus selama mengikuti
KTT ini, salah satu misi khususnya adalah mencari tahu dan mengumpulkan nomornomor telepon yang dipakai pejabat untuk berkomunikasi khususnya para pejabat
tinggi dalam bidang pertahanan dan keamanan Indonesia.71
DSD tidak bekerja sendiri dalam menjalankan misi tersebut, melainkan
bekerja sama dengan Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat yakni National
Security Agency (NSA). Pada KTT di Bali, DSD bekerja sama dengan NSA untuk
memudahkan dalam memperoleh informasi target yang menjadi incaran mereka yang
mengikuti KTT di Bali. Apabila mereka sudah mendapatkan seluruh informasi
mengenai target yang mereka telah incar, mereka meng-input data tersebut dalam tim
mereka agar informasi tersebut dapat dipilah dan memonitor komunikasi yang telah
mereka dapatkan. DSD dan NSA memakai seseorang yang ahli berbahasa Indonesia
sebagai penerjemah informasi yang telah mereka miliki. Selain itu orang ini juga
bertugas dalam mengumpulkan data-data yang akurat tentang struktur jaringan dalam
keadaan darurat.
Dalam misi khusus ini DSD mengorbankan waktu, staf, dan sumber daya
lainnya. Namun hasil yang didapat dalam misi ini jauh dari target yang ingin dicapai
oleh DSD. Dalam KTT di Bali ini DSD hanya mendapatkan nomor handphone dari
71
Liputan 6 News, Australia – AS Kerja Sama Sadap Indoneia saat KTT Bali 2007?, URL:
http://news.liputan6.com/read/736810/australia-as-kerja-sama-sadap-indonesia-saat-ktt-bali-2007
diakses pada tanggal 1 Mei 2015.
40
Kepala Polisi Daerah Bali (Kalpolda Bali)72 yang pada saat itu dijabat oleh Irjen Pol.
Paulus Purwoko. Pekerjaan DSD tidak berhenti sampai disana, DSD berusaha untuk
menyadap targetnya secara intensif dan sistematis. Mereka membangun jaringan
penyadapan di Indonesia, tepatnya dalam gedung Kedutaan Besar Australia yang
berada di Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan73 DSD berhasil mendapatkan
banyak informasi terkait dengan politik, ekonomi, dan intelijen. Selain Kedutaan
Besar Australia di Jakarta, DSD juga membuat jaringan penyadapannya di Konsulat
Jendral Australia yang berada di Jalan Tantular No. 32, Denpasar, Bali. Hal ini
dilakukan DSD dalam mengumpulkan informasi terkait dengan data intelijen.
Fasilitas yang mereka gunakan dalam penyadapan seperti antena, biasanya diletakkan
secara tersembunyi dan kerap juga disembunyikan di dalam miniatur bangunan atau
di atap gedung pemeliharaan di beberapa kantor kedutaan.
Selain dalam KTT di Bali, DSD juga diduga menyadap Susilo Bambang
Yudhoyono (SBY) yang pada saat itu masih menjadi Presiden Republik Indonesia
pada tahun 2009. SBY bersama dengan delegasi Indonesia hendak melakukan
kunjungan ke London untuk menghadiri acara G-20.74 DSD juga diduga menyadap 9
jajaran petinggi negara, termasuk Boediono yang pada saat itu masih menjadi Wakil
72
The Guardian, NSA: Australia and US used Climate Change Conference to Spy on
Indonesia, URL : http://www.theguardian.com/world/2013/nov/02/nsa-australia-bali-conference-spyindonesia diakses pada tanggal 1 Mei 2015.
73
74
Liputan 6 News, Australia – AS Kerja Sama Sadap Indoneia saat KTT Bali 2007?, Loc.cit
Detiknews, Eks Intelijen CIA Edward Snowden, di Tengah Kasus Penyadapan SBY, URL :
http://news.detik.com/read/2013/08/01/042511/2320717/10/eks-intelijen-cia-edward-snowden-ditengah-kasus-penyadapan-sby diakses pada tanggal 1 Mei 2015.
41
Presiden Indonesia dan Mantan Wakil Presiden Indonesia, Jusuf Kalla juga menjadi
target penyadapan.75
Penyadapan yang dilakukan DSD pada tahun 2009 melacak seluruh kegiatan
SBY melalui telepon genggamnya, Nokia, selama 15 hari pada bulan Agustus 2009.
Hal ini dilakukan untuk mengikuti peluncuran teknologi 3G di Indonesia dan seluruh
Asia Tenggara. Sejumlah opsi penyadapan didaftarkan dan sebuah rekomendasi
dibuat untuk memilih salah satu dari para petinggi dan menerapkannya ke sebuah
target. Target yang dimaksud adalah para pemimpin Indonesia. Dalam penyadapan
ini terdapat dugaan bahwa DSD memata-matai Call Data Records (CDR) atau daftar
rekaman panggilan. Alat ini dapat mengetahui siapa yang menelepon dan yang
ditelepon dalam ponsel yang disadap namun tidak dapat mengetahui isi dari
pembicaraan.76
Edward Snowden yang adalah mantan kontraktor yang bekerja di National
Security Agency (NSA), membocorkan semua informasi ini. Snowden dikenal sebagai
orang yang sering membocorkan rahasia dari intelijen Amerika Serikat (AS). Ia
menyebut AS melakukan penyadapan telepon dan memonitor jaringan komunikasi
dan fasilitas pengawasan elektronik di Kedutaan Besar AS dan konsulat di seluruh
Asia Timur dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia.77
75
Liputan 6 News, Snowden: Ponsel SBY Disadap Australia, URL :
http://news.liputan6.com/read/748895/snowden-ponsel-sby-disadap-australia diakses pada tanggal 2
Mei 2015.
76
Ibid
77
Liputan 6 News, Australia – AS Kerja Sama Sadap Indoneia saat KTT Bali 2007?, Loc.cit
42
Menurut dokumen yang dibocorkan Snowden, Australia mempunyai pos-pos
diplomatik dan keberadaan pos-pos ini sudah menyebar sangat luas di Asia. Pos-pos
diplomatik milik Australia ini mempunyai fasilitas untuk mencegat lalu lintas data
informasi tentang pertahanan dan keamanan negara. Panggilan telepon dari pejabatpejabat penting di negara kawasan Asia tersebut kemudian diintervensi melalui pospos diplomatik ini.
Diplomat Australia yang sedang bekerja di Kedutaan Australia tidak
mengetahui adanya kegiatan pengintaian melalui pos-pos diplomatik ini dilakukan.
DSD melalui kedutaan-kedutaan Australia yang berada di kawasan Asia seperti
Jakarta, Kuala Lumpur, Bangkok, Hanoi, Beijing, Dili, dan Port Moresby
mengumpulkan data-data intelijen yang mereka perlukan. Jadi dapat disimpulkan
bahwa Australia sudah mempunyai daftar negara sasaran untuk disadap, yaitu
Indonesia, Malaysia, Thailand, Vietnam, Cina, Timor Leste, dan Papua Nugini.
Laporan yang ditulis oleh Snowden mengenai aksi penyadapan Australia itu
adalah bagian dokumen yang membicarakan mengenai adanya misi spionase, yang
dinamakan Lima Mata (5 eyes club), yang disponsori oleh Amerika Serikat, dan
beranggotakan : Australia, Kanada, Inggris, Amerika Serikat dan New Zealand.
Spionase adalah:
“the practice of using spies to collect information about what
another government or company is doing or plans to do”78 Kelima negara tersebut
saling berbagi informasi mengenai data intelijen berdasarkan Australian Secret
78
Bryan A. Garner, Black’s Law Dictionary Ninth Edition
43
Intelligent Service dari Kedutaan Besar Australia di Jakarta dengan tujuan
mendapatkan dan mengumpulkan data intelijen Indonesia.
Dalam dokumen tersebut, Snowden juga menyebutkan bahwa fasilitas yang
mereka gunakan dalam penyadapan seperti antena, biasanya diletakkan secara
tersembunyi dan kerap juga disembunyikan di dalam miniatur bangunan atau di atap
gedung pemeliharaan di beberapa kantor kedutaan.
International Business Times Australia mengutip terdapat 2 faktor penyebab
Australia menjadikan Jakarta sebagai pusat aksi spionase di Indonesia. Faktor
pertama, pertumbuhan jaringan telepon seluler yang pesat di Indonesia dan Jakarta
khususnya. Kedua, elite politik di Jakarta dianggap amat “cerewet”. Mantan perwira
DSD mengatakan “Jaringan seluler merupakan anugerah besar, dan elite Jakarta
adalah kelompok yang suka berbicara. Mereka bahkan tetap mengoceh meski merasa
agen intelijen Indonesia sendiri menyadap mereka,”.79 Salah satu data yang
diperlukan Australia melalui penyadapan di Indonesia yaitu data intelijen yang
diantaranya terorisme dan perdagangan manusia. Terorisme di Indonesia dan para
imigran gelap seringkali datang ke Australia melalui jalur laut Indonesia yang
kemudian diperjual belikan di Australia.
Didasarkan hal tersebut, Indonesia telah menanyakan isu penyadapan tersebut
kepada perwakilan negara Australia, namun jawaban mereka tidak menghasilkan
79
Vivanews,
Spionase
Kangguru
di
Tanah
Garuda,
URL
:
http://sorot.news.viva.co.id/news/read/457214-spionase-kanguru-di-tanah-garuda diakses pada tanggal
2 Mei 2015.
44
apapun bahkan mereka tidak dapat menyangkal atau mengkonfirmasi isu tersebut.
Perdana Menteri Australia Tony Abbott mengatakan bahwa semua pemerintah
mengetahui bahwa tiap pemerintah mengumpulkan informasi dan pemerintah
Australia tidak pernah berkomentar mengenai masalah-masalah intelijen secara
spesifik.80 Hal inilah yang menyebabkan Indonesia tidak dapat menyembunyikan
kegeramannya terhadap Australia.
Selain itu pernyataan dari Perdana Menteri Australia, Tony Abbott yang
mengatakan bahwa setiap badan dan agen intelijen yang bekerja untuk Australia
selalu melaksanakan tugasnya sesuai dengan hukum yang berlaku. Ia tidak dapat
memberi kejelasan mengenai isu penyadapan ini. Pihak Australia tetap tidak mau
memberi penjelasan mengenai isu penyadapan. Hal ini diketahui setelah Dubes
Australia untuk RI yang bernama Greg Moriaty juga tidak dapat memberi tanggapan
atas pemanggilan dirinya oleh Kementrian Luar Negeri RI terkait spionase yang
dilakukan Australia. Ia hanya mengatakan bahwa pihak Australia hanya mengikuti
perkembangan berita di Indonesia.81
Australia sedikit terusik dengan adanya ancaman dari Kementrian Luar Negeri
Indonesia yang akan mengakhiri hubungan kerjasama di bidang penangkalan
terorisme dan perdagangan manusia dengan Australia yang selama ini sudah berjalan
dengan baik. Moriarty mengatakan hubungan kerjasama yang terjalin antara Australia
80
ABC News, Australia spied on Indonesian President Susilo Bambang Yudhoyono, Leaked
Edward Snowden Documents Reveal, URL : http://www.abc.net.au/news/2013-11-18/australia-spiedon-indonesian-president-leaked-documents-reveal/5098860 diakses pada tanggal 2 Mei 2015.
81
Vivanews, Spionase Kangguru di Tanah Garuda, Loc.cit
45
dengan Indonesia selama ini sangat erat. Australia sangat menghormati hubungan
kemitraan yang sudah lama terjalin diantara keduanya dan hubungan kerjasama
bilateral ini memberikan efek yang sangat baik untuk kedua negara. Pemerintah
Australia berharap kerjasama lainnya terutama dalam bidang penanggulangan
terorisme dan perdagangan manusia dapat dikembangkan.82
Menteri pertahanan Australia yang bernama David Johnston datang ke
Indonesia untuk menghadiri pertemuan dengan Menteri Pertahanan RI pada tanggal 7
November 2013. Australia menanggapi berbagai bentuk tanggapan yang telah
menyebar di Indonesia yang telah menyudutkan Australia, karena itu Johnston yang
diutus oleh Australia untuk datang ke Indonesia. Menteri Pertahanan RI, Purnomo
Yusgiantoro mengatakan bahwa kasus penyadapan akan dilimpahkan kepada masingmasing Kementrian Luar Negeri antar dua negara dan hal ini telah disepakati oleh
Purnomo dan Johnston. Alasan pelimpahan kasus penyadapan kepada Kementerian
Luar Negeri Australia dan Indonesia. Selain itu kasus penyadapan juga masuk ke
dalam ranah politik luar negeri dari Australia dan Indonesia.83
82
Ibid
83
Ibid
Download